Taman Sari Sebagai Daya Tarik Wisata Di Yogyakarta
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Domestic Case Study 2018 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta Taman Sari sebagai Daya Tarik Wisata di Yogyakarta Rohmiani 1702731 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta Abstract : Makalah ini merupakan hasil laporan Domestic Case Study untuk syarat publikasi ilmiah di Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta dengan judul Taman Sari Sebagai Daya Tarik Wisata Di Yogyakarta. 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam kekayaan wisata yang patut dibanggakan dikancah dunia [1]. Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan baik dari segi keindahannya maupun adat istiadat yang ada di daerah tersebut sehingga menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya [2]. Pariwisata merupakan sektor yang ikut berperan penting dalam usaha peningkatan pendapatan. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan sektor yang dianggap menguntungkan dan sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu aset yang di gunakan sebagai sumber yang menghasilkan bagi Bangsa dan Negara [3,4]. Penulis yang sedang menjalankan studi pariwisata kini tengah melakukan observasi destinasi diKota Yogyakarta. Selain itu mahasiswa telah dibekali materi dalam seminar yang dilakukan oleh Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo yang bertempat di Bumi Perkemahan Kaliurang dengan tema Responsible Tourism. Oleh sebab itu, penulis akan mengambil destinasi Tamansari yang berada di Yogyakarta. Yogyakarta adalah wilayah yang memiliki keindahan maupun adat istiadat yang dapat kita nikmati salah satunya. Kota Yogyakarta adalah provinsi yang terletak bagian selatan pulau Jawa ini merupakan salah satu daerah tujuan wisata favorit yang ada di Indonesia [5]. Hal ini dikarenakan Yogyakarta banyak obyek wisata yang sangat menarik. Di Utara Yogyakarta, terdapat Gunung Merapi. Di Selatan Yogyakata terdapat pantai pantai yang Indah. Serta di tengah Yogyakarta terdapat Keraton, yang merupakan obyek wisata budaya yang sangat menarik. Yogyakarta adalah salah satu kota wisata di Indonesia yang memiliki beraneka ragam keunikan dan adat istiadat [6]. Salah satu adat istiadat yang menunjukkan ciri khas Yogyakarta adalah Kraton Ngayogyakarta yang menjadi pusat wisata di Yogyakarta. Pariwisata adalah segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan [7]. Kraton Ngayogyakarta adalah salah satu destinasi pariwisata yang memiliki daya Tarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Destinasi tersebut memiliki sejarah yang saling berhubungan dengan tempat wisata lainnya yang juga memiliki nilai-nilai sejarah. Salah satu tempat wisata bersejarah yang memiliki hubungan dengan Kraton Ngayogyakarta adalah wisata Tamansari. Wisata Tamansari tersebut terletak tidak jauh dari Kraton Ngayogyakarta. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 Tentang kepariwisataan, Daya Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan [8]. Tamansari memiliki daya tarik untuk dikunjungi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Daya tarik Tamansari terletak pada objek Water Castle dan sejarah bangunan Tamansari. Di sekitar objek wisata Tamansari juga memiliki daya tarik tersendiri untuk wisatawan melalui produk batik. Produk batik tersebut adalah produk yang dikembangkan oleh masyarakat sekitar untuk menarik wisatawan. Wisatawan dapat menikmati hasil produk batik 1 dari masyarakat sekitar dengan melihat ataupun membeli produk di area wisata Tamansari. Selain itu, masyarakat sekitar juga bekerja sama dengan obek wisata Tamansari melalui penyediaan jasa yaitu sebagai guide. Masyarakat sekitar yang menjadi guide tentunya mengetahui sejarah dari wisata Tamansari tersebut. Dengan adanya kerjasama tersebut, para guide dan pihak wisata Tamansari sama-sama mendapatkan keuntungan. Keuntungan dari guide sendiri adalah mendapatkan pendapatan. Sedangkan keuntungan dari pihak wisata Tamansari adalah sebagai sarana memperkenalkan wisata Tamansari kepada para wisatawan. Wisatawan mendapatkan banyak informasi sejarah dari para guide yang juga asli dari masyarakat sekitar. Bila dibandingkan dengan objek wisata budaya lainnya di Yogyakarta, Taman Sari tergolong unik karena sebenarnya merupakan bangunan berupa istana air yang terapung, dan digunakan sebagai pesanggrahan atau tempat singgah Sri Sultan Hamengku Buwono. Oleh sebab itu karena keunikannya, penulis berminat untuk mengetahui lebih dalam mengenai Tamansari ini. A. Progam Seminar Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta menyelenggarakan seminar dengan judul “Responsible Tourism” pada hari Sabtu tanggal 13 Januari 2018 di Bumi perkemahan Kaliurang dengan tiga pembicara yaitu Prof. Dr. Azril Azahari Phd, Prof. Dr. Baiquni MA, dan AKBP Sinungwati SH.,M.I.P [9]. Perkembangan dunia pariwisata telah memberikan warna baru dengan bergesernya paradigma dari mass tourism atau manusia menguasai alam menjadi selaras dengan alam. Karena berkembangnya pariwisata saat ini maka menjaga keasrian lingkungan pariwisata perlu diperhatikan dengan seksama, agar membawa dampak positif bagi pariwisata dan menarik bagi wisatawan. Tak hanya itu, pengelola industri pariwisata juga harus memberikan inovasi sehingga mampu meyakinkan para wisatawan untuk datang kembali ke tempat wisata tersebut. Peran masyarakat sekitar juga penting demi kemajuan objek wisata tersebut, apabila masyarakat ikut berkecimpung dalam pengelolaan tersebut, masyarakat akan terbantu perekonomiannya [10]. B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan Jurnal Domestic Case Study sebagai berikut : 1. Untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar sarjana Pariwisata jurusan Hospitality di Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta 2. Menambah Pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan kepariwisataan yaitu destinasi wisata yang berada di Indonesia khususnya tempat wisata yang berada di daerah Jogjakarta. 3. Mengetahui daya Tarik tempat wisata yang ada di Indonesia khususnya di taman sari. C. Manfaat Penulisan Manfaat yang didapat dari penulisan jurnal Domestic Case Study sebagai berikut: 1. Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas. 2. Mengetahui Obyek wisata secara langsung dan mengetahui apa daya Tarik dari tempat wisata yang kita kunjungi. 3. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menambah wawasan tentang daya tarik dan pesona wisata Tamansari. D. Cara Memperoleh Informasi Dalam penulisan jurnal ini Penulis menggunakan beberapa cara memperoleh informasi sebagai berikut : 1. Mengikuti Seminar Alam yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta tentang Responsible tourism di Bumi Perkemahan Kaliurang. 2. Penulis melakukan observasi di Tamansari Yogyakarta 3. Mencari data melalui buku-buku yang berkaitan dengan Tamansari E. Batasan masalah 2 Berdasarkan latar belakang permasalahan maka penelitian ini memfokuskan pada pembahasan mengenai situs wisata air tamansari sebagai daya tarik di Yogyakarta. F. Lokasi dan Jadwal Seminar Hari dan tanggal : Sabtu, 13 Januari 2018 Pukul : 09.00 – 14.00 Tempat : Bumi Perkemahan Karang pramuka Kaliurang Judul seminar : Responsible Tourism (Pariwisata berbasis Lingkungan ) Pembicara : Prof. Dr. Azril Azahari Phd Prof. Dr. Baiquni MA AKBP Sinungwati SH.,M.I.P 2. PEMBAHASAN A. Sejarah Tamansari Taman Sari merupakan salah satu situs peninggalan di Indonesia yang memiliki nilai budaya Jawa yang kental dan menceminkan kekuasaan raja pada masanya, bangunan yang berada tepat di barat daya Keraton Yogyakarta Hadiningrat ini di bangun pada Tahun 1684 yang di awali pembangunan Gapuro Agung (Pintu Depan/Gerbang Depan) sampai Gerbang Kenari (Pintu Belakang) pembangunan di lakukan selama 7 tahun di tahun Masehi 1758. Bangunan Taman Sari ini menerapkan 4 unsur budaya yaitu budaya Cina, budaya Budha, budaya Hindu, budaya Islam.Luas keseluruhan area Taman Sari yaitu 13 hektar yang terbagi menjadi 5hektar bangunan dan 8 hektar yang dulunya adalah lautan buatan. Berdirinya Taman Sari tidak lepas dari hubungan dengan kesultanan Yogyakarta. Taman Sari di bangun pada masa pemerintahan Bendoro Radenmas Sujono yang merupakan raja pertama dari keraton Yogyakarta Hadiningrat atau biasa di kenal dengan Sri Sultan Hamengkubowono I, merupakan putra Amangkurat IV yaitu raja dari Kasunan Kartasura yang lahir dari selir bernama Mas Ayu Tejawati. Pembangunan Taman Sari selesai pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono II. Semasa pemerintahan Panembahan Senapati ing Ngalaga beliau pernah memerintahkan untuk dibuat suatu permandian di suatu umbul (mata air) yaitu di Pacethokan. Umbul tersebut memiliki mata air yang besar dan jernih. Pemandian Pacethokan menjadi Pesanggrahan Taman Sari. Dapat dikatakan bahwa dahulu daerah tersebut merupakan daerah yang subur, tentram dan makmur, sesuai dengan keberadaan mata air yang melambangkan kehidupan. Pesanggrahan Taman Sari dapat diartikan sebagai suatu tempat yang dibangun untuk bercengkrama dan rekreasi. Hal tersebut dapat dilihat dari perwujudan bangunan lorong-lorong dengan taman taman bunga, kolam permandian yang sangat lebar dan tidak terlalu dalam, dihiasi dengan aneka bunga pohon di sekelilingnya. Namun bila diperhatikan lebih jauh, bangunan Taman Sari tidak hanya untuk bersenang-senang semata. Dilihat dari adanya ‘urung-urung’ atau jalan bawah tanah yang dibangun cukup banyak, juga bangunan pulo cemethi yang berfungsi tempat peninjauan bila ada musuh datang. Sri Sultan berkenan tinggal di Pesanggrehan Taman Sari 2-3 bulan lamanya. Setelah itu beliau kembali ke Keraton, kemudian kembali lagi ke Taman