Be Bal Erkal Lai Ar La Ar Keolo Rkeo Ogi M Ologi Medan I
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Vol. XIII No. 25, MARET 2010 164/Akred-LIPI/P2MBI/07/2009 ISSN 1410 - 3974 BE RKAL A AR KEO LOGI KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA BALAI ARKEOLOGI MEDAN Vol. XIII No. 25, MARET 2010 164/Akred-LIPI/P2MBI/07/2009 ISSN 1410 - 3974 BERKALA ARKEOLOGI Dewan Redaksi Penyunting Utama : Lucas Partanda Koestoro, DEA Penyunting Penyelia : Rita Margaretha Setianingsih, M. Hum Penyunting Tamu : Fitriaty Harahap, M. Hum Dra. Sri Hartini, M. Hum Penyunting Pelaksana : Drs. Ketut Wiradnyana, M.Si Dra. Nenggih Susilowati Ery Soedewo, S.S., M.Hum. Dra. Suriatanti Supriyadi Alamat Redaksi : Balai Arkeologi Medan Jl. Seroja Raya Gg. Arkeologi Medan Tuntungan, Medan 20134 Telp. (061) 8224363, 8224365 E-mail : [email protected] www.balai-arkeologi-medan.web.id Penerbitan Berkala Arkeologi “SANGKHAKALA” bertujuan memajukan kegiatan penelitian arkeologi maupun ilmu terkait, terutama di Nanggroe Aceh Darussalam, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara, serta menyebar-luaskan hasil-hasilnya sehingga dapat dinikmati oleh kalangan ilmuwan khususnya dan masyarakat luas umumnya. Redaksi menerima sumbangan artikel dalam bahasa Indonesia maupun asing yang dianggap berguna bagi perkembangan ilmu arkeologi, maksimal 15 halaman A4 dengan jenis huruf Arial ukuran 11 dan spasi 1,5. Naskah yang dimuat tidak harus sejalan dengan pendapat redaksi. Redaksi berhak menyunting sejauh tidak merubah isi. Berkala Arkeologi ini diterbitkan 2 kali dalam satu tahun. Gambar sampul : Tugu Perjanjian di Bagansiapiapi yang bertuliskan "nan wu a mi to hut" dan berisikan tentang wujud perjanjian perdamaian yang terjadi antara roh jahat dengan bhiksu yang didatangkan dari Tiongkok agar roh jahat yang pernah bergentayangan dan mengganggu penduduk setempat tidak mengganggu lagi.(Dokomenasi Balai Arkeologi Medan, 2009) Vol. XIII No. 25, MARET 2010 164/Akred-LIPI/P2MBI/07/2009 ISSN 1410 - 3974 BERKALA ARKEOLOGI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i Andri Restiyadi Catatan tentang gaya seni relief di Candi Simangambat, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara 1 Churmatin Nasoichah Uang kebon: mata uang lokal perkebunan di Tanah Deli 13 Defri Elias Simatupang Visualisasi kubur sekunder komunal di Pulau Samosir (Pendekatan komunikasi visual dalam usaha meningkatkan kunjungan wisata) 22 Eka Asih Putrina Taim Simangambat, candi Hindu di Sumatera Utara 32 Eny Christyawaty Teknik tatap-landas di Sentang, Tanjung Tiram, Batubara, Sumatera Utara (teknik pembuatan tembikar tradisi neolitik) 42 Ery Soedewo Peran transportasi dalam perkembangan peradaban Indonesia kuno 53 H. Gunadi Kasnowihardjo Permukiman di lingkungan danau, catatan atas hasil penelitian situs-situs ranu di Jawa Timur 65 Jufrida Ragam kuliner masyarakat Medan, gambaran sejarah masuknya bangsa asing di Kota Medan 73 Ketut Wiradnyana Fungsi magis alat reproduksi manusia dalam konsep Binary Opposition dan simbol 80 Mohamad Hanif B. Hj. Md.Noor Kajian arkeologi kota kulit kerang Pengkalan Bharu, Perak, Malaysia 93 Muh. Fadhlan S. Intan, Sumberdaya alam dan pemanfaatannya di Situs Biaro Sipamutung, Padang Lawas Utara, Sumatera Utara (kajian laboratoris) 99 Nenggih Susilowati Patung manusia pada kubur kuna etnis Batak, sisa-sisa budaya megalit dan tradisinya di Sumatera Utara 108 Repelita Wahyu Oetomo Arti strategis Pulau Penyengat sebagai pulau pertahanan 125 Stanov Purnawibowo Jejak perdagangan bebas Cina di Situs Kota Cina dan Pulau Kompei 133 Taufiqurrahman Setiawan Bentuk adaptasi lingkungan pada permukiman tradisional di Danau Toba 145 KATA PENGANTAR Berkala Arkeologi “Sangkhakala” Volume XIII Nomor 25 menyajikan 15 artikel dengan beragam topik bahasan. Keragaman tema yang diulas dalam artikel kali ini dapat dilihat dari keduabelas naskah yang dimuat, antara lain tentang masalah lingkungan situs dan kawasan situs, teknologi, religi, seni, dan arkeologi publik. Sangkhakala edisi kali ini dibuka dengan satu artikel yang ditulis oleh Andri Restiyadi yang membahas tentang gaya seni relief di Candi Simangambat, Kabupaten Mandailing Natal yang menggambarkan adanya pengaruh luar atas karya seni relief. Artikel kedua membahas tentang jenis mata uang sebagai alat tukar, yang khusus dikeluarkan dan digunakan di wilayah perkebunan di tanah Deli, Sumatera timur yang ditulis oleh Churmatin Nasoichah. Artikel selanjutnya ditulis oleh Defri Simatupang yang mengulas tentang aplikasi teori komunikasi dalam kajian arkeologi publik sebagai upaya meningkatkan kunjungan wisata. Penulis berikutnya Eka Asih Putrina Taim membahas tentang berbagai temuan di Candi Simangambat yang mengindikasikan sebagai candi Hindu. Kemudian Eny Christyawaty menulis tentang tembikar di Sentang dengan teknologi tatap landas yang dikenal sebagai salah satu teknologi neolitik. Ery Soedewo menulis artikel yang membahas tentang sistem transportasi pada peradaban Indonesia kuno. Artikel ketujuh ditulis oleh Muh. Fadhlan S. Intan yang membahas tentang pemanfaatan sumberdaya alam di kawasan Padang Lawas sebagai bahan pembuatan bangunan candi di kawasan itu. Selanjutnya H. Gunadi Kasnowihardjo menulis tentang permukiman di lingkungan danau pada situs-situs ranu di Jawa Timur. Sementara Mohamad Hanif B. Hj. Md.Noor membahas tentang salah satu situs kota pelabuhan di Perak, Malaysia yang awal pendiriannya berkaitan dengan salah satu kerajaan di Nusantara, yaitu Samudera Pasai. Artikel berikutnya ditulis oleh Jufrida yang membahas tentang ragam kuliner sebagai gambaran sejarah masuknya bangsa asing di Kota Medan. Berikutnya Ketut Wiradnyana menulis tentang fungsi magis alat reproduksi manusia dalam konsep binary opposition maupun sebagai simbol. Adapun Nenggih Susilowati kali ini membahas tentang patung manusia pada kubur kuna etnis Batak sebagai bentuk kearifan lokal dalam mempertahankan unsur-unsur asli masyarakat Batak. Sedangkan Repelita Wahyu Oetomo membahas tentang Pulau Penyengat, Kepulauan Riau yang memiliki nilai strategis sebagai pertahanan. Artikel selanjutnya membahas tentang Kota Cina dan Pulau Kompei sebagai situs dengan berbagai temuan yang menggambarkan adanya perdagangan bebas dengan Cina, diuraikan oleh Stanov Purnawibowo. Berikutnya adalah satu artikel yang membahas tentang permukiman tradisional Batak sebagai hasil dari i proses adaptasi masyarakat Batak Toba terhadap lingkungannya, diuraikan oleh Taufiqurrahman Setiawan. Terimakasih diucapkan kepada Prof. DR. Bungaran Antonius Simanjuntak dan Drs. Bambang Budi Utomo (Peneliti Utama) sebagai mitra bestari pada Berkala Arkeologi Sangkhakala. Demikian kata pengantar dari Dewan Redaksi, semoga tulisan-tulisan dalam Berkala Arkeologi Sangkhakala kali ini dapat diterima masyarakat, dan menambah pengetahuan masyarakat tentang kearkeologian. ii BAS NO. 25 / 2010 CATATAN TENTANG GAYA SENI RELIEF DI CANDI SIMANGAMBAT, KABUPATEN MANDAILING NATAL, PROVINSI SUMATERA UTARA Andri Restiyadi Balai Arkeologi Medan Abstract Relief art style that can be interpreted as a redundancy to a certain style, at certain times and places can be used as an indication for the presence of outside influences that affect a work relief. In addition, by comparing the art style can be a relative dating to the building of the temple, in this case is a temple in Simangambat, North Sumatera. Kata kunci: relief, Candi Simangambat, gaya seni relief, naturalis, Klasik Tua 1. Pendahuluan Secara umum artefak, baik yang berupa gerabah, keramik, arca, genta, candi, kapak batu, manik-manik, dan lain sebagainya, dapat dipandang sebagai sebuah karya seni. Hal ini mengingat bahwa pengertian seni itu sendiri sangat luas, terlepas dari pengkategorian antara seni murni dan seni terapan. Selain ekspresi subyek kreator, dalam hal ini seniman, di dalam sebuah karya seni juga mengandung gaya seni. Gaya seni dapat dimaknai sebagai pengulangan-pengulangan dalam menerapkan teknik, cara pembentukan, penggunaan bahan, dan penyajian karya seni oleh seniman/ kelompok seniman pada rentang waktu dan wilayah geografis tertentu (Sedyawati, 1987: 12). Sebagai akibat dari gagasan tersebut muncul terminologi seperti candi periode Jawa Tengah, candi periode Jawa Timur, arca gaya Singhasari - Majapahit, nisan Batu Aceh, dan lain sebagainya. Salah satu artefak yang merupakan sebuah karya seni yang mengagumkan sampai saat ini adalah bangunan candi. Dalam bangunan candi terdapat beberapa hal untuk membedakan gaya seni candi satu dari yang lain, di antaranya adalah bahan, bentuk, orientasi arah hadap, gaya dan penempatan arca, serta relief. Relief itu sendiri dapat diartikan sebagai pahatan yang difungsikan untuk penghias candi. Oleh karena candi merupakan bangunan pemujaan (Soekmono, 1974), maka hiasan-hiasan berupa pahatan yang terdapat pada candi pada umumnya juga bermuatan religi. Relief selain mengandung muatan religi, di dalamnya juga terdapat unsur gaya seni tersendiri. Dengan demikian, gaya seni relief mempunyai nilai penting dalam rangka mengindentifikasikan bangunan candi secara keseluruhan, dan selanjutnya didudukkan dalam kerangka sejarah umum. Catatan tentang gaya seni relief di Candi Simangambat... (Andri Restiyadi) 1 Seperti diketahui, Kompleks Percandian Padang Lawas di Sumatera Utara merupakan satu kompleks percandian yang telah dikenal sebagai candi yang secara spesifik menunjukkan gaya seni candi-candi di Sumatera. Di sisi lain, tepatnya di Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara, terdapat sebuah bangunan candi yang dikenal dengan nama Candi Simangambat. Beberapa hal yang menarik dari Candi Simangambat berkaitan dengan gaya seni, yang menyebabkannya berbeda dari candi-candi yang terdapat di Sumatera Utara lainnya