Be Bal Erkal Lai Ar La Ar Keolo Rkeo Ogi M Ologi Medan I

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Be Bal Erkal Lai Ar La Ar Keolo Rkeo Ogi M Ologi Medan I Vol. XIII No. 25, MARET 2010 164/Akred-LIPI/P2MBI/07/2009 ISSN 1410 - 3974 BE RKAL A AR KEO LOGI KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA BALAI ARKEOLOGI MEDAN Vol. XIII No. 25, MARET 2010 164/Akred-LIPI/P2MBI/07/2009 ISSN 1410 - 3974 BERKALA ARKEOLOGI Dewan Redaksi Penyunting Utama : Lucas Partanda Koestoro, DEA Penyunting Penyelia : Rita Margaretha Setianingsih, M. Hum Penyunting Tamu : Fitriaty Harahap, M. Hum Dra. Sri Hartini, M. Hum Penyunting Pelaksana : Drs. Ketut Wiradnyana, M.Si Dra. Nenggih Susilowati Ery Soedewo, S.S., M.Hum. Dra. Suriatanti Supriyadi Alamat Redaksi : Balai Arkeologi Medan Jl. Seroja Raya Gg. Arkeologi Medan Tuntungan, Medan 20134 Telp. (061) 8224363, 8224365 E-mail : [email protected] www.balai-arkeologi-medan.web.id Penerbitan Berkala Arkeologi “SANGKHAKALA” bertujuan memajukan kegiatan penelitian arkeologi maupun ilmu terkait, terutama di Nanggroe Aceh Darussalam, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara, serta menyebar-luaskan hasil-hasilnya sehingga dapat dinikmati oleh kalangan ilmuwan khususnya dan masyarakat luas umumnya. Redaksi menerima sumbangan artikel dalam bahasa Indonesia maupun asing yang dianggap berguna bagi perkembangan ilmu arkeologi, maksimal 15 halaman A4 dengan jenis huruf Arial ukuran 11 dan spasi 1,5. Naskah yang dimuat tidak harus sejalan dengan pendapat redaksi. Redaksi berhak menyunting sejauh tidak merubah isi. Berkala Arkeologi ini diterbitkan 2 kali dalam satu tahun. Gambar sampul : Tugu Perjanjian di Bagansiapiapi yang bertuliskan "nan wu a mi to hut" dan berisikan tentang wujud perjanjian perdamaian yang terjadi antara roh jahat dengan bhiksu yang didatangkan dari Tiongkok agar roh jahat yang pernah bergentayangan dan mengganggu penduduk setempat tidak mengganggu lagi.(Dokomenasi Balai Arkeologi Medan, 2009) Vol. XIII No. 25, MARET 2010 164/Akred-LIPI/P2MBI/07/2009 ISSN 1410 - 3974 BERKALA ARKEOLOGI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i Andri Restiyadi Catatan tentang gaya seni relief di Candi Simangambat, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara 1 Churmatin Nasoichah Uang kebon: mata uang lokal perkebunan di Tanah Deli 13 Defri Elias Simatupang Visualisasi kubur sekunder komunal di Pulau Samosir (Pendekatan komunikasi visual dalam usaha meningkatkan kunjungan wisata) 22 Eka Asih Putrina Taim Simangambat, candi Hindu di Sumatera Utara 32 Eny Christyawaty Teknik tatap-landas di Sentang, Tanjung Tiram, Batubara, Sumatera Utara (teknik pembuatan tembikar tradisi neolitik) 42 Ery Soedewo Peran transportasi dalam perkembangan peradaban Indonesia kuno 53 H. Gunadi Kasnowihardjo Permukiman di lingkungan danau, catatan atas hasil penelitian situs-situs ranu di Jawa Timur 65 Jufrida Ragam kuliner masyarakat Medan, gambaran sejarah masuknya bangsa asing di Kota Medan 73 Ketut Wiradnyana Fungsi magis alat reproduksi manusia dalam konsep Binary Opposition dan simbol 80 Mohamad Hanif B. Hj. Md.Noor Kajian arkeologi kota kulit kerang Pengkalan Bharu, Perak, Malaysia 93 Muh. Fadhlan S. Intan, Sumberdaya alam dan pemanfaatannya di Situs Biaro Sipamutung, Padang Lawas Utara, Sumatera Utara (kajian laboratoris) 99 Nenggih Susilowati Patung manusia pada kubur kuna etnis Batak, sisa-sisa budaya megalit dan tradisinya di Sumatera Utara 108 Repelita Wahyu Oetomo Arti strategis Pulau Penyengat sebagai pulau pertahanan 125 Stanov Purnawibowo Jejak perdagangan bebas Cina di Situs Kota Cina dan Pulau Kompei 133 Taufiqurrahman Setiawan Bentuk adaptasi lingkungan pada permukiman tradisional di Danau Toba 145 KATA PENGANTAR Berkala Arkeologi “Sangkhakala” Volume XIII Nomor 25 menyajikan 15 artikel dengan beragam topik bahasan. Keragaman tema yang diulas dalam artikel kali ini dapat dilihat dari keduabelas naskah yang dimuat, antara lain tentang masalah lingkungan situs dan kawasan situs, teknologi, religi, seni, dan arkeologi publik. Sangkhakala edisi kali ini dibuka dengan satu artikel yang ditulis oleh Andri Restiyadi yang membahas tentang gaya seni relief di Candi Simangambat, Kabupaten Mandailing Natal yang menggambarkan adanya pengaruh luar atas karya seni relief. Artikel kedua membahas tentang jenis mata uang sebagai alat tukar, yang khusus dikeluarkan dan digunakan di wilayah perkebunan di tanah Deli, Sumatera timur yang ditulis oleh Churmatin Nasoichah. Artikel selanjutnya ditulis oleh Defri Simatupang yang mengulas tentang aplikasi teori komunikasi dalam kajian arkeologi publik sebagai upaya meningkatkan kunjungan wisata. Penulis berikutnya Eka Asih Putrina Taim membahas tentang berbagai temuan di Candi Simangambat yang mengindikasikan sebagai candi Hindu. Kemudian Eny Christyawaty menulis tentang tembikar di Sentang dengan teknologi tatap landas yang dikenal sebagai salah satu teknologi neolitik. Ery Soedewo menulis artikel yang membahas tentang sistem transportasi pada peradaban Indonesia kuno. Artikel ketujuh ditulis oleh Muh. Fadhlan S. Intan yang membahas tentang pemanfaatan sumberdaya alam di kawasan Padang Lawas sebagai bahan pembuatan bangunan candi di kawasan itu. Selanjutnya H. Gunadi Kasnowihardjo menulis tentang permukiman di lingkungan danau pada situs-situs ranu di Jawa Timur. Sementara Mohamad Hanif B. Hj. Md.Noor membahas tentang salah satu situs kota pelabuhan di Perak, Malaysia yang awal pendiriannya berkaitan dengan salah satu kerajaan di Nusantara, yaitu Samudera Pasai. Artikel berikutnya ditulis oleh Jufrida yang membahas tentang ragam kuliner sebagai gambaran sejarah masuknya bangsa asing di Kota Medan. Berikutnya Ketut Wiradnyana menulis tentang fungsi magis alat reproduksi manusia dalam konsep binary opposition maupun sebagai simbol. Adapun Nenggih Susilowati kali ini membahas tentang patung manusia pada kubur kuna etnis Batak sebagai bentuk kearifan lokal dalam mempertahankan unsur-unsur asli masyarakat Batak. Sedangkan Repelita Wahyu Oetomo membahas tentang Pulau Penyengat, Kepulauan Riau yang memiliki nilai strategis sebagai pertahanan. Artikel selanjutnya membahas tentang Kota Cina dan Pulau Kompei sebagai situs dengan berbagai temuan yang menggambarkan adanya perdagangan bebas dengan Cina, diuraikan oleh Stanov Purnawibowo. Berikutnya adalah satu artikel yang membahas tentang permukiman tradisional Batak sebagai hasil dari i proses adaptasi masyarakat Batak Toba terhadap lingkungannya, diuraikan oleh Taufiqurrahman Setiawan. Terimakasih diucapkan kepada Prof. DR. Bungaran Antonius Simanjuntak dan Drs. Bambang Budi Utomo (Peneliti Utama) sebagai mitra bestari pada Berkala Arkeologi Sangkhakala. Demikian kata pengantar dari Dewan Redaksi, semoga tulisan-tulisan dalam Berkala Arkeologi Sangkhakala kali ini dapat diterima masyarakat, dan menambah pengetahuan masyarakat tentang kearkeologian. ii BAS NO. 25 / 2010 CATATAN TENTANG GAYA SENI RELIEF DI CANDI SIMANGAMBAT, KABUPATEN MANDAILING NATAL, PROVINSI SUMATERA UTARA Andri Restiyadi Balai Arkeologi Medan Abstract Relief art style that can be interpreted as a redundancy to a certain style, at certain times and places can be used as an indication for the presence of outside influences that affect a work relief. In addition, by comparing the art style can be a relative dating to the building of the temple, in this case is a temple in Simangambat, North Sumatera. Kata kunci: relief, Candi Simangambat, gaya seni relief, naturalis, Klasik Tua 1. Pendahuluan Secara umum artefak, baik yang berupa gerabah, keramik, arca, genta, candi, kapak batu, manik-manik, dan lain sebagainya, dapat dipandang sebagai sebuah karya seni. Hal ini mengingat bahwa pengertian seni itu sendiri sangat luas, terlepas dari pengkategorian antara seni murni dan seni terapan. Selain ekspresi subyek kreator, dalam hal ini seniman, di dalam sebuah karya seni juga mengandung gaya seni. Gaya seni dapat dimaknai sebagai pengulangan-pengulangan dalam menerapkan teknik, cara pembentukan, penggunaan bahan, dan penyajian karya seni oleh seniman/ kelompok seniman pada rentang waktu dan wilayah geografis tertentu (Sedyawati, 1987: 12). Sebagai akibat dari gagasan tersebut muncul terminologi seperti candi periode Jawa Tengah, candi periode Jawa Timur, arca gaya Singhasari - Majapahit, nisan Batu Aceh, dan lain sebagainya. Salah satu artefak yang merupakan sebuah karya seni yang mengagumkan sampai saat ini adalah bangunan candi. Dalam bangunan candi terdapat beberapa hal untuk membedakan gaya seni candi satu dari yang lain, di antaranya adalah bahan, bentuk, orientasi arah hadap, gaya dan penempatan arca, serta relief. Relief itu sendiri dapat diartikan sebagai pahatan yang difungsikan untuk penghias candi. Oleh karena candi merupakan bangunan pemujaan (Soekmono, 1974), maka hiasan-hiasan berupa pahatan yang terdapat pada candi pada umumnya juga bermuatan religi. Relief selain mengandung muatan religi, di dalamnya juga terdapat unsur gaya seni tersendiri. Dengan demikian, gaya seni relief mempunyai nilai penting dalam rangka mengindentifikasikan bangunan candi secara keseluruhan, dan selanjutnya didudukkan dalam kerangka sejarah umum. Catatan tentang gaya seni relief di Candi Simangambat... (Andri Restiyadi) 1 Seperti diketahui, Kompleks Percandian Padang Lawas di Sumatera Utara merupakan satu kompleks percandian yang telah dikenal sebagai candi yang secara spesifik menunjukkan gaya seni candi-candi di Sumatera. Di sisi lain, tepatnya di Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara, terdapat sebuah bangunan candi yang dikenal dengan nama Candi Simangambat. Beberapa hal yang menarik dari Candi Simangambat berkaitan dengan gaya seni, yang menyebabkannya berbeda dari candi-candi yang terdapat di Sumatera Utara lainnya
Recommended publications
  • LAPORAN PENELITIAN No : 09/Pen.Arsitektur/UKP/2011 STUDI STRUKTUR DAN KONSTRUKSI RUMAH TRADISIONAL SUKU BATAK TOBA, MINANGKABAU
    LAPORAN PENELITIAN No : 09/Pen.Arsitektur/UKP/2011 STUDI STRUKTUR DAN KONSTRUKSI RUMAH TRADISIONAL SUKU BATAK TOBA, MINANGKABAU DAN TORAJA Oleh: Esti Asih Nurdiah, ST., MT. JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA 2011 i HALAMAN PENGESAHAN 1. a. Judul : Studi Struktur dan Konstruksi Rumah Tradisional Suku Batak Toba, Minangkabau dan Toraja. b. Bidang Ilmu : Struktur Arsitektur c. Nomor Penelitian : 09/Pen.Arsitektur/UKP/2011 2. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap dan Gelar : Esti Asih Nurdiah, ST., MT. b. Jenis Kelamin : Perempuan c. Pangkat/Golongan/NIP : IIIB / 08-005 d. Jabatan Akademik : Asisten Ahli e. Fakultas/Jurusan : FTSP / Arsitektur f. Universitas : Universitas Kristen Petra 3. Jumlah Tim Peneliti : - 4. Lokasi Penelitian : Universitas Kristen Petra 5. Kerjasama dengan Instansi Lain : - 6. Jangka Waktu Penelitian : 1 tahun 7. Biaya : a. Sumber dari UK Petra : Rp. 1.640.650 b. Sumber Lainnya : - Total : Rp. 1.640.650 Surabaya, 12 September 2011 Mengetahui, Ketua Jurusan Arsitektur Ketua Peneliti Agus Dwi Hariyanto, ST., M.Sc. Esti Asih Nurdiah, ST., MT. NIP. : 99-033 NIP. : 08-005 Menyetujui, Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Ir. Handoko Sugiharto, MT. NIP: 84-028 ii ABSTRAK Keindahan arsitektur nusantara telah dikenal luas dan banyak dieksplorasi sejak masa Kolonial atau penjajahan bangsa asing di kepulauan nusantara. Arsitektur nusantara sebagian besar merupakan bangunan rumah tinggal yang dibangun berdasarkan adat dan tradisi setempat. Proses pendirian rumah tradisional sejak awal penentuan lokasi hingga didirikan dan dihuni, tidak pernah lepas dari pengaruh adat, kepercayaan dan tradisi. Oleh karena itu, arsitektur nusantara seringkali disebut juga sebagai Arsitektur Tradisional atau Rumah Tradisional.
    [Show full text]
  • Bracing Sebagai Teknologi Kontrol Seismik Pada Struktur Rumah Tradisonal Sumatra
    E-ISSN : 2621-4164 Vol. 01 No 02 Desember 2018 BRACING SEBAGAI TEKNOLOGI KONTROL SEISMIK PADA STRUKTUR RUMAH TRADISONAL SUMATRA Mohammad Ihsan 1Universitas Bakrie *)Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. H. R. Rasuna Said No.Kav. C-22, RT.2/RW.5, Karet Kuningan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12940 Abstract Sumatra Island is earthquake hazard area in Indonesia, because two continental plates generate subduction zone. In Sumatra there are many traditional house, function of traditional house is dwellings as well as community meeting halls because that have cultural and historical values. The ancestors have also learned a lot about natural events they have experienced, from this experience they can make earthquake resistant structures for large earthquake, the result is that the Traditional Houses can still stand firm. One of the seismic control technologies in Sumatran traditional house is bracing. In this paper the structure of Sumatran Traditional Houses modeled by numerical analysis and analyzed dynamically behavior from its structure. The analysis revealed the secrets of seismic bracing control in the structure of the Sumatran Traditional House. Keywords: Sumatran Traditional House, Earthquake, Bracing Abstrak Pulau Sumatra merupakan salah satu daerah rawan gempa di Indonesia karena terdapatnya pertemuan dua lempengan benua. Di Pulau Sumatra masih banyak Rumah Tradisional baik yang difungsikan sebagai tempat tinggal maupun sebagai Rumah Adat yang mempunyai nilai budaya dan historis dan seringkali berfungsi sebagi balai pertemuan masyarakat. Para leluhur juga telah banyak belajar dengan kejadian alam yang pernah mereka alami sehingga mereka dapat membuat struktur tahan gempa dan jika terjadi gempa besar Rumah Tradisional masih dapat berdiri kokoh.
    [Show full text]
  • Revealing the Stack Construction on Batak Simalungun and Kulawi Traditional House
    IACSIT International Journal of Engineering and Technology, Vol. 8, No. 3, June 2016 Bolon and Lobo: Revealing The Stack Construction on Batak Simalungun and Kulawi Traditional House Yusfan Adeputera Yusran and Noviani Suryasari custom house in Central Celebes, called lobo, have a Abstract—It has long been known, the ancestors of the similarity on its construction with the bolon of Simalungun. Indonesian have quite advanced knowledge of building This pairing is expected to show that this similarity is not technology in its day. Knowledge of the use of natural materials, merely limited in physically ways, but is also expected to as well as efforts to combine these materials into structural and open up another veil of knowledge related to these construction systems still can be encountered met standing sturdy in custom houses. Among the diversity of form of similarities, like how the pattern of people distribution at that construction that was built by different tribes, on the different time as to how this knowledge could be a mental map of geographical sites, identified several similarities which indicate building in the archipelago. Methodically, this allows the a common thread between traditional houses scattered in result of mixing internally and externally. At least, this archipelago to the Asia Pacific region and even Europe. This research helps us identify more about the process of study offers another perspective of common observations about constructing knowledge for later sought the principles to be a custom house. Identification on the similarities of construction leads us to an understanding of the phenomenon of the spread used in recent times.
    [Show full text]
  • Materials for a Rejang-Indonesian-English Dictionary
    PACIFIC LING U1STICS Series D - No. 58 MATERIALS FOR A REJANG - INDONESIAN - ENGLISH DICTIONARY collected by M.A. Jaspan With a fragmentary sketch of the . Rejang language by W. Aichele, and a preface and additional annotations by P. Voorhoeve (MATERIALS IN LANGUAGES OF INDONESIA, No. 27) W.A.L. Stokhof, Series Editor Department of Linguistics Research School of Pacific Studies THE AUSTRALIAN NATIONAL UNIVERSITY Jaspan, M.A. editor. Materials for a Rejang-Indonesian-English dictionary. D-58, x + 172 pages. Pacific Linguistics, The Australian National University, 1984. DOI:10.15144/PL-D58.cover ©1984 Pacific Linguistics and/or the author(s). Online edition licensed 2015 CC BY-SA 4.0, with permission of PL. A sealang.net/CRCL initiative. PACIFIC LINGUISTICS is issued through the Linguistic Circle of Canberra and consists of four series: SERIES A - Occasional Papers SERIES B - Monographs SERIES C - Books SERIES D - Special Publications EDITOR: S.A. Wurm ASSOCIATE EDITORS: D.C. Laycock, C.L. Voorhoeve, D.T. Tryon, T.E. Dutton EDITORIAL ADVISERS: B.W. Bender K.A. McElhanon University of Hawaii University of Texas David Bradley H.P. McKaughan La Trobe University University of Hawaii A. Capell P. MUhlhiiusler University of Sydney Linacre College, Oxford Michael G. Clyne G.N. O'Grady Monash University University of Victoria, B.C. S.H. Elbert A.K. Pawley University of Hawaii University of Auckland K.J. Franklin K.L. Pike University of Michigan; Summer Institute of Linguistics Summer Institute of Linguistics W.W. Glover E.C. Polome Summer Institute of Linguistics University of Texas G.W. Grace Malcolm Ross University of Hawaii University of Papua New Guinea M.A.K.
    [Show full text]
  • Jumlah Wilayah Kerja Statistik Provinsi Kabupaten Kota Kecamatan Desa
    JUMLAH WILAYAH KERJA STATISTIK BLOK PROVINSI KABUPATEN KOTA KECAMATAN DESA SENSUS 11 ACEH 18 5 287 6.491 16.119 12 SUMATERA UTARA 25 8 422 5.876 40.291 13 SUMATERA BARAT 12 7 176 1.033 15.182 14 RIAU 10 2 157 1.736 18.949 15 JAMBI 9 2 131 1.484 11.404 16 SUMATERA SELATAN 11 4 225 3.205 26.433 17 BENGKULU 9 1 124 1.508 6.588 18 LAMPUNG 12 2 214 2.511 27.867 KEPULAUAN BANGKA 19 BELITUNG 6 1 46 380 4.093 21 KEPULAUAN RIAU 5 2 59 371 5.955 31 DKI JAKARTA 1 5 44 267 31.748 32 JAWA BARAT 17 9 626 5.941 147.158 33 JAWA TENGAH 29 6 573 8.578 116.534 34 D I YOGYAKARTA 4 1 78 438 12.016 35 JAWA TIMUR 29 9 662 8.505 146.183 36 BANTEN 4 4 154 1.545 31.182 51 BALI 8 1 57 716 11.793 52 NUSA TENGGARA BARAT 8 2 116 1.122 18.126 53 NUSA TENGGARA TIMUR 20 1 293 3.052 14.147 61 KALIMANTAN BARAT 12 2 176 1.970 14.666 62 KALIMANTAN TENGAH 13 1 132 1.528 11.475 63 KALIMANTAN SELATAN 11 2 151 2.000 14.300 64 KALIMANTAN TIMUR 10 4 146 1.469 15.111 71 SULAWESI UTARA 11 4 159 1.733 10.446 72 SULAWESI TENGAH 10 1 166 1.903 10.391 73 SULAWESI SELATAN 21 3 304 3.015 23.788 74 SULAWESI TENGGARA 10 2 205 2.159 8.979 75 GORONTALO 5 1 75 732 3.555 76 SULAWESI BARAT 5 0 69 645 3.842 81 MALUKU 9 2 90 1.027 4.850 82 MALUKU UTARA 7 2 112 1.075 4.022 91 PAPUA BARAT 10 1 175 1.441 4.441 94 PAPUA 28 1 389 3.619 11.370 JUMLAH 399 98 6.793 79.075 843.
    [Show full text]
  • Rumah Adat Batak Toba, Arsitektur, Pola Pemukiman
    Abstract Many of Batak Toba traditional houses are still found in Pulau Samosir, and other areas in North Sumatra. When studying the techniques of this traditional house structure design, we have great admiration for the creativity our ancestors. All materials come from the natural environment where they lives, as well as building technique have been taking into account the various effects caused by the earthquake and fire has been well anticipated. Beside that, all the elements of building and decorative art which have been drawn by high philosophical meaning. As technology development, the building materials are easier to get so the building of tradisional house was increasingly abandoned. Kata kunci: Rumah Adat Batak Toba, Arsitektur, Pola Pemukiman 1. Pendahuluan Ilmu Arsitektur mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan bangunan ditinjau dari segi keindahan, sedangkan membangun dari segi konstruksi disebut ilmu bangunan. Kedua ilmu ini tidak dapat dipisahkan dengan tegas karena suatu bangunan akan mencakup unsur konstruksi maupun keindahan, dan konstruksi mempengaruhi keindahan bangunan secara keseluruhan (Maryono dkk.1985: 18). Dalam ilmu arsitektur secara garis besar dikenal arsitektur vernakular (tradisional) dan arsitektur modern. Rumah adat merupakan karya arsitektur tradisional, dan merupakan bagian kajian dari ilmu arsitektur. Arsitektur tradisional yang muncul lebih Foto 1. Deretan rumah pada sebuah huta di Pulau Samosir awal dari arsitektur modern, dalam pembangunannya dilandasi oleh kepercayaan setempat yang kuat sehingga bagian-bagian bangunan mempunyai makna filosofis tertentu. Hal ini berbeda dengan arsitektur modern yang merupakan pengaruh dari barat, konsepnya lebih berdasar kepada unsur praktis, logika, serta dengan perhitungan matematis. Sebagai bangsa yang multietnis, Indonesia memiliki beragam rumah adat, salah satunya adalah rumah adat Batak.
    [Show full text]
  • Region Kabupaten Kecamatan Kelurahan Alamat Agen Agen Id Nama Agen Pic Agen Jaringan Kantor
    REGION KABUPATEN KECAMATAN KELURAHAN ALAMAT AGEN AGEN ID NAMA AGEN PIC AGEN JARINGAN_KANTOR NORTHERN SUMATERA ACEEH UTARA DEWANTARA ULEE PULO GAMPONG ULEE PULO 213IB0107P000076 INDI CELL INDIRA MAYA RISWADANA PENSION LHOKSEUMAWE NORTHERN SUMATERA ACEEH UTARA SEUNUDDON ALUE CAPLI DUSUN MATANG ARON 213IB0115P000048 DUA PUTRA MANDIRI RATNA JELITA PENSION LHOKSEUMAWE NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET DUSUN KRUENG CUT 213IA0115P000031 KIOS NASI IBU BETA SURYANI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000039 KIOS WARKOP PAYONG 1903 HERI DARMANSYAH PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P005130 MOCHY CELL ERNI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P010046 KIOS ARRAHMAN ARAHMAN KAUNUS PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000026 KIOS ZAIMAN ZAIMAN NURDIN S.PT PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P010008 ARITA NEW STEEL MASRI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P005091 USAHA HIJRAH SYAIF ANNUR PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL MALAHAYATI 213IA0115P005080 USAHA BARU T ISKANDAR PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL. LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000004 PUTRA MAMA ANWARDI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH
    [Show full text]
  • Kajian Ornamen Gorga Di Rumah Adat Batak Toba
    Jurnal Arsitektur ALUR - Vol.2 No.1 April 2019 KAJIAN ORNAMEN GORGA DI RUMAH ADAT BATAK TOBA (Studi Kasus : Di Kawasan Desa Wisata Tomok, Huta Siallagan dan Huta Bolon Di Kabupaten Samosir) Dearma A Saragih(1), Yulianto, ST,M.ENG(2), Ir. Raimundus Pakpahan ST.MT(3) (1)Mahasiswa, Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara (2) Staff Pengajar, Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara Email: [email protected] (3) Staff Pengajar, Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara Email: [email protected] Abstract One of the interesting cultural potentials to be studied is traditional houses. This traditional house has its own uniqueness in every area. One of the uniqueness can be seen from the many ornaments in it. Diversity has its own meaning and function. Ornaments is one of the historical heritage of Indonesia where almost all the tribes in Indonesia can be found various kinds of ornaments that reflect the techniques of each region in Indonesia. Ornament Batak Toba is one of the many ornaments that exist in this country Indonesia. Toba Batak ornament can be found in North Sumatera Province precisely in Samosir regency which always apply Toba Batak ornament as decoration or as identity in important building for Batak Toba, for example in traditional house building in Huta Siallagan, Tomok Village and Huta Bolon.This research is classified in research using descriptive-comparative research method, doing the study by comparing the existing ornaments in these three villages with theories about Ornaments Gorga Rumah Adat Batak Toba, then do the analysis of the condition in accordance with the theory used as a reference Keywords: Culture, Traditional House, and Ornament Abstrak Salah satu potensi kebudayaan yang menarik untuk diteliti adalah rumah adat.
    [Show full text]
  • Guna Dan Citra Sebagai Wujud Kreativitas Dalam Arsitektur Nusantara Studi Kasus Arsitektur Tongkonan Toraja, Mamasa Dan Batak Toba
    ISSN 2460-7878 (print) - 2477-5975 (Online) jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/EIJA Vol 6, No 1, 2020 Guna dan citra sebagai wujud kreativitas dalam arsitektur nusantara Studi Kasus Arsitektur Tongkonan Toraja, Mamasa dan Batak Toba Josephine Roosandriantini Universitas Katolik Darma Cendika, Surabaya, Indonesia. [email protected] Abstrak Arsitektur nusantara yang merupakan hasil ide kreatif dari masyarakat Nusantara, yang cenderung diciptakan hanya dengan material dan peralatan sederhana. Akan tetapi arsitektur nusantara yang hadir dengan identitas kekunoannya, bukan berarti tidak memiliki nilai kreativitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi penerapan teori "Guna dan Citra" dari Mangunwijaya dalam memandang wujud kreativitas dalam arsitekur nusantara. Pengumpulan data dilakukan melalui berbagai kajian literatur untuk menarik kesimpulan tentang bagaimana Teori "Guna dan Citra" diterapkan di Arsitektur Nusantara. Dua objek arsitekur Tradisional, yakni bangunan Tongkonan di Toraja dan Mamasa, serta arsitektur Batak Toba dipilih sebagai objek kajian. Hasil kajian memperlihatkan bahwa penerapan aspek Guna terletak pada pada detail arsitektural konstruksi, tampilan atap dan material yang berkaitan dengan fungsi. Sedangkan penerapan Citra terletak pada penggambaran makna yang dikaitkan kepada penyelesaian bangunan. Selain itu kajian ini semakin menguatkan fakta bahwa Arsitektur Nusantara merupakan hasil ide kreatif masyarakatnya dalam beradaptasi dengan kondisi geogfrafis dan iklim. Kata kunci: arsitektur nusantara, guna, citra, kreativitas, Abstract Nusantara architecture, which is the result of creative ideas from the Nusantara people, tends to be created with simple materials and equipment. However, the Nusantara architecture, which comes with its ancient identity, does not mean that it has no creative value. This study explores the application of Mangunwijaya's "Use and Image" theory in seeing the form of creativity in Nusantara architecture.
    [Show full text]
  • Alteration of Traditional Batak Toba's Culture Consequence of the Time Development
    Journal of Engineering Research and Education Vol. 7 (2013) 1-11 Alteration of traditional Batak Toba's culture consequence of the time development Meyga Fitri Handayani, ST, MT and Ir. Dharma Widya, MT Dosen Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Medan. [email protected] ABSTRACT Traditional architecture is the expression of the human creation which is one of the element cultures grow and evolve along with the growth and development of the cultural community, ethnic, or nation that elements in form persist for a long time frame but accordance with the development and growth of a community or ethnic pertinent. Toba Batak society has known the residential area as they lived, called Huta (village). The district is a territorial form of Tobanese. In one Huta, there are several houses and barns. Currently Huta was much abandoned and some of them still stay to make alteration in shape of the buildings they occupied. Alteration times give occasion to good changes, whether it caused by internal factors as well as external factors and indirectly will fade and mixed completely as one. The movement culture process in Toba Batak has given occasion to the movement culture that contained in the traditional architecture as well, such as alteration of the building physical that began to change in accordance with current needs. It is necessary to anticipate of these alterations by doing some adjustments. To find out the alteration that happened in the Toba Batak Traditional Architecture then conducted observations in the field so that will obtained whatever that influence these alterations mentioned and is there any part of the culture that still maintained.
    [Show full text]
  • Region Kabupaten Kecamatan Kelurahan Alamat Agen Agen Id Nama Agen Pic Agen Jaringan Kantor
    REGION KABUPATEN KECAMATAN KELURAHAN ALAMAT AGEN AGEN ID NAMA AGEN PIC AGEN JARINGAN_KANTOR WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BALOKANG DUSUN CIAREN RT/RW 009/013 BALOKANG BANJAR 213DB0112P000072 WARUNG RATNASARI RATNASARI PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BALOKANG DUSUN CIAREN RT/RW 037/012 BALOKANG BANJAR 213DB0112P000131 KIOS ADAD DARTO PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BALOKANG DUSUN GARDU RT/RW 016/006 DESA BALOKANG 213DB0107P000010 SUMBER LELE SESTY DIAN RAHMITA PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BALOKANG DUSUN GARDU RT/RW 021/007 BALOKANG BANJAR 213DB0112P000071 WARUNG MISBAH MISBAH PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BANJAR LING BANJAR RT/RW 001/004 BANJAR 213DB0112P000061 SILIWANGI CELL ELIN HERLINAWATI PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BANJAR LING PINTUSINGA RT/RW 001/019 KOTA BANJAR 213DB0112P000046 YANS KONVEKSI YAYAN MULYANA PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BANJAR LINGK BANJAR KOLOT RT/RW 002/015 BANJAR 213DB0112P000097 WARUNG BU NI'AH NI'AH PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BANJAR LINGK CIBULAN RT/RW 005/006 KELURAHAN BANJAR 213DB0112P000033 KRISNA CELL KRISNA PIRBIANTIKA PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BANJAR LINGK PARUNGLESANG RT/RW 001/007 BANJAR 213DB0113P000052 WITA KREDIT WITA MUSDALIFFAH PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BANJAR LINGK PARUNGLESANG RT/RW 001/007 BANJAR 213DB0113P000082 AIRIN CELL NURAENI PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR BANJAR BANJAR LINGK PARUNGLESANG RT/RW 001/010 BANJAR 213DB0113P000087 REUG-REUG YOGI YOGIANTO PENSION CIAMIS WEST JAVA 2 BANJAR
    [Show full text]
  • UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta 117
    BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setiap suku di Indonesia memiliki kekayaan adat, prinsip hidup dan seni budaya yang begitu khas dan tidak akan ditemukan di tempat lain seperti suku Batak, di mana masyarakatnya dengan bangga mengatakan bahwa mereka adalah suatu bangsa yang kaya, bangso namora bangso Batak. Batak masih terbagi atas beberapa sub suku yang diantaranya adalah Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Mandailing dan Batak Pakpak. Semuanya memiliki karakter masing- masing baik di bahasa, adat dan kebiasaan hidup, namun tetap satu dalam Batak. Salah satu kekayaan suku Batak adalah di bagian ornamennya. Setiap sub suku memiliki ornamen masing-masing, salah satunya adalah Batak Toba. Pada dasarnya ornamen Gorga Batak Toba adalah suatu kesenian asli dalam bentuk ukir dan lukis yang lahir karena adanya dorongan emosi dan kehidupan bathin yang murni dari dasar pandangan hidup (falsafah Dalihan Natolu) dan kepentingan pribadi masyarakat suku Batak khususnya Batak Toba. Gorga adalah ungkapan bathin dan gambaran kehidupan sehari-hari masyarakat Batak Toba yang dinyatakan dalam bentuk seni ornamen dengan berbagai macam bentuk visual dan makna simbol di dalam ornamen tersebut. Maka dari itu, nilai yang terkandung di dalam ornamen Gorga tersebut adalah nilai pandangan hidup dari masyarakat Batak Toba bahkan bisa disebut sebagai Kitab orang Batak Toba yang sesungguhnya. 116 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta 117 Ornamen Gorga Batak Toba umumnya diaplikasikan pada rumah adat Batak Toba, Gorga memiliki tiga warna khas, ketiga warna tersebut merupakan warna pokok suku Batak Toba yang dipercaya sebagai pemberian dari Mula Jadi Nabolon (Tuhan) dan sering disebut dengan Tiga Bolit (putih, merah dan hitam). Masyarakat Batak Toba meyakini bahwa Gorga adalah Pusakko (warisan) yang diberikan kepada orang Batak yang harus tetap dijaga dan dilestarikan karena dianggap sebagai pelindung, pembawa berkat bagi siapa yang memilikinya.
    [Show full text]