MAKNA SIMBOL PADA BANGUNAN “RUMAH BOLON” DI DESA PEMATANG PURBA SUMATERA UTARA

Hanriki Dongoran, Risma MS. , dan Syaiful M FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145 Telepon (0721) 704 947, faximile (0721) 704 624 Email: [email protected] HP: 082280584341

The aim of the research was to know the meaning of ornamen symbol on “Bolon House” in Pematang Purba village. The method used was a hermeneutics method with qualitative data analysis techniques. Results of data analysis showed that symbols contained in the building of Bolon House were classified into two parts: lopou and homes that have meaning of a hope or prayer of Simalungun society to be fulfilled with God’s blessing and the social community of prosperous, work together and obey the rules.

Tujuan penelitian yaitu, untuk mengetahui makna simbol ornamen Pada Bangunan “Rumah Bolon” Di Desa Pematang Purba. Metode yang digunakan peneliti adalah metode hermeneutika dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa simbol-simbol pada bangunan Rumah Bolon terdapat dalam dua bagian yaitu lopou dan rumah yang memiliki makna harapan atau doa masyarakat simalungun agar dipenuhi berkat Tuhan dan masyarakat sosial yang sejahtera, bergotong royong dan taat aturan.

Kata kunci: makna, ornamen, rumah

PENDAHULUAN dan bagian belakang. Bagian depan Setiap suku bangsa disebut “lopou”, khusus untuk raja mempunyai tata kehidupan masing- dan tamu-tamunya. Bagian belakang masing sesuai dengan perkembangan diperuntukan bagi para istri raja yang kebudayaan itu sendiri. Menurut seluruhnya berjumlah 12 orang, Soekanto (1990:154) kebudayaan beserta anak-anaknya. Pada luar adalah kompleks yang mencakup bangunan, bagian depannya pengetahuan, kepercayaan, kesenian, berbentuk galangan yang bersusun moral, hukum, adat istiadat dan lain secara horizontal serta berdinding kebiasaan serta kemampuan- papan. Bagian belakang, bentuk kemampuan yang didapatkan oleh tiangnya dibuat vertikal dan manusia sebagai anggota masyarakat. berdinding tepat. Wujud kebudayaan sebagai Bentuk konstruksi bangunan benda hasil kerja manusia yang ini termasuk pinar horbou, dibangun merupakan bagian dari kerangka menghadap kesebelah timur, artinya kebudayaan juga terdapat di dari pandangan spiritual, kebudayaan masyarakat Simalungun. pencahayaan rumah akan lebih baik Suku Simalungun adalah sub etnis apabila pintu rumah menghadap ke yang mendiami daerah timur maka cahaya akan leluasa Sumatera Utara dengan budaya yang masuk kedalam ruangan sehingga berbeda dari tiap sub suku, salah satu kesehatan penghuni rumah akan perbedaan tersebut ialah . terjaga dengan baik. Disisi lain Rumah adalah salah satu mereka beranggapan bahwa arah contoh peninggalan budaya, yang terbitnya matahari merupakan arah merupakan hasil cipta, karya dan kehidupan dan kemenangan. karsa masing-masing suku bangsa. Kompleks “Rumah Bolon” Rumah merupakan suatu kebutuhan tersebut, juga terdapat bangunan pokok manusia setelah makan dan tradisional lainnya yaitu : pakaian. Setiap suku bangsa 1. Balai Bolon, tempat mempunyai rumah dengan ciri khas musyawarah dan ruang tersendiri, sehingga rumah tersebut pengadilan. turut memberi ciri dari adat istiadat 2. , tempat penginapan serta kebudayaan dari suku bangsa tamu-tamu raja. tersebut. Sering juga rumah dijadikan 3. Jabu Jungga, tempat tinggal sebagai lambang identitas suku keluarga panglima kerajaan. bangsa (Hernauli Sipayung dan S. 4. Balai Buttu, tempat para penjaga Andreas Lingga 1995:1). keamanan kerajaan. Adapun rumah adat 5. Rumah Losung, tempat Simalungun yang masih lengkap saat menumbuk padi. ini adalah Rumah Bolon yang 6. Rumah Pattangan, tempat raja terdapat di Kecamatan Purba yang beristirahat dan tempat dikelola oleh Yayasan Museum permaisuri bertenun kain atau Simalungun. Rumah tersebut dahulu menganyam (Hernauli Sipayung merupakan istana peninggalan Raja dan S. Andreas Lingga 1995:4). Purba beserta permaisuri dan anak- Bangunan-bangunan tersebut anaknya. memiliki berbagai ornamen, terutama Rumah Bolon sendiri terbagi pada bangunan “Rumah Bolon” yang atas dua bagian yaitu bagian depan memiliki ornamen bermotif manusia,

hewan, tumbuhan dan pola dipergunakan untuk mencapai suatu geometris. Salah satunya pada tujuan, misalnya untuk menguji bubungan “Rumah Bolon”, terdapat serangkaian hipotesis dengan dengan tanduk kerbau. Kepala dibentuk dari menggunakan teknik serta alat bahan ijuk dan tanduknya berasal tertentu (Winarno Suracmad, dari tanduk kerbau asli. Ornamen- 1978:121). ornamen tersebut merupakan Metode yang digunakan lambang atau simbol tertentu dari dalam penelitian ini adalah metode sistem kepercayaan masyarakat hermeneutika. Metode ini digunakan Simalangun yang menyakini bahwa untuk mengetahui “Makna Simbol ornamen-ornamen tersebut memiliki Ornamen Pada Bangunan “Rumah nilai atau kekuatan tertentu. Dalam Bolon” Di Desa Pematang Purba perkembangannya ornamen sebagai Kecamatan Purba Kabupaten media ungkap makna simbolis luput Simalungun Sumatera Utara. dari perhatian generasi penerus Menurut Imam Chanafie sebagai akibat modernisasi, sehingga (1999:38) hermeneutika bertujuan kini ornamen hanya berfungsi menghilangkan misteri yang terdapat sebagai penghias saja. dalam sebuah simbol dengan cara Rumah adat Simalungun membuka selubung daya-daya yang yang penuh ornamen-ornamen, belum diketahui dan tersembunyi disamping sebagai tempat hunian dalam simbol-simbol tersebut. juga merupakan suatu wadah Lokasi penelitian ini komunikasi pemiliknya kepada orang dilakukan di Desa Pematang Purba lain dan generasi penerus. Kecamatan Purba Kabupaten Berdasarkan dengan memperhatikan Simalungun Sumatera Utara. Lokasi berbagai wujud kebudayaan ini dipilih karena hanya di Desa Simalungun yaitu Rumah Bolon dan Pematang Purba Kecamatan Purba ornamen-ornamennya yang memiliki Kabupaten Simalungun Sumatera makna bagi masyarakat Simalungun, Utara, yang memiliki bangunan adat sehingga peneliti tertarik ingin “Rumah Bolon” peninggalan Raja mengetahui lebih banyak mengenai Purba. Dipilih berdasarkan teknik Makna Simbol Pada Bangunan Purposive Sampling yaitu dilakukan “Rumah Bolon” Di Desa Pematang dengan sengaja atau dengan Purba Kecamatan Purba Kabupaten pertimbangan, pertimbangannya Simalungun Sumatera Utara. lebih pada kemampuan sampel atau informan untuk memberikan METODE PENELITIAN informasi kepada peneliti. Dalam suatu penelitian Selain itu pemilihan lokasi diperlukan suatu metode untuk penelitian didasari pertimbangan memecahkan masalah yang dihadapi. bahwa di Desa Pematang Purba Dengan metode tersebut diharapkan Kecamatan Purba Kabupaten suatu hasil penelitian akan dapat Simalungun Sumatera Utara dicapai relatif lebih mendalam. Oleh bangunan “Rumah Bolon” masih karena itu penggunaan suatu metode utuh dilestarikan. Di samping itu dalam suatu penelitian merupakan lokasi penelitian juga tidak jauh dari salah satu alat yang sangat vital. kampung halaman penulis dengan Menurut Winarno Suracmad, metode harapan penulis akan dapat lebih adalah suatu cara utama yang mudah melakukan penelitian karena

secara verbal penulis dapat Teknik analisis yang digunakan berkomunikasi dan berinteraksi dalam penelitian ini adalah teknik dengan para informan secara analisis data kualitatif sebab data langsung. yang diperoleh berupa tulisan fatka- Menurut Ariyono Suyono fakta yang ada di lapangan yakni (1985:431) Variabel adalah segala pemaparan tentang kebudayaan faktor yang menyebabkan aneka setempat yang ditulis dalam bentuk perubahan pada fakta-fakta suatu laporan atau teks (Husin Sayuti, gejala tentang kehidupan. Variabel 1989:69). yang digunakan dalam penelitian ini adalah Makna Simbol Ornamen Pada HASIL DAN PEMBAHASAN Bangunan “Rumah Bolon” Di Desa HASIL Pematang Purba Kecamatan Purba Rumah Bolon terletak di Desa Kabupaten Simalungun Sumatera Pematang Purba, Kecamatan Purba, Utara. Kabupaten Simalungun. Rumah Menurut Masri Singarimbun Bolon Pematang Purba ini definisi operasional variabel adalah merupakan salah satu objek wisata semacam petunjuk pelaksanaan yang terdapat di Kabupaten bagaimana cara mengukur suatu Simalungun, bahkan menjadi simbol- variabel (Masri Singarimbun dan isasi terpenting dalam kebudayaan Sofian Efendi, 1989:46). Simalungun. Sebuah daerah dataran Langkah-langkah yang tinggi tak jauh dari Kota Pematang dilakukan dalam menganalisis data Siantar sehingga sangat mudah menurut Moleong (1998:128) adalah dijangkau. Rumah Bolon Pematang sebagai berikut : Purba terletak 54 Km dari Pematang 1. Reduksi Data Siantar, merupakan Istana 2. Display (penyajian data) Peninggalan Kerajaan Purba. 3. Mengambil Kesimpulan dan Pada dasarnya Rumah Bolon Verifikasi Pematang Purba dibangun Langkah-langkah yang akan menggunakan dua tahapan. Tahap dilakukan peneliti dalam mengambil pertama dibangun sebuah Lopou, kesimpulan adalah : tahap selanjutnya baru dibangun 1. Mencari data yang relevan dengan Rumah. Pada setiap titik di Rumah penelitian. Bolon banyak terdapat ornamen- 2. Menyusun data dan menyeleksi ornamen sebagai simbol yang data-data yang diperoleh dari mengandung makna tertentu. sumber yang disapat dilapangan. Penempatan simbol ornamen 3. Setelah semua data diseleksi ada yang berada di bangunan lopou barulah ditarik kesimpulan dan maupun rumah, sehingga ada hasilnya dituangkan dalam bentuk pengulangan penempatan. Ornamen tulisan. yang berada di bangunan lopou dan Menurut Husin Sayuti, proses rumah memiliki maksud sebagai analisis data merupakan usaha untuk peringatan atau ajaran bersama untuk menemukan jawaban atas pertanyan seluruh masyarakat Simalungun perihal rumusan-rumusan dan termasuk raja itu sendiri. Dari hasil pelajaran-pelajaran atau hal-hal yang observasi dan studi pustaka berhasil kita peroleh dalam proyek penelitian. ditemukan dan diinventarisir

sebanyak 39 motif ornamen yang 5. Ipan-ipan dikenakan pada seluruh permukaan Menurut Bapak Fidelis Rumah Bolon. Saragih, Ipan-ipan merupakan Makna Simbol Ornamen Pada Bahasa Simalungun dari kata dasar bangunan “Rumah Bolon” (rumah) ipan yang artinya gigi, terdapat pada halikkip dan surambih bangunan 1. Uluni Horbou lopou, sedangkan pada bangunan Simbol kepala kerbau ini rumah berada di halikkip, dinding menggambarkan keberanian dan luar dan tiang penyangga rumah. kebenaran serta dianggap Simbol ipan-ipan mempunyai makna mempunyai suatu kekuatan tertentu sebagai pagar atau pelindung dari (Wawancara dengan Ketua Yayasan perbuatan-perbuatan jahat orang lain Museum Simalungun Bapak Drs. (Wawancara dengan Lurah Pematang Djomen Purba, 5 Februari 2015). Purba Bapak Fidelis Castro Saragih, 6 Februari 2015). 2. Boraspati Menurut Bapak Yesaya 6. Pinar Bodat Marsihutuan Manihuruk, simbol cecak mem- Ornamen ini terdapat pada punyai makna bahwa masyarakat seluruh halikkip bangunan Rumah Simalungun harus mampu Bolon, makna simbol dari Bodat beradaptasi di lingkungan sosial Marsihutuan adalah filosofi suku dimanapun mereka berada Simalungun tentang keberagaman, (Wawancara dengan anggota tolong-menolong untuk mencapai masyarakat Bapak Yesaya tujuan (Wawancara dengan anggota Manihuruk, 6 Februari 2015). masyarakat Bapak Bonar Elisman, 5 Februari 2015). 3. Tanjung Bara Menurut Bapak Djomen 7. Palit Purba, Tanjung Bara merupakan Memiliki makna sebagai penangkal petir dan api yang penangkal roh jahat dan sakit mempunyai kekuatan pelindungan penyakit menular dan penangkal roh- terhadap kekuatan magis roh jahat yang akan memasuki rumah (Wawancara dengan Ketua Yayasan (Wawancara dengan anggota Museum Simalungun Bapak Drs. masyarakat Bapak Pardamean, 5 Djomen Purba, 5 Februari 2015). Februari 2015).

4. Bohi – Bohi 8. Gatip-gatip Simbol yang melambangkan Gatip-gatip adalah sebutan keramahtamahan suku Simalungun, untuk seekor ular kecil yang terdapat dapat juga diartikan bahwa pada pohon kelapa atau jenis palem. kehidupan sosial masyarakat Ulat kecil dan lemah namun Simalungun dibangun dengan memiliki capit dimulutnya. Pola toleransi, tenggang rasa dan simpatik dasar merupakan motif hewan yang (Wawancara dengan pemandu wisata telah dideformasi dan digayakan museum Ibu Lilih Purba, 6 Februari sehingga hampir kehilangan bentuk 2015). aslinya. Pola hewan hanya

mengadopsi bentuk capit ulat yang (Wawancara dengan anggota dibuat saling bertolak belakang. masyarakat Bapak Sahala Garis yang menyilang menyerupai Pardomuan Saragih, 6 Februari garis X dan pada ujung tangkai 2015). dibentuk melingkar. Ornamen ini terdapat pada halikkip dan surambih 11. Pinar Bunga Hambili bangunan lopou, sedangkan pada Pinar Bunga Hambili, pola bangunan rumah terapat pada dasar bentuk segi empat, dengan halikkip dan dinding luar. Menurut bentuk diagonal dihiasi dengan Neti Purba motif ini mengandung arti bunga sehingga menunjukan sifat ketegaran hati, selalu berbuat komposisi simetris secara berpusat. kebaikan, namun apabila dihianati Motifnya membentuk pengulangan- maka akan dapat membalasnya lebih pengulangan bunga kecil. Ornamen jahat lagi, hal ini dilambangkan capit yang terdapat pada dinding luar yang siap menjepit apabila diganggu bangunan Rumah Bolon dan tiang (Wawancara dengan pegawai nanggar bangunan lopou ini museum Ibu Neti Purba, 6 Februari dimaknai sebagai ajaran hemat 2015). pangkal kaya (Wawancara dengan Senada dengan pernyataan di anggota masyarakat Bapak Yesaya atas, Fidelis Castro simbol ini Manihuruk, 6 Februari 2015). bermakna kita harus jujur dalam bekerja dan bertanggungjawab dalam 12. Pangotang-otang menyelesaikan suatu pekerjaan Menggambarkan bentuk (Wawancara dengan Lurah Pematang kacip-kacip. Ornament ini terdapat Purba Bapak Fidelis Castro Saragih, pada tiang surambih bangunan lopou 6 Februari 2015). dan tiang penyangga bangunan rumah. Simbol Pangotang-otang 9. Sisikni Tanggiling dimaknai segala sesuatu yang Bapak Haloson Sidabutar dimiliki harus dijaga dengan baik mengatakan simbol ini melambang- sehingga tidak rusak (Wawancara kan bahwa setiap manusia dengan Lurah Pematang Purba mempunyai ketahanan dan Bapak Fidelis Castro Saragih, 6 kelebihan, dalam pengertian bahwa Februari 2015). sesama manusia tidak diperbolehkan merendahkan sesamanya, karena 13. Bulungni Andurdur setiap manusia memiliki kemampuan Simbol Ini melambangkan yang berbeda yang tidak dapat dinilai kesetiaan menepati janji, sehingga (Wawancara dengan anggota diperoleh kepentingan bersama masyarakat Bapak Haloson (Wawancara dengan anggota Sidabutar, 5 Februari 2015). masyarakat Bapak Yesaya Manihuruk, 6 Februari 2015). 10. Porkis Morodor Simbol ini melambangkan 14. Pinar Asi-asi sifat gotong royong dan kerajinan Menggambarkan kesehatan bekerja bagi seluruh masyarakat dan sebagai pedoman untuk Simalungun. Motif ini menasehati menentukan apakah sudah waktunya suku Simalungun agar selalu bekerja mengerjakan ladang. Bila daunnya keras dan bergotong royong sudah subur adalah tanda musim

menanam padi, bila daunnya kuning, 19. Andor Hadukka gugur dan sobek adalah tanda tidak Makna simbolik yang cocok untuk bertanam (Wawancara dikandung dalam simbol ini adalah dengan anggota masyarakat Bapak sebagai rejeki, harapan dan cita-cita Badu Purba, 5 Februari 2015). setiap warga Simalungun agar tercapai, terkhusus memiliki 15. Bunga Bong-bong keturunan. Ornamen ini terdapat Menurut ibu Lily Purba hanya pada tiang nanggar bangunan mengatan bahwa Bunga Bongbong lopou Rumah Bolon (Wawancara memiliki makna masyarakat dengan pemandu wisata museum Ibu Simalungun harus saling menjaga Lilih Purba, 6 Februari 2015). hubungan agar terjalinnya persatuan yang kokoh (Wawancara dengan 20. Dormani pemandu wisata museum Ibu Lilih Makna simbolik Dormani Purba, 6 Februari 2015). yaitu melambangkan keanggunan dan kebersamaan seorang pemimpin. 16. Gundur Mangalupak Dengan kebersamaan pemimpin dan Makna yang dikandung dari masyarakat dalam menyelesaikan motif ini adalah kesuburan dan masalah akan terwujud masyarakat kelembutan (Wawancara dengan yang kuat dan pemimpin dalam hal Lurah Pematang Purba Bapak Fidelis ini selalu diagungkan atau Castro Saragih, 6 Februari 2015). masyarakatnya (Wawancara dengan anggota masyarakat Bapak Badu 17. Horis Hotala Purba, 5 Februari 2015). Menurut ibu Neti Purba masyarakat Simalungun diharapkan 21. Porkis Manangkih Bakkar mampu menjaga keselarasan hidup Makna simbolik yaitu sifat dengan taat pada aturan sehingga hati-hati dan teliti dalam pekerjaan terdapat masyarakat yang damai dan demi keselamatan dan memperoleh sejahtera. Motif horis hotala terdapat kesuksesan. Ide berasal dari sifat dan pada seluruh pintu bangunan Rumah tingkah laku semut yang perlu Bolon (Wawancara dengan pegawai diperhatikan. museum Ibu Neti Purba, 6 Februari Sifat-sifat semut menjadi 2015). inspirasi pada masyarakat Simalungun dan untuk mengingatkan nilai-nilai itu pada generasi muda, 18. Pinar Mombang maka dibuat menjadi motif ornamen Makna simbolik dalam yang dilukiskan pada rumah adatnya. simbol ini mengandung arti bahwa Motif ini terdapat pada dinding luar dalam kehidupan ini kita sering bangunan Rumah Bolon (Wawancara mengalami rasa kecewa, tapi bila kita dengan anggota masyarakat Bapak berani bertanya akhirnya dapat Yesaya Manihuruk, 6 Februari selamat dan sukses dalam kehidupan. 2015). Motif ornamen ini terdapat pada seluruh pintu Rumah Bolon 22. Sulihni Rotak (Wawancara dengan anggota Menggambarkan kecambah masyarakat Bapak Pardamean, 5 kacang rotak. Makna simbolik Februari 2015). ornamen ini yaitu tumbuh suburnya

generasi penerus yang mempunyai museum Ibu Lilih Purba, 6 Februari rasa tanggungjawab serta siap 2015). mengabdi pada bangsa dan negara. Ornamen ini terdapat pada pintu 27. Ikat Rante belakang bangunan rumah Ajaran yang terdapat dalam (Wawancara dengan anggota simbol ini menurut adalah kesadaran masyarakat Bapak Haloson untuk membentuk kesatuan yang Sidabutar, 5 Februari 2015). didorong oleh seluruh lapisan masyarakat Simalungun, dan 23. Sihilaap Bajaronggi lambang kekeluargaan kerajaan Makna simbol ini adalah Simalungun (Wawancara dengan sikap simpatik dan saling mengingat anggota masyarakat Bapak Badu walaupun saling berjauhan dan Purba, 5 Februari 2015). berbeda. Motif ini terdapat pada dinding luar bangunan rumah 28. Bindu Matoguh (Wawancara dengan Lurah Pematang Simbol ini dimaknai sebagai Purba Bapak Fidelis Castro Saragih, penangkal terhadap penyakit, 6 Februari 2015). malapetaka yang datang kepada seseorang maupun keluarga. 24. Apul-apul Ornamen ini terdapat pada tiang Makna Simbol yang penyangga bangunan rumah dikandung adalah simbol kebersihan, (Wawancara dengan anggota keindahan, kebaikan dan masyarakat Bapak Haloson keanggunan. Ornamen pinar appul- Sidabutar, 5 Februari 2015). appul terdapat pada pintu belakang bangunan rumah (Wawancara 29. Ulok Penta-penta dengan anggota masyarakat Bapak Pola dasar merupakan garis Sahala Pardomuan Saragih, 6 lengkung dan asimetris sementara Februari 2015). badan ular dihiasi dengan motif geometris. Simbol ini melambangkan 25. Hail Putor harapan terkabulnya cita-cita Simbol ini mengajarkan (Wawancara dengan anggota supaya setiap orang cerdik dan masyarakat Bapak Pardamean, 5 bijaksana agar tercapai yang di cita- Februari 2015). citakan, sama seperti fungsi kail, harus sabar dan cerdik agar dapat 30. Hambing Mardugu ikan (Wawancara dengan anggota Makna yang terkandung masyarakat Bapak Yesaya dalam ornamen ini melambangkan Manihuruk, 6 Februari 2015). keberanian menghadapi tantangan dan tetap menuruti aturan permainan 26. Sayur Matua (Wawancara dengan anggota Motif Pada Ornamen Ini masyarakat Bapak Yesaya menggambarkan umur panjang dan Manihuruk, 6 Februari 2015). sejahtera serta seia sekata sampai mati. Ornamen ini terdapat pada 31. Bituha Boyok tiang penyangga bangunan rumah Ornamen Bituha Boyok ini (Wawancara dengan pemandu wisata terdapat pada surambih bangunan

lopou. Motif Bituha Boyok dimaknai yang baik kesegenap tingkatan sebagai suatu peringatan agar jangan stratifikasi masyarakat. Seperti dikuasai oleh mata, kalau berjalan halnya hubungan masyarakat dan harus lurus kedepan tanpa pemegang kekuasaan, adanya ruang dipengaruhi kiri dan kanan. Bagi surambih yang berada pada laki-laki diingatkan simbol motif bangunan lopou sebagai tempat ornamen ini agar tidak mata interaksi untuk masyarakat tanpa ada keranjang (Wawancara dengan batas penghalang bangunan anggota masyarakat Bapak masyarakat dapat bertatap muka Pardamean, 5 Februari 2015). dengan raja Simalungun secara langsung (Wawancara dengan Lurah 32. Pahu-pahu Patundal Pematang Purba Bapak Fidelis Ornamen yang hanya terdapat Castro Saragih, 6 Februari 2015). pada surambih bangunan lopou ini mengandung makna kelembutan dan 36. Bunga Tarompet persatuan, walau berbeda dalam Pinar Bunga Terompet, pola pendapat tapi satu dalam perinsip dasar motif dari deformasi bunga untuk mencapai tujuan bersama terompet yang bunganya diuntai (Wawancara dengan pemandu wisata menjadi satu kesatuan dengan museum Ibu Lilih Purba, 6 Februari daunnya. Simbol ini melambangkan 2015). kepatuhan akan perintah dan undang- undang yang sudah diturunkan oleh 33. Suleppat raja (Wawancara dengan anggota Simbol ini menggambarkan masyarakat Bapak Sahala ikatan jalin-menjalin yang maknanya Pardomuan Saragih, 6 Februari persatuan rakyat Simalungun tetap 2015). dalam pimpinan raja (Wawancara dengan anggota masyarakat Bapak 37. Simarlipan-lipan Sahala Pardomuan Saragih, 6 Makna simbolik pada simbol Februari 2015). ini yaitu bahwa dimana kita berada

34. Rumbak-rumbak Sihala selalu menuruti aturan yang ada dan Menurut Bapak Djomen membela kebenaran (Wawancara Purba makna yang terkandung pada dengan pegawai museum Ibu Neti simbol ini adalah membuat Purba, 6 Februari 2015). persediaan dalam hidup untuk hari depan, diandaikan musim kemarau 38. Matani Ganjo pertanian yang tidak menghasilkan, Menurut bapak Badu Purba bilamana kita tidak memiliki masyarakat Simalungun terlebih persedian untuk musim kemarau pemimpin masyarakat Simalungun akan mengakibatkan kesusahan, harus senantiasa hati-hati dalam kelaparan bahkan kematian mempertimbangkan setiap keputusan (Wawancara dengan Ketua Yayasan sehingga keputusan yang diambil Museum Simalungun Bapak Drs. tepat atau baik bagi masyarakat Djomen Purba, 5 Februari 2015). Simalungun. Ornamen matani ganjo hanya terdapat pada pintu dalam 35. Riang-riang Manggulapa bangunan lopou (Wawancara dengan Motif ornamen ini anggota masyarakat Bapak Badu melambangkan adanya hubungan Purba, 5 Februari 2015).

39. Jombut Uwou tinggi nilai keharmonisan terhadap Ambulu ni Uow/ Jombut Uou alam (hewan dan tumbuhan) maupun Arti dalam bahasa adalah sesama manusia, serta kewaspadaan bulu domba. Menurut Bapak (berfikir dalam bertindak). Pardamean Saragih, domba atau biri- Prinsip/ falsafah masyarakat biri merupakan ternak masyarakat Simalungun yakni habonaran do Simalungun, keindahan bulunya bona dasar pembentukan sifat-sifat di yang lebat menjadi inspirasi bagi atas. leluhur Masyarakat Simalungun, Ornamen-ornamen yang sehingga mengangkatnya menjadi maknanya terkait dengan motif ornamen yang mengandung pembangunan karakter diri yakni makna peringatan agar saling dormani sulihni rotak, apul-apul, menghormati atau saling sisikni tanggiling, bunga hambili, menghargai. Motif ini hanya terdapat pangotang-otang, bulungni pada pintu dalam bangunan lopou, andurdur,horis hotala, panar pintu pembatas antara bangunan mambang,dan manangkih bakkar. lopou dan rumah menuju (Wawancara dengan anggota 1.2. Makna Simbol Ornamen masyarakat Bapak Pardamean, 5 Tentang Harapan Atau Doa Februari 2015). Satu hal yang juga menarik dalam Ornamen pada bangunan PEMBAHASAN Rumah Bolon adalah pencipta Penulis mengklasifikasikan (pembuat simbol) memantrikan makna simbol ornamen berdasarkan seluruh harapan atau doa masyarakat pengertian umum yakni makna Simalungun. tentang karakter diri, makna tentang Simbol tersebut tergambar perlindungan magis, makna tentang dan dilambangkan dengan motif- harapan dan makna tentang hidup motif yang secara historis mampu bermasyarakat pada ornamen yang mengungkapkan dan merangkum memaparkan tentang Makna Simbol dengan segala keresahan leluhur Ornamen Pada Bangunan “Rumah masyarakat Simalungun Simbol- Bolon” Di Desa Pematang Purba simbol ini mengungkapkan ketulusan Kecamatan Purba Kabupaten hati masyarakat Simalungun dalam Simalungun Sumatera Utara. setiap doa yang mereka panjatkan kepada Debata Banua Ginjang 1.1. Makna Simbol Ornamen (Tuhan Alam Semesta). Tentang Membangun Karakter Seperti halnya pemberian Diri nama anak oleh orang tua yang Makna simbol ornamen pada mencerminkan harapan dan doa bangunan Rumah Bolon, dapat di orang tua terhadap masa depan diklasifikasikan sebagai karakter diri. anaknya, mungkin demikian juga Dalam karakter diri tersebut terdapat para pencipta (pembuat simbol) pembentukan sifat-sifat pribadi yang mengharapkan agar generasi penerus menampilkan atau mengajarkan selalu dalam tangan pengasihan keberanian dalam membela Debata Banua Ginjang (Tuhan Alam kebenaran, kesetiaan terhadap Semesta). pemimpin maupun keluarga, Doa-doa yang berisi tentang bertanggung jawab dan menjunjung harapan terhadap kesuburan yang

berarti doa agar mempunyai anak dapat dimengerti secara persepsi laki-laki dan anak perempuan awan ketika kita melihat simbol maupun kesuburan terhadap alamnya tersebut, akan tetapi kita harus sehingga tercipta kesejahteraan. memiliki interpretasi terhadap motif Harapan untuk masa depan simbol dan pembuat simbol itu, dan kesehatan juga tertuang dalam sehingga didapatkan arti yang utuh makna motif-motif simbol ini. terhapat persepsi motif tersebut. Simbol-simbol yang berisi mengenai Nilai magis mampu membius penyataan di atas ialah hail putor, masyarakat Simalungun untuk sayur matua, ulok penta-penta, ipan- percaya dan yakin terhadap kekuatan ipan, asi-asi, gundur manggula- spiritual ornamen-ornamen tersebut. padan andor haduka. Ketika ornamen berada dalam bangunan Rumah Bolon, kekuatan 1.3. Makna Simbol Ornamen dalam ornamen tersebut mampu Tentang Sosial Masyarakat melindungi penghuni rumah tersebut Nilai moralitas selalu dari niat jahat, roh jahat dan nasib dikaitkan dengan baik buruknya buruk. Simbol-simbol yang berfungsi manusia sebagai manusia, manusia sebagai kekuatan magis ialah bindu dikatakan bermoral ketika segala matoguh, boraspati, ipan-ipan dan tingkah laku dan aktivitasnya palit (salib). menunjukkan sifat-sifat manusia sewajarnya. Norma-norma moral KESIMPULAN yang berlaku di masyarakat Berdasarkan pada bab merupakan tolak ukur untuk pembahasan sebagai hasil uraian dari menentukan baik buruknya kondisi hasil penelitian yang dilakukan oleh tindakan manusia terlebih kehidupan peneliti untuk memperoleh data yang sosial masyarakat Simalungun itu cukup untuk dapat menjawab sendiri. permasalahan yang telah Tergambar dalam motif dan dirumuskan, dan didapat kesimpulan terangkum di dalamnya pesan-pesan yaitu: yang mengajarkan sifat-sifat 1. Motif ornamen yang dikenakan bermasyarakat seperti tolong- pada Rumah Bolon sebagai nasehat menolong, gotong royong, atau ajaran-ajaran moral kepada keramahtamahan dan sikap taat generasi muda. Lewat ornamen terhadap norma atau aturan yang berbagai motif disampaikan berlaku dalam masyarakat harapan, cita-cita dan nasehat agar Simalungun itu sendiri. Simbol- kelak para generasi muda dapat simbol yang berisi tentang kehidupan hidup lebih bermakna. bermasyarakat ialah andurdur, ikat 2.Dari hasil inventarisir terdapat 39 rante, bohi-bohi, bodat marsihutuan, jumlah motif ornamen, 31 ornamen gatip-gatip dan porkis marodor. berada di lopou, 27 ornamen berada di rumah dan 19 ornamen 1.4. Makna Simbol Ornamen berada pada lopou dan rumah. Tentang Perlindungan Magis 3.Dari hasil mengklasifikasikan Simbol ornamen juga makna simbol ornamen memiliki kekuatan (keyakinan berdasarkan pengertian umum terhadap kekuatan itu sendiri). Motif- terdapat 4 pembagian yakni, makna motif dalam simbol tersebut tidak tentang karakter diri, perlindungan

magis, harapan atau doa dan cara Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi hidup bermasyarakat. Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

DAFTAR PUSTAKA Surachmad, Winarno. 1978. Dasar dan Teknik Research Chanafie, Imam. 1999. Pengantar Metodologi Ilmiah. Hermeneutika Islam: Bandung: Tarsito. Membangun Peradaban Tuhan di Pentas Global. Yogyakarta: Suyono, Ariyono. 1985. Kamus Adipura. Antropologi. Jakarta: Akademik Presindo. Moleong. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif. Djomen Purba, 5 Februari 2015 Bandung: CV. Remaja Rosdakarya Fidelis Castro Saragih, 6 Februari 2015 Sayuti, Husin. 1989. Pengantar Teknologi dan Riset. Jakarta: C. Badu Purba, 5 Februari 2015 V. Fajar Agung. Lilih Purba, 6 Februari 2015 Singarimbun, M. dan Efendi, S. 1989. Metode Penelitian Haloson Sidabutar, 5 Februari 2015 Survei. Jakarta: LP3ES. Neti Purba, 6 Februari 2015 Sipayung, Hernauli dan Lingga, S. Andreas 1995. Simalungun Bonar Elisman, 5 Februari 2015 Tradisional House Ornaments (Ragam Hias Rumah Sahala Pardomuan Saragih, 6 Tradisional Simalungun). Februari 2015 Medan: Education And Culture Departemen Directorate Pardamean, 5 Februari 2015 General Of Culture North Sumatra Goperment Museum. Yesaya Manihuruk, 6 Februari 2015