Kinerja Keuangan Pedagang Kaki Lima Di Kotamadya
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Jurnal Neraca Vol 2 No.1, Juni 2018: 16-28 | 16 KINERJA KEUANGAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KOTAMADYA PALEMBANG TAHUN 2016 DILIHAT DARI SUDUT ANALISA RATIO DALAM MEWUJUDKAN AKSELERASI START-UP BERBASIS IPTEK MENUJU ERA INDUSTRI 4.0 Oleh: Diana Widhi Rachmawati1, Liska Novia Sari, Ari Kesuma Wijaya, Luluk Irawan (UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG) 1)[email protected] Abstrak─Manusia butuh makan dan minum untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan tetap mempertahankan kelangsungan hidup. Selain kebutuhan akan konsumsi bahan pokok, manusia juga mengkonsumsi makanan- makanan dan minuman-minuman ringan, seperti halnya bakso, mie ayam, pecel lele, soto, sate, siomay dan lain sebagainya. Makanan-makanan tersebut dapat kita memasak sendiri atau kita temukan di jual oleh pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima atau disingkat PKL adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang melakukan kegiatan komersial di atas daerah milik jalan (DMJ/trotoar) yang (seharusnya) diperuntukkan untuk pejalan kaki (pedestrian). Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data- data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. Analisis Laporan Keuangan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis ratio. Tujuan umumnya adalah untuk memberikan informasi perkembangan kinerja keuangan pedagang kaki lima tahun 2016 dilihat dari analisis ratio. Sampel dari penelitian ini adalah : Pedagang Bakso dan Mie Ayam Ceker Setan, Pecel Lele, Sate dan Soto. Hasil dari penelitian yang dicapai yaitu secara garis besar Pedagang Bakso dan Mie Ayam Ceker Setan ini yang ada di Palembang masih dalam proses berkembang. Karena masih banyak dari beberapa rasio di atas yang belum seperti yang diharapkan, seperti belum lavarage atau solvabel, masih perlu peningkatan aktivitasnya dan masih perlu mengejar pencapaian profit atau keuntungannya. Kata Kunci : Kinerja Keuangan Pedagang Kaki Lima Abstract─Humans need to eat and drink to fulfill their needs with the aim of maintaining survival. In addition to the need for consumption of basic ingredients, human also consume fodds and soft drinks such as meatballs, chicken noodles, pecel catfish, soto, dumplings and so on. We can cook these foods alone or we find them sold by steet vendor. Street vendor or abbreviated PKL is a term to refer to merchants who carry out commercial activities over the area owned by the road (DMJ/sidewalk) which is (supposedly) intended for pedestrians. Financial report analysis is the application of analytical tools and techniques for general purpose financial statements and related data to produce estimates and conclusions that are useful in business analysis. Analysis of financial statements Inerja Keuangan Pedagang Kaki LimaDIi Kotamadya Palembang…………(Diana Widhi Rachmawati, dkk) Jurnal Neraca Vol 2 No.1, Juni 2018: 16-28 | 17 used in this study uses ratio analysis. Its general purpose is to provide information on the developent of 2016 street vendors’ financial performance as seen from the ratio analysis. The sample of this study was the seller of meatballs and vicious chicken noodles, catfish pecel, satay and sot. The results of the research achieved were that in broad outline meatballs and vicious chicken noodles, catfish pecel, satay and sot the existing in municipality of Palembang was still in the process of developing, because there are still many of the above ratios that have not been as expected, such as not yetlavarage or solvable, still need to increase its activities and still need to pursue the achievement of profit. Keywords: Of Financial Performance of Street Vendors A. Pendahuluan Keuangan pedang kaki lima di Pedagang kaki lima atau Kotamadya Palembang tahun 2016 disingkat PKL adalah istilah untuk dilihat dari sudut analisa rasio dalam menyebut penjaja dagangan yang mewujudkan akselerasi start-up melakukan kegiatan komersial di atas berbasis IPTEK menuju era industri daerah milik jalan (DMJ/trotoar) 4.0 ? yang (seharusnya) diperuntukkan Sudaryanti (2000), Menurut untuk pejalan kaki (pedestrian). Eridian, Pedagang kaki lima atau Untuk memenuhi kebutuhan disingkat PKL adalah orang-orang hidupnya, manusia butuh makan dan dengan modal relatif kecil/sedikit minum untuk memenuhi kebutuhan berusaha (produksi-penjualan hidupnya dengan tujuan tetap barang/jasa-jasa) untuk mempertahankan kelangsungan memenuhikebutuhan kelompok hidupnya. Banyak makanan dan konsumen tertentu dalam minuman yang diperdagangkan masyarakat. Usaha itu dilakukan beberapa di antaranya seperti bakso, pada tempat-tempat yang dianggap mie ayam dan lain sebagainya. strategis dalam suasana informal. Makanan yang banyak diminati dan Kartono, dkk ( 1980), Ciri- menjadi alternatif makanan pilihan ciri pedagang kaki lima, yaitu : khususnya anak muda yaitu 1. Merupakan pedagang yang Pedagang Bakso dan Mie Ayam kadang-kadangjuga sekaligus Ceker Setan, Pecel Lele, Sate dan produsen Soto. Oleh karena itu, tidak heran 2. Ada yang menetap pada lokasi jika beberapa makanan tersebut tertentu, ada yang bergerak dari banyak ditemui karena hampir rata- tempat;satu ke tempat yang lain, rata masyarakat dikota Palembang menggunakan pikulan, kereta menyukai beberapa makanan tadi. dorong, tempat atau stan yang Karena inilah kami merasa tertarik tidak permanenserta bongkar untuk melakukan penelitian untuk pasang; mengetahui Bagaimana Kinerja Inerja Keuangan Pedagang Kaki LimaDIi Kotamadya Palembang…………(Diana Widhi Rachmawati, dkk) Jurnal Neraca Vol 2 No.1, Juni 2018: 16-28 | 18 3. Menjajakan bahan makanan, menganalisis laporan keuangan minuman, barang-barang perusahaandengan tujuan menggali konsumsi, yang tahan lama secara informasi yang lebih luas dan eceran; mendalam dari laporan keuangan. 4. Umumnya bermodal kecil, kadang Wild (2005), Analisis hanya merupakan alat bagi Laporan Keuangan adalah aplikasi pemilik modal dengan dari tehnik dan analiss untuk laporan mendapatkan sekedar komisi keuangan bertujuan umum dan data- sebagai sebagai imbalan atas jerih data yang berkaitan untuk payahnya; mengahasilkan dan kesimpulan yang 5. Kualitas barang-barang yang bermanfaat. diperdagangkan relatif rendah dan Munawir (2004), Ada dua biasanya tidak berstandar; metode analisis yang digunakan oleh 6. Volume peredaran uang tidak setiap penganalisa laporan keuangan, seberapa besar, para pembeli yaitu : merupakan pembeli yang berdaya 1. Analisis Horizontal yaitu beli rendah; analisis dengan 7. Usaha skala kecil bisa berupa mengadakan family enterprise, dimana ibu dan perbandingan laporan anak turut membantu dalam usaha keuangan untuk beberapa tersebut, baik langsung maupun periode atau beberapa tidak langsung; periode atau beberapa 8. Tawar menawar antar penjual dan saat, sehingga akan pembeli merupakan relasi ciri diketahui yang khas pada usaha pedagang perkembangannya. kaki lima; 2. Analisis Vertikal yaitu 9. Dalam melaksanakan analisa yang hanya pekerjaannya ada yang secara meliputi satu periode penuh, sebagian lagi atau satu saat saja., melaksanakansetelah kerja atau dengan waktu senggangdan ada pula yang memperbandingkan melaksanakan musiman antara pos yang satu Harahap (2009), Laporan dengan pos yang Keuangan merupakan media laindalam laporan informasi yang merangkum semua keuangan. aktivitas bagi manajemen,investor, Jumingan (2006), Kinerja bank, pemerintah dan masyarakat merupakan gambaran prestasi yang umum. Salah satu tugas penting yang dicapai perusahaan dalam kegiatan dilakukan oleh manajemen atau operasionalnya baik menyangkut investor setelah akhir tahun adalah aspek keuangan, aspek pemasaran, Inerja Keuangan Pedagang Kaki LimaDIi Kotamadya Palembang…………(Diana Widhi Rachmawati, dkk) Jurnal Neraca Vol 2 No.1, Juni 2018: 16-28 | 19 aspek penghimpunan dana dan atau objek lain. ( Sugiyono, 2012 : penyaluran dana, aspek teknologi, 60). maupun aspek sumber daya manusia. Sekali lagi, variabel variabel Mahmud (2003), Ukuran adalah objek penelitian, atau apa kinerja Keuangan meliputi rasio- yang menjadi titik perhatian suatu rasio berikut : penelitian.( Arikunto, 2010:161) a) Rasio Likuiditas mengukur Berdasarkan pendapat diatas kemampuan perusahaan untuk maka variabel dalam penelitian ini memenuhi kewajiban jangka adalah: pendeknya atau kemampuan ( X ) variabel terikat : Hasil Kinerja perusahaan untuk memenuhi Keuangan Pedagang Kaki kewajiban keuangan pada saat Lima. Jika Dilihat Dari Sudut ditagih. Analisa Ratio. b) Rasio Aktivitas mengukur Berdasarkan variabel diatas, sejauh mana efektivitas dapat didefinisikan dalam penelitian penggunaan aset dengan melihat ini adalah : Hasil Kinerja Kinerja tingkat aktivitas aset Keuangan Pedagang Kaki Lima. Jika c) Rasio Solvabilitas mengukur Dilihat Dari Sudut Analisa Ratio. sejauh mana kemampuan Jika Dilihat Dari Sudut Rasio perusahaan memenuhi Solvabilitas adalah keseluruhan kewajiban-kewajiban jangka kegiatan pengukuran, pengelolaan, panjangnya penafsiran, dan pertimbangan untuk d) Rasio Profitabilitas mengukur membuat keputusan tentang tingkat seberapa kemampuan Analisa Rastio yaitu Rasio perusahaan menghasilkan laba Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, (profitabilitas) dan Profitabilitas dari Pedagang Kaki e) Rasio Pasar mengukur Lima perkembangan nilai perusahaan Populasi adalah wilayah relatif terhadap nilai pasar. generalisasi yang terdiri atas : obyek / subyek yang mempunyai kualitas B. Prosedur Penelitian dan karakteristik tertentu yang Variabel adalah segala sesutu ditetapkan oleh peneliti untuk yang berbentuk apa saja yang di dipelajari