KIAT PEMASARAN USAHA LELE DI TENDA SEPANJANG JALAN LINTAS TIMUR SUMATERA KECAMATAN LIRIK KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU

Oleh

Farin Kharisma 1); Eni Yulinda 2); dan Hamdi Hamid 2)

ABSTRAK

Penelitian ini tentang kiat pemasaran usaha pecel lele di warung tenda dan dilaksanakan pada tanggal 17 Juni – 03 Juli 2015 di sepanjang jalan Lintas Timur Sumatera Kecamatan Lirik Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan usaha pecel lele di warung tenda dan utnuk Mendeskripsikan Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemasaran usaha pecel lele di warung tenda. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warung tenda pecel lele merupakan usaha perdagangan makanan yang dilakukan pada sore hari hingga tengah malam bahkan ada juga yang buka pada waktu jam 17.00 WIB sampai 24.00 WIB yakni berjumlah 6 waung pecel lele, sedangkan usaha yang berlokasi di dekat pemberhentian angkutan umum antar provinsi ini yakni berjumlah 3 warung buka pada jam 15.00 WIB sampai jam 03.00 WIB , disebabkan lokasi ini selalu ramai calon pembeli. Keberadaan usaha pecel lele oleh pengusaha pecel lele di Jalan Lintas Timur Sumatra Kecamatan Lirik Kabupaten Indragiri Hulu dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal : peluang yaitu laju pertumbuhan penduduk, inovasi alat masak, kebijakan dan peranan pemerintah dalam pengembangan usaha pecel lele, tempat lokasi yang mendukung, ketersediaan bahan baku, daya beli konsumen, pengembangan daerah pemasaran. Faktor internal yaitu faktor dilakukan oleh suatu pengusaha untuk melakukan kegiatan usaha warung tenda pecel lele. hasil penelitian kiat- kiat yang dilakukan oleh pedagang responden berbeda- beda, diantaranya ada pelayan perempuan, fasilitas yang bagus, lokasi strategis, kualitas produk, servis/pelayanan dan kebersihan.

Kata Kunci : Kiat Pemasaran, Faktor Eksternal, Faktor Internal.

1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau 2) Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau

BUSINESS MARKETING TIPS PECEL LELE TENT SHOP ALL THE WAY OF CROSS NORTH SUMATRA LIRIK DISTRICT INDRAGIRI HULU REGENCY RIAU PROVINCE

By

Farin Kharisma 1); Eni Yulinda 2); dan Hamdi Hamid 2)

ABSTRACT

This research on pecel lele business marketing tips in the tent stalls and was held on 17 June to 3 July 2015 along the East Sumatera Lirik District of Indragiri Hulu Regency Riau province. The purpose of this study was to describe the business activities pecel lele in the tent stalls and separately describe the factors that influence marketing efforts in the shop tent pecel lele. The method used in this study is a survey method. The results showed that the tent stalls pecel lele is a trading business meal is done in the afternoon until midnight and even some are open at 17:00 pm until 24.00 pm which amounted to 6 waung pecel lele, while the business is located near the dismissal of intercity public transport this province which amounted to 3 stalls open at 15:00 pm until 3:00 pm, because the location is always crowded prospective buyers. The existence of business pecel lele by employers pecel lele in the Trans Eastern Sumatra District of Lirik Indragiri Hulu influenced by some external factors: the probability that the rate of population growth, innovation cookware, policies and government's role in business development pecel lele, where location support, availability raw materials, consumer purchasing power, the development of the marketing area. Internal factors are the factors by an employer to conduct business activities tent stalls pecel lele. the results of research conducted by the tips of respondents different merchants, among them there maid, facilities, strategic location, quality of product, service / service and cleanliness.

Keywords: Marketing Tips, External Factors, Internal Factors.

1) Student in Fisheries and Marine Science Faculty Riau University 2) Lecturer in Fisheries and Marine Science Faculty Riau University

PENDAHULUAN Awal mula pecel lele ada di kecematan Lirik ini berdasarkan Kabupaten Indragiri Hulu wawancara kepada pemilik warung merupakan jalan lintas yang pecel lele mereka merantau langsung menghubungkan Kota Pekanbaru dari daerah asal mereka dan ada dengan daerah sub urban dan daerah- pengusaha yang membuka usaha ini daerah lain seperti Propinsi Sumatra berdasarkan usulan dari saudara yang Selatan, pulau Jawa dll. Di sepanjang bertempat tinggal di kecamatan Lirik. Jalan Lintas Timur yang terletak di Ditinjau dari lingkungan kecamatan Kecamatan Lirik terdiri dari beberapa Lirik prospek untuk membuka usaha bangunan (ruko), kantor, pusat belanja pecel lele ini sangat (pasar), sekolah dan tempat ibadah menjanjikan,karena masih sedikit yang (masjid). membuka warung kuliner seperti pecel lele. Didaerah kecamatan Lirik ini pesat perkembangan nya dikarenakan Asal pengusaha atau pedagang ada beberapa perusahan perkebunan pecel lele ini umumnya berasal dari dan perminyakan yang berdiri di pulau Jawa tetapi ada juga yang kecamatan Lirik. Penduduk kecamatan berasal dari luar Jawa. Dari 9 lirik kebanyakan bekerja di beberapa pengusaha hanya 1 yang berasal dari perusahan minyak swasta dan ada juga Lampung, 3 pengusaha berasal dari yang bekerja di perusahaan Lamongan, 4 pengusaha berasal dar perkebunan. Jarak jalan Lintas Timur semarang, dan 1 pengusaha berasal di Kecamatan Lirik ini berjarak 20 km. dari solo. Pengusaha yang daerah Pada tahun 2012 usaha warung pecel asalnya dari Lampung membuka usaha lele yang terdapat di Jalan Lintas pecel lele di jalan Lintas Timur ini Timur yang terletak di Kecamatan berdasarkan usulan dari saudara yang Lirik ini sebanyak 5 pengusaha ,pada berada di kecamatan Lirik. Konsumen tahun berikutnya yaitu tahun 2013 yang datang tidak hanya dari darerah usaha warung pecel lele ini mengalami lokal tapi banyak juga dari luar kota penambahan pengusaha yang yang sedang melintas di jalan Lintas membuka warung pecel lele sebanyak Timur tersebut. konsumen lokal pun 8 orang dan pada tahun 2014 usaha banyak juga yang berminat mempir warung pecel lele ini bertambah kewarung pecel lele ini. jumlahnya menjadi 9 orang pengusaha. Sebagai sarana untuk Kiat-kiat yang mendukung dalam kelangsungan usaha pecel lele, usaha pecel lele ini yaitu : 1. Menu disamping pola komsumsi masyarakat makanan yang bermacam-macam, 2. terhadap ikan, maka usaha pecel lele Adanya fasilitas yang disediakan perlu ditingkatkan, peran dan warung yang nyaman, 3. Nama eksistensi serta kualitas rasa pecel lele warung yang unik, 4. Penyajian juga sangat penting dipertahankan, makanan yang menarik, 5. Tampilan secarasederhana dapat dipahami warung yang berbeda. bahwa suatu usaha dapat bertahan dan berkembang apabila usaha tersebut memberikan keuntungan secara

berkelanjutan. Dengan alasan diatas Pengambilan Data maka penulis tertarik untuk meneliti Dalam penelitian ini data yang mengenai “Kiat PemasaranUsaha dikumpulkan adalah data primer dan Pecel Lele Di Warung Tenda data sekunder. Data primer diperoleh Sepanjang Jalan Lintas Timur Sumatra melalui wawancara langsung terhadap Kecamatan Lirik Kabupaten responden (pengusaha) dengan Indragirihulu”. menggunakan quisioner sebagai alat bantu. METODOLOGI PENELITIAN Untuk melengkapi data ini sebagian diambil dari Kantor Waktu dan Tempat Kecamatan Lirik dan didukung Penelitian ini yang akan literatur yang ada hubungannya dilaksanakan tanggal 17 Juni – 3 juli dengan penelitian ini. 2015. objek penelitian ini adalah pengusaha warung tenda pecel lele di Batasan Penelitian sepanjang Jalan Lintas Timur Penelitian ini hanya terbatas Sumatera yang berlokasi di Kecamatan untuk mengetahui kiat pemasaran Lirik Kabupaten Indragirihulu Provinsi usaha warung tenda pecel lele yang Riau. pemilihan lokasi penelitian ini meliputi : pengusaha pecel lele dan berdasarkan pertimbangan bahwa merumuskan kiat-kiat pemasaran yang usaha pecel lele yang ada di daerah ini efektif bagi usaha pecel lele yang ada cukup banyak dan memiliki ciri khas disepanjang Jalan Lintas Timur yang berbeda – beda. Sumatera Kecamatan Lirik Kabupaten

Indragirihulu Provinsi Riau. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam 3.5. Analisis Data penelitian ini adalah metode survei, Data yang diperoleh dalam yaitu melakukan pengamatan langsung penelitian ini adalah data primer terhadap objek di lapangan dengan maupun data sekunder. Data primer mengumpulkan data melalui diperoleh dari wawancara langsung wawancara langsung dengan dengan responden sedangkan data responden yang berpedoman pada sekunder diperoleh dari intansi terkait kuisioner yang telah disediakan. yaitu Kantor Kecamatan. Data yang

diperoleh ditabulasikan dan kemudian Penentuan Responden dianalisis secara deskriptif dan Penentuan responden dalam penelitian selanjutnya dibahas menurut ini menggunakan metode sensus , permasalahan masing-masing, sehingga jumlah responden yang berdasarkan beberapa tujuan penelitian diambil sama dengan jumlah populasi yang telah ditetapkan, analisa data yang ada yaitu 9 orang pengusaha yang dilakukan adalah sebagai berikut: pecel lele yang terletak disepanjang jalan Lintas Timur Sumatra di 1). Untuk mendeskripsikan kegiatan Kecamatan Lirik. usaha pecel lele di warung tenda, data di analisis secara deskriptif dan kuantitatif

2). Untuk mendeskripsikan Faktor-  Sebelah timur berbatasan dengan faktor apa saja yang kecamatan Rengat Barat mempengaruhi pemasaran usaha Keadaan Penduduk pecel lele di warung tenda, data di Penduduk merupakan salah analisis secara deskriptif dan satu potensi yang sangat besar kuantitatif peranannya dalam pembangunan terutama sekali pada negara yang HASIL DAN PEMBAHASAN sedang berkembang seperti . Letak Geografis Kecamatan Lirik Jumlah penduduk yang produktif Kecamatan Lirik merupakan diharapkan akan mampu mengelola salah satu kecamatan yang cukup pesat dan memanfaatkan sumber daya alam perkembangannya baik ditinjau dari yang ada terutama pada pengelolaan perkembangan fisik kota maupun hasil perikanan, perternakan, pertanian pertambahan penduduknya. Secara ditingkat konsumen, khususnya geografis Kecamatan Lirik berbatasan pengelolaan usaha pecel lele. dengan wilayah tetangganya yaitu : Untuk lebih jelasnya mengenai  Sebelah utara berbatasan dengan jumlah penduduk Kecamatan Lirik kecamatan Ukui berdasarkan jenis kelamin pada tahun  Sebelah selatan berbatasan dengan 2014. kecamatan Rengat Barat  Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Pasir Penyu Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Kecamatan Lirik Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau Tahun 2014. Jumlah penduduk No Kelurahan Jumlah Laki - laki Perempuan 1 Japura 784 787 1571 2 Sidomulyo 1264 1096 2360 3 Pasir Ringgit 1104 1246 2350 4 Gudang Batu 514 451 965 5 Sungai Sagu 1222 1104 2326 6 Lirik Area 225 218 443 7 Rejosari 527 479 1006 8 Lambang Sari V 358 380 738 9 Lambang Sari IV 55 142 197 10 Lambang Sari I,II,III 511 465 976 11 Wonosari 550 536 1086 12 Seko Lubuk Tigo 765 915 1680 13 Banjar Balam 493 469 962 14 Redang Seko 1651 1502 3153 15 Sukajadi 502 516 1018 16 Mekar Sari 863 781 1644 17 Pasir Sialang Jaya 483 466 949 Jumlah 11.871 11.553 23.424 Sumber : Kantor Camat Lirik

Tabel 4.3. Disini terlihat sebagian Berdasarkan Tabel 4.1. diatas penduduk yang berada di Kecamatan terlihat jumlah penduduk di Lirik ini. Kecamatan Lirik Kabupaten Indragiri Mata pencaharian penduduk di Hulu Provinsi Riau ini debanyak Kecamatan Lirik cukup beragam, 23.424 jiwa dengan jumlah laki – laki yaitu: Petani, PNS, karyawan 11.871 jiwa (50,67 %) dan perempuan perusahaan swasta, nelayan, peternak, 11.553 jiwa (49,32 %). pedagang, dan Buruh serta belum/tidak bekerja. Berdasarkan data yang Sebaran Penduduk Menurut Mata diperoleh mata pencaharian penduduk Pencaharian di Desa Sawah dapat dilihat pada Sebaran penduduk di Tabel 4.3 Kecamatan Lirik kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau ini dapat dilihat di

Tabel 4.3. Penduduk Kecamatan Lirik Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2014 No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 Petani 1084 25,00 2 Nelayan 49 1,13 3 Pengerajin 112 2,60 4 Karyawan Perusahaan Swasta 1146 26,43 5 Pedagang 568 13,10 ,6 Kepolisian 7 0,16 7 Tentara 11 0,25 8 Peternakan 142 3,27 9 Buruh 1005 23,18 10 PNS 211 4,86 Jumlah 4335 100,00 Sumber : Kantor Camat Lirik Berdasarkan Tabel 4.3. dilihat Karakteristik Pengusaha Responden penduduk di Kecamatan Lirik ini nilai 4.2.1. Umur Pengusaha yang paling tinggi bermata Berdasarkan umur pengusaha pencaharian sebagai karyawan swasta menjadi tolak ukur dalam menentukan yang berjumlah 1146 jiwa (26,43 %). produktifitas seorang baik dari segi Karna di Kecamatan Lirik ini banyak fisik maupun cara berfikir dalam berdiri perusahaan swasta seperti mengolah usaha pecel lele perusahaan Migas maupun perusahaan ini.Umumnya seseorang yang dalam perkebunan. Penduduk di Kecamatan usia produktif yang dapat melakukan Lirik lebih banyak berprofesi sebagai usaha pecel lele dapat dilihat pada karyawan swasta. Table 4.4.

Tabel 4.4. Pengusaha Pecel Lele Berdasarkan Umur

No Nama Pengusaha / Responden Umur (Tahun) 1 Anto 38 2 Sarno 40 3 Untung 39 4 Wito 40 5 Idris 39 6 Subadi 30 7 Iwan 33 8 Mugio 40 9 Gono 34 Sumber : Data Primer Dari Tabel 4.4. terlihat yang berumur 33 tahun. Hal ini yang sebagian pengusaha pecel lele ini akan menjadi usia yang produktif berusia > 40, ada yang berumur dalam usaha seperti usaha pecel lele sampai 51 tahun. Tetapi ada juga ini. pengusaha yang masih berusia muda Tingkat Pendidikan Pengusaha berpengaruh juga dalam melakukan Pecel Lele berbagai inovasi teknologi baru. Tingkat pendidikan seseorang Distribusi tingkat pendidikan pengusaha pecel lele akan pengusaha pecel lele dapat dilihat pada mempengaruhi kemampuan dalam tabel 4.6 di bawah ini. berfikir dan mengelola usahanya. Selain itu tingkat pendidikan

Tabel 4.6. Pengusaha Pecel Lele Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jimlah (Jiwa) Persentase (%) 1 SD 1 11,11 2 SMP 1 11,11 3 SMA 5 55,56 4 Sarjana 2 22,22 Jumlah 9 100,00 Sumber : Data Primer Dari Tabel 4.6 memperlihatkan yang menentukan keberhasilan usaha bahwa pendidikan pengusaha pecel yang dikelola dipengaruhi oleh faktor lele berada pada kategori sedang, 1). Terbatasnya pendidikan yang sebagian besar responden hanya tamat dimiliki oleh pengusaha, 2). SMA dengan jumlah 5 orang (55,56 Kurangnya bimbingan dari petugas %). Dengan tingkat pendidikan yang penyuluhan, dan 3). Lemahnya modal tergolong sedang ini mengakibatkan yang dimiliki. Tingkat pendidikan agak susahnya seseorang untuk yang lebih tinggi akan mempengaruhi menerima perubahan yang bermanfaat produktifitas kerja, sebab semakin bagi pengembangan usaha. tinggi tingkat pendidikan yang Sebagaimana yang dikemukakan oleh dimiliki, maka semakin tinggi pula Syamsuddin (2002), bahwa faktor

pemanfatan waktu yang digunakan menyajikan berbagai jenis atau menu untuk bekerja. makanan dan minuman. Untuk melihat Pengalaman Pengusaha Pecel Lele responden berdasarkan pengalaman Pengalaman usaha pecel lele usaha pecel lele dilihat pada Tabel 4.5. dapat diartikan bahwa lamanya seseorang pengusaha pecel lele dalam Tabel 4.5 Pengusaha Berdasarkan Pengalaman Dalam Usaha Pecel Lele No Pengalaman Usaha (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 0 - 3 7 77,78 2 4 - 7 1 11,11 3 >7 1 11,11 Jumlah 9 100,00 Sumber : Data Primer Dari Tabel 4.5 terlihat bahwa sebagian besar pengusaha pecel lele Jumlah Tanggungan Keluarga telah melakukan usaha pecel lele Pengusaha Pecel Lele kurang dari 4 tahun sebanyak 7 orang Menurut Yasin (1996), Jumlah (77,78%). Ini terlihat bahwa tanggungan keluarga secara langsung pengusaha pecel lele pada umumnya tidak berpengaruh terhadap tingkat memiliki pengalaman usaha yang usaha yang dilakukan, namun akan cukup dan nantinya akan berkaitan mempengaruhi pengusaha dalam dengan pengalokasian faktor-faktor melaksanakan produksi. Untuk produksi dalam melakukan usaha pecel jelasnya distribusi pengusaha pecel lele. Menurut Yasin (1996), lele berdasarkan jumlah tanggungan pengalaman berusaha akan keluarga dapat dilihat pada Tabel 4.7. mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan dalam mengalokasikan faktor-faktor produksi serta penerapan teknologi baru. Tabel 4.7. Pengusaha Pecel Lele Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga No Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 1 – 2 2 22,22 2 3 – 4 6 66,67 3 5 – 6 1 11,11 Jumlah 9 100,00 Sumber : Data Primer Dari Tabel 4.7 dapat dilihat jumlah tanggungan keluarga akan bahwa sebagian besar pengusaha pecel memperbesar jumlah pendapatan. lele memiliki tanggungan keluarga Setiap usaha menginginkan yang tidak terlalu besar, rata – rata pendapatan yang menguntungkan tidak pengusaha pecel lele ini memiliki terkecuali bisnis pecel lele, tentu tanggungan keluarga 3 – 4 (66,67%), mengharapkan laba atau keuntungan dengan demikian semakin sedikitnya yang sesuai, tidak seorang pun yang berniat untuk merugi. Kerugian berarti

kehilangan sebagian modal atau tenaga warga. Warung pecel lele dengan dan pemikiran yang telah dicurahkan nama Warung Pecel Lele Anti Galau untuk kelangsungan bisnis itu. tidak mempunyai lahan parkir yang Sedangkan keuntungan berarti tidak begitu luas dan lokasinya berdiri memperoleh kelebihan hasil dari bebrapa meter dari pusat modal yang telah ditanamkan pemberhentian bus antar provinsi (Rahardi, Kristiawati dan Nazarudin, Simpang Raya. Lokasi yang strategis 1997). ini menjadikan warung pecel lele Kegiatan suatu usaha akan tersebut banyak pengunjung. berjalan dengan baik apabila didukung pemilihan lokasi untuk setiap bentuk oleh modal yang cukup. Menurut kegiatan dalam proses produksi sangat Mubyarto (2001), menyatakan bahwa menentukan efektifitas dan efesiensi besar kecilnya modal yang dimiliki keberlangsungan kegiatan tersebut. oleh pengusaha tersebut akan mempengaruhi besar kecilnya Gambaran Umum Usaha Pecel Lele produksi atau penghasilan yang akan Warung Tenda diperolehnya. Dalam menjalankan Warung tenda pecel lele secara usaha pecel lele menggunakan modal umum merupakan warung yang sendiri, semua ini dikarenakan berlokasi di pinggir jalan tang kurangnya mereka dalam dimanfaatkan pada malam hari, sebab memanfaatkan pinjaman atau kredit, berlokasi di dekat kantor perusahaan sedangkan dalam mengembangkan migas dan di lahan parkir mobil yang usaha tersebut membutuhkan modal terletak di pasar Lirik. Warung pecel yang relatif besar. lele ini mempunyai bangunan hanya menggunakan tenda bongkar pasang. Lokasi Usaha Pecel Lele Warung Luas warung tenda pecel lele beragam, Tenda dari 15 m sampai 25 m. warung pecel Lokasi paling berpengaruh lele ini menyediakan berbagai menu untuk menentukan bisnis ini maju atau makanan dan minuman dan hanya tidak. Terkadang Anda memerlukan buka dari jam 17.00 WIB sampai keberuntungan untuk menemukan 24.00 WIB, tetapi berbeda dengan lokasi yang stategis. Biasanya tempat earung pecel lele yang berlokasi di yang strategis akan disewakan dengan dkat pemberhentian angkutan umum harga yang cukup tinggi. Untuk Anda antar provinsi ini buka dari jam 15.00 yang memiliki modal cukup pun perlu WIB sampai jam 03.00 WIB. mempertimbangkan apakah Dikarenakan lokasi ini tidak ada keuntungannya akan sebanding dengan sepinya krna berdekatan dengan pusat modal yang dikeluarkan untuk pemberhentian umum angkutan umum menyewa lokasi. antar provinsi. Lain dengan hal warung pecel lele yang lainnya, sperti warung pecel Tenaga Kerja lele Lamongan ini tidak mempunyai Usaha warung tenda pecel lele lahan parkir yang tidak luas tetepi dalam menjalankan usahanya tidak warung pecel lele ini terletak di kantor dilakukan sendiri tetepi pengusaha perusahaan dan berdiri di pemukiman mempunyai paling sedikit satu orang

tenaga kerja, melainkan paling sedikit ikan sejenis lele berat tersebut pemilik mempunyai 1 orang karyawan pengusaha memilih karena ikan lele untuk membantu menyelesaikan tidak terlalu besar dan tidak terlalu pekerjaan nya. Jumlah karyawan kecil dan ukuran besarnya pas untuk pengusaha pecel lele bervariasi. ukuran konsumsi. Terkadang ukuran Umumnya orang yang dijadikan membuat konsumen suka,terlalu besar karyawan yaitu sudara atau teman ikan lele yang disediakan akan sekampung halaman dari daerahnya. membuat konsumen sungkan untuk . memakan. Waktu Penjualan/Jam Operasional Warung tenda pecel lele Target Pasar merupakan usaha perdagangan Warung pecel lele yang mudah makanan yang diakukan pada sore hari didapatkan di pinggiran jalan raya hingga tengah malam bahkan ada juga memudahkan para konsumen untuk yang buka hingga waktu menjelang menikmati hidangan pecel lele. subuh. Warung tenda pecel lele Penyajian yang hangat adalah salah berjualan setiap hari tetapi ada juga satu kiat pelayanan yang diberikan. yang tutup dengan waktu yang tidak Harga yang tidak terlalu mahal tertentu. Waktu yang efektif berbualan membuat warung pecel lele tetap mulai pukul 17.00 wib sampai pukul berdiri untuk menjajakan 24.00 wib. Hal ini dikarenakan dagangannya. Warung pecel lele ini beberapa lokasi yang mendukung berdiri di sekitaran pusat kegiatan seperti lokasi yang strategis dan masyarakat seperti kantor perusahaan pelanggan yang ramai. dan perusahaan industri lainya.

Pengadaan dan Penanganan Bahan Untuk mendefinisikan misi Baku dan tujuan perusahaan, pemasaran Pecel lele merupakan produk berperan dalam pencapaian tujuan yang berbahan baku utamanya yaitu strategis, sehingga proses pemasaran ikan lele tetepi ada pula ikan tawar dan kekuatan dapat mempengaruhi yang disediakan seperti ikan gurami strategi pemasaran yang bertujuan dan ikan nila. Sebahagian pedagang / untuk memenangkan persaingan. pengusaha pecel lele memperoleh Proses pemasaran adalah proses yang bahan baku tama ini diambil dari menganalisa peluang pemasaran, pembesaran di kolam budidaya ikan menyelidiki pasar sasaran. lele. Pemilik warung mengaku puas dengan memperoleh bahan baku dari Faktor – Faktor yang kolamnya langsung dengan harga yang Mempengaruhi Pemasaran sedikit mahal dari harga jual pasar. Faktor Internal Tapi karena sudah lama berlangganan Faktor internal yaitu factor harga bahan baku utamanya ini diberi dilakukan oleh suatu pengusaha untuk pengurangan harga. melakukan kegiatan usaha warung Berat ikan yang digunakan oleh tenda pecel lele. Data internal pengusaha yang beratnya 1 kg ikan ber diperoleh melalui kegiatan wawancara isi 6 – 7 ekor ikan lele. Untuk ukuran dengan pemilik warung tenda pecel

lele. Yang menjadi faktor internal atau memuaskan kebutuhan atau dalam usaha ini yaitu kekuatan keinginan manusia, baik yang meliputi tenaga kerja, alat masak, berwujud maupun tak berwujud potensi pemasaran, lahan parkir yang (Djaslim, 1991). Strategi produk memadai dan kelemahannya meliputi adalah strategi yang dilaksanakan oleh kurang nya informasi pasar, lemahnya suatu usaha dan berkaitan dengan manejemen keuangan, lemahnya produk yang dipasarkan. Perencanaan modal. strategi produk menduduki posisi yang sangat menentukan terhadap Sumber Daya Manusia keunggulan persaingan yang dimiliki Setiap warung tenda pecel lele suatu usaha untuk menghadapi kondisi mempunyai pekerja yang berjumlah pasar yang penuh dengan persaingan antara 3- 7 orang dan pendidikan rata- saat ini. Hal ini disebabkan produk rata adalah tamatan sekolah menengah merupakan suatu hal yang ditawarkan pertama. Pada saat diterima sebagai kepada konsumen yang diharapkan pekerja pada usaha ini rata-rata mereka dapat memuaskan keinginan dan tidak mempunyai keahlian khusus kebutuhan konsumen. sehingga para pemilik yang langsung Kualitas makanan yang dijual memberikan pengarahan kepada tidak hanya berasal dari bahan baku pekerja dalam menjalankan tugasnya. yangbaik tetapi juga dari pengolahan Pemilik tidak memberikan pembagian yang dilakukan terhadap bahan baku kerja secara khusus kepada para tersebut sampai kepada penyajiannya pekerjanya dan mereka umumnya tetap terlihat bagus bagi melakukan pekerjaan secara bersama- konsumen. Sejauh ini dalam sama mulai dari melakukan persiapan menjalankan usaha para pemilik di rumah sampai pada lokasi usaha warung tenda dapat menjaga kualitas tersebut. Pemilik biasanya meluangkan makanan yang dijual dan diharapkan waktu untuk mengawasi keadaan dapat meningkatkan citra warung warung dan pekerjanya. tenda pecel lele di masyarakat. Para pekerja tinggal satu rumah dengan pemilik atau ditempatkan pada Harga satu rumah tertentu dengan tujuan Harga adalah sejumlah uang untuk mempermudah pekerjaan sebagai alat tukar untuk memperoleh mereka pada siang hari dan lebih produk atau jasa. Harga perlu mudah untuk mengawasinya. Waktu disesuaikan dengan nilai bahan baku libur untuk pegawai setiap minggunya yang terkandung dan daya beli hanya satu hari dan dilakukan secara konsumen. Strategi yang dapat bergantian pada hari yang berbeda- dilakukan adalah memberikan harga beda. yang sedikit lebih murah agar konsumen tidak beralih kepesaing lain Produk untuk memilih produk mereka. Begitu Dasar dari pemasaran adalah pun dengan kualitas produk harus produk yang merupakan tawaran nyata ditingkatkan sesuai dengan keinginan kepada pasar. Produk merupakan konsumen. segala sesuatu yang dapat memenuhi

Penetapan harga jual yang pertama mereka buka warung pecel dilakukan oleh pemilik tenda lele ini. berdasarkan kesepakatan yang dibuat Promosi yang dilakukan oleh antar anggota yang tergabung dalam pemilik warung tenda pecel lele masih satu organisasi. Harga jual setiap kurang maksimal yaitu dengan produk yang ditawarkan sangat mengandalkan Warung Tenda Pecel bervariasi tergantung dari jenisnya. Lele Konsumen informasi yang Kisaran harga produk antara Rp disebarkan dari mulut ke mulut dan 15.000 per porsi untuk pecel lele dan rekomendasi dari pelanggan yang Rp 15.000 – 25.000 per porsi untuk pernah makan di warung tenda kepada bebek dan lain-lain. Per porsi menu rekan maupun temannya serta dari makanan yang disediakan terdiri dari spanduk yang dipasang pada warung nasi dan olahan makanan lele belum tenda. Warung tenda belum membuat bersama minuman dan tambahan yang rencana baru untuk lebih mengenalkan lain nya seperti tahu, tempe, dan hati usahanya sehingga informasi yang ampela. Jadi harga yang ditentukan diketahui oleh konsumen mengenai perporsi belum termasuk tambahan keberadaan warung tenda tersebut minum dan lainnya. masih sedikit. Tujuan strategi distribusi Promosi bisa dilakukan dengan adalah meningkatkan jangkauan cara melakukan pembukaan warung produk terhadap pasar untuk pecel lele ini dengan mengundang memenuhi permintaan. Distribusi masyarakat sekitar sekaligus ajang menunjukkan berbagai kegiatan yang untuk memperkenalkan produk atau dilakukan untuk membuat produk masakan yang seorang pengusaha buat tersedia dan dapat diperoleh konsumen dan membagikan begitusanya untik sasaran. Lokasi warung tenda yang mencicipi rasa masakan warung pecel berada di Jalan Lintas Timur Sumatra lele. memberikan kemudahan bagi konsumen untuk mengunjunginya dan Keuangan jam buka usaha yang panjang yakni Pada saat memulai membuka mulai dari pukul 17.00-24.00 malam usaha ini, para pemilik lebih banyak setiap hari memungkinkan konsumen menggunakan modal sendiri yang untuk datang sepanjang malam. berasal dari modal pribadi maupun pinjaman dari kerabat atau keluarga Promosi dekat. Setelah usaha berjalan cukup Salah satu dari promosi mereka lama, permodalan sedikit demi sedikit yaitu memberi nama warung pecel lele bertambah yang berasal dari mereka dengan nama yang unik keuntungan penjualan setiap hari. ,spanduk yang bergambar – gambar Pemilik warung tenda pecel lele tidak ,dan disalah satu responden yang saya melakukan pinjaman modal dari bank wawancarai diawal mereka membuka atau lembaga keuangan lainnya dengan pecel lele mereka menarik pelanggan alasan bunga pinjaman yang terlalu dengan menaruh harga satu porsi menu tinggi dan tidak adanya jaminan atau dengan harga Rp.10000 untuk malam agunan yang dapat diajukan sebagai syarat peminjaman. Keterbatasan

sumberdaya keuangan merupakan  Meja = Rp. 5.000.000 salah satu hambatan bagi pemilik  Tenda = Rp. 5.000.000 warung tenda pecel lele untuk  Gerobak = Rp. mengembangkan usahanya. 11.000.000 Modal yang dikeluarkan stiap pengusaha lumayan besar. Setiap Modal kerja adalah suatu biaya pengusaha untuk membuka usaha ini untuk suatu usaha atau bisnis dan pada menggunakan modalnya sendiri tidak umumnya modal kerja dilakukan ada mereka menggunakan modal dengan berhutang atau pinjaman. Yang dengan modal pinjaman dari bank atau termasuk modal kerja yaitu perhari : dari yang lainnya. Karena pengusaha  Bahan baku = Rp. 500.000 berasal dari kluarga yang mampu dan  Upah tenaga kerja= Rp. 55.000 selain itu mereka mempunyai cabang  Gas = Rp. 32.000 di daerah jawa dll. Untuk membuka  Minyak tanah = Rp. 66.500 usaha warung pecel lele ini  masakan = Rp. 350.000 membutuhkan modal sebesar kurang lebih Rp.40.000.000. Faktor Eksternal Biaya tetap adalah pengeluaran Persaingan bisnis yang tidak bergantung pada Dalam menjalankan suatu tingkatan atau jasa yang dihasilkan usaha apapun pasti mempunyain oleh bisnis tersebut. Yang termasuk saingan baik lingkungan maupun yang biaya tetap perbulan yaitu : lain nya. Salah satu usaha yang  Listrik = Rp. 350.000 menjadi bahasan yaitu usaha pecel  Sewa tempat = Rp. 400.000 lele. Banyak sekali orang yang  Transportasi = Rp. 300.000 membuka tempat makan warung pecel Biaya tidak tetap adalah biaya lele ini. Karna praktis dan tidak yang besar kecilnya tergantung dari membutuhkan modal yang sangat sedikit atau banyaknya produk dan besar. Selain persaingan antara usaha jasa yang akan dihasilkan.yang sejenis banyak buka usaha tempat termasuk biaya tidak tetep perhari mkanan yang lain nya seperti nasi yaitu : goreng, , rumah makan,  Bahan baku = Rp. 500.000 sop tunjang dll maka disini lah seorang  Sayuran = Rp. 200.000 pengusaha pecel lele dituntut untuk  Gas = Rp. 32.000 kreatif dalam mengolah dan membuat  Minyak tanah = Rp. 66.500 cita rasa yang berbeda agar untuk  Bumbu = Rp. 350.000 menarik konsumen atau pembeli. jika kebanyakan orang Modal tetap adalah jenis modal menyebutnya dengan pesaing, salah yang digunakan berulang – ulang. satu pengusaha menyebutnya dengan Yang termasuk modal tetap perpriode teman seprofesi, Bukankah mereka yaitu : berbeda. Biasanya, karena persaingan,  Kompor = Rp. 500.000 mereka berlomba-lomba untuk  Piring = Rp. 3.000.000 mencari pelanggan sebanyak-  Mangkok = Rp. 3.000.000 banyaknya. Ini sangat bagus. Tapi  Kursi = Rp. 3.000.000

terkadang persaingan terjadi secara pasaran yang terluas sehingga dapat tidak sehat. menghasilkan paling banyak Salah satu pengusaha akan keuntungan. mencontohkan dan menerapkan bagaimana pengusaha dituntut untuk berinofasi dalam mengolah atau menyajikan menu masakan yang Kiat Pemasaran Usaha Pecel Lele berbeda dengan warung pecel lele lain Kiat merupakan faktor yang nya. Tapi tetap saja saya memiliki paling penting dalam pemasaran pelanggan sendiri meskipun tidak produk usaha pecel lele agar usaha sebanyak teman yang lain dapat terus bertahan dan berkembang, dari hasil penelitian kiat- kiat yang Lokasi dilakukan oleh pedagang responden Dalam lokasi ini pengusaha berbeda- beda, diantaranya ada punya tempat yang strategi. Warung pelayan perempuan, fasilitas yang ini buka di pinggir jalan lintas sumatra bagus, lokasi strategis, kualitas yang setiap harinya banyak konsumen produk, servis/pelayanan dan sekitar maupun konsumen lokal yang kebersihan. sengaja melintas di jalan lintas timur Pelayan perempuan dibuat ini. Sebahagian pengusaha membuka untuk menarik perhatian konsumen di dekat atau di sebrang rumah makan khususnya konsumen laki- laki yang sering jadi tempat pemberhntian disamping wanita secara umum lebih bus dan kendaraan yang lain nya, bagus dalam pelayanan karena lebih maka tempat yang strategi dapat lembut dalam berbicara dan teliti meningkatkan pendapatan. dibanding laki-laki namun dalam Ciri-ciri lokasi yang strategis: meningkatkan pemasaran produk  Berada di lingkungan dengan usaha pecel lele pelayan wanita yang daya beli masyarakatnya yang dipekerjakan lebih ditonjolkan cukup tinggi. keseksian tubuhnya dan biasanya  Tempat parkir tersedia luas. berparas yang cantik serta masih  Berada di pinggir jalan, muda. hal ini memang sangat pertigaan, atau perempatan. berpengaruh dalam pemasaran  Mobilitas atau lalu lalang orang terutama untuk target konsumen dari cukup tinggi. supir - supir lintas yang lewat dan Adapun tujuan teori ini adalah berpengaruh pada waktu malam hari untuk menentukan lokasi optimalnya sekedar hanya untuk hiburan seperti (Optimum location) yaitu lokasi yang teman berbicara, menggombal dan lain terbaik secara ekonomis. Menurut – lain. lokasi industri optimal Losch Fasilitas warung yang bagus (Economic of location) yang seperti memiliki dekorasi letak meja berdasarkan demand (permintaan), tersusun rapi lagi nyaman, ada musik, sehingga disitu diasumsikan bahwa ada kipas angin, ada televisi, serta lokasi optimal dari suatu pabrik atau lahan parkir yang luas juga faktor yang industri adalah dimana yang mempengaruhi pemasaran. letak meja bersangkutan dapat menguasai wilayah yang tersusun rapi menciptakan

kenyamanan pengujung dan enak pecel lele sangat mengutamakan dilihat sehingga menarik pengunjung kebersihan produk dan tempat untuk duduk singgah. Musik usahanya. disediakan untuk hiburan baik sebelum pesanan tiba dan setelah pesanan habis, sama halnya dengan musik, televisi juga sebagai media hiburan namun perbedaannya juga sebagai KESIMPULAN DAN SARAN media informasi berita. kipas angin Kesimpulan dibuat agar sirkulasi udara cepat dan Setelah melakukan analisis anginnya yang menyegarkan ruangan kondisi lingkungan internal dan sedangkan lahan parkir yang membuat eksternal dengan usaha pecel lele oleh konsumen yang datang tidak perlu pengusaha berpanduan pada penetapan repot untuk memarkirkan acuan analisis Deskriptif ,maka kendaraannya. keberadaan usaha pecel lele oleh Lokasi yang strategis membuat usaha pengusaha pecel lele di Jalan Lintas mudah ditemui, mudah dikenali dan Timur Sumatra Kecamatan Lirik mudah dijangkau oleh calon pembeli. Kabupaten Indragirihulu di pengaruhi Lokasi strategis biasanya dekat dengan oleh beberapa faktor eksternal : keramaian dan pada simpang jalan. peluang yaitu laju pertumbuhan kualitas produk yang dimaksud dalam penduduk,inovasi alat masak,kebijakan usaha pecel lele ini adalah kesegaran dan peranan pemerintah dalam bahan baku ikan, ukuran ikan yang pas pengembangan usaha pecel lele, tidak terlalu besar dan juga tidak telalu tempat lokasi yang mendukung, kecil serta cara ketersediaan bahan baku, daya beli pengolahan/penggorengan, hal ini konsumen,pengembangan daerah menjadi perhatian konsumen ketika pemasaran. Ancaman yang meliputi : sebelum mulai memesan. munculnya pesaing, meningkatnya Tidak jarang servis atau pelayanan bahan baku, kurangnya investasai yang baik mampu membuat pelanggan dibidang pecel lele, harga ditentukan kembali lagi untuk membeli, oleh bahan baku,lokasi yang berdiri pelayanan usaha pecel lele yang dipinggir jalan lintas. dilakukan seperti keramah-tamahan, Berdasarkan analisis Deskriftif komunikasi yang menyenangkan dapat menggambarkan dan pengunjung sehingga dapat tersenyum menceritakan kegiatan usaha pecel atau tertawa, selain itu waktu yang lele. Alternatif yang terpilih cepat dalam penyajian pesanan atau merupakan kiat yang dapat diterapkan memberikan hidangan awal sebelum dalam kegiatan pemasaran pecel lele di pesanan utama datang juga dilakukan. jalan Lintas Timur Sumatra yaitu Kebersihan pada produk dan pada sebagai berikut : tempat usaha dapat membuat selera - Membentuk kelompok pengusaha makan tidak terganggu atau bahkan pecel lele untuk memudahkan hilang, kebersihan juga dapat penyediaan bahan baku dan mempengaruhi rasa dari produk yang pemasaran. dibuat maka dari itu setiap pengusaha

- Menjalani kerjasama dalam Mubyarto,2001.PengantarEkonomiPer bentuk kemitraan dengan tanian. LP3ES. . pedagang untuk memperluas daerah pemasaran pecel lele Samsudin, U.1987. Dasar dalam memamfaatkan peluang DasarPenyuluhandanModernisasiPen pasar. yuluhanPertanian.BinaCipta. - Memilih saluran pemasaran yang . efisien. Saran Dalam upaya terbentuknya kelompok pemasaran usaha pecel lele diperlukan campur tangan pihak-pihak terkait, seperti upaya untuk merintis kelompok pemasaran pecel lele atau koperasi bagi pengusaha pecel lele, serta meningkatkan pengetahuan pemasaran dengan mengadakan penyuluhan dan pelatihan manejemen usaha pecel lele. Dengan terbentuknya kelompok pemasaran pecel lele diharapkan dapat membantu pengusaha pecel lele dalam memecahkan masalah pemasaran pecel lele dengan langkah-langkah yang lebih menguntungkan. Selanjutnya memanfaatkan peluang pasar secara optimal dengan memperluas daerah yang efektif dan efisien demi terjaminnya harga yang stabil.

DAFTAR PUSTAKA

Rahardi, F., Regina, K dan Nazarudin. 1997. Agribisnis Perikanan. Penebar Swadaya,Jakarta. 63 hal. Yasin,A.Z. Fachri dan Muchtar.A. 1996. Menguak Ekonomi Pertanian Riau,Usahatani Kecil, Kelembagaan dan Agribisnis. UNRI Press, Pekanbaru