1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah kerap kali melontarkan pernyataan yang menimbulkan kontroversi di masyarakat. Seperti yang dimuat dalam www.republika.co.id (28 April 20018), www.viva.co.id (19 Desember 2018), www.jawapos.com (23 November 2018), pilpres.tempo.co (28 Desember 2018), dan www.bbc.com (19 Desember 2018) terdapat beberapa pernyataan kontroversial Prabowo yaitu tidak ada lagi pada tahun 2030. Lalu ia juga mengutuk dugaan aksi penganiayaan Ratna Sarumpaet yang ternyata lebam-lebam yang diakibatkan oleh operasi plastik. Dia juga mengucapkan jika tampang Boyolali tak bisa masuk hotel berbintang lantaran bukan seperti orang kaya. Prabowo juga mengkritik kegagalan pemerintah dalam berbagai aspek seolah menjadi makanan sehari-hari oposisi atau penantang petahana.

Gambar 1.1 Pernyataan Kontroversi Prabowo Sumber: www.republika.co.id (2018)

1 Universitas Kristen Petra

Selain itu, ketika debat pilpres pada 17 Januari 2019, Prabowo juga memberikan beberapa pernyataan yang tidak sesuai dengan fakta. Seperti yang dimuat dalam nasional.kompas.com (18 Januari, 2019) Prabowo menyebutkan bahwa Jawa Tengah lebih luas dibandingkan dengan Malaysia. Sedangkan menurut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), luas wilayah Jawa Tengah pada tahun 2017 adalah 32.544,12 kilometer persegi. Sementara wilayah Malaysia seluruhnya seluas 330.323 kilometer persegi. Prabowo mengklaim bahwa maraknya korupsi di Indonesia disebabkan penghasilan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terbilang kecil. Dari data Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, pada tahun 2018, indeks tax ratio Indonesia mengalami peningkatan sebesar 0,8 persen, menjadi 11,5 persen. Prabowo juga menyampaikan kritik terhadap utang pemerintah, ia mengatakan bahwa Menteri Keuangan disebut Menteri Pencetak utang. Hal ini bisa dilihat dalam .tribunnews.com (18 Januari 2019) dengan judul “Menkeu Disebut Prabowo Menteri Pencetak Utang, Ruhut Sitompul Singgung Nama Bob Hasan Hingga Utang”. Menurut Prabowo Subianto, kinerja pemerintah saat ini tidak andal dalam mengatasi pertumbuhan ekonomi hingga harus berutang pada Bank Dunia. "Menurut saya, jangan disebut lagi Menteri Keuangan tapi mungkin Menteri Pencetak Utang. Bangga untuk utang, yang bayar orang lain" ujar Prabowo Subianto dalam dekrlasi dukungan Alumni Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (APTSI) di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur, Sabtu (25/1/2019) seperti dilansir dari laman Tribunnews. (Sumber: jakarta.tribunnews.com, 18 Januari 2019)

Menurut Ray Rangkuti, Pengamat Politik dari Lingkar Madani Indonesia dalam www.tribunnews.com ( 20 Desember, 2018) pernyataan kontroversial yang dilontarkan Prabowo sebagai strategi untuk menaikkan popularitasnya sehingga publik akan menaruh perhatian terhadapnya. Pernyataan-pernyataan ini kemudian diberitakan oleh media massa baik cetak maupun daring sehingga dikonsumsi oleh masyarakat.

2 Universitas Kristen Petra

Ray juga menyebut, kalimat kontroversial Prabowo adalah bentuk strategi guna menaikkan popularitas. Ditambah figur cawapres Sandiaga Uno yang perilakunya kadang dinilai oleh sebagai orang sangat nyeleneh. Menurut Ray, hal itu bagian dari strategi yang berhasil diterapkan sehingga menjadi perbincangan publik. "Itu semua cara mereka untuk mempopulerkan diri menarik perhatian publik," terang Ray. (Sumber: www.tribunnews.com, 20 Desember, 2018)

Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Aditya Permana dalam www.viva.co.id (19 Desember 2018) menyebut pernyataan-pernyatan berbau kontroversi yang dilontarkan Prabowo Subianto dan Joko Widodo, akan terus berlangsung hingga jelang pemilihan presiden April 2019. Dalam pengamatannya, baik Prabowo Subianto maupun Joko Widodo meniru strategi kampanye Donald Trump. Keduanya kerap melontarkan pernyataan kontroversi dengan tujuan agar gampang memilah mana yang menjadi pemilih loyal dan tidak. Langkah itupun, menurut Aditta, berhasil memecah suara masyarakat. (Sumber: www.viva.co.id, 19 Desember 2018)

Di satu sisi, pernyataan Prabwo ini juga bisa mempengaruhi elektabilitasnya seperti yang dikatakan Henri Satrio, Ahli Komunikasi Politik Universitas Paramadina dalam Tirto.id (2 April 2018) bahwa hal ini untuk menarik perhatian publik untuk menaikan elektabilitasnya. Riset Median, Sudarto dalam Kompas.com (16 April 2018) mengatakan bahwa pernyataan kotroversial yang dilontarkan Prabowo bisa menurunkan elektabilitasnya. Melihat bahwa Indonesia pada tahun 2019 ini akan merayakan pesta demokrasi besar-besaran sebab di tahun ini, rakyat Indonesia akan memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mulai dari Kota atau Kabupaten, Propinsi hingga ke DPR Pusat. Tak hanya memilih empat lembaga legislatif saja, rakyat Indonesia juga akan memilih pemimpin mereka yaitu Presiden dan Wakil Presiden (Wapres) untuk lima tahun ke depan yaitu periode 2019 hingga 2021.

3 Universitas Kristen Petra

Berbeda dengan pertarungan politik sebelumnya, pertarungan 2019 ini menjadi ronde dua untuk Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) yang sebelumnya telah bersaing pada pemilihan presiden dan wapres 2014. Perbedaanya hanya pada wakil yang mendampingi kedua calon presiden (capres), Prabowo disandingkan dengan Sandiaga Uno dan Jokowi dengan Ma’ruf Amin. Media massa merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan menggunakan alat komunikasi seperti koran, televisi atau internet (Nurudin, 2007, p. 1-2). Melihat fungsi media informasi sebagai alat untuk menyampaikan pesan, kemudian menjadi salah satu saluran bagi kedua capres dan tim sukses untuk bersaing mendapatkan perhatian dan dukungan dari publik. Persaingan antara kedua calon terlihat jelas lewat jaringan media massa baik cetak, elektronik ataupun media internet untuk membangun citra lewat media tersebut. Seperti yang dilakukan oleh Prabowo dengan mengeluarkan beberapa pernyataan kontroversi. Bahkan beberapa pemilik media massa secara terang-terangan mendukung capres pada pilpres kali ini. Dalam Tirto.id ( 20 September, 2018) dijelaskan nama-nama konglomerat dan pemilik media yang mendukung para capres, dalam pemberitaan tersebut Erick Tohir berada di kubu Jokowi. Erick Tohir diketahui sebagai pemilik media Mahaka Group yang juga menjadi Ketua Tim Pemenangan Jokowi. Selain itu, dua bos media lainnya yaitu Hary Tanoesoedibjo, pendiri Partai Persatuan Indonesia (Perindo) sekaligus pemilik MNC Group, dan Surya Dharma Paloh, pendiri Partai Nasdem yang memiliki Metro TV. Di kubu Prabowo, ada Aburizal Bakrie yang memiliki tvOne, ANTV, dan portal berita Viva.co.id. Media massa sebagai alat komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa yang yang bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu ini membuat ia lebih unggul dari jenis komunikasi lainnya (Nurudin, 2007, p.9). Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas. Sebagai salah satu ciri komunikasi massa yaitu komunikasi massa menimbulkan keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan (Nurudin, 2007, p.28). Untuk membuat pesan bisa sampai secara serentak masih

4 Universitas Kristen Petra terhambat oleh masyarakat atau penerima pesan yang bersifat heterogen, di mana wilayah jangkauan yang berbeda membuat perbedaan penerimaan pula. Dikarenakan masyarakat yang bersifat heterogen ini membuat penyampaian informasi menjadi terhambat dan tidak bisa diterima secara serentak. Hal ini kemudian diatasi oleh hadirnya media baru yaitu internet. Melalui internet inilah, pesan dapat disiarkan lebih cepat. Misalnya, informasi kasus kecelakaan dapat diketahui oleh masyarakat dalam hitungan jam atau detik dari internet. Media daring merupakan bagian dari media massa yang tersaji dalam bentuk online di situs web (website) yang menggunakan jaringan internet untuk mengaksesnya (Romli, 2012). Media daring sendiri pertama kali muncul melalui sebuah surat kabar online di Amerika (Fang, 1997, p. 234). Media daring yang menjadi bagian dari media massa menjadi sangat popular di kalangan masyarakat. Hal ini dikarenakan media daring unggul dalam memberikan informasi yang cepat, praktis dan up to date. Up to date karena media daring dapat melakukan upgrade informasi dari waktu ke waktu. Real time karena media daring dapat langsung menyajikan informasi dan berita saat peristiwa berlangsung. Praktis, karena media daring dapat diakses di mana saja dan kapan saja sejauh didukung oleh teknologi internet (Yunus, 2004, p. 32). Dalam kompas.com, Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) menemukan bahwa pengguna internet di Indonesia pada 2017 mencapai 143,26 juta jiwa. Sedangkan dalam Roy Morgan Single Source tahun 2017, di 22 kota masyarakat lebih banyak menerima informasi dari internet sebanyak 60% dibandingkan dengan koran yang hanya 37% (Kompas.com, 1 November 2017). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia lebih banyak menggunakan internet dalam proses penerimaan informasi dibandingkan dengan televisi maupun koran cetak. Seperti salah satu fungsi komunikasi massa Jay Black dan Frederick dalam (Nurudin, 2007, p. 64) yaitu to inform, di mana media berfungsi sebagai pemberi informasi dan menjadi fungsi paling penting. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi ini adalah berita-berita yang disajikan oleh media massa. Konten dan berita yang disajikan oleh media daring juga tidak dapat lepas dari jurnalisme media daring. Media daring yang unggul dalam kecepatan

5 Universitas Kristen Petra tentunya harus juga unggul dalam keakuratan informasi yang diberikan. Penting untuk disadari, akurasi (ketepatan) informasi serta kecepatannya sangat berpengaruh pada kehidupan berbangsa dan bernegara secara keseluruhan (Lesmana, 2007, p.10). Bila informasi tidak akurat, maka media tersebut tidak akan dipercaya lagi oleh pembaca. Untuk itu, wartawan atau praktisi media daring harus melakukan seleksi dan pertimbangan untuk mengemas dan memberitakan informasi di media daring agar informasi yang disampaikan tepat dan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Hal ini juga mengingat bahwa tanggung jawab mereka kepada rakyat dan juga pemerintah (Ishwara, 2005, p. 14-15). Berita menjadi salah satu produk sebuah media untuk memenuhi kebutuhan informasi pembacanya. Berita merupakan informasi mengenai suatu peristiwa nyata yang memiliki nilai-nilai yang dikenal dengan news value (Ishwara, 2005, p. 52 – 53). Tidak semua peristiwa dapat dijadikan sebuah berita, namun hanya peristiwa yang memiliki news value yang dapat dijadikan sebuah berita yang layak untuk diberitakan dalam media massa, termasuk media daring. Jika dilihat, media massa memang dijadikan sebagai tempat promosi politik bagi kedua pasangan untuk mendapatkan simpati dari masyarakat. Hal ini bisa menjebak masyarakat nantinya ketika memilih presiden dan wapres, jika tidak pintar dalam melihat pemberitaan kedua capres yang telah dibungkus sedemikan rupah oleh media. Bahkan, beberapa pemilik media secara terang-terangan mendukung kedua capres dan cawapres. Hal ini membuat media-media yang terlibat dengan kedua tokoh tidak memberitakan pemberitaan kedua capres dengan kredibel. Tidak semua orang memiliki keterampilan yang memadai untuk menilai mana berita yang kredibel dan mana yang tidak. Akibatnya, masyarakat mengandalkan media sebagai sumber informasi untuk mengetahui informasi tentang kedua capres. Sehingga ketika masyarakat menerima informasi dari media, masyarakat yang tidak punya kemampuan menilai kebenaran informasi yang diterima, dan menerimanya secara mentah-mentah. Menurut McQuail dalam bukunya Mass Communication Theories (2000, p. 66), ada enam perspektif dalam hal melihat peran media, yaitu : Media dipandang

6 Universitas Kristen Petra sebagai jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa yang sedang terjadi di luar sana. Kedua, media sebagai cermin berbagai peristiwa yang ada di masyarakat dan dunia, yang merefleksikan peristiwa dengan apa adanya. Ketiga, media menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. Keempat, media dipandang sebagai penunjuk jalan atau penerjemah dan menunjukkan arah atas berbagai ketidakpastian, atau alternatif yang beragam. Kelima, media sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak. Keenam, media tidak sekadar tempat berlalu lalangnya informasi, tetapi juga menjadi teman bicara yang memungkinkan terjadinya komunikasi yang interaktif. Melihat enam perspektif peran media massa McQuail di atas, dapat dilihat media massa mempunyai peran yang cukup signifikan dalam membentuk opini publik. Hal ini kemudian bisa dimanfaatkan oleh para elit media untuk kepentingan politiknya karena media massa bukan hanya menyampaikan informasi dan realitas yang terjadi di masyarakat melainkan juga sebagai lembaga sosial yang mempunyai pengaruh yang luas. Pengaruh yang luas ini kemudian bisa membentuk citra dan opini publik yang diinginkan oleh media tersebut berdasarkan interest masing-masing. Mengutip Jurnal Dewan Pers Edisi Nomor 09, Juli 2014, berjudul Mengungkap Independensi Media, jurnalisme adalah paham tentang kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan media. Dalam jurnalisme, terkandung idealisme. Ada suatu ideologi, yaitu usaha memberikan informasi untuk pemberdayaan masyarakat (Siregar, Kompas, 21 Juli 2013). Menurut Siregar, dalam jurnalisme dan kegiatan jurnalistik, terdapat prinsip independensi dan netralitas yang harus ditegakkan. Independen dalam arti merdeka melaksanakan ideologi jurnalisme, sedangkan netral artinya berimbang, akurat, tak memihak kecuali demi kepentingan publik. Dalam kaitan ini, Siregar menyebutkan independensi dan netralitas harus dilihat sebagai sesuatu yang berbeda, tetapi satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Sebuah media massa berkewajiban menerapkan Kode Etik Jurnalistik (KEJ) yang disahkan Dewan Pers yang mengharuskan wartawan Indonesia bersikap

7 Universitas Kristen Petra independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beretikad buruk. Menurut Muhammad dalam penelitian terdahulunya (Universitas Hassanuddin, 2014) melihat keberadaan media massa yang kuat dapat mempengaruhi pemikiran masyarakat, maka apapaun yang ditulis oleh sebuah media massa, baik itu cetak ataupun elektronik tentunya akan mempengaruhi pola pikir dalam menentukan pilihan. Selain kekuatan untuk mempengaruhi opini publik, media juga memiliki peran strategis untuk membentuk realitas sosial. Kontruksi realitas merupakan upaya untuk menentukan gambaran atau citra yang akan ditanamkan kepada publik melalui bahasa yang digunakan oleh media massa tersebut, sehingga bahasa bukan hanya sebagai perangkat dasar dalam mempresentasikan sebuah realitas, tetapi juga sebagai alat untuk menentukan relief seperti apa yang ingin diciptakan terhadap realitas yang telah ada. Masing-masing media membuat realitas dengan caranya masing-masing sesuai dengan ideologinya. Sobur (2004, p. 67) mengatakan bahwa ideologi membuat anggota dari suatu kelompok akan bertindak dalam situasi yang sama, dapat menghubungkan masalah mereka, dan memberinya kontribusi yang sama, dapat menghubungkan masalah mereka dan memberinya kontribusi dalam bentuk solidaritas dan kohesi dalam kelompok. Karenanya, ideologi akan menjadi dasar dalam kebijakan redaksional tiap media dan pada akhirnya tercermin dalam pemberitaanya. Untuk itu, karena berita bukan sekadar cermin atas realitas, maka berita merupakan serangkaian proses konstruksi reaitas. Beberapa isu dari sebuah peristiwa diseleksi lalu kemudian ditonjolkan. Seleksi ini dinamakan sebagai pembingkaian. Pembingkaian atau framing ini bertujuan untuk menghasilkan makna tertentu juga untuk membatasi perspektif masyarakat untuk melupakan suatu isu yang ingin dibuang (Eriyanto, 2002, p. 144). Alex Sobur mengatakan bahwa media massa bukan sesuatu yang bebas dan independen, dengan berbagai macam kepentingan yang bermain dibelakang mereka. Kenyataan inilah yang membuat bias berita di media massa tidak dapat dihindari (2002, p. 30). Oleh sebab itu, setiap media massa tentu tak sama dalam membingkai informasi menjadi sebuah berita sebelum dilempar pada khalayak untuk dikonsumsi. Benturan-benturan kekuasaan dan perbedaan ideologi

8 Universitas Kristen Petra menyelimuti penyajian berita setiap media massa. Eriyanto (2002, p. 15-18) mengatakan bahwa media bukan sebuah saluran yang bebas dan bukan cermin realitas yang terjadi. Realitas dibentuk atau dikonstruksi, dan media adalah salah satu agen pembentuk realitas itu. Dengan demikian, karena berita bukan sekadar cermin atas realitas, maka berita merupakan serangkaian proses konstruksi realitas. Beberapa isu dari sebuah peristiwa diseleksi lalu kemudian ditonjolkan. Seleksi ini dinamakan sebagai pembingkaian. Pembingkaian atau framing ini bertujuan untuk menghasilkan makna tertentu uga untuk membatasi perspektif masyarakat untuk melupakan isu yang ingin dibuang (Eriyanto, 2002, p. 144). Menurut Eriyanto (2007, p. 7) pada dasarnya framing adalah metode untuk melihat cara bercerita (storytelling) media atas peristiwa. ‘Cara Melihat’ ini berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi realitas. Dalam penelitian framing, yang menjadi titik persoalan adalah bagaimana realitas atau peristiwa dikonstruksi oleh media. Lebih spesifik, bagaimana media membingkai peristiwa dalam konstruksi tertentu. Sehingga yang menjadi titik perhatian bagaimana pembingkaian berita yang dikembangkan oleh media. Jadi dalam komunikasi, bingkai berita tidak hanya untuk memberikan informasi, tetapi sekaligus mempersuasi pembaca media. Prabowo Subianto merupakan sosok yang di massa orde baru banyak menimbulkan polemik dan kontroversi. Banyak perdebatan yang menyebutkan bahwa Prabowo diduga kuat sebagai dalang kasus pelanggaran HAM di Timor- Timur dan kasus penculikan aktivis 1997/1998 yaitu peristiwa penghilangan orang secara paksa atau penculikan terhadap para aktivis prodemokrasi yang terjadi menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 1997 dan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tahun 1998 dalam dokumen- dokumen yang dirilis ke publik oleh lembaga Arsip Keamanan Nasional (NSA). Sebanyak 34 dokumen rahasia Amerika Serikat mengungkap rentetan laporan pada masa prareformasi, salah satunya bahwa Prabowo Subianto disebut memerintahkan Kopassus untuk menghilangkan paksa sejumlah aktivis pada 1998 dan adanya perpecahan di tubuh militer.(Sumber: www.bbc.com, Juli 2018)

9 Universitas Kristen Petra

Bahkan Erros Djarot dan kawan-kawan (2006) membuat buku berjudul “Prabowo Sang Kontroversi: Kisah Penculikan, Isu kudeta dan Tumbangnya Seorang Bintang”. Dalam buku tersebut disebutkan Prabowo sebagai sosok kontroversi terkait kasus Mei 1998 dan kudeta-kudeta yang di mana ia dituduh sebagai dalang. Hal tersebut menjadi sasaran empuk bagi saingan politik untuk mengangkat isu dari masa lalu Prabowo. Hal ini bisa dilihat ketika debat Capres pada 17 Januari 2019 di mana Jokowi menyinggung Prabowo dengan mengatakan “Kami tidak punya potongan diktaktor atau otoriter. Kami tidak punya rekam jejak melanggar HAM, kami tidak punya rekam jejak melakukan kekerasan, kami juga tidak punya rekam jejak melakukan korupsi,” dalam tribunnews.com (28 Januari 2019). Tidak hanya pemberitaan-pemberitaan negatif saja yang diarahkan pada Prabowo Subianto, banyak konstruksi-konstruksi pencitraan Prabowo Subianto yang di bentuk untuk mempengaruhi opini publik. Selain itu gambaran diri yang ingin dibentuk oleh Prabowo Subianto di pilpres 2019 ini bisa dilihat dari sifat Prabowo yang tegas dan berwibawa serta dilihat dari cara berpakaian dalam setiap orasi. Prabowo memiliki tampilan unik yang mudah dikenali dengan baju warna khaki dengan banyak kantong. Hal tersebut yang membuat ia dianggap mengingatkan masyarakat kepada sosok Soekarno dengan style yang sama. Selain pakaian khaki, Prabowo Subianto juga sangat dikenal karena kampanyenya di Gelora Bung Karno yang menggunakan kuda. Sehingga penampilannya yang khas dari Prabowo Subianto ini banyak dibahas di media sosial. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan media Republika.co.id dan Viva.co.id di mana pemilik media memberikan dukungan pada para capres dalam pemilihan kali ini. Sehingga keberpihakan pemilik media ini dapat mempengaruhi pemberitaan media kepada para capres karena adanya kepentingan. Republika.co.id merupakan media daring pertama di Indonesia di mana Republika juga dimiliki oleh Erick Tohir yang diketahui mendukung dan sebagai ketua tim pemenangan Jokowi (www.tirto.co.id, 20 September 2018). Sedangkan Viva.co.id dimiliki oleh Bakrie yang diketahui mendukung Prabowo (www.tirto.co.id, 20 September 2018).

10 Universitas Kristen Petra

Republika.co.id juga memudahkan pembacanya dengan merangkum berita- berita seputar pemilihan presiden (pilpres) 2019 dan Prabowo dengan mengetik topik Prabowo Subianto dan pilpres 2019 sebagai kata kunci yang mudah untuk di kolom pencarian internet.

Gambar 1.2 Topik Berita Prabowo Subianto dalam Republika.co.id Sumber: Google.com (2019)

Gambar 1.3 Topik Berita Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 Sumber: Google.com (2019)

Republika.co.id dalam kanal-kanal beritanya memiliki kanal khusus untuk merangkup keseluruhan berita-berita politik sehingga pembaca lebih mudah untuk memilih sendiri beritanya.

11 Universitas Kristen Petra

Gambar 1.4 Kanal-Kanal Berita Republika.co.id Sumber: Republika.co.id (2019)

Viva.co.id juga memiliki rubrik khusus untuk pemilihan umum yang merangkum seluruh berita yang berkaitan dengan pemilu 2019.

Gambar 1.5 Kanal-Kanal Berita di Website Viva.co.id Sumber: Viva.co.id (2019)

Selain memiliki rubrik sendiri, Viva.co.id dengan kepemilikan Aburizal Bakrie diyakini oleh beberapa pihak mendukung Prabowo-Sandi dalam pilpres 2019 walaupun secara terang-terangan Partai mendukung Jokowi-Ma’ruf. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Ahmad Riza Patria meyakini hal 12 Universitas Kristen Petra tersebut seperti yang dimuat dalam tirto.id (9 Oktober 2018) dengan judul “Ketua DPP Gerindra Yakin Hati Aburizal Bakrie Lebih ke Prabowo”. Ketua DPP Gerindra, Ahmad Riza Patria tak yakin Ketua Dewan Pembina Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) turut mendukung Jokowi-Ma'ruf seperti halnya partainya. "Saya pribadi meyakini hati pak Aburizal Bakrie lebih ke pak Prabowo," kata Riza, di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (9/10/2018). Keyakinan tersebut, menurut Riza, lantaran selama ini Ical dekat dengan Prabowo dan Sandiaga sebagai sesama pengusaha. Pada 2014, kata dia, Ical juga menjadi yang terdepan mendukung Prabowo. "Sudah biasa juga partainya pilih A, pengurusnya pilih B," kata Riza.(Tirto.co.id, 9 Oktober 208)

Politisi Partai Golkar Fadel Muhammad mengatakan, internal Partai Golkar pecah pasca Presiden Joko Widodo ( Jokowi) menggandeng Ma'ruf Amin sebagai cawapres menghadapi Pemilu Presiden 2019. Sebab, Golkar sejak awal berharap Jokowi akan menggandeng kader Golkar. Bahkan, tidak menutup kemungkinan perpecahan itu akan membuat sebagian kader Golkar mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Republika.co.id, 21 Agustus 2018) dengan judul Golkar Buka-bukaan Kecewa dan Tak Solid Dukung Jokowi- Ma’ruf. Meski telah mendeklarasikan dukungan untuk Jokowi-Ma'ruf Amin, dukungan itu tidak solid. Partai Golkar buka-bukaan dan berterus terang kecewa karena Jokowi memilih Ma'ruf Amin ketimbang Airlangga Hartarto, sang ketua umum. "Saya kira dinamika politik terkini yang pertama di Golkar. Golkar telah menentukan ke Jokowi. Kita sebenarnya mengharapkan dan berusaha agar (Ketua Umum) Golkar diambil (dipilih) jadi wapres (oleh Jokowi),” kata Dewan Pembina Partai Golkar Fadel Muhammad di Malang, Jawa Timur, pada Selasa, 21 Agustus 2018. "Kita sudah bikin gerakan besar-besaran ke seluruh Indonesia, ongkosnya mahal, supaya ketua Golkar yang diambil. Tapi tidak,

13 Universitas Kristen Petra

ternyata kita kecewa. Saya sebagai Dewan Pembina Golkar dan selama ini kita di DPR sudah mati-matian bela Jokowi, kita bela PDIP, saya berani bantah-bantahan soal ini," katanya. (Republika.co.id, 21 Agustus 2018)

Sejumlah caleg dari Partai Golkar yang merupakan salah satu parpol pengusung capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-KH Ma’ruf Amin membelok dengan membentuk Relawan Golkar Prabowo-Uno (GoPrabu). Hal ini dimuat dalam www.republika.co.id (25 September 2018) dengan judul Pembelot Golkar Bernama GoPrabu. "Kami deklarasi GoPrabu karena kondisi Partai Golkar yang sama sekali tidak diuntungkan dalam mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf," kata Koordinator Nasional Forum Caleg Partai Golkar Cupli Risman kemarin. Cupli Risman menilai, Prabowo merupakan sosok yang pas untuk dicalonkan karena secara idiologis dan kultural mempunyai hubungan yang kuat dan dekat dengan Partai Golkar. Ia juga mengungkap melorotnya suara Partai Golkar menjadi partai menengah hasil beberapa lembaga survei penyebab utama adalah karena mendukung Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019. (Republika.co.id, 25 September 2018).

Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Ramadhani (Universitas Muhammadiyah Malang, 2014) menemukan bahwa Prabowo dikonstruksi berbeda oleh Detik.com dan Kompas.com. Detik.com dalam mengkonstruksi citra positif Prabowo yang digambarkan bahwa Prabowo adalah sosok Prajurit yang mengutamakan kebhinekaan, pemimpin yang tegas dan diberhentikan secara terhormat dari TNI. Sedangkan Kompas.com setengah-setengah mencitrakan positif Prabowo. Penekanan kata dan kutipan yang dipilih cenderung mencitrakan negatif Prabowo. Citra yang dibentuk adalah Prabowo berasal dari keluarga Kristen, dipecat dengan hormat dari TNI, dan elektabilitas Prabowo masih kalah dengan Capres Jokowi.

14 Universitas Kristen Petra

Putera (Universitas Diponegoro, 2014) menemukan bahwa pemberitaan yang disajikan oleh Kompas.com mengenai sosok capres Jokowi secara tidak langsung berpihak kepada pihak Jokowi. Struktur sintaksis dan retoris Kompas.com didominasi oleh berita-berita positif yang menggambarkan bahwa Jokowi adalah kandidat yang sederhana, merakyat, agamis, dan layak terpilih sebagai presiden. Dalam memberitakan kekurangan Jokowi, Kompas.com terkesan hati-hati dan memakai narasumber yang kurang kredibel. Sedangkan Detik.com tampak masih berusaha menjadi media yang netral. Jokowi digambarkan oleh Detik.com sebagai capres yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Meski demikian, pemberitaan positif tentang Jokowi didominasi oleh Detik.com. Keberpihakan Kompas.com dengan selalu memberitakan kebaikan Jokowi kemungkinan dipengaruhi adanya kepentingan politik PDI Perjuangan sebagai parpol pengusung Jokowi dan berafiliasi dengan Kompas. Muhammad (Universitas Hassanuddin, 2015) menemukan Metro TV dan TV One membingkai kampanye pemilihan presiden 2014 sebagai bentuk dukungan masyarakat kepada masing-masing pasangan capres- cawapres (Jokowi-JK) dan (Prabowo-Hatta), berlakunya kampanye hitam dan kampanye negatif khususnya terhadap pasangan Jokowi-JK, dan terjadinya pertarungan hasil survei antara kedua calon capres-cawapres. Keberpihakan Metro TV terhadap pasangan Jokowi-JK dan TV One terhadap pasangan Prabowo-Hatta tidak dapat di pungkiri yang dapat dilihat dari setiap elemen frame yang ditampilkan. Hal ini terjadi karena adanya kekuatan kepemilikan media (ownership) dari pimpinan partai yang sedang berkoalisi terhadap media bersangkutan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariany Dewi dan Eka (Universitas Muhammadiyah Malang, 2014) yang meneliti sosok Jokowi dan Prabowo pada pemilihan presiden 2014 dalam Detik.com dan Kompas.com karena menjadi media dengan jumlah pembaca terbanyak pada saat itu menggunakan perangkat framing Pan Kosicki. Muhhamad Akram meneliti pemberitaan kampanye presiden (Jokowi-JK) dan (Prabowo-Hatta) 2014 di media televisi TV One dan Metro TV dengan menggunakan perangkat framing Robert N Entman. Peneliti dalam penelitian ini membahas framing sosok Prabowo pada

15 Universitas Kristen Petra pemilihan Presiden 2019 dalam Republika.co.id dan Viva.co.id karena kepemilikan media yang memiliki kepentingan politik. Peneliti melihat pemberitaan pernyataan kontroversial Prabowo dalam Republika.co.id dan Viva.co.id sejak ditetapkannya nomor urut capres dan cawapres pada 21 September 2018 hingga pemungutan suara berlangsung pada 17 April 2019 dengan menggunakan metode framing milik Pan Kosicki. Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki melihat bahwa teks berita terdiri dari berbagai simbol yang disusun berdasar perangkat simbolik yang akan dikonstruksi dalam memori khalayak. Metode ini lebih tepat digunakan dalam penelitian ini oleh karena jika dibandingkan dengan dengan metode lainnya, metode milik Pan Kosicki dapat langsung menunjukan kode atau simbol yang ada dalam teks berita yang telah dikonstruksi media. Dalam konteks penelitian ini, akan diketahui simbol-simbol yang terkandung dalam teks berita yang dimuat dalam pemberitaan Prabowo di Republika.co.id dan Viva.co.id di mana ini akan menjawab rumusan peneliti yang ingin mengetahui bagaimana framing pemberitaan Prabowo pada pemilihan presiden 2019 dalam Republika.co.id dan Viva.co.id.

1.2 Rumusan Masalah Peneliti ingin melihat bagaimana Framing Pemberitaan Prabowo Pada Pemilihan Presiden 2019 dalam Republika.co.id dan Viva.co.id?

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti bertujuan menunjukan Framing pemberitaan Prabowo pada pemilihan presiden 2019 dalam Republika.co.id dan Viva.co.id. Dengan penelitian ini juga, pembaca dapat melihat gambaran bagaimana media mengemas pemberitaan Prabowo menjelang pemilihan presiden.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Dari penelitian ini, diharapkan menambah penelitian dan menjadi rujukan penelitian lain terkait teori analisis framing dan pemberitaan di media daring.

16 Universitas Kristen Petra

1.4.2 Manfaat Praktis Diharapkan lewat penelitian ini dapat bermanfaat menunjukkan gambaran mekanisme pemberitaan oleh wartawan yang ada di Indonesia.

1.5 Batasan Penelitian Batasan penelitian yang peneliti gunakan yaitu seluruh berita yang memuat pemberitaan Prabowo terkait pernyataan kontroversial Prabowo Subianto sejak dikeluarkannya nomor urut calon presiden (capres) pada 21 September 2018 hingga berlangsunnya pemilihan umum pada 17 April 2019 yang dimuat dalam Republika.co.id dan Viva.co.id.

1.6 Sistematika Penulisan 1. Pendahuluan Pada bab pertama, peneliti menjelaskan tentang latar belakang masalah yang di angkat, menyebutkan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.

2. Tinjauan Pustaka Dalam bab ini, peneliti menguraikan teori yang digunakan untuk penelitian. Selain teori, pada bab ini juga terdapat nisbah antar konsep dan kerangka pemikiran.

3. Metode Penelitian Bab ini menjelaskan tentang definisi konseptual, jenis penelitian, jenis sumber data, metodologi pengumpulan data, teknik analisis data, dan triangulasi yang akan digunakan dalam penelitian.

4. Analisis Data dan Pembahasan Pada bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum subjek penelitian, objek penelitian, temuan data yang didapatkan oleh peneliti berdasarkan penelusuran data, analisis dan intepretasi peneliti.

17 Universitas Kristen Petra

5. Kesimpulan dan Saran Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil analisis yang terdapat dalam bab 4 serta saran untuk penelitian selanjutnya.

18 Universitas Kristen Petra