olitik ingatan adalah politik waktu melawan lupa. Inilah kewajiban untuk melindungi seluruh warga negara 1. Peristiwa 1965 (1965-1970) 4. Penembakan Misterius Kesulitan lainnya adalah Komnas HAM belum bisa memetakan kunci dari untuk memahami kekerasan politik masa dari politik rente, kroni, dan tindakan yang tidak bertanggung pihak-pihak yang bertanggung jawab, khususnya dalam Plalu. Ada memori yang melekat dalam benak individu jawab lainnya yang akan merugikan kehidupan demokrasi, Pelanggaran berat HAM yang dilakukan secara keji ini telah ‘Petrus’ (1982-1985) menemukan pelaku lapangan untuk dimintai keterangan. dan kolektif atas peristiwa masa lalu yang mengakibatkan penegakan hukum, dan hak asasi manusia di masa depan. menyebabkan lebih dari 1.500.000 orang dibantai secara rasa trauma hadir tak berkesudahan. Jika trauma hadir, itu massal. Korban sebagian besar merupakan anggota PKI atau Munculnya sebuah kebijakan negara yang oleh masyarakat menjadi tanda bahwa memori-memori yang tersimpan adalah Kiranya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono benar-benar ormas yang dianggap berafiliasi dengannya, seperti SOBSI, dinamakan sebagai peristiwa penembakan misterius (Petrus). penanda represivitas dari gejala penyimpangan kebijakan bisa menentukan prioritas politik yang tidak mencederai arah BTI, Gerwani, PR, Lekra, dan organisasi-organisasi lainnya. Kebijakan itu merupakan jalan pintas untuk mengurangi angka 5. Tanjung Priok (1984) politik masa lalu. Pembenaran ini digunakan secara resmi perjuangan demokrasi dan hak asasi manusia di masa depan. Selain dibunuh dengan keji, sebagian besar dari mereka kejahatan. Caranya dengan mengeksekusi mati dan menembak Tindakan represi militer terhadap massa yang berdemonstrasi untuk membenarkan kembali pilihan dan gaya kebijakan dipenjara tanpa adanya proses hukum yang sah. Banyak di tempat orang-orang yang dituduh sebagai preman dan Sekali lagi, kita masih terus melawan yang kekal dan abadi: menolak asas tunggal di . Demo masyarakat politik masa kini otoritas negara. tahanan politik dari peristiwa 1965 ditahan di berbagai pusat membiarkan mayatnya tergeletak di jalanan. Korban sebagian waktu dan politik kealpaan bangsa ini. yang terjadi di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara pada 1984 konsentrasi penahanan yang sekaligus dijadikan tempat- merupakan tokoh kriminal, residivis, atau mantan kriminal. Tapi kita acap lupa untuk membuka ruang yang lebih lebar. telah menjadi sebuah catatan kelam sejarah bangsa. Terjadi tempat penyiksaan, seperti di Pulau Buru, Penjara Plantungan, Operasi militer ini bersifat ilegal dan dilakukan tanpa adanya Mendengarkan suara-suara pinggiran agar kejahatan masa lalu penembakan brutal oleh aparat terhadap pendemo. Ratusan Nusa Kambangan, dll. identitas intitusi yang jelas. Peristiwa ini menyebabkan lebih tidak lagi menimpa anak cucu kita. Kealpaan ini tidak segaris orang tewas ditembak namun data dari kelurga korban Jakarta, 10 September 2010 kurang 1.678 orang tewas. lurus dengan ingatan korban dan keluarga atas kekerasan Peristiwa ini terjadi pada saat perpindahan transisi kekuasaan sebanyak 80 orang tewas.Tidak sedikit dari mereka yang politik yang mereka alami. Contohnya dengan rencana dari rezim Orde Lama menuju Orde Baru. Hingga kini Dibukanya kembali kasus-kasus pelanggaran HAM berat masa ditahan adalah anak-anak di bawah usia. Penahanan dilakukan pemberian gelar pahlawan nasional kepada mantan presiden kekerasan politik masa lalu yang mengakibatkan jatuhnya lalu seperti peristiwa 1965 dan Petrus 1983, akan didahului tanpa mengikuti prosedur tetap. Diikuti dengan serangkaian Soeharto oleh Kementerian Sosial dalam waktu dekat. korban jiwa, kerugian materiil dan non-materiil dalam jumlah dengan pencarian data resmi dari kesaksian para korban dan tindak penyiksaan. yang besar tersebut masih belum diakui keberadaannya oleh keluarga oleh Tim Ad Hoc Komnas HAM. Tim Ad Hoc yang Soeharto adalah sosok kontroversial. Di satu sisi ia berhasil Pengadilan HAM ad hoc digelar di Pengadilan Negeri Jakarta pemerintah. dibentuk pada 15 Juli 2008 bekerja selama enam bulan untuk menorehkan “cerita sukses” di balik kebijakan ekonomi politik mendapatkan hasil tentang kedua peristiwa pelanggaran HAM Pusat, tahun 2003 -2004. Vonis bebas dilakukan bagi pelaku, pembangunan yang ia terapkan. Namun di sisi yang lain, ia Kondisi ini juga mempersulit ruang gerak para korban berat tersebut. tidak menyentuh pelaku utama, terjadi intimidasi selama memiliki segudang masalah dalam politik penegakan hukum, pelanggaran HAM masa lalu untuk meraih akses rasa keadilan persidangan, adanya praktik mafia hukum selama persidangan supremasi sipil dan hak asasi manusia. Jika panitia seleksi dan kebenaran atas peristiwa masa lalu yang menimpa mereka; Namun, hasil penyelidikan Tim Ad Hoc yang harusnya dan tidak ada reparasi bagi korban menyimak benar isi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009, mengingat usia mereka yang sudah mulai menua. disampaikan ke publik pada bulan Mei 2009 hingga kini tentu kita tidak akan terjebak dalam debat kusir ini. belum dilakukan. Luasnya area penyelidikan dan belum Pemerintah menyatakan ada islah antara korban dan pelaku adanya pelaku yang berhasil diwawancara menjadi alasannya. sehingga korban mencabut kesaksian di persidangan. Namun keluarga korban mengatakan islah merupakan istilah UU itu mensyaratkan adanya ketentuan umum dan khusus yang harus dipenuhi dalam memilih kandidat pahlawan pemerintah terhadap penyuapan yang dilakukan. Pemerintah nasional. Pejuang, setia dan berjasa kepada bangsa dan negara, tidak pernah minta maaf, memberikan penggantian dan juga integritas tinggi, dan tidak pernah dipidana penjara sekurang- merehabilitasi korban. kurangnya lima tahun adalah prasyarat lini pertama yang harus dilampaui. Selanjutnya, pernah memimpin perjuangan merebut dan mempertahankan serta mengisi kemerdekaan, memiliki ide besar bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat menjadi prasyarat mutlak yang harus terpenuhi oleh para kandidat. 1965 1975 1989 Adakah Soeharto memenuhinya? Ia mungkin memenuhi sebagian prasyarat, namun ia belum mempertanggungjawabkan 1982 1966 3. Kasus di Timor-Timur pra 6. Kasus-kasus di Aceh: DOM Referendum (1975-1999) (1989 - 1998) Dimulai dari agresi militer TNI (Operasi Seroja) terhadap Semenjak dideklarasinya Gerakan Aceh Merdeka (GAM) oleh 1984 pemerintahan Fretilin yang sah di Timor Timur. Sejak itu Timor- Hasan Di Tiro, maka sejak itu Aceh selalu menjadi Daerah Timur selalu menjadi daerah operasi militer Operasi Militer (DOM) dengan intensitas kekerasan yang serangkaian kasus pelanggaran HAM yang terjadi di bawah rutin yang rawan terhadap tindak tinggi. Ribuan orang menjadi korban sepanjang kurun waktu otoritas politiknya. Kasus-kasus yang kami hadirkan di bawah kekerasan aparat TNI. Dan sejak itu pra DOM ini. Operasi keamanan jangka panjang ini terkait ini, mulai dari Aceh hingga Papua; kekerasan politik yang wilayah seluas 14.615 kilometer dengan keberadaan perusahaan tambang internasional yang melibatkan unsur aparat keamanan berikut pengabaian negara persegi atau 0,76 persen dari ingin mengeksploitasi hasil sumber daya alam Aceh. di dalamnya hingga rapuhnya kebijakan ekonomi politik yang luas Indonesia itu, tak pernah dibangun di atas kepentingan kroni dan keluarga adalah cerita luput dari pelanggaran HAM Mobil Oil Indonesia banyak melakukan pengambilalihan lain yang harus tetap kita ingat. yang sering pula dikenal lahan milik warga secara paksa. Hasil keuntungannya hanya memperbesar profit perusahaan, bukan warga Aceh. Aparat Gangguan memori akut boleh saja dijadikan tiket untuk pula sebagai “Masalah Timor Timur”, termasuk pembunuhan keamanan juga lebih cenderung untuk mengamankan aset-aset meraih impunitas dan melepaskan diri dari jeratan hukum. perusahaan ketimbang melindungi warga Aceh. Keberpihakan Namun kesalahan politik selama 32 tahun tidak mengenal massal di Lacluta pada 1981 dan 2. Kasus-kasus di Papua Kraras pada 1983, pembantaian ini mendorong mendorong warga Aceh untuk melakukan batas kadaluwarsa. Para penjahat HAM seperti Pol Pot, Hitler, perlawanan lokal. Sejak itu puluhan ribu orang tewas dibunuh dan bahkan Pinochet tidak pernah dijadikan sosok pahlawan (1966-2010) di pekuburan Santa Cruz, dan puncaknya pada 1999. Sepanjang dan dihilangkan oleh tentara. Operasi militer menimbulkan untuk negara dan bangsanya. Lalu kenapa pemerintah kita banyak penderitaan di kalangan rakyat setempat. sibuk dan mau menempuh risiko ini? Tim Penyusun Operasi militer intensif dilakukan oleh TNI untuk menghadapi kurun waktu ini ratusan ribu Organisasi Papua Merdeka (OPM). Sebagian lagi terkait dengan orang telah tewas. Peristiwa tentang adanya pembunuhan, penangkapan dan masalah penguasaan sumber daya alam, antara perusahaan Pemberian gelar kenegaraan untuk seseorang yang telah penahanan sewenang- wenang, penyiksaan dan kekerasan Penanggung Jawab : Haris Azhar (Koordinator KontraS) tambang internasional, aparat negara, berhadapan dengan melakukan praktik penyimpangan kekuasaan selama lebih seksual telah dialami rakyat khususnya di Pidie, Aceh Utara Redaksi : Puri Kencana Putri (Biro Litbang), penduduk lokal. Ribuan orang tewas sepanjang kurun waktu dari 3 dekade tidak sebanding dengan kemauan politik negara dan Aceh Timur. untuk mau melakukan pengakuan dan permintaan maaf yang Hanny Sukmawati di atas. Pendekatan operasi keamanan yang berlebihan, Lay out : Wahyu Sugianto (Paragraph Komik) ditunggu-tunggu korban dan keluarga korban. stigmatisasi separatisme, dan keengganan pemerintah Jakarta Sejak saat itu kekerasan di Aceh tidak pernah padam. untuk membuka ruang dialog dengan masyarakat sipil Papua Khususnya terkait dengan persengketaan warga Aceh dengan Jl. Borobudur No 14 Menteng Koran ini dibuat untuk mengingatkan seluruh rakyat Indonesia menjadi hambatan nyata yang masih dirasakan warga Papua kepemilikan lahan-lahan eksploitasi perusahaan asing di Jakarta Pusat, Indonesia bahwa kesaksian-kesaksian korban masa lalu masih ada. hingga kini. sana dan sikap represif aparat keamanan. Hingga pada 15 10320 Bahwa negara memiliki tanggung jawab untuk memulihkan Agustus 2005 Pemerintah Indonesia dan GAM menyepakati Kasus-kasus seperti, Timika (Mei 1998), Wasior dan Wamena, hak-hak korban pelanggaran HAM masa lalu. Bahwa negara untuk mengambil jalur perdamaian melalui penandatanganan (t) +6221 3926983 pembunuhan Theys Hiyo Eluay, hingga kriminalisasi aparat harus menjamin kejahatan HAM tidak terulang lagi di masa MoU Helsinki. Nota kesepahaman itu dijadikan titik untuk (f) +6221 3926821 keamanan terhadap para pembela HAM seperti yang menimpa depan. Bahwa negara dengan segala rasionalitasnya memiliki mengelola pembangunan Aceh tanpa konflik. (e) [email protected] pada Alm. Yawan Wayeni. Rekomendasi ini juga masih belum ditindaklanjuti Presiden. 7. Talangsari Lampung (1989) 8. Kasus Marsinah (1993) 11. Kasus Dukun Santet (1998) 13. Mei (1998) 15. Penculikan dan Meski titik kecil mulai terlihat ketika Menteri Luar Negeri Surat Keputusan Penghentian Penuntutan Represi terhadap sekelompok komunitas muslim di Lampung Marsinah perempuan berusia 24 tahun, adalah aktivis dan Kerusuhan massal yang terjadi di Banyuwangi dengan Kerusuhan sosial di Jakarta yang menjadi momentum peralihan Penghilangan Orang Secara Marty Natalegawa sebagai perwakilan pemerintah Indonesia Tengah yang dituduh sebagai GPK ekstrem kanan. Peristiwa buruh pabrik PT Catur Putra Surya (CPS) Porong, Sidoarjo, Jawa isu dukun santet pada tahun 1998 menimbulkan korban kekuasaan. Kerusuhan ini menelan korban jiwa hampir 1308 menandatangani Konvensi Internasional untuk Perlindungan • Penyelidikan dugaan korupsi besar-besaran yang dilakukan • 9 Agustus 2007, sidang perdata kasus Soeharto kembali yang dikenal Talangsari ini, terjadi pada Selasa 7 Februari Timur yang diculik dan kemudian terbunuh pada 8 Mei 1993 pelanggaran HAM yang tidak sedikit jumlahnya, yang meliputi orang. Kerusuhan Mei 1998 adalah kerusuhan yang terjadi di Paksa Aktivis Pro-Demokrasi Semua Orang dari Penghilangan Paksa, yang melarang negara oleh Soeharto dimulai pada tanggal 1 September 1998. digelar di PN Jaksel. Kejagung melakukan gugatan perdata 1989. Saat itu, terjadi penyerbuan oleh aparat keamanan ke setelah menghilang selama tiga hari. Marsinah adalah satu primary victims dan secondary victims yang timbul kemudian Indonesia pada 13 Mei - 15 Mei 1998, khususnya di ibu kota (1998) menghilangkan orang secara paksa dalam situasi apapun. di Tim Kejaksaan Agung menemukan indikasi penyimpangan terhadap Soeharto dan Yayasan atas dugaan pondok pengajian di Desa Talangsari III, Kabupaten Lampung dari 15 orang perwakilan buruh yang melakukan advokasi agar setelah proses penegakan hukum berlangsung. puluhan tokoh Jakarta namun juga terjadi di beberapa daerah lain. Kerusuhan Markas Besar PBB, New York, di sela-sela pelaksanaan Debat penggunaan dana yayasan-yayasan yang dikelola perbuatan melawan hukum. Kejagung menuntut ganti Timur, Provinsi Lampung. Akibat penyerbuan dengan senjata perusahaan menaikkan kesejahteraan karyawannya dengan masyarakat yang diisukan sebagai dukun santet menjadi ini diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu tragedi Trisakti Kasus penculikan aktivis 1997/1998 adalah peristiwa Umum Sidang ke-65 Majelis Umum PBB, pada September Soeharto, dari anggaran dasar lembaga tersebut. Lima hari rugi materiil sebesar 420 juta US$ dan Rp 185 miliar serta api tersebut, sedikitnya 246 korban meninggal dunia. Puluhan memberikan kenaikan gaji sebesar 20% gaji pokok. korban di berbagai wilayah. di mana empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak dan penghilangan orang secara paksa atau penculikan terhadap lalu. berikutnya di TPI Soeharto mengatakan bahwa dirinya immateriil sebesar Rp 10 triliun. warga, korban penyerbuan dipenjara. Tindakan ini, dilakukan terbunuh dalam demonstrasi 12 Mei 1998. para aktivis pro-demokrasi yang terjadi menjelang pelaksanaan tidak mempunyai uang satu sen pun. Dalam wawancara secara hukum maupun tanpa proses hukum. Mayatnya ditemukan di hutan Dusun Jegong Kecamatan Komnas HAM sendiri berjanji untuk membuka dan menyelidiki Pemilu tahun 1997 dan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan 16. Timor-Timur Pasca Jajak dengan TPI, Soeharto menyatakan tak memiliki kekayaan • 30 Agustus 2007, majelis hakim kasasi Mahkamah Agung Wilangan Nganjuk dengan tanda-tanda bekas penyiksaan kasus ini. dari data sementara yang didapati bahwa kasus Pada kerusuhan ini banyak toko-toko dan perusahaan- Rakyat (MPR) tahun 1998. Peristiwa penculikan ini dipastikan seperti pernah dilansir media. memenangkan gugatan Soeharto terhadap majalah Time Pada tahun 2001 Komnas HAM telah membentuk KPP dan berat. Dari hasil otopsi disimpulkan Marsinah tewas akibat yang ditengarai sebagai bagian dari operasi intelijen itu dapat perusahaan dihancurkan oleh amuk massa terutama milik berlangsung dalam tiga tahap: Menjelang pemilu Mei 1997, Pendapat (1999) Asia. Pihak Time diharuskan membayar ganti rugi sebesar tim pengkajian di tahun 2004 dan 2004. penyelidikan penyiksaan berat. Diduga kuat ada keterlibatan pihak Kodim dikategorikan pelanggaran HAM berat. warga Indonesia keturunan Tiomghoa. Konsentrasi kerusuhan dalam waktu dua bulan menjelang sidang MPR bulan Maret, • Pada 29 September 1998 Kejagung membentuk Tim Rp 1 triliun dan meminta maaf kepada publik. Majalah Agresi TNI dan milisi bentuknya setelah referendum kembali dibuka pada tahun ini. Di mana, proses penyelidikan Sidoarjo dalam penanganan aksi unjuk rasa buruh PT CPS terbesar terjadi di Jakarta, Bandung, dan Surakarta. Terdapat dan dalam periode tepat menjelang pengunduran diri Penyelidik, Peneliti dan Klarifikasi Harta Kekayaan TIME telah dianggap mencemarkan “nama baik” Soeharto, menunjukkan mayoritas penduduk Timor-Timur menghendaki yang dilakukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas yang dilakukan melampaui wewenangnya. Tindakan di ratusan wanita keturunan Tionghoa yang diperkosa dan Soeharto pada 21 Mei. Pada bulan Mei 1998. Soeharto dipimpin Jampidsus Antonius Sujata. Dan pada 9 karena telah memberitakan laporan panjang pada tanggal HAM) Kasus Talangsari 1989, telah selesai. Kasus dugaan luar wewenang ini dilakukan juga untuk melakukan tindak 12. Tragedi Trisakti (1998) mengalami pelecehan seksual dalam kerusuhan tersebut. kemerdekaan. Sekitar 97 orang menjadi korban. Pengadilan Desember 1998 Soeharto diperiksa Tim Kejaksaan Agung 24 Mei 1999 mengenai harta kekayaan keluarga Soeharto pelanggaran HAM ini selanjutnya tinggal di Kejaksaan Agung kekerasan kepada Marsinah. Sembilan di antara mereka yang diculik selama periode kedua HAM ad hoc telah digelar di Jakarta tahun 2002-2003. menyangkut dugaan penyalahgunaan dana sejumlah beserta jaring-jaringannya yang diduga berasal dari hasil Pelaku utama tidak tersentuh, proses pengadilan yang tidak (Kejakgung). Adalah peristiwa penembakan yang dilakukan oleh aparat Meski pemerintahan transisi BJ. Habibie telah membentuk dilepas dari kurungan dan muncul kembali. Beberapa di antara yayasan, program Mobil Nasional (mobnas), kekayaan di korupsi. kompeten, banyaknya putusan bebas bagi perwira militer, Kasus pembunuhan Marsinah sampai saat ini belum pernah keamanan, pada 12 Mei 1998, terhadap mahasiswa pada saat Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) pada tanggal 23 Juli mereka berbicara secara terbuka mengenai pengalaman luar negeri, perkebunan dan peternakan Tapos. Soeharto vonis terlalu ringan, dan tidak ada langkah pemulihan untuk • 4 Januari 2008 Soeharto kembali dirawat di Rumah Sakit Penyelidikan kasus pelanggaran HAM berat ini, sudah tuntas penyelidikannya, pelakunya masih bebas berkeliaran demontrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya. Kejadian 1998 dan hasil temuan kuat yang menyatakan bahwa adanya mereka. 13 lainnya masih hilang hingga kini. Selama periode diperiksa oleh Tim 13 Kejaksaan Agung diketuai JAM. korban. Pusat Pertamina, Jakarta. berlangsung sejak tahun 2005. Dari hasil penyelidikan menghirup udara segar tanpa harus mempertanggungjawabkan ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti tewas kerawanan dan kelemahan operasi keamanan di Jakarta 1997/1998, KontraS mencatat 23 orang hilang oleh TNI Pidsus Antonius Sujata selama 4 jam di Gedung Kejaksaan tersebut, Komnas HAM merekomendasikan ke Kejakgung, perbuatannya. Hukuman terhadap pelakunya memang tidak khususnya bertalian erat dengan kerusuhan pengembangan (Kopassus). Dari angka itu, satu orang ditemukan meninggal Tinggi Jakarta. serta puluhan lainnya luka. Mereka yang tewas adalah Elang Selanjutnya Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Timor • 27 Januari 2008, Soeharto wafat pada pukul 13.10 WIB karena diduga terjadi pelanggaran HAM berat pada kasus mungkin menghidupkan kembali Marsinah, tetapi dapat Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan tanggung jawab Pangkoops Jaya yang tidak menjalankan (Leonardus Gilang), 9 orang dilepaskan penculiknya. Leste membentuk lembaga bersama yang disebut sebagai • Pada 12 Mei 2006, bertepatan dengan peringatan Minggu, dalam usia 87 setelah dirawat selama 24 hari pembantaian di sana. menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat Indonesia Sie. Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tugasnya sebagaimana yang seharusnya. Gejala kerawanan Sembilan aktivis yang dilepaskan adalah Desmond Junaidi Komite Kebenaran dan Persahabatan (KKP) pada 14 Agustus sewindu Tragedi Trisakti, Jaksa Agung Abdul Rahman (sejak 4 sampai 27 Januari 2008) di Rumah Sakit Pusat terhadap hukum. tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, leher, dan dada. dan kelemahan keamanan dalam gradasi yang berbeda- Menurut Komnas HAM, dugaan kasus pelanggaran HAM beda di berbagai kota lain di mana terjadi kerusuhan, juga Mahesa, Haryanto Taslam, Pius Lustrilanang, Faisol Reza, 2005. Lembaga ini memiliki mandat untuk mencari titik terang Saleh mengeluarkan pernyataan bahwa pihaknya telah Pertamina (RSPP), Jakarta. peristiwa kerusuhan pasca jajak pendapat 1999. berat Talangsari itu, harus ada tindaklanjut agar semua pihak Kasus ini juga menjadi Hingga kini, berkas penyelidikan Tragedi Trisakti yang dilakukan bertalian dengan masalah pergumulan elit politik pada tingkat Rahardjo Walujo Djati, Nezar Patria, Aan Rusdianto, Mugianto mengeluarkan Surat Keputusan Penghentian Penuntutan terutama keluarga korban mendapat perlakuan hukum yang perhatian ILO dan Andi Arief. Perkara (SKP3) perkara mantan Presiden Soeharto, yang Komnas HAM belum ditindaklanjuti oleh Kejaksaan Agung nasional. Hasil temuan yang telah disampaikan kepada pemerintah sama. Komnas HAM terus mendorong kasus itu diproses secara ( O r g a n i s a s i dengan alasan harus dibentuk terlebih dahulu Pengadilan Ke-13 aktivis yang masih hilang dan belum kembali adalah masing-masing pada tanggal 15 Juli 2008 masih belum hukum. Komnas HAM juga sudah melakukan dialog dengan B u r u h HAM ad hoc. Peristiwa ini menyebabkan lebih dari 1300 orang menjadi pihak Kejakgung dan Komisi III DPR RI. Namun, hasil pertemuan Internasional), korban. Atas peristiwa ini, Komnas HAM membentuk KPP dan Petrus Bima Anugrah, Herman Hendrawan, Suyat, Wiji Thukul, sanggup digunakan untuk menyeret para pelaku kejahatan dengan Kejagung maupun wakil rakyat itu belum menemukan dikenal sebagai hasilnya telah diserahkan ke Jaksa Agung pada 2003. Hingga Yani Afri, Sonny, Dedi Hamdun, Noval Al Katiri, Ismail, Ucok HAM ke persidangan HAM. Bahkan juga belum digunakan titik temu untuk menyelesaikan kasus HAM Talangsari. kasus 1713. kini belum berkas penyelidikan Komnas HAM masih berada Siahaan, Hendra Hambali, Yadin Muhidin, dan Abdun Nasser. untuk memulihkan hak-hak korban pelanggaran HAM masa di tangan Kejaksaan Agung. Penyidikan terhadap perkara ini lalu. Dalam penjelasannya, untuk memproses kasus Talangsari sama sekali belum dilakukan dengan alasan pihak Kejaksaan Rekomendasi DPR RI kepada Presiden di akhir tahun 2009 itu, Kejakgung meminta lebih dulu Pengadilan HAM Agung masih menunggu dibentuknya Pengadilan HAM ad hoc mendorong kuat agar pemerintah segera melakukan pencarian adhoc dibentuk, sehingga setelah hasil penyidikan dapat terlebih dahulu. 13 korban yang masih hilang, membentuk pengadilan HAM ad langsung disidangkan di pengadilan tersebut. Sementara hoc, pemberian rehabilitasi dan kompensasi kepada keluarga itu, pembentukan pengadilan HAM adhoc sendiri tergantung korban serta meratifikasi Konvensi Anti Penghilangan Paksa. rekomendasi DPR RI. 2000 2006 2007 2008 1995 1997 • Dari data dalam berkas Soeharto, Bob Hasan (saudara isinya menghentikan penuntutan dugaan korupsi mantan • Sementara itu, PBB melalui organisasi UN Office on ipar Soeharto), paling besar merugikan keuangan negara, Presiden Soeharto pada tujuh yayasan yang dipimpinnya Drugs and Crime (UNODC) dan Bank Dunia meluncurkan 1996 diduga mencapai Rp 3,3 triliun. Hal ini juga terungkap dari dengan alasan kondisi fisik dan mental terdakwa yang kerjasama prakarsa Stolen Asset Recovery (StAR) atau pengakuan Ali Affandi, Sekretaris Yayasan Supersemar, tidak layak diajukan ke persidangan. pemulihan aset yang dicuri, Senin (17/09/2007).”Korupsi 1999 ketika diperiksa sebagai saksi kasus Soeharto. merusak demokrasi, melanggar hukum, mengikis • SKPP itu dikeluarkan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan kepercayaan publik dan mengarah pada kekerasan HAM. • Ali Affandi membeberkan, Yayasan Supersemar, Dakab, dan pada 11 Mei 2006. Korupsi bahkan dapat membunuh,” ujar Sekjen PBB Ban Kasus Dugaan Korupsi Soeharto Dharmais memiliki saham di 27 perusahaan Ki-moon dalam pidatonya saat peresmian StAR di markas • 12 Juni 2006, Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Grup Nusamba milik Bob Hasan. besar PBB, New York, Amerika Serikat. Dan, untuk diketahui, • Menyangkut penggunaan uang negara oleh tujuh yayasan (PN Jaksel) mengabulkan permohonan praperadilan Sebagian saham itu masih mantan Presiden Soeharto merupakan pemimpin dunia 1994 1998 yang diketuainya, yaitu Yayasan Dana Sejahtera Mandiri, atas nama Bob Hasan Soeharto yang diajukan oleh berbagai organisasi. Dalam yang paling korup di mata PBB dan Bank Dunia. Selama 32 Yayasan Supersemar, Yayasan Dharma Bhakti Sosial sidang putusan praperadilan, hakim Andi Samsan Nganro pribadi, bukan yayasan. tahun berkuasa, Soeharto diduga telah mengkorupsi uang (Dharmais), Yayasan Dana Abadi Karya Bhakti (Dakab), menyatakan SKP3 atas nama terdakwa HM Soeharto 9. Kasus Pembredelan Media 10. Kasus 27 Juli (1996) 14. Penembakan Mahasiswa negara antara US$ 15-35 miliar.*** Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, Yayasan Dana • Hutomo Mandala Putra, tanggal 11 Mei 2006 adalah tidak sah menurut hukum, Cetak (1994) Peristiwa 27 Juli 1996 adalah peristiwa pengambilalihan Semanggi I – II (1998 - 1999) Gotong Royong Kemanusiaan, Yayasan Trikora. Pada 1995, putra bungsu Soeharto dan menyatakan tuntutan terhadap HM Soeharto tersebut secara paksa kantor DPP PDI di Jl Diponegoro 58 Jakarta Pusat Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 90 bersama bersama dibuka dan dilanjutkan. Pada 21 Juni 1994, beberapa media massa seperti Tempo, yang saat itu dikuasai pendukung Megawati Soekarnoputri. Pada 13 November 1998 pemerintahan transisi Indonesia Bahaya (UU PKB). Mereka turun dalam jumlah yang besar. Aksi Tahun 1995. Keppres ini menghimbau para pengusaha Tinton Suprapto, pernah deTIK, dan Editor dicabut Surat Izin Usaha Penerbitan Pers Penyerbuan dilakukan oleh massa pendukung Soerjadi (Ketua mengadakan Sidang Istimewa untuk menentukan Pemilu ini memancing aparat untuk melakukan tindak kekerasan yang untuk menyumbang 2 persen dari keuntungannya untuk memanfaatkan nama • Namun, pada 11 Mei 2006, Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh (SIUPP) atau dengan kata lain dibredel setelah mereka Umum versi Kongres PDI di Medan) serta dibantu oleh aparat berikutnya dan membahas agenda-agenda pemerintahan berlebihan. Mahasiswa dari Universitas Indonesia, Yun Hap Yayasan Dana Mandiri. Yayasan Supersemar mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan mengeluarkan laporan investigasi masalah penyimpangan dari kepolisian dan TNI. Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan yang akan dilakukan. Mahasiswa bergolak kembali karena meninggal dengan luka tembak. untuk mendapatkan (SP3) Soeharto melalui Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan. kewenangan pejabat-pejabat negara. Pembredelan itu mereka tidak mengakui pemerintahan yang berkuasa. Mereka • Uang negara 400 miliar mengalir ke Yayasan Dana lahan 144 hektar di di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan • 5 Juni 2006, Gerakan Masyarakat Adili Soeharto (Gemas), diumumkan langsung oleh Menteri Penerangan Harmoko mendesak pula untuk menyingkirkan militer dari politik Pihak Kejaksaan Agung masih belum mau memproses Mandiri antara tahun 1996 dan 1998. Asalnya dari pos Citeureup, Bogor, guna Diponegoro, Salemba, Kramat. Asosiasi Penasihat Hukum dan HAM (APHI) dan Komite yang menjabat pada saat itu. Meskipun pada masa itu pers serta pembersihan pemerintahan dari orang-orang Orde berkas penyelidikan Komnas HAM, dengan dalih menunggu Dana Reboisasi Departemen Kehutanan dan pos bantuan pembangunan Sirkuit Tanpa Nama, mengajukan gugatan pra-peradilan atas benar-benar diawasi secara ketat oleh pemerintah, namun Pemerintah saat itu menuduh aktivis PRD sebagai penggerak Baru. Maka terjadilah tindakan represi TNI atas mahasiswa dibentuknya Pengadilan HAM ad hoc terlebih dahulu. presiden. Dalam berkas kasus Soeharto, terungkap Sentul. Sebelumnya, dikeluarkannya SKP3 Soeharto. banyak media massa yang menentang politik serta kebijakan kerusuhan. Pemerintah Orde Baru kemudian memburu yang menolak Sidang Istimewa MPR ini. 127 orang menjadi bahwa Haryono Suyono, yang saat itu Menteri Negara Tommy dan Tinton pemerintah. korban. Kebanyakan dari mereka yang menjadi korban adalah Kependudukan dan Kepala Badan Koordinasi Keluarga dan menjebloskan para aktivis PRD ke penjara. Budiman berusaha menguasai • 12 Juni 2006, PN Jaksel membatalkan SKP3 Soeharto dan Sudjatmiko mendapat hukuman terberat, yakni 13 tahun mahasiswa. Mereka adalah, Sigit Prasetyo, Teddy Wardhani Berencana Nasional, mengalihkan dana itu untuk yayasan. tanah itu lewat Pemerintah Tempo misalnya, berusaha untuk melakukan politik gerilya menyatakan bahwa tuntutan dugaan korupsi atas Soeharto penjara. Hasil penyelidikan Komnas HAM: 5 orang meninggal Kusuma, Bernardus Realino Norma Irmawan, Heru Sudibyo, Ketika itu, dia masih menjadi wakil ketua di Dana Mandiri. Provinsi Jawa Barat, tapi dengan cara mendirikan Tempo Interaktif dan Institut Studi harus dilanjutkan. dunia, 149 orang (sipil maupun aparat) luka-luka, 136 orang Engkus Kusnadi, Muzzamil Joko. Bambang Trihatmodjo, yang menjadi bendahara yayasan gagal. Arus Informasi (ISAI) pada tahun 1995. Mereka berusaha eksis ditahan. Komnas HAM juga menyimpulkan telah terjadi ini, bersama Haryono, ternyata mengalirkan lagi dana Rp • 1 Agustus 2006, Pengadilan Tinggi Jakarta menyatakan dan tetap memberitakan informasi alternatif hingga akhirnya Aksi serupa juga terjadi pada kasus Semanggi II (24 September sejumlah pelanggaran HAM. 400 miliar yang telah masuk ke yayasan itu ke dua bank SKP3 Soeharto adalah sah menurut hukum. Tempo bisa didirikan kembali pasca-jatuhnya Orde Baru 1999). Para mahasiswa yang kembali turun ke jalan menolak miliknya, Bank Alfa dan Bank Andromeda, pada 1996- 1998. dibentuknya Undang-Undang Penanggulangan Keadaan 1997, dalam bentuk deposito.