BAB II UPAYA LEGALISASI DI DUNIA Pada bab ini penulis akan menyajikan data terkait upaya yang dilakukan beberapa Negara dalam melegalkan ganja di Negaranya beserta alasannya, rasionalitas apa yang digunakan dalam mengambil keputusan, serta bagaimana dinamika yang telah ditempuh Negara-Negara tersebut.

2.1 Selayang Pandang Tanamann Ganja

Ganja atau yang dalam dunia internasional sering dikenal sedang hangat diperbincangkan oleh para cendekiawan saat ini dikarenakan pemanfaatannya yang masih kontroversi, beberapa negara di dunia kini memandang tumbuhan herbal tersebut bukan lagi sebagai suatu tumbuhan yang terlarang melainkan sebagai tumbuhan yang menguntungkan berkat manfaat yang dihasilkan baik dari segi industri maupun medis.

Sejak zaman nenek moyang kita tepatnya 12.000 tahun sebelum masehi23 ganja sudah masif digunakan di berbagai belahan dunia, dan pemberdayaannya pun berkembang seiring kebutuhan zaman, baik sebagai jamu pengobatan, tekstil, bahan racik masakan maupun alat-alat perlengkapan lainnya seperti tali, fiber plastik, dan lain sebagainya.24 Salah satu fakta sejarah menyebutkan bahwasannya tumbuhan ganja memiliki kaitan yang erat dengan beragam agama yang ada di berbagai belahan dunia, seperti Taoisme di Cina, Hinduisme di India, Buddisme di Tibet,

Rastafarianisme di Jamaika, Budaya kuno Scythia and Assyria di Yunani, agama

23Tim LGN. Hikayat Pohon Ganja, 12000 Tahun Menyuburkan Peradaban manusia, Pt Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2011. 24Alpine Wellness, Facts & History, diakses dalam http://www.telluridegreentours.com/pdf/History.pdf

27

Yahudi dan Kristiani dan mungkin masih banyak lagi lainnya.25 Selain itu, keberadaan tumbuhan ganja juga tidak bisa dipisahkan dari sektor pelayaran,26 tali pada jangkar kapal untuk berlabuh yang terbuat dari serat ganja maupun kayu-kayu pada dek kapal yang menggunakan ganja sebagai media perekat tidak menafikkan konstribusi tumbuhan ini dalam sejarah peradaban, sebagaimana diketahui peradaban pada masa prasejarah yang masih menggunakan jalur laut dalam menjelajahi dunia.

Sebelum melangkah lebih jauh, perlu diketahui bersama bahwa family tumbuhan ganja terbagi menjadi 2 jenis, yakni dan Marijuana. Kedua tanaman tersebut sepenuhnya memiliki perbedaan dari penanaman hingga penggunaan maupun pemanfaatan. Kandungan kimia dari kedua tanaman ini mempengaruhi fungsi dari tanaman tersebut. Ganja jenis Hemp merupakan jenis ganja yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan body kit mobil, alat kecantikan, tekstil, konstruksi, makanan, plastik, dan lain-lain. Sedangkan Marijuana merupakan jenis ganja yang biasa digunakan dalam dunia pengobatan maupun rekreasional, disebutkan bahwa Marijuana merupakan jenis narkoba teraman kedua setelah

Psilocybin/ Magic Mushroom.27

25Sara Dilley, A Gift From the : The History of Cannabis and , diakses dalam https://www.leafly.com/news/cannabis-101/cannabis-a-gift-from-the-ancient-gods (15/01/2019, 10:44 WIB) 26Dikarenakan ganja dijadikan bahan utama yang digunakan untuk merakit kapal, untuk jelasnya baca sejarah tali, akses http://www.marshalpolymers.com/history-rope/ 27David Niel, Scientists Rank 9 Recreational From Safest to Most Dangerous, diakses dalam https://www.sciencealert.com/researchers-rank-recreational-drugs-based-on-how-dangerous- they-are

28

Terdapat dua zat dalam tumbuhan ganja yang disebut CBD yakni zat yang kerap dimanfaatkan untuk pengobatan dan minim efek samping, serta THC yakni zat psychoactive yang dapat mempengaruhi fungsi otak, zat inilah yang menyebabkan pemakainya mengalami high. Zat THC bisa ditemui pada ganja jenis

Marijuana dengan kadar 5-35%, sedangkan pada jenis Hemp hanya di bawah

0,3%.28 Namun tetap saja, hukum internasional memukul rata semua jenis tumbuhan ganja sebagai narkoba tingkat I29 dan harus berada dibawah payung hukum CSA (the Controlled Substances Act)30.

Secara global, ganja mulai diilegalkan semenjak konvensi tunggal PBB tentang narkotika tahun 1961. Bermula dari perdebatan panjang antar Negara sejak tahun 1911 terkait regulasi opium, lambat laun menjalar ke permasalahan ganja atas usulan dari Mesir, Afrika Selatan, dan Turki agar ganja juga turut diatur dalam

Undang-undang pengaturan dan pelarangan. Pada tanggal 14 Februari 1925

Konvensi opium Internasional ke-2 mengesahkan larangan terhadap tanaman ganja.

Konvensi ini berlangsung setelah adanya afirmasi dari WHO pada 1954 bahwa olahan ganja sama sekali tidak memiliki manfaat untuk medis, WHO mendapatkan mandat tugas dari komisi Obat-obatan Narkotika PBB untuk meneliti pengaruh mental dan fisik dari ganja. Lahirlah penyatuan berbagai perjanjian internasional mengenai narkotika dimana ganja masuk dalam narkotika golongan I bersama opium, , morfin dan kokain pada saat itu.31 Kemudian konvensi ini

28Baca Hemp vs Marijuana, akses https://ministryofhemp.com/hemp/not-marijuana/ 29Jenis narkoba yang tidak boleh dimanfaatkan selain keperluan keilmuan/ penelitian 30L. Anderson, PharmD, CSA Schedules, diakses dalam https://www.drugs.com/csa-schedule.html 31Tim LGN. Hikayat Pohon Ganja, 12000 Tahun Menyuburkan Peradaban manusia, Pt Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2011. Hal.295-296

29

diamandemen pada tahun 1971-1978 agar sistem pelarangan ganja dapat diimplementasikan di berbagai Negara seluruh dunia hingga saat ini, termasuk di

Yunani dan Indonesia.

Semenjak keluarnya konvensi tunggal PBB32 pada tahun 1961 munculah pandangan dunia terhadap ganja, konvensi yang berisikan tentang regulasi yang begitu ketat terhadap tumbuhan kaya manfaat tersebut ditambah lagi maraknya peran media melalui film-film yang berisikan dampak negatif penggunaan ganja berhasil menciptakan stigma masyarakat, dimana ganja dipandang lebih berbahaya dibandingkan rokok dan minuman beralkohol bahkan dikategorikan dalam kelompok narkoba tingkat I. Meskipun demikian, beberapa Negara pemegang hak veto PBB seperti Amerika, Inggris dan Tiongkok justru memanfaatkan tanaman ini secara penuh di negaranya.33

Tanaman ganja banyak diberdayakan manfaatnya di negara-negara maju, berbeda dengan negara berkembang yang masih disibukkan oleh berbagai macam permasalahan isu sosial sehingga untuk melakukan riset/ penelitian mendalam pun akhirnya sedikit tertinggal, seperti halnya yang terjadi di Indonesia.34 Selain 3 negara maju diatas, hingga saat ini telah banyak beberapa negara lain yang secara konstitusi diperbolehkan memanfaatkan ganja di negaranya seperti Belanda,

32Berisikan tentang regulasi narkoba dimana ganja juga termasuk di dalamnya, konvensi ini muncul tanpa didahului perdebatan riset ilmiah terkait manfaat medis dari tanaman ganja. Akses https://www.slideshare.net/INDOGANJA/konvensi-tunggal-pbb-1961 33Berdasarkan riset beberapa berita online: https://sport.tempo.co/read/1047326/sensasional- mike-tyson-kini-jadi-petani-ganja-di-california ; https://inews.co.uk/news/cannabis-huge- profits/ ;http://www.scmp.com/news/china/society/article/2108347/green-gold-how-china- quietly-grew-cannabis-superpower 34Elena Silvestrini, Injection, Ingestion, & Misconception: Use & Rehabilitation in Indonesia

30

Jerman, Argentina, Siprus, Ekuador, Meksiko, Peru, Swiss, Spanyol, Portugal,

Finlandia, Belgia, Republik Ceko, Brazil, Chili, Paraguay, Australia, Kolombia,

Uruguay dan beberapa Negara lagi, termasuk Yunani.35

Di era modern ini, komoditas ganja tentunya menjadi sorotan utama dalam upaya perubahan kebijakan narkoba di banyak Negara. Ganja yang telah terbukti secara penelitian memiliki banyak manfaat serta minim menimbulkan efek buruk dibandingkan alkohol dan tembakau36 seharusnya dijadikan komoditas yang berdaya guna, selain itu komoditas ganja yang dikriminalisasi pada faktanya semakin memperburuk keadaan, seperti maraknya peredaran narkoba yang berujung pada jumlah tahanan di penjara yang tidak terkontrol adanya.

Komoditas yang ketersediaannya melimpah dan merupakan golongan narkoba yang paling diminati oleh masyarakat di dunia, namun dikarenakan kriminalisasi tersebut pada akhirnya komoditas ganja mesti dipasarkan secara sembunyi-sembunyi dalam skala yang besar oleh mafia ataupun kartel, dimana dalam pemasaran (pasar gelap) si mafia atau kartel tersebut tidak hanya menyediakan ganja melainkan zat-zat lain yang sangat berbahaya.37 Fenomena pasar gelap narkoba yang mendunia ini menggambarkan, bagaimana ganja seolah

35Silahkan baca artikel di homepage LGN, akses www.lgn.or.id 36Tassos Crommys, Drug-Based Policies Based on Scientific Data, diakses dalam: http://www.ecogreens- gr.org/cms/index.php?option=com_content&view=article&id=2183:2011-05-30-07-12- 43&catid=104:articles&Itemid=99 37Dhira Narayana of Lingkar Ganja Nusantara, diproduksi oleh Fresher Globe. Dapat diakses melalui https://www.youtube.com/watch?v=f0igOTCjCsE&t=392s

31

senantiasa menjembatani masyarakat awam untuk dapat mengenal zat-zat lain dari narkoba yang memiliki efek lebih berbahaya.

Oleh sebab itu tidak heran ketika di masa sekarang, Negara maju tidak lagi memerangi narkoba khususnya ganja. Sebab perang terhadap obat-obatan terlarang selama ini terbukti gagal, salah sasaran dan tidak pernah dimenangkan. Selain itu perang terhadap narkoba telah menguras anggaran belanja Negara dengan nominal yang tidak kecil, sehingga reformasi kebijakan narkoba pun menjadi solusinya.

Diskriminalisasi maupun legalisasi komoditas ganja akan sangat bermanfaat bagi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, mengurangi angka kriminalitas yang berarti pembiayaan penjara pun tidak lagi berlebihan, menambah pemasukan atas biaya pajak yang dihasilkan, memangkas peredaran narkoba sebab pasar semakin sempit atas adanya legalitas ganja, dan masih banyak lagi lainnya.

2.2 Negara-Negara Yang Melegalkan Ganja

Beberapa Negara pendahulu yang memperoleh sumbangsih ekonomi dari pemanfaatan tumbuhan ganja seperti halnya Kanada, Kolorado, Uruguay, dan lain- lain telah membuktikan nilai guna dari tumbuhan tersebut dalam perekonomian dan hal ini tentunya bisa menjadi rujukan kebijakan suatu Negara perihal ekonomi.

Kondisi perekonomian Yunani yang sedang dalam masa krisis tentu membutuhkan inovasi ekonomi dari Pemerintah terlepas dari citra buruk komoditas aset itu sendiri.

Pemanfaatan ganja di tiap-tiap Negara tak elaknya memiliki regulasi yang ketat dan beraneka ragam menyesuaikan kondisi budaya sosial ekonomi yang ada,

32

di Yunani misalnya yang belum lama ini mengeluarkan kebijakan baru yakni memperbolehkan penggunaan ganja namun hanya sebatas keperluan medis, berbeda halnya dengan Kanada yang tidak hanya memperbolehkan Dokter meresepkan ganja medis kepada pasien namun juga telah memproduksi secara massal (industri) obat-obatan berbahan dasar ganja serta mengekspornya ke

Negara-negara yang membutuhkan. Beberapa Negara juga ada yang menyediakan dispensary/ apotek ganja di beberapa titik wilayah sebagai pusat pembelian tanaman ganja seperti Uruguay salah satunya, sedangkan di Belanda disediakan tempat khusus semacam yang tidak hanya menyediakan secangkir kopiuntuk dinikmati melainkan ada juga lintingan daun ganja yang siap menemani, tentu dengan takaran yang sudah ditentukan oleh Pemerintah, dan masih banyak lagi aneka ragam regulasi yang ada di berbagai belahan dunia ini.

Terdaftar ada 26 Negara di dunia yang kini telah melegalkan pemanfaatan tumbuhan ganja,38 meskipun resistensi dari pelegalan ini cukup besar baik dari sistem internasional seperti PBB, WHO maupun masyarakat awam namun adanya aktor-aktor sosial juga memiliki perannya sendiri dalam mensukseskan legalisasi di berbagai Negara. Berikut penulis paparkan beberapa Negara yang berhasil melegalkan tumbuhan ganja melalui advokasi dari aktor/ kelompok transnasional di berbagai Negara, antara lain:

38Kastalia Medrano, The Best Countries Around the World to Smoke Weed, diakses dalam https://www.thrillist.com/vice/30-places-where-weed-is-legal-cities-and-countries-with- decriminalized-marijuana

33

Belanda

Belanda merupakan salah satu Negara yang sejak abad ke 20 sudah memanfaatkan obat-obatan tradisional dalam pengobatan, yakni opium. Bermula dari opium/ candu pada tahun 1912 diadakanlah konvensi Den Haag yang untuk pertama kalinya membahas tentang regulasi produksi dan penjualan opium dalam lingkup pengobatan di tiap Negara, hingga pembentukan perundang-undangan opium atau Opium Law/ Opium Act.

Seiring dengan perkembangan undang-undang opium serta semakin banyaknya varian jenis obat-obatan yang mulai nampak beredar seperti LSD maupun ganja, pada tahun 1976 di bawah payung hukum opium dilakukan penelitian mendalam terhadap obat-obatan terlarang guna pengklasifikasian tingkat obat berdasarkan dampak/ pengaruh addiktif maupun perusakan terhadap pemakai

(hard drugs dan soft drugs)39, di Indonesia sering dikenal sebagai narkoba tingkat

1 dan 2.

Di tahun yang sama, Pemerintah Belanda secara eksplisit melegalkan penggunaan ganja yakni dengan keluarnya kebijakan untuk menghentikan atau mentolerir hukuman (pada kondisi tertentu) terhadap pelaku kriminal ganja40 selama si pelaku tidak berkaitan dengan obat-obatan terlarang tingkat 1 dan ganja yang dipergunakan masih dalam dosis yang telah ditentukan. Belanda mengizinkan

39Biju Panicker, Legalization of Marijuana and the Conflict with International Drug Control Treaties, Independent Study, 2015. 40Baca Robert Mac Coun and Peter Reuter, Interpreting Dutch Cannabis Policy: Reasoning by Analogy in the Legalization Debate

34

warganya untuk menikmati ganja rekreasional di tempat-tempat yang sudah ditetapkan sejak tahun 1996 yaitu di Coffee Shop, Pemerintah Belanda tidak tau- menau dari mana stok ganja para pemilik Coffe Shop tersebut diperoleh namun penyuplaiannya masih tetap dianggap sebagai tindakan kriminal.

Hingga saat ini Belanda belum melegalkan ganja, hanya saja kebijakan toleransi yang digaungkan oleh Pemerintah menjembatani warga untuk menikmati tanaman tersebut. Toleransi atau yang sering digunakan oleh Pemerintah Belanda gedogen sudah menjadi karakteristik dari politik pemerintahan Belanda sendiri, bila

Indonesia kerap dikenal sebagai politik bebas aktif maka belanda memiliki toleransi. Sikap toleransi yang demikian tentunya bertolak belakang dengan pandangan pada umumnya dimana hukum seharusnya ditegakkan dan berlaku untuk siapa saja. Salah satu faktor penyebab mengapa karakter itu terbentuk karena adanya keinginan Pemerintahan Belanda untuk mencapai keseimbangan antara kebebasan aktualisasi diri masyarakat tanpa harus menciderai keamanan dan persatuan individu dengan kelompok.41

Penggunaan ganja mulai dipermasalahkan ketika transaksi penjualan dari konsumen yang berasal dari luar Belanda semakin meningkat. Berdasarkan data yang ada, untuk 14 kedai kopi saja dalam waktu sehari mampu menerima 10000 transaksi jual-beli ganja, dan 70% diantaranya bukanlah penduduk asli Belanda melainkan para turis dari Negeri tetangga.42 Dari fenomena tersebut muncullah

41Wendy Barendregt, BSc: Gedogen the psychological aspects of Dutch tolerance. 42Lihat Press Release, The Prohibition On The Admission Of Non-Residents To Netherlands ‘Coffee- Shops’ Complies With European Union Law, akses https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ve

35

kebijakan baru Belanda bahwasannya penjualan ganja di kedai kopi diperuntukkan hanya kepada warga Belanda, namun Marc Josemans sebagai salah satu pemilik kedai kopi Maastrich Belanda serta Presiden dari Official Association Coffeeshops in Maastricht (VOCM) dan national Coffeeshops platform (LOC), menampikkan kebijakan tersebut lantas membawa isunya di pengadilan Belanda.

Dibantu bersama Groelinks atau Green Party Belanda43 serta anggota

Parlemen Eropa Dennis De Jong44 yang merupakan delegasi Partai Sosialis Belanda merupakan beberapa kelompok yang berupaya untuk melegalkan ganja di Belanda.

Partai hijau yang telah berhasil masuk dalam parlemen Belanda maupun parlemen

Eropa ini kerap merancang serta memberi dukungan terhadap undang-undang pelegalan ganja, yakni terkait regulasi budidaya dan dekriminalisasi penggunaannya di Belanda.45 Upaya tersebut akhirnya membuahkan hasil, pada bulan Juni kemarin Pemerintah Belanda memberikan lampu hijau untuk melakukan budidaya tanaman ganja, beberapa pihak seperti kementerian, kepolisian, serta

d=2ahUKEwit87Lw0-3jAhV- 4XMBHfNcAU8QFjAAegQIARAC&url=http%3A%2F%2Feuropa.eu%2Frapid%2Fpress- release_CJE-10-121_en.pdf&usg=AOvVaw0o_Ng556x6rjx3AAnQxfmj 43Lihat homepage, akses https://translate.google.com/translate?hl=en&sl=nl&u=https://www.cannabis- kieswijzer.nl/verkiezingen/verkiezingen-2017/278- groenlinks.html%3Fshowall%3D1%26limitstart%3D&prev=search 44Drugtext Press Service, EU Parliament member Dennis de Jong on Dutch cannabis policy, diakses dalam https://abuse-drug.com/lib/press/eu-parliament-member-dennis-de-jong-on-dutch- cannabis-policy.html 45Society, Dutch MPs vote in favour of regulated marijuana cultivation, diakses dalam https://www.dutchnews.nl/news/2017/02/dutch-mps-vote-in-favour-of-regulated-marijuana- cultivation/

36

lembaga-lembaga lain akan ditugaskan dalam perancangan undang-undang baru terkait budidaya ini.46

Kolorado

Tahun 2012 menjadi tahun yang berharga bagi warga Kolorado atas dilegalkannya ganja rekreasional melalui amandemen Kolorado 64 yang sudah disepakati, amandemen Negara bagian Kolorado tersebut berisikan regulasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan ganja, mulai dari legalitas, labelling, penjualan, penggunaan, kepemilikan, syarat-syarat konsumen, hingga produksi budidaya tanamannya, dan masih banyak lagi.47 Lebih sederhananya, berkat adanya amandemen 64 yang sukses disepakati oleh mayoritas warga Kolorado maka tanaman ganja bisa diperlakukan atau digunakan seperti komoditas alkohol atau tembakau di berbagai Negara pada umumnya. Amandemen ini disepakati pada 6

November 2012, namun peraturan baru dijalankan sesuai dengan regulasi yang ditegakkan mulai dari 1 Januari 2014.

Tercapainya kesepakatan amandemen 64 Kolorado dilalui dengan penuh usaha, sebelum mencapai amandemen 64 sudah pernah diusulkan beberapa amandemen yang berkaitan dengan legalitas tanaman ganja di salah satu Negara bagian Amerika tersebut. Pada tahun 2000 ganja medis Kolorado (pihak kesehatan

46Radion Netherlands World, Soft drugs in the Netherlands, diakses dalam https://www.expatica.com/nl/about/culture-history/faq-soft-drugs-in-the-netherlands- 101970/ 47Lebih lengkapnya baca Amendment 64 Use and Regulation of Marijuana, akses https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=2ahUKEwjgpvrg tZHdAhWWT30KHYTcC_cQFjACegQIChAC&url=https%3A%2F%2Fwww.fcgov.com%2Fmmj%2Fp df%2Famendment64.pdf&usg=AOvVaw0vME1WnilfAZ88NkitsGy0

37

di Kolorado diizinkan untuk memberikan resep obat ganja terhadap pasien) sepakat untuk dilegalkan, melalui amandemen 20 Kolorado yang diadakan menjelang pemilu kemudian dimenangkan dengan hampir 54% suara pemilih.48

Berlanjut dengan amandemen 44 Kolorado yang berisiskan regulasi ganja rekreasional pada tahun 2006, namun kalah dalam perolehan suara, kekalahan ini disebabkan adanya kesalahan dalam menafsirkan isi dari amandemen dimana dalam modul amandemen disebutkan bahwa ganja juga bisa dimiliki oleh anak di usia 15 tahun keatas.49 Penyalahartian ini tentunya mempengaruhi warga Kolorado dalam menyikapi isu dan sangat merugikan si pemrakarsa amandemen. Barulah ketika keluar amandemen 64 yang disepakati warga Kolorado dengan isu yang sama dengan amandemen 44, legalisasi ganja rekreasional akhirnya bisa terealisasikan di

Negara bagian Kolorado.

Amandemen yang dikeluarkan oleh salah satu Negara bagian dari Amerika ini ditujukan untuk mengakomodir kebutuhan ataupun tuntutan dari masyarakat

Kolorado sendiri, perlu diketahui bersama bagaimana hukum ataupun konstitusi di

Amerika tidak hanya dibuat oleh para legislatif melainkan masyarakat juga bisa secara mandiri membuat hukum untuk Negaranya.50 Hal ini memberi kekuatan

48Lihat Amandemen 20 Kolorado, akses https://www.nationalfamilies.org/guide/colorado20- full.html 49Lihat Analysis Of The 2006 Ballot Proposals, hal. 14. Akses https://web.archive.org/web/20070206074459/http://www.state.co.us/gov_dir/leg_dir/lcssta ff/Bluebook/BlueBook2006.pdf 50Lihat panduan "The Initiative Process" akses: https://www.youtube.com/watch?v=8xBh6PxIxtE&t=322s

38

tersendiri kepada organisasi-organisasi non Pemerintah dalam berkonstribusi terhadap Negara.

Adapun beberapa kelompok organisasi atau lembaga yang beperan dalam isu legalisasi ganja di Kolorado seperti SAFER (Safer Alternative For Enjoyable

Recreation)51, SSDP (Students for Sensible )52, NORML (The National

Organization for the Reform of Marijuana Laws),53 dan masih ada beberapa lagi.

Keberadaan para kelompok tersebut tidak hanya sebatas penguatan massa, diluar itu juga sebagai pemicu awal isu legalisasi ganja yang dilanjutkan dengan penelitian, edukasi, advokasi, pembuatan amandemen, hingga akhirnya dikembalikan kembali kepada masyarakat perihal disetujui atau tidaknya amandemen tersebut oleh warga Negara.54

Kanada

Hingga detik ini Kanada telah melegalkan tanaman ganja secara penuh, baik untuk pemanfaat medis maupun rekreasional. Perdana Mentri Kanada Justin

Trudeau pada 17 Oktober 2018 mendatang.55 Namun ganja medis sudah legal di

Kanada sejak tahun 2001, ganja medis merupakan alternatif pengobatan yang efektif tetapi memiliki efek samping yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan obat-obatan lain seperti morfin, amfetamin, opium, dan lain-lain.

51Fanpage SAFER, akses https://www.facebook.com/SAFERchoice/ 52Homepage ssdp, akses https://ssdp.org/ 53Homepage NORML, akses http://norml.org/ 54Rob Kampia, 10 Langkah Sukses Kemenangan Legalisasi Ganja di Colorado, diakses dalam http://www.lgn.or.id/10-langkah-sukses-kemenangan-legalisasi-ganja-di-colorado/ 55Ian Austen, Legal Marijuana Is Coming to Canada. Investors Catch the Buzz, diakses dalam https://www.nytimes.com/2018/07/08/world/canada/canada-marijuana-businesses.html

39

Legalisasi ganja medis di Kanada pada 2001 belum cukup mengurangi pengguna ilegal (di luar medis) untuk setidaknya mengurangi jumlah kriminalitas di Kanada, adanya pelarangan serta sikap Negara untuk memerangi ganja pun menjadi tidak relevan mengingat data dari Department of Justice canada bahwasannya antara tahun 2008-2011 Kanada telah menghabiskan dana sekitar

$311 juta namun penggunaan obat terlarang masih tidak berkurang.

Setelah dilakukannya analisis terkait rekomendasi dari Komite Khusus

Senat Kanada tahun 2002 tentang Obat-Obatan dan memperhatikan contoh-contoh strategi yang digunakan oleh beberapa Negara di Eropa, Green Party Kanada56 membuat kesimpulan dimana legalisasi ganja untuk orang dewasa memang diperlukan di Kanada. Legalisasi dapat meningkatkan penerimaan pajak melalui pajak yang dikenakan pada produk ganja sebagaimana tembakau dan alkohol, kemudian Pemerintah juga dapat menghemat anggaran dana yang saat ini digunakan untuk penegakan hukum larangan terhadap tanaman ganja. Selain itu, legalisasi ganja juga dapat mengurangi kriminalitas yang bersumber dari pasar gelap peredaran narkoba di Kanada.

Ketidakefektifan sistem pelarangan di Kanada terkait masalah legalisasi dan dekriminalisasi ganja telah menarik perhatian politik dan media secara signifikan, hasil dari jajak pendapat publik yang telah dilakukan menunjukkan bahwa mayoritas warga Kanada semakin setuju dengan dekriminalisasi atau legalisasi

56Keberadaan Green Party Kanada pada dasarnya telah mendapatkan perhatian public semenjak memperoleh panggung perdebatan politik tahun 2008 yang kemudian berujung pada keberhasilannya memenangkan suara dan bergabung sebagai anggota House Of Common (parlemen Kanada) sebagai Green Member of Parliament di tahun 2011.

40

ganja. Misalnya, jajak pendapat yang dilakukan pada tahun 2015 oleh Forum

Research menunjukkan bahwa 68% dari penduduk Kanada mendukung regulasi ganja di Kanada.57

Hal ini memberi tekanan pada legislatif dan Pemerintah untuk mengubah undang-undang yang sudah ketinggalan zaman terkait penggunaan narkoba.

Dengan adanya dukungan publik beserta media yang cukup besar, tidak mengherankan melihat sebagian besar kampanye pemilihan Liberal berpusat pada masalah legalisasi ganja. Akibatnya, Pemerintah Liberal yang baru terpilih secara resmi mengumumkan bahwa Kanada akan memperkenalkan undang-undang pada musim semi 2017 untuk memulai legalisasi dan mengatur ganja58 yang kemudian baru benar-benar terealisasi pada pertengahan bulan Oktober.

Sikap Partai Liberal tersebut pada dasarnya telah memperoleh dukungan oleh kelompok dengan tendensi serupa sejak tahun 2012,59 yakni Partai Hijau Kanada.

Kedekatan kedua Partai mulai terlihat dari tahun 2008.60 Elizabeth May selaku ketua dari Partai Hijau pada saat itu terkejut dengan platform yang dimiliki Partai

Liberal disebabkan karena banyaknya kesamaan visi yang diusung oleh Partai

57Hajizadeh M., Legalizing And Regulating Marijuana In Canada: Review Of Potential Economic, Social, and Health Impacts. Int J Health Policy Manag. 2016;5(8):453– 456.doi:10.15171/ijhpm.2016.63, akses: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4968247/ 58Ibid. 59Rebecca Harrison, Greens Welcome New Liberal Marijuana Policy, diakses dalam https://www.greenparty.ca/en/media-release/2012-01-17/greens-welcome-new-liberal- marijuana-policy (14/08/2019, 11:38 WIB) 60Elizabeth May, The Green Coalition, diakses dalam https://www.greenparty.ca/en/node/5532(14/08/2019, 14:59 WIB)

41

Liberal.Hubungan kedua Partai terus membaik hingga pada akhirnya Elizabeth

May tergabung dalam kursi Parlemen Justin Trudeau di tahun 2015.

2.3 Sejarah dan Posisi Politik Yunani Terhadap Legalisasi Ganja

Pada masa prasejarah, Yunani juga dikenal sebagai salah satu Negara yang memanfaatkan tanaman ganja.61 Hingga pada tahun 1890, budidaya penanaman, import, dan penggunaan ganja dilarang di Yunani.62 Di masa kediktatoran Yunani

Ioannis Metaxas, meskipun perokok ganja ditindak secara hukum namun ganja terus digunakan secara luas, dan Yunani tetap menjadi penyelundup ganja yang signifikan ke wilayah Turki, Mesir dan India hingga tahun 1945-an.63

Pada tahun 1967 Yunani kembali dikuasai kedikatoran rezim militer, hingga pada tahun 1974 dikarenakan krisis ekonomi global yang melanda dan dibarengi dengan pergolakan perebutan wilayah Siprus oleh Turki, pada akhirnya rezim militer pun berakhir.64 Lengsernya rezim ini menandai lahirnya demokrasi di

Yunani, namun ekonomi Negara yang tengah mengalami masa krisis disertai

61Tim LGN. Hikayat Pohon Ganja, 12000 Tahun Menyuburkan Peradaban manusia, Pt Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2011. Hal. 89 62Stefanis, C. Ballas, C. and Madianou, D. (1975). Socioculturaland Epidemiological Aspects of Use in Greece, dalam Transnational Institute, Global Drug Policy Observatory (GDPO), The Rise And Decline Of Cannabis Prohibition; The History Of Cannabis In The UN Drug Control System And Options For Reform 63Lihat Alpine Wellness, Marijuana Facts & History, akses https://www.google.com/search?q=Alpine+Wellness%2C+Marijuana+Facts+%26+History&oq= Alpine+Wellness%2C+Marijuana+Facts+%26+History&aqs=chrome..69i57.1507j0j4&sourceid=c hrome&ie=UTF-8 64Constantine P. Danopoulos, The Greek Military Regime (1967-1974) and the Cyprus Question — Origins and Goals, San Jose State University, [email protected]

42

korupsi yang merajalela mengakibatkan lambannya perkembangan demokrasi di

Yunani65.

Dua partai besar di Yunani yaitu PASOK (kiri) dan New Democracy

(kanan) pun memperoleh imbas atas krisis yang dialami.66 PASOK atau Panhellenic

Socialist Movement meskipun memiliki program penghematan dana pada saat memenangi pemilihan umum, namun karena tidak adanya menejerial yang baik program ini pun tidak dapat berjalan dengan efektif. Begitu pula dengan New

Democracy, adanya warisan berbagai permasalahan ekonomi yang tidak terselesaikan dari waktu ke waktu belum juga mendapati resolusi meskipun sudah melalui berbagai perundingan panjang dengan IMF terkait dana bantuan.67

Kurang maksimalnya peran kedua partai besar Yunani dalam mewujudkan cita-cita Negara pada pertengahan abad ke-20 menyebabkan lahirnya beragam gerakan-gerakan baru yang berangkat dari individu maupun kelompok untuk mengkritisi kinerja pemerintah, hal ini tentunya dapat membantu pemerintah dalam perbaikan kinerja guna menciptakan langkah kebijakan yang evaluatif dan solutif.

Di Eropa sendiri terdapat beberapa gerakan kelompok baru civil society yang bermunculan seperti aktivis gerakan feminis, lingkungan, mahasiswa, serta perdamaian,68 sama halnya di Yunani pada saat itu yang juga melahirkan kelompok

65Meskipun terdapat partai-partai yang lain namun kontestasi demokrasi di dominasi oleh 2 partai saja, bisa dikatakan demikian sebab sejak tahun 1974 hanya kedua partai tersebut yang berhasil memenangi Pemilu 66Nick Malkoutzis, The Greek Crisis and the Politics of Uncertainty, November 2011 67Ibid. 68Asteris Huliaras, The Dynamics of Civil Society In Greece: Creating Civic Engagement From Top, 2004, The Jean Monnet Papers On Political Economy.

43

gerakan baru seperti gerakan feminist dan ekologist sebagai wujud ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah.69

Memasuki abad ke-21 meskipun Yunani telah berhasil bergabung dengan

Uni Eropa tepatnya pada tahun 2001, namun bantuan dari Bank Sentral Uni Eropa masih saja tidak menyelesaikan permasalahan ekonomi Yunani. Sebaliknya, tidak sedikit Negara anggota Uni Eropa yang lain juga ikut terancam atas dampak dana piutang yang tak kunjung terbayarkan. Guna meminimalisir dampak kerugian yang dialami anggota Uni Eropa yang lain, kebijakan-kebijakan ekonomi baru atas campur tangan Bank Sentral Uni Eropa maupun IMF terhadap Yunani pun tak terelakkan. Bersamaan dengan semakin banyaknya hutang Yunani yang tidak kunjung terbayarkan serta permasalahan sosial lain seperti isu lingkungan, para kelompok pergerakan semakin masif melakukan unjuk rasa atas kebijakan penghematan yang hendak diberlakukan oleh pemerintah Yunani.70

Melihat ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah dalam menyelesaikan berbagai isu permasalahan di Yunani, kelompok-kelompok gerakan sosial menjadi harapan baru bagi warga Yunani atas inovasi kreatif yang diusung.

Hingga pada tahun 2007 setelah terjadi kebakaran hutan yang melanda Yunani71, pandangan masyarakat telah mengarah terhadap kelompok partai yang memiliki

69Marilena Simitis, New Social Movements In Greece: Aspects Of The Feminist And Ecological Projects, Thesis, The London School Of Economics And Political Science. 70Marilena Simiti, Rage and Protest: The case of the Greek Indignant movement, GreeSE Paper No. 82, Hellenic Observatory Papers on Greece and Southeast Europe. 71Greek forest fire close to Athens, diakses dalam http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/6252676.stm

44

kepedulian dan dukungan terhadap kelestaran lingkungan yakni Syriza dan

Ecologist Greens.72

Syriza merupakan koalisi partai sayap kiri radikal yang senantiasa menentang sistem yang ada, salah satunya langkah-langkah penghematan yang seharusnya diterapkan atas hutang-hutang Yunani terhadap institusi global IMF maupun EU.73 Kemudian Ecologist Greens74 yang merupakan partai hijau dengan

10 cita-cita besarnya dimana kepedulian terhadap lingkungan, perekonomian kreatif, keadilan dan kesetaraan sosial menjadi bagian dari nilai dasar perjuangan yang diusung partai ini.

Mengetahui kondisi Yunani yang rapuh atas kekecewaan rakyat dan diperparah dengan adanya krisis ekonomi, diperlukan adanya kebijakan baru yang dapat menopang harapan masyarakat Yunani. Partai Ecologist Greens, merupakan satu diantara banyak Partai yang menawarkan solusi alternatif kebijakan, yakni pemanfaatan serat tanaman ganja sebagaimana yang diterapkan Green Party di

Negara-naegara lain. Isu legalisasi ganja Yunani mulai masif sejak konferensi

Eropa pada 23 Februari 2010 di Brussel, konferensi Konsultasi Publik tentang

Kebijakan Narkoba Yang Adil dan Efektif.

Michalis Theodoropoulos merupakan aktor penting dalam mengenalkan tumbuhan ganja di Yunani, disosialisasikannya tumbuhan kaya manfaat tersebut melalui perayaan festival ganja di Yunani sejak 2005, perayaan festival yang

72Pavlos Vasilopoulos and Nicolas Demertzis, The Greek Green Voter: Environmentalism or Protest? 73Panos Petrou, The making of SYRIZA 74Lihat homepage Partai Ecologist Greens, akses https://ecogreens.gr/

45

dikenal dengan protestival ini selain dilakukan sebagai acara ganja global tahunan namun juga ditujukan untuk mengedukasi masyarakat Yunani akan manfaat ganja serta kegagalan kebijakan yang diterapkan melalui fakta-fakta yang ada. Pada perayaan Protestival yang pertama mencoba untuk membedah kebijakan narkoba yang manusiawi dan efektif, festival diadakan di Athens Bar Association dengan pemutaran film dokumenter S. Kouloglou dan diskusi dengan G. Economopoulos

(dokter Farmasi Obat Ketergantungan), E. Kazalti (Wartawan), Karanasopoulou

(Pengacara). Dilanjutkan oleh sebuah pesta di Freedom Park dengan partisipasi beberapa band dan DJ. Protestival juga diadakan di beberapa titik seperti Serres,

Thessaloniki, Samothraki, dan konser di Athena.75

Pada acara protestival di tahun berikutnya Theodoropoulos bersinergi dengan kelompok eko-politik tertua di Yunani, Ecological Movement of

Thessaloniki atau Oikologiki Kinisi Thessalonikis.76 Merupakan organisasi hijau yang berdiri sejak 1982 dan salah satu pelopor terbentuknya Partai Ecologist

Greens, Michalis tremopoulos merupakan salah satu kader Ecological Movement of Thessaloniki yang mana juga terlibat aktif di parlemen Eropa dalam memperjuangkan legalitas ganja di Yunani.

Eksistensi tumbuhan ganja yang terus disuarakan semakin marak dari waktu ke waktu, menarik perhatian baik individu maupun kelompok untuk turut bergerak dan menyuarakan isu ganja di Yunani, termasuk jaringan Iliosporoi yang juga mulai

75Local Action, diakses dalam http://iliosporoi.net/τοπικές-δράσεις/ (23/04/2019, 11:45 WIB) 76Untuk lebih jelas, lihat homepage Ecology Salonika, akses http://www.ecology- salonika.org/english/history.html

46

memberikan perhatian. Aksi Protestival memperoleh perhatian semakin banyak dari tahun ke tahun, dari yang hanya 2.500 demonstran di tahun 2005, pada 2008 meningkat menjadi 15.000 demonstran dan didukung oleh beberapa kelompok nasional maupun internasional seperti, jaringan Iliosporoi, Partai EG, elefsyna, void network, natural high family, creative space, Empty Network, Friends of the

Human, Liberation League, New Greens, Immediate Artistic Action, Rastavibe, ash in art.77

Pada Protestival 2010 diadakan lebih efektif, yakni dengan menyusun kerangka kerja Aliansi Kebijakan Obat-obatan yang didukung oleh sejumlah aktor dari dunia ilmiah, seni dan politik negara, serta ribuan warga negara lainnya. Aliansi telah mengirim surat kepada Perdana Menteri, sementara perwakilannya (G.

Paraskevopoulos dan G. Economopoulos) sudah bertemu dengan Sekertaris

Jenderal. Pada bulan Februari, para kelompok jaringan menyelenggarakan konsultasi publik di Parlemen Eropa di bawah perlindungan Kelompok Hijau.

Hasil-hasil dari konsultasi publik ini nantinya akan dijadikan proposal dan diajukan ke Parlemen Eropa sebagai pertimbangan dalam menyikapi masalah peredaran narkoba yang tak kunjung terselesaikan di Eropa maupun global.

Konsultasi publik ini bekerja sama dengan ENCOD dan dihadiri sekitar 40 perwakilan organisasi masyarakat sipil dan LSM dari 15 negara berbeda. Michalis

Tremopoulos dari Ecologist Greens Yunani bersama EMCDDA bekerjasama dengan beberapa aktor dalam penyusunan proposal tersebut, seperti Komisi

77Op.Cit (23/04/2019, 14:45 WIB)

47

Kebijakan Narkoba, ENCOD, anggota parlemen sayap kiri Rui Tavares (Portugal) dan Dennis De Jong (Belanda), serta perwakilan masyarakat sipil, antara lain aktivis ganja Spanyol terkemuka Martin Barriuso, wakil Uni Coffee Shops Belanda, Marc

Josemans, dan Richard Cowan, mantan direktur NORML, organisasi terbesar untuk pelegalan ganja di AS.78

Di dalam konsultasi publik tersebut, Anggota Parlemen Eropa Michalis

Tremopoulos yang merupakan delegasi dari Ecologist Greens Yunani memaparkan serta memberikan pandangan terkait hasil Laporan Penelitian Reuter dan

Trautman79 tentang pasar obat ilegal global tahun 1998-2007, yang menyimpulkan bahwasannya kebijakan Uni Eropa saat ini gagal memenuhi tujuan utama mereka untuk mengurangi permintaan dan pasokan obat/zat terlarang, sementara pada saat yang sama zat/obat tersebut merupakan komoditas yangsangat berbahaya bagi pengguna baik individu maupun masyarakat, serta perekonomian.80 Michalis

Tremopoulus menilai adanya ketidakrasionalan ketika Negara yang tengah mengalami krisis moneter harus menggelontorkan lagi dana yang sangat banyak untuk memerangi sesuatu yang tidak akan pernah dimenangkan81. Sehingga perlu adanya sudut pandang baru dalam menyikapi narkoba guna melahirkan alternatif kebijakan baru yang lebih dapat dibenarkan.

78The EU Is Open To Changing Drug Policy, diakses dalam https://chrysogelos.gr/index.php/2012- 01-26-17-13-36-593/imerides/item/2279-ανοικτή-η-εε-σε-αλλαγή-πολιτικής-για-τα-ναρκωτικά 79Lihat Laporan Reuter dan Trautman, akses http://www.emcdda.europa.eu/attachements.cfm/att_78752_EN_2-Trautmann.pps https://www.tni.org/files/publication-downloads/global-illicit-markets-short.pdf 80Lihat Public Consultation: Reforming drug policies: a way out of the crisis?, Akses https://chrysogelos.gr/index.php/2013-11-08-13-32-37/ektheseis/item/402-2010-12-07-10-33- 35 81Mengacu pada hasil laporan Reuter dan Trautman

48

Salah satu keinginan yang coba disampaikan dalam Konsultasi Publik

Kebijakan Narkoba dengan Parlemen Eropa tersebut antara lain mendekriminalisasi penggunaan dan mengurangi arus perdagangan narkoba, melalui pemisahan zat yang beracun dan tidak beracun (narkotika keras - lunak).82 Dengan demikian perlu adanya dekriminalisasi dan legalisasi terhadap beberapa zat dalam golongan narkoba yang memiliki dampak buruk paling minimal terhadap masyarakat sebagai contoh mushroom dan ganja.

Pada 09 Desember 2010, Konsultasi Publik pun mencapai keberhasilan, delegasi Ecologist Greens Michalis Tremopoulos memenangkan sidang terbuka di

Parlemen Eropa tentang kebijakan narkoba. Sidang Terbuka berujung pada satu keputusan bahwa Uni Eropa tidak akan menghalangi Negara-Negara anggota untuk membuat inisiatif kebijakan hukum terkait pasar gelap narkoba,83 Ini berarti

Negara-Negara anggota Uni Eropa diberikan tanggung jawab penuh dalam mengatur peredaran narkoba yang ada di Negaranya.

82Op. Cit. 83The EU Is Open To Changing Drug Policy, diakses dalam https://chrysogelos.gr/index.php/2012- 01-26-17-13-36-593/imerides/item/2279-ανοικτή-η-εε-σε-αλλαγή-πολιτικής-για-τα-ναρκωτικά

49