HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdullilah hirobbil alamin saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya serta nikmat yang tiada terkira kepada saya dan Junjungan saya, Nabi Agung Nabi Muhammad SAW karena sholawat beliau penulis dapat menyelesaikan Studi di Program Strata 1 (S1) Ilmu Pemerintahan di Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “ APMD “ .

Peneliti mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga dan sebesar- besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini, skripsi ini penelti persembahkan kepada :

1. Kedua orangtua peneliti, terutama Ibunda Alm Marsiah yang telah berpulang menghadap Allah, terimakasih untuk seluruh dukungan kasih sayang dan cinta kasih kepada peneliti selama hidup di dunia. 2. Kepada Bapak Triyanto terimaksih telah menjadi bapak yang kuat dan menjadi contoh bagi peneliti untuk kuat mengarungi hidup. Skrispsi ini hadiah untuk mama di surga dari apri. 3. Nenek saya, Ibu Darto Wiharjo yang telah menjadi tempat berkeluh kesah menjadi ibu bagi saya sejak lahir hingga sekarang, terimakasih untuk cinta kasih sayang dan dukungan selama ini semoga Allah SWT selalu mencurahkan kesehatan dan rezeki yang luas dan tetep mendampingi saya sampai saya mampu menjadi orang sukses 4. Adik saya, Dani Fatma Wati yang telah memberikan semangat dukungan motivasi dan menjadi penguat dikala malas mengerjakan skripsi, sehingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan. Love you more than anything 5. Untuk Almamaterku tercinta Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa APMD Yogyakarta, terimakasih sudah menemp dan memberikan banyak pelajaran sampai detik ini

iv

6. Untuk Semua Teman- teman Program Studi Ilmu Pemerintahan Angkatan 2016 ayo segera di selesaikan studi kalian, ingat daerah asalmu menunggu kontribusi nyata hasil belajarmu di Kampus Tercinta. 7. Untuk Dosen Pembimbingku Bapak Drs Triyanto Purnomo Raharjo B.E M.Si, terimakasih bapak dengan sabar membimbing dan mengarahkan sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu, kiranya Allah SWT yang akan membalas segala kebaikan dan kemurahan hati Bapak . 8. Untuk Keluarga Besar Arisan Berlian Mami Dakjal Dessy, Papa T-Rex Om Danz, Oppa Adrian kesayangan umat, Si Imut dan Lenjeh Ian, Si Manja tapi Menter Rama, Bocil Evan yang menyebalkan tapi Lucu dan Sokan yang ceria dan penuh canda tawa terimakasih untuk segala dukungan dan motivasi kalian selalu mengingatkan pentingnya skripsi ini di selesaikan . 9. Teruntuk Kahyangan Squad tempat dimana aku mengerti arti keluarga yang sesungguhnya keluarga, Kak Elvan yang susah ditebak maunya, Niti Pus di Dubai, Tri si Asisten Camat, Yunia Assisten CEO, Yujin anakku yang mengenalkanku pentingnya Passport, Ko Haya sang Manager Start Up, Incess yang selalu membully aku tapi aku sayang... sukses selalu dimanapun kalian berada, aku sayang kalian.. 10. Teruntuk keluarga besar Ghibah Squad, Mas Hendika, Mas Ilham, Mbak Dinar, Ewry dan Special one Cahya yang selalu membantu aku dalam proses editing skripsi ini dan menjadi support systemku, sehat selalu kalian love you. 11. Seluruh Pihak yang membantu lancarnya Skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih untuk segala bantuan dalam bentuk apapun. Semoga Allah membalas jasa baik kalian. amin.

v

MOTTO

 When everythings around you feel so heavy,

show them how strong you really are - Karen Angelina

 "Don't watch the clock. Do what it does. Keep going!" – Sam

Lavenson

 Lakukan apa yang kamu bisa, dengan apa yang kamu

miliki di mana pun kamu berada – Theodore Roosevelt

 Jika kamu menyerah, itulah saat di mana permainan

berakhir - Anzai

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah hirobbil alamin saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya serta nikmat yang tiada terkira kepada saya dan Junjungan saya, Nabi Agung Nabi Muhammad SAW karena sholawat beliau penulis dapat menyelesaikan Studi di Program Strata 1 (S1) Ilmu Pemerintahan di Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “ APMD “ Yogyakarta .

Dalam Penyusunan skripsi ini, penulis menyadari akan segala kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapakn masukan, saran, kritik yang bersifat membangun sehingga selanjutnya apabila dijadikan bahan referensi adik-adik tingkat semakin menyempurnakan tulisan ini.

Tentu saja skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka Penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Almamater tercinta, Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta yang menjdi kawah candradimuka bagi penulis menimba ilmu dan pengetahuan akademik yang siap penulisan aplikasikan dalam masyarakat setelah lulus dari kampus.

2. Bapak Dr Sutoro Eko Yunanto, M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

3 Bapak Drs Triyanto Purnomo Raharjo BE, M.Si Selaku Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

4. Bapak Drs Triyanto Purnomo Raharjo BE, M.Si yang telah membimbing dan mengarahkan dengan sabar dan memberikan bantuan gagasan dan pemikiran dalam mendukukung penyusunan skripsi ini.

vii

5. Bapak/Ibu Dosen dan Pengajar Program Studi Ilmu Pemerintahan yang telah membekali penulis dengan banyak sekali ilmu yang sangat bermanfaat untuk penulis di masa depan, terimakasih untuk segala jasa baik bapak/ibu semoga selalu dalam lindungan Allah SWT.

6. Kepada Seluruh Keluarga Besar Karyawan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa”APMD” Yogyakarta yang telah melayani dan memberikan kemuudahan penulis selama proses perkuliahan.

7. Kepada Keluarga Besar Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman yang telah bersedia memberikan data dan informasi bagi penulis untuk kelancaran skripsi ini, terimakasih untuk segala keramah tamahan dan kebaikan kalian, semoga penulis suatu saat bisa bergabung bersama dan mengaplikasikan ilmu yang penulis dapat di kampus.

8 Seluruh Pihak yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini. Terimakasih yang tiada terhingga untuk masukan, motivasi, semangat, dukungan, ide, saran dan gagasan yang kalian berikan kepada penulis sehingga memperudah penulis menyelsaikan pembuatan skripsi ini.

Demikian skripsi ini penulis buat, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya dan penulis dengan senang hati menerima segala ide, saran dan kritik yang membangun yang tentunya menjadi pelajaran dan ilmu yang tidak akan penulis lupakan.

Yogyakarta, 22 Februari 2020

Penulis,

Apri Nugroho

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i

HALAMAN PENGESAHAN ...... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ...... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN...... iv

MOTTO...... vi

KATA PENGANTAR ...... vii

DAFTAR ISI ...... ix

INTISARI ...... xii

BAB I PENDAHULUAN ...... 1

A. Latar Belakang Masalah ...... 1

B. Rumusan Masalah ...... 5

C. Tujuan Penelitian ...... 5

D. Manfaat Penelitian ...... 6

E. Kerangka Konseptual ...... 6

1. Inovasi Pemerintah Daerah ...... 6

2. Pemerintah Daerah ...... 9

3. Pengelolaan ...... 10

4. Kepariwisataan ...... 14

F. Ruang Lingkup Penelitian ...... 18

G. Metode Penelitian...... 18

1. Jenis Penelitian ...... 18

ix

2. Unit Analisis ...... 19

3. Teknik Pengumpulan Data ...... 22

4. Teknik Analisis Data ...... 23

BAB II PROFIL DINAS PARIWISATA SLEMAN ...... 24

A. Sekilas Tentang Kabupaten Sleman ...... 24

B. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi ...... 28

C. Jumlah Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia ...... 39

D. Jenis-Jenis Pariwisata dan Peningkatan Jumlah Pengunjung ...... 44

BAB III ANALISIS INOVASI PEMERINTAH DAERAH DALAM

PENGELOLAAN OBYEK WISATA CANDI ...... 48

A. Memiliki Kekhasan Khusus ...... 48

B. Unsur Kebaharuan Kepariwisataan di Sleman ...... 54

C. Terencana Sesuai Program Pemerintah Daerah ...... 58

D. Penyempurnaan Produk/Layanan Wisata ...... 62

E. Matriks Inovasi Candi Di Kabupaten Sleman ...... 66

F. Analisis Masing-masing Candi ...... 67

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...... 76

A. Kesimpulan ...... 76

B. Saran ...... 78

DAFTAR PUSTAKA ...... 81

x

LAMPIRAN ...... 84

DAFTAR TABEL...... 19

Tabel I.I Deskripsi Informan Secara Umum ...... 19

Tabel II.1 Personil Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman...... 40

Tabel III.1 Matriks Inovasi Candi di Kabupaten Sleman ...... 66

DAFTAR GAMBAR ...... 25

Gambar II.I Peta Letak Wisata Candi di Kabupaten Sleman ...... 25

DAFTAR GRAFIK ...... 26

Grafik II.I Total PAD Sektor Pariwisata ...... 26

Grafik II.2 Persentase PAD Sektor Pariwisata terhadap Total PAD

Kabupaten Sleman ...... 27

DAFTAR DIAGRAM ...... 40

xi

INTISARI

Pariwisata adalah cerobong tanpa asap yang jika dibandingkan dengan industri berat lainya yang banyak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Undang-undang Otonomi Daerah nomor 23 Tahun 2014 memberikan kewenanganpenuh bagi pemerintah daerah mengelola dan megurus daerah sendiri tanpa campurtangan pemerintah pusat. Inovasi merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh Pemerintah daerah untuk meningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sleman. Inovasi sangatlah di pengaruhi oleh latar belakang sosial dan politik pemimpin. Peningkatan jumlah wisatawan menjadi goal akhir dari pemerintah daerah sleman dalam meraup pendapatan asli daerah yang bersumber dari pariwisata, namun kabupaten sleman terkesan belum berani melakukan inovasi untuk mengelola obyek wisata candi yang cukup banyak di kabupaten Sleman. Penelitian ini di analisis menggunakan deskriptif kualitatif dimana penelitian ini meneliti tentang fenomena yang terjadi dilapangan dan di analisa secara detail misalnya perilaku, persepsi, pendapat, motivasi dan tindakan dalam bentuk kata-kata dan bahasa yang detail. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 4 Orang Pegawai Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, 1 Orang Konsevator Pemeliharaan dan Pemugaran Balai Pelestarian dan Cagar Budaya, dan 15 orang penikmat destinasi wisata/penikmat produk layanan dari Dinas Pariwisata sehingga keaslian data wawancara dari informan penelitian ini bisa dipertanggungjawabkan keaslian dan ucapannya. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa inovasi pemerintah daerah atau dalam hal ini Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman menunjukan peningkatan wisatawan yang cukup signifikan dari tahun 2017 ke 2019. Inovasi yang dilakukan oleh Dinas melalui pendekatan sosial media dan mengadakan event- event kegiatan yang cukup berbeda yang melibatakan wisatawan dan mancanegara dengan background lokasi penyelenggaraan event yaitu destinasi wisata yang ada di sleman seperti tour de , sleman temple run, sleman fashion festival, banyunibo temple run, festival desa wisata, festival jajanan pasar tradisional, namun dinas juga mengalami masalah yaitu kreatifitas dinas dibatasi dengan peraturan yang ketat yang tida memperbolehkan dinas melakukan kerjasama dan menarik dana dari sponsor untuk melakukan kegiatan an penyelenggaraan event sehingga dinas hanya bisa mengelola dana yanhg sudah diplot oleh APBD. Kendala dirubahnya pintu masuk Pariwisata yang semula dari Bandara Adisucipto menjadi Bandara Yogyakarta International Airport juga menjadi hal yang cukup rawan membuat pengunjung mengalami penurunan pada tahun-tahun mendatang

Kata kunci : Pariwisata, Inovasi, Pemerintah Daerah

xii

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pariwisata banyak di kembangkan oleh negara-negara di dunia termasuk

Indonesia sebagai salah satu primadona penghasil devisa. Pariwisata sebagai industri yang ramah lingkungan juga sering disebut sebagai industri tanpa cerobong asap jika dibandingkan dengan industri berat lainnya yang banyak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan .

Undang-undang otonomi daerah merupakan salah satu tuntutan pada saat ini. Undang-undang ini dilaksanakan setiap daerah untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat dan menuntut setiap daerah untuk dapat mandiri. Pemberlakukan UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah memberikan lebih banyak kewenangan kepada daerah dalam menjalankan fungsi pemerintahan. Otonomi daerah bertujuan memberi kewenanagan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggara pemerintahan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dan pelaksanaan pembangunan daerah.

Hakekat otonomi daerah merupakan kewajiban daerah untuk melancarkan jalannya pembangunan sebagai sarana untuk mencapai kesejahteraan rakyat yang harus diterima dan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab. Untuk merealisasikan hal tersebut, Pemerintah Daerah tentu harus secara aktif dalam meningkatkan serta mengendalikan sumber-sumber penerimaan daerah terutama

1 penerimaan berasal dari pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata. salah satunya di Kabupaten Sleman mengalami dampak signifikan dari mobilitas tersebut. Sangat banyak aktivitas manusia, baik oleh mahasiswa/i luar daerah maupun dari wisatawan.

Melalui Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2015

Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2015-2025.

Ada dua alasan utama pertama bahwa dalam rangka mendukung Kabupaten

Sleman menuju Smart City 2021 bahwa pariwisata merupakan salah satu penghasil utama Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman. Hal ini mengacu pada Undang Undang Nomor 10 Tahun 2009 dan sinergis dengan Peraturan

Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 12 tahun 2012 Tentang

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta Tahun 2012-2025. Oleh karena itu perlu pengaturan penyelenggaraan kepariwisataan. Kedua penyelenggaraan kepariwisataan dapat mendukung pariwisata di Kabupaten Sleman lebih berkembang sehingga dapat mengangkat dan melindungi nilai-nilai budaya, agama dan karakteristik Kabupaten Sleman.

Keunggulan pariwisata Kabupaten Sleman bertumpu pada potensi budaya mendapat porsi paling besar yaitu 60 persen, potensi alam sebesar 35 persen, dan diikuti dengan potensi buatan manusia yang mendapat porsi sebesar 5 persen," tambahnya. Potensi budaya yang dikembangkan berupa wisata warisan budaya dan sejarah, wisata belanja dan kuliner, serta wisata kota dan desa. . https://travel.kompas.com/read/2017/07/11/190300027/potensi.budaya.penyumba ng.terbesar.sektor.pariwisata (diakses pada tanggal 25 Oktober 2019 14:38).

2

Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata (pariwisata.slemankab.go.id) yang di terbitkan pada tanggal 20 Febuari 2019 Kabupaten Sleman tahun 2018 mencatat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sleman 8.531.738 juta wisatawan yang mengunjungi Kabupaten Sleman. Pencapaian ini melebihi target yang dipatok Dinas Pariwisata yaitu 8.000.000 wisatawan. Selain melebihi target yang ditetapkan, pencapaian jumlah kunjungan Wisatawan ini juga mengalami kenaikan sejumlah 18,06 persen dari kunjungan Wisatawan tahun 2017 yang hanya mencapai 17,02 persen. Para wisatawan di Kabupaten Sleman pada tahun

2018 terkonsentrasi pada beberapa wisata, diantaranya Wisata Budaya (54,49 persen), Wisata Alam (32,73 persen), Wisata Buatan Manusia (12,79 persen).

Menurut Iwan Nugroho dalam Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan pengelolaan jasa pariwisata haruslah memiliki manajemen yang profesional yang meliputi pemasaran yang spesifik menuju tujuan wisata, strategi pemasaran menempati posisi penting untuk menjangkau dan menarik pengunjung seluruh dunia. Mereka diharapkan mampu menjadi sumber informasi bagi pengunjung lain nya agar dapat membantu pengembangan masyarakat. kemudian harus ada keterampilan dan layanan kepada pengunjung secara intensif dan keterlibatan penduduk lokal dan pengembangan kemampuan penduduk lokal yang di dukung kebijakan pemerintah dalam menjaga aset–aset pariwisata. Inovasi sangatlah dipengaruhi oleh visi kepemimpinan dan latar belakang sosial dan politiknya, artinya pemimpin atau kepala daerah yang berasal dari background pengusaha biasanya memiliki ide dan gagasan dalam mengembangkan inovasi (Iwan

Nugroho: 2014 : 16-17).

3

Stephen Robbins dalam ( Helller : 2001 : 15 ) menyebutkan inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memperbaiki atau memprakarsai suatu produk atau jasa . Dengan mengacu Visi Kabupaten Sleman menuju Smart City

2021 tentunya inovasi dalam pengelolaan kepariwisataan di Sleman sangat diperlukan, dengan bantuan teknologi dan pemanfaatan sosial media akan lebih mudah dalam mengembangkan suatu produk kepariwisataan yang ada di Sleman.

Sejalan dengan teori yang di sampaikan Stephen Robbins tujuan utama otonomi daerah demi terciptanya percepatan pembangunan daerah . Bupati/

Walikota bersama DPRD harus memiliki inovasi dalam menjalankan dan melaksanakan kebijakan daerah, (Affan Gaffar : 2009:279). Setidaknya dengan adanya inovasi dalam kebijakan khususnya dalam bidang Pariwisata, maka

Pemerintah Daerah Sleman melaui Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman dapat menjalankan target utama dalam pengelolaan Kepariwisataan di Kabupaten

Sleman.

Pariwisata adalah suatu sektor yang kompleks, yang meliputi industri – industri kecil hingga besar, baik industri kerajinan tangan, industri cenderamata, penginapan dan transportasi serta budaya. Pariwisata merupakan komponen utama penghasil Pendapatan Asli Daerah Sleman, yang mana PAD tersebut dapat di gunakan untuk menyediakan pertumbuhan ekonomi secara cepat, pendapatan taraf hidup, dan mengaktifkan sektor lain dalam negara.

4

Inovasi bisa dikatakan sebagai ide yang baru dan segar yang bisa menambah nilai dan mendatangkan pengunjung yang banyak karena keunikan dan karakteristik yang berbeda, namun Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman belum mampu memberikan sentuhan inovasi di Obyek Daya Wisata, khususnya Candi.

Smart City adalah cita–cita Pemerintah Daerah Sleman yang mana cita cita ini akan terbantu dengan adanya pengelolaan kepariwisataan yang akan mendongrak Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman

Oleh karena itu peneliti tertarik meneliti permasalahan Inovasi Pemerintah

Daerah Sleman dalam pengelolaan Kepariwisataan di Kabupaten Sleman.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumusan masalah pada proposal penelitian ini adalah “Bagaimana Inovasi Pemerintah Daerah dalam pengelolaan obyek wisata candi di Kabupaten Sleman?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah diatas Penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan inovasi Pemerintah Daerah Sleman dalam Pengelolaan Obyek

Wisata Candi di Kabupaten Sleman

5

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

pengembangan ilmu sosial terutama ilmu pemerintahan, khususnya di bidang

Pemerintahan daerah. b. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah

khususnya yang berkaitan dengan ilmu pemerintahan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan masukan kepada Pemerintah Daerah dalam inovasi pengelolaan Kepariwisataan di

Kabupaten Sleman supaya ke depan semakin baik dan semakin tertata.

E. KERANGKA KONSEPTUAL

1. Inovasi Pemerintah Daerah

Inovasi adalah suatu ide, gagasan, tindakan dalam hal praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok dalam hal ini Pemerintah Daerah dalam mendesain sektor pariwisata agar mendatangkan wisatawan yang banyak sehingga dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (Everett M. Rogers: 1983: 134).

6

Sedangkan Pengertian Inovasi menurut UU No. 18 tahun 2002 Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada kedalam produk atau proses produksi. Menurut Muluk (2008:43) yang di maksud Inovasi Pemerintah Daerah adalah pengembangkan strategi baru terhadap sumber daya dalam memenuhi kebutuhan secara lebih efektif.

Ciri–ciri Inovasi menurut Munandar (2006: 20-23) terdapat empat ciri-ciri inovasi, diantaranya : a. Memiliki kekhasan/khusus artinya suatu inovasi memiliki ciri yang khas

dalam arti ide, program, tatanan, sistem termasuk kemungkinan hasil yang

di harapkan. b. Memiliki ciri atau unsur kebaruan, dalam arti suatu inovasi harus memiliki

karakteristik sebagai usaha karya dan buah pemikiran yang memiliki kadar

orisinalitas. c. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana dalam arti

bahwa suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses yang tidak tergesa–esa,

namun kegiatan inovasi dipersiapkan secara matang dengan program yang

jelas dan direncanakan terlebih dahulu. d. Inovasi digulirkan memiliki tujuan, program inovasi yang dilakukan harus

memiliki arah yang ingin di capai terasuk arah dan strategi untuk mencapai

tujuan tersebut .

7

Sedangkan Inovasi juga mempunyai manfaat menurut Munandar (2006: 30) diantaranya: a. Inovasi sebagai bentuk penyempurnaan produk atau layanan jasa melalui

sebuah inovasi di dalam penyediaan layanan jasa maka hal terpenting yang

paling diharapkan adalah adanya penyempurnaan kualitas dari sebuah

produk yang dihasilkan terhadap produk yang sebelumnya sudah ada. Jadi

inovasi merupakan suatu bentuk penyempurnaan bukan bentuk perubahan b. Inovasi untuk meningkatan angka penjualan. melalui sebuah inovasi akan

muncul produk–produk baru yang mungkin selama ini di nantikan para

konsumen/penikmat layanan, dengan cara ini penjualan terhadap konsumen

akan meningkat. Konsumen pada umumnya menyukai sebuah produk

dengan inovasi baru yang lebih menjawab kebutuhan mereka, kebutuhan

terkadang menjadi hal jauh lebih berharga dari jumlah barang itu. c. Inovasi juga mempunyai manfaat untuk melawan adanya kesamaan

produk/kompetitior dimana pendatang akan melakukan terobosan dalam

dunia persaingan sehingga inovasi memiliki manfaat untuk menekan

pesaing.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa inovasi dalam pengelolaan kepariwisataan adalah merumuskan gagasan pembaharuan yang berupa program atau rencana yang baru yang digagas secara mandiri maupun melalui support/dukungan pihak luar untuk mewujudkan keuntungan dan

Pendapatan Asli Daerah melalui kedatangan pengunjung/wisatawan obyek-obyek wisata yang ada di Kabupaten Sleman

8

2. Pemerintah Daerah

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah dijelaskan bahwa Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

Menurut The Liang Gie, Pemerintah Daerah adalah satuan-satuan organisasi pemerintah yang berwenang untuk menyelenggarakan segenap kepentingan setempat dari sekelompok yang mendiami suatu wilayah yang dipimpin oleh kepala pemerintahan daerah (Soemantri Sri: 2014).

Setiap pemerintah daerah dipimpin oleh Kepala Daerah yang dipilih secara demokratis. Gubernur, bupati, dan walikota masing-masing sebagai Kepala

Pemerintah Daerah Provinsi, kabupaten dan kota. Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah, untuk provinsi disebut wakil gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota disebut wakil wali kota. Kepala dan wakil kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban serta larangan.

Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD), serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat.

9

Dari penjelasan diatas pemerintah daerah adalah satuan kerja yang berwenang menyelenggarakan urusan pemerintahan di daerah berdasarkan asas otonomi untuk menyelesaikan urusan kelompok/masyarakat.

3. Pengelolaan

Menurut Harsoyo (1977: 121 dalam Muluk 2007) pengelolaan adalah suatu istilah yang berasal dari kata kelola mengandung arti serangkaian usaha yang bertujuan untuk menggali dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan tertentu yang telah di rencanakan sebelumnya.

Dasar pengelolaan adalah bagian dari manajemen akan tetapi difokuskan bagaimana atau cara untuk melakukan suatu kegiatan tujuan tertentu dan membutuhkan tenaga kerja orang lain.

Menurut Terry dalam Manajemen Kinerja Pemerintahan Daerah pengertian manajemen yaitu suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan, menetapkan cara bagaimana melakukannya, memahami bagaimana mereka harus melakukannya dan mengukur efektivitas dari usaha- usaha yang telah dilakukan (Amins Achmad: 2012).

Fred R. David dalam Manajemen Strategi Konsep memberi definisi manajemen sebagai profesi. Menurutnya manajemen merupakan suatu profesi yang dituntut untuk bekerja secara profesional, karakteristiknya adalah para

10 profesional membuat keputusan berdsarkan prinsip-prinsip umum, para profesional mendapatkan status mereka karena mereka mencapai standar prestasi kerja tertentu, dan para profesional harus ditentukan suatu kode etik yang kuat

(Fred R. David: 2002)

George A. Stainer dalam manajemen stratejik mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.

(Fred R David: 2002: 44)

Menurut Terry (2010: 9) dalam manajemen pelayanan, fungsi manajemen dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni planning (perencanaan), organizing

(pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), dan controlling (pengawasan):

Planning (Perencanaan) Pengertian Planning ialah penetapan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan.

Planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk dalam pemilihan alternatif-alternatif keputusan diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa mendatang.

Organizing (organisasi) berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat, yaitu proses pengelompokan kegiatankegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer (Terry &

Rue, 2010: 82). Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan mengatur

11 semua sumber-sumber yang diperlukan, termasuk manusia, sehingga pekerjaan yang dikehendaki dapat dilaksanakan dengan berhasil.

Actuating (pelaksanaan) Pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa, hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan bersama.

Controlling (pengawasan) adalah penemuan dan penerapan cara dan alat utk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Dari beberapa definisi yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi- fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan

(actuating), dan pengawasan (controlling).

Hal-hal yang dapat dijadikan sebagai indeks penilaian dalam tata kelola atau pengelolaan menurut (https://blog.gamatechno.com/4-indikator-penting-tata- kelola-pemerintahan-yang-baik/ di akses tanggal 6 November 2019 pukul 11:25 )

1. Transparansi

Transparansi merupakan proses keterbukaan menyampaikan informasi atau aktivitas yang dilakukan. Harapannya, agar pihak-pihak eksternal yag secara tidak langsung ikut bertanggung jawab dapat ikut memberikan pengawasan.

Memfasilitasi akses informasi menjadi faktor penting terciptanya transparansi ini.

12

2. Partisipasi

Partisipasi merujuk pada keterlibatan seluruh pemangku kepentingan dalam merencanakan kebijakan. Masukan dari berbagai pihak dalam proses pembuatan kebijakan dapat membantu pembuat kebijakan mempertimbangkan berbagai persoalan, perspektif, dan opsi-opsi alternatif dalam menyelesaikan suatu persoalan. Proses partisipasi membuka peluang bagi pembuat kebijakan untuk mendapatkan pengetahuan baru, mengintegrasikan harapan publik kedalam proses pengambilan kebijakan, sekaligus mengantisipasi terjadinya konflik sosial yang mungkin muncul. Komponen yang menjamin akses partisipasi mencakup, tersedianya ruang formal melalui forum-forum yang relevan, adanya mekanisme untuk memastikan partisipasi publik, proses yang inklusif dan terbuka, dan adanya kepastian masukan dari publik akan diakomodir di dalam penyusunan kebijakan.

3. Akuntabilitas

Akuntabilitas didefinisikan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas peraturan yang telah dibuat. Proses ini juga sekaligus menguji seberapa kredibel suatu kebijakan tidak berpihak pada golongan tertentu. Akuntabilitas akan melewati beberapa proses pengujian tertentu. Proses yang terstruktur ini diharapkan akan mampu membaca celah-celah kekeliruan, seperti penyimpangan anggaran atau pelimpahan kekuasaan yang kurang tepat. Mekanisme akuntabilitas juga memberikan kesempatan kepada para pemangku kebijakan untuk untuk meminta penjelasan dan pertanggungjawaban apabila terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan konsesus dalam pelaksanaan tata kelola di bidang tertentu.

13

4. Koordinasi

Koordinasi adalah sebuah mekanisme yang memastikan bahwa seluruh pemangku kebijakan yang memiliki kepentingan bersama telah memiliki kesamaan pandangan. Kesamaan pandangan ini dapat diwujudkan dengan mengintegrasikan visi dan misi pada masing-masing lembaga. Koordinasi menjadi faktor yang sangat penting, karena kekacauan koordinasi dapat menyebabkan efisiensi dan efektivitas kerja menjadi terganggu.

4. Kepariwisataan

Istilah kepariwisataan berasal dari akar kata wisata. Dalam kepustakaan tentang kepariwisataan di Indonesia. Seperti halnya yang tercantum dalam

Undang–Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan: konstruksi pengertian tentang wisata diberikan batasan sebagai: Kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

Sedangkan seseorang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan perjalanan seperti yang dimaksudkan dalam batasan pengertian tentang wisata tadi, disebut sebagai wisatawan (tourist).

Keseluruhan fenomena kegiatan wisata yang dilakukan oleh wisatawan seperti yang dimaksudkan diatas dalam batasan pengertian wisata dan wisatwan ditas diberikan batasan pengertian atau didefinisikan dengan istilah Pariwisata

14

Dalam Undang–undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan keseluruhan lingkup kegiatan pariwisata tadi diberikan batasan pengertian sebagai: berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.

Lebih rinci pengertian kepariwisataan adalah interaksi yang terjadi secara holistik antara wisatawan yang melakukan kegiatan wisata didalam lingkup kegiatan pariwisata.

Secara lebih luas dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan juga dijelaskan mengenai pengertian kepariwisataan sebagai: keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multi disiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatwan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah dan pemerintah daerah serta pengusaha.

Secara historis, motivasi dan tujuan kunjungan wisatawan ke suatu destinasi wisata pada hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan sekundernya dan tentu saja kunjungan wisata ini dilakukan setelah kebutuhan primer tercukupi

Tata Kelola Kepariwisataan yang baik secara teoritik dapat dikemukakan bahwa pencapaian tujuan dan misi pembangunan kepariwisataan berlanjut dan berwawasan lingkungan hanya dapat terlaksana manakala dalam proses pencapaiannya dapat dilakukan melalui prinsip tata kelola kepariwisataan yang

15 baik (good tourism governance/GTG). Prinsip dari penyelenggaraan tata kelola kepariwisatan yang baik ini pada intinya adalah adanya koordinasi dan sinkronisasi program antar pemangku kepentingan yang ada serta pelibatan partisipasi aktif yang sinergis (terpadu dan saling menguatkan) antara pihak pemerintah, swasta, dan industri pariwisata dan masyarakat setempat yang terkait lokasi pariwisata.

Ciri–ciri penyelenggaraan pariwisata yang baik berbasis pada:

1. Partisipasi masyarakat terkait

2. Keterlibatan segenap pemangku kepentingan

3. Kemitraan kepemilikan lokal

4. Pemanfaatan sumber daya secara berlanjut

5. Mengakomodasi aspirasi masyarakat

6. Daya dukung lingkungan

7. Monitoring dan evaluasi program

8. Akuntabilitas lingkungan

9. Pelatihan pada masyarakat terkait

10. Promosi dan advokasi nilai budaya kelokalan/kearifan lokal

Di kutip dari Evaluasi Kebijakan Pariwisata (Djafar Suaib: 2015)

Dalam penyelenggaran Tata Kelola Kepariwisataan yang baik yang paling dibutuhkan dari sektor publik adalah adanya perubahan baik dalam cara berfikir maupun bertindak , terutama dengan meninggalkan paradigma lama yang berupa suatu bangunan penyelenggaraan pemerintahan yang sentralistik dan berwaasan

16 lokus yang berupa birokrasi pemerintahan (government bureaucracy) untuk menuju kepada paradigma baru yang berupa model penyelenggaraan pemerintahan yang desentralistik dan berlokus jamak.

Pemahaman lebih jauh mengenai penyelenggaraan pemerintahan yang baik seperti yang dimaksudkan diatas harus mengacu pada pemahaman bahwa: bukan hanya apa yang dilakukan oleh lembaga pemerintah saja yang harus baik, akan tetapi keseluruhan stakeholders atau para pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan urusan yang terkait dengan masalah dan kepentingan publik harus juga mempunyai kapasistas yang memadai.

Soewantoro (2004: 22) pada umumnya yang dimaksud dengan produk adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi. Jadi produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang terkait: yaitu jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan perusahaan, jasa masyarakat dan jasa alam: a. Jasa yang disediakan perusahaan antara lain jasa angkutan, penginapan,

pelayanan makan minum, jasa tour, dan sebagainya. b. Jasa yang disediakan masyarakat dan pemerintah antara lain berbagai

prasarana utilitas umum, kemudahan, keramahtamahan, adat-istiadat, seni

budaya, dan sebagainya. c. Jasa yang disediakan alam antara lain pemandangan alam, pegunungan,

pantai, gua alam, taman laut, dan sebagainya.

17

Dari beberapa pernyataan diatas dapat ditarik garis besar bahwa kepariwisataan adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dalam rangka penyegaran pikiran/refresh.

F. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Inovasi Pemerintah Daerah Sleman dalam pengelolaan obyek wisata candi dibatasi dalam proposal penelitian ini, maka ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Memiliki kekhasan khusus

2. Unsur kebaruan kepariwisataan di Sleman

3. Terencana sesuai Program Pemerintah Daerah Sleman

4. Penyempurnaan produk/layanan untuk masyarakat/pengunjung

G. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut Lexi J. Moloeng, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata–kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moelong : 2005:6)

18

2. Unit Analisis

a. Obyek Penelitian

Yang menjadi obyek penelitian ini adalah mengenai Inovasi Pemerintah

Daerah Sleman dalam pengelolaan obyek wisata candi di Kabupaten Sleman.

b. Subjek Penelitian

1. Deskripsi Informan Secara Umum

Dalam rangka mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan pokok-

pokok permasalahan yaitu mengenai Inovasi Pemerintah Daerah Sleman dalam

Pengelolaan Kepariwisataan di Kabupaten Sleman. Maka sejalan dengan hal di

atas yang menjadi Informan adalah Kepala Seksi Bidang Pemasaran Pariwisata,

Kepala Seksi Bidang Atraksi Pariwisata, Kepala Seksi Bidang Destinasi Ekonomi

dan Fasilitas Pariwisata, dan Pengunjung Obyek Daya Tarik Wisata di Kabupaten

Sleman. Untuk memberikan gambaran yang lebih terperinci mengenai

karakteristik responden, maka penulis akan menguraikan identitas informan

berdasarkan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan:

Tabel I.I Deskripsi Informan Secara Umum

Jenis Tingkat NO Nama Umur Pekerjaan/Jabatan Kelamin Pendidikan Wulan Wahyu Kepala Sub Bagian 1 Ningsih SE Perempuan 45 S2 Keuangan Perencaan M.M dan Evaluasi Kus Endarto S.E Kepala Seksi M.C.Dev Analisa Pasar 2 Laki-Laki 56 S2 Ekonomi dan Informasi Pariwisata Rini Wahyu Kepala Seksi Atraksi 3 Perempuan 53 S1 Hestari S.S dan Destinasi

19

Ekonomi Kreatif

Dewi Setyowati Kepala Seksi 4 S.T M.Eng Perempuan 36 S2 Fasilitas Destinasi Pariwisata Hari Konsevator 5 Koesowanto S.S Laki-laki 46 S1 Pemeliharaan dan Pemugaran BPCB Sunardi S.Pd 6 Laki-laki 53 S1 Pembina Pramuka Andri Mulyanto 7 Laki-laki 35 SMP Wisatawan Haryadi 8 Laki-laki 44 SMA Wisatawan Inayah 9 Perempuan 33 SMA Wisatawan Gisell Desti 10 Perempuan 19 SMA Wisatawan Kaira Al- Fatih 11 Perempuan 13 SMP Wisatawan Syafa Putri 12 Perempuan 14 SMP Wisatawan Parwati 13 Perempuan 57 D3 Masyarakat Maryuni 14 Laki-laki 58 SMK Masyarakat Handono Satpam Candi 15 Laki-laki 38 SLTA Purnomo Barong Feri Pengusaha kuliner/ 16 Laki-laki 45 D3 Candi Sari Lia Pengusaha 17 Perempuan 38 D3 Kulineran/Candi Sari Nurdi 18 Laki-laki 27 SMK Masyarakat Parmin 19 Laki-laki 45 SMP Masyarakat Sudarmana 20 Laki-laki 35 D3 Masyarakat Sumber : Data Primer Tahun 2020

20

Berdasarkan tabel diatas dapat memberikan gambaran bahwa dari 20 informan mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 11 orang atau 55 persen dan sisanya berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 9 orang atau 45 persen. Lebih didominasi laki-laki berdasarkan pada kenyataan di lapangan bahwa pemegang sektor Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman ternyata didominasi oleh perempuan.

Dengan rincian stakeholder dinas Pariwisata Sleman dan pengunjung obyek daya tarik wisata di Kabupaten Sleman dapat diketahui bahwa sebagian informan adalah usia produktif, informan terbanyak berusia antara 50 hingga 65 tahun berjumlah delapan orang, diikuti kelompok umur 15 hingga 20 tahun berjumlah tiga orang, dan usia antara 30 hingga 50 tahun berjumlah sembilan orang, sehingga pernyataan yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan informasinya.

Berdasarkan tabel diatas informan berpendidikan Sarjana yaitu D3, S1 dan

S2 sejumlah 10 orang atau 50 persen, kemudian informan dengan pendidikan akhir SLTP/SMP/MTS berjumlah empat orang atau 20 persen dan pendidikan akhir SLTA/SMA/SMK sejumlah enam orang atau 30 persen. Hal ini menggambarkan bahwa berdasarkan sumber daya manusia untuk informan yang penulis wawancara bila dilihat dari segi pendidikan terakhir sangat memadai.

21

3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi adalah melihat dan mendengarkan peristiwa atau tindakan yang dilakukan oleh orang-orang yang diamati, kemudian merekam hasil pengamatannya dengan catatan atau alat bantu lainnya. b. Wawancara

Menurut Lexy J. Moleong pengertian wawancara adalah suatu percakapan dengan tujuan-tujuan tertentu. Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian. c. Dokumentasi

Secara umum adalah aktivitas atau proses sistematis dalam melakukan pengumpulan, pencarian, penyelidikan, pemakaian, dan penyediaan dokumen untuk mendapatkan keterangan, penerangan pengetahuan dan bukti serta menyebarkannya kepada pengguna. d. Teknik Purposive Sampling

Menurut Sugiyono (2016:85) teknik purposive sampling adalah pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Alasan penggunaan purposive sampling karena tidak semua sampel mempunyai kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti dalam hal ini yang akan diteliti adalah

Inovasi Pemerintah Daerah Sleman dalam pengelolaan kepariwisataan di

Kabupaten Sleman.

22

4. Teknik Analisis Data

Menurut Lexi J. Moelong, (2002:25) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisir kedalam suatu pola, kategori, dan uraian dasar yang membedakan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan uraian – uraian dan mencari hubungan dimensi–dimensi yang ada .

Untuk menganalisis data, maka peneliti menganalisis data secara kualitatif dengan langkah – langkah yang digunakan yaitu : a. Pengumpulan data: yaitu mengumpulkan data–data baik kepustakaan

maupun data dari lapangan yang sesuai dengan permasalahan. b. Identifikasi data: yaitu mengelompokkan data–data untuk disusun secara

sistematis. c. Intepretasi data: yaitu pembahasan data hasil penelitian baik berupa teori

aupun kenyataan di lapangan. Dalam hal ini peneliti juga melakukan cek

dan ricek data. d. Kesimpulan: yaitu mendeskripsikan hasil pembahasan dan analisa sehingga

diketahui jawaban dari permasalahan yang ada, serta diharapkan mampu

memberikan solusi yang baik.

23

BAB II

PROFIL DINAS PARIWISATA KABUPATEN SLEMAN

A. Sekilas tentang Kabupaten Sleman

Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110°33′00″ dan

110°13′00″ Bujur Timur, 7°34′51″ dan 7°47′30″ Lintang Selatan. Wilayah

Kabupaten Sleman sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Propinsi

Jawa Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa

Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Daerah

Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan

Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas Wilayah

Kabupaten Sleman adalah 57.482 ha atau 574,82 km2 atau sekitar 18 persen dari luas Daerah Istimewa Yogyakarta 3.185,80 km2, dengan jarak terjauh Utara-

Selatan 32 km, Timur-Barat 35 km. Secara administratif terdiri dari 17 wilayah kecamatan, 86 desa, dan 1.212 dusun.

24

Gambar II.I Peta Letak Wisata Candi di Kabupaten Sleman

Berdasarkan karakteristik sumberdaya yang ada, wilayah Kabupaten Sleman terbagi menjadi 4 wilayah yaitu:

1. Kawasan lereng Gunung Merapi, dimulai dari jalan yang menghubungkan kota

Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan (ringbelt) sampai dengan puncak gunung

Merapi. Wilayah ini merupakan sumber daya air dan ekowisata yang berorientasi pada kegiatan Gunung Merapi dan ekosistemnya;

2. Kawasan Timur yang meliputi Kecamatan Prambanan, sebagian Kecamatan

Kalasan dan Kecamatan Berbah. Wilayah ini merupakan tempat peninggalan purbakala (candi) yang merupakan pusat wisata budaya dan daerah lahan kering serta sumber bahan batu putih;

25

3. Wilayah Tengah yaitu wilayah aglomerasi kota Yogyakarta yang meliputi

Kecamatan Mlati, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Depok dan Gamping. Wilayah ini merupakan pusat pendidikan, perdagangan dan jasa.

4. Wilayah barat meliputi kecamatan Godean, Minggir, Seyegan dan Moyudan merupakan daerah pertanian lahan basah yang tersedia cukup air dan sumber bahan baku kegiatan industri kerajinan bambu serta gerabah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pariwisata di Kabupaten Sleman menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Data yang diperoleh dari Badan

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sleman sampai dengan tanggal 18 Januari

2019 menunjukkan bahwa total PAD dari sektor pariwisata adalah sebesar

Rp218.475.244.677,00 atau setara dengan 24,42 persen dari total PAD kabupaten

Sleman. Data PAD sektor pariwisata untuk periode 2014-2018 adalah sebagai berikut:

Grafik II.I Total PAD Sektor Pariwisata Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman tahun 2019

26

Adapun persentase PAD sektor pariwisata terhadap total PAD Kabupaten

Sleman selama periode 2014-2018 adalah sebagai berikut

Grafik II.2 Persentase PAD Sektor Pariwisata terhadap Total PAD Kabupaten Sleman Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Tahun 2019

PAD sektor pariwisata yang ada di Kabupaten Sleman berasal dari Pajak

Hotel dan Restoran, Pajak Tontonan/Hiburan, Retribusi Obyek dan Daya Tarik

Wisata, dan Retribusi Penggunaan Aset Milik Pemda (Sewa/Kontrak/Bagi Hasil).

Mengacu data yang berasal dari Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Sleman (18 Januari 2019) dapat disampaikan sebagai berikut: a. Perolehan Pajak Hotel dan Restoran selama 2018 adalah sebanyak

Rp191.210.417.414,00 yang terdiri dari Pajak Hotel sebesar Rp99.163.768.082,00 dan Pajak Restoran sebesar Rp92.046.649.332,00. Bila dibandingkan dengan

27 perolehan pada tahun 2017, terdapat kenaikan sebesar 23,54 persen dari

Rp154.781.096.369,00. b. Perolehan Pajak Tontonan/Hiburan selama 2018 adalah sebanyak

Rp20.594.485.563,00. Bila dibandingkan dengan perolehan pada tahun 2017, terdapat kenaikan sebesar 18,97 persen dari Rp17.310.424.631,00. c. Perolehan Retribusi Obyek dan Daya Tarik Wisata selama 2018 adalah sebanyak Rp6.568.391.000,00. Bila dibandingkan dengan perolehan pada tahun

2017, terdapat penurunan sebesar 15,07 persen dari Rp7.734.064.500,00. d. Perolehan Retribusi Penggunaan Aset Milik Pemda (Sewa/Kontrak/Bagi Hasil) selama 2018 adalah sebesar Rp101.950.800,00. Bila dibandingkan dengan perolehan pada tahun 2017, terdapat penurunan sebesar 90,64 persen dari

Rp1.089.470.684,00.

B. Tugas Pokok dan Fungsi, Struktur Organisasi, Dinas Pariwisata

Kabupaten Sleman

Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman dibentuk secara resmi pada tahun 2017 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2017 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman, yang diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati Nomor 94 Tahun 2017 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas

Pariwisata. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas kedepan menjadi penting

28 sebagai salah satu komponen dalam rangka membangun Kabupaten Sleman menuju Sleman Smart City 2021.

1. Tugas Pokok dan Fungsi 1.1 Tugas Pokok

Mengacu pada Pasal 2, ayat (2) Peraturan Bupati Nomor 94 Tahun 2017 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja

Dinas Pariwisata, Dinas Pariwisata mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintah dan tugas pembantuan di bidang pariwisata.

1.2 Fungsi

Mengacu pada Pasal 2, ayat (3) Peraturan Bupati Nomor 94 Tahun 2017

Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja

Dinas Pariwisata,

Dinas Pariwisata dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: a. Penyusunan rencana kerja Dinas Pariwisata; b. Perumusan kebijakan teknis urusan pemerintahan bidang pariwisata; c. Pelaksanaan, pelayanan, pembinaan, dan pengendalian urusan pemerintahan

bidang pariwisata; d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan urusan pemerintahan bidang pariwisata; e. Pelaksanaan kesekretariatan dinas; dan

29

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan

fungsinya dan/atau seusai ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Struktur Organisasi dan Kelembagaan

KEPALA DINAS

KELOMPOK JABATAN SEKRETARIAT FUNGSIONAL

SUBBAGIAN SUBBAGIAN UMUM DAN KEUANGAN, PERENCANAAN, KEPEGAWAIAN DAN EVALUASI

BIDANG BIDANG BIDANG PEMASARAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DESTINASI PARIWISATA SUMBER DAYA MANUSIA DAN EKONOMI KREATIF DAN USAHA PARWISATA

SEKSI PENGEMBANGAN SEKSI ANALISA PASAR, SEKSI FASILITAS SUMBER DAYA MANUSIA PARIWISATA DOKUMENTASI DAN DAN KELEMBAGAAN INFORMASI PARIWSATA

SEKSI ATRAKSI WISATA SEKSI PEMBINAAN USAHA DAN DESTINASI SEKSI PROMOSI PARIWISATA KREATIF PARIWISATA

Garis Komando :

Garis Koordinasi : UNIT PELAKSANA TEKNIS

Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Tahun 2019

30

Susunan Organisasi Dinas Pariwisata terdiri dari: a. Kepala Dinas b. Sekretariat, terdiri dari:

(1) Subbagian Umum dan Kepegawaian; dan

(2) Subbagian Keuangan, Perencanaan dan Evaluasi.

c. Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, terdiri dari:

(1) Seksi Fasilitas Pariwisata; dan

(2) Seksi Atraksi Wisata dan Ekonomi Kreatif d. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan, terdiri dari:

(1) Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan; dan

(2) Seksi Pembinaan Usaha Pariwisata e. Bidang Pemasaran Pariwisata, terdiri dari:

(1) Seksi Analisa Pasar, Dokumentasi dan Informasi Pariwisata; dan

(2) Seksi Promosi

31

Tata Kerja Dinas Pariwisata: a. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan urusan umum, urusan kepegawaian, urusan keuangan, urusan perencanaan dan evaluasi, serta mengoordinasikan pelaksanaan tugas satuan organisasi.Dalam melaksanakan tugasnya, sekretariat mempunyai fungsi:

1. Penyusunan rencana kerja Sekretariat dan Dinas Pariwisata;

2. Perumusan kebijakan teknis kesekretariatan;

3. Pelaksanaan urusan umum;

4. Pelaksanaan urusan kepegawaian;

5. Pelaksanaan urusan keuangan;

6. Pelaksanaan urusan perencanaan dan evaluasi;

7. Pengoordinasian pelaksanaan tugas satuan organisasi lingkup Dinas Pariwisata;

dan

8. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Sekretariat dan Dinas

Pariwisata. b. Sub bagian Umum dan Kepegawaian

Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas menyiapkan bahan pelaksanaan urusan umum dan urusan kepegawaian. Dalam melaksanakan tugasnya, Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi:

1. Penyusunan rencana kerja Subbagian Umum dan Kepegawaian;

32

2. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan umum dan urusan

kepegawaian;

3. Pengelolaan persuratan dan kearsipan

4. Pengelolaan perlengkapan, keamanan, dan kebersihan;

5. Penyusunan perencanaan kebutuhan, pengembangan dan pembinaan pegawai;

6. Pelayanan administrasi pegawai dan pengelolaan tata usaha kepegawaian; dan

7. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Subbagian Umum dan

Kepegawaian. c. Sub bagian Keuangan, Perencanaan dan Evaluasi

Subbagian Keuangan, Perencanaan dan Evaluasi mempunyai tugas menyiapkan bahan pelaksanaan urusan keuangan, urusan perencanaan dan evaluasi. Dalam melaksanakan tugasnya, Subbagian Keuangan, Perencanaan dan

Evaluasi mempunyai fungsi:

1. Penyusunan rencana kerja Subbagian Keuangan, Perencanaan dan Evaluasi;

2. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan keuangan, urusan perencanaan

dan evaluasi;

3. Pengoordinasian penyusunan rencana kerja Sekretariat dan Dinas Pariwisata;

4. Pelaksanaan perbendaharaan, pembukuan, dan pelaporan keuangan;

5. Pengoordinasian evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kerja Sekretariat dan

pelaksanaan kerja Dinas Pariwisata; dan

33

6. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Subbagian Keuangan,

Perencanaan dan Evaluasi. d. Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melaksanakan tugas mengembangkan fasilitas obyek daya tarik wisata, atraksi wisata dan ekonomi kreatif. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang

Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mempunyai fungsi:

1. Penyusunan rencana kerja Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif;

2. Perumusan kebijakan teknis pengembangan destinasi pariwisata;

3. Pengembangan fasilitas obyek daya tarik wisata;

4. Pengembangan atraksi wisata;

5. Pengembangan ekonomi kreatif; dan

6. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang Pengembangan

Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. e. Seksi Fasilitas Pariwisata

Seksi Fasilitas Pariwisata mempunyai tugas menyiapkan bahan pengembangan fasilitas obyek daya tarik wisata. Dalam melaksanakan tugasnya,

Seksi Fasilitas Pariwisata mempunyai fungsi:

1. Penyusunan rencana kerja Seksi Fasilitas Pariwisata;

2. Perumusan kebijakan teknis pengembangan fasilitas obyek daya tarik wisata;

34

3. Pembinaan pengelolaan fasilitas obyek daya tarik wisata;

4. Pengembangan fasilitas obyek daya tarik wisata;

5. Pengelolaan data potensi obyek dan daya tarik wisata; dan

6. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi Fasilitas Pariwisata. f. Seksi Atraksi Wisata dan Ekonomi Kreatif

Seksi Atraksi Wisata dan Ekonomi Kreatif mempunyai tugas menyiapkan bahan pengembangan atraksi wisata dan ekonomi kreatif. Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Atraksi Wisata dan Ekonomi Kreatif mempunyai fungsi:

1. Penyusunan rencana kerja Seksi Atraksi Wisata dan Ekonomi Kreatif;

2. Perumusan kebijakan teknis pengembangan atraksi wisata;

3. Pelaksanaan dan pengembangan atraksi wisata;

4. Pengoordinasian dan pembinaan pengembangan zona ekonomi kreatif; dan

5. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi Atraksi Wisata dan

Ekonomi Kreatif. g. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan

Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Usaha Pariwisata melaksanakan tugas membina dan mengembangkan sumber daya manusia dan usaha pariwisata. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Pengembangan Sumber

Daya Manusia dan Usaha Pariwisata mempunyai fungsi:

35

1. Penyusunan rencana kerja Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan

Usaha Pariwisata;

2. Perumusan kebijakan teknis pengembangan sumber daya manusia dan usaha

pariwisata;

3. Pengembangan sumber daya manusia dan usaha pariwisata;

4. Pembinaan sumber daya manusia pariwisata dan usaha pariwisata;

5. Pembinaan kelembagaan dan partisipasi kepariwisataan lokal, nasional maupun

internasional; dan

6. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang Pengembangan

Sumber Daya Manusia dan Usaha Pariwisata.

h. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan

Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan mempunyai tugas menyiapkan bahan pengembangan sumber daya manusia dan kelembagaan pariwisata.

Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Pengembangan Sumber Daya

Manusia dan Kelembagaan mempunyai fungsi

1. Penyusunan rencana kerja Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan

Kelembagaan;

2. Perumusan kebijakan teknis pengembangan sumber daya manusia dan

kelembagaan pariwisata;

36

3. Pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia pariwisata;

4. Pembinaan kelembagaan kepariwisataan; dan

5. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi Pengembangan

Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan. i. Seksi Pembinaan Usaha Pariwisata

Seksi Pembinaan Usaha Pariwisata mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan usaha pariwisata. Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Pembinaan

Usaha Pariwisata mempunyai fungsi:

1. Penyusunan rencana kerja Seksi Pembinaan Usaha Pariwisata;

2. Perumusan kebijakan teknis pembinaan usaha pariwisata;

3. Pengelolaan data usaha pariwisata;

4. Pembinaan usaha pariwisata; dan

5. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi Pembinaan Usaha

Pariwisata. j. Bidang Pemasaran Pariwisata

Bidang Pemasaran Pariwisata melaksanakan tugas pemasaran pariwisata.

Dalam melaksanakan tugasnya, Pemasaran Pariwisata mempunyai fungsi:

1. Penyusunan rencana kerja Bidang Pemasaran Pariwisata;

2. Perumusan kebijakan teknis pemasaran pariwisata;

3. Penyusunan analisa pasar kepariwisataan;

37

4. Pengelolaan dokumentasi dan informasi pariwisata;

5. Pengembangan promosi pariwisata; dan

6. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang Pemasaran

Pariwisata. k. Seksi Analisa Pasar, Dokumentasi dan Informasi Pariwisata

Seksi Analisa Pasar, Dokumentasi dan Informasi Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan analisa pasar dan mengelola dokumentasi dan informasi.

Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Analisa Pasar, Dokumentasi dan Informasi

Pariwisata mempunyai tugas:

1. Penyusunan rencana kerja Seksi Analisa Pasar, Dokumentasi dan Informasi

Pariwisata;

2. Perumusan kebijakan teknis analisa pasar, dokumentasi, dan informasi

pariwisata;

3. Pelaksanaan dan pembinaan analisa pasar;

4. Pengelolaan dokumentasi dan informasi pariwisata; dan

5. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi Analisa Pasar,

Dokumentasi dan Informasi Pariwisata.

38 l. Seksi Promosi

Seksi Promosi Pariwisata mempunyai tugas mengembangkan promosi pariwisata. Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Promosi Pariwisata mempunyai tugas:

1. Penyusunan rencana kerja Seksi Promosi Pariwisata;

2. Perumusan kebijakan teknis promosi pariwisata; pelaksanaan dan

pengembangan promosi pariwisata; dan

3. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi Promosi Pariwisata.

C. Jumlah Kepegawaian dan Sumber Daya Dinas Pariwisata

Kabupaten Sleman.

Berdasarkan data yang ada dari Sub bagian Umum dan Kepegawaian, jumlah personil di Dinas Pariwisata adalah sebanyak 48 orang, yang terdiri dari

33 orang pria dan 15 orang wanita dengan persentase latar belakang pendidikan sebagai berikut:

39

Diagram II.1 Jumlah Kepegawaian dan Sumber Daya Dinas Pariwisata Sumber : Dinas Pariwisata Sleman Tahun 2019

Daftar lengkap personil di Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman adalah sebagai berikut:

Tabel II.1 Personil Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman

No Nama Jabatan

1 Dra. Hj. Sudarningsih, M.Si Kepala Dinas Pariwisata

2 Dra. Endah Sri Widiastuti, MPA Sekretaris Dinas Pariwisata

3 Suryani, SE Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian

Staf Subbagian Umum dan Kepegawaian 4 Suprihutami Sekretariat

40

Staf Subbagian Umum dan Kepegawaian 5 Yulius Agung Setiyawan Sekretariat

Staf Subbagian Umum dan Kepegawaian 6 Rahmi Handayani Sekretariat

Staf Subbagian Umum dan Kepegawaian 7 Eko Supriyanto Sekretariat

Staf Subbagian Umum dan Kepegawaian 8 Nartukiyo Sekretariat

Kepala Subbagian Keuangan, Perencanaan 9 Wulan Wahyuningsih, SE, MM dan Evaluasi

Staf Subbagian Keuangan, Perencanaan dan 10 Agus Sunaryanta, SP Evaluasi Sekretariat

Staf Subbagian Keuangan, Perencanaan dan 11 MAS Nurinarti, SE Evaluasi Sekretariat

Staf Subbagian Keuangan, Perencanaan dan 12 Helena Ary Murtyastuti, A.Md Evaluasi Sekretariat

Staf Subbagian Keuangan, Perencanaan dan 13 Sri Hartati, A.Md Evaluasi Sekretariat

Staf Subbagian Keuangan, Perencanaan dan 14 Wahyuni Purwaningsih Evaluasi Sekretariat

Staf Subbagian Keuangan, Perencanaan dan 15 Aris Suryanta Evaluasi Sekretariat

Staf Subbagian Keuangan, Perencanaan dan 16 Parjoko Nugraha Evaluasi Sekretariat

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi 17 Aris Herbandang, SIP Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

18 Rini Wahyu Hestari, SS Kepala Seksi Atraksi Wisata dan Ekonomi

41

Kreatif

Staf Seksi Atraksi Wisata dan Ekonomi 19 Haryanto Kreatif

Staf Seksi Atraksi Wisata dan Ekonomi 20 Suparno Kreatif

21 Dewi Setyowati, ST, M.Eng Kepala Seksi Fasilitas Pariwisata

22 Kardiyono Staf Seksi Fasilitas Pariwisata

23 Sukijo Staf Seksi Fasilitas Pariwisata

24 Suraji Staf Seksi Fasilitas Pariwisata

25 Mudhofir Staf Seksi Fasilitas Pariwisata

26 Fahrudin Staf Seksi Fasilitas Pariwisata

27 Ahmad Nuzul Fauzen Staf Seksi Fasilitas Pariwisata

28 Atmadi Kurniawan Staf Seksi Fasilitas Pariwisata

29 Sunardi Staf Seksi Fasilitas Pariwisata

30 Suraji Staf Seksi Fasilitas Pariwisata

31 Pawardi Staf Seksi Fasilitas Pariwisata

32 Sri Purwati Staf Seksi Fasilitas Pariwisata

33 Sunardi Staf Seksi Fasilitas Pariwisata

34 Sudar Staf Seksi Fasilitas Pariwisata

35 Suryoto Staf Seksi Fasilitas Pariwisata

42

36 Nursahid Staf Seksi Fasilitas Pariwisata

37 Eka Priastana Putra, SE, M.Si Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata

Kepala Seksi Analisa Pasar, Dokumentasi 38 Kus Endarto, SE, M.Ec.Dev dan Informasi Pariwisata

Staf Seksi Analisa Pasar, Dokumentasi dan 39 Ageng Wijaya, SH Informasi Pariwisata

40 Agus Budi Nugraha, SE Kepala Seksi Promosi Pariwisata

41 Anjar Gunaidi Staf Seksi Promosi Pariwisata

42 Lilik Widiatmono Staf Seksi Promosi Pariwisata

Nyoman Rai Savitri, S.Psi, Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya 43 M.Ec.Dev Manusia dan Usaha Pariwisata

Kepala Seksi Pengembangan Kapasitas 44 Drs. Hariman Yudo Raharjo Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan

Staf Seksi Pengembangan Kapasitas Sumber 45 Bernadus Budiraharjo, A.Md Daya Manusia dan Kelembagaan

Staf Seksi Pengembangan Kapasitas Sumber 46 Sidiq Timbul Hartana Daya Manusia dan Kelembagaan

Kepala Seksi Pembinaan Usaha Jasa 47 Ali, SE Pariwisata

48 Unif Staf Seksi Pembinaan Usaha Jasa Pariwisata

Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman 2019

43

D. Jenis-Jenis Pariwisata dan Peningkatan Jumlah Pengunjung

Jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Sleman memperlihatkan trend positif dari tahun ke tahun selama periode 2017-2018. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara yang berkunjung di Kabupaten Sleman pada tahun 2018. Secara total terdapat kenaikan sebesar 18,06 persen dari 7.342.396 kunjungan wisatawan pada tahun 2017 menjadi 8.531.738 kunjungan pada tahun 2018.

1. Analisis Kunjungan per Destinasi Wisata a. Destinasi Wisata Alam

Destinasi wisata alam yang terdapat di Kabupaten Sleman dapat dibedakan menjadi wisata alam dan wisata petualangan. Destinsi wisata alam di Kabupaten

Sleman antara lain Kaliurang, Taman Nasional Gunung Merapi, Blue Lagoon,

Bukit Teletubbies, dan Lava Bantal. Sedangkan destinasi wisata petualangan meliputi Eksotika Krasak Jalantoro, Volcano Tour, dan Tebing Breksi.

Selama tahun 2018, destinasi wisata alam dikunjungi sebanyak 2.792.529 wisatawan, yang terdiri dari 2.786.159 wisatawan nusantara (99,77 persen) dan

6.370 wisatawan mancanegara (0,23 persen).

Kunjungan ke destinasi wisata alam, didominasi oleh kunjungan ke destinasi wisata petualangan terutama Tebing Breksi. Berdasarkan data tercatat sebanyak 1.102.043 wisatawan dengan perincian 1.097.550 wisatawan nusantara

(99,59 persen) dan 4.493 wisatawan mancanegara (0,41 persen) yang mengunjungi Tebing Breksi selama tahun 2018. Bila dibandingkan dengan

44 banyaknya kunjungan pada tahun sebelumnya ke Tebing Breksi, terdapat kenaikan sebesar 26,50 persen dari 871.201 kunjungan. b. Destinasi Wisata Budaya

Destinasi wisata budaya menjadi destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Sleman. Selama 2018, destinasi wisata budaya dikunjungi 4.648.411 wisatawan, yang terdiri dari

4.383.913 wisatawan nusantara dan 264.498 wisatawan mancanegara. Bila dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang berkunjung pada tahun 2017, terdapat kenaikan jumlah kunjungan sebesar 8,53 persen dari 4.283.040 wisatawan.

Kunjungan ke destinasi wisata budaya didominasi oleh kunjungan ke destinasi wisata warisan budaya dan sejarah sebanyak 3.653.045 wisatawan

(78,59 persen) dengan tujuan utama adalah di candi, terutama candi yang dikelola oleh PT Taman

Wisata Candi , Prambanan dan (sebanyak 2.745.471 wisatawan). Dari jumlah tersebut, kunjungan ke destinasi wisata budaya di

Kabupaten Sleman didominasi wisatawan nusantara, sebanyak 4.372.227 wisatawan (94,30 persen). Kunjungan ke Desa Wisata di Kabupaten Sleman menunjukkan peningkatan yang menggembirakan pada tahun 2018. Tercatat sebanyak 267.212 wisatawan yang berkunjung ke desa wisata yang ada di

Kabupaten Sleman. Kunjungan tersebut didominasi oleh wisatawan nusantara sebanyak 266.031 (99,56 persen). Bila dibandingkan dengan jumlah kunjungan

45 pada tahun 2017, terdapat kenaikan kunjungan sebesar 613,45 persen dari 37.288 wisatawan. c. Destinasi Wisata Buatan Manusia

Destinasi wisata buatan manusia di Sleman, yang meliputi wisata MICE dan wisata olah raga, pada tahun 2018 dikunjungi 1.090.798 wisatawan. Bila dibandingkan dengan tahun 2017, terdapat kenaikan sebesar 155,51 persen dari total kunjungan sebesar 426.907 wisatawan. Dari jumlah tersebut, wisatawan nusantara mendominasi kunjungan di destinasi ini, yaitu sebanyak 1.053.961 wisatawan (96,62 persen).

Pada tahun 2018, terdapat beberapa event (event olah raga, wisata, dan budaya) berskala lokal, nasional dan internasional yang diselenggarakan di

Kabupaten Sleman, seperti Mandiri Jogja Marathon, Prambanan Jazz, Festival

Yoga Internasional, Tour de Jogja, Le Tour de Jogja, Tour de Prambanan,

Sleman Temple Run, Ngayogjazz 2018, The 10th Jogja International Heritage

Walk, dan masih banyak lainnya. Khusus The 10th Jogja International Heritage

Walk merupakan salah satu event yang masuk dalam 100 event nasional yang mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata.

Dari informasi di atas, dapat disampaikan bahwa secara umum destinasi wisata budaya, utamanya destinasi wisata warisan budaya dan sejarah seperti candi adalah alasan utama sebagian besar wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Kabupaten Sleman. Hal ini terbukti dari jumlah kunjungan total wisatawan di candi yang mencapai 3.653.045 wisatawan (42,82 persen).

46

Adapun 3 candi yang menjadi destinasi favorit adalah Candi Prambanan,

Ratu Boko, dan Candi Ijo. Total kunjungan di ketiga candi tersebut adalah sebesar

2.926.701 wisatawan (96,65 persen), dengan perincian 2.685.839 wisatawan nusantara (91,77 persen) dan 240.862 wisatawan mancanegara (8,23 persen). Bila dibandingkan dengan total kunjungan wisatawan mancanegara di Kabupaten

Sleman pada tahun 2018, maka kunjungan wisatawan mancanegara di ketiga candi tersebut setara dengan 78,28 persen. Selanjutnya destinasi lain yang menjadi favorit wisatawan adalah Tebing Breksi dengan jumlah kunjungan sebanyak

1.102.043 wisatawan, dan volcano tour sebanyak 530.146 wisatawan.

47

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Affan, Gaffar. 2009, Politik indonesia : Transisi menuju Demokrasi, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Amins, Achmad. 2012, Manajemen Kinerja Pemerintahan Daerah, Yogyakarta LaksBang Pressindo.

Djafar, Suaib, 2015, Evaluasi Kebijakan Pariwisata, Yogyakarta : Ombak Samudera.

Everett M Rogers, 1981, Difusi of Inovation, United States Of America

Fred R David, 2002 , Manajemen Strategik dan Konsep, Bandung: Salemba Pusat

Harsoyo, 1997, Manajemen Kinerja, Jakarta: PT Persada Karya Mandiri

Iwan Nugroho, 2014, Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2008, Perencananaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia : Bandung : Refika Aditama.

Muluk, 2008, Strategi Inovatif Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

Moleong, Lexy J. 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remadja Karya Rosdakarya

Rismunandar, 2006, Kebijakan pembangunan dan Analisis Undang- Undang Kepariwisataan. Bogor 2006.

Soemantri, Sri, 2014, Otonomi Daerah, Bandung : PT Rosda Karya

81

Soetomo, 2011, Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Soewantoro, 2004, Dasar-Dasar Pariwisata, Yogyakarta: Penerbit Andi Offset

Sugiyono, 2016, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alvabet CV

Sunaryo, Bambang, 2013 , Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata di Indonesia , Yogyakarta : Gavamedia.

Sunyoto, Usman, 2003, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Stephen Robbins, 2017, Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat.

Usman, Husnaini, Akbar Purnomo Setiady, 2005 Metode Penelitian Sosial , Jakarta : Bumi Aksara

Sumber Perundang-undangan dan Peraturan Daerah

Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No 11 Tahun 2015 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2015–2025

Sumber Skripsi :

Dwi Kurniawan 11520249 tahun 2011 Program Studi Ilmu Pemerintahan STPMD APMD Yogyakarta dengan judul Pengembangan Pariwisata berbasis Komunitas tahun 2013

Adrianus Carli 13520109 tahun 2013 Program Studi Ilmu Pemerintahan APMD Yogyakarta dengan judul Inovasi Pemerintah Daerah di Sektor Pariwisata dalam meningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur.

82

Sumber Internet : https://travel.kompas.com/read/2017/07/11/190300027/potensi.budaya.penyumba ng.terbesar.sektor.pariwisata https://pariwisata.slemankab.go.id/category/wisata/wisata-sejarah-dan-budaya/ https://blog.gamatechno.com/4-indikator-penting-tata-kelola-pemerintahan-yang- baik/ https://www.inibaru.id/tradisinesia/tarian-kubro-siswo-menjadi-pembuka-festival- lima gunung

83

LAMPIRAN

84

85

86

87

88

89

90

91

92