Potensi Dan Pengembangan Wisata Desa Ngablak Di Sleman Yogyakarta

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Potensi Dan Pengembangan Wisata Desa Ngablak Di Sleman Yogyakarta POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA DESA NGABLAK DI SLEMAN YOGYAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Rosiana Assiyah C9405121 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008 1 LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING Judul Laporan Tugas Akhir : POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA DESA NGABLAK DI SLEMAN YOGYAKARTA Nama Mahasiswa : Rosiana Assiyah NIM : C9405121 MENYETUJUI Disetujui Tanggal : ………… Disetujui Tanggal : …………… Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu Drs. Suharyana, M.Pd Umi Yuliati, SS. M. Hum 2 LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN Judul Laporan Tugas Akhir : POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA DESA NGABLAK DI SLEMAN YOGYAKARTA Nama Mahasiswa : Rosiana Assiyah NIM : C9405121 Tanggal Ujian : 28 Juli 2008 DITERIMA DAN DISETUJUI OLEH PANITIA PENGUJI TUGAS AKHIR DIII USAHA PERJALANAN WISATA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA Dra. Isnaini W.W, M.Pd. (…………………………) Ketua Penguji Sawitri P.P, M.Pd. (……………..…..………) Sekretaris Penguji Drs. Suharyana, M.Pd (…………………………) Penguji Utama Umi Yuliati SS. M. Hum (………………………....) Penguji Pembantu Dekan Drs.Sudarno, MA NIP. 131.472.202 3 MOTTO v Begitu anda berkata “aku tidak bisa”, anda sudah setengah kalah (Edward Linggar) v Jika kita terus menyerah kepada ketakutan, bagaimana kita akan menghargai keberanian? (Nasrudin Mohammed) v Penyesalan bukanlah jalan keluar dari kesalahan (Penulis) 4 PERSEMBAHAN Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk: v Ayah, Ibu dan Nenek tercinta yang telah mencurahkan segala hal terbaik dalam hidupku v Kakak dan adik-adikku tersayang (Mas Wawan, Surya dan Trisna) v Sebuah Cinta terindah v Sahabat-sahabat berhargaku (Sesil, Utut, Gebby, Iin, Tutik, Yosi, Jecky) 5 KATA PENGANTAR Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan kasih sayang, rahmat, hidayah, serta bimbinganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul “Potensi dan Pengembangan Wisata Desa Ngablak di Sleman Yogyakarta” sebagai Tugas Akhir. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin berterima kasih sedalam – dalamnya kepada : 1. Bapak Drs.Sudarno, MA selaku Dekan Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. 2. Bapak Drs.Suharyana, M.Pd selaku Ketua Program Diploma III usaha Perjalanan Wisata, sekaligus pembimbing utama dalam penyusunan Tugas Akhir ini atas bimbingan, saran, kritik dan arahannya. 3. Ibu Umi Yuliati, SS M.Hum selaku pembimbing pembantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini atas bimbingannya. 4. Ibu Dra. Isnaini WW. Mpd atas segala arahan dan bantuannya sehingga Tugas Akhir ini dapat terwujud. 5. Almarhumah Ibu Dra. Sri Sayekti, Mpd selaku pembimbing akademik atas jasa-jasanya selama masa perkuliahan. 6 6. Segenap Dosen pengajar DIII Usaha Perjalanan Wisata atas ilmu yang diberikan. 7. Mbak Iffah atas segala kesabarannya dalam memberikan informasi. 8. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman Yogyakarta yang telah memberikan data mengenai Sleman. 9. BAPARDA (Badan Pariwisata Daerah), khususnya Drs. Pipo Arokhnanuri S selaku Kepala Sub bidang inovasi atas keramahtamahan dalam memberikan data 10. Bapak Mantri & Bapak Murtejo (Guide HPI Prambanan) untuk semua bantuannya dalam penyusunan Tugas Akhir ini. 11. Saudaraku Ayuk atas semua doanya. 12. Teman-teman DIII Usaha Perjalanan Wisata, khususnya angkatan 2005, atas dukungannya selama ini. 13. Teman-teman yang menyenangkan (Herlina, Rendy, Angga, Johan, Yosi, Edo, Irul, Doni-Dodi, Agus) terimakasih untuk keceriaan kalian yang mengembalikan semangatku. 14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis berharap, laporan ini dapat berguna untuk masyarakat luas pada umumnya dan mahasiswa Diploma III Usaha perjalanan Wisata pada khususnya. Surakarta, Juli 2008 7 (Penulis) ABSTRAK Rosiana Assiyah. 2008. Potensi dan Pengembangan Wisata Desa Ngablak di Sleman Yogyakarta. Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Laporan Tugas Akhir ini membahas tentang pengembangan potensi Wisata Desa Ngablak di Sleman Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan guna menjawab permasalahan yang dipertanyakan, yaitu untuk mengetahui potensi dan daya tarik apa saja yang dimiliki, pengembangan yang dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kunjungan dan strategi pemasaran wisata Desa Ngablak. Penulisan laporan ini disajikan secara deskriptif untuk memperoleh gambaran mengenai potensi wisata desa Ngablak di Sleman Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan wawancara, observasi, arsip-arsip dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Wisata Desa Ngablak memiliki potensi dan daya tarik wisata yang berupa suasana kehidupan desa di sekitar Candi Prambanan yaitu Desa Tlogo, Desa Bugisan, dan Desa Ngablak. Candi Plaosan juga termasuk dalam rangkaian wisata ini. Tujuan akhir dari Wisata Desa Ngablak adalah Kaliopak resto. Wisata desa tersebut dikelola oleh masyarakat Desa Ngablak, yang diketuai oleh Bapak Mantri. Wisata desa ini lebih diminati wisatawan asing. Kesimpulan yang dapat di ambil dari kajian mengenai Wisata Desa Ngablak adalah pengembangan potensi wisata desa Ngablak di Sleman Yogyakarta sangat dibutuhkan guna meningkatkan kunjungan wisatawan. Wisata Desa Ngablak masih memiliki ruang untuk berkembang dan bersaing di dunia pariwisata yogyakarta khususnya di Kabupaten Sleman. 8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL....................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING.............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN........................................... iii HALAMAN MOTTO..................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi ABSTRAK...................................................................................................... viii DAFTAR ISI................................................................................................... ix DAFTAR TABEL........................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian.................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian.................................................................. 5 E. Kajian Pustaka........................................................................ 5 F. Metode Penelitian................................................................... 18 G. Sistematika Penulisan............................................................. 20 BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PARIWISATA KABUPATEN SLEMAN A. Geografi Kabupaten Sleman .................................................. 21 B. Masyarakat dan Budaya Kabupaten Sleman.......................... 26 C. Potensi dan Wisata Kabupaten Sleman.................................. 27 BAB III. POTENSI, PENGEMBANGAN DAN STRATEGI PEMASARAN WISATA DESA NGABLAK 9 A. Awal Pengelolaan Wisata Desa Ngablak............................... 42 B. Potensi dan Daya Tarik yang Dimiliki Wisata Desa Ngablak .................................................................................. 45 C. Route Wisata Desa Ngablak................................................... 53 D. Harga Tour Wisata Desa Ngablak.......................................... 59 E. Analisis SWOT ...................................................................... 59 F. Pengembangan Wisata Desa Ngablak.................................... 62 G. Strategi Pemasaran Wisata Desa Ngablak ............................. 66 BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................. 69 B. Saran....................................................................................... 71 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 72 LAMPIRAN.................................................................................................... 74 10 DAFTAR TABEL Halaman Tabel Pembagian Wilayah Administratif Kabupaten Selaman .................... 23 Tabe Pengunjung Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Sleman Sleman Tahun 1993 – 2007................................................................ 27 Tabel Data Pengunjung Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Sleman Tahun 2007............................................................................ 37 Tabel Data Pengunjung Desa Wisata Kabupaten Sleman Tahun 2007....... 38 Tabel Data Kunjungan Wisata Desa Ngablak Tahun 2006.......................... 39 Tabel Data Kunjungan Wisata Desa Ngablak Tahun 2007.......................... 40 Tabel Data Kunjungan Wisata Desa Ngablak Tahun 2008.......................... 41 11 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Daftar Informan......................................................................... 74 Lampiran 2. Brosur
Recommended publications
  • The Influence of Hindu, Buddhist, and Chinese Culture on the Shapes of Gebyog of the Javenese Traditional Houses
    Arts and Design Studies www.iiste.org ISSN 2224-6061 (Paper) ISSN 2225-059X (Online) Vol.79, 2019 The Influence of Hindu, Buddhist, and Chinese Culture on the Shapes of Gebyog of the Javenese Traditional Houses Joko Budiwiyanto 1 Dharsono 2 Sri Hastanto 2 Titis S. Pitana 3 Abstract Gebyog is a traditional Javanese house wall made of wood with a particular pattern. The shape of Javanese houses and gebyog develop over periods of culture and government until today. The shapes of gebyog are greatly influenced by various culture, such as Hindu, Buddhist, Islamic, and Chinese. The Hindu and Buddhist influences of are evident in the shapes of the ornaments and their meanings. The Chinese influence through Islamic culture developing in the archipelago is strong, mainly in terms of the gebyog patterns, wood construction techniques, ornaments, and coloring techniques. The nuance has been felt in the era of Majapahit, Demak, Mataram and at present. The use of ganja mayangkara in Javanese houses of the Majapahit era, the use of Chinese-style gunungan ornaments at the entrance to the Sunan Giri tomb, the saka guru construction technique of Demak mosque, the Kudusnese and Jeparanese gebyog motifs, and the shape of the gebyog patangaring of the house. Keywords: Hindu-Buddhist influence, Chinese influence, the shape of gebyog , Javanese house. DOI : 10.7176/ADS/79-09 Publication date: December 31st 2019 I. INTRODUCTION Gebyog , according to the Javanese-Indonesian Dictionary, is generally construed as a wooden wall. In the context of this study, gebyog is a wooden wall in a Javanese house with a particular pattern.
    [Show full text]
  • BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daerah Istimewa Yogyakarta
    BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan Provinsi terkecil kedua setelah Provinsi DKI Jakarta dan terletak di tengah pulau Jawa, dikelilingi oleh Provinsi Jawa tengah dan termasuk zone tengah bagian selatan dari formasi geologi pulau Jawa. Di sebelah selatan terdapat garis pantai sepanjang 110 km berbatasan dengan samudra Indonesia, di sebelah utara menjulang tinggi gunung berapi paling aktif di dunia merapi (2.968 m). Luas keseluruhan Provinsi DIY adalah 3.185,8 km dan kurang dari 0,5 % luas daratan Indonesia. Di sebelah barat Yogyakarta mengalir Sungai Progo, yang berawal dari Jawa tengah, dan sungai opak di sebelah timur yang bersumber di puncak Gunung Merapi, yang bermuara di laut Jawa sebelah selatan. (Kementerian RI, 2015) Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang memiliki kebudayaan yang masih kuat di Indonesia, dan juga Yogyakarta memiliki banyak tempat-tempat yang bernilai sejarah salah satunya situs-situs arkeologi, salah satu dari situs arkeologi yang banyak diminati untuk dikunjungi para masyarakat dan wisatawan adalah peninggalan situs-situs candi yang begitu banyak tersebar di Daerah Istimewa Yogyakarta. 2.2 Teori Dasar 2.2.1 Arkeologi Kata arkeologi berasal dari bahasa yunani yaitu archaeo yang berarti “kuna” dan logos “ilmu”. Definisi arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan (manusia) masa lalau melalui kajian sistematis (penemuan, dokumentasi, analisis, dan interpretasi data berupa artepak contohnya budaya bendawi, kapak dan bangunan candi) atas data bendawi yang ditinggalkan, yang meliputi arsitektur, seni. Secara umum arkeologi adalah ilmu yang mempelajari manusia beserta kebudayaan-kebudayaan yang terjadi dimasa lalu atau masa lampau melalui peninggalanya. Secara khusus arkeologi adalah ilmu yang mempelajari budaya masa silam yang sudah berusia tua baik pada masa prasejarah (sebelum dikenal tulisan) maupun pada masa sejarah (setelah adanya bukti-bukti tertulis).
    [Show full text]
  • Challenges in Conserving Bahal Temples of Sri-Wijaya Kingdom, In
    International Journal of Engineering and Advanced Technology (IJEAT) ISSN: 2249 – 8958, Volume-9, Issue-1, October 2019 Challenges in Conserving Bahal Temples of Sriwijaya Kingdom, in North Sumatra Ari Siswanto, Farida, Ardiansyah, Kristantina Indriastuti Although it has been restored, not all of the temples re- Abstract: The archaeological sites of the Sriwijaya temple in turned to a complete building form because when temples Sumatra is an important part of a long histories of Indonesian were found many were in a state of severe damage. civilization.This article examines the conservation of the Bahal The three brick temple complexes have been enjoyed by temples as cultural heritage buildings that still maintains the authenticity of the form as a sacred building and can be used as a tourists who visit and even tourists can reach the room in the tourism object. The temples are made of bricks which are very body of the temple. The condition of brick temples that are vulnerable to the weather, open environment and visitors so that open in nature raises a number of problems including bricks they can be a threat to the architecture and structure of the tem- becoming worn out quickly, damaged and overgrown with ples. Intervention is still possible if it is related to the structure mold (A. Siswanto, Farida, Ardiansyah, 2017; Mulyati, and material conditions of the temples which have been alarming 2012). The construction of the temple's head or roof appears and predicted to cause damage and durability of the temple. This study used a case study method covering Bahal I, II and III tem- to have cracked the structure because the brick structure ples, all of which are located in North Padang Lawas Regency, does not function as a supporting structure as much as pos- North Sumatra Province through observation, measurement, sible.
    [Show full text]
  • Community Empowerment Through Research, Innovation and Open Access
    COMMUNITY EMPOWERMENT THROUGH RESEARCH, INNOVATION AND OPEN ACCESS PROCEEDINGS OF THE 3RD INTERNATIONAL CONFERENCE ON HUMANITIES AND SOCIAL SCIENCES (ICHSS 2020), MALANG, INDONESIA, 28 OCTOBER 2020 Community Empowerment through Research, Innovation and Open Access Edited by Joko Sayono & Ahmad Taufiq Universitas Negeri Malang, Indonesia Luechai Sringernyuang Mahidol University, Thailand Muhamad Alif Haji Sismat Universiti Islam Sultan Sharif Ali, Brunei Darussalam Zawawi Isma’il Universiti Teknologi Malaysia, Malaysia Francis M. Navarro Ateneo De Manila University, Philippines Agus Purnomo & Idris Universitas Negeri Malang, Indonesia CRC Press/Balkema is an imprint of the Taylor & Francis Group, an informa business © 2021 selection and editorial matter, the Editors; individual chapters, the contributors Typeset by MPS Limited, Chennai, India The Open Access version of this book, available at www.taylorfrancis.com, has been made available under a Creative Commons Attribution-Non Commercial-No Derivatives 4.0 license. Although all care is taken to ensure integrity and the quality of this publication and the information herein, no responsibility is assumed by the publishers nor the author for any damage to the property or persons as a result of operation or use of this publication and/or the information contained herein. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data A catalog record has been requested for this book Published by: CRC Press/Balkema Schipholweg 107C, 2316 XC Leiden, The Netherlands e-mail: [email protected] www.routledge.com – www.taylorandfrancis.com ISBN: 978-1-032-03819-3 (Hbk) ISBN: 978-1-032-03820-9 (Pbk) ISBN: 978-1-003-18920-6 (eBook) DOI: 10.1201/9781003189206 Community Empowerment through Research, Innovation and Open Access – Sayono et al (Eds) © 2021 Copyright the Editor(s), ISBN 978-1-032-03819-3 Table of contents Preface ix Acknowledgement xi Scientific committee xiii Organizing committee xv Empowering translation students through the use of digital technologies 1 M.A.H.
    [Show full text]
  • 35 Ayu Narwastu Ciptahening1 & Noppadol Phienwej2
    Paper Number: 35 Geohazards risk assessment for disaster management of Mount Merapi and surrounding area, Yogyakarta Special Region, Indonesia. Ayu Narwastu Ciptahening1 & Noppadol Phienwej2 1 Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Yogyakarta, Indonesia, E-mail [email protected] 2 Asian Institute of Technology, Thailand ___________________________________________________________________________ It is well-known that there exists a very active volcano situated in Central Java and Yogyakarta Special Region, Indonesia, called Mount Merapi. It is classified into one of the most active volcanoes, even on the world. It mostly erupts in every 4 years. Deposits produced by its activity in Sleman Regency Yogyakarta Special Region of where the study located, can be divided into four rock units, namely Ancient Merapi, Middle Merapi, Recent Merapi, and Modern Merapi. In the 10th to 11th century Mount Merapi had been responsible to the decline of Hindu Mataram Kingdom, Central Java, by its eruptions. It was verified by the discovery of many ancient temples in Yogyakarta and surrounding areas, such as Temple Sambisari, Temple Kadisoka, and Temple Kedulan which were buried by volcanic deposits of Mount Merapi [1]. The eruption of Mount Merapi, in the year 2010 was recognized as the biggest eruption during recent decades and claimed about 300 lives and very large treasures, after the eruption. The type of eruption was changed from Merapi type in the activity period of 2006 and before to become the combination of Vulcanian type and Pelean type [2]. Due to the activities of the volcano that is very intensive, it can be underlined that the threats of geohazard faced by people living in the surrounding area of Yogyakarta is about the impact of volcanic eruptions [3].
    [Show full text]
  • In D O N E S Ia N
    Marijke Klokke AN INDONESIAN SCULPTURE IN THE KRÖLLER-MÜLLER MUSEUM1 Introduction SCULPTURE In 1919 Helene Kröller-Müller acquired an Indonesian sculpture from Frederik Muller & Cie, a well-known auction house in Amsterdam at the time (PI. 1). The inventory of the auction - which took place on 25-28 November 1919 - listed the sculpture under lot numbers 1548-1567, together with 19 other sculptures from the Netherlands Indies: ‘Collection de vingt sculptures en gres, d’idoles, etc. des Indes néerlandaises. (Boroboudour, Java?). - Par pièce’.2 Helene Kröller-Müller was born in Essen in Germany in 1869. In 1888 she married Anton Kröller, a promising employee at the Rotterdam branch of her father’s firm Wm H. Müller & Co. A year later he was to become the director of this firm and one of the richest business men in the Netherlands. In 1907 INDONESIAN Helene began to collect art, mainly the contemporary art of which Van Gogh was her favourite, but also non-western art.3 When she bought the Indo­ nesian sculpture in 1919 she was making plans to build a museum for her AN growing art collection. Because of long discussions with architects and financial problems of the Müller firm in the 1930s it was not until 1938 that her dream came true and the Kröller-Müller Museum came into existence thanks to an initiative of the Dutch state.4 Helene Kröller-Müller was to be the first director, but not for long as she died in 1939. The sculpture she acquired in 1919 is the only Indonesian piece in the Kröller-Müller Museum collection.5 It is registered as KM 113.611 but the inventory file gives little Information about the identification of the depicted figure (‘Hindu-Buddhist dwarf figure’), the origin of the relief (‘Indonesia’), or its date (‘unknown’).
    [Show full text]
  • Islamic Shari'a Configuration of Buka Luwur Tradition In
    Qudus International Journal of Islamic Studies (QIJIS) Volume 8, Number 1, 2020 DOI: 10.21043/qijis.v8i1.7999 ISLAMIC SHARI’A CONFIGURATION OF BUKA LUWUR TRADITION IN KUDUS Mundakir Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus, Indonesia [email protected] Aat Hidayat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus, Indonesia [email protected] Abstract Buka Luwur combines Islamic law teaching and Javanese tradition. As an empirical religious phenomenon, its events have meaning and symbol that overlaps the local community traditions with the adopted Islamic Shari’a implementation. However, formalist and rational religious understandings view Buka Luwur tradition as a bid’ah, with no basis in Islamic law. Using grounded research models and Fazlur Rahman’s double movement theory, this article portraits noumena from a series of Buka Luwur of the Islamic Shari’a implementation in the tradition. The community traditional believes rituals. thatIt describes the tradition the configuration symbolizes love for guardians by hoping for a blessing on work and remembering their struggle in preaching Islamic values. Also, the Buka Luwur tradition’s implementation is a symbol of social solidarity that needs to be appreciated in a plural society. It is a form of harmony and cooperation QIJIS, Vol. 8, No. 1, 2020 201 Mundakir and Aat Hidayat in holding ceremonies and rituals among believers. The results show that Buka Luwur events’ symbolizes a blessing for prayer to be quickly answered, refuse calamity, teach tolerance values ​​preached and practiced by Sunan Kudus, and solidarity in helping one another. the Javanese tradition are found in the election on the 10th ofThe Muharam, configuration as the and top internalizationof the Buka Luwur of Islamic rituals series.law in tradition is found in the teaching of respecting ancestors.
    [Show full text]
  • Analisis Spasial Obyek Wisata Situs Sejarah Dan Budaya Unggulan Untuk Penyusunan Paket Wisata Kabupaten Sleman
    ANALISIS SPASIAL OBYEK WISATA SITUS SEJARAH DAN BUDAYA UNGGULAN UNTUK PENYUSUNAN PAKET WISATA KABUPATEN SLEMAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi Oleh: MAHARDIKA AGUNG CITRANINGRAT E100150109 PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020 PERSETUJUAN ANALISIS SPASIAL OBYEK WISATA SITUS SEJARAH DAN BUDAYA UNGGULAN UNTUK PENYUSUNAN PAKET WISATA KABUPATEN SLEMAN PUBLIKASI ILMIAH oleh: MAHARDIKA AGUNG CITRANINGRAT E100150109 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh : Dosen Pembimbing (Dr. Kuswaji Dwi Priyono, M.Si.) NIK. 554 i LEMBAR PENGESAHAN PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS SPASIAL OBYEK WISATA SITUS SEJARAH DAN BUDAYA UNGGULAN UNTUK PENYUSUNAN PAKET WISATA KABUPATEN SLEMAN Oleh : MAHARDIKA AGUNG CITRANINGRAT E100150109 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Senin, 16 Desember 2019 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji : 1. Dr. Kuswaji Dwi Priyono, M.Si. (…………………….) Ketua Dewan Pembimbing 2. Drs. Priyono, M.Si. (…………………….) (Anggota I Dewan Penguji) 3. M. Iqbal Taufiqurrahman Sunariya, S.Si., M.Sc., M.URP. (……………………………….) (Anggota II Dewan Penguji) Dekan Fakultas Geografi, Drs. Yuli Priyana, M.Si. ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
    [Show full text]
  • FDI) Level: Case Studies of Sleman and Kulon Progo District, Yogyakarta Special Region (DIY)
    Local Government Strategy and Foreign Direct Investment (FDI) level: Case Studies of Sleman and Kulon Progo district, Yogyakarta Special Region (DIY) Miptahul Janah1, Dyah Mutiarin1 {[email protected]} Universitas Muhammadiyah Yogyakarta1 Abstract. The research objective was to determine the extent to which local government strategy influences FDI level in Sleman and KulonProgo districts. The research was a qualitative one that used data and information that were obtained from government documents, macroeconomic indicators from local government statistics offices, interviews with relevant officials responsible and knowledgeable about investment in general and FDI in particular. Research findings found no evidence of local government strategy that was specifically tailored toward attracting FDI to the respective district. However, there is abundant evidence that determinants of FDI are in line with previous research results and theory. The results show that the key factors that have influenced a greater number of FDI to locate more of their production facilities in Sleman than in Kulon Progo include accessibility, availability of skilled manpower, good infrastructure, a responsive investment regulatory regime, quality information on investment potential, active involvement of the district government in showcasing investment potential through local , national and international fora. The existence of agglomeration effects in Sleman district has also played an important role, if not the most important, in making Sleman more attractive as FDI destination than Kulon Progo district. Keywords: local government strategy, Foreign Direct Investment, agglomeration effects 1 Introduction Investment is one of the drivers of economic growth in a region. FDI [1] is influenced negatively by inflation, while Benhabib and Spiegel [2] found interest to have negative impact on FDI.
    [Show full text]
  • Bab 3 Kepurbakalaan Padang Lawas: Tinjauan Gaya Seni Bangun, Seni Arca Dan Latar Keaagamaan
    BAB 3 KEPURBAKALAAN PADANG LAWAS: TINJAUAN GAYA SENI BANGUN, SENI ARCA DAN LATAR KEAAGAMAAN Tinjauan seni bangun (arsitektur) kepurbakalaan di Padang Lawas dilakukan terhadap biaro yang masih berdiri dan sudah dipugar, yaitu Biaro Si Pamutung, Biaro Bahal 1, Biaro Bahal 2, dan Biaro Bahal 3. Sedangkan rekonstruksi bentuk dilakukan terhadap unsur-unsur bangunan biaro-biaro di Padang Lawas yang sudah tidak berada dalam konteksnya lagi, atau masih insitu dan berada dengan konteksnya tetapi dalam keadaan fragmentaris. Rekonstruksi tersebut dilakukan berdasarkan tulisan dan foto (gambar) para peneliti yang sudah melakukan penelitian di situs tersebut pada masa lalu. Tinjauan terhadap gaya seni arca dilakukan terhadap arca-arca logam untuk mengetahui bagaimana gaya seni arca tinggalan di Padang Lawas, apakah mempunyai kesamaan dengan gaya seni arca dari tempat lain baik di Indonesia maupun luar Indonesia. Gaya seni arca juga dapat memberikan gambaran periodisasinya secara relatif. Adapun periodisasi situs secara mutlak didapatkan berdasarkan temuan prasasti-prasasti yang menuliskan pertanggalan. Prasasti- prasasti yang ditemukan di Padang Lawas sebagian besar berisi tentang mantra- mantra dalam melakukan suatu upacara keagamaan, oleh karena itu latar keagamaan situs dapat diketahui berdasarkan isi prasasti. Di samping itu latar keagamaan diketahui juga dengan melalui studi ikonografi terhadap arca dan relief. 3.1 Gaya Seni Bangun (Arsitektur) Menurut Walter Grophius arsitektur adalah suatu ilmu bangunan yang juga mencakup masalah-masalah yang berhubungan dengan biologi, sosial, teknik, dan artistik, oleh karena itu arsitektur dapat didefinisikan sebagai: (1) Seni ilmu bangunan, termasuk perencanaan, perancangan, konstruksi dan penyelesaian ornament; (2) Sifat, karakter atau gaya bangunan; (3) Kegiatan atau proses membangun bangunan; (4) Bangunan-bangunan; (5) Sekelompok bangunan Universitas Indonesia 114 Kepurbakalaan Padang..., Sukawati Susetyo, FIB UI, 2010.
    [Show full text]
  • Xv Pariwisata Merupakan Salah Satu Sektor Unggulan Perekonomian Di
    ANALISIS ANGKUTAN WISATA DALAM UPAYA PENINGKATAN AKSESIBILITAS DAN KONEKTIVITAS, STUDI KASUS: ODTW HERITAGE SLEMAN TIMUR SASIKIRANA DIAN E.S., Prof. Ir. SIGIT PRIYANTO, M.Sc., Ph.D. ; Dr. Ir. DEWANTI, M.S. Universitas Gadjah Mada, 2020 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ INTISARI Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan perekonomian di Kabupaten Sleman yang sejalan dengan Visi Pembangunan DIY Tahun 2025. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata ditempuh untuk memenuhi visi tersebut, sehingga mutlak diperlukan sarana dan prasarana yang memadai untuk memfasilitasi wisatawan berupa kemudahan aksesibilitas dan konektivitas sarana angkutan wisata di Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) Heritage Sleman Timur (Candi Prambanan, Keraton Boko, Candi Barong, Candi Candisari, Candi Kalasan, Candi Sambi Sari, Candi Banyunibo, Tebing Breksi, dan Candi Ijo). Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan hasil analisis faktor-faktor aksesibilitas, konektivitas, dan fasilitas parkir yang mempengaruhi kepuasan wisatawan ODTW Heritage Sleman Timur, memberikan alternatif solusi kemudahan aksesibilitas, konektivitas transportasi, penyediaan ruang parkir komunal, dan pemberian alternatif rute layanan angkutan wisata. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor informasi, aksesibilitas, konektivitas, dan parkir yang dapat mempengaruhi dan meningkatkan kepuasan dan jumlah wisatawan tersebut adalah metode Structural Equation Modeling (SEM)- (Linear Structural Relationship (LISREL). Responden yang terlibat dalam
    [Show full text]
  • Journal of Integrated Disaster Risk Management
    IDRiM (2020) 10 (2) ISSN: 2185-8322 DOI10.5595/001c.21409 Journal of Integrated Disaster Risk Management Original paper Assessment of Social Vulnerability in the Evacuation Process from Mount Merapi: Focusing on People’s Behavior and Mutual Assistance Faizul Chasanah 1 2* and Hiroyuki Sakakibara 1 Received: 15/08/2020 / Accepted: 11/12/2020 / Published online: 08/03/2021 Abstract In Merapi volcano mitigation, the cooperation within/between the local communities is a key strategy for effective evacuation. In the "sister village" scenario, the meeting area and shelter have been coordinated, but people's behavior has not been fully considered yet in the vulnerability assessment and government's contingency plan. The purpose of this study is to assess the people's behavior, mutual assistance, and social vulnerability index of pedestrian evacuation in four affected regencies. First, we measured the walking speed directly, conducted interviews with stakeholders, and focus group discussions with local communities. We used the multicriteria method and focused on two factors, social and age structure (young, vulnerable, and mutual assistance between them), and risk perception (work, rain, night, alert, and destination). The index reflects the distribution of actual walking speed, mutual assistance, and the government's plan. The result showed that mutual assistance groups have a higher walking speed than vulnerable people but lower than young people. Mutual assistance coordination is crucial to support vulnerable to effective travel time. The social and age structure of the social vulnerability index has a stronger risk influence than the perception factor in the evacuation process. However, these two factors have a minor impact on social vulnerability to the total population.
    [Show full text]