VOLUME 8 NO. 1 NOVEMBER 2014 ISSN 1907-5626 ECOTROPHIC JURNAL ILMU LINGKUNGAN JOURNAL OF ENVIRONMENT SCIENCE

DAFTAR ISI

KESESUAIAN WILAYAH PERLINDUNGAN TERUMBU KARANG PADA DESA – DESA PESISIR DI KECAMATAN NUSA PENIDA I Dewa Gede Warmadewa, I Wayan Arthana , Ida Ayu Astarini...... 1

KAJIAN KERUSAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAANTERUMBU KARANG DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) GILI SULAT DAN GILI LAWANG LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT Ahmad Subhan , I.P.G Ardhana , Joko Wiryatno ...... 9

KAJIAN DEGRADASI LAHAN MANGROVE DI PESISIR DESA LABUHAN SANGORO KECAMATAN MARONGE KABUPATEN SUMBAWA Lalu Samsul Rizal , I.P.G Ardhana , Joko Wiryatno ...... 17

ANALISIS VEGETASI MANGROVE UNTUK STRATEGI PENGELOLAAN EKOSISTEM BERKELANJUTAN DI TAMAN NASIONAL BALI BARAT I Ketut Catur Marbawa, Ida Ayu Astarini, I Gede Mahardika...... 24

STUDI PENENTUAN LOKASI UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI WILAYAH PERAIRAN TELUK SALEH, SUMBAWA, NTB Komang Iwan Suniada dan Muji Wasis Indriyawan...... 39

SPESIASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM Pb DALAM SEDIMEN DI KAWASAN PESISIR SANUR Sri Dian Meita Sari, I Made Siaka dan I Gusti Agung Gede Bawa ...... 48

PENGEMBANGAN FITOREMEDIASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS AIR LIMBAH HASIL PENGOLAHAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SUWUNG N.L.P Mahendra Dewi, Made Sudiana Mahendra, I.W. Budiarsa Suyasa ...... 54

TINGKAT KERUSAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA “PROF. IR. HERMAN JOHANNES” DI DESA KOTABES KECAMATAN AMARASI KABUPATEN NTT Nixon Rammang, M. S. Mahendra, Budiarsa Suyasa ...... 62

REVITALISASI TPA PEH KABUPATEN JEMBRANA SEBAGAI TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU Angelina Puspita Sandy, I Wayan Redi Aryanta, dan I Wayan Suarna ...... 71

EFEKTIVITAS SISTEM BIOFILTER AEROB DALAM MENURUNKAN KADAR AMONIA PADA AIR LIMBAH Ni Made Indra Wahyuni , I Wayan Budiarsa Suyasa , I Gede Mahardika ...... 79

ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN MANGROVE DI KAWASAN SUAKA PERIKANANGILI RANGGO TELUK SERIWE KABUPATEN LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT Mohammad Subhan , Made Antara , Ida Ayu Astarini ...... 86

ii VOLUME 8 NO. 1 NOVEMBER 2014 ISSN 1907-5626

ECOTROPHIC JURNAL ILMU LINGKUNGAN JOURNAL OF ENVIRONMENT SCIENCE

PENANGGUNG JAWAB Prof. Dr. I Wayan Budiarsa Suyasa (Ketua PS Magister Ilmu Lingkungan PPs Unud)

KETUA DEWAN REDAKSI Dr. I Wayan Nuarsa

REDAKTUR PELAKSANA Prof. Sudiana Mahendra, Ph.D. Prof. Dr. I Wayan Arthana Prof. Dr. I Gede Mahardika Assoc. Prof. Dr. Takahiro Osawa I Gusti Bagus Sila Dharma, Ph.D. Abd. Rachman As-Syakur, M.Si.

KESEKRETARIATAN Putu Martini, SE I Made Karsika I Putu Ari Ardswana, SE

Kantor Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Udayana Gedung Pasca Lantai 1, Ruang 22 Jl. PB. , 80232 phone: +62 361 261182. e-mail: [email protected]

Ecotrophic, Journal of Environmental Science (ISSN : 1907-5626) atau yang disingkat EJES, merupakan media publikasi bagi hasil-hasil penelitian, artikel dan resensi buku dibidang ilmu lingkungan. EJES adalah peer-reviewed, diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas Udayana.

i ECOTROPHIC •• VOLUME8 (1) : 62 -8 70 NOMOR 1 TAHUN 2014 ISSN : 1907-5626

TINGKAT KERUSAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA “PROF. IR. HERMAN JOHANNES” DI DESA KOTABES KECAMATAN AMARASI KABUPATEN KUPANG NTT

Nixon Rammang1), M. S. Mahendra2), Budiarsa Suyasa3) 1) Fakultas Pertanian Undana Kupang 2) Program Magister Ilmu Lingkungan PPsUnud 3) Program Magister Ilmu Lingkungan PPs Unud [email protected]

ABSTRACT

Prof. Ir. Herman Johannes Forest Park has suffered a serious damage from illegal logging and other destructives activities. This condition is worsened by lack of law enforcement and awareness on the importance of forest for the community. This study aims to determine level of damage from illegal logging, and formulate strategies to sustainably manageon the Prof. Ir. Herman Johannes Forest Park. Public perception was obtained by administering questionnaires and interviews through a purposive sampling method. The level of damage from illegal logging was assessed through identificationand measurement of damaged locations.SWOT analysis was used to formulate the management strategiesbased on identification of internal and external factors. Findings revealed that 5% of Prof. Ir. Herman Johannes Forest Park were damaged caused by illegal logging. The management of the Forest Park was challenged by illegal logging, forest encroachment, timber extraction for household use, slashing and burning practices, poor spatial planning, ineffective institutional arrangement, wildlife poaching, illegal grazing,and inadequate facilitates and staffs capability. In addition, there was lack of community involvement in the forest management. Aspects that appeared to require the most attention to improve the Forest Park includes consolidation of status and functions of the Forest Park, enhancement of surveillance and enforcement, improvement of the management effectiveness by establishing special division to manage the Forest Park, improvement of staffs capacity and infrastructures, rehabilitation of the damaged area, improvement of awareness to the impact of deforestation, and involvement ofindigenous and local communities on the Forest Park management (i.e. community-based forest monitoring, application of local wisdom in the forest management, community empowerment and economic development).

Keywords : Damage, Management strategies, Prof. Ir. HermanJohannes Forest Park, Publicperception.

1. PENDAHULUAN logging memiliki dimensi yang luas tidak saja terhadap masalah ekonomi, tetapi juga terhadap Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa masalah sosial, budaya, politik dan lingkungan. hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang Kerugian ekonomi akibat dari praktek illegal logging didominasi pepohonan dalam persekutuan alam yang tidak bertanggung jawab adalah berkurangnya lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak devisa negara dan harga kayu rendah dan berada di dapat dipisahkan. Hutan tidak hanya bermanfaat bawah pasaran. Dari segi sosial budaya adalah bagi spesies hewan, spesies tumbuhan, atau menurunnya sikap bertanggung jawab yang kelompok etnik tertentu yang meninggalinya saja. dikarenakan adanya perubahan nilai dimana Setidaknya ada tiga manfaat hutan yang masyarakat pada umumnya sulit untuk berpengaruh global terhadap bumi sebagai habitat membedakan antara yang benar dan salah serta yang lebih luas. Tiga manfaat tersebut adalah; hutan antara baik dan buruk serta hilangnya pemahaman sebagai tempat resapan air, hutan sebagai payung masyarakat terhadap kearifan lokal setempat raksasa, hutan sebagai paru-paru dunia, dan hutan terhadap bagaimana memperlakukan lingkungannya sebagai wadah kebutuhan primer. yang pada akhirnya menimbulkan kesenjangan Kecenderungan masyarakat yang sosial di tengah masyarakat. Kerugian dari segi memanfaatkan hasil hutan yang dititikberatkan lingkungan yang paling utama adalah hilangnya pada kepentingan ekonomi melalui praktek illegal sejumlah pohon tertentu sehingga tidak terjaminnya logging dengan mengesampingkan fungsi sosial keberadaan hutan yang berakibat pada rusaknya maupun lingkungan telah menjadikan hutan lingkungan, berubahnya iklim mikro, menurunnya kehilangan fungsi pokoknya. Kerugian akibat illegal produktivitas lahan, berkurangnya cadangan air,

62 Tingkat Kerusakan dan Strategi Pengelolaan Taman Hutan Raya “Prof. Ir. Herman Johannes” di Desa Kotabes ..... [Nixon Rammang, dkk.] erosi dan banjir serta hilangnya keanekaragaman 1. Sebagai bahan literatur dalam kajian – kajian hayati. Kerusakan habitat yang menyebabkan yang lebih lanjut tentang Taman Hutan Raya kepunahan suatu spesies termasuk fauna langka Prof. Ir. Herman Johannes dimasa yang akan (Anakunhas.com, 2011) datang. Kawasan Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman 2. Untuk stakeholder seperti Kementerian Johannes telah mengalami kerusakan serius dan Kehutanan melalui BP DAS Benenain – penurunan tutupan hutan yang diakibatkan oleh Noelmina, BPKH Wil. IX Kupang khususnya illegal logging serta kegiatan lain yang tidak Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur berwawasan lingkungan. Kondisi perekonomian melalui Dinas Kehutanan sebagai bahan masyarakat sekitar kawasan Taman Hutan Raya informasi dan kebijakan yang lebih baik untuk Prof. Ir. Herman Johannes disinyalir menjadi faktor mejaga kelestarian Taman Hutan Raya Prof. Ir. utama kerusakan kawasan Taman Hutan Raya Prof. Herman Johannes. Ir. Herman Johannes. Selain itu kurangnya 3. Untuk masyarakat, sebagai bahan masukan pengawasan serta pemahaman akan pentingnya bagi masyarakat sekitar Taman Hutan Raya hutan juga memberikan andil semakin parahnya Prof. Ir. Herman Johannes tentang bahaya yang kerusakan kawasan Taman Hutan Raya Prof. Ir. ditimbulkan oleh kerusakan hutan akibat illegal Herman Johannes. logging. Kurangnya koordinasi antara pemerintah dan masyarakat sekitar kawasan Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes, mengakibatkan upaya 2. METODOLOGI konservasi yang dilaksanakan pemerintah tidak berjalan secara optimal, keterbatasan aparat yang Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni s/d berwenang dalam menjaga kawasan Taman Hutan Juli tahun 2013 untuk pengumpulan data primer Raya Prof. Ir. Herman Johannes berbanding terbalik dan sekunder dengan melibatkan masyarakat Desa dengan luas kawasan yang dikelola, oleh karena itu Kotabes yang berada disekitar Taman Hutan Raya diperlukan informasi dan persepsi masyarakat Prof. Ir. Herman Johannes. Secara umum penelitian sekitar kawasan Taman Hutan Raya Prof. Ir. ini akan mengevaluasi tentang bagaimana persepsi Herman Johannes tentang dampak kerusakan dan perilaku masyarakat Desa Kotabes yang hutan akibat illegal logging sebagai bahan masukan berhubungan langsung dengan Taman Hutan Raya bagi stakeholder dalam penyusunan strategi Prof. Ir. Herman Johannes,tentang tingkat pengelolaan kawasan Taman Hutan Raya Prof. Ir. kerusakan hutan yang diakibatkan oleh kegiatan Herman Johannes. illegal logging. Pelaksanaan penelitian ini dilandasi oleh metode Purposive sampling (sampling 1.1. Rumusan Masalah bertujuan). Purposive sampling dapat diartikan seba- Dari latar belakang dan identifikasi masalah gai pengambilan sampling berdasarkan kesengajaan. diatas, maka penulis merumuskan permasalahan Maksudnya, peneliti menentukan sendiri sampel sebagai berikut : yang akan diambil karena adanya pertimbangan 1. Berapakah tingkat kerusakan Taman Hutan tertentu, jadi sampel yang diambil tidak secara acak Raya Prof. Ir. Herman Johannes akibat illegal namun ditentukan sendiri oleh peneliti. logging? Sumber data dari penelitian ini adalah data 2. Bagaimanakah menentukan strategi primer dan data sekunder. Data primer adalah data pengelolaan secara berkelanjutan pada kawasan yang langsung diambil dari sumber pertama yaitu Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes? masyarakat Desa Kotabes yang berada disekitar Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes, 1.2. Tujuan Penelitian sedangkan data sekunder diperoleh dari data dokumen Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dari Kantor Desa Kotabes, Kantor Kecamatan adalah : Amarasi, (Kepala Resort Polisi Hutan (KRPH) 1. Untuk mengetahui tingkat kerusakan Taman Amarasi dan Dinas Kehutanan Provinsi NTT, BPS Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes dari Kabupaten Kupang, Balai Pemantapan Kwasan segi luasanakibat illegal logging di wilayah Desa Hutan (BPKH) Wilayah IV Kupang dan Balai Kotabes Kecamatan Amarasi Kabupaten Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP-DAS) Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Benenain – Noelmina Provinsi NTT, serta data - data 2. Untuk menentukan strategi pengelolaan secara pendukung lainnya. berkelanjutan Taman Hutan Raya Prof. Ir. Dalam penelitian ini menggunakan Metode Herman Johannes. Deskriptif sebagai Metode utama, dan didukung dengan Metode Kuantitatif. Metode Kuantitatif dalam 1.3. Manfaat Penelitian penelitian ini digunakan untuk pengumpulan data Adapun manfaat dari hasil penelitian ini yang hasil kuisioner dan pentabulasian data sebelum ingin dicapai nantinya adalah sebagai berikut : dianalisis.

63 ECOTROPHIC • VOLUME 8 NOMOR 1 TAHUN 2014 ISSN : 1907-5626

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Taman Hutan 2.3. Instrumen Penelitian Raya Prof. Ir. Herman Johannes Desa Kotabe Instumen yang digunakan dalam pengumpulan Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang Provinsi data untuk penelitian ini berupa kuisioner NTT, yang tersaji pada Gambar 1. tertutup,alat tulis menulis, kamera dan Global Positioning System (GPS). 2.1. Sumber Data Data yang dikumpul dalam penelitian ini 2.4. Teknik Pengumpulan Data berupa : Metode pengambilan sampel dilakukan dengan a. Data Primer cara Purposive sampling (sampling bertujuan). Data primer diperoleh dengan wawancara Purposive sampling dapat diartikan sebagai langsung terhadap responden. Pengambilan data pengambilan sampling berdasarkan kesengajaan, dilakukan dengan cara wawancara untuk maka pemilihan sekelompok subyek berdasarkan ciri mendapatkan jawaban langsung berdasarkan atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya, pertanyaan yang terdapat pada kuisioner yaitu masyarakat Desa Kotabes sekitar Taman b. Data Sekunder Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes yang Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian berinteraksi langsung dengan hutan tersebut yang ini adalah data yang diperoleh dari sumber kedua berumur 17 tahun keatas, sehat jasmani dan rohani yaitu dari instansi pemerintahan yang terkait dan mampu berkomunikasi dengan baik. berupa dokumen, referensi, laporan kegiatan dan Jumlah sampel pada Desa Kotabes adalah sebagai lain sebagainya yang berkaitan dengan sebanyak 47 responden yaitu 10 % dari jumlah total penelitian. 467 Kepala Keluarga dengan pembulatan 60 responden. Pengambilan sampel 10% dari jumlah 2.2. Ruang Lingkup Penelitian populasi di Desa Kotabes. Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah akan mengkaji persepsi masyarakat sekitar Taman 2.5. Prosedur Penelitian Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes terhadap : 1. Cara/penentuan tingkat/status kerusakan • Keberadaan Taman Hutan Raya Prof. Ir. Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes Herman Johannes dan kerusakan hutan akibat adalah sebagai berikut : illegal logging di Desa Kotabes. • Turun langsung ke lapangan (survey) untuk • Luasan tutupan hutan yang rusak akibat illegal melihat tingkat kerusakan yang terjadi pada logging pada Taman Hutan Raya Prof. Ir. lokasi penelitian. Penentuan tingkat Herman Johannes di Desa Kotabes. kerusakan ini dengan melihat perubahan fisik • Sampel penelitian ini adalah masyarakat Desa lapangan dengan variabel yang diamati Kotabes yang tinggal disekitar kawasan Taman adalah jenis pohon yang ditebang dan Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes. Sampel perubahan luasan hutan. diambil secara Purposive sampling • Mendokumentasikan tingkat kerusakan

64 Tingkat Kerusakan dan Strategi Pengelolaan Taman Hutan Raya “Prof. Ir. Herman Johannes” di Desa Kotabes ..... [Nixon Rammang, dkk.]

akibat illegal logging pada lokasi penelitian. perambahan. Berdasarkan keterangan responden • Melakukan perhitungan luasan atau bahwa pelaku illegal logging merupakan warga pengambilan titik koordinat dengan Kecamatan Amarasi sendiri menggunakan GPS pada lokasi penelitian Manfaat yang diberikan oleh Taman Hutan yang dianggap telah rusak akibat illegal Raya Prof. Ir. Herman Johannes menurut responden logging. adalah sebagai sumber air dan sumber kayu bakar 2. Penentuan persepsi dan perilaku masyarakat dan sumber hasil hutan bukan kayu seperti buah. sekitar Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman Manfaat lain adalah sebagai pemberi kesejukan dan Johannes adalah sebagai berikut : kenyamanan serta keindahan alam dari kawasan • Melakukan wawancara dan memberikan hutan. ketergantungan akan Penggunaan kayu kuisioner secara langsung dengan bakar bagi masyarakat sekitar dari kawasan Taman masyarakat sekitar Taman Hutan Raya Prof. Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes masih Ir. Herman Johannes. tergolong tinggi meskipun aturan dan larangan 3. Penentuan strategi pengelolaan Tahura Prof. Ir. pengambilan kayu bakar telah diberlakukan sejak Herman Johannes kedepan adalah sebagai tahun 2010. berikut : Pengelolaan Taman Hutan Raya Prof. Ir. • Hasil wawancara dan data kuisioner terhadap Herman Johannes selama ini dilaksanakan oleh responden (pelaku) akan didapatkan faktor Dinas Kehutanan Propinsi NTT. Keseriusan dinas yang positif dan negatif apa saja yang terkait dalam pengelolaan Taman Hutan Raya Prof. berpengaruh terhadap keberadaan Taman Ir. Herman Johannes masih dianggap rendah. Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes, Kurangnya komunikasi antara masyarakat sekitar dimana akan dilakukan penguatan pada hal kawasan Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman yang dianggap positif dan menghilangkan hal Johannes dengan dinas terkait akan semakin sulit yang dianggap negatif dari responden. mengharapkan partisipasi masyarakat dalam • Dalam hal kelembagaan yaitu penguatan pengelolaan kawasanTaman Hutan Raya Prof. Ir. kelembagaan baik Herman Johannes Pengelolaan Taman Hutan Raya Prof. Ir. 2.6. Analisis Data Herman Johannes yang tecantum dalam PP No. 28 Untuk mengetahui tingkat kerusakan pada Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes, Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA) khususnya luasan yang dianggap telah rusak akibat menjelaskan dalam bab 3 mengenai illegal logging dengan pemanfaatan citra penderaan penyelenggaraaan KSA dan KPA dijelaskan pada jauh Rupa Bumi (RBI). pasal 12 yaitu penyelenggaraan Taman Hutan Raya Untuk penentuan tingkat persepsi dan perilaku dilakukan oleh pemerintah propinsi atau pemerintah Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini kabupaten/kota dan dilakukan oleh UPTD yang adalah metode deskriptif, dengan teknik dibentuk oleh gubernur atau bupati/walikota. pengumpulan data utama berupa penyebaran Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan kuesioner dan wawancara. Populasi dalam penelitian penghijauan di kawasan Tahura cukup rendah. ini adalah 10 % dari jumlah Kepala Keluarga yang Keterlibatan masyarakat yang rendah karena berada di Desa Kotabes dengan jumlah 60 Kepala masyarakat tidak dilibatkan secara langsung Keluarga melalui metode Purposive sampling terutama dalam kegiatan proyek penghijauan yang (sampling bertujuan). dilakukan dinas terkait. Untuk penentuan strategi yang akan menjadi Pemberdayaaan masyarakat sekitar hutan acuan atau masukan terhadap stakeholder yang untuk ikut bertanggung jawab dalam pelestarian berhubungan dengan metode Purposive sampling hutan masih sangat kurang. Menurut hasil (sampling bertujuan) dengan menggunakan analisis wawancara terhadap responden menyatakan SWOT. keterlibatan masyarakat hanya terbatas pada kelompok tani, dimana seharusnya setiap masyarakat di Desa Kotabes diikut sertakan dalam 3. HASIL DAN PEMBAHASAN proses pembibitan yang akan ditanam di kawasan Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes. 3.1. Persepsi Masyarakat Terhadap Taman Masyarakat sekitar hutan berhak mengetahui Hutan Raya Prof. Ir Herman Johannes setiap rencana yang berkaitan dengan kawasan Kawasan Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman hutan tersebut yang secara langsung akan Johannes dalam kondisi yang tidak baik. Hal ini tidak mempegaruhi kehidupan mereka. Masyarakat terlepas dari permasalah yang dihadapi dalam sekitar hutan jauh lebih mengerti tentang pengelolaan Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman lingkungan sekitar tempat tinggal mereka sehingga Johannes selama ini seperti penggembalaan liar, dalam pengambilan keputusan memerlukan illegal logging, perburuan satwa liar dan pendapat mereka.

65 ECOTROPHIC • VOLUME 8 NOMOR 1 TAHUN 2014 ISSN : 1907-5626

3.2. Analisis Pengetahuan Masyarakat tentang adat berfungsi mengeluarkan aturan – aturan yang Kawasan Hutan dan Sumber Kayu berkaitan dengan pengelolaan Taman Hutan Raya Pengetahuan masyarakat akan perlindungan Prof. Ir. Herman Johannes. Lembaga adat yang kawasan Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman tersebut dibentuk oleh pemerintah Kabupaten Johannes sudah dilakukan sejak zaman raja – raja Kupang yaitu lembaga adat “Manekat” yang di Amarasi, dimana masyarakat dilarang masuk beranggotakan orang – orang yang dianggap mampu kedalam kawasan hutan untuk menebang pohon dan masih mengetahui akan aturan – aturan adat serta menggembalakan ternak. yang berlaku turun temurun di Kecamatan Amarasi. Masyarakat mengetahui bahwa merusak hutan Untuk tingkat desa dibentuk juga sub lembaga adat adalah pelanggaran terhadap undang – undang. yang merupakan perpanjangan tangan dari lembaga Masih sering terjadinya pelanggaran dalam adat “Manekat” yang terbentuk di tingkat kecamatan pemanfaaatan hasil hutan berupa illegal logging, Amarasi. Lembaga adat ini dapat memberikan sanksi penyerobotan lahan dan penggembalaan liar dalam terhadap pelanggaran yang terjadi disekitar kawasan kawasan Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes.. Hal Johannes diakibatkan tindakan yang kurang tegas yang menjadi polemik di Desa Kotabes adalah belum terhadap oknum yang masih melakukan pelanggaran adanya penyatuan persepsi tentang sanksi yang dalam kawasan Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman diberikan terhadap oknum yang melakukan Johannes. pelanggaran. Pengawasan dan jumlah aparat yang minim Kurangnya penyuluhan semakin memperparah terhadap ancaman dan gangguan yang terjadi dalam kesadaran masyarakat akan kewajiban yang harus kawasan Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman dilakukan terhadap kelestarian hutan. Imbauan Johannes juga menjadi faktor pemicu terjadinya hanya dilakukan dengan menempatkan tulisan pelanggaran dalam kawasan Taman Hutan Raya berupa peringatan yang ditempel pada pohon – pohon Prof. Ir. Herman Johannes. dalam kawasan Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman Masyarakat mengambil kayu bakar daridalam Johannes, namun hal itu dirasa kurang efektif kawasan Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman bahkan sebagian besar sudah rusak oleh tangan – Johannes dengan memilih ranting atau pohon kecil tangan jahil. yang sudah tumbang. Untuk menghindari peluang kearah penebangan pohon, Dinas Kehutanan 3.3. Permasalahan Yang Dihadapi Taman Provinsi NTT melalui KPRH Dinas Kehutanan Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes Kabupaten Kupang sudah melarang masyarakat Permasalahan umum yang terjadi pada seluruh untuk masuk kedalam kawasan Taman Hutan Raya kawasan hutan di Indonesia adalah aspek sosial Prof. Ir. Herman Johannes untuk mengambil kayu ekonomi, permasalahan tersebut pun dihadapi oleh bakar. Kenyataan di lapangan pengambilan kayu Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes di bakar masih terus dilakukan oleh penduduk dengan Desa Kotabes. Permasalahan tersebut antara lain : cara mengumpulkan pada jalan setapak yang siap illegal logging, perambahan hutan, pengambilan diangkut ketika malam tiba. kayu bakar, budaya tebas bakar, penataan kawasan, Organisasi yang dibentuk oleh pemerintah ada organisasi yang belum optimal, perburuan satwa liar dua yaitu lembaga adat dan pamswakarsa. Lembaga dan penggembalaan liar.

66 Tingkat Kerusakan dan Strategi Pengelolaan Taman Hutan Raya “Prof. Ir. Herman Johannes” di Desa Kotabes ..... [Nixon Rammang, dkk.]

3.4. Idetifikasi Faktor Eksternal dan Internal

Tabel 3. Identifikasi Faktor Eksternal dan Internal

No Kekuatan/Streght (S) No Kelemahan/Weaknesses (W)

1 Tahura sebagai sumber ekonomi dan ekologis 1 Pengelolaan Tahura belum optimal 2 Keterlibatan masyarakat dalam menjaga hutan masih tinggi. 2 Koordinasi antar stakeholder belum berjalan optimal 3 Tahura merupakan kawasan yang dilindungi undang – undang 3 Batas kawasan yang belum jelas 4 Letak kawasan Tahura yang sangat strategis 4 Sarana dan prasarana yang belum memadai 5 Potensi kawasan Tahurabesar (flora dan fauna dan pariwisata) 5 Budaya tebas bakar oleh masyarakat 6 Tahura merupakan cathment area 6 UPTD khusus yang mengelolah Tahura belum terbentuk 7 Aturan pengelolaan Tahura diatur dalam PP. No. 28 Tahun 2011 7 Tidak semua masyarakat dilibatkan dalam pengelolaan Tahura Tentang Pengelolaan KSA &KPA 13 Masyarakat mengetahui bahwa Tahura adalah milik negara 8 Jumlah aparat yang sangat minim 15 Ada peraturan adat untuk tidak memanfaatkan hasil hutan 9 Aturan adat sudah jarang dilakukan berupa kayu dan fauna 16 Kearifan lokal untuk melindungi hutan sudah ditetapkan 10 Pal batas banyak yang rusak (tercabut dan hilang) sejak jaman raja Amarasi No Peluang/Opportunities No Ancaman/Threats (T) 1 Keberadaan Lembaga Adat (Kearifan lokal) 1 Pertambahan jumlah penduduk disekitar kawasan Tahura. 2 Status kawasan sebagai Taman Hutan Raya 2 Rusaknya kawasan Tahura. 3 Peluang investasi terhadap wisata alam dan hutan pendidikan 3 Kurangnya penyuluhan tentang bahaya kerusakan hutan. di kawasan Tahura. 4 Kondisi tanah yang subur 4 Akses jalan dalam kawasan Tahura. 5 Penyedia pakan ternak (Agrosylvopasture) 5 SDM masyarakat sekitar kawasan rendah 6 Alokasi pendanaan Tahura rutin tiap tahun 6 Usaha penduduk hanya dibidang pertanian 7 Sumber hasil non kayu berupa buah 7 Pendapatan penduduk rendah 8 Sub lembaga adat beranggotakan orang yang mengerti aturan adat 8 Pengetahuan akan kearifan lokal di kalangan usia muda mulai pudar 9 Toleransi masih tinggi dalam masyarakat 9 Masyarakat masih menggunakan kayu sebagai bahan bakar utama 10 Penanaman kayu yang bernilai ekonomi 11 Penyuluhan akan pentingya hutan sangat kurang 12 Hutan hanya dipandang dari segi ekonomi 13 Gangguan hutan berupa illegal logging, Perambahan hutan, Penggembalaan ternak dan perburuan satwa liar 14 Praktek illegal logging dilakukan masyarakat setempat

Hasil identifikasi faktor internal dan eksternal diatas yang dianggap dapat mendorong dari strategi maka dirumuskan strategi pengelolaan Taman pengelolaan Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes yaitu dengan Johannes kedepan. mereduksi faktor penekan dan meningkatkan faktor

Tabel 4. Strategi Pengelolaan yang Dapat Diimplementasikan di Kawasan Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes

Urgent Essential Important 1 2 3

Penguatan kelembagaan adat dengan partisipasi Pengembangan program Agroforestry Pemanfaatan jasa lingkungan melalui masyarakat lebih ditingkatkan dalam dan Sylvopasture kerjasama dengan para mitra dan nvestor pengelolaan hutan Pengelolaan Tahura sesuai dengan apa yang Peningkatan ekonomi masyarakat sekitar Adanya potensi kawasan mendorong pengembangan tertuang dalam PP No. 28 Tahun 2011 Tentang Tahura dengan memperbanyak tanaman pariwisata dan penelitian Pengelolaan KSA dan KPA MPTS (Multi Purpose Tree Species) Masyarakat ikut dilibatkan dalam pengelolaan Insentif bagi masyarakat yang ikut Menjaga fungsi penyangga kehidupan dengan Tahura memelihara kelestarian hutan mengakomodir kearifan lokal masyarakat Lebih mengedepankan kawasan hutan Masyarakat dan anggota sub lembaga Peningkatan ekonomi masyarakat sekitar hutan sebagai sumber ekologis adat dilibatkan dalam pengelolaan Tahura dengan pengembangan kawasan wisata Meningkatkan pendapatan penduduk dengan Menjaga status hukum kelembagaan & Mengurangi kegiatan illegal logging, Perambahan hutan, program HKM kawasan dengan meningkatkan partisipasi Penggembalaan ternak dan perburuan satwa liar dengan Lembaga Adat pelibatan masyarakat setempat dalam pengelolaan jasa lingkungan

67 ECOTROPHIC • VOLUME 8 NOMOR 1 TAHUN 2014 ISSN : 1907-5626

Pemerintah lebih sering turun melakukan Penerapan undang – undang terhadap kawasan penyuluhan kepada masyarakat sekitar hutan Tahura dari kegiatan yang dapat merusak kawasan Tahura Penegakan hukum untuk memberantas illegal Peningkatan sarana dan prasarana pendukung logging, Perambahan hutan, Penggembalaan di kawasan Tahura ternak dan perburuan satwa liar Pengelolaan Tahura hendaknya dipadukan Pendanaan ditingkatkan untuk sosialisasi jangka dengan kearifan lokal panjang terhadap masyarakat Sosialisasi akan dampak negatif dari kerusakan Menguatkan lembaga adat dan peningkatan kawasan Tahura partisipasi lembaga adat dalam pengelolaan Tahura Penataan batas kawasan Tahura sesuai Pemerintah dan lembaga adat bekerja sama untuk dengan peruntukannya mempertahankan kearifan lokal Peningkatan sarana dan prasarana untuk Meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar melalui mendukung status kawasan hutan sebagai Tahura kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan (ekonomi dan ekologi) Pembentukan UPTD dengan melibatkan Mengurangi masyarakat miskin melalui kegiatan masyarakat lokal dan lembaga adat pemanfaatan jasa lingkungan (ekonomi dan ekologi) Menggalang partisipasi masyarakat dalam Memberikan pengetahuan kepada masyarakat penyelesaian penataan zonasi tentang status hukum kawasan Tahura Pengelolaan Tahura dilakukan secara optimal Mencegah kerusakan Tahura lebih luas agar untuk mencegah kerusakan Tahura keanekaragaman hayati tetap terjaga Masyarakat dilibatkan dalam pengelolaan Tahura Meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar melalui kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan Penambahan jumlah aparat yang bertugas Pendanaan bagi perbaikan sarana dan prasarana di Tahura di kawasan Tahura perlu ditingkatkan Pembuatan zonasi di lapangan sesuai Meningkatkan koordinasi antar stakeholder dengan blok peruntukannya dalam mengurangi tingkat kerusakan Tahura Mencegah masyarakat melakukan pengelolaan Masyarakat setempat diikutsertakan sebagai lahan pertanian dengan tebas bakar disekitar aparat pengelolaan Tahura kawasan Tahura

4. SIMPULAN DAN SARAN 4.2. Saran 1. Perlu mengangkat kembali kearifan lokal 4.1. Kesimpulan sebagai basis pengelolaan Taman Hutan Raya Dari hasil dan pembahasan penelitian yang telah Prof. Ir. Herman Johannes, yang tentunya dilaksanakan dapat disimpulkan hal – hal sebagai dengan menciptakan hubungan yang harmonis berikut : dan sinergis antara pihak pengelolah dengan 1. Tingkat kerusakan pada kawasan Taman tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes di Desa setempat. Kotabes yang disebabkan oleh kegiatan illegal 2. Perlunya segera membentuk UPTD khusus logging sampai tahun 2013mencapai 5% dari untuk mengelolah Taman Hutan Raya Prof. Ir. total luasan hutan. Herman Johannes dengan melibatkan 2. Strategi pengelolaan Taman Hutan Raya Prof. stakeholder. Ir. Herman Johannes yang meliputi kebijakan, 3. Pihak pengelola memberdayakan masyarakat program, pembinaan, pengawasan dan sekitar Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman pengendalian serta evaluasi antara lain : Johannes melalui program Hutan • Pengelolaan Taman Hutan Raya Prof. Ir. Kemasyarakatan dan pariwisata Herman Johannes berdasarkan kearifan lokal masyarakat setempat. 4. Sosialisasi berupa penyuluhan tentang • Dalam rangka peningkatan pelayanan, pentingnya kawasan hutan perlu ditingkatkan pengelolaan, penjagaan dan pelestarian lagi dengan peningkatan dan pemberdayaan kawasan Tahura, diperlukan pembentukan tenaga penyuluh lapangan. unit pengelolah khusus Tahura. 5. Untuk dapat mengukur keberhasilan • Program HKM dan pariwisata dengan pengelolaan Tahura kedepan kegiatan melibatkan masyarakat sekitar Taman monitoring, kontrol dan evaluasi secara Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes. transparan dilakukan secara berkala oleh • Program pembinaan masyarakat dan pemerintah dengan melibatkan masyarakat di kerjasama dengan masyarakat setempat sekitar Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman dalam rangka pemanfaatan, pengawasan dan Johannes pengamanan kawasan Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes.

68 Tingkat Kerusakan dan Strategi Pengelolaan Taman Hutan Raya “Prof. Ir. Herman Johannes” di Desa Kotabes ..... [Nixon Rammang, dkk.]

DAFTAR PUSTAKA Kemenhut.2012. Rancangan Teknik Kegiatan Reboisasi Pengkayaan pada Kawasan Lindung/ Anakunhas.com. 2011. Penebangan Hutan Secara Konservasi Taman Hutan Raya (Tahura) Prof. Liar. [Diunduh : 20 Mei 2013].Darialamat ; URL Ir. Herman Yohannes Tahun 2012. Direktorat : http://www.anakunhas.com/2011/03/dampak- Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan dan-kerugian-penebangan-hutan-secara-liar- Sosial. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai .html. Benain Noelmina, Kupang, NTT. Aprilia, D. R. 2012. “Kebijakan Hukum Pidana Napitu, J. P. S. 2007. Pengelolaan Kawasan Dalam Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Konservasi. Makalah. Program Pascasarjana Illegal Logging”(tesis). Magister Hukum, Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta. Universitas Indonesia. PP. No 28. 2011.Tentang Pengelolaan Suaka Alam Awang, S. A. 2004. Dekonstruksi Sosial Forestry : dan Kawasan Pelestarian Alam. Pemerintah Reposisi Masyarakat dan Keadilan Lingkungan. Republik Indonesia. Bigraf Pub. & Program Pustaka. . Petrus, M. 2005. “Pelestarian Hutan Yang Adaptif – Boroh, P. 2008. Kerusakan Hutan dan Perubahan Altuistis Sebagai Wujud peran Serta Petani Iklim Sebagai Sumber Bencana. Makalah, Dinas Pedesaaan Atas Fungsi Hidroorologis Tahura Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Prof. Ir. Herman Johannes”(tesis).Program BPS. 2013. Kabupaten Kupang Dalam Angka : BPS Pascasarjana. Universitas Nusa Cendana. Kab Kupang. [Diunduh : 12 Feb. 2013].Dari Kupang. alamat ; URL : http://kupangkab.bps.go.id/ Purnomo, D. 2013. Taman Hutan Raya [Diunduh : sosduk%20kupang%202012/index.html. 23Februari 2013]. Dari Alamat ; URL : http:// Daud, M. 2010.Upaya Meningkatkan Pembangunan pinterdw.blogspot.com/2012/01/taman-hutan- Kehutanan di Indonesia. Makalah.Fakultas raya.html Kehutanan. Universitas Hasanuddin. . Rahardjo, K. 2013. Pergeseran Paradigma Untuk Dephut, 2008. Jumlah dan Luasan Tahura di Selamatkan Hutan Indonesia.[Diunduh : 20 Mei Indonesia. Direktorat Jenderal Perlindungan 2013]. Dari alamat ; URL : http:// Hutan dan Konservasi Alam. Departemen green.kompasiana.com/iklim/2013/04/04/ Kehutanan. Jakarta. pergeseran-paradigma-selamatkan-hutan- Dishut NTT. 2005.Rancangan Pembuatan Tanaman indonesia-548272.html. Reboisasi Hutan Konservasi (Taman Hutan Rahmania, A. K. 2011. “Persepsi Masyarakat Raya)Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Terhadap Kegiatan Restorasi Ekosistem di Areal LahanTahun 2005/2006. Dinas Kehutanan Harapan Rainforest PT Reki, Provinsi Jambi Provinsi Nusa Tenggara Timur. dan Provinsi Sumatera Selatan” tesis Dishut NTT. 2006. Sekilas InformasiTaman Hutan ( ).Bogor:Program Pascasarjana Institut Raya Prof. Ir. Herman Johannes.Pemerintah Pertanian Bogor. Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dinas Rahmawaty., Khairida.,Siagian. E. 2006. Persepsi Kehutanan Provinsi NTT. Masyarakat Terhadap Upaya Konservasi di Taman Hutan Raya Bukit Barisan. FWI. 2009. Potret Keadaan Hutan Indonesia Periode Medan : 2000-2009.Forest Watch Indonesia. Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Illahi, A. S. 2000. “Analisis Persepsi dan Pengaruh Kemiskinan Terhadap Partisispasi Petani dalam Penerapan Teknik- Rammang, N. 2011. Degradasi Hutan Makalah Teknik Konservasi Tanah dan Air di DAS . . Program Cimahak Hulu Jawa Barat”(tesis). Program Pascasarjana Magister Ilmu Lingkungan Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Udayana.Denpasar - Bali. Junaidi, 2005. “Persepsi Penambang Terhadap Siregar, F. 2009. “Persepsi Masyarakat Terhadap Kerusakan Terumbu Karang di Desa Sekotong Pembukaan Pertambangan Emas di Hutan Barat Kabupaten Lombok Timur” (tesis). Batang Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang (tesis). Program Pascasarjana universitas Udayana. Toru, Kab. Tapanuli Selatan”. Medan : Denpasar. Universitas Sumatera Utara. Kartodiharjo, H. 2003. Modus Operandi, Scientific Sumardi., Sudarmo., Sukarjo., Sukari. 1997. Evidence dan Legal Evidence dalam kasus Illegal Peranan Nilai Budaya Daerah Dalam Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Logging , Makalah. Mahkamah Agung RI, Yogyakarta Jakarta. , Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, D. I. Yogyakarta.

69 ECOTROPHIC • VOLUME 8 NOMOR 1 TAHUN 2014 ISSN : 1907-5626

Susilowati, I. M. 2009. “Valuasi Ekonomi Manfaat UU. 41 Tahun 1999. Tentang Rekreasi Taman Hutan Raya IR. H. Djuanda Kehutanan.Pemerintah Republik Indonesia. Dengan Menggunakan Pendekatan Travel Cost Wibowo, I. 1998. Psikologi Sosial. Universitas Method” (tesis).Bogor : Departemen Ekonomi Terbuka. Jakarta Sumberdaya dan Lingkungan. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Wollenberg., Limberg. G., Moeliono. M. 2009. Bogor. Desentralisasi Tata Kelola Hutan Politik, Ekonomi dan Perjuangan untuk Menguasai Sylviani. 2008.Kajian Dampak Perubahan Fungsi Hutan di Kalimantan, Center for International Kawasan Hutan Terhadap MasyarakatSekitar. Forestry Research (CIFOR) Indonesia ; ISBN: Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi 978-979-1412-85-8. Harapan Prima, Jakarta Kehutanan VOL 5. No. 3 September 2008. Yulia, M. 2004. “Analisis Sosial Ekonomi Masyarakat Upa, M. D. P., Ataupah. H., Astika. A. A. N., Kotta. dan Komposisi Flora Taman Hutan Raya Prof H. Z., Wijaya. J. 1999. Penyusunan Potensi Ir Herman Johannes Kupang NTT”. Fisik, Sosial Ekonomi, Budaya dan pariwisata (tesis).Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes Alam dan Lingkungan Program Pascasarjana. Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pusat Universitas Nusa Cendana. Kupang. Penelitian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam. Undana. Kupang. Zulfarina, 2003. “Persepsi dan Partisipasi Petani Terhadap Usaha Pertanian Konservasi (Studi Utami, T. B. 2007. “Kebijakan Hukum Pidana Dalam Kasus Kelompok Pengelola Hutan Menanggulangi Tindak Pidana Illegal Kemasyarakatan di Kawasan Hutan Lindung Logging”(tesis).Program Magister Hukum Register 45B, Kabupaten Lampung Barat, Program Pascasarjana Ilmu Hukum Provinsi Lampung”(Tesis).Program Universitas . Semarang Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. UUNo. 5 Tahun 1990. Tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya. Pemerintah Republik Indonesia.

70