JURNAL

STRUKTUR KOMUNITAS PADA EKOSISTEM MANGROVE DI DESA SUNGAI RAWA KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU

OLEH

ENDAH AGUSTINA

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2019

Gastropods Community Structure in The Mangrove Ecosystem of The Sungai Rawa Village, Sungai Apit Sub-District, Siak District, Riau Province

By: Endah Agustina1), Adriman2), Muhammad Fauzi2) [email protected]

ABSTRACT Mangrove forests in the Sungai Rawa Village has been degraded due to anthropogenic activities. Decrement in mangrove ecosystem will negatively affects the aquatic organims in general, including the gastropods present in that area. To understand the community structure of gastropods in that mangrove ecosystem, a research was conducted on March 2018. There were 3 line transects and in each line there were 5 plots (1mx1m). The gastropods in the plots were collocted manually for 3 weeks. Result shown that there were 11 gastropods species present, they were Cassidula aurifelis, Cerithidea cingulata, Cerithidea obtusa, Chicoreus capucinus, aurisjudae, , Littoraria melanostoma, Littoraria scabra, Nerita balteata, Neritina carnucopia and Telescopium telescopium. The gastropods density was ranged from 9 - 15 organisms/m2. The value of species richness index (Da) was 4.16 - 4.21, the diversity index (H’) was 2.99 - 3.13, the dominance index (C) was 0.12 - 0.14 and the uniformity index (E) was 0.90 - 0.93. The water quality parameters were as follows: temperature was 27 - 29ºC; pH was 7.3 - 7.7 and salinity was 26 - 27.3º/oo. Gastropods community structure in the mangrove ecosystem of the Sungai Rawa Village was good and there was no dominant species.

Keywords: Diversity Index, Community, Gastropods Population, Mangrove Forests

1) Student of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University 2) Lecture of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University

1

Struktur Komunitas Gastropoda Pada Ekosistem Mangrove di Desa Sungai Rawa, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Provinsi Riau

Oleh: Endah Agustina1), Adriman2), Muhammad Fauzi2) [email protected]

ABSTRAK Hutan mangrove di desa Sungai Rawa telah mengalami degradasi akibat aktifitas anthropogenik. Rusaknya ekosistem mangrove akan memberikan efek negatif pada organisme akuatik, termasuk gastropoda yang mendiami area tersebut. Untuk memahami struktur komunitas gastropoda di ekosistem mangrove, dilakukan penelitian pada Bulan Maret 2018. Ada 3 transek garis dan setiap transek memiliki 5 plot (1mx1m). Hasil penelitian ini menemukan 11 jenis gastropoda, yaitu Cassidula aurifelis, Cerithidea cingulata, Cerithidea obtusa, Chicoreus capucinus, Ellobium aurisjudae, Ellobium aurismidae, Littoraria melanostoma, Littoraria scabra, Nerita balteata, Neritina carnucopia dan Telescopium telescopium. Kepadatan gastropoda berkisar 9 - 15 ind/m2. Nilai indeks kekayaan jenis (Da) berkisar 4.16 - 4.21, indeks keanekaragaman jenis (H) berkisar 2.99 - 3.13, indek dominansi (C) berkisar 0.12 - 0.14 dan indeks keseragaman jenis (E) berkisar 0.90 - 0.93. Parameter kualitas air yaitu suhu berkisar 27 - 29ºC, pH berkisar 7.3 - 7.7 dan salinitas 26 - 27.3º/oo.. Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di Desa Sungai Rawa masih baik dan tidak ada jenis yang dominan.

Kata Kunci: Indeks Keanekaragaman, Komunitas Gastropoda, Populasi Gastropoda, Hutan Mangrove

1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau 2) Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

PENDAHULUAN Pada ekosistem ini terdapat Hutan mangrove merupakan hewan avertebrata air kelas moluska ekosistem yang memiliki terutama dari jenis gastropoda, hal produktifitas tinggi, karena adanya ini karena adanya kemampuan dekomposisi serasah. Hutan adaptasi dari gastropoda terhadap mangrove memberikan kontribusi perubahan iklim lingkungan yang besar terhadap detritus organik yang ekstrim seperti perubahan suhu, sangat penting sebagai sumber energi salinitas dan pasang surut (Yanto, bagi biota yang hidup di perairan 2016). sekitarnya (Susiana, 2011). Gastropoda pada ekosistem Ekosistem mangrove berfungsi mangrove berperan penting dalam sebagai habitat tempat hidup, tempat proses dekomposisi serasah dan berlindung, memijah dan juga mineralisasi materi organik. Dalam sebagai suplai makanan yang rantai makanan, gastropoda menunjang pertumbuhan biota laut. berkedudukan sebagai dekomposer 2

ini terdapat hewan avertebrata air terhadap tingkat kepadatan dan kelas dipengaruhi oleh perubahan kelimpahan individu gastropoda, faktor lingkungan, seperti suhu, akan tetapi kerapatan jenis mangrove salinitas, tipe substrat dan kandungan diduga akan berpengaruh terhadap bahan organik di ekosistem kandungan bahan organik. Oleh mangrove. Faktor lingkungan alam karena gastropoda bersifat herbivora suatu ekosistem akan mempengaruhi dan detritus fadel, yang kepadatan, keanekaragaman dan memanfaatkan bahan organik dari penyebaran hidup di dalamnya yang serasah mangrove, maka kelimpahan berkaitan dengan struktur komunitas dan kepadatannya juga akan (Susanti, 2018). terganggu. Desa Sungai Rawa adalah salah Namun hingga saat ini, struktur satu daerah yang memiliki hutan komunitas gastropoda di kawasan mangrove. Desa Sungai Rawa berada Desa Sungai Rawa belum diketahui. di Kecamatan Sungai Apit, Penelitian tentang struktur komunitas Kabupaten Siak, Provinsi Riau. gastropoda ekosistem mangrove Hutan mangrove Desa Sungai Rawa yang berdekatan pada Desa Sungai memiliki luas 180 ha dengan jenis Rawa yaitu di kawasan mangrove mangrove yang beragam dan Desa Lalang sudah pernah dilakukan produktif, sehingga dijadikan salah (Susanti, 2018). Mengingat semakin satu kawasan wisata mangrove yang tingginya tekanan lingkungan yang ada di Kecamatan Sungai Apit. terjadi di kawasan hutan mangrove di Hutan mangrove Desa Sungai Rawa Desa Sungai Rawa yang dapat memiliki komposisi vegetasi yang diduga mempengaruhi komunitas cukup beragam, yakni vegetasi dari gastropoda, maka penelitian tentang Avicennia, Rhizophora, struktur komunitas gastropoda Soneratia dan lain-lain. penting untuk dilakukan. Hutan mangrove di kawasan Desa Sungai Rawa telah mengalami METODOLOGI PENELITIAN kerusakan. Kerusakan hutan Penelitian ini dilaksanakan pada mangrove di kawasan tersebut tanggal 17-31 Maret 2018 Maret disebabkan oleh penebangan hutan 2018 di kawasan mangrove Desa mangrove untuk mendapatkan kayu Sungai Rawa, Kecamatan Sungai dan pembukaan lahan untuk Apit, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. pemukiman dan pembangunan Adapun analisis sampel dilaksanakan kawasan wisata mangrove. di Laboratorium Ekologi dan Kerusakan hutan mangrove akan Manajemen Lingkungan Perairan merubah struktur vegetasi yang Fakultas Perikanan dan Kelautan, terdiri dari kerapatan, frekuensi dan Universitas Riau. tutupannya. Perubahan tersebut dapat Stasiun ditetapkan berdasarkan menganggu organisme yang kriteria berikut: mendiami di kawasan hutan St. I Di sekitar stasiun ini mangrove. Menurut Tis’in (2008) terdapat aktifitas wisata keberadaan dan kelimpahan mangrove dan dekat dengan gastropoda sangat ditentukan oleh pantai, sehingga menjadi adanya vegetasi mangrove. Secara daya tarik bagi wisatawan umum, kerapatan jenis mangrove untuk berkunjung. Di sekitar tidak berpengaruh secara langsung kawasan ini juga terdapat 3

aktifitas pemukiman yang gastropoda yang didapat dengan tidak terlalu padat. gambar yang tertera pada buku St. II Di sekitar stasiun ini identifikasi. terdapat aktifitas pemukiman Kepadatan gastropoda dihitung dan kondisi mangrove telah dengan rumus Odum (1998): rusak karena penebangan K (ind m) Jumlah individu spesies pohon. Jumlah luas plot (m2) St. III Di sekitar stasiun ini tidak Perhitungan indeks margalef terdapat aktifitas dan dihitung berdasarkan rumus mangrove masih alami. Soegianto (1994), yaitu: Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel gastropoda Keterangan: dengan teknik transek garis (Line Da = Indeks Margalef Transect) English et al., (1994). s = Jumlah Spesies Rentangkan tali dari garis titik acuan N = Jumlah Total Individu dalam (tepi pantai) dengan arah tegak lurus Semua Spesies sampai ke daratan (hutan mangrove Perhitungan indeks terluar). Panjang transek garis ±50 keanekaragaman jenis gastropoda meter. Kemudian membuat plot yang digunakan indeks keanekaragaman berukuran 1mx1m sebanyak 5 jenis menurut Shannon-Wiener plot/stasiun, dengan jarak antar plot dalam Hendri (2014), yaitu: yaitu ±10 m. Dimana plot 1 terletak s H'  p log p dibagian tepi pantai; lalu plot 2, plot  i 2 i i1 3, dan plot 4 dibagian tengah Keterangan: mangrove; dan plot 5 ke arah hutan H’ Indek Keragaman Jenis mangrove terluar. Pengambilan pἱ = Proporsi Individu Dari Jenis ke- sampel gastropoda dilakukan dengan i Terhadap Jumlah Individu cara mengambil semua individu Semua Jenis (pἱ = nἱ/N) gastropoda yang ada di substrat nἱ= Jumlah Individu/ Jenis dasar, akar, batang dan daun N= Jumlah Total Individu Semua mangrove yang berada dalam luasan Spesies pengambilan sampel, baik yang Log2pi = 3,321928 x log pἱ hidup maupun berupa cangkang Untuk melihat ada tidaknya dengan cara memungut dengan jenis gastropoda yang dominan pada menggunakan tangan (hand suatu ekosistem dapat dilihat dari collecting). Gastropoda yang telah nilai indeks dominansi Simpson didapat dimasukkan ke dalam dalam Hendri (2014), yang dihitung kantong plastik yang telah diberi dengan rumus : s kertas label (nama stasiun, plot dan 2 C  ( pi ) waktu). Setelah itu sampel diawetkan i1 dengan formalin 4 %. Kemudian Keterangan: melakukan identifikasi gastropoda C = Indeks Dominansi Jenis yang merujuk pada buku Eisenberg nἱ = Jumlah Individu pada Setiap (1981) dan Abbott (1974). Spesies ke-ἱ Identifikasi dilakukan di N = Total Individu Laboratorium Ekologi dan Dalam menentukan indeks Manajemen Lingkungan Perairan keseragaman gastropoda yaitu dengan mencocokkan sampel komposisi individu tiap jenis yang 4

terdapat dalam suatu komunitas, terdiri dari Cassidula aurifelis, maka digunakan rumus Krebs dalam Cerithidea cingulata, Cerithidea Hendri (2014): obtusa, Chicoreus capucinus, H' E  Ellobium aurisjudae, Ellobium aurismidae, Littoraria melanostoma, H maks Keterangan: Littoraria scabra, Nerita balteata, E = Indeks Keseragaman Neritina carnucopia dan H’ = Indeks Keanekaragaman Jenis Telescpoium telescopium yang S = Jumlah Jenis yang Tertangkap termasuk dalam 5 famili, yaitu Hmaks = Log2S = 3,321928 x Log S Famili Ellobidae, Littorinidae, Muricidae, Neritidae dan HASIL DAN PEMBAHASAN Potamididae. Adapun ciri-ciri Jenis gastropoda yang morfologi bentuk gastropoda yang ditemukan selama penelitian di ditemukan adalah sebagai berikut: kawasan ekosistem mangrove Desa Sungai Rawa adalah 11 jenis yang

(a) (b) (c) (d)

(e) (f) (g) (h)

(i) (j) (k) Gambar 1. Jenis-jenis Gastropoda yang Ditemukan Selama Penelitian: (a) Cassidula aurifelis, (b) Ellobium aurisjudae, (c) E. aurismidae, (d) Littoraria melanostoma, (e) L. scabra, (f) Chicoreus capucinus, (g) Nerita balteata, (h) Neritina carnucopia, (i) Cerithidea cingulata, (j) C. Obtusa, (k) Telescpoium telescopium

1. Famili Ellobidae dan permukaan cangkang halus a. Cassidula aurifelis dengan coklat. Ukuran panjang Ciri-ciri morfologi gastropoda cangkang berkisar antara 2,7-3 cm ini adalah memiliki bentuk cangkang dan lebar cangkang 1,5-2 cm. yang tebal, berbentuk oval dan Gastropoda ini ditemukan pada akar memiliki putaran dekstral (berputar dan batang mangrove. Berdasarkan ke arah kanan). Bentuk apex tumpul hasil identifikasi gastropoda pada 5

buku identifkasi Eisenberg (1981) a. Littoraria melanostoma dan Abbott (1974), gastropoda ini Ciri-ciri morfologi gastropoda memiliki nama spesies Cassidula ini adalah memiliki bentuk aurifelis. Ciri-ciri tersebut sesuai permukaan tipis dan relatif kecil, dengan yang dikemukakan Nurrudin bentuk apex runcing dan memiliki et al. (2015) (Gambar 1a). putaran dekstral (berputar ke arah b. Ellobium aurisjudae kanan). Warna permukaan cangkang Ciri-ciri morfologi dari kuning dengan pola garis coklat. gastropoda ini adalah memiliki Ukuran panjang cangkang 1,1-2,6 cm bentuk cangkang yang tebal dan dan lebar cangkang 0,7-1,5 cm. memanjang berbentuk oval, dengan Gastropoda ini ditemukan pada bentuk apex tumpul dan memiliki bagian awal mangrove di daun dan arah putaran ke arah kanan. batang mangrove. Berdasarkan hasil Permukaan cangkang terdapat pola identifikasi gastropoda pada buku garis halus dan mengkilap. Warna identifkasi Eisenberg (1981) dan cangkang pada bagian atas coklat Abbott (1974), gastropoda ini dan putih pada bagian bawah. memiliki nama spesies Littoraria Ukuran panjang cangkang berkisar melanostoma. Ciri- ciri tersebut antara 4-5,6 cm dan lebar cangkang sesuai dengan yang dikemukakan 2-2,3 cm. Gastropoda ini ditemukan Nurrudin et al. (2015), (Gambar 1d). pada lantai mangrove dengan b. Littoraria scabra substrat berlumpur. Berdasarkan Ciri-ciri morfologi gastropoda hasil identifikasi gastropoda pada ini adalah memiliki bentuk buku identifkasi Eisenberg (1981) permukaan tipis dan ukuran yang dan Abbott (1974), gastropoda ini relatif kecil, bentuk apex runcing dan memiliki nama spesies spesies memiliki putaran dekstral (berputar Ellobium aurisjudae. Ciri-ciri ke arah kanan). Warna permukaan tersebut sesuai dengan yang cangkang kuning kecoklatan dengan dikemukakan Nurrudin et al. (2015) pola garis coklat gelap. Ukuran (Gambar 1b). panjang cangkang 1,5-2,5 cm dan c. Ellobium aurismidae lebar cangkang 1,1-1,6 cm. Ciri-ciri morfologi dari Gastropoda ini ditemukan pada gastropoda ini adalah memiliki bagian awal mangrove di akar, cangkang berwarna coklat gelap pada batang dan daun mangrove. bagian depan dan putih pada bagian Berdasarkan hasil identifikasi bawah cangkang, dengan ukuran gastropoda pada buku identifkasi panjang cangkang 8,5-9 cm dan lebar Eisenberg (1981) dan Abbott (1974), cangkang 4-5,4 cm. Gastropoda ini gastropoda ini memiliki nama spesies ditemukan pada lantai mangrove. Littoraria scabra. Ciri- ciri tersebut Berdasarkan hasil identifikasi sesuai dengan yang dikemukakan gastropoda pada buku identifkasi Nurrudin et al. (2015) (Gambar 1e). Eisenberg (1981) dan Abbott (1974), 3. Famili Muricidae gastropoda ini memiliki nama spesies a. Chicoreus capucinus Ellobium aurismidae. Ciri- ciri Ciri-ciri morfologi dari tersebut sesuai dengan yang gastropoda ini adalah memiliki dikemukakan Nurrudin et al. (2015) cangkang yang bergerigi dan (Gambar 1c). memiliki putaran dekstral (berputar 2. Famili Littorinidae ke arah kanan) dengan warna coklat. 6

Ukuran panjang cangkang berkisar dengan yang dikemukakan Nurrudin antara 3-5 cm dan lebar cangkang et al. (2015), (Gambar 1h). 1,8-2,5 cm. Gastropoda ini 5. Famili Potamididae ditemukan pada akar dan lantai a. Cerithidea cingulata mangrove. Berdasarkan hasil Ciri-ciri morfologi gastropoda identifikasi gastropoda pada buku ini adalah memiliki cangkang identifkasi Eisenberg (1981) dan berwarna coklat kehitaman, Abbott (1974), gastropoda ini berbentuk kerucut dan bentuk apex memiliki nama spesies Chicoreus runcing. Arah putaran cangkang capucinus. Ciri- ciri tersebut sesuai dekstral (berputar ke arah kanan). dengan yang dikemukakan Nurrudin Tiga buah rusuk spiral berjajar dan et al. (2015) (Gambar 1f). saling berpotongan dengan rusuk 4. Famili Neritidae aksial pada masing-masing whorl. a. Nerita balteata Perpotongan antara rusuk aksial dan Ciri-ciri morfologi gastropoda rusuk spiral membentuk tonjolan. ini adalah memiliki cangkang Pada whorl terakhir rusuk aksial berwarna coklat kekuningan dan terlihat menghilang, sedangkan rusuk aperture berbentuk oval. Memiliki spiral masih terlihat jelas. Ukuran spiral cords berwarna hitam. Ukuran panjang cangkang berkisar antara panjang cangkang berkisar antara 2- 2,5-3,1 cm dan lebar cangkang 1-1,5 3,1 cm dan lebar cangkang 2,1-2,2 cm. Gastropoda ini ditemukan pada cm. Gastropoda ini ditemukan pada akar mangrove dan lantai mangrove akar dan batang mangrove. yang berlumpur. Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil identifikasi identifikasi gastropoda pada buku gastropoda pada buku identifkasi identifkasi Eisenberg (1981) dan Eisenberg (1981) dan Abbott (1974), Abbott (1974), gastropoda ini gastropoda ini memiliki nama spesies memiliki nama spesies Cerithidea Nerita balteata. Ciri- ciri tersebut cingulata. Ciri- ciri tersebut sesuai sesuai dengan yang dikemukakan dengan yang dikemukakan Nurrudin Nurrudin et al. (2015) (Gambar 1g). et al. (2015), (Gambar 1i). b. Neritina carnucopia b. Cerithidea obtusa Ciri-ciri morfologi gastropoda Ciri-ciri morfologi gastropoda ini adalah memiliki cangkang ini adalah memiliki cangkang berukuran kecil, spire berjumlah berwarna coklat, berbentuk kerucut, banyak, cembung dan tidak jelas. tebal dan apex tumpul, serta Aperture berbentuk oval, memiliki putaran dekstral (berputar memanjang. Warna cangkang coklat ke arah kanan). Aperture lebar, tebal gelap. Ukuran panjang cangkang dan membulat. Ukuran panjang berkisar antara 1,4-2,5 cm dan lebar cangkang berkisar antara 3-4,4 cm cangkang 1,3-2 cm. Gastropoda ini dan lebar cangkang 2-2,3 cm. ditemukan pada serasah dengan Memiliki 7-8 whorl. Gastropoda ini substrat berlumpur Berdasarkan hasil ditemukan pada bagian tengah identifikasi gastropoda pada buku mangrove di akar dan batang identifkasi Eisenberg (1981) dan mangrove. Gastropoda ini juga Abbott (1974), gastropoda ini dimanfaatkan masyarakat untuk memiliki nama spesies Neritina dijual dan dimakan. Berdasarkan carnucopia. Ciri- ciri tersebut sesuai hasil identifikasi gastropoda pada buku identifkasi Eisenberg (1981) 7

dan Abbott (1974), gastropoda ini ini ditemukan pada bagian tengah memiliki nama spesies Cerithidea dan akhir mangrove dengan substrat obtusa. Ciri- ciri tersebut sesuai berlumpur dan digenangi air. dengan yang dikemukakan Nurrudin Gastropoda jenis ini biasanya et al. (2015), (Gambar 1j). dimanfaatkan masyarakat untuk c. Telescpoium telescopium dijual dan dimakan. Berdasarkan Ciri-ciri morfologi gastropoda hasil identifikasi gastropoda pada ini adalah memiliki cangkang yang buku identifkasi Eisenberg (1981) berukuran besar dan tebal. Cangkang dan Abbott (1974), gastropoda ini berbentuk kerucut memanjang dan memiliki nama spesies Telescopium memiliki putaran cangkang dekstral telescopium. Ciri- ciri tersebut sesuai (berputar ke arah kanan) dengan dengan yang dikemukakan Nurrudin warna coklat kehitaman. Bentuk et al. (2015), (Gambar 1k). apex runcing, tidak tajam dan Kepadatan gastropoda yang biasanya terkikis. Body whorl relatif ditemukan di kawasan mangrove rata dan memiliki seperempat kali Desa Sungai Rawa pada setiap panjang total cangkang. Aperture stasiun yaitu berkisar 9-15 ind/m2. berwarna coklat gelap. Ukuran Kepadatan tertinggi terdapat pada panjang cangkang 5,2-8,1 cm dan Stasiun III dan terendah pada Stasiun lebar cangkang 3,3-5 cm. Gastropoda II (Tabel 1). Tabel 1. Nilai Kepadatan Gastropoda Selama Penelitian di Ekosistem Mangrove Desa Sungai Rawa Stasiun No Jenis Gastropoda I II III (ind/m2) 1 Cassidula aurifelis 2,27 1,87 3,07 2 Cerithidea cingulata 0,53 0,13 1,20 3 Cerithidea obtusa 1,13 1,00 1,47 4 Chicoreus capucinus 0,73 1,07 1,93 5 Ellobium aurisjudae 0,33 0,20 0,67 6 Ellobium aurismidae 0 0 0,27 7 Littoraria melanostoma 0,93 0,53 1,27 8 Littoraria scabra 0,67 0,33 1,00 9 Nerita balteata 1,87 1,40 2,33 10 Neritina carnucopia 0,27 0,73 0,47 11 Telescopium telescopium 0,93 1,60 1,33 Total 9,67 ≈ 10 8,87 ≈ 9 15

Tingginya kepadatan pada sehingga kandungan bahan organik Stasiun III dikarena pada stasiun ini pada stasiun ini menjadi tinggi, yaitu ekosistem mangrove masih alami, 45,69%, sehingga kebutuhan sehingga kerapatan mangrove masih sumberdaya gastropoda dapat tinggi yang dapat memberikan terpenuhi (Tabel 3). naungan atau tempat teduh untuk Stasiun I (10 ind/m2) dan gastropoda. Selain memberikan Stasiun II (9 ind/m2) memiliki nilai tempat yang teduh, kerapatan kepadatan yang tidak terlalu berbeda. mangrove yang tinggi juga Hal ini karena kedua stasiun tesebut menyebabkan banyaknya serasah, masih terdapat aktifitas masyarakat. 8

Pada Stasiun I terdapat aktifitas dan yang paling rendah Ellobium wisata mangrove dan kawasan aurismidae. C. aurifelis memiliki pemukiman yang tidak terlalu padat, kepadatan tertinggi karena spesies ini dimana masyarakat sekitar dan merupakan penghuni asli mangrove pengunjung melakukan penangkapan dan memiliki toleransi tinggi gastropoda (C. obtusa, E. terhadap perubahan lingkungan, aurismidae, N. balteata dan T. sehingga organisme tersebut dapat telescopium). Sedangkan pada bertahan hidup dan berkembang. Stasiun II juga terdapat aktifitas Selain itu, C. Aurifelis tidak masyarakat yang cukup padat, seperti dikonsumsi masyarakat Desa Sungai pemukiman, penebangan pohon dan Rawa, sehingga menjadikan penangkapan gastropoda (C. obtusa, kepadatannya tinggi, karena tidak E. aurismidae, N. balteata dan adanya penangkapan. T. telescopium). Jenis gastropoda yang Penangkapan gastropoda ditemukan pada pada setiap stasiun dilakukan untuk dijual dan relatif sama, namun jenis E. dikonsumsi oleh masyarakat aurismidae hanya ditemukan pada setempat. Hal ini juga disebabkan Stasiun III. Sedangkan jenis lainnya karena adanya penebangan pohon ditemukan pada tiap stasiun. Adanya yang membuat kerapatan mangrove perbedaan jenis gastropoda yang rendah dan menjadi tempat yang ditemukan ini berkaitan dengan terbuka, sehingga kemungkinan kemampuan adaptasi organisme untuk berlindung dari penetrasi tersebut terhadap faktor cahaya matahari dan serangan dari lingkungannya. Organisme E. predator menjadi tinggi. Kerapatan aurismidae hanya ditemukan pada mangrove yang rendah juga Stasiun III karena spesies ini menyebabkan massa serasah termasuk salah satu jenis organisme mangrove yang jatuh ke lantai yang ditangkap masyarakat untuk menjadi sedikit, sehingga bahan dimakan. Selain itu bentuk organik menjadi lebih rendah. Tis’in cangkangnya yang besar dan unik (2008) menyatakan bahwa seperti telinga, menjadikannya sering keberadaan dan kelimpahan ditangkap untuk dijadikan hiasan. gastropoda sangat ditentukan oleh Nilai indeks kekayaan (Da) adanya vegetasi mangrove. berkisar antara 4,164-4,251, indeks Kerapatan jenis mangrove keanekaragama (H’) gastropoda berpengaruh langsung terhadap 2,996-3,217, indeks dominansi kandungan bahan organik yang mana 0,121-0,142 dan indeks keseragaman akan mempengaruhi kelimpahan, berkisar antara 0,902-0,930 (Tabel serta kepadatan individu gastropoda. 2). Kepadatan spesies gastropoda tertinggi yaitu Cassidula aurifelis

9

Tabel 2. Nilai Indeks Kekayaan (Da), Keanekaragaman (H’), Dominansi (C) dan Keseragaman (E) Jenis Gastropoda Pada Ekosistem Mangrove Desa Sungai Rawa Stasiun Indeks Indeks Indeks Indeks Kekayaan Keanekaragaman Dominansi Keseragaman (E) (Da) (H’) (C) I 4,164 3,052 0,140 0,919 II 4,238 2,996 0,142 0,902 III 4,251 3,217 0,121 0,930

Tingginya tingkat kekayaan dan tiap jenis memiliki jumlah jenis gastropoda pada ekosistem individu yang banyak. mangrove Desa Sungai Rawa, diduga Nilai indeks keanekaragaman karena meratanya ketersediaan jenis gastropoda pada Stasiun I sumber makanan bagi gastropoda di (3,052), Stasiun II (2,996) dan area penelitian, sehingga Stasiun III (3,217), yang artinya memungkinkan gastropoda dapat keanekaragaman di Stasiun I dan III bertahan dan berkembang biak tinggi, sedangkan Stasiun II dengan baik. Disamping itu, juga termasuk sedang, menunjukkan dikarenakan substrat dasar yang bahwa sebaran individu merata dan mangandung lumpur dan pasir, yang tidak terdapat tekanan ekologi yang mana mayoritas gastropoda lebih mempengaruhi kehidupan suka hidup di substrat berlumpur gastropoda. Selain itu, substrat berpasir. Febrita et al. (2015) lumpur berpasir pada setiap stasiun menyatakan bahwa substrat lumpur membuat kadar nutrientnya lebih memiliki tekstur yang halus dan tinggi, sehingga asupan makanan memiliki kadar nutrient yang lebih terpenuhi. Ernanto (2010) tinggi daripada substrat yang menyatakan bahwa suatu komunitas bertekstur kasar. Hal ini dikarenakan dikatakan mempunyai bahan organik lebih mudah keanekaragaman jenis tinggi jika mengendap pada partikel yang halus komunitas itu disusun oleh banyak dan sangat baik bagi kelangsungan jenis dengan kelimpahan jenis yang hidup gastropoda. sama atau hampir sama. Sebaliknya Margalef dalam Ismawan et al. jika komunitas itu disusun oleh (2015) menyatakan bahwa jika nilai sangat sedikit jenis dan jika hanya Da ˃ 4 maka menunjukkan tingkat sedikit jenis yang dominan maka kekayaan jenis yang tinggi. keanekaragaman jenisnya rendah. Maturbongs dan Elviana (2016) Indeks keanekaragaman jenis menyatakan bahwa nilai indeks gastropoda tertinggi terdapat pada kekayaan cenderung akan tinggi Stasiun III, hal ini dikarenakan apabila suatu komunitas memiliki organisme gastropoda yang jumlah jenis yang banyak dan tiap didapatkan pada stasiun ini lebih jenis tersebut terwakili oleh satu banyak yaitu 11 jenis. Selain itu, individu, sebaliknya nilai indeks disebabkan karena bahan organik akan rendah jika komunitas memiliki pada stasiun ini lebih tinggi jumlah jenis yang cenderung sedikit dibanding stasiun lain, yaitu 45,69% (Tabel 3). Zulkifli dan Setiawan 10

(2008) menyatakan bahwa rendah gastropoda yang dominan karena atau tingginya jumlah spesies ketersediaan makanan yang berhubungan dengan kadar bahan mencukupi dan parameter organik, substrat dan pH, karena lingkungan ekosistem mangrove kadar organik substrat dapat Desa Sungai Rawa masih menyediakan bahan makanan bagi mendukung kehidupan gastropoda gastropoda, apabila kadar organik (Tabel 5). Bahan organik yang cukup substrat rendah, maka makanan dari dan mayoritas gastropoda menyukai gastropoda juga sedikit, begitu hidup di substrat lumpur berpasir. sebaliknya apabila kadar organik Odum dalam Loviasari et al. (2016) tinggi maka ketersediaan makanan menyatakan bahwa nilai indeks bagi gastropoda juga tinggi. dominansi yang mendekati 0 berarti Sedangkan pH mempengaruhi hampir tidak ada individu yang adaptasi gastropoda, karena adaptasi mendominasi dan biasanya diikuti gastropoda terhadap substrat dan pH dengan indeks keseragamanan yang akan menentukan morfologi, cara besar. Hal ini sesuai dengan nilai makan, daya tahan dan adaptasi indeks keseragaman yang mendekati fisiologi organisme terhadap faktor 1, yang artinya keseragaman jenis fisika dan kimia. organisme seimbang. Secara umum, indeks dominansi Berdasarkan nilai indeks gastropoda pada ekosistem mangrove keseragaman jenis (E) gastropoda Desa Sungai Rawa mendekati 0, dapat disimpulkan bahwa pada setiap menunjukkan bahwa tidak ada jenis stasiun terdapat keseragaman yang gastropoda yang mendominansi. seimbang. Simpson dalam Hendri Simpson dalam Hendri (2014) (2014) menyatakan bahwa bila nilai menyatakan bahwa jika nilai C E mendekati 1 (> 0,5) yang artinya mendekati 0 berarti tidak ada jenis keseragaman jenis organisme dalam yang mendominasi. Walaupun ada suatu ekosistem berada dalam beberapa spesies dengan jumlah yang keadaan seimbang, tidak terjadi tinggi, namun tidak mendominasi persaingan baik tempat maupun ekosistem mangrove Desa Sungai makanan. Hal ini terjadi karena Rawa, karena jumlah spesies yang tempat hidup yang berbeda dari rendah masih dalam keadaan masing-masing spesies, seperti seimbang. Saripantung dalam Littoraria scabra dan L. Ernanto et al. (2010) menyatakan melanostoma hidup pada bagian awal bahwa ada atau tidaknya dominansi mangrove dekat pantai, Telescopium apabila suatu kondisi lingkungan telescopium dan Neritina carnucopia menguntungkan, seperti ketersediaan hidup berdampingan di substrat makanan dan kondisi fisik yang lumpur di bagian tengah dan akhir mendukung pertumbuhan spesies mangrove, serta kebutuhan makanan gastropoda tertentu, serta dominansi masing-masing gastropoda sudah juga dapat terjadi karena adanya terpenuhi, sehingga dapat hidup perbedaan daya adaptasi tiap jenis berdampingan tanpa adanya terhadap lingkungan. persaingan. Penelitian ini menunjukkan Pengukuran parameter bahwa tidak ada jenis gastropoda lingkungan di Ekosistem Mangrove yang mendominasi pada setiap Desa Sungai Rawa dilakukan pada stastiun. Tidak adanya jenis saat surut (Tabel 3) 11

Tabel 3. Parameter Lingkungan yang Diukur Selama Penelitian Parameter Satuan Stasiun I II III Fisika Suhu Perairan oC 27 29 27 Bahan Organik % 41,80 31,42 45,69 Fraksi Sedimen Lumpur Lumpur Lumpur berpasir berpasir berpasir Kimia pH air - 7,3 7,3 7,7 pH tanah - 7,0 7,3 7,3 Salinitas ‰ 27,3 26 26,7

Hasil pengamatan menunjukkan mangrove dan produksi serasah, suhu pada ketiga lokasi pengamatan maka akan semakin tinggi pula relatif tidak berbeda jauh yakni kelimpahan gastropoda. berkisar 27-29°C, dimana suhu pH yang diperoleh pada setiap tersebut dapat mendukung kehidupan stasiun tidak berbeda jauh, dimana gastropoda. Suwondo et al. (2006), kondisi pH di kawasan mangrove menyatakan bahwa gastropoda dapat Desa Sungai Rawa berkisar antara melakukan metabolisme secara 6,8-8,5. Kisaran pH pada ekosistem optimal pada kisaran suhu 25-32oC. mangrove Desa Sungai Rawa masih Jenis fraksi sedimen yang sesuai dengan baku mutu (KepMen terdapat pada setiap stasiun adalah LH No. 51 Tahun 2004) bahwa pH lumpur berpasir. Substrat lumpur air yang baik untuk kehidupan berpasir sangat disenangi oleh organisme laut berkisar 7-8,5 dan pH beberapa hewan gastropoda, karena tanah berkisar 6,5-8,5. substrat lumpur berpasir lebih kaya Tingginya salinitas pada stasiun akan kandungan bahan organik. III karena pada pengukuran Tingginya kandungan bahan dilakukan saat kondisi cuaca cerah organik pada Stasiun III disebabkan dan lokasi stasiun yang berhubungan tingginya kerapatan mangrove pada langsung dengan laut sehingga stasiun ini, sehingga meningkatkan menyebabkan salinitas di stasiun ini massa serasah mangrove yang jatuh tinggi. Sedangkan rendahnya ke lantai mangrove, yang kemudian salinitas pada stasiun II, karena dimanfaatkan oleh bakteri pengurai lokasi ini berdekatan dengan dan gastropoda. Hal ini sesuai pemukiman penduduk sehingga dengan pendapat Nontji (2005), adanya masukan air tawar dari menyatakan bahwa kandungan bahan limbah domestik. Hal ini sesuai organik yang terdapat di lingkungan dengan pendapat Bowden dalam lebih kurang 90 % berasal dari Simon dan Patty (2013), bahwa vegetasi mangrove. keberadaan nilai salinitas dalam Rusnaningsih (2012), distribusinya di perairan laut sangat menyatakan bahwa kerapatan dipengaruhi oleh beberapa faktor mangrove dan produksi serasah masuknya air tawar ke dalam dengan kelimpahan gastropoda perairan laut melalui sungai, juga mempunyai korelasi positif, artinya dipengaruhi penguapan dan curah bahwa semakin tinggi kerapatan hujan. Marpaung (2013), 12

menyatakan bahwa kisaran salinitas mengubah struktur komunitas yang masih dianggap layak untuk gastropoda yang ada. kehidupan makrozoobenthos berkisar 15-45‰. DAFTAR PUSTAKA Eisenberg, J. M. 1981. A Collector’s KESIMPULAN DAN SARAN Guide to Seashells of The World. Kesimpulan Bloomsbury Books. London. Struktur komunitas gastropoda di ekosistem mangrove Desa Sungai English, S., C. Wilkinson and V. Rawa memiliki kekayaan jenis yang Baker., 1994. Survey Manual for tinggi, dengan nilai indeks kekayaan Tropical Marine Resources. jenis berkisar 4,164-4,251, nilai Published on Behalf of the indeks keanekaragam jenis berkisar ASEAN-Australian Marine 2,996-3,217, nilai indeks dominansi Science. Townsvile. berkisar 0,121-0,142 dan nilai indeks keseragaman berkisar 0,902-0,930. Ernanto, R., F. Agustriani, dan R. Jenis gastsropoda yang ditemukan Aryawati., 2010. Struktur selama penelitian terdiri dari 11 Komunitas Gastropoda Pada jenis, yaitu: Littoraria scabra, L. Ekosistem Mangrove di Muara. melanostoma, Telescpoium Jurnal Maspari 1(1): 73-78. telescopium, Cerithidea obtusa, C. cingulata, Chicoreus Febrita., E. Darmawati, dan Astuti., capucinus, Cassidula aurifelis, 2015. Keanekaragaman Ellobium aurisjudae, E. aurismidae, Gastropoda dan Bivalvia Hutan Nerita balteata dan Neritina Mangrove Sebagai Media carnucopia yang termasuk dalam 5 Pembelajaran Pada Konsep famili. Sampai saat ini parameter Keanekaragaman Hayati Kelas X lingkungan ekosistem mangrove SMA. Jurnal Biogenesis 11(2): Desa Sungai Rawa masih 119-128. mendukung untuk kehidupan gastropoda, yaitu suhu berkisar 27- Hendri, F. 2014. Hubungan 29oC, pH air berkisar 7,3-7,7, pH Kerapatan Mangrove dengan tanah berkisar 7-7,3, salinitas Kelimpahan Gastropoda Desa berkisar 26-27,3‰, bahan organik Sungai Alam Kecamatan berkisar 31,42-45,69 % dan Bengkalis Kabupaten bengkalis bersubstrat lumpur berpasir. Provinsi Riau. Skripsi. Fakultas Saran Perikanan dan Ilmu Kelautan Perlu dilakukan penelitian Universitas Riau. Pekanbaru. lanjutan mengenai struktur (Tidak Diterbitkan). komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove Desa Sungai Ismawan, A., S. E. Rahayu, dan A. Rawa untuk dijadikan informasi Dharmawan., 2015. Kelimpahan selanjutnya dan untuk mengetahui dan Keanekaragaman Burung di apakah aktifitas-aktifitas yang berada Prevab Taman Nasional, Kutai, di kawasan ekosistem mangrove Kalimantan Timur. Jurnal Desa Sungai Rawa dalam beberapa Online UM 1(1): 1-9. bulan atau tahun kedepan dapat 13

Loviasari, N. W., Abdul, R. S., Elok, Rusnaningsih. 2012. Struktur F., I Gusti, N. P. D., Dwi, B. Komunitas Gastropoda dan W. 2016. Struktur Komunitas Studi Populasi Cerithidea Uca Sp Di Kawasan Teluk obtusa (Lamarck 1822) di Hutan Benoa Pada Karakteristik Mangrove Pangkal Babu, Substrat Yang Berbeda. Kabupaten Tanjung Jabung Journal of Marine and Aquatic Barat, Jambi. Tesis. Sciences. 2(3): 141-150. Pascasarjana Universitas . Depok. (Tidak Marpaung, A. A. F. 2013. Diterbitkan). Keanekaragaman Makrozoobenthos di Ekosistem Simon dan Patty. 2013. Distribusi Mangrove Silvofishery dan Suhu, Salinitas dan Oksigen Mangrove Alami Kawasan Terlarut di Perairan Kema, Ekowisata Pantai Boe Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Kecamatan Galesong Platax. 1 (3): 148-157. Kabupaten Takelar. Skripsi. Fakultas Ilmu Kelautan dan Soegianto, A. 1994. Ekologi Perikanan. Universitas Kuantitatif: Metode Analisis Hasanuddin. Makassar. (Tidak Populasi dan Komunitas. Diterbitkan). Penerbit Usaha Nasional. Surabaya. Maulana, R. 2004. Struktur Komunitas Gastropoda di Susanti, R. 2018. Struktur Komunitas Ekosistem Mangrove Gastropoda Pada Hutan Kecamatan Batu Ampar, Mangrove Desa Lalang Kabupaten Pontianak, Kecamatan Sungai Apit Kalimantan Barat. Skripsi. Kabupaten Siak. Program Studi Progam Studi Ilmu Kelautan, Ilmu Kelautan. Fakultas Fakultas Perikanan dan Ilmu Perikanan Dan Kelautan. Kelautan, Institut Pertanian Universitas Riau. Pekanbaru. Bogor. (Tidak Diterbitkan). (Tidak Diterbitkan).

Nontji, A. 2005. Laut Nusantara. Susiana. 2011. Diversitas Dan Djambatan. Jakarta. Kerapatan Mangrove, Gastropoda dan Bivalvia di Nurrudin., A. Hamidah, dan W. D. Estuari Perancak, Bali. Skripsi. Kartika. 2015. Keanekaragaman Program Studi Manajemen Jenis Gastropoda di Sekitar Suberdaya Perairan. Fakultas Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Perikanan dan Ilmu Kelautan. Parit 7 esa Tungkal I Tanjung Universitas Hasanuddin. Jabung Barat. Jurnal Biospecies. Makassar. (Tidak Diterbitkan). Vol 8 (2): 51-60. Suwondo, E., Febrita, dan F. Odum, E. P. 1998. Dasar-Dasar Sumanti., 2006. Struktur Ekologi Edisi Ketiga. Komunitas Gastropoda Pada Universitas Gajah Mada Press. Hutan Mangrove di Pulau Sipora Yogyakarta. Kabupaten Mentawai Sumatera 14

Barat. Jurnal Biogenesis 1(1) 25- Wardhani, M. K. 2011. Kawasan 29. Konservasi Mangrove: Suatu Potensi Ekowisata. Jurnal Tis’in, M. 2008. Tipologi Mangrove Kelautan. ISSN: 1907-9931. dan Keterkaitannya dengan 4(1): 60-62. Populasi Gastropoda Littorina neritoides (LINNE, 1758) di Yanto, R. 2016. Keanekaragaman Kepulauan Tanakeke, Gastropoda Pada Ekosistem Kabupaten Takalar, Sulawesi Mangrove Pantai Masiran Selatan. Publikasi Ilmiah-Tesis. Kabupaten Bintan. Skripsi. Sekolah Pascasarjana. Institut Fakultas Ilmu Kelautan dan Pertanian Bogor. (Tidak Perikanan. Universitas Maritim Diterbitkan). Raja Ali Haji. Tanjung Pinang. (Tidak Diterbitkan).