DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK

RISALAH RESMI RAPAT KOMISI V DPR RI DENGAN GUBERNUR PROVINSI

Tahun Sidang : 2019-2020 Masa Persidangan : IV Rapat ke- : Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Sifat Rapat : Terbuka Hari, Tanggal : Kamis, 9 Juli 2020 Waktu : Pukul 14.10-16.20 WIB Tempat : Ruang Rapat Komisi V DPR RI (KK V), Gedung Nusantara - Jakarta Ketua Rapat : Hj. Nurhayati Sekretaris Rapat : Nunik Prihatin Budiastuti, S.H. Acara : Membahas Percepatan Pembangunan Pembiayaan Infrastruktur di Provinsi Riau Hadir Mitra Gubernur Provinsi Riau Hadir : 37 dari 53 orang Anggota dengan rincian

A. Anggota DPR RI: PIMPINAN : 1. Ir. Ridwan Bae / F-PG 2. Hj. Nurhayati/ F-PPP

1. FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN: 9 orang Anggota dari 11 Anggota: 1. H. Herson Mayulu,S.IP 2. Hj.Sadarestuwati.,SP.,MMA 3. Ir.Sudjadi 4. Sukur Nababan 5. Mochamad Herviano 6. Bob Andika Mamana Sitepu.SH 7. Sarce Bandaso Tandiasik.,SH 8. H.M.Rifqinizamy Karsayuda 9. Bambang Suryadi.,SH.,MH

2. FRAKSI PARTAI GOLKAR: - 2 -

4 orang Anggota dari 7 Anggota: 1. Drs. Hamka B Kady.,MS 2. H. Ansar Ahmad.,SE.,MM 3. H. Hasan Basri Agustus 4. H.Tubagus Haerul Jaman.,SE

3. FRAKSI PARTAI GERINDRA: 5 orang Anggota dari 6 Anggota: 1. Hj. Novita Wijayanyi.,SE.,MM 2. Sudewo.,ST.,MT 3. Iis Edhy Prabowo.,S.Hum.,MM 4. Drs.H. Mulyadi, MMA 5. Ir.Eddy Santana Putra,MT

4. FRAKSI NASDEM: 1 orang Anggota dari 4 Anggota: 1. Drs. H. Tamanuri.,MM

5. FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA 4 orang Anggota dari 6 Anggota: 1. Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, S.Th.i 2. Ruslan M.Daud 3. H.Dedi Wahidi 4. H.Syafiuddin.,S.Sos

6. FRAKSI PARTAI DEMOKRAT: 5 orang Anggota dari 5 Anggota: 1. Willem Wandik.,S.Sos 2. H.Irwan.,S.IP.,MP 3. Drh. Jhonni Allen Marbun 4. Lasmi Indaryani.SE 5. Ir.H.Ishak Mekki.,MM

7. FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA: 3 orang Anggota dari 4 Anggota: 1. Ahmad Syaikhu 2. H.Syahrul Aidi Maazat.,Lc.,Ma 3. H. Suryadi Jaya Purnama.,ST

8. FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL: 3 orang Anggota dari 4 Anggota: 1. H.A.Bakri H.M.,SE 2. Hj. Hanna Gayatri.,SH 3. Athari Ghauthi Ardi

9. FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN: - 3 -

1 orang Anggota dari 1 Anggota: 1. H. Muh Aras, S.Pd,MM

A. UNDANGAN : 1. Gubernur Provinsi Riau (Syamsuar) 2. Kadis PUPR PKPP (M. Taufiq OH) 3. Ka. Bappeda Litbang (Emri Juli Harnis) 4. Kadis ESDM (Indra Agus Lukman) 5. Wakil Ketua DPRD Provinsi RIAU (Hardianto, S.E.):

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/ F.PPP):

Yang saya cintai Pimpinan dan Anggota Komisi V dan, Yang saya hormati Gubernur Provinsi Riau beserta jajarannya.

Mengawali rapat ini marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita segala kenikmatan dan kesehatan, Alhamdulillah kita hari ini bisa bersilaturahmi dalam rangka tugas dan tanggung jawab kita dalam keadaan sehat wal’afiat dan rapat ini dihadiri fisik dan virtual zoom meeting dari tempat masing-masing dikarenakan kita masih ada pola new normal pak, hanya 60% saja dibolehkan di dalam ruangan ini sehingga kami bagi ada yang virtual juga.

Berdasarkan informasi dari Sekretariat, kita sudah dari separuh seluruh fraksi karena ada yang juga virtual ini selain yang hadir fisik disini. Sesuai hasil kesepakatan Rapat Konsultasi Pengganti Rapat Bamus tanggal 16 Juli 2020 terkait Tata Cara Rapat Komisi atau Badan Masa Tatanan New Normal pada Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2019-2020 ini, melaksanakan Raker atau RDP dihadiri secara fisik maksimal 60% dari jumlah Anggota Komisi atau Badan. Dan paling banyak hanya 60 orang di ruangan ini dan Raker atau RDPU ini disepakati pada saat pembukaan rapat agar lebih efisien dan maksimal dibatasi paling lama 4 jam.

Oleh karena itu sebagaimana ketentuan yang diatur dalam Pasal 251 Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib, izinkanlah saya membuka rapat pada hari ini dan berdasarkan ketentuan Pasal 246 Ayat (1) Rapat Komisi V DPR RI pada hari ini dinyatakan terbuka untuk umum.

Setuju ya?

(RAPAT DIBUKA PUKUL 14.10 WIB)

Kami ucapkan terima kasih kepada Saudara Gubernur beserta jajarannya yang telah hadir dalam ruangan rapat ini, guna menyampaikan secara langsung masukan permasalahan dan pemikiran percepatan pembangunan infrastruktur di Provinsi Riau. Sesuai dengan Surat Gubernur - 4 -

Riau kepada Komisi V DPR RI Nomor 050/Bappeda-4/632 Tanggal 12 Maret 2020 Perihal Permohonan Audiensi.

Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI serta Para Hadirin yang kami hormati.

Demikianlah kiranya Pengantar dari kami. Untuk mempersingkat waktu, kami persilakan kepada Saudara Gubernur penyampaiannya.

GUBERNUR PROVINSI RIAU (SYAMSUAR):

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua.

Yang kami hormati Pimpinan Komisi V DPR RI, Yang kami hormati Bapak-bapak dan ibu anggota Komisi V DPR RI.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas ridha dan rahmat-Nya pada hari ini kita semua masih dalam keadaan sehat wal’afiat dan kami juga bisa mengikuti pertemuan bersama Komisi V DPR RI.

Kami atas nama Pemerintah Provinsi Riau bersama Masyarakat Riau mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Komisi V DPR RI yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyampaikan beberapa hal yang berkenaan dengan infrastruktur yang ada di Provinsi Riau pada saat ini. Melalui kesempatan ini sebagai sebuah negeri melayu, kami sampaikan satu bait pantun sebagai pembuka bu. Izinkan kami sampaikan.

Anak Bangsa Menjunjung Negeri Negeri Dijunjung Sepenuh Hati Terima Kasih Telah Menerima Kami Untuk Menyampaikan Sejumlah Aspirasi.

Terima kasih.

Pimpinan yang kami hormati.

Melalui kesempatan ini kami berikan gambaran sedikit mengenai Gambaran Umum Provinsi Riau. Provinsi Riau ini luas wilayahnya 9.512,04 kilometer persegi termasuk terluas ketujuh se-Indonesia terdiri dari daratan seluas 90.128,76 kilometer persegi dan lautan seluas 19.383,28 kilometer persegi, panjang garis pantai ada sepanjang 2.713 kilometer. Jumlah penduduk Provinsi Riau, kondisi saat ini sebanyak 6.971.745 jiwa termasuk urutan kesepuluh di Indonesia. Provinsi Riau terdiri dari 12 kabupaten/kota, 2 kota, dan 10 kabupaten.

Melalui kesempatan ini juga kami sampaikan kondisi indikator makro Provinsi Riau pada saat ini, Tahun 2020 ini. Pertumbuhan ekonomi akibat - 5 - terjadinya Pandemi Covid 19 ini diprediksi menurun di Tahun 2020 menjadi berkisar 1,43% sampai 2,14%.

Dalam kondisi Triwulan I kita kemarin 2,2 ini menunggu perhitungan BPS karena itu perkiraan ini adalah perkiraan dari kita bersama BI (Bank Indonesia) dan OJK dan BPS, perhitungan kita antara 1,43% sampai dengan 2,14%, lebih rendah dibanding Tahun 2019 sebesar 2,8%. Indeks pembangunan manusia Tahun 2020 diproyeksi menjadi 73,09 sampai 73,50. Tingkat kemiskinan pada Tahun 2020 diprediksi meningkat menjadi 6,991%. Tingkat pengangguran terbuka pada Tahun 2020 diprediksi meningkat juga menjadi 6,20% sampai 6,92%, lebih tinggi dibandingkan dengan Tahun 2019 sebesar 5,07%.

Nilai PDRB dan Nilai Ekspor Provinsi Riau

Tahun 2019, Nilai PDRB Provinsi Riau sebesar 756,2 Triliun, terbesar keenam se-Indonesia dan terbesar kedua se-Sumatera, di bawah Sumatera Utara dengan kontribusi 4,76% terhadap nasional. Nilai Ekspor Provinsi Riau Tahun 2019 sebesar 12,4 Miliar US terbesar keempat secara nasional.

Selanjutnya, kami gambarkan sedikit saja berkenaan dengan produk sektor perkebunan kehutanan Provinsi Riau. Riau ini termasuk ada penghasil sawit kemudian juga kelapa, karet, sagu, kopi, termasuk juga kayu dan bubur kayu. Di samping itu juga ada perikanan. Perikanan tangkap juga masih ada, perikanan budidaya juga ada dan perikanan budidaya yang sekarang berkembang adalah di Kampung Pak Sahrul Aidi di Kalbar dengan Budidaya Ikan Patin.

Alokasi APBN ke Provinsi Riau Tahun 2015 sampai 2020

Alokasi Provinsi Riau dari 12 kabupaten/kota se-Provinsi Riau, alokasi belanja KL untuk Provinsi Riau, ini maksudnya kabupaten/kota termasuk sebesar 8,08 Triliun yaitu 0,47% total belanja Pemerintah Pusat pada APBN Tahun Anggaran 2020 sebesar 1.683,5 Triliun, Alokasi Belanja Transfer Ke Daerah dan Dana Desa untuk se-Provinsi Riau Tahun Anggaran 2020 sebesar 25,2 Triliun yaitu 2,94% Total Alokasi Belanja Transfer Tahun Anggaran 2020 sebesar 856,9 Triliun.

Sementara Alokasi Belanja KL dan TKDD untuk se-Provinsi Riau pada APBN Tahun 2020 sebesar 33,28 Triliun. Maksudnya disini adalah 1,31% dari Total APBN sebesar 2.540,4 Triliun. Sementara Alokasi APBN ini Pemerintah Provinsi Riau, DBH Pajak kita untuk Tahun 2020 ini 2,329 Triliun. Kemudian DAU kita ada 1,602 Triliun, kemudian DAK 2,75 Triliun, Totalnya adalah 6,6 Triliun. Sementara Alokasi APBN untuk Provinsi Riau ini di luar kabupaten/kota untuk yang Tahun 2020 ini totalnya adalah sebanyak 33,280 Miliar.

Perkembangan ekonomi Provinsi Riau dalam rentan lebih panjang, perkembangan ekonomi dalam trend melambat, pertumbuhan ekonomi tadi saya sudah sampaikan masih dalam berada fase yang lambat. Pada Triwulan - 6 -

I Tahun 2020, PDRB Riau tumbuh 2,24% lebih rendah dibandingkan rata-rata historis 10 tahun terakhir yang tumbuh 3,13%.

Pertumbuhan ekonomi Riau yang rendah beberapa tahun terakhir belum cukup untuk mengungkit kembali daya beli masyarakat. Kemudian kontribusi sektoral sekitar 70 sampai 80% perekonomian Riau ditopang oleh sektor berbasis sumber daya alam, pertanian, pertambangan, dan industri pengolahan.

Lebih dari 10 tahun terakhir dinamika pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh 3 faktor utama. Yaitu adalah harga minyak kelapa sawit dunia kemudian harga minyak dunia dan lifting minyak Riau yang terus menurun. Kemudian juga produksi minyak Provinsi Riau Tahun 2001 mencapai 608 ribu barrel per hari berkontribusi lebih dari 46% produk nasional per hari. Bahkan di Tahun 2002 berkontribusi lebih dari 55% minyak nasional per hari. Produk minyak Provinsi Riau Tahun 2019 sebesar 208 ribu barrel per hari. Kontribusi minyak Riau terhadap nasional turun menjadi 27,92% produk nasional per hari.

Rekomendasi BI

Kami juga mengadakan pertemuan dengan BI untuk melihat kondisi ekonomi yang ada di Riau. 2 strategi utama agar pertumbuhan ekonomi Riau mampu bertahan dan memiliki daya ungkit yang lebih baik. Ini adalah rekomendasi bersama BPS juga, diharapkan mengembangkan sumber- sumber pertumbuhan baru, pertumbuhan ekonomi baru, antara lain misalnya berkenaan dengan pariwisata.

Kemudian mengoptimalkan sektor-sektor unggulan yang ada melalui kebijakan hilirisasi terutama hilirisasi industri berbasis kelapa sawit. Ya karena tingginya produksi Sawit dan besar dari 40% masyarakat bekerja pada sektor tersebut.

Strategi yang Perlu Ditempuh

Ini pertama adalah peningkatan kemudahan berusaha. Kami sekarang juga telah melakukan kemudahan melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu 1 Pintu, baik Provinsi maupun juga Kabupaten/Kota Provinsi Riau dan sudah menggunakan semuanya dengan online.

Kemudian juga tentunya strategi yang perlu juga diharapkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat pendatang adalah melainkan adalah peningkatan infrastruktur. Karena memang infrastruktur inilah yang masih banyak perlu kami sempurnakan di Provinsi Riau. Untuk dimaklumi juga, ini juga ada daftar Kawasan Strategis sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau dan ini juga ada KSPN . Ini juga ada Kawasan Strategis Industri Tanjung Buton, ada juga Ternayan, ada Kawasan Industri Kuala Enok. Ini Kuala Enok di Inhil, Ternayan di , Tanjung Buton di Siak, kemudian juga ada Kawasan Industri .

- 7 -

Sementara Kawasan Strategis Pariwisata, ini KSPN Rupat dan sekitarnya, Kawasan Istana Siak, Kawasan Candi Muara Takus, termasuk ada Kawasan Bono dan juga Kawasan Pekanbaru dan untuk dimaklumi memang Kawasan EKSPN Rupat memang sampai saat ini belum tersentuh. Sekarang ini kami juga berharap juga dukungan dari Pemerintah Pusat terutama juga pembangunan infrastruktur dan sekaligus juga memprioritas Rupat ini sebagai Pulau Terluar yang juga langsung berdekatan dengan .

Kemudian yang selanjutnya pada kesempatan ini kami laporkan juga kepada Pimpinan dan Anggota Komisi V untuk pembangunan wilayah Provinsi Riau sesuai dengan RPJM Tahun 2020 dan sampai dengan Tahun 2024 ini sebenarnya juga kami telah ekspos di Kantor Bapak Menteri Bappenas tentang usulan-usulan kami yang juga tentunya ada yang sudah diakomodir, ada yang belum begitu.

Kami laporkan, informasikan juga pada kesempatan ini. Berdasarkan Perpres 18/2020 tentang RPJMN Tahun 2020-2024, visinya adalah terwujudnya Indonesia yang maju, berdaulat mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Ada 5 arahan Presiden sebagai strategi pelaksanaan visi misi. 1. Pengembangan SDM; 2. Pembangunan Infrastruktur; 3. Penyederhanaan Regulasi; 4. Penyederhaan Birokrasi; dan 5. Transportasi Ekonomi.

Disini pengembangan sektor unggulan yang untuk Provinsi Riau ini adalah Kelapa Sawit, kemudian ada karet, ada kelapa, ada kopi, ada perikanan budidaya, dan migas. Ini juga di Riau sebenarnya sudah dipersiapkan revitalisasi Kilang Minyak Dumai yang ini juga belum dilaksanakan. Ini refinary sebenarnya dari CPO ke B3, B50, sudah ada kerja sama antara PTP Nusantara dengan Pertamina yang beberapa waktu lalu telah ditandatangani di Pekanbaru.

Kemudian Pengembangan Kawasan Strategis. Satu adalah Kawasan Strategis Industri Pengolahan telah ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian yaitu Kawasan Industri Terayan dan Kawasan Industri Tanjung Buton. Kemudian dua adalah Pengembangan dan Penguatan konektivitas antar moda yaitu jalan tol Trans Sumatera, Pekanbaru, Kandis Dumai. Ini Alhamdulillah sepanjang 131 kilometer persegi, sekarang ini sudah hampir selesai dan hanya menunggu peresmian dari Jalan Tol ini yang diharapkan nanti kehadiran Bapak Presiden.

Kemudian pada kesempatan ini juga kami informasikan sekarang juga setelah dilakukan persiapan pembangunan yaitu dari Pekanbaru menuju kemudian Payakumbuh, dan Bukit Tinggi yang sekarang telah dilaksanakan mulai Pekanbaru sampai Bangkinang. Untuk Bangkinang menuju ke Payakumbuh ke Sumatera Barat, saat ini juga dari Kementerian PU telah mengajukan izin Panlok kepada kami yang sekarang dalam proses. - 8 -

Kemudian untuk Jalan Tol Pekanbaru-Jambi-, ini juga dari Kementerian PU sudah mengajukan Panloknya kepada kami, Penetapan Lokasi. Ini juga dalam proses di provinsi dan mudah-mudahan dalam waktu tidak begitu lama juga sudah kami SK-kan.

Selanjutnya juga penanganan lintas timur Riau, ini maksudnya jalan lintas timur, kemudian jalan lintas timur dan barat sumatera. Kemudian pembangunan kereta api Trans Sumatera Batas Sumut, Duri, Pekanbaru dan ini juga kami laporkan juga belum dilaksanakan.

Huruf C Pengembangan Kawasan Perkotaan, yaitu Dumai dan Pekanbaru. Huruf D Pembangunan Desa, Kawasan Perdesaan dan Terimigrasi Daerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan. Untuk dimaklumi di Provinsi Riau ini sudah ditetapkan oleh Kementerian: 1. Ada 15 kecamatan lok free perbatasan, 2. Ada PKSN , 3. Penanganan Stunting di 4 Kabupaten, 4. Penanggulangan Bencana yaitu penanganan abrasi pantai di pesisir dan daerah kepulauan.

Kondisi Existing Infrastruktur yang Ada di Provinsi Riau

Saat ini, kondisi infrastruktur di Provinsi Riau masih belum memadai. Indeks daya saing infrastruktur PUPR khususnya indeks jalan mantap Provinsi Riau di posisi ke-19 se-Indonesia. Jadi posisi ketujuh di PuLAU Sumatera. Jadi ini indeks jalan mantap kita masih urutan ke-19.

Kemudian kualitas jalan nasional, sesuai Kepmen PUPR Nomor 248/KPTS/2015 Fungsi Jalan dan Kementerian dan Kepmen PUPR Nomor 290/KPTS/M/2015 Status Jalan untuk dimaklumi jalan nasional di Provinsi Riau sepanjang 1.336,61 kilometer. Terdiri dari jalan alteri primer lintas timur mulai dari batas Sumatera Utara, Dumai, Duri, Pekanbaru, Rengat sampai ke batas Jambi.

Kemudian jalan kolektor primer yaitu lintas penghubung yang menghubungkan Simpang Ujung Tanjung Bangkal Siapi-api, Pekanbaru- Bangkinang-Batas Sumatera Barat, Pekanbaru-Talukuantan-Batas Sumatera Barat, Simpang Lago-Simpang Buatan-Mengkapan Buton, Jalan Lintas Timur Pematang Rebarengan, Jalan Lintas Timur Kuala Enok.

Permasalahan disini dimana tingkat kemantapan jalan nasional Provinsi Riau tahun 2019 sebesar adalah 84,68%, lebih rendah dibandingkan rata-rata tingkat kemantapan jalan nasional 94%. Kualitas jalan nasional penghubung menuju simpul transportasi dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi masih rendah. Antara lain adalah menuju Taluk Kuantan, kemudian juga menuju Kawasan Industri Tanjug Buton, Mengkapan dan Kuala Enok.

Kami maklumkan juga kepada bapak ibu Anggota Dewan kondisi baik untuk data 2019 ini hanya 56,03%, sedang 34,40%, rusak ringan 6,60%, - 9 - sedangkan rusak berat ini ada 2,98% dari panjang jalan nasional yang ada di Provinsi Riau.

Selanjutnya kami jelaskan kualitas jalan provinsi dan kabupaten/kota sampai dengan Tahun 2019 kalau tidak salah hanya adalah kualitas jalan provinsi dan kabupaten kita masih rendah. Jalan Provinsi Riau sesuai dengan SK Gubernur Nomor Keputusan 308/IV/2013 tentang Penetapan Ruas Jalan menurut statusnya sebagai jalan provinsi Provinsi Riau.

Jalan provinsi Provinsi Riau sepanjang 2.799,21 kilometer persegi. Tingkat kemantapan jalan Provinsi Tahun 2019 sebesar 58,63% masih di bawah rata-rata kemantapan jalan provinsi secara nasional sebesar 68%. Kondisi jalan beraspal hanya 47,09%, jalan beton 15,45%. Kemudian jalan kabupaten/kota rata-rata tingkat kemantapan jalan kabupaten/kota se-Provinsi Riau sebesar 54,24% di bawah rata-rata tingkat kemantapan jalan kabupaten/kota secara nasional sebesar 57%.

Kemudian kami sampaikan juga pada kesempatan ini kondisi Pelabuhan Penyeberangan. Untuk dimaklumi oleh bapak ibu Anggota DPR RI Komisi V, Riau ini ada beberapa Pelabuhan. Ada Pelabuhan Mengkapan, ini lokasinya di Siak. Untuk dimaklumi, ini sebenarnya ada kerusakan di penyeberangan yang ada di Mengkapan. Waktu itu ada roboh tahun lalu, dan ini juga masih terhenti sekarang yang menghubungkan antara Riau bersama dengan Kepulauan Riau dimana selama ini, ini juga yang menghubungkan Roro antara Riau, dan .

Kemudian Kampung Balak, ini Kampung Balak adalah Kepulauan Meranti. Kondisi saat ini adalah rusak ringan, perlu perbaikan Dermaga sehingga pada saat ini juga tidak difungsikan karena Dermaga Mengkapan juga rusak berat. Jadi ini cantolannya adalah ke Mengkapan ini sehingga sekarang juga untuk Kampung Balak ini juga belum bisa operasional karena Dermaga yang ada di Mengkapan itu belum terbangun.

Kami telah menyampaikan kepada Menteri Perhubungan, sudah juga turun Pak Dirjen juga kesana. Namun demikian kami juga sangat berharap tentunya kelanjutan untuk memfungsikan Mengkapan dan sekaligus baik untuk Kepulauan Meranti maupun juga untuk Kepulauan Riau.

Kemudian Dumai. Ini Dumai adalah khususnya yang kami sampaikan, adanya pembangunan Roro yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Riau. Roro ini sudah lama terbangun dan untuk dimaklumi saat ini terjadi rusak ringan dan untuk dimaklumi oleh bapak ibu, Bapak Presiden kita telah menyampaikan pada waktu Konferensi Tingkat Tinggi Indonesia-Malaysia- Growth Triangle yang dilaksanakan di Bangkok beberapa bulan yang lalu. Kebetulan kami juga mengikuti kontingen Beliau, waktu itu Beliau telah menyampaikan kepada Perdana Menteri Malaysia dan Perdana Menteri Thailand bahwa untuk juga menghubungkan antara Indonesia-Malaysia- Thailand ini adalah juga melalui tentunya adanya Pelabuhan Roro Dumai- Malaka ini.

- 10 -

Nah ini sebenarnya sudah beberapa kali pertemuan antara Pemerintah kita Indonesia bersama Pemerintah Malaysia baik di Malaysia maupun juga di Indonesia. Namun saat ini juga belum ada dukungan anggaran dari Kementerian Perhubungan padahal juga ini Pak Dirjen juga telah berkunjung kesana. Kami juga mohon dukungan dari Komisi V kiranya dapat kita wujudkan.

Kemudian kondisinya sekarang juga ada beberapa kondisi yang rusak berat, namun pada saat ini juga masih kami fungsikan khusus untuk penyeberangan antara Dumai dan Pulau Ropan. Kemudian yang selanjutnya ada Pelabuhan Tanjung Kapal ke Ropat, inilah yang menghubungkan antara Dumai dan Ropat yang sekarang juga masih operasional. Namun demikian tentunya kalau untuk yang berkaitan Roro yaitu Dumai-Malaka ini memang dibutuhkan beberapa dukungan dari Kementerian Perhubungan terutama juga sisi laut dan sisi darat.

Kemudian ada lagi yang berkenaan dengan Pelabuhan, ini juga penyeberangan air putih, ini di Bengkalis. Kemudian juga ada Sungai Selari, Sungai Pakning, yang sekarang ini dalam rangka untuk mengatasi penyeberangan antara Riau dengan Kepulauan Riau, saat ini kita memanfaatkan yang penyeberangan yang ada di Sungai Selari, Sungai Pakning ini, yang sekarang sudah mulai berjalan.

Kemudian Alai Insit, Alai Insit ini di Kepulauan Meranti, kemudian di Pecah Buyung juga ini juga sudah fungsional. Ini juga termasuk bantuan dukungan dari Kementerian Perhubungan. Ini tujuannya adalah lintas penyeberangan Pulau Tebing Tinggi dan Pulau karena Kepulauan Meranti ini terdiri dari 4 pulau yang memang jalan satu-satunya adalah dengan menggunakan Feri.

Kemudian ada Dakal Ketan Putih. Ini adalah penyeberangan antara Pulau Kepulauan Meranti juga dengan Bengkalis dan kami maklumkan juga ini Bengkalis juga termasuk pulau terluar. Jadi karena itulah, kami harapkan juga dukungan hubungan ini dalam rangka juga untuk mengatasi keterisolasian Pulau Bengkalis yang berada di Pulau Terluar dan kebetulan di Pulau Bengkalis juga Ibukota Kabupaten Bengkalis.

Kemudian kami informasikan berkenaan dengan Simpul Transportasi Laut. Pelabuhan Utama kita adalah Pelabuhan Dumai, Pelabuhan Pengumpul kita adalah Pelabuhan Bengkalis, Pelabuhan Sungai Pakning, Pelabuhan Kuala Enok, Pelabuhan Tanjung Buton, Pelabuhan Pekanbaru, Pelabuhan Pembilahan dan Pelabuhan .

Pelabuhan Pengumpan Regional yaitu Pelabuhan Tanjung Medang, Pelabuhan Kuala Gaung, Pelabuhan Sungai Guntung, Pelabuhan Bagan Siapi-api, Pelabuhan , Pelabuhan Rengat dan Pelabuhan Meranti. Sedangkan Pelabuhan Pengumpan Lokal, yaitu Pelabuhan Batu Panjang, Pelabuhan , dan Pelabuhan Batu Enam. 3 outlet pintu gerbang laut utama di Provinsi Riau sesuai RT/RW Provinsi Riau Tahun 2018 sampai dengan 2038 yaitu Dumai, Tanjung Buton dan Kuala Enok. Pelabuhan Dumai - 11 - dikelola oleh PT Pelindo Cabang Dumai, Pelabuhan Tanjung Buton dikelola bersama KSOP Sungai Pakning dan PT Samudera Siak, Pelabuhan Kuala Enok dimililki oleh PT Pelindo I Cabang Pembilahan yang saat ini juga belum beroperasi.

Kemudian untuk Simpul Transportasi Udara. Di Provinsi Riau ini juga ada Bandara Udara Pengumpul Skala Sekunder, kemudian juga ada Bandara Udara Pengumpul Skala Tertier itu ada di Dumai. Kemudian juga ada Bandara Udara Pengumpan Bandar, Bandara Jayapura Kabupaten Legi Hulu, Bandara Tempuling di Negeri Hilir dan juga ada Bandara Pasir Pengaraian. Kemudian ada Bandara Udara khusus yaitu Bandara Sultan Syarif Has Harun Setyanegara dan Bandara Udara Sungai Pakning dan kondisi Bandara SK ini runway-nya 2.600 kali 45 meter, eksistensi 2 buah, upfront 44 ribu meter persegi. Gedung terminal 25.709 meter persegi, luas parker 9.136 meter persegi dan kondisi Bandara Pinang Kampai, ini runway-nya 1.800 meter persegi sampai dengan 30 meter persegi, upfront-nya 110 kali 70 meter persegi, gedung terminal 1.011 meter persegi, luar parkir 5.321 meter persegi.

Melalui kesempatan ini juga kami laporkan berkenaan dengan Sumber Daya Air yang ada di Provinsi Riau. Di Provinsi Riau ini ada beberapa sungai besar. 1. Sungai Indragiri, Sungai Indragiri ini melintasi 3 provinsi yaitu Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Barat dan juga Jambi. 2. Sungai Siak, ini juga melintasi 4 kabupaten/kota masih dalam Provinsi Riau. 3. Sungai Rokan, juga melintasi 3 provinsi yaitu Provinsi Riau, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. 4. Sungai Kampar, melintasi 2 provinsi yaitu Provinsi Riau dan Sumatera Barat.

Kondisi semua sungai-sungai besar di Provinsi Riau dalam kondisi saat ini tercemar akibat limbah industri dan permukiman di Hulu dan Hilir Sungai. Kemudian juga mengalami pendangkalan sedimentasi dan abrasi yang begitu besar. Kemudian juga keempat sungai besar tersebut juga dikelola oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera III, Sumatera III berada di Riau dan Sumatera V berada di Sumatera Barat.

Kondisi Pantai Pulau Terluar di Provinsi Riau, ini terutama penanganan pemulihan kawasan pesisir dan laut di Pulau-Pulau Perbatasan dengan Malaysia di Provinsi Riau dikoordinasikan oleh Menko Maritim. Arahan Pak Menko Maritim dan Investasi: 1. Menugaskan BPPT untuk melaksanakan kajian teknis dan kebutuhan biaya. 2. Mengarahkan agar hasil riset dari tim studi segera ditindaklanjuti. 3. Mempertahankan Pulau dengan garis pantai yang ada dan menghidupkan perekomiannya. 4. Perlu dibangun titik-titik suar karena titik koordinat yang baru.

Untuk dimaklumi bahwa kondisi eksisting 3 pulau terluar yang ada di Riau, ada Rupat, ada Bengkalis, ada Rangsang ini terbatasnya adalah akses - 12 - diversi dasar baik jalan, air dan listrik. Kemudian tingginya tingkat kemiskinan keluarga pra sejahtera di ketiga pulau tersebut. Kemudian juga terjadinya abrasi dengan tingkat kekritisan tinggi sepanjang 167,22 kilometer persegi. Abrasi yang begitu tinggi ini adalah disebabkan ketiga pulau ini adalah terdiri dari tanah gambut.

Sehingga pada waktu terjadinya gelombang besar dari Selat Malaka yang langsung berhadapan dengan 3 Pulau, ini banyak yang tergerus ya terutama tanah-tanah masyarakat juga tanaman masyarakat. Penyebab Abrasi, kerusakan gambut dan mangrove ini di 2 kabupaten ini baik Bengkalis maupun Pulau Meranti seluas 16.090 hektar. Kemudian gelombang dari arus laut yang besar dari Selat Malaka.

Dampak abrasi, mundurnya garis pantai akan mempengaruhi sumber daya alam dan zona ekonomi eksklusif, hilangnya mata pencarian masyarakat, infrastruktur jalan, rumah, fasum, fasos terancam rusak, dan pendangkalan alur sungai dan laut sekitar Pelabuhan mengganggu aktivitas pelayaran.

Selanjutnya rusaknya perlindungan pantai alami ekosistem mangrove, hilangnya pantai dengan tipycal gambut yang tidak akan terbentuk kembali, bergesernya garis pantai yang akan mempengaruhi geo politik Indonesia. Rekomendasi dari hasil kajian teknis dan biaya, pemulihan kawasan melalui teknologi revitalisasi, pemulihan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat, total biaya Rp.2,1 Triliun.

Untuk penanganan abrasi perlu dibangun bangunan pengaman pantai sepanjang 139,85 kilometer dengan estimasi biaya Rp.1,94 Triliun dibangun bertahap Tahun 2004 sampai dengan 2004. Pengembangan ekosistem pesisir dan mangrove, biaya Rp.23,78 Miliar, restorasi lahan gambut, biaya Rp.94,96 Miliar.

Melalui kesempatan inilah dengan persoalan yang dihadapi oleh Provinsi Riau berkaitan dengan Pembangunan Infrastruktur, tentunya kami ada beberapa prioritas usulan jalan dan jembatan Tahun 2021, termasuk juga yang berkenaan dengan pembangunan beberapa pelabuhan dan juga mengatasi abrasi. Kami maklumkan mungkin yang telah disetujui oleh Menteri Bappenas, mungkin tidak kami sampaikan lagi. Ini juga usulan juga nanti kami sampaikan kepada Pimpinan dan Anggota Komisi V.

Namun demikian, kami perlu sampaikan informasi terutama berkaitan dengan jalan akses Pelabuhan Kuala Enok, ini ada usulan kami pre-reservasi jalan Sungai Angkar Bagan Jaya dan Bagan Jaya Kuala Enok sepanjang 63,2 kilo yang saat ini luas yang belum tertangani yaitu jalan Bagan Jaya Kuala Enok sepanjang 50 kilometer persegi.

Untuk dimaklumi disini sudah ada pelabuhan juga dibangun oleh Kementerian Perhubungan dan saat ini juga dikelola oleh PT Pelindo dan untuk dimaklumi disini juga dipersiapkan Kawasan Industri Kuala Enok. Kalau seandainya Pelabuhan ini juga bisa difungsikan dan Kawasan Industri juga ini - 13 - bisa nanti dimanfaatkan, juga akan membantu ini saudara-saudara kita yang langsung berbatasan dengan Kabupaten di Daerah Jambi.

Karena Jambi dekat disini, ya berbatasan dengan Jambi dan dari Pak Gubernur Jambi sudah menyampaikan dan kami sudah menyampaikan informasi kepada Beliau, kalau seandainya ini bisa difungsikan, Jambi juga terbantu dengan adanya Pelabuhan di Kuala Enok ini. Oleh karena itu, memang sangat dibutuhkan juga pembangunan jalannya sampai Kuala Enok.

Selanjutnya yang ada poin 9 kami sampaikan, ini pembangunan jalan tarif itang sampai simpang batang 17 kilometer ini lokasinya di Dumai, kami laporkan juga dengan Pimpinan Dewan dan Anggota Dewan. Saat ini di wilayah ini sekarang menggunakan jalan yang sangat sempit, jalan kecil karena disitu sekarang juga sudah ada kawasan Cilebuk Gaung namanya di Dumai. Selalu komplit dan selalu juga kecelakaan masyarakat disana sehingga juga selalu masyarakat juga demo.

Karena jalan yang digunakan oleh kawasan disana adalah melewati jalan-jalan kampung masyarakat. Untuk dimaklumi jalan ini sebenarnya dulu juga ada dukungan dari Kementerian PU tapi tidak berlanjut. Ya karena itu, kami mohon juga dukungan Pimpinan dan Anggota DPR RI Komisi V karena disini ada Kawasan Industri yang sekarang sudah bergerak yang sudah berfungsi.

Sementara cukup banyak perusahaan yang ada disana tetapi kondisi sekarang disana karena memang jalan yang digunakan jalan masyarakat. Karena itu selalu masyarakat disana demo dan selalu juga menghentikan kegiatan-kegiatan produksi industri disana. Oleh karena itu, kami juga mengharapkan dukungan dari bapak ibu Anggota Dewan sehingga tentunya jalan ini bisa difungsionalkan. Sebab awalnya dulu jalan ini telah disiapkan oleh Pemkot dan bersama Pemprov namun untuk peningkatannya baru sekitar lebih kurang 5 kilometer.

Kemudian yang selanjutnya kami sampaikan juga berkenaan dengan sektor perhubungan. Untuk sektor perhubungan ini tadi kami sudah sampaikan juga bahwa berkenaan dengan Roro Dumai Malaka ini. Harapan kami juga adanya sharing antara Provinsi bersama Kementerian Perhubungan, kami juga sudah sepakati sebenarnya dengan Pak Dirjen waktu itu Pak Dirjen Perhubungan Darat.

Jadi nanti ada sisi laut, juga ada sisi darat, nanti yang kami harapkan juga bantuan dari Kementerian Perhubungan yaitu rehab dermaga. Kemudian peningkatan fasilitas laut, ini ada penambahan listing dolpin kemudian peningkatan fasilitas darat pelabuhan kantor, parkir, dan terminal. Dan ini kami harapkan tentunya dalam rangka operasional Roro Dumai Malaka untuk dimaklumi beberapa waktu lalu dalam pembahasan kita juga sebenarnya untuk transportasinya berupa Roro-nya juga sudah disiapkan oleh ASDP.

Kemudian kami laporkan juga pada kesempatan ini untuk rehab dermaga memang sebagian juga sudah ada yang dikerjakan kami dari - 14 -

Pemerintah Provinsi. Namun untuk pengembangan fasilitas sisi darat pelabuhan yang memang belum saat ini ditindaklanjuti oleh Kementerian Perhubungan sesuai dengan kesepakatan kami dengan Dirjen Perhubungan Darat waktu itu.

Kemudian yang selanjutnya kami juga mengusulkan dan ini juga sudah kami sampaikan juga kepada Pak Menteri Perhubungan bahkan juga Pak Menteri Perhubungan juga telah menugaskan Staf Ahli untuk meninjau. Tentang pernambahan panjang dan lebar runway Bandara Udara Pinang Kampai yang ada di Dumai.

Kami sampaikan juga informasi kepada bapak ibu Anggota Dewan yang terhormat bahwa sebenarnya Dumai ini juga kalau nanti misalnya ditambah perpanjangan runway-nya, bukan hanya untuk Dumai. Sebenarnya juga kalau ini bisa dipersiapkan panjangnya dari kondisi yang sekarang, punya prospek juga selain bisa untuk kepentingan Dumai, bisa juga untuk Kabupaten Bengkalis, bisa juga untuk Kabupaten Rokan Hilir termasuk juga kabupaten yang bertetangga dengan Sumatera Utara.

Ya karena dari Dumai ke Ranto Prapat ini tidak begitu jauh. Jadi menurut kami kalau memang runway Bandara Pinang Kampai ini ditambah panjangnya dan ini sangat membantu, nanti dalam rangka untuk transportasi udara. Baik untuk Provinsi Riau maupun juga untuk Provinsi Sumatera Utara.

Kemudian kami juga mengusulkan pembangunan pengaman pantai Pulau Terluar Indonesia ini sepanjang 139,85 kilo. Ini dalam hal pembahasan ini sudah 7 kali kami rapat di Kantor Pak Menko dan kami juga sudah sampaikan juga kepada Pak Menteri Bappenas, bahwa saat ini memang sudah ada masuk di dalam APBN.

Namun dalam hal panjangnya sesuai dengan apa yang kami ketahui dari Balai Wilayah Sungai Sumatera III ini belum sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, kami juga mengharapkan untuk menghindari berkenaan dengan semakin tergerusnya tingginya abrasi yang sekarang ini diterima oleh masyarakat di 3 pulau terluar ini, kami juga sangat mengharapkan dukungan dari Anggota Komisi V kiranya juga dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

Di samping itu juga kemarin kita juga ada beberapa mengusulkan berkaitan dengan pembangunan turap di kabupaten, yaitu juga di Tebing Sungai Kuatan ini juga abrasinya juga sudah cukup besar. Termasuk juga turap sungai siak di Kota Pekanbaru, ini juga dalam rangka menata kota dan sekaligus juga untuk menghindari kerusakan-kerusakaan jalan di berbagai daerah yang ada di kabupaten/kota sebagai tingginya abrasi sungai yang ada di wilayah Provinsi Riau.

Kemudian kami melalui kesempatan ini juga nanti menyampaikan usulan kepada bapak ibu anggota dewan yang kami hormati dan nanti juga akan kami sampaikan dan selanjutnya pada kesempatan ini juga kami laporkan bahwa kami juga telah mengusulkan beberapa ruas jalan dari - 15 - awalnya adalah jalan provinsi menjadi jalan nasional. Kenapa kami mengusulkan ini? Memang karena jalan provinsi yang ada sekarang ini memang ada beberapa ruas jalan yang menghubungkan antar provinsi.

Misalnya, kami berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat, berbatasan Provinsi Sumatera Utara, termasuk berbatasan dengan Provinsi Jambi. Kami sudah membicarakan juga itu dengan masing-masing Gubernur dan masing-masing Gubernur menyepakati. Namun pada saat ini yang telah disetujui oleh Kementerian PU baru 1 ruas jalan yang telah kami usulkan. Yaitu Jalan dari Rantau Berangin menuju Tandun, Tandun Pasir Pengaraian, kemudian juga Pasir Pengaraian sampai ke Padang Lawas, Padang Lawas ini adalah Kabupaten di Sumut.

Sementara masih ada juga yang belum direstui ya terutama berkaitan dengan Dalu Mahato dan Mahato Simpang Melanggala yang ini juga nanti akan ketemu dengan berbatasan dengan Sumatera Utara. Karena itulah tentunya kami mengharapkan dukungan bapak ibu anggota dewan yang terhormat sehingga tentunya beberapa ruas jalan yang memang ruas jalan provinsi ini telah masuk juga dalam ruas jalan lintas provinsi, kami juga melalui kesempatan ini akan menyampaikan usulan-usulan.

Kami kira mungkin itulah yang dapat kami sampaikan pada kesempatan ini dan kami pada kesempatan ini ingin menyampaikan beberapa harapan. Yang pertama adalah sebagaimana dimaklumi kontribusi Provinsi Riau terhadap nasional cukup signifikan, ya nilai PDRB dan ekspor, produksi perkebunan dan untuk dimaklumi juga. Alhamdulillah walaupun kemarin kita Riau mengalami Pandemi Covid 19 tetapi untuk produksi perkebunan sawit kita sebagai penghasil sawit masih bisa dikendalikan. Karena juga harga sawit cukup bagus sehingga ekspor sawit juga tidak terganggu dengan Pandemi Covid 19.

Kemarin yang terganggu cuman yang berkaitan dengan produk, berkaitan dengan karet, kemudian juga sagu, termasuk produk pulp and paper. Itu memang tidak maksimal kemarin ekspornya karena memang itu sesuai dengan daya beli luar negeri. Kemudian Migas dan memberikan kontribusi besar bagi nasional, 70 sampai 80% perekonomian Riau masih ditopang dengan sektor pertambangan, pertanian, perkebunan, kehutanan serta industri yang berbasis sumber daya alam.

Sektor berbasis sumber daya alam ini mempunyai keterbatasan produksi dan ketergantungan harga juga secara global. Provinsi Riau perlu Pengembangan Pusat Pertumbuhan Ekonomi baru dan hilirisasi industri. Hal ini sejalan dengan arahan RPJMN Tahun 2020-2024 yaitu Transformasi Ekonomi dari ketergantungan sumber daya alam menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern.

Transformasi ini membutuhkan dukungan juga infrastruktur. Saat ini kualitas produksi Provinsi Riau belum memadai antara lain dilihat dari indeks jalan mantap Provinsi Riau yang jauh di bawah rata-rata jalan nasional. - 16 -

Sebagian usulan Provinsi Riau untuk APBN Tahun 2021 telah disepakati dalam Forum Musrenbangnas Tahun 2020 yang lalu.

Namun masih ada beberapa usulan prioritas yang belum disepakati dan yang belum dibahas. Seperti misalnya pembangunan jalan nasional menuju Pusat Ekonomi yang perlu ditingkatkan, penambahan panjang bangunan pengaman pantai terluar Indonesia sangat diperlukan untuk mengatasi dampak abrasi pantai yang dapat mempengaruhi garis batas antara Indonesia dan Malaysia.

Pengembangan beberapa pelabuhan penyeberangan khususnya terkait dengan Roro Dumai Malaka, peningkatan alokasi DAK APBN Tahun 2021 bidang Infrastruktur sangat kami harapkan, peningkatan status menjadi jalan nasional kami mohon juga dapat rekomendasikan ke Kementerian PUPR karena beratnya pembiayaan infrastruktur Provinsi Riau. Untuk itu, kami harapkan dukungan yang terhormat Ketua dan Para Anggota Komisi V DPR RI semoga usulan yang telah disepakati, usulan prioritas yang belum disepakati maupun usulan yang belum sempat dibahas di Musrenbangnas dapat disetujui dan diakomodir dalam APBN Tahun 2021.

Kami kira inilah beberapa hal yang dapat kami sampaikan. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami dan sebelum kami akhiri, kami sampaikan Pantun Penutup bu.

Lancang Kuning Berlayar Sepekan Berlayar Menuju Pulau Harapan Tunjuk Ajar Dewan Kami Tadahkan Demi Kemajuan Rian Di Masa Depan.

Terima kasih. Lebih kurang, kami mohon maaf.

Kami sudahi dengan Billahi Taufiq Wal Hidayah, Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/ F.PPP):

Terima kasih kami ucapkan kepada Pak Gubernur yang telah menyampaikan masukannya. Selanjutnya, kami persilakan kepada Anggota Komisi V DPR RI untuk menyampaikan pertanyaan dan tanggapannya, dimulai Pak Herson dari PDIP.

Silakan Pak Herson.

F-PDIP (H. HERSON MALUYU, S.IP.):

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Pimpinan dan segenap Anggota Dewan Komisi V yang saya hormati, Pak Gubernur beserta jajaran, selamat datang di Ruang Komisi V. - 17 -

Saya tidak banyak komentar, karena keluhan Pak Gubernur sama juga dengan keluhan saya seperti itu. Oleh karena itu, Teman-teman Komisi V kita beri apresiasi yang baik kepada Gubernur dan tentu kita juga bersepakat untuk mendukung sepenuh hati apa yang menjadi permohonan dari Provinsi Riau melalui Pak Gubernur. Pak Gubernur ini baru sekitaran 2 tahun ya Pak Gub? Belum sampai ya.

Selamat, semoga usulan-usulan Pak Gubernur ini tidak hanya bertahan di Komisi V tentu juga bisa dibawa oleh Pak Hamka Komisi Anggaran. Sekuat apapun kemampuan kami disini, tetapi penentuannya ada di tangan Pak Hamka, ada dana tidak seperti itu. Oleh karena itu, Pak Gubernur harus banyak mendekati Pak Hamka, seperti kami juga di Komisi V sama berupaya membujuk Pak Hamka. Mungkin itu Pimpinan.

Sekali lagi Pak Gubernur terima kasih.

Wallahumma Fiq Illa Aquamitoriq, Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/ F.PPP):

Terima kasih Pak Herson.

Silakan Pak Sudewo dari Gerindra.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Terima kasih Pimpinan. Selamat Sore Pak Gubernur dengan seluruh jajarannya.

Saya mengapresiasi kehadiran Pak Gubernur pada forum kali ini. Tidak jarang, tidak banyak memang, tidak banyak maksudnya Kepala Daerah, Gubernur yang mau bertandang kesini. Mengapa saya menyampaikan apresiasi? Apa yang dilakukan Gubernur tentu saja merupakan ikhtiar untuk kemajuan daerah, untuk kesejahteraan rakyat di Provinsi Riau. Ingin saya sampaikan kepada Pak Gubernur, bahwa kami ini ada beberapa keterbatasan meskipun ada juga kewenangan yang kami punya.

Saya berbicara soal keterbatasan masalah regulasi Undang-Undang, bahwa ada satu Undang-Undang yang mengatur Anggota DPR RI tidak bisa berbuat banyak untuk mengakomodir kepentingan daerah. Misalnya, kayak Undang-Undang Jalan. Pak Gubernur menyampaikan keterbatasan pembangunan jalan disana, itu menghambat perkembangan ekonomi tetapi oleh kami Anggota DPR RI jalan yang bisa diintervensi oleh kami adalah status jalan nasional dan strategis nasional.

Keterbatasan yang kedua adalah tentu masalah anggaran pak. Kami bersama dengan Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan sebagai - 18 - mitra kerja kami melakukan fungsi budgeting. Tentu melihat seluruh wilayah Indonesia, tidak hanya Provinsi Riau, tapi dengan usaha Pak Gubernur yang begitu bagus, berkenan hadir disini, berkoordinasi dengan Komisi V.

Tentu saya dan mungkin barangkali kawan-kawan yang lain, bapak ibu Anggota Komisi V yang lain itu memberikan perhatian khusus kepada Provinsi Riau. Manakala ada suatu peluang dan ada hal-hal yang memang bisa kita lakukan untuk memberikan support Provinsi Riau, tentu akan kami lakukan karena memang tidak banyak Kepala Daerah yang mempunyai ikhtiar, mempunyai semangat perjuangan seperti bapak.

Saya kira itu saja Pimpinan yang bisa saya sampaikan. Saya izin ini apa yang saya sampaikan kepada Pak Gubernur bisa ditanggapi langsung atau tidak, tidak jadi masalah. Tetapi itulah kondisi yang kami hadapi karena pasca ini, saya izin Pimpinan ada tugas lain dari Pimpinan Partai untuk saya lakukan.

Terima kasih. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/ F.PPP):

Terima kasih Pak Sudewo.

Silakan Pak Eddy Santana dari Gerindra.

F-P.GERINDRA (Ir. EDDY SANTANA PUTRA, M.T.):

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Pimpinan Komisi V yang saya hormati beserta Rekan-rekan, Teman-teman Anggota Komisi V DPR RI, Pak Gubernur Riau beserta jajaran yang sangat saya hormati.

Pertama, tentu saya sama seperti teman lain memberikan apresiasi kepada Pak Gubernur yang giat ya mencari jalan solusi sehingga sampailah ke Komisi V ini. Sebetulnya saya iri pak dengan Gubernur saya begitu, kenapa tidak mengajukan hal yang sama itu, padahal disini ada beberapa Anggota Dapil-nya disana. Jadi kita sebagai, Saya Eddy Santana Putra dari Dapil Sumatera Selatan I. Jadi kalau Gubernur saya seperti bapak, lebih giat lagi begitu kita memperjuangkan.

Nah saya hanya ingin tanya dulu pak APBD Riau ini berapa pak untuk Provinsi dan Total kabupaten/kota, berapa pak kira-kira? 10T ya? Kabupaten/Kota lain kan? Total-total bisa 25 sampai 30 bisa? Saya kira cukup besar.

- 19 -

Pak Gubernur.

Tadi yang disampaikan ada upaya bapak misalnya karena sulitnya sama daerah itu, sulitnya mencari jalan bagaimana menutupi kekurangan terutama untuk infrastruktur jalan, jembatan, dermaga begitu. Termasuk Pengaman Pantai termasuk juga Bandara, sehingga terjadi banyak kekurangan untuk melakukan itu. Sehingga upaya-upaya tentunya melalui permintaan, permohonan di Dana Alokasi Khusus. Hanya dengan kondisi sekarang, saya juga di Banggar pak.

Jadi saya melihat angka-angka itu semua pada turun pak pendapatan, tidak mungkin kita, rasanya ingin membantu tetapi mungkin yang dikotak-katik ini di PUPR itulah pak. Upaya bapak mungkin menjadikan jalan provinsi ke jalan nasional, statusnya menaikkan, saya kira ini sedang dibahas juga pak di Undang-Undang Lalu Lintas Angkutan Jalan.

Keinginan kami saya mungkin Teman-teman nanti status jalan itu tidak masalah, tidak usah dinaikan. Jadi Dana APBN itu bisa langsung mengerjakan Jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten begitu. Kalau sebaliknya agak sulit juga, kecuali kaya sekali kan, kabupaten yang kaya bisa melakukan itu ke jalan nasional tetapi jarang ini, nah kebanyakan kurang.

Status jalan ini itu tidak masalah, hanya yang kita upayakan sekarang Menteri itu bisa masuk, bisa melakukan itu di jalan-jalan status yang di bawahnya, sedangkan jalan nasional 90% mantap pak. Artinya tinggal sedikit lagi itu. Berarti kemana ini urusan jalan yang perlu diperbaiki. Ini ke jalan provinsi, jalan kabupaten tentu yang banyak daerah parah kondisinya. Nah ini Pak Gubernur.

Kemudian saya ingin mengingatkan saja pak karena kita ini Pandemi Covid 19. Itu sebetulnya dana yang dari APBN itu termasuk yang dimasukan dalam Perpu yang menjadi Undang-Undang terus sekarang sudah menjadi Rp.695 Triliun. Jadi daerah yang kadang-kadang jangan terlalu ikut-ikutan untuk me-refocussing dan merealokasi dananya itu.

Saya tadi bicara juga di depan Menteri Keuangan, apakah tidak lebih baik dibagikan saja ke daerah-daerah ini juga Rp.300 Miliar misalnya 1 daerah, kali 500 150T, itu lebih cepat dia, tentu dengan jumlah penduduk yang berlainan begitu kan. Jadi bisa saja, besarannya diatur seperti itu. Di kota lebih banyak. Kalau di daerah-daerah masalah Covid 19 ini, di kampung- kampung sangat tidak terasa. Jangankan di Sumatera, saya kan dari Sumatera.

Disini saja, saya tinggal di Ciawi situ, di kampung itu tidak ada Covid itu, tidak terasa seperti itu. Yang terasa ini di perkotaan dan kalau dana itu dievaluasi dibagikan juga ke daerah dan daerah tidak usah diganggu APBD- nya untuk menangani itu, saya kira ini akan lebih baik kalau ada daerah, kalau di tempat saya pak di-refocussing. Kemudian direalokasi Rp.400 Miliar sehingga tidak terbayar ini, yang harus misalnya sudah kontrak, pekerjaan- pekeraan tidak terbayar, baru terpakai Rp.25 Miliar. - 20 -

Jadi dapatnya Rp.400 Miliar, sedangkan kontraktor berteriak ini kenapa kami ditunda pembayarannya, seperti itu. Saya kira saya mendukung sekali tentunya ini harus kita perhatikan permintaan Gubernur Riau ini, tentu bukan permintaan Beliau pribadi tetapi rakyat Provinsi Riau yang notabene perbatasan dengan Malaysia. Masa Malaysia bagus kita kurang bagus misalnya seperti itu. Pada suatu saat mungkin ada jembatan disana dari Malaysia ke Provinsi Riau.

Saya kira ke depan mulai berpikir rencana seperti itu, karena jalan kita jalan nasional itu kalau dulu ada kesepakatan Asia Pasifik pak. Mulai dari utara, dari Rusia, dari China itu bisa sampai ke Indonesia. Mereka sudah bagus semua sampai Singapura, Malaysia sudah bagus semua, tinggal Indonesia di Sumatera saja belum beres. Jadi ini harus ada upaya percepatan-percepatan.

Terima kasih. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/ F.PPP):

Terima kasih Pak Eddy.

Berikutnya Pak Ahmad Syaikhu silakan dari PKS.

F-PKS (AHMAD SYAIKHU):

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semuanya.

Yang saya hormati Pimpinan dan Rekan-rekan Komisi V, Juga Pak Gubernur beserta seluruh jajaran yang saya hormati/saya banggakan.

Pertama, saya sangat bersyukur dalam kesempatan ini ketemu bersama Gubernur dan jajaran. Saya kira Pak Gubernur menjadi suatu hal yang tepat untuk menyampaikan aspirasi kepada kami di Komisi V karena menyangkut kebanyakan semuanya adalah infrastruktur. Sehingga Insya Allah Rekan-rekan di Komisi V juga siap membantu ya, apalagi disini ada Dapil yang memang dari Riau.

Yang kedua juga ketapatan bapak juga kalau komunikasi di Komisi V itu juga sekaligus mungkin bisa disampaikan juga nanti ke Menteri Bappenas, karena Beliau yang memimpin adalah dekat dengan Pak Menteri. Namun demikian ada hal yang barangkali ingin saya sampaikan karena dari paparan tadi nampaknya banyak sekali yang terlalu banyak begitu, tidak fokus.

Kalau bisa dilakukan pemfokusan, misalnya ya biasa-biasa kalau kita melihat paparan dari Kementerian PUPR sangat ini. Misalnya, upaya - 21 - bagaimana mengatasi apa namanya strategi nasional. Jadi fokus kesana termasuk dari sanalah kita akan berbicara masalah jalan, perhubungan dan sebagainya.

Saya kira Riau ini menjadi Provinsi yang strategis. Pertama tadi dia berbatasan dengan Malaysia yang tentu ini yang menjadi keunggulan juga bagaimana menampilkan Indonesia di permukaan dengan negara lain. Yang kedua dari sisi banyak faktor kaitan dengan komoditi yang ada disana, saya kira ini juga apa namanya menjadi keunggulan. Sehingga tadi faktor-faktor mana yang kira-kira tadi akan diungkapkan untuk mendongkrak pergerakan- pergerakan komiditas yang lebih baik di Riau.

Saya kira nanti dengan focussing seperti itu, Insya Allah ini akan mungkin bisa berjalan. Mungkin kalau kita tadi banyak keterbatasan, misalnya ada pentahapan-pentahapan yang jelas. 2021 apa yang harus kita bantu, 2022 apa, sehingga dengan kejelasan itu Insya Allah ini akan memudahkan dalam proses perencanaan ke depan. Saya kira itu pak.

Terima kasih atas segala kehadiran beserta seluruh jajaran. Mudah- mudahan Insya Allah ada hal yang bisa kita golkan.

Wallahumma Fiq Illa Aquamitoriq, Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/ F.PPP):

Terima kasih Pak Ahmad Syaikhu.

Silakan kepada Pak Bakri dari PAN.

F-PAN (H.A. BAKRI H.M., S.E.):

Terima kasih Bu Ketua.

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Pimpinan yang saya hormati, Saudara-Saudara Ku Anggota Komisi V yang saya banggakan, Yang saya cintai Pak Gubernur serta seluruh jajarannya.

Saya mungkin sepakat dari apa yang disampaikan oleh kawan-kawan terdahulu. Ada Bahasa jangan terlalu banyak Pak Gubernur, kita fokus, hari ini mungkin, Tahun 2021 kita fokus di jalan berapa, di laut berapa, di udara berapa. Setelah itu DAK-nya berapa, sehingga mudah-mudahan di kepemimpinan Bapak Gubernur tinggal 3 tahun, 4 tahun ini mudah-mudahan tercapai itu semua. Tetapi kalau disuruh paksa masuk semua 2021 waduh kita dapil kita tidak muat nanti pak karena kita pun juga menginginkan - 22 - demikian begitu. Tetapi yang jelas saya secara pribadi Pak Gubernur saya akan bantu, Tahun 2009 saya terpilih jadi DPR RI disini pak.

Alhamdulillah ini sudah masuk ke periode ketiga, selalu pak yang namanya Riau itu selalu kita bantu. Memang kembali lagi kepada Pimpinannya pak. Hari ini saya bangga Pak Gubernur hadir disini.

Nah mungkin nanti perlu ditindaklanjuti oleh masing-masing Bupati yang terkait di daerah karena memang kadang-kadang perlu pendalaman, dukungan-dukungan yang sehingga betul-betul memudahkan. Banyak pak dulu Bandara, Pelabuhan, Jalan itu Dumai itu saya banyak sekali bantu Jalan Tolnya. Terus termasuk juga Bandara Pasir Pangaraian apa Rohul ya, Roro, Pelabuhan termasuk Bandara di Pekanbaru ini juga kita bantu pak, jadi banyak.

Jadi perlu penguatanlah dari masing-masing, Insya Allah ini juga gebrakan yang bagus Pak Sahrul bisa membawa Pak Gubernur kesini sehingga dari Sumsel sudah panas juga ini. Kalau Kepri sudah duluan, belum diminta Gubernur, Pak Bupatinya sudah duluan biasanya, tinggal realisasinya saja lagi.

Jadi terima kasih Pak Pimpinan. Saya Insya Allah mudah-mudahan secara pribadi memang ada hubungan khusus, saya akan bantu kegiatan- kegiatan besar di daerah Riau khususnya, terutama Kabupaten Indragiri Hilir pak karena saya disana. Pak Bupatinya berapa kali ingin kita ajak ketemu kayaknya sibuk terus pak.

Saya kasihan lihat Pelabuhan Udaranya, bikin bandara pakai uang pribadi, APBD, aduh saya bilang ini orang bahasa kita Jambi Bahasa apa istilahnya itu? Padahal bisa dibangun bandara melalui uang APBN, susah termasuk juga pengamanan-pengamanan pinggir-pinggir itu. Seperti kampung saya itu pak perlu tiang itu, itu kalau dibikin tula kota baru, semua habis nanti itu pak. Jadi saya minta kemarin Balainya coba kalau perlu semua desa yang ada di sekitar sana dibikin semua turampah, kepalang tanggung, kan itu juga untuk kepentingan orang banyak.

Terima kasih Ibu Pimpinan.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/ F.PPP):

Terima kasih Pak Bakri, tetangganya bapak.

Silakan kepada Pak Sahrul Aidi dari Golkar.

Silakan pak.

F-PG (H. SYAHRUL AIDI MAAZAT, L.C., M.A.): - 23 -

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Selamat sore dan Salam bahagia untuk kita semua.

Yang saya hormati Ibu Pimpinan beserta Teman-teman Anggota Komisi V, Yang kita banggakan Bapak Gubernur beserta jajaran Pemprov Riau.

Kalau boleh Pak Gub berkenan nanti perkenalkan juga pak yang di kiri- kanan Pak Gub itu, sehingga Pengawal Pak Gub ini siapa ini karena yang saya kenal hanya Pak Ahmad Syahrofi sama Pak Rizki ini teman saya dekat. Bapak ibu, Hadirin sekalian yang berbahagia.

Kalau tadi Pak Gub pantun, saya mesti pantun juga ini Pak Ketua. Pantun saya begini.

Tinggi Sungguh Si Burung Terbang, Hinggap Di Atas Pohon Delima, Pak Gubernur Riau Dan Rombongan Diucapkan Selamat Datang, Di Rumah Kami Komisi V.

Saya tentunya bersama dengan teman-teman yang lain ingin memberikan apresiasi yang sama atas kehadiran Pak Gubernur beserta rombongan hari ini. Rasanya saya berdosa besar ini Pimpinan kalau tidak memberikan respon dan dukungan yang kuat karena Provinsi Riau ini adalah Provinsi Saudara Tua Kami ini.

Kepri ini lahir dulu dari Provinsi Riau, tapi Pak Gub perlu bersyukur hari ini ada 1 Pendekar Pak Gub di Komisi V yaitu Bung Syahrul Aidi. Ini kalau berjuang untuk Riau kalau RDP dengan Menteri PU, Perhubungan dan lainnya luar biasa. Kadangkala sampai Beliau katakan tolong Pak Menteri ini Riau ini sampai saat ini masih wilayah NKRI, tolong perhatikan begitu. Jadi berikan applause-lah kepada Pak Syahrul Aidi.

Baiklah.

Pak Gubernur dan Pimpinan, Teman-Teman Komisi V.

Saya kira kita semua wajib memberikan perhatian khusus kepada Riau ini. Karena tadi Pak Gubernur sudah menyampaikan dengan jelas bahwa Riau itu salah satu Provinsi yang memberikan kontribusi yang luar biasa dari dulu kepada negara ini. Dulu ketika produksi minyak nasional itu 1,3 juta barrel, dulu saya baca datanya itu 60% itu bersumber dari Riau, 650 ribu barrel per hari. Hari ini produksi minyak nasional menurun, hampir 900 ribu barrel sepertiga, 30% itu dari Riau bayangkan. Itu baru kita bicara minyak nasional, bahkan belum ada di Indonesia ini 1 project penting enhans recovery yang namanya Duristem Flat itu injeksi uap panas itu hanya 2 ada, satu di Riau, satu di Pantai Selatan Amerika itu. - 24 -

Jadi memang Riau ini obornya negara ini juga. Nah kalau kita bicara Minyak Sawit pak, Riau itu 1 tahun menghasilkan 8,7 juta ton minyak sawit dari 34 juta ton lebih minyak sawit nasional. Ke depan pasti terus ini berkembang karena Pemerintah juga memberikan dukungan replanting besar itu untuk Riau, kalau tidak salah 24 ribu hektar untuk Tahun 2020. Nah ke depan itu kebutuhan ini banyak karena berkembang terus yang namanya Minyak Biodiesel B20. Pemerintah kemarin baru melansir biodiesel B30 dan bahkan mungkin nanti sampai B100 saya juga tidak tahu ini.

Jadi Bu Neng dan Pak Ridwan, Teman-teman, kita bersama-sama wajib memberikan dukungan penuh. Tadi Pak Gubernur sudah menyampaikan panjang lebar usulan. Beberapa waktu yang lalu kita sudah ke Riau, kita sudah berjalan ke beberapa kabupaten dipimpin Pak Ridwan, tetapi kita waktu itu karena terdesak, ketemu Pak Gubernur hanya ½ jam saya kira.

Maka kita undang Pak Gubernur kesini supaya kita perdalam pertemuan kita. Saat itu saya menyampaikan 1 hal yang urgency-nya sangat tinggi seperti yang Pak Gubernur sampaikan tadi, yaitu ada 3 pulau kecil yang terus abrasinya luar biasa di Riau tadi, ada Bengkalis, ada Rupat, Ransang. 3 pulau kecil ini memang pulau yang langsung berbatasan dengan Malaysia. Kalau ini abrasi ini terus berlangsung bu, pulau ini bakal hilang ini karena dia pulau kecil. Ini menyangkut Zona Ekonomi Eksklusif kita, ini menyangkut harga diri negara kita. Saya lihat kemarin di RKAKL Menteri PU Tahun 2021 belum ada anggaran dukungan untuk ini.

Jadi barangkali ini perlu jadi catatan penting kita bu ketika kita nanti membahas RKAKL Lanjutan dengan Eselon I. Kalau boleh ini sudah mesti sudah diangsur 2021. Jangan sampai pulau ini hilang. Pengalaman- pengalaman kita banyak dulu Sipa dan Ligitan, konflik speedly itu dan macam-macam dan jangan sampai kita nanti data jumlah pulau kita kurang karena kehilangan itu.

Kemudian usulan-usulan terkait dengan jalan, pelabuhan, perpanjangan landasan, baik yang baru maupun revitalisasi. Saya kira Pak Gubernur nanti mungkin lebih diperes tadi seperti saran teman-teman supaya fokus begitu. Kalau terlalu banyak kita pun bingung juga ya Pak Hamka ya mau dukungnya. Pak Hamka ini pak kalau dia di Banggar sudah berkeras sedikit, Insya Allah itu lolos. Jadi bapak mesti simpan Pak Gubernur nomor HP Pak Hamka, kalau saya kita sudah tahulah, berteman.

Saya tadi ada sedikit Pak Gubernur, senang saya ada rencana Pak Gubernur mengembangkan kawasan-kawasan ekonomi baru khususnya di bidang pariwisata.

Pak pariwisata ini sustainability-nya luar biasa, multiplier effect-nya hebat. Riau itu punya potensi dan bahkan kalau bisa ke depan kita bisa bangun kawasan pariwisata yang terintegrasi begitu Kepri, Toba, Riau, sehingga length of stay tourist juga lebih panjang waktunya, bisa dari sini ke sini, kemana. Ada 1 yang selalu diceritakan oleh Pak Syahrul Aidi hampir - 25 - setiap Beliau menyampaikan usulan, itu terkait dengan Bonoi itu pak. Bonoi itu saya kira sangat prospektif.

Bu Neng kalau kita nonton televisi Iklan Rokok LA itu, ada itu iklannya saya lihat itu pak, selancar itu, katanya ada 2, 3 hanya di dunia itu. Barangkali itu bisa dikemas sungguh-sungguh, tapi supaya nilai ekonominya tidak hilang pak, jangan sporadis. Kalau bisa itu didesain sedemikian rupa oleh Konsultan Ahli Bidang Pariwisata sehingga dia komprehensif.

Saran saya, kawasan itu bapak mesti tetapkan di dalam peraturan daerah di Riau menjadi Kawasan Ekonomi Khusus. Bapak mesti punya keberanian di Pemprov itu memberikan relaksasi-relaksasi di tingkat daerah sesuai dengan kewenangan bapak. Kalau kewenangannya di daerah bersama DPRD itu dituangkan di Perda itu boleh.

Umpamanya Balai Kementerian membangun disitu nanti IMB-nya kasih gratis, kasih tax holiday 2 tahun pajak hotel restoran dia tidak perlu bayar sama Pemerintah, karena itu kewenangan daerah, boleh pak. Mungkin relaksasi lainnya, one stop service yang menjamin itu benar-benar terukur begitu dengan standar pelayanan yang baik.

Nah mungkin itu bapak bisa jadikan bahan untuk promosi pak ke Singapura, kemana-mana sampai ke Rusia pun tidak apa-apa, orang biasa datang pak. Biasa teori gula dan semut itu dimana ada gula pasti semut berdatangan, tapi kalau tidak ada yang kita tawarkan, barangkali memang sulit. Pak Gubernur ini Pak Ridwan dulu Bupati Siak, Beliau ini Promotor Tour De’Siak itu, jadi Beliau sudah mulai itu. Kalau nanti program-program pariwisata di Bono itu berkembang, tinggal kembangkan di Pekanbaru dan lain sebagainya, tapi mesti didesain seperti itu pak. Kalau itu sudah, bapak dorong ke Pemerintah Pusat itu jadi KSPN pak, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.

Ada 10 yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah pak, luar biasa 1 tahun rata-rata pak saya kira lebih dari 1 Triliun APBN masuk kesitu. Seperti di Likupang, seperti Labuan Bajo, seperti Toba, kita mesti kejar itu Pak Gubernur dan kami akan bantulah, dukunglah itu begitu. Bapak presentasi ke Menteri Pariwisata kemana, tapi kalau Pemerintah sekarang bersemangat memberikan relaksasi-relaksasi di tingkat pusat, bapak dulu memberikan relaksasi di tingkat daerah. Jadi ada bargaining power bapak dengan Pemerintah Pusat.

Nah saya kira mungkin itulah yang dapat saya sampaikan tapi bukan menggurui pak, ini hanya mungkin kita sharing pemikiran. Karena apapun yang bapak lakukan ke pusat ini mesti dengan strategi, tetapi yakinlah pak kalau Gubernur-Gubernur yang datang kesini, kami pasti kasih perhatian sungguh-sungguh. Kemarin saya bawa Gubernur Kepri, kita sedang berjuang Jembatan Batam Bitan, sama-sama kita berdoa, semoga semua wilayah kita pikirkan tapi Riau karena Riau memberikan kontribusi. Orang lain dapat otonomi khusus, dapat ini, dapat itu, orang Melayu ini baik-baik pak berjuangnya dengan pantun, tari-tarian saja, tak dengan maki-maki orang, - 26 - tapi tolong perhatikan juga, tapi kalau mereka sudah nanti berkeras, sudah susah juga kita ini. Jadi saya kira itu pak.

Terima kasih Pak Gubernur, mohon maaf.

Saya sudahi dengan ucapan salam bahagia, selamat sore.

Billahi Taufiq Wal Hidayah, Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/ F.PPP):

Dilanjutkan oleh Pak Hamka, silakan dari Golkar.

F-PG (Drs. HAMKA BACO KADY, MS.):

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Pimpinan dan seluruh Anggota yang saya hormati, Pak Gubernur dan seluruh jajarannya yang saya banggakan.

Pertama, saya telah disebut-sebut tadi semuanya tapi yang pertama yang ingin saya sampaikan bahwa kita tidak usah pesimis dengan kondisi sekarang. Memang kita harus maklum bahwa pertumbuhan ekonomi kita kalau di wilayahnya bapak di Riau pasti tidak minus, tadi 2 koma sekian ya pak ya. Kwartal I Indonesia itu 2,97, Kwartal II itu minus 3,8, sehingga Semester I kita minus antara minus 1 sampai 4.

Tapi bukan berarti bahwa kita harus pesimis dengan kondisi itu. Minus- minus ini sebenarnya kita tutupi dengan pelebaran defisit anggaran yang berdasarkan Perpres Nomor 72 yang terakhir itu untuk menutupi itu kekurangan penerimaan negara itu 1.038,3 Triliun itu ditutupi oleh segala macam pinjaman, macam-macam saja. Sehingga balance debet kredit-nya neraca negara ini masih imbanglah, karena ada utang.

Yang ingin saya garis bawahi disini adalah mengenai kondisi bapak sekarang, mungkin ada pengurangan yang tadi Pak Eddy Santana refocusing dan sebagainya untuk Covid. Itu wajib, karena antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat juga punya kewenangan dan berdasarkan Undang- Undang Otonomi Daerah, kan seperti itu pak. Apapun namanya kita juga tidak boleh terlalu tergantung karena kita punya otonomi khusus yang masyarakat juga membutuhkan karena ada PAD-nya.

Izin Pak Gubernur, PAD-nya berapa Pak Gub? Riau saja, Provinsi? Rp.3,8 Triliun. Tadi RAPBD-nya Riau Rp.10 Triliun. Artinya apa? Harus ada nombok, harus ada transfer daerah dari Jakarta 6 koma sekian Triliun. Itulah yang menjadi DAK, DAU dan sebagainya dan sebagainya. - 27 -

Yang ingin saya stressing dulu nanti kita bicara ke depan pak yang sekarang dulu, apa yang berkurang di APBD bapak? Itu yang harus kita perjuangkan. Tadi Pak Eddy Santana mengatakan bahwa kita alokasi, saya kira sudah siap alokasinya pak. Dari Rp.695,2 Triliun biaya Covid itu tidak semua ke Covid, disitu ada nanti DID.

Dana Insentif Daerah itu disiapkan 5 Triliun, karena akan diberikan bagi daerah-daerah yang bisa menyelesaikan persoalan Covid. Itu tambahan. Ada lagi cadangan DAK, mungkin ada DAK kemarin, mudah-mudahan tidak ada yang dicabut pak. Kalau ada, ada nanti pertambahan, dikembalikan berdasarkan Perpres 72. Kalau tidak, coba nanti kita catatannya bawa kemari untuk kita coba bicarakan dengan Menteri Keuangan. Ini saya bicara sekarang pak, belum bicara ke depan.

Ada fasilitas pinjaman daerah juga disiapkan 10 Triliun dari Rp.695 Triliun itu memang belum dialokasikan. Karena Perpres 72 itu adalah penjabaran atau turunan aturan dari Perpu dan Undang-Undang. Ini sudah 2 kali, 3 kali berubah.

Nah oleh karena itu, sebenarnya apa yang diharapkan ini sebenarnya ada cadangan-cadangan ini, cadangan perluasan ada Rp.58,8 Triliun, ada. Nanti kalau Tahun 2021 masih ada di kantongnya teman dekatnya Ibu Ketua itu Rp.50 Triliun itu, masih ada uang di kantongnya pak, saya tidak tahu apa sudah dibagi-bagi atau belum. Nanti kita bicarakan, soal nanti itu yang orang dekatnya dengan Pak Soeharso.

Nah apa yang ingin saya katakan disini adalah, mari kita mencoba memanfaatkan semaksimal mungkin ini Covid selesai, ekonomi bergerak, itulah yang diharapkan dengan new normal. Saya agak sedikit banyak ini pak, Alhamdulillah karena saya terjun di area-area yang positif semua, karena saya 30 orang di DPR RI sebagai pengawas Covid seluruh Indonesia. Riau tidak saya datangi karena bagus-bagus disana. Anggarannya ini besar sekali.

Nah oleh karena itu, untuk menutupi yang berkurang ini penerimaan negaralah karena Covid. Penerimaan negara itu ditutup oleh utang, apakah utang, diusahakan dalam negeri, ada juga sebagian dari Bank Indonesia, sharing burden namanya.

Nah oleh karena itu bapak ibu sekalian yang fokus pertama apakah ada pengurangan? Nah kalau ada, kita coba lihat Perpres yang baru Perpres 72 itu akan dikembalikan apa, karena ada disitu. Nah oleh karena itu bapak ibu sekalian, mengingat sekarang ini Semester II yang akan datang, mudah- mudahan pertumbuhan itu perkiraan Menteri Keuangan itu antara 3 sampai 4 persen nanti akhirnya kalau positif nanti Kwartal III dan Kwartal IV bisa menutup minus itu.

Nah bapak dan ibu sekalian ke depan kalau saya melihat paparan Pak Gubernur tadi saya juga iri sebenarnya bapak urutan kesembilan belas, Jalanan Mantap Sulawesi Selatan urutan ke-32 tapi saya tidak apa-apa - 28 - karena penghasilnya juga ada di Riau. Penghasil pendapatan negara juga ada disana banyak pak ya, tetapi saya tidak cemburu, malah Insya Allah kita akan lakukan yang terbaik. Bapak sudah urutan ke-19 Jalan Mantap, Sulawesi Selatan urutan ke-32 pak. Ya tidak apa-apa, ya namanya Negara Republik Indonesia ya kita harus meratakan semuanya.

Ke depan, saya kira harus kita optimis ya dengan program-program. Saya lihat tadi ada yang dicontreng Bappenas, sudah masuk Musrenbang dan sebagainya. Itu baru untuk bapak, nanti untuk dari kementerian nanti ada lagi anggaran itu. Nanti Pak Syahrul kita kawal, kita ingatkan apa yang dipaparkan oleh Pak Gubernur paling tidak ada yang nyantol Tahun 2021 dibanding dengan DAK. DAK juga harus didorong, karena untuk membangun infrastruktur daerah pak itu juga berasal dari DAK Pusat.

Nah memang sekarang persoalannya itu antara jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten dan jalan desa. Ini akan kita bahas Undang- Undangnya karena kadangkala kasihan dibebankan biaya pemeliharaan itu kepada daerah. Daerah juga walaupun jalan kabupaten, daerah juga kadangkala kesulitan memelihara itu.

Jadi klasifikasi jalan dalam Undang-Undang ini akan kita benahi juga pak pendefinisiannya dan siapa yang akan melakukan pemeliharaan. Karena jujur berdasarkan hasil Pemeriksaan BPKP, kebetulan ada kawan saya bahwa temuan yang ada sekarang ini banyak proyek-proyek kementerian, pusat yang terlantar tidak ada biaya pemeliharaannya karena tidak bisa ditanggung oleh daerah.

Bahkan ada daerah yang menolak bahwa saya tidak butuhkan itu kok, kenapa saya dibebankan biaya pemeliharaan, itu satu. Itu temuan pak. Yang kedua, semua pembangunan-pembangunan di desa harus dihibahkan dengan Pemerintah Desa karena ada Undang-Undang Desa lagi pak. Nah ini semua yang sebenarnya harus kita pikirkan.

Jadi bapak dan ibu sekalian yang bisa kita lakukan itu menambah DAK (Dana Alokasi Khusus), Pak Syahrul, dan kalau memang ada tambahan di luar yang langsung-langsung kesana. Ya tentu dari Kementerian Laut, Udara, Darat nanti akan pasti ada keciprat kesana kalau Pak Syahrul sudah ngomong di muka Menteri, selesai itu barang. Tentu dengan kondisi-kondisi disesuaikan dengan Anggaran Kementerian masing-masing dan merupakan hal prioritas.

Jadi Pak Gubernur terima kasih dan saya salut sekali. Hanya saya ingin bertanya sedikit lagi mengenai biodiesel. Kira-kira seperti apa sih itu sebenarnya pak, biaya saya pernah berkunjung dengan Pak Syahrul di Pelalawan ya Pak Syahrul ya? Ada Sekolah Politeknik disitu, juga sudah dikunjungi oleh Menteri Penelitian dan Ristek. Nah kalau memang layak dan visible itu ya saya senang tadi sudah ada penandatanganan perjanjian dengan Pertamina ya pak ya? Mudah-mudahan itu berjalan dengan baik, itu menambah pendapatan negara dan tidak adil juga rasanya kalau pendapatan - 29 - negaranya narik ke pusat tidak dikembalikan ke daerah, rasa-rasanya juga tidak adil utamanya ke Riau.

Saya kira itu saja yang bisa saya sampaikan.

Tidak usah kita pesimis, tergantung kita mengelola bagaimana pandemi ini bisa selesai, karena penyakit ini ada dan tiada, karena kita tidak belum tahu kapan berhentinya, kalau kita bilang tidak ada ya seperti tidak ada, tetapi ada ya memang ada, buktinya banyak orang yang meninggal, sampai masih diperdebatkan misalnya mengenai Covid ini. Itu kita diselesaikan oleh sektor lain.

Yang perlu kita pikirkan sekarang ini hal-hal yang menyangkut DAK ya pak ya? Karena itulah dukungan yang paling baik di samping dari kementerian-kementerian karena DAK langsung ditransfer ke daerah bapak. Ya mudah-mudahan ada, tentu ada masuk di, sudah masuk di Bappenas pasti untuk 2021.

Hanya minta melalui Pak Syahrul, saya minta apa-apa yang dimasukan dalam krisna ya pak ya, ada kan Krisna di Bappenas-nya, di Bappenas itu, Pak Syahrul tolong minta list dari apa yang dimasukan di Krisna di Kementerian Keuangan dan Kementerian Bappenas. Dari situ, kita lihat nanti yang mana yang harus kita prioritaskan dan yang mana bisa dibantu untuk mengalokasikan Dana Alokasi Khusus dan Dana Affirmatif karena itu perbatasan antara daerah.

Saya kira ini yang bisa saya sampaikan. Saya harus mengemukakan semua, karena saya disebut-sebut ada Pak Eddy Santana nanti disini juga bisa mendorong nanti sama-sama. Ya Pak Beliau ada juga disitu, cuman kadangkala saya Juru Bicaranya kadang-kadang. Kalau sudah kira-kira memerlukan ketegakan sedikit, ya barulah saya, kalau masih aman-aman baru ya kita mundur-mundurlah kita.

Saya kira itu Bu Ketua.

Mudah-mudahan Bu Ketua nanti ke depan yang 2021 itu yang masih di kantongnya Pak Menteri, dibisik-bisikin apa sudah ada untuk Riau tapi kemarin saya tanya sudah mulai habis Pak Hamka, sisa berapa Triliun saya tidak tahun.

Sekian. Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/ F.PPP):

Terima kasih Pak Hamka.

Jadi itu yang kantong kiri atau kantong kanan? Ada kantong depan, ada kantong belakang juga. - 30 -

Pak Hamka terima kasih, saya persilakan Pak Syahrul Aidi.

F-PG (H. SYAHRUL AIDI MAAZAT, L.C., M.A.):

Baik terima kasih Pimpinan.

Yang saya hormati Pimpinan dan Anggota DPR RI Komisi V, Kemudian Bapak Gubernur Riau, Hadir juga pada kesempatan ini Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau Bapak Riyanto dari Gerindra pak, Kemudian Pak Kadis beserta jajaran rombongan daripada Gubernur Riau.

Pada kesempatan ini tentu saya menyampaikan terima kasih atas nama Anggota Komisi V Dapil Riau mengucapkan terima kasih terutama kepada Pimpinan dan Anggota yang telah memberikan kesempatan kepada Bapak Gubernur Riau yang hadir pada kesempatan ini menyampaikan presentasi tentang Pembangunan Infrastruktur di Riau.

Alhamdulillah, saya dengan Pak Gubernur selalu berkoordinasi mengenai pembangunan di Riau ini. Saya lihat Pak Gubernur ini semangat untuk membangunnya cukup besar dan selalu aktif untuk berkomunikasi dan berkoordinasi. Dan terakhir kami melakukan rapat dengan Balai-balai yang ada di Riau, Balai Kementerian yang ada di Riau dan Alhamdulillah keberadaan kami dari Dapil Riau di Komisi V ini bisa membantu Pak Gubernur bisa terkomunikasi setiap pembangunan dari Kementerian untuk Riau.

Saran dan pendapat dari para senior itu luar biasa Pak Gubernur. Tentu ini perlu menjadi catatan bagi kita khususnya masalah fokus kita untuk 2021 barangkali kita sesuaikan dengan arah kebijakan pembangunan nasional Tahun 2021 itu adalah pemulihan ekonomi, industri dan pariwisata. Arahnya kesana, mudah-mudahan ini bisa kita laksanakan, kita eksekusi di Tahun 2021 nanti dengan bantuan dukungan teman-teman Anggota Komisi V ini.

Maklum ini Pak Gubernur mereka ini sudah pada senior semua ini, dari pimpinan kemudian yang bicara tadi rata-rata senior saya kebetulan junior disini, maka butuh dukungan sekali dari rekan-rekan anggota ini. Insya Allah pembangunan infrastruktur di Riau akan meningkat untuk tahun-tahun berikutnya dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya.

Karena memang mereka selalu memperhatikan setiap rapat RDP dengan Kementerian selalu kita berbicara tentang Riau karena di Ruangan Komisi V ini sebelum ini tidak, jarang sekali terdengar kata Riau. Jadi Alhamdulillah berkat dukungan dan bimbingan Rekan-rekan para senior ini Alhamdulillah kita dapat dukungan sehingga Pak Gubernur diberi kesempatan untuk presentasi pada hari ini.

- 31 -

Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih. Posisinya mungkin saya tidak menyampaikan apa ke Pak Gubernur, posisinya, saya sebagai mewakili Masyarakat Riau menyampaikan terima kasih kepada Pimpinan dan Anggota Komisi V. Mudah-mudahan sama-sama kita kawal untuk pembangunan infrastruktur di Riau dan membangun Riau tentunya adalah membangun Indonesia. Karena Riau menjadi jendela bagi hubungan dengan luar negeri khususnya Malaysia, Singapura, Thailand.

Karena kemarin kami juga sudah mengunjungi dengan Pak Gubernur melihat kondisi pembangunan jalan tol yang menghubungkan Pekanbaru Dumai boleh dikatakan sudah siap. Tinggal peresmian oleh Bapak Presiden dan kami mengunjungi juga Roro Dumai yang direncanakan Dumai Malaka dan ini menjadi pintu gerbang bagi hubungan kita hubungan internasional. Dan kalau ini tercipta, kalau ini bisa disempurnakan pembangunannya oleh Kementerian, ini berjalan, ini akan memberikan multiplier effect bagi perekonomian Indonesia umumnya dan Riau pada khususnya.

Sekali lagi, ucapan terima kasih kepada kita semua.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/ F.PPP):

Terima kasih.

INTERUPSI ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Bu Neng.

Interupsi sebentar boleh bu, tambah sedikit saja.

Pak Gubernur.

Barangkali di luar itu kan ada TV Nasional, ada Metro TV, ada TV One, ada media lain, supaya Pemerintah fokus pak. Saya risau soal 3 pulau itu abrasi sebesar itu bisa hilang itu. Jika perlu bapak pancing juga mungkin bicara pak, 3 Pulau Terluar di Riau akan hilang. Nah itu baru ramai nanti, tahun depan masuk anggaran besar pak mesti itu pak.

Terima kasih pak.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/ F.PPP):

Sudah pak?

Mungkin ada bagusnya juga itu pak. Jadi judulnya “Tiga Pulau Indonesia Akan Hilang Di Riau Apabila Tidak Dibangun Tanggul”. Jadi semua dari Anggota sudah selesai. - 32 -

Sekarang dari meja Pimpinan.

F-PAN (H.A. BAKRI H.M., S.E.):

Sedikit tambah sedikit, boleh?

Pak Gubernur.

Jadi begini. Saya mau sedikit fokus Pak Gubernur ini. Ini kebetulan inikan harus saya harus membantu 2 provinsi ini, Riau sama Jambi. Nah ini ada satu perbatasan antara Riau dengan Jambi yaitu Kuala Tungka dengan Riau. Kebetulan di Inhil. Ini dulu pernah zamannya Pak Rusdi Zaenal jadi Bupati sekarang Gubernur, itu pernah rencana mau dibikin jembatan.

Jadi kalau saya tidak bayangkan kalau dari Jambi ke Riau ini dibikin jembatan, Inhil dengan Kuala Tungka mungkin akan terbuka, akan terbuka di ininya juga bisa maju, di Jambinya juga maju. Karena bapak bilang tadi ada Pelabuhan di Kuala Enok, sudah itu kita juga ada di Kuala Tungka itu Pelabuhan Roro, itukan semuanya bisa bersama-sama.

Itu mungkin dari saya. Tolong ditindaklanjuti, mungkin ini bisa dijadikan super prioritas pak.

Terima kasih.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/ F.PPP):

Terima kasih Pak Bakri.

Sekarang dari meja Pimpinan, silakan Pak Ridwan Bae.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Ir. RIDWAN BAE/F.PG):

Terima kasih Ibu Pimpinan.

Teman-teman Anggota Komisi V, Pak Gubernur dan seluruh jajarannya.

Saya justru juga memberikan apresiasi kepada Pak Gubernur sekaligus terima kasih pada waktu itu kita berkunjung ke daerah bapak, bapak telah menerima kami. Walaupun waktunya begitu sangat singkat dan pada akhirnya ditindaklanjuti pada hari ini.

Dewan Perwakilan Rakyat pada dasarnya adalah sebatas memperjuangkan apa yang menjadi aspirasi masyarakat termasuk aspirasi daerah seperti dari berbagai daerah. Bapak hadir kesini ke tempat ini sekarang adalah salah satu bagian yang kami ingin dengarkan apa dan bagaimana pentingnya kita mendapatkan masukan untuk kita juga - 33 - perjuangkan kepada Kementerian dan Lembaga yang terkait terutama mitra Komisi V.

Penjelasan Pak Gubernur tadi sangat komprehensif sekali tapi sekali- kali bahwa memang perlu fokus karena pada dasarnya kita juga memperjuangkan sesuatu mesti punya alasan-alasan tertentu. Kita asas membangun saat ini adalah asas prioritas oleh karena keterbatasan pendapatan negara kita. Nah kalau semua kita tawarkan tanpa ada prioritas itu kita agak kesulitan untuk memperjuangkan.

Nah terbaik adalah saya tidak melihat tadi adanya suatu program yang fokus misalnya begini. Contoh tadi 3 pulau yang dekat Malaysia perbatasan itu kan menjadi penting. Kenapa harus dibangun? Karena berbahaya nanti hilang seperti yang disampaikan Pak Anshar dan Pak Bakri tadi. Terus kemungkinan mau bangun jalan misalnya, apa yang menjadi dasaran kita disana? Produk apa yang harus kita kejar disana yang pada dasarnya bisa memberikan kontribusi positif kepada daerah Riau itu sendiri?

Jadi faktor itu yang kita harapkan sebagai penjelasannya. Namun demikian disini ada Pak Sahrul Aidi yang begitu getol yang selalu memperjuangkan Riau, mungkin barangkali Pak Sahrul bisa memberikan tambahan kami nantinya. Sehingga pada saat kita memperjuangkan itu kepada Kementerian PUPR misalnya atau Perhubungan, kita adalah mempunyai alasan yang cukup untuk kita tegas menyampaikan bahwa Riau sangat perlu dibutuhkan pada kesempatan ini. Saya kira itu yang ingin saya sampaikan Pak Ketua.

Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/ F.PPP):

Terima kasih.

Semua sudah selesai, Pak Pimpinan pun sudah.

Yang saya lihat disini Pak Gubernur seharusnya Riau ini menjadi salah satu provinsi yang makmur pak ya? Karena tadi kalau saya lihat penyumbang APBN ke-4 terbesar adalah dari Provinsi Riau dan kita juga melihat bahwa Riau ini berada di lokasi yang sangat strategis yaitu dilewati Selat Malaka. Kita melihat bahwa ada 4 Selat Strategis di Indonesia ini, Selat Malaka, Selat Sunda, Makassar dan Selat Lombok.

Seharusnya, kita ini menjadi poros maritim dunia dan kami juga melihat Provinsi Riau ini bisa menjadi HUB Internasional bagi pengembangan poros maritim dunia karena berada di Selat Malaka. Yang kita ketahui bahwa untuk memaksimalkan atau mengoptimalkan Selat Malaka ini memang belum terlalu optimal pak kalau kita lihat. Jadi Selat Malaka ini sama dengan Terusan Swiss - 34 - bahwa ini adalah jalur perdagangan dari beberapa negara, China, Jepang, Amerika tidak bisa kalau tidak melewati Selat Malaka ini. Jadi betul-betul sangat strategis sebetulnya.

Jadi kalau kita optimalkan Selat Malaka ini sangat menjadi pemasukan atau APBN yang lebih besar daripada pajak sebetulnya. Jadi kita juga sekarang, kami juga ingin membahas mengenai poros maritim global sebetulnya. Jadi Selat Malaka ini bisa menjadi HUB Internasionalnya.

Jadi ada beberapa HUB Internasional yang bisa melalui beberapa selat ini. Semua kapal-kapal yang lewat di Selat, Terusan Swiss, Panama dan lain- lain ini, Bosporus dan lain, itu semua membayar pak. Nah sekarang yang kita tanyakan apakah kapal-kapal yang melewati Selat Malaka ini ditarik retribusinya pak, bayaran? Tidak kan pak?

Nah itu yang bahwa ada 1 optimalisasi PNBP sebetulnya yang bisa kita ciptakan. Karena di seluruh dunia, semua kapal-kapal perdagangan yang melewati Selat strategis itu harus membayar kepada pemilik selat tersebut. Sekarang Selat Malaka ini yang berada di Indonesia kan cukup luas ya pak ya? Tetapi memang agak dangkal.

Kalau itu memang masalahnya kita bisa lakukan pengerukan seperti itu, apa Selat Makassar dan Selat Lombok ini lebih dalam sehingga Kapal 300-500 meter atau mother peso panamex itu bisa lewat sekitar 18 ribu teus. Nah kalau di Selat Malaka ini memang tidak sebesar itu kapal-kapal yang lewat, tapi ini adalah potensi Selat Malaka Pak yang mana ada beberapa provinsi yang dilalui oleh Selat Malaka tersebut. Dan yang kedua, saya juga menyetujui kalau memang pembangunan tanggul untuk penahan abrasi pantai ini juga dibangun.

Yang saya lihat memang ada beberapa fokus pembangunan, salah satunya adalah membangun tanggul pak yang kalau saya tahu. Nah mungkin salah satu tanggul yang bisa dilaksanakan itu adalah Tanggul dari Provinsi Riau.

Nanti kita coba bicara dengan Kementerian PUPR dan juga Pak Hamka bisa menyampaikan di Banggar pada Kementerian Keuangan dan Bappenas, Pak Eddy juga ya, Pak Eddy Santana. Karena Pak Hamka ini dan Pak Eddy-lah yang tahu, berapa sih kita mempunyai cadangan sekarang ini? Kalau kita disini hanya membahas yang program-program saja tapi Pak Hamka dan Pak Eddy penentunya, oh Pak Anshar juga ya, penentu ya?

Jadi Beliau bertiga-lah yang tahu berapa anggaran yang ada, sekarang di kantong-kantong Kementerian Keuangan dan Bappenas ini yang tentunya ini adalah sangat penting sekali Pembangunan Tanggul ini. Jadi kalau kita katakan ada 3 pulau akan hilang itu cukup mengguncang pak. Jadi itulah yang harus kita majukan ke media mungkin bahwa apabila tidak dibangun sehingga 3 pulau ini akan hilang.

- 35 -

Dan yang lain-lainnya juga kami juga melihat banyak sekali ajuan dari Provinsi Riau, mungkin kami juga ingin Bapak membuat multi years begitu. Yang mana-mana saja target tahunannya Provinsi Riau itu yang mana saja, sasarannya, indikatornya serta target tahunannya pak.

Jadi kami ingin mengetahui bahwa program yang diajukan ke kami itu target tahunannya yang mana saja. 2020 yang mana, 2021 yang mana, 2022 yang mana, karena ini ada 1 renstra kan pak atau bisa dikejar di beberapa Renstra sebetulnya, sehingga kami pun fokus dalam mendorong program- program untuk Provinsi Riau yang mana-mana saja dan sesuai dengan target tahunannya Provinsi Riau tentunya.

Begitu dari kami, kami mendukung Pak Provinsi Riau untuk dikembangkan apalagi Provinsi Riau ini adalah salah satu penyumbang APBN terbesar juga dan yang kedua juga ada potensi yang sangat besar di Selat Malaka itu.

Jadi kami ingin mendorong bahwa Indonesia harus menjadi poros maritim global di dunia begitu. Karena Indonesia adalah penentu juga di perdagangan yang sekarang ini dilakukan dengan logistik yang diangkut oleh kapal-kapal yang melalui Selat Strategis Indonesia. Jadi sebenarnya Indonesia ini sangat kaya sekali dikarenakan kita mempunyai betul-betul daerah-daerah yang strategis, salah satunya adalah Selat Malaka. Begitu dari kami.

Kalau sudah tidak ada apa-apa lagi, kami, dan tidak ada yang dibicarakan lagi, tidak ada yang didiskusikan lagi, maka RDP pada hari ini. Oh silakan Bapak menyampaikan jawaban dan tanggapannya.

Silakan.

GUBERNUR PROVINSI RIAU (SYAMSUAR):

Terima kasih bapak ibu yang telah banyak memberikan masukan kepada kami yang sangat berarti.

Melalui kesempatan ini, kami sampaikan dulu tadi ada Pak Anggota Dewan minta perkenalkan, tadi ini kebetulan terlambat sedikit karena dipanggil oleh Sekjennya. Ini Pak Hardianto Wakil Ketua DPRD dari Partai Gerindra. Kemudian sebelah saya Pak Taufiq, Kepala Dinas PU, kemudian di ujung sana adalah Pak Ahmad Sahrofi, ini Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan, ini yang sebelahnya adalah Indra Agus Kepala Dinas ESDM. Kemudian sebelahnya Kepala Bappeda Emri, kemudian Irwan ini Kepala Biro Umum kami beserta Pak Rizki ini staf dari PU ini juga dengan Perhubungan.

Kami tentunya bahagia sekali hari ini mendengar masukan dari bapak ibu anggota dewan memang dalam usulan kami ini memang sudah ada yang sudah disetujui tetapi dengan Pandemi Covid ini tadi Pak Hamka juga menyinggu Covid dan juga Pak Eddy Santana menyampaikan inikan - 36 - berkenaan dengan Covid ini, kita kan tidak ada alasan tidak melakukan refocusing pak.

Kalau itu kemarin kita kan ya sepertinya tidak bisa tidak, harus refocusing sehingga kemarin itu sudah diberikan signal kalau tidak ini juga dilakukan refocusing nah tentunya ada konsekuensi, DBH-nya ya bisa ditahan, bisa dikurangi dan lain sebagainya. Sehingga kami kemarin belanja modal itu wajib 50%, ya kalau DAK itu hampir hilang semuanya, hampir hilang semuanya. Bahkan juga sudah ada yang sudah ditender ya artinya tak jadi dilaksanakan. Itu kondisi mungkin bukan hanya Riau, semualah daerah- daerah di Indonesia.

Kami kemarin itu sempat kami terlambat refocusing itu dengan harapan mudah-mudahan berubah, tapi nyatanya juga tidak berubah, akhirnya kita memang melakukan restrukturisasi anggaran itu lebih kurang Rp.1,7 Triliun dari Rp.10 Triliun tadi begitu. Sehingga tadinya di dalam pembangunan yang telah kami siapkan itu banyak yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur pembangunan jalan provinsi untuk menyelesaikan persoalan jalan provinsi. Karena jalan provinsi kita itu ada 338 kilo itu boleh dikatakan tanah pak, ada base itu.

Jadi ini kemarin juga banyak tergerus karena memang kita fokus pada disitu. Itu barangkali juga sedikit informasi berkaitan dengan Pandemi Covid 19 dan itu memang harus menjadi prioritas kami. Karena itulah kami Alhamdulillah kami bisa mengendalikan penularan Covid 19 di Provinsi Riau.

Kemudian yang selanjutnya, memang di dalam usulan kita kemarin menindaklanjuti pembahasan kami di kantor Bappenas bersama dengan Pak Menteri memang kita sudah ada yang disepakati. Namun demikian memang sesuai dengan apa yang bapak sampaikan itu, yang kami usulkan ini memang semuanya itu berdasarkan skala prioritas.

Kami tetap berpijak pada prioritas nasional yang tadi pertama pemulihan ekonomi, pariwisata, kawasan industri, proyek legislasi nasional, di Riau itu juga ada kawasan industri proyek nasional. Dia ada di Dumai, ada di Siak begitu, kemudian kami juga berpedoman kepada kawasan pariwisata nasional yang sudah ada KPSN tapi belum tersentuh dan itu potensinya besar. Selain pulau terluar disitu punya pasir yang pasirnya masih ada tambang yang bisa dimanfaatkan.

Jadi sebenarnya kandungan disitu besar sekali. Karena itu juga ada usulan kami disini yang prioritas itu adalah infrastruktur ini. Infrastruktur itu memang sudah ada dibangun oleh provinsi, sudah ada dibangun oleh kabupaten. Tetapi kami ingin juga mendapatkan dukungan kapan pulau terluar ini merasa juga yang namanya jalan APBN, itu tidak pernah sama sekali begitu. Jadi 3 pulau terluar itu tidak ada jalan yang nasional disitu, sementara kami iri juga dengan pulau-pulau terluar lain, ada perhatian terhadap ada dukungan nasional disitu. Itu barangkali kenapa yang kami usulkan ini sebenarnya juga sudah ada yang berpedoman kepada yang - 37 - strategis nasional, termasuk juga tadinya berkaitan dengan yang ada Pulau Terluar tadi itu.

Kemudian tadi seperti di Dumai yang kami usulkan, ada lebih kurang 17 kilo itu sebenarnya disitu ada industri disitu, itu sudah ada industrinya, pengusahanya ratusan disitu, kawasan industri sudah ada. Jadi kawasan industri Dumai itu tidak hanya satu pak.

Kalau 1 itu ada dikelola oleh swasta namanya Wilmar itu perusahaan swasta, ada sekarang lagi ada Dubu Gaung itu memang dari Pemko dan itu juga sudah ratusan investasi, yang investasi disitu. Tetapi yang menjadi persoalan jalan yang dipergunakan jalan provinsi. Jalan provinsi tidak begitu lebar.

Sehingga setiap hari Kapolres disitu selalu bagaimana mengatur jalan ini, sehingga diatur oleh masyarakat jalannya. Jadi jalannya bisa sore sampai malam saja, diatur jamnya. Kenapa begitu? Karena dia mengganggu kehidupan masyarakat disana sementara itu banyak digunakan untuk industri. Kalau ini kita biarkan konflik antara masyarakat terus dengan industri. Tak nyaman juga industri disitu padahal kita ingin mengajak investor masuk ke daerah begitu.

Nah karena itulah 17 kilo ini kami harapkan sudah ada body jalan, dan lebar body jalan itu bisa digunakan juga 2 jalur pun bisa. Memang sudah disiapkan oleh Pemerintah Provinsi, tetapi guna untuk meningkatkan ini, tadi Pak Bakri pernah sampaikan dulu ada Bantuan Dumai, ada sedikit baru Pak Bakri, cuman ada sekitar 5 kilo.

Sebenarnya sekitar 20 kilo lebih disitu, tapi sudah ada 5 kilo. Nah ini tinggal melanjutkan dulu pernak Pak Bakri bantuk disitu, waktu itu masih dengan Pak Hatta Rajasa pak, waktu dengan Hatta Rajasa mungkin waktu itu bapak kesana, betul pak.

Jadi makanya Pak Walikotanya menyampaikan kepada saya kalau bisa ini minta dilanjutkan agar konflik antara masyarakat dengan pengguna kawasan industri tidak ada lagi konflik sampai sekarang. Dan itu juga sering orang meninggal, orang patah, kecelakaan juga dengan kendaraan- kendaraan cukup besar yang cukup banyak disitu yang yang kendaraan ini semuanya menuju kawasan industri di Lubuk Gaung itu pak.

Jadi kami usulkan ini pada umumnya memang yang semuanya yang sesuai dengan program Bapak Presiden kita ini dan program juga ini sama dengan RPJMD kita begitu. Jadi karena itulah tentunya kami sama-sama tadi cerita Bono, Bono itu memang sangat luar biasa, tetapi untuk menuju Bono itu, itu masih jalan tanah pak.

Jadi makanya ini yang menjadi problem kami, apakah provinsi juga, kami jalan juga tapi kami mohon juga dukungan. Karena ada potensi besar yang untuk mengangkat tentunya negara kita ini terutama dalam rangka - 38 - pariwisata. Apalagi itu kalau dari Johor itu sangat dekat, satu jam setengah saja sudah bisa sampai ke pelabuhan kesitu.

Jadi ini sebenarnya apa yang disampaikan bapak-bapak tadi, sebenarnya kami ingin juga apa yang disampaikan ini mudah-mudahan ini juga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Sekaligus juga pertumbuhan ekonomi daerah dan kita harapkan juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di Daerah Provinsi Riau.

Kami kira mungkin dari saya itu pak dan mohon izin ibu, Pak Ridwan ini ada tambahan dari rekan kami, dari Pak Hardianto untuk menyampaikan sedikit harapan. Semoga juga ini mudah-mudahan nanti dari apa yang kami sampaikan nanti kami sampaikan dengan ibu dan juga Pak Ridwan dan bapak-bapak ibu juga bagian usulan yang kami harapkan menjadi prioritas kami.

Sehingga nanti mudah-mudahan harapan kami kalau pun Tahun 2021 tidak dapat, mungkin minimal 2022. Tetapi memang tadi berkaitan dengan Pulau Terluar ini memang itu saya katakan kami membahas ini di Kantor Menko Maritim dan itu semua rapat itu dipimpin langsung oleh Pak Luhut, tidak pernah Pak Luhut tidak pernah ikut pimpin, 7 kali rapat disitu. Namun demikian tentunya kami melihat kemarin dari realisasi untuk 2021 sangat kecil sekali bu.

Jadi karena itulah tadi inikan juga Selat Malaka ini sampai sekarang kan juga kita tidak punya apa-apa dari sana, tetapi harapan saya sebenarnya rancangan Bapak Presiden kita itu kemarin pada waktu di Bangkok itu kebetulan kami kan diajak dari Gubernur Sumatera. Karena diharapkan nanti untuk bagaimana konektivitas antara Malaysia, Thailand itukan yang dekat itu melalui Riau.

Kalau melalui Kepulauan Riau ini juga dekat tapi kan dia pulau tapi kalau kita kan juga sebenarnya ada pulau juga ada daratan. Sehingga pada waktu itu Datuk Mahadir juga menyampaikan waktu itu dulu kami pernah merancang jembatan dari Malaysia ke Indonesia melalui waktu itu adalah Dumai dan Rupat. Tapi mudah-mudahan Pak Jokowi menyampaikan juga, mudah-mudahan ini bisa berkelanjutan, bisa kita rancang ini bersama. Sehingga nanti bisa menyatukan antara Indonesia, Malaysia, Thailand ini yang sekaligus juga sampai ke Sumatera, berarti sampailah ke Indonesia.

Kami juga sudah ditunjuk oleh Menteri Perdagangan, Riau itu dengan adanya Roro Malaka ini agar nanti Riau ini menjadi pusat komoditi ekspor sumatera. Kami ada kerja sama juga dengan Gubernur se-Sumatera. Tentunya dengan begini juga kita bisa memasarkan produk-produk Indonesia juga melalui Riau apabila nanti Pelabuhan Roro Dumai Malaka itu bisa disiapkan.

Jadi barangkali inilah yang dapat kami sampaikan bu dan juga Pak Wakil Ketua dan Bapak/Ibu Anggota DPR RI dari Komisi V. Mudah-mudahan apa yang kami sampaikan ini ada nanti realisasi baik tahun 2021, 2022 dan - 39 - seterusnya. Sehingga tentunya mudah-mudahan merupakan suatu kesatuan dari prioritas pembangunan yang kita harapkan dapat menopang pertumbuhan ekonomi dan sekaligus juga untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang ada di daerah.

Terima kasih kami sudahi.

Lebih kurang, kami mohon maaf.

Billahi Taufiq Wal Hidayah, Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/ F.PPP):

Terima kasih Pak Gubernur.

Silakan pak.

WAKIL KETUA DPRD PROVINSI RIAU (HARDIANTO, S.E.):

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillahirobbil Alamin, Washolatu Wassalamu'ala Asrofil Ambiya Iwal Mursalin Wa'ala Alihi Wasohbihi Aj Ma'in, Amabadu.

Yang kami muliakan Bapak-bapak ibu-ibu Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI, Pak Gubernur beserta jajaran yang kami banggakan, Bapak-bapak ibu-ibu yang hadir di ruangan ini.

Bu Ketua.

Izin kami sepakat apa yang disampaikan oleh Bu Ketua bahwa begitu besarnya penghasilan Riau dan kontribusi Riau bagi negeri ini. Saya pikir seharusnya Riau sudah sejahtera bu, tapi potret Riau hari ini justru berbanding terbalik dengan apa yang memang disampaikan. Artinya apa?

Yang mungkin bapak-bapak ibu-ibu di Komisi V meminta bahwa apa yang disampaikan oleh Gubernur Riau fokus. Tetapi kami pikir hemat kami apa yang disampaikan itulah bentuk fokus yang memang kondisi eksisting yang ada di Provinsi Riau.

Contoh, berbicara soal struktur jalan, jalan yang tadi diulas oleh Pak Gubernur, jalan parkitasimpang batang betul apa adanya. Karena itu kebetulan dapil saya, daerah saya, memang ini menjadi polemik yang cukup lama sudah dan itu menjadi konflik sosial justru. Karena memang masyarakat menjadi pihak yang teraniaya dikorbankan, terlalu banyak, bukan hanya nyawa, dalam artian kejadian kecelakaan. Tapi juga kegiatan pemanfaatan - 40 - jalan oleh masyarakat itu hari-hari akhirnya berbagi dan bahkan lebih dominasi oleh perusahaan, mobil-mobil perusahaan yang harus melintasi disitu.

Makanya bapak ibu izin bahwa jalan ini merupakan satu-satunya solusi menurut kita sementara, bagaimana jalan mobil-mobil perusahaan tidak melewati pelintasan pemukiman masyarakat dan Jalan Simpang Batang inilah solusinya dan akhirnya nanti dari Jalan Lintas Timur Sumatera itu langsung masuk ke Jalan Simpang Batang. Parit Kitang Simpang Batang dan langsung menuju ke kawasan industri yang ada di Masal Aceh dan Lubuk Gaung.

Itu makanya mohon bapak ibu salah satu memang prioritas utama dan makanya kami katakan apa yang disampaikan oleh Gubernur hari ini itu merupakan semuanya urgency-nya tinggi bu, pak. Infrastruktur Riau hari ini kenapa kami harus mengadu?

Yang pertama mungkin kami kalau Tanggrek Teklek-nya malah lupa Pak Sahrul Aidi. Secara historis ini Riau ini bukan hanya menghasilkan, mungkin Pak Anshar ingat, paham betul karena Beliau kuliahnya di Pekanbaru bapak ibu, nah senior-senior kami.

Nah jadi kalau kita berbicara secara historikal, bahwa Riau inikan menjadi satu-satunya daerah yang diwakili oleh atau orientasinya adalah Kerajaan Siak menyumbang terbesar ketika Indonesia merdeka itu 13 juta golden.

Artinya? Artinya, itu modal pertama negeri ini merdeka tapi hari ini mohon maaf dari sisi infrastruktur, Rakyat Riau belum merdeka bu. Dan cerita berbicara bahwa Riau itu kaya itu hanya tinggal kenangan, tidak ada lagi kekayaan Riau, siapa bilang hari ini yang dulunya Riau itu bisa 12 Triliun APBD per tahun, hari ini cuman tinggal 10, dan ketika pasca Covid sudah tinggal 8,2 Triliun. Kalau ada yang mengatakan Riau itu kaya, saya sendiri mengatakan bahwa Riau tidak kaya lagi pak.

Makanya kami dengan Pak Gubernur sepakat kita ubah pola bahwa kita jemput bola bagaimana kita bisa minta APBN itu bisa terkucur. Kami tidak mengatakan bahwa terlalu ego sentris mengatakan bahwa ini hak Riau, tapi kenyataannya seperti itu bapak ibu. Kita sama tadi dari awal hampir semua mengakui bahwa kontribusi Riau bagi negeri ini cukup besar.

Mohon maaf mungkin saja apa yang dinikmati oleh Pulau Jawa itu sebagian besar juga uang dari Riau. Tapi pertanyaannya seberapa besar yang sudah dikembalikan ke Riau? Dan mohon maaf, persoalan infrastruktur jalan kami bapak ibu juga diberatkan dengan kondisi pemanfaatan jalan bagi industri terutama industri kepala sawit dan mohon maaf untuk kontribusi peningkatan bahkan perawatan saja itu tidak ada.

Kenapa begitu? Pajak Kelapa Sawit itukan diambil pusat semua bu, dan kami sekarang sedang berjuang bagaimana pajak itu menjadi sebuah bagian DBH yang bisa dikucurkan kembali kami. Dan kami yakini kalau - 41 - memang itu bisa kembali ke Riau yang notabene 2,8 juta hektar merupakan kebun sawit terbesar se-Indonesia, saya yakin itu memang luar biasa bagi dampaknya ketika kita bisa dimanfaatkan untuk pembangunan Riau. Itu yang pertama.

Yang kedua, fokus kami berbicara persoalan abrasi yang titik kritis di 3 pulau terluar di Riau ini adalah lebih kurang 167 kilometer ya Pak Gubernur. Walaupun tadi disampaikan 139 kilometer yang perlu ditangani tapi 167 ini per tahun Bu Ketua/Bapak Ketua itu minimal 20 sampai 30 meter itu daratan kita jatuh ke laut karena abrasi minimal.

uniknya di Riau terutama pulau terluar, kita hampir di penghujung tahun ada namanya musim angin utara dan ini menyebabkan gelombang yang cukup besar sekian bulan dan ini lebih lagi menyebabkan dampak abrasi yang luar biasa. Nah kami memandang bukan hanya berbicara abrasi ini bukan hanya berbicara tanah-tanah atau rumah-rumah masyarakat yang jatuh ke laut.

Bukan hanya berbicara hari ini juga ketakutan banyak masyarakat lahan ekonomi dalam bentuk lahan pertanian, perkebunan juga jatuh ke laut. Tapi kami sepakat apa yang disampaikan oleh Pak Anshar Ahmad bahwa hari ini berbicara ZEE sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 bahwa inikan 200 Mil pak dari Pulau Terluar, pangkal pulau kita, yang pertama.

Yang kedua, laut teritorial 12 mill. Perlu diingat ketika, dan ini saya pikir ini sudah berbicara kedaulatan pak, bukan lagi hanya berbicara. Kami pikir ketika Jakarta melihat rumah masyarakat kami itu hal biasa. Ketika Jakarta melihat lahan perkebunan masyarakat kami itu mungkin didiamkan saja. Tapi kami minta Jakarta juga bersikap dan ini juga harus betul-betul serius karena ini berbicara kedaulatan.

Saya pikir kalau sudah berbicara kedaulatan tidak ada alasan Jakarta untuk tidak focus. Dan mohon maaf ketika berbicara laut teritorial 12 mill maka dari Pulau Rupat salah satu titik kita ambil titik lurus ke Malaysia itu cuman 20 mill sampai 28 mill. Artinya, ini berbahaya sekali berbagi kedaulatan kita.

Nah makanya kami mohon bapak ibu dan kami cukup kecewa ketika di 2020 APBN khususnya di Kementerian PUPR itu 167 kilometer yang menjadi titik kritis cuman ada penanganan sekitar 800 meter pak di titik 2 pulau terluar. Inikan saya pikir sangat tidak representative sekali bapak ibu.

Jadi makanya sekali lagi kami mohon bantuannya karena kami memang hanya bisa bermohon dan ini di luar di kapasitas dan kewenangan kami dan kewenangan ada di Komisi V. Kami yakin apalagi tadi Pak Hamka disampaikan bahwa Beliau orang yang memang malang melintang di Badan Anggaran, yang mengetahui bagaimana bisa membantu Riau. Dan kami mohon Pak bagaimana Riau ini juga bisa menjadi fokus dan kami sekali lagi tidak mengatakan bahwa kontribusi kami tidak usah dihitunglah pak tetapi - 42 - seperti kata Pak Sahrul Aidi, ingatlah bahwa kami masih tetap bagian dari NKRI.

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/ F.PPP):

Terima kasih.

Ya memang itu sangat penting kalau kita berbicara kedaulatan dan di Belanda juga dibangun Power Delta Plan sehingga tanggul itu bisa berfungsi untuk pariwisata, untuk ketersediaan air bersih dan untuk juga energi sebetulnya. Jadi kita bisa melihat ada beberapa yang bisa dikembangkan dengan tanggul atau yang kita katakan ini untuk penahan pantai.

Ya boleh, sedikit ya.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Jadi izin Bu Ketua.

Bapak ibu.

Jadi berbicara tanggul, saya pikir mungkin berbicara konstruksi perlu ada penelitian yang dilakukan secara komprehensif. Kenapa begitu? Karena di Pulau Bengkalis itu ada salah satu titik namanya Desa Muntai. Saya pernah turun kesana, itu ternyata kita tidak bicara tanggul. Disitu kita pernah ada beberapa project yang dilakukan melalui APBD Provinsi dan Kabupaten Bengkalis.

Nah itu pemecah gelombang, jadi dibangun agak menjorok ke laut sekitar 200 meter dan akhirnya karena memang akhirnya proses alamiah dalam bentuk arus pasang dan surut gelombang segala macam. Ternyata di belakang pemecah gelombang ini terjadi sendimentasi, lumpur, pasir dan segala macam dan ketika ini kita biarkan maka makin lama akan terjadi daratan baru.

Artinya apa? Kita masih punya harapan kalau memang teknik ini dan konstruksi ini bisa kita anggap memang credible dan memang layak kita terapkan. Saya pikir ada harapan bahwa akan kembalinya daratan baru walaupun hanya sekian meter bagi pulau tersebut selain daripada menghalangi terjadi abrasi lebih lanjut.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/ F.PPP): - 43 -

Ya kami akan nanti kita bisa coba kita diskusikan dengan Kementerian PUPR, apakah ini anggarannya melalui PUPR atau DAK atau apa? Nanti kita akan coba apalagi ada 3 orang Banggar disini pak yang bisa berjuang di Banggar untuk Provinsi Riau.

Sekian saya rasa kalau tidak ada lagi masukan dan pembicaraan yang kita harus bahas, maka rapat ini kita tutup saja tapi ada pantun juga pak.

Terasa Dingin Buatlah Perapian, Api Jangan Jadi Mainan, Itulah Sedikit Penyampaian, Mohon Maaf Kalau Tidak Ada Yang Berkenan.

Makan Durian Di Bukit Selasih, Cukup Sekian Dan Terima Kasih.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Bu.

1 lagi bu.

Makan Serundeng Dengan Laksa, Bu Neng Luar Biasa.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/ F.PPP):

Kalau kata Citilink:

Makan Tempe Di Goa, Daripada Main HP, Lebih Baik Berdoa.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Tidak selesai kalau sambung-menyambung ini, masalahnya pantai disana menunggu itu.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/ F.PPP):

Sekian dan terima kasih Pak Gubernur dan beserta Wakil Ketua DPRD dan beserta jajarannya hari ini kita telah berdiskusi.

Mudah-mudahan ini membawa manfaat dan kemaslahatan untuk Provinsi Riau dan seluruh Rakyat Indonesia. Begitu, kami mohon undur diri.

Sekian dan terima kasih.

- 44 -

Wabillahi Taufiq Wal Hidayah, Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 16.20 WIB)

a.n. Ketua Rapat SEKRETARIS RAPAT,

NUNIK PRIHATIN B., S.H. NIP. 19691202 199803 2 002