Riba Dan Bunga Bank Dalam Pandangan Ibnu Qayyim

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Riba Dan Bunga Bank Dalam Pandangan Ibnu Qayyim Riba Dan Bunga Bank Dalam Pandangan Ibnu Qayyim M. Khoirul Hadi al-Asy’ari Alumni Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta1 Abtraks Penelitian ini adalah penelitian berbasis library reseach yang fokus membahas dalam masalah yang sudah ada sejak zaman klasik, pem- bahasan ini adalah pembahasan tentang konsep Riba dan Bunga Bank dalam pandangan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. Ulama Kontem- porer ini merupakan Ulama yang sering berpendapat kontroversial, apalagi pada wacana-wacana berupa kajian yang kontroversial. Dalam masalah ini, paper ini berkutat pada bagimana pandangan Ibnu Qa- yyim tentang Riba pada masa Nabi Muhammad SAW sampai Riba pada masa Ibnu Qayyim hidup. Lalu bagaimana penafsiran Kata Riba dalam al-Qur’an yang sempai sekarang tetap dalam debateble diantara kalangan Ulama tafsir dan fiqh terutama oleh Ibnu Qayyim sendiri, kemudian, bagaimana apabila pendapat Riba dalam pandan- gan Ibnu Qayyim di sangkutkan dengan pandangan Bunga Bank yang berkembang pada dunia modern. Adapun hasil dari penelitian ini adalah pertama, bahwa yang dimaksud dengan Riba dan bunga Bank dalam pandangan Ibnu Qayyim mempunyai berbedaan yang mendasar. Kedua, bahwa bunga Bank yang sekarang berkembang bukan dikatakan murni sebgaia Riba dalam masa Nabi Muhammad SAW. Ketiga bahwa Ibnu Qayyim mempunyai pendapat satu dan dua itu berkaitan dengan pemahaman tafsir yang lebih kontekstual dalam kehidupan yang komplek pada saat ini. Kata Kunci : Ibnu Qayyim, Riba, dan Bunga Bank. A. Pendahuluan Pro dan kontra tentang sekitar hukum bunga Bank yang ter- kait dengan Riba bukan saja terjadi dikalangan sarjana muslim, akan tetapi juga pemikir non muslim, sebab itulah ada beberapa ilmuan ahli filsafat yang juga mengharamkan Riba. Plato misalnya, dalam bukunya The Law of Plato, menegaskan bahwa orang tidak boleh me- minjamkan uang dengan rente, dan aristoteles juga menyatakan den- gan hal tersebut. Di dalam bukunya al-Siyasah, bahwa uang adalah alat jual beli, sementara hutang adalah hasil dari jual beli, sedan- 1 [email protected] Jurnal Syari’ah 42 Vol. II, No. II, Oktober 2014 gakan bunga (rente) adalah uang yang lahir dari uang. Menurutnya seseorang yang meminjamkan uang dengan rente merupakan peker- jaan hina dan kita katanya wajib menolaknya.2 Syariat agama Yahudi juga mengharamkan praktek Riba, dalam Taurat juga di jelaskan “Janganlah Kalian meminjam uang kepada Saudaramu sesama Israel dengan cara Riba, berupa perak emas, makanan atau apa saja yang bisa di pinjamkan dengan Riba, agar Rabb Tuhanmu memberikan berkat kepada setiap usahamu.3 Munrtadha Munthari juga berpendapat bahwa dalam kajian filsafat, ia menyatakan Riba adalah bentuk pencurian, karena uang tidak bisa melahirkan uang. Uang tidak memiliki fungsi lain selain alat tukar, uang itu sendiri tidak dapat memberi keuntungan dan sebenarnya uang Itu mandul, dan ini sebenarnya adalah hakekat dalam kajian Riba.4 Memang dalam perjalanan agama Islam Ulama membangi Riba menjadi dua, pertama, Riba nasi’ah, sedangkan kedua, Riba Fadl, Tokoh sahabat dan Tabi’in memperbolehkan Riba Fadl, yang kelebihan harga transaksinya barang bukan karena penundaan atau penyegeraan pembayaran, para tokoh tersebut misalnya Ibnu Ab- bas, Zaid bin Arqam, Ikrimah, dan lain sebagainya. Sedangkan para pakar tafsir yang juga memperbolehkan Riba Fadl adalah kalangan Abu Ja’far Muhammad bin Jarir At-Tabari, Muhammad Abduh5 yang menjadi unik adalah salah satu Ulama sekaliber Ibnu al-Qayy- im Jauziyyah, dia membagi Riba menjadi dua macam, pertama, Riba Jali, dan kedua, Riba Khafi, Riba Jali adalah Riba yang mengandung kemudharatan besar, sedangkan Riba Khafi adalah Riba yang men- gandung atau kalau di lakukan membawa praktek ke Riba Jali.6 Ibnu Qayyim menegaskan bahwasanya dasarnya Riba diharam- 2 Fauzi, Atawi, al-Iqtishad wa al-Mal fi al-Tasri al-Islami wa al-Nazm wa al-Wadi’iyyah, (Bairut: Dar alpfikr 1988). 3 Muhammad Ilamuddin, Insurance and Islamic Law (Delhi: Markaz Maktab Is- lami, 1995) 4 Murtadhi Munthari, al-Riba wa al Tamim, Terjemahn Irwan Kurniawan, edisi Indo- nesia Asuransi dan Riba, (bandung: Pustak Hidayat, 1995) h. 18. 5 Muhmaad Rasyid, Ridha, Tafsir Al-manar, (Mesir: Matba’ah Muhammad Ali Sahib wa Abduh, 1374) juz III. h. 102-104. 6 Ibnu Qayim al-Jauzuyah, I’lam al-Muwaqqi’in, (Beirut: Dar al-fikr, tt) II, h. 135. Riba Dan Bunga Bank Dalam Pandangan ... M. Khoirul Hadi al-Asy’ari 43 kan, dalam kondisi tertentu menurutnya bisa ditolerir, adanya tolerir jelan dalam kondisi pertama, untuk Riba Jali dalam kondisi Darurat, sedangkan kedua, Riba Khafi diperbolehkan dalam kondisi hajat.7 Jelas apa yang dikemukan oleh Ibnu Qayyim ini berbeda dengan Ula- ma-Ulama pendahulunya. Yang tidak membuka peluang sama sekali dengan konsep Riba. Maka dalam adagium Fiqh mereka sedikit atau banyak kalau itu Riba tetap Haram,melihat pemikiran Ibnu Qayyim yang unik ini, menjadi dasar dari penulisan ini, bagaimana nalar Ijti- had dan penafsiran terhadap ayat-ayat Riba dalam pandangan Ibnu Qayyim. Lebih lagi kalau pendapat ini kita lempar dalam suasana wacana Perbankan Islam yang berkembang pesat di hari ini, warna Pemikiriran Ibnu qayyim ini menjadi hal yang penting dalam mem- berikan khazanah keilmuan dan pandangan baru dalam memaknai Riba, dalam kontek skala global. B. Pembahasan a. Biografi Ibnu Qayyim Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Abu Bakr ibn Ayyub ibn Sa’ad ibn Hariz al-Zar’i8 al-Dimasyqi al-Hanbali. Laqabnya adalah Syams al-Din dan kunyahnya Abu ‘Abdillah.9 Namun beliau lebih terkenal dengan sebutan Ibn Qayyim al- Jauziyyah, sebab ayahnya adalah seorang pengurus sekolah al- Jauziyyah.10 Julukan Ibn al-Jauzy sebenarnya tidak tepat kalau disan- darkan kepada Ibn Qayyim. Sebutan ini muncul dan populer dikarenakan keteledoran para penulis atau orang-orang yang 7 Ibnu Qayyim, I’lam al-Muwaqqi’in, …… h. 138-9. 8 Zar’i adalah nama sebuah desa yang sekarang bernama Azra. 9 Ibn Qayyim al-Jauziyyah (selanjutnya ditulis al-Jauziyyah saja), Kunci Kebahagia- an, terj. ‘Abd al-Hayy al-Katani (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2004), h. 3. 10 Sekolah tersebut dibangun oleh salah seorang al-Hafiz ibn al-Jauzi yang ber- nama Muhyi al-Din Abu al-Mahasin Yusuf (w. 656 H.) di daerah Bazuriyah Damaskus. Lihat Kamil Muhammad Muh}ammad ‘Uwaidah, al-Imam al-Hafiz Syams al-Din Ibn Qayyim al-Jauziyyah (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1992), h. 5. Lihat juga pada Biografi Ibn Qayyim dalam Zad al-Ma’ad, Petunjuk Nabi saw. Menjadi Hamba Teladan dalam Berbagai Aspek Kehidupan, terj. Ahmad Sunarto dan Aunurrafiq (Jakarta: Rabbani Press, 1998), h. xix. Jurnal Syari’ah 44 Vol. II, No. II, Oktober 2014 tidak suka kepada Ibn Qayyim, karena julukan Ibn al-Jauzy di- berikan kepada ‘Abd al-Rahman ibn ‘Ali al-Quraisy yang wafat pada tahun 596 H. Di samping itu ada juga beberapa orang yang mempunyai julukan Ibn Qayyim al-Jauziyyah. Mereka ti- dak lain adalah orang yang memiliki nasab yang sama dengan ayahnya yang bernama Abu Bakr Ayyub, yakni saudara kan- dung Ibn Qayyim (Muhammad ibn Abu Bakr).11 Sedangkan beberapa orang yang menyamai julukan Ibn Qayyim adalah dua orang yang sama alimnya, yaitu: 1. Ibn Qayyim al-Hanbali, adalah Abu Bakr Muhammad ibn ‘Ali ibn Husain ibn Qayyim al-Hanbali. Beliau termasuk golongan ulama ahli hadis dan wafat tahun 480 H. 2. Ibn Qayyim al-Misri, adalah ‘Ali ibn Isa ibn Sulaiman al- Salabi al-Syafi’i ibn Qayyim. Beliau dikenal sebagai muhaddis dan juga perawi. Wafat tahun 710 H. Ibn Qayyim al-Jauziyyah lahir pada 7 Safar 691 H/1292 M. Mayoritas ulama mengatakan bahwa beliau dilahirkan di kota Damaskus, Siria. Namun ada pula yang mengatakan bah- wa beliau dilahirkan di desa Zar’i, Hauran, yang terletak di se- belah Timur kota Damaskus. Beliau wafat pada usia 60 tahun, tepatnya malam Kamis 13 Rajab 751 H./1350 M, waktu azan Isya di kota Damaskus. Jenazahnya dimakamkan di pemaka- man al-Bab al-Saghir di samping makam orang tuanya.12 Beliau berasal dari kalangan terhormat dan tumbuh dalam lingkungan keluarga yang taat dan berilmu. Ayahnya, selain sebagai seorang pendidik juga dikenal sebagai seorang ulama Fiqh Hanbali yang ahli dalam bidang fara’id. Dari sini- lah beliau memulai perjalanan intelektualnya. Selain ahli dalam berbagai masalah agama, beliau pun 11 Muhammad Anwar Yasin al-Sanhuti (selanjutnya ditulis al-Sanhuti saja), Ibn Qayyim Berbicara tentang Tuhan, terj. Romli dan Heri (Jakarta: Mustaqim, 2001), h. 20. 12 Abu al-Falah ‘Abd al-Hayy ibn Azmad ibn Muhammad ibn al-’Imad al-Hanbali (selanjutnya ditulis al-‘Imad saja), Syazarat al-Zahab Fi Akhyar Man Zahab (Bei- rut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, tth.), juz VI, hlm. 180; Abu al-Fida ibn Kasir al-Dimasyqi (selanjutnya ditulis Ibn Kasir saja), Al-Bidayah wa al-Nihayah (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1987), juz XIV, h. 246. Riba Dan Bunga Bank Dalam Pandangan ... M. Khoirul Hadi al-Asy’ari 45 sangat ahli dalam masalah akhlak dan sastra. Beliau memiliki wawasan tentang metodologi pembentukan dan terapi jiwa. Beliau menjadikan Rasulullah saw. sebagai panutan dan selalu menerapkan etika dan adab kenabian dalam dirinya. Etika kenabian ini beliau terapkan dalam sikap yang baik dan jiwa yang bersih. Hal ini dapat dilihat ketika beliau mengatakan dalam kitabnya Madarij al-Salikin, bahwa jika ada orang lain berbuat buruk kepadamu kemudian orang tersebut memin- ta maaf kepadamu, maka kamu wajib memaafkannya tanpa melihat apakah dia salah atau benar, kemudian serahkanlah maksud hatinya kepada Allah swt.13 Kehidupan Ibn Qayyim dalam mengisi aktivitas sehari- harinya tidak jauh dari kreatifitas ilmiahnya. Sepanjang hidupnya beliau curahkan untuk menulis kitab dan mengajar di berbagai madrasah di Damaskus. Seperti yang telah diketa- hui, Damaskus ketika itu menjadi pusat kajian keilmuan yang sangat terkenal dan penuh dengan forum-forum ilmiah yang diselenggarakan oleh para ulama. Beliau juga menggantikan kedudukan ayahnya menjadi pimpinan Madrasah al-Jauziyyah yang didirikan oleh ayahnya sendiri dalam waktu yang cukup lama. Berdasarkan periodisasi sejarah Islam, Ibn Qayyim hid- up pada abad pertengahan (1250-1800 M.), tepatnya ketika dinasti Mamluk (1250-1517 M.) berkuasa di Mesir dan Siria, yaitu pada masa pemerintahan Salah al-Din Khalil (1290-1294 M.) hingga masa Nasir al-Din al-Hasan (1347-1351 M).
Recommended publications
  • Islamic Pricing Benchmark
    RESEARCH PAPER ( No : 16 /2010 ) ISLAMIC PRICING BENCHMARK Principal Researchers: 1. Prof. Dato’ Dr. Mohd Azmi Omar 2. Asst. Prof. Dr. Azman Md Noor 3. Prof. Dr. Ahamed Kameel Mydin Meera Co-Researchers: 1. Asst. Prof Dr. Turkhan Ali Abdul Manap 2. Assoc. Prof Dr. M. Shabri Abdul Majid 3. Asst Prof Dr. Sharifah Raihan Syed Zain 4. Tuan Hj. Md. Ali Sarif ISLAMIC PRICING BENCHMARK by Principal Researchers: 1. Prof. Dato’ Dr. Mohd Azmi Omar 2. Asst. Prof. Dr. Azman Md Noor 3. Prof. Dr. Ahamed Kameel Mydin Meera Co-Researchers: 1. Asst. Prof Dr. Turkhan Ali Abdul Manap 2. Assoc. Prof Dr. M. Shabri Abdul Majid 3. Asst Prof Dr. Sharifah Raihan Syed Zain 4. Tuan Hj. Md. Ali Sarif SECTION 1: INTRODUCTION TO ISLAMIC PRICING BENCHMARK PROJECT In past thirty years, Islamic finance and banking has rapidly established themselves in the global market as an alternative method of investment. The present pace of growth shows a very promising future for Islamic finance. With the current global economic and financial crisis, Islamic financial system has been offered as a solution by its proponents. However Islamic finance has been using conventional finance benchmarks, such as BLR, KLIBOR, COFI, LIBOR, etc, to determine its own cost of funds, and hence its return to financial investments. This is so because Islamic finance, if not being part of an existing conventional finance, has always served as financial intermediary for surplus and deficit units. Islamic banking as the dominant 1 ISRA Research Paper (No. 16/2010) institution in Islamic Finance industry has gone beyond the function of a financial intermediary whereby it also serves as a wakeel, custodian, partner, entrepreneur, and guarantor.
    [Show full text]
  • Law and Moral Regulation in Modern Egypt: Ḥisba from Tradition to Modernity
    International Journal of Middle East Studies (2020), 52, 665–684 doi:10.1017/S002074382000080X ARTICLE Law and Moral Regulation in Modern Egypt: Ḥisba from Tradition to Modernity Ahmed Ezzat Faculty of Asian and Middle East Studies, University of Cambridge, Cambridge, UK Corresponding author. E-mail: [email protected] Abstract This article examines the historical roots of juridical moral regulation in modern Egypt, assessing the relationship between modern law and shariʿa through the lens of the influence of the Islamic practice of h isba on courts and legislators. The article engages critically with scholarship on Islamic law and postcolonial theory regarding the impact of Western colonialism on law in Muslim societies and problematizes the understanding that shariʿa was secularized in the Egyptian legal culture through the translation of Western legal concepts. Instead, a different narrative is offered, one that recognizes the agency of local actors in the pro- cess of secularization and considers the influence of shariʿa in the legal development of contemporary Egypt. Keywords: colonialism; Egyptian law; h isba; Islamic law; shariʿa In the years following the 25 January Revolution in Egypt in 2011, there was a notable uptick in the num- ber of individuals sentenced for their sexual orientation, religious beliefs, political opinions, or moral standing. Cases based on both citizen complaints and law enforcement interventions—by the police or prosecution authorities—were brought against writers, activists, artists, and bloggers. The state’s prosecu- tion of individuals for their opinions, sexual behaviors, and religious beliefs has been couched using the Islamic principle of h isba, a religious concept enshrined in the Qurʾan and sunna and debated extensively by Muslim jurists.
    [Show full text]
  • Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
    SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ( Analisis Pemikiran Tokoh dari Masa Rasulullah SAW Hingga Masa Kontemporer) Buku Perkuliahan Program S-1 Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya Penulis: Fahrur Ulum, S.Pd., M.EI. Supported by: Government of Indonesia (GoI) and Islamic Development Bank (IDB) digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id KATA PENGANTAR REKTOR UIN SUNAN AMPEL Merujuk pada PP 55 tahun 2007 dan Kepmendiknas No 16 tahun 2007, Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa; Kepmendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi; dan KMA No. 353 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi, UIN Sunan Ampel akan menerbitkan buku perkuliahan sebagai upaya pengembangan kurikulum dan peningkatan profesionalitas dosen. Untuk mewujudkan penerbitan buku perkuliahan yang berkualitas, UIN Sunan Ampel bekerjasama dengan Government of Indonesia (GoI) dan Islamic Development Bank (IDB) telah menyelenggarakan Training on Textbooks Development dan Workshop on Textbooks bagi Dosen UIN Sunan Ampel. Training dan workshop tersebut telah menghasilkan buku perkuliahan yang menggambarkan komponen matakuliah utama pada masing-masing jurusan/prodi di Fakultas. Buku perkuliahan yang berjudul Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Analisis Pemikiran Tokoh dari Masa Rasulullah SAW hingga Masa Kontemporer) merupakan salah satu di antara beberapa buku yang disusun oleh dosen pengampu mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam program S-1 Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Ampel sebagai panduan pelaksanaan perkuliahan selama satu semester.
    [Show full text]
  • Futa Toro Ll9 (Fn
    INDEX aba kuuri 102 Atrmad b. 'Ali, ruler of Borno 259 Abbakr Ismã'il, ruler of Dãr Masãlît 114, Abmad Bãbã 3,77 (fn. 86) l16 Ahmad b. Fürtú 135 Abbas, ruler of Kano 186 (ft¡. 154) Ahmad al-Maqúr 100, 102 Abbasid Caliphate 2zl-25 Abmad b. Mutrammad ibn Sa'id 76 abbo daadinga 106 Ahmad b. 'Umar (Ahmadu Sheku), rule¡ of the Umarian state 142-145 'Abd Allãh ibn lbãd 50 (fn. 195) (Amadi 'Abd al-Karim. ruler of Wadai 100, 108, 260 Ahmadi Gaye Gai) 9È91 'Abd al-Qãdir, ruler of Futa Toro ll9 (fn. Ahmadu Ahmadu, ruler of Masina 132 13l), l2l-123 Ahmadu Lobbo, see Seku Ahmadu L¡bbo 'Abd al-Qãdir, ruler of Baghirmi 236 Alexander, Boyd 259 Abdulkarim, ruler oîZx:n 176 'AlI b. Dänama, ruler of Borno 261 Abdullahi ('Abd Allãh b. Muþammad al- 'Al¡ b. Hamdän, ruler of Borno 259 TaSshi), ruler of the MahdiYa 36.20Ç 'Ali Drnãr, ruler of Dar Für ll2,221 (f¡t. 207, 217 -2r9, 221J29, 233 59) Abdullahi, ruler of Kano 174, ll7 (fn. 109) 'Ali (G¿ji) b. Dûn¿ma" ruler of Bomo 134 Abdullahi Burja, ruler of Kano 261 Aliyu, ruler of Kano 179 Abdullahi dan Fodio ('Abd Allãh ibn Füdi) Aliyu Babba, ruler of Sokoto 175,262 2. 159-162,189, 281 Almamate, see imamate Abéché 109 almamy, almaami, almanY (= al-imãm): Abù .Abd Allãh Modibbo Muhammad al- Bundu - 90-91'93-94; Futa Jallon - Kaún/74 ll8-119, l4l; Futa Toro - 122,142: Abu'Abd Allãh Mubammad b. Muha¡rmad used by Samori Ture - 148 b.
    [Show full text]
  • Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhsiyah Fakultas Syari’Ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo S E M a R a N G 2009
    STUDI ANALISIS PENDAPAT IMAM SAHNUN TENTANG GUGURNYA KEWAJIBAN AYAH [WALI ] TERHADAP ANAK GILA YANG TELAH BALIGH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari’ah Oleh : M. FAAHMI NASHRALLAH NIM : 2103091 JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSIYAH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO S E M A R A N G 2009 NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) eks. Semarang, 23 Juni 2009 Hal : Naskah Skripsi Kepada An. Sdr. M. Fahmi Nashrallah Yth. Bapak Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Di Semarang Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya bersama ini saya kirim naskah skripsi Saudara: Nama : M. Fahmi Nashrallah NIM : 2103091 Judul : STUDI ANALISIS PENDAPAT IMAM SAHNUN TENTANG GUGURNYA KEWAJIBAN AYAH [WALI] TERHADAP ANAK GILA YANG TELAH BALIGH Dengan ini saya mohon kiranya naskah skripsi tersebut dapat segera diujikan. Demikian harap menjadikan maklum. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Semarang, 23 Juni 2009 Pembimbing I, Drs. M. Miftah AF, M. Ag. NIP. 150 218 256 ii DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS SYARI’AH Alamat: Jalan Raya Boja Ngaliyan Km. 3 Semarang 50159 telp. (024)7601297 PENGESAHAN Skripsi Saudara : M. Fahmi Nashrallah NIM : 2103091 Fakultas / Jurusan : Syari’ah / al- Ahwal al- Syakhsiyah Judul skripsi : Studi Analisis Pendapat Imam Sahnun Tentang Gugurnya Kewajiban Wali [Ayah] Terhadap Anak Gila yang Telah Baligh Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dan dinyatakan lulus pada tanggal : 30 Juni 2009 Dan dapat diterima sebagai pelengkap ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi Program Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2008/2009 guna memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Syari’ah Semarang, 30 Juni 2009 Dewan Penguji Ketua Sidang Sekretaris Sidang Drs.
    [Show full text]
  • Revised Identities of the Almoravid Dynasty and Almohad Caliphate and Al- Bayan Al-Mugrib Rolando J
    Claremont Colleges Scholarship @ Claremont CMC Senior Theses CMC Student Scholarship 2014 Pieces of a Mosaic: Revised Identities of the Almoravid Dynasty and Almohad Caliphate and al- Bayan al-mugrib Rolando J. Gutierrez Claremont McKenna College Recommended Citation Gutierrez, Rolando J., "Pieces of a Mosaic: Revised Identities of the Almoravid Dynasty and Almohad Caliphate and al-Bayan al- mugrib" (2014). CMC Senior Theses. Paper 844. http://scholarship.claremont.edu/cmc_theses/844 This Open Access Senior Thesis is brought to you by Scholarship@Claremont. It has been accepted for inclusion in this collection by an authorized administrator. For more information, please contact [email protected]. 1 CLAREMONT McKENNA COLLEGE PIECES OF A MOSAIC: REVISED IDENTITIES OF THE ALMORAVID DYNASTY AND ALMOHAD CALIPHATE AND AL­BAYAN AL­MUGRIB SUBMITTED TO PROFESSOR HEATHER FERGUSON AND PROFESSOR KENNETH B. WOLF AND DEAN NICHOLAS WARNER BY ROLANDO J. GUTIERREZ FOR SENIOR THESIS SPRING 2014 APRIL 28, 2014 2 3 Abstract This study seeks to clarify the identities of the Almoravid and Almohad Berber movements in the larger Crusade narrative. The two North African Islamic groups are often carelessly placed within the group identified as “Islam” in discussions about the series of military campaigns that took place not only in the traditional Holy Land but also throughout regions of the Mediterranean such as Spain; this generalized identifier of “Islam” is placed against a much more complex group of generally Christian parties, all of them seen as separate, unique groups under the umbrella identifier of Christianity. This foray into a late 13th century North African Arabic history of the two groups will attempt to build a more robust identity for the two groups.
    [Show full text]
  • Pe N Abu Al-A B At-Tamimi Al-Qay Wani Dalam Pengembangan Hadis Di Tunisia
    PEN ABU AL-AB AT-TAMIMI AL-QAYWANI DALAM PENGEMBANGAN HADIS DI TUNISIA Umma Farida STAIN Kudus, Jawa Tengah, Indonesia Abstrak Kuatnya dominasi madzhab Maliki di Tunisia menjadikan perhatian masyarakatnya terhadap hadis sangatlah besar, sehingga tidak mengherankan jika banyak ulama yang muncul dari negeri ini, salah satunya Abu al-Arab at-Tamimi. Tokoh yang dikaji ini memiliki kompetensi di bidang hadis dan sejarah. Ia banyak meriwayatkan dan mengajarkan hadis Nabi saw., di antaranya adalah hadis-hadis fadha’il Ifriqiyyah yang kontroversial dan menuai kritik dari beberapa ulama dan para pengkaji hadis berikutnya. Meskipun jika dikaji lebih jauh, periwayatan hadis tersebut menjadi sesuatu yang biasa bagi para muhaddits sekaligus muarrikh yang cenderung memberikan kelonggaran dalam hadis-hadis mengenai keutamaan suatu negeri, bangsa, bahkan bahasa. Selama hidupnya, Abu al-Arab tidak hanya berperan dalam meriwayatkan hadis Nabi saw. saja, tetapi ia juga mendokumentasikan pemikiran-pemikirannya yang terkait dengan rijal-hadits dan al-jarh wa at-ta’dil. Periwayatan dan gagasan-gagasan hadis Abu al-Arab selanjutnya dikembangkan oleh para ulama hadis berikutnya seperti Abu al-Hasan al-Qabisi, Atiq at-Tujibi, Abu Bakr Abdullah al-Maliki, Abd ar-Rahman ibn ad-Dabbagh, dan Abu al-Qasim ibn Naji, juga dinukil oleh beberapa pakar hadis terkemuka seperti Imam adz-Dzahabi dan Ibn Hajar al-Asqalani. Kata Kunci: Abu al-Arab at-Tamimi, Hadis, al-Jarh wa at-Ta’dil, Tunisia RIWAYAH, Vol. 1, No. 2, September 2015 271 Abstrak A. Pendahuluan Penyebaran hadis Nabi Saw. di Tunisia telah berlangsung sejak negara ini ditaklukkan dalam futuhat Islamiyah yang dipimpin oleh Uqbah ibn Nafi’ tahun 670 M.
    [Show full text]
  • Beyond Jihad Ii Iii
    i Beyond Jihad ii iii Beyond Jihad The Pacifist Tradition in West African Islam LAMIN SANNEH 1 iv 1 Oxford University Press is a department of the University of Oxford. It furthers the University’s objective of excellence in research, scholarship, and education by publishing worldwide. Oxford is a registered trade mark of Oxford University Press in the UK and certain other countries. Published in the United States of America by Oxford University Press 198 Madison Avenue, New York, NY 10016, United States of America. © Oxford University Press 2016 All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system, or transmitted, in any form or by any means, without the prior permission in writing of Oxford University Press, or as expressly permitted by law, by license, or under terms agreed with the appropriate reproduction rights organization. Inquiries concerning reproduction outside the scope of the above should be sent to the Rights Department, Oxford University Press, at the address above. You must not circulate this work in any other form and you must impose this same condition on any acquirer. CIP data is on file at the Library of Congress ISBN 978– 0– 19– 935161– 9 1 3 5 7 9 8 6 4 2 Printed by Sheridan Books, Inc., United States of America v In tribute to the Jakhanke clerics who follow the pathways of tolerance and commitment with learning and humor vi vii CONTENTS Author’s Note ix Acknowledgments xiii Introduction: Issues and Directions 1 PART ONE HISTORICAL GENESIS 21 1. Beyond North Africa: Synthesis and Transmission 42 2.
    [Show full text]
  • From the Advent of Islam up to the End of Minor Occultation
    Published on Books on Islam and Muslims | Al-Islam.org (https://www.al-islam.org) Home > History of Shi'ism: From the Advent of Islam up to the End of Minor Occultation History of Shi'ism: From the Advent of Islam up to the End of Minor Occultation Author(s): Ghulam-Husayn Muharrami [3] Publisher(s): ABWA Publishing and Printing Center [4] This text discusses how Shi'ism has been an integral and inseparable part of Islam from the time of the Holy Prophet (sa). The text provides several resources to show how Shi'ism began with the companions of the Holy Prophet (sa) and how its legacy still stands. Translator(s): Mansoor L. Limba [5] Category: General [6] Early Islamic History [7] General [8] Imam al-Mahdi [9] The 12 Imams [10] Miscellaneous information: Translator and typesetter: Mansoor Limba Project supervisor: Translation Unit, Cultural Affairs Department Ahl al-Bayt ('a) World Assembly (ABWA) ISBN: 978-964-529-333-6 Foreword In the Name of Allah, the All-beneficent, the All-merciful The invaluable legacy of the Household {Ahl al-Bayt} of the Prophet (may peace be upon them all), as preserved by their followers, is a comprehensive school of thought that embraces all branches of Islamic knowledge. This school has produced many brilliant scholars who have drawn inspiration from this rich and pure resource. It has given many scholars to the Muslim ummah who, following in the footsteps of Imams of the Prophet’s Household (‘a), have done their best to clear up the doubts raised by various creeds and currents within and without Muslim society and to answer their questions.
    [Show full text]
  • Uyun Akhbar Al Reza
    Chapter 1 DEDICATION We dedicate this work to both of our parents to whom we are greatly indebted - our fathers: the late Mr. Muhammad Mehdi Peiravi, and Mr. Charles Henry Morgan. We also pray for the blessing of our mothers Mrs. Talat Sheikh Peiravi and Mrs. Betty June Morgan whom our chil- dren and we love and are still under their spiritual protection and loving support. Dr. Ali Peiravi Ms. Lisa Zaynab Morgan [email protected] 2 Chapter 2 TRANSLATOR’S FOREWORD I thank God the Almighty for the opportunity granted to me to under- take the preparation of this two volume book - The Source Of Traditions On Imam Reza (s) or Uyun Akhbar Al-Reza - after the successful comple- tion of An Anthology Of Islamic Poetry Vol.1; Imam Reza’s Pilgrimage Pro- cedures And Prayers; A Divine Perspective On Rights; The Complete Edition Of The Treatise On Rights; Mishkat Ul-Anwar Fi Ghurar Il-Akhbar and The Islamic Family Structure. The present work has been compiled by Sheikh Sadooq and covers the major traditions about the life, the decrees, the ar- guments, the writings and the sayings of Imam Musa ibn Ja’far (s) and Imam Ali ibn Musa Al-Reza (s) . The book mainly focuses on Imam Ali ibn Musa Al-Reza (s) . However, it covers much of what happened to his father (s), as that affected him. I have translated this work from Arabic into English for the interested readers. Regarding the references to the Holy Quran's verses, I have exactly cited them for coherency using an available translation of the Quran into English by Mr.
    [Show full text]
  • Historical Dictionary of Islam Third Edition
    The historical dictionaries present essential information on a broad range of subjects, including American and world history, art, business, cities, countries, cultures, customs, film, global conflicts, international relations, literature, music, philosophy, religion, sports, and theater. Written by experts, all contain highly informative introductory essays on the topic and detailed chronologies that, in some cases, cover vast historical time periods but still manage to heavily feature more recent events. Brief A–Z entries describe the main people, events, politics, social issues, institutions, and policies that make the topic unique, and entries are cross-referenced for ease of browsing. Extensive bibliographies are divided into several general subject areas, provid- ing excellent access points for students, researchers, and anyone wanting to know more. Additionally, maps, photographs, and appendixes of supplemental information aid high school and college students doing term papers or introductory research projects. In short, the historical dictionaries are the perfect starting point for anyone looking to research in these fields. HISTORICAL DICTIONARIES OF RELIGIONS, PHILOSOPHIES, AND MOVEMENTS Jon Woronoff, Series Editor Orthodox Church, by Michael Prokurat, Alexander Golitzin, and Michael D. Peterson, 1996 Civil Rights Movement, by Ralph E. Luker, 1997 Catholicism, by William J. Collinge, 1997 North American Environmentalism, by Edward R. Wells and Alan M. Schwartz, 1997 Taoism, by Julian F. Pas in cooperation with Man Kam Leung, 1998 Gay Liberation Movement, by Ronald J. Hunt, 1999 Islamic Fundamentalist Movements in the Arab World, Iran, and Turkey, by Ahmad S. Moussalli, 1999 Cooperative Movement, by Jack Shaffer, 1999 Kierkegaard’s Philosophy, by Julia Watkin, 2001 Prophets in Islam and Judaism, by Scott B.
    [Show full text]
  • 1 the Evolution of the Western Concept of Development
    Notes 1 The Evolution of the Western Concept of Development 1. M. A. Cowen and R. W. Shenton, Doctrines of Development (London: Routledge, 1996), 20–21. 2. Jerry Z. Muller, The Mind and the Market (New York: Anchor Books, 2003), 18. See also F.M. Scherer, “New Perspectives on Economic Growth and Technological Innovation” (Washington DC: Brookings Institution Press, 1994) and Y. S. Brenner, Looking into the Seeds of Time, second edition (New Brunswick, NJ: Transaction, 1998). 3. Adam Smith, The Theory of Moral Sentiments (Mineola, NY: Dover, 2006), 127; A. K. Giri, “Rethinking Human Well-Being: A Dialogue with Amartya Sen,” Journal of International Development Vol. 12 (2004): 1008–1009; C. T. Kurien, Rethinking Economics (New Delhi: Sage, 1996). 4. Adam Smith, The Theory of Moral Sentiments (Mineola, NY: Dover, 2006), 128–150; A. K. Sen, On Ethics and Economics (Oxford: Blackwell, 1987); Vivian Walsh, “Smith after Sen,” Review of Political Economy Vol. 12 No. 1 (2000): 5–25. 5. M. A. Cowen and R. W. Shenton, Doctrines of Development (London: Routledge, 1996), 13–21; Muller, The Mind and the Market, 21–83; Kurien, Rethinking Economics. 6. Cowen and Shenton, Doctrines of Development, 35–21; Muller, The Mind and the Market; R.D. Winfield, The Just Economy (New York: Routledge, 1990), 142–187. 7. Cowen and Shenton, Doctrines of Development, 35–59. 8. Ibid., 112–166; Muller, The Mind and the Market; Kurien, Rethinking Economics; Scherer, “New Perspectives on Economic Growth.” 9. Max Weber, Economy and Society, ed. Roth Gunther and Wittich Claus (Berkeley, CA: University of California Press, 1978); L.
    [Show full text]