BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Melalui penelitian terdahulu peneliti bisa mengetahui perbedaan dan relevansi penelitian yang dikaji terhadap apa yang peneliti kaji. Peneliti mengambil beberapa penelitian terdahulu sebagai referensi untuk memperkaya bahan kajian.

Berikut peneliti sajikan penelitian terdahulu berupa beberapa sumber dari jurnal penelitian, antara lain sebagai berikut:

a. Penelitian terdahulu dari B.A.Prakoso & Masykur, 2013)di dalam

penelitian berjudul Fanatisme Suporter Sepakbola Persija

penelitian ini menemukan bahwa perilaku fanatisme terbagi menjadi dua

factor yaitu individu serta kolektif dan juga proses terjadinya pembentukan

perilaku. Kelompok supporter yaitu Jak Mania

mempunyaia kesadaran dalam segala tindakan bentuk perilakunya,

sehingga terlaksanya perubahan secara perlahan dan juga bertahap dalam

tubuh kelompok supporter Jak Mania untuk menjadikan segala bentuk

tindakan perilaku fanatiknya memiliki nilai dampak positif bagi dirinya,

klub serta masyarakat sekitar.

b. Peneltian terdahulu dari Habibie, 2014) Hubungan Aantara Fanatisme beserta

Solidaritas social yang ada di dalam kelompok Komunitas Intermilan Club

Indonesia (ICI) regional Moratti Kota Malang. Fanatisme muncul dari rasa

19

cinta yang berlebuhan, serta rasa kasih sayang, dan perasaan memiliki, yang

menimbulkan kebutuhan mendapatkan penghargaan dan kemampuan akan

dirinya. Pembelajaran mengenai akibat dari bentuk fanatisme dalam

terbentuknya solidaritas sosial anggota kelompok supporter Intermilan Club

Indonesia (ICI) regional Moratti Kota Malang. c. Penelitian terhdahulu dari Kusuma, 2017) yaitu Motivasi Kehadiran

Pendukung Wanita Di Stadion Sepakbola Indonesia. Penelitian ini ingin

mengamati bentuk perilaku para wanita yang mendukung klub sepakbola

di Indonesia menunjukkan fanatisme mereka pada klub sepakbola yang

mereka dukung. Selain itu akan digali informasi lebih dalam lagi mengenai

motivasi yang mendorong mereka untuk menunjukkan perilaku fanatisnya

dalam mendukung sebuah klub Sepakbola. d. Penlitian terdahulu dari Assyaumin et al., 2017) Fanatisme Suporter

Sepakbola Ditinjau Dari Aspek Sosio-Antropologis (Studi Kasus

Aremania Malang) Hasil penelitian: 1) Aremania adalah salah satu

penggemar fanatik dan setia, 2) Aremania selalu menjalin hubungan baik

dengan lingkungan sekitarnya. Kesimpulan dari hasil penelitian

menunjukkan bahwa Aremania adalah sangat pendukung fanatik dalam

mendukung Arema e. Penelitian terdahulu dari ALGHAFFAR, 2017) Perilaku Agresif Pada

Suporter Sepakbola. Hasil di dalam penelitian ini menunjukan bahwa

1)Perilaku agresif pada suporter timbul karena adanya rivalitas klub

sepakbola pada saat pertandingan dan adanya provokasi antar suporter

2)Perilaku agresif suporter secara verbal yaitu meyanyikan lagu dengan

20

kata-kata kotor dan rasis, kemudian secara fisik yaitu melempar benda

yang ada disekitar dan merusak fasilitas 3)perilaku agresi yang ditemui

pada suporter adalah menyanyikan lagu dengan kata kotor dan rasis,

kemudian secara fisik yaitu saling melempar benda. Perilaku agresif pada

kelompok supporter muncul akibat terjadinya rivalitas dan saling

memprovokasi antar kelompok supporter kemudian terjadilah bentuk

perilaku agresif secara verbal maupun fisik. f. Penelitian terdahulu dari Malfaid 2013 Fanatisme Suporter Sepak Bola

Untuk Menanamkan Solidaritas Sosialn (Studi Kasus Pada Suporter

Pasoepati Kartasura) dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan kendala-

kendala yang dihadapi para fanatisme suporter sepak bola untuk

menanamkan solidaritas sosial, untuk mendeskripsikan solusi apa yang

dilakukan untuk mengatasi kendala- kendala apakah yang dihadapi para

fanatisme suporter sepak bola untuk menanamkan solidaritas sosial di

Pasoepati Korwil Kartasura g. Penelitian terdahulu dari Septiyan Adhi Prakoso 2013 Fanatisme

Supportrer Sepak Bola Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan dalam penelitian

“Ada perbedaan fanatisme supporter sepak bola ditinjau dari tingkat

pendidikan, supporter dengan tingkat pendidikan tinggi lebih terarah

daripada supporter dengan tingkat pendidikan rendah”. h. Penelitian terdahulu dari Ahmad Kamal 2014, Perilaku Dukungan

Suporter Sepakbola Di Indonesia: Studi Kasus Pada Barisan Suporter

Persijap Sejati (Banaspati), Hasil dari penelitian Terdapat lima faktor yang

mempengaruhi supporter persijap yaitu Ada lima faktor yang

21

mempengaruhi kelompok supporter Banaspati dalam mendukung Persijap

Jepara. Pertama, adalah lingkungan social di mana individu itu berada dan

berinteraksi seperti dengan keluarga, teman, dan kelompok. Kedua,yaitu

figure ataupun aktor yang mempunyai karisma seperti pemain dan juga

pelatih. Ketiga, adalah daerah (primordialisme) karena suporter

mempunyai jiwa dan rasa kebanggaan tersendiri ketika mendukung tim

yang berasal dari daerah asalnya atau kota kelahirannya. Keempat, yaitu

dari sisi psikologis dengan padatnya aktivitas individu maka akan

berpotensi stress, sehingga membutuhkan hiburan dan menonton

sepakbola menjadi solusinya. Kelima, dari sisi segi aspek ekonomi yaitu

dengan adanya harga tiket pertandingan yang tergolong relatif murah,

maka hal itu yang menjadikan daya tarik tersendiri bagi kelompok suporter

dengan status menengah kebawah sebagai sarana hiburan. i. Penelitian terdahulu dari saudara Bachtiar Akbar 2015) tentang Fanatisme

yang terjadi pada Kelompok Suporter Sepak Bola PSIS (Studi

Kasus Panser Biru Semarang) Penelitian ini berpusat terhadap fenomena

fanatisme yang terjadi pada kelompok suporter sepakbola PSIS Semarang.

Perilaku fanatisme yang terjadi pada kelompok supporter sepakbola PSIS

Semarang yaitu kecenderungan dukungan yang terlalu besar dan kuat dari

kelompok suporter Panser Biru atau Mahase Janar terhadap klub

sepakbola kota Semarang yaitu PSIS Semarang. j. Penelitian terdahulu dari saudra Pramudika, 2016) yaitu Tentang

Komunitas kelompok Suporter Panser Gir atau kelompok supporter

sepakbola wanita di Kota Semarang: yaitu mengenai Kajian Identitas

beserta Solidaritas Sosial

22

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

NO Nama Dan Judul Hasil Penelitian Relevansi Penelitian Penelitian 1. (B. A. Prakoso & Dalam penelitian berjudul Relavansi dengan Masykur, 2013) Fanatisme Suporter penelitian ini sama FANATISME Sepakbola Persija Jakarta sama SUPPORTER penelitian ini menemukan mengidentifikasi SEPAKBOLA bahwa perilaku fanatisme masalah fanatisme PERSIJA terbagi menjadi dua factor tetapi penelitian ini JAKARTA yaitu individu serta kolektif memfokuskan dan juga proses terjadinya didalam dua bentuk pembentukan perilaku. perilaku fanatik Kelompok supporter Persija individu dan kolektif Jakarta yaitu Jak Mania mempunyaia kesadaran dalam segala tindakan bentuk perilakunya, sehingga terlaksanya perubahan secara perlahan dan juga bertahap dalam tubuh kelompok supporter Jak Mania untuk menjadikan segala bentuk tindakan perilaku fanatiknya memiliki nilai dampak positif bagi dirinya, klub serta masyarakat sekitar. 2. (Habibie, 2014) Hubungan antara Fanatisme Relevansi dengan Hubungan beserta Solidaritas social penelitan yang saya Aantara yang ada di dalam kelompok lakukan sama- sama Fanatisme Dan Komunitas Intermilan Club mengidentifikasi Solidatritas Indonesia (ICI) regional fanatisme tetapi Sosial Di Moratti Kota Malang. penelitian yang Komunitas ICI Fanatisme muncul dari rasa dilakukan habibi MORATTI cinta yang berlebuhan, serta lebih mengarah ke Regional Malang rasa kasih sayang, dan hubungan antara perasaan memiliki, yang fanatisme dan menimbulkan kebutuhan solidaritas sosial di mendapatkan penghargaan komunitas dan kemampuan akan dirinya. Pembelajaran

23

NO Nama Dan Judul Hasil Penelitian Relevansi Penelitian Penelitian mengenai akibat dari bentuk fanatisme dalam terbentuknya solidaritas sosial anggota kelompok supporter Intermilan Club Indonesia (ICI) regional Moratti Kota Malang. 3. (Kusuma, 2017) yaitu Motivasi Kehadiran Relanvansi dalam Motivasi Pendukung Wanita Di penelitian ini adalah Kehadiran Stadion Sepakbola sama-sama Pendukung Indonesia. Penelitian ini melakukan penlititan Wanita Di ingin mengamati bentuk fenomenan perilaku Stadion perilaku para wanita yang fanaatisme supporter Sepakbola mendukung klub sepakbola sepakbola tetapi di Indonesia di Indonesia menunjukkan dalam penelitian ini fanatisme mereka pada klub penelititan lebih sepakbola yang mereka mengarah terhadap dukung. Selain itu akan Gender digali informasi lebih dalam lagi mengenai motivasi yang mendorong mereka untuk menunjukkan perilaku fanatisnya dalam mendukung sebuah klub Sepakbola 4. (Assyaumin et al., Hasil penelitian: 1) Penelitian ini 2017)Fanatisme Aremania adalah salah satu memiliki relevansi Suporter penggemar fanatik dan setia, dalam mengangkat Sepakbola 2) Aremania selalu menjalin supporter Arema Ditinjau Dari hubungan baik dengan yang memiliki Aspek Sosio- lingkungan sekitarnya. fantatisme tinggi Antropologis Kesimpulan dari hasil perbedaan dengan (Studi Kasus penelitian menunjukkan penelitian yang saya Aremania bahwa Aremania adalah lakukan karena Malang) sangat pendukung fanatik penelitian saya lebih dalam mendukung Arema. ke arah konstruksi identitas kelompok 5. (ALGHAFFAR, Hasil di dalam penelitian ini Pernelitian ini 2017) Perilaku menunjukan bahwa memilki kesaamaan Agresif Pada 1)Perilaku agresif pada di dalam perilaku

24

NO Nama Dan Judul Hasil Penelitian Relevansi Penelitian Penelitian Suporter kelompok suporter timbul fanatisme tetapi Sepakbola karena adanya rivalitas perbedaan dalam terhadap klub sepakbola dan penelitian ini lebih adanya bentuk provokasi menjabarakan pada antar kelompok suporter perilaku agresif dan 2)Perilaku agresif yang faktor – faktor yang terjadi pada kelompok melatarbelakangi suporter secara verbal yaitu meyanyikan lagu dengan kata kotor dan juga rasisisme, kemudian secara fisik tindakan kelompok supporter yaitu melempar benda yang ada disekitar dan perusakan fasilitas yang ada 6. (Malfaid, 2013) Dalam penelitian ini untuk Relevansi dengan Fanatisme mendeskripsikan kendala- penelitian yang saya Suporter Sepak kendala yang dihadapi para lakukan adalah Bola Untuk fanatisme suporter sepak fanatisme tentang Menanamkan bola untuk menanamkan supporter yang Solidaritas Sosial solidaritas sosial, untuk menjadikan (Studi Kasus mendeskripsikan solusi apa perbedaan penelitian Pada Suporter yang dilakukan untuk iqni lebih Pasoepati mengatasi kendala- kendala mencondong ke arah Kartasura apakah yang dihadapi para solidaritas kelompok fanatisme suporter sepak supporter bola untuk menanamkan solidaritas sosial di Pasoepati Korwil Kartasura 7. (S. A. Prakoso, Hasil dari Penelitian ini Relevansi penelitan 2013) Fanatisme menunjukan Perilaku ini sama- sama Supportrer Sepak agresivitas salah satunya meneliti tentang Bola Ditinjau dipengaruhi oleh pengaruh fanatisme supporter Dari Tingkat tingkat pendidikan para yang menjadi Pendidikan supporter tersebut. Tujuan perbedaan peneliti dari penelitian ini yakni septiya adhi lebih untuk mengetahui apakah berfokus terhadap ada perbedaan tingkat tingkat pendidikan fanatisme supporter di tinjau yang menjadi faktor dari tingkat pendidikan,

25

NO Nama Dan Judul Hasil Penelitian Relevansi Penelitian Penelitian sehingga penulis mengajukan hipotesis bahwa “Ada perbedaan fanatisme supporter sepak bola ditinjau dari tingkat pendidikan, supporter dengan tingkat pendidikan tinggi lebih terarah daripada supporter dengan tingkat pendidikan rendah”. 8. (Kamal, n.d.), Perilaku Dukungan Suporter Penelitian ini Perilaku Sepakbola Di Indonesia: memiliki relevansi Dukungan Studi Kasus Pada Barisan dalam perilaku Suporter Suporter Persijap Sejati supporter sepkabola , Sepakbola Di (Banaspati), Hasil dari yang membedakan Indonesia: Studi penelitian Terdapat lima penelitian terhadap Kasus Pada faktor yang mempengaruhi cara mendukung klub Barisan Suporter supporter persijap yaitu Ada sepakbola Persijap Sejati lima faktor yang (Banaspati) mempengaruhi kelompok supporter Banaspati dalam mendukung . Pertama, adalah lingkungan social di mana individu itu berada dan berinteraksi seperti dengan keluarga, teman, dan kelompok. Kedua,yaitu figure ataupun aktor yang mempunyai karisma seperti pemain dan juga pelatih. Ketiga, adalah daerah (primordialisme) karena suporter mempunyai jiwa dan rasa kebanggaan tersendiri ketika mendukung tim yang berasal dari daerah asalnya atau kota kelahirannya. Keempat, yaitu dari sisi psikologis dengan padatnya aktivitas

26

NO Nama Dan Judul Hasil Penelitian Relevansi Penelitian Penelitian individu maka akan berpotensi stress, sehingga membutuhkan hiburan dan menonton sepakbola menjadi solusinya. Kelima, dari sisi segi aspek ekonomi yaitu dengan adanya harga tiket pertandingan yang tergolong relatif murah, maka hal itu yang menjadikan daya tarik tersendiri bagi kelompok suporter dengan status menengah kebawah sebagai sarana hiburan.. 9. (Kamal, n.d.) Tentang Fanatisme yang Peneletian ini sama Fanatisme terjadi pada Kelompok dengan penelitian Kelompok Suporter Sepak Bola PSIS yang saya buat Suporter Sepak Semarang (Studi Kasus karena berfokus dan Bola (Studi Kasus Panser Biru Semarang) condong dengan Panser Biru Penelitian ini berpusat fenomena fanatisme SEMARANG) terhadap fenomena tetapi penelitian ini fanatisme yang terjadi pada berfokus pada teori kelompok suporter aksi sepakbola PSIS Semarang. Perilaku fanatisme yang terjadi pada kelompok supporter sepakbola PSIS Semarang yaitu kecenderungan dukungan yang terlalu besar dan kuat dari kelompok suporter Panser Biru atau Mahase Janar terhadap klub sepakbola kota Semarang yaitu PSIS Semarang. 10. (Pramudika, Tentang Komunitas Relansi Penelelitian 2016) Komunitas kelompok Suporter Panser ini sama Suporter Panser Gir atau kelompok supporter mengidentifikasi Girl Kota sepakbola wanita di Kota tentang identitas , Semarang: Semarang: yaitu mengenai yang membedakan

27

NO Nama Dan Judul Hasil Penelitian Relevansi Penelitian Penelitian Kajian Identitas Kajian Identitas beserta penelitian ini Dan Solidaritas Solidaritas Sosial berfokus terhadap Sosial kajian identitas kelompok Berdasarkan penelitian tersebut sangat membatu dalam penelitiian perilaku fanatisme supporter arema dalam aktvitas sosial , penelitian tersebut memiliki relevansi yang kuat , khususnya dari segi topik penelitian yaitu perilaku fanatisme supporter sepakbola . Berdasarakan penelitian tersebut , dapat dijelaskan mengenai gagasan riset dari masing – masing penelitian yang berkaitan dengan perilaku fantisme suporter dan faktor-faktor yang menyebabkan perilaku fanatisme.

2.2. Tinjauan Pustaka

2.2.1. Perilaku Fanatisme Supporter Sepakbola

Awal mulanya kelompok suporter memiliki kesadaran secara pribadi, tetapi saat berada dalam stadion kesadaran mengalami perubahan secara individu sehingga terbentuk menjadi gerombolan supporter yang melakukan interaksi antar individu maupun kelompok walau saling mengenal. Terdapat gerombolan dari berbagai kelompok individu terjadi perilaku fanatisme untuk mendukung klub tersebut .Supporter bias dikatakan sebagai pemain ke-12 didalam olahraga sepakbola karena sepakbola dan kelompok supporter mempunyai dua sisi yang tidak dapat dipisahkan . Supporter adalah fenomena yang ada didalam olahraga sepakbola lebih lanjut dari pengesahan kelompok pendukung suatu kesebelasan olahraga dimana mereka individu yang loyal dalam mendukung klub sepakbola mereka bisa berperilaku agresife maupun positif.

28

Olahraga sepakbola telah mengubah cara pola pikir manusia menjadi berubah, tanpa memandang usia, tidak peduli orangtua, anak muda maupun anak - anak sudah mengalami pergeseran pola pikir akibat dari olahraga sepakbola , rasa cinta kelompok supporter terhadap klub yang digemari telah menjadi tolak ukur kesetiaan mereka terhadap klub sepakbola yang gemari. Kecintaan terhadap klub dapat berkembang menjadi fanatisme karena adanya rasa yang berlebihan terhadap sesuatu yang di cintai , Perilaku fanatisme dapat diartikan sebagai kecintaan yang berlebihan pada apa yang di yakininya , di dalam tingkatan tertentu fanatisme berkembang menjadi rasa kebenciaan yang sangat berlebihan dikarenakan berbeda dengan apa yang diyakini berserta kelompoknya.

(Assyaumin et al., 2017)

Perilaku fanatisme merupakan paham atau tindakan yang menunjukan ketertarikan terhadap sesuatu secara berlebihan , dikarenakan berbeda dengan apa yang diyakininya dan kelompoknya. Fanatisme dalam kontes sepakbola keyakinan yang menggangap bahwa klub yang di kagumi atau di cintainya adalah klub terbaik serta paling hebat , fanatisme biasanya tidak rasional sehingga argument rasional pun susah untuk digunakan merubah pandangan seseorang bisa disebut juga fanatic buta, fanatic bisa disebut sebagai orientasi dan sentimetil, yang memepengaruhi seseorang dalam berfikir dan berbuat serta merasa. Fanatisme merupakan keyakinan atuapun kepercayaan yang terlalu besar dan tinggi dan mengganggap apa yang diyakin tidak pernah salah terhadap suatu cara pandang mengenai ajaran politik, agama dan sebagainya menurut pendapat (, & , 2014)

Di Indonesia Supporter klub sepakbola medapatkan fonis dari berbagai kalangan memperburuk citra olahraga tersebut karena dianggap menjadi

29

permasalahan sepakbola nasional. Tindakan kerusuhan sampai dengan kekerasaan, hingga berakibat jatuhnya korban jiwa baik luka ringga hingga merenggut nyawa, serta kerusakan sara prasarana dan terganggunya ketertiban merupakan citra buruk yang melekat terhapdat kelompok supporter sepakbola yang ada di Indonesia. Kerusuhan kelompok suporter yang terjadi di Indonesia sebenarnya bukan menjadi hal yang baru akan tetapi sudah menjadi kebiasaan dan sering terjadi .(Yusuf Adam Hilman, 2017)

Dalam Perilaku fanatisme yang dipandang negative, banyak sekali supporter yang merubah stigma buruk dengan melakukan aksi kreatifitas di stadion maupun di luar stadion , bisa juga terjadi perilaku fanatisme mereka di jadikan identitas di dalam kehidupan bermasyrakat. Sepakbola juga berubah menjadi keseragaman pengaruh sosial dalam kehiduapan masyrakat, keadaan tersebut menjadikan sebagai penyebab olahraga sepakbola sebagai identitas baru pemahaman seseorang akan sebuah masyarakat. Di dalam kehidupan bermasyarakat, olahraga sikulit bundar ini membawa efek simbol dan politik yang cukup signifikan hingga olahraga tersebut dapat menyumbang secara prinsip pada tindakan social yang ada di masyrakat dan identitas kelompok budaya baru.

Dalam penyatuan kultur, sepakbola secara bisa menjadikan daya tarik dan mengerakan individu maupun kelompok sehingga berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat, fenomena yang mencuat dalam kebenaran olahraga sepakbola yaitu munculnya kelompok suporter.

30

2.2.2. Aktivitas Sosial Supporter Sepakbola

Aktivitas sosial adalah Kegiatan Sosial ialah sebuah bentuk perhatian kelompok atau seseorang dengan menyalurkan bentuk kepedulian terhadap kelompok atau individu lainnnya, saat dirasa mempunyai keterbatasan tempat atau kondisi menurut (APRIANTO, 2016) mengungkapkan bahwa, “pengertian aktivitas sosial adalah perilaku, aksi atau perbuatan yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan sosial tertentu.

Proses aktivitas sosial yang dilaksanan yaitu kerja sama yang di lakukan terhadap kelompok supporter, kerja sama ini dilakukan karena adanya tujuain visi dan yang akan di peroleh kelompok supporter, memberikan pandangan tentang kerjasama dalam kehidupan sosial. Supporter merubah pandangan masyrakat bahwa perilaku fanatisme bisa menuju ke arah postivisme dengan melakukan aktivitas sosial yang ada di masyrakat.

Maanfaat aktivitas sosial supporter sepakbola adlah menciptakan komunitas yang sehat ketika satu individu ataupun kelompok melakukan perbuatan baik, maka tindakan tersebut akan berdampak baik juga untuk orang lain bahkan hal itu bisa menjadi contoh dan ditiru oleh individu maupun kelompok lain serta mampu membangun solidaritas terhadapak kelompok maupun masyrakat

2.3. Landasan Teori

Teori konstruksi Identity dari Manuel Castells, dalam buku karangnya yaitu The Power Of Identity Menjabarkan yaitu keberadaan konstruksi identitas akan terbentuk ketika adanya internalisasi dari individu. Maka konstruksi yang dibangun oleh Manuel, Konstruksi identitas diawali dari internalisasi dan berfokus

31

terhadap identitas yang kolektif merupakan ciri khas individual untuk menyatakan kebersamaan dalam satu kelompok atau komunitas tertentu, dari pandangan sosiologis, kontruksi identitas berasal, Permasalahan yang selanjutnya adalah bagaimana, dari apa, serta oleh siapa, dan untuk apa.

Konstruksi Identity memakai bangunan bahan dari Sejarah, Geografi,

Biologi, Produktifitas Dan Lembaga Reproduksi, serta ingatan secara bersama dan

Pribadi, Perangkat yang memimpim Dan mayoritas Agama. Tetapi masyarakat memproses atau mencerna semua materi ini, dan memprose ulang makna yang sebernarnya, agar sesuai dengan tekad social dan proyek yang mengakar dalam komposisi sosial dan dalam kerangka ruang maupun waktu yang mempengaruhi.

Identitas merupakan suatu proses pemaknaan pada aturan yang telah ditetapkan oleh sebuah institusi, Konstruksi identitas dalam prosesnya pembentukaanya sangat tergantung terhadap beberapa hal yaitu seperti konteks geografi, institusi, sejarah dan agama , Menurut pendapat (Castells, 2010)

Castell merekomendasika sebagai mana asumsi awal, menurut pendapat Castell secara terbuka istilah, siapa yang menggunakan konstruksi identitas secara kolektif dan dipergunakam untuk apa, sebagian besar menentukan konten simbolik dari identity ini, dan artinya untuk mereka yang merumuskan sebagaimana menempergunakan diri mereka di luar itu. Sejak digunakannya konstruksi tentang identitas sosial selalu digunakan dalam kearangka konteks yang ditandai oleh jaringan kekuatan, Castell mengasumsikan perbedaan terbentuknya asal-usul pembangunan konstruksi identitas sebagai berikut :

a) Konstruksi Identitas Yang Melegitimasi: dimunculkan oleh suatu lembaga

yang mendominasi di kelompok masyarakat untuk melebarkan dan

32

merasionalisasi kekuasaan terhadpa aktor social di dalam masayrakat,

Setiap proses memiliki pembenaran mengenai jawaban akan sebuah

dentitas dan memiliki dampak yang berbeda dalam masyarakat.

b) Konstruksi Identitas Perlawanan : dihasilkan oleh para aktor yang berada

dalam posisi tertindas dari mayoritas , perlawanan aktor sosial membangun

kekuatan atas bentuk keyakinan yang berbeda maupun bertentangan.

Identitas ini terbentuk atas dasar perlawanan kolektif .

c) Identtitas Projek : ketika pemeran sosial, atas dasar apa pun bahan budaya

tersedia untuk kelompoknya, menciptakan pembenaran akan sebuah

identitas terbaru yang menjabarakan ataupun merekonstruksi kembali

posisi mereka didalam masyarakat dan mencari perubahan tentang

strustruktur sosial secara keseluruhan.

Secara alami konstruksi identitas yang diawali sebagai pertahanan dapat menyebabkan konstruksi identitas pekerjaan dan mungkin digunakan sepanjang berjalan secara histori menjadi sangat mendominasi di institusi maupun lembaga masyarakat, dengan demikian menjadikan konstruksi identitas yang melegitimasi agar dirasionalisasi kekuasaan mereka.

Sebenarnya permasalahan konstruksi identitas selama ini urutannya memperlihatkan bahwa dari cara sudut pandang teori social, tetapi konstruksi identitas dapat berubah menjadi esensi, serta tidak digunkan konstruksi identitas secara progresif maupun nilai regresif di luar konteks historis yang tertanamam.

Dalam pandangan Manuel Castell setiap jenis proses yang membangun konstruksi identitas mengarah pada perbedaan hasil dalam membentuk pola cara pandang masyarakat. Konstriksi Identitas yang melegitimasi menjadikan masyarakat sipil; yaitu, sekumpulan organisasi dan institusi lembaga , serta serangkaian aktor sosial

33

maupun individu yang terbentuk secara terstruktur dan terorganisir, yang mereproduksi, meskipun dengan cara yang bertentangan, identitas yang dirasionalisasi sumber dominasi struktural. (Castells, 2010)

Konstruksi Identitas memiliki sumber kekuatan yang sangat kuat bagi orang yang melekatatkan identitas pada diri maupun kelompoknya. Mengenai kontruksi identitas yang terjadi timbul dua bentuk secara sudut pandang yaitu cara pandang konstruksi secara individu serta cara pandang konstruksi secara pluralitas. Konstruksi identitas membagi apa yang terjadi secara tradisional yang di sebut sebagai peran sosial dan serangkaian peran-peran. Bagi Castells, Ada yang menjadika perbedaan antara identitas dan peranan, identitas dapat di katakana lebih melekatkana kepada pemaknaan akan sebuah tujuan tindakan yang dibangun seseorang melalui proses yang dinamakan individulisasi sedangkan peranan lebih kearah menunjukan kepada label dalam diri seseorang.

Manuel Castells mengemukakan pendapat yaitu dalam kehidupan masyarakat jaringan, memaknai diri sendiri ataupun identitas bagi kebanyakan aktor social ataupun seseorang distrukturkan sebagaimana identitas primer (yaitu suatu proses identitas yang mengatur maupun memberikan kerangka konstruksi kepada yang lain), Proses merekonstruksi terjadi didasari oleh atribut kultural yaitu yang mengutamakan atas sumber makna lain. Dikarenakan identitas yaitu sumber nilai, pengalaman dan juga pengetahuan tentang atribut kultural yang menjadikan nilai teruntuk Individu maupun aktor kolektif. Namun hal ini menjadikan terjadinya pluralitas identitas yang didasari oleh sumber tekanan dan kontradiksi antara representasi diri (self representatif) dan aksi sosial (social action) menurut (Abbas, 2016)

34

2.3.1. Konstruksi Identitas Dalam Kerangka Pikir Identitas Sosial

Internalisasi Subyek

Resistance Identity

Legitimizing Identity Project Identity

Gambar 2.1 Krangka Pikir

35