Indonesia - Africa Forum (Iaf) Gebrakan Sukses Kemlu Sasar Peluang Afrika

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Indonesia - Africa Forum (Iaf) Gebrakan Sukses Kemlu Sasar Peluang Afrika Volume 35/Mei 2019 Gerbang Menuju Pasar Dunia LAPORAN UTAMA: INDONESIA - AFRICA FORUM (IAF) GEBRAKAN SUKSES KEMLU SASAR PELUANG AFRIKA ASPASAF UPDATES: PERLUAS PASAR NON TRADISIONAL, KEMLU LAKUKAN ROADSHOW KE INDIA DAN PAKISTAN JALAN-JALAN: WISATA SEHARI DI MAPUTO, KOTA TUA BERARSITEKTUR MEDITERANIA AKSES volume 35/Mei 2019 1 www.akses.kemlu.go.id SUSUNAN REDAKSI Sekapur Sirih Pembaca yang Budiman, Kawasan Asia Pasifik dan Afrika merupakan salah satu concentric circle Diplomasi Indonesia yang paling dinamis. Untuk itu, Diplomasi Indonesia harus selalu hadir dengan berbagai terobosan untuk merespon berbagai perubahan dan tantangan dalam memperkuat kerja sama dengan negara-negara di kawasan tersebut. Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, Diplomasi Ekonomi Indonesia telah berhasil menembus pasar non-tradisional di kawasan Asia Pasifik dan Afrika dengan berbagai terobosan-terobosan baru. Sepanjang tahun 2018 dan awal 2019, telah banyak capaian dalam Diplomasi Ekonomi Indonesia di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika. Sejumlah capaian yang menonjol antara lain, penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) di tahun 2018 yang untuk pertama kalinya membuka peningkatan penetrasi produk dan jasa Indonesia ke pasar Afrika. Tercatat bahwa selama IAF telah dihasilkan kesepakatan bisnis sebesar kurang lebih USD 586,56 juta antara pengusaha Indonesia dan Afrika. Di kawasan Asia Selatan dan Tengah, PT INKA, yang sejak tahun 2015 telah menjadi supplier gerbong kereta api dan komponennya untuk Bangladesh, telah menyelesaikan pengiriman 15 gerbong kereta api pesanan Pemerintah Bangladesh. Pengiriman tersebut merupakan Fase Pertama dari total 250 gerbong kereta api pesanan Bangladesh. Sedangkan di Kawasan Pasifik, untuk pertama kalinya Indonesia membuka seluas-luasnya peluang kerja sama ekonomi dengan negara-negara Pasifik melaluiIndonesia South Pacific Forum (ISPF). Keberhasilan-keberhasilan ini tentunya tidak lepas dari dukungan seluruh stakeholders nasional, termasuk pemerintah daerah, serta pelaku usaha baik industri maupun usaha kecil dan menengah. Diplomasi yang kita lakukan adalah Diplomasi untuk Rakyat – diplomasi untuk kepentingan rakyat yang membumi. Dengan filosofi ini, Majalah AKSES, majalah Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri hadir dengan harapan agar Majalah AKSES dapat berperan sebagai “Gerbang Menuju Pasar Dunia” yang menghubungkan Pemerintah Daerah dan pelaku usaha dengan peluang bisnis yang terbuka luas di pasar Asia Pasifik dan Afrika, khususnya di bidang perdagangan, investasi dan pariwisata. Diharapkan ulasan artikel dalam majalah ini dapat menginspirasi seluruh stakeholders untuk terus go global. Selamat membaca, Indonesia bisa! Salam hangat. Desra Percaya Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Pelindung Redaksi Staff Redaksi Administrasi Gerbang Menuju Pasar Dunia Direktur Jenderal Hadi Syarifuddin Sulastriningsih P. Susilo Wahyuntoro Asia Pasifik dan Afrika Timbul Situmorang Yudhono Irawan Fauwzy D. Sulaiman Desra Percaya Pande Wuri Handayani Candra Wiguna Andy Laksmana Reno Dwi Hapsari Desk Foto Penasehat Allesandro Bernama Wanry Wabang Ali Sucipto [email protected] akses.kemlu.go.id @aspasa�emlu Sekretaris Direktorat Jenderal Wida Irvany Ahmad Muhammad Zufri Hadi Asia Pasifik dan Afrika Syarif Shahabudin Bonita Istanto M. Khalil Rossy Verona Sekretaris Redaksi Pemeliharaan Situs Web Distribusi Pemimpin Redaksi Soneta Asmara Fheradian Prasastie Primalia Felti Novita Volume 35/Mei 2019 Volume Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Dwi K.I Miftach Sri Ulina br Pinem Agung Yudhono M. Nuruzzaman Kementerian Luar Negeri Susunan Redaksi Majalah Akses Jl. Taman Pejambon No. 6, Jakarta 10110 Agus Sumarjo Telp. 021 384 9889, Faksimili. 021 351 3094 2 AKSES volume 35/Mei 2019 AKSES volume 35/Mei 2019 3 DAFTAR ISI SURAT PEMBACA Jalin Kerja Sama, Indonesia Merapat ke Pasifik Selatan Dengan hormat, Dear Redaksi Akses, 21 Saya pelaku UMKM orientasi ekspor. Mohon Perkenankan saya yang bergerak di bidang mebel, Kuwait dan Qatar informasi bagaimana caranya supaya saya bisa mohon bisa dikirim majalah Akses guna update 22 Tertarik Investasi di Indonesia mendapatkan file majalah akses dari awal hingga pasar dan berbagai peluang bisnis lainnya. akhir? Demikian disampaikan. Atas perhatiannya, Salam, Perluas Pasar Non Tradisional, saya mengucapkan terima kasih. Vicva Prospero 24 Kemlu Lakukan Roadshow Hormat saya, Karanganyar, Jawa Tengah ke India dan Pakistan Dwi Aristanti [email protected] Sidoarjo, Jawa Timur Lewat CIFIT 2018, [email protected] Indonesia Siap Gaet Investor 7 27 Selamat Sore Majalah AKSES, dari Tiongkok Kami dari TBM Sukabuku Taman Literasi, LAPORAN UTAMA Ekspansi Bisnis JAPFA Comfeed berharap bisa mendapatkan majalah AKSES bagi di Kawasan Asia Tenggara perpustakaan kami, yang berdiri 23 Oktober 2018 Indonesia-Africa Forum: 29 dengan koleksi 398 buku. Kiranya tim Majalah 6 Gebrakan Sukses Kemlu Sasar Peluang Afrika Mendulang Gairah UMKM Cirebon AKSES berkenan, terima kasih. 31 ke Pasar Non-Tardisional Hormat kami, Indonesia dan Afrika Sepakat Sukabuku Taman Literasi 8 Melawan Kejahatan Maritim Blitar: Sukabumi, Jabar 32 Pecel, UMKM, dan Investasi SOROT Diplomatic Outreach Menjadi Ajang Mendekatkan Produk UMKM Selamat atas terbitnya kembali “Akses” dan Melalui IAID 2019, Indonesia Serius 34 dengan Pasar Internasional semoga terus berkiprah sampaikan 10 Masuk ke Pasar Infrastruktur Afrika informasi terkini perkembangan ekonomi & perdagangan di WAWANCARA negara-negara Aspasaf. Strategi dan Tantangan Harapan saya, selaku 11 Diplomasi Ekonomi di Afrika pelaku UMKM, “Akses” Mintardjo Halim: Peluang, Tantangan terus kembangkan dan Trik Masuk ke Pasar Afrika berbagai inisiatif upaya 13 membantu UMKM. SUCCESS STORY Mohon juga ada informasi mengenai tantangan atau Inilah Kunci Sukses WIKA 33 kendala apa yang harus Masuk Afrika 15 dihadapi, selain isu keamanan Kereta Api Buatan Indonesia JALAN-JALAN misalnya. 17 Rambah Pasar Bangladesh dan Dunia Wisata Sehari di Maputo, Terima kasih atas dimuatnya surat saya. Laju Bus “CV Laksana” 35 Kota Tua Berarsitektur Mediterania 18 di Asia Pasifik Salam sukses! DM - Duren Sawit.- Dalam Setahun, Belitung Akan Dikenal 38 Sebagai Hi-Tech Island FUN FACTS Numbers & Figures, 40 Infografis seputar Afrika KONTAK USAHA Rubrik ini dari kita untuk kita Silahkan mengirimkan tanggapan, saran, dan kritik serta pertanyaan Anda Kontak Informasi Bisnis 26 41 ke Redaksi Majalah AKSES melalui AGENDA faksimil: (021) 351 3094 atau e-mail: [email protected] ASPASAF UPDATES Jadwal Pameran Indonesia dan Indo Pasifik Sepakat 42 Trade, Tourism, and Investment (TTI) 2019 20 Bangun Kawasan yang Damai dan Sejahtera 4 AKSES volume 35/Mei 2019 AKSES volume 35/Mei 2019 5 Untuk mendapatkan Majalah AKSES edisi Redaksisebelumnya, Akses silahkan Yth, kunjungi: akses.kemlu.go.id, Dengankemudian email pilih ini, menu saya “download”. berharap bisa mendapatkan akses untuk bisa menambah wawasan dan pengetahuan saya. Hormat saya, Gevi Meliya Yogyakarta [email protected] Yth. Tim Akses, Saya adalah mahasiswa teknik di Universitas Islam Riau dan guru paruh waktu di Dera Smart Solution. Saya sangat membutuhkan beberapa literatur untuk menambah wawasan. Saya berharap pengiriman majalah secara periodik. Hormat saya, Yuliastini Kota Pekanbaru, Riau. [email protected] LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Indonesia-Africa Forum: Gebrakan Sukses Kemlu Sasar Peluang Afrika Selama lebih dari satu tahun kami telah bekerja keras dalam mempersiapkan Forum Indonesia-Afrika ini. Hal ini kami lakukan untuk ” menunjukkan komitmen Indonesia dalam memperkuat ikatan kerja samanya dengan Afrika ndonesia berhasil menyelenggarakan Indonesia- Africa Forum (IAF). Walau baru kali pertama Idiselenggarakan pada tahun lalu, namun forum ini berhasil mencatatkan kesepakatan bisnis lebih dari USD 500 juta. Ini adalah langkah konkret yang dilakukan pemerintah untuk menembus pasar non- tradisional seperti Afrika. Menurut Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi dalam kesempatan IAF itu, Indonesia dan negara- negara di Afrika, sepakat untuk mengintensifkan lagi diplomasi ekonomi dan perdagangan, serta memperkuat kehadiran Indonesia di Afrika. “Selama lebih dari satu tahun kami telah bekerja keras dalam Pejabat Kemlu, Kemenkeu, dan Indonesia Eximbank dalam acara peluncuran buku Road to Africa, 11 April 2019 Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi mempersiapkan Forum Indonesia-Afrika ini. Hal pemberian beasiswa sebanyak dua kali lipat. Di ini kami lakukan untuk menunjukkan komitmen mengarah pada aktivitas perdagangan, investasi, sektor infrastruktur, Indonesia telah membentuk Indonesia dalam memperkuat ikatan kerja samanya serta pembangunan. “Indonesia ingin menjadi Satuan Tugas (Satgas) Infrastruktur ke Afrika untuk dengan Afrika,” kata Retno. bagian dari pembangunan di Afrika, dan sebaliknya mengidentifikasi proyek-proyek potensial. Salah Indonesia ingin Afrika menjadi bagian dari satu tindak lanjut dari pembentukan satgas ini, IAF adalah forum bersejarah yang mempertemukan pembangunan di Indonesia,” tambah Retno. Indonesia akan menyelenggarakan Indonesia-Africa unsur pemerintah, pebisnis dan pemangku Infrastructure Dialogue (IAID) pada 20-21 Agustus kepentingan Indonesia-Afrika guna menjajaki IAF menghasilkan sejumlah kerja sama konkret 2019 mendatang di Bali. potensi kerja sama ekonomi, memperkuat dan antara lain penandatanganan kesepakatan meningkatkan kerja sama yang telah lama terjalin bisnis dengan nilai sebesar USD586,56 juta dan IAF 2018 yang mengangkat tema “Developing selama ini. Apalagi, Indonesia dan Afrika
Recommended publications
  • Profil-Pejabat-DISHUB.Pdf
    PROFIL PEJABAT NAMA : TOHA MASHURI, S.Sos. MM. PANGKAT / GOL : Pembina Utama Muda / IVC JABATAN : Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar TEMPAT, TGL LAHIR : Trengalek, 19-02-1970 A. RIWAYAT JABATAN 1. Sekretaris Kelurahan Kembang Arum 2. PJ. Kepala Kelurahan Nglegok 3. PJ. Sekwilcam Wonotirto 4. Plt. Kepala kelurahan Jinglong 5. Sekretaris Kecamatan Sutojayan 6. Pj. Camat Sutojayan 7. Kepala Kelurahan Wlingi 8. Camat Selopuro 9. Camat Wates 10. Camat Udanawu 11. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja 12. Kepala Dinas Perhubungan B. SEJARAH PENDIDIKAN 1. Sekolah Dasar (SD) = SD Trnggalek 2. SMP = SMP Trenggalek 3. SMA = SMA Trenggalek 4. D III = STPDN Jatilanggor 5. S1 = Universitas Kadiri 6. S2 = Universitas Wijaya Putra Surabaya C. PENGHARGAAN YANG PERNAH DI RAIH 1. Satyalancana Karya Satya X Tahun PROFIL PEJABAT NAMA : Dra. SRI WAHYUNI, Msi. PANGKAT / GOL : Pembina Tingkat I / IV b JABATAN : Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar TEMPAT, TGL LAHIR : Blitar, 03 Februari 1968 A. RIWAYAT JABATAN 1. Pj. Kasi Kesejahteraan TMT. 29 Maret 1999 2. Seklur Kelurahan Srengat TMT. 05 Desember 2003 3. Pj. Kasi Kesos Kec. Udanawu TMT. 30 Juni 2005 4. Kasubag. Keuangan Sekretariat DPRD TMT . 15 Februari 2007 5. Kasubag. Keuangan Dishub Kab. Blitar TMT. 23 Agustus 2007 6. Kasubag. Keuangan Dishubkominfo TMT. 01 Februari 2009 7. Kepala Bidang Kominfo TMT. 27 Januari 2012 8. Sekretaris Dinas Kominfo TMT. 03 Januari 2017 9. Sekretaris DPMPTSP TMT. 01 April 2019 10. Sekretaris Dinas Perhubungan TMT. 11 Nopember 2019 B. SEJARAH PENDIDIKAN 1. Sekolah Dasar (SD) = SD Bendorejo, Kec. Udanawu 2. SMP = SMP Udanawu, Kec. Udanawu 3. SMA = SMAK Diponegoro Kota Blitar 4.
    [Show full text]
  • Mapping of Regional Inequality in East Java Province
    INTERNATIONAL JOURNAL OF SCIENTIFIC & TECHNOLOGY RESEARCH VOLUME 8, ISSUE 03, MARCH 2019 ISSN 2277-8616 Mapping Of Regional Inequality In East Java Province Duwi Yunitasari, Jejeet Zakaria Firmansayah Abstract: The research objective was to map the inequality between regions in 5 (five) Regional Coordination Areas (Bakorwil) of East Java Province. The research data uses secondary data obtained from the Central Bureau of Statistics and related institutions in each region of the Regional Office in East Java Province. The analysis used in this study is the Klassen Typology using time series data for 2010-2016. The results of the analysis show that: a. based on Typology Klassen Bakorwil I from ten districts / cities there are eight districts / cities that are in relatively disadvantaged areas; b. based on the typology of Klassen Bakorwil II from eight districts / cities there are four districts / cities that are in relatively disadvantaged areas; c. based on the typology of Klassen Bakorwil III from nine districts / cities there are three districts / cities that are in relatively lagging regions; d. based on the Typology of Klassen Bakorwil IV from 4 districts / cities there are three districts / cities that are in relatively lagging regions; and e. based on the Typology of Klassen Bakorwil V from seven districts / cities there are five districts / cities that are in relatively disadvantaged areas. Keywords: economic growth, income inequality, Klassen typology, regional coordination, East Java. INTRODUCTION Development inequality between regencies / cities in East East Java is an area of accelerated economic growth in Java Province can be seen from the average GRDP Indonesia. According to economic performance data distribution of Regency / City GRDP at 2010 Constant (2015), East Java is the second largest contributing Prices in Table 1.2.
    [Show full text]
  • ANALISIS INTERAKSI EKONOMI DAN PERDAGANGAN KOMODITI HASIL PERTANIAN KABUPATEN/KOTA DI WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR Oleh
    ANALISIS INTERAKSI EKONOMI DAN PERDAGANGAN KOMODITI HASIL PERTANIAN KABUPATEN/KOTA DI WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR Oleh: Sasongko Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang. Abstrak Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan mengetahui potensi masing-masing kabupaten yang mendukung aktivitas perdagangan diwilayah Jawa Timur. Ingin mengetahui tingkat interaksi antarwilayah di Jawa Timur dengan Surabaya, serta pola interaksi perdagangan terkait dengan potensi produksi komoditi sector pertanian pada wilayah Kabupaten di Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan potensi produksi untuk komoditi padi/beras Potensi masing-masing komoditi pertanian terutama tanaman pangan di Jawa Timur seperti padi terspesialisasi pada wilayah Jawa Timur bagian timur dan utara. Sedangkan untuk tanaman pangan jagung tersebar merata pada beberapa Kabupaten dengan sentra produksi di Sumenep, Kediri, Tuban, Jember dan Malang. Untuk potensi produksi daging berlokasi disekitar Surabaya, seperti Mojokerto, Sidoarjo dan Nganjuk. Potensi produksi susu terkonsentrasi pada lokasi wilayah dataran tinggi wilayah Kabupaten Malang, Pasuruan dan kota Batu. Sedangkan potensi produksi telur terkonsentrasi di wilayah Blitar, Kota Blitar dan Magetan. Tingkat interaksi perdagangan komoditi pada wilayah Kabupaten/Kota di Jawa Timur dan Surabaya dengan menggunakan indeks gravitasional meunjukkan semakin besar indeks gravitasional semakin besar pula arus komoditi yang masuk dari wilayah sentra produksi ke Surabaya. Sedangkan pola interaksi perdagangan untuk komoditi daging cenderung
    [Show full text]
  • Final Report Indonesia: Volcanic Eruption – Mt. Kelud
    Final report Indonesia: Volcanic Eruption – Mt. Kelud DREF Operation / Emergency Appeal – Volcano Eruption, MDRID009; Glide n° VO-2014-000022-IDN Mt. Kelud Date of issue: 3 March 2014 Date of disaster: 13 February 2014 Operation manager (responsible for this EPoA): Giorgio Point of contact (name and title): Ir. Budi Atmadi Ferrario, Head of Delegation, IFRC Indonesia Adiputro, Secretary General, PMI Operation start date: 14 February 2014 Operation end date: 14 April 2014 Operation budget: CHF 240,127 Number of people assisted: 16,500 (3,400 families) Host National Society(ies) present (n° of volunteers, staff, branches): 400 volunteers, 3 branches, 1 chapter <click here to go directly to final financial report, or here to view the contact details> Summary CHF 240,127 was allocated from the IFRC’s Disaster Relief Emergency Fund (DREF) on 27 February 2014 to support the Indonesian Red Cross (PMI) in delivering assistance to approximately 3,400 families (16,500 beneficiaries) affected by the Kelud Volcano eruption. PMI collaborated and coordinated closely with relevant stakeholders especially the Regional Disaster Management Agency (BPBD) throughout the operation in order to respond swiftly to the needs of the affected people in different parts of the province and to avoid duplication of relief provision. Funds received under this DREF enabled PMI to: carry out rapid and continuous assessments in the affected regions distribute non-food item (NFI) kits including tarpaulins, blankets, jerry cans, shovels, The volcanic eruption affected all areas in four provinces with 5-50 cm of ash. Photo: PMI. hygiene kits, baby kits undertake health and psychosocial support (PSP) services through mobile clinics distribute safe water repair water piping systems and conduct public environment cleaning.
    [Show full text]
  • ABSTRACT Border Is One of the Elements That Formed the Basis for the Existence of a Region
    Academic Research International Vol. 7(1) January 2016 ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ DISPUTE SETTLEMENT BORDER REGIONAL FOR KEDIRI REGENCY WITH BLITAR REGENCY OF EAST JAVA Suprianto, Sudarsono, Abd Rachmad Budiono, Moh. Ridwan Brawijaya University, Malang, INDONESIA. [email protected] ABSTRACT Border is one of the elements that formed the basis for the existence of a region. Border than as a determinant of administrative work area also serves to determine the boundaries of the management of regional business activity. Determination and demarcation area is very important because it has a goal: to minimize the occurrence of boundary conflicts, as a reference work, orderly administration, calculation of the fiscal area, the rule of law and the jurisdiction of the local government, the spatial plan on target, giving confidence to investors, and the implementation of good and clean governance. Emphasis of land boundaries include several steps, namely the study of documents, tracking the limits, installation of boundary pillars, measurement and positioning the boundary pillars, and the making of the map boundary. Basically the border of potential conflicts arise because of the exploitation of resources without proper planning and control. It also poses a potential conflict
    [Show full text]
  • East Java – Bali Power Distribution Strengthening Project
    *OFFICIAL USE ONLY PT PLN (Persero) East Java – Bali Power Distribution Strengthening Project Environmental & Social Management Planning Framework (Version for Disclosure) January 2020 *OFFICIAL USE ONLY BASIC INFORMATION 1. Country and Project Name: Indonesia – East Java & Bali Power Distribution Strengthening Project 2. Project Development Objective: The expansion of the distribution network comprises erection of new poles, cable stringing, and installation of distribution transformers. 3. Expected Project Benefits: Construction of about 17,000 km distribution lines and installation of distribution transformers in East Java and Bali 4. Identified Project Environmental and Social Risks: Social Risks. It is envisaged that this project will require (i) use of no more than 0.2 m2 of land for installation of concrete poles and approximately 4m2 for installation of transformers (either in cabinet of between two concrete poles or on one pole); limited directional drilling (approx. 200-300m) to run cables under major roads and limited trenching (usually less than 500m) in urban environments, and (iii) possible removal of non-land assets (primarily trimming or felling of trees) for stringing of conductors. While restrictions on land use within the existing right of way apply, the land requirements for the distribution network (lines and transformers) are considered manageable with normal mitigation measures. Project activities will not (i) require land acquisition, (ii) cause physical or economic displacement; and/or (ii) result in adverse impacts to Indigenous Peoples groups and/or members of ethnic minorities. Environmental risks are principally induced by the establishment of the network across natural habitats and potential impact on fauna (in particular avifauna and terrestrial fauna susceptible to access the distribution lines or transformers such as monkeys or other tree dwelling scavenging animals that frequent semi urban environments), and the management of waste (e.g.
    [Show full text]
  • SK-Jalan-Menurut-Status-12-Pebruari
    LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 188/ 128 /KPTS/013/2016 TANGGAL : 12 PEBRUARI 2016 PENETAPAN RUAS-RUAS JALAN MENURUT STATUSNYA SEBAGAI JALAN PROVINSI A. RUAS JALAN NO RUAS PANJANG NO. N A M A R U A S RUAS LAMA BARU (KM) 1 2 3 4 5 I. KABUPATEN PACITAN 1 116 136 Bts. Kab. Ponorogo - Bts. Kota Pacitan 44,81 2 116 11 K 136 11 K Jln. Tentara Pelajar 2,51 3 116 12 K 136 12 K Jln. Basuki Racmad 0,60 4 117 137 Arjosari - Purwantoro (Bts. Prov. Jateng) 46,14 5 138 Wareng - Mukus 8,23 TOTAL PANJANG JALAN : 102,29 II. KABUPATEN PONOROGO 1 139 139 Dengok - Bts. Kab. Pacitan 22,89 2 140 140 Bts. Kota Ponorogo - Biting (Bts. Prov. Jateng) 15,73 3 140 11 K 140 11 K Jln. Hayam Wuruk 2,41 4 140 12 K 140 12 K Jln. Trunojoyo 1,32 TOTAL PANJANG JALAN : 42,35 III. KABUPATEN MAGETAN 1 124 141 Maospati - Bts. Kota Magetan 9,15 2 124 11 K 141 11 K Jln. Monginsidi 0,64 3 124 12 K 141 12 K Jln. Diponegoro 0,44 4 124 13 K 141 13 K Jln. Dr. Sutomo 0,27 5 124 14 K 141 14 K Jln. A. Yani 0,79 6 124 15 K 141 15 K Jln. PB. Sudirman 0,54 7 124 16 K 141 16 K Jln. Pahlawan 0,59 8 124 17 K 141 17 K Jln. Gubenur Suryo 2,46 9 125 142 Bts. Kota Magetan - Cemorosewu (Bts.
    [Show full text]
  • Walikota Blitar
    WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 73 TAHUN 2004 TENTANG JALUR LALU LINTAS ANGKUTAN KOTA, MOBIL PENUMPANG UMUM, DAN BUS DALAM WILAYAH KOTA BLITAR WALIKOTA BLITAR, Menimbang : a. bahwa guna meningkatkan ketertiban, kelancaran dan kenyamanan terhadap pelayanan jasa angkutan umum dengan adanya pembakuan nama jalan baru di wilayah Kota Blitar dan dioperasikannya Sub Terminal Penumpang di Pasar Legi Kota Blitar ; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu dilakukan perubahan Keputusan Walikota Nomor 73 Tahun 2004 Tentang Jalur Lalu Lintas Angkutan Kota, Mobil Penumpang Umum, dan Bus Dalam Wilayah Kota Blitar dengan Peraturan Walikota. Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur/Tengah/Barat; 2. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2008; 3. Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1982 Tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Blitar; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 Tentang Angkutan Jalan; 6. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2003 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum 2 MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA BLITAR TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 73 TAHUN 2004 TENTANG JALUR LALU LINTAS ANGKUTAN KOTA, MOBIL PENUMPANG UMUM, DAN BUS DALAM WILAYAH KOTA BLITAR Pasal I Beberapa ketentuan dalam Keputusan Walikota Blitar Nomor 73 Tahun 2004 Tentang Jalur Lalu Lintas Angkutan Kota, Mobil Penumpang Umum, Dan Bus Dalam Wilayah Kota Blitar (Lembaran Daerah Kota Blitar Tahun 2004 Nomor 1/E) diubah sebagai berikut : Lampiran Keputusan Walikota Tentang Jalur Lalu Lintas Angkutan Kota, Mobil Penumpang Umum, Dan Bus Dalam Wilayah Kota Blitar diubah sebagaimana Lampiran Peraturan ini.
    [Show full text]
  • East Java – Waru-Sidoarjo – Christians – State Protection
    Refugee Review Tribunal AUSTRALIA RRT RESEARCH RESPONSE Research Response Number: IDN33066 Country: Indonesia Date: 2 April 2008 Keywords: Indonesia – East Java – Waru-Sidoarjo – Christians – State protection This response was prepared by the Research & Information Services Section of the Refugee Review Tribunal (RRT) after researching publicly accessible information currently available to the RRT within time constraints. This response is not, and does not purport to be, conclusive as to the merit of any particular claim to refugee status or asylum. This research response may not, under any circumstance, be cited in a decision or any other document. Anyone wishing to use this information may only cite the primary source material contained herein. Questions 1. Please provide information about the treatment of Christians in Waru-Sidoarjo, East Java. 2. Please advise if the state is effective in providing protection if required? 3. Please provide any other relevant information. RESPONSE 1. Please provide information about the treatment of Christians in Waru-Sidoarjo, East Java. 2. Please advise if the state is effective in providing protection if required. Sidoarjo is a regency of East Java, bordered by Surabaya city and Gresik regency to the north, by Pasuruan regency to the south, by Mojokerto regency to the west and by the Madura Strait to the east. It has an area of 634.89 km², making it the smallest regency in East Java. Sidoarjo city is located 23 kilometres south of Surabaya, and the town of Waru is approximately halfway between Sidoarjo and Surabaya (for information on Sidoarjo, see: ‘East Java – Sidoarjo’ (undated), Petranet website http://www.petra.ac.id/eastjava/cities/sidoarjo/sidoarjo.htm – Accessed 2 April 2008 – Attachment 21; a map of the relevant area of East Java is provided as Attachment 18) No specific information was found regarding the treatment of Christians in Waru-Sidoarjo.
    [Show full text]
  • The Eruption of Mount Kelud and It's Impacts in Blitar 1919-1922
    The Eruption of Mount Kelud and It’s Impacts in Blitar 1919-1922 Ulin Nihayatul,* Agustinus Supriyono, Haryono Rinardi Master Program of History, Faculty of Humanities, Diponegoro University *Corresponding Author: [email protected] Abstract This study is meant to deal with the aftermaths of Mount Kelud Eruption from 1919 to 1922 in the region of Blitar, which is focused on the effects of Mount Kelud eruption on the economy and its impacts for the three years Received: following the eruption. The aftermaths of Mount Kelud eruption of 1919 2 April 2017 had caused many of the residents lose their livelihood, families and damages to the plantations in the region of Blitar. The damages affecting Accepted: 18 May 2017 the plantations made the local economy in the region of Blitar drop. This economic slump certainly impeded the development progress in the Gemeente of Blitar, a Gemeente had been formed in the region of Blitar shortly before that. The extensive environmental devastation, inside the gemeente and the outer parts of the regency’s regions forced the regional government of Blitar Regency to allocate aids funds to handle the casualties, make the repairs and constructions of the facilities in the region of Blitar. Keywords: Eruption; Mount Kelud; Blitar. Introduction The great number of population with uneven distributions, disorderly spatial detail, the issues of deviating usage of natural resources, diverse tribes and tribal groups, religions, traditions, cultures, and the impacts of globalization and other complex social problems have existed in the country. This condition has consequently made Indonesian territories to become areas of potential disasters, both natural and man- made calamities.
    [Show full text]
  • Sector and Spatial Analysis of Batu, East Java-Indonesia
    IOSR Journal of Economics and Finance (IOSR-JEF) e-ISSN: 2321-5933, p-ISSN: 2321-5925.Volume 7, Issue 2. Ver. I (Mar. - Apr. 2016), PP 44-52 www.iosrjournals.org Sector and Spatial Analysis of Batu, East Java-Indonesia Hadi Sumarsono, Farida Rahmawati2 1(Faculty of Economics, Universitas Negeri Malang, Indonesia) 2(Faculty of Economics, Universitas Negeri Malang, Indonesia) Abstract: This study aims to loook at the leading economic sector in order to stimulate the economy of Batu and territorial aspects or the location of economic activity that will be built in accordance with the endowment resources. This research used Qualitative and collection data technique used documentation from Central Bureau of Statistics BPS (Badan Pusat Statistik). An analytical technique used Location Quotient (LQ), Shift Share (SS), and Schallogram. The results showed the sector base in Batu are: trade, hotel and restaurant, agriculture and service. The same specialty, trade, hotel and restaurant sector is growing rapidly in East Java– Indonesia. Agriculture and services had the same rapid growth in Batu. Spatially, Batu and Junrejo dominated by industry activites, while Batu is the Batu District because it is the central of Batu government in terms of the completeness of the facility is also more fulfilled. Keywords: Location Quotient (LQ), Shift Share (SS), Schallogram, Batu I. Introduction Regional development cannot be separated from the potential resources owned by the region endowment resources. Development of a region can not necessarily be generalized to other regions. Each region has different endowment resources for developed. By utilizing these endowment resources, regional development can be done with the maximum.
    [Show full text]
  • Supporting Report C HYDROGEOLOGY AND
    Supporting Report C HYDROGEOLOGY AND GROUNDWATER MANAGEMENT Abbreviations Indonesia English BBWS Balai Besar Wilayah Sengai Large River Basin Organization DEM - Digital Elevation Model Kementerian Energi dan Sumber Daya ESDM Mineral Ministry of Energy and Mineral Resources GCM - Global Climate Model GCMs - General Circulation Models Indonesian Regional Water Utility PDAM Perusahaan Daerah Air Minum Company PP Peraturan Pemerintah Government regulation The Republic of Indonesia THE PROJECT FOR ASSESSING AND INTEGRATING CLIMATE CHANGE IMPACTS INTO THE WATER RESOURCES MANAGEMENT PLANS FOR BRANTAS AND MUSI RIVER BASINS (WATER RESOURCES MANAGEMENT PLAN) FINAL REPORT Supporting Report C : HYDROGEOLOGY AND GROUNDWATER MANAGEMENT Table of Contents Abbreviations Page PART 1 GENERAL CHAPTER C1 PROJECT OBJECTIVE, ANALYSIS METHOD AND CONCEPT OF GROUNDWATER POTENTIAL ........................................................ C1-1 C1.1 Objective and Analysis Method .................................................................................. C1-1 C1.1.1 Objective ....................................................................................................... C1-1 C1.1.2 Analysis Method............................................................................................ C1-1 C1.2 Concept of Groundwater Potential .............................................................................. C1-1 C1.2.1 Basic Concept ................................................................................................ C1-1 C1.2.2 Definition
    [Show full text]