Plagiarism Checker X Originality Report Similarity Found: 17%
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Plagiarism Checker X Originality Report Similarity Found: 17% Date: Rabu, Juli 17, 2019 Statistics: 676 words Plagiarized / 3974 Total words Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement. ------------------------------------------------------------------------------------------- Pemetaan Lokasi Wisata Di Kota Cirebon Dengan Penerapan Aplikasi Sistem lnformasi Geografis Andi Setiawan1*, Ade Irma Purnamasari2, Nana Suarna3 1, 2, 3 Program Studi Teknik Informatika, STMIK IKMI Cirebon, Indonesia Email: [email protected], [email protected], [email protected] INFORMASI ARTIKEL _ _ABSTRAK _ _Histori artikel: Naskah masuk, 23 September 2019 Direvisi, 23 September 2019 Diiterima, 23 September 2019 _ _Abstract- Tourism in the city of Cirebon is still tinged with a very diverse religious tour and culturation of culture that is still heavily influenced by Persia, Arabia and China. This can be seen from the palace architectural style which is still influenced by Chinese, Persian, and even Arabic cultures. The results of cultural culture with foreign nations, resulting in a variety of tourist attractions in the city of Cirebon. But the location information of the existence of tourist attractions in the city of Cirebon is still not well publicized. This research will develop an application by utilizing the geographical information system of tourist attractions in the city of Cirebon. The Geographic Information System is very appropriate to map the spread of tourist attractions in the city of Cirebon. The software development model in this study is the system life cycle or the System Development Life Cycle. The expected results of this study are the value of T count> T table (3,230> 1,665). This means that the probability is significant> a (0.002 <0.05). So that geographic information systems mapping tourist attractions in the city of Cirebon can meet expectations by users to find the shortest routes and safer locations. _ _Kata Kunci: Sistem Informasi Geografis, Lokasi Wisata, SDLC _ _Abstrak- Pariwisata dikota Cirebon masih diwarnai dengan wisata religi yang sangat beragam dan kulturasi budaya yang masih sangat dipengaruhi oleh Persia, Arab, dan Cina. Ini dapat dilihat dari gaya arsitektuk kraton yang masih dipengaruhi budaya Cina, Persia, bahkan Arab. Hasil dari kulturasi budaya dengan bangsa asing, menghasilkan beragamnya tempat wisata yang ada dikota Cirebon. Namun informasi lokasi keberadaan tempat wisata yang ada di Kota Cirebon masih belum terpublikasi dengan baik. Penelitian ini akan mengembangkan sebuah aplikasi dengan memanfaatkan sistem informasi geografis tempat wisata yang berada dikota Cirebon. Sistem Informasi Geografis sangat tepat untuk memetakan pesebaran tempat wisata yang ada di Kota Cirebon. Model pengembangan perangkat lunak dalam penelitian ini menggunakan daur hidup sistem atau System Development Life Cycle. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah nilai T hitung > T tabel (3.230 > 1.665). Artinya probabilitas signifikan > a (0.002 < 0.05). Sehingga sistem informasi geografis pemetaan tempat wisata di kota Cirebon dapat memenuhi harapan oleh pengguna untuk pencarian rute terpendek dan lokasi yang lebih aman. Copyright © 2019 LPPM - STMIK IKMI Cirebon This is an open access article under the CC-BY license _ _Penulis Korespondensi: Andi Setiawan Program Studi Teknik Informatika, STMIK IKMI Cirebon Jl. Perjuangan No. 10 B - Majasem Cirebon, Indonesia Email: [email protected] _ _ Pendahuluan Kota Cirebon yang saat ini menjadi salah satu tujuan wisata yang berada di Provinsi Jawa Barat, yang menyajikan potensi daya tarik wisata yang sesuai dengan slogan pariwisatanya tersebut yaitu ‘The Gate of Secret’, dimana daya tarik wisata di kota Cirebon terletak pada wisata religinya, seperti kraton kesepuhan, kraton kanoman, dan kraton kecerbonan, makam Sunan Gunung Jati, masjid Agung Sang Cipta Rasa, kelenteng kuno, yang arsitekturnya dipengaruhi oleh kebudayaan Islam, Cina dan Belanda pada saat itu. Penelitian ini berfokus pada pemanfaatan sistem informasi geografis sebagai sarana untuk memberikan informasi mengenai lokasi pesebaran wisata yang terdapat dikota Cirebon dalam upaya memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat dalam upaya mengenalkan sekaligus mengedukasi mengenai wisata yang terdapat dikota Cirebon. Dari penelitian yang dilakukan oleh Faiz Izma dan rekan tentang erosi dan sedimentasi lahan diperoleh kesimpulan bahwa “Penyebaran TBE terbagi dalam lima kelas dari 23.581,01 ha lahan yang terdampak erosi dan sedimentasi” [1]. Sedangkan menurut Dwi Yuli Prasetyo dan rekan bertemakan penentuan tempat ibadah menyebutkan bahwa “Dengan memanfaatkan sistem informasi geografis dapat membantu memberikan informasi tempat ibadah di kecamatan kempas” [2]. Menurut Dodi Setiawan dan rekan tentang pemanfaatan sistem informasi geografis untuk pemetaan alat dan mesin pertanian, yang menyebutkan bahwa “Wilayah Lampung Tengah mayoritas lahan untuk ditanami terdiri atas kategori 2 seluas 92,76%, kategori 1 seluas 7,24%, dan kategori 3 seluas 0%” [3]. Sedangkan menurut Andhy Sulistyo beserta rekan yang mengangkat kasus DBD, mengatakan bahwa “Dengan pemanfaatan disertai pemodelan sistem informasi geografis sangat membantu dalam pemetaan penyebaran dan perkembangbiakan jentik nyamuk DBD” [4]. Kemudian menurut Aditya Nugroho beserta rekan, menyatakan bahwa “Melalui Sistem Informasi Geografis dapat dengan mudah memetakan lokasi kontes burung berkicau” [5]. Sedangkan menurut Oman Somantri dan rekan, menyatakan bahwa “Sistem Informasi Geografis dapat membantu untuk memetakan lokasi pondok pesantren didaerah Tegal” [6]. Selanjutnya menurut Siwi Pramatama Mars Wijayanti beserta rekan menyatakan bahwa “Melalui Sistem Informasi Geografis dapat membantu untuk mengantisipasi penyebaran penyakit menular di kabupaten Banyumas” [7]. Sedangkan menurut Arum Amartiwi beserta rekan mengatakan bahwa “Sistem Informasi Geografis dapat membantu untuk mendata prasarana lalu lintas” [8]. Kemudian menurut Ni Ketut Pradani Gayatri S. Beserta rekan beragumen-tasi bahwa “Sistem Informasi Geografis sangat membantu untuk memetakan lokasi pariwisata dipulau Dewata” [9]. Terakhir menurut Andi Setiawan dan rekan dalam jurnalnya menyatakan bahwa “Sistem Informasi Geografis dapat membatu dalam memetakan pesebaran praktek bidan Delima di Kabupaten Cirebon” [10]. Dari penelitian diatas, maka sangat tepat apabila fokus dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan sistem informasi geografis dalam memetakan tempat wisata diKota Cirebon, yang kaya akan akulturasi budayanya. Metode Penelitian Model pengembangan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan model SDLC (System Development Life Cycle) atau daur hidup sistem dengan tahapannya digambarkan dalam gambar berikut [11]. / Gambar 2.1 Tahap SDLC Tahap Analisis Pada tahap ini kebutuhan akan data yang dibutuhkan pada tahap selanjutnya dikumpulkan. 2.2 Tahap Design Pada tahapan ini gambaran mengenai alur kerja sistem informasi geografis tempat wisata. 2.3 Tahap Implementasi Pada tahap ini aplikasi sistem informasi geografis diuji coba dengan web server. Hasil dan Pembahasan Proses interaksi antara pengguna baik dari sisi admin dan pengguna dengan menggunakan sistem geografis informasi pemetaan tempat wisata yang difokuskan pada dampak pengaruh diterapkannya sistem informasi geografis pemetaan tempat wisata berdasarkan kriteria dengan demikian admin dapat mengetahui hasil uji analisa pemetaan tempat wisata dengan berbagai kriteria oleh user. Populasi Dalam penelitian ini populasi yang dipakai adalah seluruh wisatawan yang tersebar di seluruh kota Cirebon. Keberadaan wisatawan yang tidak bisa dihitung menjadikan populasi dari penelitian ini merupakan poppulasi yang tidak terbatas tak terhingga. Berdasarkan karakteristik populasi penilian ini, maka peneliti menjadikan populasi kedalam populasi teoritis, yakni sejumlah populasi yang batas-batasnya ditetapkan secara kualitatif. Sampel Pada penelitian ini jumlah masyarakat wisatawandi kota Cirebon tidak ketahuai dengan pasti sehingga untuk menghitung jumlah sampel minimum yang dibutuhkan mengggunakan formula Lemeshow, yaitu penentuan ukuran sampel untuk populasi yang tidak bisa diketahui, Adapun rumus Lemeshow adalah sebagai berikut: ??= ?? 2 ?? ??(1-??) ?? 2 (1) Keterangan: n = Jumlah sampel z = skor z pada kepercayaan 95 % = 1,96 p = maksimal estimasi = 0,5 d = alpha (0,10) atau sampling error = 10 % Berdasarkan rumus di atas maka didapat ukuran sampel sebesar: ??= 1,96 2 ?? 0,5 (1-0,5) 0,10 2 ??= 3,8416 ?? 0,25 0,01 ??= 0,9604 0,01 ??=96,4 dibulatkan menjadi 96 Sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 96, akan tetapi ada 2 responden yang missing data atau ada item yang tidak terisi oleh responden, sehingga terkumpul hanya 94 responden wisatawan yang tersebar di kota Cirebon. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode acciden-tal sampling, dimana untuk memperoleh data, peneliti menemui subyek yaitu yang secara kebetulan dijumpai pada saat berkunjung dan peneliti melakukan penelitian hingga mencapai jumlah yang dianggap cukup bagi peneliti. Alasan peneliti menggunakan teknik sampling tersebut adalah keterangan yang peneliti himpun dari pihak pariwisata yang berada di Kota Cirebon, tidak di ketahui jumlah yang pasti berapa yang datang. Adapaun karakteristik atau ciri yang peneliti gunakan dalam pemilihan responden sampel yaiutu: Berusia 25 - 30 Tahun, hal ini dikarenakan pada usia tersebut merupakan usia yang matang. Hanya mengambil responden yang sudah melakukan