STRATEGI PENGEMBANGAN URBAN HERITAGE TOURISMKOTA CIREBON, Theresia Budi Jayanti JAWA BARAT
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
STRATEGI PENGEMBANGAN URBAN HERITAGE TOURISMKOTA CIREBON, Theresia Budi Jayanti JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN URBAN HERITAGE TOURISM KOTA CIREBON, JAWA BARAT Theresia Budi Jayanti Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. Letjen S. Parman No. 1 Jakarta Barat *Email: [email protected] ABSTRACT Tourism potential of a city can be developed through the city’s historical heritage. The history of Cirebon began around the 15th century, a small village in the Java Sea Coast named Muara Jati and its develop into the kingdom with a King named Walangsungsang (Cakrabumi). In the years 1529-1945, the Kingdom of Cirebon developed into four (4) Royal Palaces, namely: Karatons Kasepuhan, Royal Palaces Kanoman, Royal Palaces Kacirebonan and the Royal Palaces Kaprabonan. It’s cause Cirebon City has potential historical sights. Seeing the potential access of existing and historical value, Cirebon City tourism can be developed through the concept of urban heritage tourism. This study aims to discover the potential and strategies for developing the urban heritage tourism concept in Cirebon City. The research method used descriptive qualitative approach. Primary data obtained by field observations and documentation. Secondary data were obtained through, journals, books and the Internet data that is relevant. Then analysis of urban heritage tourism development strategy through a SWOT analysis. The findings are: access, historic building, cultural daily life, community and government is crucial in the development of urban heritage tourism Cirebon City. Keywords: stategy, urban heritage tourism, Cirebon. PENDAHULUAN dan/atau aktivitas dan fasilitas yang saling berhubungan dan memiliki daya tarik tersendiri Dalam perkembangan perekonomian di sehingga dapat menarik minatwisatawan atau Indonesia, sektor pariwisata merupakan salah pengunjung untuk mengunjungi suatu daerah satu faktor penting. Era globalisasi sekarang ini, atau tempat tertentu. Objek dan daya tarik pembangunan dunia pariwisata dapat dijadikan wisata tersebut harus memiliki tiga komponen prioritas dalam menunjang pembangunan suatu utama sebagai produk untuk dijual di pasar daerah di Indonesia. Pembangunan wisata, yaitu: aktraksi, fasilitas dan aksesibilitas kepariwisataan bisa dengan memanfaatkan daya (Hadinoto,1996, dalam Widiyati, 2015). tarik wisata baik berupa seni budaya, kehidupan Indonesia sebagai negara yang masyarakat, keanekaragaman flora fauna, benda mempunyai potensi wisata yang besar, sudah purbakala atau peninggalan sejarah serta mulai berbenah dan mengembangkan sektor keindahan alamnya. Pengembangan pariwisata pariwisata. Program-program pembangunan ini dilakukan untuk mengenalkan potensi daerah pariwisata di Indonesia yang meliputi kepada wisatawan baik domestik atau pembenahan pengembangan obyek wisata dan mancanegara, sehingga khususnya dapat faktor pendukung wisata lainnya bisa dikatakan meningkatkan pendapatan masyarakat daerah memiliki kemajuan. Selain hal tersebut, melalui tersebut dan menambah devisa negara pada slogan atau jargon pariwisata Indonesia yang umumnya. Tujuan pengembangan pariwisata baru (sebelumnya adalah Visit Indonesia) yaitu tersebut tentu saja akan berhasil jika didukung ‘Wonderfull Indonesia’ atau ‘Pesona oleh akomodasi, aksesibiltas, sumber daya Indonesia’diharapkan Indonesia menjadi idaman manusia, kesadaran masyarakatnya serta objek masyarakat penjuru dunia untuk datang kesini. wisata daerah itu sendiri baik dari alam atau Slogan atau jargon tidak hanya di skala negara, buatan manusia. Objek dan daya tarik wisata tetapi skala propinsi ataupun kota juga sudah adalah segala sesuatu baik berupa bentukan ada, diantaranya Enjoy Jakarta, Semarang- 195 Edisi cetak Jurnal Arsitektur dan Perkotaan “KORIDOR” vol. 08 no. 02, JULI 2017 195-205 Variety of Culture, Sparkling Surabaya, dan dalam perkembangannya berubah menjadi Bandung-Everlasting Beauty, Banyuwangi-The Kerajaan Cirebon dengan raja Pangeran Sunrise of Java, Solo-The Spirit of Java, Jogja- Walangsungsang yang bergelar Cakrabumi. Never Ending Asia, Pekalongan-World's City of Pada tahun 1529–1945, Kerajaan Cirebon Batik. Slogan atau jargon tersebut merupakan berkembang menjadi 4 (empat) Keraton, yaitu: salah satu upaya pemerintah pusat dan daerah Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton dalam mengembangkan sektor pariwisata. Hasil Kacirebonan dan Keraton Kaprabonan. Ragam yang telah dicapai dapat diukur dengan adanya perkembangan inilah yang menyebabkan Kota peningkatan jumlah wisatawan, penerimaan Cirebon mempunyai potensi wisata sejarah yang devisa negara serta pendapatan daerah, menarik. Melihat potensi akses dan nilai historis meskipun masih banyak potensi daerah lain di yang ada, pariwisata Kota Cirebon bisa Indonesia yang belum dan masih bisa dikembangkan menjadi urban heritage tourism ditingkatkan di sektor wisata. yang mengutamakan wisata sejarah dan budaya. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia tentu saja memiliki potensi wisata yang sangat beranekaragam baik berupa METODE PENELITIAN objek wisata alam ataupun budaya masyarakatnya. Sejarah panjang Indonesia juga Penelitian ini berlokasi di Kota Cirebon, tidak bisa terlepas dari jaman adanya kerajaan- Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah kerajaan, jaman penjajahan sampai dengan untuk menemukan potensi dan strategi jaman reformasi sekarang ini yang tentu saja pengembangan urban heritage tourism di Kota memberikan suatu peninggalan sejarahnya, baik Cirebon. Metode penelitian menggunakan berupa bangunan, benda-benda, maupun culture pendekatan kualitatif deskriptif. Metode masyarakat daerah itu sendiri. Pemerintah kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi mengatur tentang pemanfaatan peninggalan faktor internal dan eksternal Kota Cirebon. bangunan dan benda cagar budaya melalui UU Pengumpulan data yang digunakan melalui data Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. primer dan sekunder. Data primer diperoleh Keberadaan dan pemanfaatan bangunan dengan cara observasi lapangan dan bersejarah, situs atau benda cagar budaya dokumentasi. Data sekunder diperoleh melalui, dengan baik dapat mengangkat karakteristik jurnal, buku dan data internet yang relevan. budaya daerah serta mengembangkan potensi Setelah data primer dan data sekunder heritage tourism atau wisata warisan budaya. terkumpul, kemudian dilakukan analisa strategi Pederson (2002, dalam Southall dan pengembanganurban heritage tourism melalui Robinson,2011): “heritage tourism as analisis SWOT. Hasil temuan penelitian adalah embracing both eco tourism and cultural kemudahan akses, tempat bersejarah yang ada, tourism, with an emphasis on conservation and budaya keseharian penduduk, peran serta cultural heritage”. Melalui definisi tersebut masyarakat dan pemerintah merupakan hal yang dijelaskan bahwa wisata warisan budaya dapat penting dalam mengembangkan urban heritage merangkul ekowisata dan wisata budaya pada tourism Kota Cirebon. saat bersamaan dan menitikberatkan kepada konservasi dan warisan budaya itu sendiri. Pengembangan wisata warisan budaya di HASIL DAN PEMBAHASAN perkotaan sangat ideal dilaksanakan karena suatu kota tidak akan kehilangan identitas lokal, Potensi wisata adalah semua objek (baik serta memberikan pemahaman dan rasa berupa alam, budaya, buatan) yang memerlukan kebanggaan terhadap sejarah kota dan penanganan yang baik agar dapat memberikan kebudayaan lokal masyarakat setempat nilai daya tarik bagi wisatawan (Damanik dan (Widayanti, 2015). Weber, 2006). Untuk meningkatkan potensi Kota Cirebon merupakan salah satu kota heritage tourism di Kota Cirebon, terdapat di Jawa Barat yang terletak pada lokasi stategis beberapa kriteria yang dapat diidentifikasi, dan menjadi simpul pergerakan transportasi yaitu: antara Jawa Barat dengan Jawa Tengah melalui Jalur Pantura. Sejarah berdirinya kota Cirebon bermula sekitar abad 15 dengan sebuah desa kecil di Pantai Laut Jawa bernama Muara Jati 196 Edisi cetak STRATEGI PENGEMBANGAN URBAN HERITAGE TOURISMKOTA CIREBON, Theresia Budi Jayanti JAWA BARAT 1. Kondisi Umum Kota Cirebon Bangunan Keraton peninggalan Kerajaan Aksesibilitas dan fasilitas Cirebon dan bangunan kuno lainnya merupakan Kota Cirebon merupakan salah satu kota salah satu potensi wisata budaya Kota Cirebon; di Jawa Barat yang terletak pada lokasi stategis diantaranya: dan menjadi simpul pergerakan transportasi antara Jawa Barat dengan Jawa Tengah. Ada 1. Keraton Kasepuhan (tahun 1529) beragam pilihan moda transportasi umum jalur Keraton Kasepuhan terletak di Kelurahan darat menuju Cirebon, misalnya: bus, mobil Kasepuhan yang termasuk dalam zona travel, maupun kereta api. Jika menggunakan perdagangan (Gambar 1). Keraton transportasi udara, maka rute penerbangan yang Kasepuhan berdiri di tahun 1529 oleh dipilih adalah Jakarta atau Bandung, kemudian Pangeran Mas Mochammad Arifin (cicit perjalanan dilanjutkan dengan transportasi darat. Sunan Gunung Jati) dan merupakan Untuk transportasi dalam kota selain dengan peninggalan sejarah Kerajaan Islam yang transportasi pribadi/menyewa kendaraan rental, merupakan pusat pemerintahan masa lalu. wisatawan bisa menggunakan becak, ojek, taksi Keberadaan Keraton Kasepuhan juga maupun angkutan umum. Transportasi becak menunjukkan bahwa terjadi akulturasi di dan angkutan umum sangat mudah ditemukan di Kota Cirebon. Akulturasi yang terjadi tidak Cirebon, hanya saja untuk angkutan umum hanya antara masyarakat Sunda dan Jawa, rutenya masih belum terkoneksi secara tetapi juga Cina, India, Arab dan Eropa. maksimal; khususnya mengunjungi tempat- Bukti akulturasi yang bisa dilihat adalah