SKRIPSI

ANALISIS PRODUK UNGGULAN DI KOTA PEMATANGSIANTAR

Oleh

CITRA ANGGRAINI 130501089

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa

Skripsi saya yang berjudul “Analisis Produk Unggulan Di Kota Pematangsiantar“ adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan

Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh pihak

Universitas Sumatera Utara.

Medan, Agustus 2017

Citra Anggraini NIM 130501089

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

ANALISIS PRODUK UNGGULAN DI KOTA PEMATANGSIANTAR

Produk unggulan merupakan hasil proses dari suatu kegiatan di setiap sektor ekonomi berupa barang atau jasa mempuyai keunggulan tersendiri dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal yang beriorentasi pasar. Penelitian ini untuk mengetahui tujuan dari penelitian adalah mengetahui sektor-sektor basis dan non basis di Pematangsiantar yang menggunakan metode analisis Location Quotient (LQ), untuk mengetahui klasifikasi pertumbuhan sektor-sektor ekonomi unggulan di Pematangsiantar dengan menggunakan metode analisis Tipology Klassen dan menentukan sektor dan produk unggulan di Kota Pematangsiantar dengan kedua analisis tersebut dan dengan bantuan alat analisis Pembobotan. Dari hasil analisis yang dilakukan penulisis dengan alat analisis tersebut bahwasektor basis dengan nilai tertinggi dan pengklasifikasian menurut sektor ekonomi maju dan tumbuh pesat yaitu sektor Jasa Pendidikan. Sektor ini menghasilkan produk unggulan dalam pendidikan berupa produk utama yang berupa tingkat keberhasilan pelaksanaan kurikulum, sarana dan prasarana yang baik, jumlah tenaga didik yang cukup, dan produk pendukung berupa kegiatan organisasi, perlombaan cerdas cermat dan kegiatan lainnya. Hal tersebut membuktikan bahwa Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Pematangsiantar memiliki produk-produk yang meningkatkan pendidikan dan pertumbuhan pendapatan sektor Jasa Pendidikan bagi daaerah Kota Pematangsiantar.

Kata Kunci: Analisis Location Quotient, Tipology Klassen dan Pembobotan, Produk Unggulan

Universitas Sumatera Utara ABSTRACT

ANALYSIS OF POTENTIAL PRODUCTS IN CITY OF PEMATANGSIANTAR

Potential products are the result of the process of an activityin every sector of the economy in the form of goods or services have their own advantages by utilzing natural resources and local human resources that are markeet oriented. The purpose of this research is to now the base and non base sectors in Pematangsiantar using Location Quotient Analysis method (LQ), To know the growth classification of potential economics sectors in Peematangsiantar by using the method of Klassen Tipology analysis and determine the sectors and potential products in Pematangsiantar City with both analysis and with the aid of weighted analysis tools. From the results of analysis by the authors with the analitical tool that the base sector with the haighest value and classification according to the advantage economic sector and growing rapidly namely the Edocation Services Sector. This sector produces potential products in education in the form of main products in the form of the success rate of curriculuim implementation, good facilities and infrastucture, sufficient number of students, and supporting products in the form of organitational activities, inteliggent race and other activities. It proves that high school and vocational high schools in Pematangsiantar City have products that increase education and revenue growth of Edocation Services sector for Pematangsiantar City area. Key words: Location Quotient Analysis, Klassen Tipology and Weighting, Featured product

Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR Puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt. atas karunia dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan Skripsi saya yang berjudul ANALISIS PRODUK

UNGGULAN DI KOTA PEMATANGSIANTAR.

Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana pendidikan pada Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis, Program Studi Ekonom Pembangunan di Universitas Sumatera Utara.

Dalam Penyusunan skripsi ini penulis banyak menghadapi kesulitan, baik dari pengumpulan data serta menganalisis data tersebut. Dukungan dan doa baik secara moril maupun materil dari orang tua tercinta terutama ayah saya

Muhammad Juliansyah dan ibu saya Sri Ariati, serta adik-adik saya Maya Dwi

Yana dan Nurul Fitri Adrianti yang selalu memberi semangat kepada saya.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang sangat membantu penulis dalam berbagai hal. Oleh karena iu, penulis sampaikan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof.Dr. Ramli, S.E, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Drs. Coki Ahmad Syahwier, M.P, selaku Ketua Program Studi S1

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

3. Ibu Inggrita Gusti Sari Naution, S.E, M.Si selaku Sekretaris Program Studi

S1 Ekonomi Pembangunan dan Pembimbing di Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara 4. Ibu Dra. Raina Linda Sari, M.Si selaku Penguji I.

5. Bapak Wahyu Sugeng Imam S., S.E, M.Si selaku Penguji II.

6. Seluruh Dosen Staf dan karyawan Program Studi S1 Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Keluarga dan kerabat yang senatiasa memberikan doa serta dukungan

semangat kepada penulis.

8. Sahabat-sahabat Kiki Damayanthy, Sofian Surya, Dwi Rahma Namira,

SiskaAnggraini, serta Virza Yunara yang sudah membantu baik dalam doa

maupun dalam proses penyusunan skripsi.

9. Rekan-rekan seperjuangan stambuk 2013, Mario Tyson Nadapdap, Delila

Maranata Sibuea, Siti Annisa, Radimah Pinayungan, Yohana A.

Sihombing, Romasi DN Silaban, Trisna Plem Tarigan dan Amarsyah Ali

Hasibuan.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, sangat baik jika ada kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini member manfaat bagi pengembangan ilmu.

Medan, Agustus 2017 Penulis,

Citra Anggraini 130501089

Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...... i ABSTRACT ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR ISI ...... v DAFTAR GAMBAR ...... vii DAFTAR TABEL ...... viii DAFTAR LAMPIRAN ...... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Rumusan Masalah ...... 7 1.3 Tujuan Penelitian ...... 7 1.4 Manfaat Penelitian ...... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk Unggulan ...... 9 2.1.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Unggulan ...... 9 2.1.2 Kriteria Penentuan Produk Unggulan ...... 11 2.2 Sektor Unggulan Daerah ...... 12 2.2.1 Kriteria Penentuan Sektor Unggulan ...... 13 2.3 Pertumbuhan Ekonomi ...... 14 2.4 Pertumbuhan Ekonomi Regional ...... 14 2.5 Teori Pertumbuhan Ekonomi ...... 15 2.5.1 Teori Schumpeter ...... 15 2.5.2 Teori Basis Ekspor Richardson ...... 16 2.6 Produk Domestik Regional Bruto ...... 18 2.7 Penelitian Terdahulu ...... 19 2.8 Kerangka Konseptual ...... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Sumber Data ...... 24 3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ...... 24 3.3 Batasan Operasional ...... 24 3.4 Definisi Operasional ...... 24 3.5 Teknik Pengumpulan Data ...... 26 3.6 Metode Analisis Data ...... 26 3.6.1 Location Qoutient (LQ) ...... 26 3.6.2 Tipology Klassen ...... 28 3.6.3 Analisis Pembobotan ...... 30

Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ...... 32 4.1.1 Keadaan Geografis Kota Pematangsiantar ...... 32 4.1.2 Wilayah Administrasi ...... 33 4.1.3 Keadaan Demografi ...... 34 4.1.4 Keadaan Perekonomian Kota Pematangsiantar...... 35 4.2 Hasil Analisis Data ...... 37 4.2.1 Hasil Analisis Location Qoutient ...... 37 4.2.2 Klasifikasi Pertumbuhan Sektor Perekonomian Wilayah Kota Pematangsiantar(Analisis Tipology Klassen) ...... 42 4.2.3 Analisis Penentuan Produk Unggulan Di Kota Pematangsiantar BerdasarkanAnalisis Location Qoutient,Tipology Klassen dan Pembobotan/Scoring ...... 47 4.2.3.1 Analisis Penentuan Produk Unggulan pada Sektor Jasa Pendidikan Kota Pematangsiantar ...... 49 4.3 Pembahasan Persektor Perekonomian Kota Pematangsiantar ...... 57 4.3.1 Analisis Sektor Pertanian ...... 57 4.3.2 Analisis Sektor Pertambangan Dan Penggalian ...... 59 4.3.3 Analisis Sektor Industri Pengolahan ...... 61 4.3.4 Analisis Sektor Pengadaan Listrik Dan Gas ...... 62 4.3.5 Analisis Sektor Pengadaan Air,Pengolahan Sampah, Limbah Dan Daur Ulang ...... 64 4.3.6 Analisis Sektor Konstruksi ...... 65 4.3.7 Analisis Sektor Perdagangan BesarDan Eceran;Reparasi Mobil Dan sepeda Motor ...... 67 4.3.8 Analisis Transportasi Dan Pergudangan ...... 69 4.3.9 Analisis Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum .. 70 4.3.10 Analisis Sektor Informasi Dan Komunikasi ...... 72 4.3.11 Analisis Sektor Jasa Keuangan Dan Asuransi ...... 73 4.3.12 Analisis Sektor Real Estat ...... 75 4.3.13 Analisis Sektor Jasa Perusahaan ...... 76 4.3.14 Analisis Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan Sosial Wajib ...... 78 4.3.15 Analisis Sektor Jasa Pendidikan ...... 79 4.3.16 Analisis Sektor Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial ...... 81 4.3.17 Analisis Sektor Jasa Lainnya ...... 83 4.4 Pembahasan Produk Unggulan Kota Pematangsiantar ...... 84 4.5 Arahan Pembangunan Wilayah ...... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...... 91 5.2 Saran ...... 93

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1Skema Kerangka Konseptual ...... 23 4.1 Peta Kota Pematangsiantar ...... 33 4.2 Kontribusi tiga sektor utama terhadap pembentukan PDRBPematangsiantar tahun 2015 ...... 36 4.3 Grafik Jumlah Sekolah Menurut Tingkatannya Tahun 2015 ...... 51 4.4 Grafik Perkembangan LQ Sektor Pertanian Kota Pematangsiantar ...... 58 4.5 Grafik Perkembangan LQ Sektor Pertambangan dan Pennggalian Kota Pematangsiantar ...... 60 4.6 Grafik Perkembangan LQ Sektor Industri Pengolahan Kota Pematangsiantar ...... 61 4.7 Grafik Perkembangan LQ Sektor Pengadaan Listrik dan Gas Kota Pematangsiantar ...... 63 4.8 Grafik Perkembangan LQ Sektor Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Kota Pematangsiantar ...... 64 4.9 Grafik Perkembangan LQ Sektor Konstruksi Kota Pematangsiantar ...... 66 4.10 Grafik Perkembangan LQ Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Kota Pematangsiantar ...... 68 4.11 Grafik Perkembangan LQ Sektor Transportasi dan Pergudangan Kota Pematangsiantar ...... 69 4.12 Grafik Perkembangan LQ Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Kota Pematangsiantar ...... 71 4.13 Grafik Perkembangan LQ Sektor Informasi dan Komunikasi di Kota Pematangsiantar ...... 72 4.14 Grafik Perkembangan LQ Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi Kota Pematangsiantar ...... 74 4.15 Grafik Perkembangan LQ Sektor Real Estat Kota Pematangsiantar ...... 75 4.16 Grafik Perkembangan LQ Sektor Jasa Perusahaan Kota Pematangsiantar ...... 77 4.17 Grafik Perkembangan LQ Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Kota Pematangsiantar ...... 78 4.18 Grafik Perkembangan LQ Sektor Jasa Pendidikan Kota Pematangsiantar ...... 80 4.19 Grafik Perkembangan LQ Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Kota Pematangsiantar ...... 82 4.20 Grafik Perkembangan LQ Sektor Jasa Lainnya Kota Pematangsiantar ...... 83

Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1PDRB Kota Pematangsiantar ADHK Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) 2011-2015 ...... 6 2.1Penelitian Terdahulu ...... 20 4.1 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja di Kegiatan Informal Menurut Lapangan Pekerjaan Utama 2015 ...... 35 4.2Nilai Location Quotient Kota Pematangsiantar Tahun 2011-2015 ...... 39 4.3Rata-rata Pertumbuhan dan Rata-rata Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDRBPematangsiantar dan Sumatera Utara ...... 44 4.4Pengklasifikasian Sektor Perekonomian Kota Pematangsiantar Tahun 2011-2015 Menurut Klassen Typology ...... 47 4.5Indikator Pendidikan Kota Pematangsiantar Tahun 2015 ...... 51 4.6Hasil Analisis Perguruan tinggi Negeri Pematangsiantar ...... 52 4.7Analisis Jenjang Pendidikan Kota Pematangsiantar ...... 53 4.8Penentuan Produk Unggulan Pendidikan Kota Pematangsiantar...... 56 4.9Analisis Sektor Pertanian ...... 58 4.10Anaisis Sektor Pertambangan dan Penggalian ...... 60 4.11Analisis Sektor Industri Pengolahan ...... 62 4.12Analisis Sektor Listrik dan Gas ...... 63 4.13Analisis Sektor Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang ...... 65 4.14Analisis Sektor Konstruksi ...... 66 4.15Analisis Sektor Perdagangan Besar dan Eceran;Reparasi Mobil dan Sepeda Motor ...... 68 4.16Analisis Sektor Transportasi dan Pergudangan ...... 70 4.17Analisis Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum ...... 71 4.18Analisis Sektor Informasi dan Komunikasi ...... 73 4.19Analisis Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi ...... 74 4.20Analisis Sektor Real Estate ...... 76 4.21Analisis sektor Jasa Perusahaan ...... 77 4.22Analisis Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Wajib Sosial ...... 79 4.23Analisis Sektor Jasa Pendidikan ...... 80 4.24Analisis Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial ...... 82 4.25Analisis Sektor Jasa Lainnya ...... 84

Universitas Sumatera Utara DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

1 PDRB Kota Pematangsiantar ADHK 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) 2011-2015 2 PDRB Provinsi Sumatera Utara ADHK Menurut Lapangan Usaha (Milyar Rupiah) 2011-2015 3 Laju Pertumbuhan PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha (persen), 2011-2015 4 Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha (persen), 2011-2015 5NILAI LQ TAHUN 2011-1015 6Analisis Jenjang Pendidikan Kota Pematangsiantar

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pembangunan perekonomian daerah diartikan sebagai proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat yang terdapat di dalamnya mengelola sumber daya alam yang ada dengan cara membentuk pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) yang terjadi pada suatu wilayah baik kabupaten ataupun kota (Arsyad,2010).

Masalah pokok dalam pembangunan daerah terletak pada penekanan kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia serta kelembagaan dan sumber daya fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarahkan kepada pengambilan inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan tenaga kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi

(Purwati:2001:9).

Pembangunan merupakan proses berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan selalu menimbulkan dampak positif dan negatif, oleh karena itu diperlukan suatu acuan untuk menilai keberhasilan pembangunan suatu wilayah. Pembangunan suatu wilayah dikatakan berhasil bila pertumbuhan ekonomi suatu wilayah relatif tinggi. Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah akan berdampak terhadap wilayah lainnya yang memiliki keterkaitan ekonomi wilayah tersebut.

Universitas Sumatera Utara Setiap daerah menginginkan perekonomian yang maju untuk meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, sangat penting dilakukan pembangunan ekonomi guna mencapai tujuan tersebut.

Pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan, kesejahteraan masyarakat sebagai landasan yang kuat untuk pembangunan selanjutnya. Kegiatan stabilisasi perlu dilakukan agar pembangunan perekonomian suatu daerah akan lebih meningkat.

Dalam upaya pembangunan ekonomi daerah, inventarisasi potensi wilayah atau masyarakat mutlak diperlukan agar dapat ditetapkan kebijakan pola pengembangan baik secara sektoral maupun secara multisektoral. Salah satu langkah inventarisasi atau identifikasi potensi produk-produk potensial, andalan dan unggulan daerah pada setiap sub sektor.

Strategi pembangunan daerah dibutuhkan untuk mengatasi masalah- masalah pokok dalam pembangunan daerah. Penetapan produk unggulan merupakan kegiatan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di suatu daerah atau negara.Dalam hal ini, campur tangan dan perencanaan pemerintah daerah adalah sangat penting sekali dalam menciptakan pembangunan di suatu negara. Oleh sebab itu, pemerintah harus berperan aktif untuk melihat apa saja yang dibutuhkan dalam menyusun kebijakan yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan sesuai dengan kondisi daerah tersebut dan sebagai motivator untuk mengembangkan potensi-potensi unggulan di setiap daerah.

Universitas Sumatera Utara Pertumbuhan ekonomi memiliki peran penting, sehingga perlu adanya perencanaan yang matang dalam meningkatkan kinerja dan otoritas pembangunan serta menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan sehingga dapat tercapainya pembangunan yang efisien dan efektif.Ekonomi bukan hanya soal memperoleh penghasilan, tetapi juga bagaimana memanfaatkan itu dengan baik untuk meningkatkan kehidupan dan kebebasan seseorang(Amartya Sen, 2000).

Produk unggulan daerah menggambarkan kemampuan daerah menghasilkan produk, menciptakan nilai, memanfaatkan sumber daya secara nyata, memberi kesempatan kerja, mendatangkan pendapatan bagi masyarakat maupun pemerintah, memiliki prospek untuk meningkatkan produktivitas dan investasinya. Sebuah produk dikatakan unggul jika memiliki daya saing sehingga mampu untuk menangkal produk pesaing di pasar domestik dan menembus pasar ekspor(Sudarsono,2001).

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan pembangunan di suatu daerah. Hal ini dapat diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari tahun ke tahun. PDRB merupakan tolak ukur perkembangan ekonomi secara regional, yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan nasional.

Pertumbuhan ekonomi regional yang dicerminkan oleh PDRB sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang turut memberi andil dalam pertumbuhan produksi dari masing-masing sektor.

Universitas Sumatera Utara Demikian halnya dengan Kota Pematangsiantar. Sebagai salah satu kota yang memiliki luas daratan sebesar 79,971 Km2, dengan jumlah penduduk240.787 jiwa. Kota Pematangsiantar terdiri dari delapan (8) kecamatan dan lima puluh tiga

(53) desa/kelurahan. Delapan (8) kecamatan tersebut antara lain, Kecamatan

Siantar Selatan, Siantar Barat, Siantar Timur, Siantar Marihat, Siantar Marimbun,

Siantar Martoba, Siantar Sitalasari dan Siantar Utara.

Kota Pematangsiantar merupakan salah satu daerah peninggalan kerajaan

Siantar (Raja Damanik) sehinngga masih sangat kental dengan tradisi sejarah.

Oleh karena itu, peninggalan-peninggalan sejarah Kota Pematangsiantar dijadikan sebagai daya tarik wisatawan lokal maupun asing. Wisata sejarah seperti, Tugu

Raja Siantar, Museum Simalungun, dan Gedung Juang 45. Selain wisata sejarahnya, Kota Pematangsiantar juga terkenal dengan wisata kulinernya seperti,

Kopi Kok Tong dan Roti Ganda. Selain sektor Pariwisatanya, Kota

Pematangsiantar juga memiliki sektor pertanian dan perkebunan yang masih sangat luas dan hasil dari salah satu sektor tersebut menjadi produk unggulan yang ada di Kota Pematangsiantar. Produk unggul yang dihasilkan berupa padi, jagung, ubi, kopi, karet dan sawit.

Kegiatan informal yang terdapat di kota Pematangsiantar adalah lapangan usaha Pertanian, Manufaktur, dan Jasa. Secara umum, persentase penduduk yang bekerja dikegiatan informal adalah sektor Jasa sebesar 77,98 persen, sektor

Manufaktur 11,36 persen dan sektor Pertanian 10,65 persen pada tahun 2015(BPS

Statistik Tenaga Kerja Kota Pematangsiantar,2015).

Universitas Sumatera Utara Kota Pematangsiantar memiliki sektor industri pengolahan yang berperan penting dalam pembangunan daerah antara lain dalam meningkatkan pendapatan daerah, serta berperan dalam penyerapan tenaga kerja di Kota Pematangsiantar berdasarkan indikator ketenagakerjaan.Sumbangan PDRB (Produk Domestik

Regional Bruto) terbesar pada tahun 2011-2015 menurut lapangan usaha industri pengolahan yaitu sebesar 23,27%. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku konstan tahun 2014 sebesar 1.885.010,5 juta Rupiah dimana sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor menjadi sektor yang paling dominan dan mengalami kenaikan dibanding tahun 2010 sebesar 1.449.181,6 juta Rupiah.Laju pertumbuhan sektor dilihat dari PDRB atas harga berlaku sektor yang paling unggul adalah Industri Pengolahaan sebesar

2.239.519,8 juta Rupiah pada tahun 2014 dan mengalami kenaikan dibanding tahun 2010 sebesar 1.457.790,0 juta Rupiah(BPS Pematangsiantar:2014).

Universitas Sumatera Utara Tabel 1.1 Produk Domestik Regional BrutoKotaPematangsiantarAtas DasarHarga Konstan 2010 Menurut LapanganUsaha (JutaRupiah), 2011─2015

Lapangan Usaha/Industry2011201220132014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A Pertanian, Kehutanan, dan 143 258,83 147 871,44 150 337,73152 018,32153 675,87 Perikanan

B Pertambangan dan Penggalian 746,59 803,07 864,09 907,48 939,87

C Industri Pengolahan 1 504 066,75 1 599 828,23 1 641 405,76 1 750 052,49 1 761 726,52

D Pengadaan Listrik dan Gas/ 35 643,18 31 087,99 26 980,17 26 601,91 26 035,76

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 19 786,74 20 801,36 21 983,21 23 311,24 24 664,57 dan Daur Ulang

F Konstruksi580 973,51 619 727,23 667 207,66 712 483,01 760 281,50

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 1 555 296,21 1 676 494,49 1 775 029,14 1 885 010,52 2 011 571,15 Mobil dan Sepeda Motor

H Transportasi dan 407 465,85438 145,51 474 706,83 513233,84551 634,22 Pergudangan

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 343 048,05 366 097,01 394 701,47 420 486,57 451 761,98

J Informasi dan 135 327,79 147 219,71 158 668,85 170 145,37 180 248,50 Komunikasi

K Jasa Keuangan dan Asuransi 240 291,55 264 720,20 291 368,24 299 664,08 314 882,18

L Real Estat 419 399,67 448 585,93 479 709,43 511 327,04 548 998,56

M,N Jasa Perusahaan 54 093,12 57 362,07 61 192,33 65 330,52 70 119,51

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 332 710,66 341 126,34 352 508,84 376 901,08 405 193,50

P Jasa Pendidikan 459 546,52 482 228,35 522 422,44 555 706,76 590 812,50

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 67 286,64 74 408,59 82 957,58 88 728,12 94 317,95

R,S,T,U Jasa lainnya 34 364,44 37 053,78 39 815,78 42 620,48 45 456,99

PDRB 6 333 306,09 6 753 561,28 7 141 859,55 7 594 528,82 7 992 321,11

Sumber: BPS Kota Pematangsiantar 2011-2015

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menyusun penelitian yang berjudul”Analisis Produk Unggulan Di Kota Pematangsiantar”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat diketahui bahwa rumusan dari masalah tersebut adalah:

1. Sektor-sektor apa yang menjadi sektor basis dan sektor nonbasis dalam

perekonomian Kota Pematangsiantar?

2. Bagaimanakah klasifikasi pertumbuhan sektor-sektor unggulan di Kota

Pematangsiantar?

3. Sektor apakah yang dapat menghasilkan produk unggulan di Kota

Pematangsiantar?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang ada di atas, dapat diketahui bahwa penelitian

tersebut bertujuan untuk:

1. Mengetahui sektor-sektor yang menjadi sektor basis dan sektor nonbasis

dalam perekonomian Kota Pematanngsiantar menggunakan analisis

Location Quotient (LQ).

2. Untuk mengetahui klasifikasi pertumbuhan sektor-sektor unggulan di Kota

Pematangsiantar menggunakan Tipology Klassen.

3. Menentukan sektor dan produk unggulan di Kota Pematangsiantar dengan

analisis LQ, Tipology Klassen, dan pembobotan.

Universitas Sumatera Utara 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat bagi Umum

1. Penelitian ini dapat memberikan motivasi kepada masyarakat dan

pemerintah untuk meningkatkan produk unggulan di setiap sektor basis

maupun sektor nonbasis.

2. Penelitian ini dapat memberikan tambahan masukkan pemerintah kota

Pematangsiantar dengan melihat produk-produk apa saja yang dapat

diprioritaskan dalam meningkatkan perekonomian daerah.

Manfaat bagi Penulis

1. Sebagai informasi untuk mengkaji lebih lanjut pemanfaatan berbagai

sumberdaya dalam masyarakat untuk pengembangan pembangunan Kota

Pematangsiantar.

2. Sebagai tambahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan penulis dalam

disiplin ilmu yang penulis tekuni.

Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produk Unggulan

Defenisi produk unggulan masih belum ada kesepakatan. Secara konsep, juga terdapat perbedaan antara produk dan komoditas unggulan, walaupun banyak pendapat yang menyamakan kedua hal tersebut. Produk dapat diartikan sebagai olahan bahan baku atau olahan komoditas, sedangkan komoditas adalah sesuatu yang berasal langsung dari alam atau hasil dari alam. Produk unggulan adalah produk yang potensial dikembangkan pada suatu wilayah dengan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya alam manusia lokal yang berorientasi pasar dan ramah lingkungan, sehingga memiliki keunggulan kompetitif dan siap menghadapi persaingan global (Kementrian Koperasi dan UKM).

Produk unggulan merupakan hasil proses dari suatu kegiatan di setiap sektor ekonomi berupa barang atau jasa mempunyai keunggulan tersendiri dan dapat bersaing di pasar secera berkelanjutan.

2.1.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Unggulan

Setiap kawasan unggulan masih mempunyai faktor keunggulan khusus yang bukan didasarkan pada biaya produksi yang murah saja, tetapi lebih dari itu, yaitu adanya inovasi (inovation). Sumberdaya alam yang dimiliki saat ini sudah tidak dapat diandalkan lagi karena sudah banyak terkuras. Oleh karena itu yang mengarah pada pembentukan keunggulan daya saing perlu digali dan tentunyasetelah itu perlu dan harus diterapkan (Porter, 1990).

Universitas Sumatera Utara Ada beberapa faktor dalam melakukan identifikasi terhadap potensi suatu kawasan produk unggulan yakni:

a. Kondisi Faktor Produksi, faktor produksi yang diperlukan dalam

menciptakan keunggulan daya saing antara lain: Sumberdaya

manusia,Sumber daya alam, Sumberdaya teknologi, Sumberdaya modal,

prasarana/infrastruktur kawasan.

b. Kondisi permintaan pasar; permintaan pasar domestik, ukuran dan pola

pertumbuhan permintaan pasar, pasar eksport.

c. Industri-industri pendukung dan industri terkait,

d. Strategi perusahaan, struktur dan persaingan,

e. Peluang,

f. Peranan Pemerintah

Faktor pendorong berkembangnya produk unggulan di suatu daerah, terutamakomoditas untuk ekspor antara lain:

a. Produk ekspor yang memiliki peluang pasar dan keunggulan

komparatif,dan kandungan lokalnya tinggi serta dalam proses produksi

menyerapbanyak tenaga kerja;

b. Meningkatnya daya saing terhadap produk ekspor dari pesaing dengancara

peningkatan efisiensi, perbaikan produktivitas, peningkatan kapasitas, dan

perbaikan mutu produk. Pengembangan dan adaptasi produk harus selalu

dilakukan untuk mengimbangi produk produk dari negara negara pesaing;

Universitas Sumatera Utara c. Menghilangkan biaya ekonomi tinggi dan menghapus KKN dalam segala

bentukmelaksanakan transparansi, akuntabilitas, penegakan

hukum,partisipasi masyarakat;

d. Memanfaatkan setiap peluang pasar dan menciptakan peluang pasar baru;

e. Meningkatkan kegiatan promosi dan penerobosan pasar potensial yang

dapat dilakukan dengan pameran;

f. Meningkatkan upaya memperoleh akses pasar yang lebih luas melalui

forum kerjasama multilateral dan bilateral;

g. Mendorong dunia usaha, melalui organisasi organisasi yang ada agar lebih

aktif secara langsung terjun ke pasar dan mengadakan kerjasama dengan

pengusaha importir;

h. Produk unggulan lebih memperlihatkan makna kekhususan karena lebih

berorientasi kepada pasar.

2.1.2 Kriteria Penentuan Produk Unggulan

Kriteria produk unggulan perlu ditetapkan terlebih dahulu, karena hal tersebut merupakan prasyarat untuk tumbuh berkembangnya produk unggulan di suatu sentra unggulan. Adapun kriteria produk unggulan menurut Sambodo dalam

Usya (2006), antara lain sebagai berikut :

a. Berbasis pada potensi sumber daya lokal, sehingga produknya dapat dijadikan

keunggulan komparatif. Apabila sumber daya berasal dari luar daerah/negeri,

maka di kawasan produk unggulan harus membuat nilai tambah melalui

rekayasa proses dan produk.

Universitas Sumatera Utara b. Memiliki pasar lokal atau domestik yang besar dan memiliki peluang yang

besar untuk diekspor. Dalam rangka meningkatkan pendapatan devisa, maka

fokus pengembangan kawasan produk unggulan juga harus diarahkan ke

pasar ekspor.

c. Produknya dapat mendorong tumbuhnya berbagai kegiatan ekonomi lainnya,

sehingga mampu memberi kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan

ekonomi wilayah.

d. Memiliki dukungan sumber daya manusia yang memadai serta ditunjang dari

hasil penelitian serta pengembangan yang tepat sasaran, selain didukung

finansial yang cukup.

e. Memiliki kelayakan ekonomi dan finansial untuk tetap bertahan, bahkan

berkembang secara berkelanjutan.

f. Adapun prioritas produk unggulan yang akan dikembangkan di suatu daerah

adalah produk produk yang mempunyai daya saing tinggi, baik lokal maupun

ekspor.

2.2 Sektor Unggulan Daerah

Suatu daerah akan mempunyai sektor unggulan apabila daerah tersebut dapat memenangkan persaingan pada sektor yang sama dengan daerah lain sehingga dapat menghasilkan ekspor (Suyatno, 2000).

Sektor unggulan menurut Tumenggung (1996) adalah sektor yang memiliki keunggulan komperatif dan keunggulan kompetitif dengan produk sektor sejenis dari daerah lain serta memberikan nilai manfaat yang besar. Sektor unggulan juga memberikan nilai tambah dan produksi yang besar, memiliki

Universitas Sumatera Utara multiplier effect yang besar terhadap perekonomian lain, serta memiliki permintaan yang tinggi baik pasar lokal maupun pasar ekspor (Mawardi, 1997).

Penciptaan peluang investasi juga dapat dilakukan dengan memberdayakan potensi sektor unggulan yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan (Rachbini, 2001).

Sektor unggulan di suatu daerah (wilayah) berhubungan erat dengan data

PDRB dari daerah bersangkutan, karena di dalam PDRB terkandung informasi yang sangat penting diantarnya untuk melihat output sektor ekonomi (kontribusi masing-masing sektor) dan tingkat pertumbuhan dalam suatu daerah baik daerah provinsi maupun kabupaten/kota.

2.2.1 Kriteria Penentuan Sektor Unggulan

Penentuan sektor unggulan menjadi hal yang penting sebagai dasar perencanaan pembangunan daerah sesuai era otonomi daerah saat ini, dimama daerah memiliki kesempatan serta kewenangan untuk membuat kebijakan yang sesuai dengan potensi daerah demi mempercepat pembangunan ekonomi daerah.Adapun kriteria sektor unggulan menurut Sambodo dalam Usya (2006) yaitu: pertama sektor unggulan memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kedua sektor unggulan memiliki angka penyerapan tenaga kerja yang relatif besar, ketiga sektor unggulan memiliki keterkaitan antara sektor yang tinggi baik ke depan maupun ke belakang, dan keempat sektor yang mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi.

Universitas Sumatera Utara 2.3 Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan di masa yang akan datang

(Sirojuzilam:2000). Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja perekonomian wilayah adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tujuan penting yang harus dicapai dalam setiap kebijakan ekonomi yang direncanakan.

Menurut Boediono (1999), pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Penekanan pada proses tersebut, karena proses mengandung unsur dinamis. Para teoritis ekonomi pembangunan hingga sekarang, masih terus menyempurnakan makna, hakikat dan konsep pertumbuhan ekonomi. Para teoritisi tersebut menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya diukur dengan pertambahan PDB dan PDRB saja, tetapi juga diberi bobot yang immaterial seperti kenikmatan, kepuasan dan kebahagiaan dengan rasa aman dan tentram yang dirasakan masyarakat luas.

2.4 Pertumbuhan Ekonomi Regional

Menurut Glasson (1977), pertumbuhan wilayah dapat terjadi sebagai akibat dari penentu endogen atau eksogen, yaitu faktor-faktor yang terdapat di dalam wilayah yang bersangkutan ataupun faktor-faktor di luar wilayah, atau kombinasi dari keduanya. Tujuan kebijakan ekonomi adalah menciptakan kemakmuran.

Universitas Sumatera Utara Kuznets dalam Jhingan (2000;53), mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya.

Pertumbuhan ekonomi merupakan unsur penting dalam proses pembangunan wilayah yang masih merupakan target utama dalam rencana pembangunan disamping pembangunan sosial. Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah dapat ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan pendapatan masyarakat secara keseluruhan sebagai cerminan kenaikan seluruh nilai tambah (value added) yang tercipta disuatu daerah.

2.5 Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori-teori pertumbuhan ekonomi yang berkembang antara lain: (Sadono

Sukirno, 2006:243-270).

2.5.1 Teori Schumpeter

Teori ini menekankan pada inovasi yang dilakukan oleh para pengusaha dan mengatakan bahwa kemajuan teknologi sangat ditentukan oleh jiwa usaha dalam masyarakat yang mampu melihat peluang dan berani mengambil risiko membuka usaha baru, maupun memperluas usaha yang telah ada. Dengan adanya keinginan untuk memperoleh keuntungan dari inovasi tersebut, maka para pengusaha akan meminjam modal dan meningkatkan investasi. Investasi ini akan

Universitas Sumatera Utara mempertinggi kegiatan ekonomi suatu negara.

Schumpeter menyatakan bahwa jika tingkat kemajuan suatu perekonomian semakin tinggi maka keinginan untuk melakukan inovasi semakin berkurang, hal ini disebabkan karena masyarakat telah merasa mencukupi kebutuhannya.

Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi akan semakin lambat jalannya dan pada akhirnya tercapai tingkat keadaan tidak berkembang (stationary state). Namun keadaan tidak berkembang yang dimaksud disini berbeda dengan pandangan klasik. Dalam pandangan Schumpeter keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi. Sedangkan dalam pandangan klasik, keadaan tidak berkembang terjadi pada waktu perekonomian berada pada kondisi tingkat pendapatan masyarakat sangat rendah.

2.5.2 Teori Basis Ekspor Richardson

Teori basis ekspor murni dikembangkan dalam kerangka ilmu ekonomi regional. Penganjur pertama teori ini adalah Tiebout. Teori ini membagi kegiatan produksi/jenis pekerjaan yang terdapat di dalam satu wilayah atas, pekerjaan basis

(dasar) dan pekerjaan service (pelayanan), untuk menghindari kesalapahaman disebut saja sektor nonbasis. Kegiatan basis adalah kegiatan yang bersifat exogenous artinya tidak terikat pada kondisi internal perekonomian wilayah dan sekaligus berfungsi mendorong tumbuhnya jenis pekerjaan lainnya, sedangkan pekerjaan service (nonbasis) adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri. Oleh karena itu, pertumbuhannya tergantung kepada kondisi umum perekonomian wilayah tersebut.

Universitas Sumatera Utara Perbedaan pandangan antara Richardson dan Tiebout dalam teori basis adalah Tiebout melihatnya dari sisi produksi sedangkan Richardson melihatnya dari sisi pengeluaran.Walaupun teori basis sektor ekspor (export base theory) adalah yang paling sederhana dalam membicarakan unsur-unsur pendapatan daerah, tetapi dapat memberikan kerangka teoritis bagi banyak studi empiris tentang multiplier regional. Ekspor tidak hanya mencakup barang/jasa yang dijual ke luar negeri tetapi termasuk juga didalamnya barang atau jasa yang dibeli orang dari luar daerah walaupun transaksi itu sendiri terjadi di daerah tersebut. Kegiatan lokal yang melayani pariwisata adalah pekerjaan basis karena mendatangkan uang dari luar daerah. Jadi pada pokoknya, kegiatan yang hasilnya dijual keluar daerah atau mendatangkan uang dari luar daerah adalah kegiatan basis sedangkan kegiatan service (nonbasis) adalah kegiatan yang melayani kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri, baik pembeli maupun sumber uangnya berasal dari daerah itu sendiri.

Teori basis ekspor membuat asumsi pokok bahwa ekspor adalah satu- satunya unsur eksogen (independen) dalam pengeluaran. Artinya, semua unsur pengeluaran lain terikat (dependen) terhadap pendapatan. Secara tidak langsung hal ini berarti hanya peningkatan ekspor saja yang dapat mendorong peningkatan pendapatan daerah karena sektor-sektor lain terikat peningkatannya oleh peningkatan pendapatan daerah. Sektor lain hanya meningkat apabila pendapatan daerah secara keselruhan meningkat. Jadi, satu-satunya yang bisa meningkat secara bebas adalah ekspor. Ekspor tidak terikat di dalam siklus pendapatan daerah.Strategi pembangunan daerah yang dihasilkan dari teori ini adalah adanya

Universitas Sumatera Utara penekanan terhadap pentingnya bantuan kepada dunia usaha yang mempunyai pasar secara nasional maupun internasional. Implementasinya kebijakan yang mencakup pengurangan atau penghapusan hambatan dan batasan terhadap perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor yang ada dan akan didirikan di daerah itu.

2.6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan produksi yang dihasilkan oleh suatu masyarakat dalam kurun waktu satu tahun yang berada di daerah atau regional tertentu. Angka Produk Domestik Regional Bruto sangat dibutuhkan dan perlu disajikan, karena selain dapat dipakai sebagai bahan analisa perencanaan pembangunan juga merupakan barometer untuk mengukur hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan.

Produk domestik regional bruto (PDRB) merupakan satu indikator ekonomi untuk mengukur kemajuan pembangunan di suatu wilayah. Selain nilai dari semua barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi, PDRB bermanfaat untuk mengetahui tingkat produk netto atau nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh faktor produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi, dan pola (struktur) perekonomian pada satu tahun periode tertentu di suatu negara atau wilayah tertentu, Prihatin (1999) dalam Azis (2012).

Penyajian PDRB terdapat dua cara, yaitu PDRB Atas Dasar Harga

Konstan (ADHK), artinya semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga tetap, sehingga perkembangan agregat pendapatan dari tahun ke tahun semata- mata dengankata lain PDRB atas dasar harga konstan adalah jumlah nilai produksi

Universitas Sumatera Utara atau pendapatan atau pengeluaran yang dinilai atas dasar harga tetap (harga pada tahun dasar) yang digunakan selama satu tahun. Sedangkan PDRB Atas Dasar

Harga Berlaku (ADHB) adalah jumlah nilai produksi atau pendapatan

(pengeluaran) yang dinilai sesuai dengan harga yang berlaku pada tahun yang bersangkutan.

Penghitungan PDRB atas dasar harga konstan berguna untuk menggambarkan tingkat pertumbuhan perekonomian suatu daerah baik secara agregat (keseluruhan) maupun sektor. Selain itu juga bermanfaat untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu daerah berdasarkan distribusi masing- masing sektor ekonomi terhadap nilai total PDRB. Selain itu, pendapatan per kapita yang diperoleh dari perbandingan PDRB atas dasar harga berlaku dengan jumlah penduduk pada tahun bersangkutan dapat digunakan untuk membandingkan tingkat kemakmuran suatu daerah dengan daerah lainnya.

Perbandingan PDRB atas dasar harga berlaku terhadap PDRB atas dasar harga konstan dapat juga digunakan untuk melihat inflasi atau deflasi yang terjadi.

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai sektor unggulan telah dilakukan oleh beberapa peneliti beebagai daerah. Keseluruhan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang dijadikan dasar dan bahan pertimbangan dalam mengkaji penelitian ini yaitu:

Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

NO NAMA JUDUL HASIL PENELITIAN PENELITI PENELITIAN

1. Samuel SuperiorCommodit Komoditi unggulan ekonomi di Provinsi Y.Pongi ies Potentialand Sulawesi Selatan dengan menggunakan (2015) TheStrategy analisis LQ dan SWOT yang Development in menunjukkan bahwa tanaman pangan Sigi District, yang menjadi komoditi unggulan adalah Central Sulawesi tanaman coklat di Kabupaten Palolo dan Province tanaman pangan yang unggul lainnya adalah tanaman kelapa yang terdapat di Kabupaten Marawola. Determining 2. Reny Agricultural Metode analisis yang digunakan dalam Sukmawani Superior penelitian ini adalah analisis LQ dan (2014) Commodity In The Comparative Performance Index (CPI). District of Tujuannya adalah untuk mengetahui Through klasifikasi perkembanngan sektor A Combination pertanian di Kabupaten Sukabumi, Method of LQ, untuk menentukan sektor agricultural Description unggulan di Kabupaten Sukabumi. Scoring, and Hasilnya adalah komoditi yang Competitive merupakan sektor unggulan dengan Analysis kriteria tergolong ke dalam sektor yang maju dan tumbuh pesat adalah komoditi tanaman pangan pepaya.

3. Afrendi Analisis Sektor Tujuannya adalah menentukkan sektor Hari Ekonomi unggulan perekonomian wilayah Kota Tristanto Unggulan Dalam Blitar. Data ini menggunakan data (2013) Pengembangan sekunder berupa runtun waktu (time Potensi series) dari PDRB Blitar tahun 2006- Perekonomian Di 2010. Penelitian ini menggunakan Kota Blitar analisis LQ dan Shift Share.

4. Kasyful Analisis Distribusi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mahalli Spasial Sektor mengetahui gambaran pereknomian dan (2013) Unggulan Dalam mengidentifikasi sektor-sektor unggulan Perencanaan di Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Pembangunan Sumatera Utara. Metode analisis yang Ekonomi di digunakan adalah analisis deskriptif, Sumatera Utara menggambarkan laju pertumbuhan dan

Universitas Sumatera Utara struktur perekonomian. Analisis data yang digunakan adalah LQ dan Shift Share. Hasilnya adalah bahwa sektor unggulan di Provinsi Sumatera Utara adalah sektor pertanian.

5. Fitri Penentuan Sektor Penelitian sektor unggulan ekonomi di Amalia(201 Unggulan Kabupaten Bone Bolango menggunakan 2) Perekonomian analisis Location Quotient (LQ) dapat Wilayah diidentifikasi bahwa sektor pertanian, Kabupaten Bone manufaktur, keuangan, penyewaan dan Bolango Dengan jasa perusahaan sektor basis di Bone Pendekatan Sektor Bolango. Hasil yang didapat Pembentukan menunjukanbahwa sektor keuangan dan PDRB jasa dapat menjadi sektor ekonomi unggulan di Bone Bolango.

6. M. Rusmin Pengembangan Metode yang digunakan adalah Nuryadin Komoditas Analitycal Hierrachy Process (AHP) (2010) Unggulan method, dikumpulkan berupa data Kabupaten Tapin perbandingan berpasangan Sektor yang Kalimantan paling unggul di Kabupaten Tapin Selatan Kalimantan Selatan adalah sektor peternakan dan perikanan dengan komoditas peternakan sapi.

7. Dylla Analisis Sektor Penelitian dari Typologi Klassen dengan Novrilasari Unggulan Dalam pendekatan struktural menunjukkan (2008) Meningkatkan sektor pertambangan dan penggalian Perekonomian Dan menduduki kuadran I yaitu sektor maju Pembangunan dan tumbuh cepat. Disusul oleh sektor Wilayah Di pertanian pada kuadran II yaitu sektor Kabupaten maju tetapi tertekan. Selanjutnya analisis Kuantan Singingi LQ melihat surplus pendapatan dan penggandaan dari sektor basis. Hasil perhitungan LQ diseluruh sektor perekonomian berdasarkan indikator pendapatan terdapat dua sektor yang menjadi basis perekonomian di Kabupaten Kuantan Singingi yang dapat diprioritaskan menjadi sektor unggulan yaitu sektor pertanian dan sektor pertambangan.

Universitas Sumatera Utara 8. Ely Kartika Analisis Location Penelitian ini menggunakan analisis LQ Ningdyah Quotient dalam dan pembobotan dengan tujuan untuk (2007) Penentuan Produk mengkaji dan menganalisis terhadap Unggulan pada rona wilayah Kabupaten Lingga yaitu Beberapa Sektor di kajian terhadap kondisi fisik dan Kabupaten Lingga lingkungan, transportasi dan Kepulauan Riau infrastruktur lainnya. Hasil tersebut menyimpulkan bahwa potensi unggulan di wilayah Kabupaten Lingga adalah sektor perikanan atau kelautan.

2.8 Kerangka Konseptual

Kota Pematangsiantar memiliki sumber daya yang melimpah baik dari sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Produk unggulan yang terdapat di Kota Pematangsiantar merupakan salah satu penyumbang perekonomian wilayah. Dalam pengembangan wilayah dapat dilihat dari sektor potensial (sektor basis) yang unggul di kecamatan tersebut menggunakan metode Location

Quotient (LQ) agar dapat menganalisis struktur sektor dan produk yang diunggulkan. Klasifikasi pertumbuhan sektor ekonomi di wilayah Kota

Pematangsiantar menggunakan metode Tipology Klassen. Dari kedua metode tersebut dapat digunakan untuk menentukan produk unggulan di Kota

Pematangsiantar.

Universitas Sumatera Utara

ProdukDomestik Regional Regional Bruto (PDRB) Kota Pematangsiantar

KlasifikasiPertumbuhanS PenentuanSektor Basis ektorEkonomi Wilayah dan Non Basis

(Tipology Klssen) (Metode LQ)

Produk Unggulan Kota Pematangsiantar

Gambar 2.1 SkemaKerangkaKonseptual

Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang sudah tercatat dan dipublikasikan, baik berupa buku laporan ataupun dari berbagai hasil kajian literatur (studi kepustakaan) yang pernah dilakukan sebelumnya. Data sekunder yang didapat dari instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai PDRB Kota Pematangsiantar dan PDRB Provinsi Sumatera Utara periode 2011-2015.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Pematangsiantar yakni mengamati dan meneliti produk unggulan/sektor unggulan terhadap pembangunan ekonomi Kota

Pematangsiantar. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2017.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa,

1. Penelitian ini menggunakan data PDRB Kota Pematangsiantar Atas Dasar

Harga Konstan Tahun 2011-2015.

2. Sebagai objek dari penelitian ini adalah produk unggulan setiap kecamatan

Kota Pematangsiantar, sektor basis dan sektor nonbasis.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah mencakup semua pengertian yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data sesuai

Universitas Sumatera Utara dengan tujuan penelitian. Wilayah dalam penelitian ini adalah Kota

Pematangsiantar Provinsi Sumatera Utara.

1. Produk unggulan merupakan hasil proses dari suatu kegiatan di setiap

sektor ekonomiKota Pematangsiantar berupa barang atau jasa yang

mempunyai keunggulan tersendiri dan dapat bersaing di pasar secara

berkelanjutan. Produk unggulan merupakan salah satu icon yang

merupakan ciri khas suatu daerah. Dalam arti yang lebih dalam, suatu

produk yang merupakan pendongkrak angka PDRB yang nantinya

merupakan indikator kesejahteraan masyarakat daerah Kota

Pematangsiantar.

2. Sektor basis adalah sektor yang melayani pasar di dalam maupun di luar

dan merupakan penggerak utama dalam pertumbuhan suatu wilayah yang

bersangkutan khususnya Kota Pematangsiantar.

3. Sektor nonbasis adalah sektor yang hanya melayani pasar di dalam

wilayah perekonomian yang bersangkutan yaitu Pematangsiantar.

4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Pematangsiantar (2011-

2015) adalah besarnya nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit

kegiatan ekonomi di wilayah Kota Pematangsiantar dalam kurun waktu

tertentu (biasanya satu tahun), atau merupakan nilai barang dan jasa akhir

yang digunakan oleh seluruh unit ekonomi untuk kegiatan konsumsi,

investasi, dan eksport, satuannya adalah rupiah per tahun (Rp/tahun).

Universitas Sumatera Utara 5. Harga konstan (Tahun 2011-2015) adalah harga didasarkan pada harga

tahun tertentu, seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang

dihasilkan pada tahun lain.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik penggumpulan data berdasarkan studi dokumentasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data- data yang diperoleh dari BPS Kota Pematangsiantar tahun dan BPS Sumatera

Utara, Dinas Pendidikan dan Pengajaran, dan berbagai macam buku pendukung, jurnal, informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian.

3.6 Metode Analisis Data

Menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode sebagai berikut:

3.6.1 Location Quotient (LQ)

Location Quotient adalah suatu metode untuk menghitung perbandingan

relative sumbangan nilai tambah sebuah sektor di suatu daerah

(Kabupaten/Kota) terhadap sumbangan nilai tambah sektor yang

bersangkutan dalam skala provinsi atau nasional. Teknik ini digunakan

untuk mengidentifikasi potensi internal yang dimiliki suatu daerah yaitu

membaginya menjadi dua golongan yaitu sektor basis dan sektor nonbasis.

Pada dasarnya teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara

kemampuan satu sektor antar daerah yang diselidiki dengan kemampuan

sektor yang sama pada daerah yang lebih luas. Perbandingan relatif ini

dapat dinyatakan secara matematika sebagai berikut (Warpani,2001),

Universitas Sumatera Utara / = / 𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑆𝑆 𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑁𝑁 Keterangan:

LQ = Nilai perhitungan LQ

Si = PDRB Sektor i di Kota Pematangsiantar

S = PDRB total di Kota Pematangsiantar

Ni = PDRB sektor i di Provinsi Sumatera Utara

N = PDRB total di Provinsi Sumatera Utara

Satuan yang dapat digunakan untuk menghasilkan koefisien dapat menggunakan satuan jumlah buruh atau hasil produksi, atau satuan lain yang dapat digunakan sebagai kriteria (Warpani,2001).

Berdasarkan hasil perhitungan LQ dapat dianalisis dan disimpulkan sebagai berikut :

a. Jika LQ lebih besar dari satu (LQ > 1), merupakan sektor basis dan

berpotensi untuk ekspor, artinya spesialisasi kota/kabupaten lebih tinggi

dari tingkat provinsi.

b. Jika LQ lebih kecil dari satu (LQ<1), merupakan sektor non basis, yaitu

sektor yang tingkat spesialisasinya lebih rendah dari tingkat provinsi.

c. Jika LQ sama dengan satu (LQ=1), berarti tingkat spesialisasi di

kabupaten sama dengan tingkat provinsi.

Universitas Sumatera Utara Asumsi dari teknik ini adalah bahwa semua penduduk di setiap daerah mempunyai pola permintaan yang sama dengan pola permintaan pada tingkat nasional, produktivitas tenaga kerja sama dan setiap industri menghasilkan barang yang homogen atau barang sejenis.

Secara keseluruhan analisis LQ memberikan petunjuk yang sangat baik untuk melihat keadaan ekonomi wilayah dan potensinya dimasa yang akan datang. Sedangkan kelemahannya antara lain merupakan indikator kasar yang deskriptif, merupakan kesimpulan sementara dan tidak memperhatikan struktur ekonomi setiap daerah, ini mengingat bahwa hasil produksi dan produktivitas tenaga kerja di setiap daerah adalah berbeda, juga adanya perbedaan sumber daya yang bisa dikembangkan di setiap daerah. Namun demikian model ini sangat berguna untuk menentukan keseimbangan antara jenis-jenis industri dan sektor yang dibutuhkan masyarakt untuk mengembangkan stabilitas ekonomi.

3.6.2 Tipology Klassen

Analisis Tipologi Klassen digunakan dengan tujuan mengidentifikasi

posisi sektor perekonomian Kota Pematangsiantar dengan memperhatikan

sektor perekonomian Provinsi Sumatera Utara sebagai daerah referensi.

Perhitungan analisis Tipologi Klassen dilakukan dengan dua langkah

sebagai berikut:

Langkah-langkah perhitungannya adalah:

a. Menghitung tingkat pertumbuhan PDRB Kota Pematangsiantar dan PDRB

Provinsi Sumatera Utara selama tahun 2011-2015 menggunakan rumus:

= × % 𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝒕𝒕 − 𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝒕𝒕−𝟏𝟏 𝑮𝑮𝒕𝒕 𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏 𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝒕𝒕−𝟏𝟏

Universitas Sumatera Utara Keterangan:

G =Tingkat Pertumbuhan PDRB (persen)

t =Tahun b. Menghitung rata-rata tingkat pertumbuhan PDRB Kota Pematangsiantar

dan PDRB Provinsi Sumatera Utara selama tahun 2011-2015 dengan

rumus:

= , = ∑𝑮𝑮𝒕𝒕 ∑𝑮𝑮𝒕𝒕 𝑺𝑺𝑺𝑺 𝑺𝑺 Keterangan: 𝒏𝒏 𝒏𝒏

Si = Rata-rata tingkat pertumbuhan PDRB Kota Pematangsiantar

S = Rata-rata tingkat pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Utara

t = tahun

n = jumlah tahun c. Menghitung tingkat kontribusi PDRB per sektor ekonomi dengan rumus:

= × %

𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝒊𝒊 𝑺𝑺𝑺𝑺 𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏 Keterangan : 𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕 𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷

S = Tingkat Kontribusi PDRB (persen)

t = tahun

i = sektor ekonomi d. Menghitung rata-rata tingkat kontribusi PDRB per sektor ekonomi dengan

rumus:

= , = ∑𝑺𝑺𝒊𝒊 ∑𝑺𝑺𝒊𝒊 𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺 𝑺𝑺𝑺𝑺 𝒏𝒏 𝒏𝒏

Universitas Sumatera Utara Keterangan:

Ski = Rata-rata tingkat kontribusi PDRB per sektor ekonomi Kota

Pematangsiantar (persen)

Sk = Rata-rata tingkat kontribusi PDRB per sektor ekonomi Provinsi

Sumatera Utara (persen)

n = jumlah tahun

e. Membuat tabel rangkuman tingkat pertumbuhan dan kontribusi sektor

ekonomi terhadap PDRB Kota Pematangsiantar dan Provinsi Sumatera

Utara sekaligus menempatkan sektor-sektor ekonomi ke dalam kuadran

tipologi klassen dengan ketentuan:

• Kuadran I :Si>S dan Ski>Sk ,sektor ekonomi maju dan tumbuh pesat

• Kuadran II :SiSk .sektor ekonomi maju tapi tertekan

• Kuadran III: Si>S dan Ski

berkembang

• Kuadran IV: Si

3.6.3 Analisis Pembobotan

Analisis pembobotan digunakan untuk menentukan ukuran bobot potensi

produk unggulan suatu daerah berdasarkan indikator-indikator tertentu,

pergeseran struktur, posisi relatif sektor-sektor ekonomi dan identifikasi

sektor-sektor ekonomi potensial suatu daerah kemudian membandingkan

dengan daerah lain. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk menilai

kelayakan ekonomi suatu daerah tersebut berpotensi untuk produk

unggulan tertentu dari sektor-sektor yang diidentifikasi dan dianalisis.

Universitas Sumatera Utara Perumusan indikator analisis sektor digunakan pada tahap analisis ini dengan memberikan bobot pada sektor basis, kemudian diberikan score atau nilai dari hasil pembobotan tersebut, seperti:

- Skor 3, apabila komoditas tersebut mempunyai potensi besar dan

banyakkeunggulan dari variabel yang bersangkutan.

- Skor 2, apabila komoditas tersebut mempunyai potensi yang sedang dan

cukup keunggulan dari variabel yang bersangkutan.

- Skor 1, apabila komoditas tersebut mempunyai potensi yang kecil dan

sedikit keunggulan dari variabel yang bersangkutan.

BAB IV

Universitas Sumatera Utara HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1.1 Keadaan Geografis Kota Pematangsiantar

Kota Pematangsiantar secara geografis berada di bagian tengah Sumatera

Utara, terletak pada garis 2° 53’ 20” Lintang Utara (LU) dan 99° 1’ 00” - 99° 6’

35” Bujur Timur (BT) pada peta bumi.

Kondisi topografi dan morfologi (kelerengan) yang ada di Kota

Pematangsiantar hanya terdiri dari 2 morfologi yaitu datar dan landai sehingga dapat dikatakan relatif datar secara keseluruhan. Curah hujan rata-rata Kota

Pematangsiantar pada tahun 2010 sebesar 269,08 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 173 hari per tahun.

Berdasarkan kondisi eksisting Kota Pematangsiantar, Wilayah Kota

Pematangsiantar dialiri oleh banyak sungai yang merupakan sumber air bagi penduduk untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, seperti sumber air baku, irigasi pertanian, MCK maupun kebutuhan lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Sumber: BPS Kota Pematangsiantar Gambar 4.1 Peta Kota Pematangsiantar

4.1.2 Wilayah Administrasi

Kota Pematangsiantar terletak di bagian tengah Propinsi Sumatera Utara dan dikelilingi Wilayah Kabupaten Simalungun. Kota Pematangsiantar adalah salah satu kota terbesar kedua setelah Medan, karena letak Pematangsiantar yang strategis merupakan Jalan Raya Lintas Sumatera.

Kota Pematangsiantar terbagi atas 8 kecamatan dan 53 kelurahan dimana pusat pemerintahan terletak di Kecamatan Proklamasi. Luas wilayah administrasi

Kota Pematangsiantar adalah 79,971 km2, terletak 400-500 meter di atas permukaan laut yang terdiri dari 344 RW dan 1.033 RT.

Universitas Sumatera Utara Wilayah Kota Pematang Siantar terdiri delapan kecamatan, yaitu:

• Kecamatan Siantar Marihat

• Kecamatan Siantar Marimbun

• Kecamatan Siantar Selatan

• Kecamatan Siantar Barat

• Kecamatan Siantar Utara

• Kecamatan Siantar Timur

• Kecamatan Siantar Martoba

• Kecamatan Siantar Sitalasari

Berdasarkan luas wilayah menurut kecamatan, kecamatan yang terluas adalah kecamatan Siantar Sitalasari dengan luas wilayah 22,723 km² atau sama dengan 28,41% dari total luas wilayah Kota Pematangsiantar.

4.1.3 Keadaan Demografi

Penduduk Kota Pematangsiantar pada tahun 2010 mencapai 240.878 jiwa yang tersebar pada 8 (delapan) kecamatan, dimana Kecamatan Siantar Utara merupakan kawasan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak dengan 46.423 jiwa, sementara Kecamatan Siantar Marimbun merupakan kawasan dengan jumlah penduduk terkecil, yaitu 14.642 jiwa. Adapun kepadatan penduduk tertinggi terjadi di Kecamatan Siantar Utara diikuti Siantar Barat dan Siantar

Timur yaitu masing-masing 12.719 jiwa/km2, 10.915 jiwa/km2 serta 8.508 jiwa/km2.

Universitas Sumatera Utara Persentase penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan utama, penduduk Kota Pematangsiantar paling banyak bekerjapadasektorjasa/ servicesebesar77,87persen,diikuti olehsektormanufaktursebesar16,11persen,serta sektorpertaniandimana yang paling sedikit penduduk Kota

Pematangsiantarbekerja yang hanyasebesar6,02 Persen. Dilihat dari jenis kelamin, lapangan pekerjaan utama yangpaling banyakuntuklaki-lakiadalah pada sektor

Jasayaitu sebesar46,13Persendemkian jugalapanganpekerjaan utama yangpaling banyakuntuk perempuan adalahsektorjasa yaitu sebesar40,14persen.

Menurut status pekerjaan utama, persentasependuduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerjakebanyakan berstatus sebagai buruh/karyawan/pegawai,yakni sebesar 55,89 persen, kemudian yang berusaha sendiri sebanyak 19,13 persen, pekerja bebas non pertaniansebesar 8,86 persen, pekerja tak dibayar sebanyak

8,69persen,berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak di bayar sebanyak

8,29persen, berusaha dibantu buruhtetap/buruh dibayar sebesar 3,35 persen, dan yang paling rendah sebesar 0,80 persen berstatus sebagai pekerja bebas pertanian.

Tabel 4.1 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja di Kegiatan Informal Menurut Lapangan Pekerjaan Utama 2015 Lapangan Usaha Laki-Laki Perempuan Total

1. Pertanian 2 735 2668 5403

2. Manufaktur 3254 2 506 5760

3. Jasa 18896 20 642 39 538

Pematangsiantar 24 885 25 816 50 701

Sumber: BPS Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 4.1.4 Keadaan Perekonomian Kota Pematangsiantar

Sektor industri yang menjadi tulang punggung perekonomian Kota

Pematangsiantar yang terletak di tengah-tengah Kabupaten Simalungun adalah industri besar dan sedang. Dari total kegiatan ekonomi pada tahun 2015 yang mencapai Rp 1,69 trilyun, pangsa pasar industri mencapai 23,35% atau Rp 646 miliyar. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran menyusul di urutan kedua dengan sumbangan 22,77% atau Rp 385 miliar. Se Rp 1,54 miliyar.

Kontribusi Tiap Sektor Terhadap Pembentukan PDRB Pematangsiantar tahun 2015

0 1,88

pertanian

22,77 manufaktur 22,35 jasa

Gambar 4.2 Kontribusi tiga sektor utama terhadap pembentukan PDRB Pematangsiantar tahun 2015

Sampai pada tahun 2015, pertanian mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sektor Pertanian tidak mendominasi dalam pembentukkan PDRB Pematangsiantar. Dari ketiga sektor tersebut, sektor yang memiliki peranan yang sangat besar dalam kontribusi PDRB adalah sektor

Manufaktur yang dari tahun ke tahun selalu meningkat.

Universitas Sumatera Utara 4.2 Hasil Analisis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber penerbitan, seperti yang diterbitkan oleh

Badan Pusat Statistik (daerah Sumatera Utara dan Pematangsiantar), dan sumber- sumber pendukung lainnya yang berkaitan dalam penelitian ini. Data yang diperoleh adalah digunakan untuk dianalisis dengan menggunakan dua alat analisis yaitu, analisis Location Quotient dan Tipology Klassen, maka didapat hasil analisis sebagai berikut:

4.2.1 Hasil AnalisisLocation Quotient (LQ)

Analisis ini pada umumnya digunakan untuk menentukan sektor basis dan sektor non basis di suatu daerah. Dalam hal ini, hasil LQ diperoleh berdasarkan perbandingan antara sumbangan nilai tambah dalam pembentukan PDRB setiap sektor di daerah (kabupaten/kota) terhadap sumbangan nilai tambah dalam pembentukan PDRB setiap sektor di daerah provinsi atau nasional. Nilai LQ berkisar antara nol sampai dengan angka positif tak terhingga. Jika hasil perhitungan LQ lebih besar dari satu (LQ>1) merupakan sektor basis dan berpotensi untuk ekspor. Apabila nilai LQ lebih kecil dari satu (LQ<1) merupakan sektor non basis yang tingkat spesialisasinya lebih rendah dari tingkat provinsi.

Dari hasil perhitungan LQ pada tujuh belas (17) sektor ekonomi yang terdapat dalam perekonomian Pematangsiantar dalam kurun waktu 2011-2015 terdapat sepuluh yang menjadi sektor basis, enam belas yang menjadi sektor non basis dan satu sektor yang tingkat spesialisasinya di kota Pematangsiantar sama dengan tingkat provinsi Sumatera Utara sektor tersebut adalah sektor jasa

Universitas Sumatera Utara perusahaan. Sepuluh sektor yang menjadi sektor basis adalah sektor industri pengolahan, sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor, sektor transportasi dan pergudangan, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, sektor jasa keuangan, sektor real estat, sektor administrasi pemerintahan dan pertahanan, sektor jasa pendidikan, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan sektor jasa lainnya. Sementara itu, enam sektor yang menjadi sektor non basis adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor pengadaan air, sektor konstruksi, dan sektor informasi dan komunikasi.

Berdasarkan Tabel 4.2 yang menjadi sektor basis yaitu sektor Jasa

Pendidikan yang paling unggul dalam pembentukan PDRB Pematangsiantar walaupun dari tahun ke tahun mengalami penurunan nilai LQ. Sejak 2011 sampai

2015 kisaran nilai LQ sektor Jasa Pendidikan berturut-turut adalah sebesar 3,654;

3,648; 3,659; 3,621; 3,660. Walaupun secara kontribusi terhadap perekonomian daerah selalu mengalami penurunan namun sektor Jasa Pendidikan masih tetap menjadi kontribusi terbesar dan tetap memiliki kisaran nilai LQ tertinggi. Hal ini membuat sektor Jasa Pendidikan sebagai sektor yang memiliki nilai terbesar di

Kota Pematangsiantar yaitu rata-rata nilai LQ nya adalah 3,648.

Sementara itu, sektor basis yang memiliki nilai LQ terbesar kedua di kota

Pematangsiantar adalah sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum dalam pembentukan PDRB Pematangsiantar mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kisaran nilai LQ Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sepanjang tahun 2011-2015 adalah sebesar 2,541; 2,535; 2,543; 2,518; 2,526.

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Nilai Location Quotient Kota Pematangsiantar Tahun 2011-2015 LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013 2014 2015

A. Pertanian, Kehutanan, 0,088 0,086 0,084 0,805 0,076 dan Perikanan B. Pertambangan dan Penggalian 0,011 0,010 0,009 0,009 0,008 C. Industri pengolahan 1,151 1,157 1,136 1,164 1,130 D. Pengadaan Listrik dan Gas 0,035 0,031 0,028 0,027 0,026 E. Pengadaan Air, Pengelolaan 0,033 0,032 0,033 0,033 0,032 Sampah, Limbah dan Daur Ulang F. Konstruksi 0,772 0,771 0,773 0,764 0,773 G. Perdagangan Besar dan 1,431 1,427 1,435 1,410 1,440 Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,461 1,449 1,466 1,483 1,510 H. Transportasi dan Pergudangan 2,541 2,535 2,543 2,518 2,526 I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,919 0,917 0,920 0,910 0,899 J. Informasi dan Komunikasi 1,273 1,272 1,281 1,271 1,244 K. Jasa Keuangan dan Asuransi 1,664 1,661 1,666 1,648 1,671 L. Real Esteat 1,005 1,003 1,005 0,995 1,008 M ,N. Jasa Perusahaan O. Administrasi Pemerintahan, 1,518 1,516 1,520 1,504 1,526 Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,654 3,648 3,659 3,621 3,660 P. Jasa Pendidikan 1,293 1,117 1,302 1,288 1,279 Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,163 1,161 1,164 1,152 1,150 R,S,T,U. Jasa Lainnya

Sumber: Data diolah dari lampiran Berdasarkan hasil analisis LQ, terdapat beberapa sektor yang nilai kisaran

LQ nya selalu berfluktuasi atau mengalami trend yang berubah-ubah dan ada yang

tetap. Sektor yang mengalami fluktuasi nilai LQ tersebut adalah sektor yang

dalam kurun waktu tertentu meningkat serta dalam kurun waktu berikutnya

mengalami penurunan dan sebaliknya. Sektor tersebut adalah sektor Jasa

Kesehatan dan Kegiatan Sosial dengan nilai LQ nya sebesar 1,293; 1,117; 1,302;

Universitas Sumatera Utara 1,288; 1,279. Sektor yang mengalami fluktuasi nilai LQ selanjutnya adalah sektor

Jasa Keuangan dan Asuransi dengan nilai LQ nya tahun 2011-2015 adalah sebesar

1,273; 1,272; 1,281; 1,271; 1,244. Begitu juga dengan sektor Jasa Lainnya dengan nilai LQ nya adalah sebesar 1,163; 1,161; 1,164; 1,152; 1,150.

Sementara sektor yang mengalami fluktuasi nilai LQ selanjutnya cenderung menurun dari tahun ke tahun adalah sektor Pengadaan Listrik dan Gas dengan nilai LQ sebesar 0,035; 0,031; 0,028; 0,027; 0,026. Begitu juga dengan sektor Pertanian dengan kisaran nilai LQ nya sepanjang tahun 2011-2015 adalah sebesar 0,088; 0,086; 0,084; 0,805; 0,076. Selanjutnya nilai LQ yang selalu menurun dari tahun ke tahun adalah sektor Informasi dan Komunikasi dengan nilai LQ sebesar 0,919; 0,917; 0,920; 0,910; 0,899. Selanjutnya sektor Konstruksi dengan kisaran nilai LQ nya dari kurun waktu 2011-2015 adalah sebesar 0.772;

0,771; 0,773; 0,764; 0,773.

Sementara sektor yang mengalami fluktuasi nilai LQ tersebut adalah sektor yang dalam kurun waktu tertentu menurun serta dalam kurun waktu berikutnya mengalami peningkatan yaitu sektor Transportasi dan

Pergudangandengan nilai LQ nya pada tahun 2011-2015 sebesar 1,461; 1,449;

1,466;1,483; 1,510. Selanjutnya sektor yang mengalami hal yang sama yaitu sektor Real Estat dengan nilai LQ tahun 2011-2015 sebesar 1,664; 1,661; 1,666;

1,648; 1,671. Begitu juga dengan sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib dengan nilai LQ sebesar 1,518; 1,516; 1,520; 1,504;

1,526.

Universitas Sumatera Utara Sementara sektor yang memiliki kontribusi yang sangat besar dan memiliki peran yang sangat penting di dalam pembentukan nilai PDRB di Kota

Pematangsiantar tahun 2011-2015. Akan tetapi, dalam perhitungan nilai LQ sektor tersebut menurun sektor tersebut adalah sektor Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dengan nilai LQ sebesar adalah 1,431;

1,427; 1,435; 1,410; 1,440. Begitu juga dengan sektor Industri Pengolahan dengan nilai LQ tahun 2011-2015 adalah sebesar 1,151; 1,157; 1,136; 1,164; 1,130.

Selanjutnya sektor yang memiliki nilai LQ yang tetap dari waktu ke waktu adalah sektor Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang dengan nilai LQ tahun 2011-2015 sebesar 0,033; 0,032; 0,033; 0,033; 0,032.

Sementara sektor yang memiliki nilai sama dengan nilai LQ yang artinya tingkat spesialisasinya di Kota Pematangsiantar sama dengan tingkat Provinsi

Sumatera Utara adalah sektor Jasa Perusahaan dengan nilai LQ tahun 2011-2015 sebesar 1,005; 1,003; 1,005; 0,995; 1,008.

Sedangkan sektor non basis yang nilai LQ nya mengalami penurunan dan sektor yang paling kecil nilai LQ nya adalah sektor Pertambangan dan Penggalian dimana peran terhadap pembentukan PDRB selalu tetap dengan rata-rata kontribusinya adalah sebesar 0,01 selama tahun 2011-2015 dan nilai LQ nya sebesar 0,011; 0,012; 0,009; 0,009; 0,008.

Dengan demikian, hasil analisis sektor basis dan sektor non basis dengan menggunakan metode LQ menunjukkan sektor basis dengan nilai LQ tertinggi yaitu sektor Jasa Pendidikan.

Universitas Sumatera Utara Secara analisis LQ di Kota Pematangsiantar memiliki banyak sektor basis yang memiliki peran yang begitu besar terhadap sektor-sektor lainnya. Oleh sebab itu, sebagai sektor-sektor dalam pembentukan PDRB maka kemajuan satu sektor akan sangat dipengaruhi oleh sektor lainnya.

4.2.2 Klasifikasi Pertumbuhan Sektor Perekonomian Wilayah Kota Pematangsiantar (Analisis Tipology Klassen)

Tipologi Klassen adalah metode yang digunakan untuk mengetahui pengelompokan sektor ekonomi dalam Kota Pematangsiantar menurut struktur pertumbuhannya. Dengan menggunakan Matriks Klassen dapat dilakukan empat pengelompokkan sektor dengan memanfaatkan laju pertumbuhan dan nilai kontribusi.

Berdasarkan hasil analisis data, maka Tabel 4.3 menyajikan gambaran nilai rata-rata pertumbuhan dan nilai rata-rata kontribusi sektor PDRB Kota

Pematangsiantar dan Provinsi Sumatera Utara tahun 2011-2015. Sektor yang memiliki rata-rata pertumbuhan yang terbesar dalam PDRB Kota Pematangsiantar adalah sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (10,27%) serta sektor

Transportasi dan Pergudangan (8,14%). Sedangkan sektor dengan rata-rata pertumbuhan terkecil adalah sektor Pengadaan Listrik dan Gas sebesar (-2,04%).

Sementara itu, sektor paling dominan atau sektor yang memiliki kontribusi terbesar dalam PDRB Kota Pematangsiantar adalah sektor Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (24,00%) dan sektor Industri

Pengolahan (23,47%). Sedangkan sektor dengan rata-rata kontribusi terkecil adalah sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Pengadaan Air, Pengolahan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang (0,31%), sektor Pengadaan Listrik dan Gas

Universitas Sumatera Utara (0,48%) dan sektor Jasa Lainnya (0,57%).

Sementara itu apabila dilihat dari Provinsi Sumatera Utara, sektor-sektor dengan rata-rata laju pertumbuhan yang tertinggi adalah sektor Pertambangan dan

Penggalian (12,05%) serta sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (10,27%).

Sedangkan sektor dengan rata-rata pertumbuhan terkecil adalah sektor Pengdaan

Listrik dan Gas (1,75%) dan Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan

Daur Ulang (5,92%).

Jika dilihat berdasarkan rata-rata kontribusi, maka sektor yang memiliki rata-rata kontribusi terbesar dalam PDRB Provinsi Sumatera Utara adalah sektor

Pertanian (25,18%), sektor Industri Pengolahan (20,12%), dan sektor Perdagangan

Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (17,38%). Sedangkan sektor dengan rata-rata kontribusi terkecil adalah sektor Pengadaan Air, Pengolahan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang (0,09%), sektor Pengadaan Listrik dan Gas

(0,14%), sektor Jasa Lainnya (0,48%), sektor Jasa Perusahaan (0,86%) dan sektor

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (0,88%).

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Rata-rata Pertumbuhan dan Rata-rata Kontribusi Sektor Ekonomi terhadap PDRB Pematangsiantar dan Sumatera Utara Pematang Siantar Sumutera Utara

Lapangan Usaha Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata-rata Pertumbuhan Kontribusi Pertumbuhan Kontribusi (Si) (Ski) (S) (Sk)

A. Pertanian, 1,95 2,09 5,18 25,18 Kehutanan, dan Perikanan 6,27 0,01 12,05 1,22 B. Pertambangan dan Penggalian 3,89 23,47 4,04 20,12 C. Industri pengolahan -2,04 0,48 1,75 0,14 D. Pengadaan Listrik dan Gas 5,79 0,31 5,92 0,09 E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7,29 9,77 7,02 12,08 F. Konstruksi 6,78 24,00 6,38 17,38 G. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8,14 6,75 7,42 4,50 H. Transportasi dan Perdagangan 7,22 5,67 7,30 2,18 I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,94 1,86 8,17 2,42 J. Informasi dan Komunikasi 7,36 4,06 7,64 3,10 K. Jasa Keuangan dan Asuransi 7,50 6,94 7,18 4,04 L. Real Esteat 7,49 0,89 7,20 0,86 M ,N. Jasa Perusahaan 5,65 5,34 5,51 3,33 M. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial 6,15 6,89 5,89 1,99 Wajib 10,27 1,26 10,27 0,88 N. Jasa Pendidikan O. Jasa Kesehatan dan 7,59 0,57 7,60 0,48 Kegiatan Sosial R,S,T,U. Jasa Lainnya

Sumber:Data diolah dari lampiran

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil analisis data yang ditunjukkan oleh tabel diatas, maka dapat diklasifikasikan sektor PDRB di Kota Pematangsiantar tahun 2011-2015.

Dilihat dari rata-rata pertumbuhan dan rata-rata kontribusi tiap sektor ekonomi terhadap PDRB Kota Pematangsiantar, maka dapat dilihat sektor yang maju dan tumbuh pesat adalah sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan sepeda Motor. Artinya sektor ini dalam PDRB Pematangsiantar memiliki rata-rata laju pertumbuhan (6,78%) dan rata-rata kontribusi (24,00%) yang lebih besar jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam PDRB Provinsi Sumatera Utara.

Selanjutnya sektor yang dapat dikategorikan sebagai sektor maju dan tumbuh pesat yaitu sektor Transportasi dan Pergudangan yang memiliki nilai rata- rata pertumbuhan sektor ekonomi (8,14%) dan rata-rata kontribusi dalam PDRB

Pematangsiantar (7,42%) yang lebih besar jika dibandingkan dengan sektor yang sama di dalam PDRB Provinsi Sumatera Utara. Begitu juga sektor Real Estat dikategorikan sebagai sektor maju dan tumbuh pesat dengan rata-rata pertumbuhan dalam PDRB Pematangsiantar sebesar (7,50%) dan rata-rata kontribusi (6,94%) yang lebih besar dari rata-rata pertumbuhan dan rata-rata kontribusi sektor yang sama di tingkat provinsi Sumatera Utara. Selanjutnya sektor yang dapat dikategorikan sebagai sektor yang maju dan tumbuh pesat adalah sektor Jasa Perusahaan yang memiliki rata-rata pertumbuhan (7,50%) dan rata-rata kontribusi sebesar (0,89%) lebih besar jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam PDRB Sumatera Utara. Selanjutnya sektor yang diklasifikasikan sebagai sektor maju dan tumbuh pesat yaitu sektor Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib dengan rata-rata prtumbuhan sebesar 5,65%

Universitas Sumatera Utara dan rata-rata kontribusi sebesar 5,34% lebih besar jika dibandingakan dengan sektor yang sama dalam perekonomian tingkat Sumatera Utara, serta sektor Jasa

Pendidikan dengan rata-rata pertumbuhan (7,49%) dan rata-rata kontribusi

(5,34%) lebih besar jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam PDRB

Sumatera Utara.

Sektor yang dapat dikategorikan sebagai sektor yang maju tapi tertekan dikarenakan rata-rata pertumbuhan yang lebih kecil tetapi memiliki rata-rata kontribusi yang lebih besar jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam

PDRB tingkat Sumatera Utara. Ada tujuh sektor yang dikategorikan maju tapi tertekan. Sektor-sektor tersebut adalah sektor Industri Pengolahan; sektor

Pengadaan Listrik dan Gas; sektor Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; sektor Jasa

Keuanngan dan Asuransi; sektor Kesehatan dan Kegiatan Sosial dan sektor Jasa

Lainnya.

Selanjutnya, sektor yang dikategorikan sebagai sektor yang potensial dan masih dapat berkembang yaitu sektor Konstruksi. Hal ini disebabkan sektor tersebut memiliki rata-rata pertumbuhan yang lebih besar tetapi rata-rata kontribusi lebih kecil jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam PDRB

Sumatera Utara.

Sementara sektor yang dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang relatif tertinggal yaitu sektor Pertanian; sektor Pertambangan dan Penggalian serta sektor

Informasi dan komunikasi hal tersebut dikarenakan nilai rata-rata pertumbuhan

Universitas Sumatera Utara dan rata-rata kontribusi dalam PDRB Pematangsiantar lebih kecil jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam PDRB tingkat Sumatera Utara.

Tabel 4.4 Pengklasifikasian Sektor Perekonomian Kota Pematangsiantar Tahun 2011- 2015 menurut Klassen Typology Kuadran I Kuadran II Si>S dan Ski>Sk SiSk Sektor ekonomi relatif maju dan Sektor ekonomi maju tapi tertekan tumbuh dengan pesat - Perdagangan Besar dan Eceran; - Industri Pengolahan Reparasi Mobil dan Sepeda - Pengadaan Listrik dan Gas Motor - Pengadaan Air, Pengolahan - Transportasi dan Pergudangan Sampah, Limbah dan Daur - Real Estat Ulang - Jasa Perusahaan - Penyediaan Akomodasi dan - Administrasi Pemerintahan, Makan Minum Pertahanan dan Jaminan Sosial - Jasa Keuangan dan Asuransi Wajib - Jasa Kesehatan dan Kegiatan - Jasa Pendidikan Sosial - Jasa Lainnya Kuadran III Kuadran IV Si>S dan Ski

4.2.3 Penentuan Produk Unggulan Di Kota Pematangsiantar Berdasarkan Analisis Location Qoutient, Tipology Klassen dan Pembobotan/ Scoring

Berdasarkan hasil penelitian dari analisis Location Qoutient (LQ) dapat ditentukan produk unggulan di setiap kecamatan Kota Pematangsiantar dengan melihat sektor basis yang berperan dalam pembentukan PDRB Kota

Pematangsiantar. Penentuan produk unggulan juga dapat ditentukan berdasarkan analisis Tipology Klassen dilihat dari sektor ekonomi yang maju dan tumbuh dengan pesat di dalam perekonomian Kota Pematangsiantar. Selain itu, penentuan

Universitas Sumatera Utara produk unggulan ini didukung oleh analisis pembobotan yaitu, sektor basis dengan nilai LQ yang tertinggi dan sektor ekonomi yang maju dan tumbuh pesat akan diberikan penilaian berdasarkan ukuran bobot potensi produk unggulan suatu daerah berdasarkan indikator-indikator tertentu.

Berdasarkan alat analisis yang digunakan dalam penentuan produk unggulan maka didapat sektor potensial yang akan menciptakan produk unggulan di Kota Pematangsiantar. Sektor potensial tersebut adalah Sektor Jasa Pendidikan.

Menentukan produk unggulan berdasarkan sektor yang ada, maka harus sesuai dengan kriteria penentuan produk unggulan. Adapun kriteria produk unggulan menurut Sambodo dalam Usya (2006), antara lain sebagai berikut :

g. Berbasis pada potensi sumber daya lokal, sehingga produknya dapat dijadikan

keunggulan komparatif.

h. Memiliki pasar lokal atau domestik yang besar dan memiliki peluang yang

besar untuk diekspor.

i. Produknya dapat mendorong tumbuhnya berbagai kegiatan ekonomi lainnya,

sehingga mampu memberi kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan

ekonomi wilayah.

j. Memiliki dukungan sumber daya manusia yang memadai serta ditunjang dari

hasil penelitian serta pengembangan yang tepat sasaran, selain didukung

finansial yang cukup.

k. Memiliki kelayakan ekonomi dan finansial untuk tetap bertahan, bahkan

berkembang secara berkelanjutan.

Universitas Sumatera Utara l. Adapun prioritas produk unggulan yang akan dikembangkan di suatu daerah

adalah produk- produk yang mempunyai daya saing tinggi, baik lokal maupun

ekspor.

Dari beberapa sektor yang potensial, sektor tersebut memiliki kriteria yang dapat menghasilkan produk unggulan di Kota Pematangsiantar.

4.2.3.1 Analisis Penentuan Produk Unggulan Pada Sektor Jasa Pendidikan Di Kota Pematangsiantar

Dalam konteks pendidikan, produk adalah jasa yang ditawarkan kepada pelanggan berupa reputasi, prospek dan variasi pilihan. Lembaga pendidikan yang mampu memenangkan persaingan jasa pendidikan adalah yang dapat menawarkan reputasi, prospek, mutu pendidikan yang baik, peluang yang cerah bagi para siswa untuk menentukan pilihan yang diinginkannya. Sedangkan kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Produk-produk lembaga pendidikan bisa dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Produk utama, artinya kegiatan belajar mengajar dengan segala prosesnya yang melibatkan emosi dan perasaan dari peserta didik sebagai konsumen yang harus diciptakan berdasarkan pengalaman belajar mengajar yang menyenangkan.

2. Produk pendukung, seperti les da n tambahan pelajaran, kegiatan ekstra kulikuler dan berbagai kegiatan ataupun program lain yang mendukung.

Hal-hal yang mendukung dalam pendidikan adalah:

1. Kurikulum/ proses belajar mengajar

2. Manajemen sekolah

3. Organisasi/ kelembagaan sekolah

Universitas Sumatera Utara 4. Sarana dan prasarana

5. Ketenagakerjaan

6. Pembiayaan

7. Peserta didik

8. Peran serta masyarakat

9. Lingkungan sekolah

Produk yang ditawarkan sekolah kepada pelanggan merupakan produk yang secara global dapat direalisasikan dalam visi sekolah, yakni menjadi kualitas output yang pembelajarannya terintegrasi.

Produk jasa pendidikan yaitu aspek perbedaan yang dapat ditemukan dalam sebuah produk jasa pendidikan, bisa berupa fitur, kinerja, kesesuaian kurikulum (kesenian, teknologi, olahraga), daya tahan dan lain-lain.

Jenis pendidikan yang ada di Pematangsiantar antara lain, Sekolah Taman

Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),

Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan

Perguruan Tinggi.

Universitas Sumatera Utara 140 120 100 80 Negeri 60 Swasta 40 20 0 TK SD SMP SMA SMK PT

Sumber: Dinas Pendidikan dan Pengajaran Pematangsiantar

Gambar 4.3 Grafik Jumlah Sekolah Menurut Tingkatannya Tahun 2015

Pendidikan merupakan salah satu investasi dalam membangun negara untuk mencapai kesejahteraan. Keberhasilan pendidikan harus didukung oleh infrastruktur yang memadai, tenaga guru yang berkualitas dan metode pengajaran yang tepat guna.

Tabel 4.5 Indikator Pendidikan Uraian 2013 2014 2015

Angka Melek Huruf (%)

Pematangsiantar 99.67 99.79 99.57

Sumut 97.84 98.69 98.82

Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Pematangsiantar 10.62 10.70 10.73

Sumut 8.79 8.93 9.03

Sumber: Angka Susenas dan IPM 2015

Universitas Sumatera Utara Pada tahun 2015, kemampuan membaca dan menulis penduduk Kota

Pematangsiantar relatif baik yang ditunjukkan dengan angka melek huruf mancapai 99.57 persen, lebih tinggi dari rata-rata se-Sumatera Utara.

Tahun 2015, jumlah murid yangbersekolah pada jenjang pendidikan

SDmencapai40,80persen, diikuti oleh jenjangpendidikan SLTA (35,26%) dan

SLTP(23,94%). Demikianhalnyadengan jumlahguru sebagian besar mengajar pada jenjang pendidikan SD dan SLTA (masing-masing37,24%),yang diikutiSLTP (25,52%).

Pada jenjang pendidikan perguruantinggi,mahasiswa paling banyak kuliah diuniversitas(67,42%), diikuti olehAkademi(16,67%) dan Sekolah

Tinggi(15,93%) untuktahun 2014.Ratio jumlah dosenterhadapmahasiswa terbesar ada di universitas (1:40),diikuti Sekolah Tinggi (1:18)dan akademi(sebesar 1:12).

Tabel 4.6 Analisis Perguruan Tinggi Pematangsiantar 2015

Jenis Perguruan Jumlah Jumlah Jumlah Dosen Perguruan Mahasiswa (Orang) (Orang) 1. Universitas 2 11.242 281 2. Sekolah Tinggi 7 2.657 146 3. Institusi - - - 4. Akademik 8 2.780 236

Sumber: BPS Pendidikan Pematangsiantar

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Analisis Jenjang Pendidikan Kota Pematangsiantar Jenjang Jumlah Jumlah Murid Jumlah Ruangan Rasio Guru

Pendidikan Sekolah perKelas Belajar Mengajar

(orang) perSekolah (orang)

N S N S N S N S

TK 37 19 3 1:9

SD 118 42 24 35 6 9 1:18 1:23

SMP 13 28 33 36 22 9 1:13 1:25

SMA 6 34 45 29 24 12 1:14 1:21

SMK 3 24 45 29 24 12 1:13 1:15

Sumber: Data diolah dari lampiran

Pada tahun 2015, terjadi penambahan sarana ruang belajar pada jenjang pendidikan SD dan SMA (termasuk SMK). Berdasarkan jenjang pendidikan

Sekolah Dasar, SD Negeri memiliki jumlah sekolah lebih banyak dibandingkan dengan SD swasta. Fasilitas ruang belajar dalam satu kelas menampung murid maksimal 28 orang, jika dilihat dari tabel tersebut, SD Negeri memiliki fasilitas ruang yang cukup untuk kelancaran proses belajar mengajar. Dengan tingkat tenaga didik yang cukup besar yaitu 1:18, artinya satu orang guru mengajar delapan belas orang murid, jika dibandingkan dengan SD Swasta dalam satu kelas, satu orang guru mengajar dua puluh tiga orang murid. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa SD Negeri menjadi sekolah yang paling diminati di

Kota Pematangsiantar.

Universitas Sumatera Utara Pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama, SMP Negeri memiliki jumlah sekolah yang sedikit dibandingkan dengan SMP Swasta. Akan tetapi, tenaga didik pada SMP Negeri jauh lebih besar dengan rasio 1:13, artinya di dalam kelas satu orang guru mengajar tiga belas orang murid. Namun, SMP

Swasta juga memiliki jumlah murid yang cukup besar dan diminati oleh masyarakat.

Berdasarkan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas, SMA Swasta menjadi pilihan dalam proses belajar mengajar, dengan jumlah sekolah dan murid yang besar. Akan tetapi, tenaga didik di SMA Negeri lebih baik jika dibandingkan

Swasta yaitu dengan rasio 1:14, artinya satu orang guru mengajar empat belas orang murid.

Sedangkan pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan, SMK yang memiliki jumlah sekolah yang terbanyak, dengan ruang belajar di dalam satu kelas terdapat dua puluh lima orang murid dan tenaga didik yang cukup baik.

Partisipasi masyarakat untuk bersekolah di SMK swasta jauh lebih besar jika dibandingkan dengan SMK negeri.

Berdasarkan perguruan tinggi di Pematangsiantar jenis perguruan tinggi yang lebih banyak berupa Sekolah Tinggi dengan jumlah perguruan 7 namun jumlah mahasiswa lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang ada di Universitas dengan jumlah dosen terbanyak yaitu 281 orang. Walaupun universitas yang ada di Kota Pematangsiantar hanya ada 2 namun minat mahasiswa untuk belajar di dalamnya sangat besar. Sedangkan jenis perguruan tinggi akademik memiliki jumlah perguruan yang tertinggi yaitu 8 dan jumlah

Universitas Sumatera Utara dosen mengajar ada sebanyak 236 orang. Hal ini menunjukkan bahwa urutan pertama perguruan tinggi berada di potensi yang unggul yaitu jenis perguruan universitas dan urutan yang kedua yaitu perguruan akademik.

Penentuan produk unggulan dalam konteks pendidikan dapat ditentukan dengan memberikan pembobotan pada masing-masing variabel yang mendukung jasa pendidikan, yaitu:

a. Skor 3, apabila komoditas tersebut mempunyai potensi besar dan banyak

keunggulan dari variabel yang bersangkutan.

b. Skor 2, apabila komoditas tersebut mempunyai potensi sedang dan cukup

keunggulan dari variabel yang bersangkutan.

c. Skor 1, apabila komoditas tersebut mempunyai potensi kecil dan sedikit

keunggulan dari variabel yang bersangkutan.

Variabel yang digunakan untuk menentukan produk unggulan adalah:

- Produk Utama

a. Kurikulum atau proses belajar mengajar

b. Sarana dan prasarana

c. Ketenagakerjaan

d. Peserta didik

e. Manajemen sekolah

- Produk Pendukung

a. Organisasi/ekstra kulikuler

b. Peran serta masyarakat

c. Kegiatan perlombaan, cerdas cermat dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Hasil Analisis Penentuan Produk Unggulan Pendidikan Kota Pematangsiantar Jenjang Produk Utama Produk Unggulan

Pendidikan

a b c d e Skor a b C skor

TK 2 3 1 3 2 11 2 2 2 6

SD 2 3 3 3 1 12 3 2 2 7

SMP 3 3 3 3 1 13 3 2 3 8

SMA 3 3 2 3 2 13 3 3 3 9

SMK 3 3 2 3 3 14 3 3 2 8

PT 3 1 1 3 2 10 3 2 2 7

Sumber: Data diolah dari lampiran

Berdasarkan hasil analisis dari seluruh jenjang pendidikan yang ada di

Pematangsiantar, sekolah-sekolah tersebut telah memiliki faktor yang mendukung keberhasilan pendidikan. Dengan adanya produk-produk lembaga pendidikan baik produk utamanya maupun produk pendukung, kota Pematangsiantar terdapat beberapa sekolah yang memiliki produk-produk tersebut.

Sekolah Menengah Atas (SMA) baik negeri maupun swasta memiliki kedua produk pendidikan tersebut, walaupun produk pendukung yang lebih unggul. SMA di Pematangsiantar banyak menarik perhatian masyarakat, sebab dapat melahirkan anak-anak yang kreatif dalam kegiatan seni maupun sosial dengan produk pendukung pendidikan tersebut.

Universitas Sumatera Utara Selain itu, sekolah yang memiliki keunggulan selanjutnya adalah SMK negeri dan swasta dalam produk utama baik dari proses belajar mengajarnya, peserta didik yang akan menciptakan peluang kerja yang tinggi dan ketenagakerjaan yang cukup baik.

4.3 Pembahasan Persektor Perekonomian Kota Pematangsiantar

Bertambah banyaknya kegiatan basis dalam suatu daerah akan menambah arus pendapatan kedalam wilayah yang bersangkutan, menambah permintaan barang dan jasa sehingga akan menimbulkan kenaikan volume kegiatan.

Sebaliknya berkurangnya kegiatan basis akan mengurangi pendapatan suatu daerah dan turunnya permintaan terhadap barang dan jasa dan akan menurunkan volume kegiatan (Richardson, 1977).

Jadi secara terperinci melalui penggabungan hasil analisis dalam penelitian ini, yaitu analisis Location Quetient (LQ) dan analisis Tipology Klassen, maka berdasarkan pengamatan terhadap tiap-tiap sektor dapat kita tarik kesimpulan untuk menentukan sektor unggulan dan produk unggulan dalam perekonomian

Kota Pematangsiantar.

Jadi, secara lengkap berikut dijelaskan hasil analisis dari Locationt

Qoutient dan analisis Tipology Klassen untuk masing-masing sektor dalam perekonomian Kota Pematangsiantar.

4.3.1 Analisis Sektor Pertanian

Tahun 2011-2015 rata-rata kontribusi sektor Pertanian dalam PDRB

Pematangsiantar sebesar 2,09% dan rata-rata pertumbuhan 1,95% lebih kecil jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam PDRB tingkat Sumatera

Universitas Sumatera Utara Utara.Halini menjadikan sektor Pertanian memiliki kontribusi yang rendah dalam

PDRB Kota Pematangsiantar. Dengan demikian, sektor Pertanian diklasifikasikan sebagai sektor ekonomi yang tertinggal.

Berdasarkan hasil analisis Location Qoutient (LQ), sektor Pertanian menunjukkan nilai rata-rata perhitungan LQ tahun 2011-2015 sebesar 0,228 < 1, hal ini menunjukkan bahwa sektor Pertanian merupakan setor non basis.

0,9 0,8 0,805 0,7 0,6 0,5 Nilai LQ 0,4 Rata-rata LQ 0,3 0,228 0,2 0,088 0,1 0,084 0,076 0 0,086 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: Data diperoleh dari Tabel 4.2

Gambar 4.4 Grafik Perkembangan LQ Sektor Pertanian Kota Pematangsiantar

Secara statistik sektor Pertanian berdasarkan rata-rata kontribusi dalam

PDRB maupun perhitungan LQ bergerak sangat lambat. Tahun 2014 nilai LQ mengalami peningkatan sebesar 0,805 akan tetapi tahun 2015 kembali turun menjadi 0,076.

Tabel 4.9 Hasil Analisis Sektor Pertanian No. Aspek Parameter Makna

1. Location Qoutient <1 Sektor non basis

2. Tipology Klassen Kuadran IV Sektor relatif tertinggal

Universitas Sumatera Utara Jadi berdasarkan analisis terhadap sektor Pertanian maka kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa sektor ini belum bisa digolongkan sebagai sektor unggulan di Kota Pematangsiantar, karena sektor ini masih termasuk dalam klasifikasi sektor yang relatif tertinggal dan sektor ini bukanlah sektor basis karena memiliki kisaran nilai LQ yang sangat rendah, berada lebih kecil dari satu.

4.3.2 Analisis Sektor Pertambangan dan Penggalian

Tahun 2011-2015 rata-rata kontribusi sektor Pertambangan dan

Penggalian terhadap pembentukan PDRB Kota Pematangsiantar adalah sebesar

0,01 dan kontribusi ini lebih kecil apabila dibandingkan dengan kontribusi sektor yang sama di tingkat provinsi Sumatera Utara. Hal ini menjadikan sektor

Pertambangan dan Penggalian sebagai sektor dengan kontribusi terkecil dalam

PDRB Pematangsiantar. Sama halnya dengan tingkat laju pertumbuhan yang selalu menurun dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan dalam PDRB

Pematangsiantar adalah 6,27% lebih kecil jika dibandingkan dengan sektor yang sama ditingkat Sumatera Utara, dengan demikian sektor tersebut dapat dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang relatif tertinggal.

Universitas Sumatera Utara 0,012 0,011 0,01 0,01

0,008 0,0093 0,009 0,009 0,008 0,006 Nilai LQ

0,004 Rata-rata LQ

0,002

0 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: Data diolah dari Tabel 4.2 Gambar 4.5 Grafik Perkembangan LQ Berdasarkan Sektor Pertambangan dan Penggalian Selama kurun waktu 2011-2015 nilai LQ sektor Pertambangan dan

Penggalian di Kota Pematangsiantar adalah sangat kecil kisarannya, yaitu dengan rata-rata kisaran nilai sebesar 0,0093 (<1), berarti sektor ini tidak termasuk ke dalam sektor basis. Perkembangan nilai LQ sektor ini juga bergerak lambat, sebab nilai kontribusi PDRB mengalami fluktuasi.

Tabel 4.10 Hasil Analisis Sektor Pertambangan dan Penggalian No. Aspek Parameter Makna

1. Location Qoutiont < 1 Sektor non basis

2. Tipology Klassen Kuadran IV Sektor relatif tertinggal

Jadi berdasarkan analisis terhadap sektor Pertambangan dan Penggalian, maka kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa sektor ini belum bisa digolongkan sebagai sektor unggulan di Kota Pematangsiantar, karena sektor ini masih termasuk dalam klasifikasi sektor yang relatif tertinggal. Tingkat pertumbuhannya lebih rendah bila dibandingkan ditingkat Provinsi Sumatera Utara. Sektor ini juga

Universitas Sumatera Utara bukanlah sektor basis karena memiliki kisaran nilai LQ yang sangat rendah, berada lebih kecil dari satu (<1).

4.3.3 Analisis Sektor Industri Pengolahan

Di Kota Pematangsiantar, sektor Industri Pengolahan ini adalah sangat menarik untuk diamati. Sebagai sektor dengan rata-rata kontribusi terhadap PDRB selama 2011-2015 adalah sebesar 23,47%, menjadikan sektor ini sebagai sektor dengan kontribusi terbesar dalam PDRB Pematangsiantar. Walaupun sebagai kontributor terbesar kedua, itu tidak menjamin sektor ini menjadi sektor maju dan tumbuh pesat di Kota Pematangsiantar. Hal ini disebabkan karena, kontribusinya terhadap PDRB Pematangsiantar cukup tinggi, akan tetapi rata-rata pertumbuhannya sebesar 3,89% lebih kecil jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam PDRB tingkat Sumatera Utara, maka sektor tersebut dapat dikategorikan sebagai sektor maju tapi tertekan.

1,17

1,16 1,157 1,151 1,164 1,15 1,148 1,14 Nilai LQ

1,13 1,136 Rata-rata LQ 1,13 1,12

1,11 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: Data diolah dari Tabel 4.2 Gambar 4.6 Grafik Perkembangan Nilai LQ Sektor Industri Pengolahan

Universitas Sumatera Utara Jika dilihat dari analisis LQ, selama kurun waktu 2011-2015, nilai LQ sektor industri pengolahan selalu berubah-ubah. Rata-rata nilai LQ sektor ini adalah sebesar 1,148 (>1), hal ini menunjukkan bahwa sektor ini termasuk sebagai sektor basis. Dilihat dari pertumbuhan LQ nya, nilai LQ sektor ini mengalami penurunan.

Tabel 4.11 Hasil Analisis Sektor Industri pengolahan No. Aspek Parameter Makna

1. Location Qoutient >1 Sektor basis

2. Tipology Klassen Kuadran II Sektor maju tapi tertekan

Jadi kesimpulan dari hasil analisis terhadap sektor Industri Pengolahan adalah, bahwa sektor ini tidak termasuk sektor unggulan. Hal ini disebabkan karena sektor Industri Pengolahan berada dalam klasifikasi sektor maju tapi tertekan, sektor basis dan pertumbuhannya cenderung menurun akan tetapi sektor ini memiliki kontribusi yang besar terhadap PDRB Pematangsiantar.

4.3.4 Analisis Sektor Pengadaan Listrik Dan Gas

Pada periode tahun 2011-2015, sektor Pengadaan Listrik dan Gas memiliki nilai kontribusi yang sangat rendah dalam pembentukan PDRB Pematangsiantar dan terus mengalami penurunan. Sektor ini memiliki rata-rata pertumbuhan yang sangat rendah yaitu -2,04% jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam

PDRB tingkat Provinsi Sumatera Utara. Walaupun rata-rata pertumbuhan yang rendah namun, sektor ini memiliki lebih besar dari sektor yang sama dalam PDRB

Sumatera Utara pada tahun 2011-2015. Hal ini menunjukkan bahwa sektor ini dapat diklasifikasikan sebagai sektor yang maju tapi tertekan.

Universitas Sumatera Utara

0,036 0,035 0,035

0,034

0,033 0,033 0,033 Nilai LQ 0,032 0,033 Rata-rata LQ 0,031 0,032 0,031

0,03

0,029 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: Data diolah dari Tabel 4.2

Gambar 4.7 Grafik Perkembangan Nilai LQ Sektor Pengadaan Listrik dan Gas

Sementara itu, jika dilihat dari analisis LQ, nilai LQ sektor ini selamakurun waktu 2011-2015 adalah cenderung mengalami penurunan.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai LQ, sektor Pengadaan Lisrik dan Gas sebesar

0,033 dimana nilai LQ lebih kecil dari satu (<1) yang berarti bahwa sektor

Pengadaan Listrik dan Gas tidak dapat dikatakan sebagai sektor basis.

Tabel 4.12 Hasil Analisis Sektor Pengadaan Listrik dan Gas No. Aspek Parameter Makna

1. Locationt Qoutient <1 Sektor non basis

2. Tipology Klassen Kuadran II Sektor maju tapi tertekan

Jadi berdasarkan hasil analisis terhadap sektor Pengadaan Listrik dan Gas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sektor ini bukanlah termasuk sektor unggulan, karena tergolong sebagai sektor dengan klasifikasi sektor maju tapi

Universitas Sumatera Utara tertekan, walaupun sektor ini memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tingkat provinsi tetapi sektor ini adalah sektor non basis.

4.3.5 Analisis Sektor Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Pada periode tahun 2011-2015, sektor Pengadaan Air, Pengolahan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang dalam kontribusi PDRB Pematangsiantar nilainya selalu tetap, yaitu 0,31%. Sektor ini memiliki rata-rata kpertumbuhan sebesar 5,79% yang lebih besar jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam

PDRB Sumatera Utara namun, sektor ini memiliki rata-rata kontribusi yang tinggi dibandingkan dengan sektor yang sama dalam PDRB tingkat provinsi yaitu sebesar 0,31%. Hal ini membuktikan bahwa sektor Penngadaan Air, Pengolahan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang dapat diklasifikasikan sebagai sektor ekonomi yang maju tapi tertekan.

0,0332 0,033 0,033 0,033 0,0328 0,033 0,033 0,0326 0,0324 Nilai LQ 0,0322 0,032 0,032 Rata-rata LQ 0,0318 0,032 0,0316 0,0314 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: Data diolah dari Tabel 4.2 Gambar 4.8 Grafik Perkembangan Nilai LQ Sektor Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Universitas Sumatera Utara Jika dilihat dari tabel diatas, nilai LQ mengalami naik turun dan hingga pada tahun 2015 menurun sebesar 0,032 dari rata-rata nilai LQ adalah 0,033. Hal ini menyebabkan bahwa sektor Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan

Daur Ulang bukan merupakan sektor basis, sebab nilai rata-rata LQ lebih kecil dari satu (<1).

Tabel 4.13 Hasil Analisis Sektor Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang NO. Aspek Parameter Makna

1. Location Quotient <1 Sektor non basis

2. Tipology Klassen Kuadran II Sektor maju tapi tertekan

Jadi, kesimpulan dari hasil analisis terhadap sektor Pengadaan Air,

Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang adalah bahwa sektor ini tidak termasuk dalam sektor unggulan dalam perekonomian Pematangsiantar. Hal itu disebabkan karena sektor ini hanya termasuk dalam klasifikasi sektor maju tapi tertekan, kemudian sektor non basis serta memiliki daya saing yang menurun karena sektor ini kontribusinya di Kota Pematangsiantar lebih lambat dibandingkan pertumbuhan ditingkat provinsi.

4.3.6 Analisis Sektor Konstruksi

Selama kurun waktu dari 2011-2015, sektor Konstruksi memiliki nilai kontribusi yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Namun, jika dibandingkan dengan sektor yang sama di tingkat Sumatera Utara rata-rata sektor ini lebih kecil.

Walaupun rata-rata kontribusi lebih kecil, sektor ini memiliki rata-rata pertumbuhan 7,29% lebih besar jika dibandingkan dengan sektor yang sama pada

Universitas Sumatera Utara tingkat provinsi. Hal ini membuktikan bahwa sektor ini diklasifikasikan sebagai sektor yang potensial dan masih dapat berkembang.

0,774 0,772 0,773 0,772 0,771 0,773 0,77 0,77 0,768 0,766 Nilai LQ 0,764 Rata-rata LQ 0,762 0,764 0,76 0,758 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber :Data diolah dari Tabel4.2

Gambar 4.9 Grafik Perkembangan Nilai LQ Sektor Konstruksi

Jika dilihat dari grafik diatas, perhitungan LQ mengalami penurunan pada tahun 2014 yaitu 0,764 dan kembali naik di tahun 2015. Hal ini membuktikan bahwa sektor Konstruksi bukan merupakan sektor basis sebab nilai perhitungan

LQ lebih kecil dibandingkan dengan satu (<1).

Tabel 4.14 Hasil Analisis Sektor Konstruksi No. Aspek Parameter Makna

1. Location Qoutient <1 Sektor non basis

2. Tipology Klassen Kuadran III Sektor potensial dan masih

bisa berkembang

Universitas Sumatera Utara Jadi, kesimpulan dari hasil analisis sektor Konstruksi membuktikan bahwa sektor ini merupakan sektor non basis namun berpotensi dan masih dapat berkembang lagi dalam pembentukkan PDRB Kota Pematangsiantar. Hal ini disebabkan karena memiliki rata-rata kontribusi yang lebih kecil dan rata-rata pertumbuhan yang lebih besar jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam

PDRB tingkat Sumatera Utara.

4.3.7 Analisis Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor memiliki peranan terbesar dalam pembentukkan PDRB di Kota Pematangsiantar.

Walaupun selama kurun waktu 2011-2015 mengalami penurunan namun tingkat kontribusi sektor ini memiliki nilai rata-rata sebesar 24,00% lebih besar jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam PDRB tingkat provinsi.

Pertumbuhan sektor ini mengalami penurunan dari tahun ke tahun, namun hal tersebut tidak berpengaruh buruk terhadap pembentukan PDRB, sebab rata-rata pertumbuhan sektor ini sebesar 6,78% masih lebih besar jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam rata-rata pertumbuhan tingkat Sumatera Utara.

Hal ini membuktikan bahwa berdasarkan dari analisis Tipology Klassen sektor

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dapat diklasifikasikan dalam Kuadran I yaitu sebagai sektor yang maju dan tumbuh pesat.

Universitas Sumatera Utara 1,445 1,44 1,435 1,435 1,431 1,44 1,43 1,425 1,427 1,429 1,42 Nilai LQ 1,415 Rata-rata LQ 1,41 1,405 1,41 1,4 1,395 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: Data diolah dari Tabel 4.2

Gambar 4.10 Grafik Perkembangan Nilai LQ Sektor Perdagangan Besar Dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Berdasarkan hasil perhitungan nilai LQ di atas, dari tahun 2011-2013 mengalami peningkatan, akan tetapi perkembangan nilai LQ pada tahun 2014 mengalami penurunan yaitu 1,410 di bawah nilai rata-rata LQ. Pada tahun 2015 nilai LQ kembali naik dan berada di atas nilai rata-rata. Hal ini menunjukkan bahwa sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor merupakan sektor basis, karena nilai rata-rata sektor ini lebih besar jika dibandingkan dengan satu (>1).

Tabel 4.15 Hasil Analisis Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor No. Aspek Parameter Makna

1. Location Qoutient >1 Sektor basis

2. Tipology Klassen Kuadran I Sektor yang maju dan tumbuh pesat

Universitas Sumatera Utara Jadi hasil analisis dari kedua alat analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor merupakan sektor unggulan di Kota Pematangsiantar. Hal ini dikarenakan sektor tersebut mempunyai sumbangan kontribusi terbesar dalam PDRB Kota

Pematangsiantar dan mengalami pertumbuhan yang besar jika dibandingkan dengan sektor yang sama pada PDRB tingkat Sumatera Utara.

4.3.8 Analisis Sektor Transportasi dan Pergudangan

Tahun 2011-2015 berdasarkan hasil analisis Klassen Tipology, maka sektor Transportasi dan Pergudangan dalam Perekonomian Kota Pematangsiantar dapat diklasifikasikan sebagai sektor yang maju dan tumbuh pesat. Hal tersebut dikarenakan perbandingan yang dilakukan terhadap perekonomian

Pematangsiantar dengan tingkat Sumatera Utara, rata-rata pertumbuhan sektor ini adalah sebesar 8,14% dan rata-rata kontribusi sebesar 6,75% lebih besar jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam PDRB Sumatera Utara.

1,52

1,5 1,51 1,483 1,48

1,46 1,47 Nilai LQ 1,461 1,449 1,44 Rata-rata LQ 1,446 1,42

1,4 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: Data diolah dari Tabel 4.2

Gambar 4.11 Grafik Perkembangan Nilai LQ Sektor Transportasi danPergudangan

Universitas Sumatera Utara Sementara, jika dilihat dari perkembangan nilai LQ nya, sektor

Transportasi dan Pergudangan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan bahwa sektor Tansportasi dan Pergudangan merupakan sektor basis karena memiliki nilai perhitungan LQ dengan rata-rata sebesar 1,470 lebih besar dari satu (>1).

Tabel 4.16 Hasil Analisis Sektor Transportasi dan Pergudangan No. Aspek Parameter Makna

1. Location Qoutient >1 Sektor basis

2. Tipology Klassen Kuadran I Sektor maju dan tumbuh cepat

Jadi hasil analisis dengan menggunakan dua alat analisis menyimpulkan bahwa sektor Transportasi dan Pergudangan merupakan sektor unggulan di Kota

Pematangsiantar. Hal tersebut dikarenakan sektor ini merupakan sektor yang maju dan tumbuh pesat dan memiliki peranan penting dalam pembentukan PDRB

Pematangsiantar. Selain rata-rata kontribusi dan rata-rata pertumbuhan yang tinggi dan lebih besar jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam PDRB tingkat Sumatera Utara sektor ini merupakan sektor basis di Pematangsiantar.

4.3.9 Analisis Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum ini memiliki rata-rata kontribusi 5,67% lebih tinggi dari tahun ke tahun jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam PDRB tingkat provinsi. Namun, sektor ini memiliki nilai rata- rata pertumbuhan yang rendah sebesar 7,22% dibandingkan dengan tingkat provinsi. Hal tersebut menyatakan bahwa sektor Penyediaan Akomodasi dan

Universitas Sumatera Utara Makan Minum diklasifikasikan dalam sektor ekonomi maju tapi tertekan berdasarkan analisis Tipology Klassen.

2,545 2,54 2,541 2,535 2,543 2,535 2,53 2,533 2,525 Nilai LQ 2,526 2,52 2,518 Rata-rata LQ 2,515 2,51 2,505 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: Data diolah dari Tabel 4.2

Gambar 4.12 Grafik Perkembangan Nilai LQ Sektor PenyediaanAkomodasi dan Makan Minum

Sementara jika dilihat dari gambar di atas, perkembangan nilai LQ mengalami fluktuasi, di tahun 2014 mengalami penurunan yang signifikan jika dibandingkan pada tahun 2013, dan di tahun 2015 kembali naik tetapi tidak melampaui nilai rata-rata LQ. Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum memiliki nilai rata-rata LQ sebesar 2,533 yang artinya nilai LQ lebih besar dari satu (>1) hal ini menyatakan bahwa sektor tersebut merupakan sektor basis di dalam perekonomian Pematangsiantar.

Tabel 4.17 Hasil Analisis Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum No. Aspek Parameter Makna

1. Location Qoutient >1 Sektor basis

2. Tipology Klassen Kuadran II Sektor maju tapi tertekan

Universitas Sumatera Utara Kesimpulan dari hasil analisis dengan menggunakan analisis LQ dan

Klassen yaitu, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum bukan merupakan sektor unggulan di Kota Pematangsiantar. Hal ini dikarenakan sektor tersebut maju akan tetapi masih tertekan. Namun, jika dilihat dari perhitungan nilai LQ sektor ini merupakan sektor basis di Kota Pematangsiantar.

4.3.10 Analisis Sektor Informasi dan Komunikasi

Dari tahun 2011-2015 berdasarkan analisis Tipology Klassen sektor

Informasi dan Komunikasi memiliki nilai kontribusi dan laju pertumbuhan yang selalu menurun. Hasil rata-rata pertumbuhan 7,94% dan rata-rata kontribusi sebesar 5,67% lebih rendah jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam

PDRB tingkat Sumatera Utara. Sektor Informasi dan Komunikasi diklasifikasikan sebagai sektor ekonomi yang relatif tertinggal.

0,925 0,92 0,917 0,919 0,915 0,92 0,91 0,913 0,91 0,905 Nilai LQ 0,9 Rata-rata LQ 0,895 0,899 0,89 0,885 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: Data diolah dari Tabel 4.2

Gambar 4.13 Grafik Perkembangan Nilai LQ Sektor Informasi danKomunikasi

Sementara jika dilihat dari perkembangan nilai LQ, sektor ini dari tahun ke tahun mengalami penurunan yang sangat drastis mlai dari tahun 2014 hingga pada

Universitas Sumatera Utara tahun 2015. Hal ini menyatakan bahwa sektor ini bukan merupakan sektor basis karena nilai rata-rata LQ nya sebesar 0,913 lebih kecil daripada satu (<1).

Tabel 4.18 Hasil Analisis Sektor Informasi dan Komunikasi No. Aspek Parameter Makna

1. Location Qoutient <1 Sektor non basis

2. Tipology Klassen Kuadran IV Sektor relatif tertinggal

Jadi, dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa sektor Informasi dan

Komunikasi bukan merupakan sektor unggulan di Kota Pematangsiantar. Hal tersebut dikarenakan sektor ini memiliki nilai rata-rata pertumbuhan dan kontribusi yang rendah jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam PDRB

Sumatera Utara. Walaupun sektor Informasi dan Komunikasi bukan merupakan sektor basis, akan tetapi sektor ini masih memiliki peran dalam pembentukan

PDRB Kota Pematangsiantar.

4.3.11 Analisis Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi

Pada periode 2011-2015 sektor Jasa Keuangan dan Asuransi berdasarkan tingkat laju pertumbuhannya mengalami penurunan yang sangat drastis terutama di tahun 2014 hingga 2015. Walaupun tingkat pertumbuhan menurun namun, tingkat kontribusi sektor ini mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Rata-rata pertumbuhan sektor ini adalah sebesar 7,36% lebih kecil dibandingkan dengan sektor yang sama dalam perekonomian Sumatera Utara. Sedangkan, rata-rata kontribusi sektor ini 4,06% lebih besar daripada sektor yang sama pada tingkat provinsi. Hal ini menyatakan bahwa sektor Jasa Keuangan dan Asuransi merupakan sektor ekonomi yang maju tapi tertekan.

Universitas Sumatera Utara 1,29

1,28 1,272 1,281 1,271 1,27 1,273 1,268 1,26 Nilai LQ 1,25 Rata-rata LQ 1,24 1,244 1,23

1,22 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: Data diolah dari Tabel 4.2

Gambar 4.14 Grafik Pekembangan Nilai LQ Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi

Sementara hasil perkembangan nilai LQ dapat di lihat bahwa di tahun

2015 mengalami penurunan yaitu 1,244 di bawah rata-rata. Hal tersebut tidak mempengaruhi terhadap penentuan sektor basis, sebab nilai rata-rata LQ lebih besar daripada satu (>1). Hal ini menyatakan bahwa sektor Jasa Keuangan dan

Asuransi merupakan sektor basis di perekonomian Kota Pematangsiantar.

Tabel 4.19 Hasil Analisis Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi No. Aspek Parameter Makna

1. Location Qoutient >1 Sektor basis

2. Tipology Klassen Kuadran II Sektor maju tapi tertekan

Jadi hasil dari analisis ini menunjukkan bahwa sektor tersebut bukan sektor unggulan, akan tetapi sektor ini dikatakan sektor yang maju tapi tertekan dikarenakan nilai pertumbuhannya lebih kecil dibandingkan dengan sektor yang sama pada tingkat provinsi.

Universitas Sumatera Utara 4.3.12 Analisis Sektor Real Estat

Tahun 2011-2015 berdasarkan hasil analisis Klassen Tipology, maka sektor Real Estat berada pada Kuadran I, artinya di dalam perekonomian Kota

Pematangsiantar dapat diklasifikasikan sebagai sektor yang maju dan tumbuh pesat. Hal tersebut dikarenakan perbandingan yang dilakukan terhadap perekonomian Pematangsiantar dengan tingkat Sumatera Utara, rata-rata pertumbuhan sektor ini adalah sebesar 7,50% dan rata-rata kontribusi sebesar

6,94% lebih besar jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam PDRB

Sumatera Utara.

Sementara jika dilihat dari perkembangan nilai LQ di tahun 2011-2013 berada pada nilai yang stabil, akan tetapi pada tahun 2014 mengalami penurunan yang sangat drastis dan kembali meningkat pada tahun 2015. Hal ini menghasilkan nilai rata-rata LQ sebesar 1,662 dimana, nilai LQ lebih besar dari satu (>1) maka sektor ini merupakan sektor basis.

1,675 1,67 1,661 1,671 1,665 2 1,66 1,666 1,655 1,664 Nilai LQ 1,65 1,648 Rata-rata LQ 1,645 1,64 1,635 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: Data diolah dari tabel 4.2 Gambar 4.15 Grafik Perkembangan Nilai LQ Sektor Real Estat

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.20 Hasil Analisis Sektor Real Estat No. Aspek Parameter Makna

1. Location Qoutient >1 Sektor basis

2. Tipology Klassen Kuadran I Sektor maju dan tumbuh pesat

Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa sektor Real Estat merupakan sektor unggulan dan memiliki peranan yang penting dalam pertumbuhan ekonomi

Pematangsiantar. Hal tersebut dikarenakan sektor ini memiliki kontribusi yang tinggi sehingga pertumbuhan ekonomi meningkat jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam PDRB tingkat Sumatera Utara.

4.3.13 Analisis Sekor Jasa Perusahan

Pertumbuhan ekonomi sektor Jasa Perusahaan di tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 10,68%, namun pada tahun berikutnya menngalami penurunan yang signifikan hingga tahun 2015 sebesar 7,33%. Berdasarkan analisis Tipology Klassen sektor ini mampu menjadi sektor yang menduduki klasifikasi Kuadran I, artinya sektor Jasa Perusahaan menjadi sektor yang maju dan tumbuh pesat. Hal ini dikarenakan sektor ini memiliki nilai rata-rata kontribusi 0,89% dan rata-rata pertumbuhan 7,49% dimana lebih besar jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam perekonomian Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara 1,01

1,003 1,008 1,005 1 1,005 1 1,005 0,995 Nilai LQ 0,995 Rata-rata LQ

0,99

0,985 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: Data diolah dari Tabel 4.2

Gambar 4.16 Grafik Perkembangan Nilai LQ Sektor Jasa Perusahaan

Sementara pada tahun 2014 nilai perhitungan LQ mengalami penurunan di bawah rata-rata, kemudian pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar

1,008. Dari nilai rata-rata LQ dapat dilihat bahwa sektor Jasa Perusahaan dengan nilai LQ 1,0032 sama dengan satu. Artinya bahwa sektor Jasa Perusahaan memiliki tingkat spesialisasi yang sama dengan sektor di perekonomian Sumatera

Utara.

Tabel 4.21 Hasil Analisis Sektor Jasa Perusahaan N0. Aspek Parameter Makna

1. Location Qoutient =1 Sektor yang memiliki spesialisasi sama dengan sektor di aprovinsi 2. Tipology Klassen Kuadran I Sektor maju dan tumbuh cepat

Hasil dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sektor tersebut belum bisa dikatakan sektor unggulan di Kota Pematangsiantar, dikarenakan sektor ini belum menjadi sekor basis yang melebihi dari nilai sektor yang sama di

Universitas Sumatera Utara tingkat provinsi Sumatera Utara. Namun, sektor ini menjadi sektor yang maju dan tumbuh cepat dalam pembentukan nilai PDRB Pematangsiantar.

4.3.14 Analisis Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Pertumbuhan ekonomi sektor Jasa Perusahaan pada tahun 2011-2015 selalu mengalami penurunan dengan nilai rata-rata sebesar 5,65%, sedangkan nilai rata-rata kontribusi sektor ini mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dengan nilai rata-rata yaitu 5,34%. Berdasarkan Tipology Klassen sektor ini mampu menjadi sektor yang menduduki klasifikasi Kuadran I, artinya sektor

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib menjadi sektor yang maju dan tumbuh pesat. Hal ini dikarenakan sektor ini memiliki nilai rata- rata pertumbuhan dan rata-rata kontribusi lebih besar jika dibandingkan dengan sektor yang sama pada tingkat provinsi Sumatera Utara.

1,53 1,525 1,526 1,516 1,52 1,518 1,517 1,515 1,52 1,51 Nilai LQ 1,504 1,505 Rata-rata LQ 1,5 1,495 1,49 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: Data diolah dari Tabel 4.2

Gambar 4.17 Grafik Perkembangan Nilai LQ Sektor Adminstrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Universitas Sumatera Utara Sementara pada tahun 2014 nilai perhitungan LQ mengalami penurunan di bawah rata-rata, kemudian pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar

1,526. Dari nilai rata-rata LQ dapat dilihat bahwa sektor Administrasi

Pemerintahan,Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib dengan nilai LQ 1,517 lebih besar dari satu (>1). Artinya bahwa sektor ini merupakan sektor basis.

Tabel 4.22 Hasil Analisis Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib No. Aspek Parameter Makna

1. Location Qoutiont >1 Sektor basis

2. Tipology Klassen Kuadran I Sektor maju dan tumbuh pesat

Hasil dari analisis ini dengan menggunakan alat analisis LQ dan Tipology

Klassen menyimpulkan bahwa sektor ini merupakan sektor yang unggulan, sebab merupakan sektor basis dan memiliki nilai rata-rata kontribusi dan rata-rata pertumbuhan yang lebih besar dari sektor yang sama dalam perekonomian di

Sumatera Utara.

4.3.15 Analisis Sektor Jasa Pendidikan

Jasa Pendidikan di Pematangsiantar memiliki laju pertumbuhan yang sangat baik. Selama periode tahun 2011-2015 sektor ini mengalami pertumbuhan yang selalu meningkat. Dengan menggunakan alat analisis Tipology Klassen sektor dengan rata-rata pertumbuhan 6,15% dan rata-rata kontribusi terhadap perekonomian Pematangsiantar sebesar 6,89% lebih besar jika dibandingkan dengan sektor yang sama pada perekonomian tingkat Sumatera Utara. Hal ini

Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa sektor Jasa Pendidikan berada dalam Kuadran I, yang artinya sektor ini merupakan sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat.

3,67

3,66 3,654 3,648 3,659 3,66 3,65 3,648 3,64 Nilai LQ 3,63 3,621 Rata-rata LQ 3,62 3,61 3,6 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: Data diolah dari Tabel 4.2

Gambar 4.18 Grafik Perkembangan LQ Sektor Jasa Pendidikan

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa perkembangan LQ dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, walaupun pada tahun 2014 menurun hal tersebut tidak menutupi bahwa sekor Jasa Pendidikan memiliki rata-rata LQ 3,648 yang lebih besar dari satu (>1), artinya sektor ini merupakan sektor basis. Dari seluruh sektor ekonomi di Pematangsiantar, sektor Jasa Pendidikan adalah sektor yang memiliki nilai rata-rata LQ yang paling tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa

Jasa Pendidikan di Kota Pematangsiantar memiliki kualitas dan mutu yang baik dalam menunjang perekonomian Kota Pematangsiantar.

Tabel 4.23 Hasil Analisis Sektor Jasa Pendidikan No. Aspek Parameter Makna

1. Location Qoutient >1 Sektor basis

2. Tipology Klassen Kuadran I Sektor maju dan tumbuh pesat

Universitas Sumatera Utara Jadi kesimpulan dari analisis dengan menggunakan alat analisis Tipology

Klassen dan Location Qoutientmenunjukkan bahwa sektor Jasa Pendidikan merupakan sektor unggulan dalam perekonomian Kota Pematangsiantar. Dengan rata-rata pertumbuhan dan kontribusi lebih besar dari sektor yang sama dalam perekonomian yang ada di Provinsi Sumatera Utara, sektor ini juga merupakan sektor basis di Kota Pematangsiantar.

4.3.16 Analisis Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Selama periode tahun 2011-2015 tingkat pertumbuhan sektor Jasa

Kesehatan dan Kegiatan Sosial mengalami penurunan yang sangat drastis. Akan tetapi jika dilihat dari rata-rata kontribusinya sektor ini mengalami peningkatan.

Dari analisis Tipology Klassen sektor ini dapat diklasifikasikan sebagai sektor ekonomi maju tapi tertekan dikarenakan sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial memiliki rata-rata pertumbuhan 10,27% dimana lebih kecil dari sektor yang sama dalam perekonomian Sumatera Utara, namun sektor ini memiliki rata- rata kontribusi 1,26% yang tinggi jika dibandingkan dengan sektor yang sama di

Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara 1,35 1,302 1,3 1,293 1,288 1,279 1,25 1,256 1,2 1,117 Nilai LQ 1,15 Rata-rata LQ 1,1 1,05 1 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: Data diolah dari Tabel 4.2

Gambar 4.19 Grafik Perkembangan LQ Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Nilai LQ sektor ini di tahun 2012 menurun drastis di bawah nilai rata-rata

LQ, namun di tahun selanjutnya nilai LQ kembali naik di atas nilai rata-rata.

Sektor ini memiliki nilai LQ lebih besar dari satu (1,256 >1). Hal ini menunjukkan bahwa sektor ini merupakan sektor basis di perekonomian

Pematangsiantar.

Tabel 4.24 Hasil Analisis Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial No. Aspek Parameter Makna

1. Location Qoutient >1 Sektor basis

2. Tipology Klassen Kuadran II Sektor maju tapi tertekan

Kesimpulan dari analisis dengan menggunakan metode LQ dan Klassen maka, sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan sosial bukan merupakan sektor unggulan, karena sektor tersebut memiliki nilai rata-rata pertumbuhan yang rendah jika dibandingkan dengan sektor yang sama di perekonomian tingkat

Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara 4.3.17 Analisis Sektor Jasa Lainnya Sektor jasa lainnya memiliki peran yang penting dalam pembentukan

PDRB tahun 2011-2015 di Kota Pematangsiantar, walaupun sektor ini memiliki laju pertumbuhan yang terus menurun dari waktu ke waktu. Menurut analisis

Tipology Klassen sektor ini dapat diklasifikasikan berada pada kuadran II yaitu sektor ekonomi maju tapi tertekan, yang berarti sektor ini memiliki rata-rata pertumbuhan yang lebih rendah (7,59% < 7,60%) jika dibandingkan dengan sektor yang sama di Sumatera Utara, akan tetapi nilai rata-rata kontribusinya lebih tinggi jika dibandingkan dengan sektor yang sama dalam PDRB Sumatera Utara

(0,57%>0,48%).

1,17

1,165 1,163 1,161 1,164

1,16 1,158 Nilai LQ 1,155 1,152 Rata-rata LQ

1,15 1,15 1,145

1,14 Sumber: Data diolah dari Tabel 4.2 Gambar 4.20 Grafik Perkembangan LQ Sektor Jasa Lainnya

Dari gambar di atas, sektor Jasa Lainnya berdasarkan nilai LQ mengalami penurunan mulai dari tahun 2014 hingga 2015, hal ini dikarenakan adanya pergeseran berdasarkan laju pertumbuhan nilai PDRB atas dasar harga Konstan

Universitas Sumatera Utara tahun 2011-2015 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Namun, sektor ini memiliki nilai yang lebih besar dari satu yaitu 1,158 > 1, artinya sektor ini merupakan sktor basis dalam perekonomian Pematangsiantar.

Tabel 4.25 Hasil Analisis Sektor Jasa Lainnya No. Aspek Parameter Makna

1. Location Qoutient >1 Sektor basis

2. Tipology Klassen Kuadran II Sektor maju tapi tertekan

Jadi, kesimpulan dari analisis dengan menggunakan alat Location Qoutient dan Tipology Klassen maka sektor Jasa Lainnya belum dapat dikatakan sebagai sektor unggulan, karena sektor ini memiliki nilai rata-rata pertumbuhan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan sektor yang sama dengan perekonomian di

Sumatera Utara walaupun begitu sektor ini merupakan sektor basis dalam perekonomian Pematangsiantar.

4.4 Pembahasan Produk Unggulan Kota Pematangsiantar

Kota Pematangsiantar yang berjarak 128 kilometer dari Medan ini telah melahirkan puluhan tokoh nasional. Sebutlah mantan Wakil Presiden

Batubara, filsuf Muslim Harun Nasution, petinju Syamsul Anwar Harahap, pencipta lagu-lagu perjuangan Cornel Simanjuntak, mantan Menteri Pertanian

Bungaran Saragih, dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hankam

TB. Silalahi, mereka lahir di Pematangsiantar. Para tokoh nasional itu berpikir maju dan turut membangun negeri ini antara lain berkat kemajuan pendidikan di

Kota Pematangsiantar.

Universitas Sumatera Utara Lembaga pendidikan mirip sekolah sudah ada di Siantar sejak daerah ini masih berupa kerajaan. Anak raja dan petinggi kerajaan dididik secara khusus untuk disiapkan menjadi generasi penerus. Pendidikan yang diberikan, antara lain mengenai etika, tata pemerintahan, dan ilmu pengobatan. Ini berlangsung hingga tahun 1900-an. Pola pendidikan di Siantar mengalami modrenisasi sejak utusan

Zending Jerman, Rheinische Missionsgesellschaft (RMG), datang menyebarkan agama. Untuk memudahkan warga dalam memahami Injil, Zending mengusulkan dibangun adanya sekolah. Sebuah sekolah didirikan RMG pada tahun 1904 di

Bulu Raya (sekarang masuk Kabupaten Simalungun setelah Pematangsiantar menjadi kotamadya pada 1974). Pendidkan merupakan salah satu aspek penting dalam penyebaran agama disamping kesehatan. Seperti kata RMG,”Jika warga tidak cakap bisa baca tulis, mereka sulit memahami Injil”. Oleh karena itu, pada tahun 1910 mulai dibuka sekolah di Pematangsiantar.

Tahun 1915 berdiri sekolah swasta khusus anak-anak Eropa di Siantar, setahun kemudian berdiri sekolah anak raja dan elite Siantar, Hollandsch

Inlandsche School. Sebelumnya sudah beroperasi sekolah yang didirikan etnis

China pada tahun 1909, sekarang sekolah ini menjadi Perguruan Sultan Agung.

Kemudian disusul oleh misi Amerika yaitu sekolah Methodis yang didirikan pada tahun 1921. Kemajuan pendidikan di Pematangsiantar itu juga ditopang oleh perkembangan perkebunan di Sumattera Utara. saat itu, Pematangsiantar yang masih bergabung dengan Simalungun menjadi salah satu pusat perkebunan.Dewasa ini, setelah berpisah dari Kabupaten Simalungun, terdapat 7 perguruan tinggi, 28 sekolah menengah atas, 43 sekolah menengah pertama, dan

Universitas Sumatera Utara 160 sekolah dasar di Pematangsiantar. Kemajuan pendidikan memacu warga baik dalam kota maupun luar kota menyekolahkan anaknya di Pematangsiantar

(Mohammad Hilmi Faiq, Kompas.com,2014).

Namun, pada tahun 2013, realisasi pendidikan tidak berjalan baik, sebab pemerintah kurang berpartisipasi dan mendorong berjalannya proses belajar mengajar. Akibatnya, sekolah-sekolah di Pematangsiantar masih sangat jauh dalam penetapan kurikulum pendidikan. Sekolah Dasar di Pematangsiantar hanya ada dua sekolah yang menetapkan Kurikulum 2013, jauh jika dibandingkan dengan pendidikan daerah di Batu Bara yang sudah menetapkan kurikulum di sepuluh sekolah dasar (BPS Pendidikan Pematangsiantar 2015).

Melihat ketertinggalan tersebut, pemerintah lebih giat lagi dan mengambil langkah yang tepat untuk melaksanakannya. Pada tahun 2015, pendidikan di Kota

Pematangsiantar mengalami kenaikkan kembali. Rata-ratasekolah di

Pematangsiantar telah menetapkan program studi dari Dinas Pendidikan dan

Pengajaran Pusat (seperti kurikulum, teknologi, dan organisasi pendidikan). Hal tersebut memberikan nilai tambah yang cukup tinggi terhadap pertumbuhan

PDRB Kota Pematangsiantar (Tri Asari Sulistya Ningsih, DISPENJAR

Pematangsiantar, 3 Juli 2017).

Hasil penelitian dari analisis penentuan produk unggulan jasa pendidikan kota Pematangsiantar, sesuai dengan kriteria penentuan produk unggulan dan faktor-faktor yang mendukung jalannya pendidikan. Produk yang ditawarkan sekolah kepada pelanggan (masyarakat) merupakan produk yang secara global dapat direalisasikan dalam visi sekolah yakni menjadi kualitas output yang

Universitas Sumatera Utara pembelajarannya terintegrasi. Dalam hal pencapaian visi dan misi, sekolah harus memiliki produk seperti:

- Penyediaan jasa pendidikan (kelancaran proses belajar mengajar)

- Penjamin mutu dalam pendidikan

- Mencapai pendidikan secara terus menerus dalam setiap aspek aktivitas

Organisasi.

Jika hal tersebut terlaksana dengan baik dalam jasa pendidikan maka dapat menarik perhatian dari masyarakat untuk menuntut ilmu di dalamnya. Peserta didik kepada konsumen harus diciptakan berdasarkan pengalaman belajar mengajar yang menyenangkan. Hal ini dilaksanakan agar setiap konsumen memiliki kepuasan dan kesan yang baik untuk dikembangkan selanjutnya.

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode analisis Location

Qiutient (LQ) dan Tipology Klassen dan didukung oleh nilai pembobotan dalam menentukan produk unggulan pada sektor jasa pendidikan, maka dapat disimpulkan bahwa sekolah yang memiliki produk-produk lembaga pendidikan adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Jika dilihat dari Tabel 4.8 maka Sekolah Menengah Atas (SMA) baik negeri maupun swasta memiliki kedua produk pendidikan tersebut, walaupun produk pendukung yang lebih unggul. SMA di Pematangsiantar banyak menarik perhatian masyarakat, sebab dapat melahirkan anak-anak yang kreatif dalam kegiatan seni maupun sosial dengan produk pendukung pendidikan tersebut.

Selain itu, sekolah yang memiliki keunggulan selanjutnya adalah SMK negeri dan swasta dalam produk utama baik dari proses belajar mengajarnya,

Universitas Sumatera Utara peserta didik yang akan menciptakan peluang kerja yang tinggi dan ketenagakerjaan yang cukup baik.

4.5 Arahan Pembangunan Wilayah

Dari hasil uraian analisis diatas, maka sektor unggulan dalam perekonomian tahun 2011-2015 Kota Pematangsiantar menurut analisis perhitungan LQ dan Tipology Klassen sektor tersebut adalah sektor Jasa

Pendidikan sebagai sektor yang potensial dalam menentukan produk unggulan.

Menurut hasil penelitian pada tahun 2011-2015 hasilnya menunjukkan bahwa kedua sektor di atas merupakan sektor basis, selain itu sektor tersebut merupakan sektor ekonomi maju dan tumbuh pesat di Kota Pematangsiantar.

Sektor Jasa Pendidikan, sebagai sektor yang memiliki peranan yang besar dalam perekonomian Kota Pematangsiantar harus tetap dipertahankan dan dikembangkan lagihasil-hasil produknya, baik melalui pengembangan kualitas mengajar, fasilitas ruang belajar sekolah yang memadai serta mutu pendidikan yang tinggi yang berhubungan dengan Sektor Jasa Pendidikan tersebut.

Lembaga pendidikan merupakan sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang jasapendidikan. Oleh sebab itu, jasa pendidikan mempunyai peranan penting dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan keberhasilan jasa pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk pemberian layanan pendidikan berkualitas kepada pelanggan jasa pendidikan, yaitu siswa.

Prioritas pembangunan di Kota Pematangsiantar haruslah diprioritaskan terhadap sektor-sektor dan produk-produk unggulan yang ada. Karena perkembangan sektor-sektor unggulantersebut akan mendorong keberadaan sektor

Universitas Sumatera Utara yang lainnya. Jadi dengan demikianpemerintah daerah harus menentukan prioritas anggaran untuk tiap-tiap produk unggulan sebagai alat untuk menstimulus perkembangan ekonomi Kota Pematangsiantar.

Dalam otonomi daerah saat ini, dimana kegiatan ekonomi daerah diupayakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat, maka dalam hal ini pemerintah daerah harus mendorong keikutsertaan masyarakat luas untuk berperan dalam kegiatan ekonomi daerah. Sehingga dalam hal ini, dalam masalah perencanaan pembangunan daerah, maka Pemerintah Kota Pematangsiantar harusdapat melakukan pemilihan kebijakan pembangunan yang yang tepat dalam setiap mengambil keputusan.Karena dengan pemilihan kebijaksanaan pembangunan yang tepat maka arus investasi baik domestik maupun asing akan dirangsang untuk masuk dalam daerah Simalungun, yang mana ini akan menjadi akumulasi modal dalam pendanaan pembangunan daerah.

Pemerintah Kota Pematangsiantar perlu menetapkan kebijakan pembangunan dengan prioritas produk unggulan dengan mengingat sektor jasa memiliki pengaruh yang besar terhadap sektor-sektor lainnya. Dengan melengkapi sarana dan prasarana, mendukung jalannya kurikulum atau proses belajar mengajar, menambah tenaga didik yang berpengalaman dan melakukan berbagai kegiatan pendidikan lainnya untuk menciptakan kualitas pendidikan yang baik di

Kota Pematangsiantar.

Program otonomi daerah membuat setiap daerah berlomba-lomba untuk mengembangkan SDM yang dimilikinya agar bisa bersaing dengan daerah lain.

Dan salah satu strategi yang digunakan adalah di samping mengirimkan putra-

Universitas Sumatera Utara putri daerah ke lembaga pendidikan yang berkualitas, juga dengan mendirikan lembaga pendidikan di daerah masing-masing. Dengan demikian, manfaatnya buat daerah akan lebih terasa karena semakin banyak menampung putra daerah untuk belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan lebih berkualitas.

Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tentang Produk Unggulan Di

Kota Pematangsiantar, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Menurut hasil analisis dengan indeks Location Quotient (LQ), maka yang

menjadi sektor basis, yakni sektor yang memiliki nilai LQ lebih besar dari

satu. Sektor yang memiliki nilai LQ terbesar yaitu sektor Jasa Pendidikan

merupakan sektor acuan dalam menentukan produk unggulan. Sektor basis

selanjutnya yaitu sektor Penyediaan Akomodasi; Makan dan Minum,

sektor Real Estate, sektor Administrasi Pemerintahan; Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib, sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, sektor Jasa Keuangan dan Asuransi,

sektor Jasa Lainnya, dan sektor Industri Pengolahan. Sementara itu enam

belas sektor lainnya adalah sektor non basis dimana nilai LQ nya lebih

kecil dari satu, serta satu sektor yang tingkat spesialisasinya sama dengan

sektor di provinsi.

2. Hasil penelitian menurut analisis Klassen Tipology dengan menggunakan

Matriks Klassen maka dapat diklasifikasikan tiap-tiap sektor dalam

perekonomian Pematangsiantar, yakni yang menjadi sektor maju dan

tumbuh pesat adalah sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor, sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor

Universitas Sumatera Utara Real Estat, sektor Jasa Perusahaan, sektor Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, serta sektor Jasa Pendidikan.

Sementara sektor yang potensial dan masih dapat berkembang adalah

sektor Konstruksi. Sektor-sektor ekonomi yang masih relatif tertinggal

yaitu sektor pertanian, sektor Pertambangan dan Penggalian, serta sektor

Informasi dan Komunikasi. Tujuh sektor lainnya adalah sektor-sektor

ekonomi maju tapi tertekan.

3. Hasil penelitian berdasarkan sektor basis yaitu Jasa Pendidikan dengan

nilai LQ yang tertinggi dan merupakan sektor maju dan tumbuh pesat

dapat dihasilkan produk unggulan berdasarkan jenjang pendidikan yang

terdiri dari beberapa kriteria produk unggulan dalam sektor Jasa

Pendidikan yang sesuai dengan kriteria penentuan produk unggulan dan

faktor-faktor yang mendukung jalannya pendidikan, maka berdasarkan

hasil analisis dengan menggunakan metode analisis Location Qiutient

(LQ) dan Tipology Klassen dan didukung oleh nilai pembobotan dalam

menentukan produk unggulan pada sektor jasa pendidikan, dapat

disimpulkan bahwa sekolah yang memiliki produk-produk lembaga

pendidikan adalah Sekolah Menengah Atas (termasuk SMK).

4. Syarat/kriteria yang digunakan untuk menentukan produk yang menjadi

produk unggulan adalah sektor basis dan sektor maju dan tumbuh cepat.

Jadi produk yang dikategorikan sebagai produk unggulan adalah produk-

produk lembaga pendidikan baik produk utama (seperti proses belajar

mengajar sarana dan prasarana yang lengkap, peserta didik dan tenaga

Universitas Sumatera Utara didik yang berkualitas)dan produk pendukung pendidikan(berupa kegiatan

organisasi, tambahan pelajaran, dan lain-lain).

5. Sektor unggulan di Kota Pematangsiantar memiliki peran dalam

mendorong tumbuhnya berbagai kegiatan ekonomi lainnya, sehingga

mampu memberi kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi

wilayah kota Pematangsiantar. Sektor Jasa Pendidikan memiliki hubungan

yang saling keterkaitan dengan sektor lainnya. Sektor-sekor yang

membantu menunjang pertumbuhan sektor pendidikan seperti sektor

Konstruksi yang berperan dalam melengkapi sarana dan prasarana

sekolah, sektor Pengadaan Listrik yang mendukung jalannya proses

belajar mengajar, serta sektor Informasi dan Komunikasi yang mampu

memberikan informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang telah dikemukakan oleh hasil dari ketiga alat analisis diatas, serta dikaitkan dengan kebijakan otonomi daerah ditengah era globalisasi (perekonomian modern), dimana adanya harapan akan perkembangan dan kemandirian ekonomi daerah untuk membangun potensi-potensi yang terdapat dalam wilayahnya sebagai syarat untuk memperkuat kedudukan daerah dalam perekonomian nasional, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pemerintah Kota Pematangsiantar perlu menetapkan kebijakan

pembangunan dengan prioritas produk unggulan, sektor unggulan / sektor

basis tanpa harus mengabaikan sektor non basis. Hal ini adalah bertujuan

Universitas Sumatera Utara untukmeningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah yang diukur dari

tingkatpenerimaan PDRB Kota Pematangsiantar. Pemerintah Kota

Pematangsiantar perlu menetapkan kebijakan pembangunan dengan

prioritas produk unggulan dengan mengingat sektor jasa memiliki

pengaruh yang besar terhadap sektor-sektor lainnya. Dengan melengkapi

sarana dan prasarana, mendukung jalannya kurikulum atau proses belajar

mengajar, menambah tenaga didik yang berpengalaman dan melakukan

berbagai kegiatan pendidikan lainnya untuk menciptakan kualitas

pendidikan yang baik di Kota Pematangsiantar.

2. Dalam penelitian ini sektor Jasa Pendidikan merupakan salah satu sektor

basis yang memiliki nilai LQ terbesar selain itu sektor ini juga merupakan

sektor ekonomi yang maju dan tumbuh pesat. Mengingat sektor jasa

adalah penghasil produk unggulan dengan fasilitas ruang belajar dan

kualitas didik yang baik maka sektor ini memerlukan berbagai bantuan

dari berbagai sektor lainnya. Sektor Konstruksi adalah sektor ekonomi

yang potensial sangat diperlukan untuk untuk meningkatkan

perkembangan Jasa Pendidikan yang berupa bangunan sekolah yang layak

untuk aktifitas pendidikan. Sektor Informasi dan Komunikasi adalah

sektor ekonomi yang relatif tertinggal, namun sektor tersebut sangat

diperlukan untuk kelancaran cara penyampaian materi serta mencari ilmu

yang lebih luas melalui teknologi. Komunikasi tenaga didik dalam

penyampaian materi sangat diperlukan untuk menciptakan informasi yang

lebih baik lagi. Oleh karena itu, perkembangan sektor Jasa Pendidikan

Universitas Sumatera Utara perlu adanya dukungan dari sektor lainnya dalam meningkatkan produk

unggulan yang ada di dalamnya.

3. Dalam hal ini pemerintah daerah Kota Pematangsiantar harus mengambil

kebijakan yang bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan juga

sektor-sektor ekonomi non unggulan agar nantinya dapat menjadi sektor-

sektor memberikan kontribusi yang terus meningkat dalam menciptakan

produk-produk yang unggul lainnya demi kelangsungan dalam

pembentukan PDRB Kota Pematangsiantar. Oleh karena itu, Pemerintah

Kota Pematangsiantar perlu melakukan revitalisasi terhadap sektor-sektor

dalam perekonomian daerah, baik itu sektor yang non basis maupun sektor

basis, serta berusaha untuk menstimulus peningkatan produktivitas dan

pengelolaan sektor-sektor potensial agar mempunyai daya saing yang

meningkat/kompetitif dalam menciptakan produk unggulan sehingga

meningkatkan pendapatan daerah Kota Pematangsiantar.

4. Penulis sadar bahwa penelitian ini masih belum sempurna dan masih

banyak kekurangan. Penelitian ini masih hanya menggunakan sisi

pendapatan (PDRB) daerah sebagai data untuk menentukan produk

unggulan, oleh sebab itu penulis menyarankan kepada peneliti

selanjutnyauntuk melanjutkan penelitian ini dengan melihat dari sisi

tenaga kerja menurut lapangan usaha, dan Indeks Pembangunan

Masyarakat untuk menentukan produk unggulan dan melihat bagaimana

pergeseran struktur perekonomian daerah.

Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

Amalia,Fitri. 2012. Artikel. Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Ekonomi:Ikatan Sarjana Ekonomi Amartya sen. 2000. Demokrasi Bisa Memberantas Kemiskinan. : Penerbit Mizan Arsyad,Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan. :STIM YKPN Badan Pusat Statistik. 2010 Kota Pematangsiantar dalam Angka 2005-2010. BPS,Pematangsiantar . 2015 Kota Pematangsiantar dalam Angka 2011-2015. BPS,Pematangsiantar . 2015. Provinsi Sumatera Utara dalam Angka 2011-2015. BPS,Medan . Statistik Tenaga Kerja Kota Pematangsiantar. 2015. BPS,Pematangsiantar . Statistik Daerah Kecamatan Kota Pematangsiantar. 2015. BPS,Pematangsiantar Bagyono;Sambodo,A. 2006. Dasar-Dasar Kantor Depan Hotel. Alfabeta:Bandung Boediono.1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. BPFE: Yogyakarta Djojohadikusumo,Sumitro. 1994. Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan Dan Ekonomi Pembangunan. :PT PUSTAKA LP3ES Glasson,Jhon.1997. Pengantar Perencanaan Regional. Terjemahan Paul Sitohang. Jakarta:Lembaga Penerbit FE UI Faiq,Hilmi M. 2014. Siantar Kota Pelajar. https://Kompas.com Kartikaningdyah,Ely. 2007. Analisis Location Quotient Dalam Penentuan Produk Unggulan Pada Beberapa Sektor Di Kabupaten Lingga Kepulauan Riau. Jurnal Ekonomi::Politeknik Batam Kuznets dalam Jhingan(2005;53). Teori Pertumbuhan Ekonomi Mahalli,Kasyful. 2013. Analisis Distribusi Spasial Sektor Unggulan Dalam Perencanaan Pembangunan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara. Medan:USU Press

Universitas Sumatera Utara Mawardi,I. 1997. Daya Saing Indonesia Timur dan Pengmbangan Ekonomi Terpadu. Lembaga Penelitian, Pendidikan Dan Penerangan Ekonomi dan Sosial:Jakarta Novrilasari,Dylla. 2008. Skripsi. Analisis Sektor Unggulan Dalam Meningkatkan Perekonomian Dan Pembangunan Wilayah Di Kabupaten Kuantan Singingi.:IPB Pongi,Y.Samuel. 2015. Superior Commodities Potential and The Strategy Development in Sigi District, Central Sulawesi Province.Jurnal Internasional:Sulawesi Selatan:Universitas Tadulako Porter,Michael.1990. The Competitif Advantage Of Nations. Harvard Business Review Purwanti,E.Yulia. 2008. Analisis Sektor Dan Produk Unggulan Kabupaten Kendal. :UNDIP Rachibini,J.Didik. 2001. Mitos dan Implikasi Globalisasi. Yayasan Obor:Jakarta Sadono,Sukirno. 2005. Makro Ekonomi, Teori Pengantar, Edisi ketiga. Jakarta:Rajawali Sanusi,Bachrawi. 2004. Pengantar Ekonomi Pembangunan. Jakarta:PT RINEKA CIPTA Siregar,Syahrituah, dkk. 2010. Pembangunan Komoditas Unggulan Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan.Jurnal Ekonomi:Kalimantan Selatan:Universitas Lambung Mangkurat Sirojuzilam. 2015. Pembangunan Ekonomi Regional. Medan:USU Press Sudarsono. 2001. Istilah-Istilah Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta:P3EI-FE UII Sukmawani,Reny. 2014. Determining Agricultural Superior Commodity In The District of Sukabumi Through A Combination Method of LQ, Description Scoring, And Competitive Analysis.Jurnal Internasional:Jawa Barat:UNPAD Suyatno,Thomas.2007. Kelembagaan Perbankan. Jakarta:PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA S.N,Triasari. 2017. Dinas Pendidikan Dan Pengajaran Kota Pematangsiantar Tabrani,Andi. 2008. Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Dalam Perekonomian Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Sains dan Teknologi: Ikatan Sarjana Sains dan Teknologi Indonesia

Universitas Sumatera Utara Tambunan,Tulus T.H.2001. Perekonomian Indonesia: Teori Dan Penemuan Empiris.Edisi Pertama:Jakarta:Penerbit Ghalia Indonesia Todaro,Michael P. 1981. Economic Development in The Third World. Second Edition. New York, N.Y.10036:Longman Inc.,1560 Broadway Tristanto,Hari Afrendi. 2013. Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Dalam Pengembangan Potensi Perekonomian Di Kota Blitar 2013. Jurnal Ekonomi:Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Tumenggung,S.1996. Gagasan dan Kebijaksanaan Pembangunan Ekonomi Terpadu (Kawasan Indonesia Timur). Direktorat Bina Tata Perkotaan dan Pedesaan Dirjen Cipta Karya Departemen PU:Jakarta

Warpani,Sudjoyo P. 2001. Teknik Promosi Dalam Negeri. Penerbit ITB:

Universitas Sumatera Utara

Lapangan Usaha/Industry 2011 2012 2013 2014 2015

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 PDRB Kota Pematangsiantar ADHK 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) 2011-2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A Pertanian, Kehutanan, dan 143 258,83 147 871,44 150 337,73 152 018,32 153675,87 Perikanan

B Pertambangan dan Penggalian 746,59 803,07 864,09 907,48 939,87

C Industri Pengolahan 1 504 066,751 599 828,23 1 641 405,76 1 750 052,49 1 761 726,52

D Pengadaan Listrik dan Gas 35 643,18 31 087,99 26 980,17 26 601,91 26 035,76

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 19 786,74 20 801,36 21 983,21 23 311,24 24 664,57 dan Daur Ulang

F Konstruksi 580 973,51 619 727,23 667 207,66 712 483,01 760 281,50

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 1 555 296,21 1 676 494,49 1 775 029,14 1 885 010,52 2 011 571,15 Mobil dan Sepeda Motor

H Transportasi dan 407 465,85438 145,51 474 706,83 513 233,84 551 634,22 Pergudangan

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 343 048,05 366 097,01 394 701,47 420 486,57 451 761,98

J Informasi dan 135 327,79 147 219,71 158 668,85 170 145,37 180 248,50 Komunikasi

K Jasa Keuangan dan Asuransi 240 291,55 264 720,20 291 368,24 299 664,08 314 882,18

L Real Estat 419 399,67 448 585,93 479 709,43 511 327,04 548 998,56

Universitas Sumatera Utara M,N Jasa Perusahaan 54 093,12 57 362,07 61 192,33 65 330,52 70 119,51

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 332 710,66 341 126,34 352 508,84 376 901,08 405 193,50

P Jasa Pendidikan 459 546,52 482 228,35 522 422,44 555 706,76 590 812,50

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 67 286,64 74 408,59 82 957,58 88 728,12 94 317,95

R,S,T,U Jasa lainnya 34 364,44 37 053,78 39 815,78 42 620,48 45 456,99

PDRB 6 333 306,09 6 753 561,28 7 141 859,55 7 594 528,82 7 992 321,11

PDRB Kota Pematangsiantar ADHK 2010 Menurut Lapangan Usaha (Milyar Rupiah) 2011-2015 Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A Pertanian, Kehutanan, dan 143,2588147,8714150,3377152,0183153,6759 Perikanan

B Pertambangan dan Penggalian 0,74660,80310,86410,90750,9399

C Industri Pengolahan 1504,06681599,82821641,40581750,05251761,7265

D Pengadaan Listrik dan Gas35,643231,08826,980226,601926,0358

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang19,786720,801421,983223,311224,6646

F Konstruksi 580,9735619,7272667,2077712,483760,2815

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor1555,29621676,49451775,02911885,01052011,5712

H Transportasi dan Pergudangan407,4659438,1455474,7068513,2338551,6342

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 343,048366,097394,7015420,4866451,762

Universitas Sumatera Utara J Informasi dan Komunikasi135,3278147,2197158,6688170,1454 180,2485

K Jasa Keuangan dan Asuransi 240,2916264,7202291,3682299,6641314,8822

L Real Estat 419,3997448,5859479,7094511,327548,9986

M,N Jasa Perusahaan 54,093157,362161,192365,330570,1195

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 332,7107341,1263352,5088376,9011405,1935

P Jasa Pendidikan 459,5465482,2283522,4224555,7068590,8125

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 67,286674,408682,957688,728194,3179

R,S,T,U Jasa lainnya 34,364437,053839,815842,620545,457

PDRB6333,30616753,56137141,8595 7594,52887992,3211

Lampiran 2

PDRB Provinsi Sumatera Utara ADHK Menurut Lapangan Usaha (Milyar Rupiah) 2011-2015

Lapangan Usaha/Industry 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A Pertanian, Kehutanan, dan 90 592,55 95 405,4299 894,57 104 283,11110 123,24 Perikanan

B Pertambangan dan Penggalian 3 693,99 4 135,26 5 211,65 5 479,37 5 829,94

C Industri Pengolahan 72 185,85 76 922,41 80 648,62 83 042,09 85 968,40

D Pengadaan Listrik dan Gas 570,71 553,40 531,40 548,43 541,31

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 336,49 353,75 373,84 396,43 421,96 dan Daur Ulang

Universitas Sumatera Utara F Konstruksi 41 921,90 44 718,29 48 144,38 51 411,36 54 248,91

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 60 589,06 65 384,61 69 025,21 73 817,64 77 037,55 Mobil dan Sepeda Motor

H Transportasi dan 15 545,80 16 827,86 18 075,25 19 107,06 20 155,59 Pergudangan

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7 527,50 8 035,64 8 663,61 9 225,42 9 886,78

J Informasi dan 8 209,20 8 930,58 9 625,11 10 321,29 11 055,36 Komunikasi

K Jasa Keuangan dan Asuransi 10 519,43 11 581,05 12 691,89 13 024,10 13 957,95

L Real Estat 14 025,16 15 030,05 16 027,86 17 132,22 18 119,23

M,N Jasa Perusahaan 3 001,22 3 182,59 3 395,10 3 624,70 3 836,94

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 12 213,77 12 552,71 12 940,56 13 836,00 14 642,06

P Jasa Pendidikan 7 011,17 7 357,22 7 970,45 8 478,26 8 904,74

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2 900,54 3 207,55 3 554,52 3 803,27 4 066,72

R,S,T,U Jasa lainnya 1 646,89 1 775,77 1 908,14 2 042,55 2 179,19

PDRB 353 147,59 375 924,14 398 727,14419 573,31 440 955,85

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara 2011-2015

Lampiran 3

Laju Pertumbuhan PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha (persen), 2011-2015

Lapangan Usaha/Industry 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata Pertumbuhan

Universitas Sumatera Utara (Si)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)(7)

A Pertanian, Kehutanan, d 2,64 3,22 1,67 1,12 1,09 1,95 Perikanan

B Pertambangan dan Penggalian 7,58 7,57 7,60 5,02 3,57 6,27

C Industri Pengolahan 3,17 6,37 2,60 6,62 0,67 3,89

D Pengadaan Listrik dan 19,33 -12,78 -13,21 -1,40 -2,13 -2,04 Gas/ E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 6,30 5,13 5,68 6,04 5,81 5,79 dan Daur Ulang

F Konstruksi 8,46 6,67 7,66 6,79 6,71 7,29

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 7,32 7,79 5,88 6,20 6,71 6,78 Mobil dan Sepeda Motor

H Transportasi dan 9,32 7,53 8,34 8,12 7,48 8,14 Pergudangan

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,44 6,72 7,81 6,53 7,44 7,22 J Informasi dan 9,96 8,79 7,78 7,23 5,94 7,94 Komunikasi

K Jasa Keuangan dan 8,64 10,17 10,07 2,85 5,08 7,36 Asuransi L Real Estat 9,66 6,96 6,94 6,59 7,37 7,50

M,N Jasa Perusahaan 10,68 6,04 6,68 6,76 7,33 7,49

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 8,93 2,53 3,34 6,92 7,51 5,65

P Jasa Pendidikan 4,79 4,94 8,34 6,37 6,32 6,15

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 16,00 10,58 11,49 6,96 6,30 10,27

R,S,T,U Jasa lainnya 9,00 7,83 7,45 7,04 6,66 7,59

Universitas Sumatera Utara PDRB

Sumber: BPS Kota Pematangsiantar 2011-2015

Kontribusi PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha (persen), 2011-2015

Lapangan Usaha/Industry 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata Kontribusi (Ski)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A Pertanian, Kehutanan, dan 2,25 2.21 2,13 2,01 1,88 2,09 Perikanan

B Pertambangan dan Penggalian 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

C Industri Pengolahan 24,02 23,96 23,16 22,97 23,25 23,47

D Pengadaan Listrik dan 0,67 0,58 0,43 0,37 0,33 0,48 Gas/ E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 dan Daur Ulang

F Konstruksi 9,15 9,47 9,87 10,04 10,33 9,77

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 24,46 24,16 23,73 23,63 24,03 24,00 Mobil dan Sepeda Motor

H Transportasi dan 6,44 6,45 6,80 6,98 7,06 6,75 Pergudangan

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,33 5.52 5,70 5,87 5,93 5,67 J Informasi dan 1,98 1,96 1,86 1,78 1,71 1,86 Komunikasi

K Jasa Keuangan dan 3,79 4,10 4,24 4,10 4,07 4,06 Asuransi L Real Estat 6,77 6,49 7,06 7,12 7,26 6,94

M,N Jasa Perusahaan 0,85 0,87 0,90 0,91 0,92 0,89

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,25 5,35 5,27 5,37 5,46 5,34

P Jasa Pendidikan 7,12 6,92 6,83 6,81 6,76 6,89

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,05 1,09 1,10 1,12 1,13 1,26

R,S,T,U Jasa lainnya 0,55 0,54 0,57 0,59 0,58 0,57

Universitas Sumatera Utara PDRB

Sumber: BPS Kota Pematangsiantar 2011-2015

Lampiran 4

Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha (persen), 2011-2015

Lapangan Usaha/Industry 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata Pertumbuhan (Si)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)(7)

A Pertanian, Kehutanan, d 5,88 5,31 4,71 4,39 5,60 5,18 Perikanan

B Pertambangan dan Penggalian 10,72 11,95 26,03 5,14 6,40 12,05

C Industri Pengolahan 3,22 5,64 4,84 2,97 3,52 4,04

D Pengadaan Listrik dan 13,87 -3,03 -3,98 3,21 -1,30 1,75 Gas/ E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 6,30 5,13 5,68 6,04 6,44 5,92 dan Daur Ulang

F Konstruksi 8,46 6,67 7,66 6,79 5,52 7,02

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 7,13 7,91 5,57 6,94 4,36 6,38 Mobil dan Sepeda Motor

H Transportasi dan 10,24 8,25 7,41 5,71 5,49 7,42 Pergudangan

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,52 6,75 7,81 6,48 6,95 7,30 J Informasi dan 9,96 8,79 7,78 7,23 7,11 8,17 Komunikasi

K Jasa Keuangan dan 8,71 10,09 9,59 2,62 7,17 7,64 Asuransi L Real Estat 9,66 6,96 6,94 6,59 5,76 7,18 M,N Jasa Perusahaan 10,68 6,04 6,68 6,76 5,86 7,20

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Universitas Sumatera Utara Jaminan Sosial Wajib 8,93 2,53 3,34 6,92 5,83 5,51

P Jasa Pendidikan 4,79 4,94 8,34 6,37 5,03 5,89

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 16,00 10,58 10,82 7,00 6,93 10,27

R,S,T,U Jasa lainnya 9,00 7,83 7,45 7,04 6,69 7,60

PDRB

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara 2011-2015

Kontribusi PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha (persen)

2011-2015

Lapangan Usaha/Industry 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata Kontribusi (Sk)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)(7)

A Pertanian, Kehutanan, d 25,42 24,92 24,54 23,27 22,01 25,18 Perikanan

B Pertambangan dan Penggalian 1,07 1,16 1,40 1,32 1,35 1,22

C Industri Pengolahan 21,20 20,66 19,86 19,97 20,21 20,12

D Pengadaan Listrik dan 0,17 0,15 0,13 0,11 0,10 0,14 Gas/ E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 0,09 0,10 0,09 0,10 0,10 0,09 dan Daur Ulang

F Konstruksi 11,81 12,33 12,83 13,31 13,61 12,08

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 17,06 17,00 16,68 17,17 17,43 17,38 Mobil dan Sepeda Motor

H Transportasi dan 4,40 4,57 4,90 4,97 4,99 4,50 Pergudangan

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,09 2,18 2,26 2,35 2,41 2,18 J Informasi dan 2,15 2,15 2,04 1,97 1,95 2,42 Komunikasi

Universitas Sumatera Utara K Jasa Keuangan dan 2,97 3,23 3,35 3,27 3,35 3,10 Asuransi L Real Estat 4,06 3,92 4,28 4,37 4,50 4,04 M,N Jasa Perusahaan 0,84 0,87 0,90 0,93 0,96 0,86

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,45 3,55 3,50 3,61 3,71 3,33

P Jasa Pendidikan 1,94 1,90 1,84 1,90 1,87 1,99

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,81 0,84 0,86 0,88 0,93 0,88

R,S,T,U Jasa lainnya 0,47 0,47 0,50 0,52 0,53 0,48

PDRB

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara 2011-2015

Lampiran 5

NILAI LQ TAHUN 2011

Sektor PDRB PDRB PDRBs,i ∑PDRBs LQ 2011 P.siantar Sumut (∑PDRBsu) (PDRBsu,i)

A. Pertanian, Kehutanan, dan 143,2588 90 592,55 0,25652886 0,088

0,022619913 Perikanan B. Pertambangan Dan 0,7466 79 385,54 0,00011788 0,01046018 0,011 Penggalian C. Industri Pengolahan 1504,0668 72 815,22 0,23748524 0,20618920 1,151

D. Pengadaan Listrik dan 35,6432 570,71 0,00562789 0,00161606 0,035 Gas E. Pengadaan Air, 336,49 0,00312423 0,00095283 0,033 Pengelolahan Sampah, 19,7867 Limbah dan Daur Ulang F. Konstruksi 41 921,90 0,09173305 0,11870929 0,772 580,9735

G. Perdagangan Besar dan 1555,2962 60 589,06 0,24557414 0,17156866 1,431 Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor H. Transportasi dan 407,4659 15 545,80 0,06433699 0,04402068 1,461 Pergudangan

Universitas Sumatera Utara I. Penyediaan Akomodasi 343,048 7 527,50 0,05416571 0,02131545 2,541 DanMakan Minum J. Informasi Dan Komunikasi 135,3278 8 209,20 0,02136763 0,02324580 0,919

K. Jasa Keuangan dan 240,2916 10 519,43 0,03794093 0,02978763 1,273 Asuransi L. Real Estate 419,3997 14 052,16 0,066221285 0,03979118 1,664

M,N Jasa Perusahaan 54,0931 3 001,22 0,00854105 0,00849848 1,005

O. Administrasi 332,7107 12 213,77 0,05253348 0,03458545 1,518 Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P. Jasa Pendidikan 459,5465 7 011,17 0,07256028 0,01985337 3,654

Q. Jasa Kesehatan dan 67,2866 2 900,54 0,01062425 0,00821339 1,293 Kegiatan Sosial R,S,T,U Jasa Lainnya 34,3644 1 646,89 0,00542598 0,00466346 1,163

Keterangan:

Total PDRB Pematangsiantar = 6333,3061

Total PDRB Sumatera Utara = 353 147,59

NILAI LQ 2012

Sektor PDRB PDRB PDRBs,i ∑PDRBs LQ 2012 P.siantar Sumut (∑PDRBsu) (PDRBsu,i)

A. Pertanian, Kehutanan, dan 147,8714 95 405,42 0,02189532 0,25378902 0,0862 Perikanan

B. Pertambangan Dan 0,8031 4 135,26 0,00011891 0,01100025 0,0108 Penggalian C. Industri Pengolahan 1599,8282 76 922,41 0,23688660 0,20462216 1,156

D. Pengadaan Listrik dan 31,088 553,4 0,0046032 0,00147210 0,031 Gas E. Pengadaan Air, 20,8014 353,7 0,00308005 0,00094088 0,327 Pengelolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang F. Konstruksi 619,7272 44 718,29 0,09176302 0,11895562 0,771

G. Perdagangan Besar dan 1676,4945 65 384,61 0,24823858 0,17393033 1,425 Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Universitas Sumatera Utara H. Transportasi dan 438,1455 16 827,86 0,06487621 0,04476397 1,444 Pergudangan I. Penyediaan Akomodasi 366,097 8 035,64 0,05420799 0,02137569 2,536 DanMakan Minum J. Informasi Dan Komunikasi 147,2197 8 930,58 0,02179886 0,02375633 0,917

K. Jasa Keuangan dan 264,7202 11 581,05 0,03919712 0,03080688 1,258 Asuransi L. Real Estate 448,5859 15 030,05 0,066422131 0,03998160 1,661

M,N Jasa Perusahaan 57,3621 3 182,59 0,00849360 0,00846604 1,003

O. Administrasi 341,1263 12 522,71 0,05051058 0,03331180 1,545 Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P. Jasa Pendidikan 482,2283 7 357,22 0,07140356 0,01957102 3,737

Q. Jasa Kesehatan dan 74,4086 3 707,55 0,01101768 0,00986249 1,289 Kegiatan Sosial R,S,T,U Jasa Lainnya 37,0538 1 775,77 0,00548655 0,00472374 1,162

Keterangan:

Total PDRB Pematangsiantar = 6753,5613

Total PDRB Sumatera Utara = 375 924,14

NILAI LQ 2013

Sektor PDRB PDRB PDRBs,i ∑PDRBs LQ 2013 P.siantar Sumut (∑PDRBsu) (PDRBsu,i)

A. Pertanian, Kehutanan, dan 150,3377 99 894,57 0,021050222 0,25053366 0,084 Perikanan

B. Pertambangan Dan 0,8641 5 211,65 0,00012098 0,01307071 0,009 Penggalian C. Industri Pengolahan 1641,4058 80 648,62 0,22982890 0,20226518 1,136

D. Pengadaan Listrik dan 26,9802 531,4 0,00377775 0,00133274 0,028 Gas E. Pengadaan Air, 21,9832 373,84 0,00093758 0,033 Pengelolahan Sampah, 0,00307807 Limbah dan Daur Ulang

Universitas Sumatera Utara F. Konstruksi 667,2077 48 144,38 0,09342212 0,12074517 0,774

G. Perdagangan Besar dan 1775,0291 69 025,21 0,24853879 0,17311389 1,435 Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor H. Transportasi dan 474,7068 18 075,25 0,06646823 0,04533237 1,466 Pergudangan I. Penyediaan Akomodasi 394,7015 8 663,61 0,05526592 0,02172816 2,543 DanMakan Minum J. Informasi Dan Komunikasi 158,6688 9 625,11 0,02221954 0,02413959 0,920

K. Jasa Keuangan dan 291,3682 12 691,89 0,04079725 0,03183101 1,282 Asuransi L. Real Estate 479,7094 16 072,86 0,067168701 0,04031042 1,666

M,N Jasa Perusahaan 61,1923 3 395,1 0,00855930 0,00851484 1,005

O. Administrasi 352,5088 12 940,56 0,04935813 0,03245467 1,521 Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P. Jasa Pendidikan 522,4224 7 970,45 0,07314935 0,01998973 3,659

Q. Jasa Kesehatan dan 82,9576 3 554,52 0,01161568 0,00891466 1,303 Kegiatan Sosial R,S,T,U Jasa Lainnya 39,8158 1 908,14 0,00557498 0,00478557 1,165

Keterangan:

Total PDRB Pematangsiantar = 7141,8595

Total PDRB Sumatera Utara = 398 727,14

NILAI LQ 2014

Sektor PDRB PDRB PDRBs,i ∑PDRBs LQ 2014 P.siantar Sumut (∑PDRBsu) (PDRBsu,i)

A. Pertanian, Kehutanan, dan 152,0183 10 428,11 0,02001682 0,02485408 0,805 Perikanan

B. Pertambangan Dan 0,9075 5 479,37 0,00011949 0,01305938 0,009 Penggalian C. Industri Pengolahan 1750,0525 83 042,09 0,23043595 0,19792033 1,164

Universitas Sumatera Utara D. Pengadaan Listrik dan 26,6019 548,43 0,00350277 0,00130711 0,027 Gas E. Pengadaan Air, 23,3112 396,43 0,00306947 0,00094484 0,325 Pengelolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang F. Konstruksi 712,483 51 411,36 0,12284 0,12253248 0,764

G. Perdagangan Besar dan 1885,0105 73 817,64 0,24820638 0,17593502 1,411 Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor H. Transportasi dan 513,2338 19 107,06 0,06757941 0,04553926 1,484 Pergudangan I. Penyediaan Akomodasi 420,4866 9 225,42 0,05536703 0,02198762 2,518 DanMakan Minum J. Informasi Dan Komunikasi 170,1454 10 321,29 0,02240367 0,02459949 0,911

K. Jasa Keuangan dan 299,6641 13 024,1 0,03945789 0,03104129 1,271 Asuransi L. Real Estate 511,327 17 132,22 0,06732834 0,04083248 1,649

M,N Jasa Perusahaan 65,3305 3 624,7 0,00860231 0,00863901 0,996

O. Administrasi 376,9011 13836,0 0,04962797 0,03297635 1,505 Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P. Jasa Pendidikan 555,7068 8 478,26 0,07317198 0,02020686 3,621

Q. Jasa Kesehatan dan 88,7281 3 803,27 0,01168316 0,00906461 1,289 Kegiatan Sosial R,S,T,U Jasa Lainnya 42,6205 2 042,55 0,00561199 0,00486816 1,153

Keterangan:

Total PDRB Pematangsiantar = 7594,5288

Total PDRB Sumatera Utara = 419 573,31

NILAI LQ 2015

Sektor PDRB PDRB PDRBs,i ∑PDRBs LQ 2015 P.siantar Sumut (∑PDRBsu) (PDRBsu,i)

A. Pertanian, Kehutanan, dan 153,6759 110 123,24 0,0192279 0,2497149 0,076

Perikanan B. Pertambangan Dan 0,9399 5 829,94 0,0001175 0,0132199 0,008

Universitas Sumatera Utara Penggalian C. Industri Pengolahan 1761,7265 85 968,4 0,2204273 0,1949415 1,131

D. Pengadaan Listrik dan 26,0358 541,31 0,0032575 0,0012274 0,026 Gas E. Pengadaan Air, 24,6646 421,96 0,0030860 0,0009568 0,032 Pengelolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang F. Konstruksi 760,2815 54 248,91 0,0951264 0,1230145 0,773

G. Perdagangan Besar dan 2011,5712 77 037,55 0,2516879 0,1746899 1,440 Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor H. Transportasi dan 551,6342 20 155,59 0,0690205 0,0457047 1,510 Pergudangan I. Penyediaan Akomodasi 451,762 9 866,78 0,0565245 0,0223738 2,526 DanMakan Minum J. Informasi Dan Komunikasi 180,2485 11 055,36 0,0225527 0,0250690 0,899

K. Jasa Keuangan dan 314,8822 13 957,95 0,0393980 0,0316509 1,244 Asuransi L. Real Estate 548,9986 18 119,23 0,0686907 0,041087076 1,672

M,N Jasa Perusahaan 70,1195 3 836,94 0,0087733 0,0087006 1,008

O. Administrasi 405,1935 14 642,06 0,0506978 0,0332022 1,527 Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P. Jasa Pendidikan 590,8125 8 904,74 0,0739225 0,0201923 3,660

Q. Jasa Kesehatan dan 94,3179 4 066,72 0,0118010 0,0092216 1,279 Kegiatan Sosial R,S,T,U Jasa Lainnya 45,457 2 179,19 0,0056875 0,0049415 1,151

Keterangan:

Total PDRB Pematangsiantar = 7992,3211

Total PDRB Sumatera Utara = 440 955,85

Lampiran 6 Analisis Jenjang Pendidikan Kota Pematangsiantar

Universitas Sumatera Utara Jenjang Jumlah Jumlah Murid Jumlah Jumlah Guru

Pendidikan Sekolah (orang) Ruangan Belajar Mengajar

perSekolah (orang)

N S N S N S N S

TK 37 2643 130 281

SD 118 42 17991 13637 752 388 996 586

SMP 13 28 10663 9117 327 252 771 375

SMA 6 34 6617 8798 145 295 478 426

SMK 3 24 3811 8111 89 321 296 547

Persentase Penduduk 10 Tahun Ke atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Sekolah Negeri maupun Swasta Tahun 2015

Pendidikan Tertinggi Laki-laki Perempuan Total Yang Ditamatkan (1) (2) (3) (4) Tidak/Belum Pernah Sekolah 0,26 1,06 0,67

Tidak/Belum Tamat SD 11,64 10,69 11,15

SD/ MI/ Sederajat 13,98 16,64 15,35

SLTP/ MTS/ Kejuruan/ Sederajat 20,32 20,59 20,46

SMU/ MA/ Sederajat 35,01 30,57 32,72

SM Kejuruan 9,13 7,38 8,23

Diploma I/ II 0,32 2,16 1,27

Diploma III 1,84 3,59 2,75

Diploma IV/ S1 7,50 7,33 7,41

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Universitas Sumatera Utara Persentase Penduduk yang Masih Sekolah Menurut Kelompok Umur 2015

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4)

7 - 12 tahun 100 100 100

13 - 15 tahun 95,62 98,54 97,20

16 - 18 tahun 76,45 89,40 82,58

19 - 24 tahun 21,25 37,75 29,96

7 - 15 tahun 98,62 99,55 99,12

7 - 24 Tahun 72,38 80,45 76,64

Ratio Tenaga Pendidik SD, SMP dan SMA di Kota Pematangsiantar Tahun 2015 Uraian Guru Murid Ratio

2013 SD 1.932 33.722 1:17 SLTP 1.323 20.328 1:15 SLTA 1.830 30.322 1:17 2014 SD 1.799 31.620 1:18 SLTP 1.173 18.588 1:16 SLTA 1.728 27.426 1:16 2015 SD 1.690 31.628 1:19 SLTP 1.158 18.562 1:16 SLTA 1.690 27.337 1:16

Universitas Sumatera Utara

Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2015

Uraian Laki-laki Perempuan Rata-rata Angka Partisipasi Kasar SD 117.53 91.60 103.35 SMP 76.01 109.59 94.17 SMA 87.82 109.13 97.90 Angka Partisipasi Murni SD 100.00 85.97 92.33 SMP 64.70 75.81 70.71 SMA 67.04 84.40 75.25 Partisipasi Masyarakat

Universitas Sumatera Utara