STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA TAMAN HEWAN KOTA PEMATANGSIANTAR

Disusun Oleh : Alexander Ramos Hasangapon Sitorus Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya

[email protected] Dosen Pembimbing: Sigit Pramono, SE., MSc. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya

Abstract: (English) The development of tourism in has grown quite well. In 2016, the tourism sector becomes the second largest foreign exchange contributor under Crude Palm Oil (CPO). According to The World Economy Forum (WEF), Indonesia's Tourism Competitiveness Index shows an increase in Indonesia's ranking in 2015 at number 50 and in 2017 at number 48. Comprehensive facilities and infrastructures are one of the government's focus on promoting the tourism sector. Government policy to build Kuala Tanjung - Toll Road in North Sumatera Province is one of the government effort to increase tourism potency, that is . Pematangsiantar City Animal Park (THPS) as one of tourism object in North Sumatera Province must be able to face all existing changes, both from an internal and external side in order to understand the environmental condition and the right strategy to be implemented. The type of the research is descriptive qualitative by using interview and documentation as the the data collection technique. The analysis techniques used are IFE Matrix, EFE Matrix, IE Matrix, and QSPM Matrix. The results showed that the Pematangsiantar City Animal Park (THPS) was above average and able to overcome weaknesses by optimizing their strengths and able to respond the opportunities by overcoming all threats. Based on the QSPM matrix, the best strategy to implement is the product development strategy.

Keywords : Tourism, Internal Environment, External Environment, Development Strategy, IFE Matrix, EFE Matrix, IE Matrix, QSPM Matrix.

Abstrak: (Indonesia) Perkembangan pariwisata di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Pada tahun 2016, sektor pariwisata menjadi penyumbang devisa terbesar kedua dibawah Crude Palm Oil (CPO). Indeks Daya Saing Pariwisata Indonesia menurut World Economy Forum (WEF) menunjukkan adanya kenaikan peringkat Indonesia pada tahun 2015 di peringkat 50 dan pada tahun 2017 di peringkat 48. Sarana dan prasarana yang memadahi merupakan salah satu fokus pemerintah guna memajukan sektor pariwisata. Kebijakan pemerintah untuk membangun Jalan Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat di Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu upaya untuk meningkatkan potensi pariwisata, yaitu Danau Toba. Taman Hewan Kota Pematangsiantar (THPS) sebagai salah satu objek pariwisata di Provinsi Sumatera Utara harus mampu menghadapi segala perubahan yang ada, baik dari sisi internal maupun eksternal agar dapat memahami kondisi lingkungan dan strategi yang tepat untuk diimplementasikan. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara serta dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks IE, dan Matriks QSPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Taman Hewan Kota Pematangsiantar (THPS) berada pada posisi di atas rata-rata dan mampu mengatasi kelemahan dengan mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki dan mampu merspon peluang dengan mengatasi segala ancaman yang ada. Dengan melakukan analasis Matriks QSPM didapatkan strategi yang paling baik untuk diimplementasikan, startegi tersebut adalah strategi pengembangan produk

Kata Kunci : Pariwisata, Lingkungan Internal, Lingkungan Eksternal, Strategi Pengembangan, Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks IE, Matriks QSPM.

I. PENDAHULUAN terakhir mencapai 25,68 persen, Pada 2015, sektor pariwisata sedangkan industri plesiran di menyumbang devisa sebesar US$ kawasan ASEAN hanya tumbuh 7 12,225. Angka ini membuat persen dan di dunia hanya 6 persen. pariwisata sebagai penyumbang Tak hanya itu, Indeks Daya Saing devisa keempat terbesar Setahun Pariwisata Indonesia menurut kemudian, yakni 2016, sumbangan World Economy Forum (WEF) devisa pariwisata melonjak menjadi juga menunjukkan perkembangan US$ 13,568 miliar. Angka ini peringkat dari 50 di 2015 ke membuat pariwisata menjadi peringkat 42 pada 2017 (Rapler, penyumbang devisa kedua terbesar. 2017). Perusahaan media di Inggris The Pemerintah Provinsi Sumatera Telegraph mencatat Indonesia Utara mengambil suatu kebijakan menjadi salah satu dari 20 negara dengan menandatangani PPJT dengan pertumbuhan pariwisata (Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol) tercepat. Bahkan mereka menilai Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – pertumbuhan pariwisata Indonesia Parapat. Pembangunan jalan tol ini empat kali lebih tinggi dibanding bertujuan untuk mempermudah pertumbuhan regional dan global. mobilisasi para wisatawan yang Data memang membuktikan klaim hendak menuju kawasan Danau tersebut. Pertumbuhan pariwisata Toba. Sisi negatif dengan Indonesia dalam beberapa tahun diambilnya kebijakan ini adalah dearah-daerah yang dulunya Siantar, adalah kebun binatang menjadi rute perjalanan dari yang terletak di kota Bandara Kualanamu () Pematangsiantar. menuju Danau Toba akan Taman Hewan Kota mengalami permasalahan, Pematangsiantar sendiri tentu khususnya dalam perkembangan mengalamai berbagai macam ekonominya. Salah satu daerah permasalahan. Menurut Wikipedia, tersebut adalah Kota masalah yang sering dialami Taman Pematangsiantar. Kota Hewan Kota Pematangsiantar Pematangsiantar adalah kota di adalah masalah yang lazim ditemui Provinsi Sumatera Utara, dan di seluruh Indonesia, yaitu soal merupakan kota terbesar kedua di kesejahteraan satwa yang provinsi tersebut setelah Kota dimilikinya. Kondisi kandang yang Medan. Kota Pematangsiantar terlalu sempit dan kurang memiliki letak yang cukup strategis menyerupai habitat asli satwa yang karena dilintasi oleh Jalan Raya mendiaminya terlihat Lintas Sumatera. mengindikasikan gejala stress, Kota Pematangsiantar yang lahan yang sempit karena sudah hanya berjarak 128 km dari Medan dibangun sedemikian rupa sejak dan 52 km dari Parapat sering tahun 1936 dan masalah kebersihan dijadikan sebagai kota perlintasan karena kurangnya kesadaran oleh dan persinggahan bagi para masyarakat harus direspon dengan wisatawan yang hendak ke Danau baik oleh pihak manajemen Taman Toba. Hewan Kota Pematangsiantar. Salah satu sektor pariwisata di Menurut David (2016), karena Kota Pematangsiantar yang cukup tidak ada organisasi yang memiliki terkenal adalah Taman Hewan sumber daya tidak terbatas, para Pematang Siantar (THPS). Taman penyusun strategi harus Hewan Pematang Siantar (THPS) memutuskan alternatif strategi atau sebelumnya dikenal juga mana yang akan paling sebagai Kebun Binatang Siantar menguntungkan perusahaan. Untuk dan Kebun Binatang Pematang dapat memutuskan alternatif strategi yang paling Menurut Pearce dan Robinson menguntungkan maka digunakan (2013 : 4), strategi adalah rencana kerangka kerja analitis formulasi skala besar yang berorientasi strategi yang komprehensif. jangka panjang untuk berinteraksi Kerangka kerja ini terdiri dari tiga dengan lingkungan yang kompetitif tahapan yang terdiri dari: tahap untuk mencapai tujuan perusahaan. masukan, tahap pencocokan dan B. Tingkat-tingkat Strategi : tahap keputusan. Dengan Strategi Korporat, Strategi mengalisis isu-isu yang terkait Bisnis, dan Strategi fungsional untuk menemukan kekuatan dan C. Pengertian Manajemen kelemahan internal serta Strategi mengantisipasi ancaman dan Menurut David (2016), peluang eksternal, maka akan manajemen strategis dapat diperoleh berbagai alternatif didefinisikan sebagai seni dan ilmu strategi yang dapat merumuskan, melaksanakan, dan diimplementasikan guna mengevaluasi keputusan lintas mendukung perkembangan Taman fungsional (integrasi manajemen Hewan Kota Pematangsiantar pemasaran, keuangan dan Berdasarkan berbagi macam akuntansi, produksi dan operasi, latar belakang yang telah penulis penelitian dan pengembangan, dan ungkapkan di atas, maka peneliti sistem informasi) yang tertarik untuk meneliti pariwisata di memungkinkan suatu organisasi Kota Pematangsiantar dengan judul untuk mencapai tujuannya. “STRATEGI  Proses Manajemen Strategi PENGEMBANGAN Menurut David (2016), Proses PARIWISATA TAMAN manajemen strategi terdiri dari tiga HEWAN KOTA tahap yakni perumusan strategi, PEMATANGSIANTAR”. implementasi strategi, dan evaluasi strategi. II. TINJAUAN PUSTAKA D. Analisis ingkungan Internal A. Pengertian Strategi Lingkungan internal adalah seluruh aspek yang berada di dalam ruang lingkup fungsional Pematangsiantar yang berlokasi di perusahaan. Sumber utama di Jalan Gunung Simanuk-Manuk seluruh area fungsional dapat No.2, Teladan, Siantar Barat, Kota dibagi menjadi 6 fungsional, yaitu : Pematang Siantar, Sumatera Utara; (David, 2016) pada tahun 2018. 1. Manajemen Fungsi C. Jenis dan Sumber Data 2. Pemasaran 1. Jenis Data 3. Akuntansi/Keuangan Jenis data yang digunakan dalam 4. Produk/Operasi penelitian ini, adalah data kualitatif, 5. Research and Development yaitu data yang disajikan dalam 6. Sistem Informasi Manajemen bentuk kata verbal bukan dalam E. Analisis Lingkungan bentuk kata, kalimat atau tidak Eksternal berbentuk angka-angka. Menurut Pearce dan Robinson 2. Sumber Data (2013 : 92) lingkungan eksternal Data primer pada penelitian ini dapat dibagi menjadi tiga data primer diperoleh dari hasil subkategori yang saling terkait, wawancara dengan pihak yaitu: faktor-faktor dalam manajemen Taman Hewan Kota lingkungan jauh, faktor-faktor Pematangisantar. dan data sekunder dalam lingkungan industri, dan dari catatan atau dokumentasi faktor-faktor dalam lingkungan perusahaan, publikasi pemerintah, operasi. analisis industri oleh media, situs Web, internet dan seterusnya. III. METODE PENELITIAN D. Metode Pengumpulan Data A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan data Berdasarkan penjelasan pada primer dan sekunder. Metode latar belakang, penelitian ini pengumpulan data yaitu menggunakan pendekatan Wawancara, observasi dan deskriptif kualitatif. dokumentasi. B. Lokasi Penelitian E. Kriteria Keabsahan Data Penelitian ini dilaksanakan di Ada empat kriteria yang Taman Hewan Kota digunakan dalam Moleong (2017), yaitu: Derajat kepercayaan Pada sumbu-x matriks IE, total (credibility), Keteralihan nilai IFE yang diberi bobot 1,0-1,99 (transferability), Kebergantungan menunjukkan posisi internal yang (dependability), Kriteria Kepastian lemah; nilai 2,00-2,99 dianggap (confirmability). sedang; nilai 3,00-4,00 kuat. Pada F. Teknik Pemeriksaan sumbu-y matriks IE, total nilai EFE Keabsahan Data yang diberi bobot 1,00-1,99 Terdapat teknik-teknik pemeriksaan dianggap rendah; nilai 2,00-2,99 data dari kriteria yang diperiksa. sedang; dan 3,0-4,0 tinggi. Menurut Moleong (2017), teknik- 3. Tahap Keputusan (Decision) teknik pada setiap kriteria Quantitative Strategic keabsahan data terdiri dari: Planning Matrix (QSPM) Tringulasi, Uraian rinci,, Auditing Menurut David (2016), secara G. Teknik Analisis Data konseptual QSPM menentukan Teknik analisis data yang daya tarik relaitif dari berbagai digunakan di dalam penelitian ini strategi berdasarkan sejauh mana adalah analisis kualitatif. faktor kesuksesan kunci internal 1. Tahap Masukan (Input) dan eksternal dimanfaatkan atau a. Analisis Matriks EFE ditingkatkan. Diperlukan enam Analisa ini meliputi penilaian langkah dalam mengembangkan mengenai peluang dan ancaman QSPM yang dimiliki oleh perusahaan. H. Prosedur Penelitian b. Analisis Matriks IFE Prosedur penelitian adalah Penilaian intuitif digunakan serangkaian kegiatan atau langkah- dalam pengembangan Matriks IFE, langkah yang digunakan atau sehingga tampilan ilmiahnya tidak dilaksanakan oleh peneliti secara boleh ditafsirkan sebagai bukti sistematis untuk mencapai tujuan- bahwa teknik ini benar-benar tanpa tujuan penelitian. celah. 2. Tahap Pencocokan (Matching) IV.HASIL DAN PEMBAHASAN a. Analisis Matriks Internal- A. Gambaran Umum Perusahaan Eksternal (IE Matrix)  Sejarah Berdirinya taman hewan ini terjangkau bagi bermula dari Dr. Coonrad, seorang pengunjungnya”. tokoh Kolonial Belanda yang 2. Misi memiliki kegemaran dan kecintaan Misi dari Taman Hewan Kota terhadap hewan dan dunia zoologi Pematangsiantar adalah “Selalu hingga pada tahun 1936. berbenah dan berbenah Sejak Kemerdekaan 1945, untuk menjadi lebih baik”. Kebun Binatang Pematangsiantar  Lokasi diambil alih oleh pemerintah Taman Hewan Kota daerah. Namun saat berada di Pematangsiantar berlokasi di Jalan bawah pengelolaan Pemda, Kebun Kapten MH. Sitorus No.10, Binatang Pematangsiantar Pematangsiantar, Sumatera Utara. mengalami berbagai masalah  Struktur Organisasi seperti keadaan hewan yang sudah Tabel 4.1 Struktur Organisasi sangat memprihatinkan dan Direktur masyarakat berinisiatif untuk Manajer

mengganti pengelola Kebun Koordinator - Koordinator Binatang Pematangsiantar, hingga (Keeper, Kebersihan, Keamanan, Tata usaha, Kantin, Dokter Hewan pada tahun 1996 Kebun Binatang Wahana, Sarana & Prasarana, Marketing) Pematangsiantar diambil alih oleh PT. Unitwin Indonesia Medan, Staff Binatang Pematangsiantar Sumber: Data Diolah 2018 kemudian berganti nama menjadi  Koleksi Satwa Visi dan Misi 1. Jumlah dan Spesies Satwa 1. Visi Taman Hewan Kota Taman Hewan Kota Pematangsiantar setidaknya Pematangsiantar (THPS) memiliki total koleksi satwa memiliki visi yaitu: “Menjadi sebanyak 892 ekor (diluar spesies lembaga konservasi yang ikan) dengan jumlah spesies layak bagi satwa dan menjadi sebesar 234 spesies. tempat edukasi dan rekreasi  Asal dan Sumber Satwa yang layak, nyaman dan Satwa-satwa ini bersumber dari 5. Area Family (tanah kosong sumbangan Warga Kota untuk keluarga berkumpul) Pematangsiantar, titipan dari 6. Photo Booth (area berfoto pemerintah, pertukaran dengan lansung dicetak ditempat) tempat konservasi lain dan 7. Studio 3 dimensi (berisi karya pemberian pribadi dari pimpinan. seni seperti lukisan-lukisan 3  Sumber Daya Manusia dimensi) 1. Jumlah Tenaga Kerja 8. Teach Corner (berisi satwa- Tabel 4.2 satwa yang dapat dipegang Jumlah Tenaga Kerja langsung) Jenis Jumlah B. Analisis Lingkungan Eksternal Pegawai Tetap 83 orang Taman Hewan Kota Karyawan Tahap Training 9 orang Total 92 orang Pematangsiantar Sumber : Data Diolah 2018  Analisis Lingkungan Jauh 2. Hari dan Jam Kerja 1. Ekonomi Karyawan Menurut Badan Pusat Hari kerja karyawan Taman Hewan Statistika Pematangsiantar Kota Pematangsiantar selama 7 (2017), Indeks Tendensi hari, yaitu mulai dari senin hingga Konsumen (ITK) Sumatera minggu. Adapun jam kerjanya Utara pada triwulan IV tahun dimulai dari pukul 08.00 – 05.00 2017 sebesar 109,73, artinya WIB. kondisi ekonomi konsumen  Sarana dan Prasarana pada triwulan IV tahun 2017 Taman Hewan Kota lebih baik dibandingkan Pematangsiantar (THPS) memiliki triwulan III tahun 2017. beberapa sarana dan prasarana yang Meskipun Indeks Tendensi terdiri dari: Konsumen (ITK) tidak 1. Akses jalan untuk penyandang berpengaruh secara langsung disabilitas terhadap keberlangsungan 2. Mushala hidup Taman Hewan Kota 3. Toilet Pematangsiantar, hal ini tetap 4. Kantin harus diperhitungkan karena dengan meningkatnya ITK akan Keputusan pemerintah meningkatkan kemungkinan untuk membangun Jalan Tol konsumen untuk melakukan Kuala Tanjung – Tebing Tinggi aktivitas pemenuhan kebutuhan – Parapat dapat menjadi sekundernya yaitu rekreasi keputusan yang membawa maupun pariwisata dan ancaman bagi Kota sebaliknya. Pematangsiantar yang dikenal 2. Sosial Budaya sebagai kota persinggahan. Kesadaran para pengunjung Pada tahun 2016 dilakukan dan masyarakat seputaran MoU antara Pemerintah Kota Taman Hewan Kota Pematangsiantar dan pihak Pematangsiantar tentang THPS bahwa THPS wajib kebersihan lingkungan yang memberikan kontribusi wajib cukup rendah harus menjadi bulanan kepada Pemko bahan pertimbangan perusahaan Pematangsiantar dan pembagian guna mencegah hal-hal yang keuntungan tiap tahun sebesar tidak diinginkan. 10%. Hal ini tentu akan Pada tahun 2017 Setara memberatkan THPS jika tidak Institute dan Unit Kerja dapat mengelola keuangannya Presiden Ideologi Pancasila dengan baik. (UKP-PIP) menyatakan bahwa Kota Pematangsiantar 4. Teknologi merupakan salah satu kota dari THPS sendiri masih tetap 10 kota di Indonesia dengan aktif dalam membenahi tingkat toleransi yang baik. Hal kemajuan teknologinya. Saat ini ini dapat membuat kegiatan THPS masih mengembangkan operasional di THPS berjalan jaringan pemasarannya dengan dengan cukup baik karena menggunakan media-media kondisi lingkungan yang tidak cetak. THPS juga dapat rawan konflik antar golongan. menggunakan teknologi 3. Politik interaktif untuk menambah daya tarik bagi pengunjung. 5. Ekologi 4. Kekuatan Daya Tawar Dalam mengolah limbah Pembeli hasil kegiatan operasional, Kekuatan daya tawar THPS mendirikan “Rumah pembeli di THPS dapat dikatan Kompos” untuk mengolah kecil karena pembeli tidak kotoran-kotoran dari satwa dapat menurunkan atau yang dimiliki. Sedangkan meninggikan harga tiket sesuai jikalau ada koleksi satwa yang keinginan mereka. Harga tiket mati di THPS maka akan sudah ditentukan sedemikian diawetkan dan dijadikan koleksi rupa sehingga yang dapat di Museum Zoologi yang dilakukan pembeli atau berada di THPS itu sendiri. pengunjung hanyalah  Analisis Lingkungan Industri memutuskan untuk berkunjung 1. Ancaman Pendatang Baru atau tidak. Untuk THPS sendiri, 5. Produk Substitusi pesaing barunya adalah tempat- Kota Pematangsiantar hanya tempat konservasi satwa yang memiliki satu tempat yang dibangun dari dasar atau awal berfungsi sebagai tempat di wilayah Indonesia. konservasi yaitu THPS. Jikalau 2. Kekuatan Posisi Tawar seorang konsumen ingin Pemasok mencari taman hewan lainnya 3. THPS memiliki posisi yang maka taman hewan yang baik dengan pemasoknya. terkedat dari wilayah THPS THPS melakukan kerjasama adalah Kebun Binatang Medan. dengan pemasok pakan bagi 6. Persaingan antar perusahaan satwa-satwa yang dimilikinya. yang berkompetisi Hal ini terlihat dari hasil olahan Menurut narasumber, kotoran yang ditempatkan di pesaing utama dari THPS “Rumah Kompos” kemudian sendiri adalah seluruh kawasan dikirim kepada para petani di wisata yang berada disekitaran daerah Tanjung Pinggir THPS. C. Analisis Lingkungan Internal jumlah pengunjung yang relatif Taman Hewan Kota tinggi. Pematangsiantar 3. Sumber Daya Manusia 1. Pemasaran Dari segi pendidikan, Adapun program pemasaran pegawai staff harus minimal yang dilakukan THPS adalah SMA, sedangkan tahap office sebagai berikut: atau tata usaha harus memiliki a. Melakukan sosialisai gelar sarjana ataupun minimal dengan sekolah-sekolah D3. b. Membuat event yang Proses perekrutan tenaga menarik kerja di THPS terdiri dari tes c. Bekerja sama dengan wawancara dan tes praktek. instansi pemerintah THPS juga melakukan d. Bekerja sama restoran- beberapa pelatihan bagi SDM restoran cepat saji dan yang dimilikinya, pelatihan- perhotelan pelatihan ini terdiri dari: 2. Keuangan a. Melakukan training rutin Sumber dana yang dimiliki setiap 2 atau 3 bulan dengan THPS berasal dari jumlah PKBSI. pengunjung yang hadir dan b. Workshop-worksop dari sumbangan atau Corporate Kementrian Lingkungan Social Responsibility (CSR) Hidup dari pihak lainnya. Dana yang c. Training dari BKSDA diterima diprioritaskan untuk d. Menghadirkan dokther memenuhi kesejahteraan satwa hewan yang ahli yang dimiliki setelah 4. Operasional itudigunakan untuk kebutuhan Kegiatan operasional operasional. Untuk menutupi Taman Hewan Kota biaya operasional setiap hari Pematangsiantar sendiri dimulai THPS menggunakan dana yang pada pukul 08.00 – 18.00 WIB. didapatkan dari hari-hari raya D.Tahap Masukan dalam dan hari minggu yang memiliki Perumusan Strategi  Analisis Matriks EFE Tabel 4.3 1. Peluang Analisis Matriks EFE Taman a. Banyaknya intansi lain yang Hewan Kota Pematangsiantar dapat diajak bekerjasama Faktor Kunci Eksternal Bobot Rating Skor Bobot Peluang: 1. Banyaknya instansi-intansi 0,10 4 0,40 b. Tingkat persaingan yang lain yang dapat diajak bekerjasama 2. Tingkat persaingan yang 0,11 3 0,33 relaitf kecil relaitf kecil 3. Banyaknya wahana yang 0,09 4 0,36 dapat meningkatkan c. Jumlah dan jenis permainan ketertarikan konsumen 4. Daerah dan iklim 0,08 3 0,24 Pematangsiantar yang di mendukung 5. Perkembangan Teknologi 0,10 2 0,20

d. Daerah dan iklim Sub Total 0,48 1,53 Ancaman: 1. Semakin banyaknya area 0,08 3 0,24 Pematangsiantar yang pariwisata di Kota Pematangsiantar 2. Kurangnya kesadaran akan 0,11 4 0,44 mendukung kebersihan 3. Pembangunan Jalan Tol Kuala 0,08 3 0,24 Tanjung – Tebing Tinggi – e. Perkembangan teknologi Parapat 4. Kebun Binatang Kotor dan 0,09 3 0,27 2. Ancaman Bau 5. Pandangan yang tidak baik 0,09 3 0,27 tentang sistem di kebun a. Semakin banyaknya area binatang 6. Menurunnya jumlah 0,07 2 0,14 wisatawan mancanegara ke pariwisata di Kota Provinsi Sumatera Utara Sub Total 0,52 1,60

Pematangsiantar Total 1 3,13 b. Kurangnya kesadaran akan Sumber: Data Diolah, 2018 kebersihan Keterangan : c. Pembangunan Jalan Tol 1. Bobot tertinggi ditunjukkan pada Kuala Tanjung – Tebing faktor eksternal peluang adalah Tinggi – Parapat tingkat persaingan yang relatif d. Kebun Binatang Kotor dan kecil, yaitu sebesar 0,11. Bobot Bau terendah pada faktor eksternal e. Pandangan yang tidak baik peluang adalah daerah dan iklim tentang sistem di kebun Pematangsiantar yang binatang mendukung, yaitu sebesar 0,08. f. Menurunnya jumlah Bobot tertinggi yang wisatawan mancanegara ke ditunjukkan pada faktor Provinsi Sumatera Utara eksternal ancaman adalah kurangnya kesadaran pengunjung dan masyarakat sekitar akan kebersihan lingkungan, yaitu sebesar 0,11. bobot sebesar 0,52. Total skor Bobot terendah ditunjukkan faktor peluang sebesar 1,53 lebih pada faktor eksternal ancaman besar daripada skor total adalah menurunnya jumlah ancaman sebesar 1,60. Total wisatwan mancanegara di keseluruhan Matriks EFE adalah Provinsi Sumatera Utara, yaitu 3,13. sebesar 0,07.  Analisis Matriks IFE 2. Bedasarkan Tabel 4.4 diatas, 1. Kekuatan rating tertinggi pada faktor a. Memiliki koleksi satwa eksternal peluang adalah yang banyak memperluas kerjasama dengan b. Memililiki sistem perbaikan instantsi lain serta jumlah dan atau pembenahan yang rutin jenis permainan wahana, yaitu c. Memiliki brand image yang sebesar 4. Rating terendah pada baik faktor eksternal adalah d. Memiliki kerja sama yang pembangunan jalan tol dan baik dengan instansi- perkembangan teknologi, yaitu instansi lainnya sebesar 2. Rating tertinggi pada e. Memiliki tenaga kerja yang faktor eksternal ancaman adalah kompeten sesuai bidangnya kurangnya kesadaran f. Pembagian job description pengunjung dan masyarakat yang jelas sekitar akan kebersihan g. Kedisiplinan tenaga kerja lingkungan, yaitu sebesar 4. h. Adanya Training atau Sedangkan rating terendah pelatihan adalah adanya regulasi i. Memiliki hubungan yang pemerintah yang memberatkan, baik dengan supplier yakni sebesar 2. 2. Kelemahan 3. Hasil dari Matriks EFE diatas a. Lahan yang sempit menunjukkan total bobot faktor b. Tidak ada lahan parkir peluang sebesar 0,48 dimana c. Pemanfaatan penggunaan sedikit lebih besar daripada total sarana dan prasarana belum bobot ancaman yang memiliki maksimal d. Kurang aktif dalam Bobot tertinggi yang menggunakan media ditunjuukan pada faktor elektronik internal kelamahan adalah e. Kurang beragamnya satwa sebesar 0,10 yaitu lahan sempit air yang dimiliki THPS. Bobot f. Kurangnya antisipasi terendah pada faktor internal terhadap bencana alam kelemahan adalah sebesar 0,06 Tabel 4.4 yaitu tidak adanya lahan parkir. Analisis Matriks IFE Taman 2. Berdasarkan tabel 4.4 diatas, Hewan Kota Pematangsiantar rating tertinggi pada faktor

Faktor Kunci Internal Bobot Rating Skor Bobot internal kekuatan adalah Kekuatan: 1. Memiliki koleksi satwa yang banyak 0,08 4 0,32 2. Memililiki sistem perbaikan atau 0,07 4 0,28 memililiki sistem perbaikan pembenahan yang rutin 3. Memiliki brand image yang baik 0,07 3 0,21 4. Memiliki kerja sama yang baik dengan 0,06 3 0,18 atau pembenahan yang rutin. instansi-instansi lainnya 5. Memiliki tenaga kerja yang kompeten 0,06 3 0,18 sesuai bidangnya Rating terendah pada faktor 6. Pembagian job description yang jelas 0,05 2 0,10 7. Kedisiplinan tenaga kerja 0,06 3 0,18 internal kekuatan adalah kerja 8. Adanya training atau pelatihan 0,05 3 0,15 9. Memiliki hubungan yang baik dengan 0,06 2 0,12 supplier sama yang baik dengan Sub Total 0,56 1,72 Kelemahan: 1. Lahan yang sempit 0,10 4 0,40 instansi-instansi lainnya, 2. Tidak ada lahan parkir 0,06 3 0,18 3. Pemanfaatan penggunaan sarana dan 0,07 3 0,21 prasarana belum maksimal pembagian job description 4. Kurang aktif dalam menggunakan 0,07 2 0,14 media elektronik 5. Kurang beragamnya satwa air 0,07 2 0,14 yang jelas dan Memiliki 6. Kurangnya antisipasi terhadap bencana 0,07 3 0,21 alam Sub Total 0,44 1,28 hubungan yang baik dengan Total 1 3,00 Sumber: Data Diolah, 2018 supplier. Keterangan: 3. Rating tertinggi pada faktor 1. Bobot tertinggi ditunjukkan internal kelemahan adalah pada faktor internal kekuatan lahan yang sempit. Rating adalah sebesar 0,08 yaitu terendah terdapat pada kurang banyaknya koleksi satwa yang aktif dalam menggunakan dimiliki THPS. Bobot terendah media elektronik dan kurang pada faktor internal kekuatan beragamnya satwa air. Hasil adalah sebesar 0,05 yaitu dari Matriks IFE diatas pembagian job description menunjukkan total bobot faktor yang jelas dan adanya training kekuatan sebesar 0,56 diamana atau pelatihan. lebih besar daripada total bobot faktor kelemahan yaitu sebesar  Quantitative Strategic Planning 0,44. Total skor faktor Matrix (QSPM) kekuatan sebesar 2,20 lebih Tabel 4.5 besar daripada skor kelemahan Analisis QSPM Taman Hewan yaitu 1,45. Total keseluruhan Kota Pematangsiantar

Penetrasi Pengembangan Integrasi ke IFE adalah 3,65. Faktor Strategis Bobot Pasar Produk belakang A AS TAS AS TAS TAS S E. Tahap Pencocokan dalam Kekuatan 1. Memiliki koleksi satwa yang banyak 0,08 4 0,32 4 0,32 3 0,24 2. Memililiki sistem perbaikan atau 0,07 3 0,21 4 0,28 3 0,21 Perumusan Strategi pembenahan yang rutin 3. Memiliki brand image yang baik 0,07 4 0,28 3 0,21 4 0,28 4. Memiliki kerja sama yang baik 0,06 4 0,24 3 0,18 4 0,24  Matriks Internal-Eksternal dengan instansi-instansi lainnya 5. Memiliki tenaga kerja yang 0,06 3 0,18 4 0,24 3 0,18 kompeten sesuai bidangnya (IE Matrix) 6. Pembagian job description yang jelas 0,05 2 0,1 3 0,15 3 0,15 7. Kedisiplinan tenaga kerja 0,06 3 0,18 4 0,24 2 0,12 8. Adanya training atau pelatihan 0,05 2 0,1 4 0,2 2 0,1 9. Memiliki hubungan yang baik dengan Untuk THPS sendiri, strategi 0,06 3 0,18 2 0,12 4 0,24 supplier Kelemahan yang paling tepat untuk digunakan 1. Lahan yang sempit 0,1 2 0,2 4 0,4 2 0,2 2. Tidak ada lahan parkir 0,06 3 0,18 3 0,18 2 0,12 3. Pemanfaatan penggunaan sarana dan 0,07 3 0,21 4 0,28 3 0,21 adalah: prasarana belum maksimal 4. Kurang aktif dalam menggunakan 0,07 3 0,21 3 0,21 3 0,21 media elektronik 1. Strategi Penetrasi pasar 5. Kurang beragamnya satwa air 0,07 4 0,28 4 0,28 3 0,21 6. Kurangnya antisipasi terhadap 0,07 3 0,21 3 0,21 3 0,21 bencana alam 2. Strategi Pengembangan Peluang 1. Banyaknya instansi-intansi lain yang 0,3 0,4 0,10 4 0,40 3 4 dapat diajak bekerjasama 3. Strategi Integrasi ke 2. Tingkat persaingan yang relaitf kecil 0,11 3 0,33 3 0,33 3 0,33 3. Banyaknya wahana yang dapat 0,36 0,18 0,09 4 0,36 4 2 meningkatkan ketertarikan konsumen 4. Daerah dan iklim Pematangsiantar 0,24 0,24 belakang 0,08 4 0,32 3 3 yang mendukung 5. Perkembangan Teknologi 0,10 4 0,40 3 0,3 2 0,2 Ancaman 1. Semakin banyaknya area pariwisata 0,24 0,32 0,24 0,08 3 4 3 di Kota Pematangsiantar 2. Kurangnya kesadaran akan 0,22 0,22 0,22 0,11 2 2 2 THPS kebersihan 3. Pembangunan Jalan Tol Kuala 0,24 0,24 0,16 0,08 3 3 2 Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat 4. Kebun Binatang Kotor dan Bau 0,09 4 0,36 3 0,27 2 0,18 5. Pandangan yang tidak baik tentang 0,36 0,27 0,09 5 4 3 sistem di kebun binatang 0,45 6. Menurunnya jumlah wisatawan mancanegara ke Provinsi Sumatera 0,07 4 0,28 4 0,28 3 0,21 Utara Total 6,68 6,72 5,55

Sumber: Data Diolah 2018 Gambar 4.1 Dari hasil analisis dengan Matriks Internal – Eksternal menggunakan matriks QSPM, Taman Hewan Kota dapat diketahui bahwa Total Pematangsiantar Attractiveness Score (TAS) dari Sumber: Data Diolah 2018 strategi penetrasi pasar sebesar F. Tahap Keputusan dalam 6,68, strategi pengembangan Perumusan Strategi produk sebesar 6,72 dan strategi integrasi ke belakang sebesar 5,54. Berdasarkan hasil tersebut maka matriks IFE yang memiliki dapat diketahui bahwa Total skor 3,11 yang menunjukkan Attractiveness Score (TAS) bahwa perusahaan berdada tertinggi adalah strategi pada posisi diatas rata-rata pengembangan produk. (2,5) atau dengan kata lain G. Implikasi Penelitian THPS mampu merespon Strategi pengembangan produk dengan baik mengenai yang dapat dilakukan oleh Taman kekuatan dan kelemahannya. Hewan Kota Pematangsiantar Sedangkan kondisi lingkungan diantaranya: eksternal THPS juga dinilai 1. Menambah koleksi satwa yang cukup baik dengan hasil memiliki daya tarik yang matriks EFE sebesar 3,00. Hal cukup tinggi ini menunjukkan bahwa THPS 2. Meningkatkan penggunaan juga mampu merespon peluang teknologi untuk memberikan maupun ancaman yang datang edukasi bagi konsumen dari luar perusahaanya. 3. Menambah wahana permainan 2. Strategi yang paling tepat yang modern untuk diimplementasikan oleh 4. Mengembangkan outlet THPS adalah strategi souvenir yang ada di THPS. pengembangan produk. Hal ini 5. Membangun lahan parkir didapatkan dari hasil perhitungan QSPM yang V. KESIMPULAN DAN SARAN menunjukkan bahwa nilai Total A. Kesimpulan Attractiveness Scores (TAS) Berdasarkan hasil terbesar dari seluruh alternatif pengolahan data yang dilakukan strategi adalah strategi pada BAB IV, maka dapat pengembangan produk dengan diambil kesimpulan sebagai nilai sebesar 6,72 berikut: B. Saran 1. Kondisi lingkungan internal Dari kesimpulan yang telah THPS dinilai cukup baik. Hasil disampaikan sebelumnya maka ini diperoleh dari analisis berikut ini beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi masukan yang positif guna kemajuan Taman Agung, Anak Agung Putu. 2014. Hewan Kota Pemantagsiantar, Metodologi Penelitian yaitu: Bisnis. Universitas 1. Menambah koleksi satwa yang Brawijaya Press, . memiliki daya tarik yang cukup tinggi dengan Anwar, Sanusi. 2011. Metode memaksimalkan kondisi lahan Penelitian Bisnis. Salemba yang terbatas. Empat, . 2. Meningkatkan penggunaan teknologi untuk memberikan Badan Pusat Statistika nilai edukasi dan Pematangsiantar. 2017. menyenangkan bagi para Penduduk Menurut Jenis konsumen. Kelamin 2011-2017, diakses 3. Menambah variasi wahana pada 15 Maret 2018. permainan yang lebih menarik (https://siantarkota.bps.go.id dan moderen Mengembangkan /dynamictable/2017/07/07/6 outlet souvenir yang ada. /penduduk-menurut-jenis- 4. Mengembangkan outlet kelamin-2011-2017.html). souvenir yang ada 5. Membangun lahan parkir Badan Pusat Statistika sendiri. Pematangsiantar. 2017. ITK Sumatera Utara Triwulan III DAFTAR PUSTAKA Tahun 2017 sebesar 101,97, Aditya, A. 2010. Visi Dan Misi diakses pada 18 April 2018 Perusahaan. Penerbit (https://siantarkota.bps.go.id Granedia Pustaka Utama, /pressrelease/2017/12/29/58/ Jakarta. indeks-tendensi-konsumen- sumatera-utara-triwulan-iii- A.J. Muljadi, 2009. Kepariwisataan tahun-2017-sebesar-101- dan Perjalanan. PT Raja 97.html) Grafindo Persada, Jakarta. David, Fred & David, Forest. 2016. (http://www.industry.co.id/r Manajemen Strategik: Suatu ead/20713/investasi- Pendekatan Keunggulan industri-pariwisata-bakal- Bersaing-Konsep. Penerbit jadi-penyumbang-devisa- Salemba Empat, Jakarta. terbesar).

Hidayat, Marceilla. 2011. “ Strategi Kotler, Philip & Gary Armstrong. perencanaan dan 2012. Prinsip-Prinsip Pengembangan Objek Pemasaran. Erlangga, Wisata (Studi Kasus Pantai Jakarta. Pangandaran Kabupaten Ciamis Jawa Barat)”, Kurniawan, Wawan, 2015, Tourism and Hospitality “Dampak Sosial Ekonomi Essentials (THE) Journal, Pembangunan Pariwisata Vol. I, No. 1, halaman 34. Umbul Sidomukti Kecamatan Bandungan Hunger, J. David dan Wheelen, Kabupaten ”, Thomas L. 2015. Strategic Skripsi. Universitas Negeri Management and Business Semarang. Semarang Policy. Prentice Hall, New Jersey. Moleong, Lexy. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. PT Indonesia. 2009. Undang-Undang Remaja Rosdakarya, Republik Indonesia No. 10 . Tahun 2009. Tentang Kepariwisataan, Jakarta. Mukhtar. 2013. Metode Penelitian Deskriftif Kualitatif. GP Kormen Barus. 2017. Investasi Press Group, Jakarta. Industri Pariwisata Bakal Jadi Penyumbang Devisa Pearce, John & Robinson, Richard. Terbesar, diakses pada 15 2013. Manajemen Strategis: Maret 2018. Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Penerbit 2018. (http://setara- Salemba Empat, Jakarta. institute.org/indeks-kota- toleran-tahun-2017/) Pitana, I Gede & K.S. Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Sunaryo, Bambang. 2013 Penerbit Andi,. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata : Rangkuti, F. 2013. Analisis SWOT Konsep dan Aplikasinya di : Teknik Membedah Kasus Indonesia. Gava Media Bisnis Cara Perhitungan ,Yogyakarta. Bobot, Rating, dan OCAI. Gramedia Pustaka Utama, Suwena, Widyatmaja, 2010. Jakarta. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Udayana Rappler. 2017. Tiga tahun Jokowi- University Press, . JK: 5 pencapaian di sektor pariwisata, diakses pada 15 Wikipedia. Kebun Binatang Maret 2018. Pematangsiantar, diakses (https://www.rappler.com/in pada 15 Maret 2018. donesia/berita/nasional/1856 (https://id.wikipedia.org/wik 79-tiga-tahun-jokowi-jk-5- i/Kebun_Binatang_Pematan pencapaian-pariwisata). g_Siantar)

Sekaran, Uma. 2011. Metode Zalukhu, Sukawati & Meyers, Penelitian untuk Bisnis. Koen. 2009. Panduan Dasar Salemba Empat, Jakarta. Pelaksanaan Ekowisata. Unesco Office, Jakarta. SETARA Insitute dan Unit Kerja Presiden-Pembinaan Ideologi Pancasila. 2017. Indeks Kota Toleran Tahun 2017, diakses pada 15 Maret