BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Telkom
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Telkom adalah perusahaan telekomunikasi milik negara yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi di Indonesia. PT Telkom melayani ratusan juta pelanggan di seluruh Indonesia dengan layanan yang mencakup: Telepon tidak bergerak kabel, Internet, Komunikasi data, Internet Protocol (IP) TV, Jaringan dan interkoneksi, serta Telepon bergerak nirkabel (celular). PT Telkom juga menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media dan edutainment, termasuk layanan berbasis server cloud. Layanan e- Payment, e-Commerce dan layanan portal lainnya. Berikut penjelasan portofolio bisnis (TIMES) PT Telkom: 1. Telekomunikasi Telekomunikasi merupakan bagian bisnis legacy PT Telkom. Sebagai ikon bisnis perusahaan, PT Telkom melayani sambungan telepon kabel tidak bergerak Plain Ordinary Telephone Service (”POTS”), telepon nirkabel tidak bergerak, layanan komunikasi data, broadband, satelit, penyewaan jaringan dan interkoneksi, serta telepon seluler yang dilayani oleh Anak Perusahaan Telkomsel.Layanan telekomunikasi Telkom telah menjangkau beragam segmen pasar mulai dari pelanggan individu sampai dengan Usaha Kecil dan Menengah (“UKM”) serta korporasi. 2. Informasi Layanan informasi merupakan model bisnis yang dikembangkan PT Telkom dalam ranah New Economy Business (“NEB”). Layanan ini memiliki karakteristik sebagai layanan terintegrasi bagi kemudahan proses kerja dan transaksi yang 1 mencakup Value Added Services (“VAS”) dan Managed Application/IT Outsourcing (“ITO”), e-Payment dan IT enabler Services (“ITeS”). 3. Media Media merupakan salah satu model bisnis PT Telkom yang dikembangkan sebagai bagian dari NEB. Layanan media ini menawarkan Free To Air (“FTA”) dan Pay TV untuk gaya hidup digital yang modern. 4. Edutainment Edutainment menjadi salah satu layanan andalan dalam model bisnis NEB PT Telkom dengan menargetkan segmen pasar anak muda.PT Telkom menawarkan beragam layanan di antaranya Ring Back Tone (“RBT”), SMS Content, portal dan lain-lain. 5. Services Services menjadi salah satu model bisnis PT Telkom yang berorientasi kepada pelanggan.Ini sejalan dengan Customer Portfolio Telkom kepada pelanggan Personal, Consumer/Home, SME, Enterprise, Wholesale, dan Internasional. PT Telkom juga melakukan inovasi dalam sektor lain selain telekomunikasi. Yaitu membangun sinergi antara semua produk, layanan dan solusi dari bisnis legacy ke New Wave Business. Untuk menjalankan portofolio bisnis TIMES sebagaimana uraian di atas, PT Telkom telah membangun empat anak perusahaan, yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia Selular (Telkomsel), PT. Telekomunikasi Indonesia International (Telin), PT.Telkom Metra dan PT. Daya Mitra Telekomunikasi (Mitratel). Adapun visi dan misi PT Telkom Indonesia adalah: Visi : “To be The King of Digital.” Dengan deskripsi: 1. Menjadi Raja di udara melalui Telkomsel, 2. Raja di darat melalui Fiber To The Home (FTTH), yang lebih dikenal sebagai Indihome, 2 3. Menjadi raja di laut melalui fiber opticbroadband highway dari Aceh sampai Papua, 4. Ekspansi ke regional (global region), dimana saat ini sudah ada di 10 negara (Singapura, Hong Kong, Timor Leste, Myanmar, Australia, Malaysia, Taiwan, Macau, USA dan Saudi Arabia). Misi : Misi bisnis yang dikenal dengan istilah “tiga program utama” yaitu: 1. Telkomsel “Maintain Double Digit Growth”, 2. Indonesia Digital Network “Drive Digital Business”, 3. International Expansion “Stretch & Expand International Business”. Logo PT Telkom Indonesia adalah sebagai berikut: Gambar 1.1 Logo PT Telkom Indonesia Sumber :www.telkom.co.id Kredo perusahaan yang berbunyi the world in your hand disatukan dengan penampilan logo untuk menguatkan positioning Telkom di mata pelanggan dan stake holder. Makna kredo the world in your hand adalah mengimajinasikan dunia yang ada di genggaman kita kalau kita menjadi pelanggan Telkom. Dengan gatget yang ada di dalam genggaman, kita bisa mengakses ke seluruh dunia. Sebagai perusahaan besar PT Telkom memiliki jumlah karyawan yang juga besar, yakni sekitar 15.000 karyawan secara nasional pada tahun 2015.Sedangkan secara regional PT Telkom terdiri dari tujuh divisi sebagai berikut: 3 1. Divisi Regional I – Sumatera, 2. Divisi Regional II – Jakarta, 3. Divisi Regional III – Jawa Barat, 4. Divisi Regional IV – Jawa Tengah dan Yogyakarta, 5. Divisi Regional V- Jawa Timur, 6. Divisi Regional VI – Kalimantan, 7. Divisi Regional VII – Kawasan Timur Indonesia. Masing-masing divisi membawahi beberapa organisasi setingkat kantor wilayah. Sebagai contoh model organisasi, penulis ambil Divisi Regional I – Sumatera. Pimpinan tertingginya disebut Executive Vice President (EVP) yang dalam menjalankan fungsinya dibantu oleh: dua orang wakil/Deputy: 1. Deputy Executive Vice President (DEVP) bidang Infrastructure dan 2. Deputy Executive Vice President (DEVP) bidangMarketing, Selain dibantu dua orang DEVP seorang EVP Telkom Regional juga dibantu oleh lima orang Senior Manager (SM) dan enam orang Operation Senior Manager (OSM), sebagai berikut: 1. SMBusiness Planning & Performance, 2. SM Payment Collection & Finance, 3. SM Human Capital, 4. SM General Affair, 5. OSM Regional Enterprise, Government & Business Service, 6. OSM Regional Wholesale Service, 7. SM Customer Care & Marketing, 8. OSM Regional Operation Center, 9. OSM Network Operation Support, 10. OSM Managed Service Operation dan 11. OSM Engineering & Deployment. 4 PT Telkom Divisi Regional I – Sumatera berkedudukan di Medan. Adapun wilayah kerja Telkom Divisi Regional I – Sumatera terdiri dari wilayah- wilayah mulai dari Banda Aceh hingga Bandar Lampung yang disebut dengan Wilayah Telekomunikasi (Witel) dan pimpinan tertinggi Telkom Witel disebut General Manager (GM) Witel. Berikut adalah Witel-Witel yang ada di Telkom Sumatera (11 Witel): 1. Witel Aceh berkedudukan di Aceh, 2. Witel Sumatera Utara Barat (Sumut Barat) di Medan, 3. Witel Sumut Tumur di Pematangsiantar, 4. Witel Jambi di Jambi, 5. Witel Riau Daratan di Pekanbaru, 6. Witel Riau Kepulauan di Batam, 7. Witel Sumatera Barat di Padang, 8. Witel Bengkulu di Bengkulu, 9. Witel Sumatera Selatan di Palembang, 10. Witel Bangka Belitung di Pangkalpinang, 11. Witel Lampung di Bandar Lampung. Untuk memberikan gambaran organisasi tingkat Witel, sebagai contoh berikut ini adalah organisasi PT Telkom Witel Riau Kepulauan yang berkedudukan di Batam. Hal ini penulis pilih karena penulis melakukan penelitian di kantor Witel Riau Kepulauan Batam. Dalam menjalankan fungsinya GM Witel Riau Kepulauan Batam dibantu oleh 12 Orang Manager dan seorang Junior Manager serta dua orang Kepala Kantor Daerah Telekomunikasi (Kakandatel), sebagai berikut: 1. Manager (MGR) War Room, 2. MGR Access Service Operation (ASO), 3. MGR Access Maintenace Operation (AMO), 4. MGR Network Area (NETA), 5. MGR Corporate Customer Access Network (CCAN), 5 6. MGR Wholesale Access Network (WAN), 7. MGR Consumer Service (CS), 8. MGR Customer Care (CC), 9. MGR Business Government Enterprise Service (BGES), 10. MGR Logistic & General Support (LOG & GS), 11. MGR Human Resource & Community Development Center (HR & CDC), 12. MGR Payment Collection (PC), 13. Junior Operation Manager (JOM) Information Technology Support (IT SUPP). 14. Kakandatel Tanjungpinang di pulau Bintan dan 15. Kakandatel Tanjungbalai Karimun dip ulu karimun. Berikut merupakan struktur organisasi fungsional dari kantor PT Telkom wilayah riau kepulauan (batam) : Gambar 1.2 Struktur Organisasi Fungsional Kantor PT Telkom Wilayah Riau Kepulauan (Batam) Sumber: Dokumen Manajer Bidang SDM, 2015 6 1.2 Latar Belakang Penelitian Dampak persaingan di era globalisasi saat ini adalah perusahaan perlu menempuh beberapa cara untuk mempertahankan perusahaannya agar tetap menguasai pangsa pasar. Oleh karena itu perusahaan sangat bergantung pada sumber daya manusia yang sangat berperan dalam menentukan nasib perusahaan tersebut. Dalam hal ini diperlukan pengembangan sumber daya manusia yang baik dan benar agar kesuksesan perusahaan dapat tercapai. Mondy (Wardhana, 2014:2) mengatakan bahwa Pengembangan SDM adalah fungsi SDM yang utama dan tidak hanya terdiri atas pelatihan dan pengembangan namun juga aktivitas- aktivitas perencanaan dan pengembangan karir individu, pengembangan organisasi, serta manajemen dan penilaian kinerja. Berdasarkan penjelasan teori diatas, penilaian kinerja merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan SDM dimana seorang individu sangat berperan dalam kemajuan perusahaan apabila karyawan tersebut mendapat penilaian kinerja dengan predikat yang baik. (Mutmainna, 2011:14) Perusahaan membutuhkan indikator untuk melihat presentase keberhasilan dalam menggapai visi yang selalu dikaitkan dengan kisaran produktivitas yang berhasil dicapai dalam jangka waktu tertentu. Untuk mengukur kinerja sumber daya manusia (SDM) pada suatu perusahaan maka digunakanlah suatu sistem penilaian kinerja. Mathis & Jackson (Wardhana, 2014:109) menyatakan bahwa penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses mengevaluasi seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperangkat standar, dan kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut pada karyawan. Selain itu, Dessler (Wardhana, 2014:109) mengatakan bahwa menilai kinerja adalah kegiatan memperbandingkan kinerja actual bawahan dengan standar-standar yang telah ditetapkan. Menurut penjelasan kedua teori diatas, penilaian kinerja dapat didefenisikan sebagai prosedur yang meliputi penetapan standar kerja, penilaian kinerja actual karyawan dalam hubungan dengan standar- standar yang telah ditetapkan, dan memberi umpan