BAB III BIOGRAFI KH. ABDUL WAHAB HASBULLAH A. Silsilah Kyai
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB III BIOGRAFI KH. ABDUL WAHAB HASBULLAH A. Silsilah Kyai Abdul Wahab Hasbullah masih ada hubungan kekeluargaan dengan Kyai Hasyim Asy’ari. Keduanya bertemu dalam satu keturunan dengan Kyai Abdus Salam1 yang dikenal sebagai pimpinan atau komandan pasukan Dipenogoro yang bertempat di Tegalrejo. Sebagai pimpinan, beliau bebas bergerak untuk keberhasilan perlawanan jangan sampai terserang oleh musuh. Kyai Abdus Salam membangun Pesantren Selawe didampingi istrinya yang bernama Muslimah berasal dari Demak. Dari pernikahannya dikaruniai 10 anak putra dan putri, yaitu Layyinah, Fatimah, Abu Bakar, Marfu’ah, Jama’ah, Mustaharah, Aly, Ma’un, Fatawi dan Abu Bakar. Anaknya yang bernama Layyinah dinikahkan dengan santrinya yang bernama Ustman dan putri keduanya yang bernama Fatimah dinikahkan dengan Said. Ustman dan Layyinah dikaruniai putri bernama Halimah yang dijodohkan dengan Asy’ari dari Demak. Atas perjodohan tersebut, mereka mempunyai 11 orang putra dan putri, yaitu Nafi’ah, Ahmad Saleh, Muhammad Hasyim (pendiri pesantren Tebuireng), Rodhiah, Hasan, Anis, Fathanah, Maimunah, Ma’sum, Nahrawi, dan Adnan. Sedangkan Said dan Fatimah mempunyai tiga orang putra yaitu Hasbullah, Syafi’i, Asim dan satu orang putri. Perkembangan pesantren Selawe yang dibangun Kiai Abdus Salam semakin maju dan dibantu kedua menantunya yaitu Kyai Said dan Kyai Utsman. Sepeninggal Kyai Abdus Salam, pesantren dikelola kedua menantunya tersebut. Dan Kyai Utsman dan Kyai Said meninggal, pesantren dipimpin oleh Kyai Hasbullah. Dalam mengelola pesantren yang dipimpinnya, Kyai Hasbullah didampingi istrinya yang bernama Lathifah berasal dari Tawangsari, Sepanjang, Sidoarjo. Dari pernikahannya tersebut, dikaruniai putra dan putri yang bernama: Abdul Wahab Hasbullah, Abdul Hamid, Khodijah, Abdur Rohim, Fatimah, Solihah, Zuhriyah dan Aminaturrokhiyah. Kyai 1 Kiai Abdus Salam atau dikenal dengan sebutan Kiai Shoichah adalah putra Abdul Jabbar. Abdul Jabar ini adalah putra dari Ahmad putra Pangeran Sambo, yaitu putra Pangeran Benowo. Pangeran Benowo putra dari Joko Tingkir atau Mas Karebet putra dari Kebo Kenongo, yaitu putra Pangeran Handayaningrat. Pangeran Handayaningrat putra Lembu Peteng alias Brawijaya VI. Lihat Choirul Anam, KH. ABDUL WAHAB CHASBULLAH: Hidup dan Perjuangannya (Surabaya: PT. Duta Aksara Mulia, 2017), hlm. 98. Hasbullah dikenal sebagai kyai yang kaya, beliau memiliki puluhan hektar tanah pertanian. Ketika musim panen padi, beliau bersedekah pada masyarakat desa Gedang Barat yang kemudian masyrakat setempat mengubah nama desa tersebut menjadi TambakBeras dengan alasan Kyai Hasbullah yang gemar dalam bersedekah. B. Kelahiran Kyai Abdul Wahab Hasbullah yang sering dipanggil dengan sebutan Mbah Wahab adalah putra sulung Kyai Hasbullah, yang lahir di Desa Tambak Beras, Jombang Jawa Timur pada tahun 1888 M.2 Ayahnya Kyai Hasbullah adalah putra Kyai Said sekaligus cucu Kyai Abdus Salam pendiri Pesantren Selawe dan Telu.3 Kyai Said adalah murid Kyai Abdus Salam yang kemudian dinikahkan dengan Fatimah, salah seorang putri Kyai Abdus Salam. Dari pernikahan ini Kyai Said memperoleh keturunan empat anak terdiri dari tiga orang putra dan satu orang putri yaitu Kyai Hasbullah, Kyai Syafi’i, Kyai Asim, dan putrinya yang tidak disebutkan namanya. Kemudian Kyai Hasbullah menikah dengan Nyai Lathifah. Pernikahan ini dikaruniai delapan orang anak, tiga orang putra dan lima orang putri, di antaranya Kyai Abdul Wahab Hasbullah, Kyai Abdul Hamid, Kyai Abdur Rohim, Khodijah, Fatimah, Solihah, Zuhriyah, dan Aminaturrokhiyah.4 Dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain, Kyai Abdul Wahab Hasbullah lebih menonjol5 dan banyak dikenal orang. Terkait dengan biografi Kyai Abdul Wahab Hasbullah, hampir semua buku menuliskan bahwa ia lahir pada bulan Maret 1888 M di Tambak Beras, Jombang. Akan tetapi, dalam kartu anggota parlemen yang dikeluarkan pada tahun 1956 tercatat bahwa ia lahir pada tahun 1887 M. Dalam kartu ini juga tidak tercantum tanggal dan bulan apa.6 Terkait adanya perbedaan tahun kelahirannya dalam suatu kesempatan, Kyai Abdul Wahab 2 Soeleiman Fadeli dan Mohammad Subhan, Antologi NU BUKU 1: Sejarah-Istilah-Amaliah- Uswah (Surabaya: Khalista, 2007), hlm. 296. 3 Dinamai Pesantren Selawe karena santrinya berjumkah 25 orang. Dan Telu yang artinya bangunan pondok yang terdiri 3 lokal. 4 Choirul Anam, KH. ABDUL WAHAB CHASBULLAH: Hidup dan Perjuangannya (Surabaya: PT. Duta Aksara Mulia, 2017), hlm. 100 5 Karena Kyai Abdul Wahab Hasbullah sebagai ulama yang sangat tinggi ilmunya dan banyak disegani santri-santrinya. 6 Choirul Anam, KH. ABDUL WAHAB CHASBULLAH: Hidup dan Perjuangannya (Surabaya: PT. Duta Aksara Mulia, 2017), hlm. 92 Hasbullah pernah menyatakan bahwa catatan tentang kelahirannya dalam kartu anggota parlemen tidak begitu penting, karena kartu anggota tersebut hanya dapat menggunakan tahun kelahiran Masehi (1887). Hal lain yang perlu dicatat tentang asal usul Kyai Abdul Wahab Hasbullah adalah fakta bahwa secara garis keturunan, ia memiliki hubungan kekeluargaan dengan Kyai Hasyim Asy’ari tokoh paling utama dalam NU, yang merupakan keturunan Joko Tingkir, pendiri sekaligus penguasa Kerajaan Pajang.7 Di sini terlihat betapa dekatnya hubungan kekerabatan antara dua tokoh NU paling berpengaruh sebelum dan sesudah kemerdekaan RI sekaligus rujukan utama bagi para pemimpin NU di masa-masa selanjutnya. C. Pendidikan Pendidikan Kyai Abdul Wahab Hasbullah dari kecil sampai besar semuanya hanya di pesantren. Artinya, ia adalah anak didik sistem pendidikan Islam tradisional. Ketika kecil, ayahnya Kyai Said mengajarkan pelajaran agama kepadanya secara sungguh- sungguh agar mendapatkan hasil dan pemahaman yang maksimal. Setelah dianggap cukup mampu menguasai dasar-dasar ilmu agama, ayahnya mengirimkan Kyai Abdul Wahab Hasbullah ke Pesantren Langitan, Tuban yang saat itu dibawah asuhan Kyai Ahmad Sholeh. Kemudian pada tahun 1901, ketika itu usianya baru 13 tahun, ia ternyata tidak hanya belajar di satu pesantren, tetapi di beberapa pesantren. Hal itu ditujukan untuk mencari kekhasan dari masing-masing pesantren tersebut, terutama dari sisi keilmuan 7 Arti dari Joko Tingkir yang berarti pemuda dari Tingkir. Tingkir itu nama desa yang letaknya berada sebelah tenggara Salatiga.Nama asli dari Joko Tingkir sendiri yaitu Krebet, yang diambil dari Karebet yang memiliki arti pangeran atau anak keturunan bangsawan. Karena Joko Tingkir atau Krebet adalah anak laki-laki dari Bupati Pengging yang sewaktu itu menjadi penguasa Kerajaan Pajang, yang terletak di sebelah barat Kartasura. Nama krebet ada hubungannya dengan wayang beber, bila diartikan dalam pewayangan. Pada tahun 1568 M, Krebet atau Joko Tinggir mendapatkan gelar sebagai Sultan yang bernama Pangeran Adiwijaya atau Sultan Pajang. Yang dilantik oleh Panembahan Giri di Gresik. Kerajaan Pajang diperluas oleh Mas Krebet atau Joko Tingkir ke daerah Mataram, lalu ke daerah Prawoto (Grobangan-Wirosari), kemudian ke daerah Djipang (Bojonegoro).Ki Joko Tingkir mempunyai anak laki-laki yang bernama Pangeran Banawa. Kemudian, Pangeran Banawa menikah dan mempunyai anak yang diberi nama Pangeran Sambo. Setelah dewasa, Pangeran Sambo menikah yang kemudian mempunyai anak laki-laki yang bernama Sikhah. Berjalan nya waktu yang sangat cepat, akhirnya Sikhah menikah dan mempunyai dua orang anak. Anak pertama yaitu Lajinnah, beliau adalah nenek dari KH. Hasyim dan anak kedua yaitu Fatimah, beliau adalah nenek dari KH. Abdul Wahab Hasbullah. Islam seperti ilmu Al-Qur’an dan tafsir, ilmu hadits, bahasa Arab maupun dalam bidang tasawuf.8 Hal itu bertujuan untuk menambah pengetahuan agar siap terjun ke masyarakat. Proses pendidikan pesantren yang dijalani oleh Kyai Abdul Wahab Hasbullah ini berlangsung sekitar 9 tahun. Dengan menimba keilmuan Islam pada tujuh pesantren yaitu: (1) Pesantren Langitan, Tuban yang di asuh oleh Kyai Ahmad Sholeh. (2) Pesantren Mojosari, Nganjuk yang diasuh oleh Kyai Sholeh dan menantunya yaitu Kyai Zainuddin. Kepada Kyai Zainuddin, Kyai Abdul Wahab Hasbullah belajar ilmu fiqh dari kitab Fathul Mu’in yang cukup mendalam. (3) Pesantren Cempaka, karena tidak ada Kyai yang lebih tinggi pengetahuannya dari Kyai terdahulu yang sudah wafat, Kyai Abdul Wahab Hasbullah memutuskan untuk pindah dari pesantren tersebut.9(4) Pesantren Tawangsari, Sepanjang di bawah asuhan Kyai Mas Ali. Disini Kyai Abdul Wahab Hasbullah belajar ilmu fiqh (iqr’a) yang lebih mendalam lagi. Selain itu, ia mempelajari ilmu tajwid Al- Qur’an yang didapat dari Kyai Mas Abdullah, yaitu kakak dari Kyai Mas Ali. (5) Pesantren Kademangan Bangkalan, Madura yang di asuh oleh Kyai Waliyullah Muhammad Kholil. Di Pondok ini, Kyai Abdul Wahab Hasbullah memperdalam ilmu yang berkaitan dengan bahasa Arab, yang diperoleh dari kitab-kitab diantaranya: Alfiyahdan syarahnya karya Ibnu Malik dan Ibnu Aqil. (6) Pesantren Bronggahan, Kediri yang berada di bawah asuhan Kyai Fakihuddin. Banyak kitab yang penting di Pondok ini diantaranya: Tafsir Al-Qur’an, Tauhid dan Tasawuf, Sejarah Islam serta kitab-kitab fiqh dari madzhab Syafi’i seperti Fathul Wahab.10(7)Pesantren Tebuireng, Jombang11. Pondok ini berada di bawah asuhan Kyai Hasyim Asy’ari. Di Pesantren ini Kyai Abdul Wahab Hasbullah cukup lama menjadi santri sekitar 4 tahun. Ada cerita menarik pada saat Kyai Abdul Wahab Hasbullah memutuskan untuk mondok di Pesantren Kademangan, yang diasuh oleh Kiai Waliyullah Muhammad atau akrab dipanggil Kyai Kholil.Kyai Kholil memberitahukan kepada santri-santrinya untuk memperketat penjagaan sekitar pondok karena akan kedatangan “Macan”(sebutan untuk 8 Muhammad Rifai, KH.