1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUKSESAN FILM

(Studi Deskriptif Kualitatif Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Film “Cek Toko Sebelah”)

SKRIPSI

ANGGITA DWI KESUMA 140904179 Public Relations

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI 2018

Universitas Sumatera Utara

2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUKSESAN FILM

(Studi Deskriptif Kualitatif Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Film “Cek Toko Sebelah”)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

ANGGITA DWI KESUMA 140904179 Public Relations

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018

Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Anggita Dwi Kesuma NIM : 140904179 Judul Skripsi : “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Film (Studi Deskriptif Kualitatif Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Film “Cek Toko Sebelah”)”

Pembimbing Ketua Departemen

Dra. Fatma Wardy Lubis M.A Dra. Dewi Kurniawati, M.Si., Ph.D NIP. 196208281987012001 NIP. 196505241989032001

Dekan FISIP USU

Dr. Muryanto Amin, M.Si

NIP. 197409302005011002

i Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh: Nama : Anggita Dwi Kesuma Nim : 140904179 Departemen : Ilmu Komunikasi Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Film (Studi Deskriptif Kualitatif Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Film “Cek Toko Sebelah”)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji Ketua Penguji : ( )

Penguji : ( )

Penguji Utama : ( )

Ditetapkan Di : Medan Tanggal :

ii Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika dikemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Anggita Dwi Kesuma Nim : 140904179 Tandatangan : Tanggal :

iii Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya di beri kesempatan untuk dapat menyelesaikan karya ilmiah skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan guna memenuhi salah satu syarat mutlak untuk menggapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah berat bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada kedua orangtua saya Erwansyah, SH, MKn.dan Hj. Deli Kesuma, SPd, M.Si.yang telah berperan aktif sebagai penyemangat, pemberi dukungan moril maupun materil, terlebih dalam pengerjaan skripsi ini saya dikuatkan oleh doa-doa dan motivasi yang begitu berharga, semoga Allah SWT selalu menyertai setiap langkah keduanya. Disamping rampungnya penulisan skripsi ini, saya menyadari bahwa saya tidak hanya mengandalkan diri saya sendiri, begitu banyak pihak yang memberikan dukungan dan motivasi. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si., selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara 2. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si., Ph.D selaku ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Emilia Ramadhani, S.Sos, S.Psi, MA. Selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik saya. 4. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku dosen pembimbing skripsi. Terimakasih banyak kepada beliau yang telah membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu di tengah kesibukannya. 5. Seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu, membimbing, dan mendidik saya.

iv Universitas Sumatera Utara

6. Fildza Suryana yang telah menjadi sahabat saya selama di bangku perkuliahan yang telah bersedia memberikan semangat serta menampung keluh kesah, sedih dan bahagia. 7. Teman-teman kuliah terbaik saya Nurul Fazriati, Tengku Alia Nabila, Santika Heni, Sastra Ramanda serta teman-teman Ilmu Komunikasi 2014 terimakasih atas kebersamaannya selama di kampus. 8. Teman-teman terdekat saya Hafiz Jordan, Rika Rudani, Tengku Aulia Eha, Oliviardy Reviansyah, Ardhea Ade Putra, Aditya Reza, Oriza Rizky Fitriani, Fitria Hidayati, Angga Pratama terimakasih atas segala do’a dan dukungannya kepada saya. Saya menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan segala kerendahan hati saya berharap kritik dan saran yang dapat membangun agar untuk perbaikan skripsi ini serta memperdalam pengetahuan dan pengalaman saya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu bagi kita semua.

Medan, Juli 2018

Anggita Dwi Kesuma

v Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Anggita Dwi Kesuma Nim : 140904179 Departemen : Ilmu Komunikasi (Public Relations) Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Universitas Sumatera Utara Jenis Karya : Skripsi Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara hak bebas Royalty Non Eksklusif (Non Exclusive Royalthy-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Film (Studi Deskriptif Kualitatif Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Film “Cek Toko Sebelah”)”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalty Non Eksklusif ini, Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa menerima izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan Pada tanggal : Yang menyatakan

Anggita Dwi Kesuma

vi Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Film”. Sebuah studi deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesuksesan film “Cek Toko Sebelah”. Teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah Komunikasi Massa, Film sebagai Komunikasi Massa, dan Struktur dalam Film. Penelitian ini menggunakan paradigm konstruktivisme. Adapun pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan penelitian kepustakaan (library research). Analisa data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam film Cek Toko Sebelah terdapat faktor- faktor yang mempengaruhi kesuksesan film Cek Toko Sebelah. Faktor-faktor tersebut sesuai temuan adalah sutradara, penulis skenario, piñata musik, pengisi dan piñata suara, serta bintang film.

Kata Kunci : Komunikasi Massa, Film, dan Cek Toko Sebelah.

vii Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

This research entitled “Factors Affecting Film Success". This is a qualitative descriptive research that aims to determine what factors affect the success of the movie "Check Next Store". Theories that considered relevant in this research are Mass Communication, Film as Mass Communication, and Structures in Film. This research uses constructivism paradigm. The data collection is done through observation and library research. Data analysis is done through data reduction, data presentation, and conclusion. The results of this study indicate that in the movie Check Next Store to there are factors that affect the success of the movie Check Next Store. The factors that match the findings are directors, screenwriters, music stylist, filler and sound designer, and movie star. Keywords : Mass Communication, Movie, and Check Next Store.

viii Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI LEMBARAN PERSETUJUAN ...... i HALAMAN PENGESAHAN ...... ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...... iii KATA PENGANTAR ...... iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...... vi ABSTRAK ...... vii ABSTRACT ...... vii DAFTAR ISI ...... ix DAFTAR TABEL ...... xi DAFTAR GAMBAR ...... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah ...... 1 1.2 Fokus Masalah ...... 7 1.3Tujuan Penelitian ...... 7 1.4Manfaat Penelitian ...... 8

BAB IIKAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Kajian ...... 9 2.1.1 Paradigma Konstruktivisme ...... 10 2.1.2 Penelitian Terdahulu ...... 12 2.2 Kerangka Teori ...... 13 2.2.1 Komunikasi Massa ...... 13 a. Ciri-Ciri Komunikasi Massa ...... 16 b. Fungsi Komunikasi Massa ...... 19 c. Bentuk-Bentuk Komunikasi Massa ...... 22 d. Elemen Komunikasi Massa ...... 24 2.2.2 Film sebagai Komunikasi Massa ...... 25 a. Pengertian Film ...... 26 b. Sejarah Film ...... 29 c. Jenis-Jenis Film ...... 31 d. Klasifikasi Film ...... 32 e. Unsur-Unsur dalam Film ...... 34 f. Struktur dalam Film ...... 38 2.3 Model Teoritis ...... 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ...... 41 3.2 Objek Penelitian ...... 42 3.3 Subjek Penelitian ...... 42 3.4 Kerangka Analisis ...... 42 3.5 Teknik Pengumpulan Data ...... 43 a.Observasi ...... 43 b.Studi Kepustakaan ...... 44 3.6 Teknik Analisis Data ...... 44

ix Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Film “Cek Toko Sebelah” ...... 46 4.1.1 Poster Film “Cek Toko Sebelah” ...... 46 4.1.2 Sinopsis Film “Cek Toko Sebelah” ...... 47 4.2 Temuan dan Analisis Data ...... 51 4.2.1 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Film “Cek Toko Sebelah” ...... 51 4.2.1.1 Produser ...... 51 4.2.1.2 Sutradara ...... 53 4.2.1.3 Penulis Skenario ...... 55 4.2.1.4 Penata Kamera ...... 57 4.2.1.5 Penata Artistik ...... 59 4.2.1.6 Penata Musik ...... 60 4.2.1.7 Editor ...... 63 4.2.1.8 Pengisi dan PenataSuara ...... 65 4.2.1.9 Bintang Film ...... 67 4.3 Pembahasan ...... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...... 86 5.2 Saran ...... 87

DAFTAR REFERENSI ...... 88

LAMPIRAN

x Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 4.1 Profil Kru Film “Cek Toko Sebelah” ...... 76

xi Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 2.1 Model Teoritis ...... 40 4.1 Poster Film “Cek Toko Sebelah” ...... 46

xii Universitas Sumatera Utara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Konteks Masalah

Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. Pesan film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan dan informasi. Pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme lambang-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan dan sebagainya. Menurut Ardianto (2017: 136) film adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual dibelahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film bioskop, film televisi dan film video laser setiap minggunya. Seperti halnya televisi, tujuan khalayak menonton film dapat terkandung unsur informatif maupun edukatif bahkan persuasif. Sementara menurut Pratista (2008: 1) yaitu, film adalah media audio-visual yang menggabungkan kedua unsur, yaitu naratif dan sinematik. Unsur naratif sendiri berhubungan dengan tema sedangkan unsur sinematik merupakan alur atau jalan ceritanya. Sedangkan menurut UU 8/1992, film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan bahan hasil penerimaan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan lainnya. Demikian pula fenomena manusia yang disebut persistensi visi (foto yang bergerak cepat menciptakan ilusi gerakan) (https://www.kpi.go.id). Film juga dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap massa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio visual, yaitu gambar dan suara yang hidup. Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak

1 Universitas Sumatera Utara

2

dalam waktu singkat. Ketika menonton film penonton seakan-akan dapat menembus ruang dan waktu yang dapat menceritakan kehidupan dan bahkan dapat mempengaruhi audiens. Dewasa ini terdapat berbagai ragam film, meskipun cara pendekatannya berbeda-beda, semua film dapat dikatakan mempunyai satu sasaran, yaitu menarik perhatian orang terhadap muatan-muatan masalah yang dikandung. Selain itu, film dapat dirancang untuk melayani keperluan publik terbatas maupun publik yang seluas-luasnya. Pada dasarnya film dapat dikelompokkan kedalam dua pembagian dasar, yaitu kategori film cerita dan non cerita. Pendapat lain menggolongkan menjadi film fiksi dan non fiksi. Film cerita adalah film yang diproduksi berdasarkan cerita yang dikarang dan dimainkan oleh aktor dan aktris. Pada umumnya film cerita bersifat komersial, artinya dipertunjukkan di bioskop dengan harga karcis tertentu atau diputar di televisi dengan dukungan sponsor iklan tertentu. Film non cerita adalah film yang mengambil kenyataan sebagai subyeknya, yaitu merekam kenyataan daripada fiksi tentang kenyataan. Dalam perkembangannya, film cerita dan non cerita saling mempengaruhi dan melahirkan berbagai jenis film yang memiliki ciri, gaya dan corak masing- masing. Seperti misalnya dengan film Pendekar Awan dan Angin, film ini termasuk film cerita karena ceritanya dikarang yang dipertunjukan ditelevisi dengan dukungan iklan. Agar tetap diminati penonton film cerita harus tanggap terhadap perkembangan zaman, artinya ceritanya harus lebih baik, penggarapannya yang profesional dengan teknik penyuntingan yang semakin canggih sehingga penonton tidak merasa dibohongi dengan trik-trik tertentu bahkan seolah-olah justru penonton yang menjadi aktor atau aktris di film tersebut (Basid & Fitria, 2017: 100). Dalam pembuatan film membutuhkan waktu dan proses yang sangat panjang serta diperlukan proses pemikiran dan proses teknik. Proses pemikiran berupa pencarian ide, gagasan, dan cerita yang akan digarap. Proses teknik berupa keterampilan artistik untuk mewujudkan ide, gagasan menjadi sebuah film yang siap ditonton. Pencarian ide atau gagasan ini dapat berasal dari mana saja, seperti,

Universitas Sumatera Utara

3

novel, cerpen, puisi, dongeng, sejarah, cerita nyata, bahkan cerita komedi atau humor (Sudarto, dkk, 2015: 1). Dari beberapa genre film yang ada, salah satu genre film yang banyak disukai dan diminati oleh masyarakat adalah genre film komedi atau humor. Humor atau komedi dapat menghibur dan mengundang perhatian serta menimbulkan ketertarikan bagi seseorang dengan adanya reaksi, yakni tertawa. Teknik humor atau komedi dapat dilihat dalam berbagai media, salah satunya adalah media audiovisual berupa film (Hartono, 2015: 1). Film humor atau komedi menjadi bagian penting dalam sejarah perfilman Indonesia seiring perkembangannya dan telah melahirkan tokoh maupun kelompok peran komedi yang menghiasi layar lebar Indonesia. Sebut saja tokoh karismatik Benyamin Sueb, Kadir dan Doyok, serta Warkop DKI; Dono, Kasino, dan Indro. Adapun dari masing-masing tokoh utama dalam film komedi Indonesia ini dilekatkan dengan berbagai tema dan pendekatan cerita komedi yang beragam. Film merupakan salah satu media audiovisual yang tergolong dalam media massa, sehingga film dapat menyampaikan pesan kepada khalayak. Film pertama kali lahir di pertengahan kedua abad 19, dibuat dengan bahan dasar seluloid yang sangat mudah terbakar bahkan oleh percikan abu rokok sekalipun. Sejalan dengan waktu, para ahli berlomba-lomba untuk menyempurnakan film agar lebih aman, lebih mudah diproduksi dan enak ditonton (Effendy, 2009: 10). Film adalah gambar hidup yang merupakan salah satu media atau saluran komunikasi massa dalam penyampaian pesan, baik itu pesan verbal maupun non- verbal. Hal ini dikarenakan film merupakan hasil dari seonggok seluloid dibuat dengan tujuan tertentu, kemudian hasilnya diputar dengan menggunakan proyektor, ditembakkan dan dipertunjukkan ke televisi atau layar lebar di gedung bioskop yang dapat ditonton oleh sejumlah khalayak (Romli, 2016: 97). Di Indonesia, film umumnya memberikan hiburan kepada masyarakat. Salah satu media hiburan yang sangat disenangi oleh masyarakat khususnya pada kalangan remaja dan kalangan menengah atas adalah bioskop. Pengertian bioskop sendiri diambil dari bahasa yunani yaitu “bios” yang artinya adalah hidup, dan

Universitas Sumatera Utara

4

“scopos” yang artinya melihat. Maka bioskop bisa diartikan tempat untuk menonton pertunjukan film dengan menggunakan layar lebar. Gambar film diproyeksikan ke layar dengan menggunakan proyektor. Saat ini hampir di seluruh kota-kota besar di Indonesia memiliki tempat bioskop yang rata-rata berada di pusat perbelanjaan (mall). Dimana bioskop tersebut memberikan hiburan kepada khalayak dengan memutar film, baik itu film dari luar negeri maupun dalam negeri. Menurut Gatot Prakoso (dalam Romli, 2016: 97), film memiliki unsur yaitu gerak itu sendiri. Gerak intermitten proyektor, gerak yang mekanismenya mengelabuhi mata manusia, memberikan kesan bergerak dari objek diam dalam seluloid. Perubahan gerak itu bisa berupa metamorfosis, dari suatu yang membentuk hasil final yang mungkin berupa interval panjang, yang akhirnya menjadi kesatuan yang utuh, antara perubahan bentuk pertama hingga akhir film akan menjadi sesuatu yang bermakna. Sedangkan isi dari film akan berkembang kalau sarat dengan pengertian-pengertian atau simbol-simbol, dan berasosiasikan suatu pengertian serta mempunyai konteks dengan lingkungan yang menerimanya. Film yang banyak mempergunakan simbol, tanda, dan ikon akan menantang penerimanya untuk semakin berusaha mencerna makna dan hakikat dari film itu. Seperti halnya televisi, tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film juga terkandung fungsi informatif maupun edukatif bahkan persuasif. Hal ini sejalan dengan misi perfilman nasional sejak tahun 1979, bahwa selain sebagai media hiburan, film nasional dapat digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation and character building (Effendy, 2014: 212). Fungsi edukasi dapat tercapai apabila film nasional memproduksi film- film sejarah yang objektif atau film dokumenter dan film yang diangkat dari kehidupan sehari-hari secara berimbang. Film merupakan salah satu alat komunikasi yang mudah disampaikan, mudah diterima dan mudah dicerna oleh manusia. Di dalam film mengandung tiga fungsi yaitu :

a. Fungsi Hiburan Dalam mensejahterakan rohani manusia karena membutuhkan kepuasan batin untuk melihat secara visual serta pembinaan.

Universitas Sumatera Utara

5

b. Fungsi Penerangan Dalam film segala informasi dapat disampaikan secara audio-visual sehingga dapat mudah dimengerti. c. Fungsi Pendidikan Dapat memberikan contoh suatu peragaan yang bersifat mendidik, tauladan di dalam masyarakat dan mempertontonkan perbuatan- perbuatan yang baik. (http://digilib.mercubuana.ac.id)

Film telah menjadi media komunikasi audio visual yang akrab dinikmati oleh segenap masyarakat dari berbagai rentang usia dan latar belakang sosial. Kekuatan dan kemampuan film dalam menjangkau banyak segmen sosial, lantas membuat para ahli bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya. Gambaran-gambaran kehidupan manusia penuh dengan simbol yang mempunyai makna dan arti yang berbeda, dan lewat simbol tersebut film memberikan makna yang lain lewat bahasa visualnya. Film juga merupakan saran ekspresi indrawi yang khas dan efisien, aksi dan karakteristik yang dikomunikasikan dengan kemahiran, mengekspresikan image yang ditampilkan dalam film yang kemudian menghasilkan makna tertentu yang sesuai konteksnya. Dalam menyampaikan pesan kepada khalayak, sutradara menggunakan imajinasinya untuk mempresentasikan suatu pesan melalui film dengan mengikuti unsur-unsur yang menyangkut eksposisi (penyajian secara langsung atau tidak langsung). Tidak sedikit film yang mengangkat cerita nyata atau sungguh- sungguh terjadi dalam masyarakat. Seperti halnya film Naga Bonar yang bercerita tentang seorang pencopet yang menjadi jenderal berasal dari Medan yang bernama Naga Bonar diperankan oleh Deddy Mizwar dan iasering keluar-masuk penjara Jepang. Ia mendapatkan kesempatan menyebut dirinya seorang jenderal di pasukan kemerdekaan Indonesia, ketika itu pasukan pendudukan Jepang mundur pada tahun 1945 dan Belanda berusaha kembali menguasai daerah yang ditinggalkan tersebut. Pada awalnya semua itu dilakukan hanya sekedar untuk mendapatkan kemewahan hidup sebagai seorang jenderal, akan tetapi pada akhirnya dia menjadi tentara yang sesungguhnya, dan memimpin kemenangan Indonesia dalam peperangan. Di dalam film tersebut, banyak muatan-muatan pesan ideologis di dalamnya, sehingga pada akhirnya dapat mempengaruhi pola pikir para penontonnya. Sebagai gambar yang bergerak, film adalah reproduksi dari kenyataan seperti apa adanya.

Universitas Sumatera Utara

6

Dalam penelitian ini, peneliti memilih film yang berjudul Cek Toko Sebelah yang merupakan salah satu film Indonesia yang telah banyak ditonton oleh masyarakat dengan pada tahun 2017 yang meraih sebanyak 2.641.255 penonton. Dilihat dari antusias masyarakat yang begitu tertarik untuk menyaksikan serta menyambut film tersebut pada minggu pertama film diluncurkan, hingga saat film tersebut akan berakhir tayang di bioskop dilihat dari banyaknya jumlah masyarakat yang masih ingin menontonnya. Cek Toko Sebelah adalah film yang berkisah tentang menghormati pilihan hidup dan memiliki sebuah gagasan kuat mengenai bagaimana sebuah potensi konflik horizontal dan internal bisa dihindari bila kita mau saling terbuka, membuka ruang dialog dan melepaskan egoisme pribadi. Gagasan tersebut disampaikan lewat bingkai sebuah keluarga Tionghoa yang memiliki kepala keluarga dengan pandangan hidup kolot yang dalam kehidupan sehari-hari terlanjur lekat dengan label, “setiap Tionghoa pastilah seorang pedagang”. Cek Toko Sebelah dijual sebagai film komedi.Judulnya sendiri merujuk pada frase yang menyatakan ekspresi pemilik toko yang menganjurkan calon pembelinya untuk membandingkan harga atau kualitas barang ke toko milik pesaing. Film ini memang menawarkan rangkaian humor, tetapi humor tersebut dipadupadankan dengan drama yang berhasil dieksekusi dengan baik. Menggabungkan antara komedi dan drama di dalam sebuah cerita adalah sebuah pekerjaan yang beresiko tinggi dan film ini adalah contoh yang memadukannya dengan manis karena mayoritas gurauan di dalamnya, tetapi elemen drama di film inilah yang membuat cita rasanya pekat dan melekat sehingga dapat dinikmati oleh penontonnya dengan baik. Pondasi utama Cek Toko Sebelah sebenarnya adalah drama keluarga. Lawakan diberikan di sela-sela pembangunan dramatisasi konflik antara karakter utama, lewat berbagai celotehan, pelesetan dan dialog jenaka yang dilontarkan barisan para pemeran pendukung yang memang komedian. Mayoritas humor dalam film ini adalah bergaya observasi, jenis komedi yang berdasarkan kejadian sehari-hari atau fenomena budaya populer yang sedang atau sempat terjadi. Pilihan kreatif menjadikan fungsi para karakter di film ini pun terbagi dua: 1) para aktor utama untuk menjaga intensitas drama; 2) para pemeran pembantu dan

Universitas Sumatera Utara

7

figuran berperan untuk menghadirkan keceriaan. Pola seperti ini bukan hal baru sebenarnya (https://pictureplayblog.wordpress.com/2016/12/29/cek-toko-sebelah- review-rekonsiliasi-lewat-komedi/). Disini peneliti ingin melihat faktor-faktor atau unsur-unsur seperti: plot, tokoh dan latar yang terdapat dalam film Cek Toko Sebelah dalam meraih kesuksesan film tersebut. Tujuan peneliti disini akan mendeskripsikan secara kritis untuk melihat dan menjabarkan faktor-faktor tersebut yang terdapat pada film Cek Toko Sebelah. Film ini dipilih oleh peneliti bukan tanpa alasan, tetapi karena adanya ketertarikan peneliti pada film tersebut.Selain itu, melihat banyaknya pesan sosial dan pesan moral yang terkandung didalamnya, sehingga menimbulkan kesan yang mendalam. Kemudian dilihat dari antusiasme dan jumlah penonton yang mencapai 1.055.203 orang pada hari ke-8 saat film diluncurkan. Maka dengan alasan itulah penulis ingin mengangkat film ini sebagai penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Film Cek Toko Sebelah”.

1.2 Fokus Masalah

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah: “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Film Cek Toko Sebelah”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui unsur-unsur apa saja yang mempengaruhi keberhasilan sebuah film. b. Untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesuksesan film “Cek Toko Sebelah”.

Universitas Sumatera Utara

8

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan pada Departemen Ilmu Komuniksasi FISIP USU, guna memperkaya bahan penelitian dan bacaan. b. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memperluas pengetahuan peneliti mengenai komunikasi massa serta mengenai film. c. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan penelitian serupa. Selain itu juga memberi informasi tentang faktor-faktor kesuksesan pada sebuah film sehingga dapat menjadi bahan masukan bagi berbagai pihak.

Universitas Sumatera Utara

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Paradigma Kajian

Patton mengatakan paradigma adalah suatu pandangan dunia, suatu perspektif yang umum, suatu cara mematahkan kompleksitas dalam dunia nyata. Dengan demikian, paradigma sangat tertanam dalam sosialisasi pengikut dan praktisi: paradigma memberitahu mereka apa yang penting, sah dan masuk akal. Paradigma juga normatif, memberitahu praktisi apa yang harus dilakukan tanpa perlu pertimbangan eksistensial atau epistemologis yang panjang. Tapi itu adalah aspek paradigma yang merupakan kedua kekuatan dalam membuat tindakan yang mungkin, kelemahan mereka bahwa alasan untuk tindakan tersembunyi dalam asumsi diragukan paradigma (dalam Mulyana, 2004: 9). Guba dan Lincoln (1994) menjelaskan bahwa paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu dan teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria penelitian sebagai landasan untuk menjawab permasalah dalam sebuah penelitian (dalam Erlina, 2011: 10). Ada beberapa alasan peneliti dalam menentukan paradigma penelitian: 1. Paradigma penelitian menggambarkan pilihan suatu kepercayaan yang akan mendasari dan memberi pedoman seluruh proses penelitian. 2. Paradigma penelitian menekankan rumusan masalah, tujuan penelitian dan tipe penjelasan yang digunakan. 3. Pemilihan paradigma memiliki implikasi terhadap pemilihan metode, teknik, penentuan subjek penelitian/sampling, teknik pengumpulan, teknik uji keabsahan data dan analisis data (Pujileksono, 2015: 26). Paradigma pada penelitian ini mengacu kepada paradigma konstruktivisme. Peneliti sendiri menggunakan paradigma konstruktivisme dikarenakan peneliti ingin mendapatkan pengembangan pemahaman yang membantu proses interpretasi suatu peristiwa.

9 Universitas Sumatera Utara

10

2.1.1) Paradigma Konstruktivisme

Paradigma konstruktivisme berasumsi bahwa tidak dapat terpisahnya subjek dan objek komunikasi dan hal ini bertolak belakang dengan paradigma positivisme. Konstruktivisme diambil dari kata “konstruksi” yakni merancang apa yang dirancang. Disini pesan dirancang menjadi konstruktivisme yang disebut juga sebagai pengkajian terhadap “bagaimana pesan di konstruksikan atau disusun” (Nurhadi, 2017: 34-35). Teori konstruktivisme merupakan pendekatan secara teoritis untuk komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh Jesse Delia dan rekan- rekan sejawatnya. Teori konstruktivisme menyatakan bahwa individu melakukan interprestasi dan bertindak menurut berbagai kategori konseptual yang ada dalam pikirannya. Menurut teori ini, realitas tidak menunjukkan dirinya dalam bentuknya yang kasar, tetapi harus disaring terlebih dahulu melalui bagaimana cara seseorang melihat sesuatu (Morissan, dkk, 2009: 107). Paradigma konstruktivisme ialah paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai konstruksi sosial, dan kebenaran suatu realitas sosial bersifat relatif. Pandangan konstruktivisme ini menolak pandangan positivisme yang memisahkan subjek dan objek komunikasi. Pandangan konstruktivisme ini, bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pesan. Konstruktivisme justru menganggap subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan komunikasi serta hubungan-hubungan sosialnya. Subjek memiliki kemampuan melakukan kontrol terhadap maksud-maksud tertentu dalam setiap wacana. Teori konstruktivisme juga menyatakan bahwa individu menginterpretasikan dan beraksi menurut kategori konseptual dari pikiran. Realitas tidak menggambarkan diri individu namun harus disaring melalui cara pandang orang terhadap realitas tersebut. Teori konstruktivisme dibangun berdasarkan teori yang ada sebelumnya, yaitu konstruksi pribadi atau konstruksi personal (personal construct) oleh George Kelly.Ia menyatakan bahwa orang memahami pengalamannya dengan cara

Universitas Sumatera Utara

11

mengelompokkan berbagai peristiwa menurut kesamaannya dan membedakan berbagai hal melalui perbedaannya (Littlejohn, dkk, 2009: 180). Paradigma konstruktivis berbasis pada pemikiran umum tentang teori- teori yang dihasilkan oleh peneliti dan teoritisi aliran konstruktivis. Littlejohn mengatakan bahwa paradigma konstruktivis berlandaskan pada ide bahwa realitas bukanlah bentukan yang objektif, tetapi dikonstruksi melalui proses interaksi dalam kelompok, masyarakat, dan budaya (Wibowo, 2011: 28). Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi atau bentukan kita sendiri, oleh karenanya pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan (realitas) (Wibowo, 2011: 162). Keberadaan realitas tidak hadir begitu saja pada benak pengamat, realitas ada karena pada diri manusia terdapat skema, kategori, konsep dan struktur pengetahuan yang berkaitan dengan objek yang diamati. Pada proses komunikasi pesan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang kepada orang lain, penerima pesan sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman mereka. Pujileksono (2015: 28) menyatakan bahwa paradigma konstruktivisme memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Paradigma penelitian yang melihat suatu realita dibentuk oleh berbagai macam latar belakang sebagai bentuk konstruksi realita tersebut. Realita yang dijadikan sebagai objek penelitian merupakan suatu tindakan sosial oleh aktor sosial. b. Latar belakang yang mengkonstruksi realita tersebut dilihat dalam bentuk konstruksi mental berdasarkan pengalaman sosial yang dialami oleh aktor sosial sehingga sifatnya lokal dan spesifik. c. Penelitiannya mempertanyakan ‘mengapa’. d. Realita berada di luar peneliti namun dapat memahami melalui interaksi dengan realita sebagai objek penelitian. e. Jarak antara peneliti dan objek penelitian tidak terlalu dekat, peneliti tidak terlibat namun berinteraksi dengan objek penelitian. f. Paradigma penelitian konstruktivisme sifatnya kualitatif, peneliti memasukkan nilai-nilai pendapat ke dalam penelitiannya. Penelitian dengan paradigma ini sifatnya subjektif. g. Bertujuan untuk memahami apa yang menjadi konstruksi suatu realita. Oleh karena itu peneliti harus dapat mengetahui faktor apa saja yang mendorong suatu realita dapat terjadi dan menjelaskan bagaimana faktor- faktor itu merekonstruksi realita tersebut.

Universitas Sumatera Utara

12

2.1.2) Penelitian Terdahulu

Penelitian dengan objek film sudah pernah dilakukan oleh Rouli Afrilya dari Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara dalam penelitian yang berjudul “Metafora “Matahari” Dalam Film Suncatchers (Analisis Semiotika Metafora “Matahari” dalam Film Suncatchers)” pada tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan metafora “matahari” yang terdapat dalam Film Suncatchers, serta untuk mengetahui pemaknaan metafora “matahari” jika dikaitkan dengan nilai-nilai perusahaan Sun Life Financial. Penelitian ini bersifat kualitatif, disertai dengan paradigma interpretif. Dalam menganalisis data pada objek penelitian, peneliti menggunakan teknik analisis semiotika. Teori-teori yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini, antara lain: teori komunikasi massa, film, dan semiotika film. Peneliti menggunakan pendekatan sintagmatik film Christian Metz, disertai dengan praikonografi, ikonografi, dan ikonologi Panofsky. Dari hasil analisis data dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa dalam film yang diteliti terdapat sebagian besar adegan yang mengandung pemaknaan metafora. Pemaknaan metafora tersebut menyiratkan pesan terhadap penonton tentang bagaimana peran matahari di dalam kehidupan. Kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan terletak pada metode yang digunakan, yaitu menggunakan metode kualitatif. Sedangkan perbedaan antara keduanya terlihat dari segi metode analisis dan kerangka teori. Penelitian terdahulu menggunakan analisis semiotika Christian Metz, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan pada film. Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Andrina Desita Pardede dari Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara dalam penelitian yang berjudul “Representasi Feminisme dalam Film (Analisis Semiotika Roland Barthes Mengenai Feminisme Dalam Film Maleficent)” pada tahun 2016. Film Maleficent merupakan film adaptasi dongeng Sleeping Beauty yang menceritakan kehidupan seorang peri bernama Maleficent. Melalui film ini, karakter perempuan digambarkan sebagai subjek narasi yang

Universitas Sumatera Utara

13

aktif dan membawa pesan feminisme. Topik feminisme menarik perhatian peneliti karena selama ini perempuan sering digambarkan hanya sebagai objek narasi yang pasif bahkan objek erotis utama dalam film. Berdasarkan hal tersebut peneliti dalam penelitian ini ingin mengetahui bagaimana representasi feminisme dalam film Maleficent. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivisme dan menggunakan pendekatan semiotika khususnya semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film Maleficent merupakan film yang merepresentasikan feminisme dengan menampilkan kekuatan perempuan. Subtema yang digunakan untuk menganalisa film tersebut adalah hubungan perempuan dengan alam, perempuan sebagai pemimpin dan hubungan perempuan dengan anak. Tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya, kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan terletak pada metode yang digunakan, yaitu menggunakan metode kualitatif. Sedangkan perbedaan antara keduanya terlihat dari segi metode analisis dan kerangka teori, dimana penelitian terdahulu menggunakan metode analisis semiotika Roland Barthes. (http://repository.usu.ac.id).

2.2 Kerangka Teori 2.2.1) Komunikasi Massa

Untuk memahami pengertian komunikasi massa, terlebih dahulu kita mengetahui pengertian dari komunikasi secara umum. Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”. Jadi, secara garis besar dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan). Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut

Universitas Sumatera Utara

14

bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan pesan atau informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi (Suprapto, 2009: 5). Sampai tahun 1976, menurut catatan Dance dan Larson dalam Miller sudah ada 126 definisi komunikasi.Ada definisi yang dibuat menurut perspektif sosiologi, budaya, elektronika, ekonomi, dan adapula dari perspektif ilmu politik. Meski definisi yang dibuat para pakar memiliki perspektif yang berbeda satu sama lainnya, namun definisi-definisi tersebut pada dasarnya tidak terlepas dari substansi komunikasi itu sendiri sebagai suatu proses pengalihan informasi (pesan) dari seseorang kepada orang lain, atau sebaliknya (dalam Cangara, 2017: 36). Di dalam komunikasi, terdapat beberapa jenis komunikasi yang salah satunya adalah komunikasi massa. Karakteristik utama yang dimiliki oleh komunikasi massa adalah kemampuannya untuk menyebarkan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat melalui media massa. Tentu hal tersebut membedakan komunikasi massa dengan komunikasi lainnya, seperti komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (dalam Ardianto, dkk, 2017: 3), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah: radio siaran dan televisi, keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah, keduanya disebut sebagai media cetak; serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop.

Universitas Sumatera Utara

15

Adapula definisi komunikasi massa menurut Gerbner yang lebih terperinci, yaitu “mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies” yang artinya merupakan komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Dari definisi tersebut tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus dilakukan oleh lembaga dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri (dalam Ardianto, dkk, 2017: 3). Seperti halnya Gerbner yang mengemukakan bahwa komunikasi massa itu akan melibatkan lembaga, maka Wright (dalam Ardianto, dkk, 2017: 5) secara khusus mengemukakan bahwa komunikator bergerak dalam organisasi yang kompleks. Organisasi yang kompleks itu menyangkut berbagai pihak yang terlibat dalam proses komunikasi massa, mulai dari menyusun pesan sampai pesan diterima oleh komunikan. Misalnya, bila pesan disampaikan melalui media cetak (majalah dan surat kabar), maka pihak yang terlibat diantaranya adalah pemimpin redaksi, editor, lay-out man, korektor. Sedangkan bila pesan disampaikan melalui media elektronik radio siaran maka pihak yang terlibat diantaranya adalah penyiar dan operator. Bila pesan disampaikan melalui televisi, maka pihak yang terlibat akan lebih banyak lagi, seperti camera man, floor man, lighting man, pengarah acara, sutradara, operator dan petugas audio. Penggunaan seperangkat alat teknologi dengan sendirinya menyebabkan komunikasi massa itu membutuhkan biaya relatif besar. Pendapat lain mengatakan komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya yang relatif mahal yang dikelola oleh suatu lembaga

Universitas Sumatera Utara

16

atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonym dan heterogen (Mulyana, 2005: 83). Komunikasi massa terjadi ketika sejumlah orang mengirimkan pesan kepada audiens yang besar yang bersifat anonymous dan heterogen melalui penggunaan media komunikasi khusus. Studi komunikasi massa mempelajari pemanfaatan media oleh audiens dan menjelaskan efek media terhadap human interaction dalam konteks komunikasi dan unit analisis komunikasi massa antara pesan, media dan audiens (Liliweri, 2011: 219). Ahli komunikasi lainnya juga berpendapat yaitu, Josep A. Devito merumuskan definisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa serta tentang media yang digunakannya. Ia mengemukakan definisinya dalam dua item, yakni: “Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar- pemancar yang audio dan/atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio siaran, surat kabar, majalah dan film” (dalam Ardianto, dkk, 2017: 5-6). Dari berbagai definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh beberapa para ahli komunikasi, tampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip, bahkan definisi-definisi itu satu sama lain saling melengkapi. Hal ini telah memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian komunikasi massa. Bahkan secara tidak langsung, dari pengertian komunikasi massa dapat diketahui pula ciri-ciri komunikasi massa yang membedakannya dari bentuk komunikasi lainnya.

A. Ciri-Ciri Komunikasi Massa

Banyak sekali pendapat para ahli tentang pengertian komunikasi massa. Pada akhirnya, pendapat tersebut dapat melengkapi pengertian komunikasi yang dicetuskan oleh mereka satu sama lain. Seperti yang sudah

Universitas Sumatera Utara

17

dijelaskan di atas bahwa para ahli membatasi pengertian dari komunikasi massa. Komunikasi massa merupakan salah satu bentuk komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang luas, tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa (cetak atau elektronik), sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Komunikasi massa mempunyai proses yang melibatkan beberapa komponen. Komponen yang saling berinteraksi (sumber dan penerimaan) terlibat satu sama lain, dimana pesan akan diberi kode oleh sumber yang disalurkan melalui saluran dan diberi kode oleh penerima berupa umpan balik yang memungkinkan interaksi berlanjut antara sumber dan penerima. Akan tetapi terdapat ciri-ciri komunikasi massa yang membedakannya dengan komunikasi lainnya, yaitu sebagai berikut:

1. Komunikator Terlembagakan Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun media elektronik. Mengingat kembali pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Di dalam komunikasi massa, komunikator yang berperan dalam penyampaian informasi kepada khalayak adalah lembaga media massa itu sendiri. Artinya komunikatornya bukan perorangan tetapi komunikator dalam komunikasi massa itu adalah lembaga yang disebabkan elemen utama komunikasi massa itu adalah media massa. Media massa hanya bisa muncul karena gabungan kerjasama antar beberapa orang. 2. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditunjukkan untuk semua orang dan tidak ditunjukkan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karena itu, komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa, atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau kriteria yang menarik bagi sebagian besar komunikan. Dengan demikian, kriteria pesan yang penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri yakni bagi sebagian besar komunikan. 3. Komunikannya Anonim dan Heterogen Pada komunikasi antarpersonal, komunikator akan mengenal komunikannya dan mengetahui identitasnya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka secara langsung. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah

Universitas Sumatera Utara

18

heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor usia, faktor jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat ekonomi. 4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas, bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama. Effendy mengartikan keserempakan media massa itu sebagai keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan serempak (dalam Romli, 2016: 5). 5. Komunikasi Lebih Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Salah satu prinsip komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi. Yaitu apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu. Dalam komunikasi antarpersona yang diutamakan adalah unsur hubungan. Semakin saling mengenal antarpelaku komunikasi, maka komunikasinya semakin efektif. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak harus selalu kenal dengan komunikannya, dan sebaliknya. Yang penting, bagaimana seorang komunikator menyusun pesan secara sistematis, baik, sesuai dengan jenis medianya, agar komunikannya bisa memahami isi pesan tersebut (Ardianto, dkk, 2017: 7- 10). 6. Komunikasi Massa Yang Bersifat Satu Arah Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi massa yang merupakan kelemahannya. Karena komunikasinya melalui media massa, yang bersifat satu arah, maka komunikator dan komunikasinya tidak dapat melakukan kontak secara langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersonal. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah. 7. Stimulasi Alat Indra yang Terbatas Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya adalah stimulasi alat indra yang terbatas. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah pembaca hanya melihat, pada radio siaran dan rekaman auditif audience hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film audience menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

Universitas Sumatera Utara

19

8. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect) Dalam dunia komunikasi, komponen umpan balik atau yang lebih populer disebut dengan feedback merupakan faktor penting dalam proses komunikasi. Begitupula dengan komunikasi seringkali dibutuhkan guna mendapatkan feedback yang disampaikan oleh komunikannya. Umpan balik sebagai respons mempunyai volume yang tidak terbatas, artinya komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya. Tanggapan khalayak (audience) bisa diterima lewat telepon, e-mail, twitter, facebook, dan lain sebagainya. Dengan demikian, proses penyampaian feedback komunikasi massa bersifat tidak langsung (indirect). Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan telepon, e-mail, twitter, facebook, dan lain sebagainya menunjukkan bahwa feedback dalam komunikasi massa bersifat tertunda (delayed) (Romli, 2016: 4-6).

Dari beberapa ciri-ciri komunikasi massa di atas, terlihat bahwa komunikasi massa pada dasarnya belum dapat berlangsung secara efektif. Misalnya, pada proses penyampaian pesan yang dilakukan melalui beberapa tahapan dengan kemungkinan gangguan, seperti alam atau gangguan mekanik. Selain itu, pada proses umpan balik yang kemungkinan berjalan secara lambat serta interaksi antara komunikator dan komunikan yang dibatasi. Namun di lain sisi komunikasi massa memliki keunggulan, yaitu sifatnya yang umum dan terbuka. Seluruh kalangan masyarakat dapat menerima informasi yang sama dari daerah yang berbeda sekalipun.

B. Fungsi Komunikasi Massa

Ada banyak pendapat yang dikemukakan untuk mengupas apa fungsi- fungsi komunikasi massa. Sama dengan defenisi komunikasi massa, fungsi komunikasi massa juga mempunyai latar belakang dan tujuan yang berbeda satu sama lain. Meskipun satu pendapat dengan pendapat lain berbeda, tetapi inti dari yang ingin disampaikan mereka bisa jadi sama. Membicarakan fungsi-fungsi komunikasi massa, ada satu hal yang perlu disepakati terlebih dahulu. Hal tersebut adalah komunikasi massa itu sendiri berarti komunikasi lewat media massa. Ini berarti, komunikasi massa tidak akan ditemukan maknanya tanpa menyertakan media massa sebagai elemen terpenting dalam komunikasi massa. Sebab, tak ada komunikasi

Universitas Sumatera Utara

20

massa tanpa media massa. Alasan inilah yang mendasari mengapa ketika kita memperbincangkan fungsi komunikasi massa sekaligus membicarakan fungsi media massa pula. Para pakar mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi, kendati dalam setiap item fungsi terdapat persamaan dan perbedaan. Pembahasan fungsi komunikasi telah menjadi diskusi yang cukup penting terutama konsekuensi komunikasi melalui media massa. Fungsi komunikasi massa yang dikemukakan oleh salah satu ahli adalah menurut Dominick yang terdiri dari beberapa fungsi, yaitu:

1. Fungsi Pengawasan (Surveillance) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: (a) warning or beware surveillance (pengawasan peringatan); (b) instrumental surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan seperti ini dapat serta merta menjadi ancaman serius bagi masyarakat yang dimuat oleh media. Sedangkan, fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. 2. Fungsi Penafsiran (Interpretation) Fungsi ini hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media mssa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. Contoh nyata penafsiran media dapat dilihat pada halaman tajuk wacana (editorial) surat kabar. Penafsiran ini berbentuk komentar atau opini yang ditujukan kepada khalayak pembaca, serta dilengkapi perspektif (sudut pandang) terhadap berita yang disajikan pada halaman lainnya. 3. Fungsi Pertalian (Linkage) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4. Fungsi Penyebaran Nilai-Nilai (Transmission of Values) Fungsi penyebaran nilai tidak kentara.Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi). Sosialisasi mnegacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. Dengan kata lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.

Universitas Sumatera Utara

21

Di antara semua media massa, televisi sangat berpotemsi untuk terjadinya sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) pada anak muda, terutama anak-anak yang telah melampaui usia 16 tahun, yang banyak menghabiskan waktunya menonton televisi disbanding kegiatan lainnya, kecuali tidur. Beberapa pengamata memperingatkan kemungkinan terjadinya disfungsi jika televisi menjadikan salurannya terutama untuk sosialisasi (penyebaran nilai-nilai). 5. Hiburan (Entertainment) Fungsi lain dari komunikasi adalah hiburan, bahwa seirama dengan fungsi-fungsi lain, komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa. Transformasi budaya yang dilaksanakan oleh komunikasi massa mengikut-sertakan fungsi hiburan ini sebagai bagian penting dalam fungsi komunikasi massa. Hiburan tidak terlepas dari fungsi media massa itu sendiri dan juga tidak terlepas dari tujuan transformasi budaya. Dengan demikian, maka fungsi hiburan dari komunikasi massa saling mendukung fungsi-fungsi lainnya dalam proses komunikasi massa (dalam Ardianto, dkk, 2017: 14-17).

Kelima fungsi diatas akan berimplikasi pada media massa sebagai saluran pengirim pesannya, sehingga dewasa ini media massa pun dicirikan sebagai alat pengontrol sosial. Komunikasi massa menjadi punya fungsi dikarenakan media massa sebagai alat penyampai pesan kepada khalayak dan atas pesan yang disampaikannya akan memiliki dampak untuk orang banyak. Mengingat isi pesan dalam komunikasi massa memiliki tujuan memengaruhi perasaan, sikap, opini, atau perilaku khalayak maupun individu. Adapula fungsi komunikasi menurut pendapat lain, yaitu menurut Karlian (dalam Ardianto, dkk, 2017: 19), fungsi komunikasi secara umum adalah sebagai berikut: a. Fungsi komunikasi, media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi yang dibutuhkan khalayak sesuai dengan kepentingan khalayak yang selalu merasa haus akan informasi atas segala sesuatu yang terjadi disekitarnya. b. Fungsi pendidikan, media massa mampu menyajikan hal-hal yang bersifat mendidik dengan pengajaran nilai, etika serta aturan-aturan yang berlaku pada khalayak. c. Fungsi mempengaruhi, media massa mampu mempengaruhi khalayak sesuai dengan apa yang diinginkan media. Secara implisit terdapat dalam tajuk, iklan, artikel dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

22

d. Fungsi proses pengembangan mental, media massa mampu menambah wawasan khalayak sehingga intelektualitas khalayak akan berkembang. Berbagai pemberitaan mengenai peristiwa yang disampaikan media juga makin menambah pengalaman dan ketergantungan khalayak dalam pengembangan mentalnya. e. Fungsi adaptasi lingkungan, proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan memerlukan penyesuaian agar tetap tercipta tujuan komunikasi berupa kesamaan makna diantara pelaku komunikasi. f. Fungsi memanipulasi lingkungan, komunikasi massa merupakan alat kontrol utama dan pengatur lingkungan.

Komunikasi massa sendiri memiliki fungsi khusus. Menurut De Vito (dalam Ardianto, dkk, 2017: 23), yakni untuk meyakinkan khalayak, menganugrahkan status sehingga prestasi meningkat, membius, menciptakan rasa kebersatuan, privatisasi (kecenderungan penarikan diri) serta hubungan sosial.

C. Bentuk-Bentuk Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media massa. Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film, media on-line (internet). Masing- masing media massa tersebut memiliki ciri khasnya sendiri, berikut penjelasan dari masing-masing bentuk media massa :

1. Surat Kabar Surat kabar atau yang lebih dikenal dengan koran adalah media massa utama bagi orang untuk memperoleh berita. Di sebagian besar kota, tidak ada sumber berita yang bisa menyamakan keluasan dan kedalaman liputan berita koran. Hal ini memperkuat popularitas dan pengaruh koran. Di sebagian besar komunitas, koran meliput berita secara lebih mendalam ketimbang media saingannya. Koran metropolitan seperti Washington Post biasanya memuat 300 item dan lebih banyak pada hari Minggu, lebih banyak ketimbang acara televisi dan radio, serta lebih luas cakupannya. Koran mengandung isi yang amat beragam seperti berita, saran, komik, opini, teka-teki silang serta data dan semuanya ada untuk dibaca sekehendak hati (Vivian, 2008: 71-72).

Universitas Sumatera Utara

23

2. Majalah Majalah adalah medium yang pervasif. Majalah bukan hanya untuk kalangan atas. Banyak majalah yang diterbitkan untuk kalangan bawah, yang berarti bahwa peran medium majalah dalam masyarakat melintasi hampir seluruh lapisan masyarakat. Bahkan orang yang buta huruf dapat memperoleh kesenangan dan manfaat dari majalah yang umumnya banyak memuat gambar dan berwarna. Majalah mampu mengungguli media lain dengan inovasi yang signifikan dalam jurnalisme, advertising dan sirkulasi. Inovasi itu mencakup laporan investigasi, profil tokoh secara lengkap dan foto jurnalisme (Vivian, 2008: 109). 3. Radio Siaran Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaannya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, televisi, televisi kabel, electronic games dan personal casset players. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya. Keunggulan dari radio siaran adalah berada dimana saja: ditempat tidur (ketika orang akan tidur atau bangun tidur, di dapur, di dalam mobil, di kantor, di jalanan, di pantai dan berbagai tempat lainnya). Radio memiliki kemampuan menjual bagi pengiklan yang produknya dirancang khusus untuk khalayak tertentu (Ardianto, dkk, 2017: 123). 4. Televisi Dari semua media komunikasi yang ada, televisi merupakan media yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Media televisi merupakan industri yang padat modal, padat teknologi dan padat sumber daya manusia. Berbagai macam tayangan televisi diantaranya adalah hiburan, berita dan iklan (Ardianto, dkk, 2017: 134). Pada tahun 1981 Ted Turner pernah memprediksi bahwa era koran akan berakhir dalam waktu 10 tahun, namun sampai muncul media televisi koran masih tetap ada. Turner terlalu melebih-lebihkan dampak televisi, tetapi dia benar ketika menyatakan bahwa televisi terus merebut pembaca dan pengiklan dari koran, dan termasuk dari media massa lainnya (Vivian, 2008: 226). 5. Internet Internet muncul sebagai media massayang besar dengan banyak isi, terutama melalui web coding, yang melebihi media tradisional dalam banyak hal. Internet muncul di pertengahan 1990-an sebagai mediamassa baru yang amat kuat. Internet adalah jaringan kabel, telepon dan satelit yang menghubungkan komputer. Hampir semua orang di planet ini yang memiliki komputer dan bisa masuk ke jaringan. Dengan beberapa kali mengklik tombol mouse kita akan masuk ke lautan informasi dan hiburan yang ada di seluruh dunia (Vivian, 2008: 262). 6. Film Pengalaman menonton film di ruang gelap telah dinikmati orang sejak masa awal munculnya media ini. Hal ini adalah pengalaman hebat yang membuat film memiliki kekuatan spesial dalam membentuk nilai-nilai kultural. Film bisa membuat orang tertahan, setidaknya saat mereka

Universitas Sumatera Utara

24

menontonnya, secara lebih intens ketimbang medium lainnya.Film adalah bagian kehidupan sehari-hari kita dalam banyak hal. Bahkan cara kita bicara sangat dipengaruhi oleh metafora film. Dari beberapa bentuk media massa yang telah dijabarkan di atas, selanjutnya peneliti akan lebih memfokuskan pada bentuk media massa yaitu film sesuai dengan objek penelitian ini (Vivian, 2008: 159-160).

Dari beberapa bentuk-bentuk media massa diatas, dapat diketahui bahwa media massa adalah alat yang digunakan untuk penyampaian pesan dari sumber kepada penerima (khalayak) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis yaitu seperti surat kabar, film, radio, tv dan internet. Media massadapat menimbulkan keserempakkan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator. Maka dapat disimpulkan bahwa media massa adalah suatu alat yang digunakan dalam melakukan komunikasi massa untuk menyampaikan pesan atau informasi secara serempak kepada masyarakat banyak melalui media yang ada.

D. Elemen Komunikasi Massa

Selain memiliki beberapa ciri-ciri dan fungsi, komunikasi massa juga memiliki beberapa elemen penting yang perlu diketahui serta diperhatikan agar terbentuknya komunikasi massa yang baik serta efektif. Terdapat ada beberapa elemen pada komunikasi massa, yaitu mencakup:

1. Komunikator Komunikator dalam komunikasi massa adalah pihak yang mengandalkan media massa dengan teknologi komunikasi modern, sehingga dapat dengan cepat diakses oleh publik. Pihak yang berusaha memberikan jasa melalui penyebaran informasi dan sekaligus menjadi agen perubahan dalam pemahaman, wawasan dan solusi-solusi dengan jutaan massa yang tersebar dimanapun tanpa diketahui dengan jelas keberadaan mereka. Pihak yang menjadi sumber informasi atau pemberitaan yang mewakili institusi formal yang sifatnya mencari keuntungan dari penyebaran informasi itu. 2. Media Massa. Media massa adalah saluran/alat komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula. 3. Informasi (pesan) Informasi massa adalah informasi yang diperuntukan kepada masyarakat secara massal, bukan hanya informasi yang hanya dikonsumsi secara pribadi. Dengan demikian informasi massa adalah milik publik,

Universitas Sumatera Utara

25

bukan individu. Misalnya berita, iklan, sinetron, film, infoteinment, dan sebagainya. 4. Gatekeeper (Penyaring Pesan) Gatekeeper adalah penyeleksi informasi. Sebagaimana diketahui bahwa komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang organisasi media massa, mereka inilah yang akan menyeleksi setiap informasi yang akan disebarkan kepada masyarakat. Bahkan mereka memiliki kewenangan untuk memperluas atau membatasi informasi yang akan disebarkan tersebut. Mereka adalah wartawan, editor, sutradara, dsb. 5. Khalayak (Publik) Khalayak adalah massa yang menjadi tujuan dari penyebaran informasi dari media massa. Mereka bersifat heterogen dan luas. 6. Umpan balik. Umpan balik. Awalnya umpan balik bersifat tertunda namun dengan semakin berkembangnya teknologi komunikasi, maka komunikasi interaktif dapat dilakukan secara langsung melalui media massa (Nurudin, 2004: 88-124).

Elemen-elemen pada komunikasi massa ini harus diperhatikan agar dapat membentuk sebuah komunikasi massa yang baik, sehingga pesan yang akan disampaikan dapat tersalurkan untuk mencapai tujuan komunikasi dan terjadinya perubahan sikap, opini, serta perilaku komunikan. Oleh karenanya, menciptakan komunikasi melalui media massa tidak semudah berkomunikasi antar pribadi, karena feedback dalam komunikasi massa tidak langsung terjadi. Untuk menjadikan efek komunikasi massa efektif, diperlukan optimalisasi pada perancangan pesan.

2.2.2) Film sebagai Komunikasi Massa

Sebagaimana yang kita ketahui, film merupakan salah satu contoh dari bentuk komunikasi massa yang pada saat sekarang ini perkembangannya semakin meningkat dan terus berkembang serta banyak diminati oleh masyarakat. Film merupakan media komunikasi sebagai gambar bergerak yang membentuk suatu cerita dalam arti tayangan audio-visual yang dapat menyampaikan pesan kepada penonton. Film digunakan untuk menyampaikan pesan dari cerita yang ditayangkan atau ditunjukkan. Makna dari sebuah film bukan hanya berasal dari film itu sendiri, melainkan berkaitan dengan pembuat film (produser atau sutradara). Pemaknaan dalam pembuatan film dibentuk melalui proses

Universitas Sumatera Utara

26

produksi untuk menarik minat khalayak penonton agar pesan dapat diterima secara emosional, bahkan mengambil realitas masyarakat dan diyakini sebagai kebenaran yang ada di masyarakat untuk menjadi landasan sebuah film. Film sangat berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum (McQuail, 2011: 13). Film merupakan suatu media yang mempunyai peranan penting dalam menyampaikan pesan dan pengaruhnya sangat kuat terhadap masyarakat. Pada zaman modern ini, masyarakat sangat ketagihan akan alur cerita maupun visualisasi yang ditampilkan. Banyak khalayak datang ke bioskop hanya untuk sekedar menonton film yang menjadi favoritnya dan yang selama ini ditunggu-tunggu sehingga tujuan khalayak menonton film ingin memperoleh hiburan. Tidak hanya hiburan saja, film juga hadir untuk menyampaikan pesan-pesan yang bersifat informatif, edukatif bahkan persuasif. Jangkauan film yang luas juga menjadi salah satu kelebihannya dan pengaruhnya dalam membentuk emosi para penonton juga melebihi media massa yang lain. Walaupun film memiliki kelebihan, tetapi film juga memiliki kekurangan. Penayangan film yang sekilas membuat penontonnya harus berkonsentrasi penuh memperhatikan jalan cerita dari film tersebut, sehingga mereka tidak bisa mengalihkan pandangan ataupun melakukan kegiatan yang lain. Film dapat membuat penontonnya terhipnotis karena cerita dan visualisasi gambar yang baik sehingga dapat memuaskan kebutuhan hiburan dari para penontonnya.

A. Pengertian Film

Film merupakan media elektronik paling tua daripada media lainnya, apalagi film telah berhasil mempertunjukkan gambar-gambar hidup yang seolah-olah memindahkan realitas ke atas layar besar. Keberadaan film telah diciptakan sebagai salah satu media komunikasi massa yang benar-benar disukai bahkan sampai sekarang. Lebih dari 70 tahun terakhir ini film telah

Universitas Sumatera Utara

27

memasuki kehidupan umat manusia yang sangat luas lagi beraneka ragam. (Liliweri, 2004: 153 ). Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman pada Bab 1 Pasal 1 menyebutkan yang dimaksud dengan film adalah karya seni budaya yang merupakan prananra sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan (Vera, 2015: 91). Definisi film berbeda disetiap Negara; di Perancis ada pembedaan antara film dan sinema. “Filmis” berarti berhubungan dengan film dan dunia sekitarnya, misalnya sosial politik dan kebudayaan. Kalau di Yunani, film dikenal dengan istilah cinema, yang merupakan singkatan cinematograph (nama kamera dari Lumiere bersaudara). Cinemathographie secara harfiah berarti cinema (gerak), tho atau phytos adalah cahaya, sedangkan graphie berarti tulisan atau gambar.Jadi, yang dimaksud cinemathographie adalah melukis gerak dengan cahaya. Ada juga istilah lain yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu movies; berasal dari kata move, artinya gambar bergerak atau gambar hidup (Vera, 2015: 91). Film direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara yang ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, atau lainnya. Film sebagai salah satu media komunikasi massamemuat potret dari masyarakat dimana film itu dibuat. Film merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, yang kemudian diproyeksikan ke atas layar (Sobur, 2006: 126). Film juga sebagai salah satu bentuk komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari cerita yang ditayangkan. Unsur intrinsik dan ekstrinsik dari filmlah yang mampu menarik perhatian khalayak untuk menonton film tersebut. Film dikatakan sebagai media komunikasi massa karena menyampaikan pesan komunikasi dengan menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, dalam arti berjumlah banyak, tersebar dimana-mana, khalayaknya heterogen dan

Universitas Sumatera Utara

28

anonim, dan menimbulkan efek tertentu. Sebagaimana yang kita ketahui, film dan televisi memiliki kemiripan terutama sifatnya yang audio visual, tetapi dalam proses penyampaian pada khalayak dan proses produksinya agak sedikit berbeda. Berdasarkan pengertian dan fungsi dari film, maka sejumlah faktor yang dapat menunjukkan karakteristik film, yaitu: a. Layar Yang Luas/Lebar Layar semacam ini memberikan keleluasaan bagi penonton untuk melihat adegan-adegan dalam film. Bahkan dengan kemajuan teknologi, saat ini film disajikan dalam bentuk tiga dimensi, sehingga penonton seolah-olah melihat kejadian nyata (real) dan menimbulkan kesan yang tidak berjarak. Media ini hampir sama dengan televisi sehingga dalam hal layar, film dan televisi sama-sama menggunakannya, tetapi hal yang membedakan diantara keduanya adalah media film menggunakan layar yang berukuran luas. Walaupun di era modern ini televisi juga dapat menggunakan layar yang luas tetapi itu hanya digunakan pada waktu khusus saja. Layar film memberikan keleluasaan bagi penontonnya untuk melihat adegan yang ditunjukkan dalam film. b. Pengambilan Gambar Seperti sudah dijelaskan bahwa film mempunyai layar yang lebar dan luas, hal ini berdampak dalam pengambilan gambar atau shot. Shot dalam film bioskop memungkinkan pengambilan jarak jauh atau extreme long shot dan paranomic shot, yakni pengambilan pemandangan menyeluruh. Sehingga terkesan artistik dalam suasana yang sesungguhnya dan menjadikan film semakin menarik. Panoramic shot dilakukan untuk memberikan suguhan gambaran yang sangat baik dan cukup tentang daerah yang dijadikan lokasi film. c. Konsentrasi Penuh Bioskop merupakan tempat pertama kali dalam penayangan film-film yang baru diluncurkan. Penciptaan suasana mulai dari ditutupnya pintu-pintu hingga lampu yang dimatikan menimbulkan kesan bahwa penonton terbebas dari hiruk pikuk suara di luar (biasanya kedap suara) dan pada akhirnya penonton dapat berkonsentrasi penuh saat menonton film. d. Identifikasi Psikologis Suasana di bioskop membuat pikiran dan perasaan khalayak larut dalam cerita yang disajikan. Dengan penghayatan yang amat mendalam, secara tidak sadar seseorang mengidentifikasikan diri sebagai salah satu pemeran dalam film tersebut. Pengaruh film terhadap keadaan psikologis penonton tidak hanya terjadi ketika penonton menikmati film tersebut dalam bioskop atau tidak hanya selama penonton duduk dan menonton film, tetapi pengaruh film ini akan terjadi dalam waktu yang cukup lama, misalnya perilaku imitasi seperti cara berpakaian maupun model rambut. Perilaku imitasi ini akan banyak dilakukan oleh anak-anak dan generasi muda, walaupun terkadang orang dewasa juga ada yang melakukan perilaku ini (Ardianto, dkk, 2017: 145-147).

Universitas Sumatera Utara

29

Suasana menonton film di bioskop memang berbeda dengan menonton di televisi dan media lainnya. Layar yang lebar, sound effect yang menggelegar, suasana hening berkat ruangan kedap suara dan ruangan yang gelap memang menambah situasi ketegangan dan emosional dalam menonton film yang ditayangkan. Menonton film di bioskop juga dapat mengumpulkan para penikmat film yang bisa saling berinteraksi dengan minat menonton yang sama. Faktor di atas menunjukkan semakin pesatnya perkembangan teknologi saat ini. Banyak kemudahan yang diberikan oleh teknologi digital saat ini yang dapat mengembangkan pengetahuan manusia mengenai film. Namun, hal tersebut kembali kepada tiap-tiap individu, penayangan film yang dibuat semenarik mungkin setidaknya dapat menambah ketertarikan juga pada penontonnya untuk dapat benar-benar menikmati film. Pada dasarnya tujuan seseorang ke bioskop bukan untuk menoton gambar, karena sebenarnya yang akan dibawa pulang adalah penggalan cerita dari film tersebut, bagus atau tidaknya serta kesinambungan dari cerita di dalamnya.

B. Sejarah Film

Pada tanggal 28 Desember 1895, untuk pertama kalinya dalam sejarah perfilman, sebuah film dipertunjukkan di depan umum. Film ini dibuat oleh Lumiere bersaudara, investor terkenal asal Prancis dan pelopor industri perfilman. Tempat pemutaran film itu adalah Grand Cape di Boulevard des Capucines, Paris, sekitar 30 orang datang dengan dibayar untuk menonton film-film pendek yang mempertunjukkan kehidupan warga Prancis.Judul fim karya mereka adalah “Workers Leaving the Lumiere Factory”. Pemutaran film di Grand Cafe ini menandai lahirnya industry perfilman (Romli, 2016: 98). Ketika pada tahun 1903 kepada publik Amerika Serikat diperkenalkan sebuah film karya S. Power yang berjudul “The Great Train Robbery”, para pengunjung bioskop dibuat terperanjat. Mereka bukan saja seolah-olah melihat kenyataan, tetapi seakan-akan tersangkut dalam kejadian yang digambarkan pada layar bioskop itu. Mereka merasa, mereka sendiri yang

Universitas Sumatera Utara

30

mengejar bandit-bandit perampok kereta api yang dikisahkan dalam film itu, dan mereka merasa seolah-olah menjadi koboy yang memusnahkan bandit- bandit dalam film yang hanya berlangsung selama 11 menit itu. Film tersebut benar-benar sukses dan terkenal kemana-mana, dan tercatat dalam sejarah film (Effendy, 1993: 201). Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial, lantas membuat para ahli menyatakan bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya. Sejak itu, maka merebaklah berbagai penelitian yang hendak melihat dampak film terhadap masyarakat. Misalnya dapat dilihat dari sejumlah penelitian film yang mengambil berbagai topik seperti: pengaruh film terhadap anak, film dan agresivitas, film dan pollitik dan seterusnya (Sobur, 2006: 127). Perkembangan film seiring dengan perkembangan tekonologi, mulai dari film bisa hitam putih sampai film hitam putih bersuara pada akhir tahun 1920-an dan film warna pada tahun 1930-an. Pada awalnya, film hanya sebagai tiruan mekanisme dari realita atau sarana untuk memproduksi karya seni pertunjukan lainnya seperti teater. Film dianggap sebagai karya seni setelah melalui pencapaian-pencapaian dalam sejarah perfilman dengan pembuat-pembuat film seperti George Melies (Prancis), Edwin S. Porter dan Dw Griffith (Amerika). Dalam kurun waktu berikutnya, lahir gerakan- gerakan film seni secara mengglobal di Prancis, Jerman, dan Swedia. Konsep pertunjukan film yang diproyeksikan ke dalam ruang gelap mulai menyebar ke seluruh dunia. Hal ini diperkuat dengan lahirnya seniman- seniman film dari berbagai negara, sebut saja Akira Kurosawa (Jepang), John Frod (Amerika Serikat), Usmar Ismail (Indonesia), dan lain sebagainya (Romli, 2016: 98). Lain halnya dengan perfilman di Indonesia, film pertama yang diputar berjudul Ladi Van Java yang di produksi di pada tahun 1926 oleh David. Pada tahun 1927/1928, Corporation memproduksi film Eulis Atjih dan sampai pada tahun 1930, masyarakat disuguhi film Lutung Kasarung, Si Comat dan Pareh (Ardianto, dkk, 2017: 135).

Universitas Sumatera Utara

31

Pada tahun 1945, orang Indonesia yang bekerja di Nippon Eiga Sha merekam peristiwa bersejarah. Mereka yang bernaung di Berita Film Indonesia (BFI) pimpinan R.M. Soetarto merekam berbagai peristiwa perang kemerdekaan. Kemudian merekam Rapat Raksasa di Lapangan Ikada pada 19 September 1945. Pada 6 Oktober 1945, para karyawan di BFI mengambil alih Nippon Eiga Shadan menempatkan BFI di bawah Kementrian Penerangan. BFI inilah yang kemudian merekan peristiwa 10 November 1945 di . Selanjutnya, dunia perfilaman nasional mengikuti dinamika politik Indonesia sebagai Negara muda. Pada masa 1945-1950, gejolak politik berdampak pada dunia perfilman. Perlengkapan yang dimiliki BFI bahkan sempat diungsikan ke RS Tjipto Mangunkusumo. Baru setelah Pengakuan Kedaulatan, dunia film Indonesia menyaksikan berdirinya Perusahaan Pilm Negara (PPN) pada 1950 yang kemudian berganti nama menjadi Perusahaan Film Negara (PFN). Pada 1957, PFN memiliki 4 divisi, yaitu Central Film Laboratory (CFL), Dinas Film Penerangan, Dinas Film Cerita, dan Kantor Peredaran (Ibrahim, 2017: 57). Sejak 1978, diproduksi juga film cerita, seperti Pengkhianatan G30 S PKI, Kereta Api Terakhir, Serangan Fajar dan Jakarta 66. Salah satu film terkenal produksi institusi yang sejak 1988 bernama Perum Produksi Film Negara ini adalah serial televisi Si Unyil yang disiarkan TVRI. Serial televisi ini muncul bersamaan dengan populernya film boneka Sesame Street buatan Amerika.Kini untuk edisi barunya disiarkan di stasiun televisi swasta (Ibrahim, 2017: 57).

C. Jenis-Jenis Film

Seiring perkembangan zaman, film pun semakin berkembang dan tidak menutup kemungkinan berbagai variasi baik dari segi cerita, aksi para aktor dan aktris, dan segi pembuatan film semakin berkembang. Dengan berkembangnya teknologi perfilman, produksi film pun menjadi lebih mudah, film-film pun akhirnya dibedakan dalam berbagai macam menurut cara pembuatan, alur cerita dan aksi para tokohnya. Sebagai orang komunikasi,

Universitas Sumatera Utara

32

penting untuk mengetahui jenis-jenis film agar dapat memanfaatkan film tersebut sesuai dengan karakteristiknya. Adapun jenis-jenis film menurut Effendy dapat dikelompokkan menjadi beberapa, antara lain: a. Film Cerita, merupakan jenis film yang biasanya ditayangkan di gedung- gedung bioskop lewat kemampuan akting para bintang di dalamnya guna menarik perhatian khalayak. Film ini mengandung unsur- unsur yang dapat menyentuh rasa manusia. Kisah- kisah di dalamnya dikutip melalui kitab injil, kisah sejarah, hingga kisah nyata dari kehidupan sehari-hari yang kemudian diolah menjadi sebuah film sehingga ada unsur menarik, baik dari jalan ceritanya maupun dari segi artistiknya. b. Film Berita, merupakan film yang berisikan fakta, di mana peristiwa yang ada di dalamnya benar-benar terjadi (nyata). Film sejenis ini terdapat nilai berita sehingga harus disajikan berita yang penting dan menarik bagi khalayak. Film berita ini dapat langsung direkam dengan suaranya atau film beritanya bisu tetapi pembaca berita yang membacakan narasi. c. Film Dokumenter, merupakan film rekaman kenyataan. Film dokumenter merupakan hasil interpretasi pembuat film mengenai kenyataan tersebut. Film jenis ini biasanya menyajikan hal-hal yang berhubungan dengan peristiwa, tokoh-tokoh atau biografi dan lokasi-lokasi yang nyata. Cara pengemasan jenis film ini sangat sederhana agar penonton mudah untuk memahami isi dari film tersebut. Film ini biasanya dibuat tanpa adanya editan. Kalau pun ada, editan digunakan semata-mata hanya untuk menjadikan tampilan gambar menjadi lebih menarik. d. Film Kartun, merupakan film animasi yang segmentasi utamanya adalah anak-anak. Namun tidak sedikit kalangan yang bukan anak-anakpun menyukainya karena terdapat sisi kelucuan yang kerap hadir dalam setiap tayangannya. Film kartun merupakan film yang muncul lewat gagasan para seniman pelukis. Seiring ditemukannya sinematografi, timbul pulalah gagasan para pelukis tersebut untuk menghidupkan gambar-gambar yang mereka lukis. Lukisan-lukisan hidup yang diproyeksikan ke layar tersebut menimbulkan ketertarikan tersendiri bagi khalayak untuk menyaksikannya. Sebagian besar film kartun akan membuat para penonton tertawa karena film kartun sering kali menampilkan kelucuan dari tokoh pemainnya. Tidak jarang juga film kartun memunculkan perasaan iba pada penontonnya karena penderitaan yang dialami tokohnya. Namun ada juga film kartun yang mengandung pesan (dalam Romli, 2016: 99-101).

D. Klasifikasi Film

Dari masa ke masa film semakin berkembang demikian pula genre. Genre merupakan istilah yang digunakan untuk mengklasifikasikan teks-teks media ke dalam kelompok-kelompok tertentu dengan karakteristik sejenis. Sebuah genre dalam film biasanya ditetapkan setelah beberapa film yang

Universitas Sumatera Utara

33

mewakili genre tersebut sukses berkembang menjadi trend. Hampir semua genre besar mengalami pasang-surut dan perkembangannya dan tidak selalu popular sepanjang masa. Variasi genre sendiri jumlahnya bisa mencapai ratusan. Namun, biasanya sebuah film tetap memiliki satu atau dua genre yang dominan (Pratista, 2008: 11). Karakteristik sebuah genre boleh jadi tidak mengacu pada satu masa tertentu namun terus berkembang setiap saat. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan mengapa studi terhadap genre begitu sulit dilakukan. Berikut adalah klasifikasi genre film menurut Pratista (2008), antara lain: a. Film Drama Film drama adalah film yang sebagian besarnya bercerita mengenai kehidupan. Film ini bertujuan untuk membawa penonton pada alur ceritanya sehingga penonton mampu merasakan apa yang dirasakan tokoh dalam cerita. Contoh: Hachiko. b. Film Animasi (Animation) Film animasi merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Untuk memberikan suara pada film ini menggunakan pengisi suara yang seolah- olah menjadi tokoh utama dan ikut dalam cerita. Contoh: Wall-E. c. Film Horor (Horror) Film horor merupakan film yang berusaha memancing emosi berupa ketakutan dan rasa ngeri pada penontonnya. Alur cerita yang disajikan biasanya melibatkan tema-tema seperti kematian, supranatural, atau penyakit mental. Contoh: The Ring. d. Film Fiksi Ilmiah (Science Fiction) Film fiksi ilmiah adalah film imajinasi yang didasari oleh alasan dan penjelasan ilmiah. Jenis film ini agak sukar dipahami karena lebih banyak berisi penjelasan ilmiah. Contoh: Avatar. e. Film Musikal (Musical) Film musikal merupakan film yang pada alur ceritanya disertai lagu maupun tarian dari tokoh-tokohnya. Musik yang ditampilkan sesuai dengan alur ceritanya. Contoh: High School Musical. f. Film Petualangan (Adventure) Film petualangan merupakan film yang menyajikan pengalaman yang menegangkan di dalamnya. Jenis film ini memiliki kemiripan dengan film aksi. Berbeda dengan film aksi yang didominasi oleh unsur kekerasan, film ini lebih menampilkan petualangan melalui perjalanan maupun perjuangan. Contoh: Jurassic Park. g. Film Aksi/ Laga (Action) Film aksi ini bertujuan menciptakan ketegangan pada penontonnya, seperti pada jenis film petualangan. Pada dasarnya film ini lebih menekankan pada aksi kekerasan fisik, tembak menembak, maupun kejar-kejaran

Universitas Sumatera Utara

34

mobil. Terkadang jenis film ini terkait dengan unsur spionase. Contoh: Spiderman. h. Film Komedi (Comedy) Film komedi ditujukan untuk menghibur penontonnya dengan aksi komedi yang mampu mengundang tawa. Film komedi banyak digemari penonton karena ceritanya yang ringan dan mudah dimengerti. Contoh: Mr Beans Holiday. i. Film Fantasi (Fantasy) Film fantasi merupakan film yang umumnya menggunakan sihir dan kekuatan supranatural dalam ceritanya. Film jenis ini tidak didasari pemikiran ilmiah sehingga ceritanya murni tercipta dari imajinasi sang pembuatnya. Contoh: Harry Potter. j. Film Kriminal (Criminal) Film criminal atau gangster berhubungan dengan aksi-aksi kriminal seperti perampokan bank, pencurian, pemerasan, perjudian, pembunuhan, persaingan antar kelompok, serta aksi kelompok bawah tanah yang bekerja diluar sistem hukum. Contoh: John Wick. k. Film Perang (War/Battle) Film perang pada umumnya menampilkan adegan pertempuran seru baik di darat, laut, maupun udara. Film perang biasanya memperlihatkan kegigihan, perjuangan dan pengorbanan dalam melawan musuh. Film perang juga kadang digunakan sebagai media propaganda anti perang melalui isu-isu seputar moral serta kehancuran akibat perang. Contoh: The Imitation Game. l. Film Western Western adalah sebuah genre orisinil milik Amerika. Tema film western umumnya seputar konflik antara pihak baik dan jahat. Setting sering kali menampilkan kota kecil, bar, padang gersang, sungai, rel kereta api. Western juga memiliki karakter-karakter yang khas, yakni koboi, indian dan sheriff. Film western umumnya berisi aksi tembak-menembak, aksi berkuda, lempar tali (lasso), serta aksi duel. Contoh: The Dark Tower (Pratista, 2008: 11-13).

E. Unsur-Unsur dalam Film

Film merupakan hasil karya bersama atau hasil kerja kolektif. Dengan katalain, proses pembuatan film pasti melibatkan kerja sejumlah unsur atau profesi. Unsur-unsur film yang dihasilkan seorang tenaga kreatif hendaknya dilihat keterkaitannya dengan unsur-unsur film yang lain. Namun, masing- masing unsur film memang bisa dinilai secara terpisah.Hal ini biasa ditemukan dalam ajang penghargaan atau festival film. Unsur-unsur yang dominan di dalam proses pembuatan film antara lain: produser, sutradara, penulis skenario, penata kamera (kameramen),

Universitas Sumatera Utara

35

penata artistik, penata musik, editor, pengisi dan penata suara, aktor-aktris (bintang film). Unsur-unsur film tersebut merupakan bagian dari faktor yang dapat mempengaruhi agar terbentuknya sebuah film yang berhasil ataupun sukses. Unsur-unsur film tersebut meliputi:

1. Produser (Producer) Produser adalah orang yang ditunjuk mewakili produser pelaksana (eksekutif produser) untuk melaksanakan apa yang dikehendaki oleh produser pelaksana. Sedangkan eksekutif produser adalah orang yang memiliki wawasan dengan mengerti program secara keseluruhan (Suprapto, 2006: 62). 2. Sutradara (Director) Sutradara merupakan pihak atau orang yang paling bertanggung jawab terhadap proses pembuatan film di luar hal-hal yang berkaitan dengan dana dan properti lainnya. Karena itu biasanya sutradara menempati posisi sebagai “orang penting kedua” di dalam suatu tim kerja produksi film. Di dalam proses pembuatan film, sutradara bertugas mengarahkan seluruh alur dan proses pemindahan suatu cerita atau informasi dari naskah skenario ke dalam aktivitas produksi (Vera, 2015: 94). Selain itu, sutradara bertugas menyutradarai program audio visual yang terlibat dalam proses kreatif dari pra hingga pasca produksi, baik untuk drama maupun non- drama dengan lokasi di dalam ruangan maupun alam dan menggunakan sistem produksi single atau multi kamera (Naratama, 2013: 5). 3. Penulis Skenario (Screen Writer) Skenario film adalah naskah cerita film yang ditulis dengan berpegang pada standar atau aturan-aturan tertentu. Skenario atau naskah cerita film itu ditulis dengan tekanan yang lebih mengutamakan visualisasi dari sebuah situasi atau peristiwa melalui adegan demi adegan yang jelas pengungkapannya. Jadi, penulis skenario film adalah seseorang yang menulis naskah cerita yang akan difilmkan. Menulis skenario merupakan proses bertahap yang bermula dengan ide orisinil dan berdasarkan ide tertulis yang lain. Naskah skenario yang ditulis penulis skenario itulah yang kemudian digarap atau diwujudkan sutradara menjadi sebuah karya film (Vera, 2015: 94). 4. Penata Kamera (Camera Operator) Penata kamera atau popular juga dengan sebutan kameramen adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam proses perekaman (pengambilan) gambar di dalam kerja pembuatan film. Karena itu, seorang penata kamera atau kameramen dituntut untuk mampu menghadirkan cerita yang menarik, mempesona dan menyentuh emosi penonton melalui gambar demi gambar yang direkamnya di dalam kamera. Di samping itu, ia bertanggung jawab memeriksa hasil syuting dan menjadi pengawas pada proses film agar mendapatkan hasil yang baik. Di dalam tim kerja produksi film, penata kamera memimpin departemen kamera (Vera, 2015: 94).

Universitas Sumatera Utara

36

5. Penata Artistik (Art Director) Penata artistik (art director) adalah seseorang yang bertugas untuk menampilkan cita rasa artistik pada sebuah film yang diproduksi. Sebelum suatu cerita divisualisasikan ke dalam film, penata artistic telah terlebih dahulu mendapat penjelasan dari sutradara untuk membuat gambaran kasar adegan demi adegan di dalam sketsa, baik secara hitam putih maupun berwarna. Tugas seorang penata artistik mengatur dan meyusun segala sesuatu yang melatarbelakangi cerita film, diantaranya menyediakan sejumlah sarana seperti lingkungan kejadian yang menyangkut pemikiran tentang setting (tempat dan waktu berlangsungnya cerita film), tata rias, tata pakaian, perlengkapan-perlengkapan yang akan digunakan para pelaku (pemeran) film dan lain sebagainya. (Vera, 2015: 94). 6. Penata Musik Penata musik adalah seseorang yang bertugas atau bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pengisian suara musik tersebut. Seorang penata musik dituntut tidak hanya sekedar menguasai musik, tetapi juga harus memiliki kemampuan atau kepekaan dalam mencerna cerita atau pesan yang disampaikan oleh film (Karsito, 2008: 67). 7. Editor Baik atau tidaknya sebuah film yang diproduksi akhirnya akan ditentukan pula oleh seorang editor yang bertugas mengedit gambar demi gambar dalam film tersebut. Jadi, editor adalah seseorang yang bertugas atau bertanggung jawab dalam proses pengeditan gambar serta menyusun hasil syuting hingga membentuk satu kesatuan cerita. Ia bekerja dibawah pengawasan sutradara tanpa mematikan kreativitasnya. Tugas editor sangat penting dalam hasil akhir sebuah produksi film.(Vera, 2015: 95). 8. Pengisi dan Penata Suara Pengisi suara adalah seseorang yang bertugas mengisi suara pemeran atau pemain film. Jadi, tidak semua pemeran film menggunakan suaranya sendiri dalam berdialog di film. Penata suara adalah seseorang atau pihak yang bertanggung jawab dalam menentukan baik atau tidaknya hasil suara yang terekam dalam sebuah film. Di dalam tim kerja produksi film, penata suara bertanggung jawab memimpin departemen suara (Karsito, 2008: 70). 9. Bintang Film (Pemeran) Bintang film atau pemeran film dan biasa juga disebut aktor dan aktris adalah mereka yang memerankan atau membintangi sebuah film yang diproduksi dengan memerankan tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita film tersebut sesuai skenario yang ada. Keberhasilan sebuah film tidak bisa lepas dari keberhasilan para aktor dan aktris dalam memerankan tokoh- tokoh yang diperankan sesuai dengan tuntutan skenario (cerita film), terutama dalam menampilkan watak dan karakter tokoh-tokohnya. Pemeran dalam sebuah film terbagi atas dua, yaitu pemeran utama (tokoh utama) dan pemeran pembantu (figuran) (Karsito, 2008: 63).

Beberapa unsur dalam film di atas menunjukkan bahwa setiap unsur (pihak) memiliki peran penting atas keberhasilan atau kesuksesan sebuah film. Antara unsur yang satu dan unsur yang lainnya memiliki keterkaitan,

Universitas Sumatera Utara

37

dalam arti dengan berkurangnya salah satu unsur tersebut, tentu akan mempengaruhi baik-buruknya kualitas pembuatan pada sebuah film. Adapun contoh film yang sukses dengan memperhatikan unsur-unsur pada film tersebut, yaitu seperti Film Warkop DKI Reborn ‘Jangkrik Bos’ yang dibintangi (Dono), Vino G Bastian (Kasino), serta Tora Sudiro (Indro) yang sukses menembus 3 juta penonton. Menurut salah satu legenda hidup Warkop DKI, yaitu Indro, kesuksesan film garapan Anggy Umbara ini tak lepas dari kemampuan memahami selera pasar. Selain menghadirkan nuansa nostalgia, selera humor kekinian masyarakat modern yang sudah mengalami pergeseran berhasil digarap dengan apik sehingga kerja keras seluruh tim bisa tertebus dengan meraup 3 juta lebih penonton dan itu semakin bermakna karena bertepatan dengan ulang tahun almarhum Kasino. Selain unsur komedi, suksesnya film Warkop DKI Reborn ini juga dipengaruhi aktor-aktor pemerannya. Film ini seolah me-rebranding Abimana dan Vino G. Bastian menjadi aktor komedi, kendati sebelumnya terkenal selalu memainkan peran protagonis yang bertolak belakang dengan karakter peran yang mereka mainkan dalam film ‘Jangkrik Bos’ ini. Film komedi tidak harus dimainkan komedian dengan bukti bahwa mereka juga bisa bermain dengan baik dan melebihi ekspektasi. (https://www.lensaindonesia.com) Sedangkan menurut salah seorang pengamat film Indonesia yang dilansir di salah satu artikel yaitu, Yan Wijaya mengatakan film yang dianggap sukses adalah yang laris secara komersial dan kualitas apabila film tersebut mendapatkan sambutan minimal 1 juta penonton di seluruh bioskop di Indonesia dan setidaknya mendapatkan penghargaan dari satu penyelenggara festival film. Meski begitu, Yan pun mengatakan film sukses juga bisa dilihat dari keuntungan yang didapat produser. Standar pembuatan film di Indonesia masa sekarang adalah berbiaya Rp 3 miliar. Jika saat ditayangkan di bioskop mendapatkan 1 juta penonton, produser sudah mendapatkan lebih kurang Rp 15 miliar (http://wartakota.tribunnews.com).

Universitas Sumatera Utara

38

F. Struktur dalam Film

Struktur dalam film terdiri atas unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik, dimana dalam unsur intrinsik tersebut terdapat unsur naratif dan sinematik. Sedangkan unsur ekstrinsik terdiri dari teori-teori di luar bentuk fisik film. Novel sebagai salah satu contoh karya fiksi dibangun oleh sebuah unsur yang disebut unsur intrinsik. Unsur pembangun sebuah novel tersebut meliputi tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang secara langsung ikut serta dalam membangun cerita. Hal ini didukung oleh pendapat Nurgiyantoro (2010: 23) yaitu, unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Begitupula sama halnya dengan film, film memiliki unsur intrinsik yang serupa dengan karya sastra lainnya dikarenakan dengan adanya unsur tersebut dapat menjadikan karya tersebut baik. Unsur naratif dan sinematik merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya harus saling berinteraksi serta memiliki kesinambungan sehingga bentuk film menjadi utuh. Sedangkan menurut Pratista (2008: 29-30) seperti halnya sebuah karya literatur yang dapat dipecah menjadi bab (chapter), alinea, dan kalimat, film jenis apapun, panjang atau pendek, juga memiliki struktur fisik. Adapun struktur pada film dapat dipecah menjadi beberapa unsur, yakni: shot, adegan (scene) dan sekuen (sequence). Ketiga unsur tersebut dalam pembuatan film nantinya akan berguna untuk membentuk suatu kesatuan sehingga menjadi satu film yang utuh serta membagi urut-urutan (segmentasi) plot sebuah film secara sistematik. a. Shot Shot selama produksi memiliki arti proses perekaman gambar sejak kamera diaktifkan (on) hingga kamera dihentikan (off) atau juga di istilahkan satu kali take (pengambilan gambar). Shot dalam adegan direkam dalam beberapa detik yang biasanya terjadi dialog antar pemeran. Kumpulan beberapa shotakan terbentuk menjadi sebuah adegan (scene). Dalam kenyataannya, film memerlukan banyak shot. Berapa jumlah shot dalam film adalah relatif, yang terpenting dengan banyaknya shot maka

Universitas Sumatera Utara

39

akan bervariasi angle dan ukuran type of shot. Shot yang variatif akan memberi kemungkinan variasi penglihatan pada audience sehingga semakin banyak yang bisa dilihat dan diserap, disamping itu juga akan menyegarkan audience agar tidak jenuh. b. Adegan (Scene) Adegan (scene) adalah salah satu segmen pendek dari keseluruhan cerita yang memperlihatkan satu aksi berkesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu, isi (cerita), tema, karakter atau motif.Skenario (script) telah mengelompokkan scene sesuai dengan urutan kejadian atau cerita, secara jelas dicantumkan scene melalui pergantian tempat dan waktu dari scene pertama hingga berikutnya. Satu adegan (scene) umumnya terdiri dari beberapa shot yang saling berhubungan dan berkesinambungan sehingga menjadi sebuah cerita dan beberapa scene menghasilkan sequence. c. Sekuen (Sequence) Sekuen (sequence) adalah satu segmen besar yang memperlihatkan satu rangkaian peristiwa yang utuh, satu sekuen umumnya terdiri dari beberapa adegan (scene) yang saling berhubungan, dalam karya literatur sekuen dapat diibaratkan sebagai sebuah bab. Misalnya seorang pemeran berangkat menuju rumah, sampai pemeran tersebut berada dalam rumah.Jika dua atau lebih scene tersebut berlangsung secara berurutan maka adegan-adegan tersebut dikelompokkan dalam sebuah sekuen (sequence).

2.3 Model Teoritis

Model teoritis ataupun kerangka pemikiran sebagai dasar pemikiran peneliti dilandasi dengan konsep-konsep dan teori yang relevan guna memecahkan masalah penelitian. Kerangka pemikiran atau kerangka konsep merupakan model konseptual tentang teori hubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting. Berdasarkan teori yang dijabarkan sebelumnya, kerangka pemikiran yang terbentuk adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

40

Gambar 2.1 Model Teoritis

Unsur-Unsur Film

1. Produser

2. Sutradara

3. Penulis Skenario

4. Penata Kamera

5. Penata Artistik

6. Penata Musik

7. Editor

8. Pengisi dan Penata Suara

9. Bintang Film

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Film “Cek Toko Sebelah”

Sumber: Penelitian 2018

Universitas Sumatera Utara

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang mendalam (in-depth), berorientasi pada kasus dari sejumlah kecil kasus, termasuk satu studi kasus.Riset kualitatif berupaya menemukan data secara terperinci dari kasus tertentu, sering kali dengan tujuan menemukan bagaimana sesuatu terjadi. Tujuan utama riset kualitatif adalah untuk membuat suatu fakta dapat dipahami, dan sering kali tidak terlalu menenkankan pada penarikan kesimpulan (generalisasi), atau tidak menekankan pada perkiraan (prediksi) dari berbagai pola yang ditemukan (Morissan, 2012: 22). Sedangkan, deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka (Sugiyono, 2017: 22). Tujuan dari penelitian deskriptif membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena tertentu. Dengan demikian penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang memusatkan perhatian kepada masalah-masalah sebagaimana adanya dan membedah fenomena yang diamati pada saat penelitian dilaksanakan karena bertujuan memperoleh pemaparan yang objektif khususnya mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan sebuah film.

41 Universitas Sumatera Utara

42

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan masalah yang akan diteliti atau masalah yang akan dijadikan objek penelitian, yaitu suatu hal yang harus dipecahkan atau dibatasi melalui penelitian. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah film “Cek Toko Sebelah” yang dianalisis melalui beberapa scene sesuai dengan unsur-unsur film.Konsep penggambaran film dapat dilihat dari bentuk simbol visual dan linguistik untuk mengkodekan pesan yang disampaikan.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber data dari penelitian dimana data itu diperoleh atau tempat menemukan data. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan film “Cek Toko Sebelah” yang terdiri dari produser, sutradara, penulis skenario, penata kamera, penata artistik, penata musik, editor, penata suara/pengisi suara dan bintang film yang merupakan sumber data bagi peneliti selama melakukan penelitian.

3.4 Kerangka Analisis

Analisis kualitatif digunakan untuk memahami sebuah fakta dan bukan untuk menjelaskan fakta tersebut.Analisis kualitatif umumnya tidak digunakan untuk mencari data dalam frekuensi, tetapi digunakan untuk menganalisis makna yang terdapat dari data yang tampak di permukaan (Bungin, 2007: 39). Dalam penelitian ini adapun makna yang akan dianalisis merupakan unsur-unsur yang terdapat pada film “Cek Toko Sebelah”. Adapun unsur-unsur tersebut adalah produser, sutradara, penulis skenario, penata kamera, penata artistik, penata musik, editor, penata suara/pengisi suara dan bintang film. a. Produser (producer) adalah orang yang ditunjuk mewakili produser pelaksana (eksekutif produser) untuk melaksanakan apa yang dikehendaki oleh produser pelaksana.

Universitas Sumatera Utara

43

b. Sutradara (director) merupakan pihak atau orang yang paling bertanggung jawab terhadap proses pembuatan film di luar hal-hal yang berkaitan dengan dana dan properti lainnya. c. Penulis Skenario (screen writer) adalah seseorang yang menulis naskah cerita yang akan difilmkan. Skenario film adalah naskah cerita film yang ditulis dengan berpegang pada standar atau aturan-aturan tertentu. d. Penata Kamera (camera operator) adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam proses perekaman (pengambilan) gambar di dalam kerja pembuatan film. e. Penata Artistik (art director) adalah seseorang yang bertugas untuk menampilkan cita rasa artistik pada sebuah film yang diproduksi. f. Penata Musik adalah seseorang yang bertugas atau bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pengisian suara musik tersebut. g. Editor seseorang yang bertugas atau bertanggung jawab dalam proses pengeditan gambar serta menyusun hasil syuting hingga membentuk satu kesatuan cerita. h. Pengisi Suara adalah seseorang yang bertugas mengisi suara pemeran atau pemain film. Penata Suara adalah seseorang atau pihak yang bertanggung jawab dalam menentukan baik atau tidaknya hasil suara yang terekam dalam sebuah film. i. Bintang Film (pemeran) adalah mereka yang memerankan atau membintangi sebuah film yang diproduksi dengan memerankan tokoh- tokoh yang ada di dalam cerita film tersebut sesuai skenario yang ada.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh peneliti untuk memperoleh data. Adapun teknik pengumpulan data dalam melakukan penelitian ini adalah: a. Observasi, peneliti menggunakan metode observasi bebas. Peranan peneliti sebagai pengamat dalam hal ini tidak sepenuhnya sebagai pemeran tetapi melakukan fungsi pengamatan. Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain,

Universitas Sumatera Utara

44

teknik ini digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Teknik observasi ini memungkinkan penulis untuk dapat melihat dan mengamati sendiri keadaan yang sebenarnya (Sugiyono, 2017: 203). Adapun observasi yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara menonton film secara berulang kali melalui digital video disc atau yang biasa disebut dengan dvd khususnya yang menyangkut unsur- unsur film, yaitu produser, sutradara, penulis skenario, penata kamera, penata artistik, penata musik, editor, penata suara/pengisi suara dan bintang film yang terdapat dalam film Cek Toko Sebelah. b. Studi Kepustakaan, yaitu digunakan untuk mengumpulkan data-data dan teori yang relevan guna menunjang penelitian sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Sumber pustaka dapat diperoleh dari buku-buku, literatur, majalah, surat kabar, arsip-arsip, video dan dokumen yang ada serta berhubungan dengan konteks penelitian ini (Sugiyono, 2017: 194), yaitu melalui film Cek Toko Sebelah.

3.6 Teknik Analisis Data

Proses analisis penelitian kualitatif pada dasarnya dilakukan sejak awal bersamaan dengan proses pelaksanaan pengumpulan data. Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Dalam proses analisis terdapat tiga komponen utama, yaitu: 1. Reduksi Data Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti di lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Maka dari itu, peneliti melakukan reduksi data dengan segera sehingga data yang telah direduksi dapat memberikan gambaran yang jelas serta mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.Reduksi data dilakukan dengan membuat ringkasan dari

Universitas Sumatera Utara

45

catatan data yang diperoleh di lapangan. Proses reduksi ini berlangsung sampai laporan akhir penelitian selesai disusun. 2. Penyajian Data Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, flowchart dan sejenisnya. Sajian data merupakan rakitan kalimat organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang disusun secara logis dan sistematis sehingga mudah dipahami dan memungkinkan penulis untuk melakukan tindakan lain berdasarkan pemahamannya. Penyajian ini merupakan narasi yang disusun dengan pertimbangan permasalahan dengan menggunakan logika penelitiannya. Sajian data juga dapat berbentuk matriks, gambar atau skema, jaringan kerja kaitan kegiatan, dan tabel sebagai pendukung narasinya. 3. Penarikan Kesimpulan Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang ditemukan pada tahap awal itu didukung kembali oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah, tetapi mungkin juga tidak karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara. Hal tersebut akan berkembang setelah penelitan di lapangan (Sugiyono, 2017: 338-345).

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Film “Cek Toko Sebelah”

Cek Toko Sebelah adalah film komedi Indonesia produksi Starvision Plus yang dirilis pada 28 Desember 2016 dan disutradarai oleh Ernest Prakasa. Film ini bergenre drama komedi dan memiliki durasi selama 104 menit.Ide cerita film ini dibuat berdasarkan pada realitas etnis Tionghoa saat anak beranjak dewasa, kemudian menempuh pendidikan di perguruan tinggi dan sudah berkarir, tetapi ujung-ujungnya harus mengurus dan bekerja di toko orang tuanya sendiri. Film ini ditulis oleh Ernest Prakasa dan Jenny Jusuf dengan pengembangan cerita dari Meira Anastasia.

4.1.1) Poster Film “Cek Toko Sebelah”

Gambar 4.1 Poster Film “Cek Toko Sebelah” (2016)

Sumber: https://id.wikipedia.org

46 Universitas Sumatera Utara

47

4.1.2) Sinopsis Film “Cek Toko Sebelah”

Film Cek Toko Sebelah bercerita mengenai sebuah keluarga kecil yang terdiri dari seorang ayah dan juga dua orang putranya, sang ayah yang bernama Koh Afuk sangat menyayangi kedua anaknya dan ingin mereka selalu bersama. Walaupun dia nantinya sudah tidak ada lagi bersama mereka dan untuk itu dia membuat sebuah wasiat yang berisi mengenai pembagian warisan yang ia lakukan. Dia memiliki sebuah harta yaitu sebuah toko kelontong atau toko sembako yang ia punya. Dalam warisan tersebut tertulis bahwa ia memberikan warisan tersebut kepada si anak bungsunya yang bernama Erwin. Awalnya dia berharap semua akan baik-baik saja, namun semua itu tidak sesuai dengan apa dia harapkan, yaitu si anak sulung yang bernama Yohan merasa semua itu tidaklah adil baginya dan menganggap ayahnya hanya memikirkan adiknya saja dan tidak sayang kepadanya, dia juga berpikiran bahwa yang lebih pantas untuk mendapatkan warisan toko tersebut adalah dirinya bukan adiknya. Erwin adalah salah satu lulusan universitas di luar negeri dan ia pada saat itu sedang berada di jalannya untuk menaiki tangga perusahaan. Ia menerima tawaran untuk dipromosikan bekerja di sebuah kantor yang berada di Singapura, meskipun ayahnya tiba-tiba jatuh sakit dan memintanya untuk mengambil alih toko keluarga kecil mereka. Erwin dipaksa untuk menghabiskan satu bulan bekerja di toko kecil itu, ditekan oleh ayahnya dan mengecewakan pacarnya, yaitu Natalie yang ingin Erwin untuk mendapatkan promosi jabatannya. Kakak laki-laki Erwin, yaitu Yohan meratapi tentang favoritisme ayahnya dan mencoba untuk memenuhi tujuannya sendiri dengan berjuang dari kegagalan yang dirasakannya dan berakhir dengan kemarahan yang kemudian ditenangkan oleh istrinya.Yohan memiliki hubungan yangkurang baik dengan ayahnya yang timbul dari perilaku buruknya selama masa mudanya, sedangkan istrinya, yaitu Ayu, ayahnya tidak sependapat dan tidak merestui mereka. Erwin mulai belajar mengurus toko, akrab dengan karyawan toko dan pelanggan tetap. Dia menemukan cara untuk memperbaiki sistem toko dan

Universitas Sumatera Utara

48

membantu mereka dalam memenangkan kompetisi dekorasi untuk kebahagiaan ayahnya. Sepanjang ia masih menjaga toko, pengembang properti lokal mengunjungi toko dalam upaya untuk membeli tanah. Ayah Erwin menolak dikarenakan toko tersebut memiliki nilai sentimental dengan istrinya yang telah meninggal. Toko tersebut merupakan toko yang ia bangun dan rintis bersama dengan istrinya dari awal hingga sekarang. Sementara itu, Yohan mencoba memulai sendiri sebagai seorang fotografer dengan impian memiliki sebuah studio foto. Istrinya, Ayu, bekerja di sebuah kafe dengan mimpi akan membuka toko kuenya sendiri, yang kemudian ia ditawari sebuah tempat untuk toko kuenya yang terletak di Jogja oleh mantan pacarnya. Pada saat kunjungan pemakaman rutin mereka, Ayu mengatakan kepada Yohan bahwa ia ditawari oleh mantan pacarnya sebuah tempat untuk membangun toko kue dan ia pun telah mempertimbangkannya, meskipun demikian Yohan mengerti apa yang dikatakan oleh istrinya dan tidak marah kepadanya. Ayu setuju untuk tetap tinggal di Jakarta dan bekerjasama dengan Yohan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sebulan kemudian, Erwin mendapat tekanan dari Natalie saat dia menerima tawaran promosi untuk bekerja di Singapura. Dia menolak keinginan ayahnya untuk terus melanjutkan menjaga toko mereka dan ia pun merayakan dengan rekan-rekan kerjanya atas tawaran promosi yang didapatnya. Sangat disayangkan, ayah Erwin terpaksa menjual tanah itu dan menutup tokonya. Dia pun membubarkan para karyawan toko sambil mengenang istrinya sendirian di toko tersebut sebelum pukulan stroke menyerangnya dan iajatuh pingsan. Mendengar hal ini, baik Erwin maupun Yohan saling menyalahkan satu sama lain dan mereka pun berdebat di rumah sakit. Setelah suasana mulai mencair dan reda, mereka pun berdiskusi mengenai toko milik ayahnya.Mereka berdua setuju untuk mendapatkan kembali toko tersebut dan menebus kesalahan mereka pada ayahnya.Tetapi sayangnya, ayah mereka sudah menandatangani surat-surat persetujuan untuk menjual toko tersebut dan pengembang properti lokal menolak untuk membatalkan kontrak.

Universitas Sumatera Utara

49

Mereka pun berdiskusi kembali dan memikirkan cara untuk bisa membuat pengembang properti lokal membatalkan kontaknya. Kemudian, Erwin mengatakan pada kakaknya yaitu, Yohan bahwa ia memperhatikan kebiasaan wanita yang menjadi sekretaris pengembang properti lokal tersebut. Kemudian bersama-sama mereka meminta bantuan pada sekretarisnya, yaitu seorang ibu tunggal yang tidak memiliki pilihan selain tunduk pada pelecehan yang dilakukan oleh atasannya demi untuk mencukupi kebutuhan hidup dia dan anaknya. Tak lama setelah itu, sekretaris pengembang properti lokal itu pun setuju untuk membantu mereka menjalankan rencana, yaitu dengan cara membuat si pengembang properti lokal tersebut tertidur dan seolah-olah ia memesan kamar hotel menggunakan kartu kreditnya dan kemudian tidur dengan sekretarisnya. Setelah itu, Erwin dan Yohan pun mengambil beberapa foto sebagai bukti agar bisa membuat pengembang properti lokal tersebut membatalkan kontraknya. Setelah mereka berhasil mengambil beberapa foto yang memalukan itu, keesokan harinya mereka kembali lagi ke kantor pengembang properti lokal tersebut dengan membawa beberapa foto yang telah mereka ambil sebelumnya. Mereka mengancam dan mengatakan padanya bahwa mereka akan memberikan foto-foto tersebut pada istri pengembang properti lokal jika ia tidak membatalkan kontraknya. Dengan sangat terpaksa, pengembang properti lokal tersebut pun membatalkan kontrak dengan menandatangani surat-suratnya dan juga menerima pengunduran diri sekretarisnya. Kemudian setelah mendapatkan kembali tokonya, mereka kembali ke rumah sakit, disana Erwin dan Yohan bernostalgia tentang masa kecil mereka saat ibunya masih hidup. Yohan menjelaskan alasan mengapa ia ingin sekali mengurus toko karena toko tersebut merupakan tempat kenangan indah bersama ibunya. Akhirnya mereka berdua sepakat bahwa Yohan harus mengambil posisi Erwin dalam mengelola toko kelontong tersebut. Saat ayahnya sadar, Erwin membawa ayahnya berjalan keliling rumah sakit dan mendiskusikan beberapa hal yang perlu dibicarakan. Erwin meminta maaf pada ayahnya dan dia menjelaskan bahwa ia tidak dapat menolak tawaran promosi perkerjaan yang diterimanya karena tawaran tersebut hanya

Universitas Sumatera Utara

50

sekali seumur hidup. Ayahnya pun mengerti dengan apa yang telah dijelaskan oleh Erwin dan mengatakan bahwa saat Erwin dan Yohan bercerita dirumah sakit, ia sudah mendengar semua percakapan antara kedua bersaudara itu. Ayahnya pun meminta maaf atas kesalahannya karena telah mengabaikan keinginan Yohan. Tak sampai disitu, Natalie marah setelah mendengar kabar dari Erwin tentang pembatalan kontrak, yang pada gilirannya membuat marah Erwin. Natalie pun pergi menemui Ayu di kafe tempat Ayu bekerja untuk meminta pendapat dan nasihat, Ayu mengatakan bahwa hal itu adalah yang terbaik bagi Erwin agar ia tidak hidup tanpa penyesalan seperti saudaranya Yohan, yang terus-menerus memaki dirinya sendiri karena tidak bisa membuat ibu mereka yang telah meninggal bahagia. Natalie pun memahami dan kemudian pergi menemui Erwin untuk meminta maaf kepadanya, Erwin pun menjelaskan kepada Natalie tentang rencana mereka yang sebenarnya. Setelah semua masalah selesai, seperti biasa Ayu dan Yohan mengunjungi makam ibunya dengan membawa bunga. Yohan menangis, ia tak sanggup menahan air matanya dan meminta maaf sebesar-besarnya atas kegagalannya sebagai seorang putra di hadapan makam ibunya. Tanpa sepengetahuannya, ayahnya, Erwin, dan Natalie berdiri di belakang mereka yang kemudian meminta maaf sebesar-besarnya atas kegagalannya sendiri sebagai seorang ayah. Ayahnya menyesali bahwa dia sendiri gagal dalam mengurus mereka tanpa istrinya yang sudah meninggal, dan juga meminta maaf kepada Ayu karena tidak merestui danamenerima dia sebelumnya. Keluarga itu pun kemudian saling memeluk satu sama lain dengan pelukan hangat dan berjanji akan memperbaiki hubungan mereka yang rusak. Beberapa tahun kemudian, Erwin dan Natalie yang sudah bertunangan datang untuk mengunjungi studio fotografi baru milik kakaknya dan toko kue milik Ayu istri kakaknya dengan karyawan yang sama dari toko mereka yang lama. Bos Erwin pun datang bersama dengan mantan sekretaris pengembang properti lokal yang kini telah menjadi sekretarisnya.Sekretarisnya pun berterimakasih dan bersyukur atas semua bantuannya.Sementara itu, ayahnya

Universitas Sumatera Utara

51

pensiun dan menghabiskan hari-harinya dengan senang hati untuk memancing serta berjudi bersama dengan teman-teman Yohan.

4.2 Temuan dan Analisis Data

Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah film “Cek Toko Sebelah". Film ini merupakan sebuah film drama komedi yang diproduksi oleh Starvision Plus yang ditayangkan pertama kali pada tanggal 28 Desember 2016 di Indonesia. Film ini berdurasi 104 menit yang didalamnya terdapat beberapa unsur-unsur film yang menjadi faktor yang mempengaruhi kesuksesan film dan berpotensi menjadi objek penelitian. Film tersebut akan dibagi ke dalam beberapa sequence yang terdiri dari beberapa scene yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan film “Cek Toko Sebelah”.

4.2.1) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Film “Cek Toko Sebelah"

Pada bab ini peneliti akan menganalisis film Cek Toko Sebelah. Adapun yangmenjadi fokus penelitian adalah adegan- adegan yang berkaitan denganfaktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan film tersebut. Dalam adegan tersebut terdapat unsur-unsur film seperti: Produser, Sutradara, Penulis Skenario, Penata Kamera, Penata Artistik, Penata Musik, Editor, Penata Suara/Pengisi Suara dan Bintang Film. Berikut analisis beberapa scene (adegan) yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan film “Cek Toko Sebelah”:

4.2.1.1 Produser

Gambar 1 Gambar 2

Universitas Sumatera Utara

52

Gambar 3 Gambar 4

Ilustrasi Gambar Pada gambar 1 merupakan adegan saat seorang pengembang properti lokal bersama dengan sekretarisnya mendatangi beberapa toko kelontong dengan menggunakan mobil mewah berwarna hitam untuk memberikan sebuah kartu nama baru miliknya. Pada gambar 2 merupakan adegan saat seorang wanita yang merupakan atasan atau bos sedang memberikan masukan serta nasihat kepada salah seorang karyawannya di dalam sebuah ruangan kantor. Pada gambar 3 adalah adegan Erwin mengejar kekasihnya yang bernama Natalie yang sedang marah kepadanya berjalan dengan cepat dan hendak masuk ke dalam mobilnya yang berwarna hijau muda. Gambar 4 adalah adegan saat Yohan bersama istrinya Ayu sedang mendengarkan penjelasan seorang dokter mengenai kondisi ayahnya yang bernama Koh Afuk sedang terbaring dirumah sakit karena jatuh pingsan secara mendadak.

Analisis Scene Pada beberapa adegan tersebut terlihatpenggambaran beberapa properti dan tempat-tempat yang digunakan dalam sebuah adegan untuk pelaksanaan syuting film. Dalam sebuah film, produser bertugas dan bertanggung jawab menyusun serta mengubah rancangan produksi, mengawasi berlangsungnya film, serta pengadaan anggaran dana. Dengan demikian, segala bentuk properti maupun tempat yang digunakan merupakan tanggung jawab produser film untuk dapat memberikan dana agar segala properti dan tempat tersebut dapat digunakan untuk kelangsungan pembuatan film, sedangkan penyediaannya dilakukan oleh penata artistik.

Universitas Sumatera Utara

53

Peneliti melihat bahwa salah satu unsurdalam film Cek Toko Sebelah pada beberapa scene tersebut adalah produser. Hal ini dikarenakan produser mampu memberikan berbagai fasilitas serta kelengkapan demi kelancaran dan terbentuknya sebuah film. Hal tersebut dilihat dari beberapa adegan yang menggunakan mobil mewah sebagai properti dalam syuting film, kemudian ada adegan yang diambil di beberapa tempat umum seperti perkantoran dan rumah sakit. Produser terlibat aktif dalam semua tahapan proses pembuatan film, mulai dari pemunculan ide dan pengembangan hingga penyaluran proyek serta dana yang diperlukan dalam film tersebut. Pada beberapa adegan tersebut telah menunjukkan hasil dari seorang produser melalui properti serta tempat yang digunakan. Tanpa adanya produser, sebuah produksi film tidak akan berjalan dengan baik dikarenakan dalam pembuatan sebuah film harus adanya anggaran dana dan menggunakan proposal produksi. Proposal produksi tersebut dibuat atas persetujuan seorang produser sehingga segala bentuk properti dan tempat dalam sebuah film dapat digunakan karena telah mendapatkan izin dari pihak yang bersangkutan dan hal tersebut tidak terlepas dari hasil seorang produser. Maka dari itu, tidak salah kalau seorang produser yang menentukan jalannya pasar dari sebuah produksi film. Hal tersebut juga dapat menjadikan produser film menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan sebuah film karena seorang produser bertanggung jawab penuh atas segala pengadaan dana yang dibutuhkan dalam pembuatan film. Ibarat kata, produser merupakan otak dan bos besar dari semua para kru film yang terlibat dalam sebuah pembuatan film.

4.2.1.2 Sutradara

Gambar 1 Gambar 2

Universitas Sumatera Utara

54

Ilustrasi Gambar Pada gambar 1 merupakan adegan saat seorang pria berpakaian rapi layaknya seperti orang yang bekerja di kantor sedang berjalan kaki pada pagi hari sambil melihat jam tangan yang sedang ia gunakan. Pada gambar 2 merupakan adegan saat seorang pria berjalan dengan semangat dan berpakaian rapi layaknya pekerja kantoran sambil memasukkan handphone pada saku celananya dan menjinjing sebuah tas pada tangan sebelah kirinya.

Analisis Scene Pada kedua gambar tersebut tampak salah seorang pemeran yang ada dalam film Cek Toko Sebelah yang bernama Erwin. Peran tersebut dimainkan oleh pria yang bernama Ernest Prakasa, ia merupakan sutradara pada film Cek Toko Sebelah. Sebagaimana yang kita ketahui, sutradara merupakan salah satu orang penting dalam menjalankan sebuah proses pembuatan film. Menurut peneliti salah satu unsur film yang menjadi faktor yang mempengaruhi kesuksesan film Cek Toko Sebelah ini adalah sutradara. Hal ini dikarenakan sutradara merupakan seseorang yang bertanggung jawab terhadap proses pembuatan sebuah film. Selain itu, dalam film ini sutradara tidak hanya bertanggung jawab dalam proses pembuatan filmnya, tetapi ia juga ikut serta berperan menjadi salah satu tokoh utama pada film Cek Toko Sebelah tersebut. Hal seperti ini memang tidak jarang terjadi di Indonesia, dimana sutradara bermain dalam film yang ia garap dan sutradarai. Tetapi, kebanyakan sutradara hanya berperan sebagai pemain figuran bukan menjadi salah satu tokoh atau pemeran utamanya.Peneliti melihat bahwa sutradara pada film Cek Toko Sebelah ini benar-benar memenuhi tugasnya dan sangat bertanggung jawab dengan filmnya.Ia merupakan orang yang menentukan baik buruknya kualitas sebuah film, serta menyebabkan sebuah film dapat sukses untuk diminati dan disenangi oleh masyarakat. Tidak mudah untuk menjadi seorang sutradara sebuah film yang ikut serta untuk bermain dalam film garapannya apalagi menjadi salah satu tokoh utama. Dalam hal ini,

Universitas Sumatera Utara

55

sutradara film Cek Toko Sebelah mengambil tugas dan tanggung jawab ganda yang besar untuk menjadikan dan menuangkan apa yang telah dibuatnya menjadi layak untuk ditonton masyarakat.

4.2.1.3 Penulis Skenario

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3 Gambar 4

Ilustrasi Gambar Pada gambar 1 merupakan adegan saat Koh Afuk sedang melayani seorang wanita bernama Bu Hilda yang merupakan salah satu pelanggan tetap pada tokonya.Ia menghitung jumlah belanjaan yang harus dibayarkan oleh Bu Hilda dengan menggunakan kacamatanya dan sebuah kipas kecil tepat disebelahnya yang berada diatas meja. Pada gambar 2 adalah adegan saat Koh Afuk sedang menghitung dan mengecek beberapa bon pembelanjaan para pelanggannya diatas sebuah meja yang terletak di dalam toko dengan kipas kecil disebelahnya dan sebuah hiasan berupa patung kucing. Gambar 3 merupakan adegan saat seoranglelaki pekerja kantoran yang berpakaian rapi sedang bertemu dan berbincang bersama dengan seorang wanita yang merupakan kekasihnya pada sebuah kafe.

Universitas Sumatera Utara

56

Pada gambar 4 adalah adegan saat Erwin berbicara pada ayahnya bahwa ia menolak untuk melanjutkan mengurus toko kelontong milik keluarganya. Ia mengatakan bahwa perjanjian yang disepakati bersama ayahnya hanya sebulan, jika ia tidak suka maka ayahnya tidak akan memaksa. Ayahnya pun kecewa pada saat itu karena anak kesayangannya menolak apa yang ia inginkan.

Analisis Scene Beberapa adegan tersebut menunjukkan hasil kerja dari seorang penulis skenario dalam sebuah film. Penulis skenario menceritakan kejadian yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia, yaitu orang yang berdarah Tionghoa memiliki sebuah toko serta mengelola tokonya sendiri. Pada film tersebut penggambaran orang Tionghoa ditunjukkan melalui hiasan patung kucing yang biasanya sering kita lihat dan temui di beberapa toko milik orang yang beretnis Tionghoa. Dengan membuat alur cerita sesuai dengan realita yang terjadi di masyarakat, penulis skenario mampu menarik perhatian para penonton. Tidak hanya itu saja, terlihat seorang lelaki berkulit putih dengan mata kecil yang memerankan tokoh Erwin yang digambarkan pada salah satu adegan diatas, ia merupakan orang yang ada dibalik cerita pada film Cek Toko Sebelah, yaitu penulis skenario. Dalam film Cek Toko Sebelah ini, pria yang memiliki nama asli Ernest Prakasa banyak mengambil tugas dan tanggung jawab, selain memerankan salah satu tokoh utama ia juga merupakan penulis skenario sekaligus sutradara dalam film Cek Toko Sebelah. Naskah skenario yang ia tulis kemudian ia garap sendiri untuk diwujudkan serta dituangkan menjadi sebuah karya film. Penulis skenario dalam film Cek Toko Sebelah ini tidak hanya sekedar menceritakan kejadian yang sering terjadi di masyarakat dan ikut andil dalam bermain film, tetapi iamemberikan pesan moral yang terkandung di dalam film. Pesan tersebut terlihat pada adegan saat seorang anak yang mengecewakan ayahnya dengan menolak untuk mengurus toko. Disini kita dapat menyaring pesan yang ingin disampaikan oleh penulis skenario, yaitu

Universitas Sumatera Utara

57

jagalah hubungan kita dengan sebaik mungkin terhadap orang tua, jangan sampai kita sebagai seorang anak mengecewakan orang tua kita karena mereka adalah orang yang mengurus dan merawat kita sedari kecil. Tidak mudah untuk menjadi seorang penulis skenario dengan menulis cerita yang akan dituangkan ke dalam sebuah film untuk dapat dinikmati oleh khalayak. Tetapi, pada film Cek Toko Sebelah ini penulis skenario mampu mengemas jalan cerita dalam sebuah film dengan baik agar mudahuntuk dipahami para khalayaknya serta dapat menghibur penonton dengan beberapa unsur komedi di dalamnya.Penulis skenario juga mampu memecah serta menaik turunkan emosi penonton melalui jalan cerita yang disajikan.

4.2.1.4 Penata Kamera

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3

Ilustrasi Gambar Gambar 1 merupakan gambaran yang menunjukkan beberapa bangunan tinggi saat matahari di pagi hari mulai terbit dengan beberapa pepohonan yang ada disekitar bangunan tersebut. Gambar 2 adalah saat pagi hari yang cerah dan matahari pun sudah terbit.Terlihat beberapa bangunan rumah masyarakat dan beberapa

Universitas Sumatera Utara

58

pepohonan yang disorot dari atas untuk menunjukkan suasana secara keseluruhan saat pagi hari. Adegan pada gambar 3 adalah saat orang-orang sedang mengunjungi pembukaan studio foto milik Yohan dan toko kue milik Ayu yang bersebelahan. Orang-orang yang datang diantaranya adalah Erwin, Natalie, Bu Sonya yang merupakan atasan Erwin saat dikantor dengan sekretaris barunya, yaitu mantan sekretaris pengembang properti lokal yang bernama Anita. Tak hanya itu, ada pula beberapa karyawan studio foto dan toko kue yang berasal dari karyawan toko kelontong sebelumnya.Terlihat juga sekumpulan orang yang berdiri tidak jauh dari studio foto dan toko kue tersebut.

Analisis Scene Dari beberapa adegan diatas merupakan penggambaran yang menarik dalam sebuah film. Penggambaran tersebut adalah hasil kerja keras dari seorang penata kamera yang mampu mengambil gambar dengan sorotan yang baik. Seperti yang terlihat pada gambar pertama, penata kamera dalam film Cek Toko Sebelah ini mengambil gambar beberapa bangunan atau gedung tinggi dan didukung oleh warna jingga kemerahan dari pantulan cahaya matahari yang akan terbit di pagi hari serta dengan beberapa pepohonan disekitar daerah bangunan. Penggambaran serupa juga terlihat pada gambar kedua, dimana gambar tersebut diambil dan disorot dari atas untuk menggambarkan suasana kota pada pagi hari yang cerah saat matahari telah muncul dan beberapa penampakan rumah masyarakat beserta pepohonan disekitarnya. Gambar tersebut tidak lain adalah hasil sorotan yang dilakukan oleh penata kamera dalam film Cek Toko Sebelah. Selain itu, adegan pada gambar ketiga juga diambil dan disorot dari atas untuk menunjukkan sekumpulan orang yang tengah ramai mengunjungi pembukaan studio foto dan toko kue milik Yohan dan Ayu. Dari beberapa kumpulan gambar diatas, dapat diketahui bahwa pengambilan suatu gambar ataupun adegan merupakan hasil kerja seorang

Universitas Sumatera Utara

59

penata kamera. Penata kamera dalam sebuah film tidak hanya sekedar bertugas untuk merekam setiap adegan yang ada, melainkan juga bertugas dan bertanggung jawab untuk mengambil beberapa gambar demi gambar yang dapat ditampilkan dalam film untuk menjadikan cerita film tersebut lebih menarik. Ia juga bertanggung jawab untuk memeriksa hasil rekaman atau hasil syuting dan menjadi pengawas dalam proses pembuatan film agar menghasilkan rekaman yang terbaik. Pada film Cek Toko Sebelah ini, penata kamera sudah memberikan hasil yang maksimal sesuai dengan kemampuan yang mereka punya. Hal tersebut dibuktikan melalui beberapa adegan diatas dengan penggambaran yang menarik untuk dilihat oleh penonton.Kesalahan dalam perekaman dan pengambilan gambar dapat menentukan baik buruknya adegan sebuah film.

4.2.1.5 Penata Artistik

Gambar 1 Gambar 2

Ilustrasi Gambar Gambar 1 merupakan adegan saat sebelum ditunjukkan Erwin dan Natalie makan malam pada sebuah restoran mewah yang berada pada bagian rooftop atau atap gedung.Gambar tersebut menampilkan suasana malam hari dengan gedung-gedung tinggi yang dihiasi oleh beberapa cahaya lampu. Pada gambar 2 adalah adegan Erwin dan Natalie saat berada pada sebuah kafe untuk makan malam bersama dengan suasana outdoor yang terletak pada bagian rooftop atau atap gedung. Adegan tersebut digambarkan dengan pemandangan di malam hari yang dihiasi oleh lampu-lampu dan beberapa orang yang juga sedang berada ditempat yang sama dengan mereka.

Universitas Sumatera Utara

60

Analisis Scene Pada adegan tersebut membuktikan serta menunjukkan hasil yang dilakukan oleh seorang penata artistik dalam sebuah film. Dimana seorang penata artistik memiliki tugas untuk menampilkan cita rasa artistik yang akan dituangkandalam sebuah film. Biasanya mendapatkan pengarahan terlebih dahulu dari sutradara dengan beberapa gambaran kasar untuk direalisasikan. Tidak hanya itu saja, penata artistik juga memiliki tugas dan hak untuk mengatur serta menyusun segala keperluan yang menyangkut penyediaan sarana seperti tata rias, pakaian, waktu serta tempat dan beberapa perlengkapan lainnya yang dibutuhkan. Dalam film Cek Toko Sebelah ini, penata artistik mampu menyediakan waktu serta tempat yang terlihat pada adegan diatas. Adegan tersebut berlangsung pada sebuah restoran mewah dengan suasana outdoor serta dikelilingi beberapa bangunan tinggi yang diterangi oleh cahaya lampu. Pada adegan tersebut juga tampak beberapa orang sedang berada ditempat yang sama menikmati suasana restoran dengan konsep outdoor yang menenangkan sambil menikmati malam hari. Penyediaan tempat pada film tersebut mendukung suasana dan adegan yang berlangsung, sehingga penonton yang melihat pun akan ikut merasakan suasana yang ada. Hal ini membuktikan bahwa penata artistik melakukan kerjanya dengan baik berupa penyediaan tempat serta berbagai perlengkapan lainnya yang dibutuhkan pada adegan dalam sebuah film. Jika seorang penata artistik tidak mampu menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah film dengan baik, maka akan dapat mengurangi daya tarik film tersebut.

4.2.1.6 Penata Musik

Gambar 1 Gambar 2

Universitas Sumatera Utara

61

Gambar 3 Gambar 4

Gambar 5 Gambar 6

Ilustrasi Gambar Pada gambar 1 merupakan adegan saat Koh Afuk membagikan upah atau gaji terakhir kepada seluruh karyawannya sebagai bentuk pembubaran tokonya, mereka pun kemudian berterima kasih pada Koh Afuk dan saling bersalaman satu sama lainnya untuk perpisahan dengan seluruh karyawan. Gambar 2merupakan adegan saat Koh Afuk telah membubarkan para karyawannya dan ia pun melihat-lihat kembali kedalam tokonya untuk terakhir kali sebelum toko tersebut ia jual. Kemudian Koh Afuk pun terduduk dan bersandar sambil menangis mengingat semua kenangan yang pernah ada bersama anak-anak dan istrinya saat masih hidup membangun dan mengurus toko bersama. Pada gambar3adalah adegan saat sedang mengunjungi makam istrinya, Koh Afuk meminta maaf pada anak sulungnya yaitu Yohan yang juga sedang mengunjungi makam ibunya atas kesalahannya karena telah mengabaikan anaknya.Ia pun meminta maaf pada Ayu karena sudah tidak merestuinya sebagai istri Yohan. Pada gambar 4 merupakan adegan saat Yohan ikut menangis dan kemudian langsung memeluk ayahnya saat mereka sedang mengunjungi pemakaman ibunya.Ia juga meminta maaf pada ayahnya karena telah banyak

Universitas Sumatera Utara

62

melakukan kesalahan dan membuat kecewa dengan tingkah lakunya pada masa lalu. Gambar 5 dan 6 merupakan adegan yang berada dibalik layar atau behind the scene (bts) saat para pengisi lagu atau musik dalam film Cek Toko Sebelah sedang mengisi beberapa adegan dengan menyanyikan lagu karya mereka.

Analisis Scene Pada adeganyang ada pada beberapa gambar diatas merupakan adegan dengan latar belakang yang diiringi oleh lagu yang sesuai berdasarkan kejadian yang terjadi pada saat tersebut. Tak hanya itu saja, peneliti juga mengambil adegan saat para penyanyi yang mengisi lagu pada film Cek Toko Sebelah sedang menyanyikan lagu mereka. Adegan tersebut merupakan behind the scene yang tidak ditampilkan didalam film. Menurut peneliti, dalam film Cek Toko Sebelah ini salah satu unsur film yang dapat mempengaruhi kesuksesan film Cek Toko Sebelah adalah penata musik. Penata musik dalam film ini memberikan lagu-lagu yang sesuai dengan adegan yang terjadi untuk mengiringi adegan tersebut agar lebih menyentuh untuk dinikmati para penontonnya. Hal seperti ini memang sering terjadi dalam film, dimana penata musik menuangkan beberapa lagu yang sesuai dengan adegan yang ada untuk lebih mendukung adegan yang terjadi. Peneliti melihat bahwa penata musikdalam film Cek Toko Sebelah ini mampu memilih lagu serta menempatkan lagu tersebut dengan baik, sehingga bagi khalayak yang menonton filmnya dan mendengar lagu yang mengiringi beberapa adegandapat terbawa oleh suasana film tersebut. Dengan demikian, penata musik merupakan salah satu unsur film yang hasil kerja kerasnya juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kesuksesan sebuah film. Hal ini dikarenakan tidak mudah untuk memilih serta menempatkan lagu yang cocok dan sesuai pada adegan-adegan tertentu yang terdapat dalam film.Penata musik dalam film Cek Toko Sebelah ini juga mampu memilih para penyanyi yang tepat untuk mengisi beberapa lagu

Universitas Sumatera Utara

63

dalam adegan yang ada pada film. Pada film ini, pemilihan dan penempatan lagu sudah sangat baik karena mampu membuat suasana haru sehingga khalayak yang menonton film ini akan tersentuh dan terbawa oleh suasana dalam film serta dapat memecah emosi penonton.

4.2.1.7 Editor

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3 Gambar 4

Gambar 5 Gambar 6

Ilustrasi Gambar Gambar 1 merupakan adegan saat Erwin mengejar Natalie yang kesal padanya karena ia menerima tawaran ayahnya untuk mengurus toko. Kemudian Erwin menjelaskan bahwa ia tidak bisa menolak karena ayahnya sampai membawa nama ibunya yang telah tiada. Erwin pun kemudian mengatakan pada Natalie kalau atasannya yaitu Bu Sonya belum tentu memberikannya izin untuk cuti demi mengurus toko.

Universitas Sumatera Utara

64

Gambar 2 merupakan adegan lanjutan dari adegan sebelumnya, saat berada dikantor dan Bu Sonya memberikan Erwin izin untuk cuti selama satu bulan dan mengurus toko kelontong milik ayahnya. Dengan persyaratan bahwa Erwin tidak akan mendapatkan gajinya selama sebulan selagi ia juga menunggu hasil wawancaranya di . Pada gambar 3 adalah adegan saat Erwin dan Natalie sedang makan malam di sebuah restoran. Erwin dan Natalie bertemu untuk meluruskan dan menyelesaikan masalah yang ada kemudian Erwin pun berjanji pada Natalie setelah sebulan mengurus toko, ia akan kembali lagi bekerja seperti biasanya. Pada adegan tersebut Erwin mengatakan “i love you” kepada Natalie. Gambar 4 merupakan adegan lanjutan dari adegan sebelumnya, dimana adegan tersebut adalah saat Yohan bersama dengan teman-temannya sedang berkumpul dan bermain judi bersama di rumah salah satu dari mereka, Aming.Pada adegan tersebut, Aming sambil membagikan kartu memotong pembicaraan Vincent yang sedang menelfon kekasihnya. Gambar 5 merupakan behind the scene saat editor bersama dengan sutradara dan beberapa kru film sedang melakukan syuting atau pengambilan gambar pada film Cek Toko Sebelah dan melihat pengambilan gambar tersebut secara langsung dari balik layar. Gambar 6 adalah behind the scene saat editor tengah menunjukkan dan memperlihatkan hasil pengambilan gambar yang telah di sorot kepada pemain film bersama dengan sutradara dan beberapa kru film lainnya.

Analisis Scene Dari beberapa adegan tersebut dapat diketahui unsur film yang mempengaruhi suksesnya sebuah film adalah hasil kerja keras dari seorang editor. Editor pada film Cek Toko Sebelah ini mampu membuat perpindahan dari satu adegan ke adegan lainnya dengan alur cerita yang berkesinambungan. Adegan-adegan tersebut berpindah lokasi dan situasi tetapi bagi khalayak yang menontonnya akan tetap mengerti dikarenakan editor dapat membuat cerita yang ada mengalir sesuai dengan jalan ceritanya. Seperti pada adegan gambar pertama dan gambar kedua diatas, adegan tersebut adalah adegan yang berbeda lokasi dan situasi.Adegan pertama

Universitas Sumatera Utara

65

merupakan adegan saat Erwin memberikan penjelasan pada kekasihnya yang sedang kesal sambil mengatakan “belum tentu Bu Sonya ngebolehin”. Kemudian langsung masuk pada adegan selanjutnya yaitu pada gambar kedua dimana Bu Sonya langsung mengatakan “boleh kok”. Adegan serupa juga ditunjukkan melalui adegan pada gambar ketiga, yaitu saat Erwin dan Natalie tengah makan malam di sebuah restoran kemudian mereka pun meluruskan masalah yang ada diakhirinya dengan Erwin mengatakan “i love you”. Kemudian adegan tersebut langsung masuk dan berlanjut pada gambar keempat saat Aming sedang membagikan kartu dan kemudian memotong pembicaraan dengan mengatakan “I love you, I love you, udah tua ingat umur” kepada Vincent yang sedang menelfon kekasihnya. Pada behind the scene juga menunjukkan kerja seorang editor film dibalik layar bersama dengan sutradara untuk bertanggung jawab dalam segala proses pembuatan film, sehingga setiap pengambilan gambar dapat menjadikan sebuah film yang utuhuntuk ditonton serta dinikmati oleh khalayak. Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari kerja seorang editor yang memiliki tugas mengedit gambar demi gambar, menyusun hasil syuting serta menggabungkan adegan demi adegan hingga membentuk satu kesatuan cerita. Hasil akhirnya akandiperlihatkan menjadi sebuah film yang layak untuk ditonton oleh khalayak. Kerja keras seorang editor juga dapat menentukan baik atau tidaknya sebuah film yang diproduksi.

4.2.1.8 Pengisi dan Penata Suara

Gambar 1 Gambar 2

Universitas Sumatera Utara

66

Gambar 3 Gambar 4

Ilustrasi Gambar Pada gambar 1 merupakan adegan dimana sekumpulan orang yang merupakan kerabat dekat sedang bermain judi di rumah salah seorang diantara mereka yang bernama Aming, ia memiliki badan yang paling besar diantara mereka berempat. Pada adegan ini terdengar suara suara seorang ibu yang merupakan ibu dari Aming pemilik rumah tempat mereka bermain judi, ibunya berteriak menawarkan makanan. Kemudian pada gambar 2 merupakan lanjutan dari adegan sebelumnya, terlihat ada tangan seorang wanita yang membawa dan meletakkan makanan diatas meja, tangan tersebut merupakan tangan dari ibu Aming. Pada gambar 3 merupakan adegan dimana Aming sedang memimpin doa sebelum mereka mulai bermain judi dan ditengah-tengah saat mereka sedang berdoa, ibu Aming berteriak memanggil namanya. Pada gambar 4 adalah adegan dimana setelah mereka selesai bermain judi dan kemudian makan bersama di rumah Aming.Saat mereka sedang makan sambil mengobrol bersama, terdengar suara seorang wanita yang merupakan ibu Aming.Ia berteriak untuk menawarkan es krim kepada mereka.

Analisis Scene Pada adegan-adegan yang ada pada beberapa gambar diatas, terdengar suara seorang wanita yang merupakan ibu dari lelaki yang bernama Aming pada film Cek Toko Sebelah. Suara tersebut jelas terdengar, tetapi sosok

Universitas Sumatera Utara

67

orang yang memilki suara tersebut tidak digambarkan dan tidak ditampilkan dalam film. Menurut peneliti, dalam film Cek Toko Sebelah ini salah satu unsur film yang mempengaruhi kesuksesan film Cek Toko Sebelah adalah pengisi suara dan penata suara. Tidak semua pemeran film menggunakan suaranya sendiri dalam berdialog pada sebuah film, tetapi pengisi suara dalam film cenderung lebih mengutamakan pada suara para pemain atau bintang film. Pada film Cek Toko Sebelah ini, terdengar salah satu suara yang diisi oleh orang yang sama sekali tidak ada dalam film dan suara tersebut merupakan suara seorang wanita yang merupakan ibu dari Aming. Hal seperti ini memang banyak terjadi dalam beberapa film, dimana ada beberapa suara yang diisi oleh orang yang tidak muncul dalam film tersebut. Peneliti melihat bahwa pengisi suara dan penata suara dalam film Cek Toko Sebelah ini mampu memilih suara dan menempatkan suara tersebut dengan baik, sehingga bagi yang mendengarnya langsung mengetahui gambaran ataupun ciri-ciri orang yang memiliki suara tersebut berjenis kelamin perempuan atau laki-laki walaupun sosoknya tidak ditampilkan. Pengisi suara dan penata suara merupakan salah satu unsur film yang hasil kerja kerasnya juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kesuksesan sebuah film, dikarenakan tidak mudah untuk memilih serta menempatkan suara yang cocok pada adegan-adegan tertentu yang terdapat dalam film.Pada film ini, pemilihan dan penempatan suara sudah sangat baik sehingga khalayak tertarik untuk menonton dan menyukai film ini.

4.2.1.9 Bintang Film (Pemeran)

Gambar 1 Gambar 2

Universitas Sumatera Utara

68

Gambar 3 Gambar 4

Ilustrasi Gambar Gambar 1 merupakan adegan saat seorang lelaki paruh baya yang bernama Koh Afuk tengah bercanda sambil tertawa lepas dengan gembira didepan toko kelontong miliknya. Pada gambar 2 menggambarkan adegan sepasang suami istri yang sedang berada dirumah, sang istri sedang menawarkan kue nastar buatannya yang berupa nastar greentea pada sang suami. Kemudian suaminya pun mencicipi kue nastar greentea buatan istrinya tersebut. Pada gambar 3 merupakan adegan saat Erwin yang merupakan seorang pria pekerja kantoran sedang berada di sebuah kafe bersama dengan kekasihnya yang bernama Natalie. Pada gambar 4 menggambarkan adegan seorang wanita pekerja kantoran berpakaian rapi bernama Natalie yang sedang bertemu dan berbincang bersama dengan seorang pria yang merupakan kekasihnya pada sebuah kafe.

Analisis Scene Pada beberapa adegan tersebut adalah penggambaran beberapa pemain atau bintang film yang berperan dalam film Cek Toko Sebelah. Pemain atau bintang film merupakan salah satu unsur yang ada pada film dan unsur tersebut merupakan unsur penting yang harus ada dalam sebuah film agar film dapat terwujud. Peneliti melihat dan menganalisis bahwa para bintang film tersebut merupakan unsur film yang menjadi salah faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan film Cek Toko Sebelah. Para bintang film tersebut merupakan

Universitas Sumatera Utara

69

aktor dan aktris tanah air yang memiliki popularitas tinggi di mata khalayak yaitu Gisella Anastasia, Dion Wiyoko, Adinia Wirasti serta Chew Kin Wah yang merupakan aktor berkebangsaan Malaysia.Selain itu, dalam film Cek Toko Sebelah beberapa bintang film lainnya merupakan para komika atau komedian yang terkenal dengan kehumorisannya dan banyak disenangi oleh masyarakat, seperti Tora Sudiro, Gita Bhebhita, Asri Welas, Arafah Rianti, Dodit Mulyanto serta Aci Resti dan salah satu anak Presiden Jokowi yaitu Kaesang Pangarep yang ikut andil sebagai cameo dalam film ini yang berperan menjadi seorang supir taksi. Hal inilah yang menyebabkan dan menjadi bukti bahwa salah satu unsur yang dapat mempengaruhi kesuksesan film Cek Toko Sebelah tersebut adalah bintang film.Dalam sebuah film, bintang film bukan dipilih tanpa alasan, mereka dipilih dan dipercaya untuk memerankan sebuah tokoh atau karakter karena dianggap mampu untuk menjalankan peran yang berikan. Hal ini juga dikarenakan dengan adanya bintang film dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para penonton untuk menikmati sebuah film dengan memunculkan aktor serta aktris terkenal semakin membuat para penonton antusias dengan sebuah film. Tidak hanya itu saja, para bintang film yang berperan dalam film tersebut juga terlihat sangat mendalami serta menjiwai tokoh dan karakter yang mereka perankan.Akting para bintang film serta kerja keras mereka merupakan salah satu kunci kesuksesan dibalik sebuah film sehingga film Cek Toko Sebelah ini dapat menarik minat khalayak untuk menontonnya. Berikut ini adalah profil dari beberapa pemain utama dalam film Cek

Toko Sebelah:

1. Ernest Prakasa Ernest Prakasa pria kelahiran Jakarta 29 Januari 1982 ini adalah seorang pelawak tunggal berkebangsaan Indonesia.Ia mulai dikenal sejak meraih peringkat ketiga dalam acara Stand-Up Comedy Indonesia (SUCI) pada 2011, dimana ia menjadikan pengalamannya didiskriminasi sebagai keturunan Cina di Indonesia sebagai materi komedi tunggal. Dari panggung stand-up comedy, Ernest merambah pada industri film. Mengawali kiprahnya

Universitas Sumatera Utara

70

sebagai aktor, kini ia lebih dikenal sebagai penulis dan sutradara, setelah menghasilkan tiga film yakni Ngenest (2015), Cek Toko Sebelah (2016), dan Susah Sinyal (2017). Pada tahun 2012, Ernest melakukan sebuah tur komedi tunggal dan ia merupakan komedian pertama Indonesia yang melakukan hal itu. Tur tersebut dinamai Merem Melek, menjelajah 11 kota di Indonesia dan ditutup di Gedung Kesenian Jakarta pada 10 Juli 2012. Ia juga pernah menggelar sebuah pertunjukan komedi tunggal khusus bersama para komedian dari etnis Tionghoa-Indonesia, berjudul Ernest Prakasa & The Oriental Bandits yang digelar di Gedung Kesenian Jakarta pada 9 Februari 2013 sehari sebelum perayaan Imlek. Pada bulan November 2013, ia melakukan tur keduanya yang diberi judul Illucinati, menyambangi 17 kota dan ditutup kembali di Gedung Kesenian Jakarta pada tanggal 25 Januari 2014. Acara puncak ini menorehkan rekor sebagai komedi tunggal spesial pertama di Indonesia yang digelar sebanyak tiga kali pertunjukan dalam satu hari. Dua tur stand-up comedy berikutnya yang ia lakoni adalah Happinest (2015) dan Setengah Jalan (2017), masing-masing di belasan kota dari Sumatera hingga Sulawesi. Setelah terlibat di beberapa film sebagai aktor, di bulan Desember 2015 Ernest melakukan debutnya sebagai penulis dan sutradara di film Ngenestyang berhasil meraih hampir 800.000 penonton dan mendapatkan satu nominasi Piala Citra untuk kategori Skenario Adaptasi Terbaik. Ngenest juga berhasil menggondol dua penghargaan Piala Maya (Skenario Adaptasi Terpilih & Sutradara Muda Berbakat), satu penghargaan Festival Film Bandung (Skenario Terpuji), dan tiga penghargaan di Indonesia Box Office Movie Awards, termasuk diantaranya untuk kategori Skenario Terbaik. Desember 2016, Ernest merilis film keduanya sebagai penulis skenario sekaligus sutradara, yakni Cek Toko Sebelah dan memerankan tokoh Erwin. Film ini meraih lebih dari 2,6 juta penonton serta menyabet banyak perhargaan diantaranya untuk kategori Film Terbaik di Indonesia Box Office Movie Awards, Festival Film Bandung, dan Indonesia Movie Actors Awards; serta kategori Skenario Asli Terbaik di Festival Film Indonesia, Piala Maya,

Universitas Sumatera Utara

71

Festival Film Bandung, dan Indonesia Box Office Movie Awards. Film ini juga mengantarkan Ernest ke penghargaan internasional pertamanya, yakni Best Director di Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2017. Di bulan Desember 2017, Ernest merilis film ketiganya sebagai penulis dan sutradara, yakni Susah Sinyalyangditulis berdua dengan sang istri, Meira Anastasia. Film ini meraih lebih dari 2,1 juta penontondan menyabet tiga piala Indonesia Box Office Movie Awards termasuk untuk Skenario Terbaik. Dengan perolehan ini, Ernest berhasil mencatat rekor sapu bersih kategori Skenario Terbaik di Indonesia Box Office Movie Awards selama tiga tahun berturut-turut.Saat ini, Ernest sedang mempersiapkan film keempatnya, Milly & Mametyang merupakan spin-off dari karya legendaris perfilman Indonesia, Ada Apa Dengan Cinta & Ada Apa Dengan Cinta 2.

2. Gisella Anastasia Gisella Anastasia atau orang lebih mengenalnya dengan Gisel adalah salah satu jebolan 2008 yang kini menjadi salah satu selebriti dan namanya makin terkenal setelah menjadi menantu aktor senior Roy Marten. Wanita yang akrab disapa Gisel ini kelahiran Surabaya, 16 November 1990.Ia anak dari pasangan Alal Suryanto dan Rita Marbun. Sebelum terjun ke dunia hiburan, Gisel mempunyai cita-cita menjadi dokter gigi dengan kuliah di Fakultas Kedokteran, namun kenyataannya wanita berdarah Tionghoa itu lebih memilih jurusan sosial. Mimpinya pun kandas karena ia memilih menjadi artis. Mengawali kariernya dalam dunia hiburan, Gisel mengikuti salah satu ajang pencarian bakat penyanyi, Indonesian Idol 2008, yang tayang di RCTI. Gisel tidak pernah menyangka akan melaju hingga ke babak final. Pada babak terakhir tersebut, Gisel kalah dari Januarisman atau Aris dan menenmpati posisi runner-up. Pada usia 18 tahun, ia sudah menjadi Idola Indonesia dengan peringkat kedua. Setelah menjadi runner-up Indonesian Idol 2008, Gisel memutuskan untuk fokus dalam dunia tarik suara. Tahun 2011, Gisel duet bareng Last Child dengan single "Seluruh Nafas Ini", lagu tersebut berhasil menjadi hits saat itu.

Universitas Sumatera Utara

72

Pada tahun 2012, Gisel mengeluarkan single perdananya yang berjudul 'Pencuri Hati' setelah 4 tahun lulus dari Indonesia Idol. Ia tak ingin menjadi penyanyi yang hanya sekadar eksis karena banyak lagu. Gisel ingin segala sesuatunya dikerjakan dengan maksimal sehingga hasilnya tak terkesan asal-asalan.Memiliki suara yang indah, Gisel didapuk menjadi sinden dalam acara komedi Opera Van Java yang tayang di salah satu televisi swasta yaitu Trans 7 dengan suara khasnya membuat namanya kian terkenal. Selain handal dalam dunia tarik suara, Gisel juga dikenal cukup berbakat dalam dunia seni peran. Ini terbukti dengan beberapa kali ia membintangi film, sinetron dan FTV seperti Cinta Bersemi Demi Harta Warisan, Jadikan Aku Pacarmu, My Gebetan Wedding, 3 Semprul Mengejar Surga, Cek Toko Sebelah, Susah Sinyal dan Flight 555. Dalam film Cek Toko Sebelah, Gisel yang memerankan tokoh Natalie masuk dalam nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik di Indonesian Box Office Movie Awards 2017 dan sekaligus menjadi pemenang Pendatanag Baru Terbaik di Indonesian Box Office Movie Awards 2017. Dalam hal asmaranya, Gisel pernah dikabarkan memiliki hubungan dengan Desta 'Club Eighties'.Seiring berjalannya waktu hubungan mereka berakhir kandas, setelah lama putus Gisel berhubungan dengan putra aktor Roy Marten, Gading Marten.Kisah hubungan keduanya berakhir dipernikahan pada September 2013, di Uluwatu, .Mereka dikaruniai seoran anak perempuan yang bernama Gempita Noura Marten. Menjadi bagian dari keluarga Marten, nama Gisel makin populer seiring kariernya di panggung hiburan.

3. Dion Wiyoko Dion Wiyoko pria yang lahir di Surabaya 3 Mei 1984 ini adalah aktor berkebangsaan Indonesia.Pria keturunan Tionghoa ini memulai kariernya sebagai model di beberapa majalah seperti Aneka Yess, Femina, dan masih banyak lagi.Kemudian dilanjutkan dengan aktingnya melalui beberapa FTV dan sinetron.

Universitas Sumatera Utara

73

Film pertamanya adalah Kuntilanak Beranak yang dirilis tahun 2009 yang kemudian disusul film berikutnya Serigala Terakhir dimana ia berperan sebagai Lukman masih pada tahun yang sama. Kemudian pada tahun 2011 ia turut serta dalam film Khalifah dimana ia beradu akting dengan Marsha Timothy, Ben Joshua, dan Indra Herlambang. Pada tahun 2012 ia bermain dalam film Hi5teria, Hattrick, Perahu Kertas, Cinta di Saku Celana, Lo Gue End, Jakarta Hati dan Perahu Kertas 2. Tahun 2013 ia kembali bermain film dalam film berjudul Cinta Mati disusul dengan film yang berjudul Isyarat. Pada tahun 2014 ia beradu akting dengan Chelsea Island dalam film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar dan masih banyak lagi beberapa film lain yang ia bintangi. Hingga pada tahun 2016 ia membintangi film Cek Toko Sebelah dimana ia berperan sebagai Yohan, sebelum ia melepas masa lajangnya pada tahun 2017. Dion pun telah menjadi model video klip di sejumlah lagu. Lagu tersebut diantaranya adalah lagu “Galih dan Ratna” yang dinyanyikan grup musik D'Cinnamons, lagu “Ya ya ya” yang dibawakan oleh GIGI, lagu “Gatal” oleh Ruben Onsu, lagu “Pelangi” yang dibawakan oleh Ardina Rasti, hingga lagu “Ku Ingin Selamanya” yang dinyanyikan oleh . Dian mengakhiri masa lajangnya setelah ia meminang kekasihnya yang bernama Fiona Anthony pada 1 September 2017. Pemberkatan pernikahan Dion dan Fiona pun digelar di Gereja Santo Fransiskus Xaverius, Denpasar, Bali.

4. Adinia Wirasti Adinia Wirasti merupakan salah satu aktris dan juga model di Indonesia yang mempunyai prestasi sangat gemilang. Wanita kelahiran Jakarta pada 19 Januari 1987 ini mengawali karirnya di dunia modelling. Sejak kecil Asti, nama penggilanya, mempunyai karakter yang tidak feminim atau bisa dikatakan tomboy. Karena Asti seorang yang tomboy ayahnya menyekolahkannya di sekolah modelling.Postur tubuhnya yang tinggi dan proporsional membuat Asti cocok untuk menjadi seorang model.Di dunia model, Asti juga merupakan model yang sangat profesional dan bisa

Universitas Sumatera Utara

74

diandalkan diatas catwalk. Asti sebelumnya tidak pernah membayangkan bahwa dirinya akan bisa terkenal di layar kaca Indonesia. Adinia Wirasti atau Asti mulai terkenal sejak memainkan peran Carmen di AADC (Ada Apa Dengan Cinta) di tahun 2002. Perannya sebagai Carmen mengharuskan dia berakting dengan Dian Sastro, Ladya Cheryl, Titi Kamal serta Sissy Priscillia.Asti sebagai pemula bisa dikatakan dapat mengimbangi akting para pemain AADC. Setelah sukses dengan film AADC, Asti langsung mendapatkan tawaran untuk bermain di dalam film yang berjudul ‘Tentang Dia’ di tahun 2005. Dalam film ini Asti berperan sebagai sosok tomboy yang bernama Rudi.Rudi merupakan karakter yang tomboy dan juga sangat tertutup. Berkat film yang di sutradarai oleh Rudy Soedjarwo ini, Asti memenangkan Piala Citra sebagai pemeran pendukung wanita terbaik dalam FFI atau Festival Film Indonesia tahun 2005. Setelah berhasil memerankan dua peran dalam dua film,Asti mendapatkan tawaran dua film sekaligus pada tahun 2006.Dua film yang dibintangi oleh Asti pada tahun 2006 ini berjudul ‘Ruang’ dan ‘Dunia Mereka’. Pada dua filmnya ini, Asti sangat sukses dalam memerankan perannya di layar kaca.Pada tahun 2007, Asti mendapatkan tawaran bermain film yang berjudul ‘3 hari untuk Selamanya’ yang di produseri oleh .Dalam film ini, Asti beradu peran dengan . Perjuangan karir Adinia Wirasti tidak berhenti begitu saja.Asti memang sempat tidak muncul di layar kaca Indonesia selama satu tahun, namun setelah vakum selama satu tahun Asti kembali ke dunia entertainment dengan memerankan peran FTV.Asti tidak mau melepaskan dunia entertainment yang sudah menjadikan dia menjadi terkenal sampai sekarang ini.Selain bermain di berbagai FTV Asti juga masih aktif di dunia modelling, dia juga perah menjadi model video klip lagu Titi DJ yang berjudul “Tak Ada Ujungnya” pada tahun 2008. Adinia Wirasti sempat vakum dari dunia hiburan selama empat tahun namun tentu saja dia tidak bisa melepaskan dunia seni yang sudah membesarkan namanya sampai sekarang ini.Pada tahun 2011 Asti kembali ke dunia layar lebar dan mendapatkan tawaran untuk bermain film, tidak

Universitas Sumatera Utara

75

tanggung-tanggung dua tawaran film langsung diambil oleh Asti.Film yang pertama yaitu film ‘Arisan 2’ dan film kedua berjudul “Jakarta Maghrib”. Pada tahun 2012,Asti mendapatkan penghargaan berupa Piala Indonesia Movie Awards sebagai pasangan terbaik dalam film Jakarta Maghrib, pasangan Asti waktu itu yaitu Reza Rahardian. Pada tahun 2013 merupakan puncak karir dari Adinia Wirasti.Pada tahun ini Asti mendapatkan kembali Piala Citra sebagai pemeran utama wanita terbaik.Penghargaan ini didapatkan Asti berkat aktingnya dalam film ‘Laura & Marsha’ pada tahun 2013.Dalam film ini, Asti beradu dengan Prisia Nasution, keduanya berakting menjadi dua sahabat yang sedang menghadapi masalah.Berkat film garapan produser Inno Maleo ini Asti bisa mendapatkan puncak karirnya.Perjalanan karirnya di dunia seni peran memang tidak singkat. Pada tahun 2016 ia kembali membintangi sebuah film yang berjudul Cek Toko Sebelah. Ia berperan sebagai Ayu yang merupakan istri dari Yohan yang diperankan oleh Dion Wiyoko. Terkait asmaranya, Asti cukup tertutup dan pernah dikabarkan dekat dengan Reza Rahardian, mereka bahkan pernah terlibat adegan romantis berciuman dalam film drama romantis Critical Eleven. Keduanya berpendapat jika itu hanya akting semata.Pada tahun 2017penghargaan kembali ia peroleh. Ia menyabet Pemenang Pemeran Wanita Utama Terpuji, Festival Film Bandung, 2017 dalam film Critical Eleven. Bahkan dalam film yang sama, ia juga masuk nominasi Pemeran Utama Wanita pada ajang FFI 2017.

5. Chew Kin Wah Chew Kin Wah adalah seorang aktor yang berkewarganegaraan Malaysia, tapi belakangan laris mencari pundi-pundi di Indonesia. Ia memulai karirnya dalam dunia seni peran pada tahun 1997 dalam tayangan TV Series yang berjudul Kopitiam. Kemudian ia pun mencoba bermain dalam sebuah film yang berjudul Snipers, dimana film tersebut merupakan film pertamanya. Melalui film pertamanya, ia pun kemudian banyak membintangi beberapa film yang diantaranya adalah Emu Kwan’s Tragic Breakfast, Salon, 1957:

Universitas Sumatera Utara

76

Hati Malaya, Susuk, Belukar, Kongsi, The Collector, Tanda Putera, Ular dan lain sebagainya. Pria yang memiliki nama lengkap Chew Kin Wah Abdullah ini sebelumnya dikenal publik Indonesia dalam perannya sebagai Mr. Kho dalam film laris yaitu My Stupid Boss yang tayang pada bulan Mei tahun 2016 di Indonesia. Tidak hanya bermain film saja namun dia juga mengukir prestasi di ajang Festival Film di Republik Indonesia.Dari Festival Film Tempo hingga terakhir FF Piala Maya, yang baru saja usai digelar di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta. Selanjutnya, ia diajak oleh Ernest Prakasa untuk bermain dalam film yang berjudul Cek Toko Sebelah sebagai Koh Afuk pria keturunan Tionghoa yang berusia sekitar 60 tahun. Koh Afuk memiliki toko kelontong yang sangat laris dan berharap tokonya kelak dilanjutkan anaknya, Erwin.Aktingnya dalam film tersebut diganjar penghargaan atas seni perannya yang sangat baik.Meski lebih fasih bercakap-cakap dalam bahasa Inggris, Kin Wah belakangan mulai berani berbahasa Indonesia campur bahasa Melayu.Ia menganggap Indonesia seperti “rumah ke dua” bagi dirinya dan tidak ada sekat lagi dikarenakan Kin Wah diterima dengan baik. Kemudian pada tahun 2017, ia kembali berakting dalam sebuah film yang berjudul Surat Kecil Untuk Tuhan sebagai Bapak Martin dan disusul dengan bermain dalam film Susah Sinyal pada tahun yang sama. Dia pun kemudian mendapatkan tawaran lagi bermain film pada tahun 2018 yang berjudul Dukun, dilanjutkan dengan film berjudul Terbang: Menembus Langit dan film yang berjudul Crossroads: One Two Jaga. Di bawah ini merupakan tabel profil lengkap para pemain beserta kru film Cek Toko Sebelah : Tabel 4.1 Profil Kru Film “Cek Toko Sebelah”

Pemain Ernest Prakasa : Erwin Chew Kin Wah : Koh Afuk Gisella Anastasia : Natalie Dion Wiyoko : Yohan Adinia Wirasti : Ayu Tora Sudiro : Robert

Universitas Sumatera Utara

77

Yeyen Lidya : Anita Dodit Mulyanto : Kuncoro Arafah Rianti : Tini Asri Welas : Bu Sonya Aci Resti : Pengantar barang Gita Bhebhita : Bu Hilda Kaesang Pangarep : Sopir taksi Budi Dalton : Pak Nandar Departemen Produksi Sutradara : Ernest Prakasa Produser : Chand Parwez Servia

Fiaz Servia Produser Eksekutif : Riza Reza Servia Mithu Nisar Line Producer : Raymond Handaya Co-Director : Adink Liwutang Penata Skrip : Ernest Prakasa Jenny Yusuf Pengembang Cerita : Meira Anastasia Pengarah Peran : Juandini Liesmita Asisten Sutradara : Cathy Catherine Ihsan Fadli Manajer Produksi : Sri Cahyani Pencatat Adegan : Mizam Fadilah Departemen Kamera Penata Kamera : Dicky R Maland As. Penata Kamera : Yan Kayamuillah Shuenk Operator Kamera : Donny Firdaus Loudy Pradana Departemen Artistik Penata Artistik : Windu Arifin Penata Rias : Joko Idris Penata Busana : Aldie Harra P. Jawab Properti : Ferry Samin Departemen Suara Penata Suara : Khikmawan Santosa dan Musik Mohamad Ikhsan Sungkar Perekam Suara : Madunazka Penata Musik : Andhika Triyadi Lagu Tema : GAC The Overtunes Departemen Penata Gambar : Cesa David Luckmansyah Penyuntingan Efek Visual : Capluk Colorist : P Nu Departemen Lainnya Fotografi : Bill Zaidan Produksi Starvision Plus

Sumber:http://filmindonesia.or.id

Universitas Sumatera Utara

78

4.3 Pembahasan

Dalam film Cek Toko Sebelah, keluarga dan etnis Tionghoa menjadi hal yang kuat melatarbelakangi jalan cerita film tersebut dan banyak terdapat faktor- faktor yang mempengaruhi kesuksesan film didalamnya seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Setiap faktor-faktor tersebut merupakan unsur-unsuryang terdapat pada film untuk menentukan kualitas sebuah film. Film merupakan salah satu bentuk komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari cerita yang ditayangkan. Proses pembuatan sebuah film pasti melibatkan sejumlah unsur-unsur film. Unsur-unsur dari filmlah yang mampu menarik perhatian khalayak untuk menonton film tersebut. Unsur-unsur film disini tidak hanya senantiasa menunjuk sebagai hal yang penting dalam sebuah film, tetapi juga menjadi faktor yang mempengaruhi kesuksesan sebuah film. Melalui film ini peneliti akan menjabarkan unsur-unsur film yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan film. Hal ini dikarenakan film Cek Toko Sebelah merupakan film yang meraih jutaan penonton pada saat tayang di bioskop dan dapat menghibur penontonnya melalui beberapa adegan komedi yang ditampilkan. Film ini juga menggunakan sudut pandang keluarga etnis Tionghoa yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat sekitar. Beberapa adegan dalam film Cek Toko Sebelah memperlihatkan sosok laki-laki yang memiliki mata kecil, hidung mancung dan berkulit putih yang merupakan seorang anak bungsu dari dua bersaudara dan ayahnya memiliki sebuah toko kelontong. Laki-laki tersebut adalah salah satu tokoh utama yang menyutradarai sekaligus menulis skenario cerita dari film Cek Toko Sebelah yang ia perankan. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa penulis skenario dan sutradara adalah orang penting yang dapat membuat sebuah film menjadi menarik untuk ditonton dan dinikmati. Di Indonesia sendiri, tak jarang seorang penulis skenario yang sekaligus menjadi sutradara turut andil berperan dalam sebuah film yang ia tulis. Akan tetapi, tidak semua penulis skenario dan sutradara dapat berperan dengan baik dalam sebuah film. Hal ini biasanya dikarenakan penulis skenario harus mengkontrol dan menyaksikan langsung bagaimana para pemain dapat memerankan tokoh serta menjalankan cerita yang telah dibuat. Begitu pula dengan sutradara, biasanya

Universitas Sumatera Utara

79

seorang sutradara harus bertanggung jawab dalam proses pembuatan film serta mengarahkan seluruh alur dan proses pemindahan suatu cerita atau informasi dari naskah skenario kedalam aktivitas produksi. Namun, penulis skenario sekaligus sutradara dalam film Cek Toko Sebelah ini yaitu Ernest Prakasa mengambil tugas dan tanggung jawab yang besar untuk dirinya dengan ikut andil berperan menjadi salah satu tokoh utama film yang ditulis dan digarapnya.Tidak hanya itu saja, dalam film Cek Toko Sebelah juga terkandung pesan-pesan moral yang ingin disampaikan kepada khalayak. Adapun salah satu pesan moral yang ingin yang disampaikan dalam film Cek Toko Sebelah ini yaitu, agar tetap selalu menjaga hubungan baik dengan sesama terutama terhadap keluarga sendiri. Jangan sampai kita mengecewakan orang terdekat, apalagi sampai mengecewakan orang tua dan saudara kita sendiri. Sebab dikemudian hari akan terjadi dan ada penyesalan yang dapat kita rasakan karena waktu tidak dapat diulang kembali. Sebagai karya seni, film terbukti memiliki kemampuan kreatif. Ia mempunyai kesanggupan untuk menciptakan suatu realitas rekaan sebagai bandingan terhadap realitas. Realitas yang ditampilkan dalam film adalah realitas yang dibangun oleh penulis skenarioyang kemudian dituangkan oleh sutradara kedalam film dengan mengangkat nilai-nilai atau unsur budaya yang terdapat di dalam masyarakat atau sebaliknya realitas rekaan yang ditampilkan dalam film kemudian menjadikan sebuah bentukan “budaya” yang diikuti oleh penonton. Cerita yang dikemas dengan begitu baik dan juga setiap adegan yang tidak dilebih-lebihkan serta dengan unsur komedi yang baik, film Cek Toko Sebelah ini mampu membuat emosi penonton naik dan turun dengan adegan-adegan yang ada dalam film Cek Toko Sebelah. Penulis skenario juga mampu menggambarkan etnis Tionghoa dengan menunjukkan adanya sebuah hiasan seperti patung kucing yang terletak pada meja yang ada di toko. Sebagaimana yang kita ketahui dan sering kita lihat bahwa etnis Tionghoa yang ada di masyarakat Indonesia kebanyakan memiliki hiasan berupa patung kucing yang diletakkan pada toko mereka, sama halnya seperti yang ditampilkan dalam film Cek Toko Sebelah ini. Atas hasil tersebut, maka disimpulkan bahwa penulis skenario dan sutradara dapat mempengaruhi kesuksesan sebuah film dan media memiliki

Universitas Sumatera Utara

80

kekuatan untuk membius serta mempengaruhi khalayak. Khalayak yang menganggap realitas yang sama dengan realitas dunia nyata, melupakan kenyataan bahwa media melakukan proses seleksi informasi berlapis-lapis secara ketat sebelum menyajikannya ke hadapan khalayak. Seleksi tersebut dilakukan melalui berbagai pertimbangan, mulai dari pertimbangan atas norma kultural dalam lingkungan sosial, pertimbangan ideologis organisasi media, hingga pemenuhan kebutuhan khalayak sehingga dapat membentuk realitas yang baik. Kesuksesan sebuah film juga tidak lepas dari peran seorang aktor.Aktor atau yang biasa disebut dengan bintang film merupakan orang yang memerankan atau membintangi sebuah film yang diproduksi dengan memerankan tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita film tersebut sesuai skenario yang ada.Keberhasilan sebuah film tidak terlepas dari keberhasilan para aktor dan aktris dalam memerankan tokoh-tokoh yang diperankan sesuai dengan tuntutan skenario atau cerita film, terutama dalam menjiwai serta menampilkan watak dan karakter tokoh-tokohnya. Pemeran atau bintang film menjadi sosok yang menjadi ujung tombak dalam sebuah produksi film. Betapa tidak, hasil kerja keras dari semua pekerja dan kru film akan menjadi taruhan dalam akting seorang pemeran atau yang biasa disebut bintang film. Karena itulah penampilan aktor dan aktris yang gemerlap serta gaya hidup mereka dapat menyemarakkan dunia produksi film. Kehidupan mereka pun banyak diekspos media untuk diberitakan ke khalayak luas. Film Cek Toko Sebelah juga memilih dan menampilkan aktor dan aktris tanah air yang memiliki popularitas tinggi di mata masyarakat seperti Gisella Anastasia, Dion Wiyoko, Adinia Wirasti serta Chew Kin Wah yang merupakan aktor yang berkewarganegaraan Malaysia.Pada film ini juga terdapat beberapa para bintang film tanah air lainnya seperti Tora Sudiro, Yeyen Lidya dan salah satu anak Presiden Jokowi yaitu Kaesang Pangarep yang ikut andil sebagai cameo dalam film ini dan berperan menjadi seorang supir taksi. Para bintang film tersebut sudah tidak diragukan lagi aktingnya dalam memerankan dan menjiwai suatu karakter.Selain itu, beberapa bintang film lainnya merupakan para komika atau komedian yang terkenal dengan kehumorisannya dan banyak disenangi oleh masyarakat diantaranya adalah Gita Bhebhita, Asri Welas, Arafah Rianti, Dodit

Universitas Sumatera Utara

81

Mulyanto, Aci Resti serta beberapa komika atau komedian lainnya.Para aktor dan aktris dalam film ini mampu memerankan tokoh dan karakter yang diberikan kepada masing-masing dari mereka dengan pendalaman dan penjiwaan yang baik.Hal ini menyebabkan salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan sebuah film tidak terlepas dari hasil kerja keras yang ditunjukkan oleh para aktor dan aktris melalui akting mereka dalam sebuah film.Sehingga khalayak yang menonton film CekToko Sebelah dapat pula merasakan pendalaman dan penjiwaan karakter dari tokoh-tokoh yang diperankan oleh para bintang film tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi kesuksesan sebuah film adalah pengisi dan penata suara. Pengisi dan penata suara merupakan seseorang yang bertanggung jawabatas segala bentuk suara yang ada pada sebuah film. Selain itu, pengisi suara merupakan seseorang yang bertugas mengisi suara pemeran atau bintang film, walaupun pengisi suara dalam film cenderung lebih mengutamakan suara asli para pemain atau bintang film, tetapi tidak semua pemeran film menggunakan suaranya sendiri dalam berdialog pada sebuah film. Sedangkan penata suara adalah seseorang atau pihak yang bertanggung jawab dalam menentukan baik atau tidaknya hasil suara yang terekam dalam sebuah film. Pada film Cek Toko Sebelah ini, pengisi dan penata suara sudah melakukan dan menghasilkan kerja keras mereka dengan baik, seperti yang dibuktikan pada salah satu adegan dalam film. Adegan tersebut terjadi saat berada dalam sebuah rumah dengan beberapa orang yang sedang bermain judi, dalam adegan tersebut ada salah seorang bernama Aming yang merupakan pemilik rumah tempat adegan itu berlangsung. Ia memiliki seorang ibu, tetapi dalam film ini sosok ibunya tidak divisualkan atau ditampilkan, melainkan hanya terdengar suaranya saja. Melalui suara yang terdengar dalam film Cek Toko Sebelah tersebut, khalayak yang mendengar akan langsung mengetahui bahwa suara tersebut merupakan suara dari sosok seorang wanita dikarenakan suara tersebut memiliki ciri khas layaknya suara seorang ibu yang umum terdengar di telinga masyarakat. Pengisi dan penata suara dalam film Cek Toko Sebelah sudah memberikan dan menunjukkan hasil yang baik, dikarenakan pengisi dan penata suara dalam

Universitas Sumatera Utara

82

sebuah film harus mampu menuangkan dengan memilih serta menempatkan setiap suara sesuai dengan adegan-adegan yang telah dibuat dan skenario yang ada. Kesalahan dalam memilih dan menempatkan setiap suara pada adegan-adegan dalam sebuah film dapat menentukan baik buruknya kualitas film yang ada. Maka dari itu, kesuksesan sebuah film dipengaruhi oleh kerja keras yang dihasilkan oleh pengisi dan penata suara pada sebuah film dan hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan film Cek Toko Sebelah. Unsur laindalam film yang juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kesuksesan sebuah film adalah penata musik. Penata musik merupakan seseorang yang bertugas serta bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pengisian suara musik dalam sebuah film.Seorang penata musik dituntut tidak hanya sekedar menguasai musik, tetapi juga harus memiliki kemampuan atau kepekaan dalam mencerna cerita atau pesan yang ingin disampaikan oleh film agar pesan tersebut dapat tersampaikan dengan baik kepada khalayak. Pemilihan serta penempatan musik pada adegan-adegan dalam sebuah film harus sangat diperhatikan, hal ini dikarenakan unsur musik atau lagu yang dimasukkan kedalam sebuah adegan dibuat agar lebih menarik dalam membangun serta mendukung adegan tersebut untuk dilihat dan ditonton khalayak. Setiap pemilihan musik atau lagu yang ada dalam sebuah film tidak terlepas dari hasil kerja keras seorang penata musik. Penata musik dapat menentukan baik buruknya kualitas sebuah film melalui pemilihan serta penempatan musik yang dituangkan kedalam film. Musik atau lagu yang baik dalam sebuah film dapat mendukung adegan-adegan yang ada serta dapat membuat emosi penonton naik turun sehingga penonton terbawa kedalam suasana pada film. Penata musik dalam film Cek Toko Sebelah ini sudah memberikan hasil yang baik dengan menunjukkan kerja keras mereka melalui adegan-adegan dalam film. Adegan-adegan tersebut dituangkan musik atau lagu yang sesuai dengan adegan yang sedang terjadi dalam film tersebut, seperti salah satu adegan yang menyentuh dalam film Cek Toko Sebelah dan membuat khalayak yang menonton terbangun emosinya adalah adegan saat Koh Afuk memberikan dan membagikan upah atau gaji terakhir pada karyawan-karyawannya sesuai dengan masa kerja mereka, setelah itu mereka pun saling bersalaman satu sama lain dan

Universitas Sumatera Utara

83

mengucapkan terima kasih kepada Koh Afuk sekaligus sebagai bentuk perpisahan dan pembubaran karyawan untuk terakhir kalinya. Kemudian saat para karyawan telah bubar, Koh Afuk kembali masuk kedalam tokonya untuk melihat-lihat sambil mengingat kembali kenangan bersama anak-anak dan juga istrinya saat masih hidup. Ia pun kemudian terduduk dilantai sambil bersandar dan menangis dengan air mata yang mengalir dan tak sanggup untuk ditahannya, sampai pada akhirnya Koh Afuk pun jatuh pingsan akibat serangan strokeyang menimpanya. Beberapa adegan tersebut diberikan dan dituangkan musik yang dapat menyentuh hati serta dapat membangun emosi khalayak saat menontonnya dengan iringan lagu berjudul “Berlari Tanpa Kaki” yang dinyanyikan oleh GAC (Gamaliel, Audrey, Cantika).Adegan tersebut merupakan adegan puncak yang paling menyentuh hati dan membuat suasana menjadi haru dikarenakan lagu tersebut mampu membuat khalayak saat menontonnya tidak dapat menahan tangis dan ikut berurai air mata. Hal ini karena penata musik menempatkan dan memilih lagu yang sesuai untuk mendukung serta membangun cerita pada adegan-adegan yang terjadi sehingga khalayak terbawa dalam suasana. Musik atau lagu lain yang juga dapat mendukung jalan cerita dan adegan yang sedang terjadi yaitu lagu yang berjudul “I Still Love You”. Lagu tersebut dinyanyikan oleh The Overtunes pada beberapa adegan, yaitu adegan saat Koh Afuk meminta maaf pada anak sulungnya yaitu Yohan ketika mereka sedang berada di sebuah pemakaman untuk mengunjungi pemakaman istri dan ibu mereka. Koh Afuk selaku ayah dari Yohan menyesal karena telah mengabaikan Yohan sebagai anaknya dan tidak merestui Ayu sebagai menantunya.Yohan pun kemudian langsung memeluk ayahnya sambil tidak kuasa menahan tangis dan meminta maaf karena telah banyak mengecewakan ayahnya atas tingkah laku buruknya yang terjadi pada masa lalu. Adegan tersebut juga dikatakan mampu membangun emosi khalayak pada saat menontonnya, sehingga khalayak terbawa oleh suasana yang terjadi pada film dikarenakan alunan musik yang mengiringi adegan-adegan yang menyentuh hati.Lagu tersebutjuga mampu membuat khalayak saat menontonnya tidak dapat menahan tangis dan ikut berurai air mata. Sama halnya dengan adegan lain yang

Universitas Sumatera Utara

84

dituangkan dengan musik yang sesuai dan pas dengan adegannya agar mampu memecah serta membangun emosi khalayak. Tidak jauh berbeda dengan beberapa adegan sebelumnya yang dituangkan dengan musikatau lagu. Musik atau lagu yang mengiringi adegan-adegan tersebut juga mampu membangun dan membuat emosi khalayak naik turun, serta mampu menciptakan suasana haru yang membuat khalayak juga tidak dapat menahan air mata. Dengan demikian, beberapa adegan yang menggunakan lagu atau musik dalam film Cek Toko Sebelah dapat membuktikan bahwa pemilihan dan penempatan lagu yang sesuai dan tepat dapat membuat sebuah film mempengaruhi khalayak yang menonton terbawa dalam suasana.Musik bukan hanya menjadi latar belakang dari sebuah film, tetapi juga membangun emosi penonton dan memperkaya keindahan pada sebuah film. Hal ini juga membuktikan dan menunjukkan bahwa musik atau lagu yang terdapat dalam sebuah film tidak terlepas dari tugas dan tanggung jawab penata musik. Penata musik telah menghasilkan kerja kerasnya yang bertugas untuk mencari dan menggabungkan suatu scene film dengan musik yang pas, dengan demikian penata musik dapat menjadi salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan sebuah film. Para pengisi lagu atau musik dalam film Cek Toko Sebelah juga menjadi faktor yang mempengaruhi kesuksesan film tersebut, mereka adalah penyanyi yang membawakan atau menyanyikan lagu yang mengiringi serta mendukung beberapa adegan dalam film. Penyanyi tersebut merupakan para penyanyi tanah air, yaitu The Overtunes dan GAC (Gamaliel, Audrey, Cantika). Secara keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan film Cek Toko Sebelah ini adalah tidak terlepas dari kerja keras yang dihasilkan oleh sutradara yang sekaligus merupakan penulis skenario dan berperan sebagai salah satu tokoh utama dalam film buatannya. Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada bab 2, salah seorang pengamat film bernama Yan Wijaya mengatakan film yang dianggap sukses adalah yang laris secara komersial dan kualitas apabila film tersebut mendapatkan sambutan minimal 1 juta penonton di seluruh bioskop Indonesia dan setidaknya mendapatkan penghargaan dari satu penyelenggara festival film.

Universitas Sumatera Utara

85

Menanggapi apa yang dikatakan oleh pengamat film tersebut, film Cek Toko Sebelah ini sudah mendapatkan sambutan sebanyak 1 juta penonton bahkan mencapai hingga 2,6 juta penonton di seluruh bisokop Indonesia selama 65 hari tayang. Tidak hanya itu saja, film Cek Toko Sebelah ini juga telah mendapatkan penghargaan dari 7 ajang penghargaan berbeda yang dikutip dari instagram Ernest Prakasa. Penghargaan tersebut diantaranya adalah Film Box Office terbaik, Poster Film Terbaik, Penulis Skenario Terbaik, Pemeran Pendukung Pria Terbaik, Pemeran Pendukung Pria Terbaik, Pendatang Baru Terbaik dalam ajang penghargaan Indonesia Box Office Movie Awards (IBOMA) pada tanggal 29 Maret 2017. Selain itu dalam ajang penghargaan Indonesia Movie Actors Awards (IMAA) yang digelar pada tanggal 18 Mei 2017, film Cek Toko Sebelah juga berhasil mendapatkan penghargaan diantaranya adalah Film Terfavorit dan Pemeran Pria Pendukung Terfavorit. Dalam ajang penghargaan lainnya, yaitu Festival Film Bandung (FFB) pada tanggal 23 Oktober 2017, Cek Toko Sebelah juga berhasil mendapat dua penghargaan sebagai Film Bioskop Terpuji dan Penulis Skenario Terpuji. Penghargaan lain pun berlanjut didapatkan oleh film Cek Toko Sebelah pada ajang penghargaan Festival Film Indonesia (FFI) pada tanggal 11 November 2017 yaitu Penulis Skenario Asli Terbaik. Kemudian dilanjutkan dengan mendapat penghargaan Aktor Pendukung Pilihan Tempo dalam ajang penghargaan Festival Film Tempo yang digelar pada tanggal 27 November 2017. Tidak sampai disitu, penghargaan lain pun menyusul pada ajang penghargaan JAFF-Indonesia Screen Award (JAFF-ISA) tanggal 7 Desember 2017, yaitu Sutradara Terbaik. Adapun penghargaan terakhir yang didapatkan oleh film Cek Toko Sebelah yaitu saat ajang penghargaan Piala Maya pada tanggal 16 Desember 2017, diantaranya adalah Skenario Asli Terbaik, Aktor Pendukung Terpilih dan Aktris Pendukung Terpilih.Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa film Cek Toko Sebelah ini merupakan salah satu film yang berhasil.

Universitas Sumatera Utara

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Film merupakan sebuah cerita yang terbentuk dari kesatuan unsur-unsur film yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan film dalam film Cek Toko Sebelah, maka diperoleh suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Beberapa unsur-unsur film yang telah dijabarkan sebelumnya memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga unsur-unsur film yang ada tidak dapat dipisahkan, karena melalui unsur-unsur tersebut dapat membentuk satu kesatuan cerita dalam sebuah film dengan baik. Walaupun dari beberapa unsur tersebut terdapat unsur yang dominan dan sangat menonjol dalam sebuah film seperti sutradara dan bintang film, tetapi unsur-unsur film lainnya yang mempengaruhi keberhasilan sebuah film pada umumnya meliputi produser, sutradara, penulis skenariodan bintang film. 2. Unsur-unsur yang ditampilkan dalam film merujuk pada faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan film Cek Toko Sebelah yaitu, sesuai dengan subtema-subtema yang telah ditetapkan makayang paling berperan mewakilkan adanya faktor-faktortersebut dalam film adalah sutradara yang merupakan unsur terpenting dan menjadi faktor yang mempengaruhi kesuksesan sebuah film, dikarenakan sutradara bertanggung jawab penuh atas proses pembuatan film. Faktor lainnya adalah penulis skenario yang mampu membuat, menunjukkan sertamengemas cerita berdasarkan realitas kehidupan sehari-hari dansering terjadi di masyarakat Indonesia. Kemudian faktor selanjutnya adalah bintang film sebagai unsur penting karena memerankan suatu karakter atau tokohdan harus mampu menjiwai karakter tersebut. Agar film tersebut berjalan dengan baik, pengisi dan penata suara serta penata musik juga termasuk unsur film yang mempengaruhi kesuksesan film Cek Toko Sebelah, sebab dapat

86 Universitas Sumatera Utara

87

membuatbeberapa adegan pada sebuah film menjadi lebih hidup dan menarik untuk dinikmati.

5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah diperoleh peneliti selama melakukan penelitian, ada beberapa saran yang peneliti anggap perlu, yaitu:

1. Bidang Akademis Untuk penelitian berikutnya disarankan agar lebih menggali lagi unsur- unsur film lainnya dengan menggunakan analisis tokoh yang lain atau menggunakan metode yang lain seperti metode analisis wacana. Sehingga penelitian tersebut dapat memperkaya dan menambah bahan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan film. 2. Bidang Praktis Diharapkan bagi pembuat film dapat membuat atau mengadaptasi film- film yang bertemakan komedi dengan mengambil sudut pandang yang berbeda sehingga dapat memberikan pemahaman bahkan pengalaman yang berbeda kepada penonton.Bagi penonton diharapkan untuk lebih mencerna dan memahami setiap makna dan pesan yang terkandung dalam film. 3. Bidang Teoritis Melalui penelitian yang dilakukan, diharapkan agar dapat menambah khazanah ilmu komunikasi dan pengetahuan serta wawasan penulis maupun mahasiswa lainnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan film Cek Toko Sebelah. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi rujukan atau bandingan bagi peneliti selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR REFERENSI

Ardianto, dkk.(2017). Komunikasi Massa Suatu Pengantar (edisi revisi). Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Bungin, Burhan. (2007). Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Cangara, Hafied. (2017). Perencanaan & Strategi Komunikasi (edisi revisi). Jakarta: Rajawali Pers.

Effendy, Onong Uchjana. (2014). Ilmu Komunikasi (Teori Dan Praktek). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

______. (1993). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Effendy, Heru. (2009). Mari Membuat Film. Jakarta: Erlangga.

Erlina.(2011). Metodologi Penelitian.Medan: USU Press.

Ibrahim, Idi Subandy &Yosal Iriantara.(2017). Komunikasi Yang Mengubah Dunia. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Karsito, Eddie. (2008). Menjadi Bintang: Kiat Sukses Jadi Artis Panggung, Film dan Televisi. Jakarta: Ufuk Press.

Liliweri, Alo. (2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

______. (2004). Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. : Pustaka Pelajar.

Little John, Stephen W & Karen A. Foss.(2009). Theories of Human Communication. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Morissan.(2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta: Prenadamedia Group.

Morissan, Wardhany & Andy Corry.(2009). Teori Komunikasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

______. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

88 Universitas Sumatera Utara

McQuail, Denis. (2011). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.

Naratama.(2013) Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: PT. Grasindo.

Nurgiyantoro.(2010). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University.

Nurhadi, Zikri Fachrul. (2017). Teori Komunikasi Kontemporer. Jakarta: Kencana.

Nurudin.(2004). Komunikasi Massa. : Cespur.

Pratista, Himawan. (2008). Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.

Pujileksono, Sugeng. (2015). Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang: Kelompok Intrans Publishing.

Romli, Khomsahrial. (2016). Komunikasi Massa. Jakarta: PT Grasindo.

Sobur, Alex. (2006). Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan Analisis Framing (edisi keempat). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono.(2017). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suprapto, Tommy. (2009). Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: MedPress.

______. (2006). Berkarier di Bidang Broadcasting. Jakarta: GramediaPustakaUtama.

Vera, Nawiroh. (2015). Semiotika Dalam Riset Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi Massa Edisi Kedelapan.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. (2011). Semiotika Komunikasi-Aplikasi Praktisbagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Jurnal Online: Basid, Abdul & Fitria. (2017). Nilai Moral Dalam Film Fabulous Udin Berdasarkan Perspektif Sosiologi Karya Sastra. Malang: Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 99-109.

89 Universitas Sumatera Utara

Hartono, Lisa Amelia Anggelina. (2015). Teknik Humor dalam Film Warkop DKI. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Sudarto, Anderson Daniel, Senduk & Rembang. (2015). Analisis Semiotika Film “Alangkah Lucunya Negeri Ini”. Journal “Acta Diurna” Volume IV No. 1, 1-11.

Situs : https://pictureplayblog.wordpress.com/2016/12/29/cek-toko-sebelah-review- rekonsiliasi-lewat-komedi/ (diakses pada tanggal 16 November 2017 pukul 21.10) http://sumber-film.blogspot.co.id/2012_04_01_archive.html (diakses pada tanggal 16 November 2017 pukul 21.45) https://en.wikipedia.org/wiki/Film (diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 13.49) http://digilib.mercubuana.ac.id (diakses pada tanggal 14 Januari 2018 pukul 10.50) https://www.kpi.go.id (diakses pada tanggal 14 Januari 2018 pukul 13.49) http://www.pengertianku.net/2015/04/pengertian-latar-dan-macamnya.html (diakses pada tanggal 10 Maret 2018 pukul 20.45) instagram.com/ernestprakasa (diakses pada tanggal 2 April 2018 pukul 14.00) http://repository.usu.ac.id(diakses pada tanggal 12 April 2018 pukul 17.35 WIB). http://wartakota.tribunnews.com/2018/03/07/yan-wijaya-bilang-film-bisa-disebut- sukses-ada-beberapa-hal-akan-lebih-baik-ada-kombinasi-2-hal (diakses pada tanggal 28 April 2018 pukul 14.15 WIB) https://www.lensaindonesia.com/2016/09/15/ini-pendapat-indro-terkait- kesuksesan-warkop-dki-reborn-jangkrik-bos.html (diakses pada tanggal 28 April 2018 pukul 14.30 WIB)

90 Universitas Sumatera Utara

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI Jalan. Prof A. Sofian No. 1 Kampus USU, Medan 20155 Telepon/Fax: (061) 8217168 Laman : www.ilmukomunikasiusu.ac.id

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN

Nama : Anggita Dwi Kesuma NIM : 140904179 PEMBIMBING : Dra. Fatmawardy Lubis, M.A

NO. TANGGAL PEMBAHASAN PARAF PERTEMUAN PEMBIMBING

Universitas Sumatera Utara

1. 06 Oktober 2017 ACC Judul skripsi

2. 24 Oktober 2017 Diskusi dengan dosen pembimbing 3. 25 Oktober 2017 Bimbingan 4. 15 November 2017 Penyerahan bab 1– bab 3

5. 06 Desember 2017 Bimbingan 6. 24 Desember 2017 Revisi bab 1 – bab 3 7. 28 Februari 2018 Revisi bab 1 – bab 3 8. 01 April 2018 Revisi bab 1 – bab 3 9. 27 April 2018 Bimbingan 10. 07 Mei 2018 Revisi bab 1 – bab 3 11. 23 Mei 2018 Penyerahan bab 4 – bab 5 12. 04 Juni 2018 Revisi bab 4 – bab 5 13. 22 Juni 2018 Revisi bab 4 – bab 5 14. 05 Juli 2018 ACC Seminar Hasil

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

BIODATA

Nama : Anggita Dwi Kesuma Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 18 Agustus 1997 Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Islam Alamat : Jalan Brigjend Zein Hamid Gg, Famili No. 15 Telp./Hp : 081377321367 Email : [email protected] Anak dari Ayah : Erwansyah Ibu : Deli Kesuma Saudara kandung : Azhari Agung Kurniawan Salsabila Nur Hashifah Riwayat Pendidikan TK : TK Swasta Al-Azhar Medan (2001-2003) SD : SDSwasta Al-Azhar Medan (2003-2008) SMP : SMPSwasta Al-Azhar Medan (2008-2011) SMA : SMASwasta Al-Azhar Medan (2011-2014) S1 : Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU (2014-2018)

Organisasi : -

Universitas Sumatera Utara