Donal, Zainal Abidin, Faktor Penyebab Terjadinya Penularan Penyakit Flu Burung pada Manusia di Kota 2011 dan Kota Pelalawan

Faktor Penyebab Terjadinya Penularan Penyakit Flu Burung pada Manusia di Kota Pekanbaru dan Kabupaten Pelalawan Occurrence of Disease Transmission Causes Avian Influenza at Humans in Pekanbaru City and Pelalawan Regency

Donal* Zainal Abidin**

*Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas **STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Abstrak Kota Pekanbaru dan Kabupaten Pelalawan ditetapkan sebagai wilayah Kejadian Luar Biasa (KLB) flu burung setelah terjadi kasus Flu Burung yang menyebabkan kematian warga. Terjadinya KLB dipengaruhi oleh faktor Lingkungan, Perilaku dan Pelayanan Kesehatan. Dilihat dari tingkat kegawatannya kasus ini harus segera diantisipasi sehingga tidak semakin meluas dan meresahkan masyarakat. Oleh karena itu perlu diketahui faktor yang cenderung mempengaruhi terjadinya penularan Flu Burung, sehingga masyarakat bisa lebih waspada terhadap segala kemungkinan penularan Virus H5N1. Rancangan Penelitian adalah Dekriptif Eksploratif dalam bentuk studi kasus. Subjek penelitian adalah semua penderita positif Avian Influenza dan pengelola program flu burung Kota Pekanbaru dan Kabupaten Pelalawan, yang dipilih secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan faktor lingkungan yang dominan cenderung terjadi pada keluarga yang melakukan aktivitas beternak unggas dan kasus ini cepat diatasi. Upaya penanggulangan oleh pemerintah untuk kasus yang berhubungan dengan unggas sudah mempunyai Standar Opersional Prosedur yang jelas sehingga kasus cepat teratasi. Faktor perilaku yang dominan mempengaruhi terjadinya kasus flu burung ialah pada keluarga yang mempunyai kebiasaan menggunakan pupuk kotoran unggas dan kebiasaan orang tua membawa anaknya ketempat beresiko terjadinya flu burung. Kata kunci : KLB, Studi Kasus, Faktor Lingkungan, Faktor Perilaku

Abstract Pekanbaru City and Pelalawan Regency has specified as avian flu case extraordinary occurance regional after there were happend as Avian flu case that made citizen death. It happened due to various factors; Environment, habits and health services. It is important to know factors which deal with avian flu infection at human in Pekanbaru City and Pelalawan Regency which can cause death. Thereby, people can be more attentive to all possibility of H5N1 Virus Infection. Descriptive Explorative is used as a method to understand the issues raised. The population of this reseach is all positive patients affected avian influenza, distefully the information obtained from selected purposively. This research showed that the main factor affecting avian influenza was environmental factor, from activities doing poultry farming. This case quickly overcomes which reducing the risks of death case. Goverment is suggested to aware with poultry hace which has to occupies standard operating procedure enable this case quickly overcame. While for the dominant influence of habits factor, tend to became of that family that having habit to use dist poultry manure for plant flower activity, dispitefully, the parent habits that brough their child the region which risk of avian influenza case. Key word : Outbreaks, Case Studies, Environmental Factors, Behavioral Factor

Pendahuluan Flu burung adalah penyakit menular yang pada bulan Januari 2004 pun disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan dikejutkan dengan kematian ayam ternak yang luar oleh unggas. Penyakit flu burung yang ditularkan oleh biasa ( terutama di Bali, Jabotabek, Jawa Timur, Jawa virus Avian Influenza jenis H5N1 pada unggas Tengah, dan sejumlah daerah lainya). Awalnya dikonfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, kematian tersebut disebabkan virus new castle, namun Vietnam, Jepang, Thailand, Komboja, Taiwan, Laos, konfirmasi terakhir oleh Departemen Pertanian China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus diduga disebabkan oleh virus flu burung (Avian Influenza). berasal dari migrasi burung dan tranportasi unggas Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit flu yang terinfeksi. (Balitbang Depkes, 2005). burung di 10 provinsi di Indonesia sangat besar yaitu

Alamat Korespondesi: Zainal Abidin, STIKes Hang Tuah Pekanbaru, Jalan Mustafa Sari No 5 Tangkerang Selatan Pekanbaru Riau, Hp 081275866099. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, No. 3, November 2011 Page 142

Donal, Zainal Abidin, Faktor Penyebab TerjadinyaTerjad Penularan Penyakit Flu Burung pada Manusia di Kota PekanbaruPek 2011 dan Kota PelPelalawan

3.842.275 ekor (4,77%). (Balitbang Depkeepkes,2005). masyarakat bisa lebih waspadaspada terhadap segala Saat ini hampir disetiap daeraherah ddi Indonesia kemungkinan penularan virusus H5N1H5 ini. Tujuan dari selalu ditemukan kasus flu burung, termasukterma Provinsi penelitian ini adalah diketahiketahuinya faktor-faktor Riau. Data kasus flu burung di Provinsi Riau sampai penyebab terjadinya penularanularan Avian Influenza dengan desember 2008, jumlah kasuss suspeksusp adalah 96 kemanusia di Kota Pekanbaranbaru dan Kabupaten kasus dan jumlah kasus konfirmasi sebanyaksebany 7 kasus. Pelalawan. Kasus suspek adalah kasus flu buburung yang menunjukkan gejala yang mirip denganengan flu burung Metode namun belum dilakukan pemeriksaansaan llaboratorium Rancangan penelitianelitian menggunakan sedang kasus konfirmasi adalah kasuss flu burung yang pendekatan Deskriptif Eksploratifratif, yang dilakukan di menunjukkan gejala penyakit flu burung burun dan hasil kota Pekanbaru dan kabupatenten PelalawanPe tahun 2009 pemeriksaan laboratorium menunjukkankkan hasil positif dengan menggunakan teknik wawawancara mendalam terinfeksi virus flu burung H5N1. dengan semua penderita positifsitif Avian Influenza serta Gambar 1. Kasus Suspek & Konfirmasi Avianvian Influenza pengelola program flu burungg di DinasD kesehatan Kota Di Kab/Kota Se Prov Riau S/D Deses 08 Pekanbaru dan Dinas Kesehatanatan Kabupaten Pelalawan. Instrumen penelitian menggunakan mengg pedo man wawancara, pedoman observasivasi dadan hygrometer untuk mengukur kelembapan. Data dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif.tatif. Validitas data dalam penelitian menggunakan metodeetode triangulasi sumber dan teori. Informasi yang diperlukiperlukan adalah informasi tentang lingkungan, perilaku individu, dan penanggulangan avian influenza.za.

Hasil Lingkungan Diketahui bahwa dari 7 kasus positifpositi flu burung Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di Provinsi Riau, jumlah kematian mencapai menca 5 orang. disekitar informan yang mempeempengaruhi baik secara Keadaan ini menyebabkan pemerintahrinta setempat langsung maupun tidak langsunggsung terhadap kesehatan menetapkan Provinsi Riau sebagai daerahdaera Kejadian informan. Informan terdirii dari 5 orang keluarga Luar Biasa (KLB) flu burung. (DinkesDinkes Pekanbaru penderita flu burung di Kota PekanbaruPekan dan Kabupaten Riau, 2009). Pelalawan Terdapat 5 wilayah yang kemudiamudian ditetapkan 1. Kondisi Tempat Tinggal sebagai wilayah kejadian luar biasa (KLB)(KLB di Prov insi Dari hasil observasi terhadterhadap kondisi tempat Riau, yaitu Kabupaten Kampar, Duri (Kabupaten tinggal penderita menunjukkunjukkan bahwa kondisi ), Kota Pekanbaru, Kab.. PelalawaPeln dan tempat tinggal penderita flu buburung pada umumnya Indragiri Hulu. Dari 12 kecamatantan yangya ada di dalam keadaan bersih. Pekanbaru, 7 kecamatan diantaranyaa jugajug ditetapkan 2. Jarak Tempat Tinggal Denganengan Unggas sebagai wilayah KLB. Langkah inini jugajug dilakukan Dari hasil observasi terhadaphadap jarak tempat tinggal setelah terjadi kematian 2 orang wargaga kotakot Pekanbaru penderita dengan unggass menmenunjukkan bahwa tiga akibat flu burung. Namun begitu masihasih adaa penderita informan jarak tempat tinggaltingg penderita dekat flu burung yang masih hidup yang ditangani ditang dengan dengan unggas, sedangkanan dua informan lagi jarak cepat dengan pemberian tamiflu : 1 ororang di kota tempat tinggal penderita jauh dari unggas. Pekanbaru dan 1 orang di kabupaten Pelalawan.Pelala ( Dinas 3. Jumlah Unggas Kesehatan Provinsi Riau, 2009 ) Berdasarkan hasil observasservasi terhadap jumlah Ditilik dari tingkat severitynya atau tingkat unggas yang ada disekitarar temtempat tinggal penderita kegawatannya, kasus flu burung ini harus bisa menunjukkan bahwa jumlahumlah unggas yang ada diantisipasi sedemikian rupa sehinggaga kasusnyakas tidak disekitar tempat tinggal pendependerita berjumlah 5 ekor semakin meluas yang bisa menimbulkabulkan keresahan pada seorang informan, pada dua orang in forman yang tinggi di tengah masyarakat. Supaya bisa lagi berjumlah 12-15 ekor,kor, sedangkans pada dua dilakukan langkah antisipasi yangng tepat,t perlu orang informan lagi tidakak ada unggas sama sekali diketahui faktor yang berhubungan dengan flu burung disekitar tempat tinggal merekmereka. pada manusia di Kota Pekanbaru yangng mengakibatkanme kematian hingga mencapai 83,3%. DenganDenga demikian

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, No. 3, Novembovember 2011 Page 143 Donal, Zainal Abidin, Faktor Penyebab Terjadinya Penularan Penyakit Flu Burung pada Manusia di Kota Pekanbaru 2011 dan Kota Pelalawan

4. Kondisi Kandang Unggas Pertanyaan berikutnya tentang gejala flu burung Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi pada manusia dan unggas, informan menjawab kandang menunjukkan bahwa dari ketiga informan sebagai berikut : yang tempat tinggal mereka dekat dengan kandang, —…gejalanya demam tinggi, biasanya turun, kondisi kandang pada umumnya kotor. malah makin lama makin tinggi, badan makin 5. Keadaan Udara lemah, ngak mau makan, ada kelainan paru- Dari hasil observasi terhadap keadaan udara paru… pada ayam saya tidak melihat…“ disekitar tempat tinggal penderita pada umumnya (wawancara tanggal 23 Juli 2009, H. 38) dalam keadaan kering. 2. Sikap Keluarga Penderita Terhadap Kasus Flu 6. Keadaan Tanah Burung Dari hasil observasi terhadap kondisi tanah Sikap keluarga penderita terhadap kasus menunjukkan bahwa empat orang informan tinggal flu burung diketahui dengan melihat tanggapan pada kondisi tanah yang kering dan hanya satu mereka terhadap peraturan daerah melarang informan yang sebagian kondisi tanah tempat memelihara unggas tanpa dikandangkan dan tinggalnya dalam keadaan lembab dan berair dilarang disekitar tempat tinggal, sebagian besar 7. Kotoran Unggas informan bersikap setuju, hanya seorang informan Berdasarkan hasil observasi menunjukan bahwa yang kurang setuju. Hal ini dapat dilihat dari kotoran unggas terdapat pada tempat tinggal tiga wawancara dengan informan tersebut informan yang memiliki kandang ayam disekitar —…kalau pemerintah tidak membenarkan beternak tempat tinggal mereka. selagi masih bisa ditawar, kehidupan dikampung 8. Perlindungan Diri (Proteksi) kalau saya tidak ternak ayam, tetap membutuhkan Dari hasil observasi menunjukkan hanya satu telur…“ orang informan yang memiliki alat pelindung diri (wawancara tanggal 14 Juli 2009, S. 40.) dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan unggas sedang informan lain tidak 3. Tindakan Keluarga Penderita Terhadap Kasus melakukan kegiatan berhubungan dengan unggas. Avian Influenza 9. Sumber Makanan Unggas Tindakan keluarga penderita diketahui Berdasarkan hasil observasi menunjukkan hanya dengan menanyakan kepada informan yang masih satu informan yang terdapat sumber makanan melakukan kegiatan berternak. Pertanyaan unggas disekitar tempat tinggal sedangkan ditanyakan diantaranya ialah; Bagaimana caranya informan yang lain tidak terdapat sumber makanan agar unggas tidak tertular flu burung? Jawaban unggas. informan sebagai berikut : 10. Burung Liar di sekitar tempat tinggal —…Ternak boleh tetapi kandang harus selalu Dari hasil observasi menunjukkan bahwa pada dibersihkan, sekali seminggu disiram dengan umumnya di sekitar tempat tinggal penderita tidak bahan bekas cucian, kalau perlu dekat kandang terdapat unggas liar. dibuat api unggun…“ (Wawancara tanggal 14 Juli 2009, S, 40) Faktor Perilaku Penderita Pertanyaan selanjutnya menanyakan bagaimana 1. Pengetahuan Keluarga Penderita Tentang Flu agar kita tidak tertular flu burung dari unggas? Burung Jawaban dari informan atas pertanyaan tersebut : Tingkat pengetahuan keluarga penderita —… ayam sakit jangan dimakan, pakai sarung tentang flu burung umumnya didapat berdasarkan tangan, masukan kelubang lalu dibakar, jangan pengalaman. Seperti yang disampaikan informan menggunakan pupuk kandang…“ berikut ini mengenai bagaimana terjadinya (Wawancara tanggal 14 Juli 2009,S.40) penularan flu burung pada manusia : —...Berdasarkan hasil pemeriksaan beberapa Faktor Penanggulangan Flu Burung sampel, penyebabnya pupuk yang dipakai untuk Informan penelitian terdiri dari 4 orang kepala menanam bunga, atau kotoran burung liar...“ pukesmas, penanggung jawab program, penanggung (Wawancara tanggal 23 Juli 2009, YY,47) jawab program penanggulangan flu burung diwilayah Kota Pekanbaru dan Kabupaten Pelalawan, serta —...Berdasarkan mencari bebek, anak saya ikut. informan triangulasi terdiri dari 4 orang yang berasal Pada waktu itu ia berdiri dekat dengan tempat dari dinas kesehatan dan dinas peternakan di Kota pembuangan kotoran kandang ayam...“ Pekanbaru dan Kabupaten Pelalawan. (wawancara tanggal 23 Juli 2009, H. 38)

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, No. 3, November 2011 Page 144

Donal, Zainal Abidin, Faktor Penyebab Terjadinya Penularan Penyakit Flu Burung pada Manusia di Kota Pekanbaru 2011 dan Kota Pelalawan

1. Pengorganisasian Sebagaimana yang disampaikannya sebagai Berdasarkan hasil wawancara berikut : pengorganisasian di dalam penanganan flu burung, —... Semua biaya penanggulangan penyakit yang pemerintah daerah sudah memiliki tim-tim yang dikatagorikan KLB anggaranya tersedia dalam akan menangani apabila terjadi kasus flu burung, APBD kabupaten tiap tahun dalam bentuk dari unit terkecil di masyarakat hingga ke tingkat kegiatan penanggulangan KLB penyakit...“ kabupaten/kota, hal ini sejalan dengan yang (Wawancara tanggal 16 Juli 2009, AS,45) disampaikan oleh informan triangulasi dari dinas 4. Hambatan kesehatan maupun dari dinas pertanian/ peternakan Dalam hal mengatasi terjadinya kasus flu burung, kabupaten / kota. pemerintah daerah masih mengalami hambatan- 2. Kebijakan / Peraturan hambatan, berikut jawaban informan tentang Dari hasil wawancara mendalam terhadap hambatan yang dialami dalam penanggulangan flu informan menunjukkan bahwa baik Kota burung : Pekanbaru maupun Kabupaten Pelalawan belum —...masyarakat masih sulit menerima dan memiliki peraturan daerah yang mengatur tentang melaksanakan upaya pencegahan flu burung penatalaksanaan pemeliharaan unggas yang (seperti : mengandangkan unggas, memisahkan diharapkan mampu mengatasi terjadi kasus flu kandang dari rumah, membersihkan kandang, burung di masyarakat, namun informan juga menggunakan alat pelidung diri...)“ menjelaskan bahwa sudah memiliki Standar (Wawancara tanggal 22 Juli 2009, RM,26) Operations Prosedur (SOP) dalam penanganan Begitu pula dari informan Triangulasi, masih ada kasus flu burung, hal ini sama dengan hasil hambatan lain dari pihak pemerintah sendiri, wawancara pada informan triangulasi. Seperti yang seperti hasil wawancara mendalam berikut : dikatakan informan sebagai berikut : —...Minimnya dukungan pemerintah dalam —… Jika ditemukan suspect flu burung maka tim penanggulangan AI, khususnya alokasi anggaran, akan melacak ke alamat suspect, dan melakukan belum optimalnya kinerja tm, rendahnya wawancara dengan anggota keluarga, mendata 20 koordinasi lintas sektor...“ KK disekitar lokasi rumah suspect untuk dipantau (Wawancara tanggal 16 Juli 2009, AS,45) kesehatanya selama 21 hari, mengirim laporan W Berdasarkan hasil wawancara mendalam 1 = 1 x 24 jam ke dinas kesehatan kota, bila ada dengan informan menunjukkan bahwa hambatan- warga di sekitar rumah suspect yang diduga hambatan tidak hanya terjadi dimasyarakat tetapi terkena ILI : di berikan Tamiflu < 2 x 24 jam juga di pemerintah daerah sendiri. Hambatan selanjutnya dirujuk Ke RSUD Arifin Achmad…“ dimasyarakat yang ditemukan adalah masih (Wawancara Tanggal 11 Juli 2009, RM, 26) sulitnya mengubah perilaku masyarakat dalam 3. Anggaran penerapan PHBS, sedangkan dari pemerintah Berdasarkan hasil wawancara mendalam sendiri adalah minimnya dukungan pemerintah dengan informan terlihat bahwa biaya yang dalam penanggulangan AI, Khususnya alokasi dibutuhkan untuk penanganan flu burung anggaran yang mengakibatkan kinerja tim tidak bervariasi , besarnya biaya yang dibutuhkan dalam optimal. penanganan flu burung sangat ditentukan dimana kasus flu burung terjadi. Kegiatan-kegiatan Pembahasan penanganan kasus Avian Influenza berupa Faktor Lingkungan penyelidikan epidemiologi, surveilans dan rujukan Perubahan lingkungan global akan pasien. Sedangkan tentang ketersedian anggaran mempengaruhi jenis penyakit yang muncul sebab untuk mengatasi kasus Avian Influenza pada keadaan lingkungan sangat besar pengaruhnya umumnya informan mengatakan tidak ada terhadap kesehatan manusia. Di dalam lingkungan ketersedian dana untuk penanganan kasus Avian yang sesuai, peyebab penyakit dapat ditularkan dari Influenza, hanya satu informan yang mendapat manusia ke manusia, dari hewan ke hewan atau dari bantuan dari WHO. manusia ke hewan. Keadaan œ keadaan lingkungan Hasil dari informan triangulasi seperti kondisi tempat tinggal, jarak tempat tinggal menyampaikan biaya penanggulangan Avian dengan unggas, jumlah unggas, kondisi kandang, Influenza anggaranya di alokasikan di dinas keadaan udara, keadaan tanah, kotoran unggas, kesehatan dalam bentuk kegiatan penanggulangan perlindungan diri (Proteksi), sumber makanan unggas, KLB penyakit dan tidak dialokasikan di pukesmas.

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, No. 3, November 2011 Page 145

Donal, Zainal Abidin, Faktor Penyebab Terjadinya Penularan Penyakit Flu Burung pada Manusia di Kota Pekanbaru 2011 dan Kota Pelalawan dan adanya burung liar sekitar tempat tinggal sangat mendengar 88,3%, berpengetahuan benar 68,8% berperan. dan yang bersikap benar 91,7% sedangkan untuk Faktor lingkungan yang sangat dominan Kabupaten Pelalawan yang pernah mendengar mempengaruhi penularan Avian Influenza cenderung 68,4%, berpengetahuan benar 84,1 % dan yang terjadi pada keluarga yang melakukan aktivitas bersikap benar 92,6% (Depkes RI, 2008). berternak unggas atau terpapar unggas, tempat tinggal mereka berada sangat dekat dengan kandang unggas Faktor Penanggulangan Flu Burung (<25 meter). Jumlah unggas masih dalam jumlah kecil 1. Pengorganisasian (<20 ekor). Kondisi kandang kotor, masih terdapat Pemerintah daerah sudah memiliki SKPD( kotoran unggas disekitar tempat tinggal. Keadaan Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang bertugas udara dan tanah pada umumnya kering, tidak ada untuk menangani kejadian flu burung. Disamping burung/unggas liar disekitar tempat tinggal. SKPD tersebut juga dibentuk tim, untuk saling berkoordinasi dalam penanggulangan Avian Faktor Perilaku Influenza. Struktur tim yang telah terbentuk 1. Pengetahuan Keluarga Penderita Tentang Flu diharapkan mampu mengatasi terjadinya kasus flu Burung burung, yang terdiri dari unsur kesehatan, Berdasarkan pengalaman dan penelitian peternakan / pertanian, perdagangan, perhubungan terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh dan Pemda sendiri. Tim yang dari unit terkecil pengetahuan lebih permanen daripada perilaku yang dimasyarakat hingga ke kabupaten/kota sudah tidak didasari oleh pengetahuan. Berdasarkan hasil mempunyai tugas yang jelas. Dengan pembagian wawancara mendalam terhadap informan tentang tugas yang jelas tersebut, tim yang sudah terbentuk apa yang dimaksudkan flu burung dan bagaimana diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya dalam terjadinya penularan flu burung, gejala flu burung penanganan flu burung. pada manusia dan unggas, informan pada umumnya 2. Kebijakan / Peraturan mampu menjawab berdasarkan pengalaman mereka Kebijakan/peraturan sangat diperlukan dalam menangani kasus flu burung yang menimpa dalam upaya mengatur penatalaksanaan unggas. keluarga mereka. Sebelum keluarga mereka terkena Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa kasus flu burung pada dasarnya pengetahuan belum ada peraturan daerah yang mengatur mereka tentang flu burung. penatalaksanaan pemeliharaan unggas, tempat 2. Sikap keluarga penderita terhadap kasus flu burung penjualan dan tempat pemotongan ayam dan unggas Sikap merupakan reaksi atau respon yang dalam rangka mewaspadai kasus flu burung. masih tertutup dari seseorang terhadap suatu Kebijakan yang telah diambil masih sebatas stimulus atau obyek. Sikap secara nyata pembentukan tim penanganan flu burung. menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi Pemerintah daerah yang sudah menerapkan Perda stimulus tertentu. Sikap informan mengenai mengenai pemeliharaan unggas adalah DKI Jakarta. penerapan peraturan daerah melarang memelihara Namun penerapan Perda ini menimbulkan pro unggas tanpa dikandangkan dan dilarang disekitar kontra di masyarakat. kebijakan yang sudah diambil tempat tinggal, sebagian besar informan setuju. Pemerintah Daerah Riau sudah mengeluarkan 3. Tindakan Keluarga Penderita Terhadap Kasus Instruksi Gubernur No. 2 tahun 2006, tentang Avian Influenza penatalaksanaan unggas, tempat penjualan, dan Tindakan informan berdasarkan wawancara pemotongan ayam dalam rangka mewaspadai mendalam dan pengamatan hanya tinggal satu wabah AI di Provinsi Riau. informan yang masih melakukan kegiatan ternak. Dalam penerapan Standart Operation Bila dilihat tindakan yang diambil untuk mencegah Prosedur (SOP) dalam penanganan Avian Influenza agar tidak tertular ke manusia, informan ini informan pada umumnya sudah mempunyai mengambil tindakan yang disarankan yaitu : apabila prosedur tetap. Hal ini sangat berguna untuk ada unggas yang sakit langsung digali lubang, pakai menghindari kesalahan-kesalahan didalam sarung tangan, diikat masukan kelubang lalu menegakkan diagnosa penyakit flu burung, serta dibakar. mempercepat petugas dalam mengambil tindakan Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar apabila terjadi kasus flu burung. Tahun 2007 menunjukkan penduduk yang pernah mendengar tentang flu burung di Provinsi Riau 3. Anggaran sebanyak 74%, diantara mereka 77,2% memiliki Dukungan angaran dalam upaya mengatasi pengetahuan yang benar, 87,7% memiliki sikap terjadinya kasus flu burung sangatlah terbatas, yang benar. Untuk Kota Pekanbaru yang pernah prioritas anggaran lebih ditujukan kapada program Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, No. 3, November 2011 Page 146

Donal, Zainal Abidin, Faktor Penyebab Terjadinya Penularan Penyakit Flu Burung pada Manusia di Kota Pekanbaru 2011 dan Kota Pelalawan

penurunan AKI dan AKB. Kegiatan-kegiatan Ditinjau dari tindakan keluarga penderita, Sebagian penanganan kasus Avian Influenza berupa besar informan sudah melaksanakan tindakan sesuai penyelidikan epidemiologi, surveilans dan rujukan dengan kesehatan. pasien. Besarnya biaya yang dibutuhkan dalam Faktor Upaya penanggulangan Avian Influenza penanganan flu burung sangat ditentukan dimana Upaya penangggulangan untuk kasus di Kota terjadinya kasus flu burung. Pekanbaru dan Kabupaten Pelalawan sudah Dalam hal ketersedian anggaran informan mempunyai standar operasional prosedur yang jelas mengatakan tidak ada ketersedian anggaran untuk dan struktur tim yang cukup baik dalam penanganan kasus Avian Influenza, hanya satu penanggulangan Avian Influenza baik pada manusia pukesmas yang mendapat bantuan dari WHO untuk maupun unggas. Semua informan menyatakan kegiatan pelatihan, sosialisasi, pemetaan dan SMD. pemerintah daerah belum memiliki peraturan daerah Biaya penanggulangan Avian Influenza, dalam penanganan flu burung namun pemerintah dialokasikan di dinas kesehatan dalam bentuk provinsi telah mengeluarkan instruksi gubernur dan kegiatan penanggulangan KLB penyakit. surat edaran dari gubernur, yang mendukung 4. Hambatan penanganan kasus Avian Influenza. Usaha-usaha preventif yang dilakukan oleh Sebagian besar informan menyatakan hambatan pukesmas dalam penaggulangan Avian Influenza tersebar dalam penanganan flu burung ini adalah masih sudah baik, kegiatan berupa penyuluhan, koordinasi rendahnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya flu lintas program dan lintas sektor dengan membentuk burung. Disamping itu hambatan dari pemerintah tim tanggap flu burung. Hambatan-hambatan sendiri, kurangnya dukungan anggaran yang didalam penanggulangan Avian Influenza pada menyebabkan kurang optimalnya kinerja tim. umumnya informan mengatakan sulitnya merubah perilaku masyarakat dalam penerapan PHBS dan Saran sulitnya menerapkan tindakan pencegahan 1. Meningkatkan kerja sama dengan lintas program terjadinya flu burung berkaitan dengan ekonomi. dan lintas sektor didalam penanganan flu burung di Namun begitu disamping dari hambatan yang tingkat kelurahan, kecamatan, maupun ditemukan dimasyarakat masih ada hambatan lain kabupaten/kota. di pihak pemerintah sendiri. 2. Mengupayakan alokasi anggaran untuk flu burung bagi pukesmas yang belum mendapatkan anggaran Kesimpulan dari bantuan luar negeri melalui sharing budget. Faktor Lingkungan 3. Pemerintah daerah sebaiknya mengupayakan Faktor lingkungan yang sangat dominan adanya peraturan daerah yang mengatur tentang mempengaruhi penularan Avian Influenza cendrung tata laksana pemeliharaan unggas, tempat terjadi pada keluarga yang melakukan aktivitas penjualan dan tempat pemotongan unggas, sebab berternak unggas atau terpapar unggas, tempat tinggal hal tersebut sumber utama terjadinya penularan mereka berada sangat dekat dengan kandang unggas Avian Influenza bersumber dari hewan/ unggas. (<25 meter). Jumlah unggas masih dalam jumlah kecil (<20 ekor). Kondisi kandang kotor, masih terdapat Daftar Pustaka kotoran unggas disekitar tempat tinggal. Keadaan Akoso, B.T.2006. Waspada Flu Burung, Penyakit udara dan tanah pada umumnya kering, tidak ada Menular Pada Hewan dan Manusia. Kanisius, burung/unggas liar disekitar tempat tinggal. Yogyakarta. Faktor Perilaku Penderita Atmawinata, E. 2006. Kiat Bebas Flu Burung. Yrama Faktor perilaku penderita turut mempengaruhi Widya, Bandung terjadinya penularan Avian Influenza, dimana tingkat pengetahuan penderita tentang flu burung masih Anonimus, 2005. Yang Perlu Diketahui tentang Flu kurang pada saat terjadinya kasus, setelah terjadinya Burung. www.Vision.net.id 10 Desember 2005 kasus, pengetahuan tentang flu burung Atmosukarto, K. et.al. 2000. Pengaruh Lingkungan sudah lebih baik, informasi diberikan oleh petugas Pemukiman dalam Penyebaran Penyakit pukesmas dan dinas pertanian dalam bentuk Tuberkulosis. Jakarta penyuluhan. Semua informan memiliki sikap yang Azwar, A. Prihartono, J. 2003. Metodologi Penelitian positif terhadap penanganan flu burung, dilihat dari Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. sikap informan terhadap pemerintah jika menerapkan Bumirupa Aksara. Jakarta peraturan dan usaha-usaha yang dilakukan pemerintah.

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, No. 3, November 2011 Page 147

Donal, Zainal Abidin, Faktor Penyebab Terjadinya Penularan Penyakit Flu Burung pada Manusia di Kota Pekanbaru 2011 dan Kota Pelalawan

Azwar, A. 1995. Pengantar Ilmu Lingkungan. Rineka Donovan, R.j. H. 2003, Social Marketing Principles Cipta. Jakarta and Practise. IP Comunication, Melbourne. Azwar, A. 1999. Pengantar Epidemiologi Edisi Revisi. Green, L. W. And Kreuter M. W, 2000. Health Binarupa Aksara. Jakarta Promotion Planning An Educational adn Approach, Second Edition. Mayfield Publishing Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes RI. 2005. Company, London Flu Burung. Jakarta Bustan, M.N. 2002. Pengantar Epidemiologi. Rineka Hutomo, S. 2008. Kandang Unggas Untuk Mengcegah Cipta, Jakarta Penularan Penyakit. Deptan Ri, Jakarta CDC Atlanta, 2007. Pengendalian Fl Burung bagi Kristina, Isminaya, dan Leny Wulandari. 2005. Flu Juru Bicara dan Tim Hubungan Masyarakat. Burung. www.Litbang.Depkes.go.id 18 Depkes RI, Jakarta Desember 2005. Departemen Komunikasi Dan Informatika, Badan Majalah Ilmu Kefarmasian, 2006. Avian Influenza A Informasi Publik. 2005. Flu Burung Ancaman (H5N1):Patogenesis, Pencegahan dan dan Pencegahan. Jakarta. Penyebaran Pada Manusia. UI Depok Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. 2008. Profil Masjhur, 1998. Manusia, kesehatan, dan Lingkungan Kesehatan Kabupaten Pelalawan tahun 2008. Kualitas Hidup Dalam Perspektif Perubahan Pangkalan Kerinci Lingkungan Global. Alumni, Bandung. Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. 2008. Profil Notoadmojo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2008. Rineka Cipta. Jakarta Pekanbaru. Program Pascasarjana Universitas Riau. 2004. Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2008. Profil Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi. UNRI Kesehatan tahun 2008. Pekanbaru Press Riau. Dinas Kesehatan Provinsi Riau, 2009. Laporan kegiatan Rakerkesda 2009. Pekanbaru

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, No. 3, November 2011 Page 148