STUDY FISHING GROUND IN PELALAWAN VILLAGE, PELALAWAN DISTRICT, , PROVINCE OF

Oleh

M. Zulkarnain1) Alit Hindri Yani2) Nofrizal2)

Abstract

This study was conducted in May 2015 in Kampar river Pelalawan village, Pelalawan district, Pelalawan regency, province of Riau. Purpose of this study was to obtain data on environmental parameters become the benchmark fishing grounds and fishing activity there. Environmental parameters measured are temperature, current speed, brightness, depth, acidity (pH) and dissolved oxygen. After doing this research is that the condition of the Kampar river Village Palalawan still quite good and still support for life of organisms that were in it and deserves to fishing activities in these waters.

Keyword : fishing ground, environmental parameters, kampar river

1)Student of Fisheries and Marine Science Faculty, University of Riau 2)Lecturer of Fisheries and Marine Science Faculty, University of Riau

PENDAHULUAN arah selatan Sungai Kampar), serta Usaha perikanan di Provinsi Riau Sungai Pelalawan, Sungai Selampaya, adalah salah satu aspek yang memegang dan Sungai Serkap yang mengalir dari peran penting di bidang perekonomian di arah Utara Sungai Kampar. wilayah tersebut, seperti halnya sebagai Sumberdaya alam memegang bahan pokok sumber protein. Usaha peranan penting dalam pertumbuhan dan perikanan tersebut penting untuk perkembangan Kabupaten Pelalawan baik dikembangkan dengan tujuan pada masa lalu maupun pada masa yang meningkatkan kesejahteraan petani ikan akan datang. Keberadaan Sungai Kampar, dan nelayan, terutama usaha penangkapan sejak zaman dahulu keberadaan Sungai ikan. Kampar ini memberikan manfaat Kabupaten Pelalawan merupakan ekonomi bagi masyarakat sekitarnya baik daerah yang memiliki potensi perikanan yang bermata pencaharian sebagai yang mempunyai prospek untuk nelayan dan pembudidayaan ikan, petani dikembangkan, hal ini didukung dengan tanaman pangan serta kehutanan, bahkan sebahagian besar wilayahnya dialiri oleh yang tidak kalah pentingnya Sungai Sungai Kampar dan anak-anaknya Kampar menjadi sarana transportasi bagi sungainya. Selain sungai utama yaitu kebanyakan masyarakat di daerah ini. Sungai Kampar, terdapat juga anak-anak Dengan potensi yang ada, sungainya yaitu antara lain: Sungai merupakan sumber mata pencaharian bagi Kampar Kiri, Sungai Segati, Sungai Nilo, sebahagian masyarakat perikanan Sungai Kerumutan (yang mengalir dari khususnya berupa usaha penangkapan. Disamping perikanan tangkap, tangkapan yang dapat dijadikan informasi Kecamatan Pelalawan juga memiliki tentang kondisi perairan sungai kampar potensi yang sangat besar sebagai daerah tersebut. yang mempunyai peluang untuk Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan usaha budidaya ikan, memperoleh data tentang parameter baik budidaya kolam, keramba maupun lingkungan yang menjadi tolak ukur daerah tambak. penangkapan dan aktifitas penangkapan Para ahli mengatakan bahwa untuk ikan di perairan Sungai Kampar Kelurahan mempermudah usaha penangkapan ikan Pelalwan Kecamatan Pelalawan Kabupaten perlu diketahui parameter lingkungan Pelalawan Provinsi Riau. Data yang baik fisika, kimia dan biologi. Parameter diperoleh dapat menjadi dasar bagi nelayan ini mempengaruhi kehidupan ikan atau pihak lainnya dalam melakukan sebagai salah satu untuk mengetahui kegiatan penangkapan atau mengambil bagaimana dan mengapa variasi kebijakan. parameter di perairan erat hubungannya dengan penyebaran ikan. Pemanfaatan METODE PENELITIAN sumberdaya perikanan terutama Penelitian ini dilaksanakan pada penangkapan ikan secara optimal perlu bulan Mei 2015 di perairan Sungai dilengkapi dengan tersedianya data dan Kampar Kelurahan Pelalawan Kecamatan informasi tentang jenis, ukuran dan Pelalawan Kabupaten Pelalawan Provinsi jumlah ikan yang tertangkap serta faktor- Riau. faktor lingkungan yang mempengaruhi Alat-alat yang digunakan untuk keberadaan ikan pada daerah menunjang kelengkapan data penelitian penangkapan baik faktor fisika, kimia adalah: Alat tangkap jaring insang maupun biologi. Hal ini dapat digunakan (jaring juaro), bubu (togun, pengilo), untuk mengetahui daerah-daerah serok (langgai) dan pancing (tajur) dan distribusi potensial suatu perairan perlengkapannya yang digunakan untuk tersebut. penelitian, termometer, botol dengan tali Parameter lingkungan merupakan berskala dan stopwatch, pinggan secchi, salah satu faktor yang penting dalam tali berskala dan pemberat, kertas lakmus, mengetahui daerah penangkapan ikan Do meter, meteran, timbangan, kamera untuk kegiatan penangkapan ikan. digital, Alat tulis, GPS (Global Position Pengetahuan mengenai parameter System). lingkungan perairan sebagai daerah Metode yang digunakan dalam pengoperasian alat tangkap yang menjadi penelitian ini adalah metode survei yaitu tolak ukur penilaian sangat dibutuhkan mengukur dan mengamati secara lansung untuk mendapatkan hasil tangkapan yang parameter lingkungan (suhu, kecepatan optimal diantaranya adalah faktor fisika arus, kecerahan, kedalaman, pH dan dan kimia. Mengingat selama ini nelayan oksigen terlarut) yang ada di lokasi menentukan daerah penangkapan hanya penelitian. Mencatat ikan yang tertangkap berdasarkan kebiasaan dan pengalaman menurut jenis dan berat (Kg) serta alat saja. Sehingga diperlukan penelitian tangkap yang digunakan untuk mengenai daerah penangkapan ikan menangkap ikan tersebut. melalui pendekatan parameter Data yang diambil adalah data lingkungan, alat tangkap dan hasil primer dan data sekunder. Data primer diambil dengan melakukan pengamatan, tergantung pada sumberdaya di daerah pengukuran, dan wawancara langsung perairan sungai kampar tersebut. kepada nelayan setempat. Sedangakan data sekunder diperoleh dari Instansi Hasil tangkapan Pemerintah dan literatur-literatur yang Data hasil tangkapan di Kelurahan berkaitan dengan penelitian ini. Pelalawan ini dikumpulkan dari hasil tangkapan alat tangkap serok (langgai), HASIL bubu (togun dan pengilo), jaring insang Jumlah penduduk Kelurahan (jaring juaro) dan pancing (tajur). Jumlah Pelalawan adalah 2632 jiwa dengan tangkapan keseluruhan selama penelitian jumlah laki-laki 1472 jiwa sedangkan adalah sekitar 91,6 Kg dengan hasil perempuan 1160 jiwa. Luas Kelurahan tangkapannya terdiri dari 12 jenis ikan perikanan Pelalawan adalah 3.470,00 Ha. dan udang sebanyak 163 ekor yang di Kawasan tersebut memiliki potensi tampilkan pada Tabel 1. sumberdaya perikanan yang besar bagi Dilihat dari jumlah berat (Kg), jenis masyarakat karena sebagian besar ikan yang dominan tertangkap pada kawasan tersebut dialiri oleh sungai penelitian ini adalah ikan belida (Chitala kampar dan anak-anak sungai lainnya. lopis) dengan jumlah berat 19,8 Kg Hal ini dengan adanya kegiatan di sektor sebanyak 7 ekor, disusul ikan tapah perikanan seperti kegiatan penangkapan (Wallago leeri) dengan jumlah berat 19,5 ikan, budidaya, pengolahan dan Kg sebanyak 10 ekor, kemudian pemasaran hasil tangkapan yang menyusul ikan toman (Ophiocephalus dilakukan di sekitar sungai kampar. micropeltes) dengan jumlah berat 13,5 Kg Selain di bidang perikanan, masyarakat sebanyak 7 ekor. Sedangkan ikan dengan Kelurahan Pelalawan juga bekerja di jumlah berat paling kecil adalah ikan bidang pertanian, perkebunan, kehutanan gabus (Chana striaca) dengan berat 1,2 dan pertenakan. Kg sebanyak 6 ekor. Alat tangkap yang biasa digunakan Jika ditinjau dari jumlah ekor yang oleh nelayan di Kelurahan Pelalawan tertangkap, udang galah (Macrobrachium adalah terdiri dari serok (langgai), bubu rosenbergii) merupakan jenis yang paling (togun dan pengilo), jaring insang (jaring banyak dari semua jenis yang tertangkap juaro) dan pancing (tajur). Metode yaitu sebanyak 39 ekor dengan berat 2,4 pengoperasian alat tangkap di Kelurahan Kg, kemudian disusul oleh ikan selais Pelalawan dilihat dari teknologi dan (Kryptopterus apogon) sebanyak 20 ekor peralatan masih tergolong tradisional, dengan berat 8,37 Kg, sedangkan jumlah serta jangkauan operasi penangkapan ikan yang tertangkap paling sedikit yaitu masih terbatas di daerah perairan sungai ikan patin (Pangasius hypophthalmus) kampar sehingga nelayan sangat sebanyak 3 ekor dengan berat 6,4 Kg.

Tabel 1. Ikan dan udang yang tertangkap di perairan sungai kampar Kelurahan Pelalawan No. Jenis ikan Nama Ilmiah Jumlah Jumlah (Kg) (ekor) 1. Belida Chitala lopis 19,8 7 2. Tapah Wallago leeri 19,5 10 3. Toman Ophiocephalus micropeltes 13,5 7 4. Baung Mystus nemurus 8,55 16 5. Selais Kryptopterus apogon 8,37 20 6. Patin Pangasius hypophthalmus 6,4 3 7. Juaro Pangasius polyuranodon 4,97 15 8. Tambakan Hellostoma temmincki 2,7 16 9. Udang galah Macrobrachium rosenbergii 2,4 39 10. Selinca Polichantus Hasselti 2,29 13 11. Betok Anabas testudineus 1,92 11 12. Gabus Chana striaca 1,2 6 Jumlah 91,6 163

70.0 60 60.0 51.7 50.0 39 40.0 30 30.0 19 15.4 15 Berat (Kg) 20.0 11.13 10.97 Hasil tangkapanHasil 10.0 2.4 Jumlah (Ekor) 0.0 Langgai Togun Pengilo Jaring juaro Tajur Alat tangkap

Gambar 1. Jumlah hasil tangkapan pada tiap-tiap alat tangkap

Jumlah hasil tangkapan individu tertangkap pada alat tangkap tersebut (ekor) dan dalam jumlah berat juga sekitar 19 ekor dengan berat 51,70 Kg, bervariasi terhadap alat tangkap yang dimana ikan-ikan yang tertangkap pada digunakan. Pada alat tangkap bubu alat tangkap ini merupakan ikan-ikan (pengilo) mendapat hasil tangkapan yang yang berukuran besar yaitu seperti ikan paling banyak dari pada stasiun yang lain, belida, tapah, toman, baung dan patin yaitu 60 ekor dengan berat 11,13 Kg, yang merupakan ikan-ikan yang bernilai dimana ikan-ikan yang tertangkap pada ekonomis tinggi. alat tangkap tersebut merupakan ikan- ikan yang berkukuran kecil. Sedangkan Kondisi parameter lingkungan pada alat tangkap bubu (togun) ikan yang Suhu Suhu perairan merupakan faktor kecepatan arus antar masing-masing yang sangat penting dalam pertumbuhan stasiun, maka terlihat bahwa kecepatan ikan maupun aktifitasnya, sehingga arus pada stasiun 1 yang merupakan pengetahuan suhu erat hubungannya daerah penangkapan alat serok (langgai) dengan kegiatan penangkapan ikan baik untuk penentuan maupun penilaian suatu lebih tinggi dibandingkan pada stasiun daerah penangkapan ikan (fishing groud). lainnya. Kisaran suhu di perairan sungai Kampar 0.35 0 0.32 Kelurahan Pelalawan antara 28,5 C 0.30 0.30 0 sampai 30 C. 0.25 0.24 0.23 0.22 30.00 0.20

m/s 0.15 29.80 29.83 0.10 29.60 29.50 29.50 29.50 0.05 C 0 29.40 0.00 29.20 29.17 29.00 28.80

Gambar 3. Rata-rata kecepatan arus perairan sungai Kampar Kelurahan Pelalawan Gambar 2. Rata-rata suhu perairan sungai Kecepatan arus dapat dibedakan Kampar Kelurahan Pelalawan dalam 4 kategori yakni kecepatan arus Secara keseluruhan suhu perairan di 0-0,25 m/s yang disebut arus lambat, lokasi penelitian tidak mengalami kecepatan arus 0,25-0,50 m/s yang perbedaan yang mencolok dan masih mendukung untuk berjalannya aktifitas disebut arus sedang, kecepatan arus 50 - 1 organisme perairan. Ini disebabkan m/s yang disebut arus cepat, dan karena jumlah panas yang diterima dari kecepatan arus diatas 1 m/s yang disebut sinar matahari merata disepanjang arus sangat cepat (Harahap dalam Ihsan, perairan sungai kampar. Namun, jika 2009). Berdasarkan kategori kecepatan dilihat antar masing-masing stasiun, maka arus menurut Harahap di atas maka terlihat bahwa suhu di stasiun 4 yang kecepatan arus selama penelitian di merupakan daerah penangkapan alat tangkap jaring insang (jaring juaro) lebih perairan Sungai Kampar digolongkan tinggi dibandingkan dengan suhu pada diantara arus lambat sampai arus sedang. stasiun lainnya. Kecerahan Kecepatan arus Kisaran kecerahan perairan sungai Kisaran kecepatan arus di perairan kampar Kelurahan Pelalawan adalah 23 sungai kampar Kelurahan Pelalawan cm sampai 28 cm. antara 0,2 m/s sampai 0,34 m/s. Rata-rata kecepatan arus yang diperoleh tidak begitu jauh berbeda, namun jika dilihat 25.5 5.00 25.17 25.33 4.67 4.67 25 4.00 24.5 3.33 24.33 3.00 24 2.67 cm 2.00 2.17 23.5 23.67 Meter 23 1.00 22.5 0.00

Gambar 4. Rata-rata kecerahan perairan Gambar 5. Rata-rata kedalaman perairan sungai Kampar Kelurahan sungai Kampar Kelurahan Pelalawan Pelalawan Pada Gambar 4, terlihat bahwa Gambar 5, terlihat bahwa pada kecerahan di stasiun 1 nilai kecerahan stasiun 1 yang merupakan daerah tidak diukur dan diabaikan, pada stasiun penangkapan alat tangkap serok (langgai) 4 yang merupakan daerah penangkapan dan stasiun 4 yang merupakan daerah alat tangkap jaring insang (jaring juaro) penangkapan alat tangkap jaring insang lebih tinggi dibandingkan stasiun lainnya (jaring juaro) merupakan perairan yang hal ini berkaitan dengan kedalaman dalam dibandingkan stasiun lainnya. Dan perairan dan absorbsi cahaya terhadap stasiun 5 yang merupakan daerah padatan tersuspensi yang masuk pada penangkapan alat tangkap pancing (tajur) masing-masing stasiun. Sedangkan pada kedalaman perairannya paling rendah jika stasiun 5 merupakan tingkat kecerahan dibandingkan dengan stasiun yang lain. yang lebih rendah dibandingkan stasiun Disini terlihat bahwa pada masing-masing yang lainnya. stasiun terdapat perbedaan kedalaman, ini disebabkan karena beberapa hal, salah Kedalaman satunya adalah topografi perairan yang Kedalaman perairan didefinisikan tidak selamanya rata. sebagai jarak vertikal dari permukaan sampai ke dasar perairan, dinyatakan Derajat keasaman (pH) dalam meter. Rata-rata kedalaman Pengukuran derajat keasaman (pH) perairan di perairan sungai Kampar selama penelitian berkisar antara 6 terlihat jelas perbedaannya. Untuk sampai 7. Berdasarkan pengukuran di melihat perbedaan kedalaman perairan lapangan nilai pH pada masing-masing antar masing-masing stasiun dapat dilihat stasiun tidak jauh berbeda. Sebaran rata- pada Gambar 5. rata derajat keasaman perairan di sungai kampar ditampilkan pada grafik dibawah ini: 6.70 7.00 6.67 6.60 6.00 5.81 5.00 5.17 6.50 4.60 4.57 4.00 4.33 6.40 pH 6.33 6.33 6.33 6.33 mg/l 3.00 6.30 2.00 6.20 1.00 6.10 0.00

Gambar 6. Rata-rata derajat keasaman Gambar 7. Rata-rata oksigen terlarut (pH) perairan sungai Kampar perairan sungai Kampar Dari gambar grafik di atas bahwa Kelurahan Pelalawan pH di stasiun 1 lebih tinggi dari pada Dari gambar grafik diatas terlihat stasiun yang lainnya. Namun bila bahwa oksigen terlarut pada stasiun 1 yaitu 5.81 mg/l, lebih tinggi dibandingkan dilakukan perbandingan antar stasiun stasiun yang lainnya. Hal ini diduga pengamatan maka nilai pH tetap seragam. karena dipengaruhi oleh pergerakan Kisaran pH yang terdapat di masing- massa air, proses fotosintesis dan masing stasiun masih tergolong baik dan respirasi dari organisme laut termasuk mendukung kehidupan organisme untuk fitoplankton dan algae lainnya. beradaptasi. Hal ini sesuai yang PEMBAHASAN dijelaskan oleh Adriman (2000) juga Suhu perairan merupakan faktor menjelaskan bahwa nilah pH perairan yang sangat penting dalam pertumbuhan yang berkisar antara 4,0-11,0 masih ikan maupun aktifitasnya, sehingga berada dalam batas toleransi kehidupan pengetahuan suhu erat hubungannya ikan. dengan kegiatan penangkapan ikan baik Oksigen terlarut untuk penentuan maupun penilaian suatu Oksigen terlarut juga merupakan daerah penangkapan ikan (fishing groud). salah satu parameter penting dalam Secara keseluruhan sebaran suhu analisis perairan, kandungan oksigen perairan di lokasi penelitian tidak terlarut selama pengukuran berkisar mengalami perbedaan yang mecolok dan antara 4.15 mg/l sampai 5.92 mg/l. masih mendukung aktifitas organisme Berdasarkan hasil pengamatan selama perairan. Ini disebabkan karena jumlah penelitian rata-rata oksigen terlarut panas yang diterima dari sinar matahari perairan pada masing-masing stasiun merata di sepanjang perairan sungai tidak terlihat perbedaan yang begitu Kampar. Suhu perairan dipengaruhi oleh mencolok, artinya oksigen terlarut merata intensitas cahaya matahari yang masuk ke pada setiap stasiun. perairan dan merupakan salah satu faktor yang penting dalam mengatur proses penyebaran ikan adalah arus mengalihkan kehidupan dan penyebaran organisme. telur-telur dan anak-anak ikan pelagis dan Suhu pada perairan sungai Kampar daerah pemijahan ke daerah pembesaran yang berkisar antara 28,50C sampai 300C dan ke tempat mencari makan. Migrasi tersebut masih mendukung kehidupan ikan-ikan dewasa disebabkan arus, organisme perairan, baik itu dalam sebagai alat orientasi ikan dan sebagai pertumbuhan, pemijahan, aktifitas dan bentuk rute alami, tingkah laku ikan dapat kegiatan mencari makan. Hal ini sesuai disebabkan arus, khususnya arus pasut, yang diutarakan Romimohtarto (2005), arus secara langsung dapat suhu yang baik untuk kehidupan mempengaruhi distribusi ikan-ikan organisme yang hidup di perairan berkisar dewasa dan secara tidak langsung antara 270C -320C. mempengaruhi pengelompokan makanan. Arus di perairan sungai Kampar (Laevastu dan Hayes 1981). sangat mempengaruhi kehidupan Kecerahan perairan adalah suatu organisme perairan terutama ikan-ikan kondisi yang menunjukkan kemanpuan kecil. Ikan-ikan cendrung berenang cahaya untuk menembus lapisan air pada melawan arus untuk mencari makan dan kedalaman tertentu. Pada peraian alami beruaya. Akan tetapi jika kecepatan arus kecerahan sangat penting karena erat tersebut melebihi kecepatan renang ikan, kaitannya dengan aktifitas fotosintesa. maka arus tersebut akan menghanyutkan Kecerahan merupakan faktor penting bagi ikan tersebut. proses fotosintesa dan produksi primer Kecepatan arus perairan sungai dalam suatu perairan. kampar yang berkisar antara 0,2 m/s Secara keseluruhan pada masing- sampai 0,34 m/s tergolong katagori arus masing stasiun kecerahan perairan di lambat dan sedang hal ini sesuai yang sungai Kampar masih tergolong rendah, diutarakan Harahap dalam Ihsan (2009) hal ini disebabkan karena perairan mengemukakan kecepatan arus (0-0,25) tersebut memiliki perairan yang agak m/s yang disebut arus lambat, kecepatan keruh sehingga cahaya yang masuk ke arus (0,25-0,50) m/s yang disebut arus dalam perairan tidak dapat menembus ke sedang, (0,50-1) m/s yang disebut arus lapisan yang lebih dalam, sehingga nilai cepat dan kecepatan arus di atas 1 m/s kecerahan yang dihasilkan tidak begitu yang disebut arus sangat cepat. Selain itu besar. Seperti yang dinyatakan oleh sungai ini juga merupakan pertemuan Nybakken (1992), bahwa kecerahan aliran sungai kampar kanan dan sungai perairan dipengaruhi oleh absorpsi cahaya kampar kiri, sehingga membuat aliran oleh air, panjang gelombang cahaya, sungai di daerah ini tidak terlalu padatan tersuspensi dan pemantulan kencang. cahaya oleh permukaan laut. Arus juga mempengaruhi Kecerahan merupakan salah satu penyebaran ikan, hubungan arus terhadap faktor yang sangat berpengaruh pada produktifitas primer yang ada dalam suatu suhu, kecepatan arus dan distribusi perairan yaitu dalam proses fotosintesa di organisme. dalam perairan. Meskipun tingkat Kisaran pH yang berada di sungai kecerahan yang diukur selama penelitian kampar adalah 6 sampai 7, dimana nilai masih tergolong rendah, tetapi perairan tersebut masih tergolong dalam kondisi tersebut masih tergolong produktif dan yang baik dan masih mendukung mendukung untuk aktifitas organisme air, kehidupan organisme di dalam perairan hal ini sesuai yang dikatakan oleh tersebut. Hal ini sesuai dengan yang Chakroff dalam Syukur (2002) bahwa diutarakan Sedana et al., (2001) bahwa kecerahan yang produktif adalah apabila pH punya peranan penting baik dalam pinggan sechi disk mencapai 20-40 cm organisme air maupun dalam pengarutan dari permukaan. ketersediaan unsur hara dalam perairan Kedalaman perairan adalah jarak itu sendiri. Pengukuran pH yang terlalu vertikal dari permukaan sampai ke dasar tinggi dan terlalu rendah dapat mematikan perairan yang biasanya dinyatakan dalam ikan. Ikan yang dapat hidup dalam meter (m). Variasi kedalaman perairan keadaan lingkungan perairan yang dapat dilihat dari topografi dasar perairan mempunyai pH antara 4,0-11,0. yang berbeda dan pengaruh aliran air Perlunya pengertahuan tentang pada perairan itu sendiri. Selain itu derajat keasaman (pH), karena pH juga kedalaman perairan dipengaruhi oleh merupakan salah satu parameter yang aktifitas-aktifitas yang terdapat di sekitar sangat penting untuk diketahui pada suatu perairan dan juga dipengaruhi oleh perairan, baik untuk kegiatan keadaan cuaca dan iklim yang terjadi. penangkapan ikan maupun kegiatan Kedalaman perairan di perairan sungai budidaya. Hal ini berkaitan dengan Kampar yang menjadi daerah organisme yang hidup di perairan itu penangkapan ikan oleh nelayan disana sendiri, terutama fitoplankon dan mahluk bervariatif yaitu mulai kedalaman 2 m aquatik lainnya yang merupakan produser sampai 6 m. bagi kehidupan di perairan. Fitoplankon Gahlib (1999) menerangkan bahwa dan makhluk aquatik lainnya hidup pada kedalaman perairan mengalami selang pH tertentu, sehingga dengan perubahan setiap waktu akibat proses diketahuinya nilai pH akan diketahui alam itu sendiri dan faktor yang apakah air tersebut sesuai untuk mempengaruhi kedalaman tersebut menunjang kehidupan organisme adanya pasang surut, abrasi pantai, perairan, sehingga dapat dilakukan sedimentasi serta fenomena alam lainnya. kegiatan penangkapan ikan dan budidaya Semakin bertambahnya kedalaman, perairan. proses hidup organisme perairan juga Oksigen terlarut merupakan salah mengalami perubahan. Pertambahan satu faktor yang penting dalam kehidupan kedalaman juga menyebabkan perubahan organisme untuk proses respirasi. Oksigen terlarut dalam air umunya dari Suhu perairan berkisar antara 0 0 difusi oksigen, arus atau aliran air hujan 28,5 C sampai 30 C, kecepatan arus dan fotosintesis. Berdasarkan hasil perairan berkisar antara 0,2 m/s sampai 0,34 m/s, kecerahan perairan berkisar pengamatan selama penelitian kisaran antara 23 cm sampai 28 cm, kedalaman oksigen terlarut perairan pada masing- perairan berkisar antara 2 m œ 6 m, masing stasiun tidak terlihat perbedaan derajat keasaman (pH) berkisar antara 6 yang begitu mencolok, artinya oksigen sampai 7, oksigen terlarut perairan terlarut merata pada setiap stasiun. berkisar antara 4.15 mg/l sampai 5.92 Menurut Effendi (2003) kadar mg/l oksigen terlaru berfluktuasi secara harian Setelah dibandingkan dengan literatur yang ada, maka dapat (diurnal) dan musin tergantung pada disimpulkan bahwa kondisi perairan pencampuran (mixing) dan pergerakan Sungai Kampar Kelurahan Pelalawan (turbulence) masa air, aktivitas masih tergolong baik dan masih fotosintesis, respirasi, dan limbah mendukung untuk proses kehidupan (effluent) yang masuk ke badan air. organisme yang berada di dalamnya dan Nurdin dalam Hafiz (2014) layak untuk aktifitas penangkapan ikan di menjelaskan bahwa kualitas air (oksigen perairan tersebut. terlarut) suatu perairan dapat digolongkan SARAN menjadi lima yaitu kandungan oksigen Hendaknya ada penelitian lanjutan lebih atau sama dengan 8 mg/l tergolong untuk mengetahui bagaimana kondisi sangat baik, lebih dari 6 mg/l tergolong parameter perairan di sungai Kampar baik, lebih kecil dari 4 mg/l tergolong Kelurahan Pelalawan ditinjau dari Faktor kritis, 2 mg/l tergolong burun dan lebih biologi. Serta penelitian mengenai kecil 2 mg/l sangat buruk. Dahuri (2002), Komposisi hasil tangkapan masing- juga mengatakan batas minimum oksigen masing alat tangkap yang ada di terlarut untuk kehidupan ikan dalah 3 keluarahan pelalawan untuk melihat mg/l. Dari kriteria tersebut dapat potensi perikanan yang ada disana. diketahui bahwa oksigen terlarut di perairan Sungai Kampar Kelurahan DAFTAR PUSTAKA Pelalawan tergolong baik. Adriman. 2000. Kualitas Distribusi Spasial Karakteristik Fisika-Kimia KESIMPULAN Perairan Sungai Siak Sekitar Kota Berdasarkan penelitian yang telah . Lembaga Penelitian dilakukan di perairan Sungai Kampar Universitas Riau. 32 hal (tidak Kelurahan Pelalawan yang terdiri dari diterbitkan). beberapa stasiun yang dijadikan sebagai Dahuri, R. 2002. Pengelolaan daerah penangkapan ikan yang ditinjau Sumberdaya Wilayah Pesisir Pantai dari beberapa parameter perairan sebagai dan Lautan Secara Terpadu. Pradyna berikut: Paramitha. Jakarta. 328 hal. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut: Kanisi,Yogyakarta. 259 Hal Suatu Pendekatan Ekologis. Ghalib, M. 1999. Oseanografi Fisika. Terjemahan: H.M. Eidman, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Koesoebiono, D. G. Bengen, M. Universitas Riau, Pekanbaru 93 hal Hutomo dan S. Sukarjo. Gramedia, (tidak diterbitkan). Jakarta. 456 hal. Hafiz, M., 2014. Studi Parameter Rumimohtarto, K. Juwana, 2005. Biologi Lingkungan Daerah Penangkapan Ikan Laut. Ilmu Tentang Biologi Laut. Terubuk Di Perairan Selat Penerbit Djamban, Jakarta. 540 hal. Kabupaten Provinsi Riau. Skripsi. Sedana, Saberina & Niken, P. 2001. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Penuntun Praktikum Pengelolaan Universitas Riau, Pekanbaru 70 hal Kualitas Air. Fakultas Perikanan Dan (tidak diterbitkan). Ilmu Kelautan Universitas Riau, Ihsan, N. 2009. Komposisi Hasil Pekanbaru 53 hal. Tangkapan Sondong Di Kelurahan Syukur, A. 2002. Kualitas Air Dan Batu Teritip Kecamatan Sungai Struktur Komunitas Fitoplankton yang Sembilan Kota Provinsi Riau. Terdapat di Waduk Uwai Kelurahan Skripsi. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Pulau Kecamatan Kelautan Universitas Riau. Kabupaten Kampar Provinsi Riau, Pekanbaru.102 hal (tidak diterbitkan) Pakanbaru. 60 hal (tidak diterbitkan). Laevestu, T. dan M. L. Hayes, 1981. Fisheries Oceanograpy and Ecology.

Fishing News. Farnham. 119 hal.