BAB II KERANGKA TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hizbul Wathan A. Sejarah Hizbul Wathan Kebangkitan Budi Utomo Pada Tanggal 20 Mei 19
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB II KERANGKA TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hizbul Wathan a. Sejarah Hizbul Wathan Kebangkitan Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 menjadi tonggak sejarah kebangkitan Indonesia. Pada tahun 1912 tokoh NOP (Nederland Padvinders Organization) mendirikan cabangnya di Indonesia dan diresmikan pada tahun 1914 dengan Nama Nederland Indische Padvinders Vereeninging (NIPV). S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916 mendirikan kepanduan dengan nama JPO (Java Padvinders Organitation) di Surakarta. Dua tahun kemudian, K.H.A. Dachlan sebagai pendiri Muhammadiyah, melihat JPO sedang latihan baris berbaris di alun-alun Mangkunegaran Surakarta. Beliau menghendaki putera Muhammadiyah dididik seperti itu dalam rangka menghamba kepada Allah. Bapak Muljadi Djojomartono mengumpulkan para pemuda Muhammadiyah dan dilatih pertama kali di halaman Masjid Agung Solo dengan seragam seadanya. Salah satu anggotanya adalah pemuda bernama Donowardoyo. Kelahiran Padvinder Muhammadiyah di Solo maupun di Yogyakarta diserahkan kepada Muhammadiyah bagian sekolah. Latihan bermula bagi guru-guru setiap Ahad sore di Standart School, Suronatan, Ygyakarta. Perkembangan selanjutnya dibentuk anak-anak dan dewasa dengan seragam kemeja drill khakhi, celana biru tua, dan kacu merah tua bintik hitam. 1 Pengusulan nama Hizbul Wathan yang berarti cinta tanah air oleh H. Hadjid terjadi pada tahun 1920 M. Hal ini sesuai dengan jiwa perjuangan 1 Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan, Jaya Melati I, (Yogyakarta: Kwartir Pusat Hizbul Wathan, 2008), 15-16. 9 dalam melawan penjajah Belanda pada saat itu. Di masa penjajahan Jepang, pada awalnya Hizbul Wathan masih bisa aktif. Tidak lama kemudian penjajah Jepang melarang semua partai, organisasi pemuda, termasuk pandu. Sebagai gantinya, Pemuda Indonesia dimasukkan dalam gerakan seinendan. Pengadaaan diskusi pandu-pandu pada akhir September 1945, di balai Mataram Yogyakarta menghasilkan keinginan membangkitkan kembali pandu. Dalam diskusi tersebut, delegasi dari Hizbul Wathan diwakili oleh Mawardi dan Haiban Hadjid. Dua bulan setelah diskusi tersebut, tepatnya pada tanggal 27-29 Desember 1945, Kesatuan Kepanduan Indonesia (KKI) mengadakan kongres. Dalam kongres di Solo tersebut, KKI sepakat menamai diri Pandu Rakyat Indonesia. Tiga tahun kemudian, Pandu Rakyat Indonesia dilarang mengadakan kegiatan di daerah yang masih diduduki oleh Belanda. Dalam perkembangannya selanjutnya, di tahun 1961 muncul adanya Keputusan Presiden Republik Indonesia no. 238 tahun 1961, bahwa semua organisasi kepanduan harus meleburkan diri ke dalam, termasuk Hizbul Wathan. Peleburan Hizbul Wathan menjadi Pramuka kurang disetujui oleh beberapa pihak sehinga beberapa pihak tidak bersedia ikut meleburkan diri. Mereka membentuk suatu kegiatan pemuda yang senafas dengan jiwa mereka seperti Pecinta Alam, Drum-Band, atau lebih memfokuskan sebagai kader persyarikatan dalam Muhammadiyah.2 Reuni Nasional I di Yogyakarta pada tahun 1996 memunculkan ide untuk membangkitkan kembali Kepanduan Hizbul Wathan. Sejak saat itu diadakanlah pertemuan rutin, baik sepekan sekali maupun sebulan sekali untuk mempersiapkan konsep kepanduan yang Islami. Salah satu keputusan Tanwir Muhammadiyah di Semarang tahun 1998 2 Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan, Jaya Melati I, 17-19. 10 adalah memutuskan kebangkitan kembali Kepanduan Hizbul Wathan. Berhubung pada bulan Mei 1998 ada peristiwa reformasi yang dampaknya terjadi huru-hara, kerusuhan, dan kondisi keamanan tidak memungkinkan, maka kebangkitan Hizbul Wathan tertunda pada tahun berikutnya, 18 November 1999 M/10 Sya’ban 1420 H. Dengan Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah no. 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999, Kepanduan Hizbul Wathan resmi bangkit kembali.3 b. Organisasi Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan4 Organisasi adalah persekutuan orang banyak untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi ibarat manusia yang dilengkapi organ-organ yang saling kerjasama yang harmonis di bawah koordinasi otak. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak di bidang pendidikan non formal, sebagai kelanjutan Kepanduan Hizbul Wathan yang dihentikan kegiatannya sejak tahun 1961. Dibangkitnya kembali karena kesadaran dan rasa tanggung jawab keluarga Muhammadiyah, terhadap pendidikan yang mengutamakan pembinaan watak dan untuk melestarikan nilai perjuangan dalam mengisi kemerdekaan bangsa dan negara. Demi efektivitas pelaksanaan kegiatan serta efisiensi dalam mencapai tujuan Hizbul Wathan, dibentuklah organisasi- organisasi dengan nama Kwartir di wilayah kerja Pimpinan Muhammadiyah setempat serta Qabilah di pusat operasional kegiatan anak didik. 1) Jenjang Organisasi Hizbul Wathan a) Peserta didik beserta orang dewasa (Pandu dan Pemimpin Pandu) dihimpun dalam Qabilah, yang berdomisili di suatu kampung, lingkungan masjid, asrama- 3 Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan, Jaya Melati I, 20. 4 Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan, Jaya Melati I, 39-41. 11 asrama pondo, dan amal usaha Muhammadiyah. b) Beberapa Qabilah dalam lingkup Pimpinan Cabang Muhammadiyah dihimpun dalam Kwartir Cabang. c) Beberapa Kwartir Cabang dalam lingkup Pimpinan Daerah Muhammadiyah dihimpun dalam Kwartir Daerah. d) Beberapa Kwartir Daerah dalam lingkup Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, dihimpun dalam Kwartir Wilayah. Kwartir Wilayah se-Indonesia dihimpun dalam Kwartir. e) Pusat yang berkedudukan di Yogyakarta dan perwakilan istimewa di Jakarta. 2) Kepemimpinan Hizbul Wathan a) Kwartir adalah pusat pengendali pegiatan yang dipimpin secara kolektif. b) Kepemimpinan Kwartir Pusat terdiri dari: ketua umum dan beberapa ketua yang merangkap ketua bidang, seorang sekretaris umum dan beberapa sekretaris berfungsi sebagai sekretaris bidang, seorang bendahara umum dan beberapa bendahara dengan fungsi bendahara, beberapa anggota. c) Kepemimpinan Kwartir Wilayah, Daerah, dan Cabang yang terdiri dari: ketua dan beberapa wakil ketua yang merangkap ketua bidang, seorang sekretaris dan beberapa wakil sekretaris yang berfungsi sebagai sekretaris bidang, seorang bendahara dan beberapa wakil bendahara dengan fungsi berbeda, beberapa anggota yang berfungsi sesuai dengan bidangnya. 3) Musyawarah Hizbul Wathan a) Muktamar dilaksanakan di tingkat Kwartir Pusat. b) Tanwir dilaksanakan di tingkat Kwartir Pusat. 12 c) Musyawarah Wilayah, Musyawarah Daerah, Musyawarah Cabang, dan Musyawarah Qobilah di laksanakan di wilayah kerja masing-masing. d) Waktu atau masa kerja masing-masing Kwartir diatur dalam AD dan ART Hizbul Wathan. c. Lambang, Simbol, dan Motto Hizbul Wathan5 Lambang dan simbol suatu organisasi merupakan tanda pengenal tetap yang menyimpulkan keadaan, nilai, norma yang dimiliki anggota organisasi, juga bermuatan cita-cita yang dicanangkan organisasi tersebut. Lambang kepanduan Hizbul Wathan tak jauh berbeda dengan lambang Muhammadiyah, sedang simbol Hizbul Wathan tidak jauh berbeda dengan simbol kepanduan internasional. 1) Lambang Hizbul Wathan Lambang Hizbul Wathan adalah lingkaran dengan gambar matahari bersinar utama dua belas dengan monogram Hizbul Wathan di tengahnya. Sinar utama matahari sebanyak dua belas bermakna bahwa setiap pandu Hizbul Wathan diharapkan mampu memancarkan sinar pribadi muslim sehari penuh kepanduan masyarakat, bangsa, dan negara. Pancaran sinar dua belas bermakna langkah Muhammadiyah sejak tahun 1938, yaitu sebagai berikut. a) Memperdalam masuknya iman. b) Memperluas faham agama. c) Memperbuahkan budi pekerti. d) Menuntun amal intiqad. e) Menguatkan persatuan. f) Menegakkan keadilan. g) Melakukan kebijaksanaan. 5 Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan, Jaya Melati I, 36-38. 13 h) Menguatkan Majelis Tanwir. i) Mengadakan konferensi bagian. j) Mempermusyawarahkan putusan. k) Mengawaskan Gerakan Jalan. l) Mempersambungkan gerakan luar. 2) Simbol Hizbul Wathan Simbol Hizbul Wathan adalah sekuntum bunga melati yang di bawahnya terdapat pita bertuliskan fastabiqul khoirat dengan huruf arab yang bermakna berlomba-lombalah dalam berbuat kebajikan. Simbol 3) Motto Hizbul Wathan Setiap organisasi memiliki motto perjuangan, sebagai pendorong semangat dalam berorganisasi sesuai dengan visi dan misinya. Motto tersebut dapat diungkapkan dalam kata- kata maupun dicantumkan dalam simbol. Motto Hizbul Wathan, sesuai dengan jenis kegiatannya, yaitu kepanduan memiliki motto fastabiqul khoirat yang memiliki arti berlomba- lombalah dalam kebajikan. Setiap perbuatan, kegiatan, usaha, perlombaan bersama-sama dapat saling bersaing demi segala kebaikan, bukan untuk saling menjatuhkan artinya bukan bertanding siapa kalah siapa menang. d. Kode Kehormatan Kepanduan Hizbul Wathan Kode kehormatan merupakan landasan pembinaan anggota untuk mencapai maksud dan tujuan Hizbul Wathan (HW). Kode kehormatan juga merupakan jiwa atau ruh yang akan memberi arah dan semangat juang, sehingga hirup terbiasa dalam bebuat kebajikan. Kode kehormatan Hizbul Wathan (HW) terdiri dari Janji Hizbul Wathan (HW) dan Undang-Undang Hizbul Wathan (HW). 6 1) Janji Pandu Hizbul Wathan (HW) Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan bersungguh-sungguh: 6 Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan, Jaya Melati I, 33. 14 Satu, setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah, Undang-Undang dan Tanah Air. Dua, Menolong siapa saja semampu saya. Tiga, setia menepati Undang-Undang Pandu HW. 2) Undang-Undang Hizbul Wathan (HW) Satu, HW selamanya dapat dipercaya. Dua, HW setia dan teguh hati. Tiga, HW siap menolong dan wajib berjasa. Empat, HW cinta perdamaian dan persaudaraan. Lima, HW sopan santun dan perwira. Enam, HW menyayangi semua makhluk. Tujuh, HW siap melaksanakn perintah