Syams: Jurnal Studi Keislaman Surah Dan Ayat Amalan Ibu Hamil
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Syams: Jurnal Studi Keislaman Volume 2 Nomor 1, Juni 2021 http://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/syams E-ISSN: ?, P-ISSN: ? Surah dan Ayat Amalan Ibu Hamil: Studi Analisis Living Qur’an pada Masyarakat Banjar di Desa Hampalit Kecamatan Katingan Hilir Resya Maulida*, Akhmad Dasuki, Nor Faridatunnisa Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya, Indonesia * [email protected] Keywords : Abstract Surahs and Researchers conducted a study on the practice of the Koran in the Hampalit Verses, Village community, Katingan Hilir District, researchers revealed what Practices for suras and verses were practiced by pregnant women. The formulation of the Pregnant problem is what surahs and verses of the Qur'an are practiced by pregnant Women, women? What are the motivations that influence pregnant women to Hampalit practice the suras and verses of the Qur'an? How is the practice in Village. Hampalit Village, Katingan Hilir District? This study uses a qualitative methodology, with data collection methods such as observation, interviews, documentation, and analysis. There are 7 Surahs and 2 Verses of the Qur'an which are practiced by pregnant women in Hampalit Village, Katingan Hilir District, namely: 1. Qs. Yusuf /12:1-11. 2. Qs. al-Kahf/18: 1- 110. 3. Qs. Maryam/19:1-98. 4. Qs. Luqman/ 31: 1-34. 5. Qs. Yasin/ 36:1- 83. 6. Qs. Waqiah/56:1-96. 7. Qs. al-Mulk/67:1-30. 8. Qs Ali Imran verses 33-37. 9. Qs al-Insyirah verses 5 and 6. In this surah and verse there are various kinds of motivation. Qs. Yusuf so that the child will be handsome, wise, and gentle at heart, Qs. Maryam so that the child will be beautiful, gentle-hearted and facilitated during childbirth, Qs. Luqman to be a pious child and liked by many people, and Qs. Al-Insyirah to facilitate the delivery process. As for how to carry out the practice of surahs and verses of pregnant women in the Qur’an, namely at various times, including after the Fajr prayer, after the Maghrib prayer, after the Isha prayer, and during free time. Kata Kunci : Abstrak Surah dan Peneliti melakukan kajian mengenai pengamalan al-Qur’an pada Ayat, masyarakat Desa Hampalit Kecamatan Katingan Hilir, peneliti Amalan Ibu mengungkap surah dan ayat apa saja yang diamalkan ibu hamil. Rumusan Hamil, masalah yaitu apa surah dan ayat Al-Qur’an yang diamalkan ibu hamil? Desa Motivasi apa yang mempengaruhi ibu hamil mengamalakan surah dan ayat Hampalit. Al-Qur’an? Bagaimana pelaksanaan amalan tersebut di Desa Hampalit Kecamatan Katingan Hilir? Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif, dengan metode pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dokumentasi, dan analisis. Ada 7 Surah dan 2 Ayat al-Qur’an yang di amalakan ibu hamil di Desa Hampalit Kecamatan Katingan Hilir, yaitu: 1. Qs. Yusuf/12: 1-111. 2. Qs. al-Kahfi/18: 1-110. 3. Qs. Maryam/19: 1-98. 4. Qs. Luqman/ 31: 1-34. 5. Qs. Yasin/ 36: 1-83. 6. Qs. Waqiah/56:1-96. 7. Qs. al-Mulk/67: 1-30. 8. Qs Ali Imran ayat 33-37. 9. Qs al- Insyirah ayat 5 dan Resya Maulida, Akhmad Dasuki, Nor Faridatunnisa 6. Dalam surah dan ayat ini terdapat berbagai macam motivasi. Qs. Yusuf agar anak nantinya tampan, bijaksana, dan berhati lemah lembut, Qs. Maryam agar anak nantinya cantik, berhati lemah lembut dan dimudahkan saat melahirkan, Qs. Luqman agar menjadi anak yang sholeh/sholehah dan disenangi banyak orang, dan Qs. Al-Insyirah agar dimudahkan dalam proses persalinan. Adapun cara pelaksanaan pengamalan surah dan ayat ibu hamil dalam al-Qur’an yaitu dengan berbagai waktu, antara lain setelah sholat Subuh, setelah sholat Magrib, setelah sholat Isya, dan disaat waktu luang. Article History: Received: 18 Januari 2021 Accepted: 30 Juni 2021 PENDAHULUAN Al-Qur’an berisi ajaran yang membimbing umat manusia menuju kebahagian dan kesejahteraan, serta petunjuk jalan hidup manusia yang paling sempurna. Al-Qur’an banyak membahas tentang manusia dan rahasia kehidupanya yang berkaitan dengan penciptaan manusia, kejiwaan manusia dan tujuan hidup manusia. Selain itu, al-Qur’an juga sebaik-baik bacaan bagi umat Islam. Dalam ajaran Islam, membaca al-Qur’an akan mendapat pahala dan rahmat. Tidak hanya membacanya saja,mendengarkan juga dihitung sebagai amalan shaleh, serta mendapat manfaat berupa ketenangan jiwa, meluluhkan hati yang keras dan mendapatkan hidayah (lihat di: eprints.walisongo.ac.id). Al-Qur’an berisi penjelasan atas segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (Esack: 2004, 203). Agar ajaran Islam sempurna, diperlukan langkah yang harus dilakukan untuk memahami kandungan al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari secara sungguh-sungguh dan konsisten (Al-Munawar: 2002, 3). Didalam ayat al-Qur’an terdapat isyarat-isyarat ilmiah yang banyak memuat hakikat penciptaan manusia dan hakikat ilmu pengetahuan lainya. Al-Qur’an menuntun manusia dalam aspek kehidupan dari terciptanya manusia hingga akhir hayat. Dalam QS. Ali Imran ayat 14 dijelas tentang fitrah naluri manusia: ُزي ِّ َن ِّلل َّنا ِّس ُح ُّب ال َّش َه َوا ِّت ِّم َن ال نِّ َساء َوا ْلبَنِّي َن َوا ْل َق َنا ِّطي ِّر ا ْل ُم َقن َط َر ِّة ِّم َن الذَّ َه ِّب َوا ْل ِّف َّض ِّة َوا ْل َخ ْي ِّل ا ْل ُم َس َّو َم ِّة َواﻷَ ْنعَا ِّم َوا ْل َح ْر ِّث ذَ ِّل َك َمت َا ُع ا ْل َحيَا ِّة ال ُّد ْنيَا َو ّللاُ ِّعن َدهُ ُح ْس ُن ا ْل َمآ ِّ ب Terjemah Qur’an Kemenag: “dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah tempat kembali yangbaik (surga)”. Ayat diatas menginformasikan bahwa manusia berkeinginan untuk mempunyai keturunan yang diakui agama, masyarakat dan negara melalui pernikahan yang sah. Kehidupan keluarga bahagia ditentukan oleh kehadiran anak-anak (Ghojali: 2008, 23- 24). Allah menganjurkan untuk berdoa agar mengaruniai seorang anak sesuai dengan hajat dari kedua orang tuanya, sebagaimana yang ada dalam QS. al-Furqan ayat 14: َوٱ َّل ِذي َن يَقُولُو َن َربَّنَا َه ْب َلنَا ِم ْن أَ ْز ََٰو ِجنَا َوذُ ِ ر َٰيَّتِنَا قُ َّرةَ أَ ْعيُ ٍن َوٱ ْجعَ ْلنَا ِل ْل ُمتَّ ِقي َن إ ِ َما ًم ا Resya Maulida, Akhmad Dasuki, Nor Faridatunnisa Terjemah Qur’an Kemenag: “Dan orang-orang yang berkata:” Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagaipenyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. Peran anak begitu besar terhadap orang tuanya. Oleh karena itu, hendaknya anak dididik semenjak dalam kandungan. Diantara perilaku dan usaha yang dilakukan ibu hamil dalam rangka mendidik anak dalam kandungan ialah berdoa, membaca al-Qur’an, dan berdzikir, supaya si anak kelak membahagiakan orang tua dan mampu menjalankan syari’at agama dengan baik atau taqwa (Ghojali: 2008, 26). Hamil merupakan suatu karunia yang sangat besar dari Allah terhadap orang yang sudah menikah. Sebab anak merupakan harta yang paling berharga dan sangat mahal yang tidak bisa dibayar serta dibandingkan dengan apapun. Dengan adanya kehamilan suatu keluarga akan memiliki keturunan yang akan meneruskan nasab ayahnya. Ada berbagai proses yang dilakukan seorang ibu untuk mensyukuri kehamilan tersebut serta mendoakan sijabang bayi agar selamat saat dalam kandungan maupun ketika hendak melahirkan. Salah satu proses yang digunakan dalam kehamilanya sampai menjelang persalinan, antara lain tetap tegar, tidak ada perasaan was-was, cemas dan takut. Untuk mengatasi kecemasan seorang hamba, ialah dengan kembali pada pedoman hidup al-Qur’an dan Hadis (lihat di: eprints.walisongo.ac.id). Untuk itulah, agama memberiakan tuntunan bagi para ibu hamil untuk senantiasa berdzikir dan membaca ayat-ayat al-Qur’an. Seiring perkembangan zaman, kajian al-Qur’an dan Hadis mengalami perkembangan wilayah kajian. Dari kajian teks kepada kajian sosial-budaya yang menjadikan masyarakat agama sebagai objeknya. Kajian ini sering disebut dengan Istilah “Living Al-Qur’an”. Secara sederhana “Living Al-Qur’an” dapat dimaknai sebagai gejala yang nampak dimasyarakat berupa perilaku maupun respons sebagai pemaknaan terhadap nilai-nilai al-Qur’an (Isnawati: 2015, 1). Di Indonesia sendiri yang memiliki banyak ras, pulau, dan budaya, juga mempunyai cara yang beragam ketika mengekspresikan dan mempresentasikan al-Qur’an sebagai kitab suci (Yusuf: 2007, 40). Kajian Living Qur’an juga di manfaatkan untuk kepentingan dakwah dan pemberdayaan masyarakat, sehingga mereka lebih maksimal dalam mengapresiasi al- Qur’an. Arti penting kajian Living Al-Qur’an adalah memberi paradigma baru bagi pengembangan kajian al-Qur’an di era kontemporer, sehingga studi al-Qur’an tidak hanya berkutat pada wilayah kajian teks (Fitri: 2018). Kajian Living Qur’an, dari Sahiron Syamsuddin yang menyatakan “teks al-Qur’an yang hidup” dalam masyarakat itulah yang disebut Living Qur’an. Adapun yang dimaksud dengan teks al-Qur’an yang hidup ialah perkumpulan teks al-Qur’an dalam ranah realitas yang mendapatkan respons masyarakat dari hasil pemahaman. Termasuk dalam ‘respons masyarakat’ adalah resepsi mereka terhadap teks tertentu (Syamsuddin: 2007, 71). Disisi lain, menurut Muhammad Mansur berpendapat bahwa pengertian The Living Qur’an sebenarnya bermula dari fenomena Qur’an in everyday life, yang tidak lain adalah “makna dan fungsi al-Qur’an secara real dipahami dan dialami masyarakat muslim”. Maksud Muhammad Mansur adalah “perilaku masyarakat yang di hubungkan dengan al-Qur’an pada tataran realitas (Farhan: 2017, 4). Teks al-Qur’an mempunyai fungsi sesuai dengan apa yang bisa dianggap atau dipersepsikan oleh Satuan masyarakat Resya Maulida, Akhmad Dasuki, Nor Faridatunnisa dengan beranggapan akan mendapatkan “fadillah” dari pengamalan yang dilakukan dalam tataran realitas yang dijustifikasi dari teks al-Qur’an (Mansyur: 2007, 71). Sedangkan menurut Abdul Mustaqim ada tiga arti penting yang diutarakan. Pertama, memberikan kontribusi yang signifikan bagi pengembangan wilayah objek kajian al-Qur’an, dimana tafsir bisa bermakna sebagai respons masyarakat yang diinspirasi oleh kehadiran al-Qur’an.