291 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294

GAMBAR SAMPUL SEBAGAI KRITIK TERHADAP FANATISME BERAGAMA

Airin Miranda

Program Studi Prancis, Universitas Indonesia, Indonesia

[email protected]

Abstract Charlie Hebdo is a satirical and leftist weekly newspaper in . This weekly is known for its idealism as opposed to all forms of fanaticism. Since the attack that took place on January 7, 2015, Charlie Hebdo has become a topic of conversation for many. The attack that caused the deaths of 12 famous French caricaturists was easily attributed to Islamophobia and the idea of terrorism. This study analyzes some of Charlie Hebdo covers on the theme of Islam to show its point of view on the ideology and practice of the Islamic religion. Data collection is done online. With the critical discourse analysis, the signs found in Charlie Hebdo's cover image will be related to the context of the event surrounding its publication. The results will show whether the Islamic-themed caricature of some of Charlie Hebdo is a form of Islamophobia or a critique against fanaticism. The results of this study would provide a better understanding of French society, particularly its view of religious life in France. Keywords: Charlie Hebdo, caricatur, fanatisme, islamophobia, French media.

PENDAHULUAN Dengan kata lain, tabloid ini tidak anti-Islam semata, namun semua tokoh, baik tokoh Charlie Hebdo adalah mingguan satir agama, politik, maupun selebriti akan diejek Prancis yang terkenal dengan sampul- tanpa pandang bulu. Menurut sebuah artikel sampul kontroversial dan provokatif yang dalam harian , terbitan Charlie pertama kali terbit pada tahun 1970. Hebdo yang muncul di sampul depan Mingguan ini merupakan penerus dari koran meliputi empat tema besar yaitu: politik, Hara Kiri yang terbit di tahun 1960an yang tokoh-tokoh olah raga dan pertunjukan, mengusung semangat revolusioner yang berita ekonomi dan sosial, serta agama. Dari sama. Pendiri koran ini adalah dua orang 523 terbitan terakhir selama 10 tahun, sejak jurnalis Georges Bernier (dikenal juga 2005-2015, tajuk utama terbanyak adalah dengan nama Le ) dan bertema politik, sejumlah 336 kali, lalu François Cavanna. Bersama mereka, berita ekonomi dan sosial, 85 kali, tokoh bergabung pula para kartunis seperti Francis olahraga dan pertunjukkan, 42 kali, agama Blance, Topor, Fred, Reiser Wolinski, , 38 kali, dan sisanya adalah tema-tema lain dan Gébé. sebanyak 22 kali. Kebijakan editorial Charlie Hebdo Dari 38 tajuk rencana yang terbit untuk mengkritik semua agama, politisi, bertemakan agama, hanya 7 yang selebriti, dan perisitwa aktual lain telah mengetengahkan karikatur tentang Islam. dilakukan bertahun-tahun. "Di tiap edisi Namun, tema yang hanya muncul sebanyak selama 22 tahun terakhir, hadir karikatur 7% dari semua terbitan sejak 10 tahun Paus, Yesus, (Kompas.com, 13-1-2015). terakhir ini adalah yang paling sering

292 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294

menimbulkan reaksi berupa teror bahkan dengan kekuatan peluru yang mematikan. kekerasan. Dimulai saat pertama kali Menurut saksi mata, para pelaku yang juga mingguan ini menerbitkan tajuk rencana warga negara Prancis keturunan imigran yang memuat karikatur Nabi Muhammad Aljazair ini, sempat berteriak bahwa pada tahun 2006 sebagai solidaritas kepada serangan yang dilakukan mereka adalah harian di Denmark yang sebelumnya juga "balasan terhadap apa yang telah dilakukan menerbitkan karikatur Nabi Muhammad dan Charlie Hebdo terhadap Nabi Muhammad". menuai protes keras dari para fundamentalis Motifnya sangat jelas. Penyerbuan yang Islam di dunia. Setelah itu, dengan tetap berujung pembantaian ini dilakukan atas berpegang teguh pada semangat kebebasan nama pemahaman mereka tentang agama pers dan kebebasan berekspresi, Charlie dan keyakinannya. Hebdo menerbitkan kembali beberapa Penelitian mengenai kartun atau karikatur berkaitan dengan Nabi Muhammad karikatur menarik dilakukan karena dan agama Islam. Hal tersebut membuat umumnya bermuatan sosial-politis atau Charlie Hebdo menjadi sasaran teror dan bahkan menjadi wadah kritik politis. protes kaum fundamentalis Islam di Prancis Penafsiran karikatur menjadi subjektif dan lebih luas lagi di dunia. karena mengandung kode-kode yang bisa Puncaknya adalah serangan dua saja berbeda pemaknaannya. Melihat orang bersenjata ke kantor redaksi Charlie kenyataan bahwa teror dan serangan yang Hebdo di pada 7 Januari 2015. diterima oleh Charlie Hebdo selalu dikaitkan Serangan oleh tiga fundamentalis Islam itu dengan terbitan tajuk rencana bertema Islam menewaskan Stéphane Charbonnier, maupun nabi Muhammad, maka menarik pemimpin redaksi Charlie Hebdo, kartunis kiranya untuk melihat pesan yang ternama Prancis Jean Cabut, Georges ditampilkan oleh mingguan ini lewat Wolinski, dan Bernard Velhac, serta seorang karikaturnya dengan tema tersebut. Korpus penulis, . Total korban tewas yang digunakan adalah semua tajuk rencana berjumlah 12 orang, termasuk dua polisi bertema agama mulai 2010 hingga 2015. bernama Ahmed Merabet dan Franck Penelitian dibatasi pada gambar dan teks Brinsolaro. Tabloid yang terbit setiap hari lalu dikaitkan pada tema dan konteks Rabu itu diserang karena sering memuat kejadian saat itu. Melalui penelitian ini akan kartun yang sangat provokatif bergambar diketahui sikap politis Charlie Hebdo Nabi Muhammad SAW. Sebuah hal yang terhadap fenomena kehidupan beragama di sangat tabu dan diharamkan dalam Islam. Prancis pada khususnya dan di dunia pada Kejadian tersebut membangkitkan gerakan umumnya. solidaritas dengan slogan “” Supriadi, Tadjudin Maknun, dan (“Aku Charlie”) untuk brebelasungkawa atas Ikhwan M. Said (2017) pernah melakukan tewasnya para korban dan menekankan penelitian serupa yang dipaparkan dalam pentingnya kebebasan pers di Prancis. artikel ilmiah berjudul Karikatur politik Tragedi ini tentu menyisakan dalam media cetak Harian Rakyat Sulsel: pertanyaan besar, mengapa kebebasan Kajian Semiotik. Menggunakan teori berekspresi yang menjadi ideologi bangsa semiotika, ketiga penulis meneliti karikatur Prancis dibungkam dengan cara kekerasan politik guna mengungkap maksud kode bersenjata. Bagaimana pula teks satir yang verbal dan visualnya. Penelitian ini diekspresikan melalui goresan pena dibalas menemukan bahwa karikatur politik yang

293 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294

diteliti menampilkan sebuah fenomena dan Sejalan dengan Lull, Marsha dan memiliki fungsi memengaruhi opini Emma Jones (1999) juga membahas tentang masyarakat, fungsi ekspresif, dan fungsi perkembangan dan dampak media massa interest. dengan perspektif sosiologis. Media massa Penelitian mengenai gambar sampul telah menciptakan apa yang mereka sebut Charlie Hebdo dalam artikel ini bertujuan sebagai budaya massa, yang berdampak membaca ideologi teks melalui pemaknaan pada pemikiran masyarakat untuk unsur-unsur teks yang mencakup gambar menentukan nilai baik atau buruknya dan kata serta konteks sosial budaya yang sesuatu. Menurut mereka, proses melatarbelakangi teks tersebut. representasi diciptakan oleh media massa lewat komunikasi mereka dengan MEDIA MASSA DAN ANALISIS masyarakat luas, melalui penggunaan WACANA KRITIS berbagai tanda atau simbol tertentu. Media Massa, Budaya, Dan Ideologi Representasi yang diciptakan tersebut, berdampak pada keberadaan golongan atau Lull (1995) membahas sarana kelompok, khususnya kelompok minoritas komunikasi sebagai salah satu fungsi media di suatu tempat. Hal itu akan berdapak pada massa. Fungsi ini menjadi penting karena adanya dominasi suatu kelompok atas berpengaruh bagi perkembangan kelompok. kebudayaan dan peradaban sosial, mulai dari Sementara itu, terkait dengan teks satuan terkecil yaitu individu, hingga ke media, Eriyanto (2002) mengemukakan tingkat paling besar, yaitu masyarakat dunia. analisis framing merupakan sebuah metode Karya James Lull ini melihat dan analisis teks dengan menggunakan metode menganalisis perkembangan media massa kualitatif dan menggunakan korpus berupa dengan menggunakan pendekatan berita. Analisis framing mendapat pengaruh sosiologis. Hal itu bertujuan agar pembaca dari cabang ilmu psikologi dan sosiologi. buku ini dapat melihat perspektif lebih luas Dengan menggunakan metode analisis mengenai dampak media massa bagi framing, bisa diketahui bagaimana realitas perkembangan sebuah kebudayaan. dikonstruksi oleh media. Dalam buku ini, Menurutnya, kebudayaan merupakan Eriyanto menyampaikan bahwa sangat sesuatu yang kompleks dan bersifat dinamis, penting bagi kita dalam melakukan analisis dan saat ini telah menjadi alat untuk framing, terlebih dahulu memahami berkomunikasi dan berinteraksi dengan pengertian paradigma konstruksionis. Selain orang lain. Oleh Lull, kebudayaan disebut itu, dalam buku ini, Eriyanto menyampaikan dengan alur, yaitu hubungan yang terjadi tentang bagaimana berita itu dibentuk dan akibat interaksi yang dilakukan oleh kemudian diproduksi. Metode ini akan seseorang yang terus mengalir. Oleh karena bermanfaat untuk melihat teks berita dari itu, media massa sekarang telah menjalin sudut pandang konstruksi sosial. sebuah keterkaitan yang sulit untuk dipisahkan dengan kebudayaan. Berbagai ANALISIS WACANA KRITIS hal yang dibahas dan disampaikan di dalam media massa merupakan bagian dari Fairclough (2001), van Dijk (1988), kebudayaan. van Leeuweun (2008) dan Wodak (2001) mendefinisikan wacana secara kritis dengan

294 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294

menempatkan wacana sebagai konstruksi digunakan dalam wacana. Kognisi sosial yang tidak bebas nilai dan tidak netral. hadir untuk menjembatani antara teks dan Wacana merupakan wujud dari tindakan konteks sosial. Keterkaitan antara teks, sosial yang diproduksi dengan tujuan yang kognisi sosial dan konteks sosial ingin dicapai oleh pihak yang mencerminkan kecenderungan suatu memproduksinya. wacana. Dalam analisis wacana kritis, wacana Dalam pandangan Fairclough, tidak semata dipahami sebagai studi bahasa, analisis wacana kritis megemukakan kaitan melainkan sebagai praktik sosial. Analisis antara bahasa dan konteks masyarakat. wacana menggunakan bahasa dalam teks Bahasa adalah bentuk tindakan yang muncul untuk dianalisis. Bahasa yang dianalisis akibat pengaruh struktur sosial (relasi sosial bukan dengan menggambarkan semata dari dan konteks sosial tertentu). Terdapat tiga aspek kebahasaan, tetapi juga dimensi wacana, yakni teks, praktik wacana, menghubungkan dengan konteks. Melalui dan praktik sosio-kultural. Analisis teks hubungan antara bahasa di dalam teks dan (tataran deskripsi melalui analisis teks) yang konteks tertentu, dapat dilihat bahwa bahasa mencakup aspek kebahasaan (semantik, itu dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu, sintaktis, koherensi, kohesivitas, dlsb) termasuk ideologi yang disamarkan dilakukan untuk menemukan representasi, (pandangan, penilaian, keberpihakan, dlsb). relasi, dan identitas, artinya bagaimana Praktik wacana memproduksi hubungan seseorang atau sesuatu direpresentasikan, kekuasaan yang tidak imbang antara kelas hubungan atau relasi dan identitas penulis, sosial, laki-laki dan perempuan, kelompok pembaca, dan pihak ketiga di dalam teks. mayoritas dan minoritas. Hubungan Praktik wacana (tataran interpretasi) kekuasaan itu direpresentasikan dalam posisi berfokus pada proses produksi penulis teks sosial yang ditampilkan melalui wacana, dan dan nilai ideologisnya. Praktik sosio-kultural dipandang sebagai suatu common sense atau (tataran eksplanasi atau analisis sosial) sesuatu yang wajar dan alamiah. memperhitungkan konteks di luar teks yang Penyingkapan ideologi di balik teks itulah menjadi wacana dominan yang yang menjadi tugas utama dalam analisis mempengaruhi produksi teks. wacana kritis. Tindakan dalam konteks analisis Menurut van Dijk, ideologi pada wacaca kirits mengemukakan beberapa wacana secara sosio-kognitif dan konsekuensi bagaimana wacana harus penyingkapan ideologi dilakukan dengan dipandang. Pertama, wacana dipandang strategi penggambaran diri yang positif sebagai sesuatu yang bertujuan, apakah untuk pihak yang berada pada posisi untuk mempengaruhi, mendebat, membujuk, dominan dan penggambaran diri yang menyanggah, bereaksi, dan sebagainya. negatif untuk pihak lainnya. Unsur wacana Seseorang berbicara atau menulis terdiri atas teks, kognisi sosial dan konteks mempunyai maksud tertentu, baik besar sosial. Pada tataran teks terdapat struktur maupun kecil. Kedua, wacana dipahami makro, superstruktur dan struktur mikro. sebagai sesuatu yang diekspresikan secara Struktur makro adalah struktur luar sadar, terkontrol, bukan sesuatu yang di luar pembentuk wacana. Superstruktur berkaitan kendali atau diekspresikan di luar kesadaran. dengan skematik wacana. Struktur mikro Dalam hal konteks, ada beberapa konteks mencakup elemen-elemen kebahasaan yang yang penting karena berpengaruh terhadap

295 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294

produksi wacana. Pertama, Partisipan Data yang didapatkan lalu dianalisis dengan wacana yaitu latar siapa yang memproduksi menggunakan pembacaan struktur teks wacana tersebut seperti jenis kelamin, umur, melalui berbagai unsur teks yang ada, yakni pendidikan, kelas sosial, etnis, agama, dan gambar, diksi, grafis, warna, dan lay-out. banyak hal yang relevan dalam Hasil analisis ini akan disandingkan dengan menggambarkan wacana. Kedua, latar sosial berbagai data yang ada dan akan menjadi tertentu seperti tempat, waktu, posisi landasan analisis selanjutnya untuk menguak pembicara dan pendengar atau lingkungan ideologi teks. Pada tahap terakhir analisis, fisik adalah konteks yang berguna untuk ideologi teks tersebut akan dianalisis dengan mengerti suatu wacana. menempatkannya dalam konteks zaman. Faktor historis merupakan salah satu Merupakan tahap eksplanasi dari berbagai aspek terpenting untuk bisa mengerti sebuah data untuk menghasilkan interpretasi dan teks adalah menempatkan teks tersebut ekplanasi terhadap permasalahan yang ada. sesuai dengan posisinya di dalam sejarah. Dalam hal kekuasaan, diterapkan GAMBAR SAMPUL CHARLIE HEBDO pengendalian terhadap satu orang atau DAN PESAN ANTI FANATISME kelompok mengendalikan orang atau kelompok lain lewat wacana. Pengendalian Berikut adalah analisis wacana kritis disini tidaklah harus selalu dalam bentuk dari gambar sampul Charlie Hebdo. Setiap fisik dan langsung tetapi juga secara mental gambar sampul yang telah dipilih dianalisis dan psikis. Kekuasaan berhubungan dengan dan dikaitkan dengan konteks kejadian yang wacana ideologi dominan. Pada umumnya, melatarbelakanginya untuk mendapatkan ideologi dari kelompok dominan hanya pesan serta memahami ideologi mingguan efektif apabila masyarakat tersebut Charlie Hebdo lewat karikatur tersebut. memandang ideologi yang disampaikan adalah sebagai suatu kebenaran dan Judul sampul: Ben Laden menace la kewajaran. Ideologi membuat anggota suatu France kelompok akan bertindak dalam situasi yang sama, dapat menghubungkan masalah mereka, dan memberikan kontribusi dalam membentuk solidaritas dan kohesi dalam kelompok. Menggunakan analisis wacana kritis dan pengetahuan mengenai media dan kaitannya dengan budaya serta ideologi, penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data kepustakaan yang memperlihatkan beragam kartun Charlie Hebdo dari berbagai periode yang Gambar 2. Ben Laden menace la France bertemakan agama. Selanjutnya, data-data tersebut dikaitkan dengan data-data yang Kalimat utama dalam gambar sampul menyangkut konteks sosial, politik, ini diletakkan di bagian paling atas dan ekonomi, budaya, dan khususnya agama berbunyi: Ben Laden menace la France yang melatarbelakangi isi teks-teks tersebut.

296 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294

(terjemahan: Ben Laden mengancam itu. Hal itu memperlihatkan bahwa tokoh Prancis). pria itu yang mewakili Prancis melihat Latar gambar berwarna hijau, dan kejadian ini sebagai kejadian yang penting gambar utama adalah gambar tokoh Ben karena ada orang-orang tak bersalah yang Laden dengan penampilan khasnya yaitu, ikut diculik dan disandera oleh Ben Laden memakai baju tentara berwarna hijau, dan bukan pesan-pesan yang disampaikan berjenggot panjang, dan bersorban, sambil oleh Ben Laden dalam rekaman videonya mengangkat tangan kiri seperti sedang yang menjustifikasi tindakan Al-Qaeda memberi petunjuk tentang sesuatu di depan sebagai balasan dari apa yang telah para pengikutnya. dilakukan Prancis. Di belakangnya terdapat gambar seorang pria memakai topi bertuliskan CGT, Judul sampul: Islamophobie: faut-il avoir Confédération générale du travail peur du petit Jésus? (Konfederasi Pekerja) yaitu sindikat atau persatuan pekerja di Prancis. Pria tersebut berkata: “Encore un flic infiltré (Terjemahan: satu lagi polisi yang terjaring?). Kata “flic” sendiri adalah bahasa slank yang berarti polisi. Pemakaian kata slank menunjukkan kelas sosial si penutur yang dalam gambar ini digambarkan sebagai buruh dan ditekankan lagi dengan warna bajunya yaitu biru. Terbitan CH kali ini keluar setelah undang-undang pelarangan pemakaian burqa di Prancis disahkan. Hal itu menjadi salah satu yang dikatakan oleh Osama Bin Laden dalam rekaman videonya Gambar 3. Islamophobie: faut-il avoir peur du petit yang mengakui penculikan lima orang Jésus? Prancis di Nigeria oleh Al-Qaeda dan Dalam gambar sampul ini warna menjustifikasi tindakan tersebut sebagai yang mendominasi adalah warna coklat dan balasan dari ketidakadilan Prancis terhadap dilatari di bagian atas dengan kalimat: negara-negara Islam terutama di Afrika Islamophobie, faut-il avoir peur du petit Utara dan Barat (lefigaro.fr). Prancis dinilai Jésus? (terjemahan: Islamofobia, Haruskah ikut campur dalam urusan negara-negara kita takut pada bayi Yesus?). Islam dengan mengirimkan bantuan militer Ada dua gambar hewan dalam ke Sahel, Nigeria untuk memerangi AQIM sampul ini yaitu kerbau dan kuda. Keduanya (Al-Qaeda in the Islamic Maghreb). digambarkan dengan mata membelalak (leparisien.com). dengan ekspresi marah ke arah bayi Tokoh pria di belakang gambar Ben berpakaian putih, memakai peci, dan Laden diperlihatkan tidak terlalu tertarik berjenggot yang sedang bersujud di atas pada berita mengenai Ben Laden dan apa tumpukan jerami. Si kerbau mendenguskan yang diucapkannya dalam rekaman video, nafas tanda tak suka. Lalu ada pula dua tetapi justru menekankan kejadian orang, satu lelaki, dan satu perempuan yang terjaringnya seorang polisi dalam peristiwa memakai jubah berwarna coklat di sisi kiri

297 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294

dan kanan si bayi sambil berlutut. Si pria Judul sampul: Sarko akbar! mengangkat kedua tangannya ke udara dan wajahnya nampak terkejut dengan mata membelalak dan mulut menganga. Adapun perempuan di sebelah kanan berambut keriting, memakai pemerah bibir, sambil menggenggam tangan seperti sedang berdoa. Wajah perempuan ini juga digambarkan terkejut dengan mata membelalak dan mulut menganga. Adegan ini mirip dengan penggambaran situasi saat Yesus lahir di kandang hewan dan dikelilingi oleh orang- orang yang ingin melihatnya. Hal ini sesuai pula dengan tanggal terbitan CH ini yaitu 22 Desember 2010 atau menjelang perayaan Gambar 4. Sarko akbar! natal. Dalam sampul ini diperlihatkan bahwa mereka yang menyaksikan kelahirannya Terdapat dua tokoh dalam gambar menunjukkan wajah terkejut dan takut sampul di atas, seorang yang sedang karena yang mereka lihat lahir bukanlah bersujud dan seorang lagi di sampingnya Yesus melainkan seorang muslim dengan berdiri dengan tangan di atas kepala tokoh pakaian putih dan peci putih serta berjenggot lainnya memberikan restunya. dalam posisi bersujud. Bukan hanya para Kalimat utama yang diletakkan di saksi manusia yang terkejut, namun juga atas adalah kata-kata yang diucapkan oleh para hewan-hewan. tokoh yang sedang bersujud kepada tokoh Islam dalam gambar sampul ini lain di depannya. Sarko Akbar! (terjemahan: diwakili oleh bayi kecil untuk menunjukkan Sarko Maha Besar!) adalah kalimat yang bahwa agama ini adalah agama minoritas mirip dengan ucapan pemujaan umat Islam secara jumlah. Selain itu, posisinya yang ada kepada Allah SWT yaitu Allahu Akbar! di lantai kandang juga menunjukkan posisi (terjemahan: Allah Maha Besar). Tokoh ini kaum muslim di Prancis yang rendah secara digambarkan memiliki jenggot, bersujud di sosial ekonomi. Namun demikian, atas permadani hijau, mengenakan peci keberadaan kaum muslim ini menimbulkan putih, baju berlengan panjang, dan celana rasa takut dan benci bagi sekelilinginya. panjang, serta berkaus kaki. Posisinya sama Perlu ditambahkan bahwa dalam rangka dengan posisi seorang Islam yang sedang menyambut hari natal, CH tetap melakukan sujud dalam ibadah shalat. menggunakan tema kelahiran Yesus untuk Matanya memandang ke arah tokoh yang membicarakan tema islamofobia di Prancis. berdiri di depannya. Tokoh kedua adalah yang dipanggil Sarko. Wajahnya dibuat mirip dengan presiden Prancis saat itu, Nicolas Sarkozy. Tokoh ini mengenakan kemeja, jas, dasi, celana panjang, dan bersepatu. Tangannya menepuk-nepuk kepala tokoh yang sedang bersujud seperti menepuk kepala hewan peliharaan. Ia

298 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294

berkata : Ça, c’est bon musulman laïc … wajah tokoh lelaki yang terpaksa (terjemahan: Nah, itu baru muslim sekuler menyerukan nama Sarkozy dalam yang baik…). ibadahnya. CH dalam hal ini sepertinya CH edisi ini terbit dalam suasana ingin mengingatkan kembali bahwa debat mengenai kecocokan Islam dan sekularisme berarti pemisahan agama sekularisme sebagai salah satu nilai-nilai dengan pemerintah dan dengan demikian Republik Prancis yang dilontarkan oleh usaha untuk mengubah atau menyesuaikan Presiden Sarkozy. Menurut Sarkozy, negara hukum agama dengan hukum negara adalah seharusnya membatasi aktivitas praktik tindakan yang melawan sekularisme itu agama Islam sehingga tercipta apa yang sendiri. dicita-citakan yaitu Islam Prancis, bukan Islam di negara Prancis. (lefigaro.fr). Debat Judul sampul: Après le scandale du ini mengundang para ahli agama, hukum, Christ dans le pipi d’Avignon… tokoh rakyat sipil, dan tokoh agama serta membicarakan pertanyaan-pertanyaan penting mengenai jumlah tempat ibadah, pendidikan imam, isi ceramah keagamaan dan bahasa yang digunakan, juga pembiayaan organisasi keagamaan. (lefigaro.fr). Dalam gambar sampul, tokoh Sarkozy berdiri sambil menepuk kepala seorang muslim yang sedang melakukan gerakan shalat yaitu bersujud. Hal itu memperlihatkan superioritas Prancis, yang di sini diwakili oleh Sarkozy sebagai kepala negara, terhadap para muslim di Prancis Gambar 5. Après le scandale du Christ dans le pipi yang diwakili oleh tokoh pria memakai peci d’Avignon dan duduk di atas sajadah sedang melakukan shalat. Seruan “Sarko Akbar” juga Dalam sampul ini terdapat satu menekankan kebesaran Sarkozy yang dalam kalimat yang panjang yaitu: Après le gambar ini disejajarkan dengan Allah SWT scandale du Christ dans le pipi d’Avignon… yang namanya diserukan dalam shalat Aux chiottes toutes les réligions “Allahu Akbar” (Allah Maha Besar). (terjemahan: Setelah skandal Yesus di Kalimat yang dilontarkan tokoh Sarkozy Avignon… Persetan dengan semua agama). dalam gambar menunjukkan kepuasan akan Huruf O yang digunakan dalam kepatuhan tokoh yang sedang bersujud. kalimat bawahan (Aux chiottes toutes les Sebagai mingguan yang anti réligions) digantikan oleh kepala para fanatisme, gambar sampul ini menunjukkan pemuka agama yaitu, agama Katolik (Paus), ketidaksetujuan CH terhadap usaha Sarkozy Islam (pria bersorban putih dan berjenggot), melakukan sekularisasi Islam atau dan Yahudi (bertopi hitam dengan rambut menyesuaikan ajaran agama Islam dengan keriting yang keluar dari topinya, dan nilai-nilai republikan yang dianut Prancis. berjenggot). Ada pula gambar kertas toilet Dalam gambar, ketidaksetujuan nampak dari yang berwarna merah merah muda

299 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294

bertuliskan BIBLE (Injil), kertas toilet menunjukkan bahwa bagi CH agama sama berwarna kuning bertuliskan CORAN (Al- dengan kotoran yang harus dibuang ke Quran), dan kertas toilet berwarna biru dalam kakus karena mengganggu bertuliskan TORAH (Taurat). Sampul ini manifestasi seni. dilatari warna hitam dan wajah tokoh-tokoh yang ada dalam gambar sampul ini terlihat Judul sampul: Ben Laden est vivant! marah dengan mata melotot dan dahi berkerut serta mulutnya sedang menggeram. Liputan utama dalam terbitan CH ini adalah peristiwa yang terjadi di Avignon dalam sebuah pameran foto di sebuah museum. Foto yang menjadi skandal itu diberi judul “Piss Christ” merupakan karya dari artis Amerika bernama Andreas Serrano. Foto itu memperlihatkan salib dengan tubuh Yesus terikat padanya tercebur dalam segelas air kencing. (lefigaro.fr). Pameran foto itu telah menyebabkan protes dari pihak gereja dan masyarakat karena dianggap Gambar 6. Ben Laden est vivant! mempermainkan citra Yesus Kristus dan dianggap sebagai karya yang menghina Kalimat utama ditulis di bagian atas kesucian agama. (lefigaro.fr). Pada sebuah berbunyi Ben Laden est vivant! (terjemahan: unjuk rasa menentang pameran foto tersebut, Ben Laden masih hidup!). Terdapat tiga dua orang masuk ke dalam museum dan tokoh yang digambarkan memakai pakaian menghancurkan foto itu menggunakan khas yang sering dipakai oleh Elvis Presley martil dan sejenis obeng. Peristiwa ini yaitu setelah putih dengan belahan dada mengundang kecaman keras dari berbagai rendah, kerah yang tinggi, sabuk tebal pihak, termasuk mantan Menteri Kebudayan dengan banyak ornamen, celana putih dan Prancis, Jean-Jacques Aillagon, yang sepatu putih. Tokoh yang paling depan menyatakan bahwa bila ada sebuah karya digambarkan paling besar dengan wajah seni yang tidak sesuai dengan undang- menghadap ke pembaca. Rambut bagian undang maka seharusnya dibawa ke depan disisir tinggi seperti Elvis Presley tapi pengadilan dan bukan diselesaikan dengan ia memiliki janggut panjang seperti yang cara anarkis. Menteri Kebudayaan saat itu, dimiliki oleh lelaki Arab pada umumnya. Frédéric Mitterand, juga menyatakan bahwa Tangan sebelah kanan berpangku di pameran foto itu adalah wujud dari pinggang. kebebasan berkreasi dan berekspresi yang Di bagian belakang terdapat dua dilindungi oleh undang-undang. orang lain yang memakai pakaian yang Kata-kata yang dicetak tebal mirip dengan tokoh di depan. Masing- menunjukkan dukungan CH terhadap masing berjalan ke arah kanan dan kiri. ekspresi seni dan kebebasan berkarya di Tokoh di sebalah kanan berjalan ke arah Prancis. Kalimat: Aux chiottes toutes les kiri, tokoh sebelah kiri berjalan ke arah réligions (Buang semua agama ke kakus!) kanan memakai kacamata.

300 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294

Dari tanggal terbitnya, dapat Jadi kalimat Ben Laden dalam diketahui bahwa tema dari gambar sampul sampul ini bukan hanya merujuk pada ini adalah kematian Ben Laden yang seorang tokoh tapi Ben Laden sebagai menjadi incaran Amerika Serikat sejak sebuah doktrin yang mewakili radikalisme serangan terorisme pada 11 September 2001. beragama. Ben Laden dikabarkan tertangkap dan Judul sampul: Charia en Libye tertembak mati di Pakistan. Pada gambar sampul terlihat wajah Ben Laden memakai kostum Elvis Presley. Elvis Presley adalah penyanyi terkenal Amerika yang telah lama meninggal dunia namun hingga kini masih banyak memiliki penggemar. Elvis Presley dipilih sebagai representasi tokoh idola yang sejajar dengan Ben Laden karena selain tampilan fisiknya yang sama-sama memiliki cambang, juga memiliki pengikut yang setia. Banyak dari penggemar itu yang suka memakai kostum agar penampilan mereka mirip Elvis Presley bahkan hingga menjadi penyanyi yang Gambar 7. Charia en Libye khusus tampil membawakan lagu-lagu Elvis Presley saja. Charia en Libye (Syariah di Libya) Gambar sampul ini menggambarkan menjadi kalimat utama yang dituliskan di kekhawatiran CH terhadap kesetiaan banyak sebelah kiri atas gambar sampul. Lalu di orang terhadap Ben Laden, hingga walaupun sebelah kanan atas adalah kalimat yang tokoh itu telah mati, masih akan banyak diucapkan oleh seorang tokoh pria berkulit yang mengikuti aliran dan ajarannya secara putih dan berambut putih dan berbaju gamis membabi buta. Hal itu terlihat dari gambar putih. Pria ini sedang duduk di atas tokoh Ben Laden yang besar di tengah permadani dikelilingi oleh 4 orang halaman sampul yang terlihat sebagai tokoh perempuan berpakaian tertutup berwarna penting dan menjadi pusat perhatian dalam biru dan hanya memperlihatkan mata saja sampul ini. Lalu di belakangnya dua orang (niqab). Si pria berkata: “Il fait plus beau dengan tampilan dan kostum yang mirip qu’à Lile et on est mons emmerdé qu’à New berlalu-lalang. Dua orang yang berlalu- York” (Cuaca di sini lebih nyaman daripada lalang itu menunjukkan bahwa di manapun di Lille dan lebih tenang dari pada di New dapat dengan mudah ditemui orang-orang York). Warna latar adalah merah muda dan yang tampak seperti Ben Laden. Lewat terlihat ada lubang jendela bergaya Timur gambar sampul ini, CH ingin menunjukkan Tengah. Di kejauhan terlihat menara mesjid kekhawatiran bahwa walaupun Ben Laden dengan ornamen bulan purnama. Dua orang sudah dinyatakan tewas dalam sebuah perempuan berada di belakang, dua orang penyergapan, bukan berarti tidak akan ada perempuan lainnya duduk di sebelah kiri dan penerusnya yang sama fanatisnya dengan kanan si pria yang memeluk keduanya. Ben Laden sendiri. Gambar sampul ini berlatar belakang kejadian di Libya setelah kejatuhan Moamar

301 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294

Khadafi. Penguasa berikutnya, Mustafa Sampul terbitan kali ini didominasi Abdel-Jalil, ketua Dewan Transisi Nasional, warna latar hijau, tulisan Charia Hebdo menyatakan akan menerapkan hukum (Mingguan Syariah) di bagian atas, dan syariah Islam sebagai hukum yang berlaku gambar tokoh memakai baju putih, di Libya. berjanggut, dan memakai sorban putih. Lewat gambar sampul ini, CH Tokoh ini berkata: “100 coups de fouet si memperlihatkan posisinya terhadap vous n’êtes pas morts de rire” (Dihukum penerapan hukum syariah di Libya. Pria 100 cambukan bila anda tidak tertawa yang duduk di tengah adalah representasi terpingkal-pingkal!). Tokoh serupa telah Abdel-Jalil. Sementara empat orang muncul beberapa kali dalam sampul terbitan perempuan di sekelilingnya mewakili istri- sebelumnya dan seringkali digambarkan istrinya. Dalam hukum syariah, memang sebagai Nabi Muhammad SAW. Tokoh dibenarkan bagi pria untuk menikahi hingga yang mirip Nabi Muhammad SAW dalam empat perempuan dengan mengikuti syarat- terbitan ini tampak tersenyum lebar dengan syarat tertentu. mata bulat dan mengacungkan jari telunjuk Gambar sampul ini juga kanannya seperti sedang memberi memperlihatkan posisi perempuan dalam peringatan pada para pembaca. syariah Islam menurut CH. Keempat Gambar kartun ini menjadi sampul perempuan dalam gambar ini memakai edisi khusus CH menyikapi kemenangan burqa yang menutupi wajah dan tubuh partai Islam Tunisia, Ennahda. Pada gambar mereka hingga hanya terlihat matanya saja. sampul ini Nabi Muhammad SAW Pandangan mata mereka terlihat bingung “diangkat” sebagai Editor Tamu Khusus menatap ke atas tanpa ekspresi. CH ingin oleh , sang karikaturis (www.slate.com), menunjukkan bahwa penerapan hukum sehingga dengan demikian tokoh Nabi syariah mendiskriminasi perempuan dan Muhammad SAW bertanggung jawab penuh mengekang kebebasan perempuan. Hanya terhadap isi dari terbitan ini. Nabi komentar sang pria yang berada di tengah Muhammad SAW digambarkan sebagai yang menunjukkan hal yang positif “Cuaca sosok otoriter dengan ucapan dan di sini lebih nyaman daripada di Lille dan ancamannya. Menyebut nabi Muhammad lebih tenang dari pada di New York”. Hal SAW sebagai Editor Kepala dari terbitan ini ini menunjukkan bahwa hukum syariah berarti juga membuat beliau menjadi hanya memberi keuntungan bagi pria saja. penanggung jawab dari isi terbitan ini yang Judul sampul: Charia Hebdo menertawakan ajaran-ajaran agama Islam yang dijalankan oleh para penganut Islam fanatik.

Gambar 8. Charia Hebdo

302 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294

Judul sampul: Le dîner de cons. pertunjukkan yang hampir seluruh pemainnya tak berbusana. Dalam gambar sampul terbitan CH ini, terlihat Yesus mempersilakan orang- orang di belakangnya untuk makan dengan menyerukan “A table! (Mari makan!)”. orang-orang di belakangnya adalah umat nasrani taat yang terusik dengan pementasan teater Golgota Picnic yang digambarkan dengan wajah marah dan memegang panji- panji keagamaan.

Judul sampul: Tuerie antisémite de Gambar 9. Le dîner de cons

Pada sampul ini terlihat tulisan Théâtre: Le Dîner de cons (Terjemahan: Teater: Makan malam orang-orang bodoh). Le Dîner de Cons adalah judul film komedi Prancis yang menceritakan tentang makan malam yang diorganisir oleh sekelompok orang untuk mengolok-olok undangan mereka yang dipilih karena dianggap bodoh. Gambar di tengah sampul adalah tokoh

Yesus bermahkota duri. Tokoh Yesus mengatakan “À table!” (Terjemahan: Mari makan!) untuk mengajak para pengikutnya seperti dalam lukisan Perjamuan Terakhir Gambar 10. Tuerie antisemite de Toulouse. karya Leonardo da Vinci. Di latar belakang tampak 6 pengikutnya sebanyak 6 orang. Sampul Charlie Hebdo no 1031 edisi Salah seorang di setiap sisi memegang panji- 21 Maret 2012 memperlihatkan karikatur panji agama katolik. Wajah mereka tampak seorang laki-laki pirang dan bola mata murung dan marah. berwarna biru dengan kepala menengadah Terbitan ini membahas peristiwa mengucapkan kalimat “C’est un point de dibebaskannya direktur Teater Rond-Point détail de la campagne” (Ini adalah butir di Paris setelah tuntutan asosiasi kaum rincian dari kampanye beliau). Formulasi nasrani Prancis atas tuduhan penistaan kalimat yang serupa pernah diucapkan oleh agama dalam pementasan karya teater Jean-Marie Le Pen, Pemimpin Partai Front Golgota Picnic. Karya teater ini mengritik National di Prancis yang berideologi konsumerisme, modernitas, kesenjangan ekstrem kanan. Le Pen pada tahun 1987 sosial, yang dianggap sebagian berakar dari memberikan pendapat tentang kamar gas agama. Kehidupan dan kematian Yesus yang digunakan oleh tentara Nazi untuk diparodikan dan ditampilkan dalam menghabisi kaum Yahudi dan mengatakan, “Saya tidak secara khusus mempelajari

303 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294

masalah tersebut, akan tetapi saya pikir itu karena ucapannya, yang dianggap tidak sebuah butir rincian dari sejarah Perang menunjukkan empati pada nasib kaum Dunia II.” Di belakang laki-laki itu, terlihat Yahudi. Sementara itu, Charlie Hebdo seorang perempuan juga berambut pirang dengan sengaja menampilkan karikatur yang melalui penggambaran fisiknya dapat tokoh partai politik konservatif Prancis, dikatakan tak muda lagi. Perempuan tersebut Front National, yang dikenal berhaluan menunjukkan ekspresi bingung dengan ideologi politik ekstrem kanan, untuk telapak tangan memegangi kepalanya. Di merepresentasikan perisiwa penyerangan atas gambar laki-laki dan perempuan itu, yang dilakukan oleh Mohammed Merah. tampak tulisan yang menjadi judul gambar Kedua peristiwa dengan selang waktu sampul, yakni Tuerie antisémitisme de puluhan tahun itu (masa Perang Dunia II dan Toulouse (Terjemahan: Pembunuhan anti tahun 2012) sama-sama menempatkan kaum Yahudi di Toulouse). Yahudi sebagai korban. Secara langsung Perempuan dalam sampul ini dapat atau tak langsung, Charlie Hebdo diinterpretasikan sebagai Marine Le Pen menyejajarkan Mohammed Merah dengan yang masih berada di belakang atau di tentara Nazi yang terkenal kekejamannya bawah bayangan nama besar Sang Ayah, terhadap kaum Yahudi. Jika kekejaman Nazi karena diletakkan di belakang gambar wajah terhadap kaum Yahudi berhubungan dengan sang Ayah yang mendominasi sampul. niat pemusnahan etnis, pembantaian yang Gerak tubuh dan ekspresi wajah Marine dilakukan oleh Mohammed Merah di menunjukkan kebingungan menghadapi sekolah Yahudi terjadi dalam konteks perilaku ayahnya di satu sisi dan bagaimana agama. seharusnya bersikap di depan publik di sisi yang lain. Judul sampul : Intouchables 2 Charlie Hebdo edisi 1031 terbit beberapa hari setelah peristiwa penembakan oleh seorang pemuda imigran Prancis bernama Mohammed Merah, dalam rangkaian penyerangan yang dilakukan dalam konteks antisemit di daerah Prancis selatan, khususnya di kota Montauban dan Toulouse, sehingga kemudian dikenal dengan sebutan Tuerie de Toulouse atau Pembunuhan di Toulouse dan Montauban. Penembakan dilakukan di sebuah sekolah Yahudi di kota Toulouse, dan menewaskan 4 orang di sekolah tersebut, 3 di antaranya anak-anak. Mohammed Merah kemudian Gambar 11. Intouchables 2 tewas dalam upaya penangkapan yang dilakukan oleh polisi. Gambar sampul muka Charlie Hebdo Terdapat similaritas gagasan pada edisi 19 September 2012 memperlihatkan kalimat yang diucapkan oleh Jean-Marie Le karikatur dua orang laki-laki berbeda agama, Pen dan kalimat dalam sampul Charlie seorang muslim dan seorang Yahudi Hebdo. Jean-Marie Le Pen diprotes keras orthodoks, yang terlihat dari pakaian yang

304 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294

mereka kenakan. Laki-laki muslim menyandingkan kedua pemeluk agama, digambarkan sedang duduk di kursi roda yang diketahui umum memiliki perseteruan yang tengah didorong oleh laki-laki Yahudi. abadi tersebut. Kalimat yang ada di dalam bulatan, “Faut pas se moquer!” (Jangan meledek!), terlihat Judul sampul: Tuerie en Egypte, le Coran seperti diucapkan berbarengan oleh kedua c'est de la merde... orang itu. Di bagian atas sampul tertulis Intouchables 2. Intouchables merupakan judul film Prancis yang mewakili Prancis dan memenangkan piala Oscar untuk kategori Film Asing Terbaik pada tahun 2013. Film ini menceritakan persahabatan yang terjalin antara seorang laki-laki tua Prancis yang difabel dan seorang laki-laki negro yang merawat laki-laki Prancis itu. Jalinan cerita Intouchables memperlihatkan bahwa interaksi hangat antara kedua tokoh mungkin terjadi karena keduanya berada dalam posisi yang kurang lebih serupa, yakni sebagai tokoh marjinal; laki-laki Gambar 12. Tuerie en Egypte, Le Coran c’est de la pertama karena kondisi fisiknya dan laki- merde… laki kedua karena asal ras dan etnisnya. Kondisi fisik yang difabel memposisikan Sebagai respon dari serangkaian tokoh laki-laki Prancis sebagai individu peristiwa yang menewaskan banyak orang di yang termarjinalkan, sedangkan ras dan etnis Mesir pada bulan Juli 2013, Charlie Hebdo sebagai negro kerap menjadi objek no. 1099 edisi 10 Juli 2013 menerbitkan marjinalitas. gambar sampul muka berjudul Tuerie en Kartun Charlie Hebdo bergambar Egypte, le Coran c’est la merde seorang muslim yang difabel dan sesosok (Pembunuhan di Mesir, Al Quran sama pemuka Yahudi pada edisi 19 September dengan kotoran). Gambar sampul 2012 dan menempatkan keduanya sebagai didominasi oleh warna merah. Terlihat substitusi tokoh-tokoh film Intouchables. gambar karikatural yang merujuk pada Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa seorang muslim berjanggut hitam dengan Charlie Hebdo memposisikan kedua jubah dan sorban putih yang berada pemeluk agama Islam dan Yahudi itu beberapa inci di atas kepalanya untuk sebagai sosok marjinal. Tokoh muslim memperlihatkan ekspresi terkejut atau dalam kartun itu digambarkan sebagai kaum marah. Ia memegang Al-Quran yang tampak difabel, sedangkan tokoh Yahudi orthodoks ditembusi oleh dua butir peluru, sementara dianggap sebagai tokoh marjinal pula karena beberapa peluru lain mengarah kepadanya, terlihat membantu tokoh muslim yang dan sebuah peluru melukai tubuhnya. difabel. Yang menarik untuk digarisbawahi Kalimat yang diucapkan oleh laki-laki itu adalah bagaimana Charlie Hebdo adalah “Ça n’arrête pas les balles” (Ini tidak dapat menahan peluru).

305 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294

Pada tanggal 5 Juli 2013, kelompok Judul sampul: Nouveaux rythmes militant Islam telah melakukan penyerangan scolaires sebagai aksi balas dendam atas pelengseran Mohammed Morsi dari kursi Presiden Mesir. Serangan itu menewaskan seorang tentara. Polisi telah menangkap beberapa pemimpin Ikhwanul Muslimin, partai yang dipimpin oleh Morsi, sesaat setelah pelengseran Morsi. Sementara itu, di semenanjung Sinai kelompok bersenjata menyerang beberapa tentara dan polisi dengan senapan mesin dan roket. Beberapa kelompok militant di semenanjung Sinai sudah mengancam untuk melakukan aksi kekerasan sebagai reaksi atas penggulingan Morsi. “Tindakan luar biasa dan otoraktis terhadap kelompok politik harus dihindari”, kata seorang pejabat Gambar 13. Nouveaux rythmes scolaires keamanan Mesir kepada AFP. Polisi pun Pada tanggal 7 Mai 2014, menteri menangkap pemimpin tertinggi Ikhwanul Pendidikan di Prancis telah mengeluarkan Muslimin, Mohammed Badia, karena se- buah peraturan tentang jumlah jam menghasut untuk melaukan pembunuhan pelajaran taman kanak-kanak dan sekolah para demonstran. dasar. Pada tanggal yang sama, Charlie Gambar sampul Charlie Hebdo no. Hebdo memuat gambar sampul muka 1099 edisi 1099 edisi 10 Juli 2013 berjudul Nouveaux rythmes scolaires (Ritme menganggap Al Quran tidak lebih dari sekolah baru), dengan gambar dua orang sekedar kotoran, dan tak mampu pula anak yang sedang berdialog. Anak di menghentikan kekerasan bersenjata sebelah kiri dengan hiasan kepala seperti sehingga tidak layak untuk dihormati dan bulu-bulu tampak menyandang tas ransel di diikuti ajarannya. Alih-alih mengarahkan punggungnya, sedangkan anak di sebelah umat Islam pada kedamaian, berpegang kanan di dalam gambar memiliki hiasan teguh pada ajaran Al Quran malah kepala yang sama, tetapi tidak dikenakan di membawa penganutnya pada kekerasan. atas kepalanya melainkan terselip di sela-

sela giginya. Anak kedua digambarkan

menyandang sebuah senapan di

punggungnya dan berkata kepada temannya,

“Demain, J’ai djihad!” (Besok saya

berjihad). Temannya menjawab, “T’as du

bol, J’ai maths!” (Beruntung kau, aku harus

belajar matematika!).

Sejak diberlakukannya empat hari

sekolah setiap minggu pada tahun 2008,

siswa-siswi Prancis menghadapi beban hari

306 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294

sekolah yang cukup berat karena hari-hari pemerintah Prancis, khususnya Menteri belajar mereka menjadi lebih panjang dan Pendidikan Nasional, yang mengeluarkan padat. Banyak pihak menilai pemadatan peraturan baru. Interpretasi bisa saja waktu belajar seperti ini tidak efektif dan mengarah pada obsesi Charlie yang sering ideal untuk pembelajaran di tingkat mengkritik kaum muslim dengan seruan pendidikan dasar. Perubahan ritme sekolah berdjihad. diharapkan dapat membagi jam pelajaran dengan lebih baik, memperingan waktu Judul sampul: Ils menacent la France belajar siswa, dan memberikan waktu kepada para siswa untuk melakukan berbagai aktivitas ekstrakurikuler, seperti berolah raga, melakukan aktivitas seni, budaya, dan aktivitas lain yang membantu pengembangan intelektualitas mereka. Sebagai konsekuensi dari penerapan peraturan baru tersebut, para wali kota, bekerja sama dengan kepala sekolah dan orang tua siswa merancang dan memilihkan kegiatan bagi para siswa. Persoalan tambahan dana untuk membayar para instruktur kegiatan adalah salah satu masalah baru yang muncul. Peraturan baru itu menuai protes di kalangan orang tua siswa, guru, dan para wakil rakyat, sehingga Gambar 14. Ils menacent la France menjadi terkait dengan alasan politis. Dewan Pendidikan Prancis pada tanggal 5 Mei 2014 Charlie Hebdo edisi 24 September menolak dengan resmi peraturan baru terkait 2014 memuat gambar karikatur mantan dengan penambahan jam sekolah ini. Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, dengan Kartun Charlie Hebdo edisi 7 Mei seseorang dari garis keras Islam, yang 2014 pertama-tama memperlihatan kritik terlihat dari pakaian yang dikenakannya. Di terhadap peraturan baru dalam dunia bagian atas tertulis “Ils menacent la pendidikan Prancis, yang seolah-olah France!” (terjemahan: Mereka mengancam memberikan pilihan aktivitas yang beragam Prancis!). Tanda panah pertama yang kepada siswa-siswi di Prancis. Pada mengarah ke kiri merujuk pada seseorang gilirannya, kartun tersebut menyampaikan yang tampak separuh muka dan sebagian pesan bahwa sistem dan mekanisme tubuhnya yang menggunakan pakaian dan pendidikan di Prancis memunculkan penutup wajah serba hitam seperti yang gagasan untuk berjihad. Mungkin kata biasa dipakai oleh penganut Islam radikal. ‘djihad’ dalam konteks ini dipakai sebagai Tepat di atas anak panah tersebut tertulis perumpamaan belaka, akan tetapi gambar L’ÉTAT ISLAMIQUE atau Negara Islam. senapan menguatkan konotasi berdjihad. Tanda panah kedua di bagian bawah gambar Dalam hal ini, Charlie Hebdo dapat tepat berada di bawah tulisan L’ÉTAT dipertanyakan mengapa memilih kata SARKOZIQUE atau Negara Sarkozy. tersebut dalam mengkritik kebijakan

307 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294

Beberapa hari sebelum penerbitan panjang, dengan sorban putih, berjanggut edisi ini, pada 21 September 2014, stasiun dan menunjukkan ekspresi wajah yang televisi France 2 menyiarkan langsung gusar. Hal ini didukung oleh kalimat yang wawancara dengan Nicolas Sarkozy yang diucapkannya, yakni “Je suis le prophète, menyatakan keinginannya kembali ke abruti!” (Akulah sang Rasul, Tolol!). panggung politik Prancis melalui partainya Muhammad digambarkan duduk bersimpuh yaitu UMP (Union pour un Mouvement dengan leher ditempeli sebuah pisau besar Populaire). Pada umumnya opini pers yang dipegang oleh seorang laki-laki mengenai tayangan tersebut menyatakan berpakaian hitam dan hanya sepasang bahwa Sarkozy tak jelas menyampaikan matanya yang terlihat. Laki-laki berpakaian visinya dan menyiratkan keinginan Sarkozy hitam tersebut menjawab Muhammad untuk kembali memerintah Prancis. dengan mengatakan, “Ta gueule, Infidèle!” Gambar sampul Charlie Hebdo ini (Diam kau, Kafir!). Pakaian yang digunakan jelas menyamakan Sarkozy sebagai bahaya oleh laki-laki yang sedang mengancam Nabi yang mengancam Prancis, sama besarnya Muhammad merujuk pada kostum anggota seperti ancaman Negara Islam. Charlie penganut gerakan Islam radikal, ISIS. Hebdo menggunakan Islam untuk Beberapa hari sebelum edisi ini menyerukan peringatan akan kepempinan terbit, kelompok ISIS menyiarkan rekaman Sarkozy yang sama berbahayanya dengan video yang memperlihatkan eksekusi yang radikalisme Islam. mereka lakukan terhadap beberapa orang, di antaranya seorang warna negara Prancis Judul sampul: Si Mahomet revenait yang bekerja sebagai pramuwisata. Kekerasan dan kebrutalan kelompok ini tidak hanya mengorbankan warga asing akan tetapi mengambil korban warga Arab yang dianggap melanggar kaidah agama Islam. Gambar sampul edisi 1 Oktober mengkritik fanatisme beragama pada kelompok ISIS, yang dianggap membabi buta menyerang siapa pun yang mereka anggap tidak sesuai dengan ideologi mereka, sehingga bahkan jika Nabi Muhammad pun kembali ke dunia, mungkin akan menjadi korban fanatisme ISIS. Gambar sampul ini menjadi Gambar 15. Si Mahomet revenait kontroversial karena menampilkan gambar Nabi Muhammad, sesuatu yang diharamkan Charlie Hebdo no 1163 edisi 1 dalam agama Islam. Selain itu, Charlie Oktober 2014 memuat sampul muka dengan Hebdo mengkritik fanatisme ISIS dengan judul Si Mohamet revenait …(terjemahan: cara yang dapat diinterpretasikan menghina Jika Muhammad kembali…). Nabi kaum muslimin. Muhammad digambarkan secara karikatural sebagai seorang laki-laki berjubah putih

308 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294

Judul sampul: Tout est pardonné, je suis Hebdo, kartunis ternama Prancis Jean Cabut, Charlie , dan Bernard Velhac, serta seorang penulis, Bernard Maris. Total korban tewas berjumlah 12 orang, termasuk dua polisi bernama Ahmed Merabet dan Franck Brinsolaro. Kalimat pertama menyiratkan bahwa segala kekerasan dan pembantaian yang terjadi telah dimaafkan oleh pihak korban sesuai dengan ajaran agama. Lebih jauh, Charlie Hebdo ingin menekankan bahwa kaum Muslim adalah pihak yang meminta maaf karena bersalah akan kejadian pembantaian itu dengan diwakili oleh Rasulnya langsung, yaitu Nabi Muhammad SAW. Gambar 16. Tout est pardonné, Je suis Charlie Sementara itu, Je suis Charlie adalah semboyan gerakan yang mengutuk Dalam gambar sampul ini terdapat pembunuhan para kartunis Charlie Hebdo kalimat yang diletakkan di bagian atas pada tahun 2015. Dengan memegang kertas sampul berbunyi: Tout est pardonné bertuliskan semboyan itu, Charlie Hebdo (terjemahan: Semua telah diampuni). memperlihatkan bahwa kejadian itu begitu Kalimat lain adalah: Je suis Charlie disesalkan bahkan oleh nabi besar agama (terjemahan: Aku Charlie) yang ditulis Islam sendiri yang diperlihatkan bergabung dalam kertas yang dipegang oleh tokoh dalam gerakan kemanusiaan dengan karikatural yang digambarkan mirip dengan menggunakan kalimat Je suis Charlie. Nabi Muhammad SAW. Meskipun agama Dengan demikian, sekali lagi ditekankan Islam tidak pernah menampilkan gambar bahwa kaum muslim adalah pihak yang Nabi Muhammad, mingguan Charlie Hebdo bertanggung jawab dalam pembantaian kerap menampilkan tokoh yang dengan jelas tersebut sehingga permintaan maafnya harus merepresentasikan Nabi Muhammad. Tokoh disampaikan langsung oleh Nabi karikatural Nabi Muhammad digambarkan Muhammad SAW. Hal itu tentu saja dengan mata terbelalak, meneteskan air menunjukkan bahwa bahkan manusia mata, dan dengan bibir tertekuk ke bawah. istimewa bagi agama Islam pun harus Tokoh berada di tengah dengan latar mengaku salah saat pengikutnya berbuat belakang berwarna hijau dengan pakaian kesalahan. berwarna putih. Kedua warna tersebut sering diasosiasikan dengan Islam. KESIMPULAN Charlie Hebdo edisi 1178 terbit beberapa hari setelah penyerangan kantor Dengan mengusung kebebasan redaksi tabloid satir itu pada 7 Januari 2015 berekspresi dan menolak segala jenis di Paris. Serangan oleh tiga fundamentalis fanatisme, Charlie Hebdo sebagai mingguan Islam itu menewaskan Stéphane satiris kerap mengritik peristiwa yang terjadi Charbonnier, pemimpin redaksi Charlie baik di Prancis maupun di luar Prancis.

309 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294

Gambar sampul mereka menggambarkan tema islamofobia dalam press Prancis peristiwa terkini dan dijadikan tampilan luar khususnya Charlie Hebdo sebagai media mingguan ini agar menarik perhatian massa yang kritis mengecam segala bentuk sekaligus mewakili ideologi mingguan ini fanatisme. terhadap peristiwa/tokoh/gagasan tertentu. Peristiwa yang menjadi fokus penelitian ini DAFTAR PUSTAKA adalah fanatisme beragama. Tema fanatisme Sumber data beragama diperlihatkan melalui diksi, kartun, tokoh religius maupun non religius, Sampul muka Charlie Hebdo bermuatan dan simbol keagamaan. tokoh dan rujukan agama, terbitan dari tahun Dari kelima belas gambar sampul 2006 – 2015. yang dianalisis, ditemukan bahwa tema yang paling sering muncul berkaitan dengan Daftar Pustaka agama Islam yaitu sebanyak 11 buah. Tema Islam bisa dikaitkan dengan politik, seni, Dijk, Teun van. 1988. The principles of tokoh, maupun agama lain. Gambar sampul critical discourse analysis. London: yang dinilai menyinggung sentimen Routledge. keagamaan menampilkan hal-hal seperti Emerson, Michael O. & Hartman, David. Nabi/Rasul, kitab suci, ajaran agama, dan 2006. “The Rise of Religious pelecehan simbol agama. Fundamentalism”. Annual Review of Kritik terhadap fanatisme beragama Sociology Vol. 32, pp. 127–144. direpresentasikan melalui tokoh dalam Eriyanto. 2002. Analisis framing: bidang sastra, politik, seni, budaya dan konstruksi, ideologi, dan politik mayoritas ditujukan kepada ajaran maupun media. Yogyakarta: LKiS. tokoh agama Islam. Ajaran dan tokoh agama Fairclough, Norman. 2002. Language and Islam dimunculkan bersama dengan tokoh Power. Longman. pemerintahan atau tokoh seni dan budaya. Haryatmoko. 2010.Dominasi Penuh Kritik dalam gambar sampul CH kerap pula Muslihat: Akar Kekerasan dan menyandingkan dua tokoh, dua ide, atau dua Diskriminasi. Jakarta: Gramedia peristiwa sebagai sebuah perbandingan. Pustaka Utama.. Selain itu, CH tidak secara khusus Jones, Marsha., and Emma Jones. 1999. mengritik agama tertentu, tetapi menentang Mass media. New York: Palgrave fanatisme terhadap semua agama yang Publisher Ltd. diperlihatkan dengan kartun bergambar Lull, James. 1995. Media communication, beberapa tokoh agama sekaligus atau culture a global approach. New menyandingkan satu tokoh agama dengan York: Columbia University Press. tokoh lain untuk membandingkan keduanya. Supriadi, Maknun, Tadjudin, & Said, M. Namun demikian, terlihat jelas bahwa yang Ikhwan. 2017. “Karikatur politik paling sering menjadi sasaran kritik dalam media cetak Harian Rakyat mingguan ini adalah agama Islam, baik Sulsel: Kajian Semiotik”. Jurnal dalam aspek politis, pendidikan, ajaran, Ilmu Budaya, Vol. 7 (1), pp. 134- maupun seni dan budaya. Penelitian ini bisa 145. digunakan sebagai awal dari riset mengenai