Jurnal Ilmu Budaya Gambar Sampul Charlie Hebdo
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
291 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294 GAMBAR SAMPUL CHARLIE HEBDO SEBAGAI KRITIK TERHADAP FANATISME BERAGAMA Airin Miranda Program Studi Prancis, Universitas Indonesia, Indonesia [email protected] Abstract Charlie Hebdo is a satirical and leftist weekly newspaper in France. This weekly is known for its idealism as opposed to all forms of fanaticism. Since the attack that took place on January 7, 2015, Charlie Hebdo has become a topic of conversation for many. The attack that caused the deaths of 12 famous French caricaturists was easily attributed to Islamophobia and the idea of terrorism. This study analyzes some of Charlie Hebdo covers on the theme of Islam to show its point of view on the ideology and practice of the Islamic religion. Data collection is done online. With the critical discourse analysis, the signs found in Charlie Hebdo's cover image will be related to the context of the event surrounding its publication. The results will show whether the Islamic-themed caricature of some of Charlie Hebdo is a form of Islamophobia or a critique against fanaticism. The results of this study would provide a better understanding of French society, particularly its view of religious life in France. Keywords: Charlie Hebdo, caricatur, fanatisme, islamophobia, French media. PENDAHULUAN Dengan kata lain, tabloid ini tidak anti-Islam semata, namun semua tokoh, baik tokoh Charlie Hebdo adalah mingguan satir agama, politik, maupun selebriti akan diejek Prancis yang terkenal dengan sampul- tanpa pandang bulu. Menurut sebuah artikel sampul kontroversial dan provokatif yang dalam harian Le Monde, terbitan Charlie pertama kali terbit pada tahun 1970. Hebdo yang muncul di sampul depan Mingguan ini merupakan penerus dari koran meliputi empat tema besar yaitu: politik, Hara Kiri yang terbit di tahun 1960an yang tokoh-tokoh olah raga dan pertunjukan, mengusung semangat revolusioner yang berita ekonomi dan sosial, serta agama. Dari sama. Pendiri koran ini adalah dua orang 523 terbitan terakhir selama 10 tahun, sejak jurnalis Georges Bernier (dikenal juga 2005-2015, tajuk utama terbanyak adalah dengan nama Le Professeur Choron) dan bertema politik, sejumlah 336 kali, lalu François Cavanna. Bersama mereka, berita ekonomi dan sosial, 85 kali, tokoh bergabung pula para kartunis seperti Francis olahraga dan pertunjukkan, 42 kali, agama Blance, Topor, Fred, Reiser Wolinski, Cabu, 38 kali, dan sisanya adalah tema-tema lain dan Gébé. sebanyak 22 kali. Kebijakan editorial Charlie Hebdo Dari 38 tajuk rencana yang terbit untuk mengkritik semua agama, politisi, bertemakan agama, hanya 7 yang selebriti, dan perisitwa aktual lain telah mengetengahkan karikatur tentang Islam. dilakukan bertahun-tahun. "Di tiap edisi Namun, tema yang hanya muncul sebanyak selama 22 tahun terakhir, hadir karikatur 7% dari semua terbitan sejak 10 tahun Paus, Yesus, (Kompas.com, 13-1-2015). terakhir ini adalah yang paling sering 292 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294 menimbulkan reaksi berupa teror bahkan dengan kekuatan peluru yang mematikan. kekerasan. Dimulai saat pertama kali Menurut saksi mata, para pelaku yang juga mingguan ini menerbitkan tajuk rencana warga negara Prancis keturunan imigran yang memuat karikatur Nabi Muhammad Aljazair ini, sempat berteriak bahwa pada tahun 2006 sebagai solidaritas kepada serangan yang dilakukan mereka adalah harian di Denmark yang sebelumnya juga "balasan terhadap apa yang telah dilakukan menerbitkan karikatur Nabi Muhammad dan Charlie Hebdo terhadap Nabi Muhammad". menuai protes keras dari para fundamentalis Motifnya sangat jelas. Penyerbuan yang Islam di dunia. Setelah itu, dengan tetap berujung pembantaian ini dilakukan atas berpegang teguh pada semangat kebebasan nama pemahaman mereka tentang agama pers dan kebebasan berekspresi, Charlie dan keyakinannya. Hebdo menerbitkan kembali beberapa Penelitian mengenai kartun atau karikatur berkaitan dengan Nabi Muhammad karikatur menarik dilakukan karena dan agama Islam. Hal tersebut membuat umumnya bermuatan sosial-politis atau Charlie Hebdo menjadi sasaran teror dan bahkan menjadi wadah kritik politis. protes kaum fundamentalis Islam di Prancis Penafsiran karikatur menjadi subjektif dan lebih luas lagi di dunia. karena mengandung kode-kode yang bisa Puncaknya adalah serangan dua saja berbeda pemaknaannya. Melihat orang bersenjata ke kantor redaksi Charlie kenyataan bahwa teror dan serangan yang Hebdo di Paris pada 7 Januari 2015. diterima oleh Charlie Hebdo selalu dikaitkan Serangan oleh tiga fundamentalis Islam itu dengan terbitan tajuk rencana bertema Islam menewaskan Stéphane Charbonnier, maupun nabi Muhammad, maka menarik pemimpin redaksi Charlie Hebdo, kartunis kiranya untuk melihat pesan yang ternama Prancis Jean Cabut, Georges ditampilkan oleh mingguan ini lewat Wolinski, dan Bernard Velhac, serta seorang karikaturnya dengan tema tersebut. Korpus penulis, Bernard Maris. Total korban tewas yang digunakan adalah semua tajuk rencana berjumlah 12 orang, termasuk dua polisi bertema agama mulai 2010 hingga 2015. bernama Ahmed Merabet dan Franck Penelitian dibatasi pada gambar dan teks Brinsolaro. Tabloid yang terbit setiap hari lalu dikaitkan pada tema dan konteks Rabu itu diserang karena sering memuat kejadian saat itu. Melalui penelitian ini akan kartun yang sangat provokatif bergambar diketahui sikap politis Charlie Hebdo Nabi Muhammad SAW. Sebuah hal yang terhadap fenomena kehidupan beragama di sangat tabu dan diharamkan dalam Islam. Prancis pada khususnya dan di dunia pada Kejadian tersebut membangkitkan gerakan umumnya. solidaritas dengan slogan “Je suis Charlie” Supriadi, Tadjudin Maknun, dan (“Aku Charlie”) untuk brebelasungkawa atas Ikhwan M. Said (2017) pernah melakukan tewasnya para korban dan menekankan penelitian serupa yang dipaparkan dalam pentingnya kebebasan pers di Prancis. artikel ilmiah berjudul Karikatur politik Tragedi ini tentu menyisakan dalam media cetak Harian Rakyat Sulsel: pertanyaan besar, mengapa kebebasan Kajian Semiotik. Menggunakan teori berekspresi yang menjadi ideologi bangsa semiotika, ketiga penulis meneliti karikatur Prancis dibungkam dengan cara kekerasan politik guna mengungkap maksud kode bersenjata. Bagaimana pula teks satir yang verbal dan visualnya. Penelitian ini diekspresikan melalui goresan pena dibalas menemukan bahwa karikatur politik yang 293 | JURNAL ILMU BUDAYA Volume 7, Nomor 2, Desember 2019 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294 diteliti menampilkan sebuah fenomena dan Sejalan dengan Lull, Marsha dan memiliki fungsi memengaruhi opini Emma Jones (1999) juga membahas tentang masyarakat, fungsi ekspresif, dan fungsi perkembangan dan dampak media massa interest. dengan perspektif sosiologis. Media massa Penelitian mengenai gambar sampul telah menciptakan apa yang mereka sebut Charlie Hebdo dalam artikel ini bertujuan sebagai budaya massa, yang berdampak membaca ideologi teks melalui pemaknaan pada pemikiran masyarakat untuk unsur-unsur teks yang mencakup gambar menentukan nilai baik atau buruknya dan kata serta konteks sosial budaya yang sesuatu. Menurut mereka, proses melatarbelakangi teks tersebut. representasi diciptakan oleh media massa lewat komunikasi mereka dengan MEDIA MASSA DAN ANALISIS masyarakat luas, melalui penggunaan WACANA KRITIS berbagai tanda atau simbol tertentu. Media Massa, Budaya, Dan Ideologi Representasi yang diciptakan tersebut, berdampak pada keberadaan golongan atau Lull (1995) membahas sarana kelompok, khususnya kelompok minoritas komunikasi sebagai salah satu fungsi media di suatu tempat. Hal itu akan berdapak pada massa. Fungsi ini menjadi penting karena adanya dominasi suatu kelompok atas berpengaruh bagi perkembangan kelompok. kebudayaan dan peradaban sosial, mulai dari Sementara itu, terkait dengan teks satuan terkecil yaitu individu, hingga ke media, Eriyanto (2002) mengemukakan tingkat paling besar, yaitu masyarakat dunia. analisis framing merupakan sebuah metode Karya James Lull ini melihat dan analisis teks dengan menggunakan metode menganalisis perkembangan media massa kualitatif dan menggunakan korpus berupa dengan menggunakan pendekatan berita. Analisis framing mendapat pengaruh sosiologis. Hal itu bertujuan agar pembaca dari cabang ilmu psikologi dan sosiologi. buku ini dapat melihat perspektif lebih luas Dengan menggunakan metode analisis mengenai dampak media massa bagi framing, bisa diketahui bagaimana realitas perkembangan sebuah kebudayaan. dikonstruksi oleh media. Dalam buku ini, Menurutnya, kebudayaan merupakan Eriyanto menyampaikan bahwa sangat sesuatu yang kompleks dan bersifat dinamis, penting bagi kita dalam melakukan analisis dan saat ini telah menjadi alat untuk framing, terlebih dahulu memahami berkomunikasi dan berinteraksi dengan pengertian paradigma konstruksionis. Selain orang lain. Oleh Lull, kebudayaan disebut itu, dalam buku ini, Eriyanto menyampaikan dengan alur, yaitu hubungan yang terjadi tentang bagaimana berita itu dibentuk dan akibat interaksi yang dilakukan oleh kemudian diproduksi. Metode ini akan seseorang yang terus mengalir. Oleh karena bermanfaat untuk melihat teks berita dari itu, media massa sekarang telah menjalin sudut pandang konstruksi sosial. sebuah keterkaitan yang sulit untuk dipisahkan dengan kebudayaan. Berbagai ANALISIS WACANA KRITIS hal yang dibahas dan disampaikan di dalam media massa merupakan bagian dari Fairclough (2001), van Dijk (1988), kebudayaan. van Leeuweun (2008) dan Wodak (2001) mendefinisikan wacana secara kritis dengan 294 |