PANGKALAN UDARA DI BIAK NUMFOR PADA PERANG DUNIA II (The remains of World War II in the form of air bases in )

Sonya M. Kawer

Balai Arkeologi Jalan Isele, Kampung Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura 99358 e-mail: [email protected]

INFO ARTIKEL ABSTRACT

The remains of World War II in the form of air bases in Biak Numfor Histori Artikel Diterima : 25 Februari 2019 Regency are found in three areas of Biak Island, namely on Owi Island, Direvisi : 14 Maret 2019 Numfor Island and Biak City. In this study conducted using data collection Disetujui : 28 Juni 2019 methods such as surveys, observations, and interviews, to find the remains. The results of an airbase survey conducted on Owi Island were four Keywords : airbases which were built by and seized by the Allies. There are four air base, World War II, Biak air bases on Numfor Island, three built by Japan and one by allies. while Numfor in Biak Kota itself there are three air bases built by Japan. The air base is proof that Biak Island is very strategic in terms of location, especially Kata kunci : in relation to regional control in the Pacific region. Japanese troops who Pangkalan udara, Perang Dunia II, Biak Numfor were under the command of Colonel Naoyuki Kuzume occupied Biak and used the natural landscape of Biak Island as a defense.

ABSTRAK

Tinggalan Perang Dunia II berupa pangkalan udara di Kabupaten Biak Numfor terdapat di tiga wilayah Pulau Biak yaitu di Pulau Owi, Pulau Numfor dan Kota Biak. Dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survei, obsevasi, dan wawancara, untuk menemukan tinggalan tersebut. Hasil survei pangkalan udara yang dilakukan di Pulau Owi terdapat empat pangkalan udara yang dibangun Jepang dan direbut oleh Sekutu. Pangkalan di Pulau Numfor terdapat empat buah pangkalan udara, tiga dibangun Jepang dan satu dibangun sekutu. sedangkan di Biak Kota sendiri terdapat tiga buah pangkalan udara yang dibangun Jepang. Pangkalan udara menjadi bukti bahwa Pulau Biak sangatlah strategis dari sisi keletakan terutama dalam kaitannya dengan penguasaan daerah di wilayah Pasifik. Tentara Jepang yang saat itu dibawah komando Kolonel Naoyuki Kuzume menduduki Biak serta memanfaatkan landskap alam Pulau Biak sebagai pertahanan.

Jurnal Arkeologi Papua Vol. 11 No.1 / Juni 2019 : 47 - 55 47 PENDAHULUAN antara kedua negara tersebut (Morison, 2002: 3; Griess, T.E, Braedley, J.H, Dice, Perang Pasifik merupakan salah satu J.W. 2002: 21-65). rangkaian peristiwa perang dunia II yang diawali dengan dibomnya pangkalan Berdasarkan data dari beberapa Amerika Serikat di Pearl Harbour-Hawai literatur serta bukti arkeologis yang ada, pada tanggal 7 Desember 1941 oleh tentara Kabupaten Biak Numfor pada masa Perang Jepang yang pada akhirnya menjadi titik Dunia II pernah diduduki dan dijadikan awal munculnya perang di wilayah Pasifik sebagai markas besar oleh tentara Amerika antara tentara Jepang dan Amerika (Smith, dan Jepang dalam usaha untuk menguasai 2005; Levine, A.J, 1995). Pemerintah wilayah Pasifik (Beevor, 2012: 12-45). Jepang yang pada saat itu mengklaim daerah- Keletakan Kabupaten Biak Numfor yang daerah yang termasuk dalam wilayah Asia berada di bagian barat wilayah Pasifik sebagai negara persemakmuran Asia Raya menjadikan daerah ini sebagai tempat yang berhasil menduduki beberapa daerah di strategis untuk mempersiapkan segala Asia Tenggara termasuk wilayah di bagian taktik dan strategi penguasaan wilayah timur dalam hal ini Biak pada oleh kedua negara adikuasa tersebut tahun 1942 (Smith, 2005; Gailey, H.A, (Smith, 2005: 289- 394). Bukti material 1995). Pasukan Amerika yang dipimpin berupa peralatan perang beserta bangunan oleh Jenderal Douglas MacArthur berhasil pendukung dalam perang tersebut menaklukkan daerah-daerah yang diduduki ditemukan tersebar hampir separuh dari oleh Jepang dalam kurun waktu 1942-1944 wilayah kabupaten Biak Numfor (Tim termasuk wilayah Papua yang sebelumnya Balai Arkeologi, 2016). didahului dengan berbagai aksi militer

Peta Kabupaten Biak Numfor

48 Pangkalan Udara di Biak Numfor Pada Perang Dunia Ii Sonya M. Kawer Wilayah Biak merupakan lokasi penelitian kualitatif penelitian ini lebih yang dipilih Jepang sebagai pertahan atas menekankan pada makna dan terikat perang Dunia II karena letaknya yang nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika strategis. Jepang menduduki wilayah masalah belum jelas, untuk mengetahui Biak pada tahun 1942, pasukan Jepang makna yang tersembunyi, untuk memahami berhasil mendarat takurang dari 10.400 interaksi sosial, untuk mengembangkan orang serdadunya. Strategi pertahanan teori, untuk memastikan kebenaran data, Jepang melawan pasukan Sekutu di Biak dan meneliti sejarah perkembangan. Selain adalah pada saat pasukan Sekutu mendarat itu digunakan metode sejarah atau metode di Bosnik, Jepang hanya memberi penelitian yang digunakan sebagai pedoman perlawanan sekedarnya. Strategi ini dalam melakukan penelitian peristiwa disusun oleh komandan pasukan Jepang sejarah dan permasalahannya. Dengan yang menahannya sampai pasukan Sekutu kata lain, metode penelitian sejarah adalah sudah bergerak maju dari arah pantai ke instrumen untuk merekonstruksi peristiwa area yang berbukit-bukit. Begitu pasukan sejarah (history as past actuality) menjadi sekutu mulai mendaki maka diserang oleh sejarah sebagai kisah (history as written). pasukan Jepang yang tiba-tiba muncul dari Dalam ruang lingkup Ilmu Sejarah, metode berbagai gua-gua karang di ketinggian penelitian itu disebut metode sejarah. jauh dari jangkauan pasukan Sekutu yang Dalam prosesnya, penelitian ini berada dibawah mereka. Sistem pertahanan dilakukan beberapa tahap pengumpulan seperti ini memungkimkan pasukan Jepang data yang pertama dilakukan dengan cara lebih leluasa dalam memilih medan tempur studi kepustakaan. Studi ini dilakukan yang mereka inginkan. Berdasarkan hasil dengan mengumpulkan data serta informasi penelitian di wilayah Biak Numfor beberapa yang sifatnya tertulis dalam arsip sejarah, situs bekas Perang Dunia II yang terdapat buku sejarah, artikel maupun laporan di Pulau karang ini menggambarkan sistem penelitian sebelumnya sebagai bahan pertahanan Jepang yang dipakai melawan referensi. Selain itu data lingkungan dari Sekutu. buku yang menyangkut data geologi serta data mengenai karakteristik lingkungan Biak Numfor akan digunakan untuk Metode Penelitian menambah referensi terutama untuk menjawab pertanyaan penelitian seperti Penelitian ini dilakukan dengan alasan penempatan bangunan dalam ruang pengumpulan data dan analisis data tertentu. Yang kedua menggunakan metode (Redaksi, 2008:22). Yang dikaji dalam survei dengan cara mengidentifikasi serta penelitian mengenai pangkalan udara mengumpulkan data tinggalan Perang di Kabupaten Biak Numfor sebagai Dunia II berupa pangkalan udara yang basis pertahanan menggunakan metode terdapat di Kabupaten Biak Numfor.

Jurnal Arkeologi Papua Vol. 11 No.1 / Juni 2019 : 47 - 55 49 Penggunaan metode ini pada dasarnya Jepang dan direbut oleh Sekutu pada dimaksudkan untuk memetakan keletakan, saat Perang Dunia II merupakan bagian posisi, pangkalan udara dalam satuan dari strategi pertahanan perang yang ruang tertentu, untuk memetakan dalam dipakai untuk mempertahankan wilayah satuan lokasi serta untuk mengetahui latar jajahan. Kabupaten Biak Numfor yang belakang penempatan berkaitan dengan berada di Samudera Pasifik dengan starategi militer yang diterapkan oleh tentara kondisi wilayah alam geologi mendukung Amerika dan Jepang pada masa Perang wilayah ini sebagai sebuah wilayah yang Dunia II. Dengan menggunakan metode mengungkapkan sejarah. Aerialphotographs atau Aerialsurvey. Berdasarkan hasil penelitian dan Kegiatan ini dilakukan dengan cara informasi yang dilakukan, ke-3 pangkalan melakukan perekaman data terhadap udara di Kota Biak yang dibangun Jepang bangunan ataupun toponim peninggalan salah satunya dekat Pantai Ambroben dan Perang Dunia II melalui foto udara dengan dua pangkalan udara lainnya di Borokoe menggunakan drone. Aerial survei adalah dan Sorido yang letaknya berada dekat salah satu metode yang digunakan untuk dengan pesisir pantai jauh dari tebing mengetahui keletakan serta persebaran karang dan bukit-bukit sekeliling. Letak objek. Selain itu wawancara dilakukan pangkalan udara ini dibangun di atas secara selektif untuk menampung informasi litologi batu gamping (limestones) alias dari para tokoh masyarakat mengenai batu karang yang kokoh dan bersifat keras keberadaan pangkalan udara dan latar dengan luas yang sama besar. belakang sejarah. Wilayah Kabupaten Biak Numfor pada sistem pertahanan berupa pangkalan udara yang dibangun Jepang berjumlah PEMBAHASAN 11 Buah dengan masing-masing lokasi yaitu 4 pangkalan udara di Pulau Numfor, Pangkalan udara militer adalah 4 Pangkalan Udara di Pulau Owi, dan kawasan di daratan dengan batas-batas 3 pangkalan udara di dalam Kota Biak. tertentu dalam wilayah suatu negara yang Pernyataan mengenai jumlah pangkalan digunakan untuk kegiatan lepas landas dilihat berdasarkan banyaknya pangkalan dan pendaratan pesawat udara guna yang dibuat serta pengerjaan ulang diatas keperluan pertahanan negara oleh angkatan pangkalan yang sudah ada. Dari hasil bersenjatanya khususnya oleh Angkatan penelitian dan informasi maka dapat Udara. Pangkalan udara dibangun untuk diketahui letak Pangkalan udara yang menunjang pertahanan negara. dibangun Jepang berada dibeberapa Pangkalan udara yang dibangun kampung kabupaten Biak Numfor yaitu:

50 Pangkalan Udara di Biak Numfor Pada Perang Dunia Ii Sonya M. Kawer No Nama Pangkalan Udara (Kampung) Lebar Panjang Data Penelitian Tahun 1 Frans Kaisepo (Mokmer) berfungsi 45 Meter 3.570 Meter Tahun 2019 2 Pangkalan udara Jepang (Borokup) 25 Meter 650 Meter Tahun 2019 3 Pangkalan udara Jepang (Sorido) 50 Meter 2 Kilometer Tahun 2019 4 Pangkalan udara Sekutu(Owi ) 40 Meter 1.500 Meter Tahun 2016 5 Pangkalan udara Sekutu (Owi) - - Tahun 2016 6 Pangkalan udara Sekutu (Owi) - - Tahun 2016 7 Pangkalan udara Sekutu (Owi) - - Tahun 2016 8 Pangkalan Udara Jepang (Yemanu) 40 meter 1.500 Meter Tahun 2012 9 Pangkalan Udara Jepang (Yemanu) 30 Meter 1.500 Meter Tahun 2012 10 Kornasoren (Yemburwo) berfungsi 40 Meter 1.755 Meter Tahun 2012 11 Pangkalan udara Sekutu (Namber) 40 Meter 1.500 Meter Tahun 2012

Tabel 1. Sistem Pertahanan Pangkalan Udara di Wilayah Biak Numfor

Tabel di atas menunjukan bahwa pulau kecil yang luasnya 820 hektar dan Jepang menguatkan pola pertahanannya berada di Distrik Kepulauan Padaido. Pulau dengan mendirikan 11 pangkalan udara yang terdiri dari empat kampung yaitu berlapis baja di dua pulau kecil dan satu pulau Wasoren, Owi, Yendakam dan Sairedi. besar. Pangkalan udara adalah kawasan di Kondisi alam Pulau owi yang terdiri dari daratan dan/atau di perairan dengan batas- batuan karst membuat pulau ini unik dan batas tertentu dalam wilayah suatu negara sangat strategis karena berada tepat di yang digunakan untuk kegiatan lepas bagia Timur Wilayah Biak. landas dan pendaratan pesawat udara guna Berdasarkan pada letak yang keperluan pertahanan negara oleh angkatan strategis maka Pulau Owi dalam Perang bersenjatanya khususnya oleh Angkatan Dunia II Jepang membangun pangkalan Udara. Pangkalan udara Dibangun untuk udara sebagai sebuah pertahanan namun menunjang pertahanan negara. Dalam Sekutu merebut dan mengalahkan Jepang mempertahankan wilayah jajahan maka di wilayah Pasifik dan Asia Tenggara Pangkalan udara sangat penting bagi berdasarkan target waktu gerakan pasukan sebuah wilayah yang akan dijajah dan Sekutu dari Papua Nugini ke Filipina harus diperluas. Letak geografis di garis ekuator tuntas di akhir tahun, maka pada Mei 1944 dan di mulut Samudra Pasifik menjadikan itu pula pasukan Zeni dari Sekutu dalam pangkalan ini penting bagi Jepang dalam tempo satu minggu menyelesaikan tiga melancarkan strategi pertahanan. Namun pangkalan pacu pesawat tempur di Pulau Sekutu masuk dan mengalahkan Jepang Owi. Pangkalan ini di ambil alih seutuhnya tahun 1944. oleh Sekutu sebagai basis pertahanan dalam penyerangan ke tanah besar Pulau Pangkalan Udara Pulau Owi Biak yang sudah dikuasai oleh Jepang. Pulau Owi merupakan salah satu

Jurnal Arkeologi Papua Vol. 11 No.1 / Juni 2019 : 47 - 55 51 Foto 1. Pangkalan udara lama Pulau Owi (www.pacificwrecks.com)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pulau Owi mengenai tinggalan Perang Dunia II berupa pangkalan militer yang masih ada di Owi dengan kondisi bandara masi terlihat wujud fisiknya namun sebagian besar pangkalan telah tertutup rumput dan pepohonan kecil yang tumbuh di atas pangkalan tersebut.

Foto 2. Pangkalan udara Owi kondisi sekarang (dokumentasi Sonya)

Pangkalan Udara Pulau Numfor dan undak koral, yang berselimut hutan Wilayah Pulau Numfor dengan tropis, seperti juga kawasan interiornya. bentuk topografinya menyerupai sebuah Numfor terletak di sebelah utara Teluk cakram bulat panjang yang berbukit-bukit Cenderawasih, di antara Pulau Biak dan di bagian tengah dengan ketinggiannya Pantai Timur Semenanjung Kepala Burung. tidak lebih dari 225 m di atas permukaan Dari hasil penelitian di beberapa air laut (Mansoben, 1995:268). Pulau ini tempat di wilayah Papua yang menyatakan kira-kira berdiameter 11 mil (18 km) dan adanya bekas tinggalan yang pernah dikelilingi oleh terumbu karang. Medan dijajah. Termasuk Numfor yang juga pulau tersebut didominasi oleh batu kapur dijadikan sebagai daerah singgahan jajahan

52 Pangkalan Udara di Biak Numfor Pada Perang Dunia Ii Sonya M. Kawer untuk pasukan Jepang yang bergerak untuk 600 orang, serta 500 pekerja warga sipil memperkuat Biak, yang diinvasi oleh Indonesia. Menurut sejarah resmi AD AS, Sekutu pada bulan Mei 1944. Numfor sekitar 3.000 orang lelaki, perempuan, dan merupakan bagian sasaran jajahan tentara anak-anak Indonesia dibawa lewat kapal Sekutu untuk melawan Jepang, Pulau ke Numfor oleh pihak militer Jepang. tersebut dikuasai oleh pasukan Jepang pada Kebanyakan datang dari Surabaya dan Desember 1943 populasi penduduk asli kota-kota besar lain di Pulau Jawa. Para waktu itu berjumlah sekitar 5000 orang, warga sipil dari Pulau Jawa ini dipaksa dan mayoritas dari mereka menjalani Pihak militer Jepang membangun tiga kehidupan secara subsistens di desa-desa lapangan terbang di pulau itu, sehingga pesisir. mengubahnya menjadi sebuah pangkalan Pulau ini juga ditempati oleh 1.100 udara yang signifikan, untuk membangun orang pekerja yang dibawa ke Numfor jalan dan lapangan terbang, mayoritas oleh pihak militer Jepang: sebuah unit dengan alat bantu seadanya. pekerja bantu dari Taiwan berkekuatan

Foto 3. Pangkalan udara di Pulau Numfor (dokumentasi Sonya)

Tiga buah pangkalan udara yang Pangkalan Udara Biak didirikan Jepang di Pulau Numfor yaitu Berdasarkan hasil penelitian dan dua buah pangkalan di Kampung Yemanu, informasi yang dilakukan, ketiga pangkalan dan satu buah Kampung Yemburwo, udara di Kota Biak yang dibangun Jepang yang dipakai untuk menguasai wilayah salah satunya dekat Pantai Ambroben dan ini. Setelah sekutu masuk dan merebut dua pangkalan udara lainnya di Borokoe Pulau Numfor maka ketiga pangkalan dan Sorido yang letaknya berada dekat tersebut jatuh ke tangan Sekutu, maka dengan pesisir pantai jauh dari tebing Sekutu membangun 1 buah pangkalan di karang dan bukit-bukit sekeliling. Letak Namber sebagai basis pertahannya selain pangkalan udara ini dibangun di atas itu sekutu mengerjakan ulang pangkalan litologi batu gamping (limestones) alias di Yemburwo bekas bandara Jepang ituk batu karang yang kokoh dan bersifat keras dipakai menyerang Jepang. dengan luas yang sama besar

Jurnal Arkeologi Papua Vol. 11 No.1 / Juni 2019 : 47 - 55 53 Foto 4. Pangkalan udara di Pulau Biak (dokumentasi Sonya)

Letak geografis di garis ekuator dan Bandara Frans Kaisiepo tahun 1984 hingga di mulut Samudra Pasifik menjadikan sekarang. Dan ke dua pangkalan Udara pangkalan ini penting bagi Jepang dalam Borokoe dan Sorido kini tidak difungsikan melancarkan strategi pertahanan. Namun lagi namun masih terlihat wujud fisiknya. Sekutu masuk dan mengalahkan Jepang Kedua Pangkalan ini berada di area markas tahun 1944. Pangkalan udara di Ambroben TNI-AL (https://id.wikipedia.org/wiki/ ini ditempati AU . Setelah perang Pertempuran_Biak). berakhir, tahun 1947 Belanda masuk dan menempati bandara. Sejak itu pula bandara di tepi Pantai Ambroben ini dinamai Bandara PENUTUP Mokmer. Bandara Mokmer mempunyai luas sekitar 206 hektar dan berjarak Peninggalan Perang Dunia II di kurang lebih 1,5 kilometer dari pusat Kota Kabupaten Biak Numfor adalah sebuah Biak. Bandar udara ini menempati posisi bukti bahwa daerah ini memiliki peranan keempat sebagai bandara dengan landasan penting bagi pemerintah Amerika dan pacu terpanjang di Indonesia setelah Jepang pada masa Perang Dunia II, yang Bandar Udara Internasional Hang Nadim dibuktikan dengan dijadikannya wilayah di Batam, Bandar Udara Internasional ini sebagai basis militer oleh dua negara Kualanamu di Medan, dan Bandar Udara adikuasa tersebut dalam hal ini Kabupaten Internasional Soekarno Hatta di Tangerang. Biak Numfor merupakan gugusan pulau Tahun 1962 penguasaan bandara Mokmer yang berada di sebelah utara daratan Pulau diserahkan ke UNTEA (United Nations Papua dan berseberangan langsung dengan Temporary Executive Administration) Samudera Pasifik. Posisi ini menjadikan Setelah penyerahan kedaulatan Irian Kabupaten Biak Numfor sebagai salah Barat ke Indonesia pada 1 Mei 1953, satu tempat yang strategis dan penting UNTEA baru menyerahkan penguasaan untuk berhubungan dengan negara luar bandara Mokmer ke tangan Indonesia terutama negara-negara di kawasan Pasifik, tahun 1969. Dalam pengelolaan Indonesia, Australia atau Filipina. Letak geografis ini nama Bandara Mokmer diubah menjadi memberikan kenyataan bahwa posisinya

54 Pangkalan Udara di Biak Numfor Pada Perang Dunia Ii Sonya M. Kawer sangat strategis. Selain letak yang srategis mempertahankan. Berdasarkan pada hasil Keadaan topografi Kabupaten Biak penelitian di wilayah ini Jepang dan Sekutu Numfor sangat bervariasi mulai dari mendirikan pangkalan di tiga tempat yaitu daerah pantai yang terdiri dari dataran 4 buah pangkalan udara di Pulau Numfor, 4 rendah dengan lereng dan landai sampai buah pangkalan Udarah di Pulau Owi dan 3 dengan daerah pedalaman yang memiliki buah pangkalan di dalam Kota Biak. kemiringan terjal. Secara morfologi, Pulau Berdasarkan pada hasil penelitian Biak terbagi tiga satuan, yaitu dataran, pada pangkalan udara yang berada di daerah bergelombang, dan perbukitan. wilayah Biak Numfor, menyatakan bahwa Wilayah Biak merupakan lokasi Biak memiliki pengaruh yang sangat kuat yang dipilih Jepang sebagai pertahan atas dan strategis, sehingga Biak diperkuat perang Dunia II karena letaknya yang dengan banyaknya pangkalan udarah yang strategis membuat Jepang mendirikan mendukung pertahanannya. pangkalan-pangkalan udara sebagai basis

DAFTAR PUSTAKA

Binford, L.R. 1972. An Archaeological Perspective. New York: Seminar Press. Mansoben, J. R. 1995. Sistem Politik Tradisional di Irian Jaya. Jakarta: LIPI, RUL. Morison, Samuel Elliot. 2002. and the Marianas, Marc 1944-August 1944. History of United States Naval Operations. Redaksi, Dewan 2008. Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional. Smith, R.R. 1953. United States Army in WWII The Pacific. The Approach to the Phillippines. Pickle Partners Publishing. United States.

Smith, Robert Ross. 2002. The War in the Pacific: the Approach to the Phillipines. Washington: Center of Military History United States Army. Tim Penelitian. 2012. Peninggalan Kolonial Pulau Wakde dan Liki di Kabupaten Sarmi. Balai Arkeologi Jayapura. Tim Penelitian. 2016. Peninggalan Kolonial di Distrik Biak Timur dan Biak Selatan. Laporan Penelitian Balai Arkeologi Papua. Tim Penelitian. 2019. Jejak-jejak peninggalan Perang Dunia II di Kabupaten Biak Numfor. Laporan Penelitian Balai Arkeologi Papua.

INTERNET https://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Biak diakses 1 Desember 2018

Jurnal Arkeologi Papua Vol. 11 No.1 / Juni 2019 : 47 - 55 55