JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA), 7 (2) (2019): 227-235, DOI: http://dx.doi.org/10.31289/jppuma.v7i2.3015

JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA)

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jppuma Partisipasi Politik Masyarakat Kecamatan Maimun pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018

Political Participation Medan Maimun District Community at Election Governor Year 2018

Faiz Albar Nasution* & Kushandajani Program Studi Magister Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro,

Diterima: 25 Oktober 2019; Disetujui 29 November 2019; Dipublish 1 Desember 2019 Abstrak Partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilih menjadi indikator terpenting dari keberhasilan penyelenggaraan Pilkada. Namun, masyarakat Kecamatan Medan Maimun memiliki partisipasi terendah dari 21 Kecamatan Kota Medan pada Pilgub Sumut 2018. Kondisi ini menggambarkan euforia Pilkada ternyata tidak diikuti oleh jumlah pengguna hak pilih. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis partisipasi politik masyarakat Kecamatan Medan Maimun pada Pilgub Sumut 2018. Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan cara dokumentasi dan wawancara mendalam, dilakukan kepada informan yang berasal dari lembaga penyelenggara Pemilu, politik, sosial dan masyarakat Kecamatan Medan Maimun. Analisa data menggunakan teknik Miles dan Huberman antara lain: reduksi data, display data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan pertama, hierarki partisipasi politik masyarakat Kec. Medan Maimun didominasi partisipasi dalam pemberian suara dan apathy total. Kedua, faktor - faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada Pilgub Sumut 2018 yaitu: kesadaran politik, kepercayaan terhadap pemerintah, status sosial dan status ekonomi, afiliasi politik orang tua dan pengalaman berorganisasi. Kata kunci: Partisipasi Politik, Pemilihan Kepala Daerah Abstract Community participation in the use of voting rights becomes the most important indicator of the success regional elections. However, the community of Medan Maimun subdistrict has the lowest participation from 21 Medan City subdistrict at Pilgub Sumut 2018. This condition illustrates that euphoria of the regional election was not followed by number of users of voting rights. This research aims to analyze political participation community of Medan Maimun subdistrict at Pilgub Sumut 2018. In this study the method used is qualitative descriptive. The technique data collection by of documentation and in-depth interviews, conducted to informant that originated from the Institute of election, political, social and community District Medan Maimun. Data analysis using Miles and Huberman techniques are: data reduction, data display and draw conclusions. Results showed first, the hierarchy political participation in Medan Maimun subdistrict dominated by participation in voting and total apathy. Secondly, factors influencing community participation in Pilgub Sumut 2018 are: Political consciousness, trust in government, social status and economic status, political affiliation of parents and organizational experience. Keywords: political participation, regional elections

How to Cite: Nasution, A.F. Kushandajani. (2019). Partisipasi Politik Masyarakat Kecamatan Medan Maimun Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018. JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA), 7 (2): 227-235. *Corresponding author: ISSN 2549-1660 (Print) E-mail: [email protected] ISSN 2550-1305 (Online)

227 Faiz Albar Nasution & Kushandajani, Partisipasi Politik Masyarakat Kecamatan Medan Maimun pada

PENDAHULUAN 2018. Rendahnya tingkat partisipasi Pemilihan umum adalah salah satu masyarakat Kota Medan pada Pilgub pilar utama dari sebuah negara demokrasi, Sumut 2018 sebesar 55,80%, juga dapat karena pemilu dapat merepresentasikan dilihat pada Pilwal Medan 2015, dengan kedaulatan rakyat (Hendrik, 2010). Sejak tingkat partsipasi 25,38%. Kondisi ini diterbitkan UU Nomor 10 Tahun 2016 menggambarkan euforia Pilkada di Kota pemerintah pusat menjadikan Pilkada Medan ternyata tidak diikuti oleh jumlah sebagai instrumen penting dalam pengguna hak pilih. sehingga tahapan - penyelenggaraan Pemerintahan Daerah tahapan Pilkada dinilai tidak mampu yang demokratis. Hal ini menunjukkan meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa rakyat sebagai pemegang untuk ikut memilih pada Pilgub Sumut kedaulatan dalam menentukan kebijakan 2018. Berikut hasil rekapitulasi perolehan daerah. Kegiatan ini dapat dilihat pada suara Pilkada 2015 dan Pilkada 2018 di Pilkada serentak tahun 2018, diikuti 17 setiap Kecamatan Kota Medan: Provinsi dan 115 kabupaten dan 39 Kota, Tabel 1.2. Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara yang salah satunya Kota Medan ikut Pilgub Sumut 2018 dan Pilwal 2015 di Kota Medan. melaksanakan Pilgub Sumut. Tingkat Partisipasi Pada pelaksanaan Pilgub Sumut 2018 No Kecamatan Pilkada Pilkad 2015 a 2018 partisipasi masyarakat Kota Medan dalam 1 Medan 27,4% 60, 3% menggunakan hak pilih meningkat, jika Tuntungan dibandingkan dengan Pilkada sebelumnya. 2 Medan Johor 26,8% 56,6% Namun, rekapitulasi hasil perolehan suara 3 Medan Amplas 21,6% 61,4% Pilgub Sumut 2018 menunjukkan 4 Medan Denai 24,0% 57,8% partisipasi politik Kota Medan dinilai 5 Medan Area 31,2% 61,2% masih rendah, hal ini di sebabkan karena 6 Medan Kota 27,4% 56,4% tidak tercapainya target KPU Kota Medan 7 Medan 27,1% 48,1% untuk meningkatkan partisipasi sebesar Maimun 78% (Simarmata, 2018). Berikut data 8 Medan Polonia 24,5% 57,4% 9 Medan Baru 22,3% 53,5% partisipasi masyarakat pada setiap Pilkada 10 Medan Selayang 29,1% 60,3% di Kota Medan : 11 Medan Sunggal 23,2% 54,4% 12 Medan Helvetia 23,2% 61,8% Tabel 1.1. Data Partisipasi Masyarakat Kota Medan 13 Medan Petisah 25,4% 56,3% pada Pilkada 14 Medan Barat 30,4% 55,2% Pilkada Tahun Jumlah Tingkat 15 Medan Timur 34,6% 62,1% Pemilih Partisipasi 16 Medan 25,8% 60,8% Walikota 2005 1.450.596 54,70% Perjuangan 17 Medan 26,3% 57,8% Gubernur 2008 1.725.045 47,10 % Tembung Walikota 2010 1.961.723 38,28% 18 Medan Deli 25,9% 55,3% Gubernur 2013 2.123.878 36,58 % 19 Medan Labuhan 30,6% 59,4% Walikota 2015 1.998.835 25,38 % 20 Medan Marelan 30,7% 65,0% Gubernur 2018 1.641.648 55,80 % 21 Medan Belawan 28,5% 54,7% Sumber: Data di olah dari KPUD Kota Medan Sumber: KPUD Kota Medan. Hasil rekapitulasi perolehan suara Tabel 1.1. memperlihatkan terjadinya Pilgub Sumut 2018 di Kota Medan pasang surut partisipasi masyarakat Kota menunjukkan Kec. Medan Maimun Medan dalam menggunakan hak pilih pada menempati partisipasi terendah dari 21 setiap Pilkada. Kondisi tersebut dapat Kecamatan, dengan tingkat partisipasi dirasakan sejak Pilkada Kota Medan sebesar 48,1%. Namun, jika dilaksanakan dari tahun 2005 sampai membandingkan kedua data Pilwal Medan 2015 dan Pilgub Sumut 2018, ada sesuatu 228 JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA), 7 (2) (2018): 227-235 yang menarik, yaitu keikutsertaan salah satu ciri ilmu sosial yang sangat masyarakat Kec. Medan Maimun dalam dinamis dan terus berkembang. kontestasi Pilkada selalu mendapatkan Adapun beberapa penelitian angka partisipasi yang rendah. Asumsi ini terdahulu yang dapat dijadikan rujukan didasarkan dari kedua data yang disajikan, dalam penelitian ini. Marlini Tarigan seperti Kec. Medan Amplas pada Pilkada berjudul “Partisipasi Politik Masyarakat Kab. 2015 partisipasi 21,6% dan pada Pilkada Temanggung Dalam Pelaksanaan Pilkada 2018 partisipasi naik signifikan menjadi Tahun 2008” (Tarigan, 2009). Rio Sholihin 61,4%. Selanjutnya, Kec. Medan baru berjudul “Partisipasi Politik Masyarakat Pilkada 2015 partisipasi sebesar 22,3% dalam Pilgub Kaltim 2013-2018 di Kec. dan di Pilkada 2018 partisipasi naik Sungai Pinang Kota Samarinda” (Sholihin, menjadi 53,5%. Sedangkan tingkat 2014). Yustinus Usfinit, dkk yang berjudul partisipasi masyarakat Kec. Medan “Perspektif Partisipasi Politik Masyarakat Maimun pada Pilkada 2015 partisipasi Pada Pilkada Kota Malang” (Usfinit, dkk, 27,1% dan pada Pilkada 2018 tidak 2014). Pertama Yul Asmara Pane berjudul mengalami peningkatan yang cukup tinggi “Partisipasi Politik Masyarakat Dalam dengan tingkat partisipasi sebesar 48,1%. Pilkada Sumut Tahun 2013 di Kota Fenomena rendahnya partisipasi Padangsidimpuan” (Asmara Pane, 2015). masyarakat Kec. Medan Maimun pada Sri Suharianti melakukan penelitian Pilgub Sumut 2018 mendapatkan berjudul “Analisis Partisipasi Politik perhatian KPUD Kota Medan yang Masyarakat Pada Pilkada langsung Di menjadikan Kec. Medan Maimun sebagai Kabupaten Barito Selatan Tahun 2017 prioritas untuk diberikan pendidikan dan (Suhartini, 2018). Heri Kusmanto. Meneliti sosialisasi politik dalam meningkatkan “Peran Badan Permusyawaratan Daerah partisipasi pemilih di Kota Medan (Siregar, dalam Meningkatkan Partisipasi Politik 2019). Data ini menjelaskan partisipasi Masyarakat”, (Kusmanto, 2013). Penelitian masyarakat Kec. Medan Maimun menjadi Agung Suharyanto tentang “Partisipasi salah satu indikator terpenting dari Politik Masyarakat Tionghoa dalam keberhasilan Pilkada di Kota Medan. Pemilihan Kepala Daerah” (Suharyanto, Namun, rendahnya partisipasi masyarakat 2014). Julia Ivanna, dkk, tentang “Peran Kec. Medan Maimun dalam menggunakan Media Cetak dalam Meningkatkan hak pilih pada setiap Pilkada Partisipasi Politik di Kelurahan Bandar menggambarkan buruknya kualitas Selamat Kecamatan Medan Tembung Kota demokrasi di Kota Medan. Maka partisipasi Medan” (Ivanna, Pardede & Iqbal, 2018). politik di Kec. Medan Maimun menarik Penelitian Zega dkk, tentang “Pengaruh untuk diteliti, karena Kec. Medan Maimun Program Rumah Pintar Pemilu terhadap berlokasi dekat pusat Kota Medan dan Partisipasi Politik Masyarakat pada Kantor memiliki tingkat keragaman yang tinggi Komisi Pemilihan Umum Kota Medan, mulai dari komposisi persebaran (Zega. Muda, Batubara & Suharyanto, penduduk, agama, maupun dari 2018). Penelitian Hasibuan dkk, tentang persebaran etnis. “Strategi Komisi Pemilihan Umum Provinsi Penelitian terdahulu, telah banyak Sumatera Utara dalam Meningkatkan melakukan analisis terhadap masalah Partisipasi Masyarakat Pada Pemilihan partisipasi politik masyarakat pada Gubernur Sumatera Utara 2018 (Hasibuan, Pilkada. Akan tetapi persoalan tentang Kadir & Nasution, 2018). Penelitian Agung partisipasi politik sampai saat ini masih Suharyanto, tentang “Surat Kabar sebagai menjadi masalah yang belum dapat Salah Satu Media Penyampaian Informasi diselesaikan. Hal tersebut juga merupakan Politik pada Partisipasi Politik Masyarakat (Suharyanto, 2016),

229 Faiz Albar Nasution & Kushandajani, Partisipasi Politik Masyarakat Kecamatan Medan Maimun pada

Penelitian dalam artikel ini pada Aktivitas dalam analisis data kuliatif dasarnya mengambil posisi yang berbeda tersebut meliputi: reduksi data, display dalam beberapa hal dengan penelitian- data, dan penarikan kesimpulan (Miles & penelitian sebelumnya dimana penelitian Huberman, 2007). ini menekankan “Analisis Partisipasi Politik Masyarakat Kecamatan Medan HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penyelenggaraan Pilgub Sumut Maimun Pada Pilgub Sumut 2018”. 2018 di Kota Medan, masyarakat Kec. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi kepada penelitian terdahulu Medan Maimun memiliki jumlah pemilih karena penelitian ini mempunyai 43.193 jiwa, pengguna hak pilih 20.786 jiwa dan tidak menggunakan hak pilih kelebihan. Hal tersebut dapat dilihat dari data partisipasi politik masyarakat dalam 22.407 jiwa. Hasil perhitungan suara menggunakan hak pilih pada Pilkada di menunjukkan partisipasi masyarakat Kec. Medan Maimun sebesar 48,12%, Kota Medan yang sudah dilaksanakan menjadikan partisipasi terendah dari 21 seperti studi kasus di Kec. Medan Maimun menunjukkan partisipasi masyarakat Kecamatan di Kota Medan. Maka hierarki partisipasi politik masyarakat Kec. Medan selalu menjadi terendah pada Pilkada 2015 Maimun perlu ditelaah, agar nantinya dan Pilkada 2018 di Kota Medan. Masalah ini perlu untuk diteliti agar memberikan mampu memberikan gambaran alternatif bagi KPU dan Partai Politik dalam gambaran sebagai berikut: (1) Bagaimana partisipasi masyarakat Kec. Medan meningkatkan partisipasi pemilih di Kota Medan. Maimun pada Pilgub Sumut tahun 2018, Michael Rush dan Phillip Althoff (2) Faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya partisipasi menjelaskan hierarki partisipasi politik politik masyarakat di Kec. Medan Maimun sebagai berikut (Rush, 2011): (1) Menduduki dan mencari jabatan politik pada Pilgub Sumut tahun 2018. Mengenai tujuan dalam penelitian untuk: (1) atau administratif. (2) Menjadi anggota Menganalisis partisipasi politik aktif/pasif suatu organisasi politik. (3) Keanggotaan aktif/pasif suatu organisasi masyarakat Kecamatan Medan Maimun pada Pilgub Sumut Tahun 2018. semu politik. (4) Partisipasi dalam rapat umum, demontrasi dan sebagainya. (5)

METODE PENELITIAN Partisipasi dalam diskusi politik informal Metode penelitian ini menggunakan minat umum dalam politik. (6) Partisipasi dalam pemberian suara (voting). (7) deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif dapat diartikan Apathi total. sebagai prosedur pemecahan masalah Urutan di atas memperlihatkan masyarakat yang memiliki tingkat yang diselidiki melalui gambaran atau partisipasi yang paling tinggi di miliki melukiskan keadaan subjek atau objek seseorang yang menduduki dan mencari terhadap fenomena sosial berdasarkan jabatan politik/administratif. Sedangkan gejala – gejalanya (Nawawi, 2019). hierarki terendah dalam partisipasi politik Fokus penelitian ini adalah pada adalah orang yang apatis secara total. analisis partisipasi masyarakat Kecamatan Urutan ini menunjukkan semakin tinggi Medan Maimun dalam Pilgub Sumut tahun hierarki partisipasi politik maka semakin 2018. Lokus penelitian terdapat pada kecil kuantitas dari keterlibatan partisipasi Kecamatan Medan Maimun yang terdiri masyarakat. Namun, partisipasi Politik dari enam kelurahan yaitu: Aur, Hamdan, masyarakat Kec. Medan Maimun pada Jati, Kampung baru, Sei mati dan Suka raja. Pilgub Sumut 2018 didominasi partisipasi Penelitian ini mengunakan teknik analisis dalam pemberian suara dan apatis. data kulitatif model Miles dan Huberman. Pendapat ini senada dengan Komisioner

230 JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA), 7 (2) (2018): 227-235

KPU Kota Medan, Edy Suhartono pemerintah dan calon mempengaruhi menyatakan bahwa: “Saat ini Kecamatan di masyarakat Kec. Medan Maimun untuk Kota Medan yang belum keluar zona tidak menggunakan hak pilih pada Pilgub rawan partisipasi yaitu di Kec. Medan Sumut 2018 di Kota Medan. Maimun 48,12%, sehingga menjadi tingkat Partisipasi masyarakat Kec. Medan partisipasi terendah dalam Pilgubsu 2018. Maimun yang didominasi partisipasi dalam Tingkat partisipasi masyarakat Kec. Medan pemberian suara dan apathi total tentu Maimun terbagi dalam 2 kategori; rasional banyak dipengaruhi beberapa faktor. dan emosional. Pertama, Rasional Dalam penjelasan faktor tinggi rendahnya seseorang dalam menggunakan hak pilih partisipasi politik tulisan ini merujuk pada berdasarkan patronase yang jelas dan Ramlan Surbakti dengan membagi lima sifatnya spontan dan sesaat. Contoh kalau faktor yang dianggap mempengaruhi tinggi ustad menganjurkan memilih salah satu rendahnya partisipasi politik, sebagai calon, pasti mereka juga memilih, dan berikut (Surbakti, 2010) : (1) Kesadaran berlaku dalam basis agama dan kultural. Politik. (2) Kepercayaan Terhadap Kedua, emosional seseorang pemerintah. (3) Status Sosial dan Status mengakibatkan pragmatisme, dalam Ekonomi. (4) Afiliasi Politik Orangtua. (5) memilih salah satu calon. Hal ini Pengalaman Organisasi. diakibatkan seseorang menilai tidak ada Teori ini menjelaskan bahwa bermanfaatnya kepada dirinya secara seseorang memiliki kesadaran politik dan langsung dan ini di alami seseorang yang kepercayaan terhadap pemerintah yang berpendidikan rendah dan berpendidikan tinggi, partisipasi politik cenderung aktif, tinggi”. sebaliknya, kesadaran politik dan Partisipasi masyarakat Kec. Medan kepercayaan terhadap pemerintah rendah, Maimun pada Pilgub Sumut 2018 jika partisipasi politik cenderung pasif. Kedua dilihat dengan teori hierarki partisipasi faktor tersebut tidak berdiri sendiri, poltik Michael Rush dan Phillip Althoff melainkan juga dipengaruhi oleh faktor masuk kedalam kategori; partisipasi dalam status sosial dan ekonomi, afiliasi politik pemberian suara dan apathi total. orangtua dan pengalaman berorganisasi Masyarakat berpartisipasi dalam Kesadaran politik dapat dilihat dari pemberian suara berdasarkan patronase pengetahuan seseorang terhadap hak dan terhadap suatu keyakinan berbasis agama kewajiban sebagai warga negara terhadap atau kultur dan partisipasi ini hanya kegiatan politik. Namun, kesadaran politik partisipasi politik aktif yang sangat kecil. masyarakat Kec. Medan Maimun Partisipasi tersebut dipengaruhi isu menjadikan hak dan kewajiban dalam identitas terhadap salah satu Pasalon, isu Pilkada hanya sebatas pemahaman saja identitas seperti: Putra daerah dan Islam tanpa dibarengi pelaksanaan kegiatan sangat mempengaruhi masyarakat Kec. menggunakan hak pilih, mengontrol Medan Maimun dalam menggunakan hak jalannya Pilkada, dan mengontrol program pilih pada Pilgub sumut 2018. yang ditawarkan calon, hal ini dipengaruhi Khusus masyarakat Kec. Medan kurangnya kepercayaan terhadap Maimun apathi total diakibatkan sifat pemerintah. Sehingga sebagian emosional seseorang yang cenderung masyarakat masih dipengaruhi faktor paragmatisme. Hal ini dipengaruhi kepala untung rugi yang cenderung money politic. daerah sebelumnya tidak melakukan Pendapat tersebut dapat dibuktikan perubahan yang dirasakannya secara dengan pernyataan Bpk Guntur sebagai langsung dan Pasalon Pilgub Sumut 2018 Ketua Karang Taruna kec. Medan Maimun memiliki reputasi buruk. sehingga menyatakan: “Kesadaran masyarakat kurangnya kepercayaan terhadap Medan Maimun dalam memilih masih

231 Faiz Albar Nasution & Kushandajani, Partisipasi Politik Masyarakat Kecamatan Medan Maimun pada minim. Masalah ini dipengaruhi money Takari selaku Sekretaris MABMI Sumut politic, masyarakat enggan datang ke TPS mengatakan: “Masyarakat sudah hilang jika tidak ada duit, faktor ini di akibatkan kepercayaannya, karena dari eksekutif dan masyarakat sudah kesal, karena siapa saja legislatif selalu terjerat kasus korupsi, yang menjadi pemimpin, masalah Kota masalah ini diakibatkan tidak jalannya Medan tidak kunjung selesai”. kaderisasi di Partai politik, sehingga Faktor selanjutnya, melihat teritorial masyarakat menilai siapapun yang Kec. Medan Maimun dekat dengan pusat nantinya menjadi pemimpin tidak akan Kota menjadi tempat lingkungan para melakukan perubahan yang siginifikan di pelaku usaha, sehingga menimbulkan Kota Medan”. masalah status kependudukan. Kurangnya Rendahnya kepercayaan terhadap kesadaran masyarakat asli dan pendatang pemerintah dan calon meliputi penilaian untuk mengurus surat keterangan domisili masyarakat terhadap rekam jejak calon, tempat tinggal, mengakibatkan saat visi – misi, calon dapat dipengaruhi dalam pemilihan masyarakat tidak menggunakan perumusan kebijakan. Pendapat senada hak pilih dikarenakan lokasi TPS tidak dengan pernyataan Bpk. Alimin sebagai sesuai dengan tempat tinggalnya. Tokoh masyarakat Kec. Medan Maimun Pendapat serupa dikatakan Bpk Ridwan mengatakan: “Saya sudah malas melihat sebagai tokoh masyarakat Kec. Medan calon yang ditawarkan, karena semua Maimun yang mengatakan: “Sebagian calon yang ditawarkan tidak cukup baik masyarakat masih rendah kesadarannya untuk menyelesaikan masalah di Kota untuk menggunakan hak pilihnya dan Medan, dilihat dari track record calon tidak malas mengurus surat keterangan tempat memiliki prestasi. Sehingga tidak ada tinggal, dapat dilihat Kec. Maimun banyak pemberdayaan, pembangunan yang masyarakat yang secara administrasi menjanjikan untuk saya percaya terhadap berdomisili disini tetapi tidak tinggal calon”. disini, sehingga pada saat pemilihan Faktor rendahnya kepercayaan mereka tidak menggunkan hak pilih”. masyarakat terhadap pemerintah dan Rendahnya kesadaran masyarakat calon diakibatkan masyarakat masih dalam menggunakan hak pilih dan trauma terhadap Kepala Daerah mengurus status kependudukan menjadi sebelumnya terjerat kasus korupsi dan salah satu penyebab rendahnya partisipasi tidak dapat memenuhi janji – janji masyarakat Kec. Medan Maimun pada politiknya. Sehingga mempengaruhi Pilgub Sumut 2018. perilaku masyarakat Kec. Medan Maimun Faktor kepercayaan terhadap untuk tidak memilih pada Pilgub Sumut pemerintah sangat menentukan partisipasi 2018 dan faktor tersebut menjadi masyarakat untuk menggunakan hak penyebab utama rendahnya partisipasi di pilihnya pada Pilgub Sumut 2018. Kec. Medan Maimun. Penilaian masyarakat terhadap kinerja Faktor sosial dan ekonomi sering pemerintah dari pembuatan kebijakan dan sekali mempengaruhi partisipasi pelaksanaan program yang dijanjikan, masyarakat pada Pilkada. Melihat perilaku akan memberikan kepercayaan terhadap masyarakat keturunan Tionghoa di Kec. calon kepala daerah untuk diberi amanah. Medan Maimun terkesan apatis, eksklusif Namun, sampai saat ini masyarakat Kec. dapat dijadikan salah satu faktor Medan Maimun masih sulit untuk rendahnya partisipasi politik. Faktor memberikan penilain positif terhadap tersebut berpengaruh karena populasi Pemko Medan yang dinilai gagal ketiga terbesar Kec. Medan Maimun memperbaiki masalah Kota Medan. Asumsi beragama Budha sebanyak 10.267 jiwa tersebut didukung pernyataan Bpk. Dr. yang mayoritas keturunan etnis Tionghoa.

232 JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA), 7 (2) (2018): 227-235

Masyarakat keturunan Tionghoa sangat Selanjutnya, faktor tingkat pekerjaan sulit untuk diajak kegiatan sosialisasi pada masyarakat Kec. Medan Maimun Pilgub Sumut 2018. Pendapat serupa, mempengaruhi partisipasi pada Pilgub pernyataan Bpk. Edy Suhartono sebagai Sumut 2018. Berdasarkan persentase mata Komisioner KPU Kota Medan mengatakan: pencaharian menunjukkan mayoritas “Etnis Tionghoa di Kec. Maimun cukup masyarakat bekerja sebagai Wiraswasta besar dan menjadi salah satu penyebab, 30%, Pedagang 24%, dan Pegawai Swasta dialog saya dengan PPK mengatakan ada 16%. Masyarakat yang didominasi kesulitan sosialisasi kepada etnis Tionghoa pekerjaan tersebut, menjadikan memilih dan saya juga membuktikannya ke sebagai pilihan kedua dan fokus dalam kawasan Maimun dalam sosialisasi di memenuhi kebutuhan ekonominya. kantor Lurah”. Pendapat ini dibuktikan dengan Sejarah kelam yang dialami pandangan tokoh masyarakat Kec. Medan masyarakat etnis Tionghoa (1998) dan Maimun yaitu Bpk. Alimin mengatakan: masih terjadinya diskriminasi “Mayoritas masyarakat Maimun berkerja memunculkan ketakutan masyarakat di bidang barang dan jasa. Walau pihak Tionghoa untuk berinteraksi kepada pemerintah dan perusahaan sudah masyarakat lainnya. Sehingga perilaku meliburkan saat pemilihan, masyarakat tersebut belanjut pada rendahnya masih enggan menggunakan hak pilihnya. kesadaran untuk mengikuti kegiatan Masalah ini bisa dikarenakan sosialisasi Pilgub Sumut 2018, asumsi tersebut dapat yang tidak efektif, para KPPS dalam dibuktikan dengan pernyataan masyarakat memberikan undangan ataupun sosialisasi keturunan Tionghoa Kec. Medan Maimun melakukan pada saat jam kerja, maka sulit yaitu Bpk. Vincent mengatakan: “Selama masyarakat mengikuti sosialisasi yang ini etnis Tionghoa masih mengalami diberikan KPU”. diskriminasi di Kota Medan dikarenakan Status sosial dan status ekonomi sebagai etnis minoritas, Faktor tidak masyarakat Kec. Medan Maimun menjadi adanya perlakuan adil dan kurangnya salah satu faktor penyebab rendahnya keamanan di Kota Medan mempengaruhi partisipasi pada Pilgub Sumut 2018. Status etnis Tionghoa enggan menggunakan hak sosial dan ekonomi menengah keatas pilihnya dan melihat Kasus krisis monter seperti keturunan Tionghoa, pekerjaan 98 juga mempengaruhi masyarakat etnis dan Pendapatan, tidak menggunakan hak Tionghoa enggan untuk berpartisipasi.” pilihnya dipengaruhi tidak terpanggilnya Masyarakat Etnis Tionghoa tidak emosi dan moral untuk memberikan suara. menggunakan hak pilih dipengaruhi tidak Meski tingkat pendidikan yang tinggi merasakaan manfaat terhadap kegiatan masih memiliki kesadaran dalam Pilkada. Hal senada dengan pernyataan menggunakan hak pilih karena memiliki Tokoh masyarakat Kec. Medan Maimun pemahaman dan tanggung jawab moral yaitu Bpk. Hadi Sumono yang mengatakan: kepada masyarakat. Tetapi, status sosial “Mereka cenderung tidak menggunakan dan ekonomi menengah kebawah tidak hak pilihnya saat Pilkada, alasan ini memberikan suaranya dipengaruhi berdasarkan penglihatan saya di Kel. Suka pekerjaan, pendapatan dan kurangnya Raja, Aur, Djati dan Hamdan, seperti kepercayaan terhadap pemerintah, sebelum hari pemilihan, sebagian besar sehingga pada saat pemilihan seseorang mereka pergi liburan. Hal ini menjadi salah tidak menggunakan hak pilihnya pada satu faktor yang mempengaruhi Pilgub Sumut 2018. rendahnya partisipasi masyarakat Kec. Afiliasi politik orang tua dapat Medan Maimun”. mempengaruhi partisipasi seseorang dalam menggunakan hak plilhnya pada

233 Faiz Albar Nasution & Kushandajani, Partisipasi Politik Masyarakat Kecamatan Medan Maimun pada

Pilkada. Afiliasi politik orangtua memiliki organisasi serta sikap tanggungjawab pemahaman dan perhatian terhadap dalam situasi politik yang melibatkan politik yang dipengaruhi kecintaan dukungan. Seperti yang dikemukakan terhadap suatu aliran yang berbasis informan dari KPU Kota Medan yaitu Bpk organisasi politik dan semu politik. Afiliasi Edi Suhartono sebagai Komisioner KPU politik orangtua dalam mempengaruhi Kota Medan mengatakan: “Pengalaman lingkungan masyarakat untuk ikut berorganisasi mempengaruhi seseorang berpartisipasi dikarenakan masih banyak untuk berpartisipasi, karena seseorang masyarakat yang sulit untuk menentukan yang terlibat dalam organisasi politik dan pilihannya terhadap calon kepala daerah. sosial memiliki patron dalam kelompoknya Sehingga berdasarkan pengalaman dalam yang sifatnya mempengaruhi”. menelaah calon, sering kali afiliasi politik Pengalaman berorganisasi seseorang orangtua memberikan masukkan terhadap dalam mempengaruhi masyarakat untuk masyarakat yang tidak memiliki orientasi berpartisipasi pada Pilgub Sumut 2018 dalam menggunakan hak pilihnya pada dapat dibuktikan dengan pernyataan Bpk. Pilkada. Pendapat ini dapat diperkuat Shah Alam selaku Ketua Hikma Kota pernyataan Bpk. Edy Suhartono sebagai Medan dan masyarakat Kec. Medan komisioner Kpu Kota Medan mengatakan Maimun yang mengatakan: “HIKMA bahwa: “Patronase orangtua dapat berupaya mempengaruhi masyarakat mempengaruhi seseorang dalam untuk berpartisipasi, dengan memberikan mengunakan hak pilih dan biasanya pemahaman kepada masyarakat dalam dilakukan pada basis agama, adat dan memilih pemimpin berdasarkan keluarga yang akhirnya dilakukan secara agamanya, penididikannya dan attitude”. kolektifitas”. Pengalaman berorganisasi Faktor afiliasi politik orangtua mempengaruhi partisipasi masyarakat terhadap keterlibatan pada kegiatan untuk ikut dalam kegiatan Pilgub Sumut politik, sangat berperan dalam 2018, faktor tersebut dipengaruhi meningkatkan partisipasi masyarakat Kec. pemahaman dan perhatian terhadap Medan Maimun pada Pilgub Sumut 2018. politik lebih baik yang cenderung berusaha Afiliasi politik orangtua dalam penilaian memberikan kontribusi terhadap masyarakat memiliki kepribadian lingkungan masyarakat untuk ideologis, religus dan konsisten, sehingga berpartisipasi pada Pilgub Sumut 2018, pemilih pemula yang belum memiliki pengalaman berorganisasi seseorang pengetahuan tentang pentingnya dalam kegiatan partisipasi politik berlaku berpartisipasi dan masyarakat yang tidak pada organisasi politik dan semu politik. memiliki oreintasi dalam memilih, sering menjadikan afiliasi politik orangtua SIMPULAN sebagai rujukan dalam menentukan sikap, Penelitian ini memberikan faktor tersebut mempengaruhi perilaku kesimpulan bahwa Hierarki partisipasi afilasi politik orangtua bertanggungjawab politik masyarakat Kec. Medan Maimun dalam mendorong masyarakat untuk pada Pilgub Sumut 2018 lebih didominasi menggunakan hak pilihnya pada Pilgub dalam partisipasi dalam pemberian suara Sumut 2018. dan apathi total. Faktor – faktor yang Pengalaman berorganisasi mempengaruhi rendahnya partisipasi mempengaruhi seseorang untuk ikut politik masyarakat di Kec. Medan Maimun berpartisipasi pada saat Pilgub Sumut pada Pilgub Sumut 2018 yaitu: (1) 2018. Faktor tersebut dipengaruhi Kesadaran politik masyarakat Kec. Medan keterikatan organisasi seseorang yang Maimun dalam Pilkada hanya sebatas memiliki peran terhadap pencapaian pemahaman saja tanpa dibarengi

234 JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA), 7 (2) (2018): 227-235 menggunakan hak pilih, (2) Rendahnya Pane, A.Y.P. (2015). Partisipasi Politik Masyarakat kepercayaan masyarakat terhadap Dalam Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 Di Kota pemerintah dan calon sangat Padangsidimpuan. Tesis. Universitas Sumatera mempengaruhi perilaku masyarakat Kec. Utara. Medan Maimun untuk tidak menggunakan Rush, M. & Althoff, P. (2011). Pengantar Sosiologi hak pilihnya, (3) Status sosial dan Status Politik. Jakarta: Rajawali Pers. ekonomi menengah keatas dan menengah Sholihin, R., Fitriyah, N., & Sutadji, M. (2014). Partisipasi Politik Dalam Pemilihan Gubernur kebawah tidak menggunakan hak pilih Provinsi Kalimantan Timur Periode Tahun dipengaruhi mayoritas pekerjaan dibidang 2013-2018 Di Kecamatan Sungai Pinang Kota barang dan jasa. Selanjutnya, faktor yang Samarinda. Jurnal Administrative. 2 (4): 495- mempengaruhi masyarakat berpartisipasi 505. pada Pilgub Sumut 2018 yaitu: (1) afiliasi Simarmata, P.S. (2018). Partisipasi masyarakat Kota Medan Di Pilgubsu 58,38%. Medanbisnisdaily. politik orangtua memiliki peran dalam Medan 05 Juli. Hlm 1. Diakses dari mempengaruhi masyarakat untuk Siregar, G.F.B. (2019). KPU Medan Targetkan berpartisipasi, (2) Pengalaman Organisasi Partisipasi Pemilih Meningkat 60 Persen Di memiliki pemahaman dan perhatian Pemilu 2019. Medan.Tribunnews. Medan 01 terhadap politik lebih baik dan cenderung Januari. Hlm 1. Di akses dari Suhartini, S. (2018). Analisis Partisipasi Politik berusaha mempengaruhi masyarakat Masyarakat Pada Pilkada Langsung Di untuk berpartisipasi. Kabupaten Barito Selatan Tahun 2017. Tesis. Universitas Diponegoro. DAFTAR PUSTAKA Suharyanto, A., (2014). Partisipasi Politik Hasibuan, S.J. Kadir, A. & Nasution, M.H.T. (2018). Masyarakat Tionghoa dalam Pemilihan Strategi Komisi Pemilihan Umum Provinsi Kepala Daerah, JPPUMA: Jurnal Ilmu Sumatera Utara Dalam Meningkatkan Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal Partisipasi Masyarakat Pada Pemilihan of Governance and Political UMA), 2 (2): 166- Gubernur Sumatera Utara 2018. 175 PERSPEKTIF, 7 (1): 1-5. Suharyanto, A., (2016), Surat Kabar Sebagai Salah Hendrik, D. (2010). Variabel – Variabel Yang Satu Media Penyampaian Informasi Politik Mempengaruhi Rendahnya Partisipasi Politik pada Partisipasi Politik Masyarakat, Jurnal Masyarakat Dalam Pilkada Walikota Dan Administrasi Publik: Public Administration Wakil Walikota Padang Tahun 2008. Jurnal Journal, 6 (2): 123-136. Demokrasi. 11 (2): 137-148. Surbakti, R. (2010). Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Ivanna, J. Pardede, A.J. & Iqbal, M. (2018). Peran PT Grasindo. Media Cetak dalam Meningkatkan Partisipasi Tarigan, M. (2009). Partisipasi Politik Masyarakat Politik Di Kelurahan Bandar Selamat Kabupaten Temanggung Dalam Pelaksanaan Kecamatan Medan Tembung Kota Medan. Pilkada Tahun 2008. Tesis. Universitas Journal of Education, Humaniora and Social Diponegoro. Sciences (JEHSS). 1 (1): 25-35. Usfinit, Y., Suparjo, A., & Setyawan, D. (2014). Kusmanto, H., (2013). Peran Badan Perspektif Partisipasi Politik Masyarakat Pada Permusyawaratan Daerah dalam Pemilihan Kepala Daerah Kota Malang. Jurnal Meningkatkan Partisipasi Politik Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 3 (1): 38-45. Masyarakat, JPPUMA: Jurnal Ilmu Nawawi, H. (2019). Metode Penelitian Bidang Sosial. Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. of Governance and Political UMA), 1 (1): 41- Zega, M.A. Muda, I. Batubara, B.M. & Suharyanto, A. 47. (2018). Pengaruh Program Rumah Pintar Miles & Huberman. (2007). Analisis data Kualitatif. Pemilu Terhadap Partisipasi Politik Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Masyarakat Pada Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Medan, PERSPEKTIF, 7 (2): 60- 65.

235