Perpustakaan.Uns.Ac.Id Digilib.Uns.Ac.Id Commit to User 1
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan gandum di dalam negeri sebagian besar masih diimpor karena tanaman gandum hanya tumbuh baik di iklim subtropis. Untuk tiap tahunnya kebutuhan gandum di dalam negeri semakin meningkat. Kenaikan kebutuhan gandum dapat dikurangi dengan memanfaatkan potensi komoditas lokal. Komoditas lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti tepung terigu salah satunya adalah sorghum (Sorghum bicolor L.). Sorghum merupakan komoditas sumber karbohidrat yang cukup potensial dan kandungan gizinya tidak kalah bersaing dengan serealia lain seperti beras dan jagung. Menurut Rooney (1977), komposisi kimia sorghum terdiri dari pati (70,2%), protein (12,5%), lemak (3,4%), abu (2,2%), serat kasar (2,7%), dan tanin (0,003-0,17%). Sorghum memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap iklim panas dan kering dibandingkan dengan jenis tanaman karbohidrat yang lain. Sorghum dapat tumbuh dan berproduksi di daerah- daerah yang memiliki curah hujan hanya 400 mm/th (Susila, 2009). Produktivitas tanaman sorghum di Indonesia cukup tinggi (2,5-6,0 ton/ha) dan dapat dibudidayakan di segala jenis tanah, termasuk di lahan marginal (Puslitbang Tanaman Pangan, 1993). Namun di tingkat petani produktivitas sorghum masih jauh dibawah potensi hasil penelitian, yaitu antara 0,37-1,80 ton/ha (Sirappa, 2003). Tepung sorghum dapat diolah menjadi aneka kue basah dan kue kering serta makanan tradisional. Kue basah yang dimaksud adalah aneka cake dan bolu, sedangkan makanan tradisional basah seperti klepon, jenang, nagasari, dan wingko. Kue kering yang dimaksud adalah aneka cookies, kue gapit, dan simping. Kemampuan substitusi tepung sorghum terhadap tepung terigu dalam pembuatan roti mencapai 20-25%, untuk cake 40-50%, dan kue kering 70- 80%. Sedangkan untuk menghasilkan mie basah yang baik, penggunaan tepung sorghum bisa mencapaicommit 20% (Susila, to user 2009). 1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id2 Meskipun sorghum telah dapat dikembangkan menjadi tepung, tepung sorghum masih memiliki beberapa kelemahan dari sifat fungsionalnya yaitu tepung sorghum tidak bisa mengembang dengan baik. Sehingga dalam proses pengolahan produk tepung sorghum perlu ditambahkan tepung terigu untuk hasil yang lebih baik. Oleh karena itu, upaya perbaikan kualitas untuk meningkatkan karakteristik tepung sorghum penting dilakukan, antara lain dengan memodifikasi sifat-sifat fungsional. Salah satu modifikasi tepung secara kimia adalah dengan asetilasi. Reaksi modifikasi tepung pati ini dilakukan dengan menggunakan asam asetat. Dengan adanya distribusi gugus asetil yang menggantikan gugus OH- melalui proses asetilisasi akan mengurangi kekuatan hidrogen di antara pati dan menyebabkan granula pati menjadi lebih mengembang (banyak menahan air), mudah larut dalam air (Adebowale dan Lawal, 2002 dalam Singh, 2004). Keunggulan sifat fisika-kimia yang dimiliki pati terasetilisasi seperti suhu gelatinisasi, swelling power, solubility dan tingkat kejernihan pasta (paste clarity) yang tinggi, serta memiliki stabilitas penyimpanan dan pemasakan yang lebih baik jika dibandingkan dengan pati asalnya (Raina, et al., 2006). Penelitian modifikasi tepung secara kimia dengan lama perendaman dan konsentrasi asam asetat telah dilakukan pada penelitian sebelumnya dengan menggunakan tepung umbi gembili (Alsuhendra dan Ridawati, 2009). Pada faktor lama perendaman dapat memberikan efek untuk mempercepat reaksi dalam memodifikasi pati dan faktor konsentrasi asam asetat memberikan efek seberapa besar asam asetat dapat mensubstitusi gugus asetil dalam pati yang dapat merubah sifat fisik dan kimia tepung tanpa meninggalkan aroma asam asetat pada tepung sorghum. Oleh karna itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi lama waktu perendaman dan konsentrasi asam asetat yang digunakan terhadap karakteristik fisikokimia tepung sorghum termodifikasi. Melalui modifikasi ini diharapkan dapat diperoleh tepung sorghum dengan karakteristik yang diinginkan dan dapat diaplikasikan dalam pengembangan berbagai produk. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id3 B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi asam asetat terhadap karakteristik fisik (viskositas, derajat putih dan swelling power) dan karakteristik kimia (kadar air, protein terlarut, gula reduksi dan kadar tanin) pada tepung sorghum (Sorghum bicolor L.) varietas Mandau termodifikasi yang dihasilkan? 2. Bagaimana pengaruh variasi lama perendaman terhadap karakteristik fisik (viskositas, derajat putih dan swelling power) dan karakteristik kimia (kadar air, protein terlarut, gula reduksi dan kadar tanin) pada tepung sorghum (Sorghum bicolor L.) varietas Mandau termodifikasi yang dihasilkan? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh variasi konsentrasi asam asetat terhadap karakteristik fisik (viskositas, derajat putih dan swelling power) dan karakteristik kimia (kadar air, protein terlarut, gula reduksi dan kadar tanin) pada tepung sorghum (Sorghum bicolor L.) varietas Mandau termodifikasi yang dihasilkan. 2. Mengetahui pengaruh variasi lama perendaman terhadap karakteristik fisik (viskositas, derajat putih dan swelling power) dan karakteristik kimia (kadar air, protein terlarut, gula reduksi dan kadar tanin) pada tepung sorghum (Sorghum bicolor L.) varietas Mandau termodifikasi yang dihasilkan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id4 D. Manfaat Penelitian Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah : 1. Memberi informasi tentang inovasi pemanfaatan sorghum menjadi tepung sorghum termodifikasi. 2. Memberikan informasi tentang cara memodifikasi tepung sorghum secara kimiawi menggunakan asam asetat. 3. Memberikan informasi mengenai pengaruh variasi konsentrasi asam asetat dan lama perendaman untuk menghasilkan tepung sorghum termodifikasi dengan kualitas yang baik. commit to user .