RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota 2017 - 2021

PENDAHULUAN

ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

3.1 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025

Sesuai Undang-Undang No 17 Tahun 2007, visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2000-2025 adalah untuk mewujudkan INDONESIAYANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR.

Dengan penjelasan sebagai berikut: Mandiri : Bangsa mandiri adalah bangsa yang mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang telah maju dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri. Maju : Suatu bangsa dikatakan makin maju apabila sumber daya manusianya memiliki kepribadian bangsa, berakhlak mulia, dan berkualitas pendidikan yang tinggi. Adil : Sedangkan Bangsa adil berarti tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antarindividu, gender, maupun wilayah. Makmur : Kemudian Bangsa yang makmur adalah bangsa yang sudah terpenuhi seluruh kebutuhan hidupnya, sehingga dapat memberikan makna dan arti penting bagi bangsa-bangsa lain di dunia.

Dalam mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut ditempuh melalui 8 (delapan) misi pembangunan nasional sebagai berikut: 1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila adalah memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antarumat beragama, melaksanakan interaksi antar budaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa dalam

Pemerintah Kota Padang II 1 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa. 2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing adalah mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui penelitian; pengembangan, dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan; membangun infrastruktur yang maju serta reformasi di bidang hukum dan aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk pelayanan jasa dalam negeri. 3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum adalah memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil; memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin pengembangan media dan kebebasan media dalam mengomunikasikan kepentingan masyarakat; dan melakukan pembenahan struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum dan menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak rakyat kecil. 4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu adalah membangun kekuatan TNI hingga melampaui kekuatan esensial minimum serta disegani di kawasan regional dan internasional; memantapkan kemampuan dan meningkatkan profesionalisme Polri agar mampu melindungi dan mengayomi masyarakat; mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan tindakan kriminalitas; membangun kapabilitas lembaga intelijen dan kontra-intelijen negara dalam penciptaan keamanan nasional; serta meningkatkan kesiapan komponen cadangan, komponen pendukung pertahanan dan kontribusi industry pertahanan nasional dalam sistem pertahanan semesta. 5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan adalah meningkatkan pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah; menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis; menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender. 6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari adalah memperbaiki pengelolaan pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan antara pemanfaaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk pemukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan; memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk mendukung kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan; serta meningkatkan pemeliharaan dan

Pemerintah Kota Padang II 2 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

pemanfaatan keaneka ragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. 7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional adalah menumbuhkan wawasan bahari bagi masyarakat dan pemerintah agar pembangunan Indonesia berorientasi kelautan; meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kelautan melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan; mengelola wilayah laut nasional untuk mempertahankan kedaulatan dan kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan. 8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional adalah memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional; melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pembentukan identitas dan pemantapan integrasi internasional dan regional; dan mendorong kerja sama internasional, regional dan bilateral antarmasyarakat, antarkelompok, serta antarlembaga di berbagai bidang. RPJPN 2005-2025 dilaksanakan dalam empat tahapan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM), yang masing-masing tahapan telah pula memuat rumusan indikatif arahan prioritas kebijakan. Sesuai arahan RPJPN, pembangunan dalam RPJMN ke-3 (2015-2019) ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat. Hal ini untuk memastikan bahwa Indonesia memiliki landasan pembangunan yang mantap sehingga bisa terlepas dari perangkap negara menengah, sehingga mulai tahun 2025 dapat memasuki gerbang untuk menjadi negara maju pada 2030.

Berdasarkan arahan RPJPN 2005-2025, pada periode 2015-2019 daya saing perekonomian Indonesia semakin kuat dan kompetitif, salah satunya melalui terpenuhinya ketersediaan infrastruktur yang didukung oleh mantapnya kerja sama pemerintah dan dunia usaha. RPJPN juga mengarahkan terpenuhinya penyediaan air minum dan sanitasi untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, yang dapat diartikan meningkatkan akses air minum dan sanitasi bagi seluruh penduduk Indonesia (akses 100%). Sejalan dengan itu, pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat. Kondisi itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh. Pengembangan infrastruktur perdesaan juga akan terus dikembangkan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019

RPJMN 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan nasional jangka menengah hasil penjabaran tahapan ketiga dari RPJPN 2005-2025 yang

Pemerintah Kota Padang II 3 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

kemudian disandingkan dengan Visi, Misi, dan Agenda Presiden/Wakil Presiden (Nawa Cita).

Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan visi pembangunan jangka panjang, periode 2015-2019 menjadi sangat penting karena merupakan titik kritis untuk meletakkan landasan yang kokoh untuk mendorong ekonomi Indonesia agar dapat maju lebih cepat dan bertransformasi dari kondisi saat ini sebagai negara berpenghasilan menengah menjadi negara maju dengan penghasilan per kapita yang cukup tinggi. Meskipun demikian, upaya peningkatan kinerja perekonomian Indonesia perlu memperhatikan kondisi peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan, warga yang berkepribadian dan berjiwa gotong royong, dan masyarakat memiliki keharmonisan antar kelompok sosial, serta postur perekonomian yang semakin mencerminkan pertumbuhan yang berkualitas, yakni bersifat inklusif, berbasis luas, berlandaskan keunggulan sumber daya manusia serta kemampuan IPTEK dan bergerak menuju kepada keseimbangan antar sektor ekonomi dan antar wilayah, serta makin mencerminkan keharmonisan antara manusia dan lingkungan. Maka dari itu, ditetapkan visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah: “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”.

Salah satu tantangan pokok dalam mewujudkan visi pembangunan 2015- 2019 adalah terbatasnya ketersediaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan kemajuan ekonomi. Untuk itu, ketersediaan infrastruktur permukiman harus ditingkatkan untuk mendukung agenda pembangunan nasional yang tercantum dalam Nawacita seperti membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, serta meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing ekonomi.

Maka dari itu, salah satu arahan kebijakan umum RPJMN 2015-2019 adalah mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik), menjamin ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan, yang seluruhnya dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran kerjasama Pemerintah-Swasta. Adapun sasaran pokok yang ingin dicapai pada tahun 2019 terkait pembangunan perumahan dan kawasan permukiman adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian yang layak yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas yang memadai, meliputi akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan terjangkau dan diprioritaskan dalam rangka meningkatkan standar hidup penduduk 40 persen terbawah.

Pemerintah Kota Padang II 4 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Sasaran pembangunan kawasan permukiman yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen;

2. Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia;

3. Optimalisasi penyediaan layanan air minum;

4. Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip jaga air, hemat air dan simpan air secara nasional;

5. Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman yang mendukung;

6. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar;

7. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan.

Kebijakan dan strategi penyelenggaraan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya diarahkan dengan memperhatikan tugas, fungsi dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Cipta Karya yang meliputi kegiatan utama berupa Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan dan kegiatan pembangunan.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, tugas Ditjen Cipta Karya adalah menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Ditjen Cipta Karya melaksanakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan

Pemerintah Kota Padang II 5 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan

g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Adapun dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur keciptakaryaan, Ditjen Cipta Karya menggunakan tiga strategi pendekatan yaitu membangun sistem, memfasilitasi Pemerintah Daerah Provinsi, Kota dan Kabupaten, serta memberdayakan masyarakat melalui program-program pemberdayaan masyarakat. Dalam membangun sistem, Ditjen Cipta Karya memberikan dukungan pembangunan infrastruktur dengan memprioritaskan sistem infastruktur Provinsi/Kabupaten/Kota. Dalam hal fasilitasi Pemerintah Daerah, bentuk dukungan yang diberikan adalah fasilitasi kepada Pemerintah Daerah dalam penguatan kelembagaan, keuangan, termasuk pembinaan teknis terhadap tugas dekonsentrasi dan pembantuan. Untuk pemberdayaan masyarakat, bentuk dukungan yang diberikan adalah pembangunan infrastruktur keciptakaryaan melalui program- program pemberdayaan masyarakat.

Pada dasarnya untuk bidang Cipta Karya, hampir semua tugas pembangunan dikerjakan bersama pemerintah daerah, baik pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, peran pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya lebih terfokus kepada tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan. Tugas pengaturan dilakukan melalui penyusunan kebijakan dan strategi, penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK), penetapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta tugas-tugas lain yang bersifat penyusunan perangkat peraturan. sedangkan tugas pembinaan dilakukan dalam bentuk dukungan perencanaan, pemberian bantuan administrasi dan teknis, supervisi serta konsultasi. Untuk tugas pengawasan, peran pemerintah pusat dilakukan dalam bentuk monitoring dan evaluasi kinerja. Keseluruhan tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan ini didanai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), disertai dukungan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

Pemerintah Kota Padang II 6 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Meskipun fokus melakukan tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan, Ditjen Cipta Karya juga melakukan kegiatan pembangunan infrastruktur Cipta Karya. Berdasarkan Undang-Undang Pemerintah Daerah, Ditjen Cipta Karya diamanatkan melakukan pembangunan infrastruktur skala nasional (lintas provinsi), serta infrastruktur untuk kepentingan nasional. Di samping itu, Ditjen Cipta Karya juga melakukan kegiatan pembangunan dalam rangka pemenuhan SPM sebagai stimulan bagi Pemerintah Daerah untuk meningkatkan komitmennya dalam melakukan pembangunan infrastruktur Cipta Karya. Pemda juga bertanggung jawab atas operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang terbangun.

Ditjen Cipta Karya juga menyelenggarakan pembangunan dengan pendekatan pola pemberdayaan khususnya kegiatan yang mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan lingkungannya. Untuk tugas pembangunan juga ada melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk memenuhi target pencapaian SPM berupa bantuan khusus yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya dengan kriteria- kriteria teknis tertentu. Selain itu terdapat pola hibah, yaitu bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan kegiatan strategis nasional yang mendesak.

Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan, proses perencanaan perlu diselenggarakan dengan mengacu kepada amanat perundangan (Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Presiden), baik spasial maupun sektoral. Selain itu, perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya juga memperhatikan kondisi eksisting, isu strategis, serta potensi daerah.

Pemerintah Kota Padang II 7 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Tabel 3.1 Pendekatan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pendekatan Strategi Membangun 1. Pembangunan InfrastrukturPelaksanaanPermukiman Skala Regional Sistem (TPA Regional atau SPAM Regional)

2. Pembangunan Infrastruktur Permukiman pada kawasan strategis (kawasan perbatasan, KSN, PKN, WPS) atau kawasan khusus (kawasan kumuh perkotaan, kawasan nelayan, kawasan rawan air/perbatasan/pulau terluar)

3. Mendorong penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan sebagai alat sinergisasi seluruh sektor dalam menata kawasan

Fasilitasi Pemda 1. Pendampingan penyusunan NSPK daerah antara lain Perda Bangunan Gedung, SK Kumuh, dsb.

2. Penyusunan Rencana Penanganan Kawasan/Induk Sektoral seperti Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum (RISPAM), dan Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

3. Pembangunan Indrastruktur Permukiman Skala kawsan seperti fasilitasi PDAM, fasilitasi kota hijau dan kota pusaka, penanganan kumuh perkotaan, serta penataan bangunan dan lingkungan.

Pemberdayaan 1. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakt melalui kegiatan Pamsimas, Sanimas, Masyarakat dan P2KP.

2. Bantuan Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat

3.1.2 Arahan Penataan Ruang

Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional meliputi: 1. Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi: a. Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhierarki, dengan strategi: . Menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya; . Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat pertumbuhan; . Mengendalikan perkembangan kota-kota pantai; dan . Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya.

Pemerintah Kota Padang II 8 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

b. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah nasional, dengan strategi: . Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat, laut, dan udara; . Mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan terisolasi; . Meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik; . Meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air; dan . Meningkatkan jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi, serta mewujudkan sistem jaringan pipa minyak dan gas bumi nasional yang optimal.

2. Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang, meliputi: a. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung: 1) Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup, dengan strategi: . Menetapkan kawasan lindung di ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi; . Mewujudkan kawasan berfungsi lindung dalam satu wilayah pulau dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas pulau tersebut sesuai dengan kondisi ekosistemnya; dan . Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah. 2) Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, dengan strategi: . Menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup; . Melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya; . Melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya; . Mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan; . Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk menjamin kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan; . Mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber daya alam

Pemerintah Kota Padang II 9 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

yang terbarukan untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya; dan . mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi bencana di kawasan rawan bencana. b. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya: 1) Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi daya, dengan strategi: . Menetapkan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional untuk pemanfaatan sumber daya alam di ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan pemanfaatan ruang wilayah; . Mengembangkan kegiatan budi daya unggulan di dalam kawasan beserta prasarana secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan perekonomian kawasan dan wilayah sekitarnya; . Mengembangkan kegiatan budi daya untuk menunjang aspek politik, pertahanan dan keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi; . Mengembangkan dan melestarikan kawasan budi daya pertanian pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional; . Mengembangkan pulau-pulau kecil dengan pendekatan gugus pulau untuk meningkatkan daya saing dan mewujudkan skala ekonomi; dan . Mengembangkan kegiatan pengelolaan sumber daya kelautan yang bernilai ekonomi tinggi di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia, dan/atau landas kontinen untuk meningkatkan perekonomian nasional. 2) Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan, dengan strategi: . Membatasi perkembangan kegiatan budi daya terbangun di kawasan rawan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana; . Mengembangkan perkotaan metropolitan dan kota besar dengan mengoptimalkan pemanfaaatan ruang secara vertikal dan kompak; . Mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas kawasan perkotaan; dan . Membatasi perkembangan kawasan terbangun di awasan perkotaan besar dan metropolitan untuk mempertahankan tingkat pelayanan prasarana dan sarana kawasan perkotaan serta mempertahankan fungsi kawasan perdesaan di sekitarnya. . Mengembangkan kegiatan budidaya yang dapat mempertahankan keberadaan pulau-pulau kecil.

Pemerintah Kota Padang II 10 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

c. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis nasional: 1) Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya nasional, degan strategi: . Menetapkan kawasan strategis nasional berfungsi lindung; . Mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis nasional yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan; . Membatasi pemanfaatan ruang di sekitar kawasan strategis nasional yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan; . Membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya; . Mengembangkan kegiatan budi daya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budi daya terbangun; dan . Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional.

RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH NASIONAL

Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan landasan hukum dan acuan spasial bagi pemabfaatan ruang dan pengendaliannya. Menurut PP nomor 26 tahun 2008, mengenai rencana struktur ruang wilayah nasional, bahwa struktur ruang nasional terdiri atas:

1. Sistem Perkotaan Nasional Sistem perkotaan nasional merupakan salah satu aspek yang terdapat dalam struktur ruang. Sistem perkotaan nasional dibagi menjadi tiga bagian, yakni PKN (Pusat Kegiatan Nasional), PKW (Pusat Kegiatan Wilayah), dan PKL (Pusat Kegiatan Lokal). Selain sistem perkotaan nasional dikembangkan PKSN untuk mendorong perkembangan kawasan perbatasan negara. a. Kriteria dari PKN (Pusat Kegiatan Nasional) adalah sebagai berikut: . Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional; . Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi; dan/atau

Pemerintah Kota Padang II 11 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

b. Kriteria dari PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) adalah segai berikut: . kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN; . kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau . kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten. c. Kriteria dari PKL (Pusat Kegiatan Lokal) adalah sebagai berikut: . kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan; dan/atau . kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan. d. Kriteria dari PKSN (Pusat Kegiatan Strategis Nasional) . pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga; . pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga; . pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya; dan/atau . pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

2. Sistem Jaringan Transportasi Nasional Transportasi merupakan salah satu aspek yang mendukung suatu pembangunan. Keterpaduan sistem jaringan transportasi menjadi salah satu tujuan secara nasional. Maka dari itu dalam rencana struktur ruang wilayah nasional, sistem jaringan transportasi terdiri atas: 1) Sistem jaringan transportasi darat; Sistem jaringan transportasi darat terdiri atas jaringan jalan nasional, jaringan jalur kereta api, dan jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan.

Pemerintah Kota Padang II 12 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

2) Sistem jaringan transportasi laut Sistem jaringan transportasi laut terdiri atas tatanan kepelabuhanan dan alur pelayaran. 3) Sistem jaringan transportasi udara. Sistem jaringan transportasi udara terdiri atas tatanan kebandarudaraan dan ruang udara untuk penerbangan.

3. Sistem Jaringan Energi Nasional Sistem jaringan energi nasional terdiri atas: 1) Jaringan pipa minyak dan gas bumi Jaringan pipa minyak dan gas bumi dikembangkan untuk: a. menyalurkan minyak dan gas bumi dari fasilitas produksi ke kilang pengolahan dan/atau tempat penyimpanan; atau b. menyalurkan minyak dan gas bumi dari kilang pengolahan atau tempat penyimpanan ke konsumen. 2) Pembangkit tenaga listrik Pembangkit tenaga listrik dikembangkan untuk memenuhi penyediaan tenaga listrik sesuai dengan kebutuhan yang mampu mendukung kegiatan perekonomian. 3) Jaringan transmisi tenaga listrik. Jaringan transmisi tenaga listrik dikembangkan untuk menyalurkan tenaga listrik antarsistem yang menggunakan kawat saluran udara, kabel bawah tanah, atau kabel bawah laut.

4. Sistem Jaringan Telekomunkasi Nasional Sistem jaringan telekomunikasi nasional terdiri atas: 1) Jaringan terestrial Jaringan terestrial dikembangkan secara berkesinambungan untuk menyediakan pelayanan telekomunikasi di seluruh wilayah nasional. 2) Jaringan satelit. Jaringan satelit dikembangkan untuk melengkapi sistem jaringan telekomunikasi nasional melalui satelit komunikasi dan stasiun bumi. 5. Sistem Jaringan Sumber Daya Air Sistem jaringan sumber daya air merupakan sistem sumber daya air pada setiap wilayah sungai dan cekungan air tanah. Wilayah sungai dan cekungan air tanah lintas negara ditetapkan dengan kriteria melayani kawasan perbatasan negara atau melintasi batas negara.

Pemerintah Kota Padang II 13 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

RENCANA POLA RUANG WILAYAH NASIONAL

Menurut PP nomor 26 tahun 2008, Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional terdiri atas: 1. Kawasan Lindung Nasional Kawasan lindung nasional terdiri atas: a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, terdiri atas: . kawasan hutan lindung; . kawasan bergambut; dan . kawasan resapan air. b. kawasan perlindungan setempat, terdiri atas: . sempadan pantai; . sempadan sungai; . kawasan sekitar danau atau waduk; dan . ruang terbuka hijau kota. c. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, terdiri atas: . kawasan suaka alam; . kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya; . suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut; . cagar alam dan cagar alam laut; . kawasan pantai berhutan bakau; . taman nasional dan taman nasional laut; . taman hutan raya; . taman wisata alam dan taman wisata alam laut; dan . kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan d. kawasan rawan bencana alam, terdiri atas: . kawasan rawan tanah longsor; . kawasan rawan gelombang pasang; dan . kawasan rawan banjir e. kawasan lindung geologi, terdiri atas: . kawasan cagar alam geologi; . kawasan rawan bencana alam geologi; dan . kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah f. kawasan lindung lainnya, terdiri atas: . cagar biosfer; . ramsar; . taman buru; . kawasan perlindungan plasma nutfah;

Pemerintah Kota Padang II 14 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

. kawasan pengungsian satwa; . terumbu karang; dan . kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi

2. Kawasan Budidaya yang Memiliki Nilai Strategis Nasional Kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional ditetapkan sebagai kawasan andalan. Nilai strategis nasional meliputi kemampuan kawasan untuk memacu pertumbuhan ekonomi kawasan dan wilayah di sekitarnya serta mendorong pemerataan perkembangan wilayah. Kawasan andalan terdiri atas: a. Kawasan andalan darat, terdiri dari: 1 ) Kawasan andalan berkembang Kawasan andalan berkembang ditetapkan dengan kriteria: . memiliki paling sedikit 3 (tiga) kawasan perkotaan; . memiliki kontribusi terhadap produk domestik bruto paling sedikit 0,25% (nol koma dua lima persen); . memiliki jumlah penduduk paling sedikit 3% (tiga persen) dari jumlah penduduk provinsi; . memiliki prasarana berupa jaringan jalan, pelabuhan laut dan/atau bandar udara, prasarana listrik, telekomunikasi, dan air baku, serta fasilitas penunjang kegiatan ekonomi kawasan; dan . memiliki sektor unggulan yang sudah berkembang dan/atau sudah ada minat investasi. 2) Kawasan andalan prospektif berkembang. Kawasan andalan prospektif berkembang ditetapkan dengan kriteria: . memiliki paling sedikit 1 (satu) kawasan perkotaan; . memiliki kontribusi terhadap produk domestik bruto paling sedikit 0,05% (nol koma nol lima persen); . memiliki laju pertumbuhan ekonomi paling sedikit 4% (empat persen) per tahun; . memiliki jumlah penduduk paling sedikit 0,5% (nol koma lima persen) dari jumlah penduduk provinsi; . memiliki prasarana berupa jaringan jalan, pelabuhan laut, dan prasarana lainnya yang belum memadai; dan . memiliki sektor unggulan yang potensial untuk dikembangkan.

Pemerintah Kota Padang II 15 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

b. Kawasan andalan laut. Kawasan andalan laut ditetapkan dengan kriteria: . memiliki sumber daya kelautan; . memiliki pusat pengolahan hasil laut; dan . memiliki akses menuju pasar nasional atau internasional.

KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan: 1. Pertahanan dan keamanan Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan ditetapkan dengan kriteria: a. diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional; b. diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan; atau c. merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas. 2. Pertumbuhan ekonomi Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi ditetapkan dengan kriteria: a. memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh; b. memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional; c. memiliki potensi ekspor; d. didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi; e. memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi; f. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional; g. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional; atau h. ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.

Pemerintah Kota Padang II 16 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

3. Sosial dan budaya Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan sosial dan budaya ditetapkan dengan kriteria: a. merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional; b. merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa; c. merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan; d. merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional; e. memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya; atau f. memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional. 4. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi ditetapkan dengan kriteria: a. diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir; b. memiliki sumber daya alam strategis nasional; c. berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa; d. berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau e. berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. 5. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup ditetapkan dengan kriteria: a. merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati; b. merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan; c. memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara; d. memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro; e. menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;

Pemerintah Kota Padang II 17 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

f. rawan bencana alam nasional; atau g. sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

ARAHAN RTRW PULAU SUMATERA Berdasarkan Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah: . Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. . Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan . Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.

ARAHAN RTRW PROPINSI SUMATERA BARAT

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

Tujuan penataan ruang Sumatera Barat Tahun 2029 adalah :

“Pengembangan Potensi Sumber Daya Alam Dengan Tetap Memperhatikan Ekosistem Alam dan Daya Dukung Wilayah Secara Berkelanjutan”

Kebijakan dan strategi penataan ruang Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut:

1. Pengurangan kesenjangan pembangunan dan perkembangan wilayah Utara-Selatan Provinsi Sumatera Barat, melalui : a. Pengembangan interaksi kawasan untuk meningkatan perkembangan ekonomi kawasan dengan pengembangan jalan arteri primer dan sarana pendukungnya; b. Peningkatan akses kawasan budi daya ke sistem jaringan transportasi melalui peningkatan jalan kolektor primer;

Pemerintah Kota Padang II 18 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

c. Peningkatan sarana dan prasarana pendukung untuk menunjang pengembangan pusat-pusat primer dan sekunder berupa pengembangan fasilitas bongkar muat dan sarana pelabuhan perikanan di PKN, PKW dan/atau PKWp; d. Peningkatan pemanfaatan potensi sumberdaya alam di wilayah selatan melalui pengolahan produk perkebunan dan perikanan

2. Pengembangan ekonomi sektor primer, sekunder dan tersier sesuai daya dukung wilayah, melalui : a. Peningkatan kegiatan pertanian, kehutanan dan perkebunan melalui pola intensifikasi dan ekstensifikasi dengan tetap mempertahankan ekosistem lingkungan; b. Peningkatan pengembangan kawasan agropolitan dengan melengkapi fasilitas perdagangan pusat koleksi distribusi dan jasa pendukung komoditas pertanian kawasan; c. Peningkatan pengembangan industri berbasis pertanian berupa perlengkapan saprodi dan sarana pendukungnya; d. Peningkatan pengembangan kegiatan jasa perdagangan untuk mendukung kegiatan primer dan sekunder, serta menciptakan lapangan kerja perkotaan terutama di kawasan metropolitan; e. Pengembangan kegiatan sektor unggulan pada kawasan andalan antara lain pertanian, perkebunan, pertambangan, industri, perikanan dan pariwisata dengan tetap mempertahankan kawasan hutan dan ruang terbuka hijau minimum mencapai 30% dari total luas kawasan

3. Penetapan pusat-pusat kegiatan untuk mendukung pelayanan sosial/ekonomi dan pengembangan wilayah, melalui : a. Pemantapan pengembangan PKN Kota Padang sebagai pusat orientasi wilayah menuju Metropolitan Padang, PKW yang terdiri dari Kota Bukittinggi, Kota , Kota , Kota dan Muara Siberut sesuai arahan RTRWN; b. Penetapan pusat-pusat kegiatan lingkungan dalam rangka Peningkatan pelayanan intra wilayah di 19 (sembilan belas) kabupaten /kota di Provinsi Sumatera Barat; c. Pembangunan yang terkait dengan kegiatan dan akses dalam kawasan agropolitan berupa pengembangan jalan kolektor primer ke pusat pengembangan agropolitan.

Pemerintah Kota Padang II 19 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

4. Peningkatan fungsi Kota Padang menjadi Kota Metropolitan, melalui : a. Fasilitasi peningkatan fungsi Kota Padang menjadi kawasan metropolitan dengan kajian wilayah yang berbatasan langsung dengan Kota Padang sebagai wilayah pengaruh dan kota-kota sekitar sebagai pendukungnya; b. Penyusunan sinkronisasi penataan ruang kawasan perkotaan metropolitan terutama sistim jaringan prasarana dan sarana fasilitas perkotaan; c. peningkatan pelayanan sarana dan prasarana kawasan perkotaan metropolitan sesuai hirarki pelayanan dan tetap memperhatikan kaidah lingkungan, terutama kawasan RTH minimal 30% (tigapuluh persen), prasarana pejalan kaki dan pedagang informal; d. Pengembangan dan Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana transportasi laut dan udara dalam rangka menunjang kegiatan koleksi dan distribusi barang /penumpang di Pelabuhan Laut Internasional Teluk Bayur dan Bandar Udara Internasional Minangkabau.

5. Penetapan dan Peningkatan Kota , Pulau Punjung, Tapan, dan Simpang Empat menjadi Pusat Kegiatan Wilayah yang dipromosikan provinsi (PKWp) untuk melayani beberapa kabupaten, dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu Painan, Lubuk Alung, Parik Malintang, Lubuk Basung, Lubuk Sikaping, Sarilamak, Kota , , Muaro Sijunjung, Aro Suka, Padang Aro, dan Tuapejat untuk melayani satu wilayah kabupaten atau beberapa kecamatan, melalui : a. Pengembangan fungsi pusat-pusat sesuai dengan potensi kegiatan wilayah; b. Pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan fungsi pusat kegiatan baik internal maupun eksternal; c. Peningkatan prasarana transportasi dalam rangka menunjang pengembangan ekonomi daerah.

6. Pendorongan terbentuknya aksesibilitas jaringan transportasi dalam rangka menunjang perkembangan wilayah, melalui : a. Perwujudan dan peningkatan hubungan lintas barat, tengah dan timur Sumatera dengan mengembangkan jaringan jalan arteri primer dan kolektor primer; b. Peningkatan akses wilayah-wilayah di Provinsi Sumatera Barat yang belum berkembang dengan pembangunan jaringan jalan kolektor

Pemerintah Kota Padang II 20 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

primer dan pelayanan kapal perintis ke daerah-daerah terisolir di Pantai Barat Provinsi Sumatera Barat dan Kepulauan Mentawai; c. Pengembangan sistem transportasi kereta api di Provinsi Sumatera Barat dalam rangka menunjang jaringan transportasi kereta api Pulau Sumatera; d. Peningkatan pelayanan angkutan kereta api di Provinsi Sumatera Barat untuk angkutan barang dan penumpang.

7. Penetapan kawasan lindung untuk menjaga kelestarian sumberdaya alam secara terpadu dengan provinsi berbatasan, melalui : a. Pemantapan fungsi kawasan lindung; b. Prioritas penyelesaian konflik penggunaan ruang berdasarkan aspek hukum dan pertimbangan kondisi sosial masyarakat setempat; c. Sinkronisasi fungsi kawasan lindung dengan provinsi yang berbatasan.

8. Peningkatan pemanfaatan kawasan budi daya untuk mendukung pengembangan ekonomi daerah, melalui : a. Pengembangan kawasan andalan sesuai dengan potensi unggulan, yang meliputi Kawasan Padang Pariaman dan sekitarnya, Agam- Bukittinggi (PLTA Koto Panjang), Kepulauan Mentawai dan sekitarnya, Solok dan sekitarnya (Danau Kembar-PIP Danau Singkarak-Lubuk Alung- Ketaping) dan Kawasan Laut Kepulauan Mentawai-Siberut dan sekitarnya; b. Pemanfaatan kawasan budi daya sesuai dengan kapasitas daya dukung lingkungan.

RENCANA STRUKTUR RUANG PROVINSI SUMATERA BARAT

Rencana struktur ruang wilayah meliputi :  Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan;  Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi;  Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Energi;  Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Telekomunikasi;  Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sumberdaya Air; dan  Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Lingkungan.

1. Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan

Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan dikembangkan secara hirarki dan dalam bentuk pusat kegiatan, sesuai kebijakan nasional dan provinsi, potensi, dan rencana pengembangan, yang meliputi;

Pemerintah Kota Padang II 21 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN); b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW); c. Pusat Kegiatan Wilayah yang dipromosikan oleh Provinsi (PKWp); dan d. Pusat Kegiatan Lokal (PKL).

Kota yang ditetapkan sebagai wilayah PKN adalah Kota Padang, sedangkan kota-kota yang ditetapkan sebagai PKW adalah : a. Kota Bukittinggi; b. Kota Pariaman; c. Kota Sawahlunto; d. Kota Solok; dan e. Muara Siberut.

Kota Yang termasuk dalam wilayah PKWp adalah : a. Kota Payakumbuh; b. Pulau Punjung; c. Tapan; dan d. Simpang Empat.

Kota yang ditetapkan sebagai PKL adalah kota-kota yang tidak termasuk dalam wilayah PKN,PKW, dan PKWp, yakni : a. Painan; b. Kota Padang Panjang; c. Lubuk Sikaping; d. Sari Lamak; e. Batusangkar; f. Padang Aro; g. Tuapejat; h. Lubuk Basung; i. Muaro Sijunjung; j. Lubuk Alung; k. Aro Suka; dan l. Parik Malintang

Selain rencana pengembangan sistem pusat kegiatan juga dikembangkan Kawasan Metropolitan Padang untuk sinkronisasi pembangunan Kawasan Perkotaan Padang dengan kawasan perkotaan sekitarnya. Kawasan Metropolitan Padang meliputi : a. Kota Padang; b. Lubuk Alung (Kabupaten Padang Pariaman); c. Kota Pariaman;

Pemerintah Kota Padang II 22 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

d. Aro Suka (Kabupaten Solok); e. Kota Solok; dan f. Painan (Kabupaten Pesisir Selatan)

2. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi

Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi yang di maksud adalah : a. Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi meliputi sistem transportasi darat, laut, dan udara. b. Sistem jaringan transportasi darat terdiri dari jaringan jalan, jaringan jalur kereta api, sistem terminal, dan jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan. c. Sistem jaringan transportasi laut terdiri dari tatanan kepelabuhanan dan alur pelayaran. d. Sistem jaringan transportasi udara terdiri dari tatanan kebandarudaraan dan ruang udara untuk penerbangan.

Pengembangan jaringan jalan meliputi Pengembangan jaringan jalan dan penanganan jalan. Pengembangan jaringan jalan ditujukan untuk penyediaan prasarana transportasi jalan guna menunjang pembentukan sistem perkotaan yang direncanakan, meliputi peningkatan fungsi jalan dan /atau pembangunan jalan baru. Rencana peningkatan fungsi jalan meliputi jalan arteri primer, jalan kolektor primer, jalan strategis nasional, dan jalan bebas hambatan, meluputi : 1. Pengembangan jaringan jalan arteri primer meliputi ruas jalan yang menghubungkan simpul-simpul. 2. Pengembangan jaringan jalan kolektor primer meliputi ruas jalan yang menghubungkan simpul-simpul. 3. Pengembangan jaringan jalan strategis nasional yaitu ruas jalan yang menghubungkan Silaping - Manggopoh. 4. Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan yaitu ruas jalan yang menghubungkan Kota Padang – Kota Padang Panjang – Tanah Datar - Kota Bukittinggi - Kota Payakumbuh - Batas Provinsi .

Pengembangan jaringan jalur kereta api meliputi peningkatan kapasitas dan revitalisasi jalur kereta api yang sudah ada serta pengembangan jalur kereta api baru. Pengembangan jaringan jalur kereta api ditujukan untuk meningkatkan perekonomian daerah, angkutan barang dan angkutan penumpang serta keterpaduan antar moda transportasi, melalui :

Pemerintah Kota Padang II 23 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

a. Pelayanan kawasan sentra produksi pertanian, perkebunan, pertambangan, industri dan sinergi dengan Pelabuhan Teluk Bayur; b. Pengoperasian kereta api penumpang reguler, wisata dan barang dan memperkuat posisi jaringan kereta api Sumatera Barat dalam rencana pengembangan jaringan jalur kereta api Trans Sumatera (Trans Sumatera Railways); c. Pengoperasian kereta api komuter dan kereta api bandara.

Pengembangan sistem terminal meliputi terminal regional tipe A dan terminal regional tipe B, terminal barang, serta pengembangan sistem angkutan umum massal perkotaan dan perdesaan.

Pengembangan jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan meliputi peningkatan dan pengembangan jalur baru, meliputi : 1. Peningkatan jaringan transportasi sungai dan danau yang ditujukan untuk menunjang kegiatan pariwisata di Danau Maninjau Kabupaten Agam, Danau Singkarak Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar, Danau Kembar (Danau Diatas dan Danau Dibawah) dan Danau Talang Kabupaten Solok, Danau Buatan Koto Panjang Kabupaten Limapuluh Kota (batas Provinsi Riau), dan Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya, serta peningkatan dermaga sungai dan danau. 2. Peningkatan dan pengembangan jaringan transportasi penyeberangan dilakukan melalui peningkatan pelayanan transportasi penyeberangan. 3. Pengembangan jalur baru yaitu lintasan penyeberangan Carocok Painan - Mentawai terutama untuk angkutan barang yang ditunjang oleh angkutan pengumpan antar pulau di Kepulauan Mentawai. 4. Peningkatan pelayanan transportasi penyeberangan dilakukan melalui peningkatan sarana dan prasarana penyeberangan (dermaga), juga dilakukan pengembangan lintasan penyeberangan.

Pengembangan sistim transportasi laut yang ditujukan untuk mendukung sistem produksi, sistem pergerakan penumpang dan barang dengan kegiatan sistem perekonomian antar kawasan maupun internasional. Pengembangan sistem transportasi laut dilakukan melalui pengembangan dan /atau pembangunan pelabuhan internasional, pelabuhan nasional, pelabuhan regional, dan pelabuhan lokal serta pembangunan pelabuhan baru, untuk menunjang pengembangan perekonomian daerah, maka pengembangan pelabuhan dilakukan melalui:

Pemerintah Kota Padang II 24 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

a. peningkatan pelabuhan Internasional Teluk Bayur yang merupakan pelabuhan Utama serta pengembangan sistem kontainerisasi dengan kapasitas 40 feet. b. peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan nasional /regional yang merupakan pelabuhan pengumpul dan pelabuhan pengumpan yaitu Pelabuhan Muara Padang, pelabuhan Panasahan-Corocok Painan, pelabuhan Sioban, pelabuhan Pokai, pelabuhan Tua Pejat, pelabuhan Simailepet, pelabuhan Sikakap, Muara Sikabaluan dan Pelabuhan Bake; c. pengembangan angkutan wisata ke Kepulauan Mentawai, dan pengembangan angkutan pesisir Pasaman - Tiku - Bungus - Painan, peningkatan sarana dan prasarana serta fasilitas pelabuhan sesuai fungsi pelabuhan. d. pengembangan dan pembangunan pelabuhan perikanan untuk menunjang perekonomian daerah. e. Untuk meningkatkan pelayanan angkutan laut, direncanakan pembangunan pelabuhan baru berupa pelabuhan pengumpul dan pelabuhan pengumpan.

Pengembangan sistim transportasi udara diarahkan untuk mendorong penguatan Bandar Udara Internasional Minangkabau dengan memadukan berbagai pelayanan transportasi serta mengembangkan kegiatan komersial yang bernilai tambah tinggi, dan penguatan pelayanan kargo, serta pengembangan jalur penerbangan baru, meliputi : 1. Peningkatan keterpaduan berbagai pelayanan transportasi serta mengembangkan kegiatan komersial yang bernilai tambah tinggi. 2. Pengembangan jalur penerbangan baru dilakukan melalui pembukaan jalur penerbangan ke kota-kota di Sumatera, Bandung, , Surabaya, dan Banjarmasin serta jalur penerbangan internasional. 3. Selain Bandar Udara Internasional Minangkabau, bandar udara lain yang akan dikembangkan meliputi Bandar Udara Rokot di Kabupaten Kepulauan Mentawai, dan Bandar Udara di Kabupaten Limapuluh Kota, serta pembangunan bandar udara baru di Kabupaten Kepulauan Mentawai dan di Kabupaten Pasaman Barat yang berfungsi “Three in One” sebagai bandara darurat /evakuasi bencana /tsunami/perang, penerbangan umum dan angkutan udara perintis 4. Dalam pengembangan dan pembangunan bandar udara, harus memperhatikan masalah kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan tentang penerbangan.

Pemerintah Kota Padang II 25 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

3. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Energi

Pengembangan sistim jaringan prasarana energi ditujukan bagi pengembangan jaringan prasarana energi listrik yang meliputi prasarana pembangkit dan jaringan listrik, yang meliputi : 1. Pengembangan sistem prasarana pembangkit dan jaringan listrik untuk meningkatkan ketersediaan energi/listrik bagi kegiatan permukiman dan kegiatan non permukiman dan mendukung kegiatan perekonomian, pengembangan kawasan. 2. Pengembangan prasarana pembangkit energi listrik dengan memanfaatkan potensi sumber energi primer, terutama sumber energi terbarukan dan /atau sumber energi baru yang banyak tersedia di kabupaten/kota diantaranya panas bumi, tenaga air, gas, batubara, dan gelombang laut. 3. Pengembangan jaringan energi listrik dilakukan melalui pembangunan jaringan interkoneksi Jawa - Sumatera meliputi pengembangan jaringan kawat saluran udara, kabel bawah tanah, dan /atau kabel bawah laut.

4.Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Telekomunikasi

Rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi terdiri dari : 1. Pengembangan prasarana telekomunikasi meliputi sistem terestrial yang terdiri dari sistem kabel, sistem seluler, dan sistem satelit sebagai penghubung antara pusat- pusat pertumbuhan. 2. Pengembangan prasarana telekomunikasi dilakukan hingga ke pelosok wilayah yang belum terjangkau sarana prasarana telekomunikasi

5.Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air meliputi : 1. Sistem jaringan sumber daya air yang meliputi : a. Sistem jaringan sungai; b. Sistem jaringan irigasi; c. Sistem jaringan air baku; d. Sistem pengendalian banjir; dan e. Sistem pengamanan pantai. 2. Sistem jaringan prasarana sumber daya air direncanakan melalui pendekatan DAS dan cekungan air tanah serta keterpaduannya dengan pola ruang dengan memperhatikan neraca penatagunaan air. 3. Dalam rangka pengembangan penatagunaan air pada DAS dan Cekungan Air Tanah (CAT) diselenggarakan kegiatan penyusunan dan

Pemerintah Kota Padang II 26 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

penetapan neraca penatagunaan sumberdaya air dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan.

Rencana Pengembangan Prasarana Sumber Daya Air meliputi : 1. Konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. 2. Konservasi sumber daya air dilakukan melalui kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber air, pengawetan air, pengelolaan kualitas air, pengendalian pengambilan air tanah, dan pencegahan pencemaran air. 3. Pendayagunaan sumber daya air dilakukan melalui pengembangan jaringan irigasi pada seluruh wilayah kabupaten yang memiliki lahan pertanian lahan basah. 4. Pengendalian daya rusak air dilakukan melalui pembangunan dan/atau pengembangan prasarana pengendalian banjir dan pengamanan pantai

Rencana pengembangan wilayah sungai lintas provinsi dan lintas kabupaten /kota dilakukan secara terpadu dalam penataan ruang, upaya konservasi dan pemanfaatan sungai lintas provinsi dan lintas kabupaten/kota.

6.Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Lingkungan

Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Lingkungan meliputi : 1. Sistem prasarana lingkungan yang terdiri dari :  tempat pemrosesan akhir (TPA) terpadu (regional);  tempat pengolahan dan atau pengelolaan limbah industri B3 dan non B3;  sistem drainase;  sistem pengelolaan air minum (SPAM);  sarana dan prasarana lingkungan yang sifatnya menunjang kehidupan masyarakat. 2. Rencana pengembangan sistem prasarana lingkungan sebagai upaya bersama dalam menghadapi dampak lingkungan, maka perlu dikembangkan lokasi yang digunakan bersama antara kabupaten/kota dengan sistem pengelolaan yang berwawasan lingkungan.

RENCANA POLA RUANG PROVINSI SUMATERA BARAT Rencana Pola Ruang meliputi: A. Rencana Pengembangan Kawasan Lindung meliputi : 1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, yakni :

Pemerintah Kota Padang II 27 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

a. Kawasan hutan lindung seluas 1.001.780,43 Ha, yang menyebar di seluruh wilayah kabupaten /kota kecuali Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Bukittinggi dan Kota Pariaman; b. Kawasan bergambut, yang menyebar di Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Agam bagian barat, dan Kabupaten Pesisir Selatan; dan c. Kawasan resapan air, yang menyebar di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Sijiunjung dan Kota Padang.

2. Kawasan perlindungan setempat, yakni: a. Sempadan pantai di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kabupaten Agam, dan Kabupaten Pasaman Barat; b. Sempadan sungai dikembangkan pada seluruh aliran sungai yang ada di provinsi, baik yang mengalir di kawasan perkotaan maupun di luar kawasan perkotaan; c. Kawasan sekitar danau /waduk, yaitu Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diatas dan Danau Dibawah (Danau Kembar), Danau Talang, dan Danau buatan Koto Panjang; d. Kawasan sempadan mata air yang menyebar di seluruh wilayah provinsi; dan e. Kawasan terbuka hijau kota, yang menyebar di kawasan perkotaan dan bukan perkotaan.

3. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, yakni: a. Cagar Alam, yang tetap akan dikembangkan di Cagar Alam Rimbo Panti dan Cagar Alam Malampah Alahan Panjang di Kabupaten Pasaman, Cagar Alam Lembah Anai dan Cagar Alam Baringin Sakti di Kabupaten Tanah Datar, Cagar Alam Batang Pangean I dan Cagar Alam Batang Pangean II di Kabupaten Sijunjung, Cagar Alam Arau Hilir di Kota Padang, Cagar Alam Gunung Sago di Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Tanah Datar, Cagar Alam Maninjau Utara dan Selatan di Kabupaten Agam dan Kabupaten Padang Pariaman, Cagar Alam Gunung Singgalang Tandikat di Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Tanah Datar, Cagar Alam Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Cagar Alam Air Putih dan Cagar Alam Lembah Harau di Kabupaten Limapuluh Kota, Cagar Alam Barisan I di Kota Padang,

Pemerintah Kota Padang II 28 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok, Cagar Alam Air Tarusan di Kabupaten Solok dan Kabupaten Pesisir Selatan, Cagar Alam Batang Palupuh di Kabupaten Agam; b. Kawasan Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut di Pulau Pagai Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Pulau Penyu, Pulau Marak, Pulau Nyamuk di Kabupaten Pesisir Selatan, dan Pulau Panjang di Kabupaten Padang Pariaman; c. Kawasan Suaka Alam Selasih Talang di Kabupaten Solok; d. Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan lainnya adalah kawasan konservasi laut daerah Pulau Pasumpahan dan Pulau Pisang, kawasan pengawasan keanekaragaman hayati biota laut di Pulau Sikuai, kawasan konservasi laut daerah Pulau Ujung Agam, daerah perlindungan laut Tiku Agam, kawasan perlindungan laut daerah berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara (Pulau Batu Bakudung), dan perbatasan dengan Provinsi Bengkulu (Pulau Baringin); e. Kawasan Pantai Berhutan Bakau, berada di daerah Batang Tomak, Air Bangis, dan Simpang Empat di Kabupaten Pasaman Barat; Lunang Silaut di Kabupaten Pesisir Selatan; sebagian besar kawasan pantai Kepulauan Mentawai; Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, dan Bungus Teluk Kabung di Kota Padang; f. Kawasan Taman Nasional, adalah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang berada di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok Selatan, dan Taman Nasional Siberut di Kabupaten Kepulauan Mentawai; g. Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura), adalah Taman Hutan Raya Bung Hatta di Kota Padang; h. Kawasan Taman Wisata Alam, meliputi Taman Wisata Alam Mega Mendung di Kabupaten Tanah Datar, Taman Wisata Alam Lembah Harau di Kabupaten Limapuluh Kota, Taman Wisata Alam Rimbo Panti di Kabupaten Pasaman, Taman Wisata Alam Bukit Batu Patah di Kabupaten Tanah Datar; serta taman wisata alam di Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, dan Kota Bukittinggi; i. Kawasan Taman Wisata Alam Laut di Pulau Pieh Kabupaten Padang Pariaman dan Teluk Saibi Sarabua Kabupaten Kepulauan Mentawai; j. Kawasan Cagar Budaya diarahkan pengembangannya di seluruh kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi Sumatera Barat.

Pemerintah Kota Padang II 29 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

k. Konservasi terumbu karang dan kawasan wisata bahari Pulau Ujung, Pulau Tangah dan Pulau Angso di Kabupaten Padang Pariaman; l. Konservasi penyu dan kawasan wisata bahari Pulau Kasiak di Kabupaten Padang Pariaman; m.Kawasan konservasi perairan payau Jorong Maligi di Kabupaten Pasaman Barat; n. Kawasan konservasi laut daerah Kepulauan Mentawai (lokasi Desa Saibi, Samukop, Saliguma, dan Desa Katurai) di Kabupaten Mentawai; o. Kawasan konservasi suaka alam perairan Batang Gasang di Kabupaten Padang Pariaman; p. Kawasan konservasi dan wisata laut Pulau Penyu di Kabupaten Pesisir Selatan; dan q. Taman wisata perairan Pulau Pieh dan laut disekitarnya di Kabupaten Padang Pariaman.

4. Kawasan rawan bencana alam, yakni: a. Kawasan rawan tanah longsor, tersebar di seluruh wilayah provinsi terutama sepanjang jalur sesar aktif (Patahan Semangko), mulai dari Kabupaten Pasaman sampai pada perbatasan Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Lima Puluh Kota sampai wilayah perbatasan Provinsi Riau, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kota Padang, Kota Solok, Kabupaten Sijunjung, Kota Sawahlunto, Kabupaten Pesisir Selatan hingga ke perbatasan Provinsi Bengkulu; b. Kawasan rawan gelombang pasang, tersebar pada kawasan pantai di Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman Barat, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai; c. Kawasan rawan banjir, tersebar di kawasan Kinali, Air Bangis, dan Sasak di Kabupaten Pasaman Barat, kawasan Painan, Air Haji, Lunang Silaut, Tarusan, dan Kambang di Kabupaten Pesisir Selatan, kawasan Kota Solok, Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Kepulauan Mentawai, dan Kabupaten Agam.

5. Kawasan lindung geologi, yakni : a. Kawasan cagar alam geologi, adalah kawasan keunikan bentang alam berupa kawasan karst di daerah Kubah Batusangkar, dan bukit-

Pemerintah Kota Padang II 30 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

bukit karst di Sungaidareh Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Sijunjung, Ngarai Sianok di Kota Bukittinggi, Lembah Harau, Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diatas, dan Danau Dibawah; b. Kawasan rawan bencana alam geologi terdiri dari:  Kawasan rawan letusan gunung berapi yang terdapat di kawasan gunung api aktif yaitu kawasan sekitar Gunung Marapi, Gunung Tandikat, Gunung Talang dan Gunung Kerinci;  Kawasan rawan gempa bumi sepanjang pantai barat Sumatera mencakup Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman Barat, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai;  Kawasan rawan gerakan tanah tersebar di Kabupaten Pasaman, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang Panjang, Kota Padang, Kota Solok, Kota Sawahlunto, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, dan Kabupaten Pesisir Selatan;  Kawasan yang terletak di zona patahan aktif berada di sekitar patahan Semangko yang mencakup wilayah Kabupaten Pasaman, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, Kota Solok, dan Kabupaten Solok Selatan;  Kawasan rawan bencana tsunami, menyebar diseluruh kawasan pesisir pantai wilayah provinsi termasuk Kepulauan Mentawai beserta pulau-pulau kecil lainnya;  Kawasan rawan abrasi pantai menyebar mulai dari Kota Padang hingga Kota Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman Barat, dan Kabupaten Pesisir Selatan serta Kabupaten Kepulauan Mentawai. c. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah, meliputi:  Kawasan imbuhan air tanah; dan  Sempadan mata air

6. Kawasan lindung lainnya, yakni : a. Cagar biosfer, di Taman Nasional Siberut; b. Taman buru di Bukit Sidoali; c. Kawasan perlindungan Plasma Nutfah, adalah kawasan di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), dan di Kawasan Taman Nasional Siberut;

Pemerintah Kota Padang II 31 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

d. Terumbu karang, ditetapkan di seluruh kawasan perairan laut yang potensial dan sesuai untuk pengembangan terumbu karang; dan e. Alur migrasi hewan laut yang dilindungi. f. Lubuk larangan yang terdapat di Kota Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Sawahlunto, Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kota Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan, dan Kota Padang.

B.Rencana Pengembangan Kawasan Budi Daya meliputi :

1. Kawasan peruntukkan hutan produksi, yakni : a. Kawasan hutan produksi terbatas (HPT) dikembangkan diseluruh wilayah provinsi kecuali Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kota Pariaman, Kota Payakumbuh, dan Kota Solok; b. Kawasan hutan produksi tetap (HP) dikembangkan di seluruh wilayah provinsi kecuali Kabupaten Padang Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kota Pariaman, Kota Payakumbuh, dan Kota Solok; c. Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK) dikembangkan di seluruh wilayah provinsi kecuali Kabupaten Padang Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kota Pariaman, Kota Payakumbuh, dan Kota Solok.

2. Kawasan peruntukkan hutan rakyat, yakni : Rencana pengembangan kawasan hutan rakyat dilakukan di seluruh wilayah provinsi yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan hutan rakyat.

3. Kawasan peruntukkan perkebunan, yakni : Rencana pengembangan kawasan perkebunan dilakukan di seluruh wilayah provinsi yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan perkebunan, meliputi Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Agam, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Pemerintah Kota Padang II 32 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

4. Kawasan peruntukan pertanian, yakni : a. Kawasan pertanian lahan sawah irigasi dikembangkan di Kabupaten Pasaman, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Sijunjung; b. Kawasan pertanian sawah tadah hujan dikembangkan di seluruh wilayah provinsi yang memiliki kesesuaian lahan untuk kegiatan pertanian tadah hujan; c. Kawasan pertanian lahan kering dan hortikultura dikembangkan di wilayah Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabuputen Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kota Padang, dan Kota Payakumbuh; d. Kawasan agropolitan dikembangkan di wilayah Kabupaten Agam, Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Limapuluh Kota, dan Kabupaten Pasaman.

5. Kawasan peruntukkan perikanan, yakni: a. Perikanan tangkap dikembangkan di wilayah pesisir dan laut Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman Barat, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai; b. Perikanan budi daya yang terdiri dari budi daya laut, budi daya tambak dan budi daya air tawar, dikembangkan di seluruh wilayah kabupaten /kota;dan c. Kawasan pengelolaan hasil perikanan.

6. Kawasan peruntukkan pertambangan; Rencana pengembangan kawasan pertambangan dilakukan di Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) mineral dan batubara, Wilayah Kerja (WK) minyak dan gas bumi, serta Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) panas bumi yang menyebar di seluruh kabupaten/kota yang memiliki potensi bahan tambang, baik sumber daya mineral, batu bara maupun energi.

7. Kawasan peruntukkan industri; Rencana pengembangan kawasan industri dilakukan pada kawasan yang sesuai untuk pengembangan industri besar, sedang, dan industri kecil, baik

Pemerintah Kota Padang II 33 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

yang dikembangkan dalam bentuk kawasan industri, lingkungan industri, maupun industri rumah tangga.

8. Kawasan peruntukkan pariwisata, yakni : a. DPP I, meliputi karidor Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Limapuluh Kota, dan Kota Payakumbuh. Dominasi atraksi adalah budaya, belanja, MICE, kerajinan, kesenian, peninggalan sejarah, danau, pegunungan, serta flora dan fauna dengan pusat layanan di Kota Bukittinggi; b. DPP II, meliputi karidor Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kabupaten Pasaman Barat. Dominasi atraksi adalah jenis wisata bahari seperti pantai, pulau-pulau, serta MICE, peninggalan sejarah, budaya, kesenian, pegunungan, sungai, dan hutan dengan pusat layanan di Kota Padang; c. DPP III, meliputi karidor Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang dimana didominasi jenis wisata budaya, peninggalan sejarah, kesenian, rekreasi, danau, agro, olah raga, pegunungan, hutan, dan kerajinan dengan pusat layanan di Batusangkar; d. DPP IV, meliputi karidor Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan dan Kota Solok dengan pusat layanan di Arosuka yang didominasi jenis wisata rekreasi danau dan sungai, pegunungan, hutan, agro, taman nasional budaya dan kesenian; e. DPP V, meliputi koridor Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Dharmasraya yang didominasi oleh jenis wisata peninggalan sejarah, tambang, rekreasi agro, olah raga, hutan dengan pusat layanan di Kota Sawahlunto; f. DPP VI, meliputi Kabupaten Pesisir Selatan dengan pusat layanan di Painan, berupa objek wisata bahari, seperti Kawasan Wisata Mandeh, yang berfungsi sebagai Pusat Pengembangan Wisata Bahari Wilayah Barat; g. DPP VII, meliputi Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan pusat layanan Tua Pejat /Muara Siberut. Sesuai dengan kondisi geografis berupa kepulauan dan berbatasan langsung dengan laut lepas Samudera Hindia, maka kawasan ini didominasi oleh wisata bahari yang dilengkapi dengan wisata budaya, alam laut, dan rekreasi. 9. Kawasan peruntukkan permukiman; Rencana pengembangan kawasan permukiman meliputi permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan dikembangkan diseluruh wilayah provinsi yang memenuhi kriteria sebagai permukiman.

Pemerintah Kota Padang II 34 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

10. Kawasan peruntukan lainnya, yakni : a. Kawasan tempat beribadah; b. Kawasan pendidikan; c. Kawasan pertahanan keamanan; d. Kawasan perternakan; dan e. Wilayah pesisir dan pulau pulau kecil

RENCANA KAWASAN STRATEGIS

Rencana pengembangan kawasan strategis meliputi :

1. Kawasan strategis nasional yang berada di provinsi, meliputi : a. Stasiun Pengamat Dirgantara Kototabang di Kabupaten Agam; b. Hutan Lindung Bukit Batabuh di perbatasan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau; c. Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) tersebar di Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Solok Selatan; dan d. Pulau-pulau Kecil terluar Sinyaunyau dan Sibarubaru di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

2. Kawasan strategis provinsi, meliputi : a. Kawasan Indarung-Teluk Bayur-Bungus-Mandeh (ITBM) yang berada di wilayah Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan; b. Kawasan Industri (KI) yang berada di wilayah Kabupaten Padang Pariaman; c. Kawasan Poros Barat-Timur, yaitu koridor jalan nasional dari Kota Padang sampai batas Provinsi Riau yang berada di wilayah Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh, dan Kabupaten Limapuluh Kota; d. Kawasan minapolitan di Kabupaten Dharmasraya, kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Lima puluh Kota dan Kota Padang; e. Kawasan Tapus, Rao, dan Mapat Tunggul yang berada di perbatasan Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Riau di Kabupaten Pasaman; f. Kawasan Sungai Rumbai yang berada di perbatasan Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi di Kabupaten Dharmasraya; g. Kawasan Lunang Silaut yang berada di perbatasan Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Bengkulu di Kabupaten Pesisir Selatan;

Pemerintah Kota Padang II 35 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

h. Kawasan Pangkalan Koto Baru di perbatasan Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Riau di Kabupaten Limapuluh Kota; i. Kawasan Kamang Baru yang berada di perbatasan Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Riau di Kabupaten Sijunjung; j. Kawasan Abai Sangir-Taluak Aie Putiah di perbatasan Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Jambi di Kabupaten Solok Selatan; k. Kawasan Batu Sangkar dan sekitarnya di Kabupaten Tanah Datar; l. Kawasan Ngarai Sianok di Kota Bukittinggi; m. Kawasan Danau Singkarak di Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar; n. Kawasan Danau Maninjau di Kabupaten Agam; o. Kawasan Danau Diatas, Danau Dibawah dan Danau Talang di Kabupaten Solok; dan p. Kawasan Silaping di Kabupaten Pasaman Barat.

3.1.3 Arahan Wilayah Pengembahan Strategis Keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya diarahkan untuk mendukung pengembangan wilayah pada Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). WPS merupakan wilayah-wilayah yang dipandang memerlukan prioritas pembangunan yang didukung keterpaduan penyelenggaraan infrastruktur dan meningkatkan peran serta seluruh stakeholder. Dalam Renstra Kementerian PU-PR 2015-2019 telah ditetapkan 35 WPS yang merepresentasikan keseimbangan pembangunan antar wilayah dan merefleksikan amanat NAWACITA yaitu pembangunan wilayah dimulai dari pinggiran dan perwujudan konektivitas dan keberpihakan terhadap maritim.

Selanjutnya pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan diterpadukan pertama, dengan pengembangan 16 Kawasan Srategis Pariwisata Nasional Prioritas (KSPNP) yang terdiri dari Pulau Sumatera (KSPNP Danau Toba dsk); Pulau Jawa (KSPNP: Kep Seribu dsk, Kota Tua-Sunda Kelapa dsk, Borobudur dsk, dan BromoTengger- Semeru dsk); Pulau Bali- Nusa Tenggara (KSPNP: Kintamani- Danau Batur dsk, Menjangan- Pemuteran dsk, Kuta-Sanur-Nusa Dua dsk, Rinjani dsk, Pulau Komodo dsk, dan Ende- Kelimutu dsk); Pulau Kalimantan (KSPNP Tanjung Puting dsk); Pulau Sulawesi (KSPNP: Toraja dsk, Bunaken dsk, dan Wakatobi dsk); dan Kepulauan Maluku (KSPNP Raja Ampat dsk).

Pemerintah Kota Padang II 36 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Kedua, diterpadukan dengan program pengembangan 22 Kawasan Industri Prioritas (KIP), yaitu Pulau Sumatera (KIP: Kuala Tanjung, Sei Mangkei, dan Tanggamus); Pulau Jawa (KIP: Tangerang, Cikarang, Cibinong, Karawang, Bandung, Cirebon, Tuban, Surabaya, dan Pasuruan); Kalimantan (KIP: Batulicin, Ketapang, dan Landak); Pulau Sulawesi (KIP: Palu, Morowali, Bantaeng, Bitung, dan Konawe); Kepulauan Maluku (KIP Buli /Halmahera Timur); dan Pulau Papua (KIP Teluk Bintuni).

Ketiga, diterpadukan dengan program Pengembangan Perkotaan KSN, PKW dan PKSN/ Kota Perbatasan yang terdiri dari Pulau Sumatera (9 PKN, 58 PKW, 4 PKSN); Pulau Jawa-Bali (12 PKN, 35 PKW); Kepulauan Nusa Tenggara (2 PKN, 10 PKW, 3 PKSN); Pulau Kalimantan (5 PKN, 25 PKW, 10 PKSN); Pulau Sulawesi (5 PKN, 27 PKW, 2 PKSN); Kepulauan Maluku (2 PKN, 11 PKW, 4 PKSN); dan Pulau Papua (3 PKN, 11 PKW, 3 PKSN).

Pemerintah Kota Padang II 37 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Gambar 3.1 Peta Wilayah Pengembangan Strategis Kementerian PUPR 2015-2019

Sumber: Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019

Pemerintah Kota Padang II 38 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Keempat, diterpadukan dengan program pengembangan Tol Laut sebanyak 24 buah (pelabuhan hub dan pelabuhan feeder) yang meliputi Pulau Sumatera (Malahayati, Belawan, Kuala Tanjung, Teluk Bayur, Panjang, Batu Ampar, Jambi: Talang Duku, dan Palembang: Boom Bar); Pulau Jawa (Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Tanjung Emas); Pulau Kalimantan (Sampit, Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan: Kariangau, dan Pontianak); Pulau Bali dan Nusa Tenggara (Kupang); Pulau Sulawesi (Makasar, Pantoloan, Kendar dan Bitung); Kepulauan Maluku (Ternate: A. Yani dan Ambon); dan Pulau Papua (Sorong dan Jayapura).

Tabel 3.2 Daftar 35 WPS

Kelompok WPS WPS WPS Pusat Pertumbuhan Merak-Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang- Terpadu Tanjung Api-Api; Metro Medan-Tebing Tinggi-Dumai- Pekanbaru;Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang; Malang-Surabaya Bangkalan; Yogyakarta-Solo- Semarang; Balikpapan-Samarinda-Maloy; Manado- Bitung-Amurang;Makassar-Pare Pare- Mamuju WPS Pertumbuhan Terpadu Ternate-Sofifi Morotai; Ambon-Seram Kemaritiman

WPS Pusat Pertumbuhan Batam-Bintan-Karimun;Jambi-Palembang-Bangka Belitung Terpadu (Pangkal Pinang) Kemaritiman WPS Konektivitas Jakarta-Bogor-Ciawi-Sukabumi; Surabaya-Pasuruan- Keseimbangan Banyuwangi Pertumbuhan Terpadu WPS Pusat Pertumbuhan Sibolga-Padang-Bengkulu; Yogyakarta-Prigi-Blitar-Malang; Sedang Berkembang Banjarmasin- Batulicin-Palangkaraya; Ketapang- Pontianak-Singkawang-Sambas; Gorontalo- Bolaang Mongondow;Palu-Banggai; Sorong-Manokwari; Manokwari-Bintuni WPS Konektivitas dan Pusat Denpasar-Padang Bay Pertumbuhan Wisata

WPS Pusat Pertumbuhan Sabang-Banda Aceh-Langsa Sedang Berkembang dan Hinterland

WPS Pusat Pertumbuhan Jayapura-Merauke Baru, Hinterland dan Perbatasan

WPS Pusat Pertumbuhan Pulau Lombok Wisata dan Hinterland

Pemerintah Kota Padang II 39 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

WPS Pertumbuhan Baru dan Kupang-Atambua Perbatasan WPS Pertumbuhan Baru Tanjung Lesung - Sukabumi - Pangandaran - Cilacap; Mamuju-Mammasa-Toraja-Kendari WPS Pertumbuhan Terpadu Labuan Bajo-Ende Baru dan Wisata

WPS Pertumbuhan Wisata Pulau Sumbawa dan Hinterland

WPS Perbatasan Temajuk-Sebatik

WPS Aksesibilitan Baru Nabire-Enarotali-(Ilaga-Timika)-Wamena

WPS Pulau Kecil Terluar Pulau Pulau Kecil Terluar (tersebar)

Sumber: Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019

Isu urbanisasi merupakan salah satu isu strategis dalam pembangunan infrastruktur permukiman. Hal ini dikarenakan dengan semakin besarnya jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan, maka dibutuhkan infrastruktur perkotaan yang handal untuk menunjang kegiatan sosial ekonomi penduduk perkotaan. Oleh karena itu, Ditjen Cipta Karya diberi mandat untuk turut berkontribusi dalam pencapaian sasaran pembangunan perkotaan nasional sesuai RPJMN 2015-2019 (tabel 3.3). Untuk itu, Ditjen Cipta Karya perlu melakukan pengembangan wilayah pada skala perkotaan (city-wide) maupun penataan kawasan di beberapa kota yang menjadi fokus perhatian pembangunan perkotaan nasional yaitu 7 kawasan metroplitan eksisting, 5 kawasan metropolitan baru, 20 kota sedang, 10 kota baru, dan 39 kawasan pusat pertumbuhan baru. Diharapkan melalui pembangunan perkotaan yang dilakukan Ditjen Cipta Karya dapat tercipta kota yang aman, nyaman, dan layak huni dan terpenuhinya standar pelayanan perkotaan (SPP); kota hijau yang berketahanan iklim dan bencana; dan kota cerdas yang berdaya saing dan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Pemerintah Kota Padang II 40 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Tabel 3.3 Sasaran Pembangunan Perkotaan Nasional RPJMN 2015-2019

No Pembangunan Sasaran 2019 Arahan Kebijakan 1 Pembangunan 5 Kawasan Pusat investasi dan penggerak Kawasan Perkotaan pertumbuhan ekonomi bagi Metropolitan baru wilayah sekitarnya guna di luar Pulau Jawa Metropolitan mempercepat pemerataan – Bali pembangunan di luar Jawa

2 Peningkatan peran 7 Kawasan Pusat kegiatan berskala global dan fungsi sekaligus Perkotaan guna meningkatkan daya perbaikan Metropolitan yang saing dan kontribusi ekonomi manajemen sudah ada pembangunan di Kawasan Perkotaan 3 OptimalisasiMetropolitankotayang 20 Kota Otonom Pengendali (buffer) arus urbanisasi ke osudahtonomadaberukuran Sedang Pulau Jawa yang diarahkan sebagai sedang di Luar pusat pertumbuhan ekonomi bagi Jawa sebagai wilayah sekitarnya serta menjadi PKN/PKW dan percontohan (best practices) penyangga perwujudan kota berkelanjutan urbanisasi di Luar Jawa 4 Pembangunan 10 10 Kota Baru Publik Kota mandiri dan terpadu di sekitar Kota Baru Publik kota atau kawasan perkotaan metropolitan di luar Pulau Jawa – Bali yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah serta diarahkan sebagai pengendali (buffer) urbanisasi di kota atau kawasan perkotaan metropolitan di luar Pulau Jawa-Bali

5 Memperkuat 39 pusat peningkatan keterkaitan perkotaan pusat-pusat pertumbuhan dan perdesaan bertujuan pertumbuhan diperkuat menghubungkan keterkaitan sebagai Pusat perannya fungsional antara pasar dan Kegiatan Wilayah kawasan produksi. (PKW) atau Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019

Pemerintah Kota Padang II 41 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

3.1.4 Arahan Rencana Pembangunan Daerah Semenjak gempa tahun 2009 terjadi pergeseran lokasi tempat tinggal penduduk dari bibir pantai ke arah ketinggian, dalam rangka mengantisipasi isu mega trust yang akan menyebabkan tsunami. Kota Padang masih banyak penduduk miskin dan rumah tidak layak huni merupakan isu strategis untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu peningkatan kualitas rumah layak huni dengan merehab 1.000 unit rumah tidak layak huni pertahun merupakan isu strategis dalam proses pembangunan daerah dalam penanggulangan kemiskinan Kota Padang.

Isu strategis peningkatan pembangunan prasarana dan sarana untuk mendukung fungsi kota. Pembangunan dranaise, riol, pembangunan kota taman (Padang Green City) yang menjadikan kota semakin ramah lingkungan.

Pembangunan terminal di bagian utara di Anak Air Kecamatan Koto Tangah dan dibantu dengan 2 (dua) terminal pembantu di lokasi arah Timur di Kecamatan Lubuk Kilangan dan arah Teluk Bayur di Kota Padang. Isu kebijakan ini harus dianalisis dengan kajian yang tepat tujuan dan sasaran agar tidak berulang peristiwa terminal lama.

Pengembangan prasarana dan sarana perhubungan, Perluasan pelabuhan Teluk Bayur, pembangunan sekolah berasrama (boarding school), merupakan isu strategis yang cukup penting bagi peningkatan peranan Kota Padang sebagi Kota Pendidikan, Perdagangan dan Parawisata.

Untuk mengantisipasi peningkatan volume lalu lintas yang sangat tinggi dengan semakin berkembangnya pembangunan di Provinsi Riau dan telah berfungsinya pembangunan Fly Over Kelok Sembilan, maka pemerintah Kota Padang harus menyambut rencana Provinsi Sumatera Barat untuk membangun jalan dua jalur dari Padang sampai ke Kota Payakumbuh. Rencana perbaikan dan pelebaran jalan tersebut merupakan isu strategis yang cukup penting dan dapat menjadikan hubungan ekonomi dan sosial antara Kota Padang menuju Riau dan sebaliknya akan semakin lancar dan hal ini akan membawa pengaruh besar terhadap pembangunan daerah Kota Padang. Selanjutnya pembangunan kabupaten dan kota tentangga seperti Kawasan Mande di Kabupaten Pesisir Selatan, akan membawa arus pertambahan penduduk Kota Padang serta berpeluang untuk membangun sektor jasa dan perdagangan serta pariwisata kota Padang.

Pemerintah Kota Padang II 42 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

3.2 RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, Direktorat Jenderal Cipta Karya mengembangkan konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi dalam Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya, sebagai upaya mewujudkan keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi yang mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun sektoral. RPIJM, selain mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan. Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif, diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan keuangan daerah. Dalam mewujudkan sasaran 100-0-100 diperlukan peningkatan pendanaan yang signifikan dalam bidang Cipta Karya. Diperkirakan kebutuhan dana mencapai mencapai Rp. 830 Triliun untuk mencapai sasaran tersebut dalam jangka waktu 5 tahun. Pemerintah Pusat yang selama ini mendominasi pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya pada periode 2010-2014 (66,96% dari total seluruh pendanaan pembangunan), mempunyai keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Berdasarkan prakiraan maju, baseline pendanaan pemerintah hanya cukup memenuhi 15% kebutuhan pendanaan tersebut. Berdasarkan skenario optimis maka pemerintah pusat dapat berkontribusi terhadap 30-35% dari porsi pendanaan tersebut.

Untuk mengatasi gap pendanaan, maka sumber-sumber pendanaan alternatif dari para pemangku kepentingan lainnya perlu ditingkatkan. Pemerintah Daerah sebagai ujung tombak penyelenggaraan pembangunan bidang Cipta Karya perlu meningkatkan komitmen sehingga kontribusi pendanaannya meningkat dari 14,7% menjadi 25% pada periode 2015-2019. Sektor swasta dan perbankan yang selama ini hanya berperan dalam 2,25%

Pemerintah Kota Padang II 43 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

dari total pembangunan bidang Cipta Karya, perlu didorong melalui skema KPS maupun CSR sehingga peranannya meningkat signifikan menjadi 15%. Masyarakat juga dapat berkontribusi melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat ataupun kegiatan swadaya masyarakat sehingga diharapkan dapat berkontribusi 15% terhadap porsi pendanaan. Dukungan pinjaman dan hibah luar negeri juga akan dimanfaatkan, meskipun porsi kontribusinya dikurangi dari 16,09% menjadi 10% pada tahun 2015-2019 untuk mengurangi beban hutang negara. Kebijakan kemitraan dan peningkatan partisipasi para stakeholder merupakan strategi utama dalam mewujudkan sasaran 100-0-100.

Untuk meningkatkan efektifitas pencapaian sasaran Gerakan Nasional 100-0- 100 perlu juga sinergi kemitraan dengan Kementerian/Lembaga lainnya, antara lain:

• Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, terkait perbaikan rumah tidak layak huni dan pembangunan Rusunawa di kawasan permukiman kumuh;

• Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, terkait penyediaan air baku dan penanganan kawasan rawan genangan;

• Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, terkait keterpaduan perencanaan dalam upaya pencapaian sasaran pembangunan nasional bidang perumahan dan permukiman serta bidang perkotaan dan perdesaan;

• Kementerian Kesehatan, terkait perubahan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS);

• Kementerian Dalam Negeri, terkait pengembangan kapasitas Pemerintah Daerah;

• Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terkait pengelolaan persampahan;

• Kementerian Kelautan dan Perikanan, terkait pengembangan kawasan permukiman nelayan/pesisir dan pulau terluar;

• Kementeran Agraria dan Tata Ruang, terkait keterpaduan pembangunan berdasarkanRTRW dan RDTR;

Pemerintah Kota Padang II 44 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

• Badan Nasional Pengembangan Kawasan Perbatasan, terkait pengembangan kawasan perbatasan

3.2.1 Rencana Kawasan Permukiman (RKP)

Konsep dasar penanganan kawasan permukiman kumuh di Kota adang berangkat dari pola-pola penanganan permukiman kumuh sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No.1 Tahun 2011. Dalam UU tersebut, pola penanganan permasalahan permukiman kumuh dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara, yaitu pencegahan (antisipatif/preventif) dan peningkatan kualitas (kuratif). Pencegahan dan peningkatan k ualitas terhadap kawasan permukiman kumuh guna meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni dilakukan untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya kawasan permukiman kumuh baru serta untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dan fungsi permukiman.

Berdasarkan konsep dasar di atas, maka konsep penanganan kawasan permukiman kumuh di Kota Padang adalah sebagai berikut:

1. Pencegahan, dilakukan sebagai upaya mencegah tumbuhnya permukiman kumuh serta mencegah tumbuh dan berkembangnya ingkungan hunian yang tidak terencana dan tidak terstruktur.

 Intervensi fisik dalam konteks pencegahan dapat ditujukan terhadap permukiman yang memiliki ketidakteraturan dan kepadatan bangunan yang tinggi, ketidaklengkapan prasarana dan sarana, dan dibangun tidak sesuai dengan RTRW;

 Pengawasan dan pengendalian dilakukan dengan meninjau kesesuaian terhadap perizinan, standar teknis, dan kelaikan fungsi melalui pemeriksaan secara berkala sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

 Pemberdayaan masyarakat dilakukan terhadap pemangku kepentingan terkait melalui pendampingan dan pelayanan informasi. Pendampingan dilakukan dengan memberikan bimbingan, penyuluhan dan bantuan teknis untuk mewujudkan kesadaran masyarakat. Sedangkan pelayanan informasi dilakukan melalui pemberitaan hal-hal terkait upaya pencegahan permukiman kumuh

Pemerintah Kota Padang II 45 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

seperti rencana tata ruang, perizinan, standar perumahan dan permukiman kepada masyarakat.

2. Peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh, dilakukan sesuai dengan hasil penilaian berbagai aspek kekumuhan (tingkat kekumuhan, pertimbangan lain dan legalitas lahan). Peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh untuk berbagai aspek kekumuhan akan berbeda- beda pendekatan penanganannya, dimana secara hirarki peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh paling rendah adalah pemugaran dan paling tinggi adalah permukiman kembali.

Tabel 3.4 Karakteristik Pola Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh

No. Pola Karakteristik Bentuk Pelaksanaan Penerapan

1. PePmenuagnagranan BentuPkenanganan  Peningkatan Peningkatan an penanganan ini vitalitas kawasan kualitas umumnya yang lingkungan tidak terlihat  Peningkatan kualitas lingkungan terlalu banyak perubahan  Tidak menimbulkan mendasar, selain perubahan struktur dari peningkatan  Mengembalikan Peningkatan bentuk kondisi fisik yang kualitas pelayanan dan menurun lingkungan kondisi fisik prasarana,  Perubahan Peningkatan kualitas sarana dan sebagian agar dapat beradaptasi lingkungan bangunan dan menempatkan tempat tinggal fungsi baru  Mengembalikan Peningkatan kondisi dan kualitas peningkatan lingkungan komponen  Pemeliharaan dan Peningkatan pengendalian kualitas melalui KDB, KLB, GSB, lingkungan GSJ, IMB

Pemerintah Kota Padang II 46 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

2. Peremajaan Bentuk  Penanganan Urban renewal, penanganan ini menyeluruh, rumah susun umumnya dilakukan merubah secara structural, dan dengan membangun perubahan yang kembali di tempat mendasar. Untuk itu lokasi semula penanganan ini mempunyai konsekuensi merubah pola pemanfaatan ruang, baik secara komposisi,  Pembangunan Urban renewal, rumah susun komponen, prasarana dan besaran maupun sarana seluruh fungsinya. Hal ini kawasan, mengarahkan perubahan pada pola- pola secara struktural, pengadaan baru mengatur yang lebih pembangunan menonjol dari pada baru (KLB, KDB, GSB) peningkatan dan perbaikan kualitas

Pemerintah Kota Padang II 47 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

3. Permukiman Bentuk  Areal permukiman Relokasi, Kembali penanganan ini yang tidak sesuai permukiman umumnya dilakukan denggan arahan baru, rumah dengan cara: tata ruang susun  Perubahan total dikaitkan dengan pengembalian fungsinya kepada fungsi awal  Dilakukan dengan pemindahan permukiman pada areal yang baru (lokasi lain)  Tidak diarahkan pada pendukungan untuk pengadaan atau peningkatan fasilitas dan prasarana pendukungnya

Selanjutnya ketentuan penanganan fisik diatur sesuai dengan 7 (tujuh) aspek permasalahan kekumuhan setiap lokasi yang teridentifikasi, yaitu: 1. Aspek bangunan dan lingkungan; 2. Aspek kondisi jalan lingkungan; 3. Aspek kondisi penyediaan air minum; 4. Aspek kondisi drainase lingkungan; 5. Aspek kondisi pengelolaan air limbah; 6. Aspek kondisi pengelolaan persampahan; dan 7. Aspek proteksi kebakaran. lokasi kawasan permukiman kumuh Kota Padang yang tercantum pada Dokumen Pemutkahiran Data Cipta Karya dan SK Walikota No. 163 Tahun 2014, total luasan kawasan kumuh pada 23 (dua puluh tiga) kelurahan adalah seluas 107,96 Ha, kemudian dilakukan verifikasi dan justifikasi oleh Tim Pokjanis luasan ke-23 lokasi kawasan permukiman kumuh sebagaimana yang tersebutdalam SK yang diredeliniasi berkembang menjadi 1.085,086 Ha, kemudian di lakukan verifikasi

Pemerintah Kota Padang II 48 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

lapangan sehingga luas permukiman kumuh sebesar 379,95 Ha, hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.5 Luas Permukiman Kumuh di Kota Padang Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Berdasarkan Berdasarkan Berdasarka No. KECAMATAN KELURAHAN SK Walikota Verifikasi n Verifikasi oleh Pokjanis Lapangan 1. Koto Tangah 1. Koto Panjang Ikur 7,35 153,710 12,48 2. Dadok Tunggul 4,22 277,029 10,77 Koto 2. Kuranji 3. Kalumbuk 1,29 42,388 7,5 4. HLuitbamuk Lintah 1,25 47,335 11,78 5. Ampang 5,19 69,795 21,41 3. Padang Barat 6. Purus 1,79 41,853 9,84 4. Padang Utara 7. Alai Parak Kopi 5,43 5,426 29,6 5. Padang Selatan 8. Seberang 5,55 19,807 25,9 9.PalinSeggbeamrang Padang 5,03 60,202 12,96 10. Mata Air 7,10 28,460 37,9 11. Pasa Gadang 3,84 57,170 5,06 12. Batang Arau 16,71 34,597 21,82 6. Padang Timur 13. Jati 1,37 45,933 27,32 14. Parak Gadang 3,19 14,901 12,53 Timur 15. Sawahan Timur 4,31 17,698 19,4 16. Kubu Marapalam 1,48 4,391 8,37 7. Nanggalo 17. Surau Gadang 3,19 4,542 4,43 18. Kurao Pagang 5,30 64,980 7,34 8. Lubuk Begalung 19. Kampung Jua 8,24 52,306 51,36 20. Batung Taba 5,87 21,619 14,23 9. Pauh 21. Kapalo Koto 3,00 13,688 19,79 10. Bungus Teluk 22. Teluk Kabung 3,13 5,129 6,07 Kabung Tengah 23. Teluk Kabung 2,13 2,17 2,09 Utara Luas Kawasan 107,96 1.085,086 379,95 Sumber: Hasil Verifikasi TahunKu201mu5h

Skenario Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Skala Kota

Secara umum, strategi dipahami sebagai langkah-langkah yang berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi (Bab I Pasal 1 UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional). Strategi juga I pahami sebagai upaya untuk mencapai tujuan jangka panjang (David, 2009 dan Mintzberg, 1987 dalam Heene, 2010). Dalam strategi ini terdapat suatu perencanaan yang matang untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dimana

Pemerintah Kota Padang II 49 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

cara yang disusun bersifat efektif dan berlandaskan pada sumber daya yang dimiliki (dikembangkan dari Bracker, 1980 dalam Heene, 2010).

Dalam konteks penanganan kawasan permukiman kumuh yang menjadi fokus dari kegiatan ini, strategi dipahami sebagaimana pemahaman yang umum digunakan. Dalam hal ini, strategi merujuk pada suatu langkah-langkah operasional yang efektif dan terukur untuk mencapai target yang tercantum dalam rancangan RPJMN 2015-2019, yaitu target 100% akses air minum, 0% kawasan permukiman kumuh, dan 1 00% akses sanitasi layak (100-0-100) dan target RPJPN 2005-2024, yaitu Kota Tanpa Permukiman Kumuh. Terkait dengan hal ini, maka strategi penanganan kawasan permukiman kumuh Kota Padang dirumuskan melalui 2 (dua) tahapan, dimana tahap awal adalah perumusan indikasi strategi berdasarkan analisis terhadap dokumen daerah dan ebutuhan penanganan kumuh kota, kemudian indikasi strategi tersebut distrukturkan kembali dengan mempertimbangkan konsep dan arah kebijakan dan strategi nasional yang menjadi target nasional dalam penanganan kumuh. Berikut point-point yang menjadi pertimbangan dalam merumuskan strategi RKP Kota Padang:

 Rumusan kebijakan dan strategi yang terdapat dalam Dokumen SPPIP Tahun 2011. Pada dasarnya Dokumen SPPIP memuat kebijakan dan strategi yang dirumuskan berdasarkan visi dan tujuan yang disepakati bersama dengan para pemangku kepentingan kota untuk menjadi acuan dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur Kota Padang. Untuk itu, rumusan strategi penanganan kawasan permukiman kumu Kota Padang akan diturunkan dari point-point kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang terkait dengan penanganan kawasan permukiman kumuh.

 Isu strategis Kota Padang, terutama yang terkait dengan permasalahan kumuh Kota Padang, baik itu yang memicu munculnya kawasan-kawasan permukiman kumuh ataupun isu-isu kumuh yang mendesak untuk segera ditangani.

 Kebutuhan penanganan kawasan permukiman kumuh Kota Padang. Selain mengakomodasi kebutuhan berdasarkan strategi sebelumnya (SPPIP), kebutuhan penanganan juga harus sejalan dengan upaya menjawab isu-isu permasalahan kumuh yang ada.

Pemerintah Kota Padang II 50 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

 Kondisi eksisting, yaitu berdasarkan pengamatan lapangan dan verifikiasi data yang sudah dilakukan terhadap kawasan-kawasan permukiman kumuh (23 lokasi).

 Arah kebijakan dan strategi yang terdapat dalam RPJMN 2015-2019 dan RPJPN 2005-2024.

Pemerintah Kota Padang II 51 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Gambar 3.2 Arah Kebijakan Pembangunan Permukiman & Infrastruktur Perkotaan Kota Padang

Pemerintah Kota Padang II 52 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Sebagaimana hal yang melatarbelakangi kegiatan ini, bahwa RPJMN 2015- 2019 Ditjen Cipta Karya berkomitmen mewujudkan lingkungan permukiman di perkotaan yang layak huni dan berkelanjutan melalui prakarsa 100-0-100, yaitu 100% air minum, 0% kawasan permukiman kumuh, dan 100% akses sanitasi layak.

Terkait dengan pencapaian Kota Bebas Kumuh (0% kumuh) pada tahun 2019, maka target penanganan kumuh Kota Padang akan menyelesaikan kumuh seluas 379,95 Ha, yaitu mengacu pada luasan kawasan permukiman kumuh sebagaimana SK Walikota tentang tentang Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Kota padang yang sudah diverifikasi. Meskipun jumlah dan luasan kawasan permukiman kumuh hasil verifikasi berkembang hingga mencapai luasan 3.081 Ha, namun kota tetap berkewajiban menanganinya dalam skenario penanganan jangka panjang berupa kegiatan pencegahan (preventif). Berikut skenario penanganan kawasan permukiman kumuh Kota Padang.

Gambar 3.3 Skenario Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan Kota Padang

Pemerintah Kota Padang II 53 RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Selanjutnya skenario pelaksanaan kegiatan penanganan kawasan permukiman kumuh sampai dengan pencapaian Kota Bebas Kumuh tahun 2019 disusun berdasarkan konsep dan strategi penanganan yang disusun sebelumnya

Gambar 3.4 Rencana Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Kota Padang

Pemerintah Kota Padang II 54 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

3.2.2 Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM) pengembangan SPAM Kota Padang akan dibagi menjadi tiga tahap perencanaan. - Tahap pertama (rehabilitasi pasca gempa) : 2010 – 2012 - Tahap kedua (jangka pendek) : 2013 – 2015 - Tahap ketiga (jangka menengah) : 2016 – 2020 - Tahap keempat (jangka panjang) : 2021 – 2030

- Konsep pengembangan rehabilitasi pasca gempa (tahun 2010 – 2012) Program pengembangan jangka pendek lebih ditekankan pada pemulihan pascagempa dengan target persentase pelayanan SPAM Kondisi pelayanan eksiting 62 %. Prioritas pengembangan : 1. Rehabilitasi Intake 2. Rehabilitasi IPA Gunung Pangilun 3. Rehabilitasi Jaringan Pipa 4. Rehabilitasi House Connection (Rangkaian SR) 5. Optimalisasi Tekanan Air 6. Percepatan Perbaikan Kebocoran Pipa • Inventarisir pipa bocor • Perbaikan pipa bocor 7. Penyusunan Master Plan, Corporate Plan dan Bussines Plan

- Konsep pengembangan jangka pendek (Tahun 2013 – 2015) Target persentase pelayanan SPAM : 80% Prioritas pengembangan : 1. Penambahan akses pelayanan pada kawasan strategis dan kawasan yang belum terlayani, seperti kawasan kumuh di Kota Padang, baik melalui pelayanan non-perpipaan secara swadaya masyarakat maupun pelayanan perpipaan oleh PDAM 2. Peningkatan produksi melalui peningkatan kapasitas yang belum termanfaatkan (idle capacity) 3. Efisiensi produksi melalui pengurangan kehilangan air secara fisik 4. Pengurangan kehilangan air secara non-fisik : perbaikan ketidak akuratan meter air, kesalahan pencatatan dan konsumsi air resmi tak berekening. 5. Pembangunan IPA baru untuk pengganti sebagai cadangan IPA Gunung Pangilun dengan kapasitas 2 x 150 L/det 6. Perbaikan IPA Guo Kuranji 7. Pergantian Pipa PVC ke Pipa PE

Pemerintah Kota Padang II 55 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

- Konsep pengembangan jangka menengah Target persentase pelayanan SPAM : 85% Prioritas pengembangan : 1. Peningkatan akses pelayanan untuk penduduk yang belum terlayani

2. Efisiensi produksi dan penanggulangan ehilangan air untuk kehilangan air fisik 3. Pengurangan kehilangan air secara non-fisik (perbaikan ketidak akuratan meter air dan kesalahan pencatatan dan konsumsi air tak resmi), konsumsi resmi tak berekening. 4. Pemanfaatan sumber -sumber air baku baru 5. Pergantian Pipa PVC, GI, ACP, DCP ke Pipa PE

- Konsep pengembangan jangka panjang Target persentase pelayanan SPAM : 95% Prioritas pengembangan : 1. Peningkatan akses pelayanan untuk penduduk yang belum terlayani 2. Penanggulangan kehilangan air secara fisik hingga hanya mencapai maksimal 15% 3. Penanggulangan kehilangan air secara non-fisik hingga mendekati 0% 4. Pemanfaatan sumber-sumber air baku baru. 5. Pergantian Pipa PVC GI, ACP, DCP ke Pipa PE Berikut ini disajikan tabel rekapitulasi ketersediaan air kota Padang hingga akhir periode perencanaan (2030)

Pemerintah Kota Padang II 56 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Tabel 3.6 Rekapitulasi Ketersediaan Air Kota Padang Sampai Akhir Tahun Perencanaan (Tahun 2030)

KONDISI EKSISTING PROYEKSI KEBUTUHAN AIR KETERSEDIAAN DEBIT KAPASIT KAPASITAS IDLE WILAYAH 2010 2015 2020 2025 2030 AIR SAMPAI NO. URAIAN AS PRODUKSI CAPACITY PELAYANAN/ AKHIR TAHUN PERENCANAAN KEGIAT SUMBER AIR TERPASA KECAMATAN PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM AN NG (2030)

L/D L/ L/D L/D L/D L L L L/D L/D I D / / / WIL WILAYAH PUSAT D D AYA D 1 IPAH Batang Kuranji 1,200.00 500.00 514.06 -14.06 Padang Barat 116.44 131. 142 142. 140.88 GunungPUS 92 .77 07 PaAngiT lu Padang Timur 175.13 218. 261 286. 313.59 n 84 .23 71 Padang Selatan 126.64 156. 185 202. 219.16 91 .70 09 Nanggalo 122.49 162. 206 241. 281.05 85 .82 51 Sub 1,200.00 500.00 514.06 -14.06 540.70 670. 796 872. 954.68 245.32 Total 51 .52 38 1 II WIL WILAYAH UTARA AYA Sungai Latung dan H Sungai UTA Sei.GariangLubuk RA Tempurung 1 IPA 700.00 290.0 252.20 37.80 Padang Utara 155.91 200. 245 277. 311.85 2 IPA 80 40.0 34.23 5.77 Kuranji 265.30 389. 546 705. 906.75 Sungai 0 29 .79 34 3 GuoSumur Air Tanah Dalam - 025.0 9.64 15.36 Koto Tangah 363.13 66552. .72802 1071.31 1426.36 KurBorLatunga3Anji 0 23 .23 56 4 Sumur Air Tanah Dalam - 25.0 11.41 13.59 Bor 3B 0 Sub 780.00 380.0 307.48 72.52 784.34 1142. 1594 2054. 2644.97 -1,864.97 Total 0 18 .74 21 2 WILAYAH SELATAN III WILA 1 IPAYAHIA, Sungai Sarasah 300.00 80.0 80.00 0.00 Lubuk Begalung 230.09 325. 438 544. 672.86 IB,SELAT 0 03 .59 19 2 IPA IIA, Sungai Sarasah 150.00 140.0 140.00 0.00 Lubuk Kilangan 90.93 121. 154 181. 211.54 PalukiAN IIB Sei. Anak 0 31 .59 15 Gunung Paluki 43 SuIPAmur Air Tanah Dalam 350.00- 20.025.0 20.006.09 18.910.00 PauhBungus 117.4050.68 170.68. 23588 104.299. 124.02379.61 BorJawa5C Naga 0 0647 .32.3 8740 5 GSuamdutur Air Tanah Dalam - 25.0 10.31 14.69 7 Bor 7C 0 6 Sumur Air Tanah Dalam - 8.0 2.84 5.16 Bor A4- 0 7 Sumur Air Tanah Dalam - 40.0 15.31 24.69 P Bor A5- 0 P

Pemerintah Kota Padang II 57 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM KETERSEDIAAN AIR KONDISI No. Uraian SAMPAI AKHIR TAHUN EKSISTING PERENCANAAN (2030) SUMBER AIR DEBIT KAPASITAS KAPASITAS IDLE WILAYAH 2010P 2015 2020 2025 2030 TERPASANG PRODUKSI CAPACITY PELAYANAN/ KECAMATAN

L/D L/D L/D L/D L L L L L L/D / / / / / 8 IPA Pegambiran Batang Balun 20 5.00 5.00 0.00 D D D D D 9 IPA Bungus Timbulun 80 40.00 10.44 29.56

SubTotal 3 900.00 383.00 289.99 93.01 489. 684. 916.8 1129.6 1388. -488.02 09 86 7 0 02

KoSumberta Padang: Hasil Analisis Konsultan,2,880.002009 1,263.00 1,111.53 151.47 1,996 2,917 3,805 4,565 5,459 -2,107.67

Pemerintah Kota Padang II 58 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

3.2.3 Strategi Sanitasi Kota (SSK)

Tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi Tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi yang terdiri komponen air limbah domestik, persampahan dan drainase lingkungan ditampilkan dalam tabel 3.5. sebagai berikut :

Tabel 3.7 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi

Tujuan Sasaran Data Dasar Air Limbah Domestik Terpenuhinya pelayanan 1. Tersedianya Akses dan kinerja Sudah ada pengelolaan air limbah pelayanan air limbah domestik Masterplan air domestik yang layak (on-site maupun limbah wilayah permukiman Kota Padang offsite) bagi masyarakat kota perkotaan tahun secara komprehensif Padang 100% pada tahun 2019. 2013 2. Adanya peningkatan Kepemilikan tangki pendanaan sektor air limbah septic 26,45% (Study domestik baik dari sumber APBD EHRA 2015) Kota Padang secara signifikan pada periode 2017 s/d 2020 3. Terlayaninya cakupan pelayanan air limbah domestik kota Padang. 4. Berlakunya peraturan air limbah domestik pada tahun 2019 5. Menurunnya angka BABS masyarakat secara signifikan pada tahun 2019. Persampahan Terpenuhinya pelayanan 1. Terlaksananya pelayanan pengelolaan persampahan pengelolaan persampahan bagi Kota Padang yang seluruh masyarakat kota Padang. berwawasan lingkungan

2. Diterapkan teknologi sederhana Pengelolaan dan tepat guna untuk Jumlah sampah 42,2% timbulan sampah ke TPA (terangkut & didaur berkurang sebesar 50% pada ulang) (Study EHRA tahun 2019 2015) Drainase Lingkungan Meningkatkan fungsi 1. Tercapainya penurunan tingkat drainase serta antisipasi pencemaran udara dan air. banjir dan genangan 2. Terwujudnya Pengelolaan Luas genangan saat Drainase Perkotaan yang ini 315,5 Ha (2014) berkualitas 3. Meningkatnya fungsi drainase secara signifikan pada tahun 2019. Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kab. Padang 2015

Pemerintah Kota Padang II 59 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Strategi Pengembangan Sanitasi Untuk mencapai tujuan setiap sub sektor sanitasi sebagaimana yang telah direncanakan, perlu diketahui faktor-faktor kunci keberhasilan dan strategi pelaksanaan. Untuk identifikasi faktor kunci keberhasilan dan perumusan strategi ini digunakan analisis SWOT. Analisis SWOT yang terdiri dari analisis internal dan eksternal, digunakan untuk menentukan dan menganalisa strategi dimaksud, karena faktor-faktor internal dan eksternal di dalam pembangunan memiliki tingkat korelasi dan kombinasi yang tinggi untuk saling mempengaruhi.

Analisis lingkungan internal bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), kajian internal pada hakekatnya merupakan analisis dan evaluasi atas kondisi, kinerja dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi sektor sanitasi. Sedangkan análisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi peluang (Opportunity) dan tantangan (Threat).

Dengan Sasaran yang telah ditetapkan, maka strategi untuk mencapainya dapat disusun dengan memperhatikan hasil identifikasi isu-isu strategis yang ada. Terutama mengenai isu strategis, permasalahan mendesak, dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat ini. Dengan memadukan tujuan dan sasaran pengembangan sanitasi, sesuai hasil analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT) persubsektor yang menghasilkan posisi pengelolaan masing- masing persubsektor yaitu subsektor air limbah, persampahan, drainase. Dengan acuan hasil tersebut, maka dalam bab 4 SSK Kota Padang, telah dirumuskan tentang tujuan, sasaran dan strategi. Tujuan merupakan pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, dan menangani isu strategis yang dihadapi. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik , mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan Strategi adalah cara untuk mencapai visi dan misi yang dirumuskan berdasarkan kondisi saat ini.

Untuk pengelolaan air limbah domestik ditetapkan tujuan yaitu terpenuhinya pelayanan pengelolaan air limbah domestik permukiman Kota Padang secara komprehensif. Selanjutnya ditetapkan 5 (lima) sasaran yaitu pertama penyediaan Akses dan kinerja pelayanan air limbah domestik yang layak (on-site maupun offsite) bagi masyarakat kota Padang 100% pada tahun 2019. Keduameningkatkan cakupan kepemilikan jamban keluarga dengan penggunaan tangki septik dari 85,1% menjadi 100% untuk rumah tangga pada

Pemerintah Kota Padang II 60 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021 akhir tahun 2019. Ketiga meningkatkan jumlah dan cakupan layanan pengelolaan air limbah secara komunal dari 104 unit menjadi 200 unit di wilayah padat Kota di akhir tahun 2020. Keempat tersedianya dan berfungsinya 10 unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik skala kawasan pada akhir tahun 2020. Dan terakhir meningkatkan cakupan layanan penyedotan lumpur tinja 50% KK di 7 kecamatan (Nanggalo, Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung, Padang Selatan, Padang Utara, Kuranji, Pauh dan Kecamatan Koto Tangah) ke IPLT Nanggalo pada tahun 2020.

Tujuan pengelolaan persampahan di Kota Padang untuk lima tahun kedepan adalah terpenuhinya pelayanan pengelolaan persampahan Kota Padang yang berwawasan lingkungan, yang akan dicapai melalui tiga sasaran yaitu: 1. Terlaksananya pelayanan pengelolaan persampahan bagi seluruh masyarakat kota Padang, 2. Diterapkan teknologi sederhana dan tepat guna untuk Jumlah timbulan sampah ke TPA berkurang sebesar 50% pada tahun 2019 dan 3. Optimalisasi Operasional TPA Aie Dingin dengan mengurangi Pencemaran lechete (kolam lechete dalam review design) yang belum optimal, melakukan reduksi (pengurangan jumlah sampah); pembenahan sarana prasarana 3R yang belum mencukupi danmeningkatkan sarana prasarana pengangkutan sampah ke TPA.

Pemerintah Kota Padang II 61 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Air limbah domestik Tabel 3.8 Strategi Pengelolaan Sub-sektor Air Limbah Domestik

Sasaran Tujuan Strategi Pernyataan Sasaran Indikator Terpenuhinya pelayanan 1. Tersedianya Akses dan Tercapainya target 1. Mengembangkan perencanaan pengelolaan air limbah kinerja pelayanan air Pelayanan air limbah pengelolaan air limbah skala Kota. domestik permukiman Kota limbah domestik yang layak kota Padang tahun 2. Meningkatkan pemahaman, kemitraan Padang secara komprehensif (on-site maupun offsite) 2019:** yakni: dan komitmen pengelolaan air limbah bagi masyarakat kota - 22,3 % dilayani IPLT domestik Padang 100% pada tahun (on-site) 2019 - 45,24% non IPLT - 6,6% Offsite Skala Kota - 3,43% Skala Kawasan - 22,43% Skala Komunal 2. Meningkatnya cakupan Tercapainya 1. Mengimplementasikan Perda tentang kepemilikan jamban kepemilikan jamban pengolahan air limbah domestik di Kota keluarga dengan dengan tangki septic Padang penggunaan tangki septik 100 % untuk rumah 2. Mengoptimalkan dan inovasi program dari 92,68% menjadi 100% tangga stimulus kepemilikan jamban keluarga untuk rumah tangga pada sehat. akhir tahun 2019 3. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan stakeholder tentang pengelolaan jamban keluarga. 4. Sosialisasi penyadaran masyarakat tentang tangki septik yang memenuhi syarat kesehatan 3. Meningkatkan jumlah dan Terbangunnya IPAL 1. Mengoptimalkan pendanaan APBD cakupan layanan komunal minimal 96 maupun APBN untuk menambah jumlah

Pemerintah Kota Padang II 62 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Sasaran Tujuan Strategi Pernyataan Sasaran Indikator pengelolaan air limbah unit IPAL komunal melalui program secara komunal di wilayah pemberdayaan masyarakat. padat Kota di akhir tahun 2. Meningkatkan pengetahuan dan 2020. ketrampilan stakeholder pengelolaan IPAL komunal yang ramah lingkungan. 3. Menyiapkan readiness criteria untuk menyerap anggaran APBN 4. Memaksimalkan kemampuan KPP dalam memberdayakan & mengelola IPAL atau MCK di lingkungannya termasuk potensi sumber daya yang ada. 5. Mengefektifkan kerja personel Pemko Padang dalam melayani air limbah domestik di Kota Padang 4. Tersedianya dan Terbangunnya IPAL 1. Mengoptimalkan pendanaan APBD berfungsinya 10 unit kawasan minimal 10 maupun APBN untuk menambah jumlah Instalasi Pengolahan Air unit IPAL kawasan melalui program Limbah Domestik skala pemberdayaan masyarakat. kawasan pada akhir tahun 2. Meningkatkan pengetahuan dan 2020 ketrampilan stakeholder pengelolaan IPAL kawasan yang ramah lingkungan. 5. Meningkatkan cakupan 50% KK di 7 1. Meningkatkan sosialisasi kepada layanan penyedotan kecamatan masyarakat untuk melakukan lumpur tinja 50% KK di 7 melakukan penyedotan lumpur tinja terhadap septic kecamatan (Nanggalo, penyedotan lumpur tank yang dimilikinya secara rutin (3-5 Lubuk Kilangan, Lubuk tinja. tahun sekali). Begalung, Padang Selatan, 2. Meningkatkan anggaran APBD untuk Padang Utara, Kuranji, Pauh biaya operasional dan pemeliharan IPLT dan Kecamatan Koto Tangah) ke IPLT Nanggalo pada tahun 2020.

Pemerintah Kota Padang II 63 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Pengelolaan persampahan Strategi pengembangan persampahan selama 5 tahun mendatang sesuai dengan isu strategis yang ada saat ini serta kaitannya dengan tujuan dan sasaran pembangunan persampahan disajikan dalam table 4.2.

Tabel 3.9 Pengelolaan Sub-sektor Persampahan

Sasaran Tujuan Strategi Pernyataan Sasaran Indikator Terpenuhinya pelayanan 1. Terlaksananya pelayanan Peningkatan jumlah 1. Peningkatan Cakupan Pelayanan pengelolaan persampahan pengelolaan persampahan masyarakat kota persampahan Kota Padang Kota Padang yang bagi seluruh masyarakat yang terlayani berwawasan lingkungan. kota Padang. pengelolaan persampahan. 2. Diterapkan teknologi Jumlah timbulan 1. Upaya Pengurangan Sampah pada sederhana dan tepat guna sampah ke TPA sumbernya untuk Jumlah timbulan berkurang sebesar 2. Meningkatkan ketersediaan sarana dan sampah ke TPA berkurang 50% pada tahun prasarana pengelolaan persampahan sebesar 50% pada tahun 2019 3. Meningkatkan kinerja pengelolaan 2019 layanan persampahan. 4. Mengoptimalkan kebijakan pengelolaan persampahan 5. Meningkatkan investasi dalam layanan pengelolaan persampahan 6. Menyiapkan stimulus/ insentif terkait kegiatan 3R/ pengurangan sampah setempat 7. Meningkatkan kegiatan TPS3R, bank sampah, dan pengolahan sampah menjadi bbm dengan mengikut sertakan peran industri melalui CSR 8. Menambah armada pengumpul dan angkut sampah yang terpilah, dan

Pemerintah Kota Padang II 64 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Sasaran Tujuan Strategi Pernyataan Sasaran Indikator menambah jumlah TPS dan TPS3R 9. Melakukan pendampingan berkelanjutan untuk kegiatan 3R 10. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah dan 3R melalui sosialisasi dan pendampingan berkelanjutan 3. Pencemaran lechete Optimalisasi 1. Meningkatkan pendanaan APBD dan (kolam lechete dalam Operasional TPA APBN untuk pembangunan TPA baru di review design) Belum Aie Dingin wilayah utara dan selatan optimal reduksi 2. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat (pengurangan jumlah sekitar tentang pembangunan TPA baru di sampah); sarana prasarana wilayah utara dan selatan 3R belum cukup; Selain itu 3. Menyediakan lahan untuk pembangunan Masih kurangnya sarana TPA baru di wilayah utara dan selatan prasarana pengangkutan 4. Melakukan review dokumen masterplan sampah ke TPA. persampahan 5. Membangun TPA sanitary landfill / ramah lingkungan di wilayah Padang Utara dan Selatan

Drainase Perkotaan Strategi pengembangan drainase lingkungan selama 5 tahun mendatang sesuai dengan isu strategis yang ada saat ini serta kaitannya dengan tujuan dan sasaran pembangunan drainase lingkungan disajikan dalam table 4.3

Pemerintah Kota Padang II 65 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Tabel 3.10 Pengelolaan Sub-sektor Drainase Perkotaan

Sasaran Tujuan Strategi Pernyataan Sasaran Indikator

Meningkatkan 1. Tersedianya Tersusunnya dokumen 1. Mengembangkan perencanaan sistem drainase Kota lingkungan yang sehat dokumen master plan, dan DED yang terintegrasi dan komprehensif. dan bersih di Kota drainase. perencanaan sistem Padang melalui 2. Menyusun Detail Engineering Desain pembangunan/ penyediaan sarana drainase Kota yang peningkatan sektor drainase secara komprehensif dan prasarana terintegrasi. dengan masterplan drainase. drainase. 2. Berkurangnya luas Tercapainya 3. Meningkatkan jumlah dan kualitas sarana dan prasarana genangan di pengurangan drainase lingkungan. genanganan menjadi 0 wilayah Kota Ha. 4. Meningkatkan pemahaman, kemitraan dan komitmen Padang dari 620,7 pengelolaan drainase lingkungan. Ha menjadi 0 Ha 5. Mengoptimalkan fungsi sistem drainase lingkungan yang dengan sudah ada. memprioritaskan 6. Mengoptimalkan daya dukung kebijakan pengelolaan penanganan di drainase lingkungan. wilayah 7. Melaksanakan operasional, pemeliharaan, pengendalian permukiman di akhir dan monitoring sektor drainase. Tahun 2020. 8. Melaksanakan sosialisasi, kampanye dan rekomendasi

Pemerintah Kota Padang II 66 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Sasaran Tujuan Strategi Pernyataan Sasaran Indikator

tentang pengelolaan dan pemanfaatan drainase.

9. Menyusun peraturan daerah Kota Padang mengenai pengelolaan dan pemanfaatan drainase.

10. Membentuk dan memperkuat kelembagaan sektor drainase berupa satuan tugas yang dapat meningkatkan komunikasi tentang pengelolaan drainase antar stakeholder.

Pemerintah Kota Padang II 67 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

3.2.4 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) a. Kawasan Aie Pacah (Pusat Pemerintahan)

Program Bangunan & Lingkungan 1) Pembangunan fasilitas Kawasan Pusat Pemerintahan Kota di Air Pacah 2) Peningkatan Kinerja Pelayanan Pemerintah Kota Padang 3) Penataan bangunan dan lingkungan di koridor-koridor jalan utama dalam kawasan 4) Peningkatan dan Pembangunan Sarana dan Prasarana Tranportasi Darat 5) Pengendalian pembangunan Pusat Jasa, Perdagangan dan Perkantoran 6) Pengendalian pembangunan RTH jalur jalan dan sungai 7) Penataan bangunan dan lingkungan di kawasan 8) Perbaikan Prasarana Lingkungan Perkotaan 9) Pengendalian pembangunan dan Pembangunan Sarana dan Prasarana Perkotaan 10) Peningkatan Partisipasi Masyarakat /Swasta Dalam Pembangunan Sarana dan Prasarana Perkotaan 11) Pengendalian Pemanfaatan Lahan 12) Peningkatan Kualitas Pelayanan Perijinan Usaha Jasa Perkantoran 13) Pengendalian pembangunan Kemitraan Usaha Kecil, Menengah dan Besar 14) Pengendalian pembangunan Kemitraan Pengelolaan Jasa Pelayanan Publik 15) Pengendalian Pemanfaatan Lahan 16) Penataan Ruang Terbuka Hijau 17) Pengendalian dan Penanggulangan Bencana Gempa 18) Penyehatan Lingkungan Permukiman 19) Peningkatan Kualitas SDM Masyarakat dan UKM 20) Peningkatan Kualitas SDM Aparatur Pemerintah Daerah 21) Peningkatan Potensi Ekonomi Wilayah

Rencana Umum dan Panduan Rancangan Pengembangan kegiatan sebagai magnet kegiatan yang ditempatkan pada segmen-segmen dalam kawasan, yaitu :

Pemerintah Kota Padang II 68 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

• Segmen Pusat: “Civic Centre & Universities Park” yang berfungsi sebagai tempat kegiatan pusat pemerintahan, pusat perkantoran yang didukung oleh kegiatan perguruan tinggi. Segmen Tenggara: Area pusat olah raga dan rekreasi kota. Tempat pusat olah raga dan rekreasi ini merupakan fasilitas skala lokal kota Padang.

• Segmen Barat Daya: Area jasa perkantoran yang terkait dengan fungsi promosi kegiatan industri. Fungsi ini dilengkapi dengan fasilitas seperti ruang pamer/eksibishi, pusat informasi industri, gedung konvensi, bisnis centre, gallery, dll.

SEGMEN TEMA Peruntukkan Lahan makro

Simpang Perkantoran dan Jasa Perkantoran terkait Pasar Ternak Promosi Industri industri, promosi dan informasi industri, perumahan Air Pacah Pusat Pemerintahan Jasa Perkantoran Kota dan Pendidikan & Perguruan Tinggi Tinggi Simpang Taman Olah Raga dan Pusat Olah Raga Sungai Sapih Wisata Agro & Rekreasi

Pemerintah Kota Padang II 69 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Rencana Investasi Tabel 3.11 Rencana Investasi Pengembangan Pola Kerjasama dan Sumber Pembiayaan dalam Pembangunan Kawasan Perencanaan RTBL Kawasan Pusat Pemeritahan Kota Padang di Air Pacah Unsur N Sumber Pembanguna Jenis Proyek Pengelolaan Pola Kejasama o Pembiayaan n Kota Baru 1. Hunian  Rumah Swasta, Join Venture, Swasta, Bank, Sederhana Pemerintah, Kemitraan Masyarakat  Rumah Masyarakat, Menengah Perumnas  Rumah Mewah 2. Fasilitas Fasilitas Pemerintah,  Penjualan Pemerintah, Kesehatan swasta tanah, investor Swasta dan operasikan Fasilitas Pemerintah,  Join Venture Pemerintah, Pendidikan swasta  After Merge Swasta Fasilitas sosial- Pemerintah  Joint Operation Pemerintah budaya Fasilitas Pemerintah, Pemerintah, Rekreasi, swasta swasta taman Fasilitas Pemerintah APBD, APBN Pemerintahan 3. Komersial dan Kantor Pemerintah,  Penjualan Pemerintah, Perkantoran swasta tanah, investor swasta Pasar Besar Pemerintah, dan operasikan Swasta, APBD Swasta  Join Venture Pusat Swasta  After Merge Swasta Perbelanjaan  Joint Operation Hotel Swasta Swasta

4. Infrastruktur Infrastruktur Pemerintah Join Pemerintah, Utama Venture(Pemerinta Swasta h dan atau Pemerintah + Swasta) Pembanguna Pengembang Pengembang Pengembang n Infastruktur , BUMD, (Jalan, pemerintah Saluran Air, drainase, dll) Listrik dan Pemerintah, Kemitraan Pemerintah, Telepon PLN, PT. swasta Telkom, provider telefon seluler Persampahan Pemerintah, Kemitraan Pemerintah, Pengembang Swasta , Masyarakat

Pemerintah Kota Padang II 70 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

b. Kawasan Taman Hutan Raya Bung Hatta (Rest Area Padang – Solok)

Program Bangunan & Lingkungan 1) Membangun citra Kawasan Rest Area Kawasan Jalan Nasional Padang – Solok sebagai kawasan Peristirahatan yang representatif. 2) Meningkatkan integrasi kawasan melalui integritas perencanaan dan pembangunan yang baik dengan mempertimbangkan semua aspek terutama stakeholders dari Kawasan Rest Area Kawasan Jalan Nasional Padang – Solok, agar hasil pembangunan bisa lebih efektif dan efisien. 3) Meningkatkan tingkat keterlibatan masyarakat di dalam mengembangkan kegiatan Pariwisara pada Kawasan Rest Area Kawasan Jalan Nasional Padang – Solok.

Rencana Umum dan Panduan Rancangan Kawasan RTBL Rest Area Kawasan Jalan Nasional Padang – Solok Kota Padang dibagi menjadi 8 (Delapan blok) dengan fungsi utama yaitu: 1) Blok 1 Sebagai Kawasan Hutan 2) Blok 2 Sebagai Jalur Hijau 3) Blok 3 Sebagai Kawasan Sarana Pemerintahan 4) Blok 4 Sebagai Kawasan Rest Area 5) Blok 5 Sebagai Kawasan Sarana Pemerintahan 6) Blok 6 Sebagai Kawasan Hutan 7) Blok 7 Sebagai Kawasan Wisata 8) Blok 8 Sebagai Jalur Hijau

Pemerintah Kota Padang II 71 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Gamabr 3.4 RTBL Rest Area Kawasan Jalan Nasional Padang - Solok

PETA 4.29 RENCANA PENGATURAN BLOK LINGKUNGAN BLAD 1

Pemerintah Kota Padang II 72 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Tabel 3.12 Rencana Investasi RTBL Rest Area Kawasan Jalan Nasional Padang - Solok Perkiraan Waktu Pelaksanaan Instansi Sumber No Program Kegiatan Volume Biaya 2015- 2021- 2026- 2031- Pelaksana Dana (Rp.000) 2020 2025 2030 2035 I PENGEMBANGAN SUB BLOK REST AREA 1 Penyiapan Lahan 1.1 Penyiapan Lahan 3,2 hektar Dinas APBN Kehutanan 1.2 Pematangan Lahan 1,8 hektar Dinas APBD Prasjartarkim Prov, Provinsi Sumbar, APBD Dinas PU Kota Kota Padang, Dinas Padang Pariwisata Kota Padang 2 Pembangunan 2.1 Pembangunan jalan Paket Dinas APBN, Infrastruktur Dasar kawasan Prasjartarkim APBD Kawasan Provinsi Sumbar, Prov, Dinas PU Kota APBD Padang Kota Padang 2.2 Pembangunan Saluran Paket Dinas APBD Drainase Prasjaltarkim Prov. Provinsi Sumbar 2.3 Penempatan Gardu Paket PLN, Dinas PU BUMN, Listrik Kota Padang APBD Kota Padang 2.4 Pembangunan Instalasi Paket Dinas PU Kota APBD air bersih Padang Kota Padang 2.5 Pembangunan Bak Paket Dinas PU Kota APBD Penampung Padang Kota Padang 2.6 Penempatan Ground Paket Dinas PU Kota APBD Water Tank Padang Kota Padang 2.7 Penempatan Hidran Paket Dinas PU Kota APBD Barel Padang Kota

Pemerintah Kota Padang II 73 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Perkiraan Waktu Pelaksanaan Instansi Sumber No Program Kegiatan Volume Biaya 2015- 2021- 2026- 2031- Pelaksana Dana (Rp.000) 2020 2025 2030 2035 Padang 2.8 Penempatan Bak TPS Paket Dinas APBD Kebersihan dan Kota Pertamanan Padang Kota Padang 2.9 Pembangunan Jalur Paket Dinas APBN, Pejalan Kaki Prasjartarkim APBD Provinsi Sumbar, Prov, Dinas PU Kota APBD Padang Kota Padang 2.10 Pemasangan Paving Paket Dinas APBD Blok Pejalan kaki Prasjaltarkim prov. Provinsi Sumbar 2.11 Pengadaan dan Paket Dinas APBD Penanaman Pohon Prasjaltarkim prov. Pelindung jalur hijau Provinsi Sumbar 2.12 Pengadaan dan Paket Dinas APBD Penempatan Lampu Prasjartarkim Prov, Penerangan Jalan Provinsi Sumbar, APBD Dinas PU Kota Kota Padang Padang 2.13 Pengadaaan dan Paket Dinas APBD Penempatan Lampu Jalur Prasjartarkim Prov, Pedestrian Provinsi Sumbar, APBD Dinas PU Kota Kota Padang Padang 2.14 Pengadaan dan Paket Dinas APBD Penempatan Rambu dan Perhubungan, Kota Papan Penanda Komunikasi dan Padang Informatika Kota Padang 2.15 Pengadaan dan Paket Dinas PU Kota APBD Penempatan Bangku Padang Kota Pedestrian Padang 2.16 Pengadaan dan Paket Dinas APBD

Pemerintah Kota Padang II 74 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Perkiraan Waktu Pelaksanaan Instansi Sumber No Program Kegiatan Volume Biaya 2015- 2021- 2026- 2031- Pelaksana Dana (Rp.000) 2020 2025 2030 2035 Penempatan Tempat Kebersihan dan Kota Sampah Pertamanan Padang Kota Padang 2.17 Pembangunan Paket Dinas APBD Pelataran Parkir Prasjaltarkim prov. Provinsi Sumbar 2.18 Pengadaan dan Paket Dinas APBD Penanaman Pohon Prasjartarkim Prov, Pelindung Parkir Provinsi Sumbar, APBD Dinas PU Kota Kota Padang, Dinas Padang Pariwisata 2.19 Pembuatan marka Paket Dinas APBD parkir dan pembatas parkir Perhubungan, Kota Komunikasi dan Padang Informatika Kota Padang 2.20 Penempatan rambu Paket Dinas APBD parkir Perhubungan, Kota Komunikasi dan Padang Informatika Kota Padang 2.21 Penyiapan lahan Paket Dinas APBD taman Prasjartarkim Prov, Provinsi Sumbar, APBD Dinas PU Kota Kota Padang Padang 2.22 Penanaman vegetasi Paket Dinas APBD pohon pelindung Prasjaltarkim prov. Provinsi Sumbar 2.23 Penanaman vegetasi Paket Dinas APBD perdu Prasjaltarkim prov. Provinsi Sumbar 2.24 Penananam vegetasi Paket Dinas APBD rumput Prasjaltarkim prov. Provinsi Sumbar

Pemerintah Kota Padang II 75 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Perkiraan Waktu Pelaksanaan Instansi Sumber No Program Kegiatan Volume Biaya 2015- 2021- 2026- 2031- Pelaksana Dana (Rp.000) 2020 2025 2030 2035 2.25 Pembuatan kolam air Paket Dinas Pariwisata APBD mancur Kota Padang, Kota Dinas PU Kota Padang Padang 2.26 Pemasangan instalasi Paket Dinas Pariwisata APBD kolam air mancur Kota Padang, Kota Dinas PU Kota Padang Padang 3 Pembangunan 3.1 Pembangunan Gedung 622 m2 3.112.500 Dinas Pariwisata APBD Sarana Penunjang Pengelola, kios souvenir Kota Padang, Kota Kawasan dan information gallery (1 Swasta Padang, unit) Swasta 3.2 Pembangunan Cafe (2 540 m2 1.350.000 Swasta Swasta unit) 3.3 Restoran (1 unit) 135 m2 675.000 Swasta Swasta 3.4 Kios PKL 400 m2 800.000 Dinas Pariwisata APBD Kota Padang Kota Padang 3.5 Penginapan/motel (4 1.340 m2 1.675.000 Swasta Swasta unit) 3.6 Mini Market (1 unit) 235 m2 800.000 Swasta Swasta 3.7 Musholla (1 unit) 120 m2 600.000 Dinas APBD Prasjaltarkim prov. Provinsi Sumbar 3.8 Toilet (7 unit) 210 m2 900.000 Dinas APBD Prasjaltarkim prov. Provinsi Sumbar 3.9 Gazebo (32 unit) 512 m2 1.500.000 Dinas APBD Prasjaltarkim prov. Provinsi Sumbar 3.10 Gerbang (2 unit) 170 m2 850.000 Dinas Pariwisata APBD Kota Padang, Kota Swasta Padang 3.11 Jembatan 300 m2 750.000 Dinas PU Kota APBD Penyeberangan (2 Unit) Padang Kota Padang

Pemerintah Kota Padang II 76 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Perkiraan Waktu Pelaksanaan Instansi Sumber No Program Kegiatan Volume Biaya 2015- 2021- 2026- 2031- Pelaksana Dana (Rp.000) 2020 2025 2030 2035 3.12 Pos Keamanan (2 unit) 20 m2 45.000 Dinas Pariwisata APBD Kota Padang Kota Padang 3.13 Focal Point /Photo 115 m2 575.000 Dinas Pariwisata APBD Corner (1 unit) Kota Padang Kota Padang 3.14 Sky Bridge Paket 5.000.000 Dinas APBD Prasjaltarkim prov. Provinsi Sumbar 3.15 Wisata Edukasi Paket 500.000 Dinas Pariwisata APBD Kota Padang Kota Padang 3.16 Budidaya Tanaman Paket 1.000.000 Dinas Pariwisata APBD Kota Padang Kota Padang

II Pengembangan Sub-Blok Wisata Tahura 1 Penambahan 1.1 Perbaikan Jalur Paket Dinas Pariwisata APBD Pembangunan Pedestrian Kota Padang Kota Infrastruktur Padang Kawasan 1.2 Pembangunan Paket Dinas APBD Pelataran Parkir Prasjaltarkim prov. Provinsi Sumbar 1.3 Pengadaan dan Paket Dinas APBD Penanaman Pohon Prasjaltarkim prov. Pelindung Parkir Provinsi Sumbar 1.4 Pembuatan marka Paket Dinas APBD parkir dan pembatas parkir Prasjaltarkim prov. Provinsi Sumbar 1.5 Penempatan rambu Paket Dinas APBD parkir Perhubungan, Kota Komunikasi dan Padang Informatika Kota Padang

Pemerintah Kota Padang II 77 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Perkiraan Waktu Pelaksanaan Instansi Sumber No Program Kegiatan Volume Biaya 2015- 2021- 2026- 2031- Pelaksana Dana (Rp.000) 2020 2025 2030 2035 2 Penambahan 2.1 Pembangunan Sky Paket Dinas APBD Pembangunan Bridge Prasjaltarkim prov. Sarana Penunjang Provinsi Sumbar 2.2 Pembangunan Toilet Paket Dinas APBD Prasjaltarkim prov. Provinsi Sumbar 2.3 Pembangunan Gazebo Paket Dinas APBD Prasjaltarkim prov. Provinsi Sumbar

III Pemantapan APBN, Kawasan Rest Area APBD prov. APBD Kota Padang IV Pemantapan APBN, Kawasan Wisata APBD Tahura prov. APBD Kota Padang

Pemerintah Kota Padang II 78 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

c. Kawasan Teluk Bayur Program Bangunan & Lingkungan 1) Menciptakan kawasan pemukiman yang nyaman bagi masyarakat. 2) Penataan kawasan dengan intensitas optimum sebanding dengan tuntutan pembangunan masa kini dan daya dukung kawasan pada simpul jaringan transportasi

Gambar 3.5 Rencana Umum dan Panduan Rancangan Kawasan Teluk Bayur

d. Kawasan Purus Program Bangunan & Lingkungan 1) Peremajaan Lingkungan Kumuh 2) Rencana Pembangunan Rumah Susun (dalam tahap penyelesaian tanah) 3) Rencana Pengembangan jaringan jalan dan jembatan sepanjang pantai barat kota padang (Muaro – BIM) 4) Rencana Pembangunan jembatan (dalam tahap konstruksi)

Pemerintah Kota Padang II 79 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

5) Rencana Pengembangan sistem drainase lingkungan 6) Rencana pengembangan Waduk sebagai water cachment area dan pariwisata 7) Pengembangan Pedestrianisasi di tepian Pantai Padang 3000m 8) Penataan Ruang Terbuka Hijau sepanjang Pantai 9) Pengembangan Jeti di sekitar Muara Purus 10) Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Purus 2010 (sedang tahap penyusunan)

Gambar 3.6 Rencana Umum dan Panduan Rancangan Kawasan Purus

e. Rest Area Kawasan Teluk Bayur – Nipah Program Bangunan & Lingkungan 1) Mengembangkan kawasan koridor jalan alternatif ke pusat kota. 2) Mengembangkan dan meningkatkan kualitas pariwisata dan fasilitas penunjang kawasan.

Pemerintah Kota Padang II 80 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

3) Melestarikan fungsi lingkungan guna mendukung pembangunan yang berkelanjutan. 4) Meningkatkan potensi ekonomi wilayah. 5) Mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana kawasan perkotaan terutama bidang pariwisata. 6) Penataan Koridor: Mengendalikan pembangunan di sepanjang jalur sirkulasi utama Jalan Nipah – Teluk Bayur Rencana Umum dan Panduan Rancangan Kawasan RTBL Rest Area Kawasan Jalan Nipah – Teluk Bayur Kota Padang dibagi menjadi 3 (tiga) segmen, 6 (enam) zona, dan 17 (tujuh belas) blok. yaitu: 1) Segmen 1 dengan fungsi utama segmen yang diprioritaskan pembangunannya ini diarahkan menjadi Permukiman, Pariwisata, Rest Area, dan RTH dan Rekreasi. 2) Segmen 1 terdiri dari 13 Blok dan diberi nama yaitu: a. Blok A1 Perumahan Kepadatan Tinggi dengan luas 5,09 Ha b. Blok A2 Perumahan Kepadatan Sedang dengan luas 3,53 Ha c. Blok B1 Wisata Air dengan luas 2,48 Ha d. Blok B2 Wisata Kuliner dan Sungai dengan luas 0,79 Ha e. Blok B3 Lapangan terbuka dan Playground dengan luas 0,39 Ha f. Blok B4 Wisata Sejarah dengan luas 1,5 Ha g. Blok B5 Wisata Alam dan Parkir dengan luas 0,28 Ha h. Blok C1 Kawasan Parkir dan Fasilitas Penunjang dengan luas 1,22 Ha i. Blok C2 RTH Wisata dengan luas 0,98 Ha j. Blok C3 Perdagangan dan Jasa dengan luas 0,71 Ha k. Blok C4 Sarana Penunjang dengan luas 0,27 Ha l. Blok D1 RTH dengan luas 2,1 Ha m. Blok D2 Wisata alam Camping Ground dengan luas 2,03 Ha 3) Segmen 2 dan 3 terdiri dari 4 Blok dan diberi nama yaitu: a. Blok E1 Sabuk Hijau dengan luas 49,5 Ha b. Blok E2 Stop Card dengan luas 1,89 Ha c. Blok E3 Foto Corner dengan luas 1,12 Ha d. Blok F1 Kawasan Khusus (Lantamal II) dengan luas 2,65 Ha

Pemerintah Kota Padang II 81 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Gambar 3.7 RTBL Rest Area Kawasan Jalan Nipah – Teluk Bayur

Pemerintah Kota Padang II 82 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

Tabel 3.13 Rencana Investasi RTBL Rest Area Kawasan Jalan Nipah – Teluk Bayur Tahun Pelaksanaan Sumber Dana Leading No Program Sub Kegiatan Tempat/Loka Inventasi (Rp) Sector si Vol Dana (Rp) APBD APBD Lain dan 2016 2017 2018 2019 2020 APBN Prov Kota - Stakehold lain ers

Pembahasan dan Dinas Tata Penetapan Ruang dan - Dinas Tata Rancangan Tata Ruang Peraturan Walikota Bangunan dan Tata tentang penataan (DTRTB) Kota Bangunan bangunan dan Padang √ (DTRTB) lingkungan kawasan Kota 1 ORGANISASI Nipah – Teluk Bayur Padang

Kecamatan Kecamat Sosialisasi masyarakat Dan - √ an Kelurahan

Promosi kepada Pemko - pengembang Padang √ Pemko tentang Padang pengembangan kawasan

Pembentukan Tim Bappeda Terpadu Pengelolaan Kota Padang - Bappeda Kawasan Nipah – √ Kota Teluk Bayur (Estate Padang Management)

Pengukuran Kawasan Konsolidasi Lahan Nipah-Teluk - BPN √ (LC) Bayur Padang Dan Penyusunan

Pemerintah Kota Padang II 83 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

2. KONSOLIDASI pemetaan LAHAN konsolidasi lahan Kawasan Nipah-Teluk Bayur

Pembebasan lahan Kawasan untuk Nipah-Teluk Pemko √ pengembangan Bayur Padang insfrastruktur Penyusunan pemetaan BPN konsolidasi lahan √ Padang Kawasan Jalan Nipah-Teluk Bayur

3 PENGKAJIAN Pengkajian Analisa Kawasan 600.000.00 AMDAL mengenai Dampak Nipah-Teluk 0 Lingkungan (Amdal) Bayur Bappedal Pengembangan √ da Kota Kawasan Kawasan Padang Nipah-Teluk Bayur

Pembuatan DED Blok C 708.400.00 Dinas Rest Area (Segmen 1) 0 Prasjal √ Tarkim Prov. 4. DESAIN Sumbar Pembuatan DED 240.000.00 Dinas Pedestrian Walk 0 Prasjal (Segeman B dan C) √ Tarkim Prov. Sumbar Pembuatan DED Stop 180.000.00 Dinas Tata Card, PKL, RTH Blok C 0 Ruang √ (Segmen B dan C), dan tata Bangunan

Pemerintah Kota Padang II 84 ntah RPIJM - Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017 - 2021

3.2.5 Matriks Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Tabel 3.14 Matriks Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya No. PRODUK RENCANA STATUS ARAHAN PEMBANGUNAN INDIKASI PROGRAM/ LOKASI (ADA/TIDAK) KEGIATAN 1 Rencana Induk Ada Penyediaan sumber daya air dan Terpenuhinya target Seluruh Wilayah Sistem Penyediaan distribusi air minum 100% akses air minum Kota Padang Air Minum (RISPAM) khususnya pada 2010 - 2030 daerah rawan air 2 Pemutakhiran Ada Penyediaan Sarana prasarana Terpenuhinya target Daerah Rawan Strategi Sanitasi Kota Sanitasi pada daerah beresiko 100% akses sanitasi Sanitasi 2015 – 2019 Sanitasi 3 Rencana Kawasan Ada Penataan Kawasan & Permukiman Terpenuhinya target 23 Kawasan Permukiman Kota Kumuh di Kota Padang 0% permukiman kumuh Padang Kumuh 4 Rencana Tata Ada Penataan Bangunan dan Tertatanya Kawasan THR Bung Hatta, Bangunan & Lingkungan pada Kawasan Strategis Kota Teluk Bayur, Aie Lingkungan Strategis di Kota Padang Padang Pacah, Teluk Bayur-Nipah, Purus

Pemerintah Kota Padang II 85 ntah