Tentang Padang Panjang

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Tentang Padang Panjang Padang Panjang Tourism Guide Book | 1 2 | Padang Panjang Tourism Guide Book Padang Panjang Tourism Guide Book | 3 4 | Padang Panjang Tourism Guide Book Padang Panjang Tourism Guide Book | 5 Walikota, Wakil Walikota dan Ketua DPRD Kota Padang Panjang berjalan bersama Sekapur dengan Gubernur Sumatera Barat menuju lokasi Rapat Paripurna Hari Jadi Kota Padang Panjang, 1 Desember 2019 Sirih Walikota Padang Panjang H. Fadly Amran, BBA Dt. Paduko Malano “Padang Panjang adalah Kota yang Berbahagia”. belajar dan lulus pendidikan di Padang Panjang. Demikian AA Navis (1924-2003) pernah Didukung oleh pemandangan alam sekitar menyampaikan. AA Navis adalah satu dari banyak nan indah dan sejuk, kota kecil ini juga tumbuh sastrawan fenomenal Indonesia yang menulis menjadi tujuan kuliner di Provinsi Sumatera tentang Padang Panjang. Marah Rusli dalam Barat dengan motto “kemanapun berwisata novel klasik “Siti Nurbaya” menggambarkan di Sumatera Barat, makan dan minum yang Padang Panjang sebagai tempat pergi “menukar” lezat tetap di Padang Panjang.” Perdagangan, bagi para pedagang dari berbagai daerah Pendidikan dan Kuliner adalah Pariwisata yang di Sumatera tengah. Hamka dengan karya tidak pernah habis-habisnya di Padang Panjang. terkenal “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk” Beberapa tahun terakhir dunia kepariwisataan menggambarkan meriahnya Pacu Kuda di Padang Panjang berkembang sedemikian Lapangan Bancah Laweh Padang Panjang. pesatnya. Di samping wisata perdagangan, Itulah Padang Panjang, Kota kecil di kaki Gunung pendidikan dan kuliner yang sudah menjadi Singgalang di sebelah Barat, Gunung Marapi di ikon mutlak sejak lama, Padang Panjang juga Timur, dan Gunung Tandikek agak ke barat daya. dipenuhi oleh objek wisata keluarga, budaya Kota dengan curah hujan yang tinggi sehingga dan religi dengan adanya Mesjid Asasi, Mifan dinamakan Kota Hujan. Kota ini terletak di posisi Waterpark, PDIKM, Desa Wisata Kubu Gadang, yang strategis, menjadi perlintasan antar Kota, Islamic Center, dan lain-lain. Padang Panjang sehingga pada masa lalu merupakan pintu tampil menjadi kota yang menyenangkan gerbang perdagangan di kawasan Sumatera dan membanggakan bagi seluruh warga kota Tengah. Padang Panjang juga menjadi pelopor dan siap menerima kunjungan dari siapapun berkembangnya pendidikan Islam modern di yang hendak menikmati keindahan, kesejukan, Sumatera di awal abad 20, sehingga kemudian keramahan dan kebahagiaan. lebih dikenal sebagai Kota Serambi Mekah. Oleh karena itu atas nama Pemerintah dan 230 tahun adalah sejarah yang cukup panjang masyarakat Kota Padang Panjang kami sejak dikenalnya nama Padang Panjang. Selama menyambut baik diterbitkannya “Tourism itu Kota Padang Panjang telah menjadi Kota Guide Book, 230 Tahun Kota Padang Panjang Tujuan bagi kedatangan orang-orang untuk dan Pertumbuhan Pariwisata” yang menyoroti berbagai maksud. Hari ini Padang Panjang tetap perkembangan Kota Padang Panjang dulu berperan sebagai simpul Sumatera dengan dan sekarang. Kami berterimakasih kepada aktifitas perdagangan yang terus menggeliat. tim penyusun yang telah melakukan riset dan Padang Panjang juga berhasil melanjutkan menulis buku yang sungguh yang sangat sejarah sebagai Kota Pendidikan di Sumatera. berharga ini. Semoga Tourism Guide Book Ada Perguruan Thawalib Putera, Diniyyah Puteri, ini bisa bermanfaat dan menjadi platform Kauman, dan lain-lain yang sudah melegenda komunikasi pariwisata Kota Padang Panjang. dan semakin eksis. Ribuan pelajar telah datang, Wassalam. 6 | Padang Panjang Tourism Guide Book Padang Panjang Tourism Guide Book | 7 Konsep dasar Logo merupakan sebagai kota Serambi Mekkah, Logo Hari Jadi Kota Konsep Dasar Interpretasi angka 230 letak geografis yang dimana Padang Panjang ke 230 Logo Hari Jadi terhadap sebuah perayaan 230 kota Padang Panjang dikelilingi tahun Kota Padang Panjang tiga gunung besar divisualkan Kota ke 230 menuju Padang Panjang pada elemen-elemen Berjaya. pembentuk utama pada Nilai Visi Misi, Historis dan angka 230 Tahun Kota Padang Identitas Kota Padang Panjang Panjang. Filosofi Logo 1. Bentuk orang yang Padang Panjang untuk 1 sedang menari bermakna mewujudkan Padang Hari Jadi Kota masyarakat dengan Panjang sebagai pusat pemerintah yang pendidikan dan pusat ke 230 bergerak bersama dalam pendidikan Islam modern. 2 membangun negeri demi 5. Tiga Bentuk Segitiga yang 7 kejayaan Padang Panjang. bermakna tiga gunung 2. Bentuk Lengkung atap yang mengelilingi Kota rumah gadang bermakna Padang Panjang, yaitu : menjunjung tinggi Gunung Marapi, Gunung 4 kehidupan bermusyawarah Singgalang dan Gunung dan mufakat dengan Tandikek. landasan Adat Basandi 6. Warna Emas Syarak, Syarak Basandi melambangkan kejayaan, 6 8 Kitabullah. kesejahteraan, dan 3 3. Bentuk Selendang martabat. bermakna mempererat 7. Warna Hijau tali persaudaraan dan melambangkan alam yang semangat gotong royong subur dan masyarakat yang 5 dalam memajukan Kota religius. Padang Panjang. 8. Warna Biru melambangkan 4. Atap Masjid Asasi sebuah kebijaksanaan. 9 Sigando bermakna 9. Padang Panjang Berjaya kehidupan Masyarakat merupakan sebuah jargon Padang Panjang yang dari Kota Padang Panjang bernuansa Islami. Masjid yang diharapkan di usia ini merupakan Mesjid yang ke 230 tahun ini Kota tertua. Selain itu bentuk ini Padang Panjang akan terus juga menginterpretasikan berkembang pesat hingga upaya yang terus dilakukan terciptanya masyarakat pemerintah dan masyarakat yang sejahtera. 8 | Padang Panjang Tourism Guide Book Padang Panjang Tourism Guide Book | 9 Tentang Padang Panjang Sejarah Perekonomian Geografi 10 | Padang Panjang Tourism Guide Book Padang Panjang Tourism Guide Book | 11 4 (empat) Resort, dan dimana kajian sejarah yang melibatkan masing-masing Resort dengan Tokoh Masyarakat, Sejarawan atau Keputusan DPRD Peralihan Kota kalangan Akademisi serta Stake Sejarah Praja Nomor 12/K/DPRD-PP/57 Holders lainnya di lingkungan membawahi 4 jorong. Pemerintah Kota Padang Kemudian berdasarkan Undang- Panjang. Atas usul masyarakat Sumber Tulisan : www.padangpanjang.go.id/sejarahkota undang Nomor 18 Tahun 1965 inilah Pemerintah Kota Padang istilah kota praja diganti menjadi Panjang pada tahun 2002 yang Kota Padang Panjang pernah menjadi pusat pemerintahan kotamadya dan berdasarkan lalu membentuk Badan Kajian sementara Kota Padang, setelah Kota Padang dikuasai peraturan menteri nomor 44 Sejarah dan Perjuangan Bangsa Belanda pada masa agresi militer Belanda sekitar tahun 1947 tahun 1980 dan peraturan (BKSPB) Kota Padang Panjang yang pemerintah nomor 16 tahun 1982 bertugas meninjau dan mengkaji tentang susunan dan tata kerja ulang Hari Jadi Kota Padang pemerintahan kelurahan, maka Panjang berdasarkan sejarah atau resort diganti menjadi kecamatan historis dan perkembangan yang dan jorong diganti menjadi telah ada beberapa ratus tahun kelurahan dan berdasarkan yang lalu. Pasar Padang Panjang dan aktifitas warganya tempo dulu Salah Satu Landmark Setelah Proklamasi Kemerdekaan Panjang hanya merupakan Sumber Foto : Diskominfo Kota Padang Panjang yaitu Republik Indonesia, untuk tempat kedudukan Wedana yang Padang Panjang jembatan Kereta Api di Silaing Bawah menjalankan roda pemerintahan, mengkoordinir Kecamatan X Koto. Padang Panjang dijadikan suatu Kemudian berdasarkan UU No. 8 peraturan pemerintah nomor 13 Hasil kegiatan BKSPB Kota Padang Sumber Foto : Diskominfo kewedanaan yang wilayahnya tahun 1956 tentang Pembentukan tahun 1982 Kota Padang Panjang Panjang terhadap Hari Jadi Padang Panjang meliputi Padang Panjang, Batipuh Daerah Otonom Kota Kecil di dibagi atas dua kecamatan yakni Kota Padang Panjang disepakati dan X Koto yang berkedudukan lingkungan Propinsi Sumatera Kecamatan Padang Panjang bahwa penetapan Hari Jadi Kota di Padang Panjang. Tengah, maka lahir secara resmi Barat dan Kecamatan Padang Padang Panjang adalah tanggal Pada masa agresi militer Belanda, Kota Kecil Padang Panjang. Panjang Timur, dengan secara 1 Desember 1790, dan untuk Kota Padang Panjang pernah Kota Padang Panjang sebagai keseluruhan 16 kelurahan. pertama kalinya diperingati menjadi pusat pemerintahan pemerintahan daerah terbentuk Hari Jadi Kota Padang Panjang pada tanggal 1 Desember 2004 sementara Sumatera Tengah pada tanggal 23 Maret 1956. yang selama ini diperingati dan dilanjutkan pada tahun- setelah Kota Padang dikuasai Selanjutnya, barulah setahun tanggal 23 Maret setiap tahun berikutnya. Untuk lebih Belanda pada pada tahun 1947. kemudian, berdasarkan Undang- tahunnya, ternyata masih banyak menguatkan legalitas atau dasar Berdasarkan Ketetapan Ketua undang nomor 1 tahun 1957, masyarakat / warga Kota Padang hukum dari penetapan Hari Jadi PDRI tanggal 1 Januari 1950 status kota ini sejajar dengan Panjang yang belum dapat Kota PadangpPanjang tanggal tentang Pembagian Propinsi daerah kabupaten dan kota menerima atau mengakui Hari 1 Desember 1790 ditetapkan juga sekaligus ditetapkan pula lainnya di Indonesia. Jadi dimaksud. Maka masyarakat dengan suatu Peraturan Daerah pembagian Kabupaten dan Kota Pada tahun 1957 dilantik Walikota / warga Kota Padang Panjang yaitu Peraturan Daerah Kota Padang antara lain Bapituh dan X Koto pertama dan sebagai Daerah mengusulkan kepada Pemerintah Panjang Nomor 17 Tahun 2004 kedalam wilayah Kabupaten Otonom sesuai Peraturan Daerah Kota Padang Panjang untuk tentang Penetapan Hari Jadi Kota Tanah Datar, sehingga Padang Nomor 34/K/DPRD-1957 dibentuk meninjau kembali melalui suatu Padang Panjang. 12 | Padang Panjang Tourism Guide Book Padang Panjang Tourism Guide Book | 13 Perekonomian Dengan posisi strategis sebagai kota persinggahan, pemerintah kota Padang Panjang menitik beratkan
Recommended publications
  • Indonesia: West Sumatra Earthquakes
    . Indonesia: Emergency Appeal n° MDRID004 GLIDE n° TS-2009-000211-IDN West Sumatra Operations update No. 1 9 October 2009 earthquakes Period covered by this update: 7 October – 8 October 2009 Appeal target: CHF 19,185,775 (USD 18.64 million or EUR 12.69 million) Appeal coverage: 20 per cent; with contributions received to date, in cash and kind, and those in the pipeline, the appeal is currently approximately 77 per cent covered. <click here for donors’ response list, or here for contact details> Appeal history: • An emergency appeal for CHF 19,185,775 (USD18.64 million or EUR 12.69 million) was issued on 7 October 2009 to support the Indonesia Red Cross (Palang Merah Indonesia/PMI) to assist up to 20,000 families (approximately 100,000 beneficiaries) for six months. • A preliminary emergency appeal for CHF 6,842,032 (USD 6.6 million or EUR 4.53 million) was issued on 4 October 2009 to support the Indonesia Red Cross (Palang Merah Indonesia/PMI) to assist up to 5,000 families (approximately 25,000 beneficiaries) for six months. • CHF 235,000 (USD 227,106 or EUR 155,302) was allocated from the International Federation’s Disaster Relief Emergency Fund (DREF) on 1 October 2009 to support this operation. The earthquakes which struck the west coast of Sumatra, Indonesia on 30 September 2009, affected up to 770,000 people and destroyed buildings, homes and livelihoods. Palang Merah Indonesia (Indonesia Red Cross) rapidly mobilized volunteers, search and rescue teams and relief items to support affected communities. PMI/ International Federation.
    [Show full text]
  • 1. Sumatera Barat
    Lampiran Surat Nomor : 1643/J3/DM.03.00/2021 Tanggal : 21 Agustus 2021 DAFTAR HASIL PENILAIAN KARYA PESERTA FLS2N JENJANG SMK TINGKAT PROVINSI TAHUN 2021 SECARA DARING (ONLINE) PROVINSI SUMATERA BARAT NO BIDANG LOMBA NISN NAMA PESERTA SEKOLAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI PERINGKAT 1 MENYANYI SOLO 0052612709 USLATUL LUTVIAH SMK KESEHATAN GEMA KOTA PADANG PROV. SUMATERA BARAT I NUSANTARA SUMATERA BARAT 2 MENYANYI SOLO 3080975871 DIANA SAFITRI SMKN 1 PASAMAN KAB. PASAMAN BARAT PROV. SUMATERA BARAT II 3 MENYANYI SOLO 0042406988 SUCI RAHMA ELFITA SMKN 1 GUNUNG TALANG KAB. SOLOK PROV. SUMATERA BARAT III 4 MENYANYI SOLO 0019695901 SOIMAN GIAWA SMKN 3 PADANG KOTA PADANG PROV. SUMATERA BARAT HARAPAN I 5 MENYANYI SOLO 0036865583 NATASYA RAMADHANI SMKN 1 PAYAKUMBUH KOTA PAYAKUMBUH PROV. SUMATERA BARAT HARAPAN II 6 MONOLOG 0057166798 ELLYA APRIANTI SMKN 1 BUKITTINGGI KOTA BUKITTINGGI PROV. SUMATERA BARAT I 7 MONOLOG 0047550253 M. FIKRI SMKN 3 PARIAMAN KOTA PARIAMAN PROV. SUMATERA BARAT II 8 MONOLOG 0051085770 DEA SELVIANA SMKN 1 PASAMAN KAB. PASAMAN BARAT PROV. SUMATERA BARAT III 9 MONOLOG 0042090759 MUTIARA FADILA REZA SMKN 1 GUGUK KAB. LIMA PULUH KOTO PROV. SUMATERA BARAT HARAPAN I 10 MONOLOG 0049245612 LILIS RAHMA FITRIAH SMKN 1 BATIPUH KAB. TANAH DATAR PROV. SUMATERA BARAT HARAPAN II 11 GITAR SOLO 0036394299 FARHAN CHANDRA SMKN 1 PARIAMAN KOTA PARIAMAN PROV. SUMATERA BARAT I HERDIAN 12 GITAR SOLO 0047228723 RHAFAEL KINSKY SMKN 1 BUKITTINGGI KOTA BUKITTINGGI PROV. SUMATERA BARAT II 13 GITAR SOLO 0041895342 ARIF RAHMAN HAKIM SMKN 1 GUGUK KAB. LIMA PULUH KOTO PROV. SUMATERA BARAT III 14 GITAR SOLO 002021714 FERDIANSYAH SMKN 2 PAYAKUMBUH KOTA PAYAKUMBUH PROV.
    [Show full text]
  • Sustainable Tourism Development Using Soft System Methodology (SSM): a Case Study in Padang Panjang Regency West Sumatra, Indonesia
    Chapter 4 Print ISBN: 978-93-89816-78-5, eBook ISBN: 978-93-89816-79-2 Sustainable Tourism Development Using Soft System Methodology (SSM): A Case Study in Padang Panjang Regency West Sumatra, Indonesia Kholil1*, Nugroho Sukamdani1 and Soecahyadi2 DOI: 10.9734/bpi/assr/v1 ABSTRACT Geographically, Padang panjang regency which located in a heart of Western Sumatra have great potentials for tourism industry. However, these potentials have not been fully utilized for increasing local economic development and peoples welfare. The purpose of this study is to determine the most appropriate strategies in accordance with the objective conditions of Padang Panjang Regency, using soft system methodology (SSM). The results showed that establishing connectivity and cooperation with the surrounding area are the most appropriate strategy to ensure sustainability of tourism sector in Padang Panjang Regency, while the most suitable cooperation with surronding area is integrated promotion and travel packages. Keywords: Sustainable tourism; minangese; regional cooperation; integrated promotion; travel packages. 1. INTRODUCTION Tourism industry is the third largest industries that contribute to the gross national income in Indonesia, Tourist growth in Indonesia has continued to increase in the last 10 years, and has not been impacted by the national economic crisis. This sector has caused the local economy to increase dramatically. Tourist arrivals also lead to the development of local businesses by providing services and facilities for tourists during their trips. It also encourages equitable development throughout Indonesia, reducing unemployment and poverty in the regions. Padang Panjang is one 19 regency/city in west sumatra Indonesia which has potential of atractive tourist destination, because it has some cultural sites, such as minangese culture center and thawalib education center, one of the oldest religion education system in Indonesia, and the most popular cultural attractions in West Sumatra [1].
    [Show full text]
  • Copy of Padang EQ
    M 7.6 WEST SUMATERA EARTHQUAKE Wednesday 2009-09-30 17:16:09 WIB (UTC-7) Depth: 80 km Location: 0.789˚S 99.961˚E POPULATION EXPOSURE ~ 8.741 k 1.831 k 2.847 k 2.845 k 1.890 k 0 0 0 BUILDING EXPOSURE ~ 1.841 k 384 k 596 k 667 k 417 k 0 0 0 ESTIMATED MMI I II - III IV V VI VII VIII IX X++ PERCEIVED SHAKING Not Felt Weak Light Moderate Strong Very Strong Severe Violent Extreme Resistant Moderate/ None None None Very Light Light Moderate Heavy Very Heavy POTENTIAL Structure Heavy DAMAGE Vulnerable Moderate/H None None None Light Moderate Heavy Very Heavy Very Heavy Structure eavy *Population and building exposure data from statistic bureau of Indonesia * k = x 1000 MODIFIED MERCALLI INTENSITY MAP (MMI Map) Selected Affected Cities MMICity Population Dist2E (km) VII KOTA PARIAMAN 72,799 48.68 VII PADANG PARIAMAN 393,151 52.97 VII KOTA PADANG 831,338 69.5 VII AGAM 441,572 77.96 VII KOTA PADANGPANJANG 47,234 82.87 VII KOTA BUKITTINGGI 104,483 89.69 VI KEPULAUAN MENTAWAI 67,090 102.19 VI KOTA PAYAKUMBUH 105,842 118.94 VI KOTA SAWAHLUNTO 55,178 122.81 VI KOTA SOLOK 56,184 124.41 VI LIMA PULUH KOTA 337,010 127.71 V KUANTAN SENGGIGI 252,927 183.49 V MANDAILING NATAL 416,138 201.81 V KERINCI 316,689 224.98 V PEKANBARU 745,971 236.67 IV KOTA PADANG SIDEMPUAN 185,186 249.16 IV MUKOMUKO 135,553 285.9 IV MERANGIN 284,316 298.07 III KOTA SIBOLGA 94,064 302.05 III SIAK 294,750 336.15 III TOBA SAMOSIR 174,265 361.54 I IV VIII XII II KOTA JAMBI 454,278 438.95 II ACEH SINGKIL 77,068 448.15 Exposure Padang, Bukittinggi, and Pariaman are cities in Sumatera with a very high exposure of economic and insurance.
    [Show full text]
  • Labour Market Segmentation in West Sumatra Gerke, Solvay; Evers, Hans-Dieter
    www.ssoar.info Labour market segmentation in West Sumatra Gerke, Solvay; Evers, Hans-Dieter Veröffentlichungsversion / Published Version Arbeitspapier / working paper Empfohlene Zitierung / Suggested Citation: Gerke, S., & Evers, H.-D. (1993). Labour market segmentation in West Sumatra. (Working Paper / Universität Bielefeld, Fakultät für Soziologie, Forschungsschwerpunkt Entwicklungssoziologie, 197). Bielefeld: Universität Bielefeld, Fak. für Soziologie, Forschungsschwerpunkt Entwicklungssoziologie. https://nbn-resolving.org/ urn:nbn:de:0168-ssoar-423551 Nutzungsbedingungen: Terms of use: Dieser Text wird unter einer Deposit-Lizenz (Keine This document is made available under Deposit Licence (No Weiterverbreitung - keine Bearbeitung) zur Verfügung gestellt. Redistribution - no modifications). We grant a non-exclusive, non- Gewährt wird ein nicht exklusives, nicht übertragbares, transferable, individual and limited right to using this document. persönliches und beschränktes Recht auf Nutzung dieses This document is solely intended for your personal, non- Dokuments. Dieses Dokument ist ausschließlich für commercial use. All of the copies of this documents must retain den persönlichen, nicht-kommerziellen Gebrauch bestimmt. all copyright information and other information regarding legal Auf sämtlichen Kopien dieses Dokuments müssen alle protection. You are not allowed to alter this document in any Urheberrechtshinweise und sonstigen Hinweise auf gesetzlichen way, to copy it for public or commercial purposes, to exhibit the Schutz beibehalten werden. Sie dürfen dieses Dokument document in public, to perform, distribute or otherwise use the nicht in irgendeiner Weise abändern, noch dürfen Sie document in public. dieses Dokument für öffentliche oder kommerzielle Zwecke By using this particular document, you accept the above-stated vervielfältigen, öffentlich ausstellen, aufführen, vertreiben oder conditions of use. anderweitig nutzen. Mit der Verwendung dieses Dokuments erkennen Sie die Nutzungsbedingungen an.
    [Show full text]
  • Analysis of COVID-19 Test Positivity Rate in West Sumatra, Indonesia: a Cross-Sectional Study of One- Year Observation
    Analysis of COVID-19 Test Positivity Rate in West Sumatra, Indonesia: A Cross-sectional Study of One- year Observation Syandrez Prima Putra ( [email protected] ) Universitas Andalas Mutia Lailani Universitas Andalas Liganda Endo Mahata Universitas Andalas SM Rezvi Universitas Andalas Andani Eka Putra Universitas Andalas Research Article Keywords: COVID-19, SARS-CoV-2, test positivity rate, dynamics, transmission control Posted Date: August 19th, 2021 DOI: https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-792991/v1 License: This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Read Full License Page 1/18 Abstract Background: The test positivity rate (TPR) of COVID-19 is an epidemiological indicator used to estimate SARS-CoV-2 transmission in a population at a certain time. However, large data analysis on the TPR in Indonesia is still limited. In this study, we determined COVID-19 TPR dynamics of Indonesian West Sumatra Province in the rst year of cases were recorded. Method: We conducted an observational study with a cross-sectional approach from one-year secondary data of COVID-19 test using qualitative reverse transcription polymerase chain reaction (q-RT-PCR) in West Sumatra collected from April 2020 until March 2021. The TPR(s) in the province, its regions (cities/ regencies), and districts were determined annually, quarterly, and monthly to analyze their trends. Results: From a total of 410,424 individuals taking COVID-19 q-RT-PCR examination during one-year observation, the provincial TPR was 8.11%. The highest TPR quarterly and monthly was detected in the third quarter (October 2020 – December 2020, 12.18%) and October 2020 (15.62%) respectively.
    [Show full text]
  • Does Bukittinggi Need an Airport?
    Advances in Engineering Research (AER), volume 147 Conference on Global Research on Sustainable Transport (GROST 2017) DOES BUKITTINGGI NEED AN AIRPORT? Prima Saputra1, Wike Arinda Putri2, Basri Fahriza3 1. STMT Trisakti, 2. STMT Trisakti, 3. STMT Trisakti corresponding author: [email protected] Abstract: Building a new airport in Bukittinggi becomes necessity to support tourism industry in west Sumatera and strengthen Bukittinggi as tourist destination. Eventhough the distance from Minangkabau International Airport to Bukittinggi is 72 km, the route and traffic condition have made the time to reach Bukittinggi about 2.5 hours on regular day but in holiday season the travel can take 10 hours. To analyze the problem we used SWOT and IFE and EFE to find the result of the discussion. Keywords: Bukittinggi, Airport, Transportation, Tourism, Infrastructure Introduction Transportation infrastructure is a key element for the development of tourist destination (Rai, 2017) . An airport is not only as infrastructure function but also as a supporting facilities of tourism sector. An air transport is able to move faster than other transportation and has a straight path with barrier free (Setiani, 2015). An airport can help reducing land transportation problems and can be an alternative in solving various problems which caused by land transportation. The tourism itself can bring so many impacts on the transportation, social, economy, etc. Tourism has become one of the fastest growing economic sectors in the world (Ferreira & Dias, 2015). Bukittinggi is a city in West Sumatera Province and it has become a tourism icon in Indonesia since 33 years ago. Bukittinggi offers plenty of tourism attractions that attract tourists who come to its area.
    [Show full text]
  • Mapping Factors That Support Social Integration of Minangkabau Community in Luhak Agam
    PROCEEDING | ICESST 2018 International Conferences on Educational,Social Sciences and Technology DOI:https://doi.org/10.29210/20181106 Website:http://icesst.fipunp.ac.id Padang, February 14th - 15th 2018 Mapping factors that support social integration of minangkabau community in Luhak Agam Siti Fathimah1, Fitri Eriyanti2, Erianjoni3 123 Universitas Negeri Padang, Padang - Indonesia, ([email protected]) Abstract Domain origin of Minangkabau is divided into three Luhak known as Luhak Nan Tigo. This region is the center of Minangkabau cultures. The three Luhak are located in West Sumatera. Those areas also have a diversity of ethnicity, religious, and customs. This study aims to formulate the factors which support social integration of Minangkabau community. By using descriptive qualitative approach, the informants of this research are the elements of regional leaders, youth leaders, custom leaders, religious leaders and ordinary citizens. Techniques of data collection was observation, interviews, and documentation. The result of the research found that the strong traditions that still make Minangkabaupeople to feel a unity, their customary laws in Minangkabau region makes the people feel protected and not be afraid to break the rules of the customs. Customary laws become a life principle of social life at the same guidelines with the aim of creating security, discipline and creating a virtuous society and noble characters. Keywords: social integration, minangkabau This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2018 by author and Faculty of education, UniversitasNegeri Padang. Introduction In a society there are differences from one another, such as differences in social status, ethnicity, race, religion, language, and culture.
    [Show full text]
  • Bab Ii Profil Kota Bukittinggi
    Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Bukittinggi (RPIJM) 2017-2021 BAB II PROFIL KOTA BUKITTINGGI 2.1 Wilayah Administrasi Secara geografis Kota Bukittinggi terletak antara 100°20' - 100°25' Bujur Timur dan antara 00°16' - 00° 20' Lintang Selatan dengan batas-batas : . Sebelah Utara dengan Nagari Gadut dan Kapau Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam; . Sebelah Selatan dengan Taluak IV Suku Kecamatan Banuhampu Kabupaten Agam; . Sebelah Timur dengan Nagari Tanjung Alam, Ampang Gadang Kecamatan IV Angkat Kabupaten Agam; . Sebelah Barat dengan Nagari Sianok, Guguk dan Koto Gadang Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam; Letak geografis ini juga cukup strategis terhadap lintasan regional, seperti lintasan dari Padang (PKN Sumbar) ke Medan (PKN Sumut), dan lintasan dari Padang ke Pekanbaru (PKN Riau). Kota Bukittinggi telah menjadi kota titik perlintasan dari Jalur Lintas Tengah Sumatera serta jalur penghubung antara Jalur Lintas Tengah dengan Jalur Lintas Timur Sumatera. Kota Bukittinggi juga menjadi PKW dari beberapa PKL yang berada di Provinsi Sumatera Barat dan daerah Provinsi lainnya seperti Sumatera Utara dan Riau. Oleh karena itu dalam lingkup Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi menjadi orientasi pelayanan utama. Luas Kota Bukittinggi adalah ± 25,239 Km2 (2.523,90 ha) atau sekitar 0,06 % dari luas Propinsi Sumatera Barat. Wilayah administrasi Kota Bukittinggi terbagi menjadi 3 (tiga) kecamatan dan meliputi 24 kelurahan, yaitu: 1. Kecamatan Guguk Panjang dengan luas areal 6,831 km2 (683,10 ha) atau 27,06 % dari total luas Kota Bukittinggi yang meliputi 7 kelurahan. 2. Kecamatan Mandiangin Koto Selayan dengan luas areal 12,156 km2 (1.215,60 ha) atau 48 % dari total luas Kota Bukittinggi yang meliputi 9 kelurahan.
    [Show full text]
  • The Local Wisdom in Marine Resource Conservation for Strategies of Poverty Reduction in Indonesia
    TUMSAT-OACIS Repository - Tokyo University of Marine Science and Technology (東京海洋大学) The local wisdom in marine resource conservation for strategies of poverty reduction in Indonesia 学位名 博士(海洋科学) 学位授与機関 東京海洋大学 学位授与年度 2018 学位授与番号 12614博乙第35号 権利 全文公表年月日: 2019-06-25 URL http://id.nii.ac.jp/1342/00001758/ Doctoral Dissertation THE LOCAL WISDOM IN MARINE RESOURCE CONSERVATION FOR STRATEGIES OF POVERTY REDUCTION IN INDONESIA March 2019 LUCKY ZAMZAMI i To the Villagers of South Tiku ii TABLE OF CONTENTS Table of Contents ..................................................................................................... iii List of Tables ........................................................................................................... v List of Figures .......................................................................................................... vi List of Photos ........................................................................................................... vii Acknowledgment ..................................................................................................... viii Preface ..................................................................................................................... ix CHAPTER I: INTRODUCTION ......................................................................... 1 1. Background ........................................................................................................ 1 2. Ethnographical Setting ......................................................................................
    [Show full text]
  • Mitra Kerjasama
    Mitra Kerjasama Kerjasama Luar Negeri Dayeh University Taiwan Co2 Operate Belanda Chung Yuan Yuan University Kebangsaan Christian University Malaysia National Yunlin University Taiwan of Science and Technology, Chinese Culture University, Taiwan Taiwan Chang Jung Christian Hsing Wu University, University, Taiwan Taiwan University Pendidikan Central Taiwan University Sultan Idris Malaysia of Science and Technology, Taiwan Kainan University, Taiwan DAAD RISE Jerman Wenzao Ursuline University of Languages, Tajen University, Taiwan Taiwan Chrisrian Albert University, Tunghai University, Jerman Taiwan Providence University Yuan Ze University, Taiwan Taiwan I-Shou University Taiwan Pingtung University of Science and Technology Viperwold, Jerman Sicily Wildlife Fund-SWF ONLUS Perguruan Tinggi Dalam Negeri Universitas Pendidikan Universitas Islam Riau Indonesia Bandung Universitas PGRI Indraprasta Universitas PGRI Palembang Universitas Internasional Universitas PGRI Batam Ronggolawe Universitas PGRI Semarang Universitas Andalas Universitas PGRI Adibuana Universitas PGRI Surabaya Yogyakarta Universitas Nusantar PGRI Kediri IKIP PGRI Pontianak IKIP PGRI Kalimantan Universitas Negeri Padang Timur Universitas PGRI Kanjuruan Malang IKIP PGRI Bali Universitas PGRI Palangkaraya IKIP PGRI Jember Institut Seni Indonesia IKIP PGRI Madiun Padang Panjang Universitas PGRI Banyuwangi STKIP PGRI Lubuk Linggau Pemerintahan Kopertis Wilayah X Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan Balai Diklat Koperasi Sumatera Dinas Pendidikan Kabupaten Barat Solok Balitpu
    [Show full text]
  • Ambivalent Identities Decentralization and Minangkabau Political Communities
    FRANZ and KEEBET VON BENDA-BECKMANN Ambivalent identities Decentralization and Minangkabau political communities Introduction After the fall of the Suharto regime, Indonesia has embarked on a large scale process of renegotiating its administrative, political and social boundaries. A body of legislation laid the foundation for this negotiating process, loosening the boundaries between the central state and the regions and shifting power to lower administrative levels, most notably districts.1 However, the process of redrawing boundaries that ensued extends far beyond the devolution of power to lower levels of administration. This chapter explores two separate but closely related consequences of the decentralization policies characteristic for West Sumatra that have important implications for the drawing of social boundaries.2 The first concerns the reorganization of village government. The Law on Village Administration of 1979 put into effect in 1983 in West Sumatra had introduced a nation-wide unified village structure based on the Javanese desa. The West Sumatran villages called nagari were much larger than the average desa in Indonesia. To avoid financial disadvantage for the region the nagari were split up in smaller administrative units now called desa. From its incipi- 1 See Kingsbury and Aveling 2003; Sakai 2002; Holtzappel, Sanders and Titus 2002; Aspinall and Fealy 2003; Schulte-Nordholt and Asnan 2003; Avonius 2004; Fanany 2003; Turner et al. 2003; F. and K. von Benda-Beckmann 2001, 2005. 2 The research on decentralization which we have conducted since 1999 was carried out with the assistance of Alfan Miko, Aidinil Zetra and Indraddin of the Studies Centre for Development and Socio-cultural Change (SCDev) and in cooperation with Andalas University in Padang.
    [Show full text]