Gubernur Kalimantan Tengah

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Gubernur Kalimantan Tengah - 1 - SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2015 – 2035 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, Menimbang : a. bahwa ruang wilayah Provinsi Kalimantan Tengah merupakan bagian dari ruang Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga dalam pengelolaannya perlu menjaga keberlanjutan kualitas ruang demi terwujudnya kesejahteraan umum dan keadilan sosial sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah sebagai bagian dari upaya penyelenggaraan penataan ruang yang kewenangan pengelolaannya berada pada Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah merupakan arahan pemanfaatan ruang yang dilaksanakan oleh pemerintahan daerah, masyarakat, dan/atau dunia usaha dengan berpedoman pada pembangunan daerah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; c. bahwa untuk menyesuaikan arah kebijakan penataan ruang wilayah Nasional dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (6) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah perlu diganti sehingga dibutuhkan pengaturan kembali perencanaan penataan ruang di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah selama kurun waktu 20 (dua puluh) tahun ke depan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015-2035; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; - 2 - 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 Tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah dan Perubahan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 53) Sebagai Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1622); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043); 4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046); 5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478); 7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881); 8. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); 9. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4156); 10. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); - 3 - 11. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 12. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 13. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444); 14. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722); 15. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); 16. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 17. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 18. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739); 19. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 20. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864); 21. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849); 22. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); - 4 - 23. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959); 24. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966); 25. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025); 26. Undang-Undang Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052); 27. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 28. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5066); 29. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068); 30. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5168); 31. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188); 32. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 33. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Pengrusakan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5432); - 5 - 34. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492); 35. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 304, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613); 36. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 37. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah Dan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 299, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5608); 38. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran
Recommended publications
  • PDF (Bahasa Indonesia)
    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENYELENGGARAAN HUTAN KOTA: STUDI KASUS KOTA MEDAN, DELI SERDANG DAN PALANGKA RAYA (Factors Influence Urban Forest Development: Case Study in Medan, Deli Serdang and Palangka Raya) Elvida Yosefi Suryandari & Iis Alviya Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor, Indonesia; e-mail: [email protected]; [email protected] Diterima 3 Juni 2014 direvisi 30 Oktober 2014 disetujui 2 Januari 2015 ABSTRACT Most of urban infrastructure development have been increasing while the existing urban forest is inadequate for fulfilling the needs of urban communities. The purpose of this study is to determine the factors affecting the implementation of urban forest in the cities of Medan, Deli Serdang and Palangka Raya. The study used weighing and stakeholder analysis. Weighing is done through ranking of the factors that affect urban forest such as aspects of biophysical, socio-economic, organizational and policy, all based on the perception of the respondents. The results showed that the most influencing factors are scarcity of urban forest land and land disputes. Increasing urban population causes the increasing demand for residential and its supporting facilities, which in turn will reduce urban forest area. On the other hand, forestry policy failed to foster implementation of urban forest because this concept has not been understood by local government as the executor. Another obstacle is the lack of budget and its continuity. Efforts to overcome the scarcity of urban forest land is by optimazing urban forest management through species enrichment and plantings on idle land. Coordination and collaboration among stakeholders are needed in regional planning, budgeting and stipulation of district regulation to reduce the risk of land use conversion.
    [Show full text]
  • 46094-001: Neighborhood Upgrading And
    Environmental Monitoring Report # Annual Report December 2018 Indonesia: Neighborhood Upgrading and Shelter Project – Phase 2 Prepared by the Directorate General of Human Settlements, Ministry of Public Works and Housing for the Republic of Indonesia and the Asian Development Bank. CURRENCY EQUIVALENTS (as of 30 November 2018) Currency unit – rupiah currency name in lowercase (Rp) Rp1.00 = $0.00007 $1.00 = Rp14,240 ADB – Asian Development Bank APBD – Anggaran Pendapatan and Belanja Daerah (Regional Budget Income and Expenditure) DGHS – Directorate of Human Settlements NOTE (i) The fiscal year (FY) of the Government of Indonesia and its agencies ends on 31 December. “FY” before a calendar year denotes the year in which the fiscal year ends, e.g., FY2011 ends on 31 December 2011. (ii) In this report, "$" refers to US dollars. This environmental monitoring report is a document of the borrower. The views expressed herein do not necessarily represent those of ADB's Board of Directors, Management, or staff, and may be preliminary in nature. In preparing any country program or strategy, financing any project, or by making any designation of or reference to a particular territory or geographic area in this document, the Asian Development Bank does not intend to make any judgments as to the legal or other status of any territory or area. Annual Environmental Monitoring Report ___________________________________________________________________________ 2017 ANNUAL ENVIRONMENTAL MONITORING REPORT ADB LOAN 3122-INO: Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) Bridge constructed at Beting Kuala Kapias Neighborhood Prepared by Directorate General of Human Settlements - Ministry of Public Works and Housing for Asian Development Bank November 2018 1 Annual Environmental Monitoring Report 2017 Table of Contents Table of Contents ......................................................................................................................
    [Show full text]
  • Dissertation Information Service
    INFORMATION TO USERS This reproduction was made from a copy of a manuscript sent to us for publication and microfilming. While the most advanced technology has been used to pho­ tograph and reproduce this manuscript, the quality of the reproduction is heavily dependent upon the quality of the material submitted. Pages in any manuscript may have indistinct print. In all cases the best available copy has been filmed. The following explanation of techniques is provided to help clarify notations which may appear on this reproduction. 1. Manuscripts may not always be complete. When it is not possible to obtain missing pages, a note appears to indicate this. 2. When copyrighted materials are removed from the manuscript, a note ap­ pears to indicate this. 3. Oversize materials (maps, drawings, and charts) are photographed by sec­ tioning the original, beginning at the upper left hand comer and continu­ ing from left to right in equal sections with small overlaps. Each oversize page is also filmed as one exposure and is available, for an additional charge, as a standard 35mm slide or m black and white paper format.* 4. Most photographs reproduce acceptably on positive microfilm or micro­ fiche but lack clarity on xerographic copies made from the microfilm. For an additional charge, all photographs are available in black and white standard 35mm slide format.* *For more information about black and white slides or enlarged paper reproductions, please contact the Dissertations Customer Services Department. Dissertation Information Service University Microfilms International A Bell & Howell Information Company 300 N. Zeeb Road, Ann Arbor, Michigan 48106 t 8618844 Saleh, Abdul Aziz DETERMINANTS OF ACCESS TO HIGHER EDUCATION IN INDONESIA The Ohio State University Ph.D.
    [Show full text]
  • Summary of Terminal Evaluation I
    Summary of Terminal Evaluation I. Outline of the Project Country: Indonesia Project title: Wild Fire and Carbon Management in Peat-Forest in Indonesia Issue/Sector: Environment and Energy Cooperation scheme: Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development (SATREPS) Division in charge: Global Environment Dept. Total cost: 450 million Japanese Yen Forestry and Nature Conservation Division 1 Period of (R/D): Dec.2009 to Mar. 2014 Partner Country’s Implementing Organization:National Cooperation (Extension): Standardization Agency (BSN)、Agency for the (F/U) : Assessment and Application of Technology (BPPT)、 (E/N, Grant Aid): National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN)、 Indonesian Institute of Sciences (LIPI)、Forestry Research and Development Agency (FORDA)、 University of Palangka Raya (UNPAR) Supporting Organization in Japan: Hokkaido University、Japan Science and Technology Agency ( JST )、 Japan International Cooperation Agency (JICA) Related Cooperation: 1. Background of the project In marsh area in Indonesia, there is a wide range of tropical peatland. As a result of large scale development in the late 20th century with channeling canals and cutting tropical peat forest, peat degradation has been occurred, and carbon gas emission has been rapidly increasing due to microbial degradation and fires. The distribution of the tropical peatland in the South East Asia covers 68 % of its total area in the world, and 85 % of the South East Asia’s distribution is found in Indonesia. It is estimated that 0.81 Gt to 2.57Gt of carbon was released into the atmosphere from Indonesia, by peat-fire which is linked to El Niño occurred in 1997 and 1998. The situation above indicates the importance of carbon emission control in peatland, and the importance of the peatland management has become widely recognized by public with the increase of international interest in the climate change and global warming issues.
    [Show full text]
  • Persepsi Karyawan Terhadap Pola Komunikasi Pemimpin Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya Cabang Palangka Raya
    PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP POLA KOMUNIKASI PEMIMPIN RUMAH MAKAN AYAM PENYET SURABAYA CABANG PALANGKA RAYA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Oleh MUHAMMAD FAHRI NIM. 1303110349 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALANGKARAYA FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM TAHUN 2019 M/1 ABSTRAK PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP POLA KOMUNIKASI PEMIMPIN RUMAH MAKAN AYAM PENYET SURABAYA CABANG PALANGKA RAYA Pemimpin dan karyawan mempunyai peran yang sangat penting dalam menjalankan sebuah bisnis rumah makan, hubungan kerja yang baik tentunya membutuhkan pola komunikasi yang diterapkan dalam sebuah lingkungan kerja. Pola komunikasi pemimpin berpengaruh dengan loyalitas karyawan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Efektifitas komunikasi pimpinan sangat ditentukan oleh persepsi dan interpretasi para karyawan. Rumah makan Ayam Penyet Surabaya merupakan brand usaha bisnis dari PT. Wong Solo Group, Di tengah persaingan rumah makan sejenis, mampu bertahan hingga saat ini dibandingkan dengan rumah makan yang lain. Rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimana persepsi karyawan terhadap pola komunikasi pemimpin rumah makan Ayam Surabaya cabang Palangka Raya, dengan tujuan mengatahui para karyawan mempersepsi pola komunikasi pimpinannya menjadi hal penting untuk diungkapkan atau dideskripsikan. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif yang bersifat lapangan (Field Research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif diskriftif.
    [Show full text]
  • World Bank Document
    Document of The World Bank FOR OFFICIAL USE ONLY Public Disclosure Authorized Report No: 25720-ID IMPLEMENTATION COMPLETION REPORT (CPL-38540; SCL-3854A; SCPD-3854S; PPFB-P1701) ON A Public Disclosure Authorized LOAN IN THE AMOUNT OF US$136 MILLION TO THE REPUBLIC OF INDONESIA FOR A KALIMANTAN URBAN DEVELOPMENT PROJECT Public Disclosure Authorized June 24, 2003 Urban Development Sector Unit East Asia and Pacific Region This document has a restricted distribution and may be used by recipients only in the performance of their official duties. Its contents may not otherwise be disclosed without World Bank authorization. Public Disclosure Authorized CURRENCY EQUIVALENTS (Exchange Rate Effective December 31, 2002) Currency Unit = Rupiah Rp 1 = US$ 0.000112139 US$ 1 = Rp 8,917.50 FISCAL YEAR January 1 December 31 ABBREVIATIONS AND ACRONYMS ACSD - Abolition and Combination, Simplification, Decentralization BAPPENAS - National Development Planning Agency BOD - Biochemical Oxygen Demand DPRD - Local Level Parliament EIRR - Economic Internal Rate of Return FIRR - Financial Internal Rate of Return GOI - Government of Indonesia IPLT - Sludge Treatment Facility IUIDP - Integrated Urban Infrastructure Development Program (or Project) KIMPRASWIL - Ministry of Settlements and Regional Infrastructure KIP - Kampung (poor neighborhood) Improvement Program LARAP - Land Acquisition and Resettlement Action Plan LG - Local Government LKMD - Community Organization MIP - Market Improvement Program MOF - Ministry of Finance MSRI - Ministry of Settlement and Regional
    [Show full text]
  • The Case of Musi River Palembang Dini Agumsari1* Agus S
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 475 Proceedings of the 3rd International Conference on Dwelling Form (IDWELL 2020) Capturing Genius Loci of Riparian Culture: The Case of Musi River Palembang Dini Agumsari1* Agus S. Ekomadyo2 Mochammad Gumilang Dwi Bintana3 Vanessa Susanto4 1 Urban Design, 2,3,4 Architecture, School of Architecture, Planning & Policy Development, Bandung Institute of Technology, Ganesha 10 Bandung, Indonesia *Corresponding author. Email: [email protected] ABSTRACT Musi River plays a significant role in the history and development of Palembang. Historically, the river had been used for settlement, trading, and transport activities. This phenomenon established the riparian culture that is deeply associated with the native residents who had been attached to the Musi River. However, the essential meaning of the river as a place has begun to fade because of the rapid growth of land transportation. People have shifted their water-based activities to land. This study is intentioned to capture the meaning of Musi riparian culture, which covers 16 Ilir Market area, the oldest trade center in Palembang with significant historic characteristics. By architectural phenomenology approach, this study is aimed to capture the genius loci in the area. Using qualitative research methods through the “genius loci” framework will be traced to the existence of the Musi riparian area. The results show that interactions between humans and rivers generate the spirit of this place, such as various activities, diverse ethnicity, and significant cultural history narration. Thus interaction is essential to maintain the unique characteristics of Musi riparian culture in modern times. Keywords: Genius loci, spirit of place, character, riparian culture, 16 ilir market, musi river profoundly attached to the resident's riparian culture at that time.
    [Show full text]
  • Stasiun Kereta Api Di Palangka Raya, Kalimantan Tengah
    LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API DI PALANGKA RAYA, KALIMANTAN TENGAH DISUSUN OLEH: FERINA SINTA 13 01 14831 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2020 ABSTRAK Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan berencana untuk membangun sarana transportasi yang dapat menghubungkan seluruh wilayah di Indonesia. Salah satunya adalah sarana transportasi berupa kereta api sebagai penghubung antar ibukota provinsi di Kalimantan. Kereta api merupakan salah satu sarana transportasi darat yang dinilai sangat efisien digunakan sebagai angkutan antar kota karena mampu mengangkut penumpang dengan jumlah banyak. Dalam proyek perkembangan sarana transportasi di Kalimantan diperlukan pembangunan sarana penunjang berupa stasiun kereta api pada setiap kota tujuan, salah satunya adalah Palangka Raya. Stasiun merupakan salah satu gerbang kedatangan bagi turis lokal maupun mancanegara di suatu wilayah. Kesan pertama yang ditimbulkan ketika datang ke suatu wilayah merupakan pengalaman berharga yang tentunya diimpikan semua orang. Maka dari itu, bangunan Stasiun Kereta Api direncanakan diharapkan dapat mencerminkan kebudayaan yang menjadi ciri khas masyarakat setempat yaitu budaya Dayak melalui pendekatan Arstektur Regionalis. Pendekatan yang dilakukan sesuai dengan paham regionalisme dalam rangka mengolah bentuk ruang dan bangunan dilandasi dengan unsur- unsur kebudayaan setempat namun tetap sesuai dengan kondisi iklim dan alam saat ini. Kata kunci: Stasiun Kereta Api, Arsitektur Regionalis, Kebudayaan Dayak, Palangka Raya, Kalimantan Tengah. KATA PENGANTAR Petama, penulis ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan dengan judul “Stasiun Kereta Api di Palangka Raya, Kalimantan Tengah” ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Arsitektur di Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
    [Show full text]
  • Volume 30, 1999
    BORNEO RESEARCH BULLETIN ISSN: 0006-7806 VOL 30 PAGE NOTES FROM THE EDITOR I MEMORIALS Roland (Ro) Bewsher, 0.B E Bill Smythies Tuton Kaboy RESEARCH NOTES A Bridge to the Upper World: Sacred Language of the Ngaju: Jani Sri Kuhnt-Saptodewo A Note on Native Land Tenure in Sarawak: M. B. Hooker State Law and lban Land Tenure. a Response to Hooker: Reed L. Wadley Conservation and the Orang Sungal of the Lower Sugut, Sabal?: Preliminary Notes: Lye Tuck-Po and Grace Wong Education and Research on Sustainable Land Use and Natural Resource Management: a New Danish- Malaysian University Program: Ole Mertz el al. Wet Rice Cultivation and the Kayanic Peoples of East Kalimantan: Some Possible Factors Explaining their Preference for Dry Rice Cult~vation:Mika Okushima Dayak Kings among Malay Sultans: Stephanus Djuweng The Kingdom of Ulu Are in Borneo's H~story:a Comment: Bernard Sellato The Brooke-Sarawak Archive at Rhodes House Library, Oxford: Bob Reece Papers of the Brookes of Sarawak Kept in Rhodes House Library, Oxford: P.A. Empson FIFTH BIENNIAL MEETINGS BRIEF COMMUNICATIONS ANNOUNCEMENTS BORNEO NEWS BOOK REVIEWS, ABSTRACTS AND BIBLIOGRAPHY The Borneo Researclr Bulletin is published by the Borneo Research Council. Please address all inquiries and contributions for publication to Clifford Sather, Editor, Borneo Research Bulletin, Cultural Anthropology, P.O. Box 59, FIN-00014 University of Helsinki, FINLAND.Single issues are available at US $20.00. I BOI-neoReseal-ch Bulletin Vol. 30 Vol. 30 Borneo Research Bulletin contributions to this superb collection, and, as an anthropologist, I would note that the held on 10-14 July 2000 at Crowne Plaza Riverside Hotel, Kuching, Sarawalc.
    [Show full text]
  • (Profil) Pasar Pariwisata Kota Palangka Raya Tahun 2017
    Kajian Analisis Karakter (Profil) Pasar Pariwisata Kota Palangka Raya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi ini hendak melakukan kajian analisis karakter (profil) pasar pariwisata dan lebih lanjut dilakukan dengan mengkaji perilaku konsumen pariwisata. Saat ini pariwisata di seluruh dunia telah menjadi bagian dari bisnis yang hampir tidak mengenal krisis. World Tourism and Trade Center (WTTC) menyatakan bahwa jasa pariwisata merupakan salah satu jasa terbesar dan merupakan sektor jasa dengan tingkat pertumbuhan paling pesat di dunia saat ini. Bersama dengan teknologi dan informasi, jasa pariwisata diperkirakan menjadi prime mover perekonomian abad 21. Perkembangan jasa pariwisata yang sangat dinamis dan terus diperkuat oleh kemajuan tingkat kesejahteraan ekonomi bangsa-bangsa di dunia membuat pariwisata memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian bangsa-bangsa di dunia (WTTC, 2008). World Tourism Organization menunjukkan bahwa pada tahun 2014 sekitar 1,1milyar orang melakukan perjalanan wisata secara internasional dengan pertumbuhan rata – rata 9,5 persen per-tahunnya (WTO, 2014). Pariwisata merupakan aktivitas yang mencakup tingkah laku manusia, penggunaan sumberdaya dalam berinteraksi dengan masyarakat, ekonomi, dan lingkungan (Bull, 1995 dalam Sukarsa, 1999). Akhir-akhir ini terdapat perubahan pola perjalanan di bidang pariwisata dari wisata yang bersifat kesenagan seperti pantai- pantai, taman taman hiburan, dan pusat-pusat perbelanjaan ke wisata minat khusus seperti pedesaan atau budaya (Bromley, 1994; Pedersen dalam NESCO, 2002). Kecenderungan untuk menikmati sumber daya alam dan budaya menuntut adanya penjelasan atau interpretasi yang memadai sehingga wisatawan mendapatkan makna dari tempat yang dikunjungi (sense of place) (O’Hagan & Harrison, 1984). Tuntutan akan interpretasi merupakan akibat dari berbagai hal, antara lain keinginan para penghuni kota untuk melepaskan diri sejenak dari kebisingan kota serta kehidupan kota yang sibuk dan menyesakkan (Sharpley, 1997).
    [Show full text]
  • Registering Property
    Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized COMPARING REGULATION FOR DOMESTIC FIRMSIN20CITIES ANDWITH183ECONOMIES DOMESTIC FOR REGULATION COMPARING Indonesia 2012 Doing businessin Doing Business in Indonesia 2012 COMPARING REGULATION FOR DOMESTIC FIRMS IN 20 CITIES AND WITH 183 ECONOMIES A COPUBLICATION OF THE WORLD BANK AND THE INTERNATIONAL FINANCE CORPORATION © 2012 The International Bank for Reconstruction and Development / The World Bank 1818 H Street NW Washington, D.C. 20433 Telephone 202-473-1000 Internet www.worldbank.org All rights reserved. A copublication of The World Bank and the International Finance Corporation. This volume is a product of the staff of the World Bank Group. The findings, interpretations, and conclusions expressed in this olumev do not necessarily reflect the views of the Executive Directors of The World Bank or the governments they represent. The World Bank does not guarantee the accuracy of the data included in this work. Rights and Permissions The material in this publication is copyrighted. Copying and/or transmitting portions or all of this work without permission may be a violation of applicable law. The World Bank encourages dissemination of its work and will normally grant permission to reproduce portions of the work promptly. For permission to photocopy or reprint any part of this work, please send a request with complete information to the Copyright Clearance Center, Inc., 222 Rosewood Drive, Danvers, MA 01923, USA; telephone: 978-750-8400; fax: 978-750-4470; Internet: www.copyright.com. All other queries on rights and licenses, including subsidiary rights, should be addressed to the Office of the Publisher, The World Bank, 1818 H Street NW, Washington, DC 20433, USA; fax: 202-522-2422; e-mail: [email protected].
    [Show full text]
  • ICR Review Report Number ::: ICRRICRR1163111631 Operations Evaluation Department
    ICR Review Report Number ::: ICRRICRR1163111631 Operations Evaluation Department Public Disclosure Authorized 1. Project Data: Date Posted ::: 09/22/2003 PROJ IDID:::: P003951 Appraisal Actual Project Name ::: Kalimantan Urban Project Costs 251.3 153.1 Development Project (((US$M(US$MUS$M)))) Country::: Indonesia LoanLoan////CreditCredit (((US$M(US$MUS$M)))) 136.0 105.7 SectorSector((((ssss):):):): Board: UD - General water Cofinancing sanitation and flood (((US$M(US$MUS$M)))) protection sec (50%), Roads and highways (20%), Central government administration (10%), Sub-national government administration (10%), Housing construction (10%) LLL/L///CC Number::: L3854; LP170 Public Disclosure Authorized Board Approval 02 (((FY(FYFYFY)))) Partners involved ::: Closing Date 06/30/2001 12/31/2002 Prepared by ::: Reviewed by ::: Group Manager ::: GroupGroup:::: John English Laurie Effron Alain A. Barbu OEDST 2. Project Objectives and Components aaa.a... Objectives The project was implemented in the five major cities in the Kalimantan provinces, Balikpapan, Banjarmasin, Palangka Raya, Pontianak, and Samarinda . It had three principal objectives: (a) To improve the provision of urban infrastructure and services and the efficiency of urban investments; (b) to promote stronger, more autonomous, and financially more independent municipal governments; and (c) to contribute towards urban poverty reduction, mainly through better access to essential services and an improved urban environment. Public Disclosure Authorized bbb.b... Components (a) Water Supply; (US$44.0 million - or 21 percent of base cost). This included investments for water treatment plants, distribution networks, rehabilitation, increased O&M, and leakage control; (b) Urban Roads; (US$55.9 million - or 28 percent of base cost). Project expenditure was to improve routine maintenance, rehabilitate about 125 km.
    [Show full text]