Kebijakan Pemerintah Kota Banda Aceh Dalam Mereduksi Pengemis Ditinjau Dalam Konsep Al-Hajru
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH DALAM MEREDUKSI PENGEMIS DITINJAU DALAM KONSEP AL-HAJRU SKRIPSI Diajukan Oleh: FACHRIZAL NIM. 150102157 Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH 2020 M/1441 H FACHRIZAL NIM. 150102157 Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah . ii . iii , , iv ABSTRAK Nama : Fachrizal NIM : 150102157 Fakultas/Prodi : Syari’ah dan Hukum/Hukum Ekonomi Syari’ah Judul : Kebijakan Pemerintah Kota Banda Aceh dalam Mereduksi Pengemis ditinjau dalam Konsep Al- harju Tanggal Sidang : 1 Agustus 2017 M/08 Zulhijjah 1438 H Tebal Skripsi : 60 Halaman Pembimbing I : Dr. Ridwan Nurdin, MCL Pembimbing II : Riadhus Sholihin, S.Sy., M.H Kata kunci : Kebijakan, Mereduksi, Pengemis, Al-hajru Maraknya masyarakat yang berasal dari kabupaten dan kota lain di Provinsi Aceh yang menjadikan profesi diri sebagai pengemis saat masuk ke wilayah Kota Banda Aceh menjadi permasalahan baru yang harus dihadapi oleh pemerintah Kota Banda Aceh. Mayoritas dari pengemis tersebut terdiri dari masyarakat yang layak untuk mengemis jika dilihat dari kondisi fisiknya dan juga dari kalangan masyarakat yang sengaja melakukan perbuatan tersebut di karenakan jumlah keuntungan yang relatif tinggi dari hasil pekerjaannya, meskipun mereka tidak layak melakukan perkerjaan tersebut. Fenomena tersebut menjadi hambatan baru bagi pemerintah Kota Banda Aceh ditengah gencarnya gebrakan mereka untuk menjadikan Kota Banda Aceh sebagai destinasi wisata halal kelas internasional.Pertanyaan penelitian dalam skripsi ini bagaimana bentuk responsibilitas kebijakan pemerintah Kota Banda Aceh dalam mereduksi jumlah pengemis yang masuk ke Banda Aceh, bagaimana sinergisitas antara pemerintah Kota Banda Aceh dengan pemerintah Kabupaten Pidie dalam mengatasi urbanisasi pengemis dari Pidie ke Banda Aceh dan bagaimana tinjauan konsep al-hajru terhadap kebijakan pemerintah Kota Banda Aceh dalam mereduksi pengemis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan dan pendekatan maqās}idī dengan menerapkan metode tarjih maslahat. Wahbah az-Zuhaylī membenarkan praktik istimlāk sebagai upaya penolakan atas timbulnya kemudaratan berskala umum, dan juga sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, beliau juga menisbatkan praktik istimlāk kepada hak Allah karena urgensi dan kemerataan manfaat yang dihasilkannya, di mana setiap makhluk merasakan manfaat darinya tanpa terkecuali. Praktik istimlāk yang dilakukan pemerintah dalam perspektif maqās}id al-syarī‘ah dapat diterima dengan petimbangan praktik tersebut dilakukan atas dasar faktor h}ājiyyah yang naik menjadi d}arūriyyah. Kepentingan umum dalam istimlāk harus lebih diutamakan dari pada kepentingan khusus, sesuai dengan kaidah: “masalahat umum didahulukan dari maslahat khusus.“ Ini menegaskan v bahwa apabila berbenturan antara kemaslahatan umum dengan kemaslahatan khusus, maka kemaslahatan yang bersifat umum harus diutamakan, karena dalam kemaslahatan yang umum itu terkandung pula kemaslahatan yang khusus, tetapi di dalam kemaslahatan khusus tidak terkandung di dalamnya kemaslahatan umum. Dari paparan di atas disimpulkan bahwa istimlāk boleh dilakukan bila memenuhi kriteria darurat dan kepentingan umum. Jika tidak maka kembali ke syarat sah jual beli. vi KATA PENGANTAR بسم اهلل الرمحن الرحيم احلمد هلل الذي هدانا هلذا وما كنا لنهتدي لو ﻻ أن هدانا اهلل، اللهم صل وسلم على سيدنا حممد، وعلى اله واصحابه ومن تبعهم بإحسان اىل يوم الدين. اما بعد: Pernyataan rasa syukur kepada Allah, selawat kepada Rasulullah saw., keluarga dan para sahabat Rasulullah serta para ulama. Cantumkan tema/Judul Skripsi atau lebih diutamakan substansi skripsi antara lima sampai delapan baris. Pernyataan bahwa skripsi telah selesai atas bantuan pihak-pihak yang terkait secara akademik, tidak termasuk bantuan yang diterima dari pihak yang terikat hubungan emosional; Ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi sebutkan satu persatu dalam bentuk narasi atau urutan penomoran Pernyataan bahwa balasan atas semua bantuan itu dipulangkan kepada Allah Swt. sebagai Yang Maha Memberi ganjaran dan pahala setimpal. Banda Aceh, 20 Januari 2020 Penulis, Fachrizal vii TRANSLITERASI Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri P dan K Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor: 0543b/U/1987 1. Konsonan Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lagi dengan huruf dan tanda sekaligus. Di bawah ini daftar huruf Arab itu dan transliterasinya dengan huruf Latin. Huruf Huruf Huruf Huruf Nama Nama Nama Nama Arab Latin Arab Latin tidak di- te (dengan tidak dilam- Alīf lambang t}ā’ t} titik di ط bangkan ا -kan bawah) zet (dengan z}a z{ titik di ظ Bā’ b be ب bawah) koma ain ‘ terbalik (di‘ ع Tā’ t te ت atas) es (dengan S|a’ s\ Gain g ge غ (titik di atas ث Fā’ f ef ف Jīm j je ج ha (dengan ti- Hā’ h Qāf q ki ق tik di bawah ح Kāf k ka ك Khā’ kh ka dan ha خ Lām l el ل Dāl d de د zet (dengan Żāl ż Mīm m em م (titik di atas ذ Nūn n en ن Rā’ r er ر Wau w we و Zai z zet ز Hā’ h ha ه Sīn s es س Hamzah ‘ apostrof ء Syīn sy es dan ye ش es (dengan ti- S{ad s} Yā’ y ye ي (tik di bawah ص de (dengan ti- D{ad d{ (tik di bawah ض viii 2. Vokal Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. 1) Vokal Tunggal Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harkat, transliterasinya sebagai berikut: Tanda Nama Huruf Latin Nama Fath}ah ā a ـــَ Kasrah ī i ـــِ D{ammah ū u ـــُ 2) Vokal rangkap Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harkat dan.huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu: Tanda Nama huruf Gabungan huruf Nama Fath}ah dan yā’ ai a dan i ...َ ي Fath{ah dan wāu au a dan u ...َ و Contoh: - kataba َكتَ َب - fa‘ala فَـَعل żukira - َِ ذُكَر - yażhabu يَ ذَه ُب su’ila - ِ ُس َْْل - kaifa َكي َف - haula َه وَل 3. Maddah Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu: Harakat dan Huruf dan Nama Nama huruf Tanda Fath{ah dan alīf atau yā’ ā a dan garis di atas ...َا ...َى Kasrah dan yā’ ī i dan garis di atas ...ِ ي D{ammah dan wāu ū u dan garis di atas ...ُو ix Contoh: qāla - قَاَل - ramā َرَمى qīla - ِ قي َل yaqūlu - يـُقوُل َ 4. Tā’ marbūt}ah Transliterasi untuk tā’ marbūt}ah ada dua, yaitu tā’ marbūt}ah hidup dan tā’ marbūt}ah mati, berikut penjelasannya: 1. Tā’ marbūt}ah hidup Tā’ marbūt}ah yang hidup atau mendapat harakat fath{ah, kasrah dan d{ammah, trasnliterasinya adalah ‘t’. 2. Tā’ marbūt}ah mati Tā’ marbūt}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah ‘h’. 3. Kalau pada kata yang berakhir dengan tā’ marbūt}ah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah maka tā’ marbūt}ah itu ditransliterasikan dengan ha (h). Contoh raud{ah al-at}fāl - ِ َر و َضةُ ا ﻷَط َفال - raudatul atfāl al-Madīnah al-Munawwarah - ِ املدي ـنَةُ ال ُمنَـَّوَرة ُ al-Madīnatul-Munawwarah - َ - T{alh{ah طَل َحة ُ 5. Syaddah (Tasydīd) Syaddah atau tasydid yang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydīd, dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Contoh: - rabbanā َربـَّنَا nazzala - نـََّزَل al-birr - الِب ر - al-h}ajj احلَ ج - nu‘‘ima نـُعِّ َم x 6. Kata Sandang Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu al, namun dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah dan kata sandang yang diikuti huruf qamariyyah. 1) Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah, ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf /l/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu. 2) Kata sandang diikuti oleh huruf qamariyyah ditransliterasikan sesuai aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya. Baik dikuti huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah, kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sempang. Contoh: - ar-rajulu الَرُج ُل - as-sayyidatu ال َسيَِّدة ُ - asy-syamsu ال َش م ُس - al-qalamu الَقلَ ُم al-badī‘u - ِ البَدي ُع - al-jalālu اجلًﻻَُل 7. Hamzah Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun, itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alīf. Contoh: - ta’khużūna تَأ ُخ ُذ وَن - an-nau’ النَّـ وء ُ syai’un - شيء َ inna - إِ َّن umirtu - ِ أُم ر ُت - akala أَ َك َل xi 8. Penulisan kata Pada dasarnya setiap kata, baik fail, isim maupun harf ditulis terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harkat yang dihilangkan maka transliterasi ini, penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain yang mengikutinya. Contoh: Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn ِ ِِ َوإ َّن اللَه َ َهلُو َخي ـر الَّرازق َي Wa innallāha lahuwa khairurrāziqīn َ ُ Wa auf al-kaila wa-almīzān ِ َوأَ وفـُ وا ال َك يل َوال مي ـَزا َن Wa auful-kaila wal-mīzān َ Ibrāhīm al-Khalīl ِ ِ إَب ـراهي م ا ْلَلي ل Ibrāhīmul-Khalīl َ ُ Bismillāhi majrahā wa mursāhā ِ ِ ِ ب سم اهلل ََم َراَها َوُم رَساَها Walillāhi ‘alan-nāsi h{ijju al-baiti ِ ِ ِ ِ َولله َعلَى النَّا ِس ح رج ال بَـي ت .man istat}ā‘a ilaihi sabīla ِ ِ َم ِن ا ستَطَا َع إلَي ه َسبِي ﻻ ً Walillāhi ‘alan-nāsi h{ijjul-baiti Manistat}ā‘a ilaihi sabīlā 9.