Dharmatalk April 2011 036
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
DharmaTalk April 2011 036 No.036 Apr 2011 贊助結緣 歡迎索閲 TIDAK UNTUK DIJUAL FREE DISTRIBUTION Doa Memohon kepada Mahaguru Maha Arya Acarya Lian Sheng & Memohon kepada Sepuluh penjuru Buddha dan Bodhisattva. Berkenan memberkati usaha murid dalam meneruskan arus Dharma. Harapan Semoga Mahaguru berkenan memimpin upacara akbar Kalacakra di Indonesia. Semoga Pembaca dapat memahami Dharma yang terkandung didalamnya. Semoga terjalin jodoh dengan Buddha Dharma. Semoga arus Dharma mengalir dalam diri umat manusia. Semoga semua makhluk berbahagia. Tim DharmaTalk edisi April 2011 Vajra Acarya Lian-Yuan Wahyudi Susindra Penasehat Ketua Tim Sujadi Bunawan Tim Editor Pembina Hadi Hidayat Joni Herlina Ming2 Bhikku Lhama Lian-Pu Mei Yin Han2 Penanggung jawab Nita Vera Cover Illustration by Tim DhamaTalk Guan Yin Statue, Taiwan Photograph by V.A Lian Yuan Living Buddha Lian Sheng yang bernama awam Sheng-Yen Lu, lahir pada tanggal 18 bulan 5 penanggalan lunar tahun 1945 di peternakan ayam di tepi Sungai Niuchou, Chiayi, Taiwan. Beliau alumni Fakultas Geodesi Akademi Sains Zhong-zheng (an- gkatan ke-28), meraih gelar Sarjana Tehnik, serta mengabdi di kemiliteran selama 10 ta- hun. Di kemiliteran pernah memperoleh pia- gam emas, piagam perak, piala emas sastra dan seni kemiliteran negara, serta berbagai penghargaan lainnya. Pada suatu hari di tahun 1969, Living Bud- dha Lian Sheng diajak ibunda sembahyang di kuil Yuhuang Gong di Taichung. Berkat Maha Dewi Yao Chi, mata dewa dan tel- inga dewa beliau terbuka. Beliau melihat dengan mata kepala sendiri bahwa tiga sosok Bodhisattva menampakkan diri dan berseru, “Setulus hati belajar Buddhisme. Setulus hati belajar Dharma. Setulus hati berbuat kebajikan.” Di angkasa juga muncul dua kata: ‘Kesetian’ dan ‘Kebajikan’ yang berpe- san pada beliau agar membabarkan Dharma dan memberikan kebajikan serta menyela- matkan para makhluk. Malam hari itu, roh Living Buddha Lian Sheng dibawa oleh Buddha-Bodhisattva ke 2 April'11 Sukhavatiloka untuk melihat langsung sekaligus untuk mengenali sendiri wujud kelahiran sebe- lumnya (Dharmakaya), yakni “Maha-Padmakumara Putih yang berjubah putih dari delapan belas Maha-Padmakumara Mahapadminiloka, Sukhavatiloka.” Oleh sebab itu, beliau menitis di alam fana demi menyeberangkan para makhluk kembali ke Mahapadminiloka. Sejak itu, Living Buddha Lian Sheng setiap malam mengikuti Guru Spiritual yang tak berwu- jud--Guru Sanshan Jiuhou (Sebutan kehormatan yang diberikan Living Buddha Lian Sheng untuk Dharmakaya Buddha-Bodhisattva) berlatih Sadhana Tantra selama tiga tahun. Ber- kat petunjuk Guru Sanshan Jiuhou pula, pada tahun 1972 beliau bertolak ke gunung Jiji, Nantou, untuk berguru pada pewaris XIV Taoisme Qingcheng, Qingzhen Daozhang (Bhikku Liao-Ming) untuk belajar ilmu Tao, Danting Fulu, Jiuxing Dili Dafa, Mahasadhana Sekte Nyingmapa versi Tantra Cina dan Tantra Tibet, lima macam pengetahuan, dan lain-lain. Karena kondisi tersebut di atas, pada tahun 1972 Living Buddha Lian Sheng telah memiliki tataritual Sadhana Tantra yang lengkap. Kunci utama mencapai pencerahan kebuddhaan serta Mahasadhana rahasia dari sekte-sekte utama Tibet yang tidak diwariskan selama ribuan tahun pun beliau telah menguasai semuanya, sehingga mencapai Siddhipala Penguasa Rahasia dan Buddha Padma Prabha Svara yang setingkat dengan Dasabhumi Bodhisattva. Sejak tahun 1970, Living Buddha Lian Sheng secara berturut-turut telah bersarana pada Bhikku sekte eksoterik, antaralain Bhikku Yinshun, Bhikku Leguo, Bhikku Dao-an. Tahun 1972 beliau menerima Sila Bodhisattva dari Bhikku Xian-Dun, Bhikku Hui-San, dan Bhikku Jue-Guang sebagai Guru sila, serta Bhikku Shang-Lin dan Bhikku Shanci sebagai Guru Ritual di Vihara Yan, Nantou. Berkat karma baik beliau kembali memohon abhiseka silsilah dari para Guru di alam manusia, antara lain dari Bhikku Liao-Ming dari Sekte Nyingmapa (Sekte Merah), Guru Sakya Zheng-Kong dari Sekte Sakyapa (Sekte Kembang), Gyalwa Karmapa XVI dari Sekte Kargyupa (Sekte Putih) dan Guru Thubten Dhargye dari Sekte Gelugpa (Sekte Kuning). Pada tanggal 16 Juni 1982, Living Buddha Lian Sheng sekeluarga berhijrah ke Seattle, Amerika Serikat. Beliau di Paviliun Ling Xian menekuni segala sadhana Tantra. Pada Tanggal 27 Agus- tus 1982 (tanggal 10 bulan 7 Lunar) Buddha Sakyamuni memberikan Vyakarana pada beliau lewat penjamahan kepala dengan pembentukan tangan Buddha di atas kepala. April'11 3 Pada tanggal 5 Juli 1985 (tanggal 18 bulan 5 penanggalan lunar, bertepatan dengan hari ulang tahun Living Buddha Lian Sheng), beliau mencapai Siddhi ‘Cahaya Pelangi Abadi’. Saar itu ada jutaan Dakini berseru memuji Siddhi ‘Cahaya Pelangi Abadi’ tak lain adalah ‘Anuttara Samyaksambodhi’ (disebut pula "mencapai kebuddhaan pada tubuh sekarang"). Tahun 1975, Living Buddha Lian Sheng mendirikan ‘Ling Xian Zhen-Fo Zong’ di Taiwan. Tahun 1983 di Amerika Serikat secara resmi merintis ‘Zhen-Fo Zong’, dan pada tahun 1985 mendirikan vihara cikal bakal Zhen-Fo Zong (Vihara Vajragarbha Seattle). Beliau mengabdi- kan diri sepenuhnya dalam pembabaran Sadhana Tantra Satya Buddha. Pada tanggal 19 Maret 1986 (tanggal 10 bulan 2 Lunar) di Mandalasala Satya Buddha, kota Redmond, Amerika Serikat, Living Buddha Lian Sheng secara resmi di-Upasampada oleh Bhikku Guo-Xian. Beliau mulai menjalani misi penyeberangan dalam wujud Bhikku. Perjalanan kehidupan sadhana Living Buddha Lian Sheng berawal dari Agama Kristen, lalu Taoisme, Buddhisme Mahayana, terakhir berlatih Sadhana Tantra sampai mencapai Siddhi. Itulah sebabnya, keseluruhan sistem silsilah Zhen-Fo Zong terkandung dan terbaur ilmu Tao- isme, ilmu Fu, ilmu ramalan, Ilmu Feng Shui serta metode-metode duniawi lainya. Semua ini untuk kemudahan makhluk luas mengatasi kesulitannya, mencapai tujuan menyeberangkan para insan yakni “Terlebih dulu menariknya dengan keinginan duniawi lalu menuntunnya menyelami kebijaksanaan Buddha.” Dalam upaya merintis pendirian Zhen-Fo Zong, Living Buddha Lian Sheng telah memberikan sebuah metode pelatihan yang menekankan praktek dan bukti nyata kepada umat manusia. Living Buddha Lian Sheng berjanji pada para siswa “Asalkan Anda tidak melupakan Mula Acarya dan setiap hari bersadhana satu kali, maka ketika ajal menjelang, Padmakumara pasti menampakkan diri untuk menjemput Anda kealam suci Mahapadminiloka.” Living Buddha Lian Sheng seumur hidup membabarkan Dharma dan menyeberangkan para makhluk. Beliau sungguh mematuhi nasihat Guru sesepuh Taois Qing-Zhen yang mengatakan bahwa tidak menetapkan tarif agar semuanya diberikan secara sukarela saja. Prinsip ini ditaat- inya seumur hidup, dan hal ini menjadikan beliau seorang yang berkepribadian luhur. Disadur dari buku Panduan dasar Zhen-Fo Zong BAB II (I-VI) 4 April'11 Daftar Isi Kuil Madam Lin-Shui 6 Makna Rohani dari Topi 14 Berkah dan Kegemukan 17 Ceramah Dharma Upacara Akbar Homa Bhagavati Prajnaparamita: Anicca, Anatman, Nirwana 20 Sutra Altar Patriak VI: Ada Aku Maka Timbullah Dosa Tiada Aku Maka Bebas dari Dosa 28 Penjelasan Sutra Zhen Fo Jing Bagian IV 41 Hu Juga Merupakan Bagian dari Buddhisme 44 Setan Judi Memberitahu Saya 46 Penggunaan Japamala 59 Pikiran Tanpa Aksi Bagian I 60 Pikiran Tanpa Aksi Bagian II 62 Sadhana Melukis Mahamayuri 64 Sadhana Sapta Yoga Maha Dewi Yao Chi 68 Titik Berat dalam Sadhana Tantra 73 "Mencabut Paku Langit" Juga Perlu Jodoh Karma 77 Penyeberangan Arwah 80 Pertobatan dan Aura 83 Tiga Unsur Dalam Karman Tantrayana 86 密教的結界 89 蓮生活佛釋真實佛法息災賜福經(九) 91 Info dan edisi digital DharmaTalk dapat diperoleh di alamat website www.shenlun.org/dharma-talk/ email. [email protected] April'11 5 Kuil Madam Lin-Shui ~Maha Arya Acarya Lian Sheng~ Kuil Madam Lin-shui merupakan kuil dari dewi Ch’en Ching-ku. Dewi ini telah menunjukkan kekuatan yang menakjubkan sehingga menarik banyak umat. Kepala Biara dari kuil ini, namanya Ch’en Cheng, menceritakan kisah gaib pada Saya. Akan Saya ceritakan kisahnya sebagai berikut : Suatu malam, kepala biara bermimpi dewi Ch’en Ching-ku muncul dihadapannya. Wajahnya sangat anggun dan cantik, dengan tangan kanan memegang pedang dan tangan kiri memegang alat dharma spiral terbuat dari tanduk. Dia tampak seperti dewi utama dari kuil ini. Dia memakai jubah anggun dan bersinar kuning emas. Ch’en Ching-ku didampingi dua anak kecil, yang berpenampilan cantik dan transparan. Seorang anak memegang kebutan dan anak lainnya memegang kipas pusaka. Ch’en Cheng beranjali sebagai penghormatan dan bertanya, “Apakah anda Madam Lin-shui?” Ch’en Ching-ku menjawab, “Benar.” “Apakah ada perintah yang ingin diturunkan untuk saya karena bersedia mengunjungi tempat saya yang sederhana ini, Madam?” Ch’en Ching-ku memberitahu, “Dalam waktu dekat, ada seorang pemuda bernama Ling-yuan, yang biasa mengunjungi kuil ini. Bagian atas dari kepalanya dilingkupi den- gan awan berwarna dan tubuhnya memancarkan sinar lima warna. Pada saat dia duduk, dia juga ditemani dengan beberapa makhluk suci, yang memancarkan berbagai macam sinar bergantian.” Setelah mendengar ini, Ch’en Cheng terkejut dan bertanya, “Tuan Ling-yuan sekilas tampak seperti orang biasa, bagaimana mungkin bisa demikian?” Ch’en Ching-ku berkata, “Bagaimana orang awam dengan mata duniawi mengetahui keajaiban spiritual!” Ch’en Cheng bertanya lagi, “Apa yang harus saya lakukan bila orang ini datang berkun- jung?” Ch’en Ching-ku menjawab, “Karena tingkat Ling-yuan sama dengan aku, saat dia 6 April'11 datang dan duduk dibawah sana sedang saya duduk lebih tinggi darinya mengganggu pikiran saya. Anda mempunyai bangku teratai yang terbuat dari cendana, yang meru- pakan benda paling berharga di kuil ini. Anda dapat mengundangnya duduk