Struktur Ramuan Bandrek Sebagai Aset Budaya Nusantara Suatu Tinjauan Fungsionalisme
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, Sarasehan Nusantara 25 April 2019 Tinjauan Etnologi Terhadap Manfaat Ramuan Bandrek Sebagai Aset Budaya Nusantara di Kalangan Masyarakat Provinsi Sumatera Utara Ariska Y. Sihotang; Jhonson Pardede Program Studi Sastra Batak, FIB Universitas Sumatera Utara [email protected] Abstrak Penelitian ini berjudul ‘Tinjauan Etnologi Terhadap Manfaat Ramuan Bandrek sebagai aset budaya Nusantara di kalangan masyarakat Provinsi Sumatera Utara’. Tradisi lisan adalah kegiatan budaya tradisional suatu masyarakat yang diwariskan secara turun-temurun dengan media lisan dari satu generasi ke generasi lain baik tradisi itu berupa susunan kata-kata lisan (verbal) maupun tradisi lain yang bukan lisan (non-verbal). Bandrek termasuk salah satu jenis obat-obatan yang sudah dikonsumsi masyarakat. Bahan utama bandrek adalah jahe merak beserta rempah lainnya. Produksi bandrek sangatlah gampang bisa bentuk cair maupun kering atau sachet. Umumnya bandrek dipasarkan saat malam hari dan pada kemasan sachet diseduh dengan air hangat ditambah madu. Teori Pendekatan etnologi merupakan salah satu dari cabang ilmu antropologi, yang mempelajari berbagai suku bangsa dan aspek kebudayaannya, serta hubungan antara satu bangsa dengan bangsa lainnya. Berdasarkan hal di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan (1) bahan pembuatan bandrek, (2) fungsi dan manfaat mengkonsumsi bandrek. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data secara observasi (pengamatan), wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi. Kata Kunci: Bandrek, Jahe Merah, Etnologi Review of Ethnology for the Benefits of Bandrek Herbs As an Archipelago Cultural Asset in the Community North Sumatra Province Abstract This research is entitled ‘Overview of Ethnology for the Benefits of Bandrek Herbs as Nusantara's cultural assets among the people of North Sumatra Province. Oral tradition is a traditional cultural activity of a society that is inherited from generation to generation through oral media from one generation to another, both traditions are in the form of verbal words and other non-verbal traditions. Bandrek is one type of medicine that has been consumed by the public. The main ingredient of bandrek is ginger peacock and other herbs. The 1 Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, Sarasehan Nusantara 25 April 2019 production of bandrek is very easy, either liquid or dry or sachet. Generally bandrek is marketed at night and on sachet packaging is brewed with warm water plus honey. The theory of the ethnology approach is one of the branches of anthropology, which studies various ethnic groups and aspects of their culture, as well as the relationship between one nation and another. Based on the above, this study aims to reveal (1) the ingredients for making bandrek, (2) the functions and benefits of consuming bandrek. The method used is a qualitative method by using data collection techniques by observation (observation), interviews, and documentation. The results of this study are presented in narrative form. Keywords: Bandrek, Red Ginger, Ethnology 1. Pendahuluan Indonesia merupakan penghasil rempah-rempah utama di dunia, tanaman rampah-rempah tersebut tersebar di seluruh wilayah Nusantara. rempah-rempah di Indonesia telah dikenal di dunia dengan mutu yang sangat tinggi dan cita rasanya yang tidak dapat digantikan dengan rempah dari Negara lain, seperti lada hitam lampung (lampung black pepper), lada putih Bangka (muntok white pepper), kayu manis Kerinci (korinci cassiavera), vanili Bali, pala, cengkeh dan Jahe. Makanan atau minuman tradisional diolah dari resep yang sudah dikenal masyarakat setempat dengan bahan yang diperoleh dari sumber lokal dan memiliki cita rasa yang relatif sesuai dengan masyarakat setempat. Minuman tradisional Indonesia umumnya menggunakan rempah- rempah yang lebih dikenal dengan ramuan dan jamu, sehingga mempunyai potensi untuk dijadikan minuman fungsional. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016), ramuan adalah gabungan sejumlah bumbu dapur, herbal, rempah-rempah, zat bubuk atau mineral yang dicampur, diiris, dihancurkan, atau direndam bersama-sama ke cairan agar dapat dihirup dan diminum. Dimana jamu adalah pembuktian ilimah jamu melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan, sedangkan jamu diartikan sebagai obat tradisional Indonesia. Semntara itu obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dapat diterapkan sesuai dengan norma yang ada. 2 Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, Sarasehan Nusantara 25 April 2019 Bahan baku minuman bandrek dalam kemasan siap seduh atau siap saji ini terdiri dari jahe merah, cengkeh, kayu manis, gula aren, dan lainnya. Semua bahan baku ini bisa diperoleh dalam bentuk bubuk sehingga mudah untuk dilakukan pencampuran bahan baku sesuai dengan komposisi yang kita inginkan. Semua bahan baku setelah ditakar dalam komposisi yang sesuai bisa kedalam wadah kemudian diatuk secara merata. Bahan-bahan yang sudah dicampurkan merata ini kemudian bisa dimasukkan kedalam kemasan sachet. Dan dengan bantuan mesin sealer, kemasan bandrek instan ini bisa ditutup dengan aman sehingga masa konsumsinya akan lebih lama. Bandrek Instan adalah salah satu contoh yang dibuat dengan cara pengeringan, dengan demikian produk ini dapat bertahan lama karena pada keadaan kering mikrobia pembusuk tidak dapat tumbuh. Bandrek adalah minuman tradisional yang menggunakan jahe merah, cengkeh, dan lada hitam akan menimbulkan cita rasa pedas sedangkan kayu manis, pala, dan kapulaga akan memberikan aroma yang khas. Senyawa nonvilatil seperti gingerol dan zingiberon yang menyebabkan rasa pedas pada jahe. Menurut Rehman et al (2011). Kandungan gingerol jahe merah lebih tinggi dibanding jahe lainnya. Bandrek biasanya dikonsumsi sebagai minuman pengusir hawa dingin di daerah pegunungan. Penggunaan cabai jawa yang mengandung 1.2-2.6% minyak atsiri dan 6-9% piperin (Muheidin 2008) mampu meningkatkan rasa pedas pada minuman bandrek. Campuran rempah berupa kayu manis menjadi salah satu ciri komposisi bandrek (paimin, 2000). Pembuatan bandrek instan dilakukan dengan memperkecil ukuran jahe setelah itu dilakukan tiga perlakuan yang berbeda pada jahe yait pengukusan, penyangraian dan jahe segar. Kemudian dilakukan perebusan dengan penambahan gula disertai pengadukan. Pengadukan dilakukan terus menerus untuk mendapatkan bubuk instan bandrek. Lalu didinginkan dan dilakukan pengecilan ukuran dan pengayakan. 1.a. Masalah Penelitian a) Apa saja bahan dalam pembuatan Bandrek? b) Apa saja manfaat Bandrek bagi masyarakat? 3 Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, Sarasehan Nusantara 25 April 2019 1.b. Tujuan Penelitian a) Mendeskripsikan bahan dalam pembuatan Bandrek. b) Memaparkan manfaat Bandrek bagi masyarakat. 2. Tinjauan Teoritis 2.a. Teori Antropologi Menurut ilmu antropologi “kebudayaan” adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 2009: 153). Hal tersebut berarti bahwa hampir semua tindakan manusia itu adalah “kebudayaan” karena hanya sedikit kegiatan manusia yang tanpa belajar, hal itu disebut tindakan naluri, refleks, dan sebagainya. Kemampuan manusia dapat mengembangkan konsep-konsep yang ada dalam kebudayaan. Antopologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia, dalam artian khusus, yaitu menyoroti segala jenis manusia dalam semua zaman, mulai dari manusia yang ada lebih dari sejuta tahun yang lalu sampai zaman sekarang, melalui pendekatan perbandingan dan historis dari kebudayaandi seluruh dunia, yang pernah didiami manusia. Segi yang menonjol dari ilmu antropologi ialah pendekatan secara menyeluruh (holistik) bukan terkhusus (atomistik). Istilah Antropologi sering dicampuradukkan dengan beberapa istilah yang sekilas memang mirip, namun jika dipelajari lebih mendalam, memiliki perbedaan maksud dan pengertiannya. Tiap-tiap unsur kebudayaan universal sudah tentu juga menjelma dalam ketiga wujud kebudayaan terurai di atas, yaitu wujudnya sistem budaya, berupa sistem sosial, dan berupa unsurunsur kebudayaan fisik (Koentjaraningrat, 2009: 164-165). Adapun unsur kebudayaan antara lain : 1. Bahasa, 2. Sistem pengetahuan, 3. Organisasi sosial, 4. Sistem peralatan hidup dan teknologi, 5. Sistem mata pencaharian hidup, 6. Sistem religi, 7. Kesenian. Antropologi terbagi menjadi dua bagian, yaitu : Antropologi Biologi dan Antropologi Budaya. 4 Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, Sarasehan Nusantara 25 April 2019 Antropologi biologi bisa juga disebut dengan antropologi jasmani/fisik (physical anthropology) merupakan sebuah disiplin ilmu yang memelajari variasi biologis dan perilaku (budaya) manusia, makhluk primata bukan manusia, evolusi manusia, pembandingan anatomi, dan Hominid leluhur manusia yang telah punah. Cabang ilmu ini merupakan bagian dari cabang ilmu antropologi, dan memberikan sudut pandang biologis dalam kajian variasi manusia. Adapun cabang-cabang kajian antropologi biologi : Paleontropologi, Antropologi fisik. Sedangkan antropologi budaya yang berfokus pada penelitian variasi kebudayaan di antara kelompok manusia. Para antropolog budaya menggunakan berbagai metode, diantaranya pengamatan partisipatif (participant observation), wawancara dan survei. Penelitian antropologi budaya sering dikategorikan sebagai penelitian lapangan karena seorang antropolog harus menetap dalam kurun waktu yang cukup lama di lokasi penelitiannya.