M. Endi Saputro, dkk KALAM, p-ISSN: 0853-9510 e-ISSN: 2540-7759 http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/KALAM Volume 10, No. 2, Desember 2016, halaman 349 – 380 Save Maryam: Islam, Toleration and Religious-Exclusivism in Social Media M. Endy Saputro Fakultas Ekonomi dan Bisnis IAIN Surakarta
[email protected] Nuki Mayasari Center for Religious and Cross-Cultural Studies, UGM
[email protected] Paulus Widiyanta Jaringan Lintas Iman, Klaten
[email protected] Abstrak Munginkan eksklusivisme agama bisa dihadapi di media sosial? Revolusi media yang sedemikian rupa telah membuka kemungkinan bagi lembaga- lembaga keagamaan untuk menjangkau pengikutnya dalam kisaran yang lebih luas. Makalah ini akan mengamati gagasan menghadapi eksklusivisme agama ini di media sosial dengan mempertimbangkan re- konseptualisasi gagasan konvensional toleransi di era media sosial. Untuk menilai argumen ini, secara hati-hati diuji tanggapan pemuda Indonesia terhadap video bermain pendek, berjudul bintang Maryam yang dapat didownload di media sosial, seperti Facebook, YouTube, Twitter, dan blog terkait lainnya. Dengan analisis semca ini, kami berpendapat bahwa toleransi dapat didefinisikan sebagai upaya budaya untuk menghadapi eksklusivisme agama. Abstract Can religious-exclusivism encounter be possible on social media? The unexpected revolution of media has opened possibility for religious institutions to reach their adherents in broader range. This paper would observe the idea Volume 10, No. 2, Desember 2016 349 Save Maryam of encountering religious-exclusivism in the social media calling for an important consideration of re-conceptualizing the conventional idea of toleration in the age of social media. To assess this argument, we carefully examine young Indonesian responses toward a short video playing, entitled Save Maryam that may be downloaded at social medias, such as Facebook, YouTube, Twitter and other related blogs.