STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) SECARA EKSPRESI SIMBOLIK DI MEDIA SOSIAL JELANG PEMILU 2014 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: ACHMAD FURQON NIM. 109051000047
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul EKSPRESI SIMBOLIK IKLAN KAMPANYE PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DI MEDIA SOSIAL JELANG PEMILU 2014 telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tanggal 3 Oktober 2013skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 3 Oktober 2013 Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Drs. Wahidin Saputra, MA Umi Musyarrofah, MA NIP: 19700903 199603 1 001 NIP: 19710816 199703 2 002
Penguji I Penguji II
Siti Nurbaya, M.Si Dr. Rulli Nasrullah, M.Si NIP: 19790823 200912 2 002 NIP: 19750318 200801 1 008
Dosen Pembimbing
Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si NIP: 19760812 20051 1 005 LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2013
Achmad Furqon ABSTRAK
ACHMAD FURQON
Strategi Komunikasi Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Secara Ekspresi Simbolik di Media Sosial Jelang Pemilu 2014.
Maraknya komunikasi politik di media sosial menunjukkan kesadaran partai politik untuk dapat memenangi suara dari para pemilih dengan menggunakan media massa yang juga dipertimbangi oleh efisiensi dan keefektifannya dalam menjangkau masyarakat luas. Salah satunya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang berkampanye dengan menggunakan media sosial seperti facebook, twitter, dan website. Adapun rumusan masalahnya adalah pertama Bagaimana Strategi Komunikasi Politik PKS Jelang Pemilu Legislatif 2014 dan yang kedua Bagaimana Ekspresi Simbolik Komunikasi Politik PKS di Media Sosial Jelang Pemilu Legislatif 2014. Penelitian ini menggunakan metodologi pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menggunakan analisis data yang merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan transkrip wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah dikumpulkan. Adapun responden yang diwawancarai adalah Mardani Ali Sera Ketua DPP PKS Jakarta dan Alif Chandra Irawan Humas DPP PKS Jakarta, dan dokumen-dokumen yang berasal dari dokumen DPP PKS dan upload video iklan politik PKS melalui internet. Dalam melihat konstruksi citra yang dibangun PKS melalui iklan politiknya, teori yang tepat adalah teori konstruksi sosial media massa yang diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Untuk mendukung penelitian ini, peneliti menggunakan teori performa komunikatif yang diperkenalkan oleh Pacanowsky dan O’Donnel Trujillo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PKS mempunyai grand design dalam memanfaatkan iklan politiknya di media sosial, yaitu PKS ingin merubah image politik, bahwa PKS merupakan partai yang ekslusif dan partai untuk Islam fundamental. Bersamaan dengan itu, formula yang dipakai oleh PKS dalam membuat strategi kreatif iklan kampanyenya dimedia sosial adalah adanya exposure dan bisa memanfaatkan momentum untuk bisa “menunggangi” gelombang yang sedang banyak dibicarakan. Menggunakan tokoh dan membuat isu politik terkini yang sesuai dengan ideologi politik dan slogan baru PKS lalu diangkat ke media sosial seperti facebook, twitter dan website adalah salah satu strategi komunikasi politik PKS untuk membentuk citra, image dan brand baru PKS di Pemilu legislatif 2014 mendatang.
i KATA PENGANTAR
Assalamu’allaikum Wr. Wb
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdullilahirabil’alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Strategi Komunikasi Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Secara Ekspresi Simbolik di Media Sosial Jelang Pemilu 2014”. Walaupun dalam perjalanannya banyak hambatan dan rintangan yang penulis dapatkan, namun banyak pihak yang turut berjasa atas terselesaikannya skripsi ini. Maka dari itu, izikanlah penulis mengucapkan terima kasih banyak pada semua pihak yang telah membantu penulis baik secara moril maupun materil, kepada: 1. Orang tua penulis tercinta, bapak H. Fathi dan ibu Mardiana Maulani S.Pd, serta adik kandung Ahmad Faathir yang dengan penuh kasih sayang selalu memberikan dukungan dan semangat, yang tak henti-hentinya memberikan doa yang tulus ikhlas dalam setiap waktu sehingga akhirnya skripsi ini dapat selesai dengan baik; 2. Drs. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dan Pembantu Dekan I Drs. Wahidin Saputra, MA, Pembantu Dekan II Bpk. Mahmud Jalal, M. Ag, serta Pembantu Dekan III Bpk. Study Rizal, LK, M. Ag. 3. Drs. Jumroni, M.Si selaku Kepala Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Umi Musyarofah, Ma selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. 4. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan pengarahan serta motivasi yang terus menerus seraya memberikan dukungan guna meraih masa depan yang lebih baik. Penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada beliau, semoga
ii Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan kebaikan setiap saat kepada beliau beserta keluarga. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya untuk Drs. Masran, M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik yang sangat berjasa dalam membantu skripsi ini. Serta semua dosen yang telah mengajarkan dan mendidik ilmu pengetahuan serta ilmu yang bermanfaat bagi penulis. 6. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta Perpustakaan Utama Universitas Ilam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memudahkan penulis untuk mendapatkan berbagai referensi dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Pihak Partai Keadilan Sejahtera, Ketua DPP PKS, Dr. H. Mardani Ali Sera, M.Eng dan Chandra Alif Indrawan selaku Humas DPP PKS yang telah senantiasa meluangkan waktunya untuk menjadi narasumber penulis dan memberikan data-data yang penulis butuhkan; 8. Yudid Dwi Septyarini yang telah memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, Terima kasih Semoga ALLAH SWT senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya oleh semua pihak. Wassalamuia’laikum Wr.Wb.
Jakarta, 3 Oktober 2013 Penulis
Achmad Furqon
iii DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………………………………………...…....i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..………..iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………...…..……..vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………..………….1
B. Batasan dan Perumusan Masalah …………………………….…6
C. Manfaat Penelitian ………………………………...……………8
D. Metodologi Penelitian …………………………………………..9
E. Tinjauan Pustaka ………………………………………………..13
F. Sistematika Penulisan …………………………………………...14
BAB II KAJIAN TEORI MEDIA SOSIAL
A. Teori Konstruksi Sosial …………………………………………16
B. Teori Performa Komunikatif ……………………………………22
C. Konseptualisasi Komunikasi Politik ……...…………………..…26
D. Konseptualisasi Strategi Komunikasi Politik ……...……………30
E. Konseptualisasi Ekspresi Simbolik ………………………...…...37
F. Konseptualisasi Media Sosial ……...……………………………40
G. Konseptualisasi Kampanye Politik ……….……………………..47
H. Kampanye Politik ……………………………………………….52
iv BAB III GAMBARAN UMUM
A. Profil Partai Keadilan Sejahtera
1. Sejarah Berdirinya Partai Keadilan Sejahtera ………………61
2. Kerangka Landasan Ideologi Partai ………………………...65
3. Prinsip Dasar Partai Keadilan Sejahtera …………………….67
4. Visi dan Misi ………………………………………………..97
5. Karakteristik Partai Keadilan Sejahtera …………………….68
6. Lambang Partai Keadilan Sejahtera ………………………...69
B. Data Suara PKS Pada Pemilu 2009 …………...………………..72
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Komunikasi Politik PKS Jelang Pemilu 2014………………………………………………………..…….76
B. Kampanye PKS …………………………………………………85
C. Komunikasi Politik PKS ………………………………………..96
D. Strategi Komunikasi Politik Kampanye PKS di Media Sosial ………………………………………………………………….101
E. Ekspresi Simbolik Komunikasi Politik PKS di Media Sosial ………………………………………………………………….109
F. Makna Ekspresi Simbolik Komunikasi Politik PKS di
Media Sosial …………………………………………………...122
G. Konten Komunikasi Politik PKS di Media Sosial ……………..126
v H. Respon Netizen Terhadap Komunikasi Poltik PKS di
Media Sosial ………………………………………………...…129
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………….134
B. Saran-saran …………………………………………………….135
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….136
LAMPIRAN
vi DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Aspek Pembeda Antara Kampanye dengan Propaganda …………54
Tabel 2 : Seleksi Media Kampanye …………………………………………57
Tabel 3 : Media yang Dijadikan Saluran Kampanye ………………………..58
Tabel 4 : Hasil Suara Pada Pemilu 2009 …………………………………….73
Tabel 5 : Perkiraan Citra dan Tema PKS Pada Pemilu 2004 dan 2009.……..80
Lampiran Tabel
Tabel 1 : Hasil Penghitungan Suara Sah Partai Politik Peserta Pemilu Legislatif Tahun 2009 ……………………………………………. 141
Tabel 2 : Daftar Akun PKS di Media Sosial Twitter ………………………144
Tabel 3 : Daftar Akun PKS di Media Sosial Facebook ……………………145
Tabel 4 : Daftar Akun PKS di Media Sosial Website ……………………...146
vii 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menilisik sedikit mengenai partai politik, pastinya harus mengetahui
apa yang dimaksud dengan latar belakang partai politik. Partai politik
merupakan sebuah institusi yang dianggap penting dalam sistem demokrasi
modern. Dengan kata lain, para politisi, terutama partai politik, telah didesak
sedemikian rupa untuk mempertimbangkan “selera pasar”, dalam hal ini
masyarakat, khususnya ketika melakukan kampanye politik.1
Di saat banyaknya bermunculan partai-partai, munculah partai PKS
yang ikut mewarnai dunia perpolitikan di Indonesia. Partai ini mencoba
meraih simpati masyarakat dengan konsep Islam yang mereka usung.
Sehingga di awal kemunculan partai ini, banyak yang memprediksikan bahwa
PKS mempunyai prospek yang bagus untuk masa depan.
Namun perjalanan ini tidaklah mudah, setelah kegagalan Partai
Keadilan, yaitu partai pendahuluan PKS, pada pemilu 1999 dengan perolehan
suara 1,5%, kinerja elektoral partai ini meningkat secara dramatis sampai
7,3% dan 45 kursi Parlemen pada tahun 2004, kemudian mengkonsolidasikan
dengan perolehan suara 7,9% dan 57 kursi pada pemilu 2009.2
1 Firmanzah, Ph. D., “Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era Demokrasi., (Yayasan Obor Indonesia: Jakarta, 2008)., h. 43. 2 Komisi Pemilihan Umum, Buku Saku Pemilu 2009 (Jakarta: KPU, 2009): 41. Gencarnya iklan politik partai PKS merupakan salah satu bentuk
propaganda yang efektif dalam membangun citra politik partai Islam.
Sejumlah iklan yang dibuat ingin merubah citra PKS dari partai ekslusif
(tertutup) menjadi partai inklusif (terbuka). Dalam iklan pahlawan misalnya,
ditampilkan sejumlah tokoh politik nasional hingga tokoh agama dengan
harapan PKS bisa merangkul semua kepentingan. Iklan-iklan PKS juga
mencitrakan bahwa PKS bukanlah partai lokal namun partai yang berskala
nasional, partai yang layak menjadi pilihan seluruh masyarakat di Indonesia
dari segala lapisan masyarakat.
Pada kenyataannya, PKS sedang berusaha untuk meraih lapangan
pemilih yang lebih luas, dengan menggunakan platform politik yang
berdasarkan pemerintahan yang bekerja berdasarkan cinta untuk membentuk
sebuah harmoni, sesuai dengan slogan barunya menjelang Pemilu legislatif
2014.
Jika melihat pada pemilu 1999, anggota dewan dari Partai Keadilan di
DPR hanya 7 orang. Pada pemilu 2004 PKS telah menempatkan 45 orang di
DPR.3 Dengan jumlah kader lebih dari 975.000 yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia serta mengoptimalkan peran media yang bisa dilihat dari
iklan-iklan PKS yang semakin banyak baik di media cetak maupun elektronik
PKS pasang target nasional 20% pada pemilu 2009. Apalagi pengalaman
pada tahun 2004 dengan jumlah kader 450.000 dan biaya penggunaan media
3 Tim Pemenangan Pemilu Nasional PKS, Buku Saku Pemenang Pemilu 2009 Kader PKS (Jakarta: DPP PKS, 2004), Cet. II. 20 2 untuk kampanye yang jauh lebih dari sedikit, PKS berhasil menaikkan suara
sampai lebih dari lima kali lipat.4
Guna mencapai tujuan jangka panjang dan menengah, partai politik
membutuhkan strategi yang bersifat jangka panjang maupun jangka
menengah. Menurut Firmansyah strategi partai dapat dibedakan dalam
beberapa hal. Pertama strategi yang terkait dengan penggalangan dan
mobilisasi massa dalam pembentukan opini publik ataupun selama periode
pemilihan umum. Strategi ini penting dilakukan untuk memenangkan
perolehan suara yang mendukung kemenangan suatu partai politik. Kedua
strategi partai politik untuk berkoalisi dengan partai lain. Ketiga, strategi
partai politik dalam mengembangkan dan memberdayakan organisasi politik
secara keseluruhan. Strategi-strategi tersebut merupakan sarana untuk
mencapai tujuan yang telah di tetapkan.5
Kebijakan umum partai yang telah ditetapkan pada munas PKS tahun
2005. Program-program tahunan dalam satu periode ini bisa dianggap sebagai
strategi jangka panjang sebagaimana konsep yang dikemukakan oleh
Firmanzah di atas. Adapun program tahunan tersebut selanjutnya di bagi
menjadi empat item dalam satu periode: (1) Tahun konsolidasi partai; (2)
Tahun pembinaan; (3) Tahun perluasan jaringan dan penokohan; (4) Tahun
pemenangan pemilu; dan (5) Tahun evaluasi.6 Kemudian menyikapi tahun
4 Tim Pemenangan Pemilu Nasional PKS, Buku Saku Pemenang Pemilu 2009 Kader PKS 11-19 5 Firmanzah, “Marketing politik; Antara Pemahaman dan Realitas”, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h.109 6 Tim Pemenangan Pemilu Nasional PKS, Buku Saku Pemenang Pemilu 2009 Kader PKS (Jakarta: DPP PKS, 2004), Cet. II, h. 21 3 keempat sebagai tahun pemenangan pemilu, PKS membagi satu tahun ini menjadi empat tahapan aksi pemenangan pemilu. Empat tahapan aksi dalam tahun pemenangan pemilu ini bisa dikatakan sebagai strategi jangka pendek sebagai kelanjutan strategi jangka panjang partai dalam satu periode kepengurusan.
Adapun program-program dalam tahun pemenangan pemilu adalah pertama, PKS mendengar, yaitu kader PKS turun ke bawah dalam artian terjun langsung ke masyarakat untuk mendengar aspirasi, apa yang dikeluhkan dan diinginkan oleh masyarakat. PKS mendengar ini merupakan sarana komunikasi partai dengan masyarakat atau konstituen langsung dari rumah sendiri. ke rumah atau disebut komunikasi door to door.7
Kedua, PKS mengajak. Karena PKS tidak mungkin menangani semua permasalahan dan tuntutan yang ada di masyarakat, maka PKS mengajak orang-orang atau pihak-pihak yang bisa diajak bekerja sama untuk membantu mengatasi permasalahan yang ada di tengah masyarakat. Ketiga, PKS berbicara. Berbicara kepada masyarakat dengan berdasarkan platform partai sebagai tindak lanjut dari PKS mengajak. Keempat, PKS menang. Artinya dari program- program yang telah dilakukan oleh kader PKS di tengah-tengah masyarakat, maka diharapkan terwujudnya simpati masyarakat. Bentuk dari simpati masyarakat inilah yang diharapkan membantu tercapainya target PKS dalam memenangi pemilu 2009.
7 Ibid, h.21-22 4 Dalam menjalankan empat tahapan aksi pemenangan pemilu tersebut
di atas, PKS menggunakan tiga strategi komunikasi politik. Pertama adalah
komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi langsung kader PKS dengan
masyarakat dari rumah ke rumah atau istilah lainnya door to door. Kedua
yaitu membuka simpul-simpul massa dengan melakukan komunikasi publik,
yang dilakukan oleh calon legislatif (caleg) dengan warga masyarakat atau
khalayak umum di tempat terbuka. Dan ketiga adalah komunikasi massa
melalui media dalam rangka membangun opini publik.8
Strategi komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh para kader
PKS merupakan bentuk komunikasi langsung kepada masyarakat dengan cara
door to door. Komunikasi interpersonal merupakan proses pengiriman dan
penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau lebih dalam sebuah kelompok
kecil dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.9
Jika berbicara sedikit mengenai kasus PKS, hal ini dianggap sangat
penting karena beberapa faktor. Pertama karena, perkembangan partai
tersebut bisa dikatakan fenomena elektoral yang luar biasa, khususnya pada
pemilu tahun 2004 ketika PKS mengalami peningkatan dukungan hampir
sebesar 500%. Kemudian dengan perolehan suara 7,89% pada pemilu 2009,
PKS adalah satu-satunya partai yang berhasil meningkatkan perolehan suara
dari pemilu sebelumnya.10
8 Tim Pemenangan Pemilu Nasional PKS, Buku Saku Pemenang Pemilu 2009 Kader PKS (Jakarta: DPP PKS, 2004), Cet. II, h.22 9 Devito, Joseph,”Komunikasi Antara Manusia”, (Jakarta: Profesional Books Edisi terjemahan oleh Agus Maulana 1997), h.4 10 Komisi Pemilihan Umum, Buku Saku Pemilu 2009: h. 41. 5 Perkembangan PKS tanpa dukungan dari salah satu ormas Islam
Indonesia yang besar juga menunjukkan bahwa persimpangan agama Islam
dengan dunia politik di Indonesia pada jaman sekarang semakin melebar dan
semakin kompleks.11
Berangkat dari latar belakang dan masalah diatas maka peneliti
mengajukan penelitian ilmiah dengan judul "Strategi Komunikasi Politik
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Secara Ekspresi Simbolik di Media
Sosial Jelang Pemilu 2014". Adapun yang menjadi pertimbangan penulis
untuk mengangkat judul tersebut adalah dikarenakan strategi komunikasi
politik PKS yang cukup unik dalam mengekspresikan kampanyenya secara
simbolik di media sosial untuk meyakinkan calon pemilih terutama oleh
kalangan pemilih umat Islam pada elektabilitas suara menjelang Pemilu
Legislatif 2014 terkait masalah kasus dugaan suap impor daging sapi yang
sedang di alami presiden PKS Luthfi Hasan Ishak di awal tahun 2013.
B. Batasan dan Perumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Penelitian ini mengambil titik fokus dengan membatasi masalah
pada persoalan bagaimana strategi kreatif iklan kampanye politik partai
PKS dalam memperkenalkan nomor urut 3 di pemilu 2014 untuk meraih
popularitas masyarakat Indonesia. Ruang lingkup ini dibatasi hanya pada
strategi komunikasi politik yang digunakan oleh PKS menjelang pemilu
legislatif 2014.
11 Zuly Qodir, Sosiologi Politik Islam: Kontestasi Islam Politik dan Demokrasi di Indonesia (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012): h.287. 6 Sedangkan fokus penelitian ini adalah ada pada bagaimana PKS
mengekspresikan secara simbolik komunikasi politiknya menjelang
Pemilu legislatif 2014 di media sosial yang dilihat dari identifikasi yang
terjadi pada strategi komunikasi politik yang digunakan oleh PKS dalam
meyakinkan calon pemilih pada elektabilitas suara menjelang Pemilu
Legislatif 2014 terkait masalah-masalah kasus yang sedang dihadapi.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi dan pembatasan masalah seperti yang
sudah di jelaskan di atas, maka dalam penelitian ini perumusan
masalahnya mencakup dalam hal sebagai berikut:
a. Bagaimana Strategi Komunikasi Politik PKS Jelang Pemilu Legislatif
2014?
b. Bagaimana Ekspresi Simbolik Komunikasi Politik PKS di Media Sosial
Jelang Pemilu Legislatif 2014.
3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan batasan dan perumusan masalah yang telah
dikemukakan maka penelitian ini bertujuan:
1. Ingin mengetahui apakah strategi komunikasi politik PKS yang
dilancarkan secara ekspresi simbolik di media sosial dapat mendongkrak
perolehan suara untuk memilih partai PKS dalam Pemilu Legislatif 2014
2. Ingin mengetahui bagaimana ekspresi simbolik komunikasi politik
pemikiran partai PKS yang menggunakan simbol-simbol islam sehingga
dapat meraih popularitas masyarakat Indonesia.
7 C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
a. Untuk menambah wawasan tentang strategi komunikasi politik PKS
yang dilancarkan guna memperbaiki citra yang terkait banyak kasus
dalam mempertahankan keyakinan masyarakat
b. Untuk memberikan kontribusi positif dalam studi Dakwah dan
Komunikasi, khususnya dalam kaitan di antara dua bidang tersebut.
2. Manfaat Praktis
a. Membantu team kreatif dalam iklan kampanye politik partai PKS
sebagai bahan masukan pembuatan iklan kampanye politik.
b. Memberikan rekomendasi kepada para praktisi komunikasi maupun
konsultan politik tentang bagian strategi komunikasi politik yang
sesuai aturan hukum yang berlaku dan melanggar ketentuan.
3. Manfaat Sosial
a. Memberikan pendidikan komunikasi politik kepada publik tentang
bagaimana menggunakan simbol-simbol mengenai islam yang
mempunyai peran dalam memperoleh suara di Pemilu Legislatif 2014
b. Memberikan saran dan masukan kepada konsultan komunikasi dan
politik.
c. Sebagai bahan informasi awal bagi peneliti dengan fokus serupa dimasa
yang akan datang.
8 D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Kualitatif
Penelitian ini menggunakan dengan pendekatan kualitatif. Penelitian
kualitatif dilakukan dalam situasi yang wajar (natural setting) dan data
yang dikumpulkan umumnya bersifat kualitatif. Peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian dalam tataran praktis.12
Pendekatan kualitatif menggunakan analisis data deskriptif yang
merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan transkripsi
wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah
dikumpulkan.13
Dan menurut Bagdan dan Taylor, Metode Penelitian Kualitatif adalah
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
gambar, kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang
diamati.14 Penelitian ini menjelaskan peran dari media tersebut dalam
memenangkan suara di Pemilu Legislatif 2014, menarik simpati publik,
dan memiliki pengaruh yang luar biasa dalam membentuk citra kandidat
melalui publisitas dan kampanye.
12 E. Kristi Poerwandari, “Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia”, (Jakarta; LPSP UI, 2005) h.29 13 E. Kristi Poerwandari, “Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia”, (Jakarta; LPSP UI, 2005) h.29 14 Lexy J. Moeleng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993), cet. 10, h.3. 9 2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Ada beberapa lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian, yaitu:
a. Penelitian ini dilakukan di kantor DPP PKS, Jln TB Simatupang
Jakarta Selatan dan melalu email [email protected]
b. Penelitian ini dilakukan di kantor FASTCOMM di jalan
Adityawarman 1 No.12 Jakarta 12160.
c. Penelitian dimulai pada tanggal 26 Agustus 2012 sampai 3 September
2013
3. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah tim kreatif
kampanye politik partai PKS. Sedangkan yang menjadi objek dari
penelitian ini adalah strategi komunikasi politik partai PKS.
4. Teknik Pengumpulan Data
Berikut adalah teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan:
a. Observasi
Penelitian dengan metode observasi biasanya dilakukan untuk
melacak secara sistematis dan langsung dengan gejala-gejala yang
terkait, persoalan-persoalan sosial, politis, dan kultural masyarakat.
Disini kita langsung memiliki pergertian bahwa peneliti hadir dan
mengamati kejadian-kejadian di lokasi.15
15 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif. (Yogyakarta, LKIS, 2007), h.111 10 b. Wawancara
Wawancara adalah teknik penelitian yang paling sosiologis
sifatnya. Karena bentuknya berasal dari interaksi verbal antara peneliti
dan narasumber.16 Data dikumpulkan melalui wawancara yang
mendalam pada subjek penelitian. Wawancara ini merupakan
wawancara tatap muka antara peneliti dengan informan atau
narasumber yang bersangkutan dengan penelitian dengan teknik
wawancara mendalam.
Wawancara (interview) berbentuk tanya jawab lisan antara dua
orang lebih secara langsung. Pewawancara disebut interviewer,
sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewee.17 Peneliti
melakukan wawancara dalam bentuk diskusi. Kepada responden dalam
hal ini yang menjadi responden adalah:
a. Mardani Ali Sera M.Eng Sebagai Ketua Badan Kehumasan DPP
PKS dan Anggota Tim Kampanye PKS bidang media massa.
b. Chandra Alif Irawan, sebagai Humas DPP PKS dan staf Web
Developer PKS.
Dengan memilih Ketua Badan Kehumasan DPP PKS Mardani Ali
Sera dan Chandra Alif Irawan sebagai responden wawancara, peneliti
bisa mengetahui beberapa point penting mengenai strategi persiapan
kampanye PKS serta komunikasi politik antar kader PKS.
16 Sanafiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar dan Aplikasi (Jakarta: Rajawali Pers 1995), cet. 3, h. 39. 17 Sanafiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar dan Aplikasi (Jakarta: Rajawali Pers 1995), cet. 3, h. 57 11 c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu instrumen pengumpulan data.
Tujuannya untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis
dan interpretasi data. Dokumen bisa berbentuk dokumen publik atau
dokumen pribadi. Dokumen yang digunakan dalam mendukung data
penelitian ini berasal dari dokumen tayangan iklan kampanye politik
melalui media sosial Website resmi partai PKS.
5. Teknik Analisis Data
Analisa data menurut Patton, adalah proses mengatur uraian data.
Mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satu uraian
dasar.18 Data yang terkumpul melalui wawancara mendalam dan
dokumen-dokumen di klasifikan ke dalam kategori-kategori tertentu.19
Untuk menganalisa strategi komunikasi politik dan ekspresi simbolik
PKS mengenai persiapan Pemilu legislatif 2014, maka peneliti juga
melakukan analisis deskriptif interpretatif, yaitu dengan menganalisis
setiap data atau fakta yang ditemukan lebih dekat, mendalam, mengakar,
dan menyeluruh.
Dengan menggunakan teori Performa (performance) yang artinya
adalah metafora yang menggambarkan proses simbolik dari pemahaman
akan prilaku manusia dalam sebuah organisasi, performa organisasi sering
kali memiliki unsur teatrikal, di mana baik supervisor maupun karyawan
18 Moeleng, Metode Penelitian Kualitatif, h. 103 19 Rachmat Kriyatono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2007), h. 193 12 (kader partai dalam hal ini) memilih untuk mengambil peran atas bagian
tertentu dalam organisasi mereka.20
Sedangkan teknik dan metode penulisannya, peneliti berpedoman
pada buku Pedoman Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya
Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality
Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, peneliti juga mengadakan tinjauan
perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah dan Perpusatakaan Fakultas
Dakwah dan Komunikasi. Peneliti juga mencari skripsi yang ada di
perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah guna memastikan apakah
ada judul atau tema yang sama dengan skripsi ini.
Berdasarkan hasil penelusuran peneliti, ada satu deskripsi serupa
namun berbeda yang membahas tentang kampanye politik di media massa,
skripsi ini berjudul Kampanye Politik di Media Massa Pasangan Adang
Daradjatun Dani Anwar dalam Masa Kampanye Pilkada DKI Jakarta
2007 yang disusun oleh Maharani Aliawati mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam pada Tahun 2008.
20 Eriyanto, Analisis Framming: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media (Yogyakarta: LKiS, 2008), cet. 5, h.23 13 Skripsi ini menyimpulkan bahwa kampanye politik di media massa
yang dilakukan oleh pasangan cagub dan cawagub ini berupaya untuk
meningkatkan popularitas dan akseptabilitas pasangan yang diusung PKS
ini diminta khalayak pemilih.
Mochammad Rifqi Ridho menulis tentang Strategi Komunikasi Politik
Dalam Perolehan Suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Pada
Pemilu Legislatif 2009 Di Kabupaten Tegal. Persamaan skripsi ini adalah
obyek penelitian yang mengarah pada partai politik Islam.
Perbedaannya dengan penelitian ini terletak pada analisis data yang
diteliti, pada skripsi ini analisisnya lebih mengarah kepada masalah-
masalah yang yang terjadi pada komunikasi politik yang digunakan oleh
PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009 yang dilihat dari
mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan serta penyebab turunnya
perolehan suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan serta teraturnya skripsi ini dan memberikan
gambaran yang jelas serta lebih terarah mengenai pokok permasalahan
yang ada dalam skripsi ini, maka peneliti mengkelompokkan dalam lima
bab pembahasan, yaitu sebagai berikut:
BAB I : Bab pendahuluan yang membahas tentang Latar Belakang
Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan
dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Tinjauan
Pustaka dan Sistematika Penulisan.
14 BAB II : Bab Kajian Teoritis yang membahas tentang Teori
Konstruksi Sosial, Teori Performa Komunikatif,
Konseptualisasi Kampanye Politik, dan Konseptualisasi
Strategi Komunikasi Politik.
BAB III : Bab Gambaran Umum tentang Partai Keadilan Sejahtera
mulai dari sejarah Berdirinya Partai keadilan Sejahtera,
Kerangka Landasan Ideologi Partai, Prinsip Dasar Partai
Keadilan Sejahtera, Visi dan Misi, Karakeristik Partai
Keadilan Sejahtera dan Lambang Partai.
BAB VI :Bab ini membahas tentang Strategi Komunikasi Politik
Partai kedilan Sejahtera (PKS) Di Media Sosial Jelang
Pemilu 2014 Antara lain, Strategi Komunikasi Politik PKS
Jelang Pemilu 2014 dan Ekspresi Simbolik PKS di Media
Sosial.
BAB V : Bab ini merupakan penutup dari penelitian ini yang
berisikan Kesimpulan dan Saran.
15 16
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Teori Konstruksi Sosial
Teori konstruksi sosial ini berlangsung dengan pembentukan citra
partai politik pada masa kampanye pemilu berlangsung. Konstruksi sosial
diarahkan untuk menciptakan pengetahuan dan persepsi yang beredar dan
berkembang di masyarakat dalam bentuk kesadaran umum dan wacana
publik. Melalui media sosial pembentukan konstruksi sosial ini akan lebih
cepat dan luas dalam pemberian pengetahuan dan persepsi.
Substansi teori konstruksi sosial media massa adalah pada sirkulasi
informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial berlangsung dengan
sangat cepat dan sebarannya merata. Realitas yang membentuk opini massa
cenderung apriori dan sinis.1
Target image merupakan tahapan dalam konstruksi citra, dalam
konteks yang lebih luas, target image menunjukkan eksistensi sebuah naskah
iklan dalam konteks pemasaran karena itu biasanya amat signifikan dengan
media iklan yang mereka pilih.2
Biasanya pesan iklan atau konstruksi iklan memiliki klasifikasi
tingkatan; pertama, untuk menyampaikan informasi produk; kedua, untuk
menyampaikan informasi dan membangun citra (image); ketiga, pembenaran
1 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2008), cet.3 h.203 2 Ibid. h.210 tindakan; empat menyampaikan informasi, membentuk citra (mage),
pembenaran dan persuasi tindakan.3
Menurut Berger dan Luckmann sebagaimana yang dikutip oleh
Subiakto, realitas sosial terdiri dari realitas objektif, realitas simbolis dan
realitas subjektif. Realitas objektif adalah realitas yang terbentuk dari realitas
subjektif. Dan realitas objektif adalah realitas yang terbentuk dari pengalaman
di dunia objektif yang berada di luar diri individu, dan realitas ini dianggap
sebagai kenyataan. Realitas simbolis merupakan ekspresi simbolis dari
realitas objektif dalam berbagai bentuk. Sedangkan realitas subjektif adalah
realitas yang terbentuk sebagai proses penyerapan kembali realitas objektif
dan simbolis ke dalam individu melalui proses internalisasi.4
Mereka juga menegaskan bahwa, konstruksi sosial tidak berlangsung
dalam ruang hampa, namun sarat dengan kepentingan-kepentingan. mereka
menjelaskan realitas sosial di konstruksi melalui proses eksternalisasi,
objektivasi, dan internalisasi. Eksternalisasi, yaitu penyesuaian diri dengan
dunia sosiokultural sebagai bagian dari produk manusia. Objektivasi, yaitu
interaksi yang terjadi dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau
mengalami proses institusional.5
Hal terpenting dalam objektivasi adalah pembuatan signifikasi, yakni
pembuatan tanda-tanda oleh manusia, internalisasi, yaitu proses yang mana
individu mengidentifikasikan dirinya pada lembaga-lembaga sosial atau
3 Ibid, h.213 4 Henry Subiakto, Dominasi Negara dan Wacana Pemberitaan Pers, dalam Basis Susilo (ed.), Masyarakat dan Negara, (Surabaya: AUP,1997), h.93. 5 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2008), cet.3, h. 192 17 organisasi tempat individu menjadi anggotanya. Pemahaman individu dan
orang lain serta pemahaman mengenai dunia sebagai sesuatu yang maknawi
dari kenyataan sosial internalisasi juga melibatkan identifikasi subjektif
dengan peran dan normanya yang sesuai.6
1. Konstruksi Sosial
Substansi teori konstruksi sosial media massa adalah pada sirkulasi
informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial berlangsung
dengan sangat cepat dan sebarannya merata. Realitas yang terekonstruksi
itu juga membentuk opini massa, massa cenderung apriori dan opini massa
cenderung sinis.7
Posisi konstruksi sosial media massa adalah mengkoreksi substansi
kelemahan dan melengkapi konstruksi sosial atas realitas, dengan
menempatkan seluruh kelebihan media massa dan efek media pada
keunggulan atas konstruksi sosial dan realitas.
Dari konten konstruksi sosial media massa, proses kelahiran
konstruksi sosial media massa melalui tahap-tahap sebagai berikut: (a)
tahap menyiapkan materi konstruksi; (b) tahap sebaran konstruksi (c)
tahap pembentukan konstruksi; dan (d) tahap konfirmasi.8
6 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2008), cet.3, h. 193. 7 Ibid, h.203 8 Ibid, h.203-212. 18 Bagan (1) Proses Konstruksi Sosial Media Massa9
a. Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi
Menyiapkan materi konstruksi sosial media massa adalah tugas
redaksi media massa. Masing-masing media memiliki desk yang
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan visi suatu media. Ada tiga
hal penting dalam penyiapan materi konstruksi media massa kepada
kapitalisme.
Pertama, media massa digunakan oleh kekuatan-kekuatan
kapital untuk menjadikan media massa sebagai mesin penciptaan uang
dan pelipat gandaan modal.
Kedua, keberpihakan semua kepada masyarakat. Bentuk
keberpihakan ini adalah dalam bentuk empati, simpati dan berbagi
partisipasi kepada masyarakat, namunpada dasarnya untuk “menjual
9 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2008), cet.3, h. 204 19 berita” dan menaikkan kepentingan kapitalis. Ketiga, keberpihakkan
kepada kepentingan umum. Keberpihakkan ini sesungguhnya adalah
visi setiap media massa. b. Tahap Sebaran Konstruksi
Sebaran konstruksi media massa dilakukan melalui strategi
media massa. Konsep konkret strategi sebaran media massa masing-
masing media berbeda, namun prinsip utamanya adalah real time. Pada
umumnya, sebaran konstruksi sosial media massa mengunakan model
satu arah, dimana media menyodorkan informasi sementara konsumen
media tidak memiliki pilihan kecuali mengonsumsi informasi itu.
Prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial media massa adalah
semua informasi harus sampai pada pemirsa atau pembaca secepatnya
dan setepatnya berdasarkan pada agenda media. Apa yang dipandang
penting oleh media. Apa yang dipandanng penting oleh media,
menjadi penting pula bagi pemirsa atau pembaca. c. Pembentukan Konstruksi Realitas
Pembentukan konstruksi di masyarakat melalui tiga tahap yang
berlangsung secara generik. Tahap pertama, konstruksi pembenaran
sebagai suatu bentuk konstruksi media massa yang kreativitas, seni,
sosial dan budaya yang popular yang spektakuler, sehingga
menghasilkan sebuah tahap proses dalam koridor realitas sosial.
20 Biasanya pesan iklan atau konstruksi iklan memiliki klasifikasi
tingkatan; (1) menyampaikan informasi produk; (2) untuk
menyampaikan informasi dan membangun citra (image); (3)
pembenaran tindakan; (4) menyampaikan informasi, membentuk citra,
pembenaran, dan persuasi tindakan. d. Tahap Konfirmasi
Konfirmasi adalah tahapan ketika media masa maupunpembaca
dan pemirsa member argumentasi dan akutabilitas terhadap pilihannya
untuk terlibat alam tahap pembentukan konstruksi. Bagi media,
tahapan ini perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhadap
alasan-alasan konstruksi sosial. Sedangkan, bagi pembaca dan pemirsa,
tahapan ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat
dan bersedia hadir dalam proses konstruksi sosial.
Dalam pandangan konstruksionis, media bukanlah sekedar
saluran yang bebas, ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas
lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakaknnya. Disini media
dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas.
Pandangan ini menolak argument yang menyatakan media seolah-olah
sebagai tempat saluran yang bebas. Lewat berbagai instrument yang
dimilikinya, media ikut membentuk realitas yang tersaji dalam
21 pemberitaan. Media adalah agen yang secara aktif menafsirkan realitas
untuk disajikan kepada khalayak.10
Ada dua karakteristik penting dari pendekatan konstruksionis,
Pertama, pendekatan konstruksionis menekankan pada politik
pemaknanan dan proses bagaimana seseorang membuat gambaran
tentang realitas. Makna bukanlah suatu yang absolute, makna adalah
suatu proses aktif yang ditafsirkan seseorang dalam suatu pesan.
Kedua, pendekatan konstruksisonis memandang kegiatan komunikasi
sebagai proses yang dinamis. Pendekatan konstruksionis memeriksa
bagaimana pembentukan pesan dari sisi komunikator, dan dalam sisi
penerima (komunikan) ia memeriksa bagaimana konstruksi makna
individu ketika menerima pesan.11
B. Teori Performa Komunikatif
Pada setiap organisasi pasti mempunyai budaya organisasi yang
berbeda-beda. Begitu juga dengan performa komunikasi pada setiap organiasi
yang tidak sama satu dengan yang lainnya. Performa komunikasi yang
dilakukan di dalam struktur organisasi maupun diluar organisasi akan
membantu organisasi ini didalam membangun kebersamaan diantara anggota
dalam rangka mencapai tujuan organisasi, memecahkan suatu masalah,
sosialisasi program-program organisasi kepada anggota ataupun masyarakat,
dan lain sebagainya.
10 Eriyanto, Analisis Framming: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media (Yogyakarta: LKiS, 2008), cet. 5, h.23 11 Ibid, h.40-41. 22 Organisasi dalam hal ini adalah organisasi politik atau yang dikenal sebagai partai politik. Partai politik yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Partai Keadilan Sejahtera. Bagaimana partai ini membentuk sebuah performa komunikatif diantara para kader, konstituennya dan masyarakat secara luas, terutama dalam rangka menghadapi pemilu 2014.
Performa (performance) adalah metafora yang menggambarkan proses simbolik dari pemahaman akan prilaku manusia dalam sebuah organisasi, performa organisasi sering kali memiliki unsur teatrikal, di mana baik supervisor maupun karyawan (kader partai dalam hal ini) memilih untuk mengambil peran atas bagian tertentu dalam organisasi mereka.12
1. Performa Ritual
Performa ritual merupakan semua performa komunikasi yang
terjadi secara teratur dan berulang. Ritual terdari atas empat jenis, yakni
personal, tugas, sosial, dan organisasi.
a. Performa ritual personal merupakan rutinitas yang dilakukan di
tempat kerja setiap hari.
b. Performa ritual tugas merupakan rutinitas yang dilakukan dengan
pekerjaan tertentu di tempat kerja.
c. Performa ritual sosial merupakan rutinitas yang melibatkan hubungan
dengan orang lain di tempat kerja.
d. Performa ritual organisasi merupakan rutinitas yang berkaitan dengan
organisasi secara keseluruhan.
12 Ibid. 23 Dalam performa ini Partai Keadilan Sejahtera memberikan
kegiatan sesuai program kerja yang dilaksanakan secara rutin kepada
setiap kader-kadernya untuk menjalin hubungan komunikasi politik agar
lebih baik dalam mensosialisasikan program-program partai kepada
konstituennya.
2. Performa Sosial
Performa sosial merupakan perpanjangan sikap santun dan sopan
untuk mendorong kerja sama di antara anggota organisasi. Sikap ini juga
merupakan cerminan perilaku organisasi yang ditujukan untuk
mendemostrasikan kerja sama dan kesopanan dengan orang lain.
Kebanyakan organisasi menginginkan untuk mempertahankan perilaku
yang profesional, bahkan dimasa yang sulit, dan performa sosial
membantu tercapainya hal ini.13
Organisasi dalam konteks ini adalah organisasi partai politik,
performa sosial yang dilakukan berupa kesantunan dan kesopanan yang
ditujukan oleh Partai Keadilan Sosial untuk kerjasama di antara para kader
dan calon konstituennya.
3. Performa Politis
Ketika budaya organisasi mengkomunikasikan performa politis,
budaya ini sedang menjalankan kekuasaan atau kontrol. Performa politis
merupakan perilaku organisasi yang mendemostrasikan kekuasaan atau
kontrol. Karena biasanya organisasi bersifat hierarkis, harus ada seseorang
13 Ibid, h. 327 24 dengan kekuasaan untuk mencapai segala sesuatu dengan memiliki cukup
kontrol untuk mempertahankan dasar-dasar yang ada.
Ketika anggota organisasi terkait dalam performa politis, mereka
mengkomunikasikan keinginan untuk memengaruhi orang lain. Hal ini
bukanlah selalu merupakan hal yang buruk. Performa politis budaya pada
anggota organisasi berpusat pada pengakuan akan kompetisi sebagai
anggota organisasi dan untuk komitmen mereka terhadap misi
organisasinya.
4. Performa Enkulturasi
Performa enkulturasi merujuk pada bagaimana anggota
mendapatkan pengetahuan dankeahlian untuk dapat menjadi anggota
organisasi yang mampu berkontribusi. Performa ini dapat berupa sesuatu
yang berai maupun hati-hati,dan performa ini mendemonstrasikan
kompetisi seorang anggota dalam sebuah organisasi.
Dalam performa ini, Partai Keadilan Sejahtera memberikan
pengetahuan dan keahlian kepada kader-kadernya dalam rangka
meningkatkan komunikasi politik dan bagaimana menjadi politisi yang
dapat mencapai jabatan public serta mensosialiasikan program-program
partai kepada konstituennya.
25 C. Konseptualisasi Komunikasi Politik
1. Definisi Komunikasi Politik
Bertolak dari konsp komunikasi dan konsep politik yang telah
diuraikan pada bagian awal, maka upaya untuk mendekati pengertian apa
yang dimaksud komunikasi politik, menurut Dahlan (1999) yang dikutip
Hafied Cangara dalam bukunya “Komunikasi Politik Konsep, Teori dan
Strateg”, Komunikasi Politik ialah suatu bidang atau disiplin yang telah
menelah perilaku dan kegiatan-kegiatan komunikasi yang bersifat politik,
mempunyai akibat politik, atau berpengaruh terhadap perilaku politik.14
Menurut McNair dalam bukunya Introduction to Political
Communication (2003) yang dikutip Hafied Cangara dinyatakan bahwa
murni membicarakan tentang alokasi sumber daya publik yang memiliki
nilai, apakah itu nilai kekuasaan atau nilai ekonomi, petugas yang
memiliki nilai, apakah itu nilai kekuasaan atau nilai ekonomi, petugas
yang memiliki keweanangan untuk member kekuasaan dari
keputusandalam pembuatan undang-undang atau aturan, apakah itu
legislatif atau eksekutif, serta sanksi-sanksi, apakah itu dalam bentuk
hadiah atau denda.15
14 Cangara Hafied, “Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi”(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2009), h.30 15 Cangara Hafied, “Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi”(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2009), h.31 26 Dengan demikian, pengertian komunikasi politik dapat dirumuskan
sebagai suatu proses pengoperan lambang-lambang atau symbol-simbol
komunikasi yang berisi pesan-pesan politik dari seseorang atau kelompok
kepada orang lain dengan tujuan untuk membuka wawasan atau cara
berpikir, serta memengaruhi sikap dan tingkah laku khalayak yang
menjdai target politik.
Strategi komunikasi merupakan perpaduan perencanaan komunikasi
(communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication
management) unutuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi
harus menunjukan bagaiamana operasionalnya secara praktis harus dilakukan,
dalam arti kata pendekatannya bisa berbeda-beda tergantung pada suatu kondisi
dan situasi.16
Strategi komunikasi antara berbagai tingkat dalam organiasai harus
konsisten. Seringkali terjadi keputusan strategis yang dibuat pada tingkat-
tingkat yang berbeda kurang dipahami. Oleh karena itu, peran spesialis
public relations adalah untuk memastikan bahwa konsistensi diterapkan
secara menyeluruh, yang oleh politisi Inggris Peter Mandelson disebut
sebagai ‘on message’. Penerapan menyeluruh ini tidak berarti umum atau
sama, meskipun persepsi dari frase tersebut secara terus- menerus dibuat
oleh jurnalis dan rival politiknya agar frase ‘on message’ memang berarti
umum atau sama.17
16 Effendy Onong Uchjana, “Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek “(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1992), h.11 17 Henry Mintzberg, The Rise and Fall of Strategic Planning, h.108 27 Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh
penentuan strategi komunikasi. Di lain pihak jika tidak ada strategi komunikasi
yang baik efek dari proses komunikasi (terutama komunikasi media massa)
bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif. Sedangkan untuk
menilai proses komunikasi dapat ditelaah dengan menggunakan model-model
komunikasi. Dalam proses kegiatan komunikasi yang sedang berlangsung atau
sudah selesai prosesnya maka untuk menilai keberhasilan proses komunikasi
tersebut terutama efek dari proses komunikasi tersebut digunakan telaah model
komunikasi.
1. Tujuan Sentral dalam Strategi Komunikasi
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dana manajemen
(management) untuk mencapai tujuan. Demikian pula dengan strategi komunikasi
yang merupakan paduan perencanaan komunikasi (communication planning)
dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan. Menurut R. Wayne Pace, Brent D Peterson dan M. Dallas
Burrnett dalam bukunya “Technique For Effective Communication”, bahwa
tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama:18
a. To Secure Understanding
Memastikan bahwa komunikan paham dan mengerti pesan yang diterma.
Andaikata ia sudah dapat mengerti dan menerima, maka penerimaan itu
harus dibina (To establish acceptance).
18 Effendy Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992) h.12 28 b. To Establish Acceptance
Setelah komunikan mengerti dan menerima pesan maka ini harus
dilakukan pembinaan. Setelah penerimaan itu dibina. Kegiatan harus di
motivasikan (To motivate action).
c. To Motivate Action
Setelah penerimaan itu dibina maka kegiatan itu harus di motivasikan (To
motivate action).
2. Korelasi Antar Komponen dalam Strategi Komunikasi
Dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran
dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor
penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategi itu diperhatikan komponen-
komponen komunikasi dan faktor pendukung dan faktor penghambat pada setiap
komponen tersebut.19
3. Strategi Komunikasi dalam Kampanye Pemilihan Umum
Berdasarkan strategi–strategi komunikasi yang dilakukan oleh setiap
kandidat guna mengenalkan, menarik simpati, bahkan meningkatkan citra.
Dengan strategi tersebut, masyarakat dibentuk opini dan persepsinya sehingga
tertarik dan mau memilih seorang kandidat dalam pemilu. Strategi komunikasi
politik yang dilakukan cukup beragam, mulai dengan penggunaan promosi secara
tidak langsung atau disebut bellow the line seperti banner, flyer, pamflet, brosur,
katalog, serta pameran. Kemudian promosi secara langsung dengan
menggunakan media iklan atau above the line seperti penggunaan televisi, radio,
surat kabar, internet (sosial media). Hal lain yang menunjang keberhasilan
suatu strategi komunikasi dalam kampanye adalah waktu. Dimana
19 Ibid, h.13 29 dibutuhkan waktu yang cukup panjang untuk memenuhi beberapa proses
atau tahapan hingga akhirnya persepsi atau opini publik terbentuk dan
memilih kandidat dalam pemilu. 20
D. Konseptualisasi Strategi Komunikasi Politik
Langkah pertama dalam strategi komunikasi politik, ialah merawat
ketokohan dan memantapkan kelembagaan. Artinya, ketokohan seseorang
politikus dan kemantapan lembaga politiknya dalam komunikasi politik.
Selain itu jga diperlukan kemampuan dan dukungan lembaga dalam menyusun
pesan politik, menetapkan metode, dan memilih media politik yang tepat.21
Karena politik adalah pengambilan keputusan bukan untuk
kepentingan perorangan, melainkan untuk kepentingan orang banyak. Maka
cita-cita politik harus diarahkan untuk menciptakan individu yang memiliki
komitmen untuk menjadi “negarawan”. Oleh karena itu, negarawan hanya bisa
dicapai melalui keikhlasan dan kejujuran, maka komunikasi politik memiliki
filososfi yakni pendayagunaan sumber daya komunikasi, apakah itu sumber
daya manusia, infrastruktur, maupun piranti lunak untuk mendorong
terwujudnya system politik yang mengusung demokrasi, di mana kekuasaan
pemerintahan dijalankan oleh pemenang pemilu (mayoritas).
20 “Strategi Komunikasi Dalam Kampanye Pemilihan Umum”. Diolah pada hari minggu, 8 April 2013, Pukul 12:42 WIB dan diakses dari http://mediapublica.co/2013/02/11/strategi- komunikasi-dalam-kampanye-pemilihan-umum/ 21 Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) cet ke-1, h.235 30 Dengan demikian, demokrasi menjadi cita-cita yang luhur sesuai
dengan hati nurani, sehingga dapat diabdikan untuk kepentingan semua pihak,
baik yang kalah maupun yang menang dalam membangun suatu kebersamaan
menuju tujuan yang sama.22
Pada hakikatnya, suatu strategi dalam komunikasi politik adalah
keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan saat
ini, guna mencapai tujuan politik masa depan. Justru itu, merawat ketokohan
dan memantapkan kelembagaan politiknya akan merupakan kepurtusan
strategis yang paling tepat bagi komunikator politik untuk mencapai ujuan
politik kedepan, terutama memenangkan pemilihan umum. Ketika komunikasi
politik berlangsung, justru yang berpengaruh bukan pesan politik saja,
melainkan terutama siapa tokoh politik (politikus) atau tokoh aktivis dan
professional dan dari lembaga mana yang menyampaikan pesan poltik itu.
Dengan kata lain, ketokohan seseorang komunikator politik dan lembaga
politik yang mendukungnya sangat menentukan berhasul atau tidaknya
komunikasi politik dalam mencapai sasaran dan tujuannya.23
1. Pesan Politik
Ialah pernyataan yang disampaikan baik secara tertulis maupun
tidak tertulis, baik secara verbal maupun nonverbal, tersembunyi mapun
terang-terangan, baik yang disadari maupun yang tidak disadari yang
isinya mengandung bobot politik. Misalnya pidato politik, undang-undang
22 Cangara Hafied, “Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi”(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2009), h.31 23 Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , cet ke-1, h.236 31 kepartaian, undang-undang pemilu pernyataan politik, artikel atau isi
buku/brosur dan berita surat kabar, radio, televisi dan internet yang berisi
ulasan politik dan pemerintahan, puisi politik, spanduk dan baliho, iklan
politik, propaganda, perang urat saraf (psywar), makna logo, warna baju
atau bendera, bahsa badan (body language) dan semacamnya.24
Bertolak dari paradigma khalayak aktif di Negara demokratis,
sesungguhnya khalayaklah yang menentukan pesan politik yang harus
disampaaikan oleh para politikus dalam kampanye politiknya, baik dalam
menggunakan retorika politik (pidato) maupun melalui media politik,
pesan politik disusun setelah mengetahui kondisi khalayak, hal itulah yang
disebut sebagai persuasi dalam arti yang sesungguhnya (positif).25
Harus disadari bahwa individu-individu dalam saat yang
bersamaan selalu dirangsang oleh banyak pesan dari berbagai
sumber,termasuk pesan politik. Akan tetapi, tidaklah semua rangsangan itu
dapat memengaruhi khalayak karena tidak menimbulkan perhatian atau
pengamatan yang terfokus. Artinya, tidak semua yang diamati dapat
menimbulkan perhatian kecuali pesan yang memenuhi syarat.
Selanjutnya menurut Wilbur Schramm (1955) yang dikutip Anwar
Arifin, dalam syarat-syarat untuk berhasilnya suatu pesan yaitu:
a. Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga
pesan itu dapat menarik perhatian khalayak.
24 Cangara Hafied, “Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi”(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2009), h.32 25 Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) cet ke-1, h.248 32 b. Pesan haruslah menggunakan tanda-tanda yang sudah dikenal oleh
komunikator dan khalayak sehingga kedua pengertian itu bertemu.
c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi daripada pesan sasaran
dan menyarankan agar cara-cara tersebut dapat mencapai kebutuhan
itu.
d. Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan
yang layak bagi khalayak.26
Sesungguhnya syarat-syarat yang dikemukakan di atas pada
prinsipnya hanyalah terdiri atas intensitas dan pokok persoalannya. Jika
diterapkan dalam komunikasi politik, intensitas pesan politik dapat
dilakukan, misalnya pada tanda-tanda komunikasi (sign of communication)
dan diisi komunikasi politik. Isi pesan politik yang menarik perhatian
apabila ia memuat pemenuhan kebutuhan pribadi (personal needs) dan
kelompok (social needs) dalam masyarakat. Suatu pesan politik hanya
akan menarik perhatian selama ia memberikan harapan atau hasil yang
kuat relevansinya dengan persoalan kebutuhan (needs) tersebut.27
Dengan demikian, upaya pertama yang harus dilakukan dalam
menyusun pesan politik yang pesuasif adalah bangkitnya perhatian dari
khalayak terhadap pesan-pesan politik yang disampaikan. Pesan yang
dapat menimbulkan perhatian adalah pesan yang mudah diperoleh
(availability) dan karena itu harus menyolok perbedaannya (contrast)
26 Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) cet ke-1, h.248 27 Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) cet ke-1, h.249 33 dengan pesan-pesan yang lain. Kedua hal ini ditujukan terutama dalam
pengunaan tanda-tanda komunikasi (sign of communication) dan
pengunaan medium.28
2. Partai Politik
Partai politik berangkat dari anggapan bahwa dengan membentuk
wadah organisasi mereka bisa menyatukan orang-orang yang mempunyai
pikiran serupa sehingga pikiran dan orientasi mereka bisa
dikonsolidasikan. Dengan begitu pengaruh mereka bisa lebih besar dalam
pembuatan dan pelaksanaan keputusan.29
Secara umum partai politik dapat dikatakan suatu kelompok
terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan
cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh
kekuatan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya) dengan cara
konstitusional untuk menjalankan programnya.30
Adapun fungsi partai politik di negara demokratis seperti di
Indonesia yang menganut sistem pemerintahan yang demokratis yang
mana banyaknya partai politik pada saat ini relatif dapat menjalankan
fungsi sesuai harkat sesuai pada saat kelahirannya, yakni menjadi wahana
bagi warga negara untuk berpatisipasi dalam pengelolaan kehidupan
bernegara dan memperjuangkan kepentingannya dihadapan penguasa.
28 Ibid, h.249-250 29 Miriam Budiardjo, op, cit, h.403 30 Ibid, h.403 34 Fungsi partai politik di negara demokratis ialah; 31
1. Sebagai sarana komunikasi politik
2. Sebagai sarana sosialisasi politik
3. Sebagai sarana rekrutmen politik
4. Sebagai sarana pengatur konflik
Hal ini dapat dikaji dengan melihat berbagai organisasi, system dan
prosedur kerja. Oleh karena itu ada organisasi politik yang resmi tampak
seperti partai politik, perkumpulan buruh tani, nelayan, pedagang,
organisasi wanita, pemuda, pelajar, militer dan lain-lain. Tetapi ada pula
organisasi abstrak yang tidak resmi namun sangat menguasai keadaan
sebagai elite power, disebut juga dengan group penekan (pressure group)
seperti sekelompok kesukuan, fanatisme keagamaan dan sekelompok
tertentu yang berdasarkan almamater.32
3. Komunikator Politik
Dalam politik praktis, antara kandidat dan juru kampanye sebenarnya
tidak bisa dipisahkan sehingga publik akan menilainya secara keseluruhan
tanpa melakukan pemisahan. Mengapa komunikator politik ini sangat
menentukan? Kalau ada kandidat seorang yang baik dan jujur, tetapi juru
kampanye nya orang yang dianggap masyarakat berprilaku buruk, apa pun
pesan yang disampaikannya pasti akan ditolak oleh masyarakat. Di sinilah
peran penting seorang komunikator politik.
31 Miriam Budiarjo, op, cit, h.405 32 Ibnu Kencana Syafei dan Azhari, ”Sistem Politik Indonesia”, Refika Aditama, Bandung, cet. Ke-3. h.80 35 Komunikator poltik adalah orang yang melakukan komunikasi
dalam konteks politik kapanpun dan dimanapun pesan itu disampaikan. Ia
menyampaikan pesan-pesan politik, baik kepada individu, kelompok
maupun massa. Komunikator politik merupakan orang yang terlibat dalam
proses politik, baik secara langsung maupun tidak langsung.33
Dalam aktivitas politik, komunikator politik memiliki peranan
yang sangat penting. Mereka adalah orang-orang yang dengan pesannya
dapat membentuk opini publik. Dalam skala luas, komunikator politik
akan dapat memengaruhi kehidupan sosial masyarakat sebab konstalasi
politik juga sangat ditentukan oleh sejauh mana mereka melontarkan
gagasan-gagasannya. Komunikator politik biasanya terdiri dari orang-
orang yang memiliki kapasitas di bidangnya sehingga apa yang
dikatakannya dapat menjadi referensi atau rujukan banyak orang.34
Dalam kapasitas apa pun, seorang komunikator politik harus dapat
memahamkan kepada pihak yang ditujunya mengenai maksud dan target
politiknya. Berikut klasikasifikasi komunikator politik utama dalam
politik:
1. Politikus
Orang yang berscita-cita untuk dan atau memegang jabatan
pemerintah, tidak peduli apakah mereka dipilih, ditunjuk atau pejabat
karier dan tidak mengindahkan apakah ajabatan itu eksekutif, legislatif
atau yudikatif.
33 Liliweri Alo, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) Cet. ke-1 h.270 34 Ibid, h.270-272 36 2. Profesional
Orang-orang yang mencari nafkah dengan mengandalkan keahliannya
berkomunikasi. Komunikator professional adalah peranan sosial yang
relatif baru, suatu hasil sampingan dari revolusi komunikasi yang
sedikitnya mempunyai dua dimensi utama, ayitu munculnya media
massa dan perkembangan serta merta media khusus (seperti majalah
untuk khalayak khsusus, stasiun radion dsb.) yang menciptakan publik
baru untuk menjadi konsumen informasi dan hiburan.
3. Aktivis
Komunikator politik utama yang bertindak sebagai saluran
organisasional dan interpersonal. Dalam komunikasi politik, terdapat
dua jenis aktivis: pertama, juru bicara bagi kepentingan yang
terorganisasi. Pada umumnya ia tidak memegang ataupun mencita-
citakan jabatan pada pemerintah.
E. Konseptualisasi Ekspresi Simbolik
Orang tidak dilahirkan dengan kepercayaan, nilai dan penghargaan
politik. Namun, mereka menyusunnya secara sinambung jika dihadapkan
pada rangsangan politik. Salah satu tingkat dalam tahap penyusunan personal
ini terdiri atas segala sesuatu yang dapat dipelajari orang melalui komunikasi
politik. Belajar politik berlangsung selama hidup manusia normal melalui
37 proses yang disebut sosialisasi dalam bentuk ekspresi politik secara simbolik
tertentu.35
Dan Nimmo dalam bukunya mengutip pernyataan Mead, menurutnya
isyarat tubuh, ujaran, kata dan jeda adalah tanda-tanda yang diinterprestasikan
orang. Interpretasi membuat lambang menjadi tanda yang bermakna. Melalui
komunikasi (dan proses negosiasi yang dimudahkan oleh komunikasi) orang
menciptakan makna bersama, yang dipahami bersama dari lambang
signifikan. Maka belajar bagi orang adalah menjumlahkan inernalisasi makna
lambang yang dipahami bersama dan karena itu menanggapi atau sekurang-
kurangnya seperti tanggapan yang mereka bayangkan merupakan tangapan
bersama dengan orang lain dan menanggapi maksud orang lain sebagaimana
yang disajikan dalam lambang signifikan, sifat ini memandang belajar
sebagai kegiatan simbolik.36
1. Ekspresi Simbolik Komunikasi Politik di Indonesia
Komunikasi politik yang melibatkan lebih banyak partisipasi
rakyat memang masih terbatas pada momentum-momentum pesta
demokrasi, sejak sebelum hingga saat pelaksanaan pemilu usai. Untuk
melihat simbol-simbol komunikasi politik contohnya pada era Orde Baru,
Asep Saepul Muhtadi dalam bukunya menelaah tulisan Anderson (1978),
Cartoons and Monuments: The Evolution of Political Communication
under the New Order. Dia menyebutkan sekurang-kurangnya empat
35 Nimmo Dan, “Komunikasi Politik Khalayak dan Efek” (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2001), h.86 36 Ibid, h.88 38 symbol komunikasi politik yang banyak digunakan pemerintahan Orde
Baru.37
1. Direct Speech, yang dalam realitasnya merupakan bentuk komunikasi
politik paling banyak digunakan di masyarakat, seperti gossip, rumor,
diskusi, argumentasi, interogasi dan intrik. Meskipun demikian,
bentuk-bentuk komunikasi ini hampir lepas dari perhatian para pakar
dan peneliti tentang komunikasi politik di Indonesia.
2. Symbolic Speech, yaitu symbol-simbol yang di ekspresikan kemudian
dimaknai secara khusus sesuai dengan kepentingan sejarahnya.
Pemilihan warna bendera “merah-putih” misalnya, merupakan symbol
yang mengandung pesan-pesan tertentu sesuai dengan makna
sejarahnya.
3. Cartoons, yaitu bentuk komunikasi politik yang paling terbuka untuk
diinterpretasikan. Kartun biasanya dibuat dengan latar belakang
peristiwa tersendiri. Ia merupakan respon terhadap kenyataan-
kenyataan yang sedang hangat terjadi.
4. Monuments, yaitu symbol komunikasi politik yang dibuat untuk
menginformasikan sesuatu peristiwa yang pernah di lalui bangsa
Indonesia.munimen banyak dibangun selama pemerintahan Orde Baru
yang tersebar di seluruh pelosok tanah air.
37 Muhtadi Asep, “Komunikasi Politik Indonesia Dinamika Islam Politik Indonesia Pasca Orde Baru”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h.59 39 2. Interaksi Simbolik Dalam Budaya Siber
Dalam buku Komunikasi Antar Budaya di Era Buda Siber, Rulli
Nasrullah mengutip pernyataan yang dilontarkan Castells (2009:129) pada
dasarnya Term mass self-communication dapat terwakili dari bagaimana
teks itu diproduksi dan dikonsumsi sekaligus oleh entitas yang
bersangkutan. Seperti tombol “Like” dalam media sosial Facebook, di satu
sisi ikon yang di klik tersebut secara denotasi menandakan makna “suka”
terhadap status atau image yang dipublikasikan, namun di sisi lain makna
“Like” itu bisa beragam dan hanya diketahui oleh pengklik tombol
tersebut.38
“Like” yang pada awalnya merupakan penanda bahwa entitas
tertarik pada bahasan atau topic tertentu di Facebook, ternyata mengalami
pergeseran makna. Fenomena tombol “Like” pada dasarnya merupakan
salah satu bentuk dari budaya komunikasi yang terjadi di era digital saat
ini. Makna sebuah ikon tidak bisa lagi diasumsikan akan dimaknai sama
oleh entitas lain. Teknologi telah memberikan kebebasan bagi entitas
untuk memproduksi sebuah teks dan sekaligus memaknai teks tadi dalam
konteks sesuai dengan keinginan entitas tersebut.39
F. Konseptualisasi Media Sosial
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari manusia tentunya tidak bisa
lepas dari kegiatannya untuk bersosialisasi dengan orang lain dan untuk
bersosialisasi itulah manusia memerlukan komunikasi sehingga akibatnya
38 Rulli Nasrullah, ”Kebudayaan AntarBudaya di Era Budaya Siber”(Jakarta: Kencana Prenada Grup, 2012) h.104 39 Ibid, h. 106 40 timbul interaksi dalam kehidupan manusia, maka ketika seseorang melakukan
proses komunikasi dengan orang lain dibutuhkan kesamaan makna sehingga
diharapkan agar proses komunikasi yang sedang terjadi dapat berlangsung
efektif.
Dengan kemajuan di bidang teknologi informasi serta komunikasi
sekarang ini, dunia tidak lagi mengenal batas, jarak, ruang dan waktu, sebagai
contoh kini orang dapat dengan mudah memperoleh baerbagai macam
informasi yang terjadi di belahan dunia tanpa harus datang ke tempat tersebut.
Bahkan orang dapat berkomunikasi dengan siapa saja di berbagai tempat di
dunia ini, hanya dengan memanfaatkan seperangkat komputer yang
tersambung ke internet.40
Sebagai contohnya, di era komunikasi global seperti sekarang ini
banyak sekali bermunculan situs-situs social networking yang cukup menarik
perhatian. Social networking adalah sebuah bentuk layanan internet yang
ditujukan sebagai komunitas online bagi orang yang memiliki kesamaan
aktivitas, ketertarikan pada bidang tertentu, atau kesamaan latar balakang
tertentu. Layanan social network biasanya berbasis web, yang menyediakan
kumpulan cara yang beragam bagi pengguna untuk dapat berinteraksi
seperti chat, messaging, email, video, chat suara, share file, blog, diskusi grup,
dan lain-lain.41
40 Fahmi, “Mencerna Situs Jejaring sosial” (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2011) h.10 41Tabroni Roni, “Komunikasi Politik Pada Era Multimedia” (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012) h. 150 41 Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.42
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.43
1. Peran dan Fungsi Media Sosial
Dalam abad ke-21 ini media sosial atau media alternatif tersebut
telah terbukti efektif dalam komunikasi sosial dan komunikasi politik.
Peran strategis media sosial itu dalam komunikasi politik, telah di
42 Fahmi, “Mencerna Situs Jejaring sosial” (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2011) h.13 43 Ibid, h.13-15 42 tunjukkan keberhasilan dan kemampuannya menggalang kekuatan dan
dukungan terhadap gerakan prodemokrasi di berbagai Negara seperti
Tunisia (2011) dan Mesir (2011). Pada akhir abad ke-20 yang lalu
beberapa Negara telah mengalami gerakan politik yang didorong juga oleh
media sosial itu seperti Indonesia (1998), Filipina (2001) dan Malaysia
(2008).44
Media sosial memiliki kelebihan dibandingkan dengan media
konvensional, antara lain :45
Kesederhanaan
Dalam sebuah produksi media konvensional dibutuhkan
keterampilan tingkat tinggi dan keterampilan marketing yang unggul.
Membangun Hubungan
Sosial media menawarkan kesempatan tak tertandingi untuk
berinteraksi dengan pelanggan dan membangun hubungan.
Jangkauan Global
Media tradisional dapat menjangkau secara global tetapi tentu saja
dengan biaya sangat mahal dan memakan waktu.
Terukur
Dengan sistemtracking yang mudah, pengiriman pesan dapat terukur,
sehingga perusahaan langsung dapat mengetahui efektifitas promosi.
44 Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) cet ke-1, h. 170 45 Fahmi, “Mencerna Situs Jejaring sosial” (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2011) h.17 43 2. Internet dan Pengaruhnya Terhadap Interaksi
Relasi antar individu saat ini tidak lagi fisik melainkan “interface”,
telah diwakili oleh perangkat atau “terminal” teknologi komunikasi,
sebagaimana perangkat teknologi yang biasa kita temukan dalam
kehidupan sehari-hari. Bahkan dalam perkembangan cyber saat ini,
kehadiran individu sebagai objek bisa diwakili sebagai objek bisa diwakili
dengan animasi (avatar) sesuai kemauan kita; di internet siapa pun bisa
menjadi siapa atau apa yang diinginkannya.46
Menurut Rulli Nasrullah mengutip pernyataan Holmes (2005:7) ide
tentang “second media age” telah muncul pada pertengahan tahun 1990-an
dimana internet semakin berkembang dan bersamaan dengan hal itu
kebudayaan atau kultur siber yang juga ikut berkembang.47
Internet adalah system jaringan computer yang terhubung di
seluruh dunia, dan dapat disebut sebgai kolaborasi teknis antara computer,
telepon dan televisi. Arti penting dari penggunaaan internet sebagai bagian
pokok dari revolusi informasi, adalah kemampuan manusia menghemat
waktu dan menundukkan ruang . ada penghematan energy dalam
transportasi, karena komunikasi tidak lagi tergantung pada jarak, sehingga
dapat”dipersatukan” dalam waktu yang singkat dan terjadilah globalisasi.48
46 Rulli Nasrullah, ”Kebudayaan AntarBudaya di Era Budaya Siber”(Jakarta: Kencana Prenada Grup, 2012) h.60 47 Ibid, h.61 48 Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) cet ke-1, h. 173 44 Menurut Rulli Nasrullah mengutip pernyataan Holmes (2005, 15-
17) memberikan ulasan yang cukup panjang bagaimana sebenarnya dalam
tataran tertentu distingsi antara broadcast dan new media serta interaksi
sosial dengan terfokus pada face-to-face menjadi sesuatu yang tidak
memisahkan dua model tersebut. Karena pada dasarnya, ada pemahaman
yang terlanjur terhadap pengertian face-to-face yang secara historis
dimaknai sebagai dan dengan menggunakan istilah integrasi sosial (social
integration) dibandingkan dengan istilah interaksi (interaction); istilah
interaksi adalah istilah yang cenderung digunakan sebagai salah sau cirri
dari social media age.49
3. Peranan Politik Media Sosial
Melalui media sosial, kegiatan komunikasi politik dapat terlaksana
dengan menyertakan jutaan orang di seluruh dunia, tanpa adanya
hubungan bersifat pribadi. Jika media sosial digunakan untuk komunikasi
politik,maka penerima komunikasi politik yang dapat tercipta oleh media
sosial tersebut sangat khas, yaitu jutaan individu yang terhubung oleh
jaringan yang disebut segai dunia maya (cyberspace).50
Upaya politikus, pejabat dan aktivis untuk menggunakan media
massa dalam membangun komunikasi politik dengan khalayak massa
secara terus menerus, harus memiliki sejumlah kemampuan.51
49 Rulli Nasrullah, ”Kebudayaan AntarBudaya di Era Budaya Siber”(Jakarta: Kencana Prenada Grup, 2012) h.63 50 Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) cet ke-1, h.171 51 Ibid, h.171 45 a. Mampu meciptakan berita actual, baik dalam bentuk fakta atau pun
opini.
b. Mampu dan cakap dalam menanggapi peristiwa-peristiwa yang terjadi
dalam masyarakat karena itu harus rajin mengikuti berita dari media
massa.
c. Mampu menjalin hubungan sosial yang baik dengan wartawan dan
redaktur sebagai komunikator politik yang professional.
Selain itu hubungan politikus dengan media massa memang
bersifat mutual-simbiosis (saling memerlukan), media memerlukan berita
politik dan politikus dapat menjadi obyek berit (factual news) atau
narasumber berita (talking news). Politikus baik sebagai manusia (human
interest) maupun sebag pekerja politik dengan seluruh aktivitasnya
(komentar dan prilakunya), memang mrupakan obyek berita yang
menarik.52
Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa media sosial atau media
interaktif itu berbeda dengan media massa, meskipun sasaran yang
disentuh jumlahnya besar, namun tidak bersifat “massal”. Media massa
mendorong terjadinya massifikasi, sebagai cirri masyarakat industry.
Sebaliknya media interaktif itu lebih banyak bersifat individual, sehingga
terjadi individuasi dan demassifikasi, sebagai cirri masyarakat informasi.
Tampaknya media sosial atau media interaktif itu telah ditakdirkan
menjadi wahana penegakan politik terbuka dan demokratis dengan
52 Tabroni Roni, “Komunikasi Politik Pada Era Multimedia” (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012) h. 153 46 dampak positif dan negatifnya. Justru itu rakyatnya dimana saja di dunia
ini akan memahami bahwa akses internet itu semakin bisa diterima
sebagai bagian dari hak asasi manusia dan semakin menjadi komponen
penting dalam komunikasi politik 53
G. Konseptualisasi Kampanye Politik
1. Definisi Kampanye
Sekarang, seiring berjalannya waktu, dan perkembangan
tekonologi komunikasi yang juga begitu pesat, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya tentang munculnya media-media baru menjadikan
terjadinya pergeseran dalam kampanye tersebut. Banyak yang
menggunakan media baru dalam kampanye untuk menarik masa sebanyak-
banyaknya dan untuk memilih dalam pemilu. Dalam waktu dekat ini,
Indonesia akan merayakan salah satu pesta demokrasi terbasar untuk
Pemilu 2014 yang baru untuk masa jabatan selanjutnya. Dari beberapa
peserta pemilu telah mulai melakukan cara untuk menarik perhatian massa
dan memlihi pada pemilu. Berbagai cara mulai dari cara-cara lama seperti
penggunaan baliho, menyebarkan berbagai poster juga umbul-umbul.
Muncul diberbagai acara televisi dengan berbagai pencitraan yang ada
juga dilakukan oleh seluruh pasangan cagub cawagub. Beberapa tim
sukses peserta pemilu pun juga memanfaatkan sosial media sebagai sarana
untuk menarik perhatian massa. Hampir semua sosial media yang ada juga
dimanfaatkan salah satunya adalah forum jejaring sosial dan media online.
53 Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) cet ke-1, h 171-172 47 Antar Venus mengambil kutipan dari Roders dan Sttorey,
kampanye adalah serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan
tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang
dilakukan secara berkelanjutan dalan dalam kurun waktu tertentu.54
Kampanye Politik tidak berbeda dengan kampanye public relation,
seperti Ruslan menjelaskan, kampanye public relations bertujuan
meningkatkan kesadaran dan pegetahuan khalayak sasaran (target
audience) untuk merebut perhatian serta menumbuhkan persepsi ata opini
yan positif terhadap suatu kegiatan dai suatu lembaga atau organisasi agar
tercipta suatu kepercayaan dan citra yang baik dari masyarakat melalui
penyampaian pesan secara intensif dengan proes komunikasi dan jangka
waktu tertentu yang berkelanjutan.55
2. Karakteristik Kampanye
Kampanye mengunakan interaksi simbolis (symbolic interaction),
artinya pengoperan simbol-simbol atau lambang komunikasi yang
mempunyai makna tertentu dalam berkampanye. Lambang komunikasi itu
sendiri bisa berbentuk bahasa, baik tulisan maupun lisan, tanda (sign),
gambar-gambar, isyarat tertentu yang telah dirumuskan sedemikian rupa
sehingga menarik perhatian sekaligus berpengaruh terhadap pesan yang
54 Antar Venus, Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), h. 7. 55 Risady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, edisi revisi (Jakarta: PT. raja Grafindo Persada, 202), cet.3 h. 101. 48 disampaikan dan pada akhirnya akan menimbulkan efek atau hasil sesuai
dengan yang telah direncanakan oleh komunikator.56
Terdapat kegiatan-kegiatan kampanye antara lain:57
a) Adanya aktifitas proses komunikasi kampanye untuk mempengaruhi
khalayak tertentu.
b) Untuk membujuk dan memotivasi khalayak untuk berpatisipatif.
c) Ingin menciptakan atau dampak tertentu seperti yang direncanakan.
d) Dilakukan dengan tema dan narasumber yang capable dan jelas.
e) Dilaksanakan dalam waktu tertentu dan telah ditetapkan.
f) Dan pelaksanaannya dilakukan secara teratur dan terorganisir untuk
kemaslahatan kedua belah pihak atau sepihak.
3. Jenis-Jenis Kampanye
Ruslan mengutip Charles U Larson, yang telah membagi
kampanye menjadi 3 jenis, yaitu:58
a) Product-oriented campaigns, yaitu kegiatan kampanye yang
berorientasi pada produk serta pemasaran yang baru bersifat kampanye
komersial. Motivasinya adalah memperoleh keuntungan financial.
56 Ibid, h. 59 57 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h.24 58 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h.25 49 b) Candidate-oriented campaign, yaitu kegiatan kampanye yang
beorientasi bagi calon (kandidat) untuk kepentingan kampanye politik,
seperti kampanye pemilu
c) Ideological-oriented campaigns, yaitu jenis kampanye ini lebih
bersifat untuk perubahan sosial.
Bagan (5) Sistematika dalam Mentapkan Strategi Kampanye59
Tujuan Kampanye dan Keterbatasan Sumber Daya
Positioning
Research
Seleksi Target Masyarakat yang disasar dan Tujuan Aksi
Pengembangan Program
Strategi Kreatif
Strategi Media
Monitoring Kampanye dan Evaluasi
4. Teknik Penyampaian Kampanye
Untuk berhasilnya suatu persuasi dalam berkampanye melalui
berbagai teknik agar dalam penyampaian pesan kepada audiensinya cukup
59 Firmasyah, Marketing Politik, h.81 50 efektif, antara lain beberapa teknik kampanye yang lazim dipergunakan dalam kegiatan public relations atau periklanan, yaitu sebagai berikut:60 a) Partisipasi (participating)
Yaitu, teknik yang mengikutsertakan (patisipasi) atau peran serta
komunikasi atau audiensi yang memancing minat atau perhatian yang
sama ke dalam suatu kegiatan kampanye dengan tujuan
menumbuhkan saling pengertian, menghargai, kerja sama dan
toleransi. b) Asosiasi (association)
Yaitu, menyajikan isi kampanye yang berkaitan dengan suatu
peristiwa atau obyek yang tengah ramai atau sedang “in” dibicarakan
agar dapat memancing perhatian masyarakat. c) Teknik Integratif (itegrative technique)
Teknik bagaimana untuk menyatukan diri (komunikator) kepada
khalayaknya secara komunikatif, mengambil manfaat secara bersama
demi untuk kepentingan bersama. d) Teknik ganjaran (pay off technique)
Bermaksud untuk mempengaruhi komunikasi dengan suatu ganjaran
(pay off) atau menjanjikan suatu dengan iming-iming hadian dan
sebagainya. Dengan dua kemungkinan bisa berupa benefit (manfaat)
atau kegunaan, bisa juga berupa ancaman, kekhawatiran dan suatu
yang menakutkan.
60 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, h. 65-68. 51 e) Teknik penataan patung es (icing technique)
Hal ini merupakan suatu upaya dalam menyampaikan pesan suatu
kampanye sedemikian rupa sehingga enak dilihat, didengar, dibaca,
dirasakan dan sebagainya.
f) Memperoleh empati (empathy)
Suatu teknik berkampanye dalam menempatkan diri dalam posisi
komunikasn, ikut merasakan dan peduli situasi atau kondisi pihak
komunikan.
g) Teknik koersi atau paksaan (coercion technique)
Dalam komunikasi melakukan kampanye lbih menekankan suatu
paksaan yang dapat menimbulkan rasa ketakutan atau kekhawatiran
bagi pihak komunikan yang tidak mau tunduk melalui suatu ancaman
tertentu.
H. Kampanye Politik
Menurut Norris yang dikutip Firmansyah, kampanye politik adalah
suatu proses komunikasi politik, di mana partai politik atau kontestan individu
mengkomunikasikan ideologi ataupun program kerja yang mereka tawarkan.
Kampanye politik juga mengkomunikasikan intense dan motivasi partai
politik atau kontestan individu dalam memperbaiki kondisi masyarakat.61
Firmansyah juga meminjam pendapat Lock dan Harris, yang
menyatakan bahwa kampanye politik terkait erat dengan pembentukan image
61 Firmansyah, Marketing Politik, h.271 52 politik. Dalam kampanye politik terdapat dua hubungan yang akan dibangun,
yaitu internal dan eksternal.
Hubungan internal adalah suatu proses antara anggota-anggota partai
dengan pendukung untuk memperkuat ikatan ideologis dan ideology mereka.
Sementara hubungan eksternal dilakukan untuk mengkomunikasikan image
yang akan dibangun kepada pihak luar partai, termasuk medi massa dan
masyarakat secara luas.62
Leslie B. Synder juga mengatakan kampanye adalah sebuah aktivitas
komunikasi yang terorganisir, yang secara langsung ditunjukkan kepada
khalayak tertentu, pada periode yang telah ditetapkan danuntuk mencapai
tujuan tertentu.63
Kampanye politik adalah bentuk komunikasi politik yang dilakukan
oleh seseorang atau sekelompok orang untuk memperoleh dukungan politik
dari rakyat. Pada umumnya kampanye politik diatur dengan permainana
tersendiri, yaitu waktu, tata caranya, pengawasan dan sanksi jika pelanggaran
oleh penyelenggara kampanye.64
Karena Image politik harus didukung oleh konsistensi aktivitas politik
jangka panjang, kampanye politik pun harus dilakukan secara permanen dan
tidak terbatas pada waktu menjelang pemilu saja. Perhatian kampanye politik
tidak hanya terbatas hanya pada periode waktu menjelang pemilu saja. Tetapi
sebelum dan sesudah pemilu juga berperan amat penting dalam pembentukan
62 Ibid, h.275 63 Antar Venus, Manajemen Kampanye; Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009), Cet-3, h.80 64 Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Paradigma, Teori, Aplikasi, Strategi & Komunikasi Politik Indonesia (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2003), h.83 53 image politik yang nantinya akan memengaruhi perilaku pemilih dalam
mengavaluasi kualitas para kontestan.65
1. Saluran Kampanye Politik
Secara umum Schramm mengartikan saluran (kampanye) sebagai
perantara apapun yang memungkinkan pesan-pesan sampai kepada penerima.
Sementara Klingemann dan Rommele secara lebih spesifik menerangkan
bahwa saluran kampanye adalah segala bentuk media yang digunakan untuk
menyampaikan pesan kepada khalayak.66
Dalam melakukan kampanye politik, yang biasanya menjadi saluran
utama adalah media massa. Karena Selain media massa dapat melipat
gandakan penyebaran informasi. Media massa juga memiliki kemampuan
untuk khalayak pun dapat diraih dalam jumlah besar.
Tabel (1) Aspek Pembeda Antara Kampanye dengan Propaganda67
ASPEK PEMBEDA KAMPANYE PROPAGANDA
Waktu Terikat dan dibatasi waktunya Cenderung Samar-samar
Sifat Gagasan Terbuka dan diperdebatkan Tertutup dan dianggap khalayak sudah mutlak benar
Tujuan Tegas, spesifik dan variatif Umum dan ditujukkan untuk mengubah system kepercayaan
65 Ibid, h.276 66 Antar Venus, Manajemen Kampanye; Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009), Cet-3, h.84 67 Antar Venus, Manajemen Kampanye (bandung: Simbiosa Rekatam Media, 2004) h.6 54 Modus Penerimaan Pesan Kesukarelaan/persuasi Tidak menekankan kesukarelaan dan melibatkan paksaan/koersi
Modus Tindakan Diatur kode bertindak/etika Tanpa aturan etis
Sifat Kepentingan Mempertimbangkan kepentingan Kepentingan sepihak kedua belah pihak
2. Kampanye Politik di Media Massa
Memasuki era informasi, yang berarti banyak masyarakat sudah melek
akan informasi. Masyarakat kini butuh banyak informasi dan referensi dlam
menentukan sikap politiknya. Jadi penting bagi partai atau kandidat politik
unutkmelihat ini sebagai alasan berkampanye melalui media massa juga media
sosial seperti facebook, twitter dan youtube.
Media massa dalam konteks pemilu dan kampanye benar-benar
berubah fungsi. Media massa kini tidak lagi hanya sekedar memberikan
informasi dan menyampaikan laporan-laporan mengenai berbagai peristiwa
tetapi juga menjadi panggung bagi partai politik atau para kandidat yang
saling berkompetisi meraih dukungan suara pemilih sebanyak-banyaknya.68
Penggunan media massa dalam komunikasi politik tentu sangat
penting karena media massa memberikan kontribusi besar dalam demokrasi,
selain itu media massa selalu dipandang memiliki pengaruh dalam
membangun opini dan pengetahuan bagi khalayak. Penggunaan media massa
68 Pawito, Komunikasi Politik, h.26. 55 dalam komunikasi politik, sangat sesuai dalam membentuk citra diri para politikus dan citra partai politik untuk memperoleh dukungan pendapat umum.
Komunikasi politik dengan menggunakan edia massa, dinamakan komunikasi massa, dengan cirri-ciri dasar, yaitu bersifat umum, terbuka dan aktual.69
Terlepas dari kelebihan dan keterbatasan media massa dalam mempengaruhi khalayak, menurut Venus mengutip pernyataan Rogers (1987), peran media massa dalam kampanye politik tetap penting, karena sasarannya adalah orang banyak, public dan masyarakat. Untuk mencapai mereka maka kampanye lebih menggantungkan diri pada media massa sebagai saluran utamanya. Menngabungkan media massa cetak dan televisi, bahkan media massa lainnya seperti media sosial yang kini juga ikut berkontribusi dalam pelaksanaan kampaye yang merupakan salah satu strategi yang baik agar kuatnya efek diharapkan terjadi pada khalayak.70
3. Seleksi Media Kampanye
Dalam program kampanye harus ditentukan terlebih dahulu aspek- aspek yang akan memengaruhi pemillihan media yang digunakan sebagai saluran kampanye seperti jangkauan, tipe khalayak,ukuran khalayak, biaya, tujuan komunikasi, waktu keharusan, pembelian media, batasan atau aturan, aktivitas pesaing uang akan dipaparkan sebagai berikut:71
69 Arifin, Komunikasi Politik, h.95 70 Venus, Manajemen Kampanye, (Bandung: Simbiosa Rekatama, 2004), h.84 71 Ibid, h.90 56 Tabel (2) Seleksi Media Kampanye72
1. Jangkauan Jumlah orang yang member perhatian tertentu dalam batas geografis tertentu dan merupakan bagian dari seluruh populasi.
2. Tipe Profil dari orang yang potensial dan member Khalayak perhatian tertentu, seperti nilai, gaya hidup, dll.
3. Ukuran Seberapa banyak orang yang teruhubung. Khalayak
4. Biaya Ongkos produksi dan pembelian media.
5. Tujuan Apa yang dapat dicapai dan respon apa yang Komunikasi dibutuhkan.
6. Waktu Skala waktu untuk respons yang dikehendaki, hubungan dengan penggunaan media lain, dan sebagainya.
7. Keharusan Waktu penyiaran yang terjualmelalui penawaran Pembelian yang kompetitif dan membutuhkan pemesanan Media selama beberapa minggu sebelumnya.
8. Batasan Pengaturan untuk mencegah masuknya produk- atau Saluran produk atau hal-hal tertentu dari media.
9. Aktivis Kapan, dimana dan kenapa selalu bersaing dengan Pesaing penyedia jasa perikanan.
72 Ibid, h.91
57 Seleksi media ini tentunya mempertimbangkan bagaimana tersebut
mampu memengaruhi khalayak. Setelah itu dilihat jenis mediaang akan
digunakan berdasarkan penghitungan alasan positif dan negatif dari
penggunaanya sebagai saluran kampanye.73
Hal ini dikarenakan untuk memilih penggunaan media komunikasi
dalam kampanye diperlukan pertimbangan dari penggunaan media tersebut.
Tabel (3) Media yang di jadikan Saluran Kampanye74 1. Media Alasan Positif Menggunakan Alasan Negatif Menggunakan
2. Surat Relatif murah untuk Pasif, reproduksi foto kurang Kabar mendapatkan, jangka bagus, tidak dinamis-kurang pendek, jangkauan luas, para menarik perhatian, aktivitas pembaca menentukan ukuran membaca menurun sesuai konsumsi. hambatan waktu. 3. Majalah Kualitas reproduksi Hanya dapat dikonsumsi secara berpengaruh besar, pembaca visual, waktu yang lama tidak menghendaki adanya iklan, pasti menumbuhkan adanya dapat digunakan untuk waktu hubungan. yang lama, dapat mengasosiasikan brand dengan ikon budaya dalam khalayak massa. 4. Televisi Penglihatan, suara dan Selektivitas kurang, hal-hal pergerakan terlihat nyata, detail serinng terabaikan, adanya repetisi relative mahal, ketatnya (pengulangan), mencakup pengaturan isi pesan. daerah tertentu, menghibur, member kredibilitas tertentu atas suatu ‘produk’.
73 Venus, Manajemen Kampanye, (Bandung: Simbiosa Rekatama, 2004), h.91 74 Venus, Manajemen Kampanye; Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009), Cet-3, h. 9 58 5. Radio Dapat digunakan secara luas, Tidak ada visual, sementara, aktif, target berdasarkan tidak lama, kurang istimewa, pembagian waktu tertentu, khalayak sedikit, perhatian relatif murah, adanya rendah, sering digunakan intimacy, menimbulkan sebagai latar belakang. kesan kedekatan, dapat mengikutsertakan pendengar. 6. Film Dampaknya besar, Pembutan mahal, kurang detail. meningkatknya khalayak. 7. Billboard/ Harga murah, lokal, mudah Kurang kapasitas utnuk Poster diubah, praktis. meerauh perhatian, segmentasi terbatas, rawan perusakan, banyak menimbulkan kebingungan, gambar relatif sedikit. 8. Banner Kebeadaan murah aktif, Bukan lingkup nasional. Website pesan dapat berupa animasi, di suara dan warna untuk Internet menrik perhatian, penyediaan informasi serba cepat, dapat digunakan sebagai fasilitas dalam penjualan.
4. Media Sosial Internet Sebagai Media Kampanye Internet kini menjadi inti dari kampanye politik modern. Teknologi
komunikasi yang meliputi inti internet antara lain e-mail, situs web, dan
podcast, media cetak yang “berubah” menjadi surat kabar atau majalah
elektronik, dan video klip kini digunakan sebagai media penyalur informasi.
Adapun pemanfaatan teknologi modern seperti ini memungkinkan
seluruh proses penyampaian dan persebaran pesan dapat menjangkau jumlah
audiens yang lebih besar dan yang tersebar di pelbagai ruang geografis dan
waktu yang berbeda-beda.
59 Yang penting untuk diketahui bahwa teknologi internet kini juga
digunakan dalam rangka pengumpulan dana fundraising, lobbying,
volunteering, community buinding, dan organizing.75
Pengaruh Penggunaan Media online Twitter, facebook, blogger,
youtube dan aneka jejaring sosial dalam Kampanye Pemilihan umum
teknologi yang menjadi media dalam komunikasi terus berkembang dari hari
ke hari. Perkembangan teknologi dalam komunikasi ini sendiri juga membawa
pengaruh dalam kehidupan manusia baik dalam hal ekonomi, sosial , budaya
dan juga politik. Bidang politik cukup banyak terpengaruh oleh teknologi
komunikasi sendiri. Komunikasi sangat penting dan diperlukan dalam politik
dan merupakan salah satu bagian dari kegiatan politik sendiri. Kampanye
politik sendiri juga sering mempergunakan media komunikasi di dalamnya.
Media online jejaring sosial sebagai salah satu produk teknologi komunikasi
cukup banyak dipergunakan dalam kampanye pemilu Konsep McLuhan yang
menyatakan bahwa teknologi adalah media menjadi konsep dasar yang
menjadi landasan dalam analisis kasus ini. Dari konsep McLuhan ini turun ke
dalam beberapa teori seyang memiliki kaitan dan juga dapat menjadi pisau
analisis dalam berbagai kasus yang ada dalam bidang politik.
75 Liliweri Alo, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) Cet. ke-1 h.215 60 61
BAB III
GAMBARAN UMUM PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
A. PROFIL PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
1. Sejarah Berdirinya Partai Keadilan Sejahtera
Lengsernya Orde Baru dan bergulirnya era reformasi membuka
iklim kebebasan yang makin luas. Mulai dari kebebasan pers, berekspresi,
mengemukakan pendapat di depan umum, mendirikan partai baru dan
masih banyak lagi. Hal ini membuka keran bagi para aktivis-aktivis
dakwah tarbiyah sampai aktivis HAM.
Gerakan dakwah tarbiyah yang pada saat Orde Baru dilarang dalam
melakukan aktivitasnya di masjid-masjid kampus, namun setelah
reformasi dikumandangkan dakwah tarbiyah mulai muncul kepermukaan.
Para aktivis dakwah tarbiyah menghendaki dibentuknya partai
politik yang berorientasi pada ajaran Islam guna mencapai tujuan dakwah
Islam dengan cara-cara demokrasi yang bisa diterima banyak orang. Dan
pada bulan Agustus 1998, 50 lebih kader tarbyah menghendaki
dibentuknya partai politik dengan nama Partai Keadilan (PK).
Partai keadilan secara resmi didirikan pada 20 Juli 1998, Islam
menjadi asas dari partai baru pada masa itu. Tercatat lebih dari 50 pendiri
partai ini, diantaranya adalah Hidayat Nur Wahid, Luthfi Hasan Ishaq,
Salim Segaf Al- Jufri dan Nur Mahmudi Ismail. Dan Nur Mahmudi Ismail terpilih sebagai Presiden Partai Keadilan
yang pertama, Hidayat Nur wahid menjadi ketua majelis, pertimbangan
partai dan Salim Segaf Al-Jufri sebagai ketua dewan syura partai ini.1
Ahad, 9 Agustus 1998, dibentuklah partai politk dengan nama
Partai Keadilan dan dideklarasikan di depan lebih dari 50.000
pendukungnya yang memadati lapangan luar masjid Al-Azhar, Kebayoran
Baru, Jakarta Selatan. Partai yang berkembang Ka’bah dengan dua bulan
sabt yang mengapit garis lurus di tengah itu, kehadirannya
dikumandangkan dalam suasana semnagat namun penuh khidmat.2
Partai Keadilan didirikan bukan atas inisiatif seseorang atau
beberapa orang aktivisnya, namun merupakan perwujudan dari
kesepakatan yang diambil dari musyawarah yang aspiratif dan demokratif.
Sebuah survey yang melingkupi cakupan luas dari para aktivis dakwah,
terutama yang tersebar dari masjid-masjid kampus di Indonesia dilakukan
beberapa bulan sebelumnya untuk melihat respon umum dari kondisi
politik yang berkembang di Indonesia.3
Pada pemilu legislatif 1999 Partai Keadilan memperoleh 7 kursi
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi dan sekitar 160 kursi Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten atau Kota. PK menduduki peringkat
ke 7 diantara 48 partai peserta pemilu. Bahkan di Jakarta, sebuah kota
1 Bambang Setiawan dkk, partai-partai Indonesia: Ideologi dan Program 2004-2009) (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2004) 2 Sahar L. Hassan, Memilih Partai Islam: Visi, Misi dan Persepsi (Jakarta: Gem Insani, 1998) h.29. 3 Sahar L. Hasan, Memilih Partai Islam, h.32 62 barometer demokrasi Indonesia, Partai Keadilan berhasil menduduki peringkat kelima.4
Hasil ini tidak besar, tetapi Kompas (20 Mei 2000) menilai PK adalah partai pemenang Pemilu Legislatif 1999. Bukan karena jumlah suara yang diraihnya namun karena prestasi yang dicatatnya dibandingkan partai lain yang memiliki akar historis yang panjang, tokoh-tokoh nasional yang berpengaruh dan dana yang kuat. Sri Sultan Hamengkubuwono X juga menyatakan bahwa PK adalah partai pemenang Pemilu 1999 jika diikuti hanya oleh partai baru.5
Dalam Pemilu Legislatif 1999, Partai keadilan mendapatkan hasil yang tidak mencakupi untuk mencapai ketentuan electrocal threshold
Sehingga tidak dapat mengikuti pemilu 2004 kecuali beranti nama dan lambang.
Pasca pemilu legislatif 1999, Partai Keadilan mendapatkan hasil yang tidak mencukupi untuk mencapai ketentuan electoral threshold, sehingga tidak dapat mengikuti pemilu 2004 kecuali berganti nama dan lambang.
Pasca Pemilu legislatif 1999, sambil berusaha agar ketentuan electoral threshold itu dibatalkan, Partai Keadilan juga menyiapkan sebuah partai lain untuk mengantisipasi tetap diberlakukannya ketentuan electoral threshold.
4 Dokumen DPP PKS, Sekilas Partai Keadilan Sejahtera, h.10 5 Dokumen DPP PKS, Sekilas Partai Keadilan Sejahtera, h.12 63 Maka kemudian didirikan pada 20 April 2001, sebuah partai baru
yang akan menjadi wadah bagi kelanjutan kiprah politik dakwah warga
Partai Keadilan. Partai ini adalah partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang
dipimpin oleh Almuzammil Yusuf. Sementara sejak 21 Mei 2000, Partai
Keadilan dipimpin oleh Hidayat Nur Wahid sebagai presiden partai,
karena Nur Mahmudi Ismail mengundurkan diri dari kepengurusan partai
setelah ia dipilih menjadi menteri kehutanan dan perkebunan dakam
cabinet KH. Abdurahman Wahid.6
Setelah resmi berdiri lewat akta notaris, untuk mengukuhkan
pendiriannya, 18 Maret 2003 Partai Keadilan Sejahtera melakukan
pendaftaran sementara sebagai parta politik yang berbadan hukum ke
Departemen Kehakiman dan HAM. Kemudian dalam musyawarah Dewan
Syura ke XIII Partai Keadilan yang berlangsung tanggal 17 April 2003, di
wisma haji Bekasi, Jawa Barat, direkomendasikan agar Partai Keadilan
bergaung dengan PKS.
Namun penggabungan itu baru resmi dilakukan perombakan
pengurus, hingga akhirnya pada 18 September 2003 pengurus DPP Partai
Keadilan Sejahtera masa bakti 2003-2008 dikukuhkan. Dalam
kepengurusan yang baru itu, Hidayat Nur Wahid yang semula menjabat
sebagai presiden Partai eadilan, lalu menggantikan posisi Al Muzammil
Yusuf sebagai presiden Partai Keadilan Sejahtera.7
6 Bambang Setiawan dkk, Partai-partai Indonesia: Ideologi dan Program 2004-2009, h.302 7 Bambang Setiawan dkk, Partai-partai Indonesia, h. 304 64 2. Kerangka Landasan Ideologi Partai
Kerangka landasan menjadi dasar bagi PKS dalam melangkah
didinia politik, sebagaimana dituangkan dalam dokumen partai.
1. Asas
Asas Partai Keadilan Sejahtera adalah Islam
2. Tujuan
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah partai dakwah yang bertujuan
mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera yang diridhai Allah
SWT, dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila.
a. Usaha
Untuk mencapai tuuan tersebut diusahakan hal-hal sebagai berikut:
1) Membebaskan bangsa Indonesia dari segi bentuk kezaliman.
2) Membina masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang
Islami.
3) Mempersiapkan bangsa Indonesia agar mampu menjawab
berbagai problem dan tuntutan masa mendatang.
4) Membangun system kehidupan bermasyarakat dan bernegara
yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
5) Membangun Negara Indonesia baru yang adil, sejahtera dan
berwibawa.
b. Sasaran
Untuk mencapai tujuan partai dirumuskan sasaran sebagai berikut:
65 1) Terwujudnya pemerintahan yang jujur,bersih, berwibawa dan
bertanggung jawab berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan
keadilan.
2) Tegaknya masyarakat Islam yang memiliki kemandirian
berdasarkan sebuah konstitusi yang menjamin hak-hak rakyat
dan bangsa Indonesia c. Sarana dan Prasarana
Dalam mewujudkan tujuan dan sasarannya partai menggunakan
cara, sarana dan prasarana yang tidak bertentangan dengan norma-
norma hokum dan kemaslahatan umum, antara lain:
1) Sebuah sarana dan manajemen politik, ekonomi, sosial, budaya
dan iptek yang dapat mengarahkan dan mengatur kehidupan
masyarakat agar dapat menyelesaikan permasalahan-
permasalahan.
2) Ikut serta dalam lembaga-lembaga pemerintahan, badan-badan
penentu kebijakan hokum dan perundang-undangan, lembaga
swadaya masyarakat dan lain-lain.
3) Menggalakan dialog konstruktif disertai, argumentasi yang
kuat dengan semua kekuatan politik dan sosial.
4) Aktif berpatisipasi dalam berbagai lembga dan organisasi serta
yayasan yang sesuai dengan tujuan partai.
66 3. Prinsip Dasar Partai Keadilan Sejahtera
Partai keadilan Sejahtera mengusung Islam sebagai ideologi
politiknya, dengan dasar bahwa Islam merupakan ajaran yang Khaffah
(menyeluruh), yang meliputi seluruh bidang kehidupan. Dalam anggaran
dasar Partai Keadilan Sejahtera, bahwa prinsip dasar yang mereka anut
adalah menciptakan Negara Indonesia sebagai negara yang berasaskan
syariat Islam.
Islam sebagai alternatif, Islam adalah solusi, syariat Islam adalah
solusi krisis, dan ungkapan-ungkapan yang sepadan merupakan jargon-
jargon yang dapat menyemangati perjuangan mereka. Agenda iqomah
daulah islamiyah (mendirikan Negara Islam) dan formalisasi syariat Islam
merupakan muara dari semua aktifitas yang mereka lakukan.8
PKS, sebagai entitas politik nasional, secara subjektif berjuang
dengan dasar aqidah, asas, dan moralitas Islam untuk mencapai tujuan
terwujudnya masyarakat madani yang adil, sejahtera dan bermartabat.
Bersama-sama dengan entitas politik lainnya secara kompetitif berjuang
untuk mencapai cita-cita nasional. Islam secara eksternal adalah bentuk
diferensiasi dan sekaligus positioning PKS sebagai entitas politik nasional
berhadapan dengan entitas politik nasional berhadapan dengan entitas
politik lainnya.9
88 Imadadun Rahmat, Ideologi Politik PKS (Yogyakarta: LKiS, 2008), h.83. 9 Majelis Pertimbangan Pusat PKS, Platform Kebijakan Pembangunan Partai Keadilan Sejahtera, (Jakarta: 2008), h.32. 67 Di sisi lain dengan menjadikan Islam sebagai aqidah, asas dan
basis moral, maka PKS berkeyakinan dan ingin menegaskan bahwa secara
internal-subyektif aktivitas politik adalah “ibadah”, yang apabila bertujuan
untuk kemaslahatan umat, didasarkan pada niat yang ikhlas untuk mencari
ridha Allah SWT, dan dilaksanakan dengan cara-cara yang baik dengan
akhlak terpuji.
4. Visi dan Misi
Sebagai partai dakwah, maka PKS memiliki visi dan misi yang
mencerminkan keinginan untuk eksis dengan.10
a. Menjadi partai dakwah yang kokoh untuk melayani dan memimpin
bangsa.
b. Menjadi unsur perekat dan pengarah kesatuan umat dan bangsa.
c. Menjadi wadah pendidikan politik bagi umat Islam khususnya dan
bangsa Indonesia umunya sekaligus tangga menuju kepemimpinan
nasional.
d. Menjadi pelopor pengembangan kultur pelayanan dalam tradisi politik
Indonesia.
e. Menjadi dinamisator pembelajaran bagi bangsa Indonesia.
f. Menjadi akselerator bagi wujudnya masyarakat madani di Indonesia.
10 Dokumen DPP PKS, Sekilas Partai Keadilan Sejahtera, h.49 68 Sedangkan misi yang dicanangkan guna pencapaian visi tersebut
adalah:11
a. Berjuang mewujudkan masyarakat madani di Indonesia
b. Menegakan eksistensi politik umat Islam di Indonesia
c. Berjuang untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan dan
kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia
d. Mengembangkan tradisi profesionalisme pengelolaan dalam berbagai
bidang kehidupan berbangsa dan bernegara
e. Ikut memberi kontribusi positif bagi pengembangan dan kemajuan
peradaban dunia.
5. Karakteristik Partai Keadilan Sejahtera
Banyak partai didirikan dengan karakteristik yang beraneka ragam,
hal itu akan menunjukkan identitas partai tersebut serta kekuatan partai.
Karakteristik Partai Keadilan Sejahtera yang melekat dalam tubuhnya,
antara lain:12
1. Moralis
Partai Keadilan Sejahtera berupaya menjadikan komitmen
moral sebagai ciri seluruh perilaku individu dan politiknya. Partai
berusaha menampilkan sisi moralitas yang bersumber dari Al-Quran
dan hadist. Perrtimbangan ini akan menjadi tonggak dalam setiap
kegiatan yang digulirkan. Karena itu, komitmen moral dipandang
sebagai sesuatu yang sangat penting pada perjalanan sebuah bangsa
11 Dokumen DPP PKS, Sekilas Partai Keadilan Sejahtera, h.50 12 Dokumen DPP PKS, Sekilas Partai Keadilan Sejahtera, h. 32-34 69 atau umat. Sebab, keunggulan intelekualitas dan materi terbukti tidak
memiliki manfaat sama sekali jika sisi moral ini diabaikan.
2. Profesional
Profesionalisme itqan (berkualitas tinggi) dan ihsan (baik)
merupakan cirri alamiah seluruh ciptaan Allah. Kinerja yang itqan dan
ihsan melahirkan profesionalisme yag dilandasi skil dan
kcenderungannya. Namun, asas moral harus tetap menjadi pijakan
profesionalitas agar prilaku dan aktivitas tidak mengalami deviasi dari
tujuan utama. Sebab, diatas landasan moral, profesionalitas akan
berkembang secaa positif dan mempunyai nilai yang tinggi.
3. Patriotik
Kehidupan partai adalah kehidupan perjuangan. Sedangkan
partai adalah salah satu sarana dakwah Islam yang bertujuan
menegakkan nilai-nilai Islam di bumi. Dan untuk memperjuangkan itu
semua diperlukan jiwa patriotisme yang kuat demi terwujudnya cita-
cita Islam dan partai.
4. Moderat
Dalam konsepsi Islam tidak dikenal adanya kontradiksi antara
pasangan istilah seperti dunia-akhirat dan din-dawlah. Kendati
pasangan ini menunjukkan adanya perbedaan konseptual dan
mengesankan adanya dikotomi, tetapi dengan sikap pertenganhan
Islam, tidak menjadikan sebagai sesuatu yang kontradiktif. Ia
merupakan kesatuan yang saling melengkapi dan menyempurnakan.
70 Partai Keadilan Sejahtera yakni, pandangan dan sikap
pertengahan dapat menghindari munculnya ekstrmisme dan
melahirkan sejumlah kemudahan serta mendatangkan keberpihakkan
terhadap dakwah.
5. Demokrat
Atas dasar bahwa manusia memiliki kewajiban yang sama,
yaitu memakmurkan bumi. Untuk itu, salah satu nilai-nilai universal
dari demokrasi adalah megakui ekisistensi manusia dalam tugas dan
tanggung jawabnya. Salah satu substansi dari demokrasi adalah
partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam Negara.
6. Reformis
Partai Keadilan Sejahtera menyadari bahwa tugas
pembangunan adalah salah satu misinya yang paling utama. Ia akan
tetap konsisten dengan posisinya sebagai reformis dan menjauhi segala
bentuk karakter yang menimbulkan kerusakan.
Dalam kaitan reformis ini Partai Keadilan Sejahtera, seperti
dinyatakan Al-mawardi, menekankan dua hal penting. Pertama,
perkarayang mengatur urusan umum.
Kedua, yang berkaitan dengan sesuatu yang dapat mewujudkan
kesalihan setiap warga. Hal-hal itu jelas mengisyaratkan bahwa sebuah
tatanan politik yang baik akan melahirkan individu yang shalih pula.
71 6. Lambang Partai Keadilan Sejahtera
Partai memiliki lambang:13
a. Kotak persegi empat melambangkan kesetaraan, keteraturan,
keserasian, persatuan, dan kesatuan arah.
b. Bulan sabit melambangkan kemenangan Islama, dimensi waktu,
keindahan, pencerahan, dan kesinambungan sejarah.
c. Untaian 17 (tujuh belas) butir padi pada tangkai tegak lurus
melambangkan adil, ukhuwah, istiqamah, berani, tegas dalam
mewujudkan kesejahteraan, dan kedisplinan dalam menjalankan tugas.
Partai Keadilan Sejaktera memiliki lambing berwarna:
1) Putih melambangkan suci, mulia, dan bersih.
2) Hitam melambangkan aspiratif, akomodatif, dan kepastian.
3) Kuning emas melambangkan kecermelangan, kebahagiaan, dan
kejayaan.
13 Majelis Pertimbangan Pusat PKS, Platform Kebijakan Pembangunan Partai Keadilan Sejahtera, (Jakarta: 2008), h.5 72 B. Data Suara PKS Pada Pemilu 2009
Banyaknya partai politik yang berkompetisi dalam Pemilihan Umum
2009 maka ketergantungan khalayak terhadap media massa begitu tinggi.
Setiap partai politik yang berkompetisi dalam pemilu tahun 2009 berlomba-
lomba memanfaatkan media massa termasuk media sosial untuk
mempengaruhi persepsi publik yang diharapkan akan berpengaruh pada sikap
dan tindakan politik para konstituen. Surat kabar, majalah, radio, televisi dan
internet tak luput dari propaganda atau berita-berita politik dari berbagai
macam partai.
Pada pemilu 1999, anggota dewan dari Partai Keadilan di DPR hanya
7 orang. Pada pemilu 2004 PKS telah menempatkan 45 orang di DPR14.
Dengan jumlah kader lebih dari 975.000 yang tersebar di seluruh Indonesia
serta mengoptimalkan peran media -bisa dilihat dari iklan-iklan PKS yang
semakin banyak di media baik cetak maupun elektronik- PKS pasang target
nasional 20% pada pemilu 2009.
Pengalaman pada tahun 2004 dengan jumlah kader 450.000 dan biaya
penggunaan media untuk kampanye yang jauh lebih sedikit, PKS berhasil
menaikkan suara sampai lebih dari lima kali lipat.15
14Tim Pemenangan Pemilu Nasional PKS, Buku Saku Pemenangan Pemilu 2009 Kader PKS (Jakarta: DPP PKS, 2004), Cet. II. 20 15Tim Pemenangan Pemilu Nasional PKS, Buku Saku Pemenangan Pemilu 2009 Kader PKS 11-19. 73 Tabel (4) Hasil Suara Pada Pemilu 200916
No Jumlah Jumlah Nama Partai Urut Suara Kursi 1. Partai Hati Nurani Rakyat 3922870 17 2. Partai Karya Peduli Bangsa 1461182 0 3. Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia 745625 0 4. Partai Peduli Rakyat Nasional 1260794 0 5. Partai Gerakan Indonesia Raya 4646406 26 6. Partai Barisan Nasional 761086 0 7. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 934892 0 8. Partai Keadilan Sejahtera 8206955 57 9. Partai Amanat Nasional 6254580 46 10. Partai Perjuangan Indonesia Baru 197371 0 11. Partai Kedaulatan 437121 0 12. Partai Persatuan Daerah 550581 0 13. Partai Kebangkitan Bangsa 5146122 28 14. Partai Pemuda Indonesia 414043 0 15. Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 316752 0 16. Partai Demokrasi Pembaruan 896660 0 17. Partai Karya Perjuangan 351440 0 18. Partai Matahari Bangsa 414750 0 19. Partai Penegak Demokrasi Indonesia 137727 0 20. Partai Demokrasi Kebangsaan 671244 0 21. Partai Republika Nusantara 630780 0 22. Partai Pelopor 341914 0 23. Partai Golongan Karya 15037757 107 24. Partai Persatuan Pembangunan 2009 5533214 37 25. Partai Damai Sejahtera 1541592 0 Partai Nasional Benteng Kerakyatan 26. 468696 0 Indonesia
16 “Direktori Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2009” Diolah Pada Hari Minggu, 7 April 2013, Pukul 11:43 WIB dan diakses dari http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id 74 27. Partai Bulan Bintang 1864752 0 28. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 14600091 95 29. Partai Bintang Reformasi 1264333 0 30. Partai Patriot Pancasila 547351 0 31. Partai Demokrat 21703137 150 32. Partai Kasih Demokrasi Indonesia 252293 0 33. Partai Indonesia Sejahtera 320665 0 34. Partai Kebangkitan Nasional Ulama 1327593 1 35. Partai Aceh Aman Seujahtra 0 0 36. Partai Daulat Aceh 0 0 37. Partai Suara Independen Rakyat Aceh 0 0 38. Partai Rakyat Aceh 0 0 39. Partai Aceh 0 0 40. Partai Bersatu Aceh 0 0 41. Partai Merdeka 111623 0 42. Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia 146779 0 43. Partai Sarikat Indonesia 140551 0 44. Partai Buruh 266203 0
Demikian juga yang dilakukan PKS yang kemudian menempatkannya
pada ranking keempat dalam hasil perolehan suara terbesar setelah Partai
Demokrat, Partai Golkar dan PDIP yaitu 8.206.955 suara atau 7,88%.17
Menurut tabulasi KPU. Karena prestasi ini secara otomatis PKS menjadi
partai politik berideologi Islam terbesar di tanah air yang pantas
mendampingi Partai Demokrat dalam pemerintahan 2009-2014 di samping
partai-partai lain seperti PAN dan PKB. Media massa dalam hal ini kemudian
juga menjadi medium yang diandalkan bagi PKS.
17 “Hasil Akhir Pemilu 2009” Diolah pada hari Minggu 21 April 2013, Pukul 09:32 WIB dan diakses dari http://www.sumintar.com/ 75 76
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Komunikasi Politik PKS Jelang Pemilu 2014
Setiap partai politik harus mempunyai strategi dan taktik yang harus
dipersiapkan dan dilakukan dalam menghadapi persaingan ketat diantara
partai politik untuk memperebutkan suara pemilih sebanyak-banyaknya,
sesuai pernyataan dari Mardani Ali Sera tentang persiapan kampanye PKS
jelang Pemilu legislatif 2014, berikut pernyataannya,
“Yang pertama karena kita partai kader tentu yang kita lakukan pertama proses menyiapkan kader, terjun langsung ke masyarakat untuk mendengar aspirasi, apa yang dikeluhkan dan diinginkan oleh masyarakat atau disebut komunikasi door to door, yang kedua kita siapkan struktur serta membuka simpul-simpul massa, tokoh masyarakat yang mempunyai jumlah massa lumayan banyak coba kita dekati itu termasuk salah satu strategi kita yang kemudian kita kasih treatment sehingga tokoh dan pengikutnya bisa ikut, yang ketiga kita strategi iklan kita di beberapa media, termasuk media sosial semacam youtube, facebook, twitter, website dan semacamnya”.1
1. Signifikasi Segmentasi Pemilih PKS
Karena dalam masyarakat terdapat berbagai lapisan dan segmen
masyarakat, partai politik diharapkan dapat membedakan lapisan dan
segmen masyarakat. Partai politik diharapkan dapat membedakan kemasan
politik dari pesan politik di setiap segmen masyarakat.
Untuk masyarakat awam dan rendah, pesan politik harus dikemas
sesederhana mungkin supaya mudah dimengerti tanpa menghilangkan
1 Wawancara Pribadi dengan Mardani Ali Sera (Ketua DPP PKS), DI Kompleks DPR/MPR RI, Gedung Nusantara I, Lantai 3, Ruang No.335, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Senin, 20 Mei 2013 pada pukul 11.30 WIB esensi pesan poltiknya sendiri. Sedangkan untuk masyarakat terpelajar, pesan dikemas berdasarkan kemampuan daya tangkap mereka yang sudah lebih tinggi. Isu-isu yang mereka butuhkan pun berbeda dengan masyarakat awam.
Setelah iklan kampanye PKS memberikan informasi tentang produk politik termasuk image politik PKS dan mempersuasi khalayak dengan berbagai janji-janji partai serta mempersuasi khayalak dengan berbagai janji-janji partai, maka langkah iklan kampanye PKS selanjutnya ialah menjalankan fungsi mengingat. Contohnya karena tayangan iklan di televisi sifatnya berulang-ulang dan terus-menerus sehingga khalayak diingatkan saat melihat iklan tersebut untuk mengikuti apa yang iklan tersebut untuk mengikuti apa yang iklan tersebut informasikan dan persuasikan kepada khalayak.
Dalam segmentasi terdapat dua hal yang harus dilakukan. Pertama adalah identifikasi dasar-dasar yang digunakan dalam melakukan segmentasi. Kesepakatan terhadap dasar-dasar inilah segmentasi dapat dilakukan.
Seperti yang dijelaskan dalam bab-bab terdahulu, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan segmentasi, dari kondisi demografi, dan psikologi. Setelah itu, partai politik perlu menyusun profil hasil segmentasi politik.
77 2. Positioning Politik PKS
Pertimbangan yang dilakukan dalam memilih segmen mana yang
akan dan menjadi target politik sangat ditentukan oleh dua hal. Pertama,
efek langsung dari segmen politiknya, yakni perolehan suara selama
pemilihan umum. Kedua adalah efek pengganda dengan ikutnya segmen
masyarakat tersebut dalam memperbesar perolehan suara.
Agar informasi ini sampai kepada pemilih maka dibutuhkan suatu
media yang dapat mempromosikan segala produk politik yang akan atau
telah dilakukan oleh partai politik, dan media ini adalah dengan cara
beriklan di media sosial yang merupakan media baru yang saat ini
digemari dan paling sering diguakan oleh masyarakat di Negara
berkembang seperti Indonesia.
Dengan beriklan, PKS dapat membangun dan memperkuat
positioning2 dirinya. Partai politik ini dapat dengan massif, artinya siapa
saja dan secara luas dapat melihat iklan yang telah dibuat untuk
mempromosikan produk politik, program kerja dan citra politik kepada
pemilih diluar massa tradisional partai.
Sebagai konsekuensi logisnya, di masa depan, positioning politik
akan menjadi strategi bersaing partai politik. Setiap partai politik akan
berusaha menjadi yang “terbaik” di mata masyarakat. Hal ini akan terjadi
karena memang partai politik tidak punya pilihan lain selain menjadi yang
2 Positioning upaya partai untuk memasuki benak konstituen, mencari ruang untuk menempatkan diri di antara partai lainnya. Dan upaya untuk menempatkan image dan produk politik yang sesuai dengan masing-masing kelompok masyarakat. Positioning yang tepat dapat meningkatkan dukungan terhadap partai dengan membuka potensi pemilih baru. 78 terbaik dimata masyarakat. Karena di masyarakatlah terdapat keputusan
mengenai mana yang akan dipilih dan didukung. 3
Persaingan akan terjadi untuk menempatkan image dan kesan
positif dalam benak masyarakat. Salah satu strategi inilah yang akan
dilakukan PKS guna membuat pembeda dengan partai lain agar menjadi
partai yang istimewa dan layak didukung dalam meraih suata sebanyak-
banyaknya. Sesuai pernyataan Mardani Ali Sera.
“Kita mencoba selektif itu yang pertama, yang kedua kita membuat
segmen target yang spesifik dan tidak memperbanyak front yang tidak
diperlukan, contohnya begini kalau kalangan ibu-ibu ya kita harus muncul
misalnya di acara opera van java, di acara sinetron, karena ibu-ibu
biasanya tidak menonton metro tv , dan tidak menonton tv one, lalu
misalnya buruh-buruh juga tidak melihat yang canggih-canggih, jadi
hampir 60-70% lebih banyak ke media yang sifatnya entertainment yang
santai bukan yang serius-serius, karena biasanya yang paling berisik
memang yang serius-serius tapi pemilihnya itu sedikit.”
3. Membangun Citra Politik PKS
Ketatnya persaingan diantara partai politik mendesak untuk
membangun citra positif dan pada akhirnya akan membentuk persepsi
dalam kognitif masyarakat bagi partai politik, kalau tidak maka akan kalah
dalam persaingan tersebut. Dari iklan politik inilah citra positif PKS
terbentuk dan ingin diterima oleh khalayak.
3 Firmanzah,”Mengelola Partai Politik Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik Di Era Demokrasi” (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h.165 79 Partai nomor urut 3 pada Pemilu legislatif 2014 ini, ingin
mengubah citra dan persepsi yang telah terbangun di masyarakat. Citra
yang terbangun di masyarakat adalah PKS sebagai partai Islam yang
ekslusif atau sebagai partai Islam fundamentalis. Citra politik inilah yang
ingin dirubah dan diperbaiki oleh PKS karena dinilai menjadi citra buruk
bagi partai. Jadi ini merupakan agenda utama kampanye PKS melalui
media massa dan juga para kinerja kader-kadernya di bawah.
Tabel (5) Perkiraan Citra dan Tema Pesan PKS Pemilu Legislatif
2004 dan 20094
PEMILU PERSONAL BRAND INSTITUSIONAL SOSIOCULTUR
IMAGE IMAGE IMAGE AL IMAGE
2004 Hidayat Nur Bulan Sabit Islam Kampus Islam Metropolis
Wahid & Padi Peduli Masyarakat Terpelajar
Dominan Islam Santun
Putih dan
Peduli
2009 Hidayat Nur Bulan Sabit Pemimpin Muda Islam Metropolis & Padi Wahid Partai untuk semua Terpelajar Dominan Tifatul Partai Perubahan Putih Bersih, Semibirig Peduli dan Profesional
4Hifni Ali Fahmi, Sinergi Integrasi Iklan, Komunikasi Publik Relations, Pemasaran dan Promosi (Jakarta: Quantum, 2005), h.95 80 Kepribadian seseorang yang sukses dan menarik terletak pada personal image (citra pribadi) yang merupakan intregrasi intelektualitas, watak, perilaku, karya dan penampilan seseorang di depan umum.
Berbicara pencitraan tak lepas dari preposisi seseorang atau partai terhadap citranya dimata publik sehingga melahirkan sebuah respon positif.
Tokoh PKS seperti Hidayat Nur Wahid dan Tifatul Sembiring dipilih karena memiliki akselerasi publik terhadap pribadi yang selalu dapat dilihat dari sejauh mana bisa menampilkan kesan positif PKS dan dapat membangun tingkat kepercayaan terhadap figur pribadi atau brand image PKS kepada terhadap khalayak masyarakat. Aktor utama dalam model lingkungan politik adalah contenders, kelompok-kelompok yang berkompetisi untuk masuk ke dalam lingkungan politik, suatu bentuk hubungan yang berkesinambungan dan efisien dengan pemegang otoritas tertinggi dalam populasi. Dengan demikian keberlakukan model performa komunikatif dalam penelitian ini berimplikasi pada eksistensi objek dari penelitian ini yaitu iklan kreatif partai PKS.
Brand image dapat dianggap jenis asosiasi yang muncul di benak masyarakat ketika mengingat sebuah partai tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan pada personal image yang ditampilkan.5
Inovasi yang dimiliki setiap partai politik saat membentuk institutional image adalah untuk mengembangkan segala hal yang lama menjadi sebuah “produk” yang terbaru dan memiliki nilai jual tinggi.
5 Ibid, h.95 81 Disini PKS wajib untuk bisa membaca sebuah situasi yang nyata dan jelas disetiap waktu dan suasana. PKS harus bisa memanage aset yang dimiliki mulai aset gerak dan tidak bergerak. Semua itu harus di kelola secara baik dan terkonsep.
Aspek yang menarik yaitu perkiraan citra dan tema pesan kampaye partai politik, dilihat dari figur dan beberapa atribut yang menonjol, simbol-simbol yang muncul, serta slogan (key word) yang digunakan:6 a. Partai mengandalkan figure personal, yaitu deklarator (pendiri atau
ketua umum sebagai magnet penarik pendukung massa, sehingga
bertumpu pada figure tunggal ini. Dalam hal ini pada Pemilu legislatif
2009, PKS sesuai dengan perkataan Ahmad Mabruri bahwa PKS
adalah partai yang tidak memiliki figure tunggal partai, namun ada
tokoh yang memangn dipromosikan atau sengaja dipublisitaskan oleh
PKS untuk menarik suara pemilih. b. Diferensiasi partai, dengan perbedaan tema pada identitas berupa logo
dan warna partai belumlah cukup untuk menggaet pemilih hingga
mereka loyal, karena tidak berbasis pada nilai-nilai atau kesesuaian
platform yang menjadi ikatan hubungan antara partai dengan
pemilihya. PKS mencoba merubah image yang ada dimasyarakat
melalui iklan-iklannya, yakni sebagai partai yang terbuka untuk semua
kalangan.
6 Ibid, h.96 82 c. Citra parpol sebagai institusi.umunya dikaitkan dengan Orde Baru,
militer, atau ormas Islam. Dalam hal ini PKS dikaitkan dengan Islam
kampus atau prilaku jujur dan santun serta sebagai partai Islam. Namun,
pada Pemilu legislative 2009, PKS mencoba meraih suara dari massa
pendukung Orde Baru dan dua ormas Islam terbesar di Indonesia, NU
dan Muhammadiyah melalui iklan-iklan mereka.
d. Aspek sosial budaya, dari partai yang lolos electoral threshold, partai
Demokrat, Golkar PDI-P, Gerindra dan Hanura memiliki atribut sama
sebagai partai pluraris dan nasionalis. Sedang yang berlalbe Isla, yakni
PPP dan PKB (dianggap partai Islam tradisional), PAN dan PKS
(dianggap partai Islam modern dan metropolis).
Untuk membangun citra yang baik, salah satu caranya adalah dengan membangun strategi penyampaian pesan yang baik kepada masyarakat.
Oleh karena itu, dalam komunikasi politik, strategi mengemas pesan politik merupakan hal yang sangat penting. Pengemasan pesan sangat berperan dalam mengarahkan cara masyarakat memaknainya. Pesan yang akan diangkat harus sesuai dengan isu-isu politik yang sedang berkembang dalam masyarakat.
83 Selain itu, pesan politik juga harus membuka dan mengungkapkan
tentang suatu masalah yang sedang dihadapi masyarakat. Selanjutnya, pesan
tersebut diharapkan tidak hanya merupakan wacana, tetapi juga
mengandung cara memecahkannya.7
Sesuai dengan pernyataan Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera
tentang strategi citra politik PKS dalam setiap iklan kampanye politiknya,
“Ya secara sederhananya kami ingin membangun citra politik yang baik pada setiap iklan kampanye kami, tetapi ada tiga selain itu yang ingin kami tekankan, yang pertama membangun awareness, yang kedua penguatan brand, dan yang ketiga baru serangan udara secara spesifik. Tapi utamanya untuk saati ini adalah Grand designnya, PKS ingin diterima oleh semua kalangan, karena bahwasannya kan yang beredar kencang dimasyarakat PKS itu partai yang ekslusif nah kita ingin mendobrak itu makanya kita jabarkan sama berbagai iklan yang variatif”.8
Secara khusus media massa tetap berpengaruh terhadap
pembentukan sikap-sikap khalayak pemilih terhadap partai dan kandidat
serta terhadap keputusan memilih. Akan tetapi, secara khusus media massa
tetap berpengaruh dalam dua hal: sikap-sikap dan keputusan memilih
khususnya.
Hal ini berlaku bagi khalayak pemilih golongan menengah
perkotaan yang relatif terpelajar dan tidak memiliki ikatan emosional
dengan partai atau kandidat mana pun. Jenis pemilih ini adalah pemilih
yang aktif mencari informasi tetang pemilihan melalui media massa dan
mencermati penampilan para kandidat, program-program (platform) yang
7 Tabroni Roni, Komunikasi Politik Pada Era Multimedia (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012) h.144-145 8 Wawancara Pribadi dengan Mardani Ali Sera (Ketua DPP PKS), DI Kompleks DPR/MPR RI, Gedung Nusantara I, Lantai 3, Ruang No.335, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Senin, 20 Mei 2013 pada pukul 11.30 WIB 84 ditawarkan, dan posisi kandidat berkenaan dengan berbagai isu atau
persoalan penting.9
Karena isu PKS sempat menjadi leading dan perbincangan yang
hangat di media. Artinya PKS secara tidak langsung mendapatkan
publisitas. Sesuai penjelasan Panitia Pengawas Pemilu,
"Spanduk yang dipasang oleh PKS di sejumlah titik keramaian termasuk dalam kampanye terselubung jelang Pemilu 2014, Sebenarnya, sosialisasi bakal caleg diperbolehkan, asalkan tidak menggunakan nomor urut."10
Jadi iklan PKS sudah bisa dikatakan dapat memberikan kesan
kepada khalayak yang melihatnya, terutama dengan iklan-iklan PKS yang
dinilai kontrovesial oleh media, aktivis dan masyarakat.
B. Kampanye PKS
Kampanye melalui iklan dalam media massa dan media sosial
tampaknya memang menimbulkan efek tertentu pada perilaku memilih yang
ditunjukkan masyarakat dalam Pemilu. Efek komunikasi politik tersebut bisa
berupa perubahan-perubahan opini, persepsi, sikap atau perilaku masyarakat.
Karena pesan-pesan komunikasi yang disampaikan secara tidak langsung
masuk kedalam pikiran masyarakat yang melihat dan mendengarnya sehingga
akan muncul opini, pendapat masyarakat.
9 Pawito, Komunikasi Politik: Media Massa dan kampanye Pemilihan (Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h.91 10 Redaksi Republika.co.id, “PKS Pasang Spanduk Penolakan Kenaikan BBM, Panwaslu: Itu Kampanye Terselubung,” diunduh tanggal 27 Juni 2013 pukul 12:57 PM dari http://www.republika.co.id 85 Dalam menjaring suara pemilih pada pemilu, partai politik terus mencari strategi dan metode yang efektif untuk dapat menyampaikan dan meyakinkan kepada masyarakat bahwa partai politik merekalah yang paling layak dipilih saat pemilu berlangsung.
Berdasarkan definisi kampanye politik PKS bahwa strategi kampanye
PKS yang pertama dan kedua dalam menghadapi Pemilu legislatif 2014 adalah kampanye politik PKS yang sudah dilakukan dengan jangka waktu yang panjang dan terus menerus, dengan kaderisasi dan perluasan basis massa dengan melakukan komunikasi politik dengan para tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh dan mempunyai basis massa serta pendukung banyak.
Sedangkan jika melihat strategi PKS yang ketiga yakni dengan memanfaatkan media masa dan media sosial sebagai salah satu strategi kampanye, ini merupakan sebuah kampanye politik pemilu PKS yang berorientasi pada meraih suara rakyat sebanyak-banyaknya dalam pemilu dan untuk mengambil simpati pemilih luar basis traditional PKS, yakni tarbiyah, pemilih pemuda muslim moderat dan mahasiswa.
Kampanye politik harus dilakukan secara permanen ketimbang periodik. Perhatian kampanye politik tidak hanya sebatas pada periode menjelang pemilu, tetapi sebelum dan setelah pemilu juga berperan amat penting dalam pembentukan image politik yang juga nantinya akan mempengaruhi perilaku pemilih dalam mengevaluasi kualitas kontestan.11
11 Firmanzah, Marketing Politik (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007), h.276 86 Akhmad Danial mengutip dari Plasser, yang menjelaskan tentang lima
trend global yang menandai perubahan praktik dan gaya kampanye di dunia
saat ini, yaitu sebagai berikut:12
a) Meningkatnya komunikasi kampanye yang berpusat pada televisi.
b) Makin pentingnya iklan politik di televisi dengan konsekuensi makin
meningkatnya anggaran dana kampanye.
c) Debat antara para pemimpin politik di televisi makin dianggap penting.
d) Kampnye saat ini makin berpusat pada kandidat, bahkan di negara-negara
yang menganut sistem pemilihan “daftar partai”.
e) Makin meningkatnya peran manajer kampanye professional dan konsultan
politik dari luar partai.
Kalau kita lihat dari kelima trend global pada gaya berkampanye tiga
diantaranya menjelaskan bahwa kampanye melalui media massa dan media
sosial kini sudah dianggap penting bagi partai atau kandidat politik untuk
bersaing dalam meraih suara di dalam proses di dalam proses pemilu.
Dalam kampanye PKS di Pemilu legilsatif 2004, pemanfaatan media
massa dalam hal ini khususnya di media sosial belum begitu dilakukan oleh
PKS karena anggaran yang sangat terbatas, sesuai dengan penjelasan Plasser
diatas bahwa konsekuensi pembuatan iklan politik di media massa akan
menghabiskan dana yang tidak sedikit tanpa terkecuali di media sosial.
12 Danial, A, Iklan Politik TV: Modernisasi Kampanye Politik Pasca Orde Baru (Yogyakarta: LKIS, 2009), h.35 87 Tetapi hal itu berbeda dalam Pemilu 2009, PKS lebih banyak
mengandalkan media massa sekitar 80% iklan politik PKS beredar di televisi
dan sisanya beredar di media lainnya. Dan juga media konvensioal seperti
spanduk dan umbul-umbul di pinggir jalan.
Setelah masuk ke dalam kategori partai menegah (partai-partai yang
memiliki perolehan suara 5-10 persen), target selanjutnya PKS dalam Pemilu
legislatif 2009 adalah menjadi partai besar, dengan setidaknya masuk ke
dalam tiga besar partai peserta pemilu. Target ini dicanangkan PKS setelah
kenaikan suara PKS di dalam Pemilu legislatif 2004 yang mencapai 600
persen.13
Menurut internal partai, peluang PKS untuk menjadi partai besar dan
masuk dalam tiga besar pada pemilu legislatif 2014 cukup besar. Besarnya
peluang ini dilihat berdasarkan beberapa alasan, yaitu sebagai berikut:14
a) Kemenangan partai Islam dalam pencaturan politik internasional. Ini dapat
dilihat dalam kemenangan parta Islam di Palestina yang mendapat 60
persen suara atau kemenangan partai Keadilan dan Pembangunan di Turki
yang menang 50 persen.
b) Meningginya rasa ketidakpercayaan publik terhadap partai politik,
sehingga khalayan pemilih terhadap partai semakin melemah.
c) Mesin politik partai yang hanya bisa dijalankan bila tersedia uang. Ini
tentunya berbeda dengan keadaan PKS yang para kadernya justru
membiayai diri sendiri utnuk pemenangan pemilu.
13 Ahmad Zairofi, Integrasi Politik dan Dakwah (Jakarta: DPP PKS Bidang Arsip dan Sejarah, 2008) h. 1-6. 14 Ibid. 88 d) Daya jangkau kader yang luas.
Oleh karenanya untuk mencapai target ini ada tujuh mesin
pertumbuhan PKS yang dicanangkan, yakni sebagai berikut:15
a. Kader, target pertumbuhan kader PKS untuk Pemilu legislatif di 2009
adalah tumbuhnya 2 juta kader. Dengan asumsi 1 kader merekrut 20
orang maka perolehan suara PKS dapat mencapai 20 juta suara.
b. Struktur organisasi, PKS mempunyai 100 persen untuk tingkat DPC
(kecamatan) dan 75 persen untuk tingkat DPRa (kelurahan).
c. Fraksi, yang merupakan ujung tombak yang secara langsung
berhubungan dengan konstituen dan media.
d. Charity, ini merupakan konsistensi dari jargon Bersih dan Peduli.
e. Pilkada, PKS harus banyak memenangkan Pilkada sebab kemenangan
Pilkada bagus dipakai untuk kampanye.
f. Icon, yakni peningkatan jumlah popularitas kader-kader PKS
g. Operasi politik, yakni suatu gerilya politik yang dilakukan kader untuk
mendapatkan kapitalisasi hasil maksimal.
Kampanye politik sejak lama telah digunakan para politisi sebagai
alat strategi komunikasi politik yang mereka lakukan untuk mencari
dukungan masyarakat terhadap tujuan politiknya.
15 Ahmad Zairofi, Integrasi Politik dan Dakwah (Jakarta: DPP PKS Bidang Arsip dan Sejarah, 2008) h.6-12 89 Dalam kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden, selain cara-
cara lainnya wakil-wakil rakyat di lembaga legislatif dan kepala daerah iklan
politik merupakan salah satu alat komunikasi yang cukup sering
dimanfaatkan oleh para calon.16
Kampanye politik PKS melalui media massa dan media sosial
merupakan salah satu alternatif dalam pelaksanaan kampanye PKS di setiap
Pemilu. Meskipun harus mengeluarkan dana yang besar, strategi ini dianggap
sebagai salah satu alat untuk memudahkan upaya pencapaian tujuan-tujuan
politik PKS. Pertimbangan-pertimbangan yang menjadi landasan PKS
memutuskan menggunakan media komunikasi politik itu adalah faktor
keunggulan media massa dan media sosial dalam menjangkau khalayak yang
sangat luas dan faktor peluang menyampaikan pesan-pesan politik dengan
berbagai pilihan strategi komunikasi.
Adapun program-program dalam tahun pemenangan pemilu adalah
pertama, PKS mendengar, yaitu kader PKS turun ke bawah dalam artian
terjun langsung ke masyarakat untuk mendengar aspirasi, apa yang
dikeluhkan dan diinginkan oleh masyarakat. PKS mendengar ini merupakan
sarana komunikasi partai dengan masyarakat atau konstituen langsung dari
rumah sendiri. ke rumah atau disebut komunikasi door to door.
Kedua, PKS mengajak. Karena PKS tidak mungkin menangani
semua permasalahan dan tuntutan yang ada di masyarakat, maka PKS
mengajak orang-orang atau pihak-pihak yang bisa diajak bekerja sama untuk
16 Danial, A, “Iklan Politik TV: Modernisasi Kampanye Politik Pasca Orde Baru”, (Yogjakarta: LKIS Printing Cemerlang, 2009), h. 31 90 membantu mengatasi permasalahan yang ada di tengah masyarakat. Ketiga,
PKS berbicara. Berbicara kepada masyarakat dengan berdasarkan platform partai sebagai tindak lanjut dari PKS mengajak. Keempat, PKS menang.
Artinya dari program- program yang telah dilakukan oleh kader PKS di tengah-tengah masyarakat, maka diharapkan terwujudnya simpati masyarakat. Bentuk dari simpati masyarakat inilah yang diharapkan membantu tercapainya target PKS dalam memenangi pemilu 2014.
Dalam menjalankan empat tahapan aksi pemenangan pemilu tersebut di atas, PKS menggunakan tiga strategi komunikasi politik. Pertama adalah komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi langsung kader PKS dengan masyarakat dari rumah ke rumah atau istilah lainnya door to door. Kedua yaitu membuka simpul-simpul massa dengan melakukan komunikasi publik, yang dilakukan oleh calon legislatif (caleg) dengan warga masyarakat atau khalayak umum di tempat terbuka. Dan ketiga adalah komunikasi massa melalui media dalam rangka membangun opini publik.
Strategi komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh para kader
PKS merupakan bentuk komunikasi langsung kepada masyarakat dengan cara door to door. Komunikasi interpersonal merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau lebih dalam sebuah kelompok kecil dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
Strategi komunikasi politik suatu partai atau kandidat terhadap masyarakat dan media massa perlu sekali dianalisis oleh lawan politiknya.
Komunikasi intensif yang dilakukan oleh suat kandidat atau partai politk
91 menandakan agresitivitas pesaing dalam menanamkan suatu image atau
‘kesan’ tertentu dalam benak masyarakat.
Dalam persaingan, dominasi pesaing harus digoyang dengan kata
lain, kandidat lain jangan biarkan pesaing sendirian membahas tema dan isu-
isu strategis. Kalau tidak, masyarakat dapat beranggapan bahwa partai politik
atau kandidat tersebut hanyalah ikut-ikutan saja, sekedar ‘follower’. Kesan
macam ini jelas akan menyulitkan partai politik atau kandidat bersangkutan
dalam membangun image politiknya.
Analisis terus-menerus atas strategi politik ini tidak hanya
menyangkut isi, melainkan juga saluran dan mdia komunikasi. Sebagai
catatan tentang saluran dan media komunikasi, jangan terlalu membiarkan
pesaing politik mendominasi suatu media politik. Kalau hal ini sampai terjadi
akan tertutup ruang bagi kemungkinan masuknya partai dari kandidat lain.17
Begitu juga dengan PKS, setelah melakukan strategi kampanye
membuka simpul-simpul massa melalui pendekatan seni dengan tokoh-tokoh
masyarakat yang memiliki basis pendukung massa yang banyak. Terbukti
seperti di dalam album foto media sosial akun facebook Kabar PKS yang
berjudul “Dari Seni Teatrikal, Tanjidor sampai Punk Berbaur dalam
Harmoni” berikut beberapa hasil dokumentasinya,
17 Firmanzah,”Mengelola Partai Politik Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik Di Era Demokrasi” (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h.246 92 Gambar (1)18
Dari Seni Teatrikal, Tanjidor sampai Punk Berbaur dalam Harmoni
Selanjutnya PKS mencoba mendekati simpul-simpul massa yang lain,
misalnya kalangan untuk kalangan anak-anak muda, kita mendekatkannya
dengan pendekatan seni, misalnya dari segi seni musik, Muhammad Ali Sera
pun menjelaskan,
“Kita akan banyak menggunakan pendekatan-pendekatan seni, misalnya dari segi seni musik, sekarang ini kan lagi musimnya boyband dan boygirl ya, itu bisa saja kita dengan mengangkat duta salah satu dari mereka ataupun kita juga punya tim boyband dan boygirl yang bernuansa Islami itu lah yang kita angkat untuk menarik minat para pemilih pemula. Tujuan utamanya kepada pemilih yang tidak terlalu ke kanan juga tidak terlalu Islami”.19
18 Sumber gambar: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=466955053374064&set=a.466953983374171.1073741 837.453351114734458&type=3&theater diambil dari akun facebook resmi DPP PKS “Kabar PKS” yang diolah pada hari Kamis tanggal 12 September 2013 Pukul 15:40 WIB 19 Wawancara Pribadi dengan Mardani Ali Sera (Ketua DPP PKS), DI Kompleks DPR/MPR RI, Gedung Nusantara I, Lantai 3, Ruang No.335, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Senin, 20 Mei 2013 pada pukul 11.30 WIB 93 Dalam memanfaatkan iklan politik khususnya di media sosial, PKS mempunyai Grand Desain, yaitu PKS diterima oleh semua kalangan dan terlihat betapa arah dari iklan-iklan PKS selama 2009 menunjukkan bahwa yang ingin ditunjukkan dari setiap iklan PKS adalah ingin diterima oleh semua kalangan dan PKS merupakan bagian dari sejarah perpolitikan
Indonesia. Seperti yang dikatakan Muhammad Ali Sera,
“Menampilkan citra atau brand PKS sebagai partai Islam yang moderat dan global, kalau anda lihat diiklan kita itu menunjukkan betapa arah dari iklan-iklan PKS selama 2009 menunjukkan bahwa PKS ingin diterima disemua kalangan dan PKS merupakan bagian dari sejarah perpolitikan Indonesia, misalnya di tahun 2009 kemarin ada talent di iklan-iklan kita yang tidak menggunakan jilbab, ini menjelaskan kalau kita ingin merangkul semua kalangan yang juga berbasis pada kader yang cerdas, yang problem solver dan yang santun sehingga menjadi layak untuk dipikirkan”.20
Oleh sebab itu muncul berbagai macam iklan bahkan dari kalangan di luar basis massa tradisional PKS seperti anak muda, wanita yang tidak berjilbab dan lain sebagainya. Artinya PKS ingin mendobrak persepsi masyarakat yang melihat PKS adalah partai yang ekslusif, PKS ingin diterima dari banyak kalangan dari mulai artis sampai kyai, dari mulai anak muda sampai orang tua.
Dan itu tertuang dalam iklan-iklan PKS dengan variatif lebih berani, dan lebih eye catching. Sesuai dengan apa yang dikatakan Mardani Ali Sera,
“Ya secara sederhananya ada tiga, yang pertama membangun awareness, yang kedua penguatan brand, dan yang ketiga baru serangan udara secara spesifik. Tapi utamanya untuk saati ini adalah Grand design nya, PKS ingin diterima oleh semua kalangan, karena bahwasannya kan yang beredar kencang dimasyarakat PKS itu partai
20 Ibid 94 yang ekslusif nah kita ingin mendobrak itu makanya kita jabarkan sama berbagai iklan yang variatif.”21
Transaksi yang terjadi dipasar politik bukan transaksi yang mencari
keuntungan matrei melainkan keuntungan perolehan suara di dalam proses
pemilu. Dampak sosial yang diharapkan adalah perubahan sikap politik dari
calon pemilih dalam menentukan pilihan di bilik suara.
Dengan strategi komunikasi politik inilah diharapkan dampak sosial
tersebut, pemilih yang sebelumnya sudah memiliki pilihan politiknya dapat
berubah setelah menyaksikan iklan politik atau pemilih yang belum
menentukan sikap politiknya untuk mendukung atau memilih siapa dapat
segera menentukan sikap politik setelah melihat iklan politik tersebut. Inilah
dampak yang diharapkan dalam penyampaian komunikasi politik melalui
iklan politik di media massa.
Tujuan utama PKS dalam komunikasi politiknya adalah adanya
dampak berupa perubahan persepsi masyarakat tentang PKS, selain itu juga
tentunya untuk meraih perolehan suara sebanyak-banyaknya karena iklan
secara masif mempromosikan produk politik PKS untuk sampai ke daerah
dan pelosok negeri ini.
21 Wawancara Pribadi dengan Mardani Ali Sera (Ketua DPP PKS), DI Kompleks DPR/MPR RI, Gedung Nusantara I, Lantai 3, Ruang No.335, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Senin, 20 Mei 2013 pada pukul 11.30 WIB 95 C. Komunikasi Politik PKS
Sebuah partai politik merupakan suatu keharusan yang sudah menjadi
hal penting dari agenda kerja partai politik. Apalagi jika akan menghadapi
pemilu, partai politik harus memberitakan citra baik bagi konstituennya atau
masyarakat luas dalam rangka mencari suara dalam pemilu.
Selain menggunakan jasa konsultan komunikasi atau promotor.
Karena kampanye kini telah beralih kepada komunikasi dan informasi produk
politik dan pencitraan partai politik melalui media sosial. Jadi peran konsultan
komunikasi disini sangat penting, untuk bagaimana secara professional
mengemas dan membentuk citra partai politik.
Konsultan komunikasi bekerja untuk kampanye sebuah partai politik
secara professional, mereka bersifat imparsial atau parsial, artinya konsultan
komunikasi yang menangani kampanye partai politik bisa memihak atau
mendukung partai yang memakai jasanya, atau juga tidak harus memihak atau
mendukung partai tersebut.
Seperti saat dalam kampanye PKS yang menggunakan jasa konsultan
komunikasi untuk membantu dalam membuat salah satu iklan politiknya di
media massa.
Fastcomm adalah salah satu konsultan komunikasi yang ada di Jakarta
yang juga direkrut oleh PKS untuk menjadi konsultan komunikasi dalam
membuat iklan politik PKS.
Sebagai konsultan komunikasi, Fastcomm menangani klien-klien,
mulai dari Pilkada, Pilpres, Pemilu legislatif hingga korporasi, baik swasta
96 maupun nasional. Piawai dalam merancang kebutuhan akan sebuah
campaign. Meliputi rancangan strategi komunikasi, Strategi Kreatif serta
strategi media yang efektif, inovatif terukur dan tepat sasaran.
Berikut sesuai perkataan Mardani Ali Sera tentang strategi
komunikasi politik melalui iklan kampanye kreatif PKS yang dibantu oleh
Fastcomm,
“Kalau dulu kita dibantu sama Fastcomm jadi dulu mereka yang eksekusi mulai dari soal sampai masalah programnya tapi kalau temanya biasanya yang pertama itu dari tim kreatif, atau tim konten dari humas dulu, nanti dibawa ke rapat periode DPP kalau udah jadi nanti baru ditayangkan, penjelasannya jadi nanti DPP kaya semacam menyaring atau memilih iklan ini sesuai karakter partai dan sesuai tidak dengan ketentuan syariah, kalau ada yang tidak senonoh dan bertentangan dengan syariat Islam ya tidak pilih.”22
Para copywriter dan visualiser atau konsultan komunikasi selalu
mempertimbangkan target image yang akan menjadi pencitraan dalam iklan
buatannya. Pesan-pesan yang terkandung dalam iklan tersebut juga dengan
tujuan memberikan makna-makna pada produk yang dipromosikan. Selesai
itu para copywriter dan visualiser atau konsultan komunikasi mempunyai
konsep atau strategi khusus dalam menyajikan hasil karyanya dengan tujuan
agar iklan yang ditayangkan dapat menjadi sesuatu yang berkesan dibenak
khalayak sehingga iklan tersebut dapat mempengaruhi sikap khalayak dalam
hal ini sikap politik dan juga diinformasikan dalam iklan tersebut.
Sesuai pernyataan dari Mardani Ali Sera, perihal strategi komunikasi
politik dalam mengemas iklan kampanye nya,
22 Wawancara Pribadi dengan Mardani Ali Sera (Ketua DPP PKS), DI Kompleks DPR/MPR RI, Gedung Nusantara I, Lantai 3, Ruang No.335, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Senin, 20 Mei 2013 pada pukul 11.30 WIB 97 “Ya secara sederhananya kami ingin membangun citra yang baik, tetapi ada tiga selain itu yang ingin kami tekankan, yang pertama membangun awareness, yang kedua penguatan brand, dan yang ketiga baru serangan udara secara spesifik. Tapi utamanya untuk saati ini adalah Grand designnya, PKS ingin diterima oleh semua kalangan, karena bahwasannya kan yang beredar kencang dimasyarakat PKS itu partai yang ekslusif nah kita ingin mendobrak itu makanya kita jabarkan sama berbagai iklan yang variatif”.
Dalam membangun strategi citra politik, Fimanzah menganggap ada
beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Pertama, membutuhkan waktu
yang relative lama. Citra tidak dibangun dalam satu atau dua hari. Public
membutuhkan rentang waktu yang panjang untuk bisa melihat kesesuaian
pola dan alur politik mereka dengan suatu partai politik. Publik harus
memperhatikan secara detail pesan dan aktivitas partai untuk kemudian
membentuk citra politik.23
Kedua, membutuhkan konsistensi dari semua hal yang dilakukan
partai politik bersangkutan, seperti platform partai, reputasi pemimpin partai,
latar belakang partai, dan retorika partai.
Ketiga, berupaya membangun kesan dan persepsi publik. Partai politik
harus mampu menempatkan kesan, citra, dan reputasi politik mereka dalam
benak masyarakat.24
Hal ini mengingat bahwa masyarakat tersusun oleh beragam
kelompok. Maka segmentasi politik penting sekali dilakukan PKS guna
menganalisis masyarakat pemilih yang disusunnya menjadi komprehensif,
agar semua lapisan masyarakat diperhatikan.
23 Tabroni Roni, Komunikasi Politik Pada Era Multimedia (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012) h.142 24 Ibid 98 Harus dicatat pula bahwa masing-masing kelompok masyarakat itu pun memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain. Untuk itu, cara terbaik PKS membangun hubungan jangka panjang dengan mereka adalah dengan metode segmentasi politik.
Segmentasi politik diartikan sebagai suatu proses identifikasi dan klasifikasi masyarakat ke dalam kelompok-kelompok yang memiliki agenda dan tujuan politik sendiri-sendiri. Tidak adanya segmentasi politik dalam suatu organisasi politik akan membuatnya kehilangan arah dalam membangun hubungan dengan masyarakat. Program kerja yang disusun mungkin saja akan kehilangan efektifitas, sebab pesan dan produk politiknya sulit sekali diartikan atau tidak tepat sasaran.
Dalam suasana persaingan, semua partai politik berusaha untuk menanamkan citra (image) positif dalam persepsi pada setiap individu pemilih. Selain kinerja para kader yang langsung berkomunikasi dengan konsisten di lapangan, perlu ada juga saluran untuk mendistribusikan citra positif yang telah dibangun partai yang telah dibangun partai untuk sampai kepada masyarakat secara massif. Kampanye politik berorientasi kepada bagaimana caranya partai atau kandidat politik dapat membangun citra yang baik dan menarik simpati rakyat yang akan menjadi konstituennya nanti saat pemilihan serta berjangka waktu yang panjang.
99 Citra politik tidak bisa ditiru atau diadopsi karena pada dasarnya citra
juga terkait dengan diferensiasi sebuah partai politik. Public akan memilih
partai yang jelas-jelas berbeda dengan mencerminkan citra tertetntu dengan
kebutuhan mereka.
Gaya penyampaian komunikasi politik dengan mengemas iklan yang
kreatif mempengaruhi sarat dengan trick dan gimmick (memperdaya) melalui
gaya, nada kata-kata, sloganistik, jargon-jargon, dan format yang menarik
perhatian konsumen maupun khalayak sasaran akan membidik lewat pesan
yang dikemas dengan ilustrasi, jingle, visual dan sebagainya dengan “gaya
penyampaian” yang berbeda-beda. Ini dapat menggunakan teknik atau aspek
angle yang ditampilkan dalam iklan, seperti cuplikan kehidupan, gaya hidup
(trend atau life style), fantasi (citra, musical, atau data fakta slogan atau
jargon, dan name calling).25
Seperti yang ingin disampaikan PKS dalam setiap komunikasi
politiknya yaitu ingin menampilkan citra atau brand PKS sebagai partai Islam
yang moderat dan global dengan “gaya penyampaian” yang dikemas dengan
ilustrasi, jingle, visual dan sebagainya.
Ini dibenarkan sesuai pernyataan Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera,
perihal pesan komunikasi politik apa saja yang ingin disampaikan dalam
setiap iklan kampanye nya,
“Menampilkan citra atau brand PKS sebagai partai Islam yang moderat dan global, kalau anda lihat diiklan kita itu menunjukkan betapa arah dari iklan-iklan PKS selama 2009 menunjukkan bahwa
25 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (JakartaL PT Grafindo Persada,2005), h.86 100 PKS ingin diterima disemua kalangan dan PKS merupakan bagian dari sejarah perpolitikan Indonesia, misalnya di tahun 2009 kemarin ada talent di iklan-iklan kita yang tidak menggunakan jilbab, ini menjelaskan kalau kita ingin merangkul semua kalangan yang juga berbasis pada kader yang cerdas, yang problem solver dan yang santun sehingga menjadi layak untuk dipikirkan”.
Strategi kreatif dan manuver-manuver politik PKS dalam rangka
menjaring suara pemilih yang berasal dari trdaisional dan memperlihatkan
bahwa PKS telah berubah menjadi partai yang lebih terbuka bagi semua
kalangan dan golongan masyarakat.
D. Strategi Komunikasi Politik Kampanye PKS di Media Sosial
Di era komunikasi global seperti sekarang ini banyak sekali
bermunculan situs-situs social networking adlah sebuah bentuk layanan
internet yang ditujukan sebagai komunitas online bagi orang yang memiliki
kesmaan aktivitas, ketertarikan pada bidang tertentu, tau kesamaan latar
belakang tertentu. Layanan social networking biasaya berbasis web, yang
menyediakan kumpulan cara yang beragam bagi pengguna untuk dapat
brinteraksi sperti chat, messaging, email, video, chat suara, share file, blog ,
diskusi grup dan lain-lain.26
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya
bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi
facebook, twitter, dan website. Belakangan ini facebook dan twitter merupkan
bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh
dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online
26 Tabroni Roni, “Komunikasi Politik Pada ra Multimedia” (Bandung: Simbiosa Rekatama media, 2012) h.150 101 yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi
berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.27
Melalui media sosial, kegiatan kounikasi politik DPP PKS, dapat
terlaksana dengan menyertakan jutaan orang di seluruh dunia. Dalam hal ini
media sosial yang digunakan seperti facebook sangat diandalkan oleh DPP
PKS untuk bersosialisasi dalam menyalurkan komunikasi politik dengan
konten informasi dan berita mengenai persiapannya menjelang Pemilu
legislative 2014. Jika media sosial digunakan untuk komunikasi politik, maka
penerima komunikasi politik yang dapat tercipta oleh media sosial tersebut
akan sangat khas, yaitu jutan individu yang terhubung oleh jaringan disebut
ruang dunia maya (cyberspace).
Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial yang diluncurkan
pada bulan Februari 2004, dimiliki dan dioperasikan oleh Facebook, Inc. Pada
September 2012, Facebook memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif,
lebih dari separuhnya menggunakan telepon genggam. Pengguna harus
mendaftar sebelum dapat menggunakan situs ini. Setelah itu,pengguna dapat
membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman, dan
bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis ketika mereka
memperbarui profilnya. Selain itu, pengguna dapat bergabung dengan grup
pengguna dengan ketertarikan yang sama, diurutkan berdasarkan tempat
kerja, sekolah atau perguruan tinggi, atau cirri khas lainnya, dan
27 Fahmi, ”Mencerna Situs Jejaring Sosial” (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2011) h..13 102 mengelompokkan teman-teman mereka ke dalam daftar seperti “Rekan
Kerja” atau “Teman Dekat”.
Peran facebook pada proses komunikasi politik DPP PKS adalah ketika facebook bersama DPP PKS bekerja sama untuk mengizinkan pengguna facebook dan masyarakat member umpan balik serta komentar langsung mengenai informasi dan berita tentang kelangsungan persiapan PKS menjelang Pemilu Legislatif 2014. Berita yang disampaikan menyangkut pengguna Facebook untuk turut berpartisipasi dan beropini dalam grup debat yang diatur berdasarkan topic tertentu, mendftar untuk memilih, dan mengirim pertanyaan.
Strategi komunikasi politik yang digunakan oleh PKS dalam meyakinkan calon pemilih pada elektabilits suara menjelang Pemilu
Legislatif ini ingin menunjukkan kepada komunitas masyarakat tentang pesiapan PKS menjelang Pemilu 2014 saat ini. Facebook adalah cara baru yang sangat popular dan kuat untuk berinteraksi dan menyuarakan pendapat.
Di media sosial seperi facebook, DPP PKS membuat beberapa akun resmi facebook seperti “PKS Jakarta” dan “Kabar PKS” termasuk beberapa akun pengurus PKS seperti “Fraksi PKS DPR RI” selain akun facebook yang dibuat PKS, partai tersebut seperti “Berita PKS Menuju 3 Besar” dan “PKS
Menuju 3 Besar di Pemilu 2014”.
Walaupun begitu massif memaksimalkan media sosial seperti
Facebook, Twitter dan Youtube, penggunaan media sosial untuk berkampanye menggunakan media ini barulah dimulai. Kecenderungan pola penggunaan
103 media baru ini bersamaan dengan kesadaran pihak kandidat akan efektifitas
pengaruh media sosial dan kecendrungan masyarakat kita yang semakin
tinggi dalam mengakses internet.
Semakin meningkatnya pemanfaatan media internet untuk aktifivitas
kampanye politik tentu bukan tanpa risiko. Internet dikhawatirkan juga
dimanfaatkan untuk aktifitas yang tidak produktif atau bahkan negatif.
Disinilah pentingnya etika bagaimana para elite politik atau mereka yang
berkepentingan dengan politik untuk senantiasa menjag sikap dan pola
penggunaan internet dalam berbagai momentum politiknya.
Karakter internet yang mudah menyebar dan susah untuk diklarifikasi,
menjadikan setiap pesan negative yang keluar susah diperbaiki. Kehati-hatian
dalam menggunakan internet harus diperhatikan sebelum pesan itu dibuat dan
disebarkan di dunia maya.28
Kehadiran internet telah membawa suatu harapan dan tantang baru
bagi PKS dalam penegakan demokrasi, terutama di kalangan masyarakat
Indonesia. Ini diharapkan dapat memfasilitasi penyebarluasan informasi
publik serta politik untuk setiap lapisan masyarakat, termasuk menjadi
jembatan untuk kelompok opisisi dan minoritas yang dimarginalkan untuk
menyuarakan keinginan serta hak-haknya, di saat media massa seperti radio,
surat kabar, dan televisi banyak dikontrol dan dikuasai oleh para penguasa.
Melampaui media mainstream yang sudah ada, seperti cetak (koran,
tabloid dan majalah) dan elektronik (televisi dan radio), media sosial hadir di
28 Tabroni Roni, Komunikasi Politik Pada Era Multimedia (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012) h.156 104 tengah komunitas sosial masyarakat dunia memberikan pengaruh secara
langsung dalam berbagai aktivitas politik. Tidak terhindarkan, proses
komunikasi politik kini tidak bisa mengabaikan media sosial sebagai saluran
paling efektif karena memiliki kelebihan yang tidak dimiliki media
sebelumnya.29
Berikut sejumlah kelebihan yang dimiliki media sosial, antara
lain:
1. Menembus batas wilayah, ruang dan waktu.
2. Memperluas akses memperoleh informasi global.
3. Meningkatkan kemampuan untuk berserikat secara bebas.
4. Mengancam tatanan yang telah mapan, seperti pemerintah otokrasi.
5. Memiliki kecepatan perkembangan dan penyebaran yang sulit diatasi.30
Media sosial digunakan sebagai media komunikasi politik diantaranya
untuk berkampanye parpol dan kandidat, mengakses informasi pemilihan
umum serta informasi politik terbaru dari dalam negeri maupun luar negeri.
Media sosial menjadi medan paling efektif untuk melakukan aktivitas
penyampaian pesan-pesan politik dari atas ke bawah ataupun sebaliknya.31
Namun, di tengah kebebasan dan ruang yang sangat terbuka, kini
sensor atau editor ada di pihak penyampai pesan, seperti tim sukses atau
kandidat itu sendiri.
29 Ibid, h.152 30 Canghara, Hafied. Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.376 31 Tabroni Roni, Komunikasi Politik Pada Era Multimedia (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012), h.154 105 Sensor terhadap pesan penting dilakukan agar setiap pesan yang
disampaikan tetap berada pada koridor etika dan moral yang ada. Secara
normatif, menggunakan media sosial juga diharapkan dapat tetap berada pada
wilayah aturan pemilu yang berlaku, baik, ditingkat pusat maupun daerah.32
Bersamaan dengan itu, formula yang dipakai oleh PKS dalam
membuat strategi kreatif iklan kampanyenya adalah adanya exposure dan bisa
memanfaatkan momentum sehingga terlihat unik dan berbeda dengan iklan
kampanye politik parpol yang lainnya.
Sesuai dengan apa yang dikatakan Mardani Ali Sera, Ketua DPP PKS
mengenai exposure dengan memanfaatkan momentum untuk iklan
kampanyenya,
“Ya contohnya seperti pembuatan video harlem shake, kita biasanya memanfaatkan momentum, ada momentum seperti apa yang lagi pada banyak dibicarakan ya kita angkat momentum itu, minimal exposurenya harus tercapai, unik dan beda sama yang lain. Makanya kalau dilihat iklan-iklan PKS kemarin beda sama iklan dari lain”.33
Dengan konsep komunikasi ideologi PKS dari setiap iklan kampanye
kreatif yang dibuat, yaitu ingin membentuk brand dan membangun
kesadaran.
32 Ibid 33 Wawancara Pribadi dengan Mardani Ali Sera (Ketua DPP PKS), DI Kompleks DPR/MPR RI, Gedung Nusantara I, Lantai 3, Ruang No.335, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Senin, 20 Mei 2013 pada pukul 11.30 WIB 106 Gambar (2)34
Harlem Shake PKS di Media Sosial Youtube
Kesadaran merupakan langkah awal untuk mecari simpati dan
dukungan dari masyarakat luas, maka menurut PKS dengan “menunggangi”
gelombang yang sedang banyak dibicarakan dengan memanfaatkan
momentum seperti pembuatan video harlem shake, diharapkan masyarakat
akan memahami sistem nilai, norma dan bentuk masyarakat ideal yang ingin
diciptakan oleh PKS.
Berikut pembenaran Mardani Ali Sera perihal maksud dalam
pembuatan video harlem shake di media sosial Youtube,
“Ya konsepnya seperti membangun brand PKS dan meneguhkan jati diri PKS contohnya seperti dulu ada harlem shake yang PKS buat, kita ingin mencoba “menunggangi” gelombang yang sedang ramai dibicarakan, tetapi kalau kita melihat harlem shake yang dibuat oleh PKS itu sendiri sebenarnya hanya untuk membangun kesadaran, karena umumnya harlem shake yang sudah banyak dibuat cuma buat senang-senang aja, kalau di kita karena kita partai Islam maka isinya itu pas orang-orang itu lagi harlem shake kita tunda sama adzan
34 Sumber gambar: https://www.facebook.com/photo.php ?fbid=4669 55053374064&set=a.466953983374171.1073741837.453351114734458&type=3&theater diambil dari data resmi melalui akun facebook “Kabar PKS” yang diolah pada hari Kamis tanggal 12 September 2013 Pukul 17:09 WIB 107 sholat, jadi mereka berhenti terus mereka ikut sholat sama kita. Ya itu juga salah satu konsep yang dibuat sama tim kreatif kita”.35
Berbeda dengan platform partai politik, isu politik harus berangkat
dari permasalahan yang ada dalam masyarakat. Isu politik merupakan topik
dan bahasan yang mencerminkan isu-isu terkini yang sedang diahadapi oleh
masyarakat. Konsekuensi logisnya, partai politik harus terus-menerus meng-
up-date data dan informasi tentang kondisi yang tengah dihadapi masyarakat.
Dan pemilihan isu politik seperti apa yang ingin diungkap, setidaknya harus
sesuai dengan ideologi PKS.
Strategi komunikasi politik PKS dengan mengangkat isu-isu terkini
khususnya di media sosial adalah lebih kepada isu-isu lokal, isu lingkungan
dan isu pendidikan, dimana hanya beberapa isu-isu yang sedang up date saja
yang diangkat, tetapi bukan hanya itu PKS juga menggunakan tokoh untuk
lebih membangun image itu sendiri.
Tokoh atau figur politik merupakan salah satu elemen infrastruktur
politik yang juga merupakan kekuatan sosial politik dalam masyarakat.
Peranan tokoh politik menjadi sentral karena budaya politik Indonesia masih
bergantung pada ketokohan atau sosok figure, ini tergambar dari pernyataan
Mardani Ali Sera, perihal isu-isu yang diangkat di media sosial, khususnya
Youtube,
“Yang banyak diangkat itu isu lokal, isu lingkungan dan isu pendidikan, kalau isu lokal itu contohnya bencana banjir, kekeringan dan semacamnya kemudian isu lingkungan, pengangguran juga termasuk didalamnya ya isu-isu yang isinya sedang up date saja kita
35 Wawancara Pribadi dengan Mardani Ali Sera (Ketua DPP PKS), DI Kompleks DPR/MPR RI, Gedung Nusantara I, Lantai 3, Ruang No.335, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Senin, 20 Mei 2013 pada pukul 11.30 WIB 108 ulas lalu kita angkat, lalu yang terakhir itu isu tentang pendidikan misalnya bermain di bidang akademis bisa dimulai dari proses UN, lalu soal kualitas pendidikan yang bagus, dan juga bila PKS TV menggunakan seorang tokoh untuk mengangkat sebuah isu, itu juga akan membangun image tersendiri untuk PKS”.36
Setelah membuat pesan, kemudian dapat ditarik beberapa isu untuk
digunakan dalam kampanye. Isu-isu tersebut dapat dikomunikasikan kepada
para pemilih melalui beragam media. Pesan politik yang tertuang dalam isu
politik merupakan hal pertama yang dapat membedakan satu partai politik
dengan partai lainnya.
Pemilihan isu dan permasalahan yang dianggap penting dalam
masyarakat merupakan strategi positioning partai politik. PKS dapat memilih
dan menempatkan prioritas isu politik yang ingin diangkat di tingkat nasional.
Karena tidak banyak isu nasional yang dapat menarik perhatian
masyarakat luas, masing-masing partai politik berusaha menemukan isu
politik yang dapat menarik perhatian tersebut.
Agar berhasil, iklan kampanye PKS memiliki pesan yang kuat dengan
menargetkan para pemilih. Melalui polling, kategorisasi dari pemilih, dan
pembangunan koalisi, pesan kampanye dapat dibuat. Untuk selanjutnya pesan
tersebut, PKS perlu untuk dikomunikasikan dalam rangka untuk menang pada
hari pemilihan.
E. Ekspresi Simbolik Komunikasi Politik PKS di Media Sosial
Mobilisasi massa yang memanfaatkan tempat-tempat strategis untuk
menunjukkan dukungan politik. Euphoria politik, salah satunya muncul
36 Wawancara Pribadi dengan Mardani Ali Sera (Ketua DPP PKS), DI Kompleks DPR/MPR RI, Gedung Nusantara I, Lantai 3, Ruang No.335, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Senin, 20 Mei 2013 pada pukul 11.30 WIB 109 sebagai respons atas kebebasan berekspresi.37 Sebagai bentuk euphoria para
politikus, Negara kita menghadapi babak baru bermedia. Kampanye politik
memasuki era media sosial yang memerlukan keahlian khusus sebab media
sosial memiliki karakteristik yang berbeda dengan media massa konvensional
(cetak dan elektronik).
Semakin majunya era globaliasi informasi dan komunikasi telah
memberikan banyak alternatif strategi komunikasi dalam berkampanye.
Melalui media sosial, kampanye dapat dilakukan pada tiga segmen sekaligus,
yaitu massa, antar pribadi, dan organisasi. Dengan jumlah pengguna di
Indonesia yang mencapai 25 juta melebihi Filipina, Malaysia, dan Vietnam,
media sosial dijadikan sarana kampanye yang dianggap efektif di Indonesia.38
Penggunaan simbol-simbol agama di ruang-ruang media sosial yang
belakangan marak kita lihat adalah bagian dari fenomena pertumbuhan
ekonomi di negara kita. Demokrasi yang kita raih tidak memberi banyak opsi
kepada kelompok-kelompok Islam selain mengikuti “aturan main” yang
disepakati bersama dalam ruang deliberasi yang kita sebut parlemen. Kita
patut bersyukur bahwa kekuatan-kekuatan ideologis di negeri ini cukup
berimbang. Keinginan satu kelompok untuk memaksakan ideologinya,
karenanya, tak mudah dilakukan.39
37 Muhtadi Asep. “Komunikasi Politik Indonesia Dinamika Islam Politik Pasca-Orde Baru” (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h.123 38 Tabroni Roni, Komunikasi Politik Pada Era Multimedia (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012) h.158 39 “Islam dalam Transisi Demokrasi di Indonesia”, Diolah pada hari Senin, 1 Juli 2013, Pukul 12:46 WIB dan di akses dari http://www.islamlib.com/?site=1&aid=1827&cat= content&title=kolom 110 Dalam dunia politik, kita menyaksikan munculnya partai-partai Islam
dengan corak baru. Didesak oleh situasi yang terus berubah, partai-partai ini
mendefinisikan kembali jati dirinya yang berbeda dari partai-partai serupa.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah salah satu contoh “spesiasi” yang
terjadi dalam dunia politik kita. Percampuran antara politik Islam warisan
masa silam dengan semangat yang ditransfer dari luar menghasilkan “spesies”
baru. PKS adalah sebuah kreatifitas hasil adaptasi generasi kaum terdidik
Muslim dengan lingkungan yang baru.40
Perihal menjelang Pemilu Legislatif 2014 nanti, Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) mendapat nomor urut tiga pada pengundian partai peserta
pemilu 2014 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), beberapa saat lalu.
Dalam menghadapi rangkaian proses Pemilu yang kian dekat, PKS tetap
optimis mampu mencapai posisi 3 besar.
Beberapa kasus yang dialami saat ini, dimaknai sebagai ujian bagi
PKS untuk bisa meraih posisi yang lebih baik. Demikian yang disampaikan
Ketua Fraksi PKS DPR RI, Hidayat Nur Wahid berikut pernyataannya.
“PKS tetap optimis menembus 3 besar dengan kondisi seperti ini. Tidak ada alasan untuk mengubah target kemenangan kami. Kondisi ini kami maknai sebagai ujian agar PKS lebih baik dan naik kelas”.41
Politikus senior PKS, Hidayat Nurwahid mengakui, angka tiga
termasuk dalam salah satu angka yang mudah diterima oleh masyarakat saat
melakukan sosialisasi ataupun kampanye. Namun demikian, menurut Hidayat
Nur Wahid, nomor urut peserta pemilu bukanlah sesuatu yang menentukan
40 Ibid 41 Hidayat Nur Wahid, “PKS Tetap Optimis Tembus 3 Besar” diunduh tanggal 12 Juli 2013 pukul 2:28 WIB dari http://fraksipks.or.id/content/pks-tetap-optimis-tembus-3-besar 111 suara partai pada pemilu 2014 nanti. Sebab, faktor yang mempengaruhi
masyarakat untuk memilih bukanlah berdasarkan pada nomor urut.
Sesuai pernyataannya mengenai ekspresi simbolik yang akan
digunakan oleh PKS saat memperkenalkan nomor urut pesertanya,
“PKS tidak segan menggunakan ikon metal saat melakukan kampanye, dengan menunjukkan ibu jari, telunjuk, dan kelingking. Bisa metal, bisa bagaimana saja. Yang lebih mudah memang mengkomunikasikan dibawah nomor lima".42
Menurut PKS penjabaran cinta adalah pendekatan ke konstituen
dengan sentuhan kemanusiaan. Jargon kerja diusung agar kader PKS se-
Indonesia selalu bekerja berdasarkan kerja keras dengan hati untuk membawa
partai ini ke tiga besar Pemilu 2014. Dan Harmoni, membuat Indonesia
sebagai bangsa yang beragam tetap utuh, dan pada waktu yang sama
Indonesia bisa terus tumbuh. Dengan dasar itu PKS mengandalkan
strategi human touch untuk merebut simpati masyarakat. Ujung dari program
PKS adalah memassifkan silaturahim ke seluruh elemen oleh kader-kader.
Sesuai pernyataan Anis Matta selaku Presiden PKS mengenai
keterangan jargon yang akan di pakai PKS menjelang Pemilu 2014,
“Kira-kira cinta, kerja dan harmoni ini adalah nilai-nilai inti yang disimpulkan dalam satu kata, yaitu gotong royong"43
42 Hidayat Nur Wahid, “Wow! PKS Dapat Nomor Urut 3, Saat Kampanye Akan Gunakan Jari Metal” diunduh tanggal 12 Juli 2013 pukul 2:28 WIB dari http://www.voa- islam.com/news/indonesiana/2013/01/15/22777/wow-pks-dapat-nomor-urut-3-saat-kampanye- akan-gunakan-jari-metal/?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter 43 Anis Matta, “PKS Usung Jargon Cinta, Kerja dan Harmoni” diunduh tanggal 17 Juli 2013 pukul 12:59 dari http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/04/18/mlfjyb-pks- usung-jargon-cinta-kerja-dan-harmoni 112 Strategi PKS dalam menghadapi Pemilu Legislatif 2014 adalah memanfaatkan berbagai segi mulai dari konsep awal menyusun rencana pemilihan kader, media-media kampanye yang digunakan anggaran dana yang menunjuang aktifitas kampanye serta langkah politik melalui proses lobby dan negoisasi yang dilakukan oleh PKS pada kampanyenya dalam memperoleh dukungan mutlah dari masyarakat Islam.
Pemanfaatan Media Komunikasi PKS menerapkan kampanye yang bersifat dua arah (bi-directional campaign). Penyelenggaraan kampanye dalam konteks ini menyadari keterbatasan media massa dalam mempengaruhi khalayak. Untuk itu pada aplikasi pemanfaatan media komunikasi dalam kampanye PKS menggunakan media-media yang dapat bersifat dua arah seperti media survey dan komunikasi melalui media sosial.
Media berkampanye yang dilakukan oleh PKS salah satunya adalah menggunakan media sosial facebook dan twitter. Media kampanye jejaring sosial seperti facebook dan twitter digunakan karena manfaatnya yang luar biasa. Masyarakat yang ingin tau lebih dalam tentang seluk beluk program, visi misi serta berkomunikasi dengan memberi saran dan kritik dapat dilakukan dengan mengakses Calon Legislatif di media sosial seperti facebook, twitter dan website.
Dalam media sosial facebook dan twitter tim sukses Calon Presiden
PKS mengekspresikan iklan kampanyenya dengan memberikan pesan dukungan dan mencitrakan positif pasangan Capres. Dalam media sosial, siapapun dan kapanpun dapat mengaksesnya sehingga pemanfaatan dalam
113 komunikasi ini sangat efektif. Bahkan komunikasi dapat terjalin secara langsung antara Capres PKS dengan masyarakat dimana pertanyaan- pertanyaan dapat langsung diajukan di facebook dan twitter dan Capres dapat langsung menjawab ataupun berkomentar dari pertanyaan yang diajukan tersebut.
Disini sudah terlihat bahwa facebook dan twitter yang digunakan oleh
PKS dalam mengekspresikan kampanyenya menjadi satu kelebihan dari media sosial bahwa media ini dapat menjangkau wilayah tanpa batasan ruang dan waktu menemui orang yang tidak kita kenal tetapi bisa menjadi orang yang dekat dengan kita di media sosial.
Penyelenggara kampanye PKS juga menggunakan strategy oriented campaign dimana PKS dalam konteks ini menyadari keterbatasan media massa dalam mempengaruhi sasaran khalayak.
Karena itu, pemanfaatan saluran komunikasi kelompok dan antarpribadi sangat dipentingkan oleh PKS untuk mengoptimalkan pesan- pesan yang disampaikan melalui media sosial.
Faktor kendala dan penghambat dalam memanfaatkan media adalah besarnya anggaran dana yang dibutuhkan sehingga membuat tim kampanye bekerja keras untuk menanggulangi kesulitan dari anggaran dana yang tinggi, adanya sentiment antara partai dalam pemasangan dan penempatan media kampanye sehingga terjadi deadlock antar partai.
Ada beberapa media kampanye yang dirasa sulit dalam pembuatannya serta ada media kampanye yang dianggap tidak efektif seperti media sticker,
114 keterbatasan waktu, tenaga pikiran dan dana dalam pembuatan media-media
kampanye tersebut.
Contohnya seperti anggaran dana yang dikeluarkan PKS dalam
membuat satu iklan kampanye di media sosial pada waktu Pemilu Legislatif
2009 kemarin, berikut rincianya sesuai pernyataan Mardani Ali Sera,
“Youtube itu kalau yang seperti ini karena kita bekerja sama dengan Fastcomm waktu itu angkanya sekitar 15 sampai 20 juta untuk durasi 1 menit, tapi ini yang professional, tapi kalau yang dibuat oleh humas dan tim kreatif kita sendiri misalnya iklan politik harlem shake ini hitungannya gratis, jadi ceritanya waktu kita Mukernas Humas di Lombok, disitu ada pantai sengigih, beberapa tim kreatif kita muncul ide buat harlem shake disana tapi tetap ada pesan yang ingin kita sampai tadi kesadaran, nah kalau untuk biaya alat sewa seperti kameranya rata-rata sekitar 5 juta buat sekali sewa”
A) Performa Komunikatif PKS
Performa komunikatif merupakan sesuatu yang harus dilakukan
oleh setiap partai politik, ini dilakukan supaya partai politik dapat menjaga
eksistensiya sebagai suatu organisasi politik.
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi politik atau yang
dikenal sebagai partai politik yaitu PKS mengenai bagaimana partai ini
membentuk sebuah performa komunikatif diantara para kader,
konstituennya dan masyarakat secara luas, terutama dalam rangka
menghadapi pemilu 2014.
Performa (performance) adalah metafora yang menggambarkan
proses simbolik pemahaman akan perilaku manusia dalam sebuah
organisasi seringkali memiliki unsure teatrikal, di mana baik supervisor
115 maupun karyawan (kader partai dalam hal ini) memilih untuk mengambil
peranan atau bagian tertentu dalam organisasi mereka.44
Dalam menjaga performa, tentu saja terkait dengan citra dan
agenda mereka.45 Oleh sebab itu partai PKS melakukan beberapa upaya
agar dapat menjaga eksistensinya didalam dunia politik.
Sesuai dengan teori performa komunikatif, PKS melalui iklan
politiknya melakukan performa sosial, politis dan enkulturasi. Performa
sosial PKS, melalui iklan politiknya PKS berusaha mensosialisasikan
kepada masyarakat bahwa organisasi atau partai ini adalah pilihan yang
tepat untuk mengemban amanat rakyat di kursi legislatif.
PKS mengklaim bahwa satu-satunya partai dakwah, maka akan
mudah berdakwah jika melalui kekuasaan inilah performa politis PKS.
Terakhir, performa enkulturasi PKS dapat dilihat dari beberapa iklan PKS
juga membawa pesan bahwa jika PKS berkuasa maka kader-kader yang
telah terpilih akan bersih, peduli dan professional.
Berikut adalah langkah-langkah atau kegiatan yang dilakukan oleh
partai PKS yang bertujuan untuk tetap menjaga performa mereka dalam
menghadapi Pemilu legislatif 2014.
44 Richard West & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi (Jakarta: Salemba Humanika, 2008) h.325. 45 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industry Citra, (Jakarta: Lasswell Visitama, 2010), h.100 116 1. Performa Ritual
Merupakan semua performa komunikasi yang terjadi secara
teratur dan berulang.46 Ini menyangkut semua berita yang dilakukan
oleh partai PKS Pra Pemilu Legislatif 2014.
Gambar (3)47
Performa Ritual PKS, ”Berita Rakernas dan Rapimnas PKS Cinta, Kerja
dan Harmoni”.
Dalam hal ini Performa Ritual yang dilakukan Oleh PKS
adalah proses pengkaderan dan memberikan kegiatan sesuai program
kerja seperti Rapimnas dan Rakernas PKS yang dilaksanakan secara
rutin kepada setiap kader-kadernya untuk menjalin hubungan
46 Ibid, h.326 47 Sumber gambar: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=4669550 53374064&set=a.466953983374171.1073741837.453351114734458&type=3&theater diambil dari data resmi akun facebook “Kabar PKS” yang diolah pada hari Kamis tanggal 12 September 2013 Pukul 16:58 WIB 117 komunikasi politik agar lebih baik dalam mensosialisasikan program-
program partai kepada konstituennya. Serta membuka simpul-simpul
massa dan membuat strategi iklan kampanye di media massa dalam
menghadapi Pra Pemilu Legislatif 2014.
2. Perfoma Sosial
Merupakan perpanjangan sikap santun dan kesopanan untuk
mendorong kerja sama diantara anggota organisasi.48
Gambar (4)49 Performa Sosial PKS, ”Berita Serba-serbi Silaturahim Anis Matta dengan Ulama Jawa Tengah”.
Dalam hal ini adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh
partai PKS dalam bekerja sama dengan para kader PKS. Performa
sosialnya adalah berupa kesantunan dan kesopanan yang ditujukan
48 Ibid, h.326 49 Sumber gambar: https://www.facebook.com/photo.php ?fbid= 466615670074669&set= a.466615056741397.1073741835.453351114734458&type=3&theater diambil daridata resmi akun facebook “Kabar PKS” yang diolah pada hari Kamis tanggal 12 September 2013 Pukul 17:00 WIB 118 oleh Partai Keadilan Sosial untuk kerjasama di antara para kader dan
calon konstituennya melalui iklan politik PKS yang berusaha
mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa organisasi atau partai ini
adalah pilihan yang tepat untuk mengemban amanat rakyat di kursi
legislatif.
3. Performa Politis
Merupakan perilaku organisasi yang mendemonstrasikan
kekuasan dan kontrol.50
Gambar (5)51 Performa Politis PKS,” Berita Ceramah Kebangsaan Presiden PKS (Anis Matta) di NTB”.
Karena biasanya organisasi bersifat hierarkis, harus ada seseorang
dengan kekuasaan untuk mencapai segala sesuatu dengan memiliki cukup
50 Ibid, h.327 51 Sumber gambar: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=463 48396 7054506&set=a.463482803721289.1073741832.453351114734458&type=3&theater diambil dari data resmiakun facebook “Kabar PKS” yang diolah pada hari Kamis tanggal 12 September 2013 Pukul 17: 04 WIB 119 kontrol untuk mempertahankan dasar-dasar yang ada. Yakni menyangkut
cara mendapatkan konstituen baru dan mempertahankan konstituen lama,
dalam bentuk Ceramah Kebangsaan PKS maka akan mudah berdakwah
jika melalui kekuasaan.
4. Performa Enkulturasi
Dalam performa ini, Partai PKS meningkatkan komunikasi politik
dan bagaimana menjadi politisi yang dapat mencapai jabatan publik serta
mensosialisasikan program-progam partai kepada konstituennya.52
Gambar (6)53
Performa Enkulturasi PKS, ”Berita Kampanye Hari Kedua Aep Nurdin
Kunjungi Pasar Sindangkerta”
52 Ibid, h.327 53 Sumber gambar: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=4634839670545 06&set=a.463482803721289.1073741832.453351114734458&type=3&theater diambil dari data resmi akun facebook “Kabar PKS” yang diolah pada hari Kamis tanggal 12 September 2013 Pukul 17: 10 WIB 120 Performa enkulturasi PKS dapat dilihat dari beberapa foto kampanye kader PKS Aep Nurdin yang juga membawa pesan bahwa kader-kader yang telah terpilih kini bekerja berdasarkan cinta, kerja dan harmoni, contohnya seperti foto Kader PKS Aep Nurdin yang sedang menyapa dan menyaring aspirasi para pedagang di pasar sindangkerta.
Dari performa komunikatif yang dilakukan oleh PKS, disini PKS memperlihatkan bahwa tidak terlalu mengutamakan kampanye melalui media massa dengan membuat iklan politik, tetapi melalui iklan-iklan politik yang dibuat PKS terutama di media sosial ditunjukkan untuk mengubah persepsi dan image PKS di masyarakat. Iklan-iklan politik PKS sebagai pendukung strategi-strategi kampanye PKS yang lain seperti kaderisasi dan membuka simpul-simpul massa.
Berbeda halnya dengan misalnya, Gerindra dan Demokrat yang menghabiskan dana kampanye yang luar biasa banyaknya untuk beriklan di media massa. Kedua partai ini memang lebih mengutamakan berkampanye melalui media massa dengan iklan politik. Dan tentu saja dengan dana raksasa yang disediakan untuk berkampanye di media massa, hasilnya pun terbukti berpengaruh pada perolehan suara kedua partai ini.
Namun dengan dana kampanye yang jauh dibawah Gerindra dan
Demokrat, PKS menciptakan iklan-iklan yang menjadi perhatian publik semasa kampanye berlangsung. Ini terbukti dari iklan politik PKS beberapa minggu diperbincangkan dan diperdebatkan di media massa.
121 Dari hasil perolehan suara diatas, dapat disimpulkan bahwa iklan
politik PKS tidak mempengaruhi dari elektabilitas suara PKS pada Pemilu
legislatif 2009 lalu. Walaupun dari iklan politiknya, PKS melakukan
manuver-manuver politik yang berani dan terobosan-terobosan baru dalam
iklannya yang dilakukan partai lain, namun fakta berkata lain dan PKS
hanya mendapatkan 7 persen suara dengan target suara 15 persen serta
perolehan suara 20 juta suara hanya mendapatkan 8,2 juta suara.
F. Makna Ekspresi Simbolik Komunikasi Politik PKS di Sosial Media.
Apa yang dilakukan para capres, cagub, dan cawalkot pada period era
belakang ini merupakan proses kampanye model baru bagi perkembangan
demokrasi di Indonesia. Kendati kampanye lewat internet masih terkesan
dilakukan seadanya, banyaknya situs yang dibuat para caleg dan partai politik,
diharapkan mengalami kemajuan pada masa yang akan datang.
PKS ingin memberi tahu masyarakat bahwa PKS itu dapat dipercaya.
Oleh sebab itu, PKS melancarkan strategi komunikasi politik dengan
menampilkan jenis-jenis iklan kreatif yang dapat diterima masyarakat banyak.
Dari beberapa jenis iklan yang ditampilkan, PKS lebih banyak mengusung
jenis iklan Reporte Netral dan jenis iklan Image Content, dengan alasan
bahwa jika iklan yang ditampilkan lebih mengangkat image partai, maka
feedback nya mudah diterima.
Menjelang di Pemilu Legislatif 2014 mendatang, PKS menggunakan
“wajah baru” dalam memaknai perihal nomor urut pesertanya yang bernomor
tiga, bahkan PKS tidak segan menggunakan ikon metal saat melakukan
122 kampanye, dengan menunjukkan ibu jari, telunjuk, dan kelingking. Ini dimaknai agar masyarakat mudah mengenal PKS dengan simbol yang lebih
“kekiniian” dan agar menarik perhatian kalangan pemula tentunya.
Sebuah partai memang mempunyai hak penuh mengenai jenis iklan seperti apa yang akan ditampilkan. Namun alangkah baiknya, jika dalam tayangan iklan tersebut tidak hanya mengusung image partai saja, visi misi kedepan dari partai tersebut juga harus dibahas. Masyarakat kita sudah bisa menilai, partai mana yang hanya sekedar mengobral janji-janji palsu dan partai mana yang benar-benar akan membantu mereka kea rah yang lebih baik.
Masyarakat sekarang butuh tindakan bukan hanya jargon kosong saja, masyarakat butuh kejelasan dan keyakinan bahwa partai yang nantinya mereka pilih adalah partai yang benar-benar pro terhadap rakyat.
Di image PKS yang baru saat ini, PKS pun sudah membentuk sebuah jargon baru, untuk menarik kembali simpati rakyat, jargon “Cinta, Kerja dan
Harmoni” dimaknai PKS berdasarkan penjabaran “Cinta” adalah pendekatan ke konstituen dengan sentuhan kemanusiaan. Jargon “Kerja” diusung agar kader PKS se-Indonesia selalu bekerja berdasarkan kerja keras dengan hati untuk membawa partai ini ke tiga besar Pemilu 2014. Dan “Harmoni” membuat Indonesia sebagai bangsa yang beragam tetap utuh, dan pada waktu yang sama Indonesia bisa terus tumbuh. Dengan dasar itu PKS mengandalkan strategi human touch untuk merebut simpati masyarakat. Ujung dari program
PKS adalah memassifkan silaturahim ke seluruh elemen oleh kader-kader.
123 Tujuan PKS membuat jargon “Cinta, Kerja dan Harmoni” memang tak hanya ingin menarik kembali simpati khalayak, di media sosial youtube, iklan kampanye yang dimunculkan PKS juga tak kalah unik adalah dengan memunculkan exposure yang bisa memanfaatkan momentum seperti harlem shake, menurut PKS dengan “menunggangi” gelombang yang sedang banyak dibicarakan dengan memanfaatkan momentum seperti pembuatan video harlem shake, diharapkan masyarakat akan memahami sistem nilai, norma dan bentuk masyarakat ideal yang ingin diciptakan oleh PKS.
Citra ditampilkan dengan visi misi kinerja partai dan dipadukan dengan sosok muda yang mampu memimpin bangsa, tidak menutup kemungkinan perolehan suara pun meningkat karena tidak hanya remaja atau golongan tengah saja yang memilih, golongan captive dan yang bukan remaja lagi pun bisa jadi makin mantap untuk memilih PKS menjadi wakil rakyat yang dapat merubah nasib rakyat menjadi lebih baik dan bermartabat.
Proses pemaknaan pesan seringkali memainkan peranan penting dalam komunikasi, terutama komunikasi ideologi. Ideologi bukanlah barang fisik yang dapat disentuh dan diraba secara material. Tetapi ideologi membutuhkan peran serta aktif dari masyarakat untuk memberikan arti, makna dan nuansa yang terkandung di dalamnya.
Ideologi PKS tidaklah menjadi mengherankan apabila komunikasi ideologi tersebut mengkomunikasikan sesuatu yang bersifat simbolik.
Simbolik yang PKS maksud adalah menekankan aspek atribut dan konotasi yang muncul di seputar kata dan objek yang dituju.
124 Ideologi PKS dalam konteks bahasa memberikan konsekuensi
tersendiri. karena, bahasa bukan sekedar alat penanda, melainkan juga harus
mampu mengkomunikasikan maknanya. Mungkin justru fungsi terpenting
bahasa yang dimaksud PKS adalah sebagai alat komunikasi yang
memungkinkan terciptanya interaksi sosial khususnya di media sosial.
Sementara itu, persepsi dan konotasi akan sesuatu hal juga dapat
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi sejarah masyarakat setempat. Sehingga
partai politik perlu hati-hati dalam mengkomunikasikan ideologinya yang
kompleks, abstrak, dan rumit menjadi sesuatu yang sederhana, mudah
dimengerti serta sesuai dengan kondisi dan situasi yang terdapat dalam
masyarakat. 54
Komunikasi yang dimaksudkan dalam kaitan ini adalah komunikasi
internal dengan para pendukungnya, sekaligus juga dengan masyarakat luas,
media bahkan juga dengan lawan politik. Sementara itu, bahasa ideologi
tertentu juga harus dapat dengan mudah dipahami oleh lawan politik yang
memiliki faham dan system nilai berbeda.
Tanpa sifat mudah dipahami, bahasa yang dipakai ideologi tak akan
memberikan dampak optimal,bahkan bisa pula merugikan.55
Untuk masyarakat luas, ideology PKS harus mampu diterjemahkan
dalam bentuk-bentuk bahasa yang dapat dipahami oleh lapisan masyarakat
manapun. Misalnya, struktur masyarakat petani pastilah memiliki ‘bahasa’
54 Firmanzah,”Mengelola Partai Politik Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik Di Era Demokrasi” (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h.104 55 Firmanzah,”Mengelola Partai Politik Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik Di Era Demokrasi” (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h.104 125 yang berbeda dengan masyarakat ‘industri’. Untuk itulah ideology PKS
dituntut “luwes”, agar dapat dipahami oleh tiap-tiap lapisan masyarakat.
Dalam hubungannya dengan media, ideology PKS harus mudah pula
dipahami, agar tidak terjadi “Miss Communication” ketika disebarkan secara
luas olehnya.
G. Konten Komunikasi Politik PKS di Media Sosial
Dalam komunikasi yang dilakukan oleh PKS terhadap masyarakat,
menonjolkan sikap dan perilaku kekeluargaan, sehingga masyarakat pun lebih
open self dalam menerimanya.
Dalam pengaruh persepsi interpersonal pada komunikasi interpersonal.
Opini-lah yang sangat menentukan, opini dapat timbul dari arah amana saja,
bisa dari sikap, perilaku, ucapan, karakter dan sebagainya.
Gambar (10)56 (Gambar Banner PKS Mengenai Hari Olahraga Nasional di Media Sosial Facebook)
56 Sumber gambar: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=5255178 90851113&set= a.453599101376326.1073741828.453351114734458&type=1&theater diambil dari akun facebook “Kabar PKS” yang diolah pada hari Kamis tanggal 14 September 2013 Pukul 08:33 WIB 126 Penjelasan gambar diatas terbukti seperti bagaimana PKS membuat opini publik yang mencitrakan dirinya melalui banner PKS Mengenai Hari
Olahraga Nasional.
Melalui banner tersebut komunikasi PKS secara langsung dengan masyarakat dapat terjadi melalui comment dengan akun facebook yang bernama Abe Fa yang berkomentar:
“Jgan korupsi lg biar olahraga indonesia maju n jaya ....”
Kemudian di tanggapi kembali oleh akun facebook Kabar PKS dengan berkomentar sebagai berikut:
“Alhamdulillah sampai saat ini PKS tidak ada yg terbukti korupsi, LHI pun sampai sekarang tidak pernah menerima uang suap dan persidangan masih berlanjut pun sampai saat ini belum terbukti doakan kami agar tetap bersih”.
Di sinilah PKS dalam membentuk opini publik yang mencitrakan dirinya agar dapat menjadi pilihan masyarakat, melalui strategi-strategi yang bersifat kemasyarakatan sosial, kekeluargaan yang berhubungan langsung dengan masyarakat, PKS berharap dapat menyimpan asset suara di pemilu berikutnya.
Pendukung PKS sendiri dapat dikategorisasikan menjadi dua kelompok. Pertama; kelompok masyarakat yang loyal, tidak mudah berubah dari hulu sampai sekarang, yang disebut sebagai basis tradisional. Kedua; kelompok simpatisan yang dukungannya ditentukan oleh kinerja dan isu yang diusung partai. Rekapitulasi dan akumulasi kedua kelompok pendukung ini menuujukan tingkat kebesaran dan akseptabilitas PKS.
127 Jika dilihat dan dibagi dalam kategorisasi pendukung PKS, maka
konten komunikasi politiknya pun akan berbeda sesuai segmentasi
kelompoknya masing-masing, jika yang dituju adalah kalangan pemula, maka
konten bahasa komunikasi politik yang digunakan PKS di media sosial dirasa
sudah tepat untuk dapat meraih pundi-pundi suara.
Sesuai pernyataan Chandra Alif perihal strategi PKS dalam membuat
akun di media sosial untuk memperkenalkan dan menarik perhatian khalayak
pemilih pemula di Pemilu legislatif 2014, berikut pernyataannya,57
“Ya kalo sosial media ini kan, orang-orang banyak menggunakan dan penggunanya usianya relatif tergolong muda, kalo dalam pemilu ini pemilih pemula nih sasarannya, dan PKS juga engga mau ketinggalan soal itu, kita juga mengoptimalkan kader-kader kita supaya aktif di media sosial, kader-kader kita aktif, struktur kita juga aktif, lihat aja searching coba di Google misalnya cari PKS, itu tuh keluarnya banyak banget, Facebooknya PKS nya banyak, akun Twitter nya banyak, dari DPP, DPW, DPC DPRa itu semua ada aja akunya PKS, ya itu salah satu strategi kita juga membuat akun sebanyak-banyak di media sosial agar masyarakat mudah mengenal kita ketika mereka mencari di media sosial tersebut”.
Salah satu tujuan PKS dalam memanfaatkan media sosial adalah
untuk memperkenalkan nomor urut tiga di Pemilu Legislatif kepada
masyarakat khususnya kalangan pemilih pemula agar lebih mudah
mencarinya dengan cara mengoptimalkan setiap kader PKS supaya aktif di
media sosial.
Dengan cara membuat akun seperti di facebook, twitter dan website
sebanyak-banyak dan memberikan informasi untuk lebih membuka
komunikasi kepada masyarakat langsung.
57 Wawancara Pribadi dengan Chandra Alif (Humas DPP PKS), DI TB Simatupang No. 82 Jakarta Selatan, Rabu, 19 Juni 2013 pada pukul 13:40 WIB 128 Media sosial semacam facebook, twitter dan website dipilih PKS
karena dirasa dapat mewakilkan untuk menyampaikan pesan kampanyenya
kepada masyarakat yang tidak dapat ditemui secara langsung.
Karena kini siapapun kalangan masyarakatnya dapat mengakses
melalui facebook, twitter dan website dengan berkomentar memberi
dukungan ataupun kritik secara langsung.
Dalam media sosial facebook, twitter dan website PKS memberikan
keterbukaan kepada masyarakat untuk bertanya tentang Program, Visi dan
Misi serta Saran maupun Kritik atau apapun yang terkait dengan Pemilihan
Calon Legislatif di Pemilu 2014. Media ini memberikan peluang bagi
masyarakat untuk melakukan komunikasi dua arah kepada Calon Presiden.
H. Respon Netizen Terhadap Komunikasi Politik PKS di Media Sosial.
Sebagaimana di Negara-negara maju, media sosial jika dimanfaatkan
dengan baik maka dapat membantu proses kampanye dengan daya jangkau
yang lebih luas dan lebih efektif, paling tidak melengkapi kampanye yang
selama ini telah dilakukan. Media sosial dapat digunakan sebagai media
penyampaian visi, misi dan rencana kerja kepada konstituen.
Konstituen dapat memberi kritik dan sarannya melalui situs web
tersebut, misalkan dengan membuat kolom pendapat dan tanggapan di dalam
situs web. Konstituen dapat berpartisipasi dalam menentukan prioritas
program kerja sehingga arus informasi dapat dilakukan secara top-down dan
buttom-up. Proses komunikasi yang dibangun akan bersifat dua arah.
129 Menurut Rhenald Kasali yang dikutip oleh Hafied Cangara, iklan
politik sama sekali tidak punya andil pada jumlah perolehan suara, meski
ditayangkan habis-habisan. Iklan hanya berdampak pada naiknya kesadaran
(awareness) pemilih terhadap partai. Orang memilih bukan hanya karena
awareness saja, melainkan yang dibutuhkan adalah kepercayaan dan karakter
kandidat.58
Lebih lanjut Kasali menambahkan bahwa partai politik perlu
menggunakan metode pemasaran politik (political marketing) untuk
memasarkan diri, khususnya bagi partainya yang memperoleh predikat
“kepercayaan rendah” (lowtrust) ataupun distrust. Mereka sudah harus
merancng kemasan mulai dari penampilan tokoh, kegiatan partai itu sndiri,
pemberian pernytaan politik sampai jajak pendapat yang bisa mengeevaluasi
secara terus-menerus, karena dalam political marketing bukan iklan yang
seharusnya dikomunikasikan ke publik, malainkan perilaku orang-orang
partai.59
Dan menurut Bambang Haryanto, seorang konsultan strategi
komunikasi di media sosial, kampanye di media sosial jauh lebih efektif
apabila dijalankan menurut norma internet sebagai media yang egaliter, yaitu
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Tidak dijalankan secara monolitis,
terpusat, top down. Peluang inilah yang harus bisa dimanfaatkan oleh PKS
agar dapat memberi peluang kepada konstituen untuk memberikan pendapat
58 Cangara Hafied, Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009), h 437 59 Cangara Hafied, Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009), h 437 130 dan pemikiran-pemikirannya kepada para kandidat, dan para kandidat dapat menyerap aspirasi dan suara rakyat.60
Penggunaan media sosial dalam politik sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan pengetahuan tentang media berbasis internet. Minimnya efek media berbasis internet disebabkan oleh pengelolaan yang kurang professional, termasuk mengisi konten yang tidak sesuai dengan karakter media online yang cenderung update setiap saat.
Media sosial menjadi strategis bukan hanya persoalan kecanggihannya, melainkan yang paling penting adalah tingkat aksebilitasnya yang luar biasa.
Perkembangan jumlah penguna internet yang dari hari ke hari semakin meningkat, menjadi sesuatu yang harus dipertimbangkan bagi siapa pun yang memiliki kepentingan politis.
Melihat peluang tersebut PKS tak ingin kalah saing dalam memanfaatkan media sosial untuk memberikan informasi terutama dalam membentuk dan memperbaiki citra, seperti halnya penilaian masyarakat yang nampak kepada PKS sebagai partai politik yang sedang didera kasus korupsi dan kasus-kasus sosial yang mengiringinya. Tentunya sulit mengetahui kesan apa yang ada di masyarakat tentang PKS saat ini, terutama dalam mengembalikan kepercayaan masyarakat.
Dan jika dilihat berdasarkan komentar-komentar masyarakat yang masuk pada berita-berita PKS yang dimuat di Kompas.com, Detik.com dan
131 lainnya terlihat bahwa mayoritas komentator terlihat ada emosi kemarahan
yang ditujukan kepada pihak PKS.
PKS dianggap partai yang kontroversial karena pemimpin partai
dakwah ini dianggap telah melakukan perbuatan tercela. Begitu juga dengan
Facebook, Twitter dan juga Kompasiana dimana respon dalam berita tersebut
lebih banyak cercaan yang ditujukan kepada PKS dibanding yang
memujinya.61
Tiadanya pesan yang jelas tentang misi sebuah kampanye politik,
terutama yang dilakukan di melalui media sosial, memperkuat dugaan bahwa
pelaku politik lebih banyak menjadikan media ini sebagai jembatan menuju
popularitas saja. Iklan politik media tak ubahnya ”serangan udara”, bahkan
propaganda melalui sarana media kepada publik.62
Seperti contoh Iklan PKS yang menampilkan tokoh KH Ahmad
Dahlan yang menuai respon negatif dari kalangan Muhammadiyah. Mantan
Ketua PP Muhammadiyah Amien Rais pun menilai sikap PKS tersebut adalah
sesuatu yang berbahaya.
Berikut pernyataan Amien Rais mengenai iklan PKS tersebut,63
"Ahmad Dahlan itu simbol Muhammadiyah. Kalau parpol memanfaatkan ketokohan Ahmad Dahlan, itu berbahaya dan penuh risiko. Karena kalau nanti parpol itu akhirnya bertentangan dengan keinginan rakyat, skandal korupsi dan lain-lain. Itu kan menjadi parah wajah Ahmad Dahlan,".
61 “Tahun 2014 PKS Mungkin Menjelma Menjadi Partai Keluarga” diunduh tanggal 26 Juli 2013 pukul 19:45 dari http://politik.kompasiana.com/2013/06/03/tahun-2014-pks-mungkin- akan-menjelma-menjadi-partai-keluarga-565604.html 62 “Pencitraan Lebih Diutamakan” diunduh tanggal 26 Juli 2013 pukul 19:45 dari http://nasional.kompas.com/read/2013/01/28/0314375/Pencitraan.Lebih.Diutamakan 63 Amien Rais, “Amien, Iklan PKS berbahaya” diunduh tanggal 28 Juli 2013 pukul 8:58 dari http://news.detik.com/read/2013/11/06/185428/1032618/10/amien-iklan-pks-berbahaya 132 Dalam pernyataannya tersebut Amien menilai, reaksi keras yang pernah disampaikan PP Muhammadiyah kepada PKS beberapa waktu lalu bukan karena ormas Islam itu tidak bangga akan tokohnya yang dijadikan simbol partai. Melainkan karena ketokohan Ahmad Dahlan tidak pantas disandingkan dengan parpol yang sarat kepentingan.
Pendukung PKS sendiri dapat dikategorisasikan menjadi dua kelompok. Pertama; kelompok masyarakat yang loyal, tidak mudah berubah dari hulu sampai sekarang, yang disebut sebagai basis tradisional.
Kedua; kelompok simpatisan yang dukungannya ditentukan oleh kinerja dan isu yang diusung partai. Rekapitulasi dan akumulasi kedua kelompok pendukung ini menuujukan tingkat kebesaran dan akseptabilitas
PKS.
Dalam strategi komunikasi politik dan pendekatan terhadap konstituen, PKS memandang masyarakat sebagai insan yang mempunyai kesadaran dinamis, bahwa masyarakat semakin rasional dalam menentukan pilihan politik, serta hubungan-hubungan sosial mereka yang bersifat organis, longgar dan terbuka. Dengan pendekatan ini masyarakat dapat menentukan pilihanya tidak lagi hanya berdasarkan symbol dan kesadaran semu bagi kepentingan mereka sendiri.
133 134
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
oleh penulis mengenai bentuk ekspresi simbolik iklan kampanye politik PKS
menjelng pemilu 2014 di media sosial dengan target khalayak masyarakat
pemilih pemula, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi iklan kampanye politik PKS jika dilihat dari teori semiotik Sanders
Pierce terdiri dari ikon, indeks dan simbol. Namun jika dilihat dari isi strategi
kreatif yang di ekspresikan PKS melalui iklan kampanye politiknya, maka
PKS melakukan tahapan tindakan seperti, komunikasi dengan masyarakat
atau konstituen langsung dari rumah ke rumah atau komunikasi door to door,
lalu membuka simpul massa PKS mengajak pihak-pihak yang bisa diajak
bekerja sama untuk membantu mengatasi permasalahan yang ada di tengah
masyarakat. Selanjutnya PKS berbicara kepada masyarakat dengan
berdasarkan platform partai sebagai tindak lanjut dari PKS mengajak
bekerjasama dengan masyarakat. Dan yang terakhir membuat bentuk simpati
simpati masyarakat yang diharapkan membantu tercapainya target PKS dalam
memenangi pemilu 2014. 2. Ekspresi simbolik iklan PKS di media sosial yaitu membuat grand strategy
untuk membuat image, brand dan citra dimata khalayak dalam memperluas
segmentasi pemilih dari semua lapisan kalangan masyarakat. Lalu
“menunggangi” gelombang yang sedang banyak dibicarakan dan
memanfaatkan momentum untuk mencapai target exposure yang diinginkan.
B. Saran
1. Iklan yang akan ditampilkan selanjutnya harus lebih banyak menekankan
kepada isu dan program kerja yang akan dicapai, bukan hanya sekedar
menampilkan citra dari partai saja.
2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menganalisis iklan politik
dari teori yang berbeda sperti menurut Roland Barthes atau menurut teori
Robert Baukus dan dapat menemukan lebih banyak indicator yang
menghubungkan jenis iklan dengan target khalayak yang menjadi sasaran
untuk menaikkan perolehan suara.
135 DAFTAR PUSTAKA
Aart Van Zoest. Interpretasi dan Semiotika dalam Panuti Sudjiman dan Aart Van Zoest, Serba-serbi Semiotika. Jakarta: Gramedia, 1992
A Danial. Iklan Politik TV: Modernisasi Kampanye Politik Pasca Orde Baru. Yogyakarta: LKIS, 2009
Ahmad Zairofi. Integrasi Politik dan Dakwah. (Jakarta: DPP PKS Bidang Arsip dan Sejarah, 2008
Alo Liliweri. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011
Arifin Anwar. Komunikasi Politik: Paradigma, Teori, Aplikasi, Strategi & Komunikasi Politik Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2003
A Steinberg. Kampanye Politik dalam Praktek. Jakarta: PT. Intermasa,1981
Benny H. Hoed. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Depok; Komunitas Bambu, 2011
Budiman Kris. Semiotika Visual Konsep, Isu dan Problem Ikonitas. Yogyakarta; Jalasutra, 2011
Bungin Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana, 2008
Danesi. Marcel. Pesan, Tanda dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra, 2004
Devito, Joseph. Komunikasi Antara Manusia. Jakarta: Profesional Books, 1997 Effendy Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992
Eriyanto. Analisis Framming: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media. Yogyakarta: LKiS, 2008
E. Kristi Poerwandari. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta: LPSP UI, 2005
Erliana Hasan. Komunikasi Pemerintahan. Bandung: PT. Refika Aditama, 2005
Faisal Sanafiah. Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers 1995
136 Firmanzah. Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008 Firmanzah. Mengelola Partai Politik Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik Di Era Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008
Hafied Canghara. Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta: Rajawali Pers, 2009
Hari Purnomo Setiawan & Zulkieflimansyah. Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1999
Henry Mintzberg. The Rise and Fall of Strategic Planning. Harvard: Businnes Review, 1994
Heryanto Gun Gun. Komunikasi Politik di Era Industry Citra. Jakarta: Lasswell Visitama, 2010
Hifti Ali Fahmi. Sinergi Integrasi Iklan, Komunikasi Publik Relations, Pemasaran dan Promosi. Jakarta: Quantum, 2005 Kasali Renaldi. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Grafiti, 1995
Kencana Ibnu dan Azhari. Sistem Politik Indonesia. Bandung: Refika Aditama, 2005
Kriyatono Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2007
Lee Monle dan Jhonson Carta. “Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global”. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007
Lexy J Moeleng. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993
Liliweri, Alo. Perspektif Teoritis Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti 1993 Muhtadi, Asep Saiful. Komunikasi politik Indonesia: Dinamika Islam Politik Pasca Orde Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008 Miranti Abidin. Politik Demokrasi dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: Gelang Press, 2002
Majelis Pertimbangan Pusat PKS. Platform Kebijakan Pembangunan Partai Keadilan Sejahtera. Jakarta: 2008 Nimmo Dan. Komunikasi Politik: Komunikastor, Pesan dan Media. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta, LKIS, 2007 Pawito. Komunikasi Politik: Media Massa dan kampanye Pemilihan. Yogyakarta: Jalasutra, 2009
PKS. Buku Saku Pemenang Pemilu 2009 Kader PKS. Jakarta: DPP PKS, 2004 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Naasional RI. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2005
Rahmat Imadadun. Ideologi Politik PKS. Yogyakarta: LKiS, 2008
Qodir Zuly. Sosiologi Politik Islam: Kontestasi Islam Politik dan Demokrasi di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012
Roni Tabroni. Komunikasi Politik Pada Era Multimedia. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012
Ruslan Rosady. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta PT Grafindo Persada, 2005
Sahar L. Hassan. Memilih Partai Islam: Visi, Misi dan Persepsi. Jakarta: Gem
Insani, 1998
Setiawan Bambang dkk. Partai-partai Indonesia: Ideologi dan Program 2004- 2009. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2004
Subiakto Henry. Dominasi Negara dan Wacana Pemberitaan Pers, dalam Basis Susilo (ed.), Masyarakat dan Negara. Surabaya: AUP,1997
Sobur Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya, 2003
Suparno Amd. Marketing Profesional Strategi dan Trik dalam Menjual Produk. Jakarta: Restu Agung, 2004
Tim Pemenangan Pemilu Nasional PKS. Buku Saku Pemenangan Pemilu 2009 Kader PKS. Jakarta: DPP PKS, 2004, Cet. II. 20
Usman Syarif. Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan dalam Islam. Jakarta: Firma Djakarta Venus Antar. Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikas. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004
Widyatama Rendra. Pengantar Periklanan. Jakarta: Buana Pustaka Indonesia, 2005
West Richard & Lynn H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika, 2008
Majalah:
Adinda Tenriangke Muchtar. “Iklan Kampanye Politik” Harian Koran Jakarta. 30 Agustus 2008
Gun Gun Heryanto. ”Marketing dan Industri Citra, Harian SINDO. 16 November 2006 Internet: http://www.islamlib.com http://fraksipks.or.id http://www.voa-islam.com http://www.sumintar.com/ http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id http://www.fastcomm.co.id http://www.majalahpengusaha.com http://id.shvoong.com http://mediapublica.co/ http://politik.kompasiana.com http://nasional.kompas.com http://news.detik.com http://badanpusatstatistik.com hhtp://hukumonline.com http://www.republika.co.id
Wawancara
1. Mardani Ali Sera, Ketua DPP PKS Jakarta
2. Chandra Ali Irawan, Staf Humas DPP PKS Jakarta Tabel (13)
Daftar Nama Akun PKS di Media Sosial Twitter PKS1
Nama Akun Twitter Logo Akun No. Alamat Akun Twitter PKS PKS Twitter PKS
1. @PKSejahtera https://twitter.com/PKSejahtera
2. @PKS3Besar https://twitter.com/PKS3Besar
3. @PKSTV https://twitter.com/PKSTV
4. @PKS_3ESAR https://twitter.com/PKS_3ESAR
5. @PKS_B3sar https://twitter.com/PKS_B3sar
6. @FaktaPks https://twitter.com/FaktaPks
7. @PKSMoveOn https://twitter.com/PKSMoveOn
8. @cyberpks https://twitter.com/cyberpks
9. @PKSmenang2014 https://twitter.com/PKSmenang20 14
1 Dokumen PKS 144 Tabel (14) Daftar Nama Akun PKS di Media Sosial Facebook PKS2
Logo Akun No Nama Akun Facebook Facebook Alamat Facebook PKS PKS PKS
1. Kabar PKS https://www.facebook.com/Kabar PKSdotCom
2. Fraksi PKS DPR RI https://www.facebook.com/Fraksi PKSDPRRI
3. PKS Jakarta https://www.facebook.com/dpwpk sjakarta Berita PKS Menuju 3 4. BESAR https://www.facebook.com/Berita PksMenuju3Besar?ref=ts&fref=ts Kita memilih dan 5. memenangkan PKS di https://www.facebook.com/pages/ Pemilu 2014 Kita-memilih-dan-memenangkan- PKS-di-Pemilu- 2014/102073353795 Group Facebook, “PKS 6. menuju 3 besar di pemilu https://www.facebook.com/groups 2014”. /363873410396106/
Pemesanan Jaket PKS 7. TIGA BESAR https://www.facebook.com/groups "Bangkitlah Negeriku /374715435976615/ INDONESIA"
8. Group Facebook, https://www.facebook.com/groups “Embahnya Atribut /160900914057389/ PKS”.
9. Group Facebook https://www.facebook.com/groups ”Markas Atribut PKS”. /141713685993815/
2 Dokumen PKS 145 Tabel (15) Daftar Nama Akun PKS di Media Sosial Website PKS3
No Nama Website PKS Alamat Website PKS
1. Website Resmi Dewan Pengurus http://www.pks.or.id/ Pusat Partai Keadilan Sejahtera
2. Departemen Pengembangan Usaha DPP PKS | Indonesia Maju Bersama Pengusaha PKS http://pengusahapks.wordpress.com/
3. Kabar PKS http://www.kabarpks.com/
4. PKS TV http://www.pkstv.com/
5. Frasksi PKS http://www.fraksipks.or.id/
6. Berita PKS http://beritapks.com/
7. PKS News http://pksnews.com/
8. PKS Today http://pkstoday.com/
9. Saudagar PKS http://www.saudagarpks.com/
10. Website Resmi Partai Keadilan http://www.pksbali.org/ Sejahtera Provinsi Bali
3 Dokumen PKS 146 Tabel (1) Hasil Penghitungan Suara Sah Partai Politik Peserta Pemilu Legislatif Tahun 20091
No. Sebelum Keputusan MK Setelah Keputusan MK Urut Nama Partai Jumlah % Jumlah % Parpol 1 Partai Hati Nurani 3.922.870 3,77 3.925.620 3,77 Rakyat 2 Partai Karya 1.461.182 1.40 1.461.375 1.40 Peduli Bangsa 3 Partai Pengusaha 745.625 0.72 745.965 0.72 dan Pekerja 4 Partai Peduli 1.260.794 1.21 1.260.950 1.21 Rakyat Nasional 5 Partai Gerakan 4.646.406 4.46 4.642.795 4.46 Indonesia Raya 6 Partai Barisan 761.086 0.73 760.712 0.73 Nasional 7 Partai Keadilan 934.892 0.90 936.133 0.90 dan Persatuan Indonesia 8 Partai Keadilan 8.206.955 7.88 8.204.946 7.89 Sejahtera 9 Partai Amanat 6.254.580 6.01 6.273.462 6.03 Nasional 10 Partai Perjuangan 197.371 0.19 198.803 0.19 Indonesia Baru 11 Partai Kedaulatan 437.121 0.42 438.030 0.42
1 “Hasil Penghitungan Suara Sah Partai Politik Peserta Pemilu Legislatif Tahun 2009” Diolah Pada Hari Senin 11 Maret 2013, Pukul 11:03 WIB dan di akses dari http://badanpusatstatistik.com 141 12 Partai Persatuan 550.581 0.53 553.299 0.53 Daerah 13 Partai 5.146.122 4.94 5.146.302 4.95 Kebangkitan Bangsa 14 Partai Pemuda 414.043 0.40 415.563 0.40 Indonesia 15 Partai Nasional 316.752 0.30 317.433 0.31 Indonesia Marhaenisme 16 Partai Demokrasi 896.660 0.86 896.959 0.86 Pembaharuan 17 Partai Karya 351.440 0.34 351.571 0.34 Perjuangan 18 Partai Matahari 414.750 0.40 415.294 0.40 Bangsa 19 Partai Penegak 139.554 0.13 139.988 0.13 Demokrasi Indonesia 20 Partai Demokrasi 669.417 0.46 671.356 0.46 Kebangsaan 21 Partai Republika 630.780 0.61 631.814 0.61 Nusantara 22 Partai Pelopor 342.914 0.33 345.092 0.33 23 Partai Golongan 15.037.757 14.45 15.031.497 14.45 Karya 24 Partai Persatuan 5.533.214 5.32 5.544.332 5.33 Pembangunan 25 Partai Damai 1.541.592 1.48 1.522.032 1.46 Sejahtera
142 26 Partai Nasional 468.696 0.45 468.856 0.45 Benteng Kerakyatan Indonesia 27 Partai Bulan 1.864.752 1.79 1.864.642 1.79 Bintang 28 Partai Demokrasi 14.600.091 14.03 14.576.388 14.01 Indonesia Perjuangan 29 Partai Bintang 1.264.333 1.21 1.264.150 1.21 Reformasi 30 Partai Patriot 547.351 0.53 547.798 0.53 31 Partai Demokrat 21.703.137 20.85 21.655.295 20.81 32 Partai Kasih 324.553 0.31 325.771 0.31 Demokrasi Indonesia 33 Partai Indonesia 320.665 0.31 321.019 0.31 Sejahtera 34 Partai 1.527.593 1.47 1.527.509 1.47 Kebangkitan Nasional Ulama 35 Partai Merdeka 111.623 0.11 111.609 0.11 36 Partai Nahdatul 146.779 0.14 146.831 0.14 Ummah Indonesia 37 Partai Serikat 140.551 0.14 141.558 0.14 Indonesia 38 Partai Buruh 265.203 0.25 265.369 0.26 Jumlah 104.099.785 100.00 104.048.118 100.00
143 Adapun segala bentuk peraturan dan sanksi kampanye dapat dilihat dari UU No.8
Tahun 2012 Tentang Pemilu, di antaranya yaitu:1
Metode Kampanye
Pasal 82
Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 dapat dilakukan
melalui:
a) Pertemuan terbatas;
b) Pertemuan tatap muka;
c) Penyebaran bahan Kampanye Pemilu kepada umum;
d) Pemasangan alat peraga di tempat umum;
e) Iklan media massa cetak dan media massa elektronik;
f) Rapat umum; dan
g) Kegiatan lain yang tidak melanggar larangan Kampanye Pemilu dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 83
1. Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 huruf a sampai dengan
huruf d dilaksanakan sejak 3 (tiga) hari setelah calon Peserta Pemilu ditetapkan
sebagai Peserta Pemilu sampai dengan dimulainya Masa Tenang.
1“Bentuk Peraturan dan Sanksi Kampanye”. Diolah pada hari senin, 8 April 2013, Pukul 10:36 WIB dan diakses dari www.hukumonline.com. 2. Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 huruf e dan huruf f
dilaksanakan selama 21 (dua puluh satu) hari dan berakhir sampai dengan
dimulainya Masa Tenang.
3. Masa Tenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlangsung
selama 3 (tiga) hari sebelum hari pemungutan suara.
Pasal 84
Selama Masa Tenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 ayat (3), pelaksana, peserta, dan/atau petugas kampanye Pemilu dilarang menjanjikan atau memberikan imbalan kepada Pemilih untuk:
a) Tidak menggunakan hak pilihnya;
b) Menggunakan hak pilihnya dengan memilih Peserta Pemilu dengan cara tertentu
sehingga surat suaranya tidak sah;
c) Memilih Partai Politik Peserta Pemilu tertentu; dan/atau
d) Memilih calon anggota DPD tertentu.
Pasal 85
a) Ketentuan mengenai pedoman pelaksanaan Kampanye Pemilu secara nasional
diatur dengan peraturan KPU.
b) Waktu, tanggal, dan tempat pelaksanaan Kampanye Pemilu anggota DPR dan
DPD sebagaimana dimaksud pada Pasal 82 huruf f ditetapkan dengan keputusan
KPU setelah KPU berkoordinasi dengan peserta Pemilu.
c) Waktu, tanggal, dan tempat pelaksanaan Kampanye Pemilu anggota DPRD
provinsi sebagaimana dimaksud pada Pasal 82 huruf f ditetapkan dengan keputusan KPU Provinsi setelah KPU Provinsi berkoordinasi dengan Peserta
Pemilu.
d) Waktu, tanggal, dan tempat pelaksanaan Kampanye Pemilu anggota DPRD
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada Pasal 82 huruf f ditetapkan dengan
keputusan KPU Kabupaten/Kota setelah KPU Kabupaten/Kota berkoordinasi
dengan Peserta Pemilu.
Bagian Keempat
Larangan dalam Kampanye
Pasal 86
1) Pelaksana, peserta, dan petugas Kampanye Pemilu dilarang:
a) Mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
b) Melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
c) Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon, dan/atau Peserta Pemilu
yang lain;
d) Menghasut dan mengadu domba perseorangan ataupun masyarakat;
e) Mengganggu ketertiban umum;
f) Mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan
kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat, dan/atau Peserta
Pemilu yang lain;
g) Merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye Peserta Pemilu; h) Menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan;
i) Membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau atribut selain dari tanda
gambar dan/atau atribut Peserta Pemilu yang bersangkutan; dan
j) Menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta
Kampanye Pemilu.
2) Pelaksana kampanye dalam kegiatan Kampanye Pemilu dilarang mengikutsertakan:
a) Ketua, Wakil Ketua, ketua muda, hakim agung pada Mahkamah Agung, dan
hakim pada semua badan peradilan di bawah Mahkamah Agung, dan hakim
konstitusi pada Mahkamah Konstitusi;
b) Ketua, Wakil Ketua, dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan;
c) Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan deputi gubernur Bank Indonesia;
d) Direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan badan usaha milik
negara/badan usaha milik daerah;
e) Pegawai negeri sipil;
f) Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia;
g) kepala desa; dan
h) perangkat desa.
3) Setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilarang ikut serta sebagai
pelaksana Kampanye Pemilu. 4) Pelanggaran terhadap larangan ketentuan pada ayat (1) huruf c, huruf f, huruf g, huruf
i, dan huruf j, dan ayat (2) merupakan tindak pidana Pemilu.
Pasal 87
1) Kampanye Pemilu yang mengikutsertakan Presiden, Wakil Presiden, menteri,
gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota harus
memenuhi ketentuan:
a) Tidak menggunakan fasilitas yang berkaitan dengan jabatannya, kecuali fasilitas
pengamanan bagi pejabat negara sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
b) Menjalani cuti di luar tanggungan negara.
1. Cuti dan jadwal cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dilaksanakan dengan memperhatikan keberlangsungan tugas penyelenggaraan
negara dan penyelenggaraan pemerintahan daerah.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai keikutsertaan pejabat negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan KPU.
Bagian Kelima
Sanksi atas Pelanggaran Larangan Kampanye
Pasal 88
Dalam hal terdapat bukti permulaan yang cukup atas adanya pelanggaran larangan
Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (1) dan ayat (2) oleh pelaksana dan peserta Kampanye Pemilu, maka KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota menjatuhkan sanksi sebagaimana diatur dalam Undang - Undang ini.
Pasal 89
Dalam hal terbukti pelaksana Kampanye Pemilu menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada peserta Kampanye Pemilu secara langsung ataupun tidak langsung untuk:
a) Tidak menggunakan hak pilihnya;
b) Menggunakan hak pilihnya dengan memilih Peserta Pemilu dengan cara tertentu
sehingga surat suaranya tidak sah;
c) Memilih Partai Politik Peserta Pemilu tertentu;
d) Memilih calon anggota DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota tertentu;
atau
e) Memilih calon anggota DPD tertentu, dikenai sanksi sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
Pasal 90
Putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 yang dikenai kepada pelaksana
Kampanye Pemilu yang berstatus sebagai calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan
DPRD kabupaten/kota digunakan sebagai dasar KPU, KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota untuk mengambil tindakan berupa:
a) Pembatalan nama calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota dari daftar calon tetap; atau b) Pembatalan penetapan calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota sebagai calon terpilih.
Namun Kampanye politik pada dasarnya merupakan sebuah proses penyampaian
pesan-pesan politik yang salah satu fungsinya memberikan pendidikan politik bagi
masyarakat. Melalui kapanye jiga, para partai politik berusaha meyakinkan massa
pemilih dengan mengangkat berbagai agenda kegiatan yang dinilainya akan memberikan
keuntungan bagi masyarakat, karena itu setiap partai dan kandidat politik selalu berusaha
menemukan cara-cara paling efektif dan kreatif untuk meyakinkan massa.2
2Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia: Dinamika Islam Politik Pasca Orde Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakara, 2008), h.145