STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) SECARA EKSPRESI SIMBOLIK DI MEDIA SOSIAL JELANG PEMILU 2014 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh: ACHMAD FURQON NIM. 109051000047

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH 2013

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul EKSPRESI SIMBOLIK IKLAN KAMPANYE PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DI MEDIA SOSIAL JELANG PEMILU 2014 telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tanggal 3 Oktober 2013skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 3 Oktober 2013 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. Wahidin Saputra, MA Umi Musyarrofah, MA NIP: 19700903 199603 1 001 NIP: 19710816 199703 2 002

Penguji I Penguji II

Siti Nurbaya, M.Si Dr. Rulli Nasrullah, M.Si NIP: 19790823 200912 2 002 NIP: 19750318 200801 1 008

Dosen Pembimbing

Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si NIP: 19760812 20051 1 005 LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2013

Achmad Furqon ABSTRAK

ACHMAD FURQON

Strategi Komunikasi Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Secara Ekspresi Simbolik di Media Sosial Jelang Pemilu 2014.

Maraknya komunikasi politik di media sosial menunjukkan kesadaran partai politik untuk dapat memenangi suara dari para pemilih dengan menggunakan media massa yang juga dipertimbangi oleh efisiensi dan keefektifannya dalam menjangkau masyarakat luas. Salah satunya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang berkampanye dengan menggunakan media sosial seperti facebook, twitter, dan website. Adapun rumusan masalahnya adalah pertama Bagaimana Strategi Komunikasi Politik PKS Jelang Pemilu Legislatif 2014 dan yang kedua Bagaimana Ekspresi Simbolik Komunikasi Politik PKS di Media Sosial Jelang Pemilu Legislatif 2014. Penelitian ini menggunakan metodologi pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menggunakan analisis data yang merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan transkrip wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah dikumpulkan. Adapun responden yang diwawancarai adalah Mardani Ali Sera Ketua DPP PKS Jakarta dan Alif Chandra Irawan Humas DPP PKS Jakarta, dan dokumen-dokumen yang berasal dari dokumen DPP PKS dan upload video iklan politik PKS melalui internet. Dalam melihat konstruksi citra yang dibangun PKS melalui iklan politiknya, teori yang tepat adalah teori konstruksi sosial media massa yang diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Untuk mendukung penelitian ini, peneliti menggunakan teori performa komunikatif yang diperkenalkan oleh Pacanowsky dan O’Donnel Trujillo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PKS mempunyai grand design dalam memanfaatkan iklan politiknya di media sosial, yaitu PKS ingin merubah image politik, bahwa PKS merupakan partai yang ekslusif dan partai untuk Islam fundamental. Bersamaan dengan itu, formula yang dipakai oleh PKS dalam membuat strategi kreatif iklan kampanyenya dimedia sosial adalah adanya exposure dan bisa memanfaatkan momentum untuk bisa “menunggangi” gelombang yang sedang banyak dibicarakan. Menggunakan tokoh dan membuat isu politik terkini yang sesuai dengan ideologi politik dan slogan baru PKS lalu diangkat ke media sosial seperti facebook, twitter dan website adalah salah satu strategi komunikasi politik PKS untuk membentuk citra, image dan brand baru PKS di Pemilu legislatif 2014 mendatang.

i KATA PENGANTAR

Assalamu’allaikum Wr. Wb

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdullilahirabil’alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Strategi Komunikasi Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Secara Ekspresi Simbolik di Media Sosial Jelang Pemilu 2014”. Walaupun dalam perjalanannya banyak hambatan dan rintangan yang penulis dapatkan, namun banyak pihak yang turut berjasa atas terselesaikannya skripsi ini. Maka dari itu, izikanlah penulis mengucapkan terima kasih banyak pada semua pihak yang telah membantu penulis baik secara moril maupun materil, kepada: 1. Orang tua penulis tercinta, bapak H. Fathi dan ibu Mardiana Maulani S.Pd, serta adik kandung Ahmad Faathir yang dengan penuh kasih sayang selalu memberikan dukungan dan semangat, yang tak henti-hentinya memberikan doa yang tulus ikhlas dalam setiap waktu sehingga akhirnya skripsi ini dapat selesai dengan baik; 2. Drs. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dan Pembantu Dekan I Drs. Wahidin Saputra, MA, Pembantu Dekan II Bpk. Mahmud Jalal, M. Ag, serta Pembantu Dekan III Bpk. Study Rizal, LK, M. Ag. 3. Drs. Jumroni, M.Si selaku Kepala Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Umi Musyarofah, Ma selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. 4. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan pengarahan serta motivasi yang terus menerus seraya memberikan dukungan guna meraih masa depan yang lebih baik. Penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada beliau, semoga

ii Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan kebaikan setiap saat kepada beliau beserta keluarga. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya untuk Drs. Masran, M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik yang sangat berjasa dalam membantu skripsi ini. Serta semua dosen yang telah mengajarkan dan mendidik ilmu pengetahuan serta ilmu yang bermanfaat bagi penulis. 6. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta Perpustakaan Utama Universitas Ilam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memudahkan penulis untuk mendapatkan berbagai referensi dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Pihak Partai Keadilan Sejahtera, Ketua DPP PKS, Dr. H. Mardani Ali Sera, M.Eng dan Chandra Alif Indrawan selaku Humas DPP PKS yang telah senantiasa meluangkan waktunya untuk menjadi narasumber penulis dan memberikan data-data yang penulis butuhkan; 8. Yudid Dwi Septyarini yang telah memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, Terima kasih Semoga ALLAH SWT senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya oleh semua pihak. Wassalamuia’laikum Wr.Wb.

Jakarta, 3 Oktober 2013 Penulis

Achmad Furqon

iii DAFTAR ISI

ABSTRAK …………………………………………………………………...…....i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………..………..iv

DAFTAR TABEL ……………………………………………………...…..……..vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………..………….1

B. Batasan dan Perumusan Masalah …………………………….…6

C. Manfaat Penelitian ………………………………...……………8

D. Metodologi Penelitian …………………………………………..9

E. Tinjauan Pustaka ………………………………………………..13

F. Sistematika Penulisan …………………………………………...14

BAB II KAJIAN TEORI MEDIA SOSIAL

A. Teori Konstruksi Sosial …………………………………………16

B. Teori Performa Komunikatif ……………………………………22

C. Konseptualisasi Komunikasi Politik ……...…………………..…26

D. Konseptualisasi Strategi Komunikasi Politik ……...……………30

E. Konseptualisasi Ekspresi Simbolik ………………………...…...37

F. Konseptualisasi Media Sosial ……...……………………………40

G. Konseptualisasi Kampanye Politik ……….……………………..47

H. Kampanye Politik ……………………………………………….52

iv BAB III GAMBARAN UMUM

A. Profil Partai Keadilan Sejahtera

1. Sejarah Berdirinya Partai Keadilan Sejahtera ………………61

2. Kerangka Landasan Ideologi Partai ………………………...65

3. Prinsip Dasar Partai Keadilan Sejahtera …………………….67

4. Visi dan Misi ………………………………………………..97

5. Karakteristik Partai Keadilan Sejahtera …………………….68

6. Lambang Partai Keadilan Sejahtera ………………………...69

B. Data Suara PKS Pada Pemilu 2009 …………...………………..72

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Strategi Komunikasi Politik PKS Jelang Pemilu 2014………………………………………………………..…….76

B. Kampanye PKS …………………………………………………85

C. Komunikasi Politik PKS ………………………………………..96

D. Strategi Komunikasi Politik Kampanye PKS di Media Sosial ………………………………………………………………….101

E. Ekspresi Simbolik Komunikasi Politik PKS di Media Sosial ………………………………………………………………….109

F. Makna Ekspresi Simbolik Komunikasi Politik PKS di

Media Sosial …………………………………………………...122

G. Konten Komunikasi Politik PKS di Media Sosial ……………..126

v H. Respon Netizen Terhadap Komunikasi Poltik PKS di

Media Sosial ………………………………………………...…129

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………….134

B. Saran-saran …………………………………………………….135

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….136

LAMPIRAN

vi DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Aspek Pembeda Antara Kampanye dengan Propaganda …………54

Tabel 2 : Seleksi Media Kampanye …………………………………………57

Tabel 3 : Media yang Dijadikan Saluran Kampanye ………………………..58

Tabel 4 : Hasil Suara Pada Pemilu 2009 …………………………………….73

Tabel 5 : Perkiraan Citra dan Tema PKS Pada Pemilu 2004 dan 2009.……..80

Lampiran Tabel

Tabel 1 : Hasil Penghitungan Suara Sah Partai Politik Peserta Pemilu Legislatif Tahun 2009 ……………………………………………. 141

Tabel 2 : Daftar Akun PKS di Media Sosial Twitter ………………………144

Tabel 3 : Daftar Akun PKS di Media Sosial Facebook ……………………145

Tabel 4 : Daftar Akun PKS di Media Sosial Website ……………………...146

vii 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menilisik sedikit mengenai partai politik, pastinya harus mengetahui

apa yang dimaksud dengan latar belakang partai politik. Partai politik

merupakan sebuah institusi yang dianggap penting dalam sistem demokrasi

modern. Dengan kata lain, para politisi, terutama partai politik, telah didesak

sedemikian rupa untuk mempertimbangkan “selera pasar”, dalam hal ini

masyarakat, khususnya ketika melakukan kampanye politik.1

Di saat banyaknya bermunculan partai-partai, munculah partai PKS

yang ikut mewarnai dunia perpolitikan di . Partai ini mencoba

meraih simpati masyarakat dengan konsep Islam yang mereka usung.

Sehingga di awal kemunculan partai ini, banyak yang memprediksikan bahwa

PKS mempunyai prospek yang bagus untuk masa depan.

Namun perjalanan ini tidaklah mudah, setelah kegagalan Partai

Keadilan, yaitu partai pendahuluan PKS, pada pemilu 1999 dengan perolehan

suara 1,5%, kinerja elektoral partai ini meningkat secara dramatis sampai

7,3% dan 45 kursi Parlemen pada tahun 2004, kemudian mengkonsolidasikan

dengan perolehan suara 7,9% dan 57 kursi pada pemilu 2009.2

1 Firmanzah, Ph. D., “Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era Demokrasi., (Yayasan Obor Indonesia: Jakarta, 2008)., h. 43. 2 Komisi Pemilihan Umum, Buku Saku Pemilu 2009 (Jakarta: KPU, 2009): 41. Gencarnya iklan politik partai PKS merupakan salah satu bentuk

propaganda yang efektif dalam membangun citra politik partai Islam.

Sejumlah iklan yang dibuat ingin merubah citra PKS dari partai ekslusif

(tertutup) menjadi partai inklusif (terbuka). Dalam iklan pahlawan misalnya,

ditampilkan sejumlah tokoh politik nasional hingga tokoh agama dengan

harapan PKS bisa merangkul semua kepentingan. Iklan-iklan PKS juga

mencitrakan bahwa PKS bukanlah partai lokal namun partai yang berskala

nasional, partai yang layak menjadi pilihan seluruh masyarakat di Indonesia

dari segala lapisan masyarakat.

Pada kenyataannya, PKS sedang berusaha untuk meraih lapangan

pemilih yang lebih luas, dengan menggunakan platform politik yang

berdasarkan pemerintahan yang bekerja berdasarkan cinta untuk membentuk

sebuah harmoni, sesuai dengan slogan barunya menjelang Pemilu legislatif

2014.

Jika melihat pada pemilu 1999, anggota dewan dari Partai Keadilan di

DPR hanya 7 orang. Pada pemilu 2004 PKS telah menempatkan 45 orang di

DPR.3 Dengan jumlah kader lebih dari 975.000 yang tersebar di seluruh

wilayah Indonesia serta mengoptimalkan peran media yang bisa dilihat dari

iklan-iklan PKS yang semakin banyak baik di media cetak maupun elektronik

PKS pasang target nasional 20% pada pemilu 2009. Apalagi pengalaman

pada tahun 2004 dengan jumlah kader 450.000 dan biaya penggunaan media

3 Tim Pemenangan Pemilu Nasional PKS, Buku Saku Pemenang Pemilu 2009 Kader PKS (Jakarta: DPP PKS, 2004), Cet. II. 20 2 untuk kampanye yang jauh lebih dari sedikit, PKS berhasil menaikkan suara

sampai lebih dari lima kali lipat.4

Guna mencapai tujuan jangka panjang dan menengah, partai politik

membutuhkan strategi yang bersifat jangka panjang maupun jangka

menengah. Menurut Firmansyah strategi partai dapat dibedakan dalam

beberapa hal. Pertama strategi yang terkait dengan penggalangan dan

mobilisasi massa dalam pembentukan opini publik ataupun selama periode

pemilihan umum. Strategi ini penting dilakukan untuk memenangkan

perolehan suara yang mendukung kemenangan suatu partai politik. Kedua

strategi partai politik untuk berkoalisi dengan partai lain. Ketiga, strategi

partai politik dalam mengembangkan dan memberdayakan organisasi politik

secara keseluruhan. Strategi-strategi tersebut merupakan sarana untuk

mencapai tujuan yang telah di tetapkan.5

Kebijakan umum partai yang telah ditetapkan pada munas PKS tahun

2005. Program-program tahunan dalam satu periode ini bisa dianggap sebagai

strategi jangka panjang sebagaimana konsep yang dikemukakan oleh

Firmanzah di atas. Adapun program tahunan tersebut selanjutnya di bagi

menjadi empat item dalam satu periode: (1) Tahun konsolidasi partai; (2)

Tahun pembinaan; (3) Tahun perluasan jaringan dan penokohan; (4) Tahun

pemenangan pemilu; dan (5) Tahun evaluasi.6 Kemudian menyikapi tahun

4 Tim Pemenangan Pemilu Nasional PKS, Buku Saku Pemenang Pemilu 2009 Kader PKS 11-19 5 Firmanzah, “Marketing politik; Antara Pemahaman dan Realitas”, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h.109 6 Tim Pemenangan Pemilu Nasional PKS, Buku Saku Pemenang Pemilu 2009 Kader PKS (Jakarta: DPP PKS, 2004), Cet. II, h. 21 3 keempat sebagai tahun pemenangan pemilu, PKS membagi satu tahun ini menjadi empat tahapan aksi pemenangan pemilu. Empat tahapan aksi dalam tahun pemenangan pemilu ini bisa dikatakan sebagai strategi jangka pendek sebagai kelanjutan strategi jangka panjang partai dalam satu periode kepengurusan.

Adapun program-program dalam tahun pemenangan pemilu adalah pertama, PKS mendengar, yaitu kader PKS turun ke bawah dalam artian terjun langsung ke masyarakat untuk mendengar aspirasi, apa yang dikeluhkan dan diinginkan oleh masyarakat. PKS mendengar ini merupakan sarana komunikasi partai dengan masyarakat atau konstituen langsung dari rumah sendiri. ke rumah atau disebut komunikasi door to door.7

Kedua, PKS mengajak. Karena PKS tidak mungkin menangani semua permasalahan dan tuntutan yang ada di masyarakat, maka PKS mengajak orang-orang atau pihak-pihak yang bisa diajak bekerja sama untuk membantu mengatasi permasalahan yang ada di tengah masyarakat. Ketiga, PKS berbicara. Berbicara kepada masyarakat dengan berdasarkan platform partai sebagai tindak lanjut dari PKS mengajak. Keempat, PKS menang. Artinya dari program- program yang telah dilakukan oleh kader PKS di tengah-tengah masyarakat, maka diharapkan terwujudnya simpati masyarakat. Bentuk dari simpati masyarakat inilah yang diharapkan membantu tercapainya target PKS dalam memenangi pemilu 2009.

7 Ibid, h.21-22 4 Dalam menjalankan empat tahapan aksi pemenangan pemilu tersebut

di atas, PKS menggunakan tiga strategi komunikasi politik. Pertama adalah

komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi langsung kader PKS dengan

masyarakat dari rumah ke rumah atau istilah lainnya door to door. Kedua

yaitu membuka simpul-simpul massa dengan melakukan komunikasi publik,

yang dilakukan oleh calon legislatif (caleg) dengan warga masyarakat atau

khalayak umum di tempat terbuka. Dan ketiga adalah komunikasi massa

melalui media dalam rangka membangun opini publik.8

Strategi komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh para kader

PKS merupakan bentuk komunikasi langsung kepada masyarakat dengan cara

door to door. Komunikasi interpersonal merupakan proses pengiriman dan

penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau lebih dalam sebuah kelompok

kecil dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.9

Jika berbicara sedikit mengenai kasus PKS, hal ini dianggap sangat

penting karena beberapa faktor. Pertama karena, perkembangan partai

tersebut bisa dikatakan fenomena elektoral yang luar biasa, khususnya pada

pemilu tahun 2004 ketika PKS mengalami peningkatan dukungan hampir

sebesar 500%. Kemudian dengan perolehan suara 7,89% pada pemilu 2009,

PKS adalah satu-satunya partai yang berhasil meningkatkan perolehan suara

dari pemilu sebelumnya.10

8 Tim Pemenangan Pemilu Nasional PKS, Buku Saku Pemenang Pemilu 2009 Kader PKS (Jakarta: DPP PKS, 2004), Cet. II, h.22 9 Devito, Joseph,”Komunikasi Antara Manusia”, (Jakarta: Profesional Books Edisi terjemahan oleh Agus Maulana 1997), h.4 10 Komisi Pemilihan Umum, Buku Saku Pemilu 2009: h. 41. 5 Perkembangan PKS tanpa dukungan dari salah satu ormas Islam

Indonesia yang besar juga menunjukkan bahwa persimpangan agama Islam

dengan dunia politik di Indonesia pada jaman sekarang semakin melebar dan

semakin kompleks.11

Berangkat dari latar belakang dan masalah diatas maka peneliti

mengajukan penelitian ilmiah dengan judul "Strategi Komunikasi Politik

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Secara Ekspresi Simbolik di Media

Sosial Jelang Pemilu 2014". Adapun yang menjadi pertimbangan penulis

untuk mengangkat judul tersebut adalah dikarenakan strategi komunikasi

politik PKS yang cukup unik dalam mengekspresikan kampanyenya secara

simbolik di media sosial untuk meyakinkan calon pemilih terutama oleh

kalangan pemilih umat Islam pada elektabilitas suara menjelang Pemilu

Legislatif 2014 terkait masalah kasus dugaan suap impor daging sapi yang

sedang di alami presiden PKS Luthfi Hasan Ishak di awal tahun 2013.

B. Batasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Penelitian ini mengambil titik fokus dengan membatasi masalah

pada persoalan bagaimana strategi kreatif iklan kampanye politik partai

PKS dalam memperkenalkan nomor urut 3 di pemilu 2014 untuk meraih

popularitas masyarakat Indonesia. Ruang lingkup ini dibatasi hanya pada

strategi komunikasi politik yang digunakan oleh PKS menjelang pemilu

legislatif 2014.

11 Zuly Qodir, Sosiologi Politik Islam: Kontestasi Islam Politik dan Demokrasi di Indonesia (: Pustaka Pelajar, 2012): h.287. 6 Sedangkan fokus penelitian ini adalah ada pada bagaimana PKS

mengekspresikan secara simbolik komunikasi politiknya menjelang

Pemilu legislatif 2014 di media sosial yang dilihat dari identifikasi yang

terjadi pada strategi komunikasi politik yang digunakan oleh PKS dalam

meyakinkan calon pemilih pada elektabilitas suara menjelang Pemilu

Legislatif 2014 terkait masalah-masalah kasus yang sedang dihadapi.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi dan pembatasan masalah seperti yang

sudah di jelaskan di atas, maka dalam penelitian ini perumusan

masalahnya mencakup dalam hal sebagai berikut:

a. Bagaimana Strategi Komunikasi Politik PKS Jelang Pemilu Legislatif

2014?

b. Bagaimana Ekspresi Simbolik Komunikasi Politik PKS di Media Sosial

Jelang Pemilu Legislatif 2014.

3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan batasan dan perumusan masalah yang telah

dikemukakan maka penelitian ini bertujuan:

1. Ingin mengetahui apakah strategi komunikasi politik PKS yang

dilancarkan secara ekspresi simbolik di media sosial dapat mendongkrak

perolehan suara untuk memilih partai PKS dalam Pemilu Legislatif 2014

2. Ingin mengetahui bagaimana ekspresi simbolik komunikasi politik

pemikiran partai PKS yang menggunakan simbol-simbol islam sehingga

dapat meraih popularitas masyarakat Indonesia.

7 C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

a. Untuk menambah wawasan tentang strategi komunikasi politik PKS

yang dilancarkan guna memperbaiki citra yang terkait banyak kasus

dalam mempertahankan keyakinan masyarakat

b. Untuk memberikan kontribusi positif dalam studi Dakwah dan

Komunikasi, khususnya dalam kaitan di antara dua bidang tersebut.

2. Manfaat Praktis

a. Membantu team kreatif dalam iklan kampanye politik partai PKS

sebagai bahan masukan pembuatan iklan kampanye politik.

b. Memberikan rekomendasi kepada para praktisi komunikasi maupun

konsultan politik tentang bagian strategi komunikasi politik yang

sesuai aturan hukum yang berlaku dan melanggar ketentuan.

3. Manfaat Sosial

a. Memberikan pendidikan komunikasi politik kepada publik tentang

bagaimana menggunakan simbol-simbol mengenai islam yang

mempunyai peran dalam memperoleh suara di Pemilu Legislatif 2014

b. Memberikan saran dan masukan kepada konsultan komunikasi dan

politik.

c. Sebagai bahan informasi awal bagi peneliti dengan fokus serupa dimasa

yang akan datang.

8 D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Kualitatif

Penelitian ini menggunakan dengan pendekatan kualitatif. Penelitian

kualitatif dilakukan dalam situasi yang wajar (natural setting) dan data

yang dikumpulkan umumnya bersifat kualitatif. Peneliti menggunakan

pendekatan kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subjek penelitian dalam tataran praktis.12

Pendekatan kualitatif menggunakan analisis data deskriptif yang

merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan transkripsi

wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah

dikumpulkan.13

Dan menurut Bagdan dan Taylor, Metode Penelitian Kualitatif adalah

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

gambar, kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang

diamati.14 Penelitian ini menjelaskan peran dari media tersebut dalam

memenangkan suara di Pemilu Legislatif 2014, menarik simpati publik,

dan memiliki pengaruh yang luar biasa dalam membentuk citra kandidat

melalui publisitas dan kampanye.

12 E. Kristi Poerwandari, “Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia”, (Jakarta; LPSP UI, 2005) h.29 13 E. Kristi Poerwandari, “Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia”, (Jakarta; LPSP UI, 2005) h.29 14 Lexy J. Moeleng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993), cet. 10, h.3. 9 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Ada beberapa lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian, yaitu:

a. Penelitian ini dilakukan di kantor DPP PKS, Jln TB Simatupang

Jakarta Selatan dan melalu email [email protected]

b. Penelitian ini dilakukan di kantor FASTCOMM di jalan

Adityawarman 1 No.12 Jakarta 12160.

c. Penelitian dimulai pada tanggal 26 Agustus 2012 sampai 3 September

2013

3. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah tim kreatif

kampanye politik partai PKS. Sedangkan yang menjadi objek dari

penelitian ini adalah strategi komunikasi politik partai PKS.

4. Teknik Pengumpulan Data

Berikut adalah teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan:

a. Observasi

Penelitian dengan metode observasi biasanya dilakukan untuk

melacak secara sistematis dan langsung dengan gejala-gejala yang

terkait, persoalan-persoalan sosial, politis, dan kultural masyarakat.

Disini kita langsung memiliki pergertian bahwa peneliti hadir dan

mengamati kejadian-kejadian di lokasi.15

15 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif. (Yogyakarta, LKIS, 2007), h.111 10 b. Wawancara

Wawancara adalah teknik penelitian yang paling sosiologis

sifatnya. Karena bentuknya berasal dari interaksi verbal antara peneliti

dan narasumber.16 Data dikumpulkan melalui wawancara yang

mendalam pada subjek penelitian. Wawancara ini merupakan

wawancara tatap muka antara peneliti dengan informan atau

narasumber yang bersangkutan dengan penelitian dengan teknik

wawancara mendalam.

Wawancara (interview) berbentuk tanya jawab lisan antara dua

orang lebih secara langsung. Pewawancara disebut interviewer,

sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewee.17 Peneliti

melakukan wawancara dalam bentuk diskusi. Kepada responden dalam

hal ini yang menjadi responden adalah:

a. Mardani Ali Sera M.Eng Sebagai Ketua Badan Kehumasan DPP

PKS dan Anggota Tim Kampanye PKS bidang media massa.

b. Chandra Alif Irawan, sebagai Humas DPP PKS dan staf Web

Developer PKS.

Dengan memilih Ketua Badan Kehumasan DPP PKS Mardani Ali

Sera dan Chandra Alif Irawan sebagai responden wawancara, peneliti

bisa mengetahui beberapa point penting mengenai strategi persiapan

kampanye PKS serta komunikasi politik antar kader PKS.

16 Sanafiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar dan Aplikasi (Jakarta: Rajawali Pers 1995), cet. 3, h. 39. 17 Sanafiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar dan Aplikasi (Jakarta: Rajawali Pers 1995), cet. 3, h. 57 11 c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu instrumen pengumpulan data.

Tujuannya untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis

dan interpretasi data. Dokumen bisa berbentuk dokumen publik atau

dokumen pribadi. Dokumen yang digunakan dalam mendukung data

penelitian ini berasal dari dokumen tayangan iklan kampanye politik

melalui media sosial Website resmi partai PKS.

5. Teknik Analisis Data

Analisa data menurut Patton, adalah proses mengatur uraian data.

Mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satu uraian

dasar.18 Data yang terkumpul melalui wawancara mendalam dan

dokumen-dokumen di klasifikan ke dalam kategori-kategori tertentu.19

Untuk menganalisa strategi komunikasi politik dan ekspresi simbolik

PKS mengenai persiapan Pemilu legislatif 2014, maka peneliti juga

melakukan analisis deskriptif interpretatif, yaitu dengan menganalisis

setiap data atau fakta yang ditemukan lebih dekat, mendalam, mengakar,

dan menyeluruh.

Dengan menggunakan teori Performa (performance) yang artinya

adalah metafora yang menggambarkan proses simbolik dari pemahaman

akan prilaku manusia dalam sebuah organisasi, performa organisasi sering

kali memiliki unsur teatrikal, di mana baik supervisor maupun karyawan

18 Moeleng, Metode Penelitian Kualitatif, h. 103 19 Rachmat Kriyatono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2007), h. 193 12 (kader partai dalam hal ini) memilih untuk mengambil peran atas bagian

tertentu dalam organisasi mereka.20

Sedangkan teknik dan metode penulisannya, peneliti berpedoman

pada buku Pedoman Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya

Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality

Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, peneliti juga mengadakan tinjauan

perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah dan Perpusatakaan Fakultas

Dakwah dan Komunikasi. Peneliti juga mencari skripsi yang ada di

perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah guna memastikan apakah

ada judul atau tema yang sama dengan skripsi ini.

Berdasarkan hasil penelusuran peneliti, ada satu deskripsi serupa

namun berbeda yang membahas tentang kampanye politik di media massa,

skripsi ini berjudul Kampanye Politik di Media Massa Pasangan Adang

Daradjatun Dani Anwar dalam Masa Kampanye Pilkada DKI Jakarta

2007 yang disusun oleh Maharani Aliawati mahasiswi UIN Syarif

Hidayatullah Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam pada Tahun 2008.

20 Eriyanto, Analisis Framming: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media (Yogyakarta: LKiS, 2008), cet. 5, h.23 13 Skripsi ini menyimpulkan bahwa kampanye politik di media massa

yang dilakukan oleh pasangan cagub dan cawagub ini berupaya untuk

meningkatkan popularitas dan akseptabilitas pasangan yang diusung PKS

ini diminta khalayak pemilih.

Mochammad Rifqi Ridho menulis tentang Strategi Komunikasi Politik

Dalam Perolehan Suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Pada

Pemilu Legislatif 2009 Di Kabupaten Tegal. Persamaan skripsi ini adalah

obyek penelitian yang mengarah pada partai politik Islam.

Perbedaannya dengan penelitian ini terletak pada analisis data yang

diteliti, pada skripsi ini analisisnya lebih mengarah kepada masalah-

masalah yang yang terjadi pada komunikasi politik yang digunakan oleh

PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009 yang dilihat dari

mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan serta penyebab turunnya

perolehan suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan serta teraturnya skripsi ini dan memberikan

gambaran yang jelas serta lebih terarah mengenai pokok permasalahan

yang ada dalam skripsi ini, maka peneliti mengkelompokkan dalam lima

bab pembahasan, yaitu sebagai berikut:

BAB I : Bab pendahuluan yang membahas tentang Latar Belakang

Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan

dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Tinjauan

Pustaka dan Sistematika Penulisan.

14 BAB II : Bab Kajian Teoritis yang membahas tentang Teori

Konstruksi Sosial, Teori Performa Komunikatif,

Konseptualisasi Kampanye Politik, dan Konseptualisasi

Strategi Komunikasi Politik.

BAB III : Bab Gambaran Umum tentang Partai Keadilan Sejahtera

mulai dari sejarah Berdirinya Partai keadilan Sejahtera,

Kerangka Landasan Ideologi Partai, Prinsip Dasar Partai

Keadilan Sejahtera, Visi dan Misi, Karakeristik Partai

Keadilan Sejahtera dan Lambang Partai.

BAB VI :Bab ini membahas tentang Strategi Komunikasi Politik

Partai kedilan Sejahtera (PKS) Di Media Sosial Jelang

Pemilu 2014 Antara lain, Strategi Komunikasi Politik PKS

Jelang Pemilu 2014 dan Ekspresi Simbolik PKS di Media

Sosial.

BAB V : Bab ini merupakan penutup dari penelitian ini yang

berisikan Kesimpulan dan Saran.

15 16

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Teori Konstruksi Sosial

Teori konstruksi sosial ini berlangsung dengan pembentukan citra

partai politik pada masa kampanye pemilu berlangsung. Konstruksi sosial

diarahkan untuk menciptakan pengetahuan dan persepsi yang beredar dan

berkembang di masyarakat dalam bentuk kesadaran umum dan wacana

publik. Melalui media sosial pembentukan konstruksi sosial ini akan lebih

cepat dan luas dalam pemberian pengetahuan dan persepsi.

Substansi teori konstruksi sosial media massa adalah pada sirkulasi

informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial berlangsung dengan

sangat cepat dan sebarannya merata. Realitas yang membentuk opini massa

cenderung apriori dan sinis.1

Target image merupakan tahapan dalam konstruksi citra, dalam

konteks yang lebih luas, target image menunjukkan eksistensi sebuah naskah

iklan dalam konteks pemasaran karena itu biasanya amat signifikan dengan

media iklan yang mereka pilih.2

Biasanya pesan iklan atau konstruksi iklan memiliki klasifikasi

tingkatan; pertama, untuk menyampaikan informasi produk; kedua, untuk

menyampaikan informasi dan membangun citra (image); ketiga, pembenaran

1 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2008), cet.3 h.203 2 Ibid. h.210 tindakan; empat menyampaikan informasi, membentuk citra (mage),

pembenaran dan persuasi tindakan.3

Menurut Berger dan Luckmann sebagaimana yang dikutip oleh

Subiakto, realitas sosial terdiri dari realitas objektif, realitas simbolis dan

realitas subjektif. Realitas objektif adalah realitas yang terbentuk dari realitas

subjektif. Dan realitas objektif adalah realitas yang terbentuk dari pengalaman

di dunia objektif yang berada di luar diri individu, dan realitas ini dianggap

sebagai kenyataan. Realitas simbolis merupakan ekspresi simbolis dari

realitas objektif dalam berbagai bentuk. Sedangkan realitas subjektif adalah

realitas yang terbentuk sebagai proses penyerapan kembali realitas objektif

dan simbolis ke dalam individu melalui proses internalisasi.4

Mereka juga menegaskan bahwa, konstruksi sosial tidak berlangsung

dalam ruang hampa, namun sarat dengan kepentingan-kepentingan. mereka

menjelaskan realitas sosial di konstruksi melalui proses eksternalisasi,

objektivasi, dan internalisasi. Eksternalisasi, yaitu penyesuaian diri dengan

dunia sosiokultural sebagai bagian dari produk manusia. Objektivasi, yaitu

interaksi yang terjadi dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau

mengalami proses institusional.5

Hal terpenting dalam objektivasi adalah pembuatan signifikasi, yakni

pembuatan tanda-tanda oleh manusia, internalisasi, yaitu proses yang mana

individu mengidentifikasikan dirinya pada lembaga-lembaga sosial atau

3 Ibid, h.213 4 Henry Subiakto, Dominasi Negara dan Wacana Pemberitaan Pers, dalam Basis Susilo (ed.), Masyarakat dan Negara, (Surabaya: AUP,1997), h.93. 5 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2008), cet.3, h. 192 17 organisasi tempat individu menjadi anggotanya. Pemahaman individu dan

orang lain serta pemahaman mengenai dunia sebagai sesuatu yang maknawi

dari kenyataan sosial internalisasi juga melibatkan identifikasi subjektif

dengan peran dan normanya yang sesuai.6

1. Konstruksi Sosial

Substansi teori konstruksi sosial media massa adalah pada sirkulasi

informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial berlangsung

dengan sangat cepat dan sebarannya merata. Realitas yang terekonstruksi

itu juga membentuk opini massa, massa cenderung apriori dan opini massa

cenderung sinis.7

Posisi konstruksi sosial media massa adalah mengkoreksi substansi

kelemahan dan melengkapi konstruksi sosial atas realitas, dengan

menempatkan seluruh kelebihan media massa dan efek media pada

keunggulan atas konstruksi sosial dan realitas.

Dari konten konstruksi sosial media massa, proses kelahiran

konstruksi sosial media massa melalui tahap-tahap sebagai berikut: (a)

tahap menyiapkan materi konstruksi; (b) tahap sebaran konstruksi (c)

tahap pembentukan konstruksi; dan (d) tahap konfirmasi.8

6 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2008), cet.3, h. 193. 7 Ibid, h.203 8 Ibid, h.203-212. 18 Bagan (1) Proses Konstruksi Sosial Media Massa9

a. Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi

Menyiapkan materi konstruksi sosial media massa adalah tugas

redaksi media massa. Masing-masing media memiliki desk yang

berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan visi suatu media. Ada tiga

hal penting dalam penyiapan materi konstruksi media massa kepada

kapitalisme.

Pertama, media massa digunakan oleh kekuatan-kekuatan

kapital untuk menjadikan media massa sebagai mesin penciptaan uang

dan pelipat gandaan modal.

Kedua, keberpihakan semua kepada masyarakat. Bentuk

keberpihakan ini adalah dalam bentuk empati, simpati dan berbagi

partisipasi kepada masyarakat, namunpada dasarnya untuk “menjual

9 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2008), cet.3, h. 204 19 berita” dan menaikkan kepentingan kapitalis. Ketiga, keberpihakkan

kepada kepentingan umum. Keberpihakkan ini sesungguhnya adalah

visi setiap media massa. b. Tahap Sebaran Konstruksi

Sebaran konstruksi media massa dilakukan melalui strategi

media massa. Konsep konkret strategi sebaran media massa masing-

masing media berbeda, namun prinsip utamanya adalah real time. Pada

umumnya, sebaran konstruksi sosial media massa mengunakan model

satu arah, dimana media menyodorkan informasi sementara konsumen

media tidak memiliki pilihan kecuali mengonsumsi informasi itu.

Prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial media massa adalah

semua informasi harus sampai pada pemirsa atau pembaca secepatnya

dan setepatnya berdasarkan pada agenda media. Apa yang dipandang

penting oleh media. Apa yang dipandanng penting oleh media,

menjadi penting pula bagi pemirsa atau pembaca. c. Pembentukan Konstruksi Realitas

Pembentukan konstruksi di masyarakat melalui tiga tahap yang

berlangsung secara generik. Tahap pertama, konstruksi pembenaran

sebagai suatu bentuk konstruksi media massa yang kreativitas, seni,

sosial dan budaya yang popular yang spektakuler, sehingga

menghasilkan sebuah tahap proses dalam koridor realitas sosial.

20 Biasanya pesan iklan atau konstruksi iklan memiliki klasifikasi

tingkatan; (1) menyampaikan informasi produk; (2) untuk

menyampaikan informasi dan membangun citra (image); (3)

pembenaran tindakan; (4) menyampaikan informasi, membentuk citra,

pembenaran, dan persuasi tindakan. d. Tahap Konfirmasi

Konfirmasi adalah tahapan ketika media masa maupunpembaca

dan pemirsa member argumentasi dan akutabilitas terhadap pilihannya

untuk terlibat alam tahap pembentukan konstruksi. Bagi media,

tahapan ini perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhadap

alasan-alasan konstruksi sosial. Sedangkan, bagi pembaca dan pemirsa,

tahapan ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat

dan bersedia hadir dalam proses konstruksi sosial.

Dalam pandangan konstruksionis, media bukanlah sekedar

saluran yang bebas, ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas

lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakaknnya. Disini media

dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas.

Pandangan ini menolak argument yang menyatakan media seolah-olah

sebagai tempat saluran yang bebas. Lewat berbagai instrument yang

dimilikinya, media ikut membentuk realitas yang tersaji dalam

21 pemberitaan. Media adalah agen yang secara aktif menafsirkan realitas

untuk disajikan kepada khalayak.10

Ada dua karakteristik penting dari pendekatan konstruksionis,

Pertama, pendekatan konstruksionis menekankan pada politik

pemaknanan dan proses bagaimana seseorang membuat gambaran

tentang realitas. Makna bukanlah suatu yang absolute, makna adalah

suatu proses aktif yang ditafsirkan seseorang dalam suatu pesan.

Kedua, pendekatan konstruksisonis memandang kegiatan komunikasi

sebagai proses yang dinamis. Pendekatan konstruksionis memeriksa

bagaimana pembentukan pesan dari sisi komunikator, dan dalam sisi

penerima (komunikan) ia memeriksa bagaimana konstruksi makna

individu ketika menerima pesan.11

B. Teori Performa Komunikatif

Pada setiap organisasi pasti mempunyai budaya organisasi yang

berbeda-beda. Begitu juga dengan performa komunikasi pada setiap organiasi

yang tidak sama satu dengan yang lainnya. Performa komunikasi yang

dilakukan di dalam struktur organisasi maupun diluar organisasi akan

membantu organisasi ini didalam membangun kebersamaan diantara anggota

dalam rangka mencapai tujuan organisasi, memecahkan suatu masalah,

sosialisasi program-program organisasi kepada anggota ataupun masyarakat,

dan lain sebagainya.

10 Eriyanto, Analisis Framming: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media (Yogyakarta: LKiS, 2008), cet. 5, h.23 11 Ibid, h.40-41. 22 Organisasi dalam hal ini adalah organisasi politik atau yang dikenal sebagai partai politik. Partai politik yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Partai Keadilan Sejahtera. Bagaimana partai ini membentuk sebuah performa komunikatif diantara para kader, konstituennya dan masyarakat secara luas, terutama dalam rangka menghadapi pemilu 2014.

Performa (performance) adalah metafora yang menggambarkan proses simbolik dari pemahaman akan prilaku manusia dalam sebuah organisasi, performa organisasi sering kali memiliki unsur teatrikal, di mana baik supervisor maupun karyawan (kader partai dalam hal ini) memilih untuk mengambil peran atas bagian tertentu dalam organisasi mereka.12

1. Performa Ritual

Performa ritual merupakan semua performa komunikasi yang

terjadi secara teratur dan berulang. Ritual terdari atas empat jenis, yakni

personal, tugas, sosial, dan organisasi.

a. Performa ritual personal merupakan rutinitas yang dilakukan di

tempat kerja setiap hari.

b. Performa ritual tugas merupakan rutinitas yang dilakukan dengan

pekerjaan tertentu di tempat kerja.

c. Performa ritual sosial merupakan rutinitas yang melibatkan hubungan

dengan orang lain di tempat kerja.

d. Performa ritual organisasi merupakan rutinitas yang berkaitan dengan

organisasi secara keseluruhan.

12 Ibid. 23 Dalam performa ini Partai Keadilan Sejahtera memberikan

kegiatan sesuai program kerja yang dilaksanakan secara rutin kepada

setiap kader-kadernya untuk menjalin hubungan komunikasi politik agar

lebih baik dalam mensosialisasikan program-program partai kepada

konstituennya.

2. Performa Sosial

Performa sosial merupakan perpanjangan sikap santun dan sopan

untuk mendorong kerja sama di antara anggota organisasi. Sikap ini juga

merupakan cerminan perilaku organisasi yang ditujukan untuk

mendemostrasikan kerja sama dan kesopanan dengan orang lain.

Kebanyakan organisasi menginginkan untuk mempertahankan perilaku

yang profesional, bahkan dimasa yang sulit, dan performa sosial

membantu tercapainya hal ini.13

Organisasi dalam konteks ini adalah organisasi partai politik,

performa sosial yang dilakukan berupa kesantunan dan kesopanan yang

ditujukan oleh Partai Keadilan Sosial untuk kerjasama di antara para kader

dan calon konstituennya.

3. Performa Politis

Ketika budaya organisasi mengkomunikasikan performa politis,

budaya ini sedang menjalankan kekuasaan atau kontrol. Performa politis

merupakan perilaku organisasi yang mendemostrasikan kekuasaan atau

kontrol. Karena biasanya organisasi bersifat hierarkis, harus ada seseorang

13 Ibid, h. 327 24 dengan kekuasaan untuk mencapai segala sesuatu dengan memiliki cukup

kontrol untuk mempertahankan dasar-dasar yang ada.

Ketika anggota organisasi terkait dalam performa politis, mereka

mengkomunikasikan keinginan untuk memengaruhi orang lain. Hal ini

bukanlah selalu merupakan hal yang buruk. Performa politis budaya pada

anggota organisasi berpusat pada pengakuan akan kompetisi sebagai

anggota organisasi dan untuk komitmen mereka terhadap misi

organisasinya.

4. Performa Enkulturasi

Performa enkulturasi merujuk pada bagaimana anggota

mendapatkan pengetahuan dankeahlian untuk dapat menjadi anggota

organisasi yang mampu berkontribusi. Performa ini dapat berupa sesuatu

yang berai maupun hati-hati,dan performa ini mendemonstrasikan

kompetisi seorang anggota dalam sebuah organisasi.

Dalam performa ini, Partai Keadilan Sejahtera memberikan

pengetahuan dan keahlian kepada kader-kadernya dalam rangka

meningkatkan komunikasi politik dan bagaimana menjadi politisi yang

dapat mencapai jabatan public serta mensosialiasikan program-program

partai kepada konstituennya.

25 C. Konseptualisasi Komunikasi Politik

1. Definisi Komunikasi Politik

Bertolak dari konsp komunikasi dan konsep politik yang telah

diuraikan pada bagian awal, maka upaya untuk mendekati pengertian apa

yang dimaksud komunikasi politik, menurut Dahlan (1999) yang dikutip

Hafied Cangara dalam bukunya “Komunikasi Politik Konsep, Teori dan

Strateg”, Komunikasi Politik ialah suatu bidang atau disiplin yang telah

menelah perilaku dan kegiatan-kegiatan komunikasi yang bersifat politik,

mempunyai akibat politik, atau berpengaruh terhadap perilaku politik.14

Menurut McNair dalam bukunya Introduction to Political

Communication (2003) yang dikutip Hafied Cangara dinyatakan bahwa

murni membicarakan tentang alokasi sumber daya publik yang memiliki

nilai, apakah itu nilai kekuasaan atau nilai ekonomi, petugas yang

memiliki nilai, apakah itu nilai kekuasaan atau nilai ekonomi, petugas

yang memiliki keweanangan untuk member kekuasaan dari

keputusandalam pembuatan undang-undang atau aturan, apakah itu

legislatif atau eksekutif, serta sanksi-sanksi, apakah itu dalam bentuk

hadiah atau denda.15

14 Cangara Hafied, “Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi”(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2009), h.30 15 Cangara Hafied, “Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi”(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2009), h.31 26 Dengan demikian, pengertian komunikasi politik dapat dirumuskan

sebagai suatu proses pengoperan lambang-lambang atau symbol-simbol

komunikasi yang berisi pesan-pesan politik dari seseorang atau kelompok

kepada orang lain dengan tujuan untuk membuka wawasan atau cara

berpikir, serta memengaruhi sikap dan tingkah laku khalayak yang

menjdai target politik.

Strategi komunikasi merupakan perpaduan perencanaan komunikasi

(communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication

management) unutuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi

harus menunjukan bagaiamana operasionalnya secara praktis harus dilakukan,

dalam arti kata pendekatannya bisa berbeda-beda tergantung pada suatu kondisi

dan situasi.16

Strategi komunikasi antara berbagai tingkat dalam organiasai harus

konsisten. Seringkali terjadi keputusan strategis yang dibuat pada tingkat-

tingkat yang berbeda kurang dipahami. Oleh karena itu, peran spesialis

public relations adalah untuk memastikan bahwa konsistensi diterapkan

secara menyeluruh, yang oleh politisi Inggris Peter Mandelson disebut

sebagai ‘on message’. Penerapan menyeluruh ini tidak berarti umum atau

sama, meskipun persepsi dari frase tersebut secara terus- menerus dibuat

oleh jurnalis dan rival politiknya agar frase ‘on message’ memang berarti

umum atau sama.17

16 Effendy Onong Uchjana, “Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek “(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1992), h.11 17 Henry Mintzberg, The Rise and Fall of Strategic Planning, h.108 27 Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh

penentuan strategi komunikasi. Di lain pihak jika tidak ada strategi komunikasi

yang baik efek dari proses komunikasi (terutama komunikasi media massa)

bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif. Sedangkan untuk

menilai proses komunikasi dapat ditelaah dengan menggunakan model-model

komunikasi. Dalam proses kegiatan komunikasi yang sedang berlangsung atau

sudah selesai prosesnya maka untuk menilai keberhasilan proses komunikasi

tersebut terutama efek dari proses komunikasi tersebut digunakan telaah model

komunikasi.

1. Tujuan Sentral dalam Strategi Komunikasi

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dana manajemen

(management) untuk mencapai tujuan. Demikian pula dengan strategi komunikasi

yang merupakan paduan perencanaan komunikasi (communication planning)

dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai

tujuan yang ditetapkan. Menurut R. Wayne Pace, Brent D Peterson dan M. Dallas

Burrnett dalam bukunya “Technique For Effective Communication”, bahwa

tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama:18

a. To Secure Understanding

Memastikan bahwa komunikan paham dan mengerti pesan yang diterma.

Andaikata ia sudah dapat mengerti dan menerima, maka penerimaan itu

harus dibina (To establish acceptance).

18 Effendy Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992) h.12 28 b. To Establish Acceptance

Setelah komunikan mengerti dan menerima pesan maka ini harus

dilakukan pembinaan. Setelah penerimaan itu dibina. Kegiatan harus di

motivasikan (To motivate action).

c. To Motivate Action

Setelah penerimaan itu dibina maka kegiatan itu harus di motivasikan (To

motivate action).

2. Korelasi Antar Komponen dalam Strategi Komunikasi

Dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran

dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor

penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategi itu diperhatikan komponen-

komponen komunikasi dan faktor pendukung dan faktor penghambat pada setiap

komponen tersebut.19

3. Strategi Komunikasi dalam Kampanye Pemilihan Umum

Berdasarkan strategi–strategi komunikasi yang dilakukan oleh setiap

kandidat guna mengenalkan, menarik simpati, bahkan meningkatkan citra.

Dengan strategi tersebut, masyarakat dibentuk opini dan persepsinya sehingga

tertarik dan mau memilih seorang kandidat dalam pemilu. Strategi komunikasi

politik yang dilakukan cukup beragam, mulai dengan penggunaan promosi secara

tidak langsung atau disebut bellow the line seperti banner, flyer, pamflet, brosur,

katalog, serta pameran. Kemudian promosi secara langsung dengan

menggunakan media iklan atau above the line seperti penggunaan televisi, radio,

surat kabar, internet (sosial media). Hal lain yang menunjang keberhasilan

suatu strategi komunikasi dalam kampanye adalah waktu. Dimana

19 Ibid, h.13 29 dibutuhkan waktu yang cukup panjang untuk memenuhi beberapa proses

atau tahapan hingga akhirnya persepsi atau opini publik terbentuk dan

memilih kandidat dalam pemilu. 20

D. Konseptualisasi Strategi Komunikasi Politik

Langkah pertama dalam strategi komunikasi politik, ialah merawat

ketokohan dan memantapkan kelembagaan. Artinya, ketokohan seseorang

politikus dan kemantapan lembaga politiknya dalam komunikasi politik.

Selain itu jga diperlukan kemampuan dan dukungan lembaga dalam menyusun

pesan politik, menetapkan metode, dan memilih media politik yang tepat.21

Karena politik adalah pengambilan keputusan bukan untuk

kepentingan perorangan, melainkan untuk kepentingan orang banyak. Maka

cita-cita politik harus diarahkan untuk menciptakan individu yang memiliki

komitmen untuk menjadi “negarawan”. Oleh karena itu, negarawan hanya bisa

dicapai melalui keikhlasan dan kejujuran, maka komunikasi politik memiliki

filososfi yakni pendayagunaan sumber daya komunikasi, apakah itu sumber

daya manusia, infrastruktur, maupun piranti lunak untuk mendorong

terwujudnya system politik yang mengusung demokrasi, di mana kekuasaan

pemerintahan dijalankan oleh pemenang pemilu (mayoritas).

20 “Strategi Komunikasi Dalam Kampanye Pemilihan Umum”. Diolah pada hari minggu, 8 April 2013, Pukul 12:42 WIB dan diakses dari http://mediapublica.co/2013/02/11/strategi- komunikasi-dalam-kampanye-pemilihan-umum/ 21 Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) cet ke-1, h.235 30 Dengan demikian, demokrasi menjadi cita-cita yang luhur sesuai

dengan hati nurani, sehingga dapat diabdikan untuk kepentingan semua pihak,

baik yang kalah maupun yang menang dalam membangun suatu kebersamaan

menuju tujuan yang sama.22

Pada hakikatnya, suatu strategi dalam komunikasi politik adalah

keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan saat

ini, guna mencapai tujuan politik masa depan. Justru itu, merawat ketokohan

dan memantapkan kelembagaan politiknya akan merupakan kepurtusan

strategis yang paling tepat bagi komunikator politik untuk mencapai ujuan

politik kedepan, terutama memenangkan pemilihan umum. Ketika komunikasi

politik berlangsung, justru yang berpengaruh bukan pesan politik saja,

melainkan terutama siapa tokoh politik (politikus) atau tokoh aktivis dan

professional dan dari lembaga mana yang menyampaikan pesan poltik itu.

Dengan kata lain, ketokohan seseorang komunikator politik dan lembaga

politik yang mendukungnya sangat menentukan berhasul atau tidaknya

komunikasi politik dalam mencapai sasaran dan tujuannya.23

1. Pesan Politik

Ialah pernyataan yang disampaikan baik secara tertulis maupun

tidak tertulis, baik secara verbal maupun nonverbal, tersembunyi mapun

terang-terangan, baik yang disadari maupun yang tidak disadari yang

isinya mengandung bobot politik. Misalnya pidato politik, undang-undang

22 Cangara Hafied, “Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi”(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2009), h.31 23 Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , cet ke-1, h.236 31 kepartaian, undang-undang pemilu pernyataan politik, artikel atau isi

buku/brosur dan berita surat kabar, radio, televisi dan internet yang berisi

ulasan politik dan pemerintahan, puisi politik, spanduk dan baliho, iklan

politik, propaganda, perang urat saraf (psywar), makna logo, warna baju

atau bendera, bahsa badan (body language) dan semacamnya.24

Bertolak dari paradigma khalayak aktif di Negara demokratis,

sesungguhnya khalayaklah yang menentukan pesan politik yang harus

disampaaikan oleh para politikus dalam kampanye politiknya, baik dalam

menggunakan retorika politik (pidato) maupun melalui media politik,

pesan politik disusun setelah mengetahui kondisi khalayak, hal itulah yang

disebut sebagai persuasi dalam arti yang sesungguhnya (positif).25

Harus disadari bahwa individu-individu dalam saat yang

bersamaan selalu dirangsang oleh banyak pesan dari berbagai

sumber,termasuk pesan politik. Akan tetapi, tidaklah semua rangsangan itu

dapat memengaruhi khalayak karena tidak menimbulkan perhatian atau

pengamatan yang terfokus. Artinya, tidak semua yang diamati dapat

menimbulkan perhatian kecuali pesan yang memenuhi syarat.

Selanjutnya menurut Wilbur Schramm (1955) yang dikutip Anwar

Arifin, dalam syarat-syarat untuk berhasilnya suatu pesan yaitu:

a. Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga

pesan itu dapat menarik perhatian khalayak.

24 Cangara Hafied, “Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi”(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2009), h.32 25 Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) cet ke-1, h.248 32 b. Pesan haruslah menggunakan tanda-tanda yang sudah dikenal oleh

komunikator dan khalayak sehingga kedua pengertian itu bertemu.

c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi daripada pesan sasaran

dan menyarankan agar cara-cara tersebut dapat mencapai kebutuhan

itu.

d. Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan

yang layak bagi khalayak.26

Sesungguhnya syarat-syarat yang dikemukakan di atas pada

prinsipnya hanyalah terdiri atas intensitas dan pokok persoalannya. Jika

diterapkan dalam komunikasi politik, intensitas pesan politik dapat

dilakukan, misalnya pada tanda-tanda komunikasi (sign of communication)

dan diisi komunikasi politik. Isi pesan politik yang menarik perhatian

apabila ia memuat pemenuhan kebutuhan pribadi (personal needs) dan

kelompok (social needs) dalam masyarakat. Suatu pesan politik hanya

akan menarik perhatian selama ia memberikan harapan atau hasil yang

kuat relevansinya dengan persoalan kebutuhan (needs) tersebut.27

Dengan demikian, upaya pertama yang harus dilakukan dalam

menyusun pesan politik yang pesuasif adalah bangkitnya perhatian dari

khalayak terhadap pesan-pesan politik yang disampaikan. Pesan yang

dapat menimbulkan perhatian adalah pesan yang mudah diperoleh

(availability) dan karena itu harus menyolok perbedaannya (contrast)

26 Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) cet ke-1, h.248 27 Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) cet ke-1, h.249 33 dengan pesan-pesan yang lain. Kedua hal ini ditujukan terutama dalam

pengunaan tanda-tanda komunikasi (sign of communication) dan

pengunaan medium.28

2. Partai Politik

Partai politik berangkat dari anggapan bahwa dengan membentuk

wadah organisasi mereka bisa menyatukan orang-orang yang mempunyai

pikiran serupa sehingga pikiran dan orientasi mereka bisa

dikonsolidasikan. Dengan begitu pengaruh mereka bisa lebih besar dalam

pembuatan dan pelaksanaan keputusan.29

Secara umum partai politik dapat dikatakan suatu kelompok

terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan

cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh

kekuatan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya) dengan cara

konstitusional untuk menjalankan programnya.30

Adapun fungsi partai politik di negara demokratis seperti di

Indonesia yang menganut sistem pemerintahan yang demokratis yang

mana banyaknya partai politik pada saat ini relatif dapat menjalankan

fungsi sesuai harkat sesuai pada saat kelahirannya, yakni menjadi wahana

bagi warga negara untuk berpatisipasi dalam pengelolaan kehidupan

bernegara dan memperjuangkan kepentingannya dihadapan penguasa.

28 Ibid, h.249-250 29 Miriam Budiardjo, op, cit, h.403 30 Ibid, h.403 34 Fungsi partai politik di negara demokratis ialah; 31

1. Sebagai sarana komunikasi politik

2. Sebagai sarana sosialisasi politik

3. Sebagai sarana rekrutmen politik

4. Sebagai sarana pengatur konflik

Hal ini dapat dikaji dengan melihat berbagai organisasi, system dan

prosedur kerja. Oleh karena itu ada organisasi politik yang resmi tampak

seperti partai politik, perkumpulan buruh tani, nelayan, pedagang,

organisasi wanita, pemuda, pelajar, militer dan lain-lain. Tetapi ada pula

organisasi abstrak yang tidak resmi namun sangat menguasai keadaan

sebagai elite power, disebut juga dengan group penekan (pressure group)

seperti sekelompok kesukuan, fanatisme keagamaan dan sekelompok

tertentu yang berdasarkan almamater.32

3. Komunikator Politik

Dalam politik praktis, antara kandidat dan juru kampanye sebenarnya

tidak bisa dipisahkan sehingga publik akan menilainya secara keseluruhan

tanpa melakukan pemisahan. Mengapa komunikator politik ini sangat

menentukan? Kalau ada kandidat seorang yang baik dan jujur, tetapi juru

kampanye nya orang yang dianggap masyarakat berprilaku buruk, apa pun

pesan yang disampaikannya pasti akan ditolak oleh masyarakat. Di sinilah

peran penting seorang komunikator politik.

31 Miriam Budiarjo, op, cit, h.405 32 Ibnu Kencana Syafei dan Azhari, ”Sistem Politik Indonesia”, Refika Aditama, Bandung, cet. Ke-3. h.80 35 Komunikator poltik adalah orang yang melakukan komunikasi

dalam konteks politik kapanpun dan dimanapun pesan itu disampaikan. Ia

menyampaikan pesan-pesan politik, baik kepada individu, kelompok

maupun massa. Komunikator politik merupakan orang yang terlibat dalam

proses politik, baik secara langsung maupun tidak langsung.33

Dalam aktivitas politik, komunikator politik memiliki peranan

yang sangat penting. Mereka adalah orang-orang yang dengan pesannya

dapat membentuk opini publik. Dalam skala luas, komunikator politik

akan dapat memengaruhi kehidupan sosial masyarakat sebab konstalasi

politik juga sangat ditentukan oleh sejauh mana mereka melontarkan

gagasan-gagasannya. Komunikator politik biasanya terdiri dari orang-

orang yang memiliki kapasitas di bidangnya sehingga apa yang

dikatakannya dapat menjadi referensi atau rujukan banyak orang.34

Dalam kapasitas apa pun, seorang komunikator politik harus dapat

memahamkan kepada pihak yang ditujunya mengenai maksud dan target

politiknya. Berikut klasikasifikasi komunikator politik utama dalam

politik:

1. Politikus

Orang yang berscita-cita untuk dan atau memegang jabatan

pemerintah, tidak peduli apakah mereka dipilih, ditunjuk atau pejabat

karier dan tidak mengindahkan apakah ajabatan itu eksekutif, legislatif

atau yudikatif.

33 Liliweri Alo, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) Cet. ke-1 h.270 34 Ibid, h.270-272 36 2. Profesional

Orang-orang yang mencari nafkah dengan mengandalkan keahliannya

berkomunikasi. Komunikator professional adalah peranan sosial yang

relatif baru, suatu hasil sampingan dari revolusi komunikasi yang

sedikitnya mempunyai dua dimensi utama, ayitu munculnya media

massa dan perkembangan serta merta media khusus (seperti majalah

untuk khalayak khsusus, stasiun radion dsb.) yang menciptakan publik

baru untuk menjadi konsumen informasi dan hiburan.

3. Aktivis

Komunikator politik utama yang bertindak sebagai saluran

organisasional dan interpersonal. Dalam komunikasi politik, terdapat

dua jenis aktivis: pertama, juru bicara bagi kepentingan yang

terorganisasi. Pada umumnya ia tidak memegang ataupun mencita-

citakan jabatan pada pemerintah.

E. Konseptualisasi Ekspresi Simbolik

Orang tidak dilahirkan dengan kepercayaan, nilai dan penghargaan

politik. Namun, mereka menyusunnya secara sinambung jika dihadapkan

pada rangsangan politik. Salah satu tingkat dalam tahap penyusunan personal

ini terdiri atas segala sesuatu yang dapat dipelajari orang melalui komunikasi

politik. Belajar politik berlangsung selama hidup manusia normal melalui

37 proses yang disebut sosialisasi dalam bentuk ekspresi politik secara simbolik

tertentu.35

Dan Nimmo dalam bukunya mengutip pernyataan Mead, menurutnya

isyarat tubuh, ujaran, kata dan jeda adalah tanda-tanda yang diinterprestasikan

orang. Interpretasi membuat lambang menjadi tanda yang bermakna. Melalui

komunikasi (dan proses negosiasi yang dimudahkan oleh komunikasi) orang

menciptakan makna bersama, yang dipahami bersama dari lambang

signifikan. Maka belajar bagi orang adalah menjumlahkan inernalisasi makna

lambang yang dipahami bersama dan karena itu menanggapi atau sekurang-

kurangnya seperti tanggapan yang mereka bayangkan merupakan tangapan

bersama dengan orang lain dan menanggapi maksud orang lain sebagaimana

yang disajikan dalam lambang signifikan, sifat ini memandang belajar

sebagai kegiatan simbolik.36

1. Ekspresi Simbolik Komunikasi Politik di Indonesia

Komunikasi politik yang melibatkan lebih banyak partisipasi

rakyat memang masih terbatas pada momentum-momentum pesta

demokrasi, sejak sebelum hingga saat pelaksanaan pemilu usai. Untuk

melihat simbol-simbol komunikasi politik contohnya pada era Orde Baru,

Asep Saepul Muhtadi dalam bukunya menelaah tulisan Anderson (1978),

Cartoons and Monuments: The Evolution of Political Communication

under the . Dia menyebutkan sekurang-kurangnya empat

35 Nimmo Dan, “Komunikasi Politik Khalayak dan Efek” (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2001), h.86 36 Ibid, h.88 38 symbol komunikasi politik yang banyak digunakan pemerintahan Orde

Baru.37

1. Direct Speech, yang dalam realitasnya merupakan bentuk komunikasi

politik paling banyak digunakan di masyarakat, seperti gossip, rumor,

diskusi, argumentasi, interogasi dan intrik. Meskipun demikian,

bentuk-bentuk komunikasi ini hampir lepas dari perhatian para pakar

dan peneliti tentang komunikasi politik di Indonesia.

2. Symbolic Speech, yaitu symbol-simbol yang di ekspresikan kemudian

dimaknai secara khusus sesuai dengan kepentingan sejarahnya.

Pemilihan warna bendera “merah-putih” misalnya, merupakan symbol

yang mengandung pesan-pesan tertentu sesuai dengan makna

sejarahnya.

3. Cartoons, yaitu bentuk komunikasi politik yang paling terbuka untuk

diinterpretasikan. Kartun biasanya dibuat dengan latar belakang

peristiwa tersendiri. Ia merupakan respon terhadap kenyataan-

kenyataan yang sedang hangat terjadi.

4. Monuments, yaitu symbol komunikasi politik yang dibuat untuk

menginformasikan sesuatu peristiwa yang pernah di lalui bangsa

Indonesia.munimen banyak dibangun selama pemerintahan Orde Baru

yang tersebar di seluruh pelosok tanah air.

37 Muhtadi Asep, “Komunikasi Politik Indonesia Dinamika Islam Politik Indonesia Pasca Orde Baru”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h.59 39 2. Interaksi Simbolik Dalam Budaya Siber

Dalam buku Komunikasi Antar Budaya di Era Buda Siber, Rulli

Nasrullah mengutip pernyataan yang dilontarkan Castells (2009:129) pada

dasarnya Term mass self-communication dapat terwakili dari bagaimana

teks itu diproduksi dan dikonsumsi sekaligus oleh entitas yang

bersangkutan. Seperti tombol “Like” dalam media sosial Facebook, di satu

sisi ikon yang di klik tersebut secara denotasi menandakan makna “suka”

terhadap status atau image yang dipublikasikan, namun di sisi lain makna

“Like” itu bisa beragam dan hanya diketahui oleh pengklik tombol

tersebut.38

“Like” yang pada awalnya merupakan penanda bahwa entitas

tertarik pada bahasan atau topic tertentu di Facebook, ternyata mengalami

pergeseran makna. Fenomena tombol “Like” pada dasarnya merupakan

salah satu bentuk dari budaya komunikasi yang terjadi di era digital saat

ini. Makna sebuah ikon tidak bisa lagi diasumsikan akan dimaknai sama

oleh entitas lain. Teknologi telah memberikan kebebasan bagi entitas

untuk memproduksi sebuah teks dan sekaligus memaknai teks tadi dalam

konteks sesuai dengan keinginan entitas tersebut.39

F. Konseptualisasi Media Sosial

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari manusia tentunya tidak bisa

lepas dari kegiatannya untuk bersosialisasi dengan orang lain dan untuk

bersosialisasi itulah manusia memerlukan komunikasi sehingga akibatnya

38 Rulli Nasrullah, ”Kebudayaan AntarBudaya di Era Budaya Siber”(Jakarta: Kencana Prenada Grup, 2012) h.104 39 Ibid, h. 106 40 timbul interaksi dalam kehidupan manusia, maka ketika seseorang melakukan

proses komunikasi dengan orang lain dibutuhkan kesamaan makna sehingga

diharapkan agar proses komunikasi yang sedang terjadi dapat berlangsung

efektif.

Dengan kemajuan di bidang teknologi informasi serta komunikasi

sekarang ini, dunia tidak lagi mengenal batas, jarak, ruang dan waktu, sebagai

contoh kini orang dapat dengan mudah memperoleh baerbagai macam

informasi yang terjadi di belahan dunia tanpa harus datang ke tempat tersebut.

Bahkan orang dapat berkomunikasi dengan siapa saja di berbagai tempat di

dunia ini, hanya dengan memanfaatkan seperangkat komputer yang

tersambung ke internet.40

Sebagai contohnya, di era komunikasi global seperti sekarang ini

banyak sekali bermunculan situs-situs social networking yang cukup menarik

perhatian. Social networking adalah sebuah bentuk layanan internet yang

ditujukan sebagai komunitas online bagi orang yang memiliki kesamaan

aktivitas, ketertarikan pada bidang tertentu, atau kesamaan latar balakang

tertentu. Layanan social network biasanya berbasis web, yang menyediakan

kumpulan cara yang beragam bagi pengguna untuk dapat berinteraksi

seperti chat, messaging, email, video, chat suara, share file, blog, diskusi grup,

dan lain-lain.41

40 Fahmi, “Mencerna Situs Jejaring sosial” (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2011) h.10 41Tabroni Roni, “Komunikasi Politik Pada Era Multimedia” (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012) h. 150 41 Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.42

Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.43

1. Peran dan Fungsi Media Sosial

Dalam abad ke-21 ini media sosial atau media alternatif tersebut

telah terbukti efektif dalam komunikasi sosial dan komunikasi politik.

Peran strategis media sosial itu dalam komunikasi politik, telah di

42 Fahmi, “Mencerna Situs Jejaring sosial” (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2011) h.13 43 Ibid, h.13-15 42 tunjukkan keberhasilan dan kemampuannya menggalang kekuatan dan

dukungan terhadap gerakan prodemokrasi di berbagai Negara seperti

Tunisia (2011) dan Mesir (2011). Pada akhir abad ke-20 yang lalu

beberapa Negara telah mengalami gerakan politik yang didorong juga oleh

media sosial itu seperti Indonesia (1998), Filipina (2001) dan Malaysia

(2008).44

Media sosial memiliki kelebihan dibandingkan dengan media

konvensional, antara lain :45

 Kesederhanaan

Dalam sebuah produksi media konvensional dibutuhkan

keterampilan tingkat tinggi dan keterampilan marketing yang unggul.

 Membangun Hubungan

Sosial media menawarkan kesempatan tak tertandingi untuk

berinteraksi dengan pelanggan dan membangun hubungan.

 Jangkauan Global

Media tradisional dapat menjangkau secara global tetapi tentu saja

dengan biaya sangat mahal dan memakan waktu.

 Terukur

Dengan sistemtracking yang mudah, pengiriman pesan dapat terukur,

sehingga perusahaan langsung dapat mengetahui efektifitas promosi.

44 Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) cet ke-1, h. 170 45 Fahmi, “Mencerna Situs Jejaring sosial” (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2011) h.17 43 2. Internet dan Pengaruhnya Terhadap Interaksi

Relasi antar individu saat ini tidak lagi fisik melainkan “interface”,

telah diwakili oleh perangkat atau “terminal” teknologi komunikasi,

sebagaimana perangkat teknologi yang biasa kita temukan dalam

kehidupan sehari-hari. Bahkan dalam perkembangan cyber saat ini,

kehadiran individu sebagai objek bisa diwakili sebagai objek bisa diwakili

dengan animasi (avatar) sesuai kemauan kita; di internet siapa pun bisa

menjadi siapa atau apa yang diinginkannya.46

Menurut Rulli Nasrullah mengutip pernyataan Holmes (2005:7) ide

tentang “second media age” telah muncul pada pertengahan tahun 1990-an

dimana internet semakin berkembang dan bersamaan dengan hal itu

kebudayaan atau kultur siber yang juga ikut berkembang.47

Internet adalah system jaringan computer yang terhubung di

seluruh dunia, dan dapat disebut sebgai kolaborasi teknis antara computer,

telepon dan televisi. Arti penting dari penggunaaan internet sebagai bagian

pokok dari revolusi informasi, adalah kemampuan manusia menghemat

waktu dan menundukkan ruang . ada penghematan energy dalam

transportasi, karena komunikasi tidak lagi tergantung pada jarak, sehingga

dapat”dipersatukan” dalam waktu yang singkat dan terjadilah globalisasi.48

46 Rulli Nasrullah, ”Kebudayaan AntarBudaya di Era Budaya Siber”(Jakarta: Kencana Prenada Grup, 2012) h.60 47 Ibid, h.61 48 Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) cet ke-1, h. 173 44 Menurut Rulli Nasrullah mengutip pernyataan Holmes (2005, 15-

17) memberikan ulasan yang cukup panjang bagaimana sebenarnya dalam

tataran tertentu distingsi antara broadcast dan new media serta interaksi

sosial dengan terfokus pada face-to-face menjadi sesuatu yang tidak

memisahkan dua model tersebut. Karena pada dasarnya, ada pemahaman

yang terlanjur terhadap pengertian face-to-face yang secara historis

dimaknai sebagai dan dengan menggunakan istilah integrasi sosial (social

integration) dibandingkan dengan istilah interaksi (interaction); istilah

interaksi adalah istilah yang cenderung digunakan sebagai salah sau cirri

dari social media age.49

3. Peranan Politik Media Sosial

Melalui media sosial, kegiatan komunikasi politik dapat terlaksana

dengan menyertakan jutaan orang di seluruh dunia, tanpa adanya

hubungan bersifat pribadi. Jika media sosial digunakan untuk komunikasi

politik,maka penerima komunikasi politik yang dapat tercipta oleh media

sosial tersebut sangat khas, yaitu jutaan individu yang terhubung oleh

jaringan yang disebut segai dunia maya (cyberspace).50

Upaya politikus, pejabat dan aktivis untuk menggunakan media

massa dalam membangun komunikasi politik dengan khalayak massa

secara terus menerus, harus memiliki sejumlah kemampuan.51

49 Rulli Nasrullah, ”Kebudayaan AntarBudaya di Era Budaya Siber”(Jakarta: Kencana Prenada Grup, 2012) h.63 50 Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) cet ke-1, h.171 51 Ibid, h.171 45 a. Mampu meciptakan berita actual, baik dalam bentuk fakta atau pun

opini.

b. Mampu dan cakap dalam menanggapi peristiwa-peristiwa yang terjadi

dalam masyarakat karena itu harus rajin mengikuti berita dari media

massa.

c. Mampu menjalin hubungan sosial yang baik dengan wartawan dan

redaktur sebagai komunikator politik yang professional.

Selain itu hubungan politikus dengan media massa memang

bersifat mutual-simbiosis (saling memerlukan), media memerlukan berita

politik dan politikus dapat menjadi obyek berit (factual news) atau

narasumber berita (talking news). Politikus baik sebagai manusia (human

interest) maupun sebag pekerja politik dengan seluruh aktivitasnya

(komentar dan prilakunya), memang mrupakan obyek berita yang

menarik.52

Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa media sosial atau media

interaktif itu berbeda dengan media massa, meskipun sasaran yang

disentuh jumlahnya besar, namun tidak bersifat “massal”. Media massa

mendorong terjadinya massifikasi, sebagai cirri masyarakat industry.

Sebaliknya media interaktif itu lebih banyak bersifat individual, sehingga

terjadi individuasi dan demassifikasi, sebagai cirri masyarakat informasi.

Tampaknya media sosial atau media interaktif itu telah ditakdirkan

menjadi wahana penegakan politik terbuka dan demokratis dengan

52 Tabroni Roni, “Komunikasi Politik Pada Era Multimedia” (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012) h. 153 46 dampak positif dan negatifnya. Justru itu rakyatnya dimana saja di dunia

ini akan memahami bahwa akses internet itu semakin bisa diterima

sebagai bagian dari hak asasi manusia dan semakin menjadi komponen

penting dalam komunikasi politik 53

G. Konseptualisasi Kampanye Politik

1. Definisi Kampanye

Sekarang, seiring berjalannya waktu, dan perkembangan

tekonologi komunikasi yang juga begitu pesat, seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya tentang munculnya media-media baru menjadikan

terjadinya pergeseran dalam kampanye tersebut. Banyak yang

menggunakan media baru dalam kampanye untuk menarik masa sebanyak-

banyaknya dan untuk memilih dalam pemilu. Dalam waktu dekat ini,

Indonesia akan merayakan salah satu pesta demokrasi terbasar untuk

Pemilu 2014 yang baru untuk masa jabatan selanjutnya. Dari beberapa

peserta pemilu telah mulai melakukan cara untuk menarik perhatian massa

dan memlihi pada pemilu. Berbagai cara mulai dari cara-cara lama seperti

penggunaan baliho, menyebarkan berbagai poster juga umbul-umbul.

Muncul diberbagai acara televisi dengan berbagai pencitraan yang ada

juga dilakukan oleh seluruh pasangan cagub cawagub. Beberapa tim

sukses peserta pemilu pun juga memanfaatkan sosial media sebagai sarana

untuk menarik perhatian massa. Hampir semua sosial media yang ada juga

dimanfaatkan salah satunya adalah forum jejaring sosial dan media online.

53 Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) cet ke-1, h 171-172 47 Antar Venus mengambil kutipan dari Roders dan Sttorey,

kampanye adalah serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan

tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang

dilakukan secara berkelanjutan dalan dalam kurun waktu tertentu.54

Kampanye Politik tidak berbeda dengan kampanye public relation,

seperti Ruslan menjelaskan, kampanye public relations bertujuan

meningkatkan kesadaran dan pegetahuan khalayak sasaran (target

audience) untuk merebut perhatian serta menumbuhkan persepsi ata opini

yan positif terhadap suatu kegiatan dai suatu lembaga atau organisasi agar

tercipta suatu kepercayaan dan citra yang baik dari masyarakat melalui

penyampaian pesan secara intensif dengan proes komunikasi dan jangka

waktu tertentu yang berkelanjutan.55

2. Karakteristik Kampanye

Kampanye mengunakan interaksi simbolis (symbolic interaction),

artinya pengoperan simbol-simbol atau lambang komunikasi yang

mempunyai makna tertentu dalam berkampanye. Lambang komunikasi itu

sendiri bisa berbentuk bahasa, baik tulisan maupun lisan, tanda (sign),

gambar-gambar, isyarat tertentu yang telah dirumuskan sedemikian rupa

sehingga menarik perhatian sekaligus berpengaruh terhadap pesan yang

54 Antar Venus, Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), h. 7. 55 Risady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, edisi revisi (Jakarta: PT. raja Grafindo Persada, 202), cet.3 h. 101. 48 disampaikan dan pada akhirnya akan menimbulkan efek atau hasil sesuai

dengan yang telah direncanakan oleh komunikator.56

Terdapat kegiatan-kegiatan kampanye antara lain:57

a) Adanya aktifitas proses komunikasi kampanye untuk mempengaruhi

khalayak tertentu.

b) Untuk membujuk dan memotivasi khalayak untuk berpatisipatif.

c) Ingin menciptakan atau dampak tertentu seperti yang direncanakan.

d) Dilakukan dengan tema dan narasumber yang capable dan jelas.

e) Dilaksanakan dalam waktu tertentu dan telah ditetapkan.

f) Dan pelaksanaannya dilakukan secara teratur dan terorganisir untuk

kemaslahatan kedua belah pihak atau sepihak.

3. Jenis-Jenis Kampanye

Ruslan mengutip Charles U Larson, yang telah membagi

kampanye menjadi 3 jenis, yaitu:58

a) Product-oriented campaigns, yaitu kegiatan kampanye yang

berorientasi pada produk serta pemasaran yang baru bersifat kampanye

komersial. Motivasinya adalah memperoleh keuntungan financial.

56 Ibid, h. 59 57 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h.24 58 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h.25 49 b) Candidate-oriented campaign, yaitu kegiatan kampanye yang

beorientasi bagi calon (kandidat) untuk kepentingan kampanye politik,

seperti kampanye pemilu

c) Ideological-oriented campaigns, yaitu jenis kampanye ini lebih

bersifat untuk perubahan sosial.

Bagan (5) Sistematika dalam Mentapkan Strategi Kampanye59

Tujuan Kampanye dan Keterbatasan Sumber Daya

Positioning

Research

Seleksi Target Masyarakat yang disasar dan Tujuan Aksi

Pengembangan Program

Strategi Kreatif

Strategi Media

Monitoring Kampanye dan Evaluasi

4. Teknik Penyampaian Kampanye

Untuk berhasilnya suatu persuasi dalam berkampanye melalui

berbagai teknik agar dalam penyampaian pesan kepada audiensinya cukup

59 Firmasyah, Marketing Politik, h.81 50 efektif, antara lain beberapa teknik kampanye yang lazim dipergunakan dalam kegiatan public relations atau periklanan, yaitu sebagai berikut:60 a) Partisipasi (participating)

Yaitu, teknik yang mengikutsertakan (patisipasi) atau peran serta

komunikasi atau audiensi yang memancing minat atau perhatian yang

sama ke dalam suatu kegiatan kampanye dengan tujuan

menumbuhkan saling pengertian, menghargai, kerja sama dan

toleransi. b) Asosiasi (association)

Yaitu, menyajikan isi kampanye yang berkaitan dengan suatu

peristiwa atau obyek yang tengah ramai atau sedang “in” dibicarakan

agar dapat memancing perhatian masyarakat. c) Teknik Integratif (itegrative technique)

Teknik bagaimana untuk menyatukan diri (komunikator) kepada

khalayaknya secara komunikatif, mengambil manfaat secara bersama

demi untuk kepentingan bersama. d) Teknik ganjaran (pay off technique)

Bermaksud untuk mempengaruhi komunikasi dengan suatu ganjaran

(pay off) atau menjanjikan suatu dengan iming-iming hadian dan

sebagainya. Dengan dua kemungkinan bisa berupa benefit (manfaat)

atau kegunaan, bisa juga berupa ancaman, kekhawatiran dan suatu

yang menakutkan.

60 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, h. 65-68. 51 e) Teknik penataan patung es (icing technique)

Hal ini merupakan suatu upaya dalam menyampaikan pesan suatu

kampanye sedemikian rupa sehingga enak dilihat, didengar, dibaca,

dirasakan dan sebagainya.

f) Memperoleh empati (empathy)

Suatu teknik berkampanye dalam menempatkan diri dalam posisi

komunikasn, ikut merasakan dan peduli situasi atau kondisi pihak

komunikan.

g) Teknik koersi atau paksaan (coercion technique)

Dalam komunikasi melakukan kampanye lbih menekankan suatu

paksaan yang dapat menimbulkan rasa ketakutan atau kekhawatiran

bagi pihak komunikan yang tidak mau tunduk melalui suatu ancaman

tertentu.

H. Kampanye Politik

Menurut Norris yang dikutip Firmansyah, kampanye politik adalah

suatu proses komunikasi politik, di mana partai politik atau kontestan individu

mengkomunikasikan ideologi ataupun program kerja yang mereka tawarkan.

Kampanye politik juga mengkomunikasikan intense dan motivasi partai

politik atau kontestan individu dalam memperbaiki kondisi masyarakat.61

Firmansyah juga meminjam pendapat Lock dan Harris, yang

menyatakan bahwa kampanye politik terkait erat dengan pembentukan image

61 Firmansyah, Marketing Politik, h.271 52 politik. Dalam kampanye politik terdapat dua hubungan yang akan dibangun,

yaitu internal dan eksternal.

Hubungan internal adalah suatu proses antara anggota-anggota partai

dengan pendukung untuk memperkuat ikatan ideologis dan ideology mereka.

Sementara hubungan eksternal dilakukan untuk mengkomunikasikan image

yang akan dibangun kepada pihak luar partai, termasuk medi massa dan

masyarakat secara luas.62

Leslie B. Synder juga mengatakan kampanye adalah sebuah aktivitas

komunikasi yang terorganisir, yang secara langsung ditunjukkan kepada

khalayak tertentu, pada periode yang telah ditetapkan danuntuk mencapai

tujuan tertentu.63

Kampanye politik adalah bentuk komunikasi politik yang dilakukan

oleh seseorang atau sekelompok orang untuk memperoleh dukungan politik

dari rakyat. Pada umumnya kampanye politik diatur dengan permainana

tersendiri, yaitu waktu, tata caranya, pengawasan dan sanksi jika pelanggaran

oleh penyelenggara kampanye.64

Karena Image politik harus didukung oleh konsistensi aktivitas politik

jangka panjang, kampanye politik pun harus dilakukan secara permanen dan

tidak terbatas pada waktu menjelang pemilu saja. Perhatian kampanye politik

tidak hanya terbatas hanya pada periode waktu menjelang pemilu saja. Tetapi

sebelum dan sesudah pemilu juga berperan amat penting dalam pembentukan

62 Ibid, h.275 63 Antar Venus, Manajemen Kampanye; Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009), Cet-3, h.80 64 Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Paradigma, Teori, Aplikasi, Strategi & Komunikasi Politik Indonesia (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2003), h.83 53 image politik yang nantinya akan memengaruhi perilaku pemilih dalam

mengavaluasi kualitas para kontestan.65

1. Saluran Kampanye Politik

Secara umum Schramm mengartikan saluran (kampanye) sebagai

perantara apapun yang memungkinkan pesan-pesan sampai kepada penerima.

Sementara Klingemann dan Rommele secara lebih spesifik menerangkan

bahwa saluran kampanye adalah segala bentuk media yang digunakan untuk

menyampaikan pesan kepada khalayak.66

Dalam melakukan kampanye politik, yang biasanya menjadi saluran

utama adalah media massa. Karena Selain media massa dapat melipat

gandakan penyebaran informasi. Media massa juga memiliki kemampuan

untuk khalayak pun dapat diraih dalam jumlah besar.

Tabel (1) Aspek Pembeda Antara Kampanye dengan Propaganda67

ASPEK PEMBEDA KAMPANYE PROPAGANDA

Waktu Terikat dan dibatasi waktunya Cenderung Samar-samar

Sifat Gagasan Terbuka dan diperdebatkan Tertutup dan dianggap khalayak sudah mutlak benar

Tujuan Tegas, spesifik dan variatif Umum dan ditujukkan untuk mengubah system kepercayaan

65 Ibid, h.276 66 Antar Venus, Manajemen Kampanye; Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009), Cet-3, h.84 67 Antar Venus, Manajemen Kampanye (bandung: Simbiosa Rekatam Media, 2004) h.6 54 Modus Penerimaan Pesan Kesukarelaan/persuasi Tidak menekankan kesukarelaan dan melibatkan paksaan/koersi

Modus Tindakan Diatur kode bertindak/etika Tanpa aturan etis

Sifat Kepentingan Mempertimbangkan kepentingan Kepentingan sepihak kedua belah pihak

2. Kampanye Politik di Media Massa

Memasuki era informasi, yang berarti banyak masyarakat sudah melek

akan informasi. Masyarakat kini butuh banyak informasi dan referensi dlam

menentukan sikap politiknya. Jadi penting bagi partai atau kandidat politik

unutkmelihat ini sebagai alasan berkampanye melalui media massa juga media

sosial seperti facebook, twitter dan youtube.

Media massa dalam konteks pemilu dan kampanye benar-benar

berubah fungsi. Media massa kini tidak lagi hanya sekedar memberikan

informasi dan menyampaikan laporan-laporan mengenai berbagai peristiwa

tetapi juga menjadi panggung bagi partai politik atau para kandidat yang

saling berkompetisi meraih dukungan suara pemilih sebanyak-banyaknya.68

Penggunan media massa dalam komunikasi politik tentu sangat

penting karena media massa memberikan kontribusi besar dalam demokrasi,

selain itu media massa selalu dipandang memiliki pengaruh dalam

membangun opini dan pengetahuan bagi khalayak. Penggunaan media massa

68 Pawito, Komunikasi Politik, h.26. 55 dalam komunikasi politik, sangat sesuai dalam membentuk citra diri para politikus dan citra partai politik untuk memperoleh dukungan pendapat umum.

Komunikasi politik dengan menggunakan edia massa, dinamakan komunikasi massa, dengan cirri-ciri dasar, yaitu bersifat umum, terbuka dan aktual.69

Terlepas dari kelebihan dan keterbatasan media massa dalam mempengaruhi khalayak, menurut Venus mengutip pernyataan Rogers (1987), peran media massa dalam kampanye politik tetap penting, karena sasarannya adalah orang banyak, public dan masyarakat. Untuk mencapai mereka maka kampanye lebih menggantungkan diri pada media massa sebagai saluran utamanya. Menngabungkan media massa cetak dan televisi, bahkan media massa lainnya seperti media sosial yang kini juga ikut berkontribusi dalam pelaksanaan kampaye yang merupakan salah satu strategi yang baik agar kuatnya efek diharapkan terjadi pada khalayak.70

3. Seleksi Media Kampanye

Dalam program kampanye harus ditentukan terlebih dahulu aspek- aspek yang akan memengaruhi pemillihan media yang digunakan sebagai saluran kampanye seperti jangkauan, tipe khalayak,ukuran khalayak, biaya, tujuan komunikasi, waktu keharusan, pembelian media, batasan atau aturan, aktivitas pesaing uang akan dipaparkan sebagai berikut:71

69 Arifin, Komunikasi Politik, h.95 70 Venus, Manajemen Kampanye, (Bandung: Simbiosa Rekatama, 2004), h.84 71 Ibid, h.90 56 Tabel (2) Seleksi Media Kampanye72

1. Jangkauan Jumlah orang yang member perhatian tertentu dalam batas geografis tertentu dan merupakan bagian dari seluruh populasi.

2. Tipe Profil dari orang yang potensial dan member Khalayak perhatian tertentu, seperti nilai, gaya hidup, dll.

3. Ukuran Seberapa banyak orang yang teruhubung. Khalayak

4. Biaya Ongkos produksi dan pembelian media.

5. Tujuan Apa yang dapat dicapai dan respon apa yang Komunikasi dibutuhkan.

6. Waktu Skala waktu untuk respons yang dikehendaki, hubungan dengan penggunaan media lain, dan sebagainya.

7. Keharusan Waktu penyiaran yang terjualmelalui penawaran Pembelian yang kompetitif dan membutuhkan pemesanan Media selama beberapa minggu sebelumnya.

8. Batasan Pengaturan untuk mencegah masuknya produk- atau Saluran produk atau hal-hal tertentu dari media.

9. Aktivis Kapan, dimana dan kenapa selalu bersaing dengan Pesaing penyedia jasa perikanan.

72 Ibid, h.91

57 Seleksi media ini tentunya mempertimbangkan bagaimana tersebut

mampu memengaruhi khalayak. Setelah itu dilihat jenis mediaang akan

digunakan berdasarkan penghitungan alasan positif dan negatif dari

penggunaanya sebagai saluran kampanye.73

Hal ini dikarenakan untuk memilih penggunaan media komunikasi

dalam kampanye diperlukan pertimbangan dari penggunaan media tersebut.

Tabel (3) Media yang di jadikan Saluran Kampanye74 1. Media Alasan Positif Menggunakan Alasan Negatif Menggunakan

2. Surat Relatif murah untuk Pasif, reproduksi foto kurang Kabar mendapatkan, jangka bagus, tidak dinamis-kurang pendek, jangkauan luas, para menarik perhatian, aktivitas pembaca menentukan ukuran membaca menurun sesuai konsumsi. hambatan waktu. 3. Majalah Kualitas reproduksi Hanya dapat dikonsumsi secara berpengaruh besar, pembaca visual, waktu yang lama tidak menghendaki adanya iklan, pasti menumbuhkan adanya dapat digunakan untuk waktu hubungan. yang lama, dapat mengasosiasikan brand dengan ikon budaya dalam khalayak massa. 4. Televisi Penglihatan, suara dan Selektivitas kurang, hal-hal pergerakan terlihat nyata, detail serinng terabaikan, adanya repetisi relative mahal, ketatnya (pengulangan), mencakup pengaturan isi pesan. daerah tertentu, menghibur, member kredibilitas tertentu atas suatu ‘produk’.

73 Venus, Manajemen Kampanye, (Bandung: Simbiosa Rekatama, 2004), h.91 74 Venus, Manajemen Kampanye; Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009), Cet-3, h. 9 58 5. Radio Dapat digunakan secara luas, Tidak ada visual, sementara, aktif, target berdasarkan tidak lama, kurang istimewa, pembagian waktu tertentu, khalayak sedikit, perhatian relatif murah, adanya rendah, sering digunakan intimacy, menimbulkan sebagai latar belakang. kesan kedekatan, dapat mengikutsertakan pendengar. 6. Film Dampaknya besar, Pembutan mahal, kurang detail. meningkatknya khalayak. 7. Billboard/ Harga murah, lokal, mudah Kurang kapasitas utnuk Poster diubah, praktis. meerauh perhatian, segmentasi terbatas, rawan perusakan, banyak menimbulkan kebingungan, gambar relatif sedikit. 8. Banner Kebeadaan murah aktif, Bukan lingkup nasional. Website pesan dapat berupa animasi, di suara dan warna untuk Internet menrik perhatian, penyediaan informasi serba cepat, dapat digunakan sebagai fasilitas dalam penjualan.

4. Media Sosial Internet Sebagai Media Kampanye Internet kini menjadi inti dari kampanye politik modern. Teknologi

komunikasi yang meliputi inti internet antara lain e-mail, situs web, dan

podcast, media cetak yang “berubah” menjadi surat kabar atau majalah

elektronik, dan video klip kini digunakan sebagai media penyalur informasi.

Adapun pemanfaatan teknologi modern seperti ini memungkinkan

seluruh proses penyampaian dan persebaran pesan dapat menjangkau jumlah

audiens yang lebih besar dan yang tersebar di pelbagai ruang geografis dan

waktu yang berbeda-beda.

59 Yang penting untuk diketahui bahwa teknologi internet kini juga

digunakan dalam rangka pengumpulan dana fundraising, lobbying,

volunteering, community buinding, dan organizing.75

Pengaruh Penggunaan Media online Twitter, facebook, blogger,

youtube dan aneka jejaring sosial dalam Kampanye Pemilihan umum

teknologi yang menjadi media dalam komunikasi terus berkembang dari hari

ke hari. Perkembangan teknologi dalam komunikasi ini sendiri juga membawa

pengaruh dalam kehidupan manusia baik dalam hal ekonomi, sosial , budaya

dan juga politik. Bidang politik cukup banyak terpengaruh oleh teknologi

komunikasi sendiri. Komunikasi sangat penting dan diperlukan dalam politik

dan merupakan salah satu bagian dari kegiatan politik sendiri. Kampanye

politik sendiri juga sering mempergunakan media komunikasi di dalamnya.

Media online jejaring sosial sebagai salah satu produk teknologi komunikasi

cukup banyak dipergunakan dalam kampanye pemilu Konsep McLuhan yang

menyatakan bahwa teknologi adalah media menjadi konsep dasar yang

menjadi landasan dalam analisis kasus ini. Dari konsep McLuhan ini turun ke

dalam beberapa teori seyang memiliki kaitan dan juga dapat menjadi pisau

analisis dalam berbagai kasus yang ada dalam bidang politik.

75 Liliweri Alo, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) Cet. ke-1 h.215 60 61

BAB III

GAMBARAN UMUM PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

A. PROFIL PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

1. Sejarah Berdirinya Partai Keadilan Sejahtera

Lengsernya Orde Baru dan bergulirnya era reformasi membuka

iklim kebebasan yang makin luas. Mulai dari kebebasan pers, berekspresi,

mengemukakan pendapat di depan umum, mendirikan partai baru dan

masih banyak lagi. Hal ini membuka keran bagi para aktivis-aktivis

dakwah tarbiyah sampai aktivis HAM.

Gerakan dakwah tarbiyah yang pada saat Orde Baru dilarang dalam

melakukan aktivitasnya di masjid-masjid kampus, namun setelah

reformasi dikumandangkan dakwah tarbiyah mulai muncul kepermukaan.

Para aktivis dakwah tarbiyah menghendaki dibentuknya partai

politik yang berorientasi pada ajaran Islam guna mencapai tujuan dakwah

Islam dengan cara-cara demokrasi yang bisa diterima banyak orang. Dan

pada bulan Agustus 1998, 50 lebih kader tarbyah menghendaki

dibentuknya partai politik dengan nama Partai Keadilan (PK).

Partai keadilan secara resmi didirikan pada 20 Juli 1998, Islam

menjadi asas dari partai baru pada masa itu. Tercatat lebih dari 50 pendiri

partai ini, diantaranya adalah Hidayat Nur Wahid, Luthfi Hasan Ishaq,

Salim Segaf Al- Jufri dan Nur Mahmudi Ismail. Dan Nur Mahmudi Ismail terpilih sebagai Presiden Partai Keadilan

yang pertama, Hidayat Nur wahid menjadi ketua majelis, pertimbangan

partai dan Salim Segaf Al-Jufri sebagai ketua dewan syura partai ini.1

Ahad, 9 Agustus 1998, dibentuklah partai politk dengan nama

Partai Keadilan dan dideklarasikan di depan lebih dari 50.000

pendukungnya yang memadati lapangan luar masjid Al-Azhar, Kebayoran

Baru, Jakarta Selatan. Partai yang berkembang Ka’bah dengan dua bulan

sabt yang mengapit garis lurus di tengah itu, kehadirannya

dikumandangkan dalam suasana semnagat namun penuh khidmat.2

Partai Keadilan didirikan bukan atas inisiatif seseorang atau

beberapa orang aktivisnya, namun merupakan perwujudan dari

kesepakatan yang diambil dari musyawarah yang aspiratif dan demokratif.

Sebuah survey yang melingkupi cakupan luas dari para aktivis dakwah,

terutama yang tersebar dari masjid-masjid kampus di Indonesia dilakukan

beberapa bulan sebelumnya untuk melihat respon umum dari kondisi

politik yang berkembang di Indonesia.3

Pada pemilu legislatif 1999 Partai Keadilan memperoleh 7 kursi

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi dan sekitar 160 kursi Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten atau Kota. PK menduduki peringkat

ke 7 diantara 48 partai peserta pemilu. Bahkan di Jakarta, sebuah kota

1 Bambang Setiawan dkk, partai-partai Indonesia: Ideologi dan Program 2004-2009) (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2004) 2 Sahar L. Hassan, Memilih Partai Islam: Visi, Misi dan Persepsi (Jakarta: Gem Insani, 1998) h.29. 3 Sahar L. Hasan, Memilih Partai Islam, h.32 62 barometer demokrasi Indonesia, Partai Keadilan berhasil menduduki peringkat kelima.4

Hasil ini tidak besar, tetapi Kompas (20 Mei 2000) menilai PK adalah partai pemenang Pemilu Legislatif 1999. Bukan karena jumlah suara yang diraihnya namun karena prestasi yang dicatatnya dibandingkan partai lain yang memiliki akar historis yang panjang, tokoh-tokoh nasional yang berpengaruh dan dana yang kuat. Sri X juga menyatakan bahwa PK adalah partai pemenang Pemilu 1999 jika diikuti hanya oleh partai baru.5

Dalam Pemilu Legislatif 1999, Partai keadilan mendapatkan hasil yang tidak mencakupi untuk mencapai ketentuan electrocal threshold

Sehingga tidak dapat mengikuti pemilu 2004 kecuali beranti nama dan lambang.

Pasca pemilu legislatif 1999, Partai Keadilan mendapatkan hasil yang tidak mencukupi untuk mencapai ketentuan electoral threshold, sehingga tidak dapat mengikuti pemilu 2004 kecuali berganti nama dan lambang.

Pasca Pemilu legislatif 1999, sambil berusaha agar ketentuan electoral threshold itu dibatalkan, Partai Keadilan juga menyiapkan sebuah partai lain untuk mengantisipasi tetap diberlakukannya ketentuan electoral threshold.

4 Dokumen DPP PKS, Sekilas Partai Keadilan Sejahtera, h.10 5 Dokumen DPP PKS, Sekilas Partai Keadilan Sejahtera, h.12 63 Maka kemudian didirikan pada 20 April 2001, sebuah partai baru

yang akan menjadi wadah bagi kelanjutan kiprah politik dakwah warga

Partai Keadilan. Partai ini adalah partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang

dipimpin oleh Almuzammil Yusuf. Sementara sejak 21 Mei 2000, Partai

Keadilan dipimpin oleh Hidayat Nur Wahid sebagai presiden partai,

karena Nur Mahmudi Ismail mengundurkan diri dari kepengurusan partai

setelah ia dipilih menjadi menteri kehutanan dan perkebunan dakam

cabinet KH. Abdurahman Wahid.6

Setelah resmi berdiri lewat akta notaris, untuk mengukuhkan

pendiriannya, 18 Maret 2003 Partai Keadilan Sejahtera melakukan

pendaftaran sementara sebagai parta politik yang berbadan hukum ke

Departemen Kehakiman dan HAM. Kemudian dalam musyawarah Dewan

Syura ke XIII Partai Keadilan yang berlangsung tanggal 17 April 2003, di

wisma haji Bekasi, Jawa Barat, direkomendasikan agar Partai Keadilan

bergaung dengan PKS.

Namun penggabungan itu baru resmi dilakukan perombakan

pengurus, hingga akhirnya pada 18 September 2003 pengurus DPP Partai

Keadilan Sejahtera masa bakti 2003-2008 dikukuhkan. Dalam

kepengurusan yang baru itu, Hidayat Nur Wahid yang semula menjabat

sebagai presiden Partai eadilan, lalu menggantikan posisi Al Muzammil

Yusuf sebagai presiden Partai Keadilan Sejahtera.7

6 Bambang Setiawan dkk, Partai-partai Indonesia: Ideologi dan Program 2004-2009, h.302 7 Bambang Setiawan dkk, Partai-partai Indonesia, h. 304 64 2. Kerangka Landasan Ideologi Partai

Kerangka landasan menjadi dasar bagi PKS dalam melangkah

didinia politik, sebagaimana dituangkan dalam dokumen partai.

1. Asas

Asas Partai Keadilan Sejahtera adalah Islam

2. Tujuan

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah partai dakwah yang bertujuan

mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera yang diridhai Allah

SWT, dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan

Pancasila.

a. Usaha

Untuk mencapai tuuan tersebut diusahakan hal-hal sebagai berikut:

1) Membebaskan bangsa Indonesia dari segi bentuk kezaliman.

2) Membina masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang

Islami.

3) Mempersiapkan bangsa Indonesia agar mampu menjawab

berbagai problem dan tuntutan masa mendatang.

4) Membangun system kehidupan bermasyarakat dan bernegara

yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.

5) Membangun Negara Indonesia baru yang adil, sejahtera dan

berwibawa.

b. Sasaran

Untuk mencapai tujuan partai dirumuskan sasaran sebagai berikut:

65 1) Terwujudnya pemerintahan yang jujur,bersih, berwibawa dan

bertanggung jawab berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan

keadilan.

2) Tegaknya masyarakat Islam yang memiliki kemandirian

berdasarkan sebuah konstitusi yang menjamin hak-hak rakyat

dan bangsa Indonesia c. Sarana dan Prasarana

Dalam mewujudkan tujuan dan sasarannya partai menggunakan

cara, sarana dan prasarana yang tidak bertentangan dengan norma-

norma hokum dan kemaslahatan umum, antara lain:

1) Sebuah sarana dan manajemen politik, ekonomi, sosial, budaya

dan iptek yang dapat mengarahkan dan mengatur kehidupan

masyarakat agar dapat menyelesaikan permasalahan-

permasalahan.

2) Ikut serta dalam lembaga-lembaga pemerintahan, badan-badan

penentu kebijakan hokum dan perundang-undangan, lembaga

swadaya masyarakat dan lain-lain.

3) Menggalakan dialog konstruktif disertai, argumentasi yang

kuat dengan semua kekuatan politik dan sosial.

4) Aktif berpatisipasi dalam berbagai lembga dan organisasi serta

yayasan yang sesuai dengan tujuan partai.

66 3. Prinsip Dasar Partai Keadilan Sejahtera

Partai keadilan Sejahtera mengusung Islam sebagai ideologi

politiknya, dengan dasar bahwa Islam merupakan ajaran yang Khaffah

(menyeluruh), yang meliputi seluruh bidang kehidupan. Dalam anggaran

dasar Partai Keadilan Sejahtera, bahwa prinsip dasar yang mereka anut

adalah menciptakan Negara Indonesia sebagai negara yang berasaskan

syariat Islam.

Islam sebagai alternatif, Islam adalah solusi, syariat Islam adalah

solusi krisis, dan ungkapan-ungkapan yang sepadan merupakan jargon-

jargon yang dapat menyemangati perjuangan mereka. Agenda iqomah

daulah islamiyah (mendirikan Negara Islam) dan formalisasi syariat Islam

merupakan muara dari semua aktifitas yang mereka lakukan.8

PKS, sebagai entitas politik nasional, secara subjektif berjuang

dengan dasar aqidah, asas, dan moralitas Islam untuk mencapai tujuan

terwujudnya masyarakat madani yang adil, sejahtera dan bermartabat.

Bersama-sama dengan entitas politik lainnya secara kompetitif berjuang

untuk mencapai cita-cita nasional. Islam secara eksternal adalah bentuk

diferensiasi dan sekaligus positioning PKS sebagai entitas politik nasional

berhadapan dengan entitas politik nasional berhadapan dengan entitas

politik lainnya.9

88 Imadadun Rahmat, Ideologi Politik PKS (Yogyakarta: LKiS, 2008), h.83. 9 Majelis Pertimbangan Pusat PKS, Platform Kebijakan Pembangunan Partai Keadilan Sejahtera, (Jakarta: 2008), h.32. 67 Di sisi lain dengan menjadikan Islam sebagai aqidah, asas dan

basis moral, maka PKS berkeyakinan dan ingin menegaskan bahwa secara

internal-subyektif aktivitas politik adalah “ibadah”, yang apabila bertujuan

untuk kemaslahatan umat, didasarkan pada niat yang ikhlas untuk mencari

ridha Allah SWT, dan dilaksanakan dengan cara-cara yang baik dengan

akhlak terpuji.

4. Visi dan Misi

Sebagai partai dakwah, maka PKS memiliki visi dan misi yang

mencerminkan keinginan untuk eksis dengan.10

a. Menjadi partai dakwah yang kokoh untuk melayani dan memimpin

bangsa.

b. Menjadi unsur perekat dan pengarah kesatuan umat dan bangsa.

c. Menjadi wadah pendidikan politik bagi umat Islam khususnya dan

bangsa Indonesia umunya sekaligus tangga menuju kepemimpinan

nasional.

d. Menjadi pelopor pengembangan kultur pelayanan dalam tradisi politik

Indonesia.

e. Menjadi dinamisator pembelajaran bagi bangsa Indonesia.

f. Menjadi akselerator bagi wujudnya masyarakat madani di Indonesia.

10 Dokumen DPP PKS, Sekilas Partai Keadilan Sejahtera, h.49 68 Sedangkan misi yang dicanangkan guna pencapaian visi tersebut

adalah:11

a. Berjuang mewujudkan masyarakat madani di Indonesia

b. Menegakan eksistensi politik umat Islam di Indonesia

c. Berjuang untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan dan

kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia

d. Mengembangkan tradisi profesionalisme pengelolaan dalam berbagai

bidang kehidupan berbangsa dan bernegara

e. Ikut memberi kontribusi positif bagi pengembangan dan kemajuan

peradaban dunia.

5. Karakteristik Partai Keadilan Sejahtera

Banyak partai didirikan dengan karakteristik yang beraneka ragam,

hal itu akan menunjukkan identitas partai tersebut serta kekuatan partai.

Karakteristik Partai Keadilan Sejahtera yang melekat dalam tubuhnya,

antara lain:12

1. Moralis

Partai Keadilan Sejahtera berupaya menjadikan komitmen

moral sebagai ciri seluruh perilaku individu dan politiknya. Partai

berusaha menampilkan sisi moralitas yang bersumber dari Al-Quran

dan hadist. Perrtimbangan ini akan menjadi tonggak dalam setiap

kegiatan yang digulirkan. Karena itu, komitmen moral dipandang

sebagai sesuatu yang sangat penting pada perjalanan sebuah bangsa

11 Dokumen DPP PKS, Sekilas Partai Keadilan Sejahtera, h.50 12 Dokumen DPP PKS, Sekilas Partai Keadilan Sejahtera, h. 32-34 69 atau umat. Sebab, keunggulan intelekualitas dan materi terbukti tidak

memiliki manfaat sama sekali jika sisi moral ini diabaikan.

2. Profesional

Profesionalisme itqan (berkualitas tinggi) dan ihsan (baik)

merupakan cirri alamiah seluruh ciptaan Allah. Kinerja yang itqan dan

ihsan melahirkan profesionalisme yag dilandasi skil dan

kcenderungannya. Namun, asas moral harus tetap menjadi pijakan

profesionalitas agar prilaku dan aktivitas tidak mengalami deviasi dari

tujuan utama. Sebab, diatas landasan moral, profesionalitas akan

berkembang secaa positif dan mempunyai nilai yang tinggi.

3. Patriotik

Kehidupan partai adalah kehidupan perjuangan. Sedangkan

partai adalah salah satu sarana dakwah Islam yang bertujuan

menegakkan nilai-nilai Islam di bumi. Dan untuk memperjuangkan itu

semua diperlukan jiwa patriotisme yang kuat demi terwujudnya cita-

cita Islam dan partai.

4. Moderat

Dalam konsepsi Islam tidak dikenal adanya kontradiksi antara

pasangan istilah seperti dunia-akhirat dan din-dawlah. Kendati

pasangan ini menunjukkan adanya perbedaan konseptual dan

mengesankan adanya dikotomi, tetapi dengan sikap pertenganhan

Islam, tidak menjadikan sebagai sesuatu yang kontradiktif. Ia

merupakan kesatuan yang saling melengkapi dan menyempurnakan.

70 Partai Keadilan Sejahtera yakni, pandangan dan sikap

pertengahan dapat menghindari munculnya ekstrmisme dan

melahirkan sejumlah kemudahan serta mendatangkan keberpihakkan

terhadap dakwah.

5. Demokrat

Atas dasar bahwa manusia memiliki kewajiban yang sama,

yaitu memakmurkan bumi. Untuk itu, salah satu nilai-nilai universal

dari demokrasi adalah megakui ekisistensi manusia dalam tugas dan

tanggung jawabnya. Salah satu substansi dari demokrasi adalah

partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam Negara.

6. Reformis

Partai Keadilan Sejahtera menyadari bahwa tugas

pembangunan adalah salah satu misinya yang paling utama. Ia akan

tetap konsisten dengan posisinya sebagai reformis dan menjauhi segala

bentuk karakter yang menimbulkan kerusakan.

Dalam kaitan reformis ini Partai Keadilan Sejahtera, seperti

dinyatakan Al-mawardi, menekankan dua hal penting. Pertama,

perkarayang mengatur urusan umum.

Kedua, yang berkaitan dengan sesuatu yang dapat mewujudkan

kesalihan setiap warga. Hal-hal itu jelas mengisyaratkan bahwa sebuah

tatanan politik yang baik akan melahirkan individu yang shalih pula.

71 6. Lambang Partai Keadilan Sejahtera

Partai memiliki lambang:13

a. Kotak persegi empat melambangkan kesetaraan, keteraturan,

keserasian, persatuan, dan kesatuan arah.

b. Bulan sabit melambangkan kemenangan Islama, dimensi waktu,

keindahan, pencerahan, dan kesinambungan sejarah.

c. Untaian 17 (tujuh belas) butir padi pada tangkai tegak lurus

melambangkan adil, ukhuwah, istiqamah, berani, tegas dalam

mewujudkan kesejahteraan, dan kedisplinan dalam menjalankan tugas.

Partai Keadilan Sejaktera memiliki lambing berwarna:

1) Putih melambangkan suci, mulia, dan bersih.

2) Hitam melambangkan aspiratif, akomodatif, dan kepastian.

3) Kuning emas melambangkan kecermelangan, kebahagiaan, dan

kejayaan.

13 Majelis Pertimbangan Pusat PKS, Platform Kebijakan Pembangunan Partai Keadilan Sejahtera, (Jakarta: 2008), h.5 72 B. Data Suara PKS Pada Pemilu 2009

Banyaknya partai politik yang berkompetisi dalam Pemilihan Umum

2009 maka ketergantungan khalayak terhadap media massa begitu tinggi.

Setiap partai politik yang berkompetisi dalam pemilu tahun 2009 berlomba-

lomba memanfaatkan media massa termasuk media sosial untuk

mempengaruhi persepsi publik yang diharapkan akan berpengaruh pada sikap

dan tindakan politik para konstituen. Surat kabar, majalah, radio, televisi dan

internet tak luput dari propaganda atau berita-berita politik dari berbagai

macam partai.

Pada pemilu 1999, anggota dewan dari Partai Keadilan di DPR hanya

7 orang. Pada pemilu 2004 PKS telah menempatkan 45 orang di DPR14.

Dengan jumlah kader lebih dari 975.000 yang tersebar di seluruh Indonesia

serta mengoptimalkan peran media -bisa dilihat dari iklan-iklan PKS yang

semakin banyak di media baik cetak maupun elektronik- PKS pasang target

nasional 20% pada pemilu 2009.

Pengalaman pada tahun 2004 dengan jumlah kader 450.000 dan biaya

penggunaan media untuk kampanye yang jauh lebih sedikit, PKS berhasil

menaikkan suara sampai lebih dari lima kali lipat.15

14Tim Pemenangan Pemilu Nasional PKS, Buku Saku Pemenangan Pemilu 2009 Kader PKS (Jakarta: DPP PKS, 2004), Cet. II. 20 15Tim Pemenangan Pemilu Nasional PKS, Buku Saku Pemenangan Pemilu 2009 Kader PKS 11-19. 73 Tabel (4) Hasil Suara Pada Pemilu 200916

No Jumlah Jumlah Nama Partai Urut Suara Kursi 1. Partai Hati Nurani Rakyat 3922870 17 2. Partai Karya Peduli Bangsa 1461182 0 3. Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia 745625 0 4. Partai Peduli Rakyat Nasional 1260794 0 5. Partai Gerakan Indonesia Raya 4646406 26 6. Partai Barisan Nasional 761086 0 7. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 934892 0 8. Partai Keadilan Sejahtera 8206955 57 9. Partai Amanat Nasional 6254580 46 10. Partai Perjuangan Indonesia Baru 197371 0 11. Partai Kedaulatan 437121 0 12. Partai Persatuan Daerah 550581 0 13. Partai Kebangkitan Bangsa 5146122 28 14. Partai Pemuda Indonesia 414043 0 15. Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 316752 0 16. Partai Demokrasi Pembaruan 896660 0 17. Partai Karya Perjuangan 351440 0 18. Partai Matahari Bangsa 414750 0 19. Partai Penegak Demokrasi Indonesia 137727 0 20. Partai Demokrasi Kebangsaan 671244 0 21. Partai Republika Nusantara 630780 0 22. Partai Pelopor 341914 0 23. Partai Golongan Karya 15037757 107 24. Partai Persatuan Pembangunan 2009 5533214 37 25. Partai Damai Sejahtera 1541592 0 Partai Nasional Benteng Kerakyatan 26. 468696 0 Indonesia

16 “Direktori Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2009” Diolah Pada Hari Minggu, 7 April 2013, Pukul 11:43 WIB dan diakses dari http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id 74 27. Partai Bulan Bintang 1864752 0 28. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 14600091 95 29. Partai Bintang Reformasi 1264333 0 30. Partai Patriot Pancasila 547351 0 31. Partai Demokrat 21703137 150 32. Partai Kasih Demokrasi Indonesia 252293 0 33. Partai Indonesia Sejahtera 320665 0 34. Partai Kebangkitan Nasional Ulama 1327593 1 35. Partai Aman Seujahtra 0 0 36. Partai Daulat Aceh 0 0 37. Partai Suara Independen Rakyat Aceh 0 0 38. Partai Rakyat Aceh 0 0 39. Partai Aceh 0 0 40. Partai Bersatu Aceh 0 0 41. Partai Merdeka 111623 0 42. Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia 146779 0 43. Partai Sarikat Indonesia 140551 0 44. Partai Buruh 266203 0

Demikian juga yang dilakukan PKS yang kemudian menempatkannya

pada ranking keempat dalam hasil perolehan suara terbesar setelah Partai

Demokrat, Partai dan PDIP yaitu 8.206.955 suara atau 7,88%.17

Menurut tabulasi KPU. Karena prestasi ini secara otomatis PKS menjadi

partai politik berideologi Islam terbesar di tanah air yang pantas

mendampingi Partai Demokrat dalam pemerintahan 2009-2014 di samping

partai-partai lain seperti PAN dan PKB. Media massa dalam hal ini kemudian

juga menjadi medium yang diandalkan bagi PKS.

17 “Hasil Akhir Pemilu 2009” Diolah pada hari Minggu 21 April 2013, Pukul 09:32 WIB dan diakses dari http://www.sumintar.com/ 75 76

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Strategi Komunikasi Politik PKS Jelang Pemilu 2014

Setiap partai politik harus mempunyai strategi dan taktik yang harus

dipersiapkan dan dilakukan dalam menghadapi persaingan ketat diantara

partai politik untuk memperebutkan suara pemilih sebanyak-banyaknya,

sesuai pernyataan dari Mardani Ali Sera tentang persiapan kampanye PKS

jelang Pemilu legislatif 2014, berikut pernyataannya,

“Yang pertama karena kita partai kader tentu yang kita lakukan pertama proses menyiapkan kader, terjun langsung ke masyarakat untuk mendengar aspirasi, apa yang dikeluhkan dan diinginkan oleh masyarakat atau disebut komunikasi door to door, yang kedua kita siapkan struktur serta membuka simpul-simpul massa, tokoh masyarakat yang mempunyai jumlah massa lumayan banyak coba kita dekati itu termasuk salah satu strategi kita yang kemudian kita kasih treatment sehingga tokoh dan pengikutnya bisa ikut, yang ketiga kita strategi iklan kita di beberapa media, termasuk media sosial semacam youtube, facebook, twitter, website dan semacamnya”.1

1. Signifikasi Segmentasi Pemilih PKS

Karena dalam masyarakat terdapat berbagai lapisan dan segmen

masyarakat, partai politik diharapkan dapat membedakan lapisan dan

segmen masyarakat. Partai politik diharapkan dapat membedakan kemasan

politik dari pesan politik di setiap segmen masyarakat.

Untuk masyarakat awam dan rendah, pesan politik harus dikemas

sesederhana mungkin supaya mudah dimengerti tanpa menghilangkan

1 Wawancara Pribadi dengan Mardani Ali Sera (Ketua DPP PKS), DI Kompleks DPR/MPR RI, Gedung Nusantara I, Lantai 3, Ruang No.335, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Senin, 20 Mei 2013 pada pukul 11.30 WIB esensi pesan poltiknya sendiri. Sedangkan untuk masyarakat terpelajar, pesan dikemas berdasarkan kemampuan daya tangkap mereka yang sudah lebih tinggi. Isu-isu yang mereka butuhkan pun berbeda dengan masyarakat awam.

Setelah iklan kampanye PKS memberikan informasi tentang produk politik termasuk image politik PKS dan mempersuasi khalayak dengan berbagai janji-janji partai serta mempersuasi khayalak dengan berbagai janji-janji partai, maka langkah iklan kampanye PKS selanjutnya ialah menjalankan fungsi mengingat. Contohnya karena tayangan iklan di televisi sifatnya berulang-ulang dan terus-menerus sehingga khalayak diingatkan saat melihat iklan tersebut untuk mengikuti apa yang iklan tersebut untuk mengikuti apa yang iklan tersebut informasikan dan persuasikan kepada khalayak.

Dalam segmentasi terdapat dua hal yang harus dilakukan. Pertama adalah identifikasi dasar-dasar yang digunakan dalam melakukan segmentasi. Kesepakatan terhadap dasar-dasar inilah segmentasi dapat dilakukan.

Seperti yang dijelaskan dalam bab-bab terdahulu, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan segmentasi, dari kondisi demografi, dan psikologi. Setelah itu, partai politik perlu menyusun profil hasil segmentasi politik.

77 2. Positioning Politik PKS

Pertimbangan yang dilakukan dalam memilih segmen mana yang

akan dan menjadi target politik sangat ditentukan oleh dua hal. Pertama,

efek langsung dari segmen politiknya, yakni perolehan suara selama

pemilihan umum. Kedua adalah efek pengganda dengan ikutnya segmen

masyarakat tersebut dalam memperbesar perolehan suara.

Agar informasi ini sampai kepada pemilih maka dibutuhkan suatu

media yang dapat mempromosikan segala produk politik yang akan atau

telah dilakukan oleh partai politik, dan media ini adalah dengan cara

beriklan di media sosial yang merupakan media baru yang saat ini

digemari dan paling sering diguakan oleh masyarakat di Negara

berkembang seperti Indonesia.

Dengan beriklan, PKS dapat membangun dan memperkuat

positioning2 dirinya. Partai politik ini dapat dengan massif, artinya siapa

saja dan secara luas dapat melihat iklan yang telah dibuat untuk

mempromosikan produk politik, program kerja dan citra politik kepada

pemilih diluar massa tradisional partai.

Sebagai konsekuensi logisnya, di masa depan, positioning politik

akan menjadi strategi bersaing partai politik. Setiap partai politik akan

berusaha menjadi yang “terbaik” di mata masyarakat. Hal ini akan terjadi

karena memang partai politik tidak punya pilihan lain selain menjadi yang

2 Positioning upaya partai untuk memasuki benak konstituen, mencari ruang untuk menempatkan diri di antara partai lainnya. Dan upaya untuk menempatkan image dan produk politik yang sesuai dengan masing-masing kelompok masyarakat. Positioning yang tepat dapat meningkatkan dukungan terhadap partai dengan membuka potensi pemilih baru. 78 terbaik dimata masyarakat. Karena di masyarakatlah terdapat keputusan

mengenai mana yang akan dipilih dan didukung. 3

Persaingan akan terjadi untuk menempatkan image dan kesan

positif dalam benak masyarakat. Salah satu strategi inilah yang akan

dilakukan PKS guna membuat pembeda dengan partai lain agar menjadi

partai yang istimewa dan layak didukung dalam meraih suata sebanyak-

banyaknya. Sesuai pernyataan Mardani Ali Sera.

“Kita mencoba selektif itu yang pertama, yang kedua kita membuat

segmen target yang spesifik dan tidak memperbanyak front yang tidak

diperlukan, contohnya begini kalau kalangan ibu-ibu ya kita harus muncul

misalnya di acara opera van , di acara sinetron, karena ibu-ibu

biasanya tidak menonton metro tv , dan tidak menonton tv one, lalu

misalnya buruh-buruh juga tidak melihat yang canggih-canggih, jadi

hampir 60-70% lebih banyak ke media yang sifatnya entertainment yang

santai bukan yang serius-serius, karena biasanya yang paling berisik

memang yang serius-serius tapi pemilihnya itu sedikit.”

3. Membangun Citra Politik PKS

Ketatnya persaingan diantara partai politik mendesak untuk

membangun citra positif dan pada akhirnya akan membentuk persepsi

dalam kognitif masyarakat bagi partai politik, kalau tidak maka akan kalah

dalam persaingan tersebut. Dari iklan politik inilah citra positif PKS

terbentuk dan ingin diterima oleh khalayak.

3 Firmanzah,”Mengelola Partai Politik Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik Di Era Demokrasi” (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h.165 79 Partai nomor urut 3 pada Pemilu legislatif 2014 ini, ingin

mengubah citra dan persepsi yang telah terbangun di masyarakat. Citra

yang terbangun di masyarakat adalah PKS sebagai partai Islam yang

ekslusif atau sebagai partai Islam fundamentalis. Citra politik inilah yang

ingin dirubah dan diperbaiki oleh PKS karena dinilai menjadi citra buruk

bagi partai. Jadi ini merupakan agenda utama kampanye PKS melalui

media massa dan juga para kinerja kader-kadernya di bawah.

Tabel (5) Perkiraan Citra dan Tema Pesan PKS Pemilu Legislatif

2004 dan 20094

PEMILU PERSONAL BRAND INSTITUSIONAL SOSIOCULTUR

IMAGE IMAGE IMAGE AL IMAGE

2004 Hidayat Nur Bulan Sabit Islam Kampus Islam Metropolis

Wahid & Padi Peduli Masyarakat Terpelajar

Dominan Islam Santun

Putih dan

Peduli

2009 Hidayat Nur Bulan Sabit Pemimpin Muda Islam Metropolis & Padi Wahid Partai untuk semua Terpelajar Dominan Tifatul Partai Perubahan Putih Bersih, Semibirig Peduli dan Profesional

4Hifni Ali Fahmi, Sinergi Integrasi Iklan, Komunikasi Publik Relations, Pemasaran dan Promosi (Jakarta: Quantum, 2005), h.95 80 Kepribadian seseorang yang sukses dan menarik terletak pada personal image (citra pribadi) yang merupakan intregrasi intelektualitas, watak, perilaku, karya dan penampilan seseorang di depan umum.

Berbicara pencitraan tak lepas dari preposisi seseorang atau partai terhadap citranya dimata publik sehingga melahirkan sebuah respon positif.

Tokoh PKS seperti Hidayat Nur Wahid dan Tifatul Sembiring dipilih karena memiliki akselerasi publik terhadap pribadi yang selalu dapat dilihat dari sejauh mana bisa menampilkan kesan positif PKS dan dapat membangun tingkat kepercayaan terhadap figur pribadi atau brand image PKS kepada terhadap khalayak masyarakat. Aktor utama dalam model lingkungan politik adalah contenders, kelompok-kelompok yang berkompetisi untuk masuk ke dalam lingkungan politik, suatu bentuk hubungan yang berkesinambungan dan efisien dengan pemegang otoritas tertinggi dalam populasi. Dengan demikian keberlakukan model performa komunikatif dalam penelitian ini berimplikasi pada eksistensi objek dari penelitian ini yaitu iklan kreatif partai PKS.

Brand image dapat dianggap jenis asosiasi yang muncul di benak masyarakat ketika mengingat sebuah partai tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan pada personal image yang ditampilkan.5

Inovasi yang dimiliki setiap partai politik saat membentuk institutional image adalah untuk mengembangkan segala hal yang lama menjadi sebuah “produk” yang terbaru dan memiliki nilai jual tinggi.

5 Ibid, h.95 81 Disini PKS wajib untuk bisa membaca sebuah situasi yang nyata dan jelas disetiap waktu dan suasana. PKS harus bisa memanage aset yang dimiliki mulai aset gerak dan tidak bergerak. Semua itu harus di kelola secara baik dan terkonsep.

Aspek yang menarik yaitu perkiraan citra dan tema pesan kampaye partai politik, dilihat dari figur dan beberapa atribut yang menonjol, simbol-simbol yang muncul, serta slogan (key word) yang digunakan:6 a. Partai mengandalkan figure personal, yaitu deklarator (pendiri atau

ketua umum sebagai magnet penarik pendukung massa, sehingga

bertumpu pada figure tunggal ini. Dalam hal ini pada Pemilu legislatif

2009, PKS sesuai dengan perkataan Ahmad Mabruri bahwa PKS

adalah partai yang tidak memiliki figure tunggal partai, namun ada

tokoh yang memangn dipromosikan atau sengaja dipublisitaskan oleh

PKS untuk menarik suara pemilih. b. Diferensiasi partai, dengan perbedaan tema pada identitas berupa logo

dan warna partai belumlah cukup untuk menggaet pemilih hingga

mereka loyal, karena tidak berbasis pada nilai-nilai atau kesesuaian

platform yang menjadi ikatan hubungan antara partai dengan

pemilihya. PKS mencoba merubah image yang ada dimasyarakat

melalui iklan-iklannya, yakni sebagai partai yang terbuka untuk semua

kalangan.

6 Ibid, h.96 82 c. Citra parpol sebagai institusi.umunya dikaitkan dengan Orde Baru,

militer, atau ormas Islam. Dalam hal ini PKS dikaitkan dengan Islam

kampus atau prilaku jujur dan santun serta sebagai partai Islam. Namun,

pada Pemilu legislative 2009, PKS mencoba meraih suara dari massa

pendukung Orde Baru dan dua ormas Islam terbesar di Indonesia, NU

dan Muhammadiyah melalui iklan-iklan mereka.

d. Aspek sosial budaya, dari partai yang lolos electoral threshold, partai

Demokrat, Golkar PDI-P, Gerindra dan Hanura memiliki atribut sama

sebagai partai pluraris dan nasionalis. Sedang yang berlalbe Isla, yakni

PPP dan PKB (dianggap partai Islam tradisional), PAN dan PKS

(dianggap partai Islam modern dan metropolis).

Untuk membangun citra yang baik, salah satu caranya adalah dengan membangun strategi penyampaian pesan yang baik kepada masyarakat.

Oleh karena itu, dalam komunikasi politik, strategi mengemas pesan politik merupakan hal yang sangat penting. Pengemasan pesan sangat berperan dalam mengarahkan cara masyarakat memaknainya. Pesan yang akan diangkat harus sesuai dengan isu-isu politik yang sedang berkembang dalam masyarakat.

83 Selain itu, pesan politik juga harus membuka dan mengungkapkan

tentang suatu masalah yang sedang dihadapi masyarakat. Selanjutnya, pesan

tersebut diharapkan tidak hanya merupakan wacana, tetapi juga

mengandung cara memecahkannya.7

Sesuai dengan pernyataan Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera

tentang strategi citra politik PKS dalam setiap iklan kampanye politiknya,

“Ya secara sederhananya kami ingin membangun citra politik yang baik pada setiap iklan kampanye kami, tetapi ada tiga selain itu yang ingin kami tekankan, yang pertama membangun awareness, yang kedua penguatan brand, dan yang ketiga baru serangan udara secara spesifik. Tapi utamanya untuk saati ini adalah Grand designnya, PKS ingin diterima oleh semua kalangan, karena bahwasannya kan yang beredar kencang dimasyarakat PKS itu partai yang ekslusif nah kita ingin mendobrak itu makanya kita jabarkan sama berbagai iklan yang variatif”.8

Secara khusus media massa tetap berpengaruh terhadap

pembentukan sikap-sikap khalayak pemilih terhadap partai dan kandidat

serta terhadap keputusan memilih. Akan tetapi, secara khusus media massa

tetap berpengaruh dalam dua hal: sikap-sikap dan keputusan memilih

khususnya.

Hal ini berlaku bagi khalayak pemilih golongan menengah

perkotaan yang relatif terpelajar dan tidak memiliki ikatan emosional

dengan partai atau kandidat mana pun. Jenis pemilih ini adalah pemilih

yang aktif mencari informasi tetang pemilihan melalui media massa dan

mencermati penampilan para kandidat, program-program (platform) yang

7 Tabroni Roni, Komunikasi Politik Pada Era Multimedia (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012) h.144-145 8 Wawancara Pribadi dengan Mardani Ali Sera (Ketua DPP PKS), DI Kompleks DPR/MPR RI, Gedung Nusantara I, Lantai 3, Ruang No.335, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Senin, 20 Mei 2013 pada pukul 11.30 WIB 84 ditawarkan, dan posisi kandidat berkenaan dengan berbagai isu atau

persoalan penting.9

Karena isu PKS sempat menjadi leading dan perbincangan yang

hangat di media. Artinya PKS secara tidak langsung mendapatkan

publisitas. Sesuai penjelasan Panitia Pengawas Pemilu,

"Spanduk yang dipasang oleh PKS di sejumlah titik keramaian termasuk dalam kampanye terselubung jelang Pemilu 2014, Sebenarnya, sosialisasi bakal caleg diperbolehkan, asalkan tidak menggunakan nomor urut."10

Jadi iklan PKS sudah bisa dikatakan dapat memberikan kesan

kepada khalayak yang melihatnya, terutama dengan iklan-iklan PKS yang

dinilai kontrovesial oleh media, aktivis dan masyarakat.

B. Kampanye PKS

Kampanye melalui iklan dalam media massa dan media sosial

tampaknya memang menimbulkan efek tertentu pada perilaku memilih yang

ditunjukkan masyarakat dalam Pemilu. Efek komunikasi politik tersebut bisa

berupa perubahan-perubahan opini, persepsi, sikap atau perilaku masyarakat.

Karena pesan-pesan komunikasi yang disampaikan secara tidak langsung

masuk kedalam pikiran masyarakat yang melihat dan mendengarnya sehingga

akan muncul opini, pendapat masyarakat.

9 Pawito, Komunikasi Politik: Media Massa dan kampanye Pemilihan (Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h.91 10 Redaksi Republika.co.id, “PKS Pasang Spanduk Penolakan Kenaikan BBM, Panwaslu: Itu Kampanye Terselubung,” diunduh tanggal 27 Juni 2013 pukul 12:57 PM dari http://www.republika.co.id 85 Dalam menjaring suara pemilih pada pemilu, partai politik terus mencari strategi dan metode yang efektif untuk dapat menyampaikan dan meyakinkan kepada masyarakat bahwa partai politik merekalah yang paling layak dipilih saat pemilu berlangsung.

Berdasarkan definisi kampanye politik PKS bahwa strategi kampanye

PKS yang pertama dan kedua dalam menghadapi Pemilu legislatif 2014 adalah kampanye politik PKS yang sudah dilakukan dengan jangka waktu yang panjang dan terus menerus, dengan kaderisasi dan perluasan basis massa dengan melakukan komunikasi politik dengan para tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh dan mempunyai basis massa serta pendukung banyak.

Sedangkan jika melihat strategi PKS yang ketiga yakni dengan memanfaatkan media masa dan media sosial sebagai salah satu strategi kampanye, ini merupakan sebuah kampanye politik pemilu PKS yang berorientasi pada meraih suara rakyat sebanyak-banyaknya dalam pemilu dan untuk mengambil simpati pemilih luar basis traditional PKS, yakni tarbiyah, pemilih pemuda muslim moderat dan mahasiswa.

Kampanye politik harus dilakukan secara permanen ketimbang periodik. Perhatian kampanye politik tidak hanya sebatas pada periode menjelang pemilu, tetapi sebelum dan setelah pemilu juga berperan amat penting dalam pembentukan image politik yang juga nantinya akan mempengaruhi perilaku pemilih dalam mengevaluasi kualitas kontestan.11

11 Firmanzah, Marketing Politik (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007), h.276 86 Akhmad Danial mengutip dari Plasser, yang menjelaskan tentang lima

trend global yang menandai perubahan praktik dan gaya kampanye di dunia

saat ini, yaitu sebagai berikut:12

a) Meningkatnya komunikasi kampanye yang berpusat pada televisi.

b) Makin pentingnya iklan politik di televisi dengan konsekuensi makin

meningkatnya anggaran dana kampanye.

c) Debat antara para pemimpin politik di televisi makin dianggap penting.

d) Kampnye saat ini makin berpusat pada kandidat, bahkan di negara-negara

yang menganut sistem pemilihan “daftar partai”.

e) Makin meningkatnya peran manajer kampanye professional dan konsultan

politik dari luar partai.

Kalau kita lihat dari kelima trend global pada gaya berkampanye tiga

diantaranya menjelaskan bahwa kampanye melalui media massa dan media

sosial kini sudah dianggap penting bagi partai atau kandidat politik untuk

bersaing dalam meraih suara di dalam proses di dalam proses pemilu.

Dalam kampanye PKS di Pemilu legilsatif 2004, pemanfaatan media

massa dalam hal ini khususnya di media sosial belum begitu dilakukan oleh

PKS karena anggaran yang sangat terbatas, sesuai dengan penjelasan Plasser

diatas bahwa konsekuensi pembuatan iklan politik di media massa akan

menghabiskan dana yang tidak sedikit tanpa terkecuali di media sosial.

12 Danial, A, Iklan Politik TV: Modernisasi Kampanye Politik Pasca Orde Baru (Yogyakarta: LKIS, 2009), h.35 87 Tetapi hal itu berbeda dalam Pemilu 2009, PKS lebih banyak

mengandalkan media massa sekitar 80% iklan politik PKS beredar di televisi

dan sisanya beredar di media lainnya. Dan juga media konvensioal seperti

spanduk dan umbul-umbul di pinggir jalan.

Setelah masuk ke dalam kategori partai menegah (partai-partai yang

memiliki perolehan suara 5-10 persen), target selanjutnya PKS dalam Pemilu

legislatif 2009 adalah menjadi partai besar, dengan setidaknya masuk ke

dalam tiga besar partai peserta pemilu. Target ini dicanangkan PKS setelah

kenaikan suara PKS di dalam Pemilu legislatif 2004 yang mencapai 600

persen.13

Menurut internal partai, peluang PKS untuk menjadi partai besar dan

masuk dalam tiga besar pada pemilu legislatif 2014 cukup besar. Besarnya

peluang ini dilihat berdasarkan beberapa alasan, yaitu sebagai berikut:14

a) Kemenangan partai Islam dalam pencaturan politik internasional. Ini dapat

dilihat dalam kemenangan parta Islam di Palestina yang mendapat 60

persen suara atau kemenangan partai Keadilan dan Pembangunan di Turki

yang menang 50 persen.

b) Meningginya rasa ketidakpercayaan publik terhadap partai politik,

sehingga khalayan pemilih terhadap partai semakin melemah.

c) Mesin politik partai yang hanya bisa dijalankan bila tersedia uang. Ini

tentunya berbeda dengan keadaan PKS yang para kadernya justru

membiayai diri sendiri utnuk pemenangan pemilu.

13 Ahmad Zairofi, Integrasi Politik dan Dakwah (Jakarta: DPP PKS Bidang Arsip dan Sejarah, 2008) h. 1-6. 14 Ibid. 88 d) Daya jangkau kader yang luas.

Oleh karenanya untuk mencapai target ini ada tujuh mesin

pertumbuhan PKS yang dicanangkan, yakni sebagai berikut:15

a. Kader, target pertumbuhan kader PKS untuk Pemilu legislatif di 2009

adalah tumbuhnya 2 juta kader. Dengan asumsi 1 kader merekrut 20

orang maka perolehan suara PKS dapat mencapai 20 juta suara.

b. Struktur organisasi, PKS mempunyai 100 persen untuk tingkat DPC

(kecamatan) dan 75 persen untuk tingkat DPRa (kelurahan).

c. Fraksi, yang merupakan ujung tombak yang secara langsung

berhubungan dengan konstituen dan media.

d. Charity, ini merupakan konsistensi dari jargon Bersih dan Peduli.

e. Pilkada, PKS harus banyak memenangkan Pilkada sebab kemenangan

Pilkada bagus dipakai untuk kampanye.

f. Icon, yakni peningkatan jumlah popularitas kader-kader PKS

g. Operasi politik, yakni suatu gerilya politik yang dilakukan kader untuk

mendapatkan kapitalisasi hasil maksimal.

Kampanye politik sejak lama telah digunakan para politisi sebagai

alat strategi komunikasi politik yang mereka lakukan untuk mencari

dukungan masyarakat terhadap tujuan politiknya.

15 Ahmad Zairofi, Integrasi Politik dan Dakwah (Jakarta: DPP PKS Bidang Arsip dan Sejarah, 2008) h.6-12 89 Dalam kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden, selain cara-

cara lainnya wakil-wakil rakyat di lembaga legislatif dan kepala daerah iklan

politik merupakan salah satu alat komunikasi yang cukup sering

dimanfaatkan oleh para calon.16

Kampanye politik PKS melalui media massa dan media sosial

merupakan salah satu alternatif dalam pelaksanaan kampanye PKS di setiap

Pemilu. Meskipun harus mengeluarkan dana yang besar, strategi ini dianggap

sebagai salah satu alat untuk memudahkan upaya pencapaian tujuan-tujuan

politik PKS. Pertimbangan-pertimbangan yang menjadi landasan PKS

memutuskan menggunakan media komunikasi politik itu adalah faktor

keunggulan media massa dan media sosial dalam menjangkau khalayak yang

sangat luas dan faktor peluang menyampaikan pesan-pesan politik dengan

berbagai pilihan strategi komunikasi.

Adapun program-program dalam tahun pemenangan pemilu adalah

pertama, PKS mendengar, yaitu kader PKS turun ke bawah dalam artian

terjun langsung ke masyarakat untuk mendengar aspirasi, apa yang

dikeluhkan dan diinginkan oleh masyarakat. PKS mendengar ini merupakan

sarana komunikasi partai dengan masyarakat atau konstituen langsung dari

rumah sendiri. ke rumah atau disebut komunikasi door to door.

Kedua, PKS mengajak. Karena PKS tidak mungkin menangani

semua permasalahan dan tuntutan yang ada di masyarakat, maka PKS

mengajak orang-orang atau pihak-pihak yang bisa diajak bekerja sama untuk

16 Danial, A, “Iklan Politik TV: Modernisasi Kampanye Politik Pasca Orde Baru”, (Yogjakarta: LKIS Printing Cemerlang, 2009), h. 31 90 membantu mengatasi permasalahan yang ada di tengah masyarakat. Ketiga,

PKS berbicara. Berbicara kepada masyarakat dengan berdasarkan platform partai sebagai tindak lanjut dari PKS mengajak. Keempat, PKS menang.

Artinya dari program- program yang telah dilakukan oleh kader PKS di tengah-tengah masyarakat, maka diharapkan terwujudnya simpati masyarakat. Bentuk dari simpati masyarakat inilah yang diharapkan membantu tercapainya target PKS dalam memenangi pemilu 2014.

Dalam menjalankan empat tahapan aksi pemenangan pemilu tersebut di atas, PKS menggunakan tiga strategi komunikasi politik. Pertama adalah komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi langsung kader PKS dengan masyarakat dari rumah ke rumah atau istilah lainnya door to door. Kedua yaitu membuka simpul-simpul massa dengan melakukan komunikasi publik, yang dilakukan oleh calon legislatif (caleg) dengan warga masyarakat atau khalayak umum di tempat terbuka. Dan ketiga adalah komunikasi massa melalui media dalam rangka membangun opini publik.

Strategi komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh para kader

PKS merupakan bentuk komunikasi langsung kepada masyarakat dengan cara door to door. Komunikasi interpersonal merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau lebih dalam sebuah kelompok kecil dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.

Strategi komunikasi politik suatu partai atau kandidat terhadap masyarakat dan media massa perlu sekali dianalisis oleh lawan politiknya.

Komunikasi intensif yang dilakukan oleh suat kandidat atau partai politk

91 menandakan agresitivitas pesaing dalam menanamkan suatu image atau

‘kesan’ tertentu dalam benak masyarakat.

Dalam persaingan, dominasi pesaing harus digoyang dengan kata

lain, kandidat lain jangan biarkan pesaing sendirian membahas tema dan isu-

isu strategis. Kalau tidak, masyarakat dapat beranggapan bahwa partai politik

atau kandidat tersebut hanyalah ikut-ikutan saja, sekedar ‘follower’. Kesan

macam ini jelas akan menyulitkan partai politik atau kandidat bersangkutan

dalam membangun image politiknya.

Analisis terus-menerus atas strategi politik ini tidak hanya

menyangkut isi, melainkan juga saluran dan mdia komunikasi. Sebagai

catatan tentang saluran dan media komunikasi, jangan terlalu membiarkan

pesaing politik mendominasi suatu media politik. Kalau hal ini sampai terjadi

akan tertutup ruang bagi kemungkinan masuknya partai dari kandidat lain.17

Begitu juga dengan PKS, setelah melakukan strategi kampanye

membuka simpul-simpul massa melalui pendekatan seni dengan tokoh-tokoh

masyarakat yang memiliki basis pendukung massa yang banyak. Terbukti

seperti di dalam album foto media sosial akun facebook Kabar PKS yang

berjudul “Dari Seni Teatrikal, Tanjidor sampai Punk Berbaur dalam

Harmoni” berikut beberapa hasil dokumentasinya,

17 Firmanzah,”Mengelola Partai Politik Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik Di Era Demokrasi” (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h.246 92 Gambar (1)18

Dari Seni Teatrikal, Tanjidor sampai Punk Berbaur dalam Harmoni

Selanjutnya PKS mencoba mendekati simpul-simpul massa yang lain,

misalnya kalangan untuk kalangan anak-anak muda, kita mendekatkannya

dengan pendekatan seni, misalnya dari segi seni musik, Muhammad Ali Sera

pun menjelaskan,

“Kita akan banyak menggunakan pendekatan-pendekatan seni, misalnya dari segi seni musik, sekarang ini kan lagi musimnya boyband dan boygirl ya, itu bisa saja kita dengan mengangkat duta salah satu dari mereka ataupun kita juga punya tim boyband dan boygirl yang bernuansa Islami itu lah yang kita angkat untuk menarik minat para pemilih pemula. Tujuan utamanya kepada pemilih yang tidak terlalu ke kanan juga tidak terlalu Islami”.19

18 Sumber gambar: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=466955053374064&set=a.466953983374171.1073741 837.453351114734458&type=3&theater diambil dari akun facebook resmi DPP PKS “Kabar PKS” yang diolah pada hari Kamis tanggal 12 September 2013 Pukul 15:40 WIB 19 Wawancara Pribadi dengan Mardani Ali Sera (Ketua DPP PKS), DI Kompleks DPR/MPR RI, Gedung Nusantara I, Lantai 3, Ruang No.335, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Senin, 20 Mei 2013 pada pukul 11.30 WIB 93 Dalam memanfaatkan iklan politik khususnya di media sosial, PKS mempunyai Grand Desain, yaitu PKS diterima oleh semua kalangan dan terlihat betapa arah dari iklan-iklan PKS selama 2009 menunjukkan bahwa yang ingin ditunjukkan dari setiap iklan PKS adalah ingin diterima oleh semua kalangan dan PKS merupakan bagian dari sejarah perpolitikan

Indonesia. Seperti yang dikatakan Muhammad Ali Sera,

“Menampilkan citra atau brand PKS sebagai partai Islam yang moderat dan global, kalau anda lihat diiklan kita itu menunjukkan betapa arah dari iklan-iklan PKS selama 2009 menunjukkan bahwa PKS ingin diterima disemua kalangan dan PKS merupakan bagian dari sejarah perpolitikan Indonesia, misalnya di tahun 2009 kemarin ada talent di iklan-iklan kita yang tidak menggunakan jilbab, ini menjelaskan kalau kita ingin merangkul semua kalangan yang juga berbasis pada kader yang cerdas, yang problem solver dan yang santun sehingga menjadi layak untuk dipikirkan”.20

Oleh sebab itu muncul berbagai macam iklan bahkan dari kalangan di luar basis massa tradisional PKS seperti anak muda, wanita yang tidak berjilbab dan lain sebagainya. Artinya PKS ingin mendobrak persepsi masyarakat yang melihat PKS adalah partai yang ekslusif, PKS ingin diterima dari banyak kalangan dari mulai artis sampai kyai, dari mulai anak muda sampai orang tua.

Dan itu tertuang dalam iklan-iklan PKS dengan variatif lebih berani, dan lebih eye catching. Sesuai dengan apa yang dikatakan Mardani Ali Sera,

“Ya secara sederhananya ada tiga, yang pertama membangun awareness, yang kedua penguatan brand, dan yang ketiga baru serangan udara secara spesifik. Tapi utamanya untuk saati ini adalah Grand design nya, PKS ingin diterima oleh semua kalangan, karena bahwasannya kan yang beredar kencang dimasyarakat PKS itu partai

20 Ibid 94 yang ekslusif nah kita ingin mendobrak itu makanya kita jabarkan sama berbagai iklan yang variatif.”21

Transaksi yang terjadi dipasar politik bukan transaksi yang mencari

keuntungan matrei melainkan keuntungan perolehan suara di dalam proses

pemilu. Dampak sosial yang diharapkan adalah perubahan sikap politik dari

calon pemilih dalam menentukan pilihan di bilik suara.

Dengan strategi komunikasi politik inilah diharapkan dampak sosial

tersebut, pemilih yang sebelumnya sudah memiliki pilihan politiknya dapat

berubah setelah menyaksikan iklan politik atau pemilih yang belum

menentukan sikap politiknya untuk mendukung atau memilih siapa dapat

segera menentukan sikap politik setelah melihat iklan politik tersebut. Inilah

dampak yang diharapkan dalam penyampaian komunikasi politik melalui

iklan politik di media massa.

Tujuan utama PKS dalam komunikasi politiknya adalah adanya

dampak berupa perubahan persepsi masyarakat tentang PKS, selain itu juga

tentunya untuk meraih perolehan suara sebanyak-banyaknya karena iklan

secara masif mempromosikan produk politik PKS untuk sampai ke daerah

dan pelosok negeri ini.

21 Wawancara Pribadi dengan Mardani Ali Sera (Ketua DPP PKS), DI Kompleks DPR/MPR RI, Gedung Nusantara I, Lantai 3, Ruang No.335, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Senin, 20 Mei 2013 pada pukul 11.30 WIB 95 C. Komunikasi Politik PKS

Sebuah partai politik merupakan suatu keharusan yang sudah menjadi

hal penting dari agenda kerja partai politik. Apalagi jika akan menghadapi

pemilu, partai politik harus memberitakan citra baik bagi konstituennya atau

masyarakat luas dalam rangka mencari suara dalam pemilu.

Selain menggunakan jasa konsultan komunikasi atau promotor.

Karena kampanye kini telah beralih kepada komunikasi dan informasi produk

politik dan pencitraan partai politik melalui media sosial. Jadi peran konsultan

komunikasi disini sangat penting, untuk bagaimana secara professional

mengemas dan membentuk citra partai politik.

Konsultan komunikasi bekerja untuk kampanye sebuah partai politik

secara professional, mereka bersifat imparsial atau parsial, artinya konsultan

komunikasi yang menangani kampanye partai politik bisa memihak atau

mendukung partai yang memakai jasanya, atau juga tidak harus memihak atau

mendukung partai tersebut.

Seperti saat dalam kampanye PKS yang menggunakan jasa konsultan

komunikasi untuk membantu dalam membuat salah satu iklan politiknya di

media massa.

Fastcomm adalah salah satu konsultan komunikasi yang ada di Jakarta

yang juga direkrut oleh PKS untuk menjadi konsultan komunikasi dalam

membuat iklan politik PKS.

Sebagai konsultan komunikasi, Fastcomm menangani klien-klien,

mulai dari Pilkada, Pilpres, Pemilu legislatif hingga korporasi, baik swasta

96 maupun nasional. Piawai dalam merancang kebutuhan akan sebuah

campaign. Meliputi rancangan strategi komunikasi, Strategi Kreatif serta

strategi media yang efektif, inovatif terukur dan tepat sasaran.

Berikut sesuai perkataan Mardani Ali Sera tentang strategi

komunikasi politik melalui iklan kampanye kreatif PKS yang dibantu oleh

Fastcomm,

“Kalau dulu kita dibantu sama Fastcomm jadi dulu mereka yang eksekusi mulai dari soal sampai masalah programnya tapi kalau temanya biasanya yang pertama itu dari tim kreatif, atau tim konten dari humas dulu, nanti dibawa ke rapat periode DPP kalau udah jadi nanti baru ditayangkan, penjelasannya jadi nanti DPP kaya semacam menyaring atau memilih iklan ini sesuai karakter partai dan sesuai tidak dengan ketentuan syariah, kalau ada yang tidak senonoh dan bertentangan dengan syariat Islam ya tidak pilih.”22

Para copywriter dan visualiser atau konsultan komunikasi selalu

mempertimbangkan target image yang akan menjadi pencitraan dalam iklan

buatannya. Pesan-pesan yang terkandung dalam iklan tersebut juga dengan

tujuan memberikan makna-makna pada produk yang dipromosikan. Selesai

itu para copywriter dan visualiser atau konsultan komunikasi mempunyai

konsep atau strategi khusus dalam menyajikan hasil karyanya dengan tujuan

agar iklan yang ditayangkan dapat menjadi sesuatu yang berkesan dibenak

khalayak sehingga iklan tersebut dapat mempengaruhi sikap khalayak dalam

hal ini sikap politik dan juga diinformasikan dalam iklan tersebut.

Sesuai pernyataan dari Mardani Ali Sera, perihal strategi komunikasi

politik dalam mengemas iklan kampanye nya,

22 Wawancara Pribadi dengan Mardani Ali Sera (Ketua DPP PKS), DI Kompleks DPR/MPR RI, Gedung Nusantara I, Lantai 3, Ruang No.335, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Senin, 20 Mei 2013 pada pukul 11.30 WIB 97 “Ya secara sederhananya kami ingin membangun citra yang baik, tetapi ada tiga selain itu yang ingin kami tekankan, yang pertama membangun awareness, yang kedua penguatan brand, dan yang ketiga baru serangan udara secara spesifik. Tapi utamanya untuk saati ini adalah Grand designnya, PKS ingin diterima oleh semua kalangan, karena bahwasannya kan yang beredar kencang dimasyarakat PKS itu partai yang ekslusif nah kita ingin mendobrak itu makanya kita jabarkan sama berbagai iklan yang variatif”.

Dalam membangun strategi citra politik, Fimanzah menganggap ada

beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Pertama, membutuhkan waktu

yang relative lama. Citra tidak dibangun dalam satu atau dua hari. Public

membutuhkan rentang waktu yang panjang untuk bisa melihat kesesuaian

pola dan alur politik mereka dengan suatu partai politik. Publik harus

memperhatikan secara detail pesan dan aktivitas partai untuk kemudian

membentuk citra politik.23

Kedua, membutuhkan konsistensi dari semua hal yang dilakukan

partai politik bersangkutan, seperti platform partai, reputasi pemimpin partai,

latar belakang partai, dan retorika partai.

Ketiga, berupaya membangun kesan dan persepsi publik. Partai politik

harus mampu menempatkan kesan, citra, dan reputasi politik mereka dalam

benak masyarakat.24

Hal ini mengingat bahwa masyarakat tersusun oleh beragam

kelompok. Maka segmentasi politik penting sekali dilakukan PKS guna

menganalisis masyarakat pemilih yang disusunnya menjadi komprehensif,

agar semua lapisan masyarakat diperhatikan.

23 Tabroni Roni, Komunikasi Politik Pada Era Multimedia (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012) h.142 24 Ibid 98 Harus dicatat pula bahwa masing-masing kelompok masyarakat itu pun memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain. Untuk itu, cara terbaik PKS membangun hubungan jangka panjang dengan mereka adalah dengan metode segmentasi politik.

Segmentasi politik diartikan sebagai suatu proses identifikasi dan klasifikasi masyarakat ke dalam kelompok-kelompok yang memiliki agenda dan tujuan politik sendiri-sendiri. Tidak adanya segmentasi politik dalam suatu organisasi politik akan membuatnya kehilangan arah dalam membangun hubungan dengan masyarakat. Program kerja yang disusun mungkin saja akan kehilangan efektifitas, sebab pesan dan produk politiknya sulit sekali diartikan atau tidak tepat sasaran.

Dalam suasana persaingan, semua partai politik berusaha untuk menanamkan citra (image) positif dalam persepsi pada setiap individu pemilih. Selain kinerja para kader yang langsung berkomunikasi dengan konsisten di lapangan, perlu ada juga saluran untuk mendistribusikan citra positif yang telah dibangun partai yang telah dibangun partai untuk sampai kepada masyarakat secara massif. Kampanye politik berorientasi kepada bagaimana caranya partai atau kandidat politik dapat membangun citra yang baik dan menarik simpati rakyat yang akan menjadi konstituennya nanti saat pemilihan serta berjangka waktu yang panjang.

99 Citra politik tidak bisa ditiru atau diadopsi karena pada dasarnya citra

juga terkait dengan diferensiasi sebuah partai politik. Public akan memilih

partai yang jelas-jelas berbeda dengan mencerminkan citra tertetntu dengan

kebutuhan mereka.

Gaya penyampaian komunikasi politik dengan mengemas iklan yang

kreatif mempengaruhi sarat dengan trick dan gimmick (memperdaya) melalui

gaya, nada kata-kata, sloganistik, jargon-jargon, dan format yang menarik

perhatian konsumen maupun khalayak sasaran akan membidik lewat pesan

yang dikemas dengan ilustrasi, jingle, visual dan sebagainya dengan “gaya

penyampaian” yang berbeda-beda. Ini dapat menggunakan teknik atau aspek

angle yang ditampilkan dalam iklan, seperti cuplikan kehidupan, gaya hidup

(trend atau life ), fantasi (citra, musical, atau data fakta slogan atau

jargon, dan name calling).25

Seperti yang ingin disampaikan PKS dalam setiap komunikasi

politiknya yaitu ingin menampilkan citra atau brand PKS sebagai partai Islam

yang moderat dan global dengan “gaya penyampaian” yang dikemas dengan

ilustrasi, jingle, visual dan sebagainya.

Ini dibenarkan sesuai pernyataan Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera,

perihal pesan komunikasi politik apa saja yang ingin disampaikan dalam

setiap iklan kampanye nya,

“Menampilkan citra atau brand PKS sebagai partai Islam yang moderat dan global, kalau anda lihat diiklan kita itu menunjukkan betapa arah dari iklan-iklan PKS selama 2009 menunjukkan bahwa

25 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (JakartaL PT Grafindo Persada,2005), h.86 100 PKS ingin diterima disemua kalangan dan PKS merupakan bagian dari sejarah perpolitikan Indonesia, misalnya di tahun 2009 kemarin ada talent di iklan-iklan kita yang tidak menggunakan jilbab, ini menjelaskan kalau kita ingin merangkul semua kalangan yang juga berbasis pada kader yang cerdas, yang problem solver dan yang santun sehingga menjadi layak untuk dipikirkan”.

Strategi kreatif dan manuver-manuver politik PKS dalam rangka

menjaring suara pemilih yang berasal dari trdaisional dan memperlihatkan

bahwa PKS telah berubah menjadi partai yang lebih terbuka bagi semua

kalangan dan golongan masyarakat.

D. Strategi Komunikasi Politik Kampanye PKS di Media Sosial

Di era komunikasi global seperti sekarang ini banyak sekali

bermunculan situs-situs social networking adlah sebuah bentuk layanan

internet yang ditujukan sebagai komunitas online bagi orang yang memiliki

kesmaan aktivitas, ketertarikan pada bidang tertentu, tau kesamaan latar

belakang tertentu. Layanan social networking biasaya berbasis web, yang

menyediakan kumpulan cara yang beragam bagi pengguna untuk dapat

brinteraksi sperti chat, messaging, email, video, chat suara, share file, blog ,

diskusi grup dan lain-lain.26

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya

bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi

facebook, twitter, dan website. Belakangan ini facebook dan twitter merupkan

bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh

dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online

26 Tabroni Roni, “Komunikasi Politik Pada ra Multimedia” (Bandung: Simbiosa Rekatama media, 2012) h.150 101 yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi

berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.27

Melalui media sosial, kegiatan kounikasi politik DPP PKS, dapat

terlaksana dengan menyertakan jutaan orang di seluruh dunia. Dalam hal ini

media sosial yang digunakan seperti facebook sangat diandalkan oleh DPP

PKS untuk bersosialisasi dalam menyalurkan komunikasi politik dengan

konten informasi dan berita mengenai persiapannya menjelang Pemilu

legislative 2014. Jika media sosial digunakan untuk komunikasi politik, maka

penerima komunikasi politik yang dapat tercipta oleh media sosial tersebut

akan sangat khas, yaitu jutan individu yang terhubung oleh jaringan disebut

ruang dunia maya (cyberspace).

Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial yang diluncurkan

pada bulan Februari 2004, dimiliki dan dioperasikan oleh Facebook, Inc. Pada

September 2012, Facebook memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif,

lebih dari separuhnya menggunakan telepon genggam. Pengguna harus

mendaftar sebelum dapat menggunakan situs ini. Setelah itu,pengguna dapat

membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman, dan

bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis ketika mereka

memperbarui profilnya. Selain itu, pengguna dapat bergabung dengan grup

pengguna dengan ketertarikan yang sama, diurutkan berdasarkan tempat

kerja, sekolah atau perguruan tinggi, atau cirri khas lainnya, dan

27 Fahmi, ”Mencerna Situs Jejaring Sosial” (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2011) h..13 102 mengelompokkan teman-teman mereka ke dalam daftar seperti “Rekan

Kerja” atau “Teman Dekat”.

Peran facebook pada proses komunikasi politik DPP PKS adalah ketika facebook bersama DPP PKS bekerja sama untuk mengizinkan pengguna facebook dan masyarakat member umpan balik serta komentar langsung mengenai informasi dan berita tentang kelangsungan persiapan PKS menjelang Pemilu Legislatif 2014. Berita yang disampaikan menyangkut pengguna Facebook untuk turut berpartisipasi dan beropini dalam grup debat yang diatur berdasarkan topic tertentu, mendftar untuk memilih, dan mengirim pertanyaan.

Strategi komunikasi politik yang digunakan oleh PKS dalam meyakinkan calon pemilih pada elektabilits suara menjelang Pemilu

Legislatif ini ingin menunjukkan kepada komunitas masyarakat tentang pesiapan PKS menjelang Pemilu 2014 saat ini. Facebook adalah cara baru yang sangat popular dan kuat untuk berinteraksi dan menyuarakan pendapat.

Di media sosial seperi facebook, DPP PKS membuat beberapa akun resmi facebook seperti “PKS Jakarta” dan “Kabar PKS” termasuk beberapa akun pengurus PKS seperti “Fraksi PKS DPR RI” selain akun facebook yang dibuat PKS, partai tersebut seperti “Berita PKS Menuju 3 Besar” dan “PKS

Menuju 3 Besar di Pemilu 2014”.

Walaupun begitu massif memaksimalkan media sosial seperti

Facebook, Twitter dan Youtube, penggunaan media sosial untuk berkampanye menggunakan media ini barulah dimulai. Kecenderungan pola penggunaan

103 media baru ini bersamaan dengan kesadaran pihak kandidat akan efektifitas

pengaruh media sosial dan kecendrungan masyarakat kita yang semakin

tinggi dalam mengakses internet.

Semakin meningkatnya pemanfaatan media internet untuk aktifivitas

kampanye politik tentu bukan tanpa risiko. Internet dikhawatirkan juga

dimanfaatkan untuk aktifitas yang tidak produktif atau bahkan negatif.

Disinilah pentingnya etika bagaimana para elite politik atau mereka yang

berkepentingan dengan politik untuk senantiasa menjag sikap dan pola

penggunaan internet dalam berbagai momentum politiknya.

Karakter internet yang mudah menyebar dan susah untuk diklarifikasi,

menjadikan setiap pesan negative yang keluar susah diperbaiki. Kehati-hatian

dalam menggunakan internet harus diperhatikan sebelum pesan itu dibuat dan

disebarkan di dunia maya.28

Kehadiran internet telah membawa suatu harapan dan tantang baru

bagi PKS dalam penegakan demokrasi, terutama di kalangan masyarakat

Indonesia. Ini diharapkan dapat memfasilitasi penyebarluasan informasi

publik serta politik untuk setiap lapisan masyarakat, termasuk menjadi

jembatan untuk kelompok opisisi dan minoritas yang dimarginalkan untuk

menyuarakan keinginan serta hak-haknya, di saat media massa seperti radio,

surat kabar, dan televisi banyak dikontrol dan dikuasai oleh para penguasa.

Melampaui media mainstream yang sudah ada, seperti cetak (koran,

tabloid dan majalah) dan elektronik (televisi dan radio), media sosial hadir di

28 Tabroni Roni, Komunikasi Politik Pada Era Multimedia (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012) h.156 104 tengah komunitas sosial masyarakat dunia memberikan pengaruh secara

langsung dalam berbagai aktivitas politik. Tidak terhindarkan, proses

komunikasi politik kini tidak bisa mengabaikan media sosial sebagai saluran

paling efektif karena memiliki kelebihan yang tidak dimiliki media

sebelumnya.29

Berikut sejumlah kelebihan yang dimiliki media sosial, antara

lain:

1. Menembus batas wilayah, ruang dan waktu.

2. Memperluas akses memperoleh informasi global.

3. Meningkatkan kemampuan untuk berserikat secara bebas.

4. Mengancam tatanan yang telah mapan, seperti pemerintah otokrasi.

5. Memiliki kecepatan perkembangan dan penyebaran yang sulit diatasi.30

Media sosial digunakan sebagai media komunikasi politik diantaranya

untuk berkampanye parpol dan kandidat, mengakses informasi pemilihan

umum serta informasi politik terbaru dari dalam negeri maupun luar negeri.

Media sosial menjadi medan paling efektif untuk melakukan aktivitas

penyampaian pesan-pesan politik dari atas ke bawah ataupun sebaliknya.31

Namun, di tengah kebebasan dan ruang yang sangat terbuka, kini

sensor atau editor ada di pihak penyampai pesan, seperti tim sukses atau

kandidat itu sendiri.

29 Ibid, h.152 30 Canghara, Hafied. Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.376 31 Tabroni Roni, Komunikasi Politik Pada Era Multimedia (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012), h.154 105 Sensor terhadap pesan penting dilakukan agar setiap pesan yang

disampaikan tetap berada pada koridor etika dan moral yang ada. Secara

normatif, menggunakan media sosial juga diharapkan dapat tetap berada pada

wilayah aturan pemilu yang berlaku, baik, ditingkat pusat maupun daerah.32

Bersamaan dengan itu, formula yang dipakai oleh PKS dalam

membuat strategi kreatif iklan kampanyenya adalah adanya exposure dan bisa

memanfaatkan momentum sehingga terlihat unik dan berbeda dengan iklan

kampanye politik parpol yang lainnya.

Sesuai dengan apa yang dikatakan Mardani Ali Sera, Ketua DPP PKS

mengenai exposure dengan memanfaatkan momentum untuk iklan

kampanyenya,

“Ya contohnya seperti pembuatan video harlem shake, kita biasanya memanfaatkan momentum, ada momentum seperti apa yang lagi pada banyak dibicarakan ya kita angkat momentum itu, minimal exposurenya harus tercapai, unik dan beda sama yang lain. Makanya kalau dilihat iklan-iklan PKS kemarin beda sama iklan dari lain”.33

Dengan konsep komunikasi ideologi PKS dari setiap iklan kampanye

kreatif yang dibuat, yaitu ingin membentuk brand dan membangun

kesadaran.

32 Ibid 33 Wawancara Pribadi dengan Mardani Ali Sera (Ketua DPP PKS), DI Kompleks DPR/MPR RI, Gedung Nusantara I, Lantai 3, Ruang No.335, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Senin, 20 Mei 2013 pada pukul 11.30 WIB 106 Gambar (2)34

Harlem Shake PKS di Media Sosial Youtube

Kesadaran merupakan langkah awal untuk mecari simpati dan

dukungan dari masyarakat luas, maka menurut PKS dengan “menunggangi”

gelombang yang sedang banyak dibicarakan dengan memanfaatkan

momentum seperti pembuatan video harlem shake, diharapkan masyarakat

akan memahami sistem nilai, norma dan bentuk masyarakat ideal yang ingin

diciptakan oleh PKS.

Berikut pembenaran Mardani Ali Sera perihal maksud dalam

pembuatan video harlem shake di media sosial Youtube,

“Ya konsepnya seperti membangun brand PKS dan meneguhkan jati diri PKS contohnya seperti dulu ada harlem shake yang PKS buat, kita ingin mencoba “menunggangi” gelombang yang sedang ramai dibicarakan, tetapi kalau kita melihat harlem shake yang dibuat oleh PKS itu sendiri sebenarnya hanya untuk membangun kesadaran, karena umumnya harlem shake yang sudah banyak dibuat cuma buat senang-senang aja, kalau di kita karena kita partai Islam maka isinya itu pas orang-orang itu lagi harlem shake kita tunda sama adzan

34 Sumber gambar: https://www.facebook.com/photo.php ?fbid=4669 55053374064&set=a.466953983374171.1073741837.453351114734458&type=3&theater diambil dari data resmi melalui akun facebook “Kabar PKS” yang diolah pada hari Kamis tanggal 12 September 2013 Pukul 17:09 WIB 107 sholat, jadi mereka berhenti terus mereka ikut sholat sama kita. Ya itu juga salah satu konsep yang dibuat sama tim kreatif kita”.35

Berbeda dengan platform partai politik, isu politik harus berangkat

dari permasalahan yang ada dalam masyarakat. Isu politik merupakan topik

dan bahasan yang mencerminkan isu-isu terkini yang sedang diahadapi oleh

masyarakat. Konsekuensi logisnya, partai politik harus terus-menerus meng-

up-date data dan informasi tentang kondisi yang tengah dihadapi masyarakat.

Dan pemilihan isu politik seperti apa yang ingin diungkap, setidaknya harus

sesuai dengan ideologi PKS.

Strategi komunikasi politik PKS dengan mengangkat isu-isu terkini

khususnya di media sosial adalah lebih kepada isu-isu lokal, isu lingkungan

dan isu pendidikan, dimana hanya beberapa isu-isu yang sedang up date saja

yang diangkat, tetapi bukan hanya itu PKS juga menggunakan tokoh untuk

lebih membangun image itu sendiri.

Tokoh atau figur politik merupakan salah satu elemen infrastruktur

politik yang juga merupakan kekuatan sosial politik dalam masyarakat.

Peranan tokoh politik menjadi sentral karena budaya politik Indonesia masih

bergantung pada ketokohan atau sosok figure, ini tergambar dari pernyataan

Mardani Ali Sera, perihal isu-isu yang diangkat di media sosial, khususnya

Youtube,

“Yang banyak diangkat itu isu lokal, isu lingkungan dan isu pendidikan, kalau isu lokal itu contohnya bencana banjir, kekeringan dan semacamnya kemudian isu lingkungan, pengangguran juga termasuk didalamnya ya isu-isu yang isinya sedang up date saja kita

35 Wawancara Pribadi dengan Mardani Ali Sera (Ketua DPP PKS), DI Kompleks DPR/MPR RI, Gedung Nusantara I, Lantai 3, Ruang No.335, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Senin, 20 Mei 2013 pada pukul 11.30 WIB 108 ulas lalu kita angkat, lalu yang terakhir itu isu tentang pendidikan misalnya bermain di bidang akademis bisa dimulai dari proses UN, lalu soal kualitas pendidikan yang bagus, dan juga bila PKS TV menggunakan seorang tokoh untuk mengangkat sebuah isu, itu juga akan membangun image tersendiri untuk PKS”.36

Setelah membuat pesan, kemudian dapat ditarik beberapa isu untuk

digunakan dalam kampanye. Isu-isu tersebut dapat dikomunikasikan kepada

para pemilih melalui beragam media. Pesan politik yang tertuang dalam isu

politik merupakan hal pertama yang dapat membedakan satu partai politik

dengan partai lainnya.

Pemilihan isu dan permasalahan yang dianggap penting dalam

masyarakat merupakan strategi positioning partai politik. PKS dapat memilih

dan menempatkan prioritas isu politik yang ingin diangkat di tingkat nasional.

Karena tidak banyak isu nasional yang dapat menarik perhatian

masyarakat luas, masing-masing partai politik berusaha menemukan isu

politik yang dapat menarik perhatian tersebut.

Agar berhasil, iklan kampanye PKS memiliki pesan yang kuat dengan

menargetkan para pemilih. Melalui polling, kategorisasi dari pemilih, dan

pembangunan koalisi, pesan kampanye dapat dibuat. Untuk selanjutnya pesan

tersebut, PKS perlu untuk dikomunikasikan dalam rangka untuk menang pada

hari pemilihan.

E. Ekspresi Simbolik Komunikasi Politik PKS di Media Sosial

Mobilisasi massa yang memanfaatkan tempat-tempat strategis untuk

menunjukkan dukungan politik. Euphoria politik, salah satunya muncul

36 Wawancara Pribadi dengan Mardani Ali Sera (Ketua DPP PKS), DI Kompleks DPR/MPR RI, Gedung Nusantara I, Lantai 3, Ruang No.335, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Senin, 20 Mei 2013 pada pukul 11.30 WIB 109 sebagai respons atas kebebasan berekspresi.37 Sebagai bentuk euphoria para

politikus, Negara kita menghadapi babak baru bermedia. Kampanye politik

memasuki era media sosial yang memerlukan keahlian khusus sebab media

sosial memiliki karakteristik yang berbeda dengan media massa konvensional

(cetak dan elektronik).

Semakin majunya era globaliasi informasi dan komunikasi telah

memberikan banyak alternatif strategi komunikasi dalam berkampanye.

Melalui media sosial, kampanye dapat dilakukan pada tiga segmen sekaligus,

yaitu massa, antar pribadi, dan organisasi. Dengan jumlah pengguna di

Indonesia yang mencapai 25 juta melebihi Filipina, Malaysia, dan Vietnam,

media sosial dijadikan sarana kampanye yang dianggap efektif di Indonesia.38

Penggunaan simbol-simbol agama di ruang-ruang media sosial yang

belakangan marak kita lihat adalah bagian dari fenomena pertumbuhan

ekonomi di negara kita. Demokrasi yang kita raih tidak memberi banyak opsi

kepada kelompok-kelompok Islam selain mengikuti “aturan main” yang

disepakati bersama dalam ruang deliberasi yang kita sebut parlemen. Kita

patut bersyukur bahwa kekuatan-kekuatan ideologis di negeri ini cukup

berimbang. Keinginan satu kelompok untuk memaksakan ideologinya,

karenanya, tak mudah dilakukan.39

37 Muhtadi Asep. “Komunikasi Politik Indonesia Dinamika Islam Politik Pasca-Orde Baru” (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h.123 38 Tabroni Roni, Komunikasi Politik Pada Era Multimedia (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012) h.158 39 “Islam dalam Transisi Demokrasi di Indonesia”, Diolah pada hari Senin, 1 Juli 2013, Pukul 12:46 WIB dan di akses dari http://www.islamlib.com/?site=1&aid=1827&cat= content&title=kolom 110 Dalam dunia politik, kita menyaksikan munculnya partai-partai Islam

dengan corak baru. Didesak oleh situasi yang terus berubah, partai-partai ini

mendefinisikan kembali jati dirinya yang berbeda dari partai-partai serupa.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah salah satu contoh “spesiasi” yang

terjadi dalam dunia politik kita. Percampuran antara politik Islam warisan

masa silam dengan semangat yang ditransfer dari luar menghasilkan “spesies”

baru. PKS adalah sebuah kreatifitas hasil adaptasi generasi kaum terdidik

Muslim dengan lingkungan yang baru.40

Perihal menjelang Pemilu Legislatif 2014 nanti, Partai Keadilan

Sejahtera (PKS) mendapat nomor urut tiga pada pengundian partai peserta

pemilu 2014 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), beberapa saat lalu.

Dalam menghadapi rangkaian proses Pemilu yang kian dekat, PKS tetap

optimis mampu mencapai posisi 3 besar.

Beberapa kasus yang dialami saat ini, dimaknai sebagai ujian bagi

PKS untuk bisa meraih posisi yang lebih baik. Demikian yang disampaikan

Ketua Fraksi PKS DPR RI, Hidayat Nur Wahid berikut pernyataannya.

“PKS tetap optimis menembus 3 besar dengan kondisi seperti ini. Tidak ada alasan untuk mengubah target kemenangan kami. Kondisi ini kami maknai sebagai ujian agar PKS lebih baik dan naik kelas”.41

Politikus senior PKS, Hidayat Nurwahid mengakui, angka tiga

termasuk dalam salah satu angka yang mudah diterima oleh masyarakat saat

melakukan sosialisasi ataupun kampanye. Namun demikian, menurut Hidayat

Nur Wahid, nomor urut peserta pemilu bukanlah sesuatu yang menentukan

40 Ibid 41 Hidayat Nur Wahid, “PKS Tetap Optimis Tembus 3 Besar” diunduh tanggal 12 Juli 2013 pukul 2:28 WIB dari http://fraksipks.or.id/content/pks-tetap-optimis-tembus-3-besar 111 suara partai pada pemilu 2014 nanti. Sebab, faktor yang mempengaruhi

masyarakat untuk memilih bukanlah berdasarkan pada nomor urut.

Sesuai pernyataannya mengenai ekspresi simbolik yang akan

digunakan oleh PKS saat memperkenalkan nomor urut pesertanya,

“PKS tidak segan menggunakan ikon metal saat melakukan kampanye, dengan menunjukkan ibu jari, telunjuk, dan kelingking. Bisa metal, bisa bagaimana saja. Yang lebih mudah memang mengkomunikasikan dibawah nomor lima".42

Menurut PKS penjabaran cinta adalah pendekatan ke konstituen

dengan sentuhan kemanusiaan. Jargon kerja diusung agar kader PKS se-

Indonesia selalu bekerja berdasarkan kerja keras dengan hati untuk membawa

partai ini ke tiga besar Pemilu 2014. Dan Harmoni, membuat Indonesia

sebagai bangsa yang beragam tetap utuh, dan pada waktu yang sama

Indonesia bisa terus tumbuh. Dengan dasar itu PKS mengandalkan

strategi human touch untuk merebut simpati masyarakat. Ujung dari program

PKS adalah memassifkan silaturahim ke seluruh elemen oleh kader-kader.

Sesuai pernyataan Anis Matta selaku Presiden PKS mengenai

keterangan jargon yang akan di pakai PKS menjelang Pemilu 2014,

“Kira-kira cinta, kerja dan harmoni ini adalah nilai-nilai inti yang disimpulkan dalam satu kata, yaitu gotong royong"43

42 Hidayat Nur Wahid, “Wow! PKS Dapat Nomor Urut 3, Saat Kampanye Akan Gunakan Jari Metal” diunduh tanggal 12 Juli 2013 pukul 2:28 WIB dari http://www.voa- islam.com/news/indonesiana/2013/01/15/22777/wow-pks-dapat-nomor-urut-3-saat-kampanye- akan-gunakan-jari-metal/?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter 43 Anis Matta, “PKS Usung Jargon Cinta, Kerja dan Harmoni” diunduh tanggal 17 Juli 2013 pukul 12:59 dari http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/04/18/mlfjyb-pks- usung-jargon-cinta-kerja-dan-harmoni 112 Strategi PKS dalam menghadapi Pemilu Legislatif 2014 adalah memanfaatkan berbagai segi mulai dari konsep awal menyusun rencana pemilihan kader, media-media kampanye yang digunakan anggaran dana yang menunjuang aktifitas kampanye serta langkah politik melalui proses lobby dan negoisasi yang dilakukan oleh PKS pada kampanyenya dalam memperoleh dukungan mutlah dari masyarakat Islam.

Pemanfaatan Media Komunikasi PKS menerapkan kampanye yang bersifat dua arah (bi-directional campaign). Penyelenggaraan kampanye dalam konteks ini menyadari keterbatasan media massa dalam mempengaruhi khalayak. Untuk itu pada aplikasi pemanfaatan media komunikasi dalam kampanye PKS menggunakan media-media yang dapat bersifat dua arah seperti media survey dan komunikasi melalui media sosial.

Media berkampanye yang dilakukan oleh PKS salah satunya adalah menggunakan media sosial facebook dan twitter. Media kampanye jejaring sosial seperti facebook dan twitter digunakan karena manfaatnya yang luar biasa. Masyarakat yang ingin tau lebih dalam tentang seluk beluk program, visi misi serta berkomunikasi dengan memberi saran dan kritik dapat dilakukan dengan mengakses Calon Legislatif di media sosial seperti facebook, twitter dan website.

Dalam media sosial facebook dan twitter tim sukses Calon Presiden

PKS mengekspresikan iklan kampanyenya dengan memberikan pesan dukungan dan mencitrakan positif pasangan Capres. Dalam media sosial, siapapun dan kapanpun dapat mengaksesnya sehingga pemanfaatan dalam

113 komunikasi ini sangat efektif. Bahkan komunikasi dapat terjalin secara langsung antara Capres PKS dengan masyarakat dimana pertanyaan- pertanyaan dapat langsung diajukan di facebook dan twitter dan Capres dapat langsung menjawab ataupun berkomentar dari pertanyaan yang diajukan tersebut.

Disini sudah terlihat bahwa facebook dan twitter yang digunakan oleh

PKS dalam mengekspresikan kampanyenya menjadi satu kelebihan dari media sosial bahwa media ini dapat menjangkau wilayah tanpa batasan ruang dan waktu menemui orang yang tidak kita kenal tetapi bisa menjadi orang yang dekat dengan kita di media sosial.

Penyelenggara kampanye PKS juga menggunakan strategy oriented campaign dimana PKS dalam konteks ini menyadari keterbatasan media massa dalam mempengaruhi sasaran khalayak.

Karena itu, pemanfaatan saluran komunikasi kelompok dan antarpribadi sangat dipentingkan oleh PKS untuk mengoptimalkan pesan- pesan yang disampaikan melalui media sosial.

Faktor kendala dan penghambat dalam memanfaatkan media adalah besarnya anggaran dana yang dibutuhkan sehingga membuat tim kampanye bekerja keras untuk menanggulangi kesulitan dari anggaran dana yang tinggi, adanya sentiment antara partai dalam pemasangan dan penempatan media kampanye sehingga terjadi deadlock antar partai.

Ada beberapa media kampanye yang dirasa sulit dalam pembuatannya serta ada media kampanye yang dianggap tidak efektif seperti media sticker,

114 keterbatasan waktu, tenaga pikiran dan dana dalam pembuatan media-media

kampanye tersebut.

Contohnya seperti anggaran dana yang dikeluarkan PKS dalam

membuat satu iklan kampanye di media sosial pada waktu Pemilu Legislatif

2009 kemarin, berikut rincianya sesuai pernyataan Mardani Ali Sera,

“Youtube itu kalau yang seperti ini karena kita bekerja sama dengan Fastcomm waktu itu angkanya sekitar 15 sampai 20 juta untuk durasi 1 menit, tapi ini yang professional, tapi kalau yang dibuat oleh humas dan tim kreatif kita sendiri misalnya iklan politik harlem shake ini hitungannya gratis, jadi ceritanya waktu kita Mukernas Humas di Lombok, disitu ada pantai sengigih, beberapa tim kreatif kita muncul ide buat harlem shake disana tapi tetap ada pesan yang ingin kita sampai tadi kesadaran, nah kalau untuk biaya alat sewa seperti kameranya rata-rata sekitar 5 juta buat sekali sewa”

A) Performa Komunikatif PKS

Performa komunikatif merupakan sesuatu yang harus dilakukan

oleh setiap partai politik, ini dilakukan supaya partai politik dapat menjaga

eksistensiya sebagai suatu organisasi politik.

Organisasi dalam hal ini adalah organisasi politik atau yang

dikenal sebagai partai politik yaitu PKS mengenai bagaimana partai ini

membentuk sebuah performa komunikatif diantara para kader,

konstituennya dan masyarakat secara luas, terutama dalam rangka

menghadapi pemilu 2014.

Performa (performance) adalah metafora yang menggambarkan

proses simbolik pemahaman akan perilaku manusia dalam sebuah

organisasi seringkali memiliki unsure teatrikal, di mana baik supervisor

115 maupun karyawan (kader partai dalam hal ini) memilih untuk mengambil

peranan atau bagian tertentu dalam organisasi mereka.44

Dalam menjaga performa, tentu saja terkait dengan citra dan

agenda mereka.45 Oleh sebab itu partai PKS melakukan beberapa upaya

agar dapat menjaga eksistensinya didalam dunia politik.

Sesuai dengan teori performa komunikatif, PKS melalui iklan

politiknya melakukan performa sosial, politis dan enkulturasi. Performa

sosial PKS, melalui iklan politiknya PKS berusaha mensosialisasikan

kepada masyarakat bahwa organisasi atau partai ini adalah pilihan yang

tepat untuk mengemban amanat rakyat di kursi legislatif.

PKS mengklaim bahwa satu-satunya partai dakwah, maka akan

mudah berdakwah jika melalui kekuasaan inilah performa politis PKS.

Terakhir, performa enkulturasi PKS dapat dilihat dari beberapa iklan PKS

juga membawa pesan bahwa jika PKS berkuasa maka kader-kader yang

telah terpilih akan bersih, peduli dan professional.

Berikut adalah langkah-langkah atau kegiatan yang dilakukan oleh

partai PKS yang bertujuan untuk tetap menjaga performa mereka dalam

menghadapi Pemilu legislatif 2014.

44 Richard West & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi (Jakarta: Salemba Humanika, 2008) h.325. 45 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industry Citra, (Jakarta: Lasswell Visitama, 2010), h.100 116 1. Performa Ritual

Merupakan semua performa komunikasi yang terjadi secara

teratur dan berulang.46 Ini menyangkut semua berita yang dilakukan

oleh partai PKS Pra Pemilu Legislatif 2014.

Gambar (3)47

Performa Ritual PKS, ”Berita Rakernas dan Rapimnas PKS Cinta, Kerja

dan Harmoni”.

Dalam hal ini Performa Ritual yang dilakukan Oleh PKS

adalah proses pengkaderan dan memberikan kegiatan sesuai program

kerja seperti Rapimnas dan Rakernas PKS yang dilaksanakan secara

rutin kepada setiap kader-kadernya untuk menjalin hubungan

46 Ibid, h.326 47 Sumber gambar: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=4669550 53374064&set=a.466953983374171.1073741837.453351114734458&type=3&theater diambil dari data resmi akun facebook “Kabar PKS” yang diolah pada hari Kamis tanggal 12 September 2013 Pukul 16:58 WIB 117 komunikasi politik agar lebih baik dalam mensosialisasikan program-

program partai kepada konstituennya. Serta membuka simpul-simpul

massa dan membuat strategi iklan kampanye di media massa dalam

menghadapi Pra Pemilu Legislatif 2014.

2. Perfoma Sosial

Merupakan perpanjangan sikap santun dan kesopanan untuk

mendorong kerja sama diantara anggota organisasi.48

Gambar (4)49 Performa Sosial PKS, ”Berita Serba-serbi Silaturahim Anis Matta dengan Ulama Jawa Tengah”.

Dalam hal ini adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh

partai PKS dalam bekerja sama dengan para kader PKS. Performa

sosialnya adalah berupa kesantunan dan kesopanan yang ditujukan

48 Ibid, h.326 49 Sumber gambar: https://www.facebook.com/photo.php ?fbid= 466615670074669&set= a.466615056741397.1073741835.453351114734458&type=3&theater diambil daridata resmi akun facebook “Kabar PKS” yang diolah pada hari Kamis tanggal 12 September 2013 Pukul 17:00 WIB 118 oleh Partai Keadilan Sosial untuk kerjasama di antara para kader dan

calon konstituennya melalui iklan politik PKS yang berusaha

mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa organisasi atau partai ini

adalah pilihan yang tepat untuk mengemban amanat rakyat di kursi

legislatif.

3. Performa Politis

Merupakan perilaku organisasi yang mendemonstrasikan

kekuasan dan kontrol.50

Gambar (5)51 Performa Politis PKS,” Berita Ceramah Kebangsaan Presiden PKS (Anis Matta) di NTB”.

Karena biasanya organisasi bersifat hierarkis, harus ada seseorang

dengan kekuasaan untuk mencapai segala sesuatu dengan memiliki cukup

50 Ibid, h.327 51 Sumber gambar: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=463 48396 7054506&set=a.463482803721289.1073741832.453351114734458&type=3&theater diambil dari data resmiakun facebook “Kabar PKS” yang diolah pada hari Kamis tanggal 12 September 2013 Pukul 17: 04 WIB 119 kontrol untuk mempertahankan dasar-dasar yang ada. Yakni menyangkut

cara mendapatkan konstituen baru dan mempertahankan konstituen lama,

dalam bentuk Ceramah Kebangsaan PKS maka akan mudah berdakwah

jika melalui kekuasaan.

4. Performa Enkulturasi

Dalam performa ini, Partai PKS meningkatkan komunikasi politik

dan bagaimana menjadi politisi yang dapat mencapai jabatan publik serta

mensosialisasikan program-progam partai kepada konstituennya.52

Gambar (6)53

Performa Enkulturasi PKS, ”Berita Kampanye Hari Kedua Aep Nurdin

Kunjungi Pasar Sindangkerta”

52 Ibid, h.327 53 Sumber gambar: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=4634839670545 06&set=a.463482803721289.1073741832.453351114734458&type=3&theater diambil dari data resmi akun facebook “Kabar PKS” yang diolah pada hari Kamis tanggal 12 September 2013 Pukul 17: 10 WIB 120 Performa enkulturasi PKS dapat dilihat dari beberapa foto kampanye kader PKS Aep Nurdin yang juga membawa pesan bahwa kader-kader yang telah terpilih kini bekerja berdasarkan cinta, kerja dan harmoni, contohnya seperti foto Kader PKS Aep Nurdin yang sedang menyapa dan menyaring aspirasi para pedagang di pasar sindangkerta.

Dari performa komunikatif yang dilakukan oleh PKS, disini PKS memperlihatkan bahwa tidak terlalu mengutamakan kampanye melalui media massa dengan membuat iklan politik, tetapi melalui iklan-iklan politik yang dibuat PKS terutama di media sosial ditunjukkan untuk mengubah persepsi dan image PKS di masyarakat. Iklan-iklan politik PKS sebagai pendukung strategi-strategi kampanye PKS yang lain seperti kaderisasi dan membuka simpul-simpul massa.

Berbeda halnya dengan misalnya, Gerindra dan Demokrat yang menghabiskan dana kampanye yang luar biasa banyaknya untuk beriklan di media massa. Kedua partai ini memang lebih mengutamakan berkampanye melalui media massa dengan iklan politik. Dan tentu saja dengan dana raksasa yang disediakan untuk berkampanye di media massa, hasilnya pun terbukti berpengaruh pada perolehan suara kedua partai ini.

Namun dengan dana kampanye yang jauh dibawah Gerindra dan

Demokrat, PKS menciptakan iklan-iklan yang menjadi perhatian publik semasa kampanye berlangsung. Ini terbukti dari iklan politik PKS beberapa minggu diperbincangkan dan diperdebatkan di media massa.

121 Dari hasil perolehan suara diatas, dapat disimpulkan bahwa iklan

politik PKS tidak mempengaruhi dari elektabilitas suara PKS pada Pemilu

legislatif 2009 lalu. Walaupun dari iklan politiknya, PKS melakukan

manuver-manuver politik yang berani dan terobosan-terobosan baru dalam

iklannya yang dilakukan partai lain, namun fakta berkata lain dan PKS

hanya mendapatkan 7 persen suara dengan target suara 15 persen serta

perolehan suara 20 juta suara hanya mendapatkan 8,2 juta suara.

F. Makna Ekspresi Simbolik Komunikasi Politik PKS di Sosial Media.

Apa yang dilakukan para capres, cagub, dan cawalkot pada period era

belakang ini merupakan proses kampanye model baru bagi perkembangan

demokrasi di Indonesia. Kendati kampanye lewat internet masih terkesan

dilakukan seadanya, banyaknya situs yang dibuat para caleg dan partai politik,

diharapkan mengalami kemajuan pada masa yang akan datang.

PKS ingin memberi tahu masyarakat bahwa PKS itu dapat dipercaya.

Oleh sebab itu, PKS melancarkan strategi komunikasi politik dengan

menampilkan jenis-jenis iklan kreatif yang dapat diterima masyarakat banyak.

Dari beberapa jenis iklan yang ditampilkan, PKS lebih banyak mengusung

jenis iklan Reporte Netral dan jenis iklan Image Content, dengan alasan

bahwa jika iklan yang ditampilkan lebih mengangkat image partai, maka

feedback nya mudah diterima.

Menjelang di Pemilu Legislatif 2014 mendatang, PKS menggunakan

“wajah baru” dalam memaknai perihal nomor urut pesertanya yang bernomor

tiga, bahkan PKS tidak segan menggunakan ikon metal saat melakukan

122 kampanye, dengan menunjukkan ibu jari, telunjuk, dan kelingking. Ini dimaknai agar masyarakat mudah mengenal PKS dengan simbol yang lebih

“kekiniian” dan agar menarik perhatian kalangan pemula tentunya.

Sebuah partai memang mempunyai hak penuh mengenai jenis iklan seperti apa yang akan ditampilkan. Namun alangkah baiknya, jika dalam tayangan iklan tersebut tidak hanya mengusung image partai saja, visi misi kedepan dari partai tersebut juga harus dibahas. Masyarakat kita sudah bisa menilai, partai mana yang hanya sekedar mengobral janji-janji palsu dan partai mana yang benar-benar akan membantu mereka kea rah yang lebih baik.

Masyarakat sekarang butuh tindakan bukan hanya jargon kosong saja, masyarakat butuh kejelasan dan keyakinan bahwa partai yang nantinya mereka pilih adalah partai yang benar-benar pro terhadap rakyat.

Di image PKS yang baru saat ini, PKS pun sudah membentuk sebuah jargon baru, untuk menarik kembali simpati rakyat, jargon “Cinta, Kerja dan

Harmoni” dimaknai PKS berdasarkan penjabaran “Cinta” adalah pendekatan ke konstituen dengan sentuhan kemanusiaan. Jargon “Kerja” diusung agar kader PKS se-Indonesia selalu bekerja berdasarkan kerja keras dengan hati untuk membawa partai ini ke tiga besar Pemilu 2014. Dan “Harmoni” membuat Indonesia sebagai bangsa yang beragam tetap utuh, dan pada waktu yang sama Indonesia bisa terus tumbuh. Dengan dasar itu PKS mengandalkan strategi human touch untuk merebut simpati masyarakat. Ujung dari program

PKS adalah memassifkan silaturahim ke seluruh elemen oleh kader-kader.

123 Tujuan PKS membuat jargon “Cinta, Kerja dan Harmoni” memang tak hanya ingin menarik kembali simpati khalayak, di media sosial youtube, iklan kampanye yang dimunculkan PKS juga tak kalah unik adalah dengan memunculkan exposure yang bisa memanfaatkan momentum seperti harlem shake, menurut PKS dengan “menunggangi” gelombang yang sedang banyak dibicarakan dengan memanfaatkan momentum seperti pembuatan video harlem shake, diharapkan masyarakat akan memahami sistem nilai, norma dan bentuk masyarakat ideal yang ingin diciptakan oleh PKS.

Citra ditampilkan dengan visi misi kinerja partai dan dipadukan dengan sosok muda yang mampu memimpin bangsa, tidak menutup kemungkinan perolehan suara pun meningkat karena tidak hanya remaja atau golongan tengah saja yang memilih, golongan captive dan yang bukan remaja lagi pun bisa jadi makin mantap untuk memilih PKS menjadi wakil rakyat yang dapat merubah nasib rakyat menjadi lebih baik dan bermartabat.

Proses pemaknaan pesan seringkali memainkan peranan penting dalam komunikasi, terutama komunikasi ideologi. Ideologi bukanlah barang fisik yang dapat disentuh dan diraba secara material. Tetapi ideologi membutuhkan peran serta aktif dari masyarakat untuk memberikan arti, makna dan nuansa yang terkandung di dalamnya.

Ideologi PKS tidaklah menjadi mengherankan apabila komunikasi ideologi tersebut mengkomunikasikan sesuatu yang bersifat simbolik.

Simbolik yang PKS maksud adalah menekankan aspek atribut dan konotasi yang muncul di seputar kata dan objek yang dituju.

124 Ideologi PKS dalam konteks bahasa memberikan konsekuensi

tersendiri. karena, bahasa bukan sekedar alat penanda, melainkan juga harus

mampu mengkomunikasikan maknanya. Mungkin justru fungsi terpenting

bahasa yang dimaksud PKS adalah sebagai alat komunikasi yang

memungkinkan terciptanya interaksi sosial khususnya di media sosial.

Sementara itu, persepsi dan konotasi akan sesuatu hal juga dapat

dipengaruhi oleh situasi dan kondisi sejarah masyarakat setempat. Sehingga

partai politik perlu hati-hati dalam mengkomunikasikan ideologinya yang

kompleks, abstrak, dan rumit menjadi sesuatu yang sederhana, mudah

dimengerti serta sesuai dengan kondisi dan situasi yang terdapat dalam

masyarakat. 54

Komunikasi yang dimaksudkan dalam kaitan ini adalah komunikasi

internal dengan para pendukungnya, sekaligus juga dengan masyarakat luas,

media bahkan juga dengan lawan politik. Sementara itu, bahasa ideologi

tertentu juga harus dapat dengan mudah dipahami oleh lawan politik yang

memiliki faham dan system nilai berbeda.

Tanpa sifat mudah dipahami, bahasa yang dipakai ideologi tak akan

memberikan dampak optimal,bahkan bisa pula merugikan.55

Untuk masyarakat luas, ideology PKS harus mampu diterjemahkan

dalam bentuk-bentuk bahasa yang dapat dipahami oleh lapisan masyarakat

manapun. Misalnya, struktur masyarakat petani pastilah memiliki ‘bahasa’

54 Firmanzah,”Mengelola Partai Politik Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik Di Era Demokrasi” (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h.104 55 Firmanzah,”Mengelola Partai Politik Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik Di Era Demokrasi” (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h.104 125 yang berbeda dengan masyarakat ‘industri’. Untuk itulah ideology PKS

dituntut “luwes”, agar dapat dipahami oleh tiap-tiap lapisan masyarakat.

Dalam hubungannya dengan media, ideology PKS harus mudah pula

dipahami, agar tidak terjadi “Miss Communication” ketika disebarkan secara

luas olehnya.

G. Konten Komunikasi Politik PKS di Media Sosial

Dalam komunikasi yang dilakukan oleh PKS terhadap masyarakat,

menonjolkan sikap dan perilaku kekeluargaan, sehingga masyarakat pun lebih

open self dalam menerimanya.

Dalam pengaruh persepsi interpersonal pada komunikasi interpersonal.

Opini-lah yang sangat menentukan, opini dapat timbul dari arah amana saja,

bisa dari sikap, perilaku, ucapan, karakter dan sebagainya.

Gambar (10)56 (Gambar Banner PKS Mengenai Hari Olahraga Nasional di Media Sosial Facebook)

56 Sumber gambar: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=5255178 90851113&set= a.453599101376326.1073741828.453351114734458&type=1&theater diambil dari akun facebook “Kabar PKS” yang diolah pada hari Kamis tanggal 14 September 2013 Pukul 08:33 WIB 126 Penjelasan gambar diatas terbukti seperti bagaimana PKS membuat opini publik yang mencitrakan dirinya melalui banner PKS Mengenai Hari

Olahraga Nasional.

Melalui banner tersebut komunikasi PKS secara langsung dengan masyarakat dapat terjadi melalui comment dengan akun facebook yang bernama Abe Fa yang berkomentar:

“Jgan korupsi lg biar olahraga indonesia maju n jaya ....”

Kemudian di tanggapi kembali oleh akun facebook Kabar PKS dengan berkomentar sebagai berikut:

“Alhamdulillah sampai saat ini PKS tidak ada yg terbukti korupsi, LHI pun sampai sekarang tidak pernah menerima uang suap dan persidangan masih berlanjut pun sampai saat ini belum terbukti doakan kami agar tetap bersih”.

Di sinilah PKS dalam membentuk opini publik yang mencitrakan dirinya agar dapat menjadi pilihan masyarakat, melalui strategi-strategi yang bersifat kemasyarakatan sosial, kekeluargaan yang berhubungan langsung dengan masyarakat, PKS berharap dapat menyimpan asset suara di pemilu berikutnya.

Pendukung PKS sendiri dapat dikategorisasikan menjadi dua kelompok. Pertama; kelompok masyarakat yang loyal, tidak mudah berubah dari hulu sampai sekarang, yang disebut sebagai basis tradisional. Kedua; kelompok simpatisan yang dukungannya ditentukan oleh kinerja dan isu yang diusung partai. Rekapitulasi dan akumulasi kedua kelompok pendukung ini menuujukan tingkat kebesaran dan akseptabilitas PKS.

127 Jika dilihat dan dibagi dalam kategorisasi pendukung PKS, maka

konten komunikasi politiknya pun akan berbeda sesuai segmentasi

kelompoknya masing-masing, jika yang dituju adalah kalangan pemula, maka

konten bahasa komunikasi politik yang digunakan PKS di media sosial dirasa

sudah tepat untuk dapat meraih pundi-pundi suara.

Sesuai pernyataan Chandra Alif perihal strategi PKS dalam membuat

akun di media sosial untuk memperkenalkan dan menarik perhatian khalayak

pemilih pemula di Pemilu legislatif 2014, berikut pernyataannya,57

“Ya kalo sosial media ini kan, orang-orang banyak menggunakan dan penggunanya usianya relatif tergolong muda, kalo dalam pemilu ini pemilih pemula nih sasarannya, dan PKS juga engga mau ketinggalan soal itu, kita juga mengoptimalkan kader-kader kita supaya aktif di media sosial, kader-kader kita aktif, struktur kita juga aktif, lihat aja searching coba di Google misalnya cari PKS, itu tuh keluarnya banyak banget, Facebooknya PKS nya banyak, akun Twitter nya banyak, dari DPP, DPW, DPC DPRa itu semua ada aja akunya PKS, ya itu salah satu strategi kita juga membuat akun sebanyak-banyak di media sosial agar masyarakat mudah mengenal kita ketika mereka mencari di media sosial tersebut”.

Salah satu tujuan PKS dalam memanfaatkan media sosial adalah

untuk memperkenalkan nomor urut tiga di Pemilu Legislatif kepada

masyarakat khususnya kalangan pemilih pemula agar lebih mudah

mencarinya dengan cara mengoptimalkan setiap kader PKS supaya aktif di

media sosial.

Dengan cara membuat akun seperti di facebook, twitter dan website

sebanyak-banyak dan memberikan informasi untuk lebih membuka

komunikasi kepada masyarakat langsung.

57 Wawancara Pribadi dengan Chandra Alif (Humas DPP PKS), DI TB Simatupang No. 82 Jakarta Selatan, Rabu, 19 Juni 2013 pada pukul 13:40 WIB 128 Media sosial semacam facebook, twitter dan website dipilih PKS

karena dirasa dapat mewakilkan untuk menyampaikan pesan kampanyenya

kepada masyarakat yang tidak dapat ditemui secara langsung.

Karena kini siapapun kalangan masyarakatnya dapat mengakses

melalui facebook, twitter dan website dengan berkomentar memberi

dukungan ataupun kritik secara langsung.

Dalam media sosial facebook, twitter dan website PKS memberikan

keterbukaan kepada masyarakat untuk bertanya tentang Program, Visi dan

Misi serta Saran maupun Kritik atau apapun yang terkait dengan Pemilihan

Calon Legislatif di Pemilu 2014. Media ini memberikan peluang bagi

masyarakat untuk melakukan komunikasi dua arah kepada Calon Presiden.

H. Respon Netizen Terhadap Komunikasi Politik PKS di Media Sosial.

Sebagaimana di Negara-negara maju, media sosial jika dimanfaatkan

dengan baik maka dapat membantu proses kampanye dengan daya jangkau

yang lebih luas dan lebih efektif, paling tidak melengkapi kampanye yang

selama ini telah dilakukan. Media sosial dapat digunakan sebagai media

penyampaian visi, misi dan rencana kerja kepada konstituen.

Konstituen dapat memberi kritik dan sarannya melalui situs web

tersebut, misalkan dengan membuat kolom pendapat dan tanggapan di dalam

situs web. Konstituen dapat berpartisipasi dalam menentukan prioritas

program kerja sehingga arus informasi dapat dilakukan secara top-down dan

buttom-up. Proses komunikasi yang dibangun akan bersifat dua arah.

129 Menurut Rhenald Kasali yang dikutip oleh Hafied Cangara, iklan

politik sama sekali tidak punya andil pada jumlah perolehan suara, meski

ditayangkan habis-habisan. Iklan hanya berdampak pada naiknya kesadaran

(awareness) pemilih terhadap partai. Orang memilih bukan hanya karena

awareness saja, melainkan yang dibutuhkan adalah kepercayaan dan karakter

kandidat.58

Lebih lanjut Kasali menambahkan bahwa partai politik perlu

menggunakan metode pemasaran politik (political marketing) untuk

memasarkan diri, khususnya bagi partainya yang memperoleh predikat

“kepercayaan rendah” (lowtrust) ataupun distrust. Mereka sudah harus

merancng kemasan mulai dari penampilan tokoh, kegiatan partai itu sndiri,

pemberian pernytaan politik sampai jajak pendapat yang bisa mengeevaluasi

secara terus-menerus, karena dalam political marketing bukan iklan yang

seharusnya dikomunikasikan ke publik, malainkan perilaku orang-orang

partai.59

Dan menurut Bambang Haryanto, seorang konsultan strategi

komunikasi di media sosial, kampanye di media sosial jauh lebih efektif

apabila dijalankan menurut norma internet sebagai media yang egaliter, yaitu

dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Tidak dijalankan secara monolitis,

terpusat, top down. Peluang inilah yang harus bisa dimanfaatkan oleh PKS

agar dapat memberi peluang kepada konstituen untuk memberikan pendapat

58 Cangara Hafied, Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009), h 437 59 Cangara Hafied, Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009), h 437 130 dan pemikiran-pemikirannya kepada para kandidat, dan para kandidat dapat menyerap aspirasi dan suara rakyat.60

Penggunaan media sosial dalam politik sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan pengetahuan tentang media berbasis internet. Minimnya efek media berbasis internet disebabkan oleh pengelolaan yang kurang professional, termasuk mengisi konten yang tidak sesuai dengan karakter media online yang cenderung update setiap saat.

Media sosial menjadi strategis bukan hanya persoalan kecanggihannya, melainkan yang paling penting adalah tingkat aksebilitasnya yang luar biasa.

Perkembangan jumlah penguna internet yang dari hari ke hari semakin meningkat, menjadi sesuatu yang harus dipertimbangkan bagi siapa pun yang memiliki kepentingan politis.

Melihat peluang tersebut PKS tak ingin kalah saing dalam memanfaatkan media sosial untuk memberikan informasi terutama dalam membentuk dan memperbaiki citra, seperti halnya penilaian masyarakat yang nampak kepada PKS sebagai partai politik yang sedang didera kasus korupsi dan kasus-kasus sosial yang mengiringinya. Tentunya sulit mengetahui kesan apa yang ada di masyarakat tentang PKS saat ini, terutama dalam mengembalikan kepercayaan masyarakat.

Dan jika dilihat berdasarkan komentar-komentar masyarakat yang masuk pada berita-berita PKS yang dimuat di Kompas.com, Detik.com dan

131 lainnya terlihat bahwa mayoritas komentator terlihat ada emosi kemarahan

yang ditujukan kepada pihak PKS.

PKS dianggap partai yang kontroversial karena pemimpin partai

dakwah ini dianggap telah melakukan perbuatan tercela. Begitu juga dengan

Facebook, Twitter dan juga Kompasiana dimana respon dalam berita tersebut

lebih banyak cercaan yang ditujukan kepada PKS dibanding yang

memujinya.61

Tiadanya pesan yang jelas tentang misi sebuah kampanye politik,

terutama yang dilakukan di melalui media sosial, memperkuat dugaan bahwa

pelaku politik lebih banyak menjadikan media ini sebagai jembatan menuju

popularitas saja. Iklan politik media tak ubahnya ”serangan udara”, bahkan

propaganda melalui sarana media kepada publik.62

Seperti contoh Iklan PKS yang menampilkan tokoh KH Ahmad

Dahlan yang menuai respon negatif dari kalangan Muhammadiyah. Mantan

Ketua PP Muhammadiyah Amien Rais pun menilai sikap PKS tersebut adalah

sesuatu yang berbahaya.

Berikut pernyataan Amien Rais mengenai iklan PKS tersebut,63

"Ahmad Dahlan itu simbol Muhammadiyah. Kalau parpol memanfaatkan ketokohan Ahmad Dahlan, itu berbahaya dan penuh risiko. Karena kalau nanti parpol itu akhirnya bertentangan dengan keinginan rakyat, skandal korupsi dan lain-lain. Itu kan menjadi parah wajah Ahmad Dahlan,".

61 “Tahun 2014 PKS Mungkin Menjelma Menjadi Partai Keluarga” diunduh tanggal 26 Juli 2013 pukul 19:45 dari http://politik.kompasiana.com/2013/06/03/tahun-2014-pks-mungkin- akan-menjelma-menjadi-partai-keluarga-565604.html 62 “Pencitraan Lebih Diutamakan” diunduh tanggal 26 Juli 2013 pukul 19:45 dari http://nasional.kompas.com/read/2013/01/28/0314375/Pencitraan.Lebih.Diutamakan 63 Amien Rais, “Amien, Iklan PKS berbahaya” diunduh tanggal 28 Juli 2013 pukul 8:58 dari http://news.detik.com/read/2013/11/06/185428/1032618/10/amien-iklan-pks-berbahaya 132 Dalam pernyataannya tersebut Amien menilai, reaksi keras yang pernah disampaikan PP Muhammadiyah kepada PKS beberapa waktu lalu bukan karena ormas Islam itu tidak bangga akan tokohnya yang dijadikan simbol partai. Melainkan karena ketokohan Ahmad Dahlan tidak pantas disandingkan dengan parpol yang sarat kepentingan.

Pendukung PKS sendiri dapat dikategorisasikan menjadi dua kelompok. Pertama; kelompok masyarakat yang loyal, tidak mudah berubah dari hulu sampai sekarang, yang disebut sebagai basis tradisional.

Kedua; kelompok simpatisan yang dukungannya ditentukan oleh kinerja dan isu yang diusung partai. Rekapitulasi dan akumulasi kedua kelompok pendukung ini menuujukan tingkat kebesaran dan akseptabilitas

PKS.

Dalam strategi komunikasi politik dan pendekatan terhadap konstituen, PKS memandang masyarakat sebagai insan yang mempunyai kesadaran dinamis, bahwa masyarakat semakin rasional dalam menentukan pilihan politik, serta hubungan-hubungan sosial mereka yang bersifat organis, longgar dan terbuka. Dengan pendekatan ini masyarakat dapat menentukan pilihanya tidak lagi hanya berdasarkan symbol dan kesadaran semu bagi kepentingan mereka sendiri.

133 134

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

oleh penulis mengenai bentuk ekspresi simbolik iklan kampanye politik PKS

menjelng pemilu 2014 di media sosial dengan target khalayak masyarakat

pemilih pemula, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi iklan kampanye politik PKS jika dilihat dari teori semiotik Sanders

Pierce terdiri dari ikon, indeks dan simbol. Namun jika dilihat dari isi strategi

kreatif yang di ekspresikan PKS melalui iklan kampanye politiknya, maka

PKS melakukan tahapan tindakan seperti, komunikasi dengan masyarakat

atau konstituen langsung dari rumah ke rumah atau komunikasi door to door,

lalu membuka simpul massa PKS mengajak pihak-pihak yang bisa diajak

bekerja sama untuk membantu mengatasi permasalahan yang ada di tengah

masyarakat. Selanjutnya PKS berbicara kepada masyarakat dengan

berdasarkan platform partai sebagai tindak lanjut dari PKS mengajak

bekerjasama dengan masyarakat. Dan yang terakhir membuat bentuk simpati

simpati masyarakat yang diharapkan membantu tercapainya target PKS dalam

memenangi pemilu 2014. 2. Ekspresi simbolik iklan PKS di media sosial yaitu membuat grand strategy

untuk membuat image, brand dan citra dimata khalayak dalam memperluas

segmentasi pemilih dari semua lapisan kalangan masyarakat. Lalu

“menunggangi” gelombang yang sedang banyak dibicarakan dan

memanfaatkan momentum untuk mencapai target exposure yang diinginkan.

B. Saran

1. Iklan yang akan ditampilkan selanjutnya harus lebih banyak menekankan

kepada isu dan program kerja yang akan dicapai, bukan hanya sekedar

menampilkan citra dari partai saja.

2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menganalisis iklan politik

dari teori yang berbeda sperti menurut Roland Barthes atau menurut teori

Robert Baukus dan dapat menemukan lebih banyak indicator yang

menghubungkan jenis iklan dengan target khalayak yang menjadi sasaran

untuk menaikkan perolehan suara.

135 DAFTAR PUSTAKA

Aart Van Zoest. Interpretasi dan Semiotika dalam Panuti Sudjiman dan Aart Van Zoest, Serba-serbi Semiotika. Jakarta: Gramedia, 1992

A Danial. Iklan Politik TV: Modernisasi Kampanye Politik Pasca Orde Baru. Yogyakarta: LKIS, 2009

Ahmad Zairofi. Integrasi Politik dan Dakwah. (Jakarta: DPP PKS Bidang Arsip dan Sejarah, 2008

Alo Liliweri. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011

Arifin Anwar. Komunikasi Politik: Paradigma, Teori, Aplikasi, Strategi & Komunikasi Politik Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2003

A Steinberg. Kampanye Politik dalam Praktek. Jakarta: PT. Intermasa,1981

Benny H. Hoed. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Depok; Komunitas Bambu, 2011

Budiman Kris. Semiotika Visual Konsep, Isu dan Problem Ikonitas. Yogyakarta; Jalasutra, 2011

Bungin Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana, 2008

Danesi. Marcel. Pesan, Tanda dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra, 2004

Devito, Joseph. Komunikasi Antara Manusia. Jakarta: Profesional Books, 1997 Effendy Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992

Eriyanto. Analisis Framming: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media. Yogyakarta: LKiS, 2008

E. Kristi Poerwandari. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta: LPSP UI, 2005

Erliana Hasan. Komunikasi Pemerintahan. Bandung: PT. Refika Aditama, 2005

Faisal Sanafiah. Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers 1995

136 Firmanzah. Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008 Firmanzah. Mengelola Partai Politik Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik Di Era Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008

Hafied Canghara. Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta: Rajawali Pers, 2009

Hari Purnomo Setiawan & . Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1999

Henry Mintzberg. The Rise and Fall of Strategic Planning. Harvard: Businnes Review, 1994

Heryanto Gun Gun. Komunikasi Politik di Era Industry Citra. Jakarta: Lasswell Visitama, 2010

Hifti Ali Fahmi. Sinergi Integrasi Iklan, Komunikasi Publik Relations, Pemasaran dan Promosi. Jakarta: Quantum, 2005 Kasali Renaldi. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Grafiti, 1995

Kencana Ibnu dan Azhari. Sistem Politik Indonesia. Bandung: Refika Aditama, 2005

Kriyatono Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2007

Lee Monle dan Jhonson Carta. “Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global”. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007

Lexy J Moeleng. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993

Liliweri, Alo. Perspektif Teoritis Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti 1993 Muhtadi, Asep Saiful. Komunikasi politik Indonesia: Dinamika Islam Politik Pasca Orde Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008 Miranti Abidin. Politik Demokrasi dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: Gelang Press, 2002

Majelis Pertimbangan Pusat PKS. Platform Kebijakan Pembangunan Partai Keadilan Sejahtera. Jakarta: 2008 Nimmo Dan. Komunikasi Politik: Komunikastor, Pesan dan Media. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta, LKIS, 2007 Pawito. Komunikasi Politik: Media Massa dan kampanye Pemilihan. Yogyakarta: Jalasutra, 2009

PKS. Buku Saku Pemenang Pemilu 2009 Kader PKS. Jakarta: DPP PKS, 2004 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Naasional RI. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2005

Rahmat Imadadun. Ideologi Politik PKS. Yogyakarta: LKiS, 2008

Qodir Zuly. Sosiologi Politik Islam: Kontestasi Islam Politik dan Demokrasi di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012

Roni Tabroni. Komunikasi Politik Pada Era Multimedia. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012

Ruslan Rosady. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta PT Grafindo Persada, 2005

Sahar L. Hassan. Memilih Partai Islam: Visi, Misi dan Persepsi. Jakarta: Gem

Insani, 1998

Setiawan Bambang dkk. Partai-partai Indonesia: Ideologi dan Program 2004- 2009. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2004

Subiakto Henry. Dominasi Negara dan Wacana Pemberitaan Pers, dalam Basis Susilo (ed.), Masyarakat dan Negara. Surabaya: AUP,1997

Sobur Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya, 2003

Suparno Amd. Marketing Profesional Strategi dan Trik dalam Menjual Produk. Jakarta: Restu Agung, 2004

Tim Pemenangan Pemilu Nasional PKS. Buku Saku Pemenangan Pemilu 2009 Kader PKS. Jakarta: DPP PKS, 2004, Cet. II. 20

Usman Syarif. Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan dalam Islam. Jakarta: Firma Djakarta Venus Antar. Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikas. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004

Widyatama Rendra. Pengantar Periklanan. Jakarta: Buana Pustaka Indonesia, 2005

West Richard & Lynn H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika, 2008

Majalah:

Adinda Tenriangke Muchtar. “Iklan Kampanye Politik” Harian Koran Jakarta. 30 Agustus 2008

Gun Gun Heryanto. ”Marketing dan Industri Citra, Harian SINDO. 16 November 2006 Internet: http://www.islamlib.com http://fraksipks.or.id http://www.voa-islam.com http://www.sumintar.com/ http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id http://www.fastcomm.co.id http://www.majalahpengusaha.com http://id.shvoong.com http://mediapublica.co/ http://politik.kompasiana.com http://nasional.kompas.com http://news.detik.com http://badanpusatstatistik.com hhtp://hukumonline.com http://www.republika.co.id

Wawancara

1. Mardani Ali Sera, Ketua DPP PKS Jakarta

2. Chandra Ali Irawan, Staf Humas DPP PKS Jakarta Tabel (13)

Daftar Nama Akun PKS di Media Sosial Twitter PKS1

Nama Akun Twitter Logo Akun No. Alamat Akun Twitter PKS PKS Twitter PKS

1. @PKSejahtera https://twitter.com/PKSejahtera

2. @PKS3Besar https://twitter.com/PKS3Besar

3. @PKSTV https://twitter.com/PKSTV

4. @PKS_3ESAR https://twitter.com/PKS_3ESAR

5. @PKS_B3sar https://twitter.com/PKS_B3sar

6. @FaktaPks https://twitter.com/FaktaPks

7. @PKSMoveOn https://twitter.com/PKSMoveOn

8. @cyberpks https://twitter.com/cyberpks

9. @PKSmenang2014 https://twitter.com/PKSmenang20 14

1 Dokumen PKS 144 Tabel (14) Daftar Nama Akun PKS di Media Sosial Facebook PKS2

Logo Akun No Nama Akun Facebook Facebook Alamat Facebook PKS PKS PKS

1. Kabar PKS https://www.facebook.com/Kabar PKSdotCom

2. Fraksi PKS DPR RI https://www.facebook.com/Fraksi PKSDPRRI

3. PKS Jakarta https://www.facebook.com/dpwpk sjakarta Berita PKS Menuju 3 4. BESAR https://www.facebook.com/Berita PksMenuju3Besar?ref=ts&fref=ts Kita memilih dan 5. memenangkan PKS di https://www.facebook.com/pages/ Pemilu 2014 Kita-memilih-dan-memenangkan- PKS-di-Pemilu- 2014/102073353795 Group Facebook, “PKS 6. menuju 3 besar di pemilu https://www.facebook.com/groups 2014”. /363873410396106/

Pemesanan Jaket PKS 7. TIGA BESAR https://www.facebook.com/groups "Bangkitlah Negeriku /374715435976615/ INDONESIA"

8. Group Facebook, https://www.facebook.com/groups “Embahnya Atribut /160900914057389/ PKS”.

9. Group Facebook https://www.facebook.com/groups ”Markas Atribut PKS”. /141713685993815/

2 Dokumen PKS 145 Tabel (15) Daftar Nama Akun PKS di Media Sosial Website PKS3

No Nama Website PKS Alamat Website PKS

1. Website Resmi Dewan Pengurus http://www.pks.or.id/ Pusat Partai Keadilan Sejahtera

2. Departemen Pengembangan Usaha DPP PKS | Indonesia Maju Bersama Pengusaha PKS http://pengusahapks.wordpress.com/

3. Kabar PKS http://www.kabarpks.com/

4. PKS TV http://www.pkstv.com/

5. Frasksi PKS http://www.fraksipks.or.id/

6. Berita PKS http://beritapks.com/

7. PKS News http://pksnews.com/

8. PKS Today http://pkstoday.com/

9. Saudagar PKS http://www.saudagarpks.com/

10. Website Resmi Partai Keadilan http://www.pksbali.org/ Sejahtera Provinsi

3 Dokumen PKS 146 Tabel (1) Hasil Penghitungan Suara Sah Partai Politik Peserta Pemilu Legislatif Tahun 20091

No. Sebelum Keputusan MK Setelah Keputusan MK Urut Nama Partai Jumlah % Jumlah % Parpol 1 Partai Hati Nurani 3.922.870 3,77 3.925.620 3,77 Rakyat 2 Partai Karya 1.461.182 1.40 1.461.375 1.40 Peduli Bangsa 3 Partai Pengusaha 745.625 0.72 745.965 0.72 dan Pekerja 4 Partai Peduli 1.260.794 1.21 1.260.950 1.21 Rakyat Nasional 5 Partai Gerakan 4.646.406 4.46 4.642.795 4.46 Indonesia Raya 6 Partai Barisan 761.086 0.73 760.712 0.73 Nasional 7 Partai Keadilan 934.892 0.90 936.133 0.90 dan Persatuan Indonesia 8 Partai Keadilan 8.206.955 7.88 8.204.946 7.89 Sejahtera 9 Partai Amanat 6.254.580 6.01 6.273.462 6.03 Nasional 10 Partai Perjuangan 197.371 0.19 198.803 0.19 Indonesia Baru 11 Partai Kedaulatan 437.121 0.42 438.030 0.42

1 “Hasil Penghitungan Suara Sah Partai Politik Peserta Pemilu Legislatif Tahun 2009” Diolah Pada Hari Senin 11 Maret 2013, Pukul 11:03 WIB dan di akses dari http://badanpusatstatistik.com 141 12 Partai Persatuan 550.581 0.53 553.299 0.53 Daerah 13 Partai 5.146.122 4.94 5.146.302 4.95 Kebangkitan Bangsa 14 Partai Pemuda 414.043 0.40 415.563 0.40 Indonesia 15 Partai Nasional 316.752 0.30 317.433 0.31 Indonesia Marhaenisme 16 Partai Demokrasi 896.660 0.86 896.959 0.86 Pembaharuan 17 Partai Karya 351.440 0.34 351.571 0.34 Perjuangan 18 Partai Matahari 414.750 0.40 415.294 0.40 Bangsa 19 Partai Penegak 139.554 0.13 139.988 0.13 Demokrasi Indonesia 20 Partai Demokrasi 669.417 0.46 671.356 0.46 Kebangsaan 21 Partai Republika 630.780 0.61 631.814 0.61 Nusantara 22 Partai Pelopor 342.914 0.33 345.092 0.33 23 Partai Golongan 15.037.757 14.45 15.031.497 14.45 Karya 24 Partai Persatuan 5.533.214 5.32 5.544.332 5.33 Pembangunan 25 Partai Damai 1.541.592 1.48 1.522.032 1.46 Sejahtera

142 26 Partai Nasional 468.696 0.45 468.856 0.45 Benteng Kerakyatan Indonesia 27 Partai Bulan 1.864.752 1.79 1.864.642 1.79 Bintang 28 Partai Demokrasi 14.600.091 14.03 14.576.388 14.01 Indonesia Perjuangan 29 Partai Bintang 1.264.333 1.21 1.264.150 1.21 Reformasi 30 Partai Patriot 547.351 0.53 547.798 0.53 31 Partai Demokrat 21.703.137 20.85 21.655.295 20.81 32 Partai Kasih 324.553 0.31 325.771 0.31 Demokrasi Indonesia 33 Partai Indonesia 320.665 0.31 321.019 0.31 Sejahtera 34 Partai 1.527.593 1.47 1.527.509 1.47 Kebangkitan Nasional Ulama 35 Partai Merdeka 111.623 0.11 111.609 0.11 36 Partai Nahdatul 146.779 0.14 146.831 0.14 Ummah Indonesia 37 Partai Serikat 140.551 0.14 141.558 0.14 Indonesia 38 Partai Buruh 265.203 0.25 265.369 0.26 Jumlah 104.099.785 100.00 104.048.118 100.00

143 Adapun segala bentuk peraturan dan sanksi kampanye dapat dilihat dari UU No.8

Tahun 2012 Tentang Pemilu, di antaranya yaitu:1

Metode Kampanye

Pasal 82

Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 dapat dilakukan

melalui:

a) Pertemuan terbatas;

b) Pertemuan tatap muka;

c) Penyebaran bahan Kampanye Pemilu kepada umum;

d) Pemasangan alat peraga di tempat umum;

e) Iklan media massa cetak dan media massa elektronik;

f) Rapat umum; dan

g) Kegiatan lain yang tidak melanggar larangan Kampanye Pemilu dan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 83

1. Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 huruf a sampai dengan

huruf d dilaksanakan sejak 3 (tiga) hari setelah calon Peserta Pemilu ditetapkan

sebagai Peserta Pemilu sampai dengan dimulainya Masa Tenang.

1“Bentuk Peraturan dan Sanksi Kampanye”. Diolah pada hari senin, 8 April 2013, Pukul 10:36 WIB dan diakses dari www.hukumonline.com. 2. Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 huruf e dan huruf f

dilaksanakan selama 21 (dua puluh satu) hari dan berakhir sampai dengan

dimulainya Masa Tenang.

3. Masa Tenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlangsung

selama 3 (tiga) hari sebelum hari pemungutan suara.

Pasal 84

Selama Masa Tenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 ayat (3), pelaksana, peserta, dan/atau petugas kampanye Pemilu dilarang menjanjikan atau memberikan imbalan kepada Pemilih untuk:

a) Tidak menggunakan hak pilihnya;

b) Menggunakan hak pilihnya dengan memilih Peserta Pemilu dengan cara tertentu

sehingga surat suaranya tidak sah;

c) Memilih Partai Politik Peserta Pemilu tertentu; dan/atau

d) Memilih calon anggota DPD tertentu.

Pasal 85

a) Ketentuan mengenai pedoman pelaksanaan Kampanye Pemilu secara nasional

diatur dengan peraturan KPU.

b) Waktu, tanggal, dan tempat pelaksanaan Kampanye Pemilu anggota DPR dan

DPD sebagaimana dimaksud pada Pasal 82 huruf f ditetapkan dengan keputusan

KPU setelah KPU berkoordinasi dengan peserta Pemilu.

c) Waktu, tanggal, dan tempat pelaksanaan Kampanye Pemilu anggota DPRD

provinsi sebagaimana dimaksud pada Pasal 82 huruf f ditetapkan dengan keputusan KPU Provinsi setelah KPU Provinsi berkoordinasi dengan Peserta

Pemilu.

d) Waktu, tanggal, dan tempat pelaksanaan Kampanye Pemilu anggota DPRD

kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada Pasal 82 huruf f ditetapkan dengan

keputusan KPU Kabupaten/Kota setelah KPU Kabupaten/Kota berkoordinasi

dengan Peserta Pemilu.

Bagian Keempat

Larangan dalam Kampanye

Pasal 86

1) Pelaksana, peserta, dan petugas Kampanye Pemilu dilarang:

a) Mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara Kesatuan Republik

Indonesia;

b) Melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia;

c) Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon, dan/atau Peserta Pemilu

yang lain;

d) Menghasut dan mengadu domba perseorangan ataupun masyarakat;

e) Mengganggu ketertiban umum;

f) Mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan

kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat, dan/atau Peserta

Pemilu yang lain;

g) Merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye Peserta Pemilu; h) Menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan;

i) Membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau atribut selain dari tanda

gambar dan/atau atribut Peserta Pemilu yang bersangkutan; dan

j) Menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta

Kampanye Pemilu.

2) Pelaksana kampanye dalam kegiatan Kampanye Pemilu dilarang mengikutsertakan:

a) Ketua, Wakil Ketua, ketua muda, hakim agung pada Mahkamah Agung, dan

hakim pada semua badan peradilan di bawah Mahkamah Agung, dan hakim

konstitusi pada Mahkamah Konstitusi;

b) Ketua, Wakil Ketua, dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan;

c) Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan deputi gubernur Bank Indonesia;

d) Direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan badan usaha milik

negara/badan usaha milik daerah;

e) Pegawai negeri sipil;

f) Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia;

g) kepala desa; dan

h) perangkat desa.

3) Setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilarang ikut serta sebagai

pelaksana Kampanye Pemilu. 4) Pelanggaran terhadap larangan ketentuan pada ayat (1) huruf c, huruf f, huruf g, huruf

i, dan huruf j, dan ayat (2) merupakan tindak pidana Pemilu.

Pasal 87

1) Kampanye Pemilu yang mengikutsertakan Presiden, Wakil Presiden, menteri,

gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota harus

memenuhi ketentuan:

a) Tidak menggunakan fasilitas yang berkaitan dengan jabatannya, kecuali fasilitas

pengamanan bagi pejabat negara sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan

perundang-undangan; dan

b) Menjalani cuti di luar tanggungan negara.

1. Cuti dan jadwal cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

dilaksanakan dengan memperhatikan keberlangsungan tugas penyelenggaraan

negara dan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai keikutsertaan pejabat negara sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan KPU.

Bagian Kelima

Sanksi atas Pelanggaran Larangan Kampanye

Pasal 88

Dalam hal terdapat bukti permulaan yang cukup atas adanya pelanggaran larangan

Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (1) dan ayat (2) oleh pelaksana dan peserta Kampanye Pemilu, maka KPU, KPU Provinsi, dan KPU

Kabupaten/Kota menjatuhkan sanksi sebagaimana diatur dalam Undang - Undang ini.

Pasal 89

Dalam hal terbukti pelaksana Kampanye Pemilu menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada peserta Kampanye Pemilu secara langsung ataupun tidak langsung untuk:

a) Tidak menggunakan hak pilihnya;

b) Menggunakan hak pilihnya dengan memilih Peserta Pemilu dengan cara tertentu

sehingga surat suaranya tidak sah;

c) Memilih Partai Politik Peserta Pemilu tertentu;

d) Memilih calon anggota DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota tertentu;

atau

e) Memilih calon anggota DPD tertentu, dikenai sanksi sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang ini.

Pasal 90

Putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 yang dikenai kepada pelaksana

Kampanye Pemilu yang berstatus sebagai calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan

DPRD kabupaten/kota digunakan sebagai dasar KPU, KPU Provinsi dan KPU

Kabupaten/Kota untuk mengambil tindakan berupa:

a) Pembatalan nama calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD

kabupaten/kota dari daftar calon tetap; atau b) Pembatalan penetapan calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD

kabupaten/kota sebagai calon terpilih.

Namun Kampanye politik pada dasarnya merupakan sebuah proses penyampaian

pesan-pesan politik yang salah satu fungsinya memberikan pendidikan politik bagi

masyarakat. Melalui kapanye jiga, para partai politik berusaha meyakinkan massa

pemilih dengan mengangkat berbagai agenda kegiatan yang dinilainya akan memberikan

keuntungan bagi masyarakat, karena itu setiap partai dan kandidat politik selalu berusaha

menemukan cara-cara paling efektif dan kreatif untuk meyakinkan massa.2

2Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia: Dinamika Islam Politik Pasca Orde Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakara, 2008), h.145