Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Bloomberg: SIDO.IJ | Reuters: SIDO.JK
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Initial Coverage Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Bloomberg: SIDO.IJ | Reuters: SIDO.JK Samuel Equity Research 15 September 2016 BUY (Initiate) Another Rising Star Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) merupakan perusahaan Target Price Rp 730 yang bergerak dalam produksi aneka minuman berbasis herbal di Last Price Rp 520 Indonesia dan memiliki posisi sebagai pemimpin pangsa pasar industri jamu di Indonesia, dengan dua produk andalannya: Tolak Angin dan Potential Upside 40.4% Kuku Bima Ener-G. Secara keseluruhan, dipandang dari membaiknya JCI Index 5,139 daya beli masyarakat Indonesia mengikuti keadaan makroekonomi Indonesia yang lebih stabil, meningkatnya kesadaran masyarakat Share isued (bn) 15.00 Indonesia untuk mengkonsumsi minuman berbasis kesehatan, Market Cap. (Rp tn) 7.65 melimpahnya ketersediaan sumber hayati di Indonesia sebagai bahan 52-Weeks High/Low 620/469 baku (rendah eksposur terhadap resiko ketergantungan impor bahan baku) meyakinkan kami bahwa SIDO masih memiliki feasible earnings Avg Daily Vol (mn) 4.92 growth ke depannya. Dengan menggunakan metode 12M DCF dan Free Float 19.0% WACC sebesar 13.7% serta valuasi yang di rollover sampai ‘17E, kami mendapatkan TP Rp730/lembar saham (17E’PE: 13.3x, PBV 3.8x). BUY. Nominal Value Rp 100 Book value/share ‘16 Rp181 Memiliki competitive advantage pada industri jamu. Sampai saat ini, kedua produk unggulan SIDO, yakni Tolak Angin dan Kuku Bima telah Relative to JCI Chart 140 berhasil untuk menguasai masing – masing 75% dari pasar obat flu herbal JCI SIDO dan 60% pasar minuman berenergi. Selain itu, SIDO juga menerima dua 120 sertifikasi, yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik dan Cara Pembuatan Obat yang Baik Setara Dengan Farmasi, turut mengukuhkan 100 eksistensi SIDO sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi berkualitas tinggi di Indonesia yang menerima kedua sertifikasi tersebut 80 sekaligus. SIDO juga memiliki keunggulan diatas pesaing – pesaingnya, Jan-16 Apr-16 Jul-16 ditunjang dengan jaringan distribusi yang dan infrastruktur yang ekstensif, Company Background modal yang kuat, dan teknologi memadai untuk menunjang proses produksi. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. Ekspansi sebagai motor pertumbuhan penjualan. Inovasi (dengan (SIDO) memproduksi produk - produk berbasis kontinuitas pengembangan produk baru), serta ekspansi merupakan kunci herbal. SIDO mencatatkan sahamnya di Bursa Efek bagi pertumbuhan penjualan SIDO. Tahun ini, perusahaan telah Indonesia pada tahun 2013. meluncurkan 2 varian baru pada segmen produk Tolak Angin dan Kuku Bima, yakni Tolak Linu Mint dan Kuku Bima Ener-G Herbal. Selain itu, SIDO juga akan meluncurkan New Alam Sari. Selain memperluas aneka varian Shareholder Structure dari produk herbal, perusahaan juga tengah fokus untuk menyelesaikan pabrik barunya di Semarang yang ditargetkan dapat beroperasi pada tahun Sulistio Desy 40.50% ini. Penambahan pabrik tersebut diproyeksikan dapat memberikan Hidajat Sandra Linata 8.10% tambahan kapasitas produksi sekitar 150 juta sachet/tahun. All in all, kami Hidajyat Irw an 8.10% memproyeksikan pertumbuhan penjualan sebesar 7%YoY dan 9%YoY, Hidayat Sofyan 8.10% serta marjin laba bersih berada pada angka 20% dan 22%, untuk ’16E dan ’17E. Hidayat Johan 8.10% Hidayat David 8.10% Memulai inisiasi dengan rekomendasi BUY. Katalis lainnya adalah: 1). Schroder Investments 4.2% Kuatnya neraca keuangan perusahaan (‘debt free’), 2). Valuasi yang masih lebih rendah jika dibandingkan dengan rata – rata sektor. Dengan potensi Publics 14.8% kenaikan harga yang besar menuju TP, kami menyukai saham SIDO, serta menginisiasinya dengan BUY dengan target harga Rp730/lembar saham. Forecast and Valuation (at closing price Rp520 per share) Y/E Dec (Rp Bn) 14A 15A 16E 17E 18E 19E Revenue 2,198 2,219 2,380 2,602 2,927 3,368 Marlene Tanumihardja EBITDA 710 821 994 1,258 1,562 1,989 +62 21 2854 8387 Net Profit 417 437 480 585 703 892 [email protected] EPS (Rp) 27.8 29.2 32.0 39.0 46.9 59.5 DPS (Rp) 405 360 360 439 527 669 BV per Share (Rp) 175 173 181 191 203 218 EV/EBITDA (x) 11.0 9.5 7.8 6.2 5.0 3.9 P/E Ratio (x) 18.7 17.8 16.2 13.3 11.1 8.7 P/BV Ratio (x) 3.0 3.0 2.9 2.7 2.6 2.4 www.samuel.co.id Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK Makroekonomi Indonesia Bertambahnya kelas menengah dan pendapatan masyarakat Indonesia Peningkatan jumlah kelas menengah masyarakat Indonesia termasuk salah satu yang paling cepat di dunia, di mana World Bank menilai pada setiap tahunnya, pertumbuhan kelas menengah di Indonesia rata-rata mencapai 7 juta penduduk. Dengan membagi populasi masyarakat Indonesia berdasarkan tingkat pengeluarannya, Boston Consulting Group yang memprediksi jumlah kelas menengah (middle) sebanyak 41.6 juta pada tahun 2012 memproyeksikan bahwa angka tersebut terus bertambah dan diprediksi mencapai 68.2 juta orang pada tahun 2020 mendatang, sementara jumlah masyarakat miskin yang masuk dalam kategori poor less diprediksi akan turun drastis dari 64.5 juta jiwa pada tahun 2012 ke level 28.3 juta jiwa pada tahun 2020 mendatang. Adapun yang menempati kelas Poor Less adalah masyarakat yang memiliki pengeluaran bulanan kurang dari Rp1juta per bulan, Aspirant Middle adalah masyarakat yang berpengeluaran Rp1juta sampai Rp1.5juta, Emerging Middle Rp1.5juta sampai Rp2 juta, Middle Rp2 juta sampai Rp3juta, Upper Middle dari Rp3 juta sampai Rp5 juta, Affluent dari Rp5 juta sampai Rp7.5juta, sementara kelas Elite memiliki pengeluaran bulanan di atas Rp7.5 juta per bulannya. Figure 1. Indonesia’s Population Breakdown By Expenditure Level (2012 and 2020) 64.5 65.4 44.4 2012 41.6 23.2 6.6 2.5 0 10 20 30 40 50 60 70 Population (Mn People) Poor less Aspirant Emerging Middle Middle Upper middle Affluent Elite www.samuel.co.id Page 2 of 23 Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK 28.3 47.9 50.5 2020F 68.2 49.3 16.5 6.5 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Population (Mn People) Poor less Aspirant Emerging Middle Middle Upper middle Affluent Elite Source: Boston Consulting Group (BCG) Membaiknya Indeks Kepercayaan Konsumen Kami melihat pada tahun 2015, indeks kepercayaan konsumen (‘Consumer Confidence Index’) sempat mengalami tren penurunan akibat perlambatan ekonomi. Akan tetapi sejak awal tahun ini, indeks kepercayaan konsumen berangsur membaik (seperti terlampir pada gambar di bawah), seiring dengan mulai berjalannya sejumlah proyek infrastruktur pemerintah. Membaiknya Indeks Kepercayaan Konsumen juga menjadi suatu indikator mulai pulihnya kembali daya beli masyarakat. Peningkatan daya beli masyarakat menjadi salah satu penggerak yang signifikan, terutama bagi sektor ritel dan konsumsi. Figure 2. Consumer Confidence Index 120 115 110 105 100 95 90 85 Jun-15 Aug-15 Oct-15 Dec-15 Feb-16 Apr-16 Jun-16 Source: Bloomberg, Bank Indonesia www.samuel.co.id Page 3 of 23 Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK Berlanjutnya Arus Urbanisasi Salah satu dampak positif dari proses urbanisasi adalah pertambahan penduduk perkotaan yang memungkinkan terjadinya perdagangan dalam skala yang besar, di mana penduduk tersebut berpotensi menjadi konsumen yang baik untuk memasarkan produk-produk hasil produksi. Dengan semakin berkembangnya perkotaan, proses urbanisasi di Indonesia masih akan terus berlanjut. World Bank memproyeksikan pada tahun 2025, persentase penduduk yang tinggal di perkotaan akan mencapai 67%. Figure 3. Rural vs Urban Population 120 100 80 36 42 60 48 54 40 67 20 0 1995 2000 2005 2010 2050 Rural Population to Total (%) Urban Population to Total (%) Source: World Bank Stabilnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS Pada saat ini, kami melihat nilai tukar Rupiah yang jauh lebih stabil jika dibandingkan dengan tahun lalu. Tercatat, nilai tukar Rupiah telah menguat sekitar 9%YoY dan 5.3%YTD. Kami mengekspektasikan nilai tukar Rupiah yang lebih stabil lagi, seiring dengan mulai membaiknya makroekonomi Indonesia, terealisasinya program – program infrastruktur pemerintah, serta berjalannya program pengampunan pajak. Kami memperkirakan nilai tukar dapat mencapai Rp13,000 per dolar AS pada akhir tahun ini. All in all, meskipun pergerakan nilai tukar Rupiah tidak secara langsung mempengaruhi kinerja perusahaan pada sektor konsumsi, akan tetapi penguatan nilai tukar Rupiah berdampak bagi kestabilan ekonomi Indonesia secara keseluruhan dan secara tidak langsung mempengaruhi daya beli masyarakat. Figure 4. USD/IDR Exchange Rate Movement 15,000 14,500 14,000 13,500 13,000 12,500 12,000 Aug-15 Nov-15 Feb-16 May-16 Aug-16 Source: World Bank www.samuel.co.id Page 4 of 23 Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK Industri Barang Konsumsi di Indonesia Industri makanan dan minuman di Indonesia masih menjanjikan, didorong oleh pertumbuhan populasi penduduk yang terus bertambah (terutama usia produktif), bertumbuhnya pendapatan, serta tingkat kesejahteraan masyarakat. Industri makanan dan minuman terbilang merupakan salah satu industri yang paling matang di Indonesia, dengan banyaknya pemain baik lama dan baru dari dalam dan luar negeri. Contoh nama pemain besar pada sektor konsumsi adalah Indofood, Wings, Garuda Food, dan Mayora. Selain itu, perusahaan – perusahaan asing juga turut tertarik pada pasar Indonesia yang menjanjikan dan masuk ke pasar Indonesia, seperti contohnya adalah Kraft dan Nestle. Selain ditinjau dari sisi besarnya populasi Indonesia dan pertumbuhan ekonominya, ketersediaan berbagai komoditas berbasis agrikultur seperti kelapa sawit, tebu, kopi, dan gula turut menjadi daya tarik bagi investor untuk mengembangkan bisnis makanan dan minumannya di Indonesia.