Hutan Di Banten Rusak Parah

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Hutan Di Banten Rusak Parah Hutan Di Banten Rusak Parah Oleh : Atep Afia Hidayat – Staf Pengajar Teknik komponen lingkungan yang dikorbankan, Industri Universitas Mercu Buana, Jakarta termasuk hutan. Di bagian selatan Banten, yang meliputi Kabupaten Lebak dan Pandeglang, kerusakan hutan tidak separah di bagian utara. Namun eksploitasi terus berlangsung, sebagai gambaran di kawasan hutan Gunung Halimun dan Gunung Kendeng, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor, jawa Barat, areal yang tertutup vegetasi hutan tinggal 75-80 persen, dengan kata lain 20-25 persen areal hutan Propinsi Banten memiliki hutan tropis yang luas, sudah gundul. Sementara di perbatasan namun bersamaan dengan peningkatan jumlah Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang, penduduk kualitas dan kuantitas hutan terus seperti di Gunung Karang (meliputi perbatasan mengalami penurunan. Dari sekitar 250 ribu wilayah Kecamatan Ciomas, Keduhejo, hektar hutan yang ada di Banten, 90 ribu hektar Pandeglang dan Cadasari) 60 persen areal hutan atau 36 persen di antaranya dalam kondisi gundul dan di Gunung Aseupan (perbatasan rusak parah. Tekanan terhadap ekosistem hutan wilayah Kecamatan Menes, Mandalawangi, di bagian utara Banten jauh lebih besar Jiput dan Padarincang) 45 persen gundul. dibandingkan bagian selatan. Bagian utara Sedangkan di kawasan hutan Gunung Pulosari, Banten yang meliputi Kota dan kabupaten perbatasan antara Kecamatan Mandalawangi Tangerang, Kabupaten Serang dan Kota Cilegon dan Saketi, Kabupaten Pandeglang 65 persen memiliki tingkat kepadatan penduduk yang gundul. sangat tinggi, sehingga eksploitasi sumberdaya Eksploitasi ternyata tidak hanya terjadi di hutan alam termasuk hutan, berlangsung cepat dan pegunungan, tetapi juga di kawasan hutan boros. lainnya, seperti hutan yang ada di sekitar Tak dapat dipungkiri, keberadaan kawasan daerah aliran sungai (DAS) Ci Danau, Ci industri dan pemukiman yang terkonsentrasi di Beureum, Ci Simeut, Ci Ujung, Ci Baliung, Ci bagian utara menyebabkan degradasi kualitas Banten, Ci Bogor, Ci Durian, Ci Manceuri dan lingkungan sulit dihindari. Idealnya setiap Cisadane. Begitu pula di hutan pantai, baik industri harus berwawasan lingkungan, bahkan pantai barat, pantai selatan dan pantai utara, perlu memenuhi standar manajemen bahkan di Taman Nasional Ujung Kulon, lingkungan seperti ISO 14000. Namun Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang juga kenyataan di lapangan kepentingan ekonomi terjadi perusakan dan penjarahan hutan. selalu mengalahkan kepentingan ekologi, makin pesat pembangunan berlangsung makin banyak Keruskan hutan juga terjadi di kawasan cagar karbohidrat untuk pertumbuhan tanaman, alam Rawa Dano, Kecamatan Mancak termasuk untuk proses terbentuknya kayu. Kabupaten Serang. Sebagai akibat tekanan Selain itu, dalam proses fotosintesis itupun, gas penduduk, perambahan dan pengelolaan lahan karbondioksida (CO2) yang merupakan polutan ilegal di cagar alam seluas 2.500 hektar tersebut di udara diserap oleh daun pohon-pohonan, sangat berpengaruh terhadap penurunan dan dari proses tersebut dikeluarkan oksigen kualitas lingkungan, antara lain dengan (O2) yang sangat dibutuhkan untuk pernafasan melorotnya debit air dari 2.000 liter per detik manusia. Hal inilah yang dimaksud bahwa hutan menjadi hanya 200 liter per detik. Dampaknya di Banten merupakan paru-parunya ekosistem berbagai kawasan industri di Kota Cilegon Banten. mengalami krisis air. Secara umum eksplotasi Sulit dibayangkan, bagaimana kondisi paru-paru hutan menimbulkan terganggunya berbagai fungsi hutan yang sangat sulit untuk dipulihkan dan kesehatan masyarakat perkotaan seperti yang ada di Cilegon, Serang dan Tangerang, kembali. yang atmosfirnya penuh dengan gas CO2, CO, SOx, NOx dan polutan lainnya sebagai buangan dari asap kendaraan bermotor, rumah tangga Multi Fungsi Hutan dan pabrik. Sedangkan di sisi lainnya, kawasan Hutan memiliki multi fungsi, mulai dari fungsi hijau di kota-kota tersebut sangat terbatas, klimatologis, hidrologis, sosiologis, biologis, dan bahkan pohon-pohonan di pinggir jalan makin ekonomis. Fungsi klimatologis hutan erat banyak yang ditebangi. kaitannya dengan unsur-unsur iklim seperti Fungsi hidrologis hutan berhubungan dengan hujan, suhu, kelembaban, angin dan sinar siklus air. Ekosistem hutan memiliki tajuk yang matahari. Seluruh hutan yang ada di Banten berlapis, mulai dari pohon-pohon berukuran berperan sebagai ‘paru-paru’ seluruh ekosistem raksasa sampai perdu dan rumput yang Propinsi Banten. Sulit dibayangkan, jika seorang menutupi tanah, selain itu daun-daun yang manusia mengalami kerusakan paru-paru, maka berguguran menjadi serasah dan humus yang kehidupannya mengalami banyak gangguan. juga menutupi tanah. Sistem tajuk berlapis Begitu pula suatu ekosistem seluas Propinsi tersebut dapat mengurangi energi kinetik yang Banten, jika hutannya mengalami kerusakan, berasal dari tetesan atau jatuhan air hujan, maka ekosistem itupun menjadi ‘sakit’. Jika sehingga tidak merusak tanah dan tidak pohon di hutan terus ditebangi, maka ‘sakit’ menimbulkan erosi. yang diderita ekosistem semakin parah. Pada lahan yang tidak bervegetasi seperti hutan Gejala-gejala ekosistem yang ‘sakit’ antara lain, yang gundul, maka ketika hujan datang pemasukan dan pengeluaran (siklus) air tidak tetesannya langsung mengenai butiran tanah terkendali, suhu dan kelembaban meningkat, sehingga dapat menimbulkan erosi. Aliran sinar matahari dan angin kurang termanfaatkan permukaan yang membawa butiran tanah dan tidak terarah. Sinar matahari yang tersebut akhirnya masuk ke badan sungai dan mengenai pohon-pohonan atau vegetasi hutan, menimbulkan pendangkalan. Jika curah hujan maka energinya akan dimanfaatkan dalam tinggi maka badan sungai tidak dapat proses fotosintesis, sehingga terbentuk menampungnya, terjadilah luapan air atau banjir, baik di bagian hulu maupun bagian hilir terjadi hanyalah pemiskinan masyarakat sekitar DAS. Kawasan bervegetasi sebenarnya hutan. Dalam hal ini perlu dikembangkan merupakan daerah resapan air, sehingga air pengelolaan sekitar kawasan hutan yang yang dialirkan ke sungai sesuai dengan berkelanjutan, bagaimana agar sumberdaya kapasitas sungai dan tidak menimbulkan banjir. hutan tersebut bisa awet. Konsep agroforestry Pada musim kemarau di kawasan ini cadangan merupakan langkah yang tepat jika diterapkan air masih tersedia, meskipun debit air yang dengan penuh tanggungjawab. Dalam hal ini masuk sungai menurun. Sebaliknya pada petani di sekitar hutan diwajibkan untuk kawasan yang tidak bervegetasi, seperti hutan menanam pohon yang disela-selanya gundul, ketika musim kemarau tiba tidak ada dibudidayakan tanaman pangan dan lagi cadangan air, sungaipun menjadi kering hortikultura. kerontang. Pengembangan konsep hulu-hilir di setiap DAS Kawasan hutan di sekitar Gunung Karang juga merupakan langkah yang baik, yaitu supaya menjadi hulu beberapa sungai yang mengalir ke masyarakat di sekitar hulu tidak menebang bagian barat, utara, timur dan selatan Banten, pohon, maka masyarakat pengguna air dan hasil seperti Ci Lamer, Ci Ujung, Ci Asem, Ci Bogor sumberdaya alam di hilir harus memberikan dan Ci Banten. Setiap penebangan pohon di kompensasi kepada pemilik lahan yang ada di Gunung Karang berdampak langsung terhadap hulu. Bagaimanapun sangat tidak efektif jika penyusutan debit air di musim kemarau untuk masyarakat di hulu dilarang menebang pohon, DAS tersebut, sebaliknya pada musim hujan sementara kebutuhan ekonominya dibiarkan berdampak langsung terhadap kejadian banjir di tidak tercukupi. sekitar DAS tersebut. Posisi kota Serang dan Pandeglang dengan Gunung Karang identik Fungsi biologis hutan kaitannya dengan hutan dengan posisi kota Jakarta dengan kawasan sebagai bank plasma nuftah atau sebagai cadangan genetik. Hutan menyimpan beragam Puncak. Dengan kata lain, jika penebangan pohon dan kerusakan hutan di sekitar Gunung flora dan fauna yang sangat bermanfaat bagi Karang tidak terkendali, maka kota Serang dan kehidupan manusia, seperti plasma nuftah untuk tanaman obat, buah-buahan, sayuran, Pandeglang siap-siap terkena banjir bandang, sebagaimana Kota Jakarta selalu menerima pangan, hias, industri dan energi. Di hutan banjir kiriman dari Bogor, sebagai akibat tersimpan plasma nuftah tanaman energi seperti jarak, yang dapat digunakan untuk penggundulan kawasan Puncak. Kondisi saat ini, areal bervegetasi di kawasan Gunung Karang substitusi BBM melalui aplikasi biodiesel. Berbagai plasma nuftah tanaman industri hanya tersisa 40 persen. seperti industri kayu, kertas, getah (karet), Fungsi sosiologis hutan berkaitan dengan residu (mentol, terpentin), minyak (cengkeh, kehidupan masyarakat sekitar hutan. kayu putih), farmasi dan kosmetik ada di hutan. Masyarakat sekitar hutan harus meningkat Selain itu, hutan pun menyimpan plasma nuftah kesejahteraannya, namun jika cara yang hewan ternak dan peliharaan, seperti berbagai ditempuh melalui eksploitasi hutan secara jenis burung, reptil, mamalia dan sebagainya. habis-habisan, seperti penebangan kayu, penjarahan hasil hutan dan lahan, maka yang Fungsi ekonomis hutan berhubungan dengan pemanfaatan hutan untuk memperoleh nilai tambah ekonomi, seperti pemanfaatan kayu. melakukan pendampingan terhadap Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan dan masyarakat di sekitar hutan. Perkebunan (Dishutbun) Propinsi Banten, dalam setahun jumlah pohon yang ditebang di areal Untuk menyelamatkan hutan yang tersisa di Propinsi Banten, bukan hanya menjadi hutan dan non-hutan di Banten mencapai 5-6 juta pohon. Hal itu dilakukan untuk memenuhi tanggung jawab Pemda semata, tetapi juga kebutuhan kayu yang mencapai 750 ribu
Recommended publications
  • No. Judul Karya Ilmiah Nama Jurnal Tahun Terbit No Penerbitan 1
    Tahun No. Judul Karya Ilmiah Nama jurnal No Penerbitan Terbit Agriculture Impact On Climate Change:A Comparison Of Ghgs Emissions From Emirates Journal of Food and 1 in press Organic And Conventional Agricultural Agricultural Practices Estimating Changes In Above Ground 2 Biomass In The Peatlands Of Riau And West J. ISSAAS in press Kalimantan, Indonesia Hydrophobicity And Critical Water Content Of 3 Tropical Peat Soil From An Oil Palm J. ISSAAS in press Plantation In Indonesia Impacts Of Soil Palm Plantations On Climate Change: A Review Of Peat Swamp International Journal of Plant 4 Forests?? Conversion In Indonesia. 1(4): 1-17 and Soil Science International Journal Of Plant And Soil Science "The Applications Of Monte Carlo Algorithm And Energy Cone Model To Produce The "Arab J Geosci, 25pp "Arab J Geosci, 25pp Probability Of Block-And-Ash Flows Of The 5 2010 Eruption Of Merapi Volcano In Central DOI 10.1007/s12517-014-1525- DOI 10.1007/s12517-014- Java, Indonesia (F Yulianto, B Tjahjono, S 5 (Springer)" 1525-5 (Springer)" Anwar) " Determinants Of Sustainable Vegetable Farming Among Smallholder Farmenrs In 6 IJCRR (Int J Cur Res Rev) 6(13):7-14 Bogor Regency (W Ullah, S Mulatsih, Sahara, S Anwar) Influence Of Root Density, Fertilezer Application And Water Table Depth On Co2 Indonesian Journal of 7 Vol. 6(1):22-29 Emissions From Peat Soil Under Oil Palm Agriculture Plantation Pengaruh Kerapatan Akar, Pemupukan Dan Kedalaman Air Tanah Terhadap Emisi Co2 8 Jurnal tanah dan Iklim Vol. 37(1): 9-18 Dari Tanah Gambut Pada Perkebunan Kelapa Sawit Estimating The Relative Contribution To The Tropical Agriculture and 9 Total Co2 Flux From Peat Soil At An Oil Vol.
    [Show full text]
  • Reconnaissance Study Of
    NO. RECONNAISSANCE STUDY OF THE INSTITUTIONAL REVITALIZATION PROJECT FOR MANAGEMENT OF FLOOD, EROSION AND INNER WATER CONTROL IN JABOTABEK WATERSHED FINAL REPORT JANUARY 2006 JAPAN INTERNATIONAL COOPERATION AGENCY YACHIYO ENGINEERING CO., LTD GE JR 05-060 RECONNAISSANCE STUDY OF THE INSTITUTIONAL REVITALIZATION PROJECT FOR MANAGEMENT OF FLOOD, EROSION AND INNER WATER CONTROL IN JABOTABEK WATERSHED FINAL REPORT JANUARY 2006 JAPAN INTERNATIONAL COOPERATION AGENCY YACHIYO ENGINEERING CO., LTD RECONNAISSANCE STUDY OF THE INSTITUTIONAL REVITALIZATION PROJECT FOR MANAGEMENT OF FLOOD, EROSION AND INNER WATER CONTROL IN JABOTABEK WATERSHED FINAL REPORT TABLE OF CONTENTS 1. INTRODUCTION .............................................................. 1 1.1 BACKGROUND ................................................................ 1 1.2 OBJECTIVES....................................................................... 1 1.3 STUDY AREA..................................................................... 2 2. PRESENT CONDITIONS................................................. 3 2.1 SOCIO-ECONOMIC CONDITIONS.................................. 3 2.1.1 Administration........................................................ 3 2.1.2 Population and Households.................................... 6 2.2 NATURAL CONDITIONS.................................................. 7 2.2.1 Topography and Geology ....................................... 7 2.2.2 Climate ................................................................... 7 2.2.3 River Systems........................................................
    [Show full text]
  • Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
    SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib administrasi pemerintahan di Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Lebak Provinsi Banten, perlu ditetapkan batas daerah secara pasti antara Kabupaten Tangerang dengan Kabupaten Lebak Provinsi Banten; b. bahwa penetapan batas daerah antara Kabupaten Tangerang dengan Kabupaten Lebak sebagaimana dimaksud dalam huruf a telah disepakati oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang dan Pemerintah Kabupaten Lebak dengan difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Banten dan disetujui oleh Tim Penegasan Batas Daerah Pusat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang Batas Daerah Kabupaten Tangerang dengan Kabupaten Lebak Provinsi Banten; Mengingat : 1. Undang -Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); - 2 - 2.
    [Show full text]
  • Laporan Individu
    LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGAJARAN LAPANGAN (PPL) SEMESTER KHUSUS TAHUN 2015/2016 SD NEGERI KARANGJATI, PLOSOKUNING, MINOMARTANI KECAMATAN NGAGLIK, KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DWI NUR SETIYANINGSIH 12108244011 PGSD PUSAT PENGEMBANGAN PRAKTIK PENALAMAN LAPAGAN DAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ( PP PPL dan PKL ) LPPMP UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 i ii KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Alah SWT, yang telah memberikan bimbingan, limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penyusunan laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan di SD Negeri Karangjati ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat paa wakunya, tanpa mengalami kesulitan yang berarti. Perlu disadari bahwa terselesaikannya pembuatan laporan ini juga tidak lepas dari peran berbagai pihak. Oeh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Orang tua yang telah memberikan bantuan dan dorongan secara material. 2. Prof. Dr. Rochmad Wahab, M.Pd, M.A selaku rektor UNY, 3. Drs. Ngatman Soewito selaku ketua pelaksana PP PPL dan PKL UNY, 4. Drs. Dwi Yuniarifi, M.Si. selaku dosen pembimbing lapangan yang senantiasa bersabar dalam membimbing dan banyak memberikan penggarahan, 5. Jumadi, S.Pd. SD selaku kepala SD Negeri Karangjati yang telah bersedia menerima kami mahasiswa praktikan PPL di sekolah tersebut, 6. Suwaji, S.Pd selaku koordinator PPL di sekolah, 7. Sri Murwaningsih, S.Pd selaku Guru Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahannya, mohon maaf jika selama proses mengajar masih banyak kesalahan. 8. Bapak dan Ibu guru dan seluruh karyawan SD Negeri Karangjati, 9. Siswa- siswi SD Negeri Karangjati tahun ajaran 2015/ 2016, 10. Sahabat perjuangan PPL UNY SD Negeri Karangjati ( Sari, Nourma, Ima, Anisa, Anna, Atika, Desi, Arsyad, Boma, Wahet, Ferry, Wahyu, Dayat ), dan 11.
    [Show full text]
  • Urang Kanekes Di Banten Kidul.Pdf
    c. h.; I DI� J2ru r>JI�:-�.·:·. --··� .. 1 � URANG KANEKES DI HANTEN KIDUL Penulis: Djoko Mudji Rahardjo Yuke Sri Rahayu PROYEK PEMANFAATAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT TRADISI DAN KEPERCAY AAN DEPUTI BIDANG PEL ESTARIAN DAN PENG EMBANGAN BUDAYA BADAN PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA JAKARTA 2002 KATA PENGANTAR Proyek Pemanfaatan Kebudayaan dalant tahun anggaran 2002 ini, melakukan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan Perbanyakan dan PenyebarluasanNaskah Informasi Nilai-Nilai Budaya, antara lain adalah PenerbitanBuku UrangKanekes Di Banten Kidul. Penerbitan buku Urang Kanekes Di Banten Kidul ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan apresiasi masyarakatkhususnya generasi muda terhadap budaya bangsa yang beraneka ragam. Tulisan ini secara umum juga diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk masyarakat dalam menghayati nilai-nilai luhur budaya bangsa dan ikut berperan serta dalam usaha pelestarian, pembinaan dan pengembangan budaya bangsa. Buku terbitan ini tentunya masih jauh dari sempuma, oleh karena itu kritikan dan saran akan kami terima dengan senang hati. Akhirnya kepada semua pihak yangtel ah membantu dalampenyelesaian penelitianbuku ini, kami ucapkanterima kasih Dii "I, , F L " ,, ·ro9?/'J.-G .. tl.111 '" ' SAMBUTAN KEPALA DIREKTORAT TRADISI DAN KEPERCAYAAN Budaya Indonesia yang beraneka ragam merupakan kekayaan yang sangat perlu dilestarikan dan dikembangkan terus-menerus agar masyarakat saling memahami, sehingga dapat tercipta kerukunan antar suku, sebagaimana digariskan dalam GBHN 1999-2004. Satu di antara usaha untuk mencapai
    [Show full text]
  • A Kenampakan Alam
    Suranti • Eko Setiawan S. • Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi oleh Undang-undang Ilmu Pengetahuan Sosial Jilid 4 untuk SD dan MI Kelas IV Penyusun : Suranti Eko Setiawan Saptiarso Editor : Suciati Diah Pramesti Perancang Kulit : Alfianto Subandi Perancang Tata Letak Isi : Sri Dadi Widiyanto Layouter : Dadhie Illustrator : Joko Susanto, Dedhie, Budi Cetakan Pertama : Mei 2008 372.8 SUR SURANTI i Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk SD dan MI Kelas IV / penyusun, Eko Setiawan Saptiarso ; editor, Suciati Diah Pramesti ; illustrator, Joko Susanto, Dedhie, Budi. — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009. vi, 218 hlm, : ilus. ; 25 cm. Bibliografi : hlm. 218 Indeks ISBN 978-979-068-597-0 (no. jilid lengkap) ISBN 978-979-068-611-3 1. Ilmu Sosial-Studi dan Pengajaran 2. Ilmu-ilmu Sosial-Pendidikan Dasar I. Judul II. Eko Setiawan Saptiarso III. Suciati Diah Pramesti IV. Joko Susanto V. Dedhie VI. Budi Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional dari Penerbit CV. GEMA ILMU Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009 Diperbanyak oleh ... ii Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2009, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional. Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2008 tanggal 7 November 2008. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia.
    [Show full text]
  • Final Report on Project for Master Plan Study on Port Development and Logistics in Greater Jakarta Metropolitan Area in the Republic of Indonesia
    The Republic of Indonesia Directorate General of Sea Transportation Ministry of Transportation Final Report on Project for Master Plan Study on Port Development and Logistics in Greater Jakarta Metropolitan Area in The Republic of Indonesia Summary December 2011 JAPAN INTERNATIONAL COOPERATION AGENCY (JICA) The Overseas Coastal Area Development Institute of Japan (OCDI) Oriental Consultants Co., Ltd. (OC) Ides Inc. (Ides) MASTER PLAN STUDY ON PORT DEVELOPMENT AND LOGISTICS IN GREATER JAKARTA METROPOLITAN AREA (JICA) FINAL REPORT ABBREVIATIONS ADPEL Administrator Pelabuhan (Port Administrator) AFTA ASEAN Free Trade Area ALOS Advanced Land Observation Satellite; an observation satellite launched by JAXA (Japan Aerospace Exploration Agency) on 24 January 2006. AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Environmental Impact Assessment) ANDAL Analisis Dampak Lingkungan (Environmental Impact Analysis) APEC Asia-Pacific Economic Cooperation ASEAN The Association of Southeast Asian Nations ASTM American Society for Testing and Materials Aus-AID Australian Agency for International Development BAKOSURTANAL Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional; a governmental agency of Indonesia for land survey and mapping BAPEDAL Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Environmental Control Agency) BAPPENAS Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (National Development Planning Agency) BMKG Badan Meteorologi Klimatologi dam Geofisika (Meteoroligical, Climatological and Geophysical Agency) BPJT Badan Pengatur Jalan Tol (Indonesian Toll Road Authority) BPS Badan
    [Show full text]
  • Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
    SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2014 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib administrasi pemerintahan di Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, perlu ditetapkan batas daerah secara pasti antara Kabupaten Serang dengan Kabupaten Tangerang Provinsi Banten; b. bahwa penetapan batas daerah antara Kabupaten Serang dengan Kabupaten Tangerang sebagaimana dimaksud dalam huruf a telah disepakati oleh Pemerintah Kabupaten Serang dan Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Banten dan disetujui oleh Tim Penegasan Batas Daerah Pusat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang Batas Daerah Kabupaten Serang dengan Kabupaten Tangerang Provinsi Banten; Mengingat : 1. Undang -Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah - Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2.
    [Show full text]
  • Rationalization of Rain Stations in the Ciliwung Cisadane River Basin
    International Journal of Engineering Research and Technology. ISSN 0974-3154, Volume 12, Number 12 (2019), pp. 2957-2963 © International Research Publication House. http://www.irphouse.com Rationalization of Rain Stations in the Ciliwung Cisadane River Basin Fisnu Yudha Pramono1, Suripin2, Suharyanto3 and Widada Sulistya4 1 Doctoral Student, Universitas Diponegoro, Indonesia. 2 Professor, Universitas Diponegoro, Indonesia. 3 Lecturer, Universitas Diponegoro, Indonesia. 4 Deputy Official, BMKG, Indonesia. Abstract destructive power of water resources need accurate, timely and sustainable rainfall. Its data needs to be adequately recorded Hydrological calculations to support the development, because it is used in creating basic plans. research, management, conservation, and control of the destructive power of water resources need accurate, timely and Hydrological station data are expected to be produced properly sustainable rainfall. The accuracy of the hydrological base is using appropriate methods and competent human resource dependent on the station’s location for accurate monitoring of quality. Its accuracy greatly depends on the capability of the its flow characteristics. Therefore, further studies are required station in monitoring the condition of the hydrological to determine the placement of hydrological stations in the characteristics of a flow area accurately and correctly. Ciliwung Cisadane River Basin. The approach to obtain a reliable data network is by This rationalization is an approach to produce a reliable rationalizing the hydrological station [10] [5]. Besides that, it is hydrological station network with accurate, effective and also able to produce accurate, effective and efficient rainfall efficient data. It also describes and analyses the hydrological data used to describe or represent the hydrological conditions conditions of the study area.
    [Show full text]
  • World Bank Document
    ReportNo. 1468a-IND FILECOPY Indonesia Appraisalof IrrigationVill Public Disclosure Authorized May 5, 1977 ProjectsDepartment EastAsia and Pacific RegionalOffice FOR OFFICIALUSE ONLY Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Documentof the WorldBank Thdocumet hasa resbtted dstrioton andmay be ued by recipents 'ny inthe perfrmanceof thei ofial dutt0s.Its contentsmay not otherwvise'b iclsed without Vortd Bankauthorzation. CURRENCY EQUIVALENTS US$1.00 = Rupiahs (Rp) 415 Rp 100 = US$0.241 Rp 1 million = US$2,409.64 WEIGHTS AND MEASURES - METRIC SYSTEM 1 millimeter (mm) = 0.039 inches 1 meter (m) = 39.37 inches 1 kilometer (km) = 0.62 miles 1 square kilometer (sq km) = 0.386 square miles 1 hectare (ha) = 2.47 acres 1 cubic meter (cu m) = 35.31 cubic feet 1 liter (1) = 0.264 gallons (USA) 1 liter/second (1/sec) = 0.035 cubic feet per second 1 kilogram (kg) = 2.2 pounds 1 metric ton (ton) = 2,205 pounds CONVERSION FACTORS FOR RICE 1 ton "dry stalk paddy" = 800 kg paddy ("paddy gabah") = 500 kg milled rice 1 ton paddy (gabah) = 630 kg milled rice INDONESIA FISCAL YEAR April 1 - March 31 FOR OFFICIAL USE ONLY ABBREVIATIONS ARD - Agency for Research and Development AV - Audio-visual BIMAS - Bimbingan Hassal Swa Sembada Bahan Makanan - "Mass Guidance for Self-Sufficiency in Foodstuffs" a farm input-credit package program BRI - Bank Rakyat Indonesia - People's Bank of Indonesia BULOG/DOLOG - Badan Urusan Logistik - "National Logistics Body" rice procurement agency/Depo Logistik - provincial branch of BULOG
    [Show full text]
  • Penentuan Koefisien Imbuhan (Rc) Air Tanah Sungai Cisadane Hulu – Sub Das Cisadane
    PENENTUAN KOEFISIEN IMBUHAN (RC) AIR TANAH SUNGAI CISADANE HULU – SUB DAS CISADANE Oleh : Muhammad Agus Karmadi ABSTRAK Imbuhan air tanah alami yang dimanifestasikan oleh lengkung penyusutan (recession curve) aliran dasar (base flow) adalah komponen yang sangat penting dari aliran sungai yang dihasilkan oleh aliran masuk melalui proses infiltrasi curah hujan menjadi perkolasi dan akhirnya menyumbang ke simpanan air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran tentatif Koefisien Imbuhan Air Tanah Alami Sub DAS Cisadane hulu dengan luas 842.69 Km², di mana besaran imbuhan ini bisa dipakai sebagai dasar untuk penetapan pengambilan air tanah yang di izinkan pada daerah yang bersangkutan berbasis lingkungan yang bersifat sustainable/berkelanjutan, agar pemanfaatan air tanah tetap lestari. Selain itu nilai koefisien imbuhan ini juga dapat dipakai untuk menetapkan secara tak langsung besarnya imbuhan air tanah di DAS sekitarnya dalam proses regionalisasi. Karakteristik DAS yang paling umum yang mempengaruhi besar imbuhan yang meliputi curah hujan, variabel geologi, tingkat infiltrasi tanah, faktor aliran dasar, dan tutupan lahan. Kajian yang dilaksanakan untuk mendapatkan estimasi rata rata nilai imbuhan menggunakan Kurva Resesif (lengkung penyusutan/recession curve) dari data debit harian periode tahun 1980 – 2015 yang diperoleh dari Pusat Litbang Sumber Daya Air, Bandung. Nilai curah hujan rata-rata dicari dengan metode Isohyet kemudian dapat ditentukan nilai koefisien imbuhan (Recharge Coefficien) yakni besar nilai imbuhan dibagi dengan curah hujan rata-rata serta di bagi luas wilayah DAS maka diperoleh N ilai Koefisien Imbuhan (RC) yang di peroleh berdasarkan perhitungan sebesar 0.14 %. Sedangkan berdasarkan perhitungan Imbuhan yang terjadi pada Formasi Batuan di dapatkan N ilai Koefisien Imbuhan (RC) sebesar : 742.11 x 106 m3/tahun.
    [Show full text]
  • IPS Paket a Final Modul 1 TAK KENAL MAKA TAK SAYANG-Awal
    TINGKATAN II MODUL TEMA 1 TINGKATAN II MODUL TEMA 1 Tak Kenal Maka Tak Sayang i Kata Pengantar Daftar Isi HALAMAN JUDUL endidikan kesetaraan sebagai pendidikan alternatif memberikan layanan kepada mayarakat yang Kata Pengantar ...................................................................................... ii karena kondisi geografis, sosial budaya, ekonomi dan psikologis tidak berkesempatan mengikuti Daftar Isi ................................................................................................. iii pendidikan dasar dan menengah di jalur pendidikan formal. Kurikulum pendidikan kesetaraan P Petunjuk Penggunaan Modul .................................................................. 1 dikembangkan mengacu pada kurikulum 2013 pendidikan dasar dan menengah hasil revisi berdasarkan Tujuan Yang Diharapkan Setelah Mempelajari Modul ............................ 2 peraturan Mendikbud No.24 tahun 2016. Proses adaptasi kurikulum 2013 ke dalam kurikulum pendidikan kesetaraan adalah melalui proses kontekstualisasi dan fungsionalisasi dari masing-masing kompetensi dasar, sehingga peserta didik memahami makna dari setiap kompetensi yang dipelajari. Unit 1 SAYANGI ALAM INDONESIA Pembelajaran pendidikan kesetaraan menggunakan prinsip flexible learning sesuai dengan karakteristik A. Keterangan Antar Ruang ................................................................... 2 peserta didik kesetaraan. Penerapan prinsip pembelajaran tersebut menggunakan sistem pembelajaran B. Letak Wilayah di Kab/Kota/Propinsi .................................................
    [Show full text]