Gunung Api Indonesia Dan Karakteristik Bahayanya BAGIAN I: WILAYAH BARAT
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Gunung Api Indonesia dan Karakteristik Bahayanya BAGIAN I: WILAYAH BARAT Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi 2020 Gunung Api Indonesia dan Karakteristik Bahayanya BAGIAN I: WILAYAH BARAT Editor: Hendra Gunawan, Nia Haerani Tim Penyusun: Agoes Loeqman, Ahmad Basuki, Cahya Patria, Edi Prantoko, Hilma Alfianti, Hetty Triastuty, Iyan Mulyana, Kristianto, Kushendratno, Mamay Surmayadi, M. Nugraha Kartadinata, Novianti Indrastuti, Priatna, Sofyan Primulyana, Sucahyo Adi, Umar Rosadi, Wilfridus F.S. Banggur Penata Letak: Bunyamin Diterbitkan tahun 2020 oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Alamat: Jalan Diponegoro No. 57 Bandung 40122 Jawa Barat website: vsi.esdm.go.id Sambutan Teriring puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kami menyambut baik penerbitan buku Gunung Api Indonesia dan Karakteristik Bahayanya Bagian I: Wilayah Barat. Buku ini berusaha memberikan informasi kepada masyarakat umum tentang gunung-gunung api yang ada di Indonesia, termasuk di dalamnya pembahasan karakteristik bahaya geologi yang ditimbulkan oleh keberadaan gunung-gunung api tersebut. Badan Geologi sebagai salah satu institusi di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memiliki tugas dan fungsi di bidang penelitian dan pelayanan geologi, tentu memiliki kewenangan untuk mengawal penyebarluasan informasi kegeologian ke tengah khalayak banyak. Informasi tersebut meliputi bidang sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi. Sebagai upaya penyebarluasan informasi kegeologian, buku ini menjadi salah satu bukti komitmen Badan Geologi untuk terus mengedepankan upaya perlindungan sekaligus turut mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera. Dalam konteks gunung api, Badan Geologi melakukan pemantauan terhadap 69 gunung api aktif tipe A dengan 74 pos pengamatan gunung api yang tersebar di seluruh Indonesia. Teknologi pemantauannya sekarang sudah kian berkembang. Kini teknologinya sudah berbasis digital. Sebelumnya menggunakan peralatan seismograf analog serta pemantauan visual yang masih mengandalkan kemampuan mata maupun teropong. Demikian pula dengan metodenya. Metodenya pemantauan dipertajam dengan penerapan metode deformasi, kimia, dan lain-lain. Peningkatan teknologi dan metode pemantauan gunung api terus dilakukan untuk lebih mempertajam akurasi informasinya serta kecepatan penyampaian informasinya yang tentu sangat dibutuhkan oleh semua pihak, yakni pemerintah, masyarakat, akademisi, swasta, maupun pihak luar yang membutuhkannya. Misalnya dengan terobosan yang dilakukan oleh Badan Geologi melalui rilis aplikasi berbasis gadget yang dapat diakses setiap saat oleh masyarakat luas. Sambutan iii Oleh karena itu, buku Gunung Api Indonesia dan Karakteristik Bahayanya sangat layak dibaca oleh semua kalangan, khususnya bagi pihak-pihak yang berdekatan, berkaitan, dan berkepentingan terhadap keberadaan gunung-gunung api di daerahnya masing-masing. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu tersusun hingga terbitnya buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat untuk masyarakat luas. Eko Budi Lelono Kepala Badan Geologi iv Sambutan Kata Pengantar Rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya akhirnya buku Gunung Api Indonesia dan Karakteristik Bahayanya Bagian I: Wilayah Barat dapat diterbitkan. Buku ini bisa menjadi salah satu bukti dari perwujudan tugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No. 13 tahun 2016 Pasal 693, yaitu untuk melaksanakan penelitian, penyelidikan, perekayasaan dan pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa buku ini merupakan salah satu perwujudan dari Peraturan Menteri ESDM tersebut dikarenakan yang disajikan di dalam buku ini berangkat dari hasil-hasil penelitian, penyelidikan, perekayasaan dan pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi sebelum, tanggap darurat, dan setelah kejadian kebencanaan gunung api di Indonesia. Di dalam buku Gunung Api Indonesia dan Karakteristik Bahayanya ini berusaha menginventarisasi pelbagai permasalahan yang terkait dengan gunung api di Indonesia dan informasi kebencanaan geologi yang mungkin dapat ditimbulkannya. Tim penyusun buku ini berupaya memberikan informasi terkait informasi Umum yang melingkupi wilayah tempat gunung api berada; sejarah dan karakteristik letusan yang berisi mengenai catatan-catatan letusan berikut sifat-sifat atau ciri-ciri yang menjadi penanda letusannya; sistem pemantauan gunung api atau strategi mitigasi yang ada dan dikembangkan pada masing-masing gunung api; dan Kawasan Rawan Bencana Gunung api (KRB), peta KRB gunung api, dan potensi ancaman jiwa bila suatu gunung api meletus. KRB adalah kawasan yang pernah terlanda atau diidentifikasi berpotensi terancam bahaya letusan baik secara langsung maupun tidak. Peta KRB Gunung api yang disusun berdasarkan data geologi, kegunungapian, sebaran permukiman, dan infrastruktur menjadi peta petunjuk tingkat kerawanan yang berpotensi menimbulkan bencana pada suatu kawasan apabila terjadi letusan gunung api. Kata Pengantar v Informasi-informasi yang disajikan tim penyusun dan disunting editornya nampak sedapat mungkin ditulis secara ringkas, padat, populer, disertai dengan gambar-gambar yang berkaitan dengan gunung api. Hal tersebut tentu saja dimaksudkan agar kalangan luas dapat lebih mudah memahami informasi dan pesan-pesan yang hendak disampaikan melalui buku ini. Akhirnya, kami sampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada tim penyusun dan penyunting buku ini serta semua pihak yang telah mendukung dalam penulisan buku, serta membantu dalam proses penerbitannya. Semoga buku ini bermanfaat. Kasbani Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geoologi vi Kata Pengantar Daftar Isi Sambutan iii Kata Pengantar v Daftar Isi vii 1 Peut Sague 1 12 Anak Krakatau 75 23 Sumbing 149 2 Seulawah Agam 7 13 Gede 83 24 Merapi 155 3 Bur Ni Telong 15 14 Salak 91 25 Kelud 165 4 Sorik Marapi 23 15 Tangkubanparahu 95 26 Arjuno-Welirang 181 5 Sinabung 29 16 Papandayan 103 27 Semeru 187 6 Marapi 37 17 Galunggung 109 28 Bromo 195 7 Tandikat 45 18 Guntur 117 29 Lamongan 201 8 Talang 51 19 Ciremai 125 30 Raung 207 9 Kerinci 57 20 Slamet 131 31 Ijen 213 10 Kaba 63 21 Dieng 137 11 Dempo 69 22 Sundoro 143 Daftar Isi vii 1 Peut Sague Oleh: Edi Prantoko Peut Sague 1 Informasi Umum Peut Sague adalah salah satu dari tiga gunung api strato dikatakan tidak ada. Secara geografis G. Peut Sague aktif di wilayah Provinsi Aceh. Peut Sague mempunyai terletak pada 04º55’30” LU dan 96º20’00” BT, sedangkan arti gunung api yang mempunyai empat puncak. secara adiministratif masuk dalam wilayah Kecamatan Dibandingkan dengan dua gunung api lainnya di Aceh, Meureudu Selatan, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. penduduk yang bermukim di lereng dan kakinya boleh 2 Peut Sague Sejarah dan Karakteristik Letusan Kegiatan letusan G. Peut Sague yang tercatat dalam yang disertai suara gemuruh dan semburan bara api. Pada waktu sejarah tidak menunjukkan letusan dahsyat karena bulan Desember 1920 dari kejauhan tampak pada bagian hanya disebutkan sebagai tiang asap, sinar api, guguran kawah sebelah barat dan barat laut adanya guguran lava lava dan suara gemuruh serta suara ledakan termasuk disertai hembusan asap, kadangkala terdengar ledakan. letusan terakhir tahun 2000. Pada tanggal 25 September Pada tanggal 10 Februari 1979 Pemerintah Daerah TK II 1919 tampak asap putih mengepul dari salah satu puncak Sigli melaporkan bahwa G. Peut Sague mengeluarkan api sebelah barat G. Peut Sague. Pada bulan Maret 1920 dari dan suara gemuruh. Pada awal tahun 2000 laporan dari pilot kejauhan tampak tiang asap membumbung tinggi disertai Garuda yang melalui jalur Banda Aceh-Medan menyatakan sinar api berasal dari kawah bagian barat dan timur. Pada telah terjadi letusan di G. Peut Sague dengan ketinggian bulan Mei 1920 Patroli Belanda melihat gumpalan asap asap mencapai ± 3 km, dengan warna asap hitam keabuan. Interval Letusan G. Peut Sague Peut Sague 3 KRB dan Potensi Ancaman Jiwa Berdasarkan potensi bahaya yang mungkin terjadi, kawasan aliran piroklastik dan longsoran puing vulkanik dengan rawan bencana Gunung Api Peut Sague terbagi menjadi 3, radius 5 km dari puncak. yaitu: c. KRB I a. KRB III KRB I adalah kawasan yang berpotensi dilanda aliran KRB III adalah kawasan yang sering dilanda awan panas, massa berupa lahar dan lontaran berupa hujan abu aliran lava, lontaran atau guguran batu pijar dan gas serta kemungkinan terkenal lontaran batu pijar dengan beracun dengan radius lontaran 2 km dari puncak. radius 8 km dari puncak. b. KRB II Desa yang terdampak KRB sebanyak 6 desa yang tersebar KRB II adalah kawasan yang berpotensi dilanda aliran di Kabupaten Pidie. Adapun jiwa yang terancam sebanyak lava, lontaran batu pijar, termasuk hasil letusan freatik, 11.157 jiwa. hujan abu lebat, kemungkinan gas racun, awan panas/ Tabel Desa terdampak (data Dukcapil 2018) Jumlah No Desa Kecamatan Kabupaten KRB Penduduk 1 Keune Geumpang Pidie I 636 2 Leupu Geumpang Pidie I 1336 3 Teu Rucut Mane Pidie I 991 4 Blang Dalam Mane Pidie I 1810 5 Leuuteung Mane Pidie I 2050 6 Mane Mane Pidie I 4334 4 Peut Sague Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Api Peut Sague. Peut Sague 5 Sistem Pemantauan Gunung Api Gunung Api Peut Sague letaknya jauh dan pencapaiannya Aktivitas vulkanik G. Peut Sague dipantau secara terus- sangatlah tidak mudah sehingga G. Peut Sague jarang