35 Konservasi Danau Ranu Pane Dan Ranu Regulo Di
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
(2019), 16(1): 35-50 pISSN: 0216 – 0439 eISSN: 2540 – 9689 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA Akreditasi Kemenristekdikti Nomor 21/E/KPT/2018 KONSERVASI DANAU RANU PANE DAN RANU REGULO DI TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU (Conservation of Ranu Pane and Ranu Regulo Lakes in Bromo Tengger Semeru National Park) Reny Sawitri* dan/and Mariana Takandjandji Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor, Jawa Barat, Indonesia Tlp. (0251) 8633234; Fax (0251) 8638111 Info artikel: ABSTRACT Keywords: The lakes in Bromo Tengger Semeru National Park (BTSNP) have a caldera or giant crater, Conservation, however, the intensification of land use surounding as a residential area, agricultural land ecosystems, lakes, and natural tourism gived the impacts to lakes. The study was carried out at lakes of Ranu pollution, Pane and Ranu Regulo, in Bromo Tengger Semeru National Park (TNBTS), East Java water quality Province. The study purposed to know ecosystem changing of lakes and recomendation of conservation strategies. The research method was carried out by analyzing water qualities (physic, chemitry and microbiology) of Ranu Pane and ranu Regulo lakes. The results of this study found that Ranu Pane lake ecosystem was invaded by a threshold (Salvinia molesta Mitchell) of about 80%, causing an increase in BOD and COD content, followed by a decrease in DO and pH. Lake of Ranu Regulo has a higher fertility value (N/P = 16.24) than Ranu Pane. Therefore, the management need to mitigate to reduce the risk of pollution through public awareness and tourists. Kata kunci: ABSTRAK Konservasi, ekosistem, danau, Danau di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) adalah kaldera atau kawah pencemaran, raksasa, tetapi intensifikasi pemanfaatan lahan di sekitar danau berupa pemukiman, lahan kualitas air pertanian dan pariwisata alam berdampak terhadap danau. Penelitian dilakukan di Danau Ranu Pane dan Ranu Regulo, kawasan TNBTS, Provinsi Jawa Timur, dengan tujuan untuk mengetahui perubahan ekosistem danau dan rekomendasi strategi konservasi. Metode penelitian dilakukan dengan menganalisis kualitas air (fisik, kimia dan mikrobiologi) dari Danau Ranu Pane dan Ranu Regulo. Hasil penelitian menemukan bahwa ekosistem Danau Riwayat Artikel: Ranu Pane telah tertutupi oleh tumbuhan air jenis ki ambang (Salvinia molesta Mitchell) Tanggal diterima: sekitar 80% yang menyebabkan peningkatan kandungan Biology Oxygen Demand (BOD) 24 Mei 2018; dan Chemical Oxygen Demand (COD), diikuti penurunan Dissolved Oxygen (DO) dan pH. Tanggal direvisi: Danau Ranu Regulo memiliki nilai kesuburan yang lebih tinggi (N/P=16,24) dibandingkan 9 Mei 2019; Ranu Pane. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar pihak pengelola kawasan Tanggal disetujui: melakukan mitigasi untuk mengurangi risiko pencemaran melalui penyadaran masyarakat 28 Mei 2019 dan wisatawan. Editor: Dr. Rozza Tri Kwatrina Korespondensi penulis: Reny Sawitri* (E-mail: [email protected]) Kontribusi penulis: semua penulis memiliki kontribusi yang sama sebagai kontributor utama https://doi.org/10.20886/jphka.2019.16.1.35-5010.20886/jphka.2018.15.1.1-13 ©JPHKA - 2018 is Open access under CC BY-NC-SA license 35 Vol. 16 No. 1, Juni 2019 : 35-50 I. PENDAHULUAN manfaatannya untuk pariwisata alam, Taman Nasional Bromo Tengger pertanian, peternakan dan kegiatan antro- Semeru (TNBTS) adalah Unit Pelaksana pogenik lainnya seperti perikanan dan air Teknis (UPT) dari Direktorat Jenderal untuk rumah tangga (Widyastuti, Sukanto Konservasi Sumber Daya Alam dan & Setyaningrum, 2015). Ekosistem, berdasarkan Surat Keputusan Pemanfaatan lahan di sekitar danau- danau di TNBTS yang semakin intensif Menteri Kehutanan No. 178/Menhut- II/2005 tanggal 29 Juni 2005, memiliki untuk pemukiman, areal pertanian, dan luas 50.276,20 ha yang terdiri atas daratan kegiatan pariwisata alam telah berdampak 50.265,95 ha dan perairan berupa danau pada akumulasi zat pencemar ke dalam 10,25 ha (Balai Besar Taman Nasional danau yang menyebabkan eutrofikasi Bromo Tengger Semeru, 2014 & 2015). sehingga menurunkan kualitas air dan TNBTS memiliki keunikan, dan bernilai mengancam kelestarian fungsi danau penting untuk menjaga fungsi hidrologis; (Fitri, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan ekosistem perlindungan gejala alam; perlindungan budaya; pengawetan flora, fauna dan dan kualitas perairan dari dua danau yakni ekosistem, termasuk peranannya sebagai Danau Ranu Pane dan Ranu Regulo serta obyek wisata alam. memberikan rekomendasi dalam rangka upaya konservasi. Dua danau ini dipilih Secara geografis kawasan TNBTS terletak di antara koordinat 112047“44’– karena penggunaan lahan di sekitarnya 11307”45’BT dan 7051”39’–8019”35’ LS. sangat intensif dibandingkan empat danau Secara administratif pemerintahan, lainnya. Perubahan ekosistem telah terjadi TNBTS termasuk ke dalam wilayah pada kedua danau tersebut yang Provinsi Jawa Timur dan berada pada disebabkan pencemaran dari aktivitas empat kabupaten yakni Kabupaten manusia sehingga fungsi danau menurun. Malang (18.692,96 ha), Pasuruan Informasi aspek kualitas perairan danau (4.642,52 ha), Probolinggo (3.600,37 ha) diharapkan dapat memberikan informasi dan Lumajang (23.340,35 ha) (Fitri, 2015; ilmiah bagi pengelola TNBTS dalam Kenedie, 2016). melakukan mitigasi, sumber dan dampak Menurut Artaka & Sulistyowati pencemar serta pengelolaannya. (2017), di dalam kawasan TNBTS terdapat enam danau yakni Danau Ranu II. BAHAN DAN METODE Pane, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo, Ranu A. Waktu dan Lokasi Penelitian Darungan atau Ranu Lingga Rekis, Ranu Lokasi penelitian dilakukan di Tompe, dan Ranu Kuning. Danau Ranu Danau Ranu Pane dan Ranu Regulo, Pane, Ranu Regulo dan Ranu Kumbolo Kawasan TNBTS, pada bulan Desember terletak pada ketinggian di atas 2.000 m 2016 (Gambar 1). Danau Ranu Pane dpl dengan kedalaman antara 7-12 m. berada pada ketinggian 2.100 m dpl Danau Ranu Darungan atau Ranu Lingga dengan luas 1,0 ha berada pada koordinat Rekis, Ranu Tompe, dan Danau Ranu 800’45,7’’LS dan 112056’45,6 BT, Kuning terletak di bawah 2.000 m dpl, dan berdekatan dengan Danau Ranu Regulo lokasinya sulit dijangkau. Danau-danau yang luasnya 0,75 ha dengan ketinggian tersebut merupakan kaldera atau kawah lokasi 2.097 m dpl pada koordinat raksasa yang terbentuk akibat letusan 800’47,9’’LS dan 112057’6,8’’ BT (Balai Gunung Semeru ribuan tahun lalu, dan Besar Taman Nasional Bromo Tengger kemudian terisi air larian dari curah hujan Semeru, 2015). Suhu kedua danau air dan rembesan tanah (Fitri, 2015; Kenedie, tawar ini relatif stabil yaitu antara 18,00C 2016). Fungsi kaldera adalah sebagai – 18,890C, dan penetrasi cahaya kurang penyeimbang ekosistem. Kaldera yang (Balai Besar Taman Nasional Bromo berisi air dapat dikembangkan pe- 36 Konservasi Danau Ranu Pane dan Ranu Regulo (Sawitri, R & Takandjandji, M) Tengger Semeru, 2014 & 2015; Kenedie, Demand (COD), Fosfat (PO4-P), Nitrat 2016). Jenis tumbuhan yang terdapat di (NO3-N), Klorida (Cl), Sulfat (SO4), dan dalam danau tersebut adalah jenis deterjen (Effendi, 2007). Parameter kimia ganggang, dan tumbuhan biji. digunakan untuk menentukan kualitas air dengan satuan pengukuran mg/L. Para- B. Bahan dan Alat meter mikrobiologi yang digunakan Bahan yang digunakan dalam adalah kepadatan biota di dalam air. penelitian ini adalah sampel air (1 liter) Umumnya biota atau organisme air yang dari 3 stasiun/lokasi yang berada di Danau hidup di perairan berupa fecal coliform Ranu Pane dan Ranu Regulo yang diambil dan klorofill-a. Metode APHA digunakan secara purposive. Peralatan yang diguna- untuk menganalisis fecal coliform dengan kan terdiri atas alat tulis untuk mencatat, satuan pengukuran Most Probable GPS, gelas ukur dan botol sampel volume Number (MPN) dan untuk klorofill-a 1 liter. digunakan metode spektrofotometri 2 dengan satuan pengukuran mg/m (Sari et C. Metode Penelitian al., 2016). Ekosistem dan jenis tumbuhan di Analisis sampel air dilakukan di Laboratorium Pakan dan Makanan, Tanah sekitar Danau Ranu Pane dan Ranu dan Tanaman, Air dan Udara, SEAMEO Regulo dilakukan pengamatan secara langsung, studi literature, dan wawancara Biotrop (Southeast Asian Region Centre dengan pengelola kawasan TNBTS. for Tropical Biology), Bogor - Indonesia. Parameter kualitas air yang dianalisis adalah sifat fisik, kimia, dan mikrobiologi. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan dalam analisis A. Ekosistem Danau di Kawasan kualitas air tercantum dalam Tabel 1. TNBTS Hasil analisis yang diperoleh Ekosistem di sekeliling danau di dibandingkan dengan data series beberapa TNBTS merupakan hutan hujan tropis tahun dari akademisi dan peneliti yang pegunungan, namun seiring dengan memperhatikan keberadaan danau dan waktu, saat ini telah berubah menjadi dampak pemanfaatannya. Effendi (2007) perladangan, hamparan rumput, pohon menyatakan bahwa sifat fisik yang dan herba. Jenis herba yang terlihat menyebabkan pencemaran dan ber- seperti adas (Foeniculum vulgare Miller), pengaruh langsung terhadap biota perairan bunga pahitan (Tithonia diversifolia adalah Total Dissolved Solid (TDS), Total Hemsl A. Gray), bunga kecubung (Datura Suspended Solid (TSS) atau kandungan fastuosa L.), dan anggrek tanah (Herbania padatan tersuspensi. Sementara parameter sp.). Tumbuhan air yang terdapat di dalam fisik yang digunakan untuk mengukur danau adalah semanggi (Hydrocotyle kadar kualitas air adalah suhu, kecepatan sibthorpiodes Lam.), ganggang hijau arus, kecerahan dan tinggi air, kekeruhan (Cholorophyta), ganggang (Pterodophyta (turbiditas), warna, rasa dan bau. Menurut sp.)