35 Konservasi Danau Ranu Pane Dan Ranu Regulo Di

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

35 Konservasi Danau Ranu Pane Dan Ranu Regulo Di (2019), 16(1): 35-50 pISSN: 0216 – 0439 eISSN: 2540 – 9689 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA Akreditasi Kemenristekdikti Nomor 21/E/KPT/2018 KONSERVASI DANAU RANU PANE DAN RANU REGULO DI TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU (Conservation of Ranu Pane and Ranu Regulo Lakes in Bromo Tengger Semeru National Park) Reny Sawitri* dan/and Mariana Takandjandji Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor, Jawa Barat, Indonesia Tlp. (0251) 8633234; Fax (0251) 8638111 Info artikel: ABSTRACT Keywords: The lakes in Bromo Tengger Semeru National Park (BTSNP) have a caldera or giant crater, Conservation, however, the intensification of land use surounding as a residential area, agricultural land ecosystems, lakes, and natural tourism gived the impacts to lakes. The study was carried out at lakes of Ranu pollution, Pane and Ranu Regulo, in Bromo Tengger Semeru National Park (TNBTS), East Java water quality Province. The study purposed to know ecosystem changing of lakes and recomendation of conservation strategies. The research method was carried out by analyzing water qualities (physic, chemitry and microbiology) of Ranu Pane and ranu Regulo lakes. The results of this study found that Ranu Pane lake ecosystem was invaded by a threshold (Salvinia molesta Mitchell) of about 80%, causing an increase in BOD and COD content, followed by a decrease in DO and pH. Lake of Ranu Regulo has a higher fertility value (N/P = 16.24) than Ranu Pane. Therefore, the management need to mitigate to reduce the risk of pollution through public awareness and tourists. Kata kunci: ABSTRAK Konservasi, ekosistem, danau, Danau di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) adalah kaldera atau kawah pencemaran, raksasa, tetapi intensifikasi pemanfaatan lahan di sekitar danau berupa pemukiman, lahan kualitas air pertanian dan pariwisata alam berdampak terhadap danau. Penelitian dilakukan di Danau Ranu Pane dan Ranu Regulo, kawasan TNBTS, Provinsi Jawa Timur, dengan tujuan untuk mengetahui perubahan ekosistem danau dan rekomendasi strategi konservasi. Metode penelitian dilakukan dengan menganalisis kualitas air (fisik, kimia dan mikrobiologi) dari Danau Ranu Pane dan Ranu Regulo. Hasil penelitian menemukan bahwa ekosistem Danau Riwayat Artikel: Ranu Pane telah tertutupi oleh tumbuhan air jenis ki ambang (Salvinia molesta Mitchell) Tanggal diterima: sekitar 80% yang menyebabkan peningkatan kandungan Biology Oxygen Demand (BOD) 24 Mei 2018; dan Chemical Oxygen Demand (COD), diikuti penurunan Dissolved Oxygen (DO) dan pH. Tanggal direvisi: Danau Ranu Regulo memiliki nilai kesuburan yang lebih tinggi (N/P=16,24) dibandingkan 9 Mei 2019; Ranu Pane. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar pihak pengelola kawasan Tanggal disetujui: melakukan mitigasi untuk mengurangi risiko pencemaran melalui penyadaran masyarakat 28 Mei 2019 dan wisatawan. Editor: Dr. Rozza Tri Kwatrina Korespondensi penulis: Reny Sawitri* (E-mail: [email protected]) Kontribusi penulis: semua penulis memiliki kontribusi yang sama sebagai kontributor utama https://doi.org/10.20886/jphka.2019.16.1.35-5010.20886/jphka.2018.15.1.1-13 ©JPHKA - 2018 is Open access under CC BY-NC-SA license 35 Vol. 16 No. 1, Juni 2019 : 35-50 I. PENDAHULUAN manfaatannya untuk pariwisata alam, Taman Nasional Bromo Tengger pertanian, peternakan dan kegiatan antro- Semeru (TNBTS) adalah Unit Pelaksana pogenik lainnya seperti perikanan dan air Teknis (UPT) dari Direktorat Jenderal untuk rumah tangga (Widyastuti, Sukanto Konservasi Sumber Daya Alam dan & Setyaningrum, 2015). Ekosistem, berdasarkan Surat Keputusan Pemanfaatan lahan di sekitar danau- danau di TNBTS yang semakin intensif Menteri Kehutanan No. 178/Menhut- II/2005 tanggal 29 Juni 2005, memiliki untuk pemukiman, areal pertanian, dan luas 50.276,20 ha yang terdiri atas daratan kegiatan pariwisata alam telah berdampak 50.265,95 ha dan perairan berupa danau pada akumulasi zat pencemar ke dalam 10,25 ha (Balai Besar Taman Nasional danau yang menyebabkan eutrofikasi Bromo Tengger Semeru, 2014 & 2015). sehingga menurunkan kualitas air dan TNBTS memiliki keunikan, dan bernilai mengancam kelestarian fungsi danau penting untuk menjaga fungsi hidrologis; (Fitri, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan ekosistem perlindungan gejala alam; perlindungan budaya; pengawetan flora, fauna dan dan kualitas perairan dari dua danau yakni ekosistem, termasuk peranannya sebagai Danau Ranu Pane dan Ranu Regulo serta obyek wisata alam. memberikan rekomendasi dalam rangka upaya konservasi. Dua danau ini dipilih Secara geografis kawasan TNBTS terletak di antara koordinat 112047“44’– karena penggunaan lahan di sekitarnya 11307”45’BT dan 7051”39’–8019”35’ LS. sangat intensif dibandingkan empat danau Secara administratif pemerintahan, lainnya. Perubahan ekosistem telah terjadi TNBTS termasuk ke dalam wilayah pada kedua danau tersebut yang Provinsi Jawa Timur dan berada pada disebabkan pencemaran dari aktivitas empat kabupaten yakni Kabupaten manusia sehingga fungsi danau menurun. Malang (18.692,96 ha), Pasuruan Informasi aspek kualitas perairan danau (4.642,52 ha), Probolinggo (3.600,37 ha) diharapkan dapat memberikan informasi dan Lumajang (23.340,35 ha) (Fitri, 2015; ilmiah bagi pengelola TNBTS dalam Kenedie, 2016). melakukan mitigasi, sumber dan dampak Menurut Artaka & Sulistyowati pencemar serta pengelolaannya. (2017), di dalam kawasan TNBTS terdapat enam danau yakni Danau Ranu II. BAHAN DAN METODE Pane, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo, Ranu A. Waktu dan Lokasi Penelitian Darungan atau Ranu Lingga Rekis, Ranu Lokasi penelitian dilakukan di Tompe, dan Ranu Kuning. Danau Ranu Danau Ranu Pane dan Ranu Regulo, Pane, Ranu Regulo dan Ranu Kumbolo Kawasan TNBTS, pada bulan Desember terletak pada ketinggian di atas 2.000 m 2016 (Gambar 1). Danau Ranu Pane dpl dengan kedalaman antara 7-12 m. berada pada ketinggian 2.100 m dpl Danau Ranu Darungan atau Ranu Lingga dengan luas 1,0 ha berada pada koordinat Rekis, Ranu Tompe, dan Danau Ranu 800’45,7’’LS dan 112056’45,6 BT, Kuning terletak di bawah 2.000 m dpl, dan berdekatan dengan Danau Ranu Regulo lokasinya sulit dijangkau. Danau-danau yang luasnya 0,75 ha dengan ketinggian tersebut merupakan kaldera atau kawah lokasi 2.097 m dpl pada koordinat raksasa yang terbentuk akibat letusan 800’47,9’’LS dan 112057’6,8’’ BT (Balai Gunung Semeru ribuan tahun lalu, dan Besar Taman Nasional Bromo Tengger kemudian terisi air larian dari curah hujan Semeru, 2015). Suhu kedua danau air dan rembesan tanah (Fitri, 2015; Kenedie, tawar ini relatif stabil yaitu antara 18,00C 2016). Fungsi kaldera adalah sebagai – 18,890C, dan penetrasi cahaya kurang penyeimbang ekosistem. Kaldera yang (Balai Besar Taman Nasional Bromo berisi air dapat dikembangkan pe- 36 Konservasi Danau Ranu Pane dan Ranu Regulo (Sawitri, R & Takandjandji, M) Tengger Semeru, 2014 & 2015; Kenedie, Demand (COD), Fosfat (PO4-P), Nitrat 2016). Jenis tumbuhan yang terdapat di (NO3-N), Klorida (Cl), Sulfat (SO4), dan dalam danau tersebut adalah jenis deterjen (Effendi, 2007). Parameter kimia ganggang, dan tumbuhan biji. digunakan untuk menentukan kualitas air dengan satuan pengukuran mg/L. Para- B. Bahan dan Alat meter mikrobiologi yang digunakan Bahan yang digunakan dalam adalah kepadatan biota di dalam air. penelitian ini adalah sampel air (1 liter) Umumnya biota atau organisme air yang dari 3 stasiun/lokasi yang berada di Danau hidup di perairan berupa fecal coliform Ranu Pane dan Ranu Regulo yang diambil dan klorofill-a. Metode APHA digunakan secara purposive. Peralatan yang diguna- untuk menganalisis fecal coliform dengan kan terdiri atas alat tulis untuk mencatat, satuan pengukuran Most Probable GPS, gelas ukur dan botol sampel volume Number (MPN) dan untuk klorofill-a 1 liter. digunakan metode spektrofotometri 2 dengan satuan pengukuran mg/m (Sari et C. Metode Penelitian al., 2016). Ekosistem dan jenis tumbuhan di Analisis sampel air dilakukan di Laboratorium Pakan dan Makanan, Tanah sekitar Danau Ranu Pane dan Ranu dan Tanaman, Air dan Udara, SEAMEO Regulo dilakukan pengamatan secara langsung, studi literature, dan wawancara Biotrop (Southeast Asian Region Centre dengan pengelola kawasan TNBTS. for Tropical Biology), Bogor - Indonesia. Parameter kualitas air yang dianalisis adalah sifat fisik, kimia, dan mikrobiologi. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan dalam analisis A. Ekosistem Danau di Kawasan kualitas air tercantum dalam Tabel 1. TNBTS Hasil analisis yang diperoleh Ekosistem di sekeliling danau di dibandingkan dengan data series beberapa TNBTS merupakan hutan hujan tropis tahun dari akademisi dan peneliti yang pegunungan, namun seiring dengan memperhatikan keberadaan danau dan waktu, saat ini telah berubah menjadi dampak pemanfaatannya. Effendi (2007) perladangan, hamparan rumput, pohon menyatakan bahwa sifat fisik yang dan herba. Jenis herba yang terlihat menyebabkan pencemaran dan ber- seperti adas (Foeniculum vulgare Miller), pengaruh langsung terhadap biota perairan bunga pahitan (Tithonia diversifolia adalah Total Dissolved Solid (TDS), Total Hemsl A. Gray), bunga kecubung (Datura Suspended Solid (TSS) atau kandungan fastuosa L.), dan anggrek tanah (Herbania padatan tersuspensi. Sementara parameter sp.). Tumbuhan air yang terdapat di dalam fisik yang digunakan untuk mengukur danau adalah semanggi (Hydrocotyle kadar kualitas air adalah suhu, kecepatan sibthorpiodes Lam.), ganggang hijau arus, kecerahan dan tinggi air, kekeruhan (Cholorophyta), ganggang (Pterodophyta (turbiditas), warna, rasa dan bau. Menurut sp.)
Recommended publications
  • Bulletin No124-03-13
    SOCIETE DE VOLCANOLOGIE GENEVE C.P. 75, CH-1261 LE VAUD, SUISSE (www.volcan.ch FAX 022/786 22 46, E-MAIL: [email protected]) 124Bulletin mensuel GENEVE SOMMAIRE BULLETIN SVG N0 124, MARS 2013 Nouvelles de la Société p. 3 Activité volcanique p. 4 MOIS PROCHAIN Etna Focal p. 5-6 Nous partirons au Kilauea et voyagerons Stromboli dans le temps à la rencontre du volca- Point de Mire p. 7-9 nisme de Terre Neuve Karthala Récit de voyage p. 10-24 Indonésie (1er partie) IMPRESSUM DERNIERES MINUTES -DERNIERES MINUTES Bulletin de la SVG No124, 2013, 24p, 240 ex. Rédacteurs SVG: P.Vetsch , J.Metzger & B.Poyer (Uniquement destiné aux membres SVG, No non disponible à la vente dans le commerce sans usage commercial). Cotisation annuelle (01.01.13- 31.12.13) SVG: 70.- CHF (50.- Euro)/soutien 100.- CHF (80.- Euro) ou plus. Suisse: CCP 12-16235-6 IBAN CH88 0900 0000 WHITE ISLAND 1201 6235 6 (NLLE-ZELAND) légère diminution Paiement membres étrangers: d’activité, mais risque RIB, Banque 18106, Guichet d’explosions reste 00034, Nocompte 95315810050, possible Clé 96. IBAN (autres pays que la France): http://www.gns.cri.nz/Home/Learning/Science-Topics/ FR76 1810 6000 3495 3158 1005 Volcanoes/New-Zealand-Volcanoes/White-Island/White- 096 BIC AGRIFRPP881 Island-latest Imprimé avec l’appui de: et une Fondation Privée Le Semeru depuis Gunung Sawur (© Photo P.Rollini) RAPPEL : BULLETIN SVG SOUS FORME ÉLECTRONIQUE ET SITE WEB En plus des membres du comité Les personnes intéressées par SVG de la SVG, nous remercions N.
    [Show full text]
  • Pembangunan Pariwisata Dan Perampasan Ruang Hidup Rakyat: KSPN Menjawab Masalahnya Siapa?
    LAPORAN PENELITIAN TIM BROMO TENGGER SEMERU Pembangunan Pariwisata dan Perampasan Ruang Hidup Rakyat: KSPN Menjawab Masalahnya Siapa? (Oleh: Anggiana, Versa, Bergas) Kondisi Umum Lokasi Letak Wilayah Desa Ranupani Secara administratif, Desa Ranupani terletak di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, dengan posisi geografis antara 08° 00' 20.4583" LS dan 112° 55' 51.6481" BT. Penamaan Desa Ranupani merujuk pada keberadaan danau pegunungan yang berada pada wilayah desa yaitu, Ranu Pani. Selain itu, terdapat danau lainnya yang berdekatan dengan wilayah desa yaitu, Ranu Regulo, serta Ranu Kumbolo (danau terakhir sebelum puncak semeru). Ketinggiaan Desa Ranupani mencapai 2200 mdpl (upland), berada pada lereng Gunung Semeru (gunung tertinggi di Pulau Jawa 3676 mdpl), dan merupakan daerah dingin serta selalu berkabut dengan suhu berkisar -4°C sampai dengan 24 °C. Luas Desa Ranupani mencapai 3.578,75 ha terdiri atas, lahan milik seluas 318,40 ha dan 3260,35 termasuk kawasan hutan negara (state property) dengan fungsi konservasi. Desa Ranupani tidak memiliki tanah kas desa dan tanah bengkok. Sebaran lokasi lahan milik penduduk terdapat di dua dusun yaitu, Sidodadi (dusun atas) dan Besaran (dusun bawah). Penggunaan lahan penduduk didominasi tanah pertanian lahan kering seluas 203,94 ha, pemukiman (pekarangan dan rumah) 65,66 ha, serta sisanya prasarana umum (jalan, tempat ibadah, kuburan, dan danyang). Gambar 1 Peta Desa Ranupani berdasarkan wilayah kerja SPTN 3 BBTNBTS Sumber: Balai Besar TN-BTS Wilayah Desa Ranupani menjadi ter(di)kepung kawasan konservasi sejak pendeklarasian Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS) pada tahun 1982, dan mainstream rezim konservasi menyebutnya sebagai “desa kantung” (enclave). Saat ini, Desa Ranupani berada pada wilayah kerja Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Ranu Pani, Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah 3, Balai Besar TNBTS.
    [Show full text]
  • Tourist Perception and Preference to the Tourism Attractions in Ranu Pani Villages, Bromo Tengger Semeru National Park
    IOSR Journal Of Humanities And Social Science (IOSR-JHSS) Volume 21, Issue 2, Ver. VIII (Feb. 2016) PP 39-45 e-ISSN: 2279-0837, p-ISSN: 2279-0845. www.iosrjournals.org Tourist perception and preference to the tourism attractions in Ranu Pani Villages, Bromo Tengger Semeru National Park Nanny Roedjinandari1, M. Baiquni2, Chafid Fandeli3, Nopirin4 1Tourism Study Program, Graduate School Program, Gadjah Mada University, Jl. Teknika Utara, Pogung Yogyakarta and Diploma IV in Tourism, Merdeka University, Jl. Bandung 1, Malang East Java, Indonesia 2Faculty of Geography, University of Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia 3Faculty of Forestry, University of Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia 4Faculty of Economics and Business, University of Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia Abstract:This paper examines the tourism resources and the tourist perception and preference to the tourism attractions in Ranu Pani Villages, Bromo Tengger Semeru National Park. Field work was conducted at Ranupani villages from March to August 2015. Interviews was conducted with tourist guided by questions on topics, including potentials tourism attraction, accessibility, tourism facility, tourism safety, and environmental management. Result of the study shows that most of the responds has positive perceptions to Ranupani landscapes. Diversity of flora and fauna was high. Tenggerese culture has been preserved by local people in Ranupani. Flora and fauna is crucial tourism object and attraction in Ranupani. This research confirms that accessibility aspect should be improved. In Ranupani area, tourism facility was limited and need to be improved. The safety aspect of tourist in Ranupani was good to excellent. Environmental management should be improved. Keywords: mountain tourist, destination competitiveness, natural attractions I.
    [Show full text]
  • Laporan Akhir
    IUFRO INTERNATIONAL AND MULTI- DISCIPLINARY SCIENTIFIC CONFERENCE Forest-Related Policy and Governance: Analysis in the Environmental Social Sciences Bogor, October 4 – 7, 2016 Hosted by Co-hosted by: 1 Hosts Bogor Agricultural University - University of Göttingen - Germany Indonesia Co-hosts Supporter Sponsored by: 1 2 Platinum Sponsor Silver Sponsors Bronze Sponsors Directorate of Research and Innovation Bogor Agricultural University Supporters Sponsored by: 2 Table of Contents 3 Background ........................................................................................................... 5 Objectives ............................................................................................................. 6 Outcomes ............................................................................................................. 6 Time and Venues .................................................................................................. 7 Participants ........................................................................................................... 7 Activities ................................................................................................................ 7 Committee .......................................................................................................... 23 Committee Secretariate ...................................................................................... 24 FOREST AND ENVIRONMENT GOVERNANCE .................................................. 28 Session 1.1. The global-nexus
    [Show full text]
  • Univerzita Palackého V Olomouci Bakalářská
    UNIVERZITA PALACKÉHO V OLOMOUCI Filozofická fakulta Katedra asijských studií BAKALÁŘSKÁ DIPLOMOVÁ PRÁCE Organizace ultramaratonu v Indonésii na příkladu Bromo Tengger Semeru Ultra Run Organization of an ultramarathon in Indonesia on the example of Bromo Tengger Semeru Ultra Run OLOMOUC 2020 Rozálie Rašovská Vedoucí diplomové práce: Mgr. Filip Lexa Prohlašuji, že jsem diplomovou práci vypracovala samostatně a uvedla veškeré použité prameny a literaturu. V Olomouci dne: Podpis: Anotace: Práce poskytuje základní přehled o tématu ultramaraton ve specifické oblasti, jakou je Indonésie. Obsah práce je z velké části zaměřen na nejznámější ultramaraton na Jávě s názvem Bromo Tengger Semeru Ultra Run. Cílem práce je popsat organizaci ultramaratonu, a co obnáší dobrovolnická činnost na tomto závodu. Jméno autora: Rozálie Rašovská Název bakalářské práce: Organizace ultramaratonu v Indonésii na příkladu Bromo Tengger Semeru Ultra Run Pracoviště: Filozofická fakulta, Katedra asijských studií Vedoucí bakalářské práce: Mgr. Filip Lexa Rok obhajoby bakalářské práce: 2020 Počet stran: 70 Počet znaků včetně mezer: 96 116 Počet použitých zdrojů: 40 Počet příloh: 12 Klíčová slova: ultramaraton, běh, Indonésie, závod Poděkování Za cenné rady, připomínky a odbornou pomoc děkuji především Mgr. Filipovi Lexovi. Dále můj dík patří Maiizatzul Akmě za ochotu, čas a informace nepostradatelné k realizaci této bakalářské práce. OBSAH 1 ÚVOD ....................................................................................................................... 8 2 OBECNĚ
    [Show full text]
  • Inventaris Dan Pengembangan Wisata Alam Potensi Jasa Lingkungan
    INVENTARIS DAN PENGEMBANGAN WISATA ALAM POTENSI JASA LINGKUNGAN PRODUK WISATA ALAM LUAS PENGUSAHAAN/ POTENSI JASA POTENSI WISATA YANG DAPAT NO PROVINSI NAMA KAWASAN PEMANFAATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN OBYEK WISATA ALAM ATRAKSI / KEGIATAN SARANA DAN PRASARANA DIKEMBANGKAN KAWASAN (Ha) A. T A M A N N A S I O N A L 1 NANGROE 1) Gunung Leuser - / BBTN. Gn Leuser 1,094,692.00 Air Terjun, Telaga, 1, 4, 5, 18, 21, 28, 29, Rafting, foto hunting & Cmaping Ground, Mess Tamu, Rekreasi, Sport Tourism, ACEH Sungai, danau, 32, 36 pembuatan film, berkemah/ Visitor Center, Feeding Site, Pos adventure tourism, education Sumber Air Panas pendakian,penelitian. Jaga (11 unit), Wisma (16 Unit), tourism, outbond, river tracking, Asrama (1 Unit), Gedung jungle tracking, fishing. Pertemuan (4 Unit), Tempat Ibadah (1 Unit), Pertokoan (1 unit), Speedboat (1 Unit), Perahu penumpang (20 Unit), Perahu Karet (4 Unit) 2 SUMATERA UTARA1) Batang Gadis - / BTN. Batang Gadis 72,150.00 Air Terjun, Danau, 1, 4, 6, 9 Meningmati pemandangan Jalan aspal sampai kedesa Wisata Pegunungan, pendakian, Sumber Air panas, alam, mandi di air panas, foto alam, film dokumen, melihat rumah adat dll pemandian air panas, rekreasi alam, pengamatan fauna, wisata 3 SUMBAR 1) Siberut - / BTN. Siberut 190,500.00 Air Terjun, Wisata 1,2,3,7,12,13,21,34 Penelitian, rekreasi alami, safari -perahu penumpang (8 Unit), Wisata laut, pengamatan satwa, Bahari, Sungai bahari/ wisata air. speed boat (17 Unit), wisma (1 wisata mangrove, fenomena Unit), asrama (1 unit), tempat alam, air terjun. Ibadah (1Unit), Gedung Pertemuan (1 Unit), pos jaga (2 4 RIAU 1) Bukit Tigapuluh - / BTN.
    [Show full text]
  • Ongka 1, 7 Januari 1869 Para Priyantun Ingkang Mendet Serat
    Ongka 1, 7 Januari 1869 Para priyantun ingkang mendet serat Jurumartan ing taun 1868, sarta dereng bayar ing pangaosipun sami kaaturan uninga, manawi kendeling pangintunipun serat Jurumartani, punika awit saking dereng kabayar ing pangaosipun manawi taksih badhe lestantun ing panampinipun srat Jurumartani punika akintuna pangaosipun wau. Para priyantun ing Ngayogyakarta, ingkang mendhet serat Jurumartani, sami kaaturan ambayara pangaosipun serat Juru- martani punika dhateng tuwan Lamslah, ing kantor paresidhenan Ngayogyakarta, punapa malih para priyantun wau sami kaaturan uninga, manawi boten ambayar pangaosing serat Jurumartani, ing satelasipun wulan Januwari punika, amesthi badhe katagih kapratelakaken wonten ing serat Jurumartani. Surakarta kaping 5 Januwari, 1869 Ingkang medalaken serat Jurumartani' Katandhan Jaspres enko, ========= Pawartos saking Surabaya anyariyosaken kados ing ngandhappu- nika: Surabaya kaping 17 Dhesember 1868, kala wingi enjing saweg kendel jam gangsal, tiyang manggih jisimipun Walandi wonten margi ing kampung Pacinan Surabaya, katingal pejahipun punika boten saking dening kataton, kala samanten sareng parentah tuwin tuwan dhokter kalapuran bab wontenipun jisim wau, lajeng atiti pariksa ing ngriku tetela bilih Walandi ingang pejah punika saking kadhiri anumpak baita, dumugi kareteg ing bibis anyipeng sadalu, sareng wanci angajengaken ebyar saking aturanipun tiyang ingkang nglampahaken baita, tuwan wau menggah dhaeng dharatan, dene pikajenganipun badhe tumbas jampi awit piyambakipun karaos sakit, lampahipun dhateng
    [Show full text]
  • 'Enclave' Ranu Pane Pada Zona Pemanfaatan Tradisional
    ANALISIS DESKRIPTIF AKTIVITAS DAN POTENSI KOMUNITAS DESA ‘ENCLAVE’ RANU PANE PADA ZONA PEMANFAATAN TRADISIONAL, KECAMATAN SENDURO, KAB. LUMAJANG, WILAYAH TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU (TNBTS) Syamsu Budiyanti, S.Sos, M.Si Konsultan Pengembangan Masyarakat (Community Development) dan Staf Pengajar Program Studi Sosiologi, FISIB, Universitas Trunojoyo Madura Jalan Raya Telang PO BOX 2 Kamal, Bangkalan Abstrak: Pemanfatan potensi hasil hutan non-kayu oleh masyarakat di zona tradisional TNBTS selama ini masih berupa pemanfatan kayu bakar dan pakan ternak (seperti rumput dan hijauan lainnya), pemanfaatan buah hutan (seperti kemlandingan gunung), pemanfaatan jamur hutan (jamur grigit, jamur pasang, jamur siung, jamur kuping dan jamur landak), pemanfaatan tumbuhan obat (ampet, tepung otot, purwaceng, pronojiwo, dsb), pemanfaatan bamboo, dan lainnya sebagainya. Dan dalam hal regulasi, kegiatan pemanfaatan atau pengambilan kayu yang dilakukan oleh masyarakat, belum terdapat pengaturan sedemikian rupa sehingga akan dikhawatirkan menjadi tidak terkendali, yang pada akhirnya dapat mengancam kelestarian potensi kehati dan ekosistem TNBTS. Untuk itu, ke depan sangat perlu dikembangkan mekanisme/pola pengaturan dan pemanfatan hutan secara terkendali dengan memperhatikan azas kelestarian potensi demi keberlanjutan pemanfatan oleh masyarakat. Dalam konteks inilah, gambaran kasus Desa ‘Enclave’ Ranu Pane yang berada dalam area Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), sangat diperlukan langkah-langkah strategis untuk melakukan pendayagunaan optimal pada zona pemanfaatan tradisional, khususnya agar semakin memberikan ‘nilai tambah’ yang besar baik kepada masyarakat Desa Ranu Pane dan sekitarnya, serta terutama untuk memperbesar ‘daya dukung’ alam bagi kehidupan manusia secara berkelanjutan, dengan menegaskan kembali tentang konsep bahwa keadilan bukan hanya hak milik manusia, namun juga semua makhluk hidup ciptaan Tuhan lainnya, baik tumbuhan, binatang dan seluruh alam.
    [Show full text]
  • Full Article
    INTERNATIONAL JOURNAL OF CONSERVATION SCIENCE ISSN: 2067-533X Volume 10, Issue 3, July-September: 507-518 www.ijcs.uaic.ro PRESERVATION OF TENGGER TRIBE YARD LANDSCAPE IN THE ENCLAVE OF BROMO TENGGER SEMERU NATIONAL PARK, INDONESIA * Achmad Tutut SUBADYO, Dina POERWONINGSIH Department of Architecture, University of Merdeka Malang, Malang, Indonesia Abstract The Tengger Settlement in Ngadas and Ranu Pani villages is a unique settlement as a part of BromoTengger Semeru National Park (BTSNP). But the conversion of its land has become a problem in the management and can threaten the existence of its yard. This study aims to analyze the facade of the yard, as well as formulate its preservation model based on Tengger cultural wisdom. The research method applied in this study is rationalistic approach of quantitative and qualitative mix. Data were collected by applying explorative survey methods and interviews. Index of cultural significance from Turner is employed in analyzing the utilization of plant species quantitatively. The result indicates that yard performances in these two villages are categorized into narrow and medium size, with an average area of 104 m2. Back and side zones are functioned as cultivation of food crops, horticultures, herbs, spices and starches (carbohydrate sources). Plants of strata I and II dominate the yards of these villages and correlate with the carrying capacity of narrow garden yards. The management of the yard in Ngadas and Ranu Pani villages through the conservation and realization of local wisdom has great potential in the preservation of the BTSNP landscape. Keywords: Yard; Ngadas; Ranu Pani; Conservation; Landscape Introduction Yard is a plot of land owning certain limits, on which there are residential buildings and having functional links economically, biophysically, and socioculturally with its inhabitants [1].
    [Show full text]
  • Communications: Diversity of Aquatic Biota As Bioindicator for Water Quality of Ranu Pani and Ranu Regulo
    1st International Conference on Multiple-governance in Islam, Environmental Development, and Conservation. Johor, Malaysia, Nov. 20-21, 2012, Water Research Alliance, Universiti Teknologi Malaysia. ISBN 978-983-44826-4-0. http://ienv.web.fc2.com/env.islam/hp2012.html Communications: Diversity of Aquatic Biota as Bioindicator for Water Quality of Ranu Pani and Ranu Regulo *Dwi Suheriyanto, Liliek Harianie A.R., and Suyono Biology Department, Faculty of Science, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Indonesia. Abstract: Changes in water conditions greatly affect the presence and ability of aquatic biota to survive in their habitat. The presence of these biota are largely determined by the physical and chemical conditions of water, so that the community structure of aquatic biota will vary according to the conditions of physical and chemical parameters of water. It allows aquatic biota to serve as bioindicator of water quality changes. The study aims to determine the abundance and diversity of phytoplankton, zooplankton and benthos in Ranu Pani and Ranu Regulo, to know the physical and chemical properties of water and to obtain bioindicator of the phytoplankton, zooplankton and benthos in order to assess water quality in both Ranu. Research using quantitative descriptive method to describe about the diversity index and abundance of phytoplankton, zooplankton and benthos related to water quality in Ranu Pani and Ranu Regulo. Samples were taken at 7:00 until 10:00 am on 5 station observations. Physical and chemical factors measured were temperature, pH, and brightness, DO, BOD, OD, TDS, TSS, Phosphate and Nitrate. The results showed that there are 17 phytoplanktons genera were found in Ranu Pani, while in Ranu Regulo there are 16 genera with the highest abundance of the genus Dictyosphaerium.
    [Show full text]
  • Keanekaragaman Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan
    SP002- 011 Gazali et al., Keanekaragaman Makrozoobentos sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Keanekaragaman Makrozoobentos sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Ranu Pani-Ranu Regulo di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Macrozoobenthos Biodiversity as Bioindicator of Water Quality in Ranu Pani-Ranu Regulo,Bromo Tengger Semeru National Park Achmad Gazali 1, Dwi Suheriyanto 2, Romaidi 3 1 Alumni Jurusan BiologiUIN Malang 2011 dan Alumni Pascasarjana Biologi UGM 2014 2 Laboratorium Ekologi Jurusan Biologi UIN Malang 3 Jurusan Biologi UIN Malang [email protected] Abstract: Ranu Pani and Ranu Regulo (2,200 masl) are lakesin Bromo Tengger Semeru National Park (TN.BTS) by area 1 ha and 0.7 5ha. Lakes were used for tourism,agriculture, live stock and fishing spot. Civil and visitors activities give an effect onwater quality. The study was conducted in February-June2011, the aim of study to determine the diversity of macrozoobenthos, to know the water quality by seen thebioindicators and physico-chemical factors. Samples were taken at each of the five observation stations by Ekman Dredge and by hand. Samples were identified and analyzed by Shannon – Winner diversity ('H) and Simpson dominance(D) indices. The results of study in Ranupani were consisted by 93 of Bulimidae, 14 of Hirudidae, 22 of Glossiphoniidae, 1 of Syrphidae, 1 of Gomphidae, 1 of Gammaridae and 3 of Coanagrionidae The results in Ranuregulo were consisted by50 of Coanagrionidae,5 of Asselidae and 5 of Aeshnidae. The diversity indices was higher in RanuPani (0,98) than Ranuregulo (0.57). The dominance in deces was lower in Ranu Pani (0.51) than Ranu Regulo (0.71).
    [Show full text]
  • Habitat Anaphalis Spp. in Tourism Area in Bromo Tengger Semeru National Park, East Java
    J-PAL, Vol. 10, No. 2, 2019 ISSN: 2087-3522 DOI: 10.21776/ub.jpal.2019.010.02.09 E-ISSN: 2338-1671 Habitat Anaphalis spp. in Tourism Area in Bromo Tengger Semeru National Park, East Java Filza Yulina Ade1,2, Luchman Hakim1, Estri Laras Arumingtyas1, Rodiyati Azrianingsih1 1Departement of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Brawijaya University. Veteran Street, Malang, East Java, Indonesia 2 Biology Education Study Programme, Faculty of Teacher Training and Education, University of Pasir Pengaraian, Rokan Hulu Regency, Riau, Indonesia Abstract The conservation of Anaphalis in mountain area in Bromo Tengger Semeru National park requires basic understanding of habitat profiles. The aim of the research was to describe the habitat profile of Anaphalisspp. population in mountainousarea oftheBromo Tengger Semeru National Park. This research confirmed that three Anaphalis were identified, namely Anaphalis javanica, Anaphalis viscida and Anaphalis longifolia. These species werefound at Penanjakan, Mt. Batok, and Ranu Kumbolo. The habitat of Anaphalis in the study area were influenced by volcanic activities. Anaphalis grows in silty loam, loam, sandy-silt loam and sandy loam soils with high competition with weeds and exotic plant species. Exotic-invasive species such as Agrostis sp., Imperata cylindrical, Pteridium sp., Alchemilla sp. Eupatorium sp. and Leucaena sp. played an important role as a competitor to Anaphalisspp populations in wild area. The conservation of Anaphalis in natural habitat requires significant action to minimize invasive plant species in Anaphalis’s habitat. Keywords: Biodiversity, Edelweiss, Invasive species, Mountainous plant INTRODUCTION Since the uniqueness and attractiveness of the Anaphalis is one of the endangered taxa in flower, the flower of Anaphalis javanica is often mountain regions in East Java.
    [Show full text]