PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

3.1 RENCANA TATA RUANG SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPIJM 3.1.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) 3.1.1.1 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional A. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Nasional Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan: 1. Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan 2. Keharmonisa antara lingkungan alam dan lingkungan buatan 3. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota 4. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan, ruang udara termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia 5. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota dalam rangka perlindungan fungsi ruang dan penceghan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang 6. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 7. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah 8. Keseimbangan dan keserasian kegiatan antar sektor 9. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional RTRWN menjadi pedoman untuk: 1. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional 2. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional 3. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional 4. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar wilayah provinsi, serta keserasian antar sektor 5. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi 6. Penataan ruang kawasan strategis nasional

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-1

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

7. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota B. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional, meliputi kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang. 1. Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi :  Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhirarki  Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah nasional Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah meliputi :  Menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah disekitarnya  Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat pertumbuhan  Mengendalikan perkembangan kota-kota pantai  Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah disekitarnya 2. Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi :  Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung  Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup  Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup  Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya  Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi daya  Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan  Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis nasional  Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Strategi :  Menetapkan kawasan strategis nasional berfungsi lindung

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-2

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis nasional yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan  Membatasi pemanfaatan ruang disekitar kawasan strategis nasional yang berpotansi mengurangi fungsi lindung kawasan  Membatasi pengembangan sarana dan prasarana di dalam dan disekitar kawasan strategis nasional yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya  Mengembangkan kegiatan budi daya tidak terbangun disekitar kawasan strategis nasional yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budi daya terbangun  Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional.  Pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan antar kawasan Strategi :  Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan  Membuka akses dan meningkatkan aksesbilitas antar kawasan tertinggal dan pusat pertumbuhan wilayah  Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi masyarakat  Meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan  Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan kegiatan ekonomi. 3.1.1.2 Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional Rencana struktur ruang wilayah nasional meliputi (A) sistem perkotaan nasional, (B) sistem jaringan transportasi nasional, (C) sistem jaringan energi nasional, (D) sistem jaringan telekomunikasi nasional, dan (E) sistem jaringan sumber daya air. Namun dalam pembahasan yang terkait dengan Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karrya adalah sistem perkotaan nasional. Sistem perkotaan nasional terdiri atas Pusat Kegiatan Nasional (PKN),Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang dapat berupa :

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-3

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

1. kawasan megapolitan; 2. kawasan metropolitan; 3. kawasan perkotaan besar; 4. kawasan perkotaan sedang; atau 5. kawasan perkotaan kecil. Untuk Provinsi Jawa Timur PKN ditentukan di Kawasan Perkotaan Gerbangkertasusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan) serta di .Sedangkan PKW di Provinsi Jawa Timur diarahkan pada wilayah Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, dan Pacitan.Berikut arahan pengembangan perkotaan di Provinsi Jawa Timur. Tabel 3.1 Sistem Perkotaan Nasional dan Arahan Pengembangannya di Provinsi Jawa Timur

No Sistem Perkotaan Wilayah Arahan

1 PKN Gerbangkertasusila Termasuk dalam tahapan pengembangan I dengan fokus kegiatan revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi Malang Termasuk dalam tahapan pengembangan I dengan fokus kegiatan pengembangan/ peningkatan fungsi kawasan perkotaan 2 PKW Probolinggo Termasuk dalam tahapan pengembangan II dengan fokus kegiatan pengembangan/ peningkatan fungsi kawasan perkotaan Tuban Termasuk dalam tahapan pengembangan I dengan fokus kegiatan pengembangan/ peningkatan fungsi kawasan perkotaan Kediri Termasuk dalam tahapan pengembangan I dengan fokus kegiatan pengembangan/ peningkatan fungsi kawasan perkotaan Madiun Termasuk dalam tahapan pengembangan II dengan fokus kegiatan pengembangan/ peningkatan fungsi kawasan perkotaan Banyuwangi Termasuk dalam tahapan pengembangan I dengan fokus kegiatan pengembangan/ peningkatan fungsi kawasan perkotaan Jember Termasuk dalam tahapan pengembangan II dengan fokus kegiatan pengembangan baru kawasan perkotaan Blitar Termasuk dalam tahapan pengembangan II dengan fokus kegiatan pengembangan baru kawasan perkotaan Pamekasan Termasuk dalam tahapan pengembangan II dengan fokus kegiatan pengembangan baru kawasan perkotaan Bojonegoro Termasuk dalam tahapan pengembangan II dengan fokus kegiatan pengembangan baru kawasan perkotaan Pacitan Termasuk dalam tahapan pengembangan II

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-4

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

No Sistem Perkotaan Wilayah Arahan

dengan fokus kegiatan pengembangan baru kawasan perkotaan Sumber : Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

3.1.1.3 Rencana Kawasan Strategis Nasional (KSN) Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan: a. Pertahanan dan keamanan; b. Pertumbuhan ekonomi; c. Sosial dan budaya; d. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan/atau e. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Tabel 3.2 Kawasan Strategis Nasional di Provinsi Jawa Timur No Kawasan Strategis Nasional Kota/Kabupaten Sudut Kepentingan 1 Kawasan Perkotaan Gresik Kab. Gresik, Kab. Ekonomi – Bangkalan – Mojokerto – Bangkalan, Kota Mojokerto, Surabaya – Sidoarjo – Kota Surabaya, Kab. Lamongan (Gerbangkertosusila) Sidoarjo, Kab. Lamongan 2 Kawasan Stasiun Pengamat Penggunaan Sumberdaya Penggunaan Sumberdaya Dirgantara Watukosek Alam dan Teknologi Tinggi Alam dan Teknologi Tinggi 3 Kawasan Perbatasan Negara Kabupaten Jember Pertahanan dan Keamanan Pulau Barung 4 Kawasan Perbatasan Negara Kabupaten Trenggalek Pertahanan dan Keamanan Pulau Sekel dan Panehan Sumber : Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

3.1.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN) Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan RPIJM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN. b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa: 1. Ekonomi 2. Lingkungan Hidup 3. Sosial Budaya 4. Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi 5. Pertahanan dan Keamanan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-5

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: 1. Arahan pengembangan pola ruang:  Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya  Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. 2. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase 3. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya. Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut : a. Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur; b. Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan; c. Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar; d. Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo; e. Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda; f. Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kawasan-kawasan di wilayah Provinsi Jawa Timur belum ada yang memiliki Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis.

3.1.3 Arahan RTRW Pulau Jawa-Bali 3.1.3.1 Definisi Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan merupakan rencana rinci dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) berisi tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang, rencana struktur dan pola ruang, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang, strategi operasionalisasi perwujudan struktur dan pola ruang, serta indikasi program jangka menengah lima tahun.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-6

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

3.1.3.2 Fungsi Rencana Tata Ruang Kepulauan Terhadap RPIJM Arahan pemanfaatan ruang Pulau/Kepulauan dan KSN merupakan acuan dalam mewujudkan struktur ruang dan pola ruang (yang memuat rincian indikasi program utama, indikasi sumber pendanaan, indikasi instansi pelaksana, dan indikasi waktu pelaksanaan), sehinga untuk operasionalisasinya perlu disusun Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM). 3.1.3.3 Kedudukan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan disusun untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (1)Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang PenataanRuang dan ketentuan Pasal 123 ayat (4) PeraturanPemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Dalam aturan persebut RTR Pulau/Kepulauan dan KSN disusun sebagai perangkat operasional dan merupakan rencana rinci untuk RTRWN.Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut.

Tabel 3.3 Amanat UU 26/2007 dan PP 26/2008 terkait RTR Pulau/Kepulauan dan KSN A. UU 26/2007 tentang Penataan Ruang 1. Pasal 14 ayat (4) RTR Pulau/Kepulauan dan KSN disusun sebagai perangkat operasional RTRWN

2. Pasal 14 Ayat (5 ) RTR Pulau/Kepulauan dan KSN disusun apabila: . RTRWN belum dapat dijadikan dasar pelaksanaan pemanfaatan ruang & pengendalian pemanfaatan ruang

. RTRWN mencakup wilayah perencanaan yg luas & skala peta memerlukan perincian sebelum dioperasionakan 3. Pasal 21 ayat (1) RTR Pulau/Kepulauan dan KSN diatur dengan peraturan presiden.

4. Penjelasan Pasal 14 Ayat (3) RTR Pulau/Kepulauan dan KSN merupakan rencana rinci untuk RTRWN

B. PP 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Pasal 123 ayat (4)

RTR Pulau/Kepulauan dan KSN ditetapkan dengan peraturan presiden.

Sesuai tabel diatas kedudukan dari RTR Pulau/Kepulauan dapat dilihat pada gambarberikut ini.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-7

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Gambar 3.1 Kedudukan RTR Pulau/Kepulauan

3.1.3.4 Tujuan Penataan ruang Pulau Jawa-Bali bertujuan untuk mewujudkan: 1. Lumbung pangan utama nasional; 2. Kawasan perkotaan nasional yang kompak berbasis mitigasi dan adaptasi bencana; 3. Pusat industri yang berdaya saing dan ramah lingkungan; 4. Pemanfaatan potensi sumber daya mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi secara berkelanjutan; 5. Pemanfaatan potensi perikanan, perkebunan, dan kehutanan secaraberkelanjutan; 6. Pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional; 7. Pusat pariwisata berdaya saing internasional berbasis cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran (Meeting,Incentive, Convention and Exhibition/MICE); 8. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang memadai untuk pembangunan; 9. Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara yang berkembang dengan memperhatikan keberadaan kawasan lindung dan kawasan rawan bencana; dan 10. Jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan daya saing.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-8

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

3.1.3.5 Kebijakan dan Strategi Kebijakan dan strategi penataan ruang dalam Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.4 Kebijakan dan Strategi Dalam PP 28 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali Pasal Tujuan Kebijakan Strategi Pasal 6 Lumbung Pemertahanan lahan pertanian  mempertahankan luas lahan pertanian pangan utama untuk tanaman pangan, pangan berkelanjutan dengan dengendalikan nasional termasuk lahan pertanian kegiatan budi daya lainnya pangan berkelanjutan  mengendalikan alih fungsi peruntukan lahan pertanian untuk tanaman pangan; dan  mengendalikan perkembangan fisik kawasan perkotaan nasional untuk menjaga keutuhan lahan pertanian tanaman pangan Pengembangan dan  mengembangkan dan memelihara pemertahanan jaringan bendungan beserta waduknya untuk prasarana sumber daya air mempertahankan daya tampung air yang untuk meningkatkan luasan menjamin penyediaan air baku bagi kegiatan lahan pertanian untuk pertanian tanaman pangan tanaman pangan  memelihara dan meningkatkan jaringan irigasi teknis pada daerah irigasi (DI) untuk meningkatkan luasan lahan pertanian tanaman pangan. Pengembangan sentra pertanian  mengembangkan sentra pertanian tanaman tanaman pangan pangan untuk ketahanan pangan nasional melaluipeningkatan fungsi  mengembangkan kawasan perkotaan industri pengolahan dan nasional melalui peningkatan fungsi industri industri jasa hasil pertanian pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan untuk tanaman pangan mewujudkan ketahanan pangan  mengembangkan kawasan perkotaan nasional. nasional sebagai pusat penelitian dan pengembangan pertanian tanaman pangan. Pasal 7 Kawasan Pengendalian perkembangan  mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan kawasan perkotaan nasional permukiman, perdagangan, jasa, dan/atau nasional yang yang industri di kawasan perkotaan nasional kompak menjalar (urban sprawl) sesuai dengan daya dukung dan daya berbasis tampung lingkungan hidup mitigasi dan  mengendalikan perkembangan kawasan adaptasi perkotaan nasional yang berdekatan dengan bencana kawasan lindung. Pengendalian perkembangan  menetapkan zona-zona rawan bencana kawasan perkotaan nasional di beserta ketentuan mengenai standar kawasan rawan bencana. bangunan gedung yang sesuai dengan karakteristik, jenis, dan ancaman bencana di kawasan perkotaan nasional  mengendalikan perkembangan kawasan budi daya terbangun di kawasan perkotaan nasional yang berpotensi terjadinya bencana  mengembangkan prasarana dan sarana perkotaan yang berfungsi sebagai lokasi dan jalur evakuasi bencana  membangun sarana pemantauan bencana

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-9

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Pasal Tujuan Kebijakan Strategi Pasal 8 Pusat industri Rehabilitasi dan peningkatan  mengembangkan dan/atau meningkatkan yang berdaya fungsi kawasan industri untuk kualitas prasarana dan sarana penunjang saing dan ramah meningkatkan daya saing kegiatan industri lingkungan kawasan dengan  meningkatkan penataan lokasi kegiatan memperhatikan daya dukung industri di dalam kawasan industri; dan dan daya tampung lingkungan  mengembangkan dan/atau meningkatkan hidup kegiatan industri yang benilai tambah tinggi dengan penggunaan teknologi tinggi dan ramah lingkungan pengembangan kawasan untuk  mengembangkan kawasan perkotaan kegiatan industri kreatif yang nasional sebagai pusat kegiatan industri berdaya saing dan ramah kreatif; dan lingkungan di kawasan  mengembangkan prasarana dan sarana perkotaan nasional penunjang kegiatan industri kreatif peningkatan keterkaitan memantapkan jaringan jalan nasional, jaringan ekonomi antarpusat industri jalur kereta api nasional, pelabuhan, dan/atau bandar udara Pasal 9 Pemanfaatan pengembangan sentra  mengembangkan kawasan peruntukan potensi sumber pertambangan mineral, minyak pertambangan mineral, minyak dan gas daya mineral, dan gas bumi, serta panas bumi bumi, serta panas bumi yang ramah minyak dan gas secara terkendali dengan lingkungan dan berbasis mitigasi dan bumi, serta memperhatikan kelestarian adaptasi bencana; panas bumi sumber daya alam dan  mengendalikan perkembangan kawasan secara meminimalkan dampak peruntukan pertambangan mineral, minyak berkelanjutan negative terhadap lingkungan dan gas bumi, serta panas bumi yang hidup berpotensi merusak fungsi kawasan lindung dan mengubah bentang alam; dan  mengendalikan perkembangan kawasan peruntukan pertambangan mineral, minyak dan gas bumi pada kawasan peruntukan permukiman pengembangan kawasan  mengembangkan kawasan perkotaan perkotaan nasional sebagai nasional sebagai pusat industri pengolahan pusat industri pengolahan dan pertambangan minyak dan gas bumi melalui industri jasa hasil  peningkatan fungsi industri pengolahan hasil pertambangan minyak dan gas pertambangan minyak dan gas bumi yang bumi yang ramah lingkungan didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu  memantapkan aksesibilitas antara kawasan perkotaan nasional dan sentra pertambangan Pasal 10 Pemanfaatan pengembangan sentra  mengembangkan sentra perikanan tangkap potensi perikanan dengan dan perikanan budi daya yang ramah perikanan, memperhatikan potensi lestari lingkungan perkebunan, dan yang didukung peningkatan  merehabilitasi kawasan peruntukan kehutanan fungsi industri pengolahan dan perikanan budi daya untuk menjaga secaraberkelanj industri jasa hasil perikanan ekosistem sekitarnya; utan  mengembangkan kawasan minapolitan berbasis masyarakat  mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan peningkatan sentra perkebunan  mengembangkan sentra perkebunan berbasis dengan prinsip pembangunan bisnis yang didukung prasarana dan sarana berkelanjutan yang didukung dengan memperhatikan daya dukung dan peningkatan fungsi industry daya tampung lingkungan hidup;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-10

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Pasal Tujuan Kebijakan Strategi pengolahan dan industri jasa  merehabilitasi kawasan peruntukan pertanian hasil perkebunan untuk kegiatan perkebunan yang terdegradasi; dan  mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan yang bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan pengembangan potensi  merehabilitasi kawasan peruntukan hutan kehutanan dengan prinsip yang terdegradasi; pembangunan berkelanjutan  mengembangkan sentra kehutanan pada yang didukung peningkatan kawasan andalan dengan memperhatikan fungsi industri pengolahan dan daya dukung dan daya tamping lingkungan industri jasa hasil hutan hidup; dan  mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil hutan yang bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan Pasal 11 Pusat peningkatan fungsi dan  mengembangkan kawasan perkotaan perdagangan pengembangan kawasan nasional sebagai pusat perdagangan dan jasa dan jasa perkotaan nasional sebagai yang berskala internasional yangberskala pusat perdagangan dan jasa  mengembangkan dan memantapkan internasional yang berskala internasional prasarana dan sarana untuk meningkatkan sesuai dengan daya dukung dan keterkaitan antarpusat perdagangan dan jasa daya tamping lingkungan hidup yang berskala internasional sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Pasal 12 Pusat pariwisata rehabilitasi dan pengembangan  merehabilitasi kawasan peruntukan berdaya kawasan peruntukan pariwisata pariwisata cagar budaya dan ilmu sainginternasion cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta al berbasis cagar pengetahuan, bahari, ekowisata, mengembangkan penyelenggaraan budaya dan ilmu serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, pengetahuan, pertemuan, perjalanan insentif, dan pameran bahari,ekowisat konferensi, dan pameran  mengembangkan dan memantapkan a, serta prasarana dan sarana pendukung kegiatan penyelenggaraa pariwisata cagar budaya dan ilmu n pertemuan, pengetahuan, bahari, ekowisata, serta perjalanan penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif,konfere insentif, konferensi, dan pameran nsi, dan pengembangan kawasan  mengembangkan pusat jasa dan promosi pameran perkotaan nasional sebagai pariwisata di kawasan perkotaan nasional; (Meeting, pusat pariwisata cagar budaya dan Incentive, dan ilmu pengetahuan, bahari,  b. memantapkan akses prasarana dan sarana Convention ekowisata, serta untuk meningkatkan keterkaitan antara andExhibition/ penyelenggaraan pertemuan, kawasan perkotaan nasional dan kawasan- MICE) perjalanan insentif, konferensi, kawasan pariwisata cagar budaya dan ilmu dan pameran pengetahuan, bahari, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran pengembangan keterpaduan  meningkatkan keterkaitan antar PKN di antarpusat pariwisata yang Pulau Jawa-Bali sebagai pusat pariwisata berbasis cagar budaya dan ilmu dalam kesatuan tujuan pariwisata pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif,

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-11

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Pasal Tujuan Kebijakan Strategi konferensi, dan pameran Pasal 13 Kapasitas daya peningkatan luasan kawasan  mempertahankan luasan kawasan berfungsi dukung dan berfungsi lindung paling sedikit lindung dan merehabilitasi kawasan dayatampung 30% (tiga puluh persen) dari berfungsi lindung yang terdegradasi; lingkungan luas Pulau Jawa-Bali sesuai  mengendalikan kegiatan budi daya yang hidup yang dengan kondisi ekosistemnya berpotensi mengganggu kawasan berfungsi memadai untuk lindung pembangunan  mengendalikan dan merehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) kritis;  mengendalikan dan merehabilitasi kawasan lindung di bagian hulu Wilayah Sungai (WS), kawasan hutan lindung, kawasan resapan air, dan kawasan konservasi; dan  mengendalikan perubahan peruntukan dan/atau fungsi kawasan hutan pengembangan kawasan  mengembangkan kawasan lindung dan lindung dan kawasan budi daya kawasan budi daya dengan menggunakan untuk meningkatkan daya teknologi lingkungan; dukung dan daya tampung  mengembangkan pengelolaan kawasan lingkungan hidup lindung dan kawasan budi daya melalui kerja sama antardaerah untuk kelestarian pemanfaatan sumber daya alam; dan  mengembangkan kawasan perkotaan nasional dengan konsep kota hijau yang hemat energi, air, lahan, dan minim limbah Pasal 14 Pulau Jawa percepatan pengembangan  mengembangkan sentra produksi untuk bagian selatan kawasan andalan di Pulau Jawa kegiatan sektor unggulan berbasis mitigasi dan PulauBali bagian selatan serta keterkaitan dan adaptasi bencana serta memperhatikan bagian utara Pulau Jawa bagian selatan keberadaan kawasan lindung; yang dengan Pulau Jawa bagian  mengembangkan prasarana dan sarana berkembang tengah dan Pulau Jawa bagian pendukung kegiatan sektor unggulan; dan dengan utara  meningkatkan aksesibilitas yang memperhatikan menghubungkan antarkawasan andalan di keberadaan Pulau Jawa bagian selatan, serta antara kawasan kawasan andalan di Pulau Jawa bagian lindung dan selatan dan kawasan perkotaan nasional di kawasan rawan Pulau Jawa bagian tengah dan Pulau Jawa bencana bagian utara percepatan pengembangan  mengembangkan sentra produksi untuk kawasan andalan di Pulau Bali kegiatan sektor unggulan berbasis mitigasi bagian utara serta keterkaitan dan adaptasi bencana serta memperhatikan Pulau Bali bagian utara dengan keberadaan kawasan lindung; Pulau Bali bagian selatan  mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan sektor unggulan; dan  meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan kawasan andalan di Pulau Bali bagian utara dengan kawasan perkotaan di Pulau Bali bagian selatan pengembangan sentra produksi  mengembangkan prasarana dan sarana di luar kawasan andalan yang pendukung kegiatan sentra produksi berada di Pulau Jawa bagian  meningkatkan aksesibilitas yang selatan dan Pulau Bali bagian menghubungkan sentra produksi di luar utara kawasan andalan dengan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan kawasan andalan yang berada di Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-12

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Pasal Tujuan Kebijakan Strategi pemertahanan eksistensi 6  mengembangkan prasarana pengamanan (enam) pulau kecil terluar di pantai di Pulau Deli, Pulau Manuk, Pulau Pulau Jawa bagian selatan Nusa Kambangan, Pulau Nusa Barung, sebagai titik-titik garis pangkal Pulau Sekel, dan Pulau Panehan kepulauan Indonesia untuk  membangun dan memelihara mercusuar penegasan wilayah kedaulatan sebagai penanda dan navigasi pelayaran di negara Pulau Deli, Pulau Manuk, Pulau Nusa Kambangan, Pulau Nusa Barung, Pulau Sekel, dan Pulau Panehan  menyediakan dan meningkatkan prasarana dan sarana untuk pemenuhan kebutuhan air baku di Pulau Nusa Kambangan Pasal 15 Jaringan pengembangan dan pemantapan  mengembangkan dan/atau memantapkan transportasi jaringan transportasi yang akses prasarana dan sarana transportasi antarmoda terpadu untuk meningkatkan darat, laut, dan/atau udara yang yangdapat keterkaitan antarwilayah dan menghubungkan antarkawasan perkotaan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional dan memantapkan koridor ekonomi daya saing Pulau Jawa-Bali;  memantapkan akses prasarana dan sarana transportasi darat yang meliputi jaringan jalan, jaringan jalur kereta api, serta jaringan transportasi penyeberangan yang menghubungkan kawasan perkotaan nasional dengan sentra produksi, pelabuhan, dan/atau bandar udara; dan  mengembangkan jaringan transportasi dengan memperhatikan fungsi kawasan pertanian pangan berkelanjutan, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana, dan/atau penerapan prasarana dan sarana yang ramah lingkungan pengembangan jaringan  mengembangkan jaringan transportasi yang transportasi untuk menghubungkan perkotaan nasional dengan meningkatkan aksesibilitas kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk kawasan tertinggal dan pulau-pulau kecil terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil Sumber :Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali

3.1.4 Arahan RTRW Provinsi Jawa Timur 3.1.4.1 Visi dan Misi Penataan Ruang Provinsi Visi Penataan Ruang Provinsi adalah “terwujudnya ruang wilayah Provinsi berbasisagribisnis dan jasa komersial yang berdaya saing global dalam pembangunan berkelanjutan”. Misi penataan ruang adalah mewujudkan: a. keseimbangan pemerataan pembangunan antarwilayahdan pertumbuhan ekonomi;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-13

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG b. pengembangan pusat pertumbuhan wilayah dalam meningkatkan daya saing daerah dalam kancah Asia; c. penyediaan sarana dan prasarana wilayah secara berkeadilan dan berhierarki serta bernilai tambah tinggi; d. pemantapan fungsi lindung dan kelestarian sumber daya alam dan buatan; e. optimasi fungsi budidaya kawasan dalam meningkatkan kemandirian masyarakat dalam persaingan global; f. keterpaduan program pembangunan berbasis agribisnis dan jasa komersial yang didukung seluruh pemangku kepentingan; dan g. kemudahan bagi pengembangan investasi daerah serta peningkatan kerja sama regional.

3.1.4.2 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi A. Pengembangan Wilayah Kebijakan dan strategi pengembangan wilayah meliputi: 1. Pemantapan sistem perkotaan PKN sebagai kawasan metropolitan di Jawa Timur. Strategi :  pengembangan ekonomi wilayah berbasis strategi pemasaran kota;  pemantapan fungsi-fungsi perdagangan jasa berskala nasional dan internasional;  pengembangan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi skala internasional;  peningkatan kemudahan investasi untuk pembangunan infrastruktur metropolitan;  peningkatan aksesibilitas barang, jasa, dan informasi antara kawasan metropolitan danperkotaan lainnya; dan  pengembangan kawasan metropolitan berbasis ekologi. 2. Peningkatan keterkaitan kantong-kantong produksi utama di Jawa Timur dengan pusat pengolahan dan pemasaran sebagai inti pengembangan sistem agropolitan. Strategi :  pemantapan sentra-sentra produksi pertanian unggulan sebagai penunjang agrobisnis dan agroindustri;  pengembangan sarana dan prasarana produksi pertanian ke pusat-pusat pemasaran hingga ke pasar internasional;  pemantapan suprastruktur pengembangan pertanian yang terdiri atas lembaga tani dan lembaga keuangan; dan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-14

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 pengembangan pertanian dan kawasan perdesaan berbasis eco-region.

B. Pengembangan Struktur Wilayah Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang wilayah provinsi, meliputi: 1. Kebijakan dan strategi pengembangan sistem pusat pelayanan, yaitu :  Pembentukan sistem perkotaan Strategi :  penetapan sistem perkotaan secara berhierarki dengan membentuk PKN, PKW, dan PKL;  revitalisasi dan percepatan pembangunan kawasan metropolitan sebagai pusat pertumbuhan utama di Jawa Timur yang didukung oleh pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan pusat-pusat pertumbuhan lokal; dan  pengembangan kawasan perkotaan sesuai dengan fungsi dan perannya.  Pengembangan sistem perdesaan Strategi :  penguatan dan memantapkan hubungan desa-kota melalui pemantapan sistem agropolitan;  pengembangan pusat-pusat pertumbuhan pada kawasan perdesaan sebagai inti kawasan agropolitan;  pengembangan kawasan perdesaan berbasis agropolitan untuk dua atau lebih wilayah kabupaten dilaksanakan oleh Provinsi sebagai kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi; dan  peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur, terutama infrastruktur jalan untuk mendukung sistem agropolitan.  Pembentukan sistem dan fungsi perwilayahan Strategi :  pembentukan WP berdasarkan potensi dan permasalahan;  pembentukan struktur pelayanan dan sistem kegiatan pada setiapWP; dan  pengembangan WP sesuai dengan fungsi dan perannya. 2. Kebijakan dan strategi pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah. Kebijakan pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah meliputi pemantapan penyediaan prasarana wilayahdengan meningkatkan kelengkapan, skala

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-15

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

pelayanan,pemerataan, serta sistem interkonektivitas dan keterpaduan antarjenis prasarana dengan wilayah-wilayah yang dilayani secara efisien pada:  Sistem jaringan transportasi; Strategi :  pemantapan dan pengembangan jaringan transportasi darat, laut, dan udara yang terintegrasi dengan kebijakan pengembangan wilayah;  peningkatan integrasi intermoda dan antarmoda yang didukung dengan sarana dan prasarana; dan  pengembangan sistem jaringan transportasi turut mempertimbangkan kepentingan evakuasi bencana.  Sistem jaringan energi; Strategi :  pengembangan diversifikasi sumber energi baru dan terbarukan, antara lain: energi mikrohidro, energi angin, energi surya, energi air, energi panas bumi, energi gelombang laut, energi biogas,dan energi biomassa;  pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik di kawasan perkotaan dan perdesaan;  peningkatan eksplorasi dan eksploitasi migas dengan teknologi dan metode yang ramah lingkungan; dan  pembukaan peluang investasi sumber energi potensial berupa panas bumi sebagai sumber energi baru yang ramah lingkungan.  Sistem jaringan telekomunikasi dan informatika; Strategi :  pengembangan jaringan primer dengan sistem kabel dan nirkabel; dan  pengembangan sistem prasarana telekomunikasi dan informatika yang efektif dan efisien.  Sistem jaringan sumber daya air Stretegi :  pengembangan pemanfaatan air permukaan yang meliputi sungai, danau, rawa, dan sumber air permukaan lainnya;  perlindungan dan pelestarian sumber air melalui konservasi kawasan lindung;  peningkatan kualitas air dan pengendalian pencemaran air;  pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-16

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 pengembangan sarana pengendali banjir yang didukung kerja sama antara pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;  pengendalian daya rusak air yang dilakukan pada sungai, danau, waduk, dan/atau bendungan, rawa, cekungan air tanah, sistem irigasi yang mencakup pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan; dan  penyediaan informasi sumber daya air yang meliputi informasi kondisi hidrologis, hidrometeorologis, hidrogeologis, kebijakan sumber daya air, prasarana sumber daya air, teknologi sumber daya air, danlingkungan pada sumber daya air dan sekitarnya.  Sistem jaringan prasarana pengelolaan lingkungan. Strategi :  pembangunan dan pemfasilitasankerja samaantardaerah dalam pengelolaan sampah;  pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu antarwilayah yang dikelola secara bersama  pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan limbahB3 yang melayani wilayah provinsi;  pengendalian pencemaran di sekitar tempat pengolahan sampah dan limbahB3; dan  mengkoordinasi pengembangan sistem drainase di kawasan perkotaan. C. Pengembangan Pola Ruang Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang wilayah provinsi meliputi: 1. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung. Kebijakan pengembangan kawasan lindung meliputipemantapan, pelestarian, dan perlindungan kawasan lindung untuk mencapai perlindungan lingkungan sumber daya alam/buatan dan ekosistemnya, meminimalkan risikodan mengurangi kerentanan bencana, mengurangi efekpemanasan global yang berprinsip partispasi, menghargai kearifan lokal, serta menunjang pariwisata, penelitian, dan edukasi pada:  Kawasan hutan lindung Strategi :  pengembangan sistem tata batas (deliniasi) persebaran hutan lindung di seluruh wilayah Jawa Timur sehingga jelas batasan antara kawasan hutan lindung dan sekitarnya untuk meminimalkan potensi perusakan oleh masyarakat;  penetapan luas kawasan hutan minimal 30% dari luas daratan dalam setiap DAS dan/atau pulau;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-17

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 pengembangan upaya untuk mempertahankan dan menambah luasan hutan, terutama hutan dengan fungsi lindung;  pemantapan fungsi lindung dengan prinsip pengelolaan berkelanjutan; dan  pengendalian perubahan fungsi kawasan hutan lindung.  Kawasan perlindungan setempat Strategi :  penetapan dan/atau penegasan batas lapangan kawasan perlindungan setempat;  pengamanan kawasan perlindungan setempat dengan prinsip konservasi;  pengendalian kegiatan yang tidak berkaitan dengan perlindungan; dan  peningkatan nilai ekonomis kawasan dengan tetap mempertahankan fungsi lindungnya.  Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya Strategi :  penetapan dan/atau penegasan batas lapangan kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;  pemantapan perlindungan kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;  mempertahankan dan peningkatan kelestarian keanekaragaman hayati yang masih berkembang beserta ekosistemnya;  peningkatan nilai ekonomis kawasan dengan tetap mempertahankan fungsi lindung kawasan; dan  peningkatan keterpaduan pembangunan kawasan konservasi dengan pembangunan wilayah, terutama peningkatan kesejahteraan dan kepedulian masyarakat disekitar kawasan konservasi.  Kawasan rawan bencana alam Strategi :  penetapan kawasan rawan bencana alam;  pengidentifikasian tingkat risiko wilayah pada kawasan rawan bencana alam; dan  pengembangan manajemen pengelolaan pada kawasan rawan bencana alam.  Kawasan lindung geologi Strategi :  menetapkan kawasan lindung geologi;  mengembangkan pengelolaan kawasan cagar alam geologi;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-18

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 mengidentifikasi tingkat risiko wilayah pada kawasan rawan bencana alam geologi; dan  mengembangkan manajemen pengelolaan pada kawasan rawan bencana alam geologi.  Kawasan lindung lainnya. Strategi :  memantapkan perlindungan terumbu karang;  melarang pemakaian alat atau bahan berbahaya untuk mencari ikan;  merehabilitasi terumbu karang yang telah rusak; dan  mengembangkan terumbu karang pada kawasan-kawasan yang potensial. 2. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya. Kebijakan pengembangan kawasan budi daya dilakukan melalui upayapengembangan kawasan budidaya sesuai dengan karakter dan daya dukung yang dimiliki, terutama untuk mendukung pemantapan sistem metropolitan dan sistem agropolitan dalam rangka peningkatan pertumbuhan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat, meliputi:  Kawasan peruntukan hutan produksi Strategi :  mengembangkan kawasan hutan produksi dengan pemanfaatan secara lestari dan partisipatif;  membatasi alih fungsi hutan produksi untuk kegiatan di luar kehutanan; dan  mengawasi pemanfaatan hutan produksi.  Kawasan hutan rakyat. Strategi pengembangan kawasan hutan rakyat dilakukan dengan membangun dan mengembangkan kegiatan hutan rakyat secara partisipatif.  Kawasan peruntukan pertanian Strategi :  pemertahanan luasan sawah beririgasi termasuk lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan mengendalikan secara ketat alih fungsi sawah dan lahan produktif;  peningkatan upaya pengelolaan untuk mengoptimalkan hasil produksipertanian;  pengoptimalan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil produksi pertanian melalui pengembangan agropolitan;  peningkatan pemasaran yang terintegrasi dengan kawasan agropolitan;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-19

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 peningkatan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan untuk pengembangan pertanian;  pengembangan kemitraan antarpemangku kepentingan; dan  pengembangan sarana dan prasarana pendukung kawasan agropolitan.  Kawasan peruntukan perkebunan Strategi :  mengembangkan komoditas unggulan perkebunan di wilayah potensial dan prospektif; dan  mengoptimalkan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil perkebunan melalui pengembangan agropolitan.  Kawasan peruntukan peternakan Strategi :  mengembangkan komoditas unggulan peternakan besar, kecil, serta unggas di wilayah potensial dan prospektif; dan  mengoptimalkan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil peternakan melalui pengembangan agropolitan.  Kawasan peruntukan perikanan Strategi :  meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi perikanan;  membentuk sentra pengolahan hasil perikanan untuk mendukung pengoptimalan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil perikanan melalui pengembangan minapolitan;  menata wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai dengan daya dukung yang dimiliki untuk menjamin keberlangsungan ekosistem pada wilayah tersebut;  pemantapan kawasan tambak garam;  pemertahanan luasan dan sebaran kawasan tambak garam; dan  pengoptimalan produksi garam dan peluang pengembangan serta kerja sama produksi garam dengan investor.  Kawasan peruntukan pertambangan Strategi :  pengidentifikasian potensi kandungan bahan tambang;  peningkatan eksplorasi dan eksploitasi potensi minyak dan gas bumi dengan berwawasan lingkungan; dan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-20

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 pengembangan kawasan pertambanganberdasarkan potensi bahan galian, kondisi geologi, dan geohidrologidengan prinsip kelestarian lingkungan.  Kawasan peruntukan industri Strategi :  pengembangan kawasan peruntukan industri yang memperhatikan keseimbangan antara pertumbuhan wilayah, pemerataan, dan keberlanjutan;  pengidentifikasian potensi pengembangan industri;  pengembangan industri melalui penyediaan ruang dan didukung pengembangan infrastruktur wilayah;  pengembangan industri berteknologi tinggi dan ramah lingkungan di kawasan perkotaan;  pengembangan industri kecil, menengah, dan rumah tangga;  pengembangan perindustrian berdasarkan prinsip keterkaitan antara kegiatan hulu- hilir, klaster, dan sentra;dan  pengembangan sarana dan prasarana pendukung industri.  Kawasan peruntukan pariwisata Strategi :  pengidentifikasian potensi daya tarik wisata alam, budaya, dan hasil buatan manusia;  penetapan potensi daya tarik wisata unggulan;  pembentukan jalur pengembangan wisata yang terintegrasidengan pengembangan infrastruktur wilayah;  pengembangan kegiatan penunjang wisata;  pelestarian tradisi atau kearifan masyarakat lokal; dan  peningkatan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan kepada masyarakat dan/atau perajin lokal untuk pengembangan pariwisata.  Kawasan peruntukan permukiman Strategi :  pengembangan kawasan permukiman perkotaan, terutama pengembangan permukiman yang efisiendan terintegrasi dengan sistem transportasi;  pengembangan kawasan permukiman yang mendukung pengembangan agropolitan di kawasan perdesaan;  pengembangan penyediaan perumahan dengan pola hunian berimbang;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-21

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 pengembangan penyediaan perumahan untuk semua lapisan masyarakat; dan  pengembangan kawasan perumahan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan dengan dukungan sarana dan prasarana permukiman yang memadai.  Kawasan andalan Strategi :  mengakomodasi penetapan kawasan andalan di wilayah ProvinsiJawa Timur sebagai bagian dari pengembangan kawasan andalan nasional; dan  mendukung pengembangan kawasan andalan agar terintegrasi dan operasional.  Peruntukan kawasan budi daya lainnya. Strategi :  penetapan dan/atau penegasan batas lapangan kawasan pertahanan dan keamanan;  penetapan jarak bebas aman kawasan pertahanan dan keamanan dengan guna lahan lainnya, terutama permukiman;  pengendalian pemanfaatan lahan di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan secara ketat;  mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan;  mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan negara;  mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis nasional dengan kawasan budidaya tidak terbangun; dan  turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan negara. 3. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil. Kebijakan pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi:  Peningkatan konservasi ekosistem kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang menjadi fungsi perlindungan, baik perlindungan bagi kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, maupun cagar alam. Strategi :  penetapan zonasi pemanfaatan ruang kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil melalui penetapan batas-batas fungsional sesuai dengan potensi sumber daya dan daya

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-22

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

dukung serta proses ekologis yang berlangsung sebagai satu kesatuan dalam ekosistem pesisir;  pempertahanan dan penjagaan kelestarian ekosistem kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil; dan  pembatasan kegiatan yang mengakibatkan terganggunya ekosistem di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.  Pengoptimalan pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil. Strategi :  pengoptimalan pemanfaatan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai kawasan permukiman, pelabuhan, dan industri;  peningkatan kegiatan kepariwisataan dan penelitian di kawasan pesisir dan pulau- pulau kecil; dan  peningkatan operasionalisasi perwujudan pengembangan kawasan andalan laut melalui pengembangan produk unggulan sektor kelautan dan perikanan. D. Pengembangan Kawasan Strategis Kebijakan pengembangan kawasan strategis provinsi meliputi: 1. Pengembangan kawasan ekonomi potensial yang dapat mempercepat perkembangan wilayah Strategi :  mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomis kawasan;  meningkatkan komoditas unggulan, sarana, dan prasarana pendukung proses produksi;  meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia,baik sebagai tenaga ahli maupun tenaga pendukung;  mempercepatalih teknologi yang lebih efisien dan efektif;  memberikan dukungan kebijakan melalui pemberianinstrumen insentif antara lain berupa keringanan pajak dan pembebasan pajak sementara;  menjalin kerja sama dengan pihak investor, terkait pemberian kredit/modal usaha;  menelusuri potensi kawasan atau subsektor strategis yang dapat dikembangkan dengan penetapan kawasan ekonomi unggulan baru; dan  meningkatkan kerja sama antardaerah untuk mengoptimalkan pertumbuhan daerah perbatasan, baik antarkabupaten/antarkota di Jawa Timur maupun antarkawasan perbatasan provinsi.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-23

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

2. Percepatan perkembangan dan kemajuan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan antar kawasan Strategi :  penelusuran potensi kawasan atau subsektor strategis yang dapat dikembangkan di kawasan tertinggal;  pemasukan subsektor strategis ke kawasan tertinggal sebagai pemacu pertumbuhan wilayah;  penyediaan infrastruktur strategis sebagai pemacu pertumbuhan wilayah;  peningkatan kualitas sumber daya manusia,baik sebagai tenaga ahli maupun tenaga pendukung; dan  pemberian dukungan kebijakan melalui pemberian instrumen insentif. 3. Pemantapan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan wilayah nasional di provinsi. Strategi dilakukan dengan mengakomodasi dan mendukung pengembangan kawasan pertahanan dan keamanan dalam lingkup nasional. 4. Pemantapan dan peningkatan fungsi dan peran kawasan sosial dan budaya Strategi :  pelestarian kawasan sosial dan budaya;  pengendalian perkembangan lahan terbangun di sekitar kawasan;  peningkatan nilai ekonomis kawasan, antara lain pemanfaatan sebagai aset wisata, penelitian, dan pendidikan; dan  pembinaan masyarakat sekitar untuk ikut berperan dalam menjaga peninggalan sejarah. 5. Pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Strategi :  pengoptimalan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomis kawasan, antara lain dengan pengembangan kegiatan penunjang dan/atau kegiatan turunan dari pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi;  peningkatan keterkaitan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi dengan kegiatan penunjang dan/atau turunannya; dan  pencegahan dampak negatif pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi terhadap fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-24

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

6. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, serta melestarikan keunikan bentang alam. Strategi :  pembatasan dan pencegahan pemanfaatan ruang yang berpotensi mengurangi fungsi perlindungan kawasan;  pelarangan alih fungsi pada kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan lindung;  pembatasan pengembangan sarana dan prasarana di dalam dan di sekitar kawasan yang ditetapkan untuk fungsi lindung yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya;  perehabilitasian fungsi lindung yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan lindung;  pengoptimalan pengembangan kawasan denganpeningkatan nilai ekonomis kawasan lindung melalui pemanfaatan untuk daya tarik wisata, pendidikan, dan penelitian berbasis lingkungan hidup, dan/atau pemanfaatan bakau dan terumbu karang sebagai sumber ekonomi perikanan yang berkelanjutan;  peningkatan kerja sama antara Pemerintah Daerah Provinsidan masyarakat setempat;  pengembalian kegiatan yang mendorong pengembangan fungsi lindung;  peningkatan keanekaragaman hayati kawasan lindung; dan  pengendalian kawasan sekitar perlindungan ekosistem dan lingkungan hidup secara ketat. 3.1.4.3 Arahan Penataan Ruang Wilayah Provinsi A. Arahan Pengembangan Struktur Ruang  Sistem perkotaan Provinsi Jawa Timur, meliputi: a. PKN : Kawasan Perkotaan Gresik–Bangkalan–Mojokerto–Surabaya–Sidoarjo– Lamongan (Gerbangkertosusila) dan Malang; b. PKW : Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, dan Pacitan; c. PKWP : Pasuruan dan Batu; d. PKL : Jombang, Ponorogo, Ngawi, Nganjuk, Tulungagung, Lumajang, Sumenep, Magetan, Situbondo, Trenggalek, Bondowoso, Sampang, Kepanjen, Mejayan, Kraksaan, Kanigoro, dan Bangil; dan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-25

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

e. Kawasan perkotaan di wilayah kabupaten yang memiliki potensi sebagai pusat kegiatan bagi beberapa kecamatan dapat diusulkan sebagai PKLP oleh kabupaten masing-masing kepada Pemerintah Daerah Provinsi. Wilayah Pengembangan di Provinsi Jawa Timur terdiri atas 8 (delapan).Wilayah Pengembangan (WP) Provinsi Jawa Timur beserta arahan pengembangannya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.5 Wilayah Pengembangan (WP) Provinsi Jawa Timur beserta Arahan Pengembangannya Wilayah No Kabupaten/Kota Pusat Fungsi Pengembangan 1 Gerbangkertasusila Kota Surabaya, Kabupaten Kota Surabaya Pertanian tanaman pangan, Plus Tuban, Kabupaten Lamongan, perkebunan, hortikultura, kehutanan, Kabupaten Bojonegoro, perikanan, peternakan, pertambangan, Kabupaten Gresik, Kabupaten perdagangan, jasa, pendidikan, Sidoarjo, Kabupaten kesehatan, pariwisata, transportasi, Mojokerto, Kota Mojokerto, dan industri Kabupaten Jombang, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep 2 Malang Raya Kota Malang, Kota Batu, dan Kota Malang Pertanian tanaman pangan, Kabupaten Malang perkebunan, hortikultura, kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata, dan industri 3 Madiun dan Kota Madiun, Kabupaten Kota Madiun Pertanian tanaman pangan, Sekitarnya Madiun, Kabupaten Ponorogo, perkebunan, hortikultura, kehutanan, Kabupaten Magetan, peternakan, pertambangan, Kabupaten Pacitan, dan pariwisata, pendidikan, kesehatan, Kabupaten Ngawi dan industri 4 Kediri dan Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Kota Kediri Pertanian tanaman pangan, Sekitarnya Kabupaten Nganjuk, hortikultura, perkebunan, kehutanan, Kabupaten Trenggalek, dan peternakan, pertambangan, Kabupaten Tulungagung pendidikan, kesehatan, pariwisata, perikanan, dan industri 5 Probolinggo– Kota Probolinggo, Kabupaten Kota Pertanian tanaman pangan, Lumajang Probolinggo, dan Kabupaten Probolinggo hortikultura, perkebunan, kehutanan, Lumajang peternakan, perikanan, pertambangan, pariwisata, pendidikan, dan kesehatan 6 Blitar Kota Blitar dan Kabupaten Kota Blitar Pertanian tanaman pangan, Blitar hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan, pendidikan, kesehatan dan pariwisata 7 Jember dan Kabupaten Jember, Kabupaten Perkotaan Pertanian tanaman pangan, Sekitarnya Bondowoso dan Kabupaten Jember hortikultura, perkebunan, peternakan, Situbondo kehutanan, perikanan, pertambangan, pendidikan, kesehatan, dan pariwisata 8 Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi Perkotaan Pertanian tanaman pangan, Banyuwangi hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan,

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-26

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Wilayah No Kabupaten/Kota Pusat Fungsi Pengembangan industri, pendidikan, kesehatan, dan pariwisata Sumber : Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 TAHUN 2012Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun 2011-2031 B. Arahan Pengembangan Infrastruktur Bidang Cipta Karya  Sistem jaringan sumber daya air meliputi: a. jaringan sumber daya air untuk mendukung air baku pertanian; b. jaringan sumber daya air untuk kebutuhan air baku industri dan kebutuhan lain yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; c. jaringan sumber daya air untuk kebutuhan air minum; dan d. pengelolaan sumber daya air untuk pengendalian daya rusak air di wilayah provinsi serta mendukung pengelolaan sumber daya air lintas provinsi. Rencana pengembangan jaringan irigasi dalam rangka mendukung air baku pertanian dilaksanakan dengan memperhatikan rencana pengembangan air baku pada wilayah sungai yang bersangkutan, yaitu: a. Wilayah Sungai Bengawan Solo meliputi: 1. Waduk Kedung Bendo di Kabupaten Pacitan; 2. Telaga Ngebel Dam, Waduk Bendo, Waduk Slahung, dan Bendungan Badegan di Kabupaten Ponorogo; 3. Bendung Gerak Bojonegoro, Waduk Nglambangan, Waduk Kedung Tete, Waduk Pejok, Waduk Kerjo, Waduk Gonseng, Waduk Mundu, Waduk Belung, dan Bendungan Belah di Kabupaten Bojonegoro; 4. Bendung Gerak Karangnongko, Waduk Kedung Bendo, Waduk Sonde, Waduk Pakulon, Waduk Alastuwo, dan Bendungan Genen di Kabupaten Ngawi; 5. Waduk Kresek dan Waduk Tugu di Kabupaten Madiun; 6. Waduk Tawun dan Waduk Ngampon di Kabupaten Tuban; 7. Bendung Gerak Sembayat, Waduk Gondang, dan Waduk Cawak di Kabupaten Lamongan; dan 8. Waduk Gonggang di Kabupaten Magetan;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-27

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

b. Wilayah Sungai Brantas meliputi: 1. Bendungan Genteng I, Bendungan Lesti III, Bendungan Kepanjen, Bendungan Lumbangsari, Bendungan Kesamben, Bendungan Kunto II, dan Karangkates III, IV di Kabupaten Malang; 2. Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek; 3. Bendungan Beng dan Bendungan Kedungwarok di Kabupaten Jombang; 4. Bendungan Ketandan, Bendungan Semantok, dan Bendungan Kuncir di Kabupaten Nganjuk; 5. Bendungan Babadan di Kabupaten Kediri; dan 6. Bendungan Wonorejo di Kabupaten Tulungagung; c. Wilayah Sungai Welang Rejoso meliputi: 1. Bendung Licin di Kabupaten Pasuruan; dan 2. Waduk Suko, Waduk Kuripan, dan Embung Boto di Kabupaten Probolinggo; d. Wilayah Sungai Pekalen Sampean meliputi: 1. Waduk Taman, Embung Pace, Embung Gubri, Embung Klabang, Waduk Tegalampel, Waduk Karanganyar, Waduk Sukokerto, Waduk Botolinggo, Embung Blimbing, dan Embung Krasak di Kabupaten Bondowoso; dan 2. Embung Banyuputih, Embung Tunjang, Embung Wringinanom, dan Embung Nogosromo di Kabupaten Situbondo; e. Wilayah Sungai Baru Bajulmati meliputi Embung Singolatri, Waduk Kedawang, Waduk Bajulmati, Embung Bomo, dan Embung Sumber Mangaran di Kabupaten Banyuwangi; f. Wilayah Sungai Bondoyudo Bedadung, yaitu Waduk Antrogan di Kabupaten Jember; g. Wilayah Sungai Kepulauan Madura meliputi: 1. Waduk Nipah di Kabupaten Sampang; 2. Waduk Blega di Kabupaten Bangkalan; 3. Waduk Samiran di Kabupaten Pamekasan; dan 4. Waduk Tambak Agung di Kabupaten Sumenep. Selain rencana pengembangan jaringan irigasi, juga terdapat rencana pengembangan sistem irigasi teknis yang meliputi:

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-28

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

a. DAS Kondang Merak di Kabupaten Malang; b. DAS Ringin Bandulan di Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung; dan c. DAS Tengah di Kabupaten Situbondo. Rencana pengembangan jaringan air baku untuk air minum regional meliputi : a. Sistem Penyediaan Air Minum Regional Pantura; b. Sistem Penyediaan Air Minum Regional Lintas Tengah; c. Sistem Penyediaan Air Minum Regional Malang Raya; dan d. Sistem Penyediaan Air Minum Regional Umbulan. Selain rencana pengembangan air baku,, terdapat rencana pengembangan WS, yaitu: a. WS Strategis Nasional yaitu WS Brantas; b. WS Lintas Provinsi yaitu WS Bengawan Solo; dan c. WS Lintas Kabupaten/Kota dalam provinsi yang meliputi: 1. WS Welang–Rejoso; 2. WS Pekalen–Sampean; 3. WS Baru–Bajulmati; 4. WS Bondoyudo–Bedadung; dan 5. WS Kepulauan Madura.  Sistem Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan : Rencana pengembangan sistem prasarana pengelolaan lingkungan berupa: a. Kawasan pengelolaan sampah dan limbah terpadu yang disebut sebagai Kawasan Daur Ulang Ramah Lingkungan; dan b. Sistem drainase perkotaan. Rencana pengembangan TPA regional meliputi: a. Kabupaten Gresik yang melayani Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik; b. Malang Raya yang melayani Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang; c. Mojokerto yang melayani Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto; d. Madiun yang melayani Kota Madiun dan Kabupaten Madiun; e. Kediri yang melayani Kota Kediri dan Kabupaten Kediri; f. Blitar yang melayani Kota Blitar dan Kabupaten Blitar; g. Pasuruan yang melayani Kota Pasuruan dan Kabupaten Pasuruan; dan h. Probolinggo yang melayani Kota Probolinggo dan Kabupaten Probolinggo.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-29

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

C. Arahan Pengembangan Pola Ruang 1. Kawasan Lindung Rencana kawasan lindung Provinsi Jawa Timur terdiri atas: a) Kawasan hutan lindung; Kawasan hutan lindung ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 344.742 Ha meliputi :  Kabupaten Bangkalan;  Kabupaten Nganjuk;  Kabupaten Banyuwangi;  Kabupaten Ngawi;  Kabupaten Blitar;  Kabupaten Pacitan;  Kabupaten Bojonegoro;  Kabupaten Pamekasan;  Kabupaten Bondowoso;  Kabupaten Pasuruan;  Kabupaten Jember;  Kabupaten Ponorogo;  Kabupaten Jombang;  Kabupaten Probolinggo;  Kabupaten Kediri;  Kabupaten Situbondo;  Kabupaten Lamongan;  Kabupaten Sumenep;  Kabupaten Lumajang;  Kabupaten Trenggalek;  Kabupaten Madiun;  Kabupaten Tuban;  Kabupaten Magetan;  Kabupaten Tulungagung;  Kabupaten Malang;  Kota Batu; dan  Kabupaten Mojokerto;  Kota Kediri. Arahan pengelolaan kawasan hutan lindung meliputi:  Pengawasan dan pemantauan untuk pelestarian kawasan konservasi dan kawasan hutan lindung;  Mempertahankan luasan kawasan hutan lindung;  Pelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistemnya;  Pengembangan kerja sama antarwilayah dalam pengelolaan kawasan lindung;  Percepatan rehabilitasi hutan dan lahan yang termasuk kriteria kawasan lindung dengan melakukan penanaman pohon lindung yang dapat digunakan sebagai perlindungan kawasan bawahannya yang dapat dimanfaatkan hasil hutan nonkayunya;  Pemanfaatan jalur wisata alam jelajah/pendakian untuk menanamkan rasa memiliki terhadap alam; dan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-30

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Pemanfaatan kawasan lindung untuk sarana pendidikan penelitian dan pengembangan kecintaan terhadap alam. b) Kawasan perlindungan setempat; Kawasan perlindungan setempat meliputi:  Sempadan pantai, meliputi :  Wilayah pesisir kepulauan Jawa Timur;  Sempadan pantai utara Jawa Timur;  Sempadan pantai timur Jawa Timur; dan  Sempadan pantai selatan Jawa Timur. Arahan pengelolaan kawasan sempadan pantai meliputi:  Perlindungan kawasan sempadan pantai 100 meter dari pasang tertinggi dan dilarang melakukan alih fungsi lindung yang menyebabkan kerusakan kualitas pantai;  Perlindungan sempadan pantai dan sebagian kawasan pantai yang merupakan pesisir terdapat ekosistem bakau, terumbu karang, padang lamun, dan estuaria dari kerusakan;  Pengaturan reorientasi pembangunan di kawasan permukiman, baik di kawasan perdesaan maupun perkotaan dengan menjadikan pantai dan laut sebagai bagian dari latar depan;  Penanaman bakau di kawasan yang potensial untuk menambah luasan area bakau;  Pemanfaatan kawasan sepanjang pantai di dalam kawasan lindung disesuaikan dengan rencana tata ruang kawasan pesisir;  Penyediaan sistem peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya bencana;  Pemantapan fungsi lindung di daratan untuk menunjang kelestarian kawasan lindung pantai;  Mengarahkan lokasi bangunan di luar sempadan pantai, kecuali bangunan yang harus ada di sempadan pantai; dan  Penetapan kawasan lindung sepanjang pantai yang memiliki nilai ekologis sebagai daya tarik wisata dan penelitian.  Sempadan sungai, meliputi : Sempadan sungai terletak di sepanjang aliran sungai di Jawa Timur.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-31

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Arahan pengelolaan kawasan sempadan sungai meliputi:  Pembatasan dan pelarangan pengadaan alih fungsi lindung yang menyebabkan kerusakan kualitas sungai;  Pembatasan dan pelarangan penggunaan lahan secara langsung untuk bangunan sepanjang sempadan sungai yang tidak memiliki kaitan dengan pelestarian atau pengelolaan sungai;  Reorientasi pembangunan dengan menjadikan sungai sebagai bagian dari latar depan pada kawasan permukiman perdesaan dan perkotaan; dan  Penetapan wilayah sungai sebagai salah satu bagian dari wisata perairan dan transportasi sesuai dengan karakter masing-masing.  Kawasan sekitar danau atau waduk, meliputi : Kawasan terletak di sekitar danau atau waduk di Jawa Timur Arahan pengelolaan kawasan sekitar danau atau waduk meliputi :  Perlindungan sekitar danau atau waduk dari kegiatan yang menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas sumber air;  Pelestarian waduk beserta seluruh tangkapan air di atasnya;  Pengembangan kegiatan pariwisata dan/atau kegiatan budi daya lainnya di sekitar lokasi danau atau waduk diizinkan membangun selama tidak mengurangi kualitas tata air; dan  Pengembangan tanaman perdu, tanaman tegakan tinggi, dan penutup tanah untuk melindungi pencemaran dan erosi terhadap air.  Kawasan sekitar mata air Kawasan sekitar mata air yang terletak di seluruh kawasan sekitar mata air di Jawa Timur. Arahan pengelolaan kawasan sekitar mata air meliputi:  Penetapan perlindungan pada sekitar mata air minimum berjari-jari 200 meter dari sumber mata air jika di luar kawasan permukiman dan 100 meter jika di dalam kawasan permukiman;  Perlindungan sekitar mata air untuk kegiatan yang menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas sumber air;  Pembuatan sistem saluran bila sumber dimanfaatkan untuk air minum atau irigasi;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-32

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Pengembangan tanaman perdu, tanaman tegakan tinggi, dan penutup tanah untuk melindungi pencemaran dan erosi terhadap air;  Pembatasan penggunaan lahan secara langsung untuk bangunan yang tidak berhubungan dengan konservasi mata air; dan  Perlindungan sekitar mata air yang terletak pada kawasan lindung tidak dilakukan secara khusus sebab kawasan lindung tersebut sekaligus berfungsi sebagai pelindung terhadap lingkungan dan air.  Kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal. Kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e meliputi :  Kawasan permukiman budaya suku Samin di Kabupaten Bojonegoro;  Kawasan permukiman budaya suku Tengger di Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Lumajang;  Kawasan permukiman budaya suku Osing di Kabupaten Banyuwangi; dan  Kawasan permukiman budaya di Gunung Kawi. Arahan pengelolaan kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal meliputi:  Pelestarian kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal yang masih terdapat di berbagai wilayah kabupaten/kota;  Pembatasan dan pelarangan perubahan keaslian kawasan dengan pemodernan ke bentuk lain; dan  Perlindungan terhadap kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal ditetapkan dalam peraturan yang terdapat pada rencana tata ruang kabupaten/kota. c) Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya; Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya meliputi :  Suaka margasatwa Suaka margasatwa ditetapkan seluas kurang lebih 18.009 ha yang merupakan kawasan lindung nasional meliputi :  Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang terletak di Kecamatan Krucil, Sumber Malang, Panti, dan Sukorambi, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Jember ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 14.177 ha.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-33

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Suaka Margasatwa Pulau Bawean terletak di Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik ditetapkan dengan luas sekurang- kurangnya 3.832 ha. Arahan pengelolaan kawasan suaka margasatwa meliputi :  Pelestarian ekosistem yang masih berkembang;  Pemerketatan patroli untuk menghindari adanya penebangan pohon liar serta membatasi merambahnya kawasan budi daya ke kawasan lindung; dan  Penerapan kerja sama antarwilayah dalam pengelolaan kawasan tersebut, terutama dalam melakukan pengawasan terhadap ancaman berkurangnya lahan kawasan lindung.  Cagar alam Cagar alam ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 10.958 ha terdiri atas :  Besowo Gadungan di Kabupaten Kediri dengan luas sekurang-kurangnya 7 ha;  Cagar Alam Ceding di Kabupaten Bondowoso dengan luas sekurang- kurangnya 2 ha;  Cagar Alam Sungai Kolbu Iyang Plateu di Kabupaten Bondowoso dengan luas sekurang-kurangnya 19 ha;  Cagar Alam Watangan Puger I di Kabupaten Jember dengan luas sekurang- kurangnya 2 ha;  Curah Manis I–VIII di Kabupaten Jember dengan luas sekurang-kurangnya 17 ha;  Gunung Abang di Kabupaten Pasuruan dengan luas sekurang-kurangnya 50 ha;  Gunung Picis di Kabupaten Ponorogo dengan luas sekurang-kurangnya 28 ha;  Gunung Sigogor di Kabupaten Ponorogo dengan luas sekurang-kurangnya 190,50 ha;  Guwo Lowo/Nglirip di Kabupaten Tuban dengan luas sekurang-kurangnya 3 ha;  Kawah Ijen Merapi Unggup-Unggup di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi dengan luas sekurang-kurangnya 2.468 ha;  Manggis Gadungan di Kabupaten Kediri dengan luas sekurang-kurangnya 12 ha;  Nusa Barong di Kabupaten Jember dengan luas sekurang-kurangnya 6.100 ha;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-34

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Pancuran Ijen I dan II di Kabupaten Bondowoso dengan luas sekurang- kurangnya 9 ha;  Pulau Bawean di Kabupaten Gresik dengan luas sekurang-kurangnya 725 ha;  Pulau Noko dan Pulau Nusa di Kabupaten Gresik dengan luas sekurang- kurangnya 15 ha;  Pulau Saobi di Kepulauan Kangean Kabupaten Sumenep dengan luas sekurang-kurangnya 430 ha;  Pulau Sempu di Kabupaten Malang dengan luas sekurang-kurangnya 877 ha; dan  Janggangan Rogojampi I/II di Kabupaten Banyuwangi dengan luas sekurang- kurangnya lebih 7,50 ha. Arahan pengelolaan kawasan cagar alam meliputi:  Rehabilitasi tanah rusak/kawasan kritis terutama pada kelerengan 40%;  Pengelolaan cagar alam;  Peningkatan fungsi lindung cagar alam; dan  Pengembangan kegiatan secara lebih spesifik berdasarkan karakteristik kawasan dengan mengedepankan fungsi lindung kawasan.  Kawasan pantai berhutan bakau Kawasan pantai berhutan tersebar di sepanjang pantai utara, pantai timur, dan pantai selatan Jawa Timur serta wilayah pesisir kepulauan. Arahan pengelolaan kawasan pantai berhutan bakau meliputi :  Pengelolaan kawasan pantai berhutan bakau yang dilakukan melalui penanaman tanaman bakau dan nipah di pantai; dan  Pengembangan pariwisata berwawasan edukasi tanpa mengubah rona alam di kawasan pantai berhutan bakau.  Taman nasional Taman Nasional ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 180.202 ha yang terdiri atas:  Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dengan luas sekurang-kurangnya 50.276 ha;  Taman Nasional Baluran dengan luas sekurang-kurangnya 25.000 ha;  Taman Nasional Meru Betiri dengan luas sekurang-kurangnya 58.000 ha;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-35

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Taman Nasional Alas Purwo dengan luas sekurang-kurangnya 43.420 ha; dan  Taman Nasional Perairan Baluran dengan luas sekurang-kurangnya 3.506 ha. Arahan pengelolaan Taman Nasional meliputi:  Pengembalian fungsi konservasi pada kawasan taman nasional; dan  Pengembangan kegiatan secara lebih spesifik berdasarkan karakteristik kawasan dengan mengedepankan fungsi lindung kawasan.  Taman hutan raya Taman Hutan Raya (Tahura) yaitu Tahura R. Soeryo ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 27.868,30 ha, terletak di Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Jombang, dan Kota Batu. Arahan pengelolaan Tahura meliputi:  Pelestarian alam, yaitu flora, fauna, dan ekosistemnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;  Pengelolaan tahura partisipatif dengan masyarakat desa penyangga;  Reboisasi dengan melakukan penanaman pohon endemik/konservatif yang dapat digunakan sebagai perlindungan; dan  Pemanfaatan jalur wisata alam jelajah/pendakian untuk menanamkan rasa memiliki terhadap alam.  Taman wisata alam Taman Wisata Alam ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 298 ha yang terdiri atas :  Taman Wisata Alam Tretes di Kabupaten Pasuruan dengan luas sekurang- kurangnya 10 ha;  Taman Wisata Gunung Baung di Kabupaten Pasuruan dengan luas sekurang- kurangnya 195 ha; dan  Taman Wisata Alam Ijen Merapi Unggup-Unggup di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi dengan luas sekurang-kurangnya 92 ha. Arahan pengelolaan Taman Wisata Alam meliputi:  Pemerketatan/pengendalian izin mendirikan bangunan pada lokasi yang telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi atau sesuai kriteria kawasan lindung;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-36

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Pengembalian fungsi lindung pada wilayah yang telah dibuka dengan reboisasi sesuai dengan jenis tumbuhan dengan tegakan yang dapat memberikan fungsi lindung; dan  Pengembangan kegiatan pariwisata alam.  Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan terdiri atas:  Lingkungan nonbangunan;  Lingkungan bangunan non-gedung;  Lingkungan bangunan gedung dan halamannya; dan  Kebun raya. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan berupa lingkungan non bangunan terdiri atas:  Monumen keganasan PKI di Kabupaten Madiun;  Monumen Trisula di Kabupaten Blitar;  Petilasan Gunung Kawi di Kabupaten Malang;  Petilasan Sri Aji Joyoboyo di Kabupaten Kediri; dan  Situs Purbakala Trinil di Kabupaten Ngawi. Arahan pengelolaan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan berupa lingkungan nonbangunan meliputi:  Pelestarian kawasan sekitar dan pemberian gambaran berupa relief atau sejarah yang menerangkan objek/situs tersebut  Pembinaan masyarakat sekitar dan ikut berperan dalam menjaga peninggalan sejarah;  Pemanfaatan kawasan tersebut sebagai obyjek wisata sejarah; dan  Pelestarian budaya sekitar. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan berupa lingkungan bangunan non- gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:  Arca Totok Kerot di Kabupaten Kediri;  Candi Cungkup, Makam Gayatri, dan Candi Dadi di Kabupaten Tulungagung;  Candi Jawi di Kabupaten Pasuruan;  Candi Jolotundo di Kabupaten Mojokerto;  Candi dan Candi Simping di Kabupaten Blitar;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-37

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Candi Singosari, Candi Jago, Candi Kidal, dan Candi Badut di Kabupaten Malang;  Kawasan di Kabupaten Mojokerto;  Kompleks Makam K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Wachid Hasyim, Gus Dur, dan Sayyid Sulaiman di Kabupaten Jombang;  Makam Asta Tinggi di KabupatenSumenep;  Makam Batoro Katong di Kabupaten Ponorogo;  Makam Batu Ampar di Kabupaten Pameksan;  Makam Maulana Malik Ibrahim, Makam Sunan Giri (Giri Kedaton), Makam Fatimah Binti Maimun, Makam Kanjeng Sepuh, dan Kawasan Gunung Surowiti di Kabupaten Gresik;  Makam Sunan Bonang di Kabupaten Tuban;  Makam Sunan Drajat di Kabupaten Lamongan;  Makam Syaikona Kholil dan Pesarean Aer Mata Ebu di Kabupaten Bangkalan;  Recolanang di Kabupaten Mojokerto;  Situs Sarchopagus dan Megalith di Kabupaten Bondowoso; dan  Makam Sunan Ampel dan Mbah Bungkul di Kota Surabaya. Arahan pengelolaan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan berupa lingkungan bangunan non-gedung meliputi:  Peningkatan pelestarian situs, candi, dan artefak lain yang merupakan peninggalan sejarah;  Pengembangan pencarian situs bersejarah, terutama di kawasan Jolotundo, Trowulan di Kabupaten Mojokerto serta di wilayah lainnya;  Pendirian museum purbakala sebagai sarana penelitian dan pendidikan bagi masyarakat; dan  Pengembangan kawasan sebagai objek daya tarik wisata sejarah. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan berupa lingkungan bangunan gedung dan halamannya terdiri atas :  Benteng Pendem Van den Bosch di Kabupaten Ngawi;  Pelestarian bangunan pabrik gula di Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Malang;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-38

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Makam Proklamator, Museum Bung Karno, Istana Gebang, Petilasan Aryo Blitar, dan Monumen PETA (Soeprijadi) di Kota Blitar; dan  Bangunan bersejarah dan cagar budaya di Kota Surabaya. Arahan pengelolaan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan berupa lingkungan bangunan gedung dan halamannya meliputi:  Pelestarian bangunan kuno;  Penjagaan keaslian bangunan;  Pemfungsian bangunan tersebut sehingga dapat terkontrol dan terawat kelestariannya; dan  Pelindungan bangunan peninggalan sejarah. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan berupa kebun raya d, yaitu Kebun Raya Purwodadi di Kabupaten Pasuruan seluas kurang lebih 85 ha. d) Kawasan rawan bencana alam; Kawasan rawan bencana alam meliputi :  Kawasan rawan tanah longsor, yang tersebar di beberapa wilayah sebagai berikut :  Kabupaten Banyuwangi;  Kabupaten Ngawi;  Kabupaten Blitar;  Kabupaten Pacitan;  Kabupaten Bojonegoro;  Kabupaten Pasuruan;  Kabupaten Bondowoso;  Kabupaten Ponorogo;  Kabupaten Jember;  Kabupaten Probolinggo;  Kabupaten Kediri;  Kabupaten Situbondo;  Kabupaten Lumajang;  Kabupaten Trenggalek;  Kabupaten Madiun;  Kabupaten Tuban;  Kabupaten Magetan;  Kabupaten Tulungagung;  Kabupaten Malang; dan  Kabupaten Nganjuk;  Kota Batu. Adapun arahan pengelolaan kawasan rawan tanah longsor dapat dilakukan melalui penataan ruang dan rekayasa teknologi. Arahan pengelolaan kawasan rawan tanah longsor melalui penataan ruang meliputi:  Pengidentifikasian lokasi rawan longsor;  Pengarahan pembangunan pada tanah yang stabil;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-39

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Pemanfaatan wilayah rentan longsor tinggi sebagai ruang terbuka hijau;  Pengendalian daerah rawan bencana untuk pembangunan permukiman dan fasilitas utama lainnya; dan  Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanamnya tepat. Arahan pengelolaan kawasan rawan tanah longsor melalui rekayasa teknologi meliputi :  Perbaikan drainase tanah;  Pembangunan berbagai pekerjaan struktur;  Pembangunan terasering dengan sistem drainase yang tepat;  Pembuatan tanggul penahan, khusus untuk runtuhan batu; dan  Peningkatan dan pemeliharaan drainase, baik air permukaan maupun air tanah.  Kawasan rawan gelombang pasang Kawasan rawan gelombang pasang ditetapkan pada kawasan pesisir sepanjang pantai adalah kawasan yang berbatasan dengan Laut Jawa, Selat Bali, Selat Madura, Samudera Hindia, atau dengan kawasan kepulauan. Arahan pengelolaan kawasan rawan gelombang pasang meliputi:  Reklamasi pantai  Pembangunan pemecah ombak  Penataan bangunan di sekitar pantai;  Pengembangan kawasan hutan bakau; dan  Pembangunan tembok penahan ombak  Kawasan rawan banjir Kawasan rawan banjir meliputi :  Kabupaten Bangkalan;  Kabupaten Kediri;  Kabupaten Banyuwangi;  Kabupaten Lamongan;  Kabupaten Blitar;  Kabupaten Lumajang;  Kabupaten Bojonegoro;  Kabupaten Madiun  Kabupaten Bondowoso;  Kabupaten Magetan;  Kabupaten Gresik;  Kabupaten Malang;  Kabupaten Jember;  Kabupaten Mojokerto;  Kabupaten Jombang;  Kabupaten Nganjuk;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-40

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Kabupaten Ngawi;  Kabupaten Situbondo;  Kabupaten Pacitan;  Kabupaten Trenggalek;  Kabupaten Pasuruan;  Kabupaten Tuban;  Kabupaten Ponorogo;  Kabupaten Tulungagung;  Kabupaten Probolinggo;  Kota Malang;  Kabupaten Sampang;  Kota Pasuruan; dan  Kabupaten Sumenep;  Kota Surabaya.  Kabupaten Sidoarjo; Adapun arahan pengelolaan kawasan rawan banjir dapat dilakukan melalui penataan ruang dan mitigasi struktural. Arahan pengelolaan kawasan rawan banjir melalui penataan ruang meliputi :  Identifikasi wilayah rawan banjir;  Pengarahan pembangunan untuk menghindari daerah rawan banjir yang dilanjutkan dengan kontrol penggunaan lahan;  Revitalisasi fungsi resapan tanah;  Pembangunan sistem dan jalur evakuasi yang dilengkapi sarana dan prasarana;  Penyuluhan kepada masyarakat mengenai mitigasi dan respon terhadap kejadian bencana banjir; dan  Peningkatan koordinasi antarpemangku kepentingan. Arahan pengelolaan kawasan rawan bencana banjir dengan upaya mitigasi struktural meliputi:  Pembangunan tembok penahan dan tanggul di sepanjang sungai serta tembok laut sepanjang pantai yang rawan badai atau tsunami;  Pengaturan kecepatan aliran dan debit air permukaan dari daerah hulu sangat membantu mengurangi terjadinya bencana banjir; dan  Pengerukan sungai dan pembuatan sudetan sungai, baik saluran terbuka maupun tertutup atau terowongan.

 Kawasan rawan bencana kebakaran hutan Kawasan rawan bencana kebakaran hutan di Jawa Timur meliputi :  Kawasan di Gunung Arjuno;  Kawasan di Gunung Kawi;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-41

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Kawasan di Gunung Welirang;  Kawasan di Gunung Kelud; dan  Kawasan Tahura R. Soeryo Arahan pengelolaan kawasan rawan bencana kebakaran hutan meliputi :  Pelaksanaan kampanye dan sosialisasi kebijakan pengendalian kebakaran lahan dan hutan;  Peningkatan penegakan hukum;  Pembentukan pasukan pemadaman kebakaran, khususnya untuk penanggulangan kebakaran secara dini;  Pengembangan sumber air untuk pemadaman api;  Pembuatan sekat bakar, terutama antara lahan, perkebunan, pertanian, dan hutan;  Pencegahan pembukaan lahan dengan cara pembakaran;  Pencegahan penanaman tanaman sejenis untuk daerah yang luas;  Pengawasan pembakaran lahan untuk pembukaan lahan secara ketat;  Penanaman kembali daerah yang telah terbakar dengan tanaman yang heterogen;  Partisipasi aktif dalam pemadaman awal kebakaran di daerahnya;  Pengembangan teknologi pembukaan lahan tanpa membakar; dan  Pembentukan kesatuan persepsi dalam pengendalian kebakaran lahan dan hutan.  Kawasan rawan angin kencang dan puting beliung. Kawasan rawan bencana angin kencang dan puting beliung meliputi seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur. Arahan pengelolaan kawasan rawan bencana angin kencang dan puting beliung meliputi:  Pengembangan tanaman tahunan tegakan tinggi yang rapat di sekitar permukiman;  Penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan beban angin; dan  Pengembangan struktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu bertahan terhadap gaya angin. e) Kawasan lindung geologi; dan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-42

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Kawasan lindung geologi meliputi:  Kawasan cagar alam geologi Kawasan cagar alam geologi terdiri atas :  Kawasan keunikan bentang alam;  Kawasan keunikan batuan dan fosil; dan  Kawasan keunikan proses geologi Kawasan keunikan bentang alam, berupa kawasan karst lindung meliputi :  Kabupaten Bangkalan;  Kabupaten Ponorogo;  Kabupaten Blitar;  Kabupaten Sampang;  Kabupaten Lamongan;  Kabupaten Sumenep;  Kabupaten Malang  Kabupaten Trenggalek;  Kabupaten Pacitan;  Kabupaten Tuban; dan  Kabupaten Pamekasan;  Kabupaten Tulungagung. Arahan pengelolaan kawasan karst lindung meliputi :  Penetapan lahan sebagai kawasan konservasi dan tidak diizinkan untuk alih fungsi lahan serta mutlak tidak boleh dieksploitasi;  Percepatan reboisasi lahan yang rusak agar sifat peresapannya masih tetap berfungsi; dan  Peningkatan pengawasan dan pengendalian untuk menjaga agar fungsi kawasan karst lindung tidak berubah. Kawasan keunikan batuan dan fosil meliputi :  Situs geologi–arkeologi (geoarkeologi) Trowulan di Kabupaten Mojokerto;  Pantai Watu Ulo di Kabupaten Jember;  Kabuh di Kabupaten Jombang;  Situs geologi–arkeologi (geoarkeologi) Perning di Kabupaten Mojokerto;  Situs geologi–arkeologi (geoarkeologi) Wringanom di Kabupaten Gresik;  Situs geologi–arkeologi (geoarkeologi) Trinil di Kabupaten Ngawi;  Formasi kujung Kecamatan Panceng di Kabupaten Gresik;  Pantai Popoh di Kabupaten Tulungagung;  Teluk Grajagan di Kabupaten Banyuwangi;  Desa Trinil di Kabupaten Mojokerto, lokasi penemuan pertama fosil manusia homo erectus;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-43

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Sepanjang Bengawan Solo di sekitar Ngandong, lokasi penemuan homo ngandongensis; dan  Kedungbrubus di timur laut Ngawi, lokasi penemuan fosil vertebrata. Arahan pengelolaan kawasan keunikan batuan dan fosil meliputi:  Penetapan kawasan sebagai kawasan konservasi dan tidak diizinkan untuk melakukan kegiatan pertambangan dan membangun bendungan di atasnya;  Pembuatan papan nama yang menunjukkan pentingnya kawasan tersebut; dan  Pembuatan papan narasi geologi di kawasan-kawasan tersebut dan brosur sebagai media sosialisasi ke masyarakat dan pelajar/mahasiswa. Kawasan keunikan proses geologi meliputi:  Mud Vulcano desa Katol Barat kecamatan Geger di Kabupaten Bangkalan, Gununganyar di Kota Surabaya, dan Kalanganyar di Kabupaten Sidoarjo; dan  Semburan Lumpur Sidoarjo di Kabupaten Sidoarjo. Arahan pengelolaan kawasan keunikan proses geologi meliputi :  Penetapan kawasan sebagai kawasan konservasi dan tidak diizinkan untuk melakukan kegiatan pertambangan dan membangun bendungan di atasnya;  Pembuatan papan nama yang menunjukkan pentingnya kawasan tersebut; dan  Pembuatan papan narasi geologi di kawasan-kawasan tersebut dan brosur sebagai media sosialisasi ke masyarakat dan pelajar/mahasiswa.  Kawasan rawan bencana alam geologi Kawasan rawan bencana alam geologi meliputi :  Kawasan rawan letusan gunung api;  Kawasan rawan gempa bumi  Kawasan rawan tsunami; dan  Kawasan rawan luapan lumpur. Kawasan rawan letusan gunung api meliputi:  Kawasan sekitar Gunung Ijen;  Kawasan sekitar Gunung Semeru;  Kawasan sekitar Gunung Bromo;  Kawasan sekitar Gunung Lamongan;  Kawasan sekitar Gunung Arjuno-Welirang;  Kawasan sekitar Gunung Kelud; dan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-44

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Kawasan sekitar Gunung Raung. Arahan pengelolaan kawasan rawan letusan gunung api meliputi:  Identifikasi daerah bahaya letusan gunung api;  Perencanaan lokasi pemanfaatan lahan untuk aktivitas penting jauh atau di luar dari kawasan rawan bencana letusan gunung api;  Penghindaran kegiatan budi daya di kawasan risiko bencana letusan gunung api;  Penerapan desain bangunan yang tahan terhadap tambahan beban akibat abu gunung api;  Pembangunan sistem dan jalur evakuasi yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana;  Penyuluhan kepada masyarakat tentang pengenalan risiko bermukim di kawasan sekitar gunung api, mitigasi bencana, dan tindakan dalam menghadapi bencana gunung api; dan  Peningkatan kesiapan dan koordinasi segenap pemangku kepentingan dalam mengantisipasi dan menghadapi kejadian bencana gunung api. Kawasan rawan gempa bumi meliputi:  Kabupaten Banyuwangi;  Kabupaten Mojokerto;  Kabupaten Blitar;  Kabupaten Nganjuk;  Kabupaten Bondowoso;  Kabupaten Ngawi;  Kabupaten Jember;  Kabupaten Pacitan;  Kabupaten Jombang;  Kabupaten Pasuruan;  Kabupaten Kediri;  Kabupaten Ponorogo;  Kabupaten Lumajang;  Kabupaten Probolinggo;  Kabupaten Madiun;  Kabupaten Situbondo;  Kabupaten Magetan;  Kabupaten Trenggalek;  Kabupaten Malang;  Kabupaten Tulungagung. Arahan pengelolaan kawasan rawan gempa bumi dapat dilakukan melalui penataan ruang dan rekayasa teknologi. Arahan pengelolaan kawasan rawan gempa bumi melalui penataan ruang meliputi:  Identifikasi lokasi dan tingkat risiko gempa bumi;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-45

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Penempatan bangunan perumahan dan fasilitas umum yang vital di wilayah yang aman dari gempa bumi;  Pengarahan struktur bangunan sesuai dengan karakteristik risiko gempa bumi;  Pembangunan sistem dan jalur evakuasi yang dilengkapi sarana dan prasarana;  Penyuluhan kepada masyarakat tentang pengenalan upaya dalam menghadapi kejadian gempa; dan  Peningkatan kesiapan dan koordinasi seluruh pemangku kepentingan dalam mengantisipasi dan menghadapi kejadian bencana gempa bumi. Arahan pengelolaan kawasan rawan gempa bumi melalui rekayasa teknologi meliputi:  Pengembangan teknik konstruksi tahan gempa; dan  Verifikasi kapabilitas bangunan dan pekerjaan rekayasa untuk menahan kekuatan gempa, terutama bendungan. Kawasan rawan tsunami meliputi:  Kabupaten Banyuwangi;  Kabupaten Jember;  Kabupaten Pacitan;  Kabupaten Trenggalek;  Kabupaten Malang (bagian selatan);  Kabupaten Blitar (bagian selatan);  Kabupaten Lumajang; dan  Kabupaten Tulungagung. Arahan pengelolaan kawasan rawan tsunami dapat dilakukan melalui penataan ruang dan rekayasa teknologi. Arahan pengelolaan kawasan rawan tsunami melalui penataan ruang meliputi:  Pembatasan pembangunan fasilitas umum di zona rawan bencana tsunami;  Penyediaan zona penyangga untuk mengurangi energi tsunami; dan  Pembangunan sistem dan jalur evakuasi yang dilengkapi sarana dan prasarana. Arahan pengelolaan kawasan rawan tsunami melalui rekayasa teknologi meliputi:  Pelengkapan sistem peringatan dini;  Pemerkuatan bangunan agar tahan terhadap tekanan gelombang dan arus kuat;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-46

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Pemodifikasian sistem transportasi untuk dapat memfasilitasi evakuasi massal secara cepat  Penggunaan struktur penahan gelombang laut untuk menahan atau mengurangi tekanan tsunami. Kawasan luapan lumpur meliputi area terdampak dari bahaya luapan lumpur, polusi gas beracun, dan penurunan permukaan tanah di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Arahan pengelolaan kawasan luapan lumpur meliputi:  Penanganan luapan lumpur;  Penanganan infrastruktur sekitar semburan lumpur;  Pengamanan Kali Porong; dan  Penanganan dampak sosial masyarakat akibat luapan lumpur. Arahan pengelolaan kawasan luapan lumpur dengan penanganan luapan lumpur meliputi:  Peningkatan kapasitas tampungan kolam lumpur yang dilaksanakan secara bertahap dan dapat berfungsi melindungi permukiman dan infrastruktur vital; dan  Pemanfaatan debit Kali Porong yang cukup besar di musim hujan untuk melancarkan aliran endapan lumpur dengan pengerukan di muara sungai, pengerukan dasar laut di muara, membangun dermaga (jetty) untuk mengendalikan aliran lumpur, dan memanfaatkan sebagian lumpur untuk mereklamasikan daerah pantai. Arahan pengelolaan kawasan luapan lumpur dengan penanganan infrastruktur sekitar semburan lumpur sebagaimana dimaksud pada ayat (13) huruf b meliputi:  Penanganan sistem drainase dengan memperbaiki atau membuat saluran drainase baru agar dapat mengalirkan air hujan/drainase lingkungan;  Normalisasi saluran drainase utama (Kali Ketapang dan Afvour Jatianom);  Perbaikan jalan lingkungan untuk mengurangi beban lalu lintas di jalan arteri Porong dengan memanfaatkan jalan lingkungan  Perbaikan sebagian ruas jalan arteri Porong;  Peningkatan jalan alternatif lainnya sepanjang ± 14 km untuk mengurangi beban lalu lintas di jalan arteri Porong; dan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-47

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Pengadaan tanah untuk pembangunan jalan bebas hambatan Surabaya–Gempol (segmen Porong–Gempol), relokasi jalur kereta api Sidoarjo–, relokasi saluran udara tegangan tinggi (SUTET), dan konstruksi relokasi pipa air baku PDAM Kota Surabaya. Arahan pengelolaan kawasan luapan lumpur dengan pengamanan Kali Porong meliputi:  Penjagaan kapasitas pengaliran Kali Porong; dan  Penjagaan keamanan tanggul dan tebing sungai dengan memasang perlindungan tebing sungai/tanggul. Arahan pengelolaan kawasan luapan lumpur dengan penanganan dampak sosial masyarakat akibat luapan lumpur meliputi:  Pemberian bantuan sosial kepada masyarakat yang terkena dampak luapan lumpur maupun penurunan tanah;  Perlindungan sosial terhadap hak-hak masyarakat atas harta benda miliknya yang hilang atau berkurang karena dampak luapan lumpur; dan  Pemulihan sosial masyarakat yang terkena dampak luapan lumpur  Kawasan imbuhan air tanah. Kawasan imbuhan air tanah, yaitu kawasan imbuhan air tanah pada Cekungan Air Tanah (CAT), meliputi:  CAT Lintas Provinsi yaitu CAT Lasem, CAT Randublatung, dan CAT Ngawi- Ponorogo  CAT Lintas Kabupaten/Kota yaitu CAT Surabaya-Lamongan, CAT Tuban, CAT Panceng, CAT Brantas, CAT Bulukawang, CAT Pasuruan, CAT Probolinggo, CAT Jember-Lumajang, CAT Besuki, CAT Bondowoso- Situbondo, CAT Wonorejo, CAT Ketapang, CAT Sampang-Pamekasan, dan CAT Sumenep.  CAT Kabupaten yaitu CAT Sumberbening, CAT Banyuwangi, CAT Blambangan, CAT Bangkalan, dan CAT Toranggo. Arahan pengelolaan kawasan imbuhan air tanah meliputi:  Pemertahanan kemampuan imbuhan air tanah;  Pelarangan kegiatan pengeboran, penggalian atau kegiatan lain dalam radius 200 (dua ratus) meter dari lokasi pemunculan mata air; dan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-48

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Pembatasan penggunaan air tanah, kecuali untuk pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari. f) Kawasan lindung lainnya Kawasan lindung lainnya , terdiri atas:  Kawasan terumbu karang Kawasan terumbu karang meliputi:  Kabupaten Banyuwangi;  Kabupaten Jember;  Kabupaten Malang;  Kabupaten Pacitan;  Kabupaten Probolinggo;  Kabupaten Situbondo; dan  Kabupaten Sumenep. Arahan pengelolaan kawasan terumbu karang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:  Pencegahan perusakan terumbu karang;  Pemanfaatan sumber daya laut yang tidak merusak terumbu karang;  Rehabilitasi terumbu karang yang rusak;  Pengembangan penelitian dan pariwisata; dan  Perluasan terumbu karang buatan.  Kawasan tanah timbul. Kawasan tanah timbul yaitu kawasan timbul (tanah oloran) di muara Sungai Lamong perbatasan antara Kota Surabaya dengan Kabupaten Gresik. Arahan pengelolaan kawasan tanah timbul sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi:  Pengembangan kegiatan konservasi; dan  Pemanfaatan berupa kegiatan budidaya yang tidak merusak fungsi konservasi. 2. Kawasan Budidaya Rencana pola ruang untuk kawasan budi daya meliputi: a) Kawasan peruntukan hutan produksi Kawasan peruntukan hutan produksi berupa Hutan Produksi Tetap (HP) ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 782.772 ha yang meliputi :

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-49

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Kabupaten Bangkalan;  Kabupaten Nganjuk;  Kabupaten Banyuwangi;  Kabupaten Ngawi;  Kabupaten Blitar;  Kabupaten Pacitan;  Kabupaten Bojonegoro;  Kabupaten Pamekasan;  Kabupaten Bondowoso;  Kabupaten Pasuruan;  Kabupaten Gresik;  Kabupaten Ponorogo;  Kabupaten Jember;  Kabupaten Probolinggo;  Kabupaten Jombang;  Kabupaten Sampang;  Kabupaten Kediri;  Kabupaten Situbondo;  Kabupaten Lamongan;  Kabupaten Sumenep;  Kabupaten Lumajang;  Kabupaten Trenggalek;  Kabupaten Madiun;  Kabupaten Tuban;  Kabupaten Magetan;  Kabupaten Tulungagung;  Kabupaten Malang;  Kota Batu; dan  Kabupaten Mojokerto;  Kota Kediri.

Arahan pengelolaan kawasan peruntukan hutan produksi meliputi :  Pengusahaan hutan produksi dengan menerapkan sistem silvikultur tebang habis permudaan buatan (THPB);  Reboisasi dan rehabilitasi lahan pada bekas tebangan dan tidak diizinkan pengalihfungsian ke budi daya nonkehutanan;  Pemantauan dan pengendalian kegiatan pengusahaan hutan serta gangguan keamanan hutan lainnya;  Pengembalian fungsi hutan semula dengan reboisasi pada kawasan yang mengalami perambahan atau bibrikan;  Percepatan reboisasi dan pengayaan tanaman di kawasan hutan produksi yang mempunyai tingkat kerapatan tegakan rendah;  Pengembangan zona penyangga di kawasan hutan produksi yang berbatasan dengan hutan lindung; dan  Pengembalian kondisi hutan bekas tebangan melalui reboisasi dan rehabilitasi lahan kritis. b) Kawasan hutan rakyat

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-50

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Kawasan hutan rakyat ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 425.570,43 ha meliputi:  Kabupaten Bangkalan;  Kabupaten Nganjuk;  Kabupaten Banyuwangi;  Kabupaten Ngawi;  Kabupaten Blitar;  Kabupaten Pacitan;  Kabupaten Bojonegoro;  Kabupaten Pamekasan;  Kabupaten Bondowoso;  Kabupaten Pasuruan;  Kabupaten Gresik;  Kabupaten Ponorogo;  Kabupaten Jember;  Kabupaten Probolinggo;  Kabupaten Jombang;  Kabupaten Sampang;  Kabupaten Kediri;  Kabupaten Sidoarjo;  Kabupaten Lamongan;  Kabupaten Situbondo;  Kabupaten Lumajang;  Kabupaten Sumenep;  Kabupaten Madiun;  Kabupaten Trenggalek;  Kabupaten Magetan;  Kabupaten Tuban;  Kabupaten Malang;  Kabupaten Tulungagung; dan  Kabupaten Mojokerto;  Kota Batu. c) Kawasan peruntukan pertanian Kawasan peruntukan pertanian meliputi:  Pertanian lahan basah Pertanian lahan basah berupa sawah beririgasi direncanakan dengan luas sekurang-kurangnya 957.239 ha dan dengan luas sekurang-kurangnya 802.357,9ha ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan meliputi:  Kabupaten Bangkalan;  Kabupaten Lamongan;  Kabupaten Banyuwangi;  Kabupaten Lumajang;  Kabupaten Blitar;  Kabupaten Madiun;  Kabupaten Bojonegoro;  Kabupaten Magetan;  Kabupaten Bondowoso;  Kabupaten Malang;  Kabupaten Gresik;  Kabupaten Mojokerto;  Kabupaten Jember;  Kabupaten Nganjuk;  Kabupaten Jombang;  Kabupaten Ngawi;  Kabupaten Kediri;  Kabupaten Pacitan;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-51

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Kabupaten Pamekasan;  Kabupaten Tuban;  Kabupaten Pasuruan;  Kabupaten Tulungagung;  Kabupaten Ponorogo;  Kota Batu;  Kabupaten Probolinggo;  Kota Blitar;  Kabupaten Sampang;  Kota Kediri;  Kabupaten Sidoarjo;  Kota Madiun;  Kabupaten Situbondo;  Kota Mojokerto;  Kabupaten Sumenep;  Kota Pasuruan; dan  Kabupaten Trenggalek;  Kota Probolinggo.  Pertanian lahan kering Pertanian lahan kering direncanakan dengan luas sekurang-kurangnya 849.033 ha dan dengan luas sekurang-kurangnya 215,191.83 ha ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan yang tersebar di seluruh kabupaten/kota.  Hortikultura. Pengembangan hortikultura direncanakan di wilayah:  Sentra penghasil sayur;  Sentra penghasil bunga;  Sentra penghasil buah; dan  Sentra penghasil biofarmaka. Pengembangan hortikultura di wilayah sentra penghasil sayur direncanakan di kawasan pertanian lahan basah dan lahan kering di seluruh kabupaten/kota. Pengembangan hortikultura di wilayah sentra penghasil bunga irencanakan di wilayah-wilayah:  Kabupaten Gresik;  Kabupaten Magetan;  Kabupaten Malang;  Kabupaten Mojokerto;  Kabupaten Pasuruan; dan  Kota Batu. Pengembangan hortikultura di wilayah sentra penghasil biofarmaka direncanakan di wilayah:  Kabupaten Pacitan;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-52

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Kabupaten Ponorogo;  Kabupaten Probolinggo; dan  Kabupaten Trenggalek. Arahan pengelolaan kawasan peruntukkan pertanian meliputi:  Area lahan sawah beririgasi harus dipertahankan agar tidak berubah fungsi menjadi peruntukan yang lain;  Pengalihan fungsi areal sebagaimana dimaksud pada huruf a wajib disediakan lahan pengganti;  Pengembangan sawah beririgasi teknis dilakukan dengan memprioritaskan perubahan sawah nonirigasi menjadi sawah irigasi melalui dukungan pengembangan dan perluasan jaringan irigasi, pembukaan areal baru pembangunan irigasi, dan pengembangan waduk/embung;  Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan dengan mengembangkan kawasan pertanian terpadu (cooperative farming), dan hortikultura dengan mengembangkan kawasan budi daya pertanian ramah lingkungan (good agriculture practices); dan  Pengembangan kelembagaan kelompok tani ke arah kelembagaan ekonomi/koperasi. Penggantian lahan pertanian yang dialihfungsikan mengikuti aturan:  Apabila yang dialihfungsikan merupakan lahan beririgasi, penggantiannya paling sedikit sebanyak 3 (tiga) kali luas lahan;  Apabila yang dialihfungsikan merupakan lahan reklamasi rawa pasang surut dan nonpasang surut, penggantiannya paling sedikit 2 (dua) kali luas lahan; dan  Apabila yang dialihfungsikan adalah lahan tidak beririgasi (lahan kering), penggantiannya paling sedikit adalah 1 (satu) kali luas lahan.

d) Kawasan peruntukan perkebunan Kawasan peruntukan perkebunan direncanakan dengan luas sekurang-kurangnya 398.036 ha yang meliputi:  Kabupaten Bangkalan;  Kabupaten Blitar;  Kabupaten Banyuwangi;  Kabupaten Bojonegoro;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-53

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Kabupaten Bondowoso;  Kabupaten Pasuruan;  Kabupaten Gresik;  Kabupaten Ponorogo;  Kabupaten Jember;  Kabupaten Probolinggo;  Kabupaten Jombang;  Kabupaten Sampang;  Kabupaten Kediri;  Kabupaten Sidoarjo;  Kabupaten Lamongan;  Kabupaten Situbondo;  Kabupaten Lumajang;  Kabupaten Sumenep;  Kabupaten Madiun;  Kabupaten Trenggalek;  Kabupaten Magetan;  Kabupaten Tuban;  Kabupaten Malang;  Kabupaten Tulungagung;  Kabupaten Mojokerto;  Kota Batu;  Kabupaten Nganjuk;  Kota Kediri;  Kabupaten Ngawi;  Kota Madiun;  Kabupaten Pacitan;  Kota Malang; dan  Kabupaten Pamekasan;  Kota Probolinggo. Kawasan peruntukan perkebunan di wilayah Provinsi terdiri atas perkebunan tanaman semusim dan perkebunan tanaman tahunan. Arahan pengelolaan kawasan peruntukan perkebunan meliputi:  Pemertahanan luasan lahan perkebunan saat ini;  Peningkatan produktivitas, nilai tambah, dan daya saing produk perkebunan;  Pewilayahan komoditi sesuai dengan potensinya yakni pengembangan wilayah Madura, Pantura, wilayah tengah, dan wilayah selatan; dan  Pengembangan kelembagaan kelompok tani ke arah kelembagaan ekonomi/koperasi. e) Kawasan peruntukan peternakan; Kawasan peruntukan peternakan meliputi:  Sentra peternakan ternak besar; Sentra peternakan ternak besar dikembangkan di wilayah:  Kabupaten Bangkalan;  Kabupaten Bondowoso;  Kabupaten Banyuwangi;  Kabupaten Jember;  Kabupaten Blitar;  Kabupaten Jombang;  Kabupaten Bojonegoro;  Kabupaten Kediri;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-54

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Kabupaten Lamongan;  Kabupaten Pasuruan;  Kabupaten Lumajang;  Kabupaten Ponorogo;  Kabupaten Magetan;  Kabupaten Probolinggo;  Kabupaten Malang;  Kabupaten Sampang;  Kabupaten Mojokerto;  Kabupaten Situbondo;  Kabupaten Nganjuk;  Kabupaten Sumenep;  Kabupaten Ngawi;  Kabupaten Trenggalek;  Kabupaten Pacitan;  Kabupaten Tuban; dan  Kabupaten Pamekasan;  Kabupaten Tulungagung. Pengembangan sapi Madura sebagai genetik ternak asli meliputi seluruh kabupaten di Pulau Madura.  Sentra peternakan ternak kecil; dan Sentra peternakan ternak kecil dikembangkan di seluruh kabupaten  Sentra peternakan unggas dan lainnya. Sentra peternakan unggas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:  Kabupaten Blitar;  Kabupaten Jombang;  Kabupaten Kediri;  Kabupaten Mojokerto;  Kabupaten Pasuruan;  Kabupaten Sidoarjo; dan  Kabupaten Tulungagung. Pengembangan kawasan peruntukan peternakan yang memerlukan persyaratan khusus diatur oleh pemerintah daerah kabupaten/kota masing-masing. Arahan pengelolaan kawasan peruntukan peternakan meliputi:  Pengembangan kawasan peternakan yang mempunyai keterkaitan dengan pusat distribusi pakan ternak dan sektor industri pendukung lainnya;  Pemertahanan ternak plasma nuftah sebagai potensi daerah;  Pengembangan kawasan peternakan diarahkan pada pengembangan komoditas ternak unggulan;  Kawasan budi daya ternak yang berpotensi menularkan penyakit dari hewan ke manusia atau sebaliknya pada permukiman padat penduduk ditempatkan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-55

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

terpisah sesuai dengan standar teknis kawasan usaha peternakan dengan memperhatikan kesempatan berusaha dan melindungi daerah permukiman penduduk dari penularan penyakit hewan menular;  Pengaturan pemeliharaan hewan yang diternakkan serta tata niaga hewan dan produk bahan asal hewan di kawasan perkotaan;  Peningkatan nilai ekonomi ternak dengan mengelola dan mengolah hasil ternak; dan  Pengembangan kelembagaan kelompok tani ke arah kelembagaan ekonomi/koperasi. f) Kawasan peruntukan perikanan; Kawasan peruntukan perikanan merupakan kawasan minapolitan meliputi :  Peruntukan perikanan tangkap Pengembangan kawasan peruntukan perikanan tangkap meliputi:  Pengembangan komoditi utama perikanan meliputi Tamperan di Kabupaten Pacitan, Prigi di Kabupaten Trenggalek, Sendangbiru di Kabupaten Malang, Puger di Kabupaten Jember, Ujungpangkah di Kabupaten Gresik, Brondong di Kabupaten Lamongan, Pondokmimbo di Kabupaten Situbondo, Bulu di Kabupaten Tuban, dan Pasongsongan di Kabupaten Sumenep;  Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) meliputi Prigi di Kabupaten Trenggalek dan Brondong di Kabupaten Lamongan;  Pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) meliputi Muncar di Kabupaten Banyuwangi, Puger di Kabupaten Jember, Pondokdadap di Kabupaten Malang, Mayangan di Kota Probolinggo, Paiton di Kabupaten Probolinggo, Lekok di Kabupaten Pasuruan, Tamperan di Kabupaten Pacitan, dan Bawean di Kabupaten Gresik; dan  Pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) meliputi Pancer di Kabupaten Banyuwangi, Bulu di Kabupaten Tuban, dan Pasongsongan di Kabupaten Sumenep.  Peruntukan perikanan budi daya Pengembangan kawasan peruntukan perikanan budi daya meliputi:  Perikanan budi daya air payau;  Perikanan budi daya air tawar; dan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-56

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Perikanan budi daya air laut. Pengembangan kawasan perikanan budi daya air tawar untuk budi daya komoditas ikan konsumsi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a dikembangkan di seluruh kabupaten/kota.  Pengolahan dan pemasaran hasil perikanan Pengolahan dan pemasaran hasil perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:  Kabupaten Banyuwangi;  Kabupaten Pasuruan;  Kabupaten Blitar;  Kabupaten Sidoarjo;  Kabupaten Gresik;  Kabupaten Sumenep;  Kabupaten Lamongan;  Kabupaten Trenggalek;  Kabupaten Malang;  Kabupaten Tuban; dan  Kabupaten Pacitan;  Kota Probolinggo. Arahan pengelolaan kawasan peruntukan perikanan meliputi:  Pemertahanan, perehabilitasian, dan perevitalisasian tanaman bakau/mangrove dan terumbu karang;  Pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budi daya;  Penjagaan kelestarian sumber daya air terhadap pencemaran limbah industri;  Pengendalian pemanfaatan sumber daya di wilayah pesisir melalui penetapan rencana pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil;  Pengembangan sarana dan prasarana pendukung perikanan;  Peningkatan nilai ekonomi perikanan dengan meningkatkan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan;  Pengembangan kelembagaan kelompok nelayan ke arah kelembagaan ekonomi/koperasi.  Pemertahanan luasan dan sebaran kawasan tambak garam agar tidak berubah fungsi;  Pembukaan peluang pengembangan tambak garam baru dalam rangka meningkatkan produksi garam dan membuka peluang investasi;  Pengembangan teknologi dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi garam; dan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-57

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Pengembangan kawasan tambak garam dengan mempertimbangkan aspek lingkungan hidup yang keberlanjutan. g) Kawasan peruntukan pertambangan Kawasan peruntukan pertambangan meliputi:  Pertambangan mineral Pertambangan mineral meliputi :  Pertambangan mineral logam dikembangkan di Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar, Kabupaten Jember, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Tulungagung.  Pertambangan mineral bukan logam tersebar di seluruh wilayah kabupaten.  Pertambangan batuan tersebar di seluruh wilayah kabupaten.  Pertambangan minyak dan gas bumi Pertambangan minyak dan gas bumi meliputi a. Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Gresik, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Tuban, dan Kota Surabaya.  Pertambangan panas bumi Pertambangan panas bumi meliputi:  Argopuro di Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Situbondo;  Belawan-Ijen di Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Situbondo;  Cangar dan Songgoriti di Kabupaten Malang dan Kota Batu;  Gunung Arjuno-Welirang di Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Pasuruan;  Gunung Lawu di Kabupaten Magetan;  Gunung Pandan di Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Nganjuk;  Melati dan Arjosari di Kabupaten Pacitan;  Telaga Ngebel di Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ponorogo;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-58

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Tiris (Gunung Lamongan) di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo; dan  Tirtosari di Kabupaten Sumenep. Arahan pengelolaan kawasan peruntukan pertambangan meliputi:  Pengembangan kawasan pertambangan dengan mempertimbangkan potensi bahan galian, kondisi geologi dan geohidrologi dalam kaitannya dengan kelestarian lingkungan;  Pengelolaan kawasan bekas penambangan sebagai kawasan hijau atau kegiatan budi daya lainnya dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan hidup; dan  Penyimpanan dan pengamanan lapisan tanah atas (top soil) terhadap setiap kegiatan usaha pertambangan untuk keperluan rehabilitasi dan/atau reklamasi lahan bekas penambangan. h) Kawasan peruntukan industri Kawasan peruntukan industri direncanakan dengan luas sekurang-kurangnya 69.288,52 Ha meliputi:  Kawasan industri Kawasan industri berada di seluruh wilayah kabupaten/kota di Jawa Timur dengan prioritas pengembangan meliputi :  Kabupaten Bangkalan;  Kabupaten Pasuruan;  Kabupaten Banyuwangi;  Kabupaten Probolinggo;  Kabupaten Gresik;  Kabupaten Sidoarjo;  Kabupaten Jombang;  Kabupaten Tuban;  Kabupaten Lamongan;  Kota Madiun; dan  Kabupaten Malang;  Kota Surabaya.  Kabupaten Mojokerto;  Kawasan peruntukan industri di luar kawasan industri Kawasan peruntukan industri di luar kawasan industri meliputi:  Kabupaten Bangkalan;  Kabupaten Ngawi;  Kabupaten Bojonegoro;  Kabupaten Pasuruan;  Kabupaten Gresik;  Kabupaten Probolinggo;  Kabupaten Jember;  Kabupaten Sidoarjo;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-59

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Kabupaten Jombang;  Kabupaten Situbondo;  Kabupaten Lamongan;  Kabupaten Tuban;  Kabupaten Madiun;  Kota Kediri;  Kabupaten Malang;  Kota Madiun; dan  Kabupaten Mojokerto;  Kota Surabaya.  Kabupaten Nganjuk;

 Sentra industri direncanakan di seluruh kabupaten/kota Arahan pengelolaan kawasan peruntukan industri meliputi:  Pengembangan kawasan peruntukan industri yang dilakukan dengan mempertimbangkan aspek ekologis dan tidak dilakukan pada lahan produktif;  Pengembangan kawasan peruntukan industri yang harus didukung oleh adanya jalur hijau sebagai penyangga antarfungsi kawasan;  Pengembangan kawasan peruntukan industri yang terletak pada sepanjang jalan arteri atau kolektor yang harus dilengkapi dengan jalan pengantar (frontage road) untuk kelancaran aksesibilitas;  Pengembangan kegiatan industri yang harus didukung oleh sarana dan prasarana industri;  Pengelolaan kegiatan industri yang dilakukan dengan mempertimbangkan keterkaitan proses produksi mulai dari industri dasar/hulu dan industri hilir serta industri antara yang dibentuk berdasarkan pertimbangan efisiensi biaya produksi, biaya keseimbangan lingkungan, dan biaya aktivitas sosial;  Setiap kegiatan industri yang harus dilengkapi dengan upaya pengelolaan terhadap kemungkinan adanya bencana industri; dan  Relokasi industri yang terkena dampak bencana lumpur Sidoarjo dan infrastruktur yang dibutuhkannya ke arah barat menjauhi semburan lumpur, khususnya di sebelah utara Sungai Porong yang merupakan batas Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Pasuruan. i) Kawasan peruntukan pariwisata; Kawasan peruntukan pariwisata meliputi:  Daya tarik wisata alam, meliputi :  Air Terjun Dlundung di Kabupaten Mojokerto;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-60

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Air Terjun Sedudo dan Pemandian Sumber Karya di Kabupaten Nganjuk;  Air Terjun Madakaripura, Bromo-Ngadisari, dan Pantai Bentar di Kabupaten Probolinggo;  Air Terjun Watu Ondo di perbatasan Kabupaten Mojokerto dan Kota Batu;  Api Abadi di Kabupaten Pamekasan;  Arak-Arak di Kabupaten Bondowoso;  Banyuanget, Gua Gong, Gua Tabuhan, dan Pantai Teleng Ria di Kabupaten Pacitan;  Bukit Bededung dan Pantai Pasir Putih di Kabupaten Situbondo;  Coban Glotak, Pantai Balekambang, dan Pantai Ngliyep di Kabupaten Malang;  Danau Kastoba dan Pantai Labuhan di Pulau Bawean Kabupaten Gresik;  Grajagan, Pantai Plengkung, Pantai Sukamade, dan Kawah Ijen di Kabupaten Banyuwangi;  Gua Lowo, Pantai Karanggongso, Pantai Prigi, dan Tirta Jualita di Kabupaten Trenggalek;  Gua Maharani dan Pantai Tanjung Kodok di Kabupaten Lamongan;  Gunung Kelud di Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri;  Gunung Wilis di Kabupaten Kediri, Kabupaten Madiun, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Tulungagung;  Hutan Bambu, Pantai Watu Godeg, Ranu Bedali, Ranu Klakah, dan Ranu Pane di Kabupaten Lumajang;  Hutan Surya, Pemandian Talun, dan Waduk Pondok di Kabupaten Ngawi;  Kakek Bodo di Kabupaten Pasuruan;  Kayangan di Kabupaten Bojonegoro;  Kawah ijen di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso;  Pantai Lombang dan Pantai Slopeng di Kabupaten Sumenep;  Pantai Popoh di Kabupaten Tulungagung;  Pantai Rongkang di Kabupaten Bangkalan;  Pantai Watu Ulo di Kabupaten Jember;  Pemandian Air Panas Cangar Tahura R. Soerjo di Kota Batu;  Tahura R. Soeryo di Kabupaten Jombang, Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, dan Kota Batu;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-61

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Taman Nasional Bromo–Tengger–Semeru (BTS) di Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Probolinggo;  Telaga Ngebel dan Tirto Manggolo di Kabupaten Ponorogo; dan  Telaga Sarangan di Kabupaten Magetan.  Daya tarik wisata budaya, meliputi :  Asta Yusuf, Asta Tinggi, Keraton, Masjid Agung, dan Museum di Kabupaten Sumenep;  Candi Jabung di Kabupaten Malang;  Candi Jabung Tirto di Kabupaten Probolinggo;  Candi Penampihan di Kabupaten Tulungagung;  Candi Penataran di Kabupaten Blitar;  Gereja Poh Sarang dan Petilasan Jayabaya di Kabupaten Kediri;  Gua Akbar, Makam Bekti Harjo, Makam Ibrahim Asmorokondi, dan Makam Sunan Bonang di Kabupaten Tuban;  Kompleks Makam K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Wachid Hasyim, Gus Dur, dan Sayid Sulaiman di Kabupaten Jombang;  Makam Aer Mata Ebu di Kabupaten Bangkalan;  Makam Batoro Katong di Kabupaten Ponorogo;  Makam Proklamator Bung Karno di Kota Blitar;  Makam Ratu Ebu di Kabupaten Sampang;  Makam Sunan Ampel dan Mbah Bungkul di Kota Surabaya;  Makam Sunan Drajat di Kabupaten Lamongan;  Makam Sunan Giri, Makam Maulana Malik Ibrahim, dan Fatimah Binti Maemun di Kabupaten Gresik;  Makam Troloyo di Kabupaten Mojokerto;  Pura Mandara Giri Semeru Agung di Kabupaten Lumajang; dan  Situs Peninggalan Budaya Majapahit di Kabupaten Mojokerto.  Daya tarik wisata hasil buatan manusia, meliputi :  Bendungan Widas dan Taman Umbul di Kabupaten Madiun;  Kawasan Kaki Jembatan Suramadu (KKJS) di Kabupaten Bangkalan dan Kota Surabaya;  Kebun Binatang Surabaya di Kota Surabaya

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-62

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Kebun Raya Purwodadi dan Pemandian Banyubiru di Kabupaten Pasuruan;  Kolam Renang Ubalan di Kabupaten Mojokerto;  Pemandian Blambangan, Pemandian Kebon Agung, dan Pemandian Petemon di Kabupaten Jember;  Pemandian Talun dan Waduk Pondok di Kabupaten Ngawi;  Sumber Boto dan Tirta Wisata di Kabupaten Jombang;  Taman Kosala Tirta, Taman Manunggal, dan Tirtosari di Kabupaten Magetan;  Taman Safari di Kabupaten Pasuruan;  Taman Sengkaling dan Waduk Selorejo di Kabupaten Malang;  Taman Suruh di Kabupaten Banyuwangi;  Ubalan Kalasan di Kabupaten Kediri;  Waduk Gondang dan Wisata Bahari Lamongan (WBL) di Kabupaten Lamongan; dan  Waduk Wonorejo di Kabupaten Tulungagung. Arahan pengelolaan kawasan peruntukan pariwisata meliputi:  Pelengkapan sarana dan prasarana pariwisata sesuai dengan kebutuhan, rencana pengembangan, dan tingkat pelayanan setiap kawasan daya tarik wisata;  Penguatan sinergitas daya tarik wisata unggulan dalam bentuk koridor pariwisata;  Pengembangan daya tarik wisata baru di destinasi pariwisata yang belum berkembang kepariwisataannya; dan  Pengembangan pemasaran pariwisata melalui pengembangan pasar wisatawan, citra destinasi wisata, kemitraan pemasaran pariwisata, dan perwakilan promosi pariwisata.

j) Kawasan peruntukan permukiman Kawasan peruntukan permukiman meliputi permukiman perdesaan dan permukiman perkotaan. Kawasan permukiman perdesaan direncanakan tersebar di seluruh kawasan perdesaan. Arahan pengelolaan kawasan permukiman perdesaan meliputi :  Pengelompokan lokasi permukiman perdesaan yang sudah ada;  Pengembangan permukiman perdesaan sedapat mungkin menghindari terjadinya alih fungsi lahan produktif;

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-63

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Penanganan kawasan permukiman kumuh di perdesaan melalui perbaikan rumah tidak layak huni; dan  Penataan kawasan permukiman perdesaan melalui konsolidasi tanah. Kawasan permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b direncanakan tersebar di seluruh kawasan perkotaan. Arahan pengelolaan kawasan permukiman perkotaan meliputi:  Pengaturan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru;  Pengembangan permukiman perkotaan dengan memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk, sarana, dan prasarana yang dibutuhkan;  Penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan dapat dilakukan melalui pembangunan rumah susun; dan  Penataan kawasan permukiman perkotaan melalui konsolidasi tanah. Rencana pengembangan kawasan permukiman yang terkait dengan pengembangan industri, pertambangan, pelabuhan, perdagangan, pariwisata, sekitar gerbang jalan bebas hambatan, dan kawasan rawan bencana diatur lebih lanjut dalam rencana tata ruang yang lebih rinci. k) Peruntukan kawasan budi daya lainnya. Peruntukan kawasan budi daya lainnya yaitu kawasan pertahanan dan keamanan terdiri atas TNI AD, TNI AL, dan TNI AU. Arahan pengelolaan peruntukan kawasan pertahanan keamanan meliputi:  Pembatasan antara lahan terbangun di sekitar kawasan pertahanan keamanan dengan kawasan lainnya yang belum terbangun sehingga diperoleh batas yang jelas dalam pengelolaannya;  Pemberian hak pengelolaan kepada masyarakat atau pemerintah berdasarkan kerja sama; dan  Pemanfaatan kawasan pertahanan keamanan dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan. 3.1.4.4 Rencana Kawasan Andalan Rencana penetapan kawasan andalan terdiri atas: A. Kawasan Andalan Darat Kawasan andalan darat meliputi:

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-64

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

1) Kawasan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan (Gerbangkertosusila) dengan sektor unggulan pertanian, perikanan, industri, dan pariwisata; 2) Kawasan Malang dan sekitarnya dengan sektor unggulan pertanian, perikanan, industri, perkebunan, dan pariwisata; 3) Kawasan Probolinggo-Pasuruan-Lumajang dengan sektor unggulan pertanian, industri, pertambangan, perkebunan, pariwisata, dan perikanan; 4) Kawasan Tuban-Bojonegoro dengan sektor unggulan pariwisata, industri, perkebunan, pertanian, perikanan, dan pertambangan; 5) Kawasan Kediri-Tulungagung-Blitar dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan, industri, perikanan, dan pariwisata; 6) Kawasan Situbondo-Bondowoso-Jember dengan sektor unggulan perkebunan, pertanian, industri, pariwisata, dan perikanan laut; 7) Kawasan Madiun dan sekitarnya dengan sektor unggulan pertanian, industri, perikanan, perkebunan, dan pariwisata; 8) Kawasan Banyuwangi dan sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan dan pertanian; dan 9) Kawasan Madura dan Kepulauan dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan, industri, pariwisata, dan perikanan. B. Kawasan Andalan Laut Kawasan andalan laut yakni Kawasan Andalan Laut Madura dan sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan, pertambangan, dan pariwisata.

3.1.4.5 Rencana Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil berupa kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di seluruh wilayah Jawa Timur. Arahan pengelolaan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dilakukan dengan : a) Membatasi pengembangan kawasan terbangun pada kawasan perlindungan ekosistem; dan b) Mengembangkan kegiatan budi daya yang bersinergi dengan potensi kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil. 3.1.4.6 Penetapan Kawasan Strategis Kawasan strategis di wilayah Provinsi Jawa Timur meliputi :

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-65

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

A. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Ekonomi, meliputi : 1) Rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan pemerintah pusat yaitu kawasan Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) sebagai KSN. 2) Rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan Pemerintah Daerah Provinsi sebagai KSP meliputi :  Kawasan industri berteknologi tinggi Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) di Kota Surabaya dan Berbek di Kabupaten Sidoarjo;  Kawasan ekonomi unggulan terdiri atas LIS (Lamongan Integrated Shorebase) dan sekitarnya di Kabupaten Lamongan, Pelabuhan Tanjung Bulupandan dan sekitarnya di Kabupaten Bangkalan, Pelabuhan Sendang Biru dan sekitarnya di Kabupaten Malang, Pelabuhan Teluk Lamong dan sekitarnya di Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya, dan Industri Perhiasan Gemopolis di Kabupaten Sidoarjo;  Kawasan agropolitan regional yang terdiri atas Sistem Agropolitan Wilis (meliputi Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, dan Kota Madiun), Sistem Agropolitan Bromo-Tengger- Semeru (meliputi Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Sidoarjo), Sistem Agropolitan Ijen (meliputi Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, dan Kabupaten Situbondo), dan Sistem Agropolitan Kepulauan Madura (meliputi Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sumenep);

 Kawasan agroindustri, yaitu Agroindustri Gelang (Gresik dan Lamongan) Utara;  Kawasan koridor metropolitan meliputi Kawasan Kaki Jembatan Suramadu di Kabupaten Bangkalan, Kawasan Kaki Jembatan Suramadu di Kota Surabaya, kawasan pusat bisnis Kota Surabaya, kawasan industri berteknologi tinggi di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo, Kawasan Industri Gempol di Kabupaten Pasuruan, Kawasan Komersial Lawang di Kabupaten Malang dan perkotaan Malang, kawasan pusat bisnis Kota Malang, dan pusat pariwisata di Kota Batu;  Kawasan perbatasan antarprovinsi, yaitu Provinsi Jawa Timur-Jawa Tengah-DI Yogyakarta dilakukan melalui kerja sama regional meliputi Ratubangnegoro

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-66

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

(Kabupaten Blora, Kabupaten Tuban, Kabupaten Rembang, dan Kabupaten Bojonegoro), Karismapawirogo (Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen, Kabupaten Magetan, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Ponorogo), Pawonsari (Kabupaten Pacitan, Kabupaten Wonogiri, dan Kabupaten Wonosari), dan Golekpawon (Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten Wonogiri);  Kawasan perbatasan antarkabupaten/kota meliputi Gerbangkertosusila (GKS) dan segitiga emas pertumbuhan Tuban–Lamongan-Bojonegoro; dan  Kawasan tertinggal berupa kabupaten/kota dengan keberadaan desa-desa tertinggal yang di dalamnya memiliki pengaruh signifikan terhadap pemerataan dan pertumbuhan ekonomi wilayah kota/kabupaten dan provinsi yang penyebarannya meliputi Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, dan Kabupaten Situbondo. B. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pertahanan dan Keamanan, meliputi : 1) Pulau Barung di Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember dengan luas sekurang- kurangnya 8.008,83 Ha; 2) Pulau Panehan di Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek dengan luas sekurang- kurangnya 15,55 Ha; dan 3) Pulau Sekel di Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek dengan luas sekurang- kurangnya 14,11 Ha. C. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Sosial dan Budaya, meliputi : 1) Majapahit Park di Kabupaten Mojokerto 2) Bromo-Tengger-Semeru beserta pemukiman adat suku Tengger di Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Probolinggo. D. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan/atau Teknologi Tinggi, meliputi : 1) Rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan pemerintah pusat, yaitu kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Watukosek di Kabupaten Pasuruan sebagai KSN; 2) Rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan Pemerintah Daerah Provinsi sebagai KSP, terdiri atas :

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-67

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi meliputi Bangkalan dan sekitarnya, Bojonegoro dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, Sidoarjo dan sekitarnya, Sumenep dan sekitarnya, serta Tuban dan sekitarnya;  Kawasan Pembangkit PLTG, PLTU, dan PLTD meliputi Lekok di Kabupaten Pasuruan, Ngadirojo di Kabupaten Pacitan, Paiton di Kabupaten Probolinggo, Singosari di Kabupaten Gresik, dan Tanjung Awar-awar di Kabupaten Tuban; dan  Kawasan pengembangan potensial panas bumi, meliputi Argopuro di Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Situbondo; Belawan-Ijen di Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Situbondo; Cangar di Kota Batu; Gunung Arjuno Welirang di Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Pasuruan; Telaga Ngebel di Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ponorogo; dan Tiris (Gunung Lamongan) di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo. E. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup Pemerintah Daerah Provinsi sebagai KSP, yakni WS Bengawan Solo dan WS Brantas. 3.1.5 Arahan Strategis Nasional 3.1.5.1 Kawasan Strategis Nasional (KSN) Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Penetapan Kawasan Strategis Nasional dilakukan berdasarkan beberapa kepentingan, yaitu: a. pertahanan dan keamanan b. pertumbuhan ekonomi c. sosial dan budaya d. pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi e. fungsi dan daya dukung lingkungan hidup Adapun daftar lengkap Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah sebagai berikut:

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-68

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Tabel 3.6 Tabel Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN Provinsi PKN PKW Jawa Timur Kawasan Perkotaan Probolinggo, (Gerbangkertosusila), Tuban, Malang Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, Pacitan

Tabel 3.7 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN Sudut Kota / Kawasan Strategis Nasional Kepentingan Kabupaten *) Kawasan Perkotaan Gresik – Ekonomi Kab. Gresik, Bangkalan – Mojokerto – Kab. Bangkalan, Surabaya – Sidoarjo – Kota Mojokerto, Lamongan Kota Surabaya, (Gerbangkertosusila) Kab. Sidoarjo, Kab.Lamongan, Kab. Probolinggo,

Kawasan Stasiun Pengamat Penggunaan Sumberdaya Kab. Pasuruan Dirgantara Alam dan Teknologi Watukosek Tinggi

3.1.5.2 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Strategis Nasional atau PKSN adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara. Penetapan PKSN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 15, yaitu sebagai berikut: a. pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga b. pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-69

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG c. pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya d. pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya. Adapun daftar lengkap Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

3.1.5.3 Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Nasional atau PKN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi. Penetapan PKN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 14, yaitu sebagai berikut: a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor- impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi c. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi PKN suatu wilayah dapat berupa kawasan megapolitan, kawasan metropolitan, kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang, atau kawasan perkotaan kecil. Adapun daftar lengkap Pusat Kegiatan Nasional (PKN) telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

3.1.5.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2025 dalam

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-70

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 dan melengkapi dokumen perencanaan. Pengembangan MP3EI difokuskan pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI) yang diidentifikasikan sebagai satu atau lebih kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan satu atau lebih faktor konektivitas dan SDM IPTEK. Pendekatan KPI dilakukan untuk mempermudah identifikasi, pemantauan, dan evaluasi atas kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat dengan factor konektivitas dan SDM IPTEK yang sama. KPI dapat menjadi KPI prioritas dengan kriteria sebagai berikut: a. Total nilai investasi pada setiap KPI yang bernilai signifikan b. Keterwakilan Kegiatan Ekonomi Utama yang berlokasi pada setiap KPI c. Dukungan Pemerintah dan Pemerintah Daerah terhadap sentra-sentra produksi di masing- masing KPI d. Kesesuaian terhadap beberapa kepentingan strategis (dampak sosial, dampak ekonomi, dan politik) dan arahan Pemerintah (Presiden RI) Adapun KPI berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 dipaparkan pada tabel berikut. Tabel 3.8 Penetapan Lokasi Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Berdasarkan Arahan Perpres Nomor 32 Tahun 2011 No Koridor KPI 1 Koridor Ekonomi (KE) Sumatera Sei Mangkei Tapanuli Selatan Dairi Dumai Tj Api-Api – Tj Carat Muaraenim – Pendopo Palembang Prabumulih Bangka Barat, Babel Batam Bandar Lampung Lampung Timur Besi Baja Cilegon 2 Koridor Ekonomi (KE) Jawa Banten DKI Jakarta Karawang Bekasi Purwakarta Cilacap Surabaya Gresik Lamongan Pasuruan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-71

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

No Koridor KPI 3 Koridor Ekonomi (KE) Bali – Badung Nusa Tenggara Buleleng Lombok Tengah Kupang Sumbawa Barat Aegela Nusa Penida Sumbawa 4 Koridor Ekonomi (KE) Kalimantan Kutai Kertanegara Kutai Timur Rapak dan Ganal Kotabaru Ketapang Kotawaringin Barat Kapuas Pontianak Bontang Tanah Bumbu Sanggau Penajam Paser Utara 5 Koridor Ekonomi (KE) Sulawesi Makassar Palopo (Luwu) Mamuju-Mamasa Parepare Kendari Kolaka Konawe Utara Morowali Parigi Moutang Banggai Bitung 6 Koridor Ekonomi (KE) Merauke (Mifee) Papua – Kep. Maluku Timika Halmahera Teluk Bintuni Morotai Ambon Manokwari

3.1.5.5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sesuai dengan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK terdiri atas satu atau beberapa zona, antara lain pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, energi, dan ekonomi lainnya. Pembentukan KEK tersebut dapat melalui usulan dari Badan Usaha yang didirikan di Indonesia, pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah provinsi, yang ditujukan kepada Dewan Nasional.Selain itu, Pemerintah Pusat juga dapat menetapkan suatu wilayah sebagai KEK yang dilakukan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-72

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG berdasarkan usulan kementerian/lembaga pemerintah non kementerian.Sedangkan lokasi KEK yang diusulkan dapat merupakan area baru maupun perluasan dari KEK yang sudah ada. Usulan lokasi KEK harus memenuhi beberapa kriteria antara lain: a. sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung; b. adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan; c. terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan; mempunyai batas yang jelas. Adapun KEK berdasarkan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus dipaparkan pada tabel berikut.

Tabel 3.9 Penetapan Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Berdasarkan Arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 No Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus 1 Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke 2 Kabupaten Pandeglang, Banten Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung 3 Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Tmur Kawasan Ekonomi Khusus Maloy 4 Kota Bitung, Sulawesi Utara Kawasan Ekonomi Khusus Bitung

Tabel 3.10 Matriks Isian Lokasi KSN, PKSN, PKN, PKI MP3EI, dan KEK di Kabupaten Lumajang KSN STATUS KPI SUDUT PKN PKSN KEK KSN HUKUM MP3EI KEPENTINGAN RTRW/KSN

Keterangan cara pengisian kolom: (1) Isilah namaKawasan Strategis Nasional (KSN) sesuai dengan Tabel 3.3 (kolom 2) jika seluruh atau sebagian kabupaten/kota tersebut merupakan bagian dari KSN. Contoh: Kawasan Selat Sunda, Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi, dll.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-73

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

(2) Isilah namasudut kepentingan sesuai dengan Tabel 3.3 (kolom 3) jika kabupaten/kota tersebut merupakan bagian dari KSN. Contoh: ekonomi, lingkungan hidup, dll. (3) Jika RTRW KSN sudah ditetapkan melalui Perpres, isilah nomor Perpres penetapan RTRW KSN. Kolom ini dapat dikosongkan jika RTRW KSN belum ditetapkan. Contoh: Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo. (4) Isilah namaPusat Kegiatan Nasional (PKN) sesuai dengan Tabel 3.1 (kolom 3) jika seluruh atau sebagian kabupaten/kota tersebut merupakan bagian dari PKN. Contoh: PKN Kawasan Perkotaan Manado-Bitung, PKN Sorong, dll. (5) Isilah namaPusat Kegiatan Kegiatan Nasional (PKSN) sesuai dengan Tabel 3.2 (kolom 2) jika seluruh atau sebagian kabupaten/kota tersebut merupakan bagian dari PKSN. Contoh: PKSN Paloh - Aruk (Kab. Sambas), PKSN Daruba (Kab.Pulau Morotai), dll. (6) Isilah namaKawasan Perhatian Investasi (KPI) MP3EI sesuai dengan Tabel 4.1 (kolom 3) jika seluruh atau sebagian kabupaten/kota tersebut merupakan bagian dari KPI MP3EI. Contoh: KPI Ketapang, KPI Merauke (Mifee), dll. (7) Isilah namaKawasan Ekonomi Khusus (KEK) sesuai dengan Tabel 4.2 (kolom 3) jika seluruh atau sebagian kabupaten/kota tersebut merupakan bagian dari KEK. Contoh: Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke, Kawasan Ekonomi Khusus Maloy. 3.2 KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA 3.2.1 Konsep Perencanaan Bidang Cipta Karya Dalam rangka mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya disusun dengan berlandaskan pada berbagai peraturan perundangan dan amanat perencanaan pembangunan. Untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman, Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota perlu memahami arahan kebijakan tersebut, sebagai dasar perencanaan, pemrograman, dan pembiayaan pembangunan Bidang Cipta Karya. Gambar 2.1 memaparkan konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, yang membagi amanat pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dalam 4 (empat) bagian, yaitu amanat penataan ruang/spasial, amanat pembangunan nasional dan direktif presiden, amanat pembangunan Bidang Pekerjaan Umum, serta amanat internasional.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-74

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Dalam pelaksanaannya, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dihadapkan pada beberapa isu strategis, antara lain bencana alam, perubahan iklim, kemiskinan, reformasi birokrasi, kepadatan penduduk perkotaan, pengarusutamaan gender, serta green economy. Di samping isu umum, terdapat juga permasalahan dan potensi pada masing-masing daerah, sehingga dukungan seluruh stakeholders pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya sangat diperlukan.

Gambar 3.2 Konsep Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Sumber: Direktorat Bina Program, 2014 3.2.2 Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta Karya Infrastruktur permukiman memiliki fungsi strategis dalam pembangunan nasional karena turut berperan serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka kemiskinan, maupun menjaga kelestarian lingkungan.Oleh sebab itu, Ditjen Cipta Karya berperan penting dalam implementasi amanat kebijakan pembangunan nasional. 3.2.2.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 RPJPN 2005-2025 yang ditetapkan melalui UU No. 17 Tahun 2007, merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang sebagai arah dan prioritas pembangunan secara menyeluruh yang akan dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu 2005-2025. Dalam dokumen tersebut, ditetapkan bahwa Visi Indonesia pada tahun 2025 adalah “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur”. Dalam penjabarannya RPJPN mengamanatkan beberapa hal sebagai berikut dalam pembangunan bidang Cipta Karya, yaitu:

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-75

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG a. Dalam mewujudkan Indonesia yang berdaya saing maka pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan melalui pendekatan tanggap kebutuhan (demand responsive approach) dan pendekatan terpadu dengan sektor b. sumber daya alam dan lingkungan hidup, sumber daya air, serta kesehatan. c. Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan maka Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan sanitasi diarahkan pada (1) peningkatan kualitas pengelolaan aset (asset management) dalam penyediaan air minum dan sanitasi, (2) pemenuhan kebutuhan minimal air minum dan sanitasi dasar bagi masyarakat, (3) penyelenggaraan pelayanan air minum dan sanitasi yang kredibel dan profesional, dan (4) penyediaan sumber-sumber pembiayaan murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin. d. Salah satu sasaran dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan adalah terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat untuk mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh. Peran pemerintah akan lebih difokuskan pada perumusan kebijakan pembangunan sarana dan prasarana, sementara peran swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana akan makin ditingkatkan terutama untuk proyek-proyek yang bersifat komersial. e. Upaya perwujudan kota tanpa permukiman kumuh dilakukan pada setiap tahapan RPJMN, yaitu:  RPJMN ke 2 (2010-2014): Daya saing perekonomian ditingkatkan melalui percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerjasama antara pemerintah dan dunia usaha dalam pengembangan perumahan dan permukiman.  RPJMN ke 3 (2015-2019): Pemenuhan kebutuhan hunian bagi seluruh masyarakat terus meningkat karena didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Kondisi itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh.  RPJMN ke 4 (2020-2024): terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung sehingga terwujud kota tanpa permukiman kumuh.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-76

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

3.2.2.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 RPJMN 2010-2014 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 menyebutkan bahwa infrastruktur merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan dengan mendorong partisipasi masyarakat Dalam rangka pemenuhan hak dasar untuk tempat tinggal dan lingkungan yang layak sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28H, pemerintah memfasilitasi penyediaan perumahan bagi masyarakat berpendapatan rendah serta memberikan dukungan penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman, seperti air minum, air limbah, persampahan dan drainase. Dokumen RPJMN juga menetapkan sasaran pembangunan infrastruktur permukiman pada periode 2010-2014, yaitu: a. Tersedianya akses air minum bagi 70 % penduduk pada akhir tahun 2014, dengan perincian akses air minum perpipaan 32 persen dan akses air minum non-perpipaan terlindungi 38 %. b. Terwujudnya kondisi Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) hingga akhir tahun 2014, yang ditandai dengan tersedianya akses terhadap sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-site) bagi 10% total penduduk, baik melalui sistem pengelolaan air limbah terpusat skala kota sebesar 5% maupun sistem pengelolaan air limbah terpusat skala komunal sebesar 5 % serta penyediaan akses dan peningkatan kualitas sistem pengelolaan air limbah setempat (on-site) yang layak bagi 90 % total penduduk. c. Tersedianya akses terhadap pengelolaan sampah bagi 80 % rumah tangga di daerah perkotaan. d. Menurunnya luas genangan sebesar 22.500 Ha di 100 kawasan strategis perkotaan. Untuk mencapai sasaran tersebut maka kebijakan pembangunan diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan air minum dan sanitasi yang memadai, melalui: a. menyediakan perangkat peraturan di tingkat Pusat dan/atau Daerah b. memastikan ketersediaan air baku air minum c. meningkatkan prioritas pembangunan prasarana dan sarana permukiman d. meningkatkan kinerja manajemen penyelenggaraan air minum, penanganan air limbah, dan pengelolaan persampahan e. meningkatkan sistem perencanaan pembangunan air minum dan sanitasi

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-77

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG f. meningkatkan cakupan pelayanan prasarana permukiman g. meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) h. mengembangkan alternatif sumber pendanaan bagi pembangunan infrastruktur i. meningkatkan keterlibatan masyarakat dan swasta j. mengurangi volume air limpasan, melalui penyediaan bidang resapan

3.2.2.3 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Dalam rangka transformasi ekonomi menuju negara maju dengan pertumbuhan ekonomi 7-9 persen per tahun, Pemerintah menyusun MP3EI yang ditetapkan melalui Perpres No. 32 Tahun 2011.Dalam dokumen tersebut pembangunan setiap koridor ekonomi dilakukan sesuai tema pembangunan masing-masing dengan prioritas pada kawasan perhatian investasi (KPI MP3EI).Ditjen Cipta Karya diharapkan dapat mendukung penyediaan infrastruktur permukiman pada KPI Prioritas untuk menunjang kegiatan ekonomi di kawasan tersebut.Kawasan Perhatian Investasi atau KPI dalam MP3EI adalah adalah satu atau lebih kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan satu atau lebih faktor konektivitas dan SDM IPTEK. Pendekatan KPI dilakukan untuk mempermudah identifikasi, pemantauan, dan evaluasi atas kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat dengan faktor konektivitas dan SDM IPTEK yang sama.

MP3EI dapat menjadi acuan bagi badan usaha dalam menanamkan modal di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Koordinasi pelaksanaan MP3EI dilakukan oleh Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011- 2025, yang selanjutnya disebut KP3EI. KP3EI mempunyai tugas:

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-78

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG a. Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan MP3EI b. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan MP3EI c. Menetapkan langkah-langkah dan kebijakan dalam rangka penyelesaian permasalahan dan hambatan pelaksanaan MP3EI MP3EI digagas untuk mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi melalui pengembangan 8 program utama, yang terdiri atas pertanian, pertambangan, energi, industri, kelautan, pariwisata, dan telematika, serta pengembangan kawasan strategis. Kedelapan program tersebut dibagi lagi ke dalam 22 kegiatan ekonomi utama (lihat gambar 2.2).

Gambar 3.3 Kegiatan Ekonomi Utama

Sedangkan strategi pengembangan 22 kegiatan ekonomi tersebut adalah mengintegrasikan tiga elemen utama, meliputi: 1. Pengembangan potensi ekonomi wilayah di 6 Koridor Ekonomi Indonesia, yaitu: Koridor Ekonomi Sumatera, Koridor Ekonomi Jawa, Koridor Ekonomi Kalimantan, Koridor Ekonomi Sulawesi, Koridor Ekonomi Bali–Nusa Tenggara, dan Koridor Ekonomi Papua– Kepulauan Maluku 2. Memperkuat konektivitas nasional yang terintegrasi secara lokal dan terhubung secara global (locally integrated, globally connected) 3. Memperkuat kemampuan SDM dan IPTEK nasional untuk mendukung pengembangan program utama di setiap koridor ekonomi Dengan demikian pertumbuhan ekonomi akan makin terarah karena digenjot pada 8 program utama berbasis potensi nasional (yang terdiri dari 22 kegiatan ekonomi) dan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-79

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG berlangsung lintas wilayah di 6 koridor, terkoneksi, dan terintegrasi. Pada gilirannya strategi tersebut diharapkan menunjang penguatan kapasitas SDM dan penguasaannya terhadap pengembangan IPTEK.

Gambar 3.4 Tema Pembangunan Masing-Masing Koridor Ekonomi Sumber: MP3KI Bappenas dan MP3EI Kemenkeu 2011 3.2.2.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan Kemiskinan Indonesia Sesuai dengan agenda RPJMN 2010-2014, pertumbuhan ekonomi perlu diimbangi dengan upaya pembangunan yang inklusif dan berkeadilan.Untuk itu, telah ditetapkan MP3KI dimana semua upaya penanggulangan kemiskinan diarahkan untuk mempercepat laju penurunan angka kemiskinan dan memperluas jangkauan penurunan tingkat kemiskinan di semua daerah dan di semua kelompok masyarakat. Dalam mencapai misi penanggulangan kemiskinan pada tahun 2025, MP3KI bertumpu pada sinergi dari tiga strategi utama, yaitu: a. Mewujudkan sistem perlindungan sosial nasional yang menyeluruh, terintegrasi,dan mampu melindungi masyarakat dari kerentanan dan goncangan b. Meningkatkan pelayanan dasar bagi penduduk miskin dan rentan sehingga dapat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masa mendatang

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-80

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG c. Mengembangkan penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood) masyarakat miskin dan rentan melalui berbagai kebijakan dan dukungan di tingkat lokal dan regional dengan memperhatikan aspek Kementerian Pekerjaan Umum, khususnya Ditjen Cipta Karya, berperan penting dalam pelaksanaan MP3KI, terutama terkait dengan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat (PNPMPerkotaan/P2KP, PPIP, Pamsimas, Sanimas dsb) serta Program Pro Rakyat. MP3KI adalah affirmative action, sehingga pembangunan ekonomi yang terwujud tidak hanya Pro-growth, tetapi juga Pro-Poor, Pro-job dan Pro-environment; termasuk penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat miskin. Substansi yang melatarbelakangi perluasan pengurangan kemiskinan melalui MP3KI dapat dirangkum dalam 9 alasan, yaitu: 1. Pertumbuhan penduduk yang besar (bisa jadi potensi, bisa juga jadi tantangan) 2. Lahan usaha petani dan nelayan makin terbatas 3. Peluang dan pengembangan usaha si miskin amat terbatas 4. Urbanisasi memperparah kemiskinan perkotaan (slum and squatter) 5. Rendahnya kualitas SDM usia muda 6. Rendahnya penyerapan kerja sector industri 7. Masih banyak daerah terisolir dengan akses pelayanan dasar yang rendah 8. Belum tersedianya jaminan sosial yang komprehensif 9. Masih terjadi marjinalisasi penduduk miskin, cacat, illegal, berpenyakit kronis dsb

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-81

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Gambar 3.5 Kerangka Desain MP3KI

Tahapan Pelaksanaan MP3KI Periode 2013-2014:  Percepatan pengurangan kemiskinan untuk mencapai target 8% - 10% pada tahun 2014  Perbaikan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan  Pada kantong-kantong kemiskinan, sinergi lokasi dan waktu, serta perbaikan sasaran (seperti : Program Gerbang Kampung di Menko Kesra)  Sustainable livelihood penguatan kegiatan usaha masyarakat miskin, termasuk membangun keterkaitan dengan MP3EI  Terbentuknya BPJS kesehatan pada tahun 2014 Periode 2015 – 2019:  Transformasi program-program pengurangan kemiskinan  Peningkatan cakupan, terutama untuk Sistem Jaminan Sosial menuju universal coverage  Terbentuknya BPJS Tenaga Kerja  Penguatan sustainable livelihood Periode 2020-2025:  Pemantapan sistem penanggulangan kemiskinan secara terpadu  Sistem jaminan sosial mencapai universal coverage

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-82

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Gambar 3.6 Skenario Tahapan Pelaksanaan MP3KI

Gambar 3.7 Kolaborasi MP3EI dengan MP3KI

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-83

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

3.2.2.5 Kawasan Ekonomi Khusus UU No. 39 Tahun 2009 menjelaskan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional. Di samping zona ekonomi, KEK juga dilengkapi zona fasilitas pendukung dan perumahan bagi pekerja. Ditjen Cipta Karya dalam hal ini diharapkan dapat mendukung infrastruktur permukiman pada kawasan tersebut sehingga menunjang kegiatan ekonomi di KEK. KEK merupakan kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Fungsi KEK adalah untuk melakukan dan mengembangkan usaha di bidang perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos dan telekomunikasi, pariwisata, dan bidang lain. Sesuai dengan hal tersebut, KEK terdiri atas satu atau beberapa Zona, antara lain Zona pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, dan energi yang kegiatannya dapat ditujukan untuk ekspor dan untuk dalam negeri. Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat ditetapkan sebagai KEK adalah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung, adanya dukungan dari pemerintah provinsi/kabupaten/kota dalam pengelolaan KEK, terletak pada posisi yang strategis atau mempunyai potensi sumber daya unggulan di bidang kelautan dan perikanan, perkebunan, pertambangan, dan pariwisata, serta mempunyai batas yang jelas, baik batas alam maupun batas buatan. Untuk menyelenggarakan KEK, dibentuk lembaga penyelenggara KEK yang terdiri atas Dewan Nasional di tingkat pusat dan Dewan Kawasan di tingkat provinsi.Dewan Kawasan membentuk Administrator KEK di setiap KEK untuk melaksanakan pelayanan, pengawasan, dan pengendalian operasionalisasi KEK.Kegiatan usaha di KEK dilakukan oleh Badan Usaha dan Pelaku Usaha. Fasilitas yang diberikan pada KEK ditujukan untuk meningkatkan daya saing agar lebih diminati oleh penanam modal. Fasilitas tersebut terdiri atas fasilitas fiskal, yang berupa

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-84

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG perpajakan, kepabeanan dan cukai, pajak daerah dan retribusi daerah, dan fasilitas nonfiskal, yang berupa fasilitas pertanahan, perizinan, keimigrasian, investasi, dan ketenagakerjaan, serta fasilitas dan kemudahan lain yang dapat diberikan pada Zona di dalam KEK, yang akan diatur oleh instansi berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal pengawasan, ketentuan larangan tetap diberlakukan di KEK, seperti halnya daerah lain di Indonesia. Namun, untuk ketentuan pembatasan, diberikan kemudahan dalam sistem dan prosedur yang ditetapkan oleh Pemerintah dengan tetap mengutamakan pengawasan terhadap kemungkinan penyalahgunaan atau pemanfaatan KEK sebagai tempat melakukan tindak pidana ekonomi. Dengan berlakunya Undang-Undang ini, diharapkan terdapat satu kesatuan pengaturan mengenai kawasan khusus di bidang ekonomi yang ada di Indonesia dengan memberi kesempatan kepada Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 251, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4053) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi Undang-Undang Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4775) untuk diusulkan menjadi KEK, baik dalam jangka waktu maupun setelah berakhirnya jangka waktu yang telah ditetapkan. Dengan berlakunya Undang-Undang ini, tidak terjadi lagi pembentukan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas.

3.2.2.6 Direktif Presiden Program Pembangunan Berkeadilan Dalam Inpres No. 3 Tahun 2010, Presiden RI mengarahkan seluruh Kementerian, Gubernur, Walikota/Bupati, untuk menjalankan program pembangunan berkeadilan yang meliputi Program pro rakyat, Keadilan untuk semua, dan Program Pencapaian MDGs. Ditjen Cipta Karya memiliki peranan penting dalam pelaksanaan Program Pro Rakyat terutama program air bersih untuk rakyat dan program peningkatan kehidupan masyarakat perkotaan.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-85

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Sedangkan dalam pencapaian MDGs, Ditjen Cipta Karya berperan dalam peningkatan akses pelayanan air minum dan sanitasi yang layak serta pengurangan permukiman kumuh. 1. Program pro rakyat, memfokuskan pada:  Program penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga  Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat  Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha mikro dan kecil 2. Program keadilan untuk semua, memfokuskan pada:  Program keadilan bagi anak  Program keadilan bagi perempuan  Program keadilan di bidang ketenagakerjaan  Program keadilan di bidang bantuan hukum  Program keadilan di bidang reformasi hukum dan peradilan  Program keadilan bagi kelompok miskin dan terpinggirkan 3. Program pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs), memfokuskan pada:  Program pemberantasan kemiskinan dan kelaparan  Program pencapaian pendidikan dasar untuk semua  Program pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan  Program penurunan angka kematian anak  Program kesehatan ibu  Program pengendalian HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya  Program penjaminan kelestarian lingkungan hidup  Program pendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Dari ketiga program pembangunan tersebut, program pembangunan di bidang Cipta Karya tertuang didalam program pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium. Adapun program-program pembangunan bidang Cipta Karya yang tertuang didalam Rencana tindak upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.11 Rencana Tindak Upaya Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium No. Program Tindakan Sasaran Keluaran 1. Program Penyediaan dan pengelolaan Meningkatnya Terbangunnya sarana dan pengelolaan air baku kapasitas dan prasarana air baku sumber daya air layanan air baku untuk penyediaan air minum

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-86

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

No. Program Tindakan Sasaran Keluaran 2. Program 1. Pengaturan, pembinaan, Meningkatnya 1. Terfasilitasinya pembinaan dan pengawasan, pelayanan air kawasan perkotaan pengembangan pengembangan sumber minum terhadap yang terlayani air infrastruktur pembiayaan dan pola MBR di perkotaan minum permukiman investasi, serta dan perdesaan pengembangan sistem 2. Terfasilitasinya penyediaan air minum kawasan perkotaan yang terlayani air minum

2. Pengaturan, pembinaan, Meningkatnya 1. Terlayaninya kawasan pengawasan, pelayanan dengan infrastruktur air pengembangan sumber infrastruktur air limbah melalui sistem pembiayaan dan pola limbah off-site investasi, serta pengembangan infrastruktur sanitasi dan 2. Terlayaninya kawasan persampahan dengan infrastruktur air limbah melalui sistem on-site

3. Peningkatan akses Peningkatan akses sanitasi Meningkatnya 1. Jumlah desa yang penduduk terhadap dasar yang layak akses penduduk melaksanakan Sanitasi sanitasi dasar yang terhadap sanitasi Total Berbasis layak dasar Masyarakat

2. Jumlah desa yang melaksanakan Community led total sanitation

*) keluaran dapat disesuaikan berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan secara berkala

3.2.3 Peraturan Perundangan Bidang PU/Cipta Karya Ditjen Cipta Karya dalam melakukan tugas dan fungsinya selalu dilandasi peraturan perundangan yang terkait dengan bidang Cipta Karya, antara lain UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, UU No. 7 tahun 2008 tentang Sumber Daya Air, dan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan. 3.2.3.1 UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman UU Perumahan dan Kawasan Permukiman membagi tugas dan kewenangan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan permukiman mempunyai tugas:

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-87

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi. b. Menyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. c. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota dalam penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman. d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan perundang- undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. e. Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota. f. Melaksanakan melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. g. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman. h. Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional. i. Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman. j. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. k. Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba. Adapun wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menjalankan tugasnya yaitu: a. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. c. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. d. Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-88

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG e. Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR. f. Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan bagi MBR pada tingkat kabupaten/kota. g. Memfasilitasi kerja sama pada tingkat kabupaten/kota antara pemerintah kabupaten/kota dan badan hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman. h. Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota. i. Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota. Di samping mengatur tugas dan wewenang, UU ini juga mengatur penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah pendanaan dan pembiayaan, hak kewajiban dan peran masyarakat. UU ini mendefinisikan permukiman kumuh sebagai permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.Untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan, terdiri dari pengawasan, pengendalian, dan pemberdayaan masyarakat, serta upaya peningkatan kualitas permukiman, yaitu pemugaran, peremajaan, dan permukiman kembali. 3.2.3.2 UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Undang-Undang Bangunan Gedung menjelaskan bahwa penyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran. Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung.Persyaratan administratif meliputi persyaratan status hak atas tanah, status kepemilikan bangunan gedung, dan izin mendirikan bangunan.Sedangkan persyaratan teknis meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung.Persyaratan tata bangunan meliputi persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung, dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan, yang ditetapkan melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Di samping itu, peraturan tersebut juga mengatur beberapa hal sebagai berikut:

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-89

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG a. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya. Di samping itu, sistem penghawaan, pencahayaan, dan pengkondisian udara dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip- prinsip penghematan energi dalam bangunan gedung (amanat green building). b. Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan harus dilindungi dan dilestarikan. Pelaksanaan perbaikan, pemugaran, perlindungan, serta pemeliharaan atas bangunan gedung dan lingkungannya hanya dapat dilakukan sepanjang tidak mengubah nilai dan/atau karakter cagar budaya yang dikandungnya. c. Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan lanjut usia merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung. 3.2.3.3 UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air UU Sumber Daya Air pada dasarnya mengatur pengelolaan sumber daya air, termasuk didalamnya pemanfaatan untuk air minum.Dalam hal ini, negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih, dan produktif. Pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum rumah tangga dilakukan dengan pengembangan sistem penyediaan air minum dimana Badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah menjadi penyelenggaranya. Air minum rumah tangga tersebut merupakan air dengan standar dapat langsung diminum tanpa harus dimasak terlebih dahulu dan dinyatakan sehat menurut hasil pengujian mikrobiologi Selain itu, diamanatkan pengembangan sistem penyediaan air minum diselenggarakan secara terpadu dengan pengembangan prasarana dan sarana sanitasi. 3.2.3.4 UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah UU No. 18 Tahun 2008 menyebutkan bahwa pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga dilakukan dengan pengurangan sampah, dan penanganan sampah.Upaya pengurangan sampah dilakukan dengan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi:

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-90

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah, b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu, c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir, d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik,komposisi, dan jumlah sampah, e. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman. Undang-undang tersebut juga melarang pembuangan sampah secara terbuka di tempat pemrosesan akhir. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah yang menggunakan sistem pembuangan terbuka dan mengembangkan TPA dengan sistem controlled landfill ataupun sanitary landfill. 3.2.3.5 UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun Dalam memenuhi kebutuhan hunian yang layak, Ditjen Cipta Karya turut serta dalam pembangunan Rusunawa yang dilakukan berdasarkan UU No. 20 Tahun 2011. Dalam undang-undang tersebut Rumah susun didefinisikan sebagai bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. Peraturan ini juga mengatur perihal pembinaan, perencanaan, pembangunan, penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan, pengelolaan, peningkatan kualitas, pengendalian, kelembagaan, tugas dan wewenang, hak dan kewajiban, pendanaan dan sistem pembiayaan, dan peran masyarakat. 3.2.4 Amanat Internasional Pemerintah Indonesia secara aktif terlibat dalam dialog internasional dan perumusan kesepakatan bersama di bidang permukiman.Beberapa amanat internasional yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kebijakan dan program bidang Cipta Karya meliputi Agenda Habitat, Konferensi Rio+20, Millenium Development Goals, serta Agenda Pembangunan Pasca 2015.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-91

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

3.2.4.1 Agenda Habitat Pada tahun 1996, di Kota Istanbul Turki diselenggarakan Konferensi Habitat II sebagai kelanjutan dari Konferensi Habitat I di Vancouver tahun 1976.Konferensi tersebut menghasilkan Agenda Habitat, yaitu dokumen kesepakatan prinsip dan sasaran pembangunan permukiman yang menjadi panduan bagi negara-negara dunia dalam menciptakan permukiman yang layak dan berkelanjutan. Salah satu pesan inti yang menjadi komitmen negara-negara dunia, termasuk Indonesia, adalah penyediaan tempat hunian yang layak bagi seluruh masyarakat tanpa terkecuali, serta meningkatkan akses air minum, sanitasi, dan pelayanan dasar terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan kelompok rentan. 3.2.4.2 Konferensi Rio+20 Pada Juni 2012, di Kota Rio de Janeiro, Brazil, diselenggarakan KTT Pembangunan Berkelanjutan atau lebih dikenal dengan KTT Rio+20. Konferensi tersebut menyepakati dokumen The Future We Want yang menjadi arahan bagi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di tingkat global, regional, dan nasional. Dokumen memuat kesepahaman pandangan terhadap masa depan yang diharapkan oleh dunia (common vision) dan penguatan komitmen untuk menuju pembangunan berkelanjutan dengan memperkuat penerapan Rio Declaration 1992 dan Johannesburg Plan of Implementation 2002. Dalam dokumen The Future We Want, terdapat 3 (tiga) isu utama bagi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, yaitu: (i) Ekonomi Hijau dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan, (ii) pengembangan kerangka kelembagaan pembangunan berkelanjutan tingkat global, serta (iii) kerangka aksi dan instrument pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Kerangka aksi tersebut termasuk penyusunan Sustainable Development Goals (SDGs) post-2015 yang mencakup 3 pilar pembangunan berkelanjutan secara inklusif, yang terinspirasi dari penerapan Millennium Development Goals (MDGs). Bagi Indonesia, dokumen ini akan menjadi rujukan dalam pelaksanaan rencana pembangunan nasional secara konkrit, termasuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2014-2019, dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (2005-2025). 3.2.4.3 Millenium Development Goals Pada tahun 2000, Indonesia bersama 189 negara lain menyepakati Deklarasi Millenium sebagai bagian dari komitmen untuk memenuhi tujuan dan sasaran pembangunan millennium

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-92

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

(Millenium Development Goals). Konsisten dengan itu, Pemerintah Indonesia telah mengarusutamakan MDGs dalam pembangunan sejak tahap perencanaan sampai pelaksanaannya sebagaimana dinyatakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005- 2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 serta Rencana Kerja Tahunan berikut dokumen penganggarannya. Sesuai tugas dan fungsinya, Ditjen Cipta Karya memiliki kepentingan dalam pemenuhan target 7C yaitu menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak dan fasilitas sanitasi dasar layak hingga tahun 2015. Di bidang air minum, cakupan pelayan air minum saat ini (2013) adalah 61,83%, sedangkan target cakupan pelayanan adalah 68,87% yang perlu dicapai pada tahun 2015. Di samping itu, akses sanitasi yang layak saat ini baru mencapai 58,60%, masih kurang dibandingkan target 2015 yaitu 62,41%. Selain itu, Ditjen Cipta Karya juga turut berperan serta dalam pemenuhan target 7D yaitu mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh (minimal 100 juta) pada tahun 2020. Pemerintah Indonesia menargetkan luas permukiman kumuh 6%, padahal data terakhir (2009) proporsi penduduk kumuh mencapai 12,57%. Untuk memenuhi target MDGs di bidang permukiman, diperlukan perhatian khusus dari seluruh pemangku kepentingan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Oleh karena itu, pemerintah kabupaten/kota perlu melakukan optimalisasi kegiatan penyediaan infrastruktur permukiman dalam rangka percepatan pencapaian target MDGs. 3.2.4.4 Agenda Pembangunan Pasca 2015 Pada Juli 2012, Sekjen PBB membentuk sebuah Panel Tingkat Tinggi untuk memberi masukan kerangka kerja agenda pembangunan global pasca 2015. Panel ini diketuai bersama oleh Presiden Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Ellen Johnson Sirleaf dari Liberia, dan Perdana Menteri David Cameron dari Inggris, dan beranggotakan 24 orang dari berbagai negara. Pada Mei 2013, panel tersebut mempublikasikan laporannya kepada Sekretaris Jenderal PBB berjudul “A New Global Partnership: Eradicate Poverty and Transform Economies Through Sustainable Development”. Isinya adalah rekomendasi arahan kebijakan pembangunan global pasca-2015 yang dirumuskan berdasarkan tantangan pembangunan baru, sekaligus pelajaran yang diambil dari implementasi MDGs. Dalam dokumen tersebut, dijabarkan 12 sasaran indikatif pembangunan global pasca 2015, sebagai berikut:

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-93

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG a. Mengakhiri kemiskinan b. Memberdayakan perempuan dan anak serta mencapai kesetaraan gender c. Menyediakan pendidikan yang berkualitas dan pembelajaran seumur hidup d. Menjamin kehidupan yang sehat e. Memastikan ketahanan pangan dan gizi yang baik f. Mencapai akses universal ke Air Minum dan Sanitasi g. Menjamin energi yang berkelanjutan h. Menciptakan lapangan kerja, mata pencaharian berkelanjutan, dan pertumbuhan berkeadilan i. Mengelola aset sumber daya alam secara berkelanjutan j. Memastikan tata kelola yang baik dan kelembagaan yang efektif k. Memastikan masyarakat yang stabil dan damai l. Menciptakan sebuah lingkungan pemungkin global dan mendorong m. Pembiayaan jangka panjang Dari sasaran indikatif tersebut, Ditjen Cipta karya berkepentingan dalam pencapaian sasaran 6 yaitu mencapai akses universal ke air minum dan sanitasi. Adapun target yang diusulkan dalam pencapaian sasaran tersebut adalah: a. Menyediakan akses universal terhadap air minum yang aman di rumah, dan di sekolah, puskesmas, dan kamp pengungsi, b. Mengakhiri buang air besar sembarangan dan memastikan akses universal ke sanitasi di sekolah dan di tempat kerja, dan meningkatkan akses sanitasi di rumah tangga sebanyak x%, c. Menyesuaikan kuantitas air baku (freshwater withdrawals) dengan pasokan air minum, serta meningkatkan efisiensi air untuk pertanian sebanyak x%, industri sebanyak y% dan daerah-daerah perkotaan sebanyak z%, d. Mendaur ulang atau mengolah semua limbah cair dari daerah perkotaan dan dari industri sebelum dilepaskan. Selain memperhatikan sasaran dan target indikatif, dokumen laporan tersebut juga menekankan pentingnya kemitraan baik secara global maupun lokal antar pemangku kepentingan pembangunan. Kemitraan yang dimaksud memiliki prinsip inklusif, terbuka, dan akuntabel dimana seluruh pihak duduk bersama-sama untuk bekerja bukan tentang bantuan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-94

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG saja, melainkan juga mendiskusikan kerangka kebijakan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

3.2.5 PriorItas Kabupaten/Kota Bidang Cipta Karya Penyelenggaraan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya salah satunya mengacu pada Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Dengan mengacu kepada peraturan perundangan tersebut, maka prioritas penanganan infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahkan pada kabupaten/kota yang berfungsi strategis secara nasional. Pada pelaksanaannya, alokasi APBN Bidang Cipta Karya terdapat 5 (lima) klaster penanganan Bidang Cipta Karya sebagai berikut: a. Klaster A, merupakan kabupaten/kota prioritas strategis nasional yang termasuk dalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat-Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di dalam KSN dan kabupaten/kota di dalam kawasan metropolitan, serta kawasan strategis lainnya (KEK, MP3EI) yang telah memiliki Perda RTRW dan Perda Bangunan Gedung. b. Klaster B, merupakan kabupaten/kota prioritas strategis nasional yang termasuk dalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat-Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di dalam KSN dan kabupaten/kota di dalam kawasan metropolitan, serta kawasan strategis lainnya (KEK, MP3EI) yang telah memiliki Perda RTRW. c. Klaster C, terdiri dari kabupaten/kota yang menjadi prioritas pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM), berdasarkan karakteristik antara lain daerah yang rawan bencana alam, memiliki cakupan air minum/sanitasi rendah, permukiman kumuh, dan daerah kritis atau miskin. d. Klaster D ditujukan dalam rangka pengembangan kegiatan pemberdayaan masyarakat Bidang Cipta Karya yang bertujuan penanggulangan kemiskinan di perkotaan dan perdesaan. e. Klaster E ditujukan untuk kabupaten/kota yang memiliki program inovasi baru Bidang Cipta Karya yang diusulkan secara kompetitif dan selektif.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-95

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

3.2.5.1 Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster A Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional pada Klaster A merupakan kabupaten/kota yang merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat-Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di dalam KSN dan kabupaten/kota di dalam kawasan metropolitan, serta kawasan strategis lainnya (KEK, MP3EI) yang telah memiliki Perda RTRW dan Perda Bangunan Gedung. Berdasarkan hasil identifikasi dengan menggunakan kriteria-kriteria di atas, di Provinsi Jawa Timur terdapat 10 (sepuluh) kabupaten/kota yang termasuk pada Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster A, yang dipaparkan pada Tabel 3.12 berikut. Tabel 3.12 Daftar Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster A di Provinsi Jawa Timur KPI- PKN PKSN KSN KEK PERDA MP3EI PERDA NO. KABUPATEN/KOTA (PP (PP (PP (PP BANGUNAN (Perpres RTRW 26/2008) 26/2008) 26/2008) 2/2011) GEDUNG 32/2011) 1. Kab. Bangkalan     2. Kab. Bondowoso **  3. Kab. Gresik      4. Kab. Jombang    5. Kab. Lamongan      6. Kab. Pacitan **   7. Kab. Sumenep **  8. Kota Blitar    9. Kota Malang     10. Kota Pasuruan **    Catatan : * Mewakili Ibukota Provinsi ** Kategori Khusus

3.2.5.2 Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster B Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional pada Klaster B adalah kabupaten/kota yang merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat-Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di dalam KSN dan kabupaten/kota di dalam kawasan metropolitan, serta kawasan strategis lainnya (KEK, MP3EI) yang memiliki Perda RTRW. Berdasarkan hasil identifikasi dengan menggunakan kriteria-kriteria di atas, di Provinsi Jawa Timur terdapat 7 (tujuh) kabupaten/kota yang termasuk pada Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster B, yang dipaparkan pada Tabel 3.13 berikut.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-96

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Tabel 3.13 Daftar Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster B di Provinsi Jawa Timur KPI- PKN PKSN KSN KEK MP3EI PERDA NO. KABUPATEN/KOTA (PP (PP (PP (PP (Perpres RTRW 26/2008) 26/2008) 26/2008) 2/2011) 32/2011) 1. Kab. Malang   2. Kab. Mojokerto   3. Kab. Pasuruan    4. Kab. Sidoarjo     5. Kota Batu   6. Kota Kediri   7. Kota Mojokerto    

3.2.5.3 Kabupaten/Kota Klaster C dalam Rangka Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Klaster C merupakan kabupaten/kota yang menjadi prioritas penanganan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Cipta Karya, yaitu kabupaten/kota di luar Klaster A dan Klaster B. Pemilihan prioritas kabupaten/kota dalam pemenuhan SPM ditentukan berdasarkan karakteristik masing-masing daerah, antara lain daerah yang rawan bencana alam, memiliki cakupan air minum/sanitasi rendah, permukiman kumuh, dan daerah kritis atau miskin. Selain memenuhi karakteristik tersebut, daerah juga harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dan memiliki program yang responsif.Prioritas Kabupaten/Kota dalam pemenuhan SPM dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut. Tabel 3.14 Daftar Prioritas Kabupaten/Kota dalam Pemenuhan SPM No. Kabupaten/Kota Sektor Prioritas Pemenuhan SPM 1. Kab. Banyuwangi Air Minum 2. Kab. Blitar Air Minum 3. Kab. Bojonegoro Kumuh, Air Minum 4. Kab. Jember Air Minum 5. Kab. Kediri Air Minum 6. Kab. Lumajang Air Minum 7. Kab. Madiun Air Minum 8. Kab. Magetan Air Minum 9. Kab. Nganjuk Air Minum 10. Kab. Ngawi Air Minum 11. Kab. Pamekasan Air Minum 12. Kab. Ponorogo Air Minum 13. Kab. Probolinggo Penyehatan Lingkungan Permukiman 14. Kab. Sampang Air Minum 15. Kab. Situbondo Penyehatan Lingkungan Permukiman 16. Kab. Trenggalek Pengembangan Permukiman (Kumuh) 17. Kab. Tuban Pengembangan Permukiman (Kumuh), Air Minum 18. Kab. Tulungagung Air Minum

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-97

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

19. Kota Madiun Pengembangan Permukiman (Kumuh), Air Minum 20. Kota Probolinggo Air Minum 21. Kota Surabaya Pengembangan Permukiman (Kumuh), Air Minum

3.2.5.4 Pemberdayaan Masyarakat (Klaster D) Klaster D khusus dialokasikan bagi program-program pemberdayaan masyarakat Bidang Cipta Karya, baik di perkotaan maupun perdesaan.Program pemberdayaan masyarakat ini diperuntukkan dalam rangka pengentasan kemiskinan, sesuai dengan amanat pembangunan nasional. 3.2.5.5 Kabupaten/Kota Klaster E bagi Daerah dengan Program dan Inovasi yang Kreatif Klaster E diperuntukkan untuk kabupaten/kota yang memiliki program yang kreatif dan inovasi baru bagi pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dan tercantum pada Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya.Pada Klaster E ini juga difasilitasi daerah yang berprestasi dan memiliki inovasi baru.

3.3 KETERPADUN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LUMAJANG 3.3.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lumajang A. Kawasan Stategis Kabupaten Lumajang Kawasan yang termasuk kawasan strategis di Kabupaten Lumajang adalah kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten, kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya, kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. 1) Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi (Kawasan Wonorejo Terpadu)  Desa Wonorejo Kecamatan Kedungjajang 2) Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi (Kawasan Strategis Jalan Lintas Selatan)  Desa Tegalrejo, Bulurejo, dan Tempurejo di Kecamatan Tempursari  Desa Jugosari di Kecamatan Candipuro  Desa Gondoruso, Bades, Bago, Selok Awar-awar dan Selokanyar di Kecamatan Pasirian  Desa Pandanarum dan Pandanwangi di Kecamatan Tempeh

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-98

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Desa Jatimulyo di Kecamatan Kunir  Desa Darungan dan Wotgalih di Kecamatan Yosowilangun 3) Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi (Kawasan Strategis Agropolitan Seroja)  Desa Senduro, Kandangtepus, Kandangan, Burno, Argosari di Kecamatan Senduro  Desa Jambekumbu, Pasrujambe, dan Jambearum di Kecamatan Pasrujambe 4) Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi (Kawasan Startegis Minapolitan)  Kecamatan Tempursari  Kecamatan Pasirian  Kecamatan Tempeh  Kecamatan Kunir  Kecamatan Yosowilangun  Kecamatan Rowokangkung 5) Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi (Kawasan Strategis Ekonomi Wilayah Utara)  Kecamatan Ranuyoso, Klakah, Randuagung dan Kedungjajang 6) Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi (Kawasan Strategis Jalur Lingkar Timur Kabupaten)  Kecamatan Lumajang, Sukodono, dan Kedungjajang 7) Kawasan strategis dari sudut sosial dan budaya (Kawasan Strategis Sosial Budaya)  Pura Mandara Giri Semeru Agung yang terletak di Kecamatan Senduro 8) Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup (Kawasan Strategis Taman Nasional BTS)  Desa Sidomulyo, Pronojiwo, Sumberurip, dan Supiturang di Kecamatan Pronojiwo  Desa Pasrujambe dan Jambekumbu di Kecamatan Pasrujambe  Desa Ranupane, Argosari, Burno, Kandangtepus dan Wonocempokoayu di Kecamatan Senduro  Desa Pakel, Gucialit, dan Kertowono di Kecamatan Gucialit B. Rencana Struktur Ruang Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kabupaten Lumajang difungsikan sebagai pusat kegiatan Lokal (PKL). Sedangkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Lumajang termasuk dalam pusat kegiatan Lokal (PKL) untuk

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-99

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Provinsi Jawa Timur dan merupakan WP Probolinggo – Lumajang dengan pusat di Kota Probolinggo, meliputi: Kota Probolinggo, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Lumajang dengan fungsi: pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, agroindustri, agrowisata, pertambangan, pariwisata, pendidikan, dan kesehatan. Rencana sistem perwilayahan di Kabupaten Lumajang beserta fungsi dan arahan kegiatan utamanya adalah sebagai berikut: Tabel 3.15 Rencana Struktur Kegiatan dan Perkotaan Kabupaten Lumajang Arahan Fungsi yang Akan No. Pusat Kegiatan Wilayah Pelayanan Dikembangkan 1 PKL Perkotaan Lumajang PPK Perkotaan Sukodono Pusat pemerintahan kabupaten, pusat pendidikan skala kabupaten, pusat pelayanan kesehatan skala kabupaten, perdagangan dan jasa, industri, permukiman perkotaan, dan pariwisata 2 PKLp Perkotaan Pasirian PPK Perkotaan Tempeh Pertanian tanaman pangan, kehutanan, PPK Perkotaan Candipuro perkebunan, pariwisata, industri kecil, PPK Perkotaan Pronojiwo pertambangan dan perikanan; PPK Perkotaan Tempursari PPK Perkotaan Sumbersuko 3 PKLp Perkotaan Klakah PPK Perkotaan Ranuyoso Industri, perdagangan dan jasa, PPK Perkotaan Randuagung kehutanan, perkebunan, pengembangan PPK Perkotaan Kedungjajang pertanian, perikanan dan pariwisata 4 PKLp Perkotaan PPK Perkotaan Kunir Perdagangan dan jasa, pertanian tanaman Yosowilangun PPK Perkotaan Tekung pangan, perikanan, pengembangan PPK Perkotaan Rowokangkung budidaya pertambangan, perkebunan dan PPK Perkotaan Jatiroto pariwisata, pengembangan kegiatan perikanan 5 PKLp Perkotaan Senduro PPK Perkotaan Pasrujambe Pariwisata, pertanian, perkebunan, PPK Perkotaan Gucialit kehutanan, peternakan dan industri PPK Perkotaan Padang agribisnis, kawasan agropolitan dan industri kayu olahan

C. Rencana Pola Ruang 1) Arahan pengembangan kawasan lindung a) Kawasan hutan lindung Hutan lindung di Kabupaten Lumajang memiliki luas 12.652 Ha yang terletak di Kecamatan Ranuyoso, Kecamatan Klakah, Kecamatan Randuagung, Kecamatan Gucialit, Kecamatan Senduro, Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Tempursari dan Kecamatan Pasirian. Perwujudan kawasan hutan lindung Kabupaten Lumajang meliputi koordinasi, identifikasi, inventarisasi, penegasan, dan penetapan kawasan hutan lindung dan pemantauan dan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-100

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

pengendalian kawasan hutan lindung. Arahan pengelolaan kawasan hutan lindung meliputi:  Pengawasan dan pemantauan untuk pelestarian kawasan konservasidan kawasan hutan lindung  Mempertahankan luasan kawasan hutan lindung  Pelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistemnya  Pengembangan kerjasama antarwilayah dalam pengelolaan kawasan lindung  Percepatan rehabilitasi hutan dan lahan yang termasuk kriteria kawasan lindung dengan melakukan penanaman pohon lindung yang dapat digunakan sebagai perlindungan kawasan bawahannya yang dapat dimanfaatkan hasil hutan non- kayunya  Pemanfaatan jalur wisata alam jelajah/pendakian untuk menanamkan rasa memiliki terhadap alam  Pemanfaatan kawasan lindung untuk sarana pendidikan penelitian dan pengembangan kecintaan terhadap alam  Penerapan ketentuan-ketentuan untuk mengembalikan fungsi lindung kawasan yang telah terganggu fungsi lindungnya secara bertahap dan berkelanjutan sehingga dapat mempertahankan keberadaan hutan lindung untuk kepentingan hidrologis b) Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap Kawasan Bawahannya (Kawasan Resapan Air) Kawasan yang berfungsi sebagai kawasan resapan air merupakan kawasan kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Senduro dan Kecamatan Gucialit).Kawasan yang menjadi perlindungan dari kawasan ini di dalamnya memiliki berbagai kegiatan strategis yang berpengaruh luas jika tidak dilindungi. Untuk itu kebijaksanaan pemanfaatan ruang pada kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya ditetapkan sebagai berikut ini:  Pelarangan atau pencegahan kegiatan budidaya, kecuali yang tidak mengganggu fungsi lindung  Pengendalian kegiatan budidaya yang telah ada dengan pembatasan perkembangan serta pengembalian fungsi lindungnya

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-101

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Pengendalian terhadap kegiatan eksplorasi dan eksploitasi mineral serta air tanah dengan memperhatikan fungsi lindung kawasan sekitarnya, serta upaya-upaya rehabilitasi bekas kawasan penambangan  Pelarangan dan pencegahan terhadap pola penambangan terbuka pada kawasan hutan lindung  Pengembalian fungsi hidrologi kawasan hutan yang telah mengalami kerusakan  Peningkatan fungsi lindung pada area yang telah mengalami alih fungsi melalui pengembangan vegetasi tegakan tinggi yang mampu memberikan perlindungan terhadap permukaan tanah dan mampu meresapkan air ke dalam tanah  Percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami kerusakan  Peningkatan fungsi lahan melalui pengembangan hutan rakyat yang memberikan nilai ekonomi melalui pengambilan hasil buah bukan kayu, dan vegetasi yang menjadi tempat kehidupan berbagai satwa  Pengolahan tanah secara teknis (misalnya membuat embung, cekungan tanah, bendung) sehingga kawasan ini memberikan kemampuan peresapan air yang lebih tinggi c) Kawasan perlindungan setempat  Kawasan Sekitar Mata Air Kawasan perlindungan setempat sekitar mata air ditetapkan dengan sekurang- kurangnya dengan radius jari-jari 200 meter. Beberapa mata air Kabupaten Lumajang terletak di Kecamatan Pronojiwo, Randuagung, Klakah, Kedungjajang, Pasrujambe, Senduro, Gucialit,Ranuyoso, Sumbersuko, Tekung, Candipuro, Tempursari, Lumajang, Sukodono, Pasirian, Tempeh dan Kunir. Kebijaksanaan pemanfaatan ruang terutama ditujukan bagi perlindungan kawasan sekitar mata air meliputi:  Pembatasan kegiatan budidaya di sekitar mata air yang dapat mengganggu fungsi mata air dan penyediaan air baku  Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar mata air agar tidak merusak tata air yang sudah ada  Penetapan perlindungan pada sekitar mata air minimum berjari-jari 200meter dari sumber mata air jika di luar kawasan permukiman, dan 100meter jika di dalam kawasan permukiman

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-102

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Perlindungan sekitar mata air untuk kegiatan yang menyebabkan alihfungsi lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas sumber air  Pembuatan sistem saluran bila sumber dimanfaatkan untuk air minumatau irigasi  Pengembangan tanaman perdu, tanaman tegakan tinggi, dan penutup tanah (ground cover) untuk melindungi pencemaran dan erosi terhadap air  Pembatasan penggunaan lahan secara langsung untuk bangunan yangtidak berhubungan dengan konservasi mata air  Untuk mata air yang terletak pada kawasan lindung, perlindungansekitarnya tidak dilakukan secara khusus, sebab pada kawasan lindungtersebut sudah sekaligus berfungsi sebagai perlindungan terhadap lingkungan dan air  Kawasan Sempadan Danau/Waduk Di Kabupaten Lumajang terdapat banyak danau/ranu yang berperan menyimpan air, menjaga keseimbangan lingkungan selain itu juga sangat potensial sebagai obyek wisata seperti Ranu Lading di Desa Papringan, Kecamatan Klakah; Ranu, Kumbolo, Ranu Pane, Ranu Regulo di Lereng Gunung Semeru; Ranu Klakah, di Desa Tegalrandu, Kecamatan Klakah; Danau Ranupakis, Desa Ranupakis, Kecamatan Klakah; dan Ranu Bedali, Kecamatan Ranuyoso. Pengelolaan kawasan sempadan danau/waduk dilakukan dengan beberapa upaya, yaitu:  Perlindungan sekitar danau atau waduk dari kegiatan yang menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas sumber air  Pelestarian waduk beserta seluruh tangkapan air di atasnya  Pengembangan kegiatan pariwisata dan/atau kegiatan budidaya lainnyadi sekitar lokasi danau atau waduk diizinkan membangun selama tidakmengurangi kualitas tata air  Pengembangan tanaman perdu, tanaman tegakan tinggi, dan penutuptanah atau ground cover untuk melindungi pencemaran dan erosi terhadap air  Danau yang digunakan untuk pariwisata banyak terdapat di Kabupaten Lumajang seperti segitiga ranu yang terletak di kawasan Bromo Tengger Semeru, yaitu Ranu Pane, Ranu Regulo dan Ranu Kumbolo, serta terdapat Wisata Segitiga Ranu yang lain yaitu Ranu Klakah, Danau Ranupakis, dan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-103

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Ranu Bedali; untuk kepentingan pariwisata diijinkan membangun selama tidak mengurangi kualitas tata air dan lingkungan yang ada  Kawasan Sempadan Pantai Kawasan sempadan pantai di wilayah Kabupaten Lumajang terletak di sepanjang garis pantai, yang terdapat di wilayah Kabupaten Lumajang di wilayah selatan, memanjang dari bagian timur ke barat, yaitu meliputi wilayah Kecamatan Tempursari, Candipuro, Pasirian, Tempeh, Kunir dan Yosowilangun. Pengendalian kawasan sepanjang pantai tersebut dengan kriteria garis sempadan pantai sekurang-kurangnya adalah 100 meter dari titik tertinggi muka air ke arah darat. Upaya pengelolaan ruang yang disusun bagi kawasan sempadan Kabupaten Lumajang terutama adalah perlindungan terhadap kawasan sempadan pantai, yaitu:  Perlindungan kawasan sempadan pantai 100 meter dari pasang tertinggi dan dilarang mengadakan alih fungsi lindung yang menyebabkan kerusakan kualitas pantai  Perlindungan sempadan pantai dan sebagian kawasan pantai yang merupakan pesisir terdapat ekosistem bakau, terumbu karang, padang lamun, dan estuaria dari kerusakan  Penanaman bakau di kawasan yang potensial untuk menambah luasan area bakau  Pemanfaatan kawasan sepanjang pantai di dalam kawasan lindung disesuaikan dengan rencana tata ruang kawasan pesisir  Penyediaan sistem peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya bencana  Pemantapan fungsi lindung di daratan untuk menunjang kelestarian kawasan lindung pantai  Mengarahkan lokasi bangunan di luar sempadan pantai, kecuali bangunan yang harus ada di sempadan pantai seperti dermaga, tower penjaga keselamatan pelayaran dan pengunjung pantai  Penetapan kawasan lindung sepanjang pantai yang memiliki nilai ekologis sebagai daya tarik wisata dan penelitian

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-104

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Kawasan Sempadan Sungai Kawasan sempadan sungai di Kabupaten Lumajang terdapat di sepanjang sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Lumajang. Sungai-sungai besar dengan daerah aliran di Kabupaten Lumajang dan sekitarnya antara lain Sungai Besuk Sat, Sungai Bondoyudo, Sungai Kaliasem, Sungai Kalimujur, Sungai Kali Pancing dan Sungai Rejali yang hampir kesemuanya bermuara di Pantai Laut Selatan. Kabupaten Lumajang memiliki DAS Sampean dengan Sub DAS Bondoyudo, Paruk, Lecari, Mujur, Jatiroto, Rejali yang melintasi 21 kecamatan di Kabupaten Lumajang. Kebijaksanaan pemanfaatan ruang diutamakan bagi perlindungan kawasan sempadan sungai meliputi:  Pembatasan dan melarang mengadakan alih fungsi lindung yang menyebabkan kerusakan kualitas sungai  Pembatasan dan melarang menggunakan lahan secara langsung untuk bangunan sepanjang sempadan sungai yang tidak memiliki kaitan dengan pelestarian atau pengelolaan sungai  Pembatasan kegiatan budidaya di sepanjang sungai yang dapat mengganggu atau merusak kualitas air, kondisi fisik dan dasar sungai serta alirannya  Pengamanan daerah aliran sungai  Ruang Terbuka Hijau Arahan proporsi RTH kawasan perkotaan di wilayah Kabupaten Lumajang adalah paling sedikit 30 % dari luas kawasan perkotaan, yang diisi oleh tanaman baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja di tanam. RTH perkotaan sebagaimana dimaksud meliputi taman kota, hutan kota, makam, lapangan olahraga, tanaman kanan-kiri jalan dan tanaman yang berada pada ruang terbuka lainnya. Sedangkan distribusi ruang terbuka hijau publik disesuaikan dengan sebaran penduduk dan hierarki pelayanan dengan memperhatikan rencana struktur dan pola ruang dimana penataan nya melibatkan peran serta masyarakat, swasta, lembaga/badan hukum dan/atau perseorangan.  Kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal Kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal merupakan kawasan permukiman budaya Suku Tengger di Kecamatan Senduro.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-105

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

d) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, dan Cagar Budaya  Taman Nasional Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 1049.1049/KPTS/II/1992 bahwa luasan total Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur dengan luas 500.276,35 Ha yang terdapat di empat kabupaten yaitu Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Kabupaten Lumajang mempunyai luas 23.295 Ha yang meliputi: Kecamatan Gucialit, Kecamatan Senduro, Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Candipuro, dan Kecamatan Pronojiwo. Arahan pengelolaan kawasan Taman Nasional meliputi:  Pengembalian fungsi konservasi pada kawasan taman nasional  Pengembangan kegiatan secara lebih spesifik berdasarkan karakteristik kawasan dengan mengedepankan fungsi lindungnya  Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan merupakan kawasan yang mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan, satwa dan tipe ekosistem. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan meliputi:  Desa Senduro Kecamatan Senduro  Desa Ranupane Kecamatan Senduro  Desa Argosari Kecamatan Senduro Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan yang terdapat di Kabupaten Lumajang adalah kawasan permukiman budaya Suku Tengger yang selain terdapat di Kabupaten Lumajang juga mencakup Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruan.Suku Tengger merupakan kelompok penduduk yang mempunyai sifat sosial budaya khusus di Kabupaten Lumajang, yakni masyarakat Tenger yang hidup di Desa Ranupane dan Desa Argosari Kecamatan Senduro.Suku Tenger merupakan orang-orang yang sangat patuh terhadap ajaran agama nenek moyang dan dalam kaitan dengan kondisi sosial budaya, keberadaan suku Tenger perlu dipertahankan eksistensinya dalam kerangka pelestarian keanekaragaman budaya di Kabupaten Lumajang.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-106

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

e) Kawasan Rawan Bencana Alam  Kawasan Rawan Gerakan Tanah Kawasan yang rawan gerakan tanah adalah daerah yang memiiki kemiringan > 50% dengan kandungan air tanah sedang-tinggi dan sifat tanah lunak atau gembur. Di Kabupaten Lumajang wilayah yang rentan akan gerakan tanah adalah daerah di sekitar Sungai Besuk Semut dan Sungai Besuk Tunggal di Kecamatan Pronojiwo, Tempursari, Candipuro, Pasirian, Pasrujambe dan Senduro. Daerah aliran sungai ini umumnya memiliki kontur tajam atau.Untuk ini diperlukan pengelolaan DAS dengan membuat terasering dan penanaman tanaman keras produktif bersama masyarakat. Mengingat kawasan sepanjang DAS ini sekaligus merupakan kawasan penyangga untuk mencegah pendangkalan waduk yang disebabkan oleh longsor dan erosi, maka upaya penamanam vegetasi yang berkayu dengan tegakan tinggi juga harus diikuti oleh pengembangan tutupan tanah atau ground cover yang juga memiliki fungsi ekonomi seperti rumput gajah yang dapat digunakan untuk pakan ternak. Upaya untuk pengendalian kawasan rawan gerakan tanah yang mengacu kepada prinsip-prinsip pengendalian pemanfaatan ruang yang tertuang dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah sebagai berikut:  Pengendalian pemanfaatan ruang zona berpotensi longsor dilakukan dengan mencermati konsistensi kesesuaian antara pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota/ provinsi dan/atau rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota/provinsi atau rencana detail tata ruang kabupaten/kota  Dalam pemanfaatan ruang zona berpotensi longsor harus memperhitungkan tingkat kerawanan/tingkat risiko terjadinya longsor dan daya dukung lahan/tanah  Tidak diizinkan atau dihentikan kegiatan yang mengganggu fungsi lindung kawasan rawan bencana longsor dengan tingkat kerawanan/ tingkat risiko tinggi; terhadap kawasan demikian mutlak dilindungi dan dipertahankan bahkan ditingkatkan fungsi lindungnya  Kawasan yang tidak terganggu fungsi lindungnya dapat diperuntukkan bagi kegiatan-kegiatan pemanfaatan ruang dengan persyaratan yang ketat.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-107

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Kawasan Rawan Banjir Kawasan rawan banjir di Kabupaten Lumajang dibagi menjadi:  Banjir pengaruh Gunung Semeru, yaitu kawasan disekitar aliran Sungai Glidik dan Rejali, serta Sungai Mujur akibat aliran lava yang mengakibatkan pendangkalan sungai. Kecamatan yang rawan banjir pengaruh Gunung Semeru adalah: Kecamatan Pronojiwo (Desa Supiturang), Kecamatan Candipuro (Desa Jugosari), Kecamatan Tempursari, dan Kecamatan Pasirian  Kawasan rawan banjir pengaruh topografi disebabkan curah hujan yang tinggi dan tidak adanya penahan air yaitu di Kecamatan Pasrujambe (Desa Kertosari), Kecamatan Padang (Desa Mbarat dan Kedawung), Kecamatan Ranuyoso (Desa Ranubedali dan Desa alun-alun), Kecamatan Senduro dan Kecamatan Klakah  Kawasan rawan banjir akibat luapan atau genangan yang disebabkan meningkatnya debit sungai dan ketidakmampuan sungai menampung air. Terdapat di Kecamatan Rowokangkung di Desa Rowokangkung dan Sidorejo (akibat luapan sungai Bondoyudho), Kecamatan Yosowilangun Desa: Tunjung Rejo, Wotgalih, Kalipepe dan Yosowilangun, Kecamatan Tempursari di Desa Kaliuling, Tempursari, dan Desa Bulurejo Kebijakan umum penanganan terhadap kawasan rawan bencana di Kabupaten Lumajang meliputi sebagai berikut:  Pengendalian kegiatan disekitar kawasan rawan bencana  Rehabilitasi dan konservasi tanah pada kawasan yang rawan bencana longsor/tanah tererosi sangat tinggi  Memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk mngetahui tanda-tanda alam terjadinya letusan sebagai earlier warning system  Penetapan zona rawan tsunami dan revitalisasi ekosistem pesisir  Pengangkatan sedimen untuk mempertahankan volume sungai dan pengerukan dilakukan dengan tetap memperhatikan kemiringan sungai untuk sungai-sungai yang dilaluli oleh lahar dingin Gunung Semeru  Mengadakan penanaman tanaman keras pada daerah rawan longsor untuk menguatkan tanah  Pembuatan plengsengan pada daerah yang curam untuk menahan jatuhnya aliran air agar tidak terlalu cepat

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-108

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Usulan program untuk mengatasi masalah adalah peningkatan perkerasan tanggul (sabuk) menjadi plengsengan, normalisasi atau pengeraukan dasar sungai dan perbaikan bangunan-bangunan air penunjang sistem drainase  Memaksimalkan penggunaan klep atau pintu air dalam fungsi pengaturan debit pengaliran sungai f) Kawasan Lindung Geologi  Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi  Kawasan Rawan Letusan Gunung Api Arahan pengelolaan kawasan rawan letusan gunung api, aliran lava, lahar dan awan panas ialah penetapan zona bahaya dan zona aman terhadap letusan gunung berapi serta dengan menetapkan desa-desa lokasi pengungsian dan juga arah pengungsian. Kawasan rawan bencana ini telah diidenfikasi oleh beberapa studi dan dalam proyek Gunung Semeru yang meliputi areal seluas 26,520 Ha dengan perincian sebagai berikut:  Daerah terlarang yaitu daerah yang terletak di sekitar gunung berapi yang berdekatan dengan sumber letupan ditetapkan pada sebagian wilayah Kecamatan Senduro, Pronojiwo, dan Candipuro. Rencana pengembangannya adalah daerah perlindungan mutlak yang tidak bisa dibudiidayakan.  Daerah bahaya 1 merupakan daerah yang dianggap paling bebrahaya berdasarkan pengalaman letusan dimasa lampau ditetapkan pada sebagian wilayah Kecamatan Senduro, Pronojiwo, Pasirian, Tempeh, Kunir, Yosowilangun, Rowokangkung, Tekung, Jatiroto, Lumajang, Sukodono, Randuagung, Kedungjajang, Gucialit, Klakah dan Ranuyoso.  Daerah bahaya 2 ditetapkan pada wilayah Kecamatan Pronojiwo, Tempursari, Candipuro, Pasirian, Tempeh, Senduro, Tekung, Lumajang Dan Sukodono.  Kawasan Rawan Gempa Daerah yang yang diidentifikasikan sebagai pusat gempa dan yang pernah mengalami kegempaan dengan itensitas lebih dari 4 skala richter. Kawasan yang rawan gempa bumi adalah kawasan yang berada pada daerah sesar atau patahan yaitu di kawasan sekitar patahan. Yaitu di sekitar sungai Bondoyudho,

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-109

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

di kawasan selatan Kabupaten Lumajang yaitu: Kecamatan Yosowilangun (Desa Wotgalih, Pandanwangi, Jatimulya, Pandan arum); Kecamatan Rowokangkung; Kecamatan Tempursari (Desa Tempurrejo, Bulurejo, Tegalrejo, Purorejo, Pundunsari, Kaliuring, Tamanayu); Kecamatan Pasirian (Desa Bago, Bades, Selokawarawar, Selokanyar); Kecamatan Tempeh; dan Kecamatan Kunir.  Kawasan Rawan Tsunami Kawasan yang terletak di kawasan selatan Kabupaten Lumajang. Yang langsung berbatasan langsung dengan pantai selatan yang berpotensi untuk mengalami gempa dengan skala besar, yaitu: Kecamatan Yosowilangun; Kecamatan Kunir; Kecamatan Tempeh; Kecamatan Pasirian; dan Kecamatan Tempursari.  Kawasan Imbuhan Air Tanah Kawasan imbuhan air tanah yang terdapat di Kabupaten Lumajang adalah:  Cekungan Air Tanah Jember-Lumajang yang meliputi: Kecamatan Yosowilangun, Kecamatan Tekung, Kecamatan Rowokangkung, Kecamatan Kunir, Kecamatan Tempeh, Kecamatan Pasirian, Kecamatan Lumajang, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Kedungjajang, Kecamatan Jatiroto, Kecamatan Klakah, Kecamatan Ranuyoso, Kecamatan Gucialit, Kecamatan Padang, Kecamatan Sumbersuko, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Pasrujambe, dan Kecamatan Senduro  Cekungan Air Tanah Probolinggo berada di Kecamatan Ranuyoso  Cekungan Air Tanah Brantas meliputi: Kecamatan Pronojiwo, dan Kecamatan Tempursari Kawasan Imbuhan air tanah ini memerlukan beberapa pengendalian pemanfaatan ruang antara lain:  Pengendalian Pengambilan Airtanah  Pemberian Rekomendasi Teknis Pengambilan Air tanah  Penyediaan Sumur Bor Daerah Sulit Air  Inventarisasi/Penelitian Potensi Air tanah (CAT dan Daerah Sulit Air)  Pemantauan Kuantitas dan Kualitas air tanah  Pengawasan pelaksanaan pengambilan Air tanah

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-110

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Konservasi Air Tanah  Pembuatan Jaringan  Sumur pantau 2) Arahan pengembangan kawasan budidaya a) Kawasan peruntukan hutan produksi Luas kawasan hutan produksi di wilayah Kabupaten Lumajang seluas 23.515 Ha. Kerusakan kawasan hutan yang terjadi akibat makin banyaknya luasan lahan kritis, berkurang atau hilangnya sumber air, terjadi erosi dan pendangkalan aliran sungai. Saat ini luas lahan kritis yang ada seluas 25.852,91 Ha.Adapun hutan produksi berdasarkan jenis tanamannya di Kabupaten Lumajang dibedakan menjadi hutan produksi mahoni, hutan produksi jati, hutan produksi pinus dan hutan produksi damar.  Hutan produksi mahoni berada di Kecamatan Ranuyoso, Kecamatan Klakah dan kecamatan Randuagung  Hutan produksi jati berada di Kecamatan Candipuro, Kecamatan Pasirian dan Kecamatan Yosowilangun  Hutan produksi damar berada di Kecamatan Gucialit dan Kecamatan Sendu Arahan pengelolaan kawasan hutan produksi Kabupaten Lumajang meliputi:  Kawasan peruntukan hutan produksi yang juga memiliki fungsi perlindungan sebagai daerah resapan air yang tidak boleh dialihfungsikan untuk kegiatan lain, dan harus dikendalikan secara ketat  Mempertahankan luasan hutan produksi yang ada saat ini. Hal ini mengingat fungsi dari Hutan produksi sebagai daerah resapan air hujan dan penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar  Meningkatkan pengolahan hasil hutan sehingga dapat memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dan memberikan kesempatan kerja yang lebih banyak bagi masyarakat Kabupaten Lumajang  Pemantauan dan pengendalian kegiatan pengusahaan hutan serta gangguan keamanan hutan lainnya  Peningkatan fungsi ekologis melalui pengembangan sistem tebang pilih, tebang gilir dan rotasi tanaman yang mendukung keseimbangan alam

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-111

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Pengembangan kawasan hutan produksi diarahkan pada kecamatan:  Kecamatan Klakah (RPH Maninjo,RPH Ranuyoso dan RPH Ranupakis)  Kecamatan Senduro (RPH Besuksat, RPH Senduro, RPH Ranupare dan RPH Gucialit)  Kecamatan Pasirian (RPH Sumberurip, RPH Candipuro, dan RPH Bago)  Kecamatan Pronojiwo (RPH Sumberrowo, RPH Argopuro dan RPH Tempursari). b) Kawasan peruntukan hutan rakyat Pengelolaan hutan rakyat diarahkan tersebar merata di seluruh wilayah Kabupaten Lumajang. Arahan bagi kawasan hutan rakyat sebagai berikut :  Mempertahankan luasan hutan rakyat yang sudah ada  Dalam upaya pelestarian kawasan lindung, pengolahan hasil hutan secara terbatas  Meningkatkan pengolahan hasil hutan sehingga dapat memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dan memberikan kesempatan kerja yang lebih banyak bagi masyarakat Kabupaten Lumajang  Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan hutan rakyat guna menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kegiatan berusaha dan meningkatkan pendapatan negara c) Kawasan peruntukan pertanian  Kawasan peruntukan tanaman pangan  Peruntukan Pertanian Lahan Basah Adapun arahan pengelolaan sawah di Kabupaten Lumajang adalah sebagai berikut:  Sawah beririgasi teknis (lahan pertanian produktif) harus dipertahankan luasannya. Luas sawah beririgasi teknis yang ditanami padi adalah 21.911 Ha, sedangkan potensinya adalah 22.524 Ha (termasuk lahan yang belum ditanami padi). Peruntukan pertanian lahan basah irigasi teknis terdapat diseluruh kecamatan di Kabupaten Lumajang kecuali Kecamatan Gucialit dan Ranuyoso.  Perubahan fungsi sawah hanya diijinkan pada kawasan perkotaan dengan perubahan maksimum 50 % dan sebelum dilakukan perubahan atau alih fungsi harus sudah dilakukan peningkatan fungsi irigasi setengah teknis atau

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-112

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

sederhana menjadi teknis dua kali luas sawah yang akan dialihfungsikan dalam pelayanan daerah irigasi yang sama.  Pada kawasan perdesaan alih fungsi sawah diijinkan hanya pada sepanjang jalan utama (arteri, kolektor, lokal primer), dengan besaran perubahan maksimum 20 % dari luasan sawah yang ada, dan harus dilakukan peningkatan irigasi setengah teknis atau sederhana menjadi irigasi teknis, setidaknya dua kali luasan area yang akan diubah dalam pelayanan daerah irigasi yang sama.  Sawah beririgasi sederhana dan setengah teknis secara bertahap dilakukan peningkatan menjadi sawah beririgasi teknis.  Kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produktifitas tanaman pangan dengan mengembangkan kawasan cooperative farming dan hortikultura dengan mengembangkan kawasan good agriculture practices.  Penetapan lahan pertanian tanaman pangan sebagai lahan pertanian berkelanjutan dengan luasan minimal sebesar 32.322,09 Ha.  Peruntukan Pertanian Lahan Kering Rencana pengembangan kawasan pertanian lahan pertanian kering lebih diarahkan kepada kegiatan, pengembangan pasar, pemenuhan kebutuhan infrastruktur, akses pasar dan peningkatan nilai produk melalui pengelolaan. Dengan demikian pertanian lahan kering yang ada, perlu ditingkatkan produktifitasnya dengan komoditas yang dapat meningkatkan perekonomian wilayah.Adapun arahan pengelolaan lahan tegalan ini adalah sebagai berikut:  Kawasan pertanian lahan kering secara spesifik dikembangkan dengan memberikan tanaman tahunan yang produktif. Lahan ini diperuntukkan untuk menunjang kehidupan secara langsung untuk rumah tangga masyarakat sehingga memiliki penggunaan tanah campuran seperti palawija, hortikultura maupun penunjang perkebunan dalam skala kecil.  Dalam beberapa hal kawasan ini merupakan kawasan yang boleh dialihfungsikan untuk kawasan terbangun dengan berbagai fungsi, sejauh sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-113

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Alih fungsi lahan tegalan menjadi kawasan terbangun diarahkan meningkatkan nilai ekonomi ruang ataupun pemenuhan kebutuhan fasilitas dan berbagai sarana masyarakat.  Kawasan peruntukan perkebunan Berdasarkan tingkat kesesuaian lahan dan potensi ekonominya, maka rencana pengembangan kawasan perkebunan di Kabupaten Lumajang diarahkan pada wilayah sebagai berikut:  Tebu: Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Senduro, Kecamatan Padang, Kecamatan Gucialit, Kecamatan Rowokangkung, Kecamatan Randuagung, Kecamatan Jatiroto, Kecamatan Yosowilangun, Kecamatan Klakah, Kecamatan Ranuyoso, Kecamatan Kedungjajang, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Lumajang, Kecamatan Kunir, Kecamatan Tekung, Kecamatan Tempeh,Kecamatan Pasirian, Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Sumbersuko, dan Kecamatan Candipuro  Tembakau rajang: Kecamatan Sumbersuko, Kecamatan Pasirian, Kecamatan Tempeh, Kecamatan Padang, Kecamatan Tekung, Kecamatan Yosowilangun, dan Kecamatan Kunir  Tembakau Burley: Kecamatan Yosowilangun, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Sumbersuko, Kecamatan Tekung, Kecamatan Senduro, Kecamatan Pasirian, Kecamatan Tempeh,Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Kunir, dan Kecamatan Rowokangkung  Tembakau LVO: Kecamatan Pasirian, dan Kecamatan Tempeh  Nilam: Kecamatan Yosowilangun, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Sumbersuko, Kecamatan Randuagung, Kecamatan Klakah, Kecamatan Tempeh, Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Tempursari, dan Kecamatan Pronojiwo  Kopi: Kecamatan Candipuro, Kecamatan Randuagung,Kecamatan Ranuyoso, Kecamatan Klakah, Kecamatan Senduro, Kecamatan Pasirian, Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Tempursari, Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Kedungjajang, dan Kecamatan Gucialit

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-114

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Kakao: Kecamatan Randuagung, Kecamatan Ranuyoso, Kecamatan Senduro, Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Tempursari, Kecamatan Pasirian, dan Kecamatan Pronojiwo  Kelapa tersebar di seluruh kecamatan  Pinang: Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Senduro, Kecamatan Padang, Kecamatan Randuagung, Kecamatan jatiroto, Kecamatan Yosowilangun, Kecamatan Klakah, Kecamatan Ranuyoso, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Lumajang, Kecamatan Tekung, Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Candipuro, dan Kecamatan Tempursari  Cengkeh: Kecamatan Candipuro, Kecamatan Senduro, Kecamatan Pasirian, Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Tempursari, Kecamatan Pronojiwo, dan Kecamatan Gucialit Upaya penanganan/pengelolaan kawasan perkebunan, meliputi:  Kawasan perkebunan tidak boleh dialihfungsikan untuk kegiatan yang lain, dan dapat ditingkatkan perannya sebagai penunjang pariwisata dan penelitian  Peningkatan pemanfaatan kawasan perkebunan dilakukan melalui peningkatan peran serta masyarakat yang tergabung dalam kawasan masing-masing  Kawasan peruntukan hortikultura Rencana pengelolaan kawasan hortikultura di Kabupaten Lumajang adalah sebagai berikut:  Mengutamakan komoditas yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan memiliki kemampuan pemasaran yang luas terutama eksport  Kawasan hortikultura sebaiknya tidak diadakan alih fungsi lahan kecuali untuk kegiatan pertanian dengan catatan memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dan memiliki kemampuan penyerapan tenaga kerja yang lebih luas  Beberapa bagian kawasan hortikultura khususnya sayuran terletak pada ketinggian diatas 1.000 meter dpl, dan banyak memiliki kelerengan > 40%. Kawasan ini harus dilakukan peningkatan konservasi lahan dengan mengolah secara teknis dan vegetative

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-115

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Pengembangan kawasan hortikultura dilakukan dengan cara:  Pengembangan sistem agropolitan dan pengembangan kawasan perdesaan khususnya pada pusat sentra produksi pertanian, yaitu Agropolitan Seroja yang terletak di Kecamatan Senduro dan Pasrujambe  Pengembangan sektor pertanian untuk kegiatan agribisnis, agrowisata dan industri pengolahan hasil pertanian menjadi makanan dan sejenisnya  Pengembangan komoditas unggulan  Kawasan peruntukan peternakan Kawasan peruntukan peternakan terbagi menjadi:  Kawasan peternakan ternak besar meliputi:  Sapi perah berada di Kecamatan Senduro, Kecamatan Tekung, Kecamatan Yosowilangun, Kecamatan Rowokangkung, Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Kunir, Kecamatan Lumajang, Kecamatan Pasirian, Kecamatan Tempeh, Kecamatan Jatiroto dan Kecamatan Pasrujambe  Sapi potong berada di seluruh kecamatan  Kerbau berada di seluruh kecamatan  Kuda berada di seluruh kecamatan  Kawasan peternakan ternak kecil meliputi:  Kambing dan Domba berada di seluruh kecamatan  Babi berada di Kecamatan Tempursari, Kecamatan Yosowilangun, Kecamatan Rowokangkung, Kecamatan Senduro dan Kecamatan Sukodono  Kawasan peternakan unggas meliputi: ayam buras, ayam potong, ayam petelur, itik, entok, dan burung puyuh yang tersebar di seluruh kecamatan  Kawasan aneka ternak dan hewan kesayangan meliputi kelinci, merpati, anjing, dan kucing. Adapun arahan pengelolaan peternakan di Kabupaten Lumajang diarahkan sebagai berikut:  Meningkatkan kegiatan peternakan secara alami dengan mengembangkan padang penggembalaan, dan pada beberapa bagian dapat menyatu dengan kawasan perkebunan atau kehutanan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-116

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Kawasan peternakan dalam skala besar dikembangkan pada lokasi tersendiri, diarahkan mempunyai keterkaitan dengan pusat distribusi pakan ternak  Mengembangkan sistem inti - plasma dalam pengembangan peternakan  Mengolah hasil ternak sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi  Pengembangan ternak unggulan yang dimiliki oleh daerah yaitu komoditas ternak yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif  Ternak unggas dan ternak lain yang memiliki potensi penularan penyakit pada manusia harus dipisahkan dari kawasan permukiman d) Kawasan peruntukan perikanan  Pemanfaatan kawasan perikanan tangkap Kawasan perikanan tangkap di Lumajang, meliputi Kecamatan Tempursari, Kecamatan Pasirian, dan Kecamatan Yosowilangun dengan komoditi antara lain: komoditi Ikan Lemuru, komoditi Ikan Tongkol, komoditi Ikan Layur, komoditi Ikan Kakap Merah, komoditi Ikan Kakap Putih, komoditi Ikan Layang, komoditi Ikan Kembung, komoditi Ikan Tenggiri, komoditi Ikan Kerapu, komoditi Ikan Pari, dan komoditi Udang Barong.  Pemanfaaatan kawasan budidaya perikanan air payau Kawasan budidaya perikanan air payau di Lumajang berada di Kecamatan Yosowilangun dan Kecamatan Tempursari dengan komoditi antara lain:  Kecamatan Yosowilangun dengan komoditi meliputi komoditi Udang Vannamae dan komoditi Bandeng  Kecamatan Tempursari dengan komoditi meliputi komoditi Udang Vannamae, dan komoditi bandeng  Pemanfaaatan kawasan perikanan air tawar (darat) Kawasan perikanan air tawar (darat) di Lumajang antara lain sebagai berikut:  Sentra KJA Nila berpusat di Kecamatan Klakah dengan daerah pendukung Kecamatan Tempursari, Randuagung. Pengembangan Di Kalisemut Padang Dan Rowosumo Tekung Sentra gurami Kecamatan Rowokangkung Kecamatan Randuagung, Jatiroto, Yosowilangun, Candipuro, Tekung dan Sumbersuko  Sentra patin berpusat di Kecamatan Rowokangkung dengan daerah pendukung Kecamatan Klakah, Lumajang, Padang dan Sukodono

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-117

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Sentra lele berpusat di Kecamatan Rowokangkung dengan daerah pendukung Kecamatan Randuagung, Jatiroto, Yosowilangun, Tekung, Lumajang, Candipuro, Kunir, Tempeh, Pasirian, Sukodono, Senduro, Padang, Sumbersuko, Pronojiwo, Tempursari, Kedungjajang, Klakah, dan Ranuyoso  Sentra nila (kolam) berpusat di Kecamatan Rowokangkung dengan daerah pendukung Kecamatan Randuagung, Jatiroto, Yosowilangun, Tekung, Lumajang, Candipuro, Kunir, Tempeh, Pasirian, Sukodono, Senduro, Padang, Sumbersuko, Pronojiwo, Tempursari, Kedungjajang, Klakah, dan Ranuyoso  Sentra tombro berpusat di Kecamatan Pasirian dengan daerah pendukung Kecamatan Candipuro, Pronojiwo, Tempursari, Randuagung, Lumajang dan SUkodono Sentra Udang Galah Kecamatan Lumajang Kecamatan Tekung, Pasirian, Pasrujambe, Candipuro, Yosowilangun, Tempursari, Sukodono dan Sumbersuko Pengembangan kawasan minapolitan di wilayah Kabupaten Lumajang meliputi:  Kecamatan Rowokangkung  Kecamatan Yosowilangun  Kecamatan Klakah  Kecamatan Tempursari  Kecamatan Tempeh  Kecamatan Pasirian  Kecamatan Kunir e) Kawasan peruntukan pertambangan Penetapan kawasan peruntukkan pertambangan terdiri dari pertambangan mineral logam dan batuan, sebagai berikut :  Pertambangan mineral logam, yaitu:  Pasir besi yang berada di Kecamatan Yosowilangun, Kecamatan Kunir, Kecamatan Tempeh, Kecamatan Pasirian dan Kecamatan Tempursari  Tembaga dan emas yang berada di Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Tempursari

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-118

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Pertambangan batuan, yaitu:  Pasir dan batu yang berada di Kecamatan Tempeh, Kecamatan Pasirian, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Tempursari, Kecamatan Sumbersuko dan Kecamatan Pasrujambe  Pasir pasang yang berada di Kecamatan Tempeh, Kecamatan Pasirian, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Tempursari, Kecamatan Sumbersuko dan Kecamatan Pasrujambe  Zeolit yang berada di Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro  Tanah urug yang berada di Kecamatan Ranuyoso  Potensi panas bumi berada di Kecamatan Ranuyoso, Kecamatan Klakah dan Kecamatan Randuagung f) Kawasan peruntukan industri Kawasan peruntukan industri Kabupaten Lumajang ditetapkan dengan kriteria, yaitu berupa wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan industri, tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup dan tidak mengubah lahan produktif. Arahan pengembangan kawasan industri Kabupaten Lumajang, yaitu:  Pengembangan kawasan industri dilakukan dengan mempertimbangkan aspek ekologis, memperhatikan daya dukung lahan dan tidak mengkonversi lahan pertanian secara besar-besaran. b.  Pengembangan kawasan industri harus didukung oleh adanya jalur hijau sebagai penyangga antar fungsi bawahan  Pengembangan kegiatan industri harus didukung oleh sarana dan prasarana industri  Pengembangan kegiatan industri berbasis sumberdaya lokal yang berkelanjutan  Industri yang dikembangkan memiliki keterkaitan proses produksi mulai dari industri dasar/hulu dan industri hilir serta industri antara, yang dibentuk berdasarkan pertimbangan efisiensi biaya produksi, biaya keseimbangan lingkungan dan biaya aktifitas sosial  Setiap kegiatan industri sejauh mungkin menggunakan metoda atau teknologi ramah lingkungan, dan harus dilengkapi dengan upaya pengelolaan terhadap kemungkinan adanya bencana industri.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-119

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Kawasan peruntukan industri Kabupaten Lumajang diarahkan meliputi:  Kawasan peruntukan industri besar terletak di Kecamatan Pasirian, Kecamatan Tempeh, Kecamatan Sumbersuko, Kecamatan Kunir, Kecamatan Jatiroto, Kecamatan Kedungjajang dan Kecamatan Klakah  Kawasan peruntukan industri menengah terletak di Kecamatan Candipuro, Kecamatan Tekung, Kecamatan Yosowilangun, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Rowokangkung, Kecamatan Randuagung, dan Kecamatan Ranuyoso  Kawasan peruntukan industri kecil dan/atau mikro yang persebaran komoditasnya sangat bervariasi antara lain sebagai berikut:  Kerajinan Perak di Kecamatan Candipuro, Pasirian, Tempeh, Pasrujambe, Sumbersuko  Anyaman bambu di Kecamatan Candipuro, Gucialit, Klakah, Kunir, Padang, Pasirian, Pasrujambe, Ranuyoso, Senduro, Sumbersuko dan Tempeh  Batik di Kecamatan Kunir, Sukodono dan Yosowilangun Bordir Jatiroto dan Tempeh  Genteng di Kecamatan Kunir ,Padang, Pasirian dan Sukodono  Gula kelapa di Kecamatan Candipuro, Lumajang, Pasirian, Pasrujambe, Tempeh dan Tempursari  Kerajinan kasur di Kecamatan Padang  Kerajinan kelambu di Kecamatan Yosowilangun  Keripik di Kecamatan Yosowilangun, Klakah, Pasrujambe, Randuagung, Senduro, Lumajang, Pronojiwo dan Sumbersuko  Kerupuk di Kecamatan Lumajang dan Tekung  Kompor di Kecamatan Jatiroto  Kripik gadung di Kecamatan Yosowilangun  Mebel kayu di Kecamatan Candipuro, Pronojiwo, Tempursari, pasirian, Tempeh, Lumajang, Sukodono, Kunir, Yosowilangun, Tekung, Gucialit, Pasrujambe, Klakah, Kedungjajang dan Randuagung  Pande besi di Kecamatan Klakah, Kunir, Pasirian, Pasrujambe, Ranuyoso dan Tempeh  Roti di Kecamatan Lumajang, Pasirian dan Senduro  Sapu ijuk di Kecamatan Tempeh

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-120

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Tahu dan tempe di Kecamatan Candipuro, Klakah, Lumajang, Tempursari, Tekung, Tempeh, Yosowilangun, Kunir  Tape di Kecamatan Candipuro dan Yosowilangun  Tas dan dompet di Kecamatan Tempeh g) Kawasan peruntukan pariwisata Strategi yang digunakan untuk pengembangan kawasan pariwisata adalah:  Penataan dan pengendalian kawasan wisata dan sekitarnya diatur secara khusus dalam perencanaan tata ruang kawasan wisata  Dalam rangka penataan tersebut, rencana kegiatan dan lingkungan bangunan serta bangunan harus mengikuti ketentuan, yaitu:  Ketinggian bangunan tidak lebih dari 4 lantai atau 15 meter dari muka tanah asli  Luas dasar lantai maksimum 40% dari luas persil  Rancang bangun (building design) dan tata ruangnya (site plan) harus sesuai dengan budaya Jawa pada umumnya atau jawa timur khususnya  Dominasi penggunaan tanahnya untuk penghijauan  Pada kawasan yang digunakan untuk kegiatan keagamaan (yang disyahkan oleh pemerintah) harus diserasikan (fisik bangunannya) dengan kebudayaan yang ada dengan tidak mengurangi atau merendahkan nilai-nilai yang ada  Penataan lainnya disesuaikan dengan ciri khas adat dan budaya setempat h) Kawasan permukiman  Permukiman perkotaan Kecamatan di Kabupaten Lumajang yang diarahkan sebagai permukiman perkotaan adalah Kecamatan Lumajang, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Kedungjajang, Kecamatan Pasirian, Kecamatan Tempeh, Kecamatan Klakah, Kecamatan Yosowilangun, dan Kecamatan Senduro.  Permukiman pedesaan Permukiman perdesaan Kabupaten Lumajang tersebar di beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Rowokangkung, Kecamatan Kunir, Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Gucialit, Kecamatan Ranuyoso, Kecamatan Randuagung, Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Sumbersuko, dan Kecamatan Tempursari.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-121

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Permukiman untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Untuk pengembangan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah diarahkan di beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Lumajang, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Rowokangkung, Kecamatan Pronojiwo, dan Kecamatan Tempeh. i) Kawasan andalan Kawasan andalan yang terdapat di Kabupaten Lumajang merupakan kawasan andalan darat. Kawasan ini meliputi:  Kawasan Ranuyoso - Klakah - Kedungjajang - Randuagung dengan sektor unggulan pertanian, pariwisata, perikanan, kehutanan, industri dan pariwisata  Kawasan Senduro - Pasrujambe dengan sektor unggulan pertanian, pariwisata, dan industri  Kawasan Candipuro - Pasirian - Tempeh - Sumbersuko dengan sektor unggulan pertanian, kehutanan, pertambangan, dan industri Tabel 3.16 Arahan RTRW Kabupaten Lumajang untuk Bidang Cipta Karya Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang Kawasan Arahan proporsi RTH kawasan perkotaan di PKL PPK Perkotaan peruntukan RTH wilayah Kabupaten Lumajang adalah paling Perkotaan Sukodono sedikit 30 % dari luas kawasan perkotaan, yang Lumajang diisi oleh tanaman baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. RTH perkotaan sebagaimana dimaksud meliputi taman kota, hutan kota, makam, lapangan olahraga, tanaman kanan-kiri jalan dan tanaman yang berada pada ruang terbuka lainnya. Kawasan Kawasan peruntukan industri besar terletak di PKLp PPK Perkotaan peruntukan industri Kecamatan Pasirian, Kecamatan Tempeh, Perkotaan Tempeh Kecamatan Sumbersuko, Kecamatan Kunir, Pasirian Kecamatan Jatiroto, Kecamatan Kedungjajang dan Kecamatan Klakah Kawasan peruntukan industri menengah PPK Perkotaan terletak di Kecamatan Candipuro, Kecamatan Candipuro Tekung, Kecamatan Yosowilangun, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Rowokangkung, Kecamatan Randuagung, dan Kecamatan Ranuyoso Kerajinan Perak di Kecamatan Candipuro, PPK Perkotaan Pasirian, Tempeh, Pasrujambe, Sumbersuko Pronojiwo Anyaman bambu di Kecamatan Candipuro, PPK Perkotaan Gucialit, Klakah, Kunir, Padang, Pasirian, Tempursari Pasrujambe, Ranuyoso, Senduro, Sumbersuko dan Tempeh

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-122

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang Batik di Kecamatan Kunir, Sukodono dan PPK Perkotaan Yosowilangun Bordir Jatiroto dan Tempeh Sumbersuko Genteng di Kecamatan Kunir ,Padang, Pasirian PKLp PPK Perkotaan dan Sukodono Perkotaan Ranuyoso Klakah Gula kelapa di Kecamatan Candipuro, PPK Perkotaan Lumajang, Pasirian, Pasrujambe, Tempeh dan Randuagung Tempursari Kerajinan kasur di Kecamatan Padang PPK Perkotaan Kedungjajang Kerajinan kelambu di Kecamatan PKLp PPK Perkotaan Yosowilangun Perkotaan Kunir Keripik di Kecamatan Yosowilangun, Klakah, Yosowilangun PPK Perkotaan Pasrujambe, Randuagung, Senduro, Lumajang, Tekung Pronojiwo dan Sumbersuko

Kerupuk di Kecamatan Lumajang dan Tekung PPK Perkotaan Rowokangkung Kompor di Kecamatan Jatiroto PPK Perkotaan Jatiroto Kripik gadung di Kecamatan Yosowilangun PKLp PPK Perkotaan Perkotaan Pasrujambe Mebel kayu di Kecamatan Candipuro, Senduro PPK Perkotaan Pronojiwo, Tempursari, pasirian, Tempeh, Gucialit Lumajang, Sukodono, Kunir, Yosowilangun, Tekung, Gucialit, Pasrujambe, Klakah, Kedungjajang dan Randuagung Pande besi di Kecamatan Klakah, Kunir, PPK Perkotaan Pasirian, Pasrujambe, Ranuyoso dan Tempeh Padang Roti di Kecamatan Lumajang, Pasirian dan Senduro Sapu ijuk di Kecamatan Tempeh Tahu dan tempe di Kecamatan Candipuro, Klakah, Lumajang, Tempursari, Tekung, Tempeh, Yosowilangun, Kunir

Tape di Kecamatan Candipuro dan Yosowilangun Tas dan dompet di Kecamatan Tempeh Kawasan Kawasan permukiman perkotaan diarahkan di permukiman Kecamatan Lumajang, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Kedungjajang, Kecamatan Pasirian, Kecamatan Tempeh, Kecamatan Klakah, Kecamatan Yosowilangun, dan Kecamatan Senduro Permukiman perdesaan Kabupaten Lumajang tersebar di beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Rowokangkung, Kecamatan Kunir, Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Gucialit, Kecamatan Ranuyoso, Kecamatan Randuagung, Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Sumbersuko, dan Kecamatan Tempursari

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-123

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang Pengembangan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah diarahkan di beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Lumajang, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Rowokangkung, Kecamatan Pronojiwo, dan Kecamatan Tempeh Kawasan Pengembangan kawasan minapolitan di minapolitan wilayah Kabupaten Lumajang meliputi Kecamatan Rowokangkung, Kecamatan Yosowilangun, Kecamatan Klakah, Kecamatan Tempursari, Kecamatan Tempeh, Kecamatan Pasirian, dan Kecamatan Kunir

A. Kawasan Stategis Kabupaten Lumajang Kawasan yang termasuk kawasan strategis di Kabupaten Lumajang adalah kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten, kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya, kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. 1) Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi (Kawasan Wonorejo Terpadu)  Desa Wonorejo Kecamatan Kedungjajang 2) Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi (Kawasan Strategis Jalan Lintas Selatan)  Desa Tegalrejo, Bulurejo, dan Tempurejo di Kecamatan Tempursari  Desa Jugosari di Kecamatan Candipuro  Desa Gondoruso, Bades, Bago, Selok Awar-awar dan Selokanyar di Kecamatan Pasirian  Desa Pandanarum dan Pandanwangi di Kecamatan Tempeh  Desa Jatimulyo di Kecamatan Kunir  Desa Darungan dan Wotgalih di Kecamatan Yosowilangun 3) Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi (Kawasan Strategis Agropolitan Seroja)  Desa Senduro, Kandangtepus, Kandangan, Burno, Argosari di Kecamatan Senduro  Desa Jambekumbu, Pasrujambe, dan Jambearum di Kecamatan Pasrujambe 4) Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi (Kawasan Strategis Minapolitan)  Kecamatan Tempursari  Kecamatan Pasirian

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-124

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Kecamatan Tempeh  Kecamatan Kunir  Kecamatan Yosowilangun  Kecamatan Rowokangkung 5) Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi (Kawasan Strategis Ekonomi Wilayah Utara)  Kecamatan Ranuyoso, Klakah, Randuagung dan Kedungjajang 6) Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi (Kawasan Strategis Jalur Lingkar Timur Kabupaten)  Kecamatan Lumajang, Sukodono, dan Kedungjajang 7) Kawasan strategis dari sudut sosial dan budaya (Kawasan Strategis Sosial Budaya)  Pura Mandara Giri Semeru Agung yang terletak di Kecamatan Senduro 8) Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup (Kawasan Strategis Taman Nasional BTS)  Desa Sidomulyo, Pronojiwo, Sumberurip, dan Supiturang di Kecamatan Pronojiwo  Desa Pasrujambe dan Jambekumbu di Kecamatan Pasrujambe  Desa Ranupane, Argosari, Burno, Kandangtepus dan Wonocempokoayu di Kecamatan Senduro  Desa Pakel, Gucialit, dan Kertowono di Kecamatan Gucialit Tabel 3.17 Kawasan Strategis Kabupaten berdasarkan RTRW Kabupaten Lumajang Kepentingan Kawasan Strategis Kabupaten berdasarkan RTRW Kabupaten Lumajang Kawasan Strategis Ekonomi Kawasan Wonorejo Terpadu Desa Wonorejo Kecamatan Kedungjajang Kawasan Strategis Jalan Desa Tegalrejo, Bulurejo, dan Tempurejo di Kecamatan Lintas Selatan Tempursari Desa Jugosari di Kecamatan Candipuro Desa Gondoruso, Bades, Bago, Selok Awar-awar dan Selokanyar di Kecamatan Pasirian Desa Pandanarum dan Pandanwangi di Kecamatan Tempeh Desa Jatimulyo di Kecamatan Kunir Desa Darungan dan Wotgalih di Kecamatan Yosowilangun Kawasan Strategis Desa Senduro, Kandangtepus, Kandangan, Burno, Agropolitan Seroja Argosari di Kecamatan Senduro Desa Jambekumbu, Pasrujambe, dan Jambearum di Kecamatan Pasrujambe Kawasan Strategis Kecamatan Tempursari Minapolitan Kecamatan Pasirian

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-125

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Kepentingan Kawasan Strategis Kabupaten berdasarkan RTRW Kabupaten Lumajang Kawasan Strategis Kecamatan Tempeh Kecamatan Kunir Kecamatan Yosowilangun Kecamatan Rowokangkung Kawasan Strategis Ekonomi Kecamatan Ranuyoso, Klakah, Randuagung dan Wilayah Utara Kedungjajang Kawasan Strategis Jalur Kecamatan Lumajang, Sukodono, dan Kedungjajang Lingkar Timur Sosial Budaya Kawasan Strategis Sosial Pura Mandara Giri Semeru Agung yang terletak di Budaya Kecamatan Senduro Daya Dukung Kawasan Strategis Taman Desa Sidomulyo, Pronojiwo, Sumberurip, dan Supiturang Lingkungan Hidup Nasional BTS di Kecamatan Pronojiwo Desa Pasrujambe dan Jambekumbu di Kecamatan Pasrujambe Desa Ranupane, Argosari, Burno, Kandangtepus dan Wonocempokoayu di Kecamatan Senduro Desa Pakel, Gucialit, dan Kertowono di Kecamatan Gucialit

Tabel 3.18 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten Lumajang terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Merupakan Sumber Instansi No. Usulan Program Utama Lokasi KSK (Ya/Tidak) Pendanaan Pelaksana 1 Rencana jaringan jalan Kabupaten Lumajang lingkungan primer 2 Penyediaan air baku untuk Seluruh wilayah APBN/APBD PDAM kebutuhan domestik kecamatan di Provinsi/APBD Kabupaten Lumajang Kab

3 Pengoptimalan Tempat Desa Besuk Kecamatan Ya APBN/APBD Dinas PU Pemrosesan Akhir (TPA) Tempeh Provinsi/APBD Kab

4 Pengembangan lokasi TPA Kecamatan Tempeh Ya APBN/APBD Dinas PU Provinsi/APBD Kab

5 Pengembangan prasarana Kecamatan Pasirian Ya APBN/APBD Dinas PU pengolahan limbah Bahan Provinsi/APBD Beracun dan Berbahaya (B3) Kab

6 Pengembangan Tempat Seluruh wilayah APBN/APBD Dinas PU Pembuangan Sementara Kecamatan Kabupaten Provinsi/APBD Terpadu (TPST) dengan Lumajang Kab peningkatan konsep 4R 7 Pengembangan penerapan Seluruh wilayah APBN/APBD Dinas PU sistem pengurangan timbunan Kecamatan Kabupaten Provinsi/APBD sampah secara bertahap dalam Lumajang Kab waktu 5 (lima) tahunan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-126

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Merupakan Sumber Instansi No. Usulan Program Utama Lokasi KSK (Ya/Tidak) Pendanaan Pelaksana 8 Pengembangan penerapan TPS/TPA APBN/APBD Dinas PU teknologi ramah lingkungan Provinsi/APBD Kab

9 Peningkatan penerapan label Seluruh wilayah APBN/APBD Dinas PU produk ramah lingkungan Kecamatan Kabupaten Provinsi/APBD Lumajang Kab 10 Pengembangan kegiatan Seluruh wilayah APBN/APBD Dinas PU mengguna ulang dan mendaur Kecamatan Kabupaten Provinsi/APBD ulang Lumajang Kab 11 Peningkatakan fasilitasi Seluruh wilayah APBN/APBD Dinas PU pemasaran produk-produk daur Kecamatan Kabupaten Provinsi/APBD ulang Lumajang Kab 12 Pengembangan jaringan air Seluruh wilayah APBN/APBD Dinas PU, minum perpipaan dan non Kecamatan Kabupaten Provinsi/APBD PDAM perpipaan Lumajang Kab, Swadaya Masyarakat 13 Pengembangan jaringan Kecamatan Tekung, APBN/APBD Dinas PU, distribusi air minum kawasan Kecamatan Provinsi/APBD PDAM perkotaan Yosowilangun, Kab, Swadaya Kecamatan Masyarakat Rowokangkung dan Kecamatan Sumbersuko 14 Peningkatan jaringan distribusi Seluruh wilayah APBN/APBD Dinas PU, air minum kawasan pedesaan Kecamatan Kabupaten Provinsi/APBD PDAM Lumajang Kab, Swadaya Masyarakat 15 Pengoptimalan sumber mata Seluruh wilayah APBN/APBD Dinas PU, air sebagai air baku air minum Kecamatan Kabupaten Provinsi/APBD PDAM Lumajang Kab, Swadaya Masyarakat

16 Peningkatan peran serta Seluruh wilayah APBN/APBD Dinas PU, Himpunan Penduduk Kecamatan Kabupaten Provinsi/APBD PDAM Pengguna Air Minum Lumajang Kab, Swadaya (HIPPAM) dalam memelihara Masyarakat dan mengelola sistem air minum pedesaan 17 Peningkatan upaya konservasi Seluruh wilayah APBN/APBD Dinas PU, lingkungan disekitar sumber Kecamatan Kabupaten Provinsi/APBD PDAM mata air untuk Lumajang Kab, Swadaya mempertahankan debit air Masyarakat baku 18 Pengendalian kebocoran air Seluruh wilayah APBN/APBD Dinas PU, melalui upaya penentuan sub Kecamatan Kabupaten Provinsi/APBD PDAM zona kebocoran, rehabilitasi Lumajang Kab, Swadaya jaringan distribusi, dan Masyarakat penggantian pipa yang rusak 19 Pemeliharaan dan Wilayah Kabupaten APBN/APBD Dinas PU pembangunan saluran drainase Lumajang Provinsi/APBD Kab

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-127

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Merupakan Sumber Instansi No. Usulan Program Utama Lokasi KSK (Ya/Tidak) Pendanaan Pelaksana 20 Normalisasi peningkatan Sungai Bondoyudo, APBN/APBD Dinas PU saluran induk/primer Rejali, Besuk sat, Provinsi/APBD Mujur dan Kali Glidik Kab

21 Normalisasi/peningkatan Wilayah Kabupaten APBN/APBD Dinas PU saluran pembuang (afvoer) Lumajang Provinsi/APBD Kab

22 Pengembangan dan Wilayah Kabupaten APBN/APBD Dinas PU pengelolaan saluran pematusan Lumajang Provinsi/APBD dan drainase di setiap jaringan Kab jalan 23 Pembuatan daerah tangkapan Wilayah Kabupaten APBN/APBD Dinas PU air terutama dalam skala Lumajang Provinsi/APBD lingkungan Kab

24 Pengembangan permukiman Kecamatan Lumajang, APBN/APBD Dinas PU untuk masyarakat Sukodono, Provinsi/APBD berpenghasilan rendah Rowokangkung, Kab Pronojiwo, dan Tempeh 25 Penyusunan Rencana Detail Wilayah Kabupaten APBN/APBD Bappeda Tata Ruang Kawasan Lumajang Provinsi/APBD Perkotaan Kecamatan Kab

26 Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kabupaten APBN/APBD Bappeda Kawasan Pedesaan Kecamatan Lumajang Provinsi/APBD Kab

27 Penyusunan Rencana Detail Wilayah Kabupaten APBN/APBD Bappeda Tata Ruang Kota (RDTRK) Lumajang Provinsi/APBD Perkotaan Lumajang Kab

28 Penyusanan Rencana Tata Wilayah Kabupaten APBN/APBD Bappeda Bangunan dan Lingkungan Lumajang Provinsi/APBD (RTBL) Kab

29 Penyusunan Master Plan Wilayah Kabupaten APBN/APBD Bappeda Sektoral Lumajang Provinsi/APBD Kab

3.3.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM) Kabupaten Lumajang Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lumajang tahun 2015-2019, visi Kabupaten Lumajang adalah “Terwujudnya Masyarakat Lumajang yang Sejahtera dan Bermartabat” Secara filosofis visi tersebut mengandung makna yaitu:  Terwujudnya, terkandung di dalamnya terciptanya semangat, peran serta upaya untuk menjadikan Lumajang yang sejahtera dan bermartabat

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-128

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Masyarakat Lumajang, nilai kebersamaan dalam kehidupan menjadikan hal penting dalam membangun dan mengembangkan kehidupan yang didukung dengan pengelolaan dengan segala potensi dan sumber daya dalam sistem Pemerintahan di wilayah Kabupaten Lumajang  Sejahtera, adalah kondisi kehidupan individu dan masyarakat yang terpenuhi kebutuhan lahir dan batin  Bermartabat, adalah merupakan suatu nilai tertinggi dalam kehidupan secara lahiriah dan batiniah. Sendi-sendi moral dalam kehidupan telah menjadi nilai luhur dalam bermasyarakat, bernegara dan berbangsa Untuk mewujudkan Visi tersebut dirumuskan Misi Prioritas Pembangunan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun ke depan agar tujuan pembangunan dapat tercapai. Secara garis besar Misi Prioritas Pembangunan Kabupaten Lumajang Tahun 2015- 2019 adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan Kualitas SDM yang Agamis, Cerdas, Kreatif, Inovatif dan Bermoral melalui Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan, Kesehatan dan Pembinaan Keagamaan b. Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat Berbasis Pertanian, Pemberdayaan UMKM dan Jasa Pariwisata serta Usaha Pendukungnya c. Mewujudkan Pemerintahan yang Efektif, Bersih, dan Demokratis melalui Penyelenggaraan Pemerintahan yang Profesional, Aspiratif, Partisipatif dan Transparan serta Mendorong Terciptanya Ketentraman dan Ketertiban dalam Kehidupan Bernegara, Berbangsa dan Bermasyarakat Tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Lumajang 2014-2019, sebagai berikut: Misi 1 : Meningkatkan Kualitas SDM yang Agamis, Cerdas, Kreatif, Inovatif dan Bermoral melalui Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan, Kesehatan dan Pembinaan Keagamaan. Misi tersebut diturunkan dalam tujuan: 1. Meningkatnya aksesibilitasdan mutu pendidikan, pembinaan keagamaan serta pengembangan dan pelestarian budaya. Tujuan tersebut dilaksanakan dengan sasaran: a. Meningkatnya aksesibilitasdan kualitas pendidikan b. Meningkatnya minat baca masyarakat c. Meningkatnya pembinaan keagamaan d. Terpeliharanya seni dan kebudayaan daerah

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-129

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

2. Meningkatnya aksesibilitas dan derajat kesehatan masyarakat. Tujuan tersebut dilaksanakan dengan sasaran: a. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat b. Meningkatnya pelayanan keluarga berencana. 3. Meningkatnya kualitas SDM perempuan, anak dan pemuda. Tujuan tersebut dilaksanakan dengan sasaran: a. Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak serta meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan b. Meningkatnya peran pemuda dan prestasi olah raga daerah Misi 2 : Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat Berbasis Pertanian, Pemberdayaan UMKM dan Jasa Pariwisata serta Usaha Pendukungnya. Misi tersebut diturunkan dalam tujuan: 1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat. Tujuan tersebut dilaksanakan dengan sasaran: a. Meningkatnya usaha perdagangan b. Meningkatnya sektor industri c. Meningkatnya kualitas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) d. Meningkatnya investasi di daerah e. Meningkatnya pelayanan transportasi daerah yang aman, lancar dan terjangkau f. Meningkatnya kualitas tenaga kerja dan kesempatan kerja g. Meningkatnya perlindungan terhadap tenaga kerja h. Meningkatnya produksi dan produktifitas tanaman pangan dan hortikultura i. Meningkatnya produksi hasil perkebunan j. Meningkatnya produksi dan populasi peternakan k. Meningkatnya rehabilitasi dan konservasi lingkungan l. Meningkatnya produksi dan produktivitas perikanan m. Meningkatnya kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup n. Meningkatnya penanganan persampahan o. Meningkatnya jumlah kunjungan wisata p. Meningkatnya sarana infrastruktur daerah q. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan pelayanan irigasi r. Meningkatnya pengelolaan energi dan sumber daya mineral daerah

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-130

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

s. Meningkatnya ketersediaan pangan utama masyarakat t. Meningkatnya keberdayaan masyarakat pedesaan u. Meningkatnya kualitas sarana dasar permukiman v. Meningkatnya penataan kawasan daerah sesuai RTRW w. Terselenggaranya pelayanan ketransmigrasian Misi 3 : Mewujudkan Pemerintahan yang Efektif, Bersih, dan Demokratis melalui Penyelenggaraan Pemerintahan yang Profesional, Aspiratif, Partisipatif dan Transparan serta Mendorong Terciptanya Ketentraman dan Ketertiban dalam Kehidupan Bernegara, Berbangsa dan Bermasyarakat. Misi tersebut dijabarkan ke dalam tujuan sebagai capaian jangka menengahyaitu: 1. Meningkatnya pelayanan publik yang profesional dan transparan. Tujuan tersebut dijabarkan ke dalam sasaran sebagai capaian jangka pendek atau tahunan yaitu: a. Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan b. Meningkatnya sistem komunikasi, informasi dan media masa c. Meningkatnya penanganan pertanahan d. Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan dan ketersediaan data statistik daerah e. Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal f. Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial g. Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan h. Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan i. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah j. Meningkatnya peran legislatif dalam tugas pemerintahan k. Meningkatnya pengelolaan aparatur yang profesional l. Meningkatnya kerjasama daerah m. Meningkatnya akuntabilitas pengadaan barang dan jasa 2. Meningkatnya ketentraman dan ketertiban masyarakat. Tujuan tesebut dijabarkan menjadi sasaran sebagai berikut: a. Meningkatnya suasana yang santun dan saling menghormati dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-131

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

b. Meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap Peraturan Perundangan c. Meningkatnya pencegahan, kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana. Strategi dan arah kebijakan berdasarkan Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lumajang tahun 2015-2019 yaitu sebagai berikut:

Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan Meningkatnya Meningkatnya 1. Mewujudkan pelayanan 1. Menuntaskan sukses aksesibilitas dan aksesibilitas dan pendidikan yang berkualitas dan pendidikan 12 tahun mutu pendidikan, kualitas pendidikan murah, serta gratis bagi warga 2. Meningkatkan kualitas pembinaan miskin pendidikan keagamaan serta 2. Meningkatkan pendekatan by pengembangan dan name dan by address terhadap pelestarian seni anak potensi putus sekolah SMP budaya dan potensi tidak melanjutkan ke SMA 3. Melakukan kerjasama dengan Pemerintah Pusat dan pihak swasta untuk mendirikan Perguruan Tinggi Negeri 4. Membentuk sekolah unggulan untuk setiap Kecamatan 5. Optimalisasi pelaksanaan Kejar Paket 6. Penerapan pengembangan kurikulum Meningkatnya minat 1. Meningkatkan pelayanan dengan Meningkatkan jumlah baca masyarakat kemudahan melalui sistem pengunjung perpustakaan informasi khususnya pelajar Meningkatnya 1. Meningkatkan fasilitasi kegiatan Meningkatkan pembinaan pembinaan keagamaan keagamaan kegiatan keagamaan Terpeliharanya seni dan 1. Mengembangkan Museum Daerah Melestarikan dan kebudayaan daerah 2. Melindungi kekayaan seni dan mengembangkan keragaman budaya lokal kekayaan budaya dengan meningkatkan apresiasi dan peran serta komunitas budaya lokal Meningkatnya Meningkatnya derajat 1. Meningkatkan sarana dan Meningkatkan akses dan aksesibilitas dan kesehatan masyarakat prasarana pelayanan kesehatan mutu pelayanan kesehatan derajat kesehatan ditunjang dengan SDM dan dasar sampai ke pelosok desa masyarakat institusi yang memadai dan rujukan 2. Meningkatkan dan menguatkan revitalisasi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan 3. Meningkatkan kemandirian dan pemberdayaan masyarakat 4. Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan Meningkatnya 1. Mengendalikan angka kelahiran Mengendalikan pertumbuhan pelayanan keluarga 2. Melakukan sosialisasi, promosi penduduk dan meningkatkan berencana dan menggerakan masyarakat kualitas keluarga 3. Revitalisasi Program Keluarga Berencana Meningkatnya Meningkatnya 1. Meningkatkan penanganan tindak Meningkatkan perlindungan kualitas SDM perlindungan terhadap kekerasan terhadap perempuan perempuan dan anak serta perempuan, anak perempuan dan anak dan anak meningkatkan partisipasi

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-132

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan dan pemuda serta meningkatnya 2. Meningkatkan peran serta perempuan dalam partisipasi perempuan perempuan dalam pembangunan pembangunan dalam pembangunan Meningkatnya peran 1. Meningkatkan peran serta Meningkatkan kualitas pemuda dan prestasi kepemudaan pemuda dan prestasi olah olah raga daerah 2. Meningkatkan prestasi serta sarana raga daerah dan prasarana olahraga

Arahan program pembangunan bidang keciptakaryaan yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Lumajang tahun 2015-2019 meliputi:  Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau  Peningkatan Sarana dan Prasarana Pelayanan Umum  Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan  Program Pembangunan Jalan dan Jembatan  Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan  Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-Gorong  Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku  Program Lingkungan Sehat Perumahan  Program Pengembangan Perumahan  Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Tabel 3.19 Identifikasi Indikasi Program Keciptakaryaan berdasarkan RPJMD Kabupaten Lumajang Program Kebutuhan Anggaran (dalam ribuan) SKPD No Keciptakaryaan Penanggung berdasarkan RPJMD 2015 2016 2017 2018 2019 Jawab Dinas Pengelolaan Ruang 1 550,000 600,000 650,000 700,000 750,000 Lingkungan Terbuka Hijau Hidup Peningkatan Sarana dan Dinas 2 Prasarana Pelayanan 6,557,160 7,340,592 8,227,910 9,234,612 10,378,767 Lingkungan Umum Hidup Program Pengembangan Dinas 3 Kinerja Pengelolaan 3,116,320 3,272,135 3,435,742 3,607,530 3,787,906 Lingkungan Persampahan Hidup Dinas Program Pembangunan 4 10,800,000 11,770,000 13,067,000 14,373,700 15,665,870 Pekerjaan Jalan dan Jembatan Umum Program Dinas 5 Rehabilitasi/Pemeliharaan 83,900,860 113,642,847 116,328,353 133,240,330 146,334,331 Pekerjaan Jalan dan Jembatan Umum Program Pembangunan Dinas 6 Saluran 1,000,000 1,100,000 1,210,000, 1,331,000 1,464,100 Pekerjaan Drainase/Gorong-Gorong Umum

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-133

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Program Kebutuhan Anggaran (dalam ribuan) SKPD No Keciptakaryaan Penanggung berdasarkan RPJMD 2015 2016 2017 2018 2019 Jawab Dinas Program Penyediaan dan 7 150,000 850,000 1,100,000 1,450,000 1,500,000 Pekerjaan Pengolahan Air Baku Umum Dinas Program Lingkungan 8 4,450,000 4,450,000 6,500,000 6,550,000 7,550,000 Pekerjaan Sehat Perumahan Umum Dinas Program Pengembangan 9 75,000 100,000 150,000 150,000 150,000 Pekerjaan Perumahan Umum Dinas 10 Program Pembangunan 20,441,000 27,588,000 29,653,000 33,893,000 34,993,577 Pekerjaan Infrastruktur Pedesaan Umum

Tabel 3.20 Indikator Kinerja Makro RPJMD Tahun 2015-2019 No. Indikator 2015 2016 2017 2018 2019 1 Pertumbuhan Ekonomi 6,63 6,69 6,80 6,87 7,04 2 Inflasi 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 3 PDRB ADHB (juta) 24,873,659.04 27,991,973.16 31,515,759.50 35,476,083.73 39,952,024.00 4 PDRB ADHK (juta) 8,719,268.75 9,302,587.83 9,935,163.80 10,617,709.55 11,365,196.30 5 Persentase Penduduk Miskin 10.73 10.23 9.74 9.3 8.87

24,262,463.32 38,497,177.74 6 PDRB Perkapita (ADHB) 27,214,879.49 30,545,097.39 34,281,013.32 7 PDRB Perkapita (ADHK) 8,505,018.82 9,044,335.86 9,629,168.09 10,260,034.49 10,951,334.42 8 Pendapatan Perkapita (ADHB) 22,578,648.37 25,326,166.86 28,425,267.63 31,901,911.00 35,825,473.61 9 Pendapatan Perkapita (ADHK) 7,914,770.51 8,416,658.95 8,960,903.83 9,547,988.09 10,191,311.81 10 Indeks Gini 0.12 - 0.15 0.12 - 0.15 0.12 - 0.15 0.12 - 0.15 0.12 - 0.15 11 IPM 70,58 71,14 71,70 72,26 72,82

3.3.3 Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung Kabupaten Lumajang belum memiliki Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung.

3.3.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Lumajang Sistem Penyediaan Air Minum di Kabupaten Lumajang sesuai dengan peraturan yang berlaku dibagi menjadi 2 (dua) sistem besar yaitu:  SPAM Wilayah Perdesaan (perpipaan dan non perpipaan)  SPAM Wilayah Perkotaan (pelayanan PDAM) Berdasarkan data cakupan pelayanan air minum Kabupaten Lumajang tahun 2013, dari 205 desa di Kabupaten Lumajang, 78 desa mendapat akses air minum dari PDAM, 60

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-134

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

desa dari air minum perdesaan (HIPPAM), dan 67 desa memperoleh akses air minum secara swadaya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.21 Cakupan Pelayanan Air Minum Kabupaten Lumajang Tahun 2013 Wilayah Terlayani Jaringan Perpipaan Non Jaringan Perpipaan Jumlah No. Kecamatan Desa Wilayah PDAM Wilayah HIPPAM Wilayah Swadaya Jumlah Desa % Jumlah Desa % Jumlah Desa % 1 Tempursari 7 6 18.0% 1 1.2% - 0.0% 2 Pronojiwo 6 - 0.0% 5 31.8% 1 21.4% 3 Candipuro 10 - 0.0% 7 8.2% 3 29.3% 4 Pasirian 11 7 26.0% 2 6.1% 2 16.1% 5 Tempeh 13 9 8.0% - 0.0% 4 28.1% 6 Lumajang 12 7 28.0% - 0.0% 5 21.8% 7 Tekung 8 1 13.0% - 0.0% 7 73.6% 8 Kunir 11 5 4.0% - 0.0% 6 45.4% 9 Yosowilangun 12 - 0.0% - 0.0% 12 100.0% 10 Rowokangkung 7 - 0.0% - 0.0% 7 100.0% 11 Jatiroto 6 1 2.0% 1 0.4% 4 48.8% 12 Randuagung 12 6 2.0% 3 3.3% 3 29.6% 13 Sukodono 10 7 22.0% - 0.0% 3 22.0% 14 Padang 9 - 0.0% 8 41.7% 1 7.3% 15 Pasrujambe 7 - 0.0% 7 70.7% - 0.0% 16 Senduro 12 6 20.0% 6 29.9% - 0.0% 17 Gucialit 9 - 0.0% 9 81.2% - 0.0% 18 Kedungjajang 12 5 22.0% 7 27.9% - 0.0% 19 Klakah 12 8 17.0% 3 13.0% 1 5.4% 20 Ranuyoso 11 8 25.0% 1 1.2% 2 20.8% 21 Sumbersuko 8 2 9.0% - 0.0% 6 82.4% Jumlah 205 78 12.0% 60 11.5% 67 23.5% Sumber: RISPAM Kabupaten Lumajang, 2013 Dari 67 desa di Kabupaten Lumajang yang terlayani akses air minum secara swadaya, 24 desa di 5 kecamatan direncanakan untuk dikelola oleh HIPPAM (Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum) adalah Kecamatan Pronojiwo, Candipuro, Yosowilangun, Rowokangkung, dan Padang. Sedangkan 53 desa di 11 kecamatan direncanakan akses air minum dari PDAM yaitu Kecamatan Pasirian, Tempeh, Lumajang, Tekung, Kunir, Jatiroto, Randuagung, Sukodono, Klakah, Ranuyoso, dan Sumbersuko.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-135

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Tabel 3.22 Rencana Pengembangan SPAM UPT PDAM di Kabupaten Lumajang

Sumber: RISPAM Kabupaten Lumajang, 2013

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-136

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Tabel 3.23 Rencana Pengembangan SPAM Pedesaan di Kabupaten Lumajang

Sumber: RISPAM Kabupaten Lumajang, 2013

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-137

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Tabel 2.24 Rencana Peningkatan Kapasitas SPAM di Kabupaten Lumajang

3.3.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Visi misi sanitasi digunakan untuk memberi arahan bagi pengembangan sanitasi Kabupaten Lumajang dalam rangka mencapai visi misi kabupaten.Visi misi sanitasi Kabupaten Lumajang dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 3.25 Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Lumajang Visi Sanitasi Kab Lumajang Misi Sanitasi Kab Lumajang “Terwujudnya Kabupaten Lumajang yang Misi Air Limbah Domestik: Bersih dan Sehat Tahun 2017 melalui - Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelolaan, air limbah Pembangunan Sanitasi yang - Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan berkelanjutan” Air Limbah Misi Persampahan - Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan sampah - Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan sampah - Mengurangi timbulan sampah dalam rangka pengelolaan sampah berkelanjutan. - Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan able pengelolaan persampahan. - Meningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan dalam able pengelolaan persampahan sesuai dengan prinsip good and cooperative governance. - Meningkatkan dan memobilisasi berbagai sumberdaya dalam pengelolaan Sampah Misi Drainase - Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana drainase - Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan Drainase - Meningkatkan sumberdaya able dalam pengelolaan Drainase - Menciptakan peraturan yang terkait dengan pengelolaan drainase. - Mendorong peningkatan kemampuan pembiayaan bagi pembangunan drainase menuju kearah kemandirian daerah - Mendorong peningkatan peran dunia usaha dan Perguruan Tingg melalui penciptaan iklim yang kondusif bagi pengembangan sarana dan prasarana penyehatan Lingkungan Permukiman. - Mendorong terciptanya pengaturan berdasarkan able yang dapat

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-138

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Visi Sanitasi Kab Lumajang Misi Sanitasi Kab Lumajang diterapkan Pemerintah Daerah dan Masyarakat dalam pembangunan penyehatan lingkungan Permukiman. Misi Perilaku Hidup Bersih Sehat - Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berprilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui pemberdayaan masyarakat - Mendorong peningkatan kemampuan pembiayaan untuk peningkatan kegiatan PHBS. Sumber: SSK Kabupaten Lumajang, 2012 Tujuan, sasaran, dan strategi pengembangan air limbah domestik Kabupaten Lumajang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.26 Tujuan, Sasaran dan strategi pengembangan Air Limbah Domestik Sasaran Tujuan Pernyataan Indikator Strategi sasaran sasaran Mewujudkan prasarana dan Masyarakat di Jumlah a. Menambah jumlah jamban individual (on- sarana air limbah domestic perdesaan dan penduduk site) khususnya di perdesaan yang berbasis yang memenuhi syarat dan perkotaan yang masyarakat mampu mengakses seluruh melakukan b. MenambahMCK (komunal) khususnya di penduduk praktek BABS perdesaan yang mayoritas penduduk miskin berkurang dari yang berbasis masyarakat. 50% menjadi c. Membangun IPAL, IPLT dan jaringannya di 0% kawasan kelurahan/desa yang tumbuh cepat. d. Meningkatkan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana air limbah sistem terpusat (jangka panjang) e. Meningkatkan koordinasi antara pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten dalam mengembangkan sistem air limbah domestik. f. Menyusun perangkat peraturan baik dalam bentuk Perda maupun Peraturan Bupati yang mendukung pengelolaan air Ilimbah. g. Mensosialisasi peraturan penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman. h. Memperkuat kelembagaan pengelolaan Air Limbah. i. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga. j. Mendorong dan meningkatkan komitmen pemangku kepentingan untuk memperioritaskan pembangunan sanitasi termasuk pengelolaan air Limbah. k. Merubah perilaku dan meningkatkan pemahaman masyarakat dan dunia usaha terhadap pentingnya pengelolaan air limbah permukiman. l. Mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam penyelengaraan pengembangan dan pengelolaan air limbah permukiman. Sumber: SSK Kabupaten Lumajang, 2012

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-139

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Tujuan, sasaran, dan strategi pengembangan persampahan Kabupaten Lumajang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.27 Tujuan, Sasaran dan strategi pengembangan Persampahan Sasaran Tujuan Pernyataan Indikator Strategi sasaran sasaran Mewujudkan prasarana dan Masyarakat di Jumlah a. Menambah armada persampahan sarana persampahan yang perdesaan dan penduduk khususnya di kawasan perkotaan dan memenuhi syarat dan mampu perkotaan yang kawasan cepat tumbuh lainnya. mengakses seluruh penduduk melakukan b. Meningkatkan pengelolaan persampahan praktek buang melalui 3 R khususnay di kawasan sampah peerdesaan. sembarangan c. Mendorong pembiayaan sendiri bagi dan bakar setiap keluarga untuk memnbuat kotak sampah sampah.. berkurang d. Meningkatkan pola koordinasi antara dari 50% pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten menjadi 0% dalam mengembangkan sistem persampahan e. Meningkatkan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana persampahan terpadu (jangka panjang) f. Memperkuat kelembagaan pengelolaan persampahan. g. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga. h. Mendorong dan meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan untuk memperioritaskan pembangunan sanitasi termasuk pengeloan persampahan

Sumber: SSK Kabupaten Lumajang, 2012 Tujuan, sasaran dan strategi pengembangan drainase lingkungan Kabupaten Lumajang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.28 Tujuan, Sasaran dan strategi pengembangan Drainase lingkungan Sasaran Tujuan Pernyataan Indikator sasaran Strategi sasaran Mewujudkan prasarana dan Berkurangnya Jumlah penduduk a. Menambah panjang jaringan sarana drainase lingkungan genangan air dan yang mengalami drainase lingkungan di yang memenuhi syarat dan banjir baik di kebanjiran lingkungan permukiman dan non mampu mengakses seluruh lingkungan dan/atau genangan permukiman. penduduk permukiman berkurang dari b. Memelihara secara berkelanjutan maupun non 25% menjadi 0% prasarana dan sarana drainase permukiman lingkungan c. Meningkatkan pola koordinasi antara pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten dalam mengembangkan sistem drainase lingkungan. d. Meningkatkan akses masyarakat

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-140

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Sasaran Tujuan Pernyataan Indikator sasaran Strategi sasaran terhadap prasarana dan sarana drainase lingkungan. e. Menyusun perangkat peraturan baik dalam bentuk Perda maupun Peraturan Bupati yang mendukung penyelenggaraan pengelolaan drainase lingkungan. f. Mensosialisasikan peraturan terkait penyelenggaraan pengelolaan draianse lingkungan permukiman. g. Memperkuat kelembagaan pengelolaan drainse lingkungan. h. Mendorong dan meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan untuk memperioritaskan pembangunan sanitasi termasuk pengelolaan drainase lingkungan.

Mengembangkan pengelolaan Berkembangnya Jumlah penduduk a. Mengembangkan pelayanan dan pelayanan drainase pelayanan yang terlayani drainase diperkotaan dan lingkungan drainase meningkat dari pedesaan untuk mencapai SPM. lingkungan 50% menjadi 75 % b. Meningkatkan cakupan pelayanan drainase baik yang dikelola oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. c. Meningkatkan kinerja penyelenggara pengelolaan drainase lingkungan d. Memperioritaskan pembangunan drainase lingkungan pada masyarakat daerah miskin dan rawan penyakit terkait air. e. Mendorong dan meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan untuk memperioritaskan pembangunan sanitasi termasuk pengelolaan drainase lingkungan. f. Mendorong kerjasama antar kota/Kabupaten dalam pengelolaan drainase. Sumber: SSK Kabupaten Lumajang, 2012 Tujuan, sasaran, dan strategi pengembangan PHBS dan Higiene Kabupaten Lumajang dapat dilihat pada tabel berikut.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-141

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Tabel 3.29 Tujuan, Sasaran dan strategi pengembangan PHBS dan Higiene Sasaran Tujuan Pernyataan Indikator Strategi sasaran sasaran Mewujudkan masyarakat yang Masyarakat di Jumlah a. Meningkatkan akses masyarakat berprilaku hidup bersih dan perdesaan dan penduduk yang terhadap prasarana dan sarana sehat perkotaan melakukan sanitasi. praktek PHBS b. Meningkatkan pola koordinasi antara meningkat dari pemerintah Pusat, Provinsi dan 50% menjadi Kabupaten dalam upaya penyadaran 80% masyarakat untuk PHBS. c. Menyusun perangkat peraturan baik dalam bentuk Perda maupun Peraturan Bupati yang mendukung penyelenggaraan PHBS d. Mensosialisasikan peraturan terkait penyelenggaraan PHBS e. Memperkuat kelembagaan pengelola PHBS. f. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga. Terkait PHBS g. Mendorong dan meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan untuk memperioritaskan PHBS h. Mendorong pembiayaan sendiri dari masyarakat yang berkemampuan untuk PHBS. i. Mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam penyelengaraan PHBS j. Merubah perilaku dan meningkatkan pemahaman masyarakat dan dunia usaha terhadap pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.

Sumber: SSK Kabupaten Lumajang, 2012 3.3.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) 3.3.6.1 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Jalan Lintas Timur (RTBL JLT) Visi dari RTBL JLT adalah : “Menjadikan Jalan Lintas Timur sebagai Koridor Jalan yang Aman, Nyaman dan Fungsional” Konsep guna lahan pada koridor JLT dapat diarahkan sebagai berikut: 1. Penggunaan lahan untuk sarana pendidikan, perkantoran, perumahan, perdagangan dan jasa serta guna lahan untuk ruang terbuka yaitu alun-alun penggunaan lahan diarahkan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-142

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

dengan konsep fix landuse yaitu penggunaan lahan yang diperuntukkan untuk satu jenis fungsi seperti perdagangan, perkantoran dan pendidikan 2. Penggunaan lahan untuk guna lahan perkantoran dan perdagangan, perumahan dan perdagangan diarahkan dengan konsep floating landuse yaitu penggunaan lahan yang diperuntukkan untuk lebih dari satu fungsi bangunan seperti perdagangan dengan perumahan atau perdagangan dengan perkantoran 3. Penggunaan lahan pada guna lahan ruang terbuka hijau diarahakan penggunaan lahan dengan konsep fix landuse Pola ruang di kawasan perencanaan ditentukan berdasarkan blok peruntukan fungsi kawasan, dijelaskan sebagai berikut: 1. Blok Pengembangan I, diarahkan memiliki pola ruang permukiman terbatas, ruang terbuka. Perkembangan perdagangan dan jasa dibatasi pada lingkup lokal 2. Blok Pengembangan II, diarahkan berkembang pola ruang mixed used perdagangan dan jasa, dan permukiman serta ruang terbuka. 3. Blok Pengembangan III, diarahkan berkembang pola ruang jasa dan permukiman 4. Blok Pengembangan IV, diarahkan berkembang kegiatan perdagangan dan jasa skala lokal, permukiman 5. Blok Pengembangan V, diarahkan berkembang kegiatan pola ruang permukiman terbatas. Perkembangan perdagangan dan jasa dibatasi pada lingkup lokal 6. Blok Pengembangan VI, diarahkan berkembang kegiatan pola ruang perdagangan dan jasa, permukiman 7. Blok Pengembangan VII, diarahkan berkembang pola ruang perdagangan dan jasa lingkup lokal, permukiman 8. Blok Pengembangan VIII diarahkan berkembang pola ruang permukiman Pertimbangan-pertimbangan untuk menentukan Koefisien Dasar Bangunan dan Koefisien Lantai Bangunan di wilayah perencanaan didasarkan pada kondisi dan kecenderungan perkembangan yang ada dan arahan rencana kota. Secara empiris KDB untuk berbagai jenis penggunaan lahan adalah:

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-143

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Untuk guna lahan perumahan KDB sebesar 60 %  Untuk guna lahan perdagangan dan jasa sebesar 60 %  Kantor pemerintah dan fasilitas umum sebesar 50 % Berdasarkan kriteria diatas dibuat suatu konsep Koefisien Dasar Bangunan dan Koefisien Lantai Bangunan pada masing – masing guna lahan sebagai berikut  Kegiatan perumahan dengan luas kapling lebih dari 120 m2, disarankan agar lahan yang boleh dibangun maksimum 60% dari luas kapling. Lahan yang tidak boleh dibangun digunakan bagi kepentingan ruang terbuka hijau, garis sempadan, serta penyinaran dan penghawaan alami.  Kegiatan perumahan dengan luas lahan kurang dari 120 m2, disarankan lahan yang boleh dibangun maksimum 75% dari luas kapling yang ada.  Kegiatan perdagangan, perkantoran dan jasa diarahkan maksimum lahan yang boleh dibangun 70% dari luas kapling, guna penyediaan tempat parkir, bongkar muat dan sirkulasi kendaraan. Untuk kawasan perdagangan di kawasan padat, maksimum yang boleh dibangun adalah 90% dari luas kapling. Sisa lahan dipakai untuk keperluan sirkulasi pejalan kaki, lahan parkir atau sirkulasi darurat pada saat terjadinya kebakaran.  Fasilitas-fasilitas bangunan umum disarankan agar lahan yang boleh dibangun maksimum 60% dari luas kapling. Lahan yang tidak dibangun diarahkan untuk keperluan sirkulasi kendaraan, tempat parkir, taman, ruang terbuka formal, serta untuk penyinaran dan penghawaan alami. Konsep penerapan GSB dan jarak bangunan pada koridor perencanaan yaitu sebagai berikut:  Bangunan perdagangan dan jasa membutuhkan tempat parkir dan sirkulasi dalam tapaknya. Sehingga arahan GSB untuk bangunan perdagangan dan jasa minimal 11 meter.  Bangunan kantor pemerintahan membutuhkan kemunduran untuk ruang terbuka formal, tempat upacara, tempat parkir dan taman. Sehingga arahan GSB pada guna lahan ini adalah 12 meter .  Bangunan perumahan membutuhkan kemunduran dibagian depan, agar mudah mengantisipasi pergerakan kendaraan untuk menghindari kecelakaan. Untuk jalan utama dibutuhkan kemunduran sebesar 10 meter.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-144

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

 Bangunan pendidikan membutuhkan ruang terbuka dibagian depan yang befungsi sebagai ruang parkir untuk kendaraan. Maka dari itu dibutuhkan kemunduran bangunan antara 11 meter.  Bangunan industri membutuhkan kemunduran bangunan di bagian depan sebesar 20 meter. Tabel 3.30 Pentahapan Program Penataan Bangunan dan Lingkungan Sepanjang Koridor JLT Nama Program Rencana Tindak Waktu (Tahun) Lokasi Penanggung Sumber 1 2 3 4 5 Jawab Pembiayaan Program Penataan Bangunan Pembangunan Pedestrian √ √ √ √ √ Kawasan Dinas PU & APBD Pedestrian disepanjang koridor Perencanaan Bappeda Kabupaten jalan utama kota Penataan kavling Pendataan orientasi √ √ Kawasan Dinas PU & APBD bangunan kavling Perencanaan Bappeda Kabupaten Penataan dan Legalisasi Perda √ √ √ √ √ Kawasan Dinas PU & APBD pengawasan RTBL Kota Perencanaan Bappeda Kabupaten bangunan umum Lumajang sesuai dengan pedoman yang ada Program Penataan Lingkungan Penataan Sirkulasi Pemeliharaan √ √ √ √ √ Kawasan Dinas PU APBN Kota dan Jalur Jaringan Jalan Perencanaan APBD Propinsi Penghubung APBD Kabupaten Pembuatan dan √ √ √ Kawasan DLLAJ APBD Peremajaan Marka Perencanaan Kabupaten Jalan Penataan Street √ √ √ √ √ Kawasan Dinas PU APBD Furniture Perencanaan Kabupaten Pembangunan Halte √ √ √ √ √ Kawasan DLLAJ APBD Perencanaan Kabupaten Pengembangan Jalur √ √ √ √ √ Kawasan Dinas PU APBD Pedestrian Perencanaan Kabupaten Pembangunan dan √ √ √ Kawasan Dinas PU & APBD Peremajaan Median Perencanaan DLLAJ Kabupaten Jalan Pembangunan √ Kawasan Dinas Pu APBD Jembatan Perencanaan Kabupaten Penyebrangan Penataan Ruang Perencanaan dan √ Kawasan Bappeda APBD Terbuka dan Tata Perancangan taman Perencanaan Kabupaten Hijau jalur hijau Revitalisasi dan √ √ Kawasan LH & Dinas APBD Penambahan Perencanaan Infokom Kabupaten Fasilitas Pendukung taman Pelaksanaan √ √ √ √ √ Kawasan LH APBD Penanaman Pohon Perencanaan Kabupaten Sepanjang Koridor Pemeliharaan Ruang √ √ √ √ √ Kawasan LH APBD Terbuka Hijau Perencanaan Kabupaten Penataan Kualitas Pembangunan dan √ √ √ Kawasan Dinas PU APBD

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-145

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Nama Program Rencana Tindak Waktu (Tahun) Lokasi Penanggung Sumber 1 2 3 4 5 Jawab Pembiayaan Lingkungan Revitalisasi Gerbang Perencanaan Kabupaten JLT Kota Lumajang

Penataan Reklame √ √ √ Kawasan Bappeda APBD Sepanjang Koridor Perencanaan Kabupaten Utama Penambahan √ √ Kawasan DLLAJ APBD Fasilitas Rambu Perencanaan Kabupaten Lalu Lintas & Pengarah Perbaikan dan Pemeliharaan sistem √ √ √ √ √ Kawasan Dinas PU APBD pemeliharaan jaringan drainase Perencanaan Kabupaten jaringan utilitas kota kota Pemeliharaan √ √ √ √ √ Kawasan Dinas PU, APBD jaringan Perencanaan PLN, Kabupaten telepon,listrik & Air PT.Telkom & Swasta/BUMN bersih PDAM Pemeliharaan Pemeliharaan √ √ √ √ √ Kawasan Dinas PU & APBN Infrastruktur Kota Jaringan Jalan dan Perencanaan DLLAJ APBD Propinsi Fasilitas APBD Transportasi Kabupaten Pemeliharaan Jalur √ √ √ √ √ Kawasan Dinas PU & APBN Pedestrian dan Perencanaan LH APBD Propinsi Fasilitas APBD Pendukungnya Kabupaten Sumber: RTBL Kawasan Jalan Lintas Timur

3.3.6.2 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Jalan Panglima Sudirman Visi dari RTBL Kawasan Jalan Panglima Sudirman adalah: “Terwujudnya kawasan Jalan panglima Sudirman sebagai pusat perdagangan Jasa Andalan yang mampu memfasilitasi kegiatan usaha dengan tetap memelihara harmonisasi tata bangunan dan lingkungannya”

Arahan pembagian segmen Kawasan Jalan Panglima Sudirman didasarkan pada beberapa titik pusat keramaian utama di dalam kawasan. Arahan pembagian segmen pada Kawasan Jalan Panglima Sudirman meliputi: 1. Segmen 1 dengan pusat Pasar Baru-Rumah Susun, dengan arahan penggunaan lahan: a. Koridor Jl. Panglima Sudirman direncanakan untuk kegiatan perdagangan dan jasa skala Lokal b. Koridor Jl. Hos Cokro Aminoto-Jl. Urip Sumoharjo direncanakan untuk kegiatan perdagangan dan jasa skala lingkungan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-146

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

c. Penataan Pasar Baru d. Penataan Area Rusunawa e. Permukiman di pertahankan di wilayah belakang koridor f. Fasilitas umum dipertahankan pada lokasi yang sudah ada g. Pengembangan RTH 2. Segmen 2 dengan pusat di Plaza, dengan arahan penggunaan lahan : a. Koridor Jl. Panglima Sudirman direncanakan untuk kegiatan perdagangan dan jasa skala lokal b. Periferi koridor Jl. Dr. Sutomo direncanakan untuk kegiatan perdagangan dan jasa skala lingkungan c. Penataan area plaza d. Permukiman di pertahankan di wilayah belakang koridor e. Fasilitas umum dipertahankan pada lokasi yang sudah ada f. Pengembangan RTH di koridor jalan dan kawasan permukiman 3. Segmen 3 dengan pusat di Area kantor Perbankan dan Supermarket dengan arahan penggunaan lahan: a. Periferi koridor Jl. Panglima Sudirman direncanakan untuk kegiatan perdagangan dan jasa skala lokal b. Periferi koridor Jl. Kyai Ilyas direncanakan untuk kegiatan perdagangan dan jasa skala lokal c. Fasilitas umum dipertahankan pada lokasi yang sudah ada d. Permukiman di pertahankan di wilayah belakang koridor Rencana Koefisien Dasar Bangunan (KDB) pada Kawasan Jalan Panglima Sudirman adalah sebagai berikut: 1. Perdagangan dan Jasa skala besar (Pasar), KDB maksimal 60 % 2. Perdagangan dan Jasa di jalan utama (pertokoan lama), KDB maksimal 90 % 3. Perdagangan dan Jasa di jalan utama (ruko baru), KDB maksimal 70 % 4. Perdagangan dan Jasa di jalan pendukung (skala lingkungan), KDB maksimal 90 % 5. Perkantoran pemerintah, KDB maksimal 50-60 % 6. Perkantoran swasta, KDB maksimal 60-70 % 7. Fasilitas umum skala kota/kecamatan, KDB maksimal 60 % 8. Fasilitas umum skala lingkungan, KDB maksimal 60 %

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-147

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

9. Rumah Susun, KDB maksimal 60 % 10. Permukiman kavling kecil, KDB maksimal 80 % 11. Permukiman kavling sedang dan besar, KDB maksimal 70-80 % Rencana Koefisien Lantai Bangunan (KLB) pada Kawasan Jalan Panglima Sudirman adalah sebagai berikut: 1. Perdagangan dan Jasa skala besar (Pasar), KLB maksimal 1,8 2. Perdagangan dan Jasa di jalan utama (pertokoan lama), KLB maksimal 1,8 3. Perdagangan dan Jasa di jalan utama (ruko), KLB maksimal 0,7-2,1 4. Perdagangan dan Jasa di jalan pendukung (skala lingkungan), KDB maksimal 1,8 5. Perkantoran pemerintah, KLB maksimal 0,6-1,8 6. Perkantoran swasta, KLB maksimal 0,6-2,1 7. Fasilitas umum skala kota/kecamatan, KLB maksimal 0,6-1.2 8. Fasiltas umum skala lingkungan, KLB maksimal 1,2 9. Rumah Susun, KLB maksimal 3,6 10. Permukiman kavling kecil, KLB maksimal 1,6 11. Permukiman kavling sedang dan besar, KLB maksimal 0,7-1,6 Rencana Koefisien Dasar Hijau (KDH) pada Kawasan Jalan Panglima Sudirman adalah sebagai berikut: 1. Perdagangan dan Jasa skala besar (Pasar), KDH minimum 40 % 2. Perdagangan dan Jasa di jalan utama (pertokoan lama), KDH minimum 10 % 3. Perdagangan dan Jasa di jalan utama (ruko baru), KDH minimum 30 % 4. Perdagangan dan Jasa di jalan pendukung (skala lingkungan), KDH minimum 10 % 5. Perkantoran pemerintah, KDH minimum 40 % 6. Perkantoran swasta, KDH minimum 30 % 7. Fasilitas umum skala kota/kecamatan, KDH minimum 40 % 8. Fasilitas umum skala lingkungan, KDH minimum 40 % 9. Rumah Susun, KDH minimum 40 % 10. Permukiman kavling kecil, KDH minimum 20 % 11. Permukiman kavling sedang dan besar, KDH minimum 20 % Rencana Garis Sempadan Bangunan (GSB) pada Kawasan Jalan Panglima Sudirman adalah sebagai berikut:

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-148

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

1. Garis Sempadan Muka Bangunan merupakan jarak yang dihitung dari pondasi bangunan terluar yang sejajar dengan as jalan, ditentukan berdasarkan klasifikasi jalan ditetapkan minimal berjarak 6 (enam) meter dari pagar untuk jalan utama kawasan yaitu Jalan Panglima Sudirman dan 4 (empat) meter untuk jalan sirip atau jalan pendukung . 2. Khusus untuk Bangunan dengan fungsi Fasilitas Umum, GSB minimum adalah 6 (enam) meter baik pada Jalan Panglima Besar Jenderal Sudirman atau jalan sirip pendukungnya. 3. Garis sempadan Belakang Bangunan merupakan jarak pagar dan dinding terluar bangunan sisi belakang, ditetapkan minimal 2 (dua) meter dari dinding bangunan bagian belakang terluar, diukur dari atas tanah bagian belakang. 4. Garis Sempadan Samping Bangunan merupakan jarak antara pagar samping dengan dinding samping terluar. ditetapkan minimal 1,5 (satu setengah) meter dari dinding bangunan. 5. Pemberlakuan ketetapan garis sempadan bangunan diberlakukan bagi izin bangunan baru dan untuk bangunan eksiting diperbolehkan mempertahankan GSB yang ada sekarang. 6. Khusus pemberlakuan garis sempadan bangunan belakang dan samping diberlakukan pada bangunan yang memiliki luas lebih dari 1.000 (seribu) meter persegi. Tabel 3.31 Pentahapan Program Penataan Bangunan dan Lingkungan Kawasan Jalan Panglima Sudirman Tahun Indikasi Program Pelaksana Sumber Dana 2014 2015 2016 2017 2018 Area 01 - KORIDOR PANGLIMA SUDIRMAN Pembangunan Trotoar Dinas PU Pemerintah Perbaikan PJU BLH Pemerintah Pembangunan Taman di Plaza BLH Pemerintah BLH/Dinas Penataan Street Furniture Pemerintah PU Penataan Pot Bunga Swasta-BLH Swasta Penataan PKL Kembali ke Plaza Dinas Pasar Pemerintah Dinas PU Penataan Jalur Lambat Pemerintah Bina Marga Area 02 - PASAR BARU - RUSUN Perbaikan Pasar Baru Dinas Pasar Pemerintah Penataan PKL di Kawasan Rusun Dinas Pasar Pemerintah Penataan Fasilitas Umum Kawasan Dinas PU Pemerintah Rusun Pembangunan Pedestrian Pasar-Rusun Dinas PU Pemerintah BLH/Dinas Penataan Street Furniture Pemerintah PU Area 03 - LAHAN PT KAI Pemerintah- Konsolidasi Lahan Pemerintah PT KAI

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-149

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Tahun Indikasi Program Pelaksana Sumber Dana 2014 2015 2016 2017 2018 Penataan PKL ke Lahan PT KAI Dinas Pasar Pemerintah Pembangunan Taman/Ruang Publik BLH Pemerintah Penataan Street Furniture BLH Pemerintah Area 04 - KORIDOR PEMBANTU/SIRIP Pembangunan Trotoar Dinas PU Pemerintah BLH/Dinas Perbaikan PJU Pemerintah PU BLH/Dinas Penataan Street Furniture Pemerintah PU Area 05 - KAWASAN PERMUKIMAN Masyarakat- Pemerintah/ Pembuatan Gerbang Masuk Pemerintah Swasta Masyarakat- Pemerintah/ Penataan Sirkulasi Kampung Pemerintah Swasta Masyarakat- Pemerintah/ Program Penghijauan Pemerintah Swasta Masyarakat- Pemerintah/ Perbaikan Drainase-Sumur Resapan Pemerintah Swasta Pemerintah/ Pengadaan Pawang Geni Pemerintah BNPBD Sumber: RTBL Kawasan Jalan Panglima Sudirman

3.3.7 Arahan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) Kabupaten Lumajang Kabupaten Lumajang belum memiliki Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP).

3.3.8 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis (RTBL KSK) Kabupaten Lumajang Kabupaten Lumajang belum memiliki Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis (RTBL KSK). 3.3.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten Lumajang dan Sektor Berdasarkan dokumen rencana yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat disusun matriks strategi pembangunan pada skala kabupaten/kota yang meliputi: 1. RTRW Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan spasial 2. RI-SPAM sebagai arahan pengembangan air minum 3. SSK sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi 4. RP2KP sebagai acuan arahan pengembangan permukiman, akan tetapi Kabupaten Lumajang belum memiliki produk rencana ini

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-150

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Tabel 3.32 Matriks Identifikasi Rencana Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Lumajang Status Arahan No. Produk Rencana Program/Kegiatan Lokasi Sektor (Ada/Tidak) Pembangunan 1 RTRW Kabupaten Ada KSK (Kawasan Kawasan Wonorejo Terpadu Desa Wonorejo Kecamatan Kedungjajang Lumajang Strategis Kabupaten) Kawasan Strategis Jalan Lintas Selatan Desa Tegalrejo, Bulurejo, dan Tempurejo di Kecamatan Tempursari Desa Jugosari di Kecamatan Candipuro Desa Gondoruso, Bades, Bago, Selok Awar- awar dan Selokanyar di Kecamatan Pasirian Desa Pandanarum dan Pandanwangi di Kecamatan Tempeh Desa Jatimulyo di Kecamatan Kunir Desa Darungan dan Wotgalih di Kecamatan Yosowilangun Kawasan Strategis Agropolitan Seroja Desa Senduro, Kandangtepus, Kandangan, Burno, Argosari di Kecamatan Senduro Desa Jambekumbu, Pasrujambe, dan Jambearum di Kecamatan Pasrujambe Kawasan Strategis Minapolitan Kecamatan Tempursari Kecamatan Pasirian Kecamatan Tempeh Kecamatan Kunir Kecamatan Yosowilangun Kecamatan Rowokangkung Kawasan Strategis Ekonomi Wilayah Utara Kecamatan Ranuyoso, Klakah, Randuagung dan Kedungjajang Kawasan Strategis Jalur Lingkar Timur Kecamatan Lumajang, Sukodono, dan Kedungjajang

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-151

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Status Arahan No. Produk Rencana Program/Kegiatan Lokasi Sektor (Ada/Tidak) Pembangunan Kawasan Strategis Sosial Budaya Pura Mandara Giri Semeru Agung yang terletak di Kecamatan Senduro Kawasan Strategis Taman Nasional BTS Desa Sidomulyo, Pronojiwo, Sumberurip, dan Supiturang di Kecamatan Pronojiwo Desa Pasrujambe dan Jambekumbu di Kecamatan Pasrujambe Desa Ranupane, Argosari, Burno, Kandangtepus dan Wonocempokoayu di Kecamatan Senduro Desa Pakel, Gucialit, dan Kertowono di Kecamatan Gucialit Indikasi Program Rencana jaringan jalan lingkungan primer Kabupaten Lumajang Bangkim Bidang Cipta Karya Penyediaan air baku untuk kebutuhan domestik Seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten AM Lumajang Pengoptimalan Tempat Pemrosesan Akhir Desa Besuki Kecamatan Tempeh PLP (TPA) Pengembangan lokasi TPA Kecamatan Tempeh PLP Pengembangan prasarana pengolahan limbah Kecamatan Pasirian PLP Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) Pengembangan Tempat Pembuangan Seluruh wilayah Kecamatan Kabupaten PLP Sementara Terpadu (TPST) dengan Lumajang peningkatan konsep 4R Pengembangan penerapan sistem pengurangan Seluruh wilayah Kecamatan Kabupaten PLP timbunan sampah secara bertahap dalam waktu Lumajang 5 (lima) tahunan Pengembangan penerapan teknologi ramah TPS/TPA PLP lingkungan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-152

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Status Arahan No. Produk Rencana Program/Kegiatan Lokasi Sektor (Ada/Tidak) Pembangunan Peningkatan penerapan label produk ramah Seluruh wilayah Kecamatan Kabupaten PLP lingkungan Lumajang Pengembangan kegiatan mengguna ulang dan Seluruh wilayah Kecamatan Kabupaten PLP mendaur ulang Lumajang Peningkatakan fasilitasi pemasaran produk- Seluruh wilayah Kecamatan Kabupaten PLP produk daur ulang Lumajang Pengembangan jaringan air minum perpipaan Seluruh wilayah Kecamatan Kabupaten AM dan non perpipaan Lumajang Pengembangan jaringan distribusi air minum Kecamatan Tekung, Kecamatan Yosowilangun, AM kawasan perkotaan Kecamatan Rowokangkung dan Kecamatan Sumbersuko Peningkatan jaringan distribusi air minum Seluruh wilayah Kecamatan Kabupaten AM kawasan pedesaan Lumajang Pengoptimalan sumber mata air sebagai air Seluruh wilayah Kecamatan Kabupaten AM baku air minum Lumajang Peningkatan peran serta Himpunan Penduduk Seluruh wilayah Kecamatan Kabupaten AM Pengguna Air Minum (HIPPAM) dalam Lumajang memelihara dan mengelola sistem air minum pedesaan Peningkatan upaya konservasi lingkungan Seluruh wilayah Kecamatan Kabupaten AM disekitar sumber mata air untuk Lumajang mempertahankan debit air baku Pengendalian kebocoran air melalui upaya Seluruh wilayah Kecamatan Kabupaten AM penentuan sub zona kebocoran, rehabilitasi Lumajang jaringan distribusi, dan penggantian pipa yang rusak Pemeliharaan dan pembangunan saluran Wilayah Kabupaten Lumajang PLP drainase

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-153

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Status Arahan No. Produk Rencana Program/Kegiatan Lokasi Sektor (Ada/Tidak) Pembangunan Normalisasi peningkatan saluran induk/primer Sungai Bondoyudo, Rejali, Besuk sat, Mujur PLP dan Kali Glidik Normalisasi/peningkatan saluran pembuang Wilayah Kabupaten Lumajang PLP (afvoer) Pengembangan dan pengelolaan saluran Wilayah Kabupaten Lumajang PLP pematusan dan drainase di setiap jaringan jalan

Pembuatan daerah tangkapan air terutama Wilayah Kabupaten Lumajang PLP dalam skala lingkungan Pengembangan permukiman untuk masyarakat Kecamatan Lumajang, Sukodono, Bangkim berpenghasilan rendah Rowokangkung, Pronojiwo, dan Tempeh Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lumajang PBL Kawasan Perkotaan Kecamatan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Pedesaan Wilayah Kabupaten Lumajang PBL Kecamatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Wilayah Kabupaten Lumajang PBL (RDTRK) Perkotaan Lumajang Penyusanan Rencana Tata Bangunan dan Wilayah Kabupaten Lumajang PBL Lingkungan (RTBL) Penyusunan Master Plan Sektoral Wilayah Kabupaten Lumajang Bangkim, AM, PLP, PBL 2 Rencana Induk Sistem Ada SPAM Jaringan Penyusunan Dokumen UKL-UPL Kabupaten Lumajang AM Penyediaan Air Minum Perpipaan (Unit Air Pembangunan IPAL (RI-SPAM) Baku, Unit Produksi, Penyusunan DED Kabupaten Lumajang AM Unit Distribusi, dan StudI PKA dan Penataan Jaringan Kabupaten Lumajang AM Unit Pelayanan) Pembangunan Sumber Air Umbulsari IKK Tempursari AM Pembangunan Sumber Air Jebuk Jarit IKK Pasirian AM Pembangunan Jaringan Transmisi IKK Pasirian AM

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-154

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Status Arahan No. Produk Rencana Program/Kegiatan Lokasi Sektor (Ada/Tidak) Pembangunan Pembangunan Sistem Air Baku dan Produksi BNA Lumajang AM Pembangunan Sumber Air Gunung Kenek Wilayah Pelayanan Randuagung AM Pembangungan Sumber Air Selokambang IKK Sukodono AM Pembangunan Sumber Air Ranu Lading IKK Kedung Jajan AM Optimalisasi Sumber Air Ranu Bedali IKK Klakah dan IKK Ranuyoso AM Pengembangan SPAM Desa Oro-Oro Ombo Kecamatan Pronojiwo AM Pengembangan SPAM Desa Candipuro, Tumpeng, dan Sumberejo AM Kecamatan Candipuro Pengembangan SPAM Desa Gonoruso dan Nguter Kecamatan Pasirian AM Pengembangan SPAM Desa Banjarwaru, Labruk Lor, Denok, Blukon, AM dan Boreng Kecamatan Lumajang Pengembangan SPAM Desa Banyuputih Lor, Kalidilem, dan Tunjung AM Kecamatan Randuagung Pengembangan SPAM Desa Kebunagung, Uranggantung, dan AM Selokgondang Kecamatan Sukodono Pengembangan SPAM Desa Sumberwringin Kecamatan Klakah AM Pembangunan Sumber Air Manggisan IKK Sumbersuko AM Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi IKK Tempursari AM Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi IKK Pasirian AM Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi BNA Lumajang AM Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi IKK Randuagung AM Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi IKK Sukodono AM Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi IKK Kedung Jajang AM Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi IKK Klakah AM Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi IKK Ranuyoso AM Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi Kecamatan Pronojiwo AM Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi Kecamatan Candipuro AM Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi IKK Sumbersuko AM

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-155

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Status Arahan No. Produk Rencana Program/Kegiatan Lokasi Sektor (Ada/Tidak) Pembangunan 3 Strategi Sanitasi Kota Ada Sektor Air Limbah Penyusunan Master Plan Air Limbah Kabupaten Lumajang PLP (SSK) Domestik Pembangunan MCK ++ Kabupaten Lumajang PLP Pembangunan IPAL Komunal Kabupaten Lumajang PLP Pembangunan IPLT Kabupaten Lumajang PLP Sektor Persampahan Penyusunan Masterplan Persampahan Kabupaten Lumajang PLP Pengoptimalan TPA Desa Besuki Kecamatan Tempeh PLP Pengembangan lokasi TPA Kecamatan Tempeh PLP Pengembangan prasarana pengolahan limbah Kecamatan Pasirian PLP Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) Pengembangan TPST Seluruh Kecamatan di Kabupaten Lumajang PLP Sektor Drainase Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kabupaten Lumajang PLP Lingkungan Pembangunan Saluran Drainase Primer Kabupaten Lumajang PLP Rehabilitasi Saluran Drainase Primer Kabupaten Lumajang PLP Pemelliharaan Saluran Drainase Primer Kabupaten Lumajang PLP Pembangunan Saluran Drainase Sekunder Kabupaten Lumajang PLP Rehabilitasi Saluran Drainase Sekunder Kabupaten Lumajang PLP Pemelliharaan Saluran Drainase Sekunder Kabupaten Lumajang PLP Pembangunan Saluran Drainase Kabupaten Lumajang PLP Tersier/Lingkungan Rehabilitasi Saluran Drainase Kabupaten Lumajang PLP Tersier/Lingkungan Pemelliharaan Saluran Drainase Kabupaten Lumajang PLP Tersier/Lingkungan 4 Arahan Rencana Tidak Ada Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP)

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 III-156

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021