TONEEL DI BATAVIA 1925-1943

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sejarah Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh AGILVI OKTORA NURRADIFAN C.0510004

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

i

ii

iii

iv

MOTTO

“to persevere is important for everybody. dont give up, dont give in. there's always an answer to everything” (Louis Zamperini)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Kedua orang tuaku Bpk. Rapikin dan Kusdiyati yang selalu mendukung. . 2. Kakak dan adik tersayang, Angelia, Rizal, Rabil, dan Afi.

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “TONEEL DI BATAVIA 1925-1942”. Serta tidak lupa shalawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi kita semua. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai salah satu Sebagai syarat kelulusan sarjana sastra dari Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya.

Penyusunan skripsi ini melalui proses yang panjang dan didalamnya banyak ditemui hambatan namun berkat dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tak langsung, akhirnya skripsi ini mampu terselesaikan.

Dengan segala kerendahan, keikhlasan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memfasilitasi penulis selama

perkuliahan.

2. Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S.,M.Hum. selaku Kepala Program Studi Ilmu

Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

mendorong dan memudahkan penulis dalam perizinan untuk menyelesaikan

skripsi ini.

3. Drs. Tundjung Wahadi Sutirto, M.Si. selaku Pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktu dan pikirannya serta senantiasa memberikan kritik dan

sarannya yang membangun dalam menyelesaikan skripsi.

vii

4. Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum. selaku pembimbing akademik yang telah

banyak memberikan semangat dan motivasi.

5. Ibu Insiwi Febriary Setiasih, S.S, M.A, yang banyak memberikan motivasi,

saran dan kritik kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Segenap staff dan dosen pengajar di Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membekali ilmu

pengetahuan yang sangat banyak kepada penulis.

7. Kedua Orang Tua penulis Bapak Rapikin dan Ibu Kusdiyati, Kakak dan

Adik-adik penulis tercinta Angelia Junita dan Afrilia Crismonica, yang

senantiasa mengisi keceriaan dan cinta dalam menjalani hidup.

8. Nenek, Kakak Ipar, Tante, Adik Sepupu dan Keponakan tercinta, Mbah

Sriyatun yang banyak memberikan wejangan dan kasih sayangnya kepada

penulis, Kak Rizal Fitrayadi yang banyak memberikan motivasi dan bantuan

kepada penulis, Mbak Atul Maryuni, Evando, Endra serta Rabil Putra

keponakan penulis yang selalu memberikan keceriaan kepada penulis.

9. Diandra Aisya Poernomo yang banyak memberikan semangat, kasih sayang,

keceriaan, cinta, dan motivasi penulis.

10. Uta, Gadis, Egga, Kala, Dimas, Anggi, Vivi, Bisma, Agung, Aziz, Udo,

Mustika, Heri, Alif, Helmi, Linggar, Wulan, Dayat, dan Karin para sahabat

penulis yang selalu memberikan semangat selama ini, motivasi, dan kecerian

kepada penulis. Terima kasih atas doanya.

11. Ai, Galih, Ana, Aprianto, Apriliandi, Bryan, Basuni, Denny, Delta, Setyo,

Pradipta, Riessa, Rosita, Sayid “Nino”, Setya Adi dan teman-teman Historia

viii

2010 yang banyak memberikan referensi bacaan, membantu penulis dalam

mencari data untuk menyelesaikan pembuatan skripsi ini.

12. Teman-teman kost Apsari Camp, Pendi, Ragil, dan Soni yang memberikan

keceriaan sesama anak perantauan.

13. Terima kasih kepada mahasiswa Ilmu Sejarah, baik itu angkatan atas maupun

bawah dan semua pihak yang telah membantu, yang tak bisa disebutkan satu

persatu.

Penulis sepenuhnya sadar betul bahwa dalam penelitian ini merupakan proses belajar yang masih jauh dari sempurna. Segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dan akhirnya dengan penuh rasa hormat yang tulus, penulis mempersembahkan penelitian ini dengan segala kekurangan, dan kelebihannya. Semoga penelitian ini bermanfaat.

Penulis

Agilvi Oktora. N NIM. C0510004

ix

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...... i HALAMAN PERSETUJUAN ...... ii HALAMAN PENGESAHAN ...... iii HALAMAN PERNYATAAN ...... iv HALAMAN MOTTO ...... v HALAMAN PERSEMBAHAN ...... vi KATA PENGANTAR ...... vii DAFTAR ISI ...... x DAFTAR ISTILAH ...... xi DAFTAR SINGKATAN ...... xiv DAFTAR GAMBAR ...... xv DAFTAR LAMPIRAN ...... xvii ABSTRAK ...... xviii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Rumusan Masalah ...... 7 C. Tujuan Penelitian ...... 7 D. Manfaat Penelitian ...... 8 E. Tinjauan Pustaka ...... 8 F. Metode Penelitian ...... 11 1. Heuristik ...... 11 2. Kritik Sumber ...... 12 3. Interpretasi ...... 13 4. Historiografi ...... 13 G. Sistematika Penulisan ...... 14

x

BAB II. POTRET SOSIAL MASYARAKAT PERKOTAAN BATAVIA AWAL ABAD-20 ...... 15 A. Kondisi Geografis Kota Batavia Awal Abad-20 ...... 15 B. Demografi dan Sosial, Ekonomi di Batavia ...... 19 C. Ruang Publik dan Gaya Hidup di Batavia Awal Abad-20...... 26 D. Perkembangan Seni Pertunjukkan dan Hiburan di Batavia ...... 35

BAB III. TONEEL DI BATAVIA SEBAGAI SENI PERTUNJUKKAN TAHUN 1925-1943 ...... 42 A. Awal Munculnya Toneel di Batavia ...... 42 B. Perkembangan Toneel di Batavia ...... 52 1. Kelompok Toneel...... 53 2. Acara dan Pementasan ...... 70

BAB IV. PERUBAHAN SENI PERTUNJUKKAN TONEEL DI BATAVIA ABAD-20 ...... 76 A. Transformasi dari Seni Pertunjukkan Panggung ke Layar lebar ...... 76 B. Seni Pertunjukkan dan Media Propaganda Jepang ...... 81

BAB V. KESIMPULAN ...... 87

DAFTAR PUSTAKA ...... 91

LAMPIRAN ...... 93

xi

DAFTAR ISTILAH

American Carnaval Show Hiburan yang berasal dari wilayah Amerika Serikat, dengan menghadirkan beberapa atraksi berupa sulap, sirkus dan sebagainya

Bastion Bangunan untuk mengintai musuh

Draaimolen/Carrousel Permainan sejenis komidi putar yang berputar namun dengan tempat duduk yang menyerupai kuda maupun hewan lainnya yang tentu dengan tata cahaya lampu yang menarik

Cioko Rebutan bendera

Das a dos Sado f atau florin gulden Satuan mata uang Belanda, 1 gulden=100 sen Hindia Belanda

Gundik Selir, Istri tidak resmi

Landheer Tuan tanah

Kermis Pasar Malam gaya Belanda atau orang Eropa yang diselenggarakan di Harmonie

Mardijker Orang yang (di)bebas(kan), biasanya orang yang berasal dari Asia non- yang beragama Kristen yang sebelumnya menjadi budak

Mestizo Orang-orang hasil kawin campur antara Asia dan Eropa dan untuk menamai kebudayaan yang tumbuh di koloni- koloni Belanda di Asia yang muncul dari pertemuan antara keduanya

Nyai Istilah yang digunakan oleh Belanda untuk menyebut seorang gundik laki-laki Eropa; pengurus rumah tangga

Societeit Concordia Klab hiburan bagi para tentara Belanda atau kalangan militer

Societeit de Harmonie Klab hiburan bagi para kaum elit dan

xii

Slaven Concerten Pemain musik

Slum Area Wilayah kumuh atau miskin

Speelhuis Gedung kesenian

Stambul Bentuk pertunjukkan panggung Melayu yang berkeliling dari satu kota ke kota lainnya pada awal abad 20

Stroomtram Trem uap

Trem Kuda Transportasi kereta yang ditarik dengan kuda. Kemudian ada istilah lain kahar per transportasi sejenis tapi hanya menggunakan kereta dengan dua roda. Lalu ada kahar dongdang sebutan bagi orang Priangan. Sejenis pula dengan sado maupun delman

Toneel Sandiwara, seni pertunjukkan panggung sandiwara yang disisipkan nuansa komedi dan opera di dalamnya

Vorstenlanden Tanah raja-raja yang diberikan Pemerintah Kolonial Belanda untuk Kerajaan Surakarta, Mangkunegaran serta Yogyakarta dan Paku Alaman

Waterlooplein merupakan lapangan yang digunakan oleh angkatan darat dari Hindia Belanda sebagai arena latihan militer mereka.

xiii

DAFTAR SINGKATAN

BETM Batavia Electrische Tram Maatschappij

E.B.R.O Eerste Bataviasche Rijtuig Onderneming

NBM Nederlandsche Biooscope Maatschappij

NISM Nederlandsche Indische Stroomtram Maatschappij

NHM Nederlandsche Handel Maatschappij

VOC Vereenigde Oost-Indische Compagnie

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Maria Oord, Peran perempuan dalam Stamboul Comedy 1905-1915. .... 48

Gambar 2. Foto para pemain stambul.Tahun 1920 ...... 49

Gambar 3. Foto seniman Komedie Stamboel, berperan sebagai pasangan pemburu 50

Gambar 4. Gambar iklan pertunjukan Miss Riboet Orion ...... 55

Gambar 5. Gambar Iklan Plat Gramofon cap Beka ...... 56

Gambar 6. Gambar reklame iklan Miss Riboet Orion yang memainkan cerita

“Gagak Solo”...... 58

Gambar 7. Gambar iklan Dardanella.Tahun 1929...... 59

Gambar 8. Foto A. Piedro pemimpin perkumpulan The Malay Opera Dardanella ... 60

Gambar 9. The Malay Opera Dardanella.Gambar iklan tahun 1929 ...... 61

Gambar 10. Foto Tan Tjen Bok, bintang Dardanella. Tahun 1930...... 62

Gambar 11. Foto Andjar Asmara ...... 63

Gambar 12. Foto Tan Tjen Bok bintang Dardanella tahun 1933 ...... 65

Gambar 13. Astaman ketika berperan sebagai De Strijdende Adelaar ...... 66

Gambar 14. Foto Ferry Kock, Miss Dja, and Ali Jugo. Bintang Dardanella ...... 67

Gambar 15. Foto Miss Dja’ salah satu primadona Dardanella ...... 68

Gambar 16. Foto Gedung theater Glodok ...... 71

Gambar 17. Foto Bioskop Adegan dari drama berjudul “Annie van Mendoet”...... 73

Gambar 18. Foto Bioskop Adegan dari drama berjudul “Annie van Mendoet”...... 75

Gambar 19. Foto Bioskop Cinema Place di Krekot, Batavia...... 79

xv

Gambar 20. Foto Kramat Theater, 1929 ...... 80

Gambar 21. Foto Pegawai KeiminBunka Shidosho berfoto bersama usai rapat ...... 83

Gambar 22. Salah satu pertunjukan sandiwara propaganda Boenga Rampai

Djawa Baroe ...... 84

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Java Bode 20 November 1863...... 49 Lampiran 2. De Indische Courant 6 November 1926 ...... 49 Lampiran 3. Het Nieuws Van Den Dag 20 Juli 1901 ...... 50 Lampiran 4. Het Nieuws Van Den Dag 19 Juli 1935 ...... 54 Lampiran 5. Het Nieuws Van Den Dag 12 Agustus 1931 ...... 54 Lampiran 6. De Urye Pers 11 Desember 1948 ...... 55 Lampiran 7. Het Nieuws Van Den Dag 17 Agustus 1935 ...... 57 Lampiran 8. Het Nieuws Van Den Dag 22 Oktober 1931...... 57 Lampiran 9. Het Nieuws Van Den Dag 23 Oktober 1930...... 60 Lampiran 10. De Sumatra Post 27 Agustus 1934 ...... 70 Lampiran 11. Pandji Poestaka 19 Agustus 1939 ...... 71 Lampiran 12. Bataviaasch Nieuwsblad 19 Mei 1934 ...... 74

xvii

ABSTRAK

Agilvi Oktora Nurradifan. C.0510004. 2015. Toneel di Batavia 1925-1943. Skripsi: Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian sejarah Toneel di Batavia ini mempunyai dua tujuan: pertama Untuk mengetahui perkembangan seni pertunjukan toneel pada tahun 1925-1935, kedua Untuk mengetahui perubahan seni pertunjukan toneel di Batavia tahun 1935-1943. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang dimulai dengan tahap heuristik, yakni pengumpulan data dari sumber-sumber sejarah sezaman yang ditemukan di Arsip Nasional Republik Indonesia dan Perpustakaan Nasional. Tahap selanjutnya kritik sumber, yakni membandingkan dan mengkritik sumber sejarah untuk memperoleh data yang sahih atau valid. Kemudian interpretasi yakni tahap menganalisis data yang diperoleh sehingga memperoleh fakta-fakta yang terjadi dalam suatu peristiwa, dan yang terakhir menuliskan laporan penelitian atau historiografi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Toneel merupakan salah satu seni pertunjukan panggung yang digemari oleh masyarakat Batavia kala itu. Toneel adalah perkembangan dari seni pertunjukan panggung Stamboel. Perbedaan toneel dan Stamboel terdapat pada cara penyajian dan isi cerita yang dibawakan. Pelopor era toneel adalah Miss Riboet Orion dan Dardanella. Perubahan yang dilakukan oleh kedua perkumpulan ini menjadikan mereka dikenal sebagai kebangkitan sandiwara modern di Indonesia. Dardanella dan Miss Riboet adalah dua perkumpulan besar yang merajai dunia panggung sampai pertengahan tahun 1930-an. Mereka saling bersaing dalam dunia sandiwara modern di Indonesia terutama di Batavia. Karena Batavia merupakan pusat pemerintahan Hindia Belanda yang memiliki lapisan masyarakat yang beragam. Kemunduran toneel ditandai berkembangnya industri film di Batavia yang mengakibatkan masyarakat beralih ke pertunjukan film. Selain pengunjung para pemain toneel juga ikut beralih profesi ke dunia perfilman yang semakin marak. Istilah toneel dihapuskan sejak kedatangan Jepang, namun seni pertunjukan panggung masih tetap berjalan dibawah pemerintahan Jepang sebagai alat propaganda. Toneel menjadi cikal bakal dari perkembangan seni teater modern di Indonesia dan salah satu sarana hiburan bagi masyarakat Batavia ketika itu. Meski, Istilah toneel dihapuskan pada masa pendudukan Jepang tetapi konsep seni teater modern masih tetap terlihat walau digunakan sebagai sebuah media propaganda oleh pemerintahan Jepang.

Kata kunci: toneel, seni pertunjukan, Batavia

xviii

ABSTRACT

Agilvi Oktora Nurradifan. C.0510004. 2015. Toneel in Batavia 1925-1943. Thesis. Departement of History Faculty of Humanities Sebelas Maret University Surakarta. Toneel in Batavia historical research has two objectives: The first to know the development of the performing arts toneel in 1925-1935, the second to determine changes in the performing arts in Batavia years 1935-1943. This research use method a history that began with a heuristic stage, namely data collection of contemporary historical sources are found in the National Archives of the Republic of Indonesia and the National Library. The next stage of source criticism namely compare and criticize historical sources to obtain data that is valid or invalid. Then the interpretation of namely data obtained by analyzing the phase so as to obtain the facts that occurred in an event and the latter wrote a research report or historiography. Results from this research indicate that Toneel is one of the performing arts stage is favored by the people of Batavia at that time. Toneel is the development of performing arts stage Stamboel. Differences toneel and Stamboel contained in the way of presentation and content of the story in the show. Pioneer era toneel is Miss Riboet Orion and the Dardanella. Changes made by the two associations have, making them known as a modern theatrical revival in Indonesia. Dardanella and Miss Riboet Orion are two big clubs that dominate the world stage until the mid 1930s. They compete in the world of modern drama in Indonesia, especially in Batavia. Because of Batavia is the administrative center of the has a diverse society. Toneel setback marked the development of the film industry in Batavia which resulted in people turning to show the film. In addition to the players toneel visitors also switched professions to the world of cinema is increasingly widespread. The term toneel eliminated since the arrival of the Japanese, but the art of stage performance is still running under the Japanese government as a propaganda. Toneel became the forerunner of modern theater art development in Indonesia and one of the means of entertainment for the people of Batavia as it was. Although, The term toneel abolished during the Japanese occupation but the concept of modern theater art is still visible even be used as a propaganda media by the Japanese government.

Keywords: toneel, performing arts, Batavia

xix