<<

Foreign Case Study 2018 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta CHINATOWN SEBAGAI DESTINASI PEMIKAT WISATAWAN MINAT KHUSUS DI SINGAPURA

Dwi Indarti 15.1832

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Abstract : Makalah ini merupakan hasil laporan Foreign Case Study untuk syarat publikasi ilmiah di Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta dengan judul Chinatown Sebagai Destinasi Pemikat Wisatawan Minat Khusus Di Singapura.

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Foreign Case Study (FCS) adalah program yang wajib diikuti oleh mahasiswa jenjang Strata satu, Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) sebagai salah satu syarat kelulusan. Foreign Case Study (FCS) sendiri yaitu kegiatan mahasiswa melakukan perjalanan ke luar negeri selama beberapa hari yang bisa dilakukan sendiri maupun kelompok. Dalam melakukan Foreign Case study (FCS) ini terdapat beberapa cara alternatif yaitu dalam bentuk perjalanan, dengan cara mengikuti training di luar negeri, student exchange atau dengan cara melakukan program journey 1 negara ataupun 3 negara yang diadakan dan dijadwalkan oleh kampus [1]. Penulis memilih melaksanakan Foreign Case Study (FCS) dengan cara journey di satu negara, yaitu Singapura. Penulis memilih cara tersebut karena dirasa lebih efisien dan efektif dari segi waktu. Singapura adalah sebuah negara kecil yang lokasinya berdekatan dengan Indonesia. Letaknya berada di ujung Semenanjung Malaysia berbatasan dengan Johor (Malaysia) dan Kepulauan Riau (Indonesia). Letak negara Singapura yang sangat strategis membuat Singapura termasuk salah satu negara termakmur di wilayah Asia dengan infrastrukturnya yang berkembang dibandingkan dengan dengan negara di sekitarnya, kontras budayanya yang mempesona, serta atraksi wisatanya. Semua berkontribusi terhadap kesuksesannya menjadi daerah tujuan unggulan baik untuk bisnis maupun wisata. Hal ini juga yang membuat tingkat kesejahteraan masyarakatnya jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara- negara tetangga termasuk Indonesia. Letak geografis merupakan faktor penentu perkembangan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan (Koentjaraningrat, 1990). Singapura adalah salah satu negara dengan penduduk yang mayoritas merupakan etnis China. Etnis China sendiri dikenal dengan hobinya yang menyukai perniagaan, karena mereka memiliki prinsip memberikan kehidupan kepada orang lain, yaitu dengan cara berwirausaha. Sebuah perpaduan unik antara kehidupan modern dan kebudayaan yang kaya akan memberikan pengalaman yang tak akan terlupakan dan memperkaya wawasan, di Chinatown. Salah satu tempat yang dapat dengan mudah dijumpai banyak penduduk etnis China, yang merupakan kawasan etnis yang menampilkan budaya khas China dan

1 penduduk China yang berkonsentrasi di wilayah ini dan banyak potensi yang menjadikan kawasan Chinatown ini sebagai daya tarik wisata. Di negara lain seperti Indonesia atau Malaysia, Chinatown biasa disebut dengan “Pecinan” atau “Kampung China”. Selain dikenal dengan penduduknya yang mayoritas etnis China, Singapura juga dikenal dengan surganya tempat belanja, karena banyak dijumpai barang – barang dari yang memiliki brand ternama sampai barang dengan harga terjangkau yang dapat dengan mudah ditemukan di pedagang kaki lima atau pasar, seperti di Chinatown. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menjadikan Chinatown sebagai bahan pembahasan untuk jurnal Foreign Case Study Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta progam S-1 Hospitality. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun jurnal studi kasus ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Wawancara, yaitu dengan mengadakan wawancara kepada orang Singapura langsung yang berada di tempat wisata. 2. Metode Observasi, dengan melakukan Survei secara langsung di sekitar Chinatown penulis juga berkesempatan melakukan kunjungan ke objek wisata tersebut. 3. Metode Pengumpulan Data, dengan mencari ide atau informasi yang ada di buku-buku dan juga di internet. C. Lokasi dan Jadwal Dalam hal ini penulis memilih untuk mengikuti salah satu program kampus yaitu FCS (Foreign Case Study) yang diadakan di 1 negara yaitu Singapura pada tanggal 18 - 20 November 2016 selama kurang lebih 3 hari.

2. PEMBAHASAN Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah [2]. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan [3]. Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara lain. Kegiatan tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan [4]. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi [5]. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azasi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dalam tahap pembangunannya, berusaha membangun industri pariwisata sebagai salah satu cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang berimbang. Melalui industri ini diharapkan pemasukan devisa dapat bertambah [6]. Pada hakikatnya berwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya [7]. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun lainnya seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman baru [8]. Besarnya kegiatan pariwisata, terutama tingkat internasional, ditambah dengan situasi di mana batas antar negara semakin hilang, telah menjadikan pariwisata sebagai suatu kegiatan penting yang turut mempengaruhi hubungan

2 internasional [9]. Banyak negara di dunia sekarang ini yang menganggap pariwisata sebagai sebuah aspek penting dari strategi pengembangan negara. Berikut merupakan pengertian pariwisata menurut beberapa ahli : 1. Pariwisata berasal dari bahasa sansekerta “pari” yang berarti banyak atau berkeliling dan “wisata” yang berarti pergi atau bepergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan secara berulang – ulang dan berpindah – pindah. 2. Gejala – gejala yang disebabkan oleh perjalanan dan pendiaman orang – orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu. Sektor pariwisata memberikan keuntungan ekonomi terhadap negara yang bersangkutan [10]. A. Regulasi (Regulation) Regulasi sering kali dikaitkan dengan satu peraturan dalam kehidupan. Peraturan tersebut bisa berupa peraturan yang mengikat suatu kelompok, lembaga, atau organisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam kehidupan bersama, bermasyarakat dan bersosialisasi. Istilah regulasi ini juga digunakan dalam sistem kenegaraan seperti regulasi perjalanan ke luar negeri. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang Surat Perjalanan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1994 Surat Perjalanan Republik Indonesia, yang selanjutnya disingkat SPRI adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan ke luar atau masuk wilayah Negara Republik Indonesia. SPRI terdiri atas: Paspor Biasa, Paspor Diplomatik, Paspor Dinas, Paspor Haji, Paspor untuk Orang Asing, Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk Warga Negara Indonesia, Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk Orang Asing, Surat Perjalanan Laksana Paspor Dinas. Adapun syarat – syarat yang di perlukan Warga Negara Indonesia untuk mendapatkan passport yaitu : 1. Mengisi Formulir yang telah disediakan oleh Badan Imigrasi 2. Foto Copy KTP dalam kertas A4 3. Kartu Keluarga 4. Akte Kelahiran / Surat Ijazah 5. Surat pengantar asli dari Kampus atau Instansi resmi (bila ada) Setelah semua berkas lengkap dimasukan dalam amplop atau map kemudian berkas dikumpulkan untuk verifikasi data. Dalam proses ini memerlukan waktu yang cukup lama, karena pihak Imigrasi harus meneliti mengenai berkas – berkas yang di kumpulkan tersebut, agar tidak terjadi kesalahan atau hal yang tidak diinginkan. Setelah disetujui oleh pihak imigrasi, pihak pembuat passport akan di mintai dana untuk biaya pembuatan passport sebesar Rp 355.000,00. Nominal tersebut amatlah terjangkau bila kita bandingkan dengan kegunaan dan masa penggunaan yang berjangka waktu hingga 5 tahun. Setelah membayar nominal tersebut pihak pembuat harus menunggu proses selanjutnya selama kurang lebih 3 hari untuk melanjutkan proses pengambilan foto. Pada saat wawancara atau pengambilan foto adalah dengan membawa bukti pembayaran untuk pembuatan passport. Selanjutnya nanti kita akan mendapat nomor antrian untuk pengambilan Foto, pengambilan sidik jari, serta wawancara. Setelah wawancara biasanya kita akan diminta menunggu kembali ke ruang tunggu untuk mendapatkan passport kita . Setelah mempunyai passport barulah kita dapat melakukan perjalanan ke luar negeri. Beberapa prosedur yang harus di lakukan ketika akan melakukan perjalanan ke luar negeri adalah :

3 1. Booking ticket (pemesaan tiket) 2. Check-in (pelaporan) 3. Proses pengecekan passport dan visa, 4. Pembayaran Airport – Tax (luar Negeri Rp. 100.000) 5. Menunggu untuk boarding Setelah sampai di bandara Changi, masuk ke bagian imigrasi dan kita akan mengantri untuk mendapatkan cap dan ada sedikit wawancara dengan pihak imigrasi tentang maksud kedatangan ke Singapura serta pengambilan sidik jari. Setelah mendapat cap selanjutnya menuju tempat pengambilan bagasi untuk mengambil koper dan barang bawaan yang dibawa, untuk pengambilan bagasi harus disesuaikan dengan nomer penerbangan yang tertera pada tiket pesawat yang ditumpangi. Setelah mendapatkan koper, maka selanjutnya menuju terminal kedatangan (arrival). Setelah keluar dari Bandara maka dibebaskan untuk melakukan perjalanan sesuai tujuan. Dalam melakukan journey selama tiga hari di Singapura, penulis tidak memerlukan visa karena negara Singapura merupakan negara yang bebas visa. Bebas visa yang dimaksud artinya kita tidak memerlukan visa untuk masuk ke suatu negara tertentu. Selain itu, karena perjalanan hanya memakan waktu 3 hari di Singapura sehingga tidak membutuhkan visa. Karena batas bebas visa adalah 30 hari. Visa adalah dokumen perizinan yang dikeluarkan oleh instansi keimigrasian negara yang akan kita kunjungi dalam satu periode tertentu. Karena Indonesia dan Singapura adalah negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) dan telah terjadi kesepakatan politik diantara Negara-Negara ASEAN sehingga bebas visa dalam melakukan perjalanan ke luar negeri diantara Negara ASEAN. B. Infrastruktur & Transportasi Singapura merupakan sebuah hub transportasi internasional di Asia karena letaknya di berbagai rute perdagangan laut dan udara. Selain itu, Singapura merupakan pelabuhan tersibuk pertama di dunia menurut lalu lintas lintas pengapalan dan pusat pengisian bahan bakar kapal terbesar di dunia. Singapura juga merupakan hub penerbangan untuk kawasan Asia Tenggara dan perhentian untuk rute Kangguru antara Australasia dan Eropa. Bandar Udara Changi telah dimasukkan sebagai salah satu bandara internasional terbaik oleh berbagai majalah perjalanan internasional, termasuk sebagai bandara terbaik di dunia untuk pertama kalinya oleh Skytrax pada tahun 2006. Transportasi Domestik Sejak 1987, sistem metro kereta penumpang Mass Rapid Transit (MRT) telah dioperasikan. Sistem MRT semakin dilengkapi oleh sistem kereta ringan Light Rail Transit (LRT), dan meningkatkan keteraksesan ke kawasan permukiman. Didirikan tahun 2001, sistem EZ-Link memungkinkan kartu pintar digunakan sebagai tiket alternatif yang digunakan pada sistem angkutan umum di Singapura. 1. Mass Rapid Transit (MRT) Meski bukan yang pertama, namun rapid transit system di Singapura kini adalah yang paling maju di Asia Tenggara. Dengan 5 jalurnya yang diwakili dengan warna yang berbeda-beda, MRT Singapura menjangkau tempat-tempat wisata populer dan hampir seluruh wilayah negeri. Secara garis besar, ada 2 macam pembayaran untuk MRT Singapura: uang tunai (cash) atau stored value card (cashless). Pembayaran dengan cashless bisa menggunakan Ez- Link atau Tourist Pass (STP). Ez-Link adalah sebuah stored value card, jadi tetap harus diisi bila saldonya sudah habis. Satu kartu Ez-Link dapat berlaku hingga 5 tahun. Selain lebih praktis, harga satu kali perjalanan dengan Ez-Link lebih murah daripada bila memakai single journey ticket.

4 Gambar 1 Singapore MRT Ticketing Gambar 2 Singapore MRT Single Machine Journey Ticket

Gambar 3 Singapore Tourist Pass

2. Light Rapid Transit (LRT) LRT di Singapura tidak terlalu terkenal di kalangan wisatawan karena hanya beroperasi di wilayah pinggiran kota. Sedangkan pusat kegiatan berwisata adalah pusat kota, dimana tempat – tempat tersebut merupakan tempat yang kompleks untuk dijadikan sebagai destinasi. 3. Sentosa Express Sentosa Express adalah sebuah jalur monorel yang menghubungkan Pulau Sentosa dengan daratan utama Singapura. Ia menjadi favorit wisatawan yang ingin menuju ke Resort World Sentosa dan kembali ke daratan utama dengan jalurnya yang pendek, yakni terdiri dari 4 stasiun. C. Ekonomi Negara Singapura memiliki ekonomi pasar yang sangat maju dan termasuk di antara sepuluh negara paling terbuka, kompetitif, dan inovatif di dunia. Ekonomi di negara ini sangat bergantung pada ekspor dan pengolahan barang impor, khususnya di bidang manufaktur yang mewakili 26% PDB Singapura tahun 2005 dan meliputi sektor

5 elektronik, pengolahan minyak Bumi, bahan kimia, teknik mekanik dan ilmu biomedis. Tahun 2006, Singapura memproduksi sekitar 10% keluaran wafer dunia. Singapura memiliki salah satu pelabuhan tersibuk di dunia dan merupakan pusat pertukaran mata uang asing terbesar keempat di dunia setelah London, New York dan Tokyo. Sebagai akibat dari resesi global dan kemerosotan pada sektor teknologi, PDB negara ini berkurang hingga 2.2% pada 2001. Economic Review Committee (ERC) menyarankan beberapa perubahan kebijakan dengan tujuan merevitalisasi perusahaan. Sejak itu, Singapura pulih dari resesi, terutama karena banyaknya perbaikan dalam ekonomi dunia. Ekonomi negara ini tumbuh 8,3% pada 2004 dan 6,4% pada 2005 dan 7.9% in 2006. Banyak perusahaan di Singapura terdaftar sebagai perusahaan berkewajiban terbatas swasta (umumnya disebut perseroan terbatas swasta). Sebuah perseroan terbatas swasta di Singapura adalah entitas hukum terpisah dan pemegang saham tidak berkewajiban atas utan perusahaan yang melebihi jumlah modal saham yang ditanamkan. D. Kependudukan Jumlah populasi di Singapura mencapai 5.312 juta (dari data di tahun 2012) yang mencakup 3.285 juta warga negara sendiri, sementara sisanya penduduk tetap, pegawai asing atau mahasiswa (perkiraan sekitar 1.4 juta). Karena itu, hampir lebih dari sepertiga populasi di Singapura berasal dari luar negeri.

Gambar 4 Kependudukan di Singapura

E. Budaya (Culture) Setiap negara memiliki adat istiadat serta kebudayaannya sendiri yang menjadi salah satu identitas. Demikian halnya dengan Singapura, negara ini juga memiliki adat istiadat dan tradisi yang unik dengan keragaman penduduk dan latar imigrannya, budaya Singapura sering disebut sebagai campuran dari budaya Britania, Melayu, Cina, India dan Peranakan. Warga asing juga membentuk 42% penduduk Singapura dan memainkan peran penting dalam memengaruhi budaya Singapura. 1. Bahasa Walaupun hampir semua orang menganggap diri mereka berasal dari suku Tionghoa, mereka menyadari bahwa bahasa inggris merupakan salah satu bahasa yang paling penting dan utama untuk digunakan dalam bisnis, pemerintahan atau di sekolah. Jika ada sertifikat dalam bahasa Tamil, mandarin atau melayu, maka mereka harus diterjemahkan ke dalam bahasa inggris agar dapat diserahkan saat penyerahan berkas. Singlish merupakan bahasa sehari – hari yang digunakan oleh penduduk Singapura. Biasanya bahasa ini didasarkan pada kata-kata dari bahasa inggris, bahasa melayu, bahasa teochew, bahasa cantonese dan bahasa tamil. Pengaruh logat dari Australia dan Eropa telah melekat dengan kental di Singapura, walaupun pemerintah dan kalangan atas telah mencegah penggunaan "Singlish".

6 Gambar 5 Bahasa di Singapura 2. Masakan Makan-makan dan belanja sudah menjadi hiburan nasional warga Singapura. Masakan Singapura adalah contoh dari keberagaman dan difusi budaya negara ini dengan pengaruh dari Britania, China, India, Melayu, Tamil, dan Indonesia. Berikut merupakan masakan yang dapat dijumpai di Singapura: a. Chicken Rice Makanan ini paling banyak ditemukan di seluruh penjuru hawker centre di Singapura. Menunya sederhana, kebanyakan berupa nasi hainam (nasi yang dimasak menggunakan kaldu ayam) dan toppingnya ada beberapa pilihan, seperti ayam rebus yang dipotong- potong atau roasted chicken. Kemudian disiram sedikit saus dan disajikan juga sambal, kecap dan cocolan jahe secara terpisah. Salah satu Chicken Rice yang terkenal di Singapura adalah Tian Tian Chicken Rice di Maxwell Food Centre, Chinatown. b. Laksa Laksa Katong yang merupakan kombinasi laksa Peranakan dan lokal di daerah Katong. Pada dasarnya laksa yang dimaksud di sini merupakan golongan curry laksa yang biasanya terbuat dari sup berbahan dasar santan dan dipadukan dengan berbagai bumbu tradisional dan rasanya pedas. c. Briyani Nasi Briyani juga menjadi bagian dari makanan khas Singapura karena banyaknya penduduk keturunan India yang menetap di Singapura. Nasi ini seperti nasi kuning tetapi memiliki rasa yang lebih gurih karena menggunakan banyak sekali rempah-rempah. Bulir nasinya lebih panjang karena menggunakan beras khusus jenis briyani. Nasi Briyani biasanya dikombinasikan dengan kari-karian seperti chicken curry ataupun mutton curry. d. Uncle Ice Cream Makanan yang satu ini sih sepertinya sudah menjadi ikon jajanan pinggir jalan di Singapura. Disebut Uncle Ice Cream karena kebanyakan penjualnya adalah paman – paman. Sebenarnya Uncle Ice Cream ini merupakan jajanan yang sederhana, yaitu es potong yang disajikan menggunakan roti tawar warna-warni atau 2 keping wafer tipis. 3. Seni Sejak 1990-an, pemerintah telah berusaha mempromosikan Singapura sebagai pusat seni dan budaya, khususnya seni drama, dan mengubah negara ini menjadi “gerbang antara Timur dan Barat” yang kosmopolitan. Puncak dari usaha pemerintah ini adalah pembangunan Esplanade sebuah pusat seni drama kelas atas yang dibuka pada 12 Oktober 2002. Selain itu, Singapore arts Festival merupakan kegiatan tahunan yang diadakan National Arts Council. Singapura mengadakan Genee International Ballet Competition 2009, sebuah kompetisi balet klasik bergengsi yang diadakan oleh Royal

7 Academy of Dance, sebuah dewan juri tari internasional yang berpusat di London, Britania Raya F. Kebiasaan (Behaviour) Masyarakat yang tingal di Singapura adalah masyarakat yang majemuk yang terdiri dari berbagai etnik, oleh sebab itu semua etnik harus bersatu untuk menciptakan keharmonisan yang telah dibina sekian lama. Kebiasaan dari masyarakat Singapura sendiri lebih dominan terhadap kegiatan berkunjung atau melakukan kegiatan yang dapat mengumpulkan banyak orang. Biasa mereka menyempatkan diri untuk melakukan perjalanan wisata setiap pekan, hal ini bisa dilakukan bersama keluarga maupun dengan kelompok suatu instansi. Kebiasaan lain yang lebih global yaitu : 1. Kebiasaan mengantri ketika melakukan apapun di tempat umum. 2. Membiasakan menunggu transportasi umum ditempat yang sudah disediakan, seperti di stasiun atau halte. 3. Mengutamakan orang tua, penyandang cacat, ibu hamil dan anak-anak dalam menggunakan fasilitas umum 4. Selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah / meludah sembarangan 5. Memiliki sifat selfiish dan cenderung kurang ramah 6. Lebih menyukai berjalan atau menggunakan transportasi umu daripada menggunakan kendaraan pribadi. G. Gaya Hidup (Life Style) Gaya hidup yang ditunjukan oleh masyarakat di Singapura berdasarkan darimana etnik berasal, kepercayaan, budaya dan juga lingkungan yang mendominasi. Hal ini kemudian menciptakan kondisi yang sangat bervariasi. Setidaknya gaya hidup dapat dilihat dari kepercayaan seperti : 1. Etnik Melayu Dalam masyarakat Melayu, pembentukan jati diri dan kepribadian sangat penting, keluarga merupakan pendidikan utama, mereka lebih mengacu konsep tauhid dan syariah sehingga watak, adat dan kesusilaan akan sejalan dengan tatanan agama. Mereka akan berpikir berulang kali sebelum memutuskan melakukan hal-hal tertentu. Sehingga kebanyakan dari etnik Melayu akan hidup dalam kesederhanaan, menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. 2. Etnik Cina Masyarakat Cina mempunyai sistem kepercayaan dan pandangan semesta yang tersendiri, mereka lebih mementingkan aspek kepercayaan yang bisa memberikan kesejahteraan, kemakmuran, kebahagiaan dan kekayaan sehingga cenderung berbagi dengan sesama. Hal ini juga mempengaruhi pemikiran agar mementingkan kesederhanaan dan nilai kemanusiaan. Tidak heran banyak dari etnik ini melakukan kegiatan sosial dan bekerja keras untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. 3. Etnik India Masyarakat India kebanyakan beragama Hindu. Keluarga merupakan dasar pendidikan yang terpenting, masyarakat India mengamalkan sistem keluarga bersama (joint family) sehingga kasih sayang dan perhatian kepada semua anggota keluarga sangat diperhatikan. Hal ini menjadikan gaya hidup dari masyarakat India selalu berkaitan dengan keluarga, mereka akan mengutamakan para perempuan dan anak-anak dalam kehidupannya. H. Agama (Religion) Agama Persentase Buddha 33,2% Kristen 18,8% Atheis 18,5%

8 Islam 14,0% Taoisme 10% Hindu 5,0% Lainnya 0,6%

Tabel 1 Persentase Agama di Singapura

Buddha adalah agama yang mendominasi Singapura, dengan 33% dari penduduk negara ini menyatakan diri sebagai penganut agama tersebut pada sensus terakhir. Vihara dan pusat Dharma dari tiga tradisi besar Buddha (, dan ) dapat ditemukan di Singapura. Kebanyakan penganut Buddha di Singapura beretnis Tionghoa dan menganut tradisi Mahayana. Mahayana Cina merupakan bentuk Buddha yang paling dominan di Singapura dengan misionaris dari Taiwan dan Cina selama beberapa dasawarsa. I. Pariwisata di Singapura Singapura memiliki industri pariwisata yang berkembang baik, dibuktikan dengan masuknya negara ini ke dalam Top Six Tourism se-Asia Tenggara. Sebagai kota kosmopolitan yang menonjolkan perbedaan ras dan budaya yang harmonis, banyak pengunjung mengunjungi Singapura sebagai tujuan, bukan hanya sebagai batu loncatan atau tempat transit. Singapura telah tercatat di antara wisatawan mancanegara sebagai tujuan wisata yang menarik, membuat pariwisata salah satu dari industri besar di Singapura. Perbedaan budayanya mencerminkan sejarah kolonialnya yang kaya dan etnis Melayu, Tionghoa, Arab dan India. Selama bertahun-tahun dianggap sebagai pusat bisnis di Asia Tenggara, Singapura memiliki daerah perbelanjaan yang berkembang yang terletak di distrik Orchard Road. Dipenuhi dengan beberapa pusat perbelanjaan, daerah ini juga memiliki banyak hotel, dan dianggap banyak orang sebagai pusat pariwisata Singapura. J. Chinatown Setelah koloni Singapura didirikan oleh Sir Stamford Raffles pada tahun 1819, Chinatown berkembang menjadi kawasan pemukiman imigran Tionghoa. Pengaruh seni boga, perdagangan, dan budaya yang dibawa oleh etnis Teochew, Kanton, Nokkien, dan Hainan yang merupakan empat kelompok suku besar Tiongkok, dari propinsi masing- masing melebur dengan indah di Chinatown. Seiring berjalannya waktu, Chinatown telah berubah dan menyerap berbagai pengaruh tetapi tidak meninggalkan budaya aslinya. Deretan ruko dari masa sebelum perang memperlihatkan inspirasi gaya arsitektur timur dan barat, serta warga sekitarnya yang beragam mulai dari penata seni modern hingga pekerja masa lalu seperti para penarik becak. Nama Chinatown di lidah setempat adalah Niu Che Shui yang berarti “Air Kereta Kerbau”. Penamaan ini berdasarkan keadaan saat itu, dimana penduduk harus mengambil air dari sumur di Bukit Ann Siang dan Spring Street dengan menggunakan kereta kerbau. Sesuai dengan namanya, tempat ini merupakan pusat segala barang-barang khas budaya China, dari perabotan rumah sampai pernak pernik khas China. Tidak hanya khas China, di Chinatown juga terdapat berbagai macam souvenir yang dapat dibeli dengan harga yang relatif lebih murah dibanding tempat-tempat lainnya di Singapura. Kawasan Chinatown Singapura dibagi menjadi 5 distrik yang berbeda – beda, yaitu Telok Ayer, Bukit Pasoh, Tanjong Pagar, Kreta Ayer dan Ann Siang Hill. 1. Telok Ayer Tempat ini dikenal sebagai tempat ibadahnya yang indah, di Telok Ayer juga terdapat toko-toko unik, kafe.

9 2. Bukit Pasoh Disini tempat bersejarah terletak tepat disebelah hotel dan restoran mewah. Kawasan Bukit Pasoh ini merupakan perpaduan menarik antara bangunan tua dan bangunan baru. 3. Tanjong Pagar Kawasan ini difungsikan sebagai area bangunan komersial dan hiburan malam. Dulu area ini pernah dijadikan sebagai pusat operasi penarik becak. 4. Kreta Ayer Kawasan ini merupakan jantung kota Chinatown, tempat dari berbagai macam jualan tradisional dan juga souvenir. 5. Ann Siang Hill Kawasan ini menjadi area favorit buat nongkrong karena banyak kafe-kafe unik karena factor masuk arus bisnis sehingga kawasan sini terus berkembang menjadi modern. Cara untuk menuju Chinatown cukup mudah dengan menggunakan MRT dan turun di stasiun Chinatown kemudian keluar dari Street (Exit A). Waktu terbaik untuk berkunjung ke tempat ini adalah menjelang malam hari, karena lampu-lampu lampion akan dinyalakan sehingga menambah keceriaan kota ini.

ESSENTIAL CHINATOWN Menyusuri jantung Chinatown yang ramai di program ini, dimana terdapat banyak hal yang sangat sayang untuk dilewatkan. Banyak tempat-tempat yang bisa dikunjungi dan dilihat seperti keragaman arsitekturnya, sejarahnya, tempat-tempat ibadah. Berbelanja dan bersantap di sepanjang jalan yang ramai dengan pengunjung merupakan kegiatan yang menyenangkan. Berikut merupakan objek – objek yang dapat dikunjungi: 1. The Majestic Bangunan elegan bergaya art-deco dengan hiasan mosaik warna warni dari keramik ini terletak di 80 Eu Tong Sen Street. Bangunan yang pernah menjadi theater opera Tiongkok dan kemudian gedung bioskop ini, dibangun pada tahun 1927 oleh mendiang konglomerat Eu Tong Sen sebagai persembahan kepada istrinya yang pernah ditolak masuk ke sebuah gedung opera. 2. Chinatown Heritage Centre Bagi mereka yang ingin memahami sejarah Chinatown, museum ini layak untuk dikunjungi. Berbagai pajangan multimedia, koleksi seni otentik, serta tiruan dari pemukiman Chinatown jaman dulu melukiskan betapa sulit kondisi hidup yang dihadapi imigran Tionghoa di masa lalu. 3. Chinatown Street Market Chinatown Street Market berlokasi di Pagoda Street, Trengganu Street dan Sago Lane. Untuk memuaskan hasrat belanja di jalan dengan deretan kios dan toko penjaja pernak pernik perhiasan kecil, lukisan, t-shirt, sutra Tiongkok, alat-alat berkilau dan suvenir lainnya. Kios-kios yang ada mulai dibuka jam 11 pagi hingga 11 malam setiap harinya. Nama Pagoda Street awalnya diambil dari nama menara di pintu masuk kuil Sri Mariamman, yang disebut gopuram atau menara berukir, bukan pagoda. Para pemilik rumah madat dan kuli pedagang, dulunya menguasai jalan ini. Banyak warga Tionghoa miskin yang diculik dari kampung halamannya atau dipaksa menjadi buruh kasar, mencoba meluapkan kerasnya hidup di rumah madat itu, namun berakhir menjadi pecandu dan semakin sengsara. 4. Smith Street, Temple Street and Trengganu Street Pada akhir abad ke-19, kawasan ini dikenal berkat adanya Lai Chun Yuen di 25 Trengganu Street, sebuah theater opera Tiongkok paling populer pada masanya. Beberapa karya seni mewah masih bertahan di sana, seperti balkon dari kayu yang diukir

10 denga indahnya, sekeliling gedung. Saat ini pengunjung dapat menikmati opera Kanton di Chinese Theater Circle di 5A Smith Street yang menampilkan kutipan kisah opera diselingi penjelasan dan hidangan teh pada hari-hari tertentu. 5. Chinatown Food Street Bertempat di Smith Street dan Trengganu Street, kios makanan di jalan, yang menjadi ciri khas Chinatown kini hadir kembali. Kios-kios dibuka mulai jam 6 sore hingga 11 malam, Senin sampai Jumat, dan mulai jam 3 sore hingga 11 malam pada Sabtu dan Minggu. 6. Masjid Jamae Dengan gerbang depan dan menara yang khas, Masjid Jamae terlihat unik dan mengundang rasa penasaran di tengah nuansa Tionghoa yang mendominasi Chinatown. Pintu gerbang masuknya dipengaruhi oleh langgam Indo-Islam India Selatan, sementara ruang salatnya mengusung aksen neoklasik, yang terlihat dari tiang Dorian dan jendela besar yang berubin hijau mengilap ala Tiongok. Namun, bersama tetangganya, Sri Mariamman Temple, Masjid Jamae menjadi tengaran ternama di South Bridge Road selama hampir 200 tahun dan sering menghiasi ilustrasi, foto, dan kartu pos zaman dul u. Dibangun pada 1826, Masjid Jamae Chulia adalah masjid pertama dari tiga masjid di Chinatown yang didirikan oleh kaum Chulia, Muslim Tamil dari Coromandel Coast di India Selatan. Itulah sebabnya masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Chulia atau Chulia Mosque. Masjid ini adalah satu dari segelintir masjid di Singapura yang membuka kelas agama dalam bahasa Tamil hingga hari ini. Dianggap sebagai salah satu masjid tertua di Singapura, Masjid Jamae mengusung gaya arsitektur yang eklektik, meminjam elemen-elemen dari Barat dan Timur.

Gambar 6 Masjid Jamae Gambar 7 Ruangan Sholat di Masjid Jamae

Situs ini wajib dikunjungi wisatawan jika ingin melihat arsitektur awal Singapura dalam bentuk aslinya. Berbeda dengan bangunan keagamaan lain dari abad 19, Masjid Jamae belum pernah dibangun kembali, meskipun sudah diperbaiki dan dicat ulang. 7. The Buddha Tooth Relic Temple Buddha Tooth Relic Temple & Museum yang berlokasi di Chinatown, baru dibangun pada 2007, namun kekayaan desain interior kuil ini serta pameran seni dan budaya Buddha nan komprehensif di sini menghadirkan budaya yang telah berusia ratusan tahun. Namanya diambil dari benda yang dianggap umat Buddha sebagai gigi taring sebelah kiri sang Buddha, yang ditemukan dari sisa kremasinya di Kushinagar, India. Kuil umat Buddha bergaya Dinasti Tang Tiongkok ini dirancang oleh Chief Abbot Venerable Shi Fa Zhao, dengan bantuan konsultan dari dalam dan luar negeri. Biaya pembangunannya menghabiskan dana sebesar S$75 juta dan mengikuti unsur-unsur dari

11 Dinasti Tang serta Mandala Buddha, yang menyimbolkan alam semesta dalam kebudayaan Buddha.

Gambar 8 Patung Dewa di Dalam Gambar 9 Tempat Beribadah Kuil

Lebih dari 2.560 tahun lalu, Buddha Shakyamuni dipercaya telah memperoleh wawasan mengenai kebenaran, serta telah menyempurnakan sifat bijak dan welas asihnya. Kini, Buddha Tooth Relic Temple meneruskan ajaran beliau melalui lokakarya ‘Discovering ’. Wisatawan dapat mengetahui lebih jauh mengenai agama Buddha pada lokakarya interaktif yang dipimpin para tetua kuil ini. 8. Kuil Sri Mariamman Chinatown yang sibuk adalah tempat Sri Mariamman Temple, kuil Hindu tertua di Singapura, berada. Kembali ke tahun 1827, kuil ini dikenal sebagai Mariamman Kovil atau Kling Street Temple yang dibangun oleh para imigran dari wilayah Nagapatnam dan Cuddalore di India Selatan. Kuil ini didedikasikan bagi Dewi Mariamman, yang dikenal atas kekuatannya untuk menghilangkan penyakit dan sakit.

Struktur bangunan dari monumen nasional saat ini diyakini telah dibangun oleh pengrajin India pada tahun 1862-63. Selain tempat beribadah, kuil menjadi tempat yang penting untuk aktivitas masyarakat selama era kolonial. Bahkan Pendaftaran Pernikahan untuk umat Hindu - pada saat itu hanya kuil inilah yang diberi wewenang untuk melaksanakan upacara pernikahan Hindu. Tempat tersebut telah beberapa kali mengalami renovasi, yang terakhir pada tahun 2010. Proyek perbaikan senilai $ 4 juta ini dikerjakan tim yang terdiri atas sekitar 20 seniman didatangkan dari India, dan termasuk mengecat kembali semua arca dewa.

Gambar 10 Kuil Sri Mariamman Gambar 11 Kuil Sri Mariamman

Di kuil ini terdapat ornamen dan detail yang sangat rumit. 'Gopuram' (pintu masuk menara agung) yang megah adalah landmark bagi generasi umat Hindu dan masyarakat Singapura. Enam tingkatannya dihuni oleh patung dewa, binatang mitologis dan mahluk

12 lainnya. Lihatlah jika Anda dapat menemukan tentara Sepoy dalam seragam khaki mereka dari tradisi Inggris, British Raj. Pada bulan Oktober atau November, wisatawan dapat mempertimbangkan mengamati Theemithi (upacara berjalan di atas api), yang merupakan festival utama dirayakan setiap tahun di kuil. 9. Kuil China tertua dan mungkin paling menarik di Singapura. Dibangun sekitar tahun 1820, kuil Budha-Budha ini didedikasikan untuk Ma Zu Po, Bunda Sages Surgawi dan pelindung pelaut. Anda bisa menemukan candi berwarna-warni ini sepanjang , di tengah Chinatown. Dulu di tepi pantai sebelum Singapura memulai reklamasi tanahnya, adalah di mana banyak pelaut dan pemukim awal datang untuk mengucapkan terima kasih atas perjalanan laut yang aman. Kuil ini menawarkan pintu yang dilukis dengan rumit, serta balok-balok yang sangat dihiasi dan panel berdaun emas.

3. PENUTUP A. SIMPULAN Singapura kini telah bersaing dengan beberapa negara dalam sektor pariwisata, karena banyak destinasi wisata yang ditawarkan untuk dapat mendatangkan wisatawan dengan kunjungan yang lama. Hal ini telah ditunjang dengan berbagai sarana dan infrastruktur yang siap serta program wisata yang menarik. Chinatown merupakan salah satu destinasi wisata yang tidak pernah lupa dikunjungi karena memiliki lokasi yang strategis, bangunan yang sarat dengan sejarah, masyarakat yang mudah bekerja sama serta daya tarik berbeda dibandingkan destinasi yang lain. Banyak hal yang dapat dinikmati di Chinatown, seperti beberapa objek wisata yang kebanyakan merupakan peninggalan sejarah dan sebagai tempat beribadah, kuliner, budaya yang beragam, masyarakat yang harmonis, dan lingkungan yang mendukung kegiatan pariwisata mampu mengenalkan Chinatown sebagai salah satu tujuan wisata yang tidak boleh dilewatkan ketika berkunjung ke Singapura. B. SARAN Dari kesimpulan yang telah penulis paparkan dalam pembahasan mengenai Chinatown, penulis juga akan memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan masukan untuk perkembangan wisata selanjutnya. Adapun beberapa saran tersebut ialah: 1. Perlu adanya standar harga produk kerajinan sehingga ada persaingan yang sehat dan dapat membawa dampak yang baik untuk memperbaiki kualitas produk kerajinan. 2. Peningkatan sumber daya manusia dari segi kualitas hospitality. 3. Peningkatan fasilitas lain yang menunjang pariwisata, seperti tourist information center.

References [1] Data Foreign Case Study ke Singapura pada tanggal 18 - 20 November 2016 [2] Basuki, Agung. 2012, Wisata Hemat Singapura, Bandung : Gramedia [3] Harahap, Ninda . 2014. Best of Singapura. PT Elex Media komputindo, Jakarta [4] Lukas, Uki. 2014. Complete Guide Singapura. PT Elex Media komputindo, Jakarta [5] Kiswantoro, A., & Damiasih, D. (2018). PERSEPSI KUALITAS LAYANAN MUSEUM SEBAGAI SARANA EDUKASI MASYARAKAT (STUDI KASUS: MUSEUM GUNUNG API MERAPI YOGYAKARTA). Jurnal Kepariwisataan, 12(2), 57-70. [6] Soeroso, A., & Susilo, Y. S. (2014). TRADITIONAL INDONESIAN GASTRONOMY AS A CULTURAL TOURISM ATTRACTION. Editorial Board, 45. [7] Soeroso, A. (2006). Valuing Borobudur Heritage Area in a Multi-attribute Framework Environmental Economic Perspective and Its Ecotourism Management Policy Implications. Unpublished PhD Dissertation (in Indonesian). Yogyakarta: Gadjah Mada University.

13 [8] Wisnumurti, A. (2013). THE PRIVILEDGES OF YOGYAKARTA SPECIAL REGION AND THE DEVELOPMENT OF THE LOCAL TOURISM POTENTIALS. Jurnal Kepariwisataan, 7(2), 75-85. [9] Isdarmanto, I. (2015). Structuring Malioboro Yogyakarta Environmentally Friendly Refers To The Tourism Behavior. Jurnal Kepariwisataan, 9(2), 89-97. [10] Prabasmara, P. G., Subroto, Y. W., & Roychansyah, M. S. (2011). The Concept of Livability As a Base In Optimizing Public Space Case Study: Solo City Walk-Jalan Slamet Riyadi, Solo.

14