Inventaris Arsip Foto Departemen Penerangan Republik Indonesia (Deppen Ri) 1966 – 1967

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Inventaris Arsip Foto Departemen Penerangan Republik Indonesia (Deppen Ri) 1966 – 1967 JILID I INVENTARIS ARSIP FOTO DEPARTEMEN PENERANGAN REPUBLIK INDONESIA (DEPPEN RI) 1966 – 1967 SUB DIREKTORAT PENGOLAHAN ARSIP MEDIA BARU ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JAKARTA 2014 JILID II INVENTARIS ARSIP FOTO DEPARTEMEN PENERANGAN REPUBLIK INDONESIA (DEPPEN RI) 1966 – 1967 SUB DIREKTORAT PENGOLAHAN ARSIP MEDIA BARU ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JAKARTA 2014 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, pasal 19, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai lembaga kearsipan nasional wajib melakukan pengelolaan arsip statis yang berskala nasional agar dapat diakses dan dimanfaatkan untuk kepentingan pengguna arsip dan masyarakat secara luas. Salah satu hasil pengolahan arsip statis yang telah diselesaikan pada Tahun Anggaran 2014 adalah Inventaris Arsip Foto Departemen Penerangan Republik Indonesia (DEPPEN RI) 1966 – 1967. Substansi arsip yang dimuat dalam inventaris arsip ini adalah arsip foto yang tercipta atas pelaksanaan tugas dan fungsi Deppen RI. Atas nama ANRI kepada mereka yang telah mengolah arsip foto Deppen RI 1966-1967, hingga menghasilkan inventaris arsip ini dengan baik, disampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya. Dengan mengucap syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, dalam rangka meningkatkan akses dan layanan khazanah arsip maka Inventaris Arsip Foto Departemen Penerangan Republik Indonesia (DEPPEN RI) 1966 – 1967 disajikan kepada masyarakat sebagai pengguna arsip statis di ANRI. Terima kasih dan semoga bermanfaat. Jakarta, Desember 2014 Direktur Pengolahan Drs. Azmi, M.Si. ii TIM KERJA Tim Penyusun Inventaris Arsip Foto Departemen Penerangan Republik Indonesia (DEPPEN RI) 1966 – 1967 terdiri atas: 1. Dwi Nurmaningsih, M.Hum. (Penanggung Jawab Teknis) 2. FX. Ariyanto Adi Bowo, A.Md. (Koordinator) 3. Hafid Furqoni, SS (Sekretaris) 4. Dra. Dwi Yuli Astuti, M.Hum. (Anggota) 5. Adhie Gesit Pambudi, M.A. (Anggota) 6. Wiwi Diana Sari, M.A. (Anggota) 7. Intan Lidwina, M.A. (Anggota) 8. Ratna Absari, A.Md. (Anggota) 9. Okta Handi Suryadi, A.Md. (Anggota) 10. Erlina Widyanti, A.Md. (Anggota) 11. Yudhi Risti Purnomo, A.Md. (Anggota) iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................. i KATA PENGANTAR ............................................................................. ii TIM KERJA ........................................................................................... iii DAFTAR ISI .......................................................................................... iv I. PENDAHULUAN ............................................................................ v A. Sejarah Organisasi Departemen Penerangan RI ....................... v 1. Masa Kolonial .................................................................... v 2. Masa Kemerdekaan 1945 – 1966 ..................................... vi 3. DEPPEN RI Masa 1966-1967 ........................................... viii B. Sejarah Arsip Foto Departemen RI 1966-1967 ......................... x C. Pertanggungjawaban Teknis Pembuatan Invetaris ................... xii 1. Pengolahan Arsip .............................................................. xii 2. Petunjuk Penggunaan Inventaris Arsip ............................. xiv 3. Penggunaan Arsip Foto Sebagai Sumber Data ............... xiv DAFTAR PUSTAKA .................................................................. xvii II. ISI INFORMASI ARSIP FOTO DEPPEN RI .................................. 1 A. Tahun 1966 ................................................................................. 1 B. Tahun 1967 ................................................................................. 315 III. PENUTUP ....................................................................................... 556 INDEKS NAMA ..................................................................................... 557 INDEKS TEMPAT ................................................................................ 580 DAFTAR AKRONIM DAN SINGKATAN .............................................. 587 DAFTAR ISTILAH ................................................................................ 594 iv PENDAHULUAN A. Sejarah Organisasi Departemen Penerangan RI Dalam Keputusan Presiden RI (Kepres RI) Nomor 45 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok dan Susunan Organisasi Departemen dijelaskan bahwa, “Kedudukan dan tugas pokok Departemen Penerangan (Deppen) sebagai bagian dari pemerintahan Negara, dipimpin seorang Menteri yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden”. Tugas pokok Deppen RI sebagai lembaga pemerintah yang menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang penerangan, memiliki sejarah panjang dari masa kolonial sampai masa kemerdekaan. Pada bagian ini diuraikan tentang sejarah Deppen RI sekitar Orde Baru (Orba) utamanya 1966-1967, baik dari sudut kelembagaan, perubahan struktur organisasi, dan personalia. 1. Masa Kolonial Jauh sebelum Deppen berdiri atau tepatnya ketika Pemerintah Belanda berkuasa, tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang penerangan berada di bawah Netherland Indies Government Information Service atau disingkat NIGIS. Organisasi ini didirikan di Melbourne, Australia pada 1944 di bawah pengawasan seorang Kepala Pemerintah Pengasingan Belanda di Australia.1 NIGIS saat itu bertugas mengumpulkan berbagai informasi terkait situasi di Hindia Belanda. Berbagai informasi yang dikumpulkan terkait persoalan politik, ekonomi, dan beberapa kegiatan militer. NIGIS melakukan publikasi kepada masyarakat melalui radio, media cetak, dan film. NIGIS memiliki misi menciptakan industri film dan foto yang ditonton oleh 70 orang di Hindia-Belanda pasca mereka dibebaskan dari pendudukan Jepang. Namun dalam perjalanannya, kegiatan pembuatan film dan foto ini menghabiskan sebagian besar anggaran NIGIS. Pada akhir Juli 1946, Pemerintah Belanda membubarkan NIGIS dan menggantinya dengan Inventaris Arsip Foto Deppen 1966‐1967 hal. v sebuah lembaga layanan informasi pemerintah bernama Regering Voorlichtings Dienst (RVD) atau Jawatan Penerangan Pemerintah yang berkedudukan di Jakarta. Keberadaan kantor RVD sebenarnya berlokasi di Den Haag, Belanda. Namun tidak pernah ada kaitannya antara RVD Belanda dengan RVD di Jakarta. Tugas utama organiasasi ini sebagai pengelola layanan informasi pemerintah dan sekaligus mengembangkan hubungan antara pemerintah dengan masyarakat. Berbagai informasi yang dikelola RVD menyangkut isu- isu politik, militer, sosial, dan budaya.2 Namun disisi lain RVD juga memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan propaganda dari pemerintah Belanda kepada masyarakat Indonesia. 2. Masa Kemerdekaan 1945-1966 Setelah proklamasi kemerdekaan RI, pemerintah Republik Indonesia pada 1945 secara resmi membentuk sebuah organisasi layanan informasi pemerintah semacam RVD bernama Kementerian Penerangan Republik Indonesia atau disingkat Kempen RI.3 Tugas pokok dan fungsi Kempen RI pada saat itu adalah memberikan penerangan kepada masyarakat baik di dalam dan luar negeri tentang perjuangan dan pergerakan rakyat Indonesia. Di tengah gejolak masa revolusi fisik pada kurun waktu 1945 – 1949, Kempen berfungsi sebagai lembaga anti-propaganda Pemerintah RI untuk melawan propaganda yang dilakukan oleh Pemerintah Belanda yang pada waktu itu bermaksud menduduki kembali Indonesia sebagai bagian dari Kerajaan Belanda. Dalam menjalankan fungsinya, Kempen RI memberikan pegangan yang kuat kepada petugas penerangan. Untuk itu pimpinan Kempen mengadakan perundingan di Kaliurang, Yogyakarta, 7 Mei 1948. Perundingan ini menetapkan pedoman penerangan dalam suatu ketentuan tertulis yang terdiri atas lima pasal atau lebih dikenal dengan Panca Bhakti Penerangan yang kemudian digunakan sebagai landasan utama Kempen hingga masa Orde Baru. Inventaris Arsip Foto Deppen 1966‐1967 hal. vi Kedudukan Kempen pada masa revolusi berpindah-pindah seiring dengan Agresi yang dilancarkan oleh Belanda. Selain di Jakarta, Kempen pernah berkedudukan di Yogyakarta dan Padang. Pasca penandatanganan Konferensi Meja Bundar (KMB) 1949, Pemerintah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia dalam bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS). Pada 1950, pemerintah mengadakan perundingan antara Kempen RIS dan Kempen RI di Kaliurang Yogyakarta untuk membahas pembentukan Kempen Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Setelah NKRI resmi terbentuk, Kempen kembali berkedudukan di Jakarta. Kempen menempati gedung di Jalan Cilacap No. 4 yang kemudian berpindah ke Jalan Medan Merdeka Barat No. 7 dan 9, Jakarta. Kempen Republik Indonesia Yogyakarta dan Kempen RIS pun kemudian dibubarkan. Tugas pokok dan fungsi Kempen tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1949 tentang Susunan dan Lapangan Pekerjaan Kementerian Penerangan. Peraturan Pemerintah ini menyatakan bahwa lapangan perkerjaan Kempen adalah sesuai dengan pasal-pasal dalam Panca Bhakti Penerangan. Adapun struktur organisasi Kempen meliputi: a. Bagian Umum, b. Bagian Urusan Pegawai, c. Bagian Perbendaharaan, d. Bagian Publiciteit, e. Bagian Urusan Daerah, f. Jawatan Radio, g. Kantor Badan Pemeriksa Film. Fungsi penerangan melalui foto berada di bawah Bagian Publiciteit. Pada 1955, penerangan melalui foto menjadi fungsi Bagian Visual yang kemudian menjadi Urusan Audio Visual di bawah Direktorat Visual. Pada era Demokrasi Terpimpin (1959-1966), sistem kabinet Pemerintah Republik Indonesia mengalami perubahan yang sangat signifikan di tiap periode. Hal ini menyebabkan kedudukan Kempen juga ikut berubah-ubah. Pada Kabinet Kerja I, Kempen berubah
Recommended publications
  • Guide to the Asian Collections at the International Institute of Social History
    Guide to the Asian Collections at the International Institute of Social History Emile Schwidder & Eef Vermeij (eds) Guide to the Asian Collections at the International Institute of Social History Emile Schwidder Eef Vermeij (eds) Guide to the Asian Collections at the International Institute of Social History Stichting beheer IISG Amsterdam 2012 2012 Stichting beheer IISG, Amsterdam. Creative Commons License: The texts in this guide are licensed under the terms of the Creative Commons Attribution-Noncommercial 3.0 license. This means, everyone is free to use, share, or remix the pages so licensed, under certain conditions. The conditions are: you must attribute the International Institute of Social History for the used material and mention the source url. You may not use it for commercial purposes. Exceptions: All audiovisual material. Use is subjected to copyright law. Typesetting: Eef Vermeij All photos & illustrations from the Collections of IISH. Photos on front/backcover, page 6, 20, 94, 120, 92, 139, 185 by Eef Vermeij. Coverphoto: Informal labour in the streets of Bangkok (2011). Contents Introduction 7 Survey of the Asian archives and collections at the IISH 1. Persons 19 2. Organizations 93 3. Documentation Collections 171 4. Image and Sound Section 177 Index 203 Office of the Socialist Party (Lahore, Pakistan) GUIDE TO THE ASIAN COLLECTIONS AT THE IISH / 7 Introduction Which Asian collections are at the International Institute of Social History (IISH) in Amsterdam? This guide offers a preliminary answer to that question. It presents a rough survey of all collections with a substantial Asian interest and aims to direct researchers toward historical material on Asia, both in ostensibly Asian collections and in many others.
    [Show full text]
  • Correlation Between Career Ladder, Continuing Professional Development and Nurse Satisfaction: a Case Study in Indonesia
    International Journal of Caring Sciences September-December 2017 Volume 10 | Issue 3| Page 1490 Original Article Correlation between Career Ladder, Continuing Professional Development and Nurse Satisfaction: A Case Study in Indonesia Rr. Tutik Sri Hariyati, Dr.,SKp, MARS Associate Professor, Faculty of Nursing, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Kumiko Igarashi, RN, PhD Ministry of Health, Labour and Welfare Government of Japan, Japan Tokyo, Kasumigaseki, Chiyodaka, Japan Yuma Fujinami, Japan Agency for Medical Research and Development (AMED) Tokyo, Japan Dr.F.Sri Susilaningsih, SKp Pajajaran University, Faculty of Nursing Bandung, West Java, Indonesia Dr. Prayenti, SKp., M.Kes Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III, Ministry of health Jakarta, Indonesia Corespondence: Rr. Tutik Sri Hariyati, Dr.,SKp, MARS, Associate Professor, Faculty of Nursing, Kampus Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Depok 16424 Indonesia E-mail: [email protected], [email protected] Abstract In general, the majority of health professions in hospitals are occupied by nurses; thus, nurses play crucial roles in health services and hold the responsibility of delivering a care to patients professionally and safely. Therefore, the ability to prevent and minimizing errors they may make also is imperative. The purpose of this research is to identify nurse’s perception of the Career Ladder System (CLS), Continuing Professional Development (CPD) for nurses and correlation between perception and nurse’s job satisfaction. A descriptive, non-experimental survey method was used for this study. Survey was conducted at eight hospitals. The answerers were selected by proportional sampling and sample size was 1487 nurses. Data was analyzed by using Descriptive and Correlation Spearmen and The Mines Job Satisfaction Scale (MNPJSS).
    [Show full text]
  • Jurnal Perang Gerilya Jendral Sudirman Di Kediri
    JURNAL PERANG GERILYA JENDRAL SUDIRMAN DI KEDIRI TAHUN 1948- 1949 SUDIRMAN GENERAL WAR OF GUERRILLA IN KEDIRI AT 1948- 1949 Oleh: ARIF DWIWICAKSONO 12.1.01.02.0005 Dibimbing oleh : 1. Drs. HERU BUDIONO, M.Pd 2. Drs. SIGIT WIDIATOKO, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2017 ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri SURATPERNYATAAN ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2017 Yang bertanda tangan dibawah ini: NamaLengkap : ARIF DWIWICAKSONO NPM : 12.1.01.02.0005 Telepun/HP : 085707204924 Alamat Surel (Email) : [email protected] JudulArtikel : PERANG GERILYA JENDRAL SUDIRMAN DI KEDIRI TAHUN 1948-1949 Fakultas – Program Studi : FKIP SEJARAH Nama Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI Alamat Perguruan Tinggi :………………………………………………………… Dengan ini menyatakan bahwa: a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan bebas plagiarisme; b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidak sesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain, saya bersedia bertanggung jawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengetahui Kediri, 02 Februari 2017 Pembimbing I Pembimbing II Penulis, Drs. HERU BUDIONO, M.Pd Drs. SIGIT WIDIATOKO, M.Pd Arif Dwiwicaksono 0707086301 0717076301 12.1.01.02.0005 Arif Dwiwicaksono | 12.1.01.02.0005 simki.unpkediri.ac.id FKIP - Sejarah || 1|| ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri PERANG GERILYA JENDRAL SUDIRMAN DI KEDIRI TAHUN 1948-1949 Arif Dwiwicaksono 12.1.01.02.0005 FKIP Sejarah [email protected] Drs. Heru Budiono, M.Pd dan Drs. Sigit Widiatmoko, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK ARIF DWIWICAKSONO: Perang Gerilya Jendral Sudirman Di Kediri Tahun 1948-1949, Skripsi, Pendidikan Sejarah, FKIP UN PGRI Kediri, 2016.
    [Show full text]
  • Tugas Akhir Pengaruh U – Turn (Putar Balik Arah) Terhadap Kinerja Arus Lalu – Lintas Ruas Jalan Raden Eddy Martadinata Kota Samarinda
    TUGAS AKHIR PENGARUH U – TURN (PUTAR BALIK ARAH) TERHADAP KINERJA ARUS LALU – LINTAS RUAS JALAN RADEN EDDY MARTADINATA KOTA SAMARINDA Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Strata Satu ( S1 ) Di Ajukan Oleh : Lalu Aditiya Mardinata NPM. 09.11.1001.7311.138 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha untuk meminimalisir permasalahan pergerakan Lalu lintas, khususnya terhadap keamanan dan kenyamanan pada ruas jalan dapat dilakukan dengan pembuatan median. Median sebagai bagian dari geometrik jalan adalah suatu pemisah fisik jalur lalu lintas yang berfungsi untuk menghilangkan konflik lalu lintas dari arah yang berlawanan, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan keselamatan lalu lintas. Dalam perencanaan median disediakan pula bukaan median yang memungkinkan kendaraan merubah arah perjalanan berupa gerakan putar balik arah atau diistilahkan sebagai gerakan u – turn. Gerakan u – turn Jauh lebih rumit dengan gerakan belok kanan atau belok kiri, karena kemampuan manuver kendaraan umumnya dibatasi oleh lebar badan jalur, lebar median dan bukaannya, serta arus lalu lintas yang ada pada jalur yang searah maupun jalur berlawanan arah yang menjadi tujuan dari kendaraan u – turn. Salah satu pengaruh ketika melakukan gerak u – turn yaitu terhadap kecepatan kendaraan dimana kendaraan akan melambat atau berhenti. Perlambatan ini akan mempengaruhi arus lalu lintas pada arah yang sama. Pada kendaraan tertentu, untuk melakukan gerak u – turn tidak bias secara langsung melakukan perputaran dikarenakan kondisi kendaraan yang tidak memiliki radius perputaran yang cukup, sehingga akan menyebabkan kendaraan lain akan terganggu bahkan berhenti baik dari arah yang sama maupun dari arah yang berlawanan yang akan dilalui.
    [Show full text]
  • Officieren Van De Militaire School
    367 BIJLAGE X (SIAPA DIA, WHO'S WHO )1) Bijvoegsel 1Inlandse officieren van de militaire school. Bijvoegsel 2(Aspirant-)officieren van KMA-Breda. Bijvoegsel 3(Aspirant-)officieren van de Hoofd Cursus. Bijvoegsel 4Aspirant-officieren van KMA-Bandoeng. Bijvoegsel 5Inheemse officieren van gezondheid. Bijvoegsel 6Aspirant-officieren van het CORO. Bijvoegsel 7Aspirant-officieren van de Inheemse Militie. Bijvoegsel 8Aspirant-officieren van de ML-KNIL. Bijvoegsel 9Andere vooroorlogse en oorlogs-opleidingen. Bijvoegsel 10De opleidingen van de SROI en het OCO. Bijvoegsel 11Officieren van andere na-oorlogse opleidingen. Bijvoegsel 12De reserve-legerpendeta en -legerpredikanten. 1) De informatie in de volgende bijvoegsels is in hoofdzaak afkomstig uit stamboeken, persoonsdossiers, archiefonderzoek en interviews. 368 BIJVOEGSEL 1 BIJ BIJLAGE X: INLANDSE OFFICIEREN * naam (geboortedatum) ** in werkelijke dienst (rang bij pensioen) *** overleden vóór 17-8-'45? (overleden) [wel/niet bij skn RI] * 1. ASMINO. (11-4-1891) ** 1-7-1910 (-) *** ? [-] 10-10-1913 inlands tlnt infanterie. Geplaatst bij diverse bataljons op Java. Ontslag niet op eigen verzoek per 29-1-1917. 2. HOLLAND SOEMODILOGO, Raden Bagoes (SOENDJOJO, Raden .). (12-6-1890) 1-7-1909 (kapt) - (okt 1945) [+] 22-10-1914 inlands tlnt infanterie, 22-10-1917 inlands elnt, 31-7-1925 opgenomen in de ranglijst der Europese officieren. Onderwierp zich 11-8-1926 aan het voor Europeanen vastgestelde burgerlijk- en handelsrecht, waarbij hij de geslachtsnaam Holland Soemodilogo aannam onder toevoeging van zijn toenmalige titel Raden Bagoes . Juni 1927 aangesteld als wervingsofficier van de II e Divisie. 27-9-1927 kapt. 31-7-1935 op verzoek e.o.. Kwam als niet-reserveplichtig gepensioneerd officier bij de algemene mobilisatie weer in dienst.
    [Show full text]
  • The Professionalisation of the Indonesian Military
    The Professionalisation of the Indonesian Military Robertus Anugerah Purwoko Putro A thesis submitted to the University of New South Wales In fulfilment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy School of Humanities and Social Sciences July 2012 STATEMENTS Originality Statement I hereby declare that this submission is my own work and to the best of my knowledge it contains no materials previously published or written by another person, or substantial proportions of material which have been accepted for the award of any other degree or diploma at UNSW or any other educational institution, except where due acknowledgement is made in the thesis. Any contribution made to the research by others, with whom I have worked at UNSW or elsewhere, is explicitly acknowledged in the thesis. I also declare that the intellectual content of this thesis is the product of my own work, except to the extent that assistance from others in the project's design and conception or in style, presentation and linguistic expression is acknowledged. Copyright Statement I hereby grant to the University of New South Wales or its agents the right to archive and to make available my thesis or dissertation in whole or in part in all forms of media, now or hereafter known. I retain all property rights, such as patent rights. I also retain the right to use in future works (such as articles or books) all or part of this thesis or dissertation. Authenticity Statement I certify that the Library deposit digital copy is a direct equivalent of the final officially approved version of my thesis.
    [Show full text]
  • INDONESIA's FOREIGN POLICY and BANTAN NUGROHO Dalhousie
    INDONESIA'S FOREIGN POLICY AND ASEAN BANTAN NUGROHO Submitted in partial fulfillment of the requirements for the degree of Master of Arts Dalhousie University Halifax, Nova Scotia September, 1996 O Copyright by Bantan Nugroho, 1996 of Canada du Canada Acquisitions and Acquisitions et Bibbgraphic Services services bibliographiques 395 Wellington Street 395, rue Wellington Ottawa ON K1A ON4 Ottawa ON K1A ON4 Canada Canada The author has granted a non- L'auteur a accordé une licence non exclusive licence allowing the exclusive permettant a la National Lïbraiy of Canada to Bibliothèque nationale du Canada de reproduce, loan, distribute or sell reproduire, prêter, distn'buer ou copies of this thesis in microfom, vendre des copies de cette thèse sous papa or electronic formats. la forme de microfiche/fïim, de reproduction sur papier ou sur format électronique. The author retains ownership of the L'auteur conserve la propriété du copyright in this thesis. Neither the droit d'auteur qui protège cette thèse. thesis nor substautid extracts fiom it Ni la thèse ni des extraits substantiels may be printed or otherwise de celle-ci ne doivent être imprimés reproduced without the author's ou autrement reproduits sans son permission. autorisation. DEDICATION To my beloved Parents, my dear fie, Amiza, and my Son, Panji Bharata, who came into this world in the winter of '96. They have been my source of strength ail through the year of my studies. May aii this intellectual experience have meaning for hem in the friture. TABLE OF CONTENTS Table of Contents v List of Illustrations vi Abstract vii List of Abbreviations viii Acknowledgments xi Chapter One : Introduction Chapter Two : indonesian Foreign Policy A.
    [Show full text]
  • Panduan Peserta PKKMB FIP UM
    PANDUAN PESERTA PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA BARU FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN 2019 Dibuat oleh : Team Chief Of Operation (COO) PKKMB “LASKAR API MUDA” FIP BEM FIP UM 2019 PKKMB FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2019 A. LATAR BELAKANG Dalam rangka menyiapkan mahasiswa baru melewati proses transisi menjadi mahasiswa yang dewasa dan mandiri, serta mempercepat proses adaptasi mahasiswa dengan lingkungan yang baru dan memberikan bekal untuk keberhasilannya menempuh pendidikan di perguruan tinggi maka dilakukan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Masa ini dapat dijadikan titik tolak inisiasi pembinaan idealisme, menanamkan dan memperkuat rasa cinta tanah air, dan kepedulian terhadap lingkungan, juga dalam rangka menciptakan generasi yang berkarakter religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, memiliki kejujuran, kepedulian, tanggung jawab, dan berintegritas serta memiliki kedisiplinan dalam kehidupan di kampus dan masyarakat. Dengan kata lain melalui PKKMB kita ingin memberikan bekal awal agar mahasiswa kelak akan menjadi alumni perguruan tinggi yang memiliki kedalaman ilmu, keluhuran ahlak, cinta tanah air dan berdaya saing global. PKKMB harus direncanakan secara matang agar dapat dijadikan momentum bagi mahasiswa baru untuk mendapat informasi yang tepat mengenai sistem pendidikan di perguruan tinggi baik bidang akademik maupun non-akademik. PKKMB juga diharapkan dapat menjadi penyadaran akan adanya hal-hal yang dapat menghambat studi mahasiswa baru termasuk bisa menghambat pencapaian tujuan nasional misalnya masalah radikalisme, terorisme, penyalahgunaan narkoba, plagiarisme, korupsi dan lainnya. Selain itu PKKMB juga diharapkan merupakan ajang penyadaran akan pentingnya pemahaman tentang globalisasi dan revolusi industri 4.0 yang menuntut mahasiswa untuk menjadi orang-orang yang menghayati dan memiliki literasi data, literasi teknologi dan literasi kemanusiaan serta kesiapan untuk penguasaan kompetensi yang diperlukan di abad 21.
    [Show full text]
  • National Heroes in Indonesian History Text Book
    Paramita:Paramita: Historical Historical Studies Studies Journal, Journal, 29(2) 29(2) 2019: 2019 119 -129 ISSN: 0854-0039, E-ISSN: 2407-5825 DOI: http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v29i2.16217 NATIONAL HEROES IN INDONESIAN HISTORY TEXT BOOK Suwito Eko Pramono, Tsabit Azinar Ahmad, Putri Agus Wijayati Department of History, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Semarang ABSTRACT ABSTRAK History education has an essential role in Pendidikan sejarah memiliki peran penting building the character of society. One of the dalam membangun karakter masyarakat. Sa- advantages of learning history in terms of val- lah satu keuntungan dari belajar sejarah dalam ue inculcation is the existence of a hero who is hal penanaman nilai adalah keberadaan pahla- made a role model. Historical figures become wan yang dijadikan panutan. Tokoh sejarah best practices in the internalization of values. menjadi praktik terbaik dalam internalisasi However, the study of heroism and efforts to nilai. Namun, studi tentang kepahlawanan instill it in history learning has not been done dan upaya menanamkannya dalam pembelaja- much. Therefore, researchers are interested in ran sejarah belum banyak dilakukan. Oleh reviewing the values of bravery and internali- karena itu, peneliti tertarik untuk meninjau zation in education. Through textbook studies nilai-nilai keberanian dan internalisasi dalam and curriculum analysis, researchers can col- pendidikan. Melalui studi buku teks dan ana- lect data about national heroes in the context lisis kurikulum, peneliti dapat mengumpulkan of learning. The results showed that not all data tentang pahlawan nasional dalam national heroes were included in textbooks. konteks pembelajaran. Hasil penelitian Besides, not all the heroes mentioned in the menunjukkan bahwa tidak semua pahlawan book are specifically reviewed.
    [Show full text]
  • Adam Malik (Deppen) in MEMORIAM: ADAM MALIK A917-1984)
    144 Adam Malik (Deppen) IN MEMORIAM: ADAM MALIK a917-1984) Ruth T. McVey The great survivor is dead. Though Adam Malik was by no means the only politician to hold high office under both Guided Democracy and the New Order, he was by far the most distinguished and successful. Others were political hacks with no true political coloring, or representatives of specialized con­ stituencies not involved directly in the conflict between Sukarno and the army; but Malik had been a central figure in the formulation of Guided Democracy and a close counsellor of Sukarno. Moreover, having chosen against that leader in the crisis following the coup of October 1965, he was not thereby completely discredited in the eyes of his former colleagues. For many of his old leftist associates he remained a patron: a leader who would still receive and could occasionally aid them, who could still speak their language, if only in private, and who still—in spite of his evident wealth, Western admirers, and service to a counter-revolutionary regime—seemed to embody what remained of the Generation of ’45, the fading memories of a radical and optimistic youth. To survive so successfully, a man must either be most simple and consistent, or quite the opposite. No one could accuse Adam Malik of transparency, yet there was a consistency about the image he cultivated. From early youth he appeared as a radical nationalist, a man of the left; and however unsympathetic the regime to that viewpoint he never allowed the pursuit of ambition completely to cloud that picture.
    [Show full text]
  • Entering New Political Competition (1960-1965)
    UvA-DARE (Digital Academic Repository) Miners, managers and the state: A socio-political history of the Ombilin coal- mines, West Sumatra, 1892-1996 Erwiza, Erman Publication date 1999 Link to publication Citation for published version (APA): Erwiza, E. (1999). Miners, managers and the state: A socio-political history of the Ombilin coal-mines, West Sumatra, 1892-1996. General rights It is not permitted to download or to forward/distribute the text or part of it without the consent of the author(s) and/or copyright holder(s), other than for strictly personal, individual use, unless the work is under an open content license (like Creative Commons). Disclaimer/Complaints regulations If you believe that digital publication of certain material infringes any of your rights or (privacy) interests, please let the Library know, stating your reasons. In case of a legitimate complaint, the Library will make the material inaccessible and/or remove it from the website. Please Ask the Library: https://uba.uva.nl/en/contact, or a letter to: Library of the University of Amsterdam, Secretariat, Singel 425, 1012 WP Amsterdam, The Netherlands. You will be contacted as soon as possible. UvA-DARE is a service provided by the library of the University of Amsterdam (https://dare.uva.nl) Download date:08 Oct 2021 CHAPTER VE ENTERING NEW POLITICAL COMPETITION (1960-1965) Introduction In the preceding chapter I have explained how the mining society was exposed to politics. Tts members were mobilized by the leaders of political parties, and involved in strikes, conflicts, and competition between various actors located at different layers in political hierarchy.
    [Show full text]
  • Ganefo Sebagai Wahana Dalam Mewujudkan Konsepsi Politik Luar Negeri Soekarno 1963-1967
    AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume1, No 2, Mei 2013 GANEFO SEBAGAI WAHANA DALAM MEWUJUDKAN KONSEPSI POLITIK LUAR NEGERI SOEKARNO 1963-1967 Bayu Kurniawan Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya E-mail: [email protected] Septina Alrianingrum Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya Abstrak Ganefo adalah salah satu peristiwa sejarah yang diharapkan mampu menumbuhkan kembali rasa nasionalisme dan kebanggaan para generasi penerus bangsa untuk melanjutkan api semangat yang telah dikobarkan Soekarno. Melalui metode penelitian sejarah yang terdiri dari (1) heuristik, (2) kritik, (3) interpretasi dan (4) historiografi, peneliti menghasilkan sebuah karya mengenai Games Of The New Emerging Forces atau Ganefo antara lain, (1) latar belakang Soekarno menyelenggarakan Ganefo, (2) pelaksanaan Ganefo, (3) dampak pelaksanaan Ganefo bagi Indonesia. Ganefo sukses dilaksanakan pada 10 hingga 22 November 1963. Atlet Indonesia dalam Ganefo juga meraih sukses dengan menempati posisi kedua, dibawah RRT sebagai juara umum. Kesuksesan Ganefo membuat IOC mencabut skorsing yang telah dijatuhkan kepada Indonesia sehingga dapat kembali berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo 1964. Bagi Soekarno Ganefo adalah pijakan awal untuk menggalang kekuatan negara-negara yang tergabung dalam Nefo karena Indonesia berhasil mendapatkan perhatian dunia dan menjadi negara yang patut diperhitungkan eksistensinya. Indonesia dijadikan simbol bagi perlawanan terhadap imperialisme dan membuktikan dalam situasi keterbatasan mampu menyelenggarakan even bertaraf internasional dengan kesungguhan dan tekad untuk melakukan sesuatu yang bagi sebagian orang mustahil dilakukan, sesuai dengan semboyan Ganefo “On Ward! No Retreat!”, Kata Kunci : Soekarno, Ganefo, Politik Luar Negeri Abstract Ganefo is one of the historical events that are expected to foster a sense of nationalism and pride the next generation to continue the spirit of the fire that has been flamed Soekarno.
    [Show full text]