ISSN 2502-1567

Buletin Pelestarian Warisan Budaya dan Cagar Budaya MAYANGKARA Edisi 8 / 2019

RUPA RAGAM IMOGIRI Buletin Pelestarian Warisan Budaya dan Cagar Budaya MAYANGKARA Edisi 8 / 2019

Sampul Depan: Gapura Makam Pajimatan Imogiri Rubrik

Uneg-uneg Redaktur KORI: rubrik pembuka berisi informasi mengenai sejarah dan penjelasan tema buletin edisi kali ini. SUSUNAN REDAKSI : tajuk utama dalam buletin. Salam sejahtera untuk kita semua PENANGGUNG JAWAB: Aris Eko Nugroho, S.P., M.Si. PLATARAN: rubrik ringan yang berisi perjalanan ataupun informasi situs warisan budaya di berbagai tempat, khususnya di DIY. Salam Budaya dan tetap semangat untuk semua pembaca Buletin Mayangkara. REDAKTUR: Dian Lakshmi Pratiwi, S.S., M.A PRINGGITAN: rubrik berisi kajian maupun penelitian yang membahas mengenai tema Buletin Mayangkara edisi kali ini. Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Buletin Mayangkara tetap eksis hingga saat ini EDITOR: Agus Suwarto, S.Sos EMPU: rubrik wawancara interaktif dengan tokoh-tokoh yang memasuki edisi 8 tahun 2019. Sebagai Informasi bagi seluruh pembaca, bahwa Buletin Mayangkara merupakan berpengaruh dalam pelestarian warisan budaya dan cagar Anglir Bawono, S.S. budaya. buletin yang mengangkat tema utama mengenai pelestarian warisan budaya dan cagar budaya yang ada di DIY. REPORTER: PAWARTOS: rubrik berisi berita-berita pelestarian warisan Warisan budaya dan cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa serta wujud dari pemikiran dan budaya dan cagar budaya. Ruuddoni Yoga Darma Akbar, S.S perilaku manusia yang penting, baik dalam aspek sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan serta dalam kehidupan Indrayanti, S.T PAGELARAN: rubrik mengenai kegiatan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, keberadaan warisan budaya dan cagar budaya perlu dilestarikan dan Sheila Sabena, S.S upaya pelestarian terhadap warisan budaya dan cagar budaya Anis Izdiha, S.Ant di Kotabaru. dikelola secara tepat melalui upaya pelindungan, pengembangan dan pemanfaatannya untuk sebesar-besarnya Dwi Fitri Setiya Budi, S.Pd SRAWUNG: rubrik berisi serba-serbi mengenai warisan budaya untuk kemakmuran rakyat. dan cagar budaya. JURU GAMBAR: Pada saat ini, cagar budaya dilihat dari empat aspek secara sinergis dan komperhensif, yakni ideologis, Pradipta Agung Kumara, S.S TEBENG: rubrik berisi pandangan masyarakat terhadap akademis, ekologis dan juga ekonomis. Pada edisi ke 8 kali ini, ada berbagai gagasan dan ide pelestarian pelestarian warisan budaya dan cagar budaya di DIY. DESIGN & LAYOUT: warisan budaya dan cagar budaya dari berbagi bidang pemikiran. Kesejarahan, nilai penting, kepariwisataan KAWRUH: rubrik berisi informasi-informasi warisan dan cagar Gilang Swara Sukma, S.S. budaya yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat umum. serta presentasi mengenai sumber daya budaya yang dituangkan di dalam Buletin Mayangkara ini. Berbagai Rachmad Triwibowo, S.S. MANCANAGARI: rubrik berisi mengenai potensi warisan informasi yang dipublikasikan lebih dalam mengenai aspek pelestarian di Kawasan Cagar Budaya di Imogiri. budaya dan cagar budaya di luar DIY. DISTRIBUSI & SIRKULASI: Sebuah peninggalan sejarah yang unik dan menarik yang merupakan awal mula dari Keraton Yogyakarta. Tema- Haryo Mungkastoro tema tulisan tersebut semoga mempunyai manfaat bagi institusi internal dan jajaran terkait, masyarakat pecinta SEKRETARIAT: pelestari warisan budaya dan cagar budaya, mahasiswa, pelajar, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha, Anggraeni, S.T kepariwisataan serta masyarakat luas yang membutuhkan. Ria Retno Wulansari, S.S Akhirnya terbitan buletin Mayangkara ini semoga dapat menambah wawasan dan referensi khasanah pustaka KONTRIBUTOR: kebudayaan pada umumnya. Terimakasih atas perhatiannya dan selamat membaca. Dr. Sri Mulyaningsih, M.T Dr. Ir. Revianto Budi Santosa M.Arch. IAI Dra. Dwi Ratna Nur H. M.Hum Dra Siti Munawaroh Yogyakarta, Mei 2019 Ernawati Purwaningsih, S.Si., M.Sc. Himawan Prasetyo, S.S Redaktur Ir. Titi Handayani, M.Arch Bhaskara Ksatria, S.T. Danar Arief Sumartono, S.S

PENERBIT: Dinas Kebudayaan DIY Alamat Redaksi: DINAS KEBUDAYAAN DIY Redaksi menerima tulisan mengenai Warisan Budaya dan Cagar Budaya yang ada di DIY Jl. Cendana Nomor 11 dan sekitarnya (dengan ketentuan maks. 3 halaman A4, font Arial 11, dan disertai foto No. Telp (0274) 562628 atau gambar jika ada). Tulisan dilengkapi dengan identitas yang jelas dan nomor yang bisa dihubungi. Tulisan dapat dikirim ke alamat redaksi. Bagi tulisan yang sesuai dengan Email: [email protected] tema akan dicantumkan dalam edisi berikutnya. 4 5

»»28 26 MENGENAL LEBIH DEKAT BUPATI PUROLOYO Dalam menjaga atau mengelola makam, tentunya dibutuhkan sosok pemimpin. Jika di makam-makam pada umumnya kita kenal dengan istilah Juru Kunci, maka untuk UBARAMPE kompleks Makam Imogiri dikenal dengan Bupati Puralaya. Siapa itu Bupati Puralaya? Apa saja yang dilakukan? Bagaimana perannya dalam pelestarian warisan budaya dan cagar budaya? Tim Mayangkara berkesempatan 6 PASAREAN PAJIMATAN IMOGIRI mengulik lebih dalam mengenai pertanyaan-pertanyaan »»6 MAKAM PARA RAJA MATARAM, KASUNANAN tersebut terhadap sosok yang mengemban tugas tersebut..

SURAKARTA, DAN KASULTANAN 30 JEJAK SEJARAH MAKAM GIRILAYA DAN NGAYOGYAKARTA MAKAM BANYUSUMURUP Pemakanan Imogiri atau sering disebut juga dengan pemaka- man Pajimatan tidak lepas dari keberadaan Kerajaan Berbicara tentang cagar budaya, hampir di seluruh Mataram Islam. Sejarah Kerajaan Mataram bermula pelosok Yogyakarta kaya akan cagar budaya. Mulai dari dari sebidang tanah bernama Alas Mentaok. Seperti peninggalan periode prasejarah, klasik (Hindu-Budha), apakah Pasarean Pajimatan Imogiri yang merupakan Islam hingga Kolonial. Peninggalan periode prasejarah di Makam Para Raja? Yogyakarta banyak ditemukan di Gunung Kidul misalnya, Oleh: Dwi Ratna Nurhajarini di sepanjang Sungai Oya dan beberapa Song (Ceruk atau Gua) yang tersebar di wilayah kabupaten bagian selatan 12 FAKTA HISTORIS CAGAR GEOLOGI »»31 Yogyakarta ini. Selain itu, peninggalan periode prasejarah GUNUNG API SITUS IMOGIRI DI KABUPATEN juga terlacak dibeberapa situs di Kabupaten Bantul. BANTUL Oleh: Himana Prasetyo. POTENSI BENTANG ALAM IMOGIRI Daerah Imogiri di Kabupaten Bantul diketahui secara 38 nasional sebagai cagar budaya yang sangat kental dengan Oleh: Ernawati Purwaningsih makam raja-raja Imogiri. Di balik itu, terekam data geologi 42 KERAJINAN TATAH SUNGGING yang sangat menarik, yaitu dijumpainya beberapa pusat Oleh: Siti Munawaroh gunung api bawah laut yang berumur belasan hingga duapuluhan juta tahun (Oligosen Akhir sampai Miosen). 48 BATIK IMOGIRI UNTUK KESEJAHTERAAN »»14 Oleh: Sri Mulyaningsih, Muchlis, Nur Widi Astanto, Agus Tri MASYARAKAT Heriyadi dan Desi Kiswiranti. Oleh: Titi Handayani 18 MAKNA DAN FILOSOFI RUMAH BUPATI PUROLOYO 54 KEGIATAN PEMUGARAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA DI KAWASAN CAGAR BUDAYA IMOGIRI Rumah Bupati Puroloyo merupakan Kediaman bagi abdi Oleh: Bhaskara Ksatria dalem yang memiliki jabatan Bupati Puroloyo Imogiri. Bupati 57 PENGAWASAN, PENGENDALIAN, PELINDUNGAN Puroloyo memiliki tugas mengelola Makam-Makam raja di Imogiri dan Makam . Bagaimana makna dan filosofi WARISAN BUDAYA DAN CAGAR BUDAYA DI »»18 Rumah Bupati Puroloyo yang merupakan rumah dengan gaya KAWASAN CAGAR BUDAYA IMOGIRI arsitektur tradisional Jawa 58 MELAHIRKAN DHALANG CILIK GAGRAK Oleh: Revianto Budi Santosa NGAYOGYAKARTA MELALUI WORKSHOP 22 CATATAN SILAM PAJIMATAN IMOGIRI PEDALANGAN 59 WEDHANG UWUH, DAYA PIKAT CITARASA LOKAL Kawasan Imogiri ditetapkan menjadi Kawasan Cagar Budaya berdasarkan Surat Keputusan Gubernur no. 186/Kep/2011, dengan daerah inti berada di Kompleks Makam Raja-raja Imogiri, Kompleks Makam Girilaya, dan Kompleks Makam Banyusumurup. Selain daerah inti, dalam SK tersebut juga ditentukan daerah penyangga yang berada di lingkungan sekitar. Namun, daerah penyangga yang berada di sekitar »»24 Kompleks Makam Imogiri juga memiliki daya tarik tersendiri. Oleh: Danar Arief Sumartono.

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 6 Kori Kori 7

seluruh keluarga pergi ke Pajang menghadap Sultan. Makam Pajimatan Imogiri Dalam kesempatan itu, Sutawijaya dikukuhkan Saat ini kompleks makam Pajimatan atau sebagai penguasa baru Kadipaten Mataram. makam Imogiri, secara administratif terletak di Desa Sutawijaya kemudian bergelar Senapati Ingalaga Girirejo dan Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Bantul, Sayidin Panatagama. Posisi sebagai raja mondorong Daerah Istimewa Yogyakarta. Berjarak kurang Senapati untuk memperluas wilayah kekuasaannya lebih 20 kilometer kearah tenggara dari pusat Kota dengan cara melakukan ekspedisi-ekspedisi dan Yogyakarta. penyerbuan, diantaranya ke Mojokerto, Madiun, Pengertian Makam adalah tempat jenazah Pasuruan, Bagelen, , Jepara, Demak, manusia yang sudah meninggal dikuburkan. Kediri, dan Tuban. Setelah meninggal, Panembahan Pajimatan berasal dari kata jimat yang mendapat Senapati digantikan oleh Mas Jolang yang bergelar awalan pa dan akhiran an dan membentuk kata Susuhunan Prabu Hanyakrawati. Selanjutnya pajimatan yang mengandung makna “tempat untuk berturut-turut digantikan oleh Adipati Martapura jimat atau tempat pusaka”. Zoetmulder mengatakan, (yang hanya bertahta 1 hari dan kemudian Imogiri berasal dari kata ima atau hima (berawan dilanjutkan oleh Sultan Agung). atau awan yang meliputi gunung) dan giri (gunung). Sultan Agung pada masa mudanya bernama Oleh karena itu kata Imogiri memiliki arti dan Raden Rangsang, dua belas tahun lebih tua makna “gunung berawan atau gunung yang tinggi”. dari Adipati Martapura, seperti yang dikatakan Makam dalam terminologi orang Jawa sering disebut G. Moedjanto dalam Konsep Kekuasaan Jawa. juga dengan pasarean. Kompleks Makam Imogiri Penerapan oleh Raja-Raja Mataram, pergantian dibangun oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma pada Adipati Martapura kepada Sultan Agung melalui tahun 1632 M. Kompleks makam Pajimatan terletak sebuah suksesi. Raden Rangsang melakukan berbagai di Gunung Merak dan oleh masyarakat setempat legitimasi Salah satunya ialah “memaklumkan disebut dengan istilah Pajimatan. Letak geografis bahwa kenaikannya di atas tahta adalah kehendak komplek Makam Imogiri berada di atas sebuah bukit ayahnya”. Selain itu, menulis cerita jika Adipati dengan ketinggian +150 M. di atas permukaan laut. Martapura “sakit ingatan” sehingga tidak kuat dan Pemilihan lokasi di tempat yang tinggi mengingatkan siap untuk memikul tanggung jawab pemerintahan pada konsep kepercayaan masa prasejarah bahwa Mataram. Raden Rangsang yang kemudian berganti arwah nenek moyang bersemayam di tempat yang nama menjadi Sultan Agung menjadi

raja Mataram yang paling tersohor dan dokumentasi: Dinas Kebudayaan DIY kuat. Banyak peninggalan Sultan Agung ^ Foto Lama Kompleks Makam Pajimatan Imogiri salah satunya mengembangkan kalender Makam para raja di Jawa dengan memadukan tarikh Hijriah PASAREAN PAJIMATAN IMOGIRI dengan tahun Saka. Dalam bidang Imogiri dekat Yogyakarta. Makam Para Raja Mataram, Kasunanan Surakarta Foto tahun 1910. politik, ekspansi ke beberapa daerah Koleksi digitalcollection. dilakukan Sultan Agung. Di samping Dan Kasultanan Ngayogyakarta Oleh: Dwi Ratna Nurhajarini universiteitleiden.nl. itu juga membangun makam kerajaan di Imogiri. Pemakanan yang dibuat di Imogiri pulalah yang menjadi tempat Kerajaan Mataram Awal Kebangkitan hingga pribadi....Sultan Pajang...karena kebaikan gustinya peristirahatan raja terbesar Kerajaan Kejayaan ia mendapat kedudukan yang sangat tinggi; raja ini Mataram, Sultan Agung. Mengutip Djokja Pemakanan Imogiri atau sering disebut juga setelah mengadakan perang terhadap kota Soude Solo: Beeld van de Vorstensteeden, dengan pemakaman Pajimatan tidak lepas dari dekat Demak menghadiahkan kepadanya Kota kematiannya digambarkan dalam Babad keberadaan Kerajaan Mataram Islam. Sejarah Mataram yang ketika itu masih kecil”. Tanah Jawi suasana kelabu dan suram Kerajaan Mataram bermula dari sebidang tanah Menurut R.G. Gill dalam De Indische Stad op di hari kematian itu; mendung hitam bernama Alas Mentaok. Tanah itu dihadiahkan en Madoera: Een Morfologische Studie van menyelimuti langit Mataram dan di Sultan Hadiwijaya dari Pajang kepada Ki Gede Haar Ontwikkeling disebutkankan bahwa Kotagede luar gemuruh suara Merapi bercampur Pamanahan dan anaknya, Danang Sutawijaya. Jaga yang dibangun oleh Ki Gede Pamanahan tidak dengan hujan badai. Pati, seorang pejabat istana, dalam suratnya kepada lagi semata-mata dipengaruhi oleh budaya Hindu Gubernur Jenderal Speelman tanggal 16 Maret dari periode sebelumnya. Kemakmuran Kadipaten 1677 yang dikutip dari buku Awal Kebangkitan Mataram mendorong Ki Gede Pamanahan mengganti > Tangga Menuju Makam Imogiri saat ini. Mataram menceritakan bahwa Ki Gede Pamanahan namanya menjadi Ki Gede Mataram. Sehari setelah Untuk mengunjungi Makam Pajimatan Imogiri, adalah “seorang pejabat tinggi dan pembantu kematian Ki Gede Mataram, Ki Juru Martani bersama pengunjung harus menaiki anak tangga tersebut

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 8 Kori Kori 9

tinggi, dan di arena yang paling tinggi itulah lokasi 6. Kedhaton Kapingsangan Surakarta yang paling sakral. 7. Kedhaton Saptarengga Yogyakarta Secara keseluruhan kompleks makam Pajimatan 8. Kedhaton Kaping Sedasan/ Girimulyo Surakarta memiliki luas kurang lebih 20 ha. Kompleks makam Bangunan kedhaton lokasinya berada di dalam ini didirikan sebagai tempat pemakaman raja-raja pagar yang mengelilingi makam Pajimatan. Di Mataram beserta keturunannya, dan kemudian juga samping 8 (delapan) kelompok bangunan kedhaton, dipakai untuk pemakaman raja-raja Kasultanan kompleks makam Pajimatan Imogiri juga memiliki Yogyakarta dan raja-raja Kasunanan Surakarta. kelompok bangunan selasar dan kelompok bangunan

Sebelum membangun makam di Pajimatan masjid Pajimatan. DIY Dinas Kebudayaan dokumentasi: Sultan Agung pernah memerintahkan membuat Kompleks Makam Raja-Raja di Imogiri terdiri makam. Orang yang dipercaya untuk membangun atas halaman - halaman makam. Setiap astana atau makam tersebut adalah Panembahan Juminah kedhaton masing-masing memiliki tiga halaman. yang masih kerabat dekat (paman) Sultan Agung, Makam para raja dimakamkan pada halaman paling seperti yang diungkapkan H.J. De Graaf. Namun atas beserta istri, dan juga keluarga raja. Halaman pembangunan makam belum selesai Panembahan kedua yang berada di tengah dan halaman terbawah Juminah meninggal dunia dan dimakamkan di merupakan halaman persiapan bagi peziarah. Tiap makam yang dibangunnya. Makam tersebutt adalah halaman dihubungkan dengan sebuah pintu gerbang Makam Girilaya. Sultan Agung kemudian membuat atau gapura. Di dalam kompleks makam Pajimatan makam yang lain dan yang sekarang dikenal dengan juga terdapat berbagai komponen bangunan antara nama Makam Pajimatan Imogiri. lain berupa gapura, enceh, bangsal dan juga kelir. Sultan Agung adalah raja pertama yang Gapura Supit urang, untuk menuju ke kedhaton dimakamkan di kompleks makam ini dan letaknya atau astana yang ada di makam Pajimatan Imogiri berada di tempat tertinggi. Dengan kata lain dari arah masjid menuju ke atas akan ada gapura tempat tertinggi berarti yang paling sakral atau yang bernama Gapura Supit Urang. Gapura supit paling dihormati. Bangunan yang paling tinggi urang adalah nama gapura yang berada di kompleks di pemakaman Pajimatan adalah makam Sultan pemakaman Pajimatan Imogiri. Dinamakam Supit Agung yang terletak di Kedhaton Sultan Agungan. Urang karena bentuknya mirip udang sebagai simbul Untuk mencapai makam itu para pengunjung jika strategi perang kerajaan Mataram. Ragam hiasnya sudah sampai di halaman ke empat harus melewati berupa variasi hiasan antefik dan hiasan bujur gapura papak. Makam Sultan Agung dilindungi oleh sangkar pada kaki pilar gapura yang diisi striliran dokumentasi: Dinas Kebudayaan DIY sebuah cungkup yang bernama Prabayeksa. Nisan bunga matahari, serta perpaduan garis-garis atau ^ Gapura Supit Urang Gapura ini adalah pintu masuk menuju Kedhaton atau Astana di Sultan Agung terbuat dari Sela Cendani. C.A. Lons list pelipit yang tersusun semakin keatas semakin Makam Pajimatan Imogiri yang mengunjungi makam Imogiri tahun 1733 runcing. Laporan Studi Teknis BP3 menyebutkan melukiskan sebagai berikut: ”...melewai beberapa Gapura Supit Urang mencirikan candi-candi Gaya > Padasan/Enceh gerbang batu, yang di kedua sisi dikelilingi tembok Jawa Timur. Gapura Supit urang berbentuk bentar. Padasan atau Enceh merupakan tempat berwudhu berbentuk sampai akhirnya mencapai pintu gerbang tertinggi. Gapura Supit Urang secara simbolik merupakan gentong. Melewati gerbang ini yang dibuka oleh ulama, orang gapura pertama untuk masuk ke semua pemakaman. (Thailand). Sekarang kedua enceh tersebut berada yang dapat melihat tempat makam dibangun dari Ke delapan astana yang ada di kompleks pemakaman di kompleks pemakaman untuk raja-raja Kasunanan kayu...”.\ Pajimatan masing – masing memiliki gapura utama Surakarta. Dua buah Enceh lainnya berada di sebelah Pada bagian timur dari kompleks maka Sultan sebagai pintu masuk. Agar pandangan orang tidak barat tangga regol Sri Manganti. Kedua enceh itu diberi Agung berderet makam raja-raja dari Kasultanan langsung melihat bagian dalam sebuah bangunan nama Kyai Danumaya dan Nyai Danumurti, berasal Yogyakarta. Bagian barat makam Sultan Agung maka dibangunlah kelir, yang berfungsi sebagai dari Aceh dan Palembang. Kedua enceh ini berada di berderet makam raja-raja dari Kasunanan Surakarta. penghalang pandangan. kompleks makam raja-raja Kasultanan Yogyakarta. Makam Sultan Agung yang terletak di bagian paling Padasan/ Enceh/ Kong, di kompleks makam Bangunan Proboyekso Sultan Agung, merupakan atas di kompleks pemakaman tersebut seolah Pajimatan Imogiri terdapat emat buah padasan, bangunan tempat jirat Sultan Agung dan merupakan menjadi pusat dari kedhaton yang dibuat setelahnya. yang terletak di halaman Kamandhungan. Padasan tempat yang paling disakralkan karena ditempat itu Kompkes makam Pajimatan secara keseluruhan merupakan tempat berwudhu berbentuk gentong. terdapat makam orang yang dihormati yakni Sultan dibagi dalam delapan astana atau kedhaton, sebagai Masyarakat setempat sering pula meyebut padasan Agung. Bangunan menghadap kearah selatan. Pintu berikut: dengan istilah enceh atau kong. Padasan tersebut masuk terletak disebelah timur. Ukuran pintu cukup 1. Kedhaton Sultan Agungan merupakan persembahan atau hadiah dari raja- rendah dan juga sehingga orang harus membungkukkan 2. Kedhaton Pakubuwanan raja kerajaan lain untuk Raja Mataram, Sultan badan jika akan masuk ke dalam. Pada sisi timur 3. Kedhaton Kasuwargan Surakarta Agung. Enceh/padasan diberi nama Kyai Mendhung ditambah ruangan semacam serambi yang disebut 4. Kedhaton Kasuwargan Yogyakarta dan Nyai Siyem. Kedua enceh ini merupakan “penanggap”. Bangunan Proboyekso tidak memiliki 5. Kedhaton Besiyaran Yogyakarta persembahan dari raja Ngerum (Turki) dan Siyem jendela. Suasana di dalam cungkup cukup gelap

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 10 Kori Kori 11

karena tidak ada penerangan lampu maupun sinar Agung pada tahun 1650 M. Fungsinya sebagai Moedjanto, G. Konsep Kekuasaan Jawa. Penerapan matahari yang masuk. tempat ibadah bagi para abdi dalem yang oleh Raja-raja Mataram. Yogyakarta: Kanisius, Bangsal, terdapat di dalam Makam Pajimatan bertugas di kompleks pemakaman Imogiri. Masjid 1987. dan juga berada di depan masjid. Secara umum Pajimatan memiliki bentup atap mirip piramida, dan Nakamura, Mitsuo. Bulan Sabit Muncul dari Balik fungsi bangsal adalah untuk tempat caos atau tidak ada kubah di atasnya. Unsur-unsur kekunoan Pohon Beringin. Studi Tentang Pergerakan tugas para abdi dalem. Di samping itu bangsa masjid ini tampak jelas antara lain dari keberadaan Muhammadiyah Di Kotagede, Yogyakarta. juga sering digunakan untuk tempat tunggu para parit/ kolam di depan masjid, yang dahulu berfungsi Yogyakarta: Gadjah Mada Press, 1983. peziarah yang akan ke makam. sebagai tempat untuk mengambil air wudhu atau Zoetmulder, P.J. Kamus Jawa Kuna – . Masjid Pajimatan, merupakan komponen lain bersuci sebelum masuk ke masjid. Namun sekarang Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. di luar makam adalah masjid Pajimatan. Nama parit/kolam tersebut mengalami perubahan fungsi, lain dari Masjid Pajimatan adalah Masjid Sultan tidak lagi menjadi tempat untuk mengambil air Agung Hanyokrokusumo. Masjid tersebut berada wudhu atau bersuci, karena sudah dibangun tempat Dwi Ratna Nurhajarini di kompleks Makam Imogiri. Posisinya berada di wudhu yang baru di sisi utara masjid. Di depan Dwi Ratna Nurhajarini, sebelah Barat (kiri) pintu masuk tangga menuju Masjid Pajimatan ini berpangkal tangga untuk naik lahir di Yogyakarta Makam Pajimatan. Masjid Pajimatan berdiri atas ke pemakaman yang berada di puncak Bukit Merak. tahun 1966. Pendidikan tanah Kasultanan (Sultan Ground), seluas kurang Jalan atau Tangga, menjadi komponen penting di S1 Jurusan Sejarah lebih 600 meter persegi. Ruang utama masjid dalam kompleks makan Imogiri adalah keberadaan Universitas Gadjah Mada memiliki luas 10 x 6 meter persegi. Bagian serambi jalan yang berupa tangga untuk mencapai kedhaton. (UGM) Yogayakarta memiliki ukuran 6 x 3 meter persegi. Di depan Tangga paling panjang berada di sepanjang anak tahun 1989, pada tahun serambi terdapat sebuah kolam. Masjid Pajimatan tangga di depan masjid Pajimatan hingga gapura 2003 menyelesaikan memiliki halaman seluas lebih kurang 80 meter Supit Urang. Jalan atau tangga lainnya adalah yang S2 Bidang Humaniora. persegi. Masjid Pajimatan dibangun oleh Sultan berada atau menghubungkan kedhaton makam Pernah bekerja di Kasunanan Surakarta dan satunya lagi adalah yang Direktorat Sejarah dan < Gapura Paduraksa menghubungkan makam untuk keluarga Kasultanan Nilai Tradisional Jakarta Gapura ini juga dikenal dengan sebutan Gapura Papak. Yogyakarta. dari tahun 1992-1995. v Kelir Sejak tahun 1966 sampai sekarang bekerja sebagai staff

dokumentasi: Dinas Kebudayaan DIY Dinas Kebudayaan dokumentasi: Kelir ini terletak di depan Gapura Paduraksa. Pajimatan Imogiri di Masa Sekarang peneliti di kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Tatkala Kerajaan Mataram terbagi menjadi Istimewa Yogyakarta dan aktif melakukan penelitian dua yakni Kasunana Surakarta dan Kasultanan bidang sejarah dan budaya. Pada tahun 2006 -2010 Yogyakarta melalui Perjanjian Giyanti, makam menjadi Sekretaris Masyarakat Sejarawan Indonesia Pajimatan Imogiri tetap menjadi wilayah ”sakral” Cabang Yogyakarta, sejak tahun 2011 duduk sebagai yang dikelola oleh kedua swapraja tersebut. Sampai ketua komisi bagian Penelitian dan Pengembangan MSI sekarang keberadaan makam Pajimatan Imogiri yang Cabang Yogyakarta. Hasil karyanya dipublikasikan telah ada semenjak pemerintahan Sultan Agung dalam bentuk buku dan jurnal ilmiah. Beberapa buku tetap menjadi makam raja-raja dari Dinasti Mataram hasil karyanya adalah: Baritan: Ritual Pertanian Dalam (Kasunanan dan Kasultanan) dan dikelola oleh kedua Perubahan (Bersama Agus Indiyanto , diterbitkan Dit kerajaan itu dengan menempatkan abdi dalem untuk PKT Jakarta, 2014); Akulturasi Lintas Zaman di Lasem: mengurus makam. Perspektif Sejarah dan Budaya (Kurun Niaga Sekarang, bersama tim (diterbitkan BPNB DIY, 2014); Sultan Sumber Bacaan Hamengku Buwono VII dan Kedhaton Ambarrukmo Bruggen, M.P. van dan R.S. Wassing. TT. Djokja (bersama tim, diterbitkan Dinas Kebudayaan DIY 2015); Solo: Beeld van de Vorstensteeden. Perkembangan Pelabuhan Surabaya dan Kehidupan De Graaf, H.J. Awal Kebangkitan Mataram. Terj. Sosial Ekonomi di Sekitarnya pada Abad XX (bersama Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1985. tim, diterbitkan BPNB DIY); Dinamika Industri digitalcollection.universiteitleiden.nl. Tambak di Tuban (bersama tim, diterbitkan BPNB DIY: Gill, R.G. De Indische Stad op Java en Madoera: Een 2017); Sekokah Tamanan, bagian dari buku tentang Morfologische Studie van Haar Ontwikkeling. Meneguhkan Keistimewaan Sejarah Pendidikan di 1994. Yogyakarta (diterbitkan Dinas Kebudayaan DIY, 2017); Hamzah, S. Masjid Bersejarah Provinsi Daerah Sejarah Tata Pemerintahan di Yogyakarta (bersama Tim Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Kanwil Tata Pemerintahan Pemda DIY (anggota, diterbitkan Departemen Agama Provinsi Daerah Istimewa oleh Dinas Tata Pemerintahan , Pemda DIY, 2017); Yogyakarta, 2007. Menggali Keistimewaan DIY: Perspektif Sejarah dan Laporan Studi Teknis, Balai Pelestarian Peninggalan Budaya (bersama tim, Diterbitkan Dinas Kebudayaan Purbakala (BP3), DIY, 2006. DIY, 2018). dokumentasi: Dinas Kebudayaan DIY Dinas Kebudayaan dokumentasi:

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 12 PRINGGITAN PRINGGITAN 13

Fakta Historis Cagar Geologi Gunung Api Situs Imogiri Di Kabupaten Bantul Oleh : Sri Mulyaningsih, Muchlis, Nur Widi Astanto, Agus Tri Heriyadi dan Desi Kiswiranti Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral Institut Sains & Teknologi AKPRIND

Daerah Imogiri di Kabupaten Bantul diketahui secara nasional sebagai cagar budaya yang sangat kental dengan makam raja-raja Imogiri. Di balik itu, terekam data geologi yang sangat menarik, yaitu dijumpainya beberapa pusat gunung api bawah laut yang berumur belasan hingga duapuluhan juta tahun (Oligosen Akhir sampai Miosen). Data itu terekam dengan baik dihampir 70% luas wilayah Kecamatan Imogori, yaitu Desa Wukirsari, Selopamioro, Girirejo dan Sriharjo. Situs geologi yang dijumpai berupa morfologi melingkar dan setengah melingkar, yang di dalamnya terdapat batuan gunung api purba berupa batuan beku andesit-basaltis oleh intrusi dangkal dan lava, aglomerat dan breksi vulkanik yang dihasilkan oleh aktivitas gunung api yang bersifat membangun. Hal ini seperti pada aktivitas Gunung Merapi saat ini, yang sedang membangun tubuh gunung apinya, serta perselingan breksi pumis dan tuf yang dihasilkan oleh aktivitas gunung api yang bersifat merusak dengan mekanisme seperti yang dihasilkan oleh letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883.

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 14 PRINGGITAN PRINGGITAN 15

Latar Belakang menumpang di atas aglomerat. Langkah yang diambil adalah konservasi lahar Menurut pendapat pakar geologi Mulyaningsih, Di Giriloyo, batuan vulkanik berupa perlapisan tuf bergerak yang sekaligus tersusun atas batuan-batuan Dr. Sri Mulyaningsih, S.T., S., Husadani, Bentang alam melingkar dan setengah litik abu-abu gelap agak kecoklatan; secara berangsur gunung api produk kawah dikonservasi dalam M.T. melingkar khas terdapat di Imogiri-Bantul, berupa tuf berselingan dengan tuf litik berfragmen andesit bentuk wisata berbasis edukasi geologi gunung api. Dr. Sri Mulyaningsih, S.T., tinggian dan lembah. Batuan gunung api menyusun basaltis bongkah dengan tekstur mengambang. Pengelolaan kawasan cagar budaya Giriloyo, yang M.T, peneliti di bidang geologi morfologi itu, yaitu lava, retas, aglomerat dan Menjauhi perlapisan tuf litik, secara berangsur di dalamnya terdapat cagar budaya Makam Sunan dan telah menghasilkan breksi berkomposisi andesit-basaltis dan perlapisan berupa perlapisan lava (lava andesit dengan struktur Cirebon dan kerajinan “batik Giriloyo” direncanakan beberapa karya yaitu Geologi sangat tebal pumis dan tuf. Batuan-batuan itu lembar) yang masih sering berasosiasi dengan tuf dibuat kawasan cagar geologi (geoheritage), yang Gunung Api; Studi Kasus Di menyusun Desa Wukirsari, Girirejo, Selopamioro litik. Makin jauh lagi, tuf litik menghilang, digantikan dikembangkan sebagai kawasan wisata dengan Gunung Merapi, Gunung dan Mangunan, serta sebagian Sriharjo dan aglomerat dan lava basaltis meniang, serta retas Museum Geologi Gunung Api Purba. Wilayah- Muria, Pegunungan Selatan, Selopamioro. Batuan andesitis-basaltis adalah ciri andesit basaltis. Di Bukit Makbul, batuannya wilayah dengan indikasi longsor, jatuh dan roboh Gunung Rawadano dan masa aktif pertumbuhan gunung api (seperti G. didominasi oleh lava dan intrusi andesit basaltis dilakukan pembobotan; secara berurutan dari yang Gunung Krakatau yang telah Merapi saat ini); pumis dan tuf (abu) mencirikan yang ditumpangi oleh perlapisan breksi pumis dan teraman hingga terancam adalah (1) kawasan diselesaikan pada tahun 2012. masa penghancuran gunung api (seperti G. Krakatau tuf abu-abu terang, hingga Cinomati. berpotensi terlanda tanpa pergerakan, (2) kawasan Pada tahun 2014, karya Geologi Fasa Konstruksi Gunung tahun 1883). Di Siluk-Sriharjo, batuan gunung api Fakta kedua adalah didasarkan atas data berpotensi longsor, (3) kawasan berpotensi jatuh, Api Lingkungan Laut Dalam; Studi Kasus Pada Formasi tersebut berupa breksi berfragmen andesit bongkah stratigrafi dan struktur geologi, wilayah Imogiri telah roboh dan longsor. Konsep pengelolaan adalah Kebo Butak Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Setahun dengan matriks karbonatan mengandung fosil foram. terjadi perubahan berangsur yang berawal dari dari warga, untuk warga dan oleh warga; melalui kemudian penelitiannya yang berjudul Kapabilitas Hasil analisis fosil foram berkorelasi dengan umur gunung api bawah laut pada 24-18 juta tahun lalu, edukasi dan pendampingan secara menyeluruh. Aktivitas Gunung Api Merbabu Ditinjau Dari Sifat Miosen Tengah, yaitu 15-18 juta tahun. Di Dusun cekungan antar gunung api dan lereng gunung api Bentuk konservasi meliputi pembuatan taman Mineralogi Plagioklas Batuan, telah terselesaikan pula. Pucung-Wukirsari, di atas tuf terdapat batupasir pada 15-18 juta tahun lalu, post-vulcanism yang eduwisata, taman ekowisata, dan geoheritage. Mendapatkan gelar Sarjana Strata 1 di Institut Sains hitam dengan fosil foram dan breksi berfragmen secara berangsur menjadi laut dangkal dengan Metode konservasi lahan bergerak yaitu terasiring dan Teknologi Akprind pada tahun 1996, empat tahun andesit dan koral. Fosil foram tersebut berkorelasi pertumbuhan terumbu di neritik tepi pada 15-7 dengan taman bambu kuning dan museum alam berselang tepatnya pada tahun 2000 gelar Sarjana dengan umur N5-9 atau Miosen Awal, sekitar 21- juta tahun lalu, dan pengangkatan berangsur sejak geologi gunung api purba berbasis stratum. Stratum Magister Teknik beliau dapatkan pula di salah satu 18 juta tahun. Dari data tersebut diinterpretasikan 7 juta tahun lalu hingga menjadi daratan saat ini. adalah lapisan-lapisan bertingkat proses geologi Institut yang ada di Kota Kembang. Tak berselang lama, bahwa, telah terjadi proses tektonik yang sangat Kini, sesar-sesar normal, oblik normal dan oblik naik yang antara satu lokasi dengan lokasi berikutnya ibu yang sekarang menjabat sebagai Dekan fakultas panjang di Imogiri, diikuti perubahan lingkungan banyak dijumpai di wilayah ini. Dapat dijelaskan; saling berkesinambungan (Gambar 1). Teknologi Mineral Periode 2016 – 2020, Teknik Geologi geologi secara bertahap dari laut ke darat. Hal itu selama vulkanisme terjadi inflasi dan deflasi tubuh Fakultas Teknologi Mineral Institut Sains dan Teknologi berimplikasi pada perkembangan geomorfologinya, gunung api membentuk rekahan radial, diikuti Sumber Bacaan AKPRIND Yogyakarta, mendapatkan gelar Doktor. yang dibentuk oleh aktivitas gunung api bawah laut, pengangkatan sejak 7 juta tahun lalu merubah Mulyaningsih, S. and Sanyoto, S., 2012. “Geologi Tiga gelar yang telah beliau sandang ini, menjadikannya diikuti proses-proses struktural dan diakhiri dengan rekahan radial menjadi oblik dan mendatar, dan kini Gunung Api Merapi sebagai Acuan dalam semakin aktif dalam bidang penelitian geologi. Salah satu proses-proses terestrial eksogenis yaitu pelapukan dengan sesar oblik naik. Itulah mengapa kawasan ini Interpretasi Gunung Api Komposit Tersier di hasil penelitiannya yang relevan dengan tema Buletin dan erosi. pun rawan gerakan massa dan gempabumi. Daerah Gunung Gede Imogiri Daerah Istimewa Mayangkara edisi kali ini adalah tentang proses Geologi Yogyakarta”. In Prosiding Seminar Aplikasi Sains yang ada di Imogiri yaitu Aktivitas Vulkanisme Eksplosif Fakta Historis Geologi di Imogiri Pengelolaan Cagar Geologi Imogiri & Teknologi (SNAST) Periode III. Penghasil Formasi Semilir Bagian Bawah Di Daerah Fakta geomorfologi melingkar dengan susunan Melalui sejarah panjang geologi yang unik, Mulyaningsih, S., Husadani, Y.T., Umboro, P.A., Jetis Imogiri, tulisan ini dimuat dalam Juran Teknologi batuan gunung api bersisipan sedimen asal laut di kawasan Imogiri memiliki keanekaragaman kondisi Sanjoto, S. and Purnamawati, D.I., 2011. Technoscientia Vol 4 No. 1 Agustus 2011. Setahun Imogiri adalah fenomena geologi gunung api purba geologi, yang dapat berpengaruh positif maupun “Aktivitas vulkanisme eksplosif penghasil Formasi berselang, melalui Seminar Nasional Aplikasi Sains & bawah laut yang berlangsung dalam waktu yang negatif. Kondisi geologi yang unik dengan bentang Semilir bagian bawah di daerah Jetis Imogiri”. Teknologi (SNAST) karyanya yang berjudul Geologi sangat lama (24-15 juta tahun yang lalu). Titik- alam yang indah, menjadi daya tarik tersendiri Jurnal Teknologi Technoscientia, 4(1), pp.64- Gunung Api Merapi : Sebagai Acuan Dalam Interpretasi titik pengamatan terfokus di G. Gede-Plencing dan di kawasan ini. Sementara itu dampak bahaya 78. Gunung Api Komposit Tersier Di Daerah Gunung Gede- Nogosari-Giriloyo (Wukirsari), seputar Goa Cerme gempabumi dan longsoran massa, seperti yang Mulyaningsih, S., Husadani, Y.T., Devi, L.R. Imogiri Daerah Istimewa Yogyakarta diprosidingkan. (Sriharjo), dan Mangunan-Selopamioro. Di sepanjang terjadi pada 27 Mei 2006 harus disikapi secara arif, and Irawan, S.N., 2009. “Analisis Distribusi Oleh karena itu sumbang sih beliau kepada keilmuan situs geologi di Mangunan tersingkap retas andesit yaitu dengan mensinergikannya dengan potensinya. Kerusakan Akibat Gempabumi 27 Mei 2006 bidang geologi sudah tidak diragukan lagi. piroksen, lava dan aglomerat berwarna kemerahan- Caranya adalah melalui pengelolaan kawasan Melalui Pendekatan Kegunungapian Di Daerah kecoklatan yang ditumpangi oleh breksi andesit abu- pariwisata berbasis edukasi dan meminimalkan Wonolelo Dan Sekitarnya, Kabupaten Bantul, abu kehitaman yang lebih segar. Kontak keduanya kegiatan penambangan. Wilayah Giriloyo di Desa Daerah Istimewa Yogyakarta”. Jurnal Teknologi tidak jelas/tidak beraturan dan sulit dibedakan. Di Wukirsari identik dengan gunung api purba kawah Technoscientia, 1(2), pp.254-265. seputar Selopamioro, dijumpai aglomerat di atas tuf- Giriloyo-Bukit Makbul, lereng atas gunung api Mulyaningsih, S., 2016. “Volcanostratigraphic pumis massive yang sangat tebal (lebih dari 100 m). purba Mangunan-Selopamioro dengan kawahnya di Sequences of Kebo-Butak Formation at Bayat Sungai Oyo membelah Selopamioro menjadi dua, di Gunung Ireng (Desa Pengkok, Kecamatan Patuk), Geological Field Complex, Central Java Province sisi utara sungai dijumpai batupasir karbonatan yang dan Goa Cerme-Siluk yang merupakan lereng-kaki and Yogyakarta Special Province, Indonesia”. menumpang di atas lava dan aglomerat, sedangkan gunung api yang berada pada wilayah laut dangkal- Indonesian Journal on Geoscience, 3(2), pp.77- di sisi selatan berupa batugamping berlapis yang neritik. 94.

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 16 17

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 18 PENDHAPA PENDHAPA 19

Makna dan Filosofi RUMAH BUPAT I PURoLoYo Oleh: Revianto Budi Santosa

Imogiri dan Rumah Bupati Puroloyo Imogiri adalah Kawasan Cagar Budaya yang berpusat pada situs Makam Raja-raja Mataram yang berkaitan erat dengan situs Makam Giriloyo dan situs Makam Banyusumurup. Bersama-sama ketiga makam ini membentuk zona inti KCB Imogiri. Makam Giriloyo dihormati karena semula situs ini dipersiapkan sebagai makam raja-raja Mataram, sebelum Sultan Agung memutuskan untuk memindahkannya ke bukit Merak yang sekarang menjadi Makam Imogiri. Tokoh terpenting yang dimakamkan di Giriloyo adalah Panembahan Ratu atau sering disebut Sunan Cirebon, putra Sunan Gunungjati yang juga mertua Sultan Agung. Makam Banyusumurup dipahami sebagai tempat menguburkan mereka yang berseberangan dengan penguasa Mataram. Tokoh penting yang dimakamkan di sini adalah Pangeran Pekik, Adipati Surabaya yang juga adik ipar Sultan Agung, yang dieksekusi atas titah Sunan Amangkurat I. Ketiga makam ini mengejawantahkan filsafat “sangkan paraning dumadi” yang mengingatkan manusia akan asal muasal keberadaannya dan tujuan akhir hidupnya yang semuanya kembali kepada Yang Mahakuasa; serta “manunggaling kawula lan gusti” yang mengingatkan manusia akan kefanaan keberadaannya di hadapan Yang Mahakuasa. Secara historis keberadaan Makam Raja-raja, Makam Giriloyo dan Makam Banyusumurup juga tidak dapat dilepaskan dengan keberadaan situs-situs bersejarah yang pernah menjadi pusat pemerintahan Mataram yakni: Kotagede, Kerta, Plered, Kartasura, Surakarta dan Yogyakarta. Hingga saat ini Makam Raja-

> Rumah Bupati Puroloyo Rumah Bupati Puroloyo merupakan Kediaman bagi abdi dalem yang memiliki jabatan Bupati Puroloyo Imogiri. Bupati Puroloyo memiliki tugas mengelola Makam-Makam raja di Imogiri dan Makam Kotagede;. dokumentasi: Revianto Budi Santoso

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 20 PENDHAPA PENDHAPA 21

dokumentasi: Revianto Budi Santoso raja Mataram dikelola oleh abdi dalem dari Kraton bertumpuk yang indah sebagai mahkota bagi ruang Surakarta dan Kraton Yogyakarta yang menunjukkan di bawah naungan atap. Bidang atap atau empyak bahwa kawasan ini memiliki nilai yang sangat penting bangunan ini diperkuat oleh jajaran usuk peniyung bagi kedua kerajaan pewaris Mataram tersebut. atau payung, yakni deretan usuk yang dipasang Pejabat Kraton Yogyakarta yang bertugas untuk bukan sejajar melainkan memusat sehingga mengelola Makam Imogiri adalah Bupati Puroloyo membentuk seperti payung jika dilihat dari bawah. Imogiri yang berkedudukan di jalur menuju Makam Peran pendopo ini untuk menerima tamu tamu Imogiri di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, kehormatan tercermin jelas dalam wujud fisik Kabupaten Bantul. Rumah tempat kedudukan Bupati bangunan ini. Pendopo ini berbentuk sinom Puroloyo ini memegang sejumlah peran penting dengan tiga susun atap dan dengan usuk peniyung sebagai: 1) Kediaman abdi dalem yang berkedudukan yang lazimnya hanya dipergunakan untuk kediaman sebagai Bupati Puroloyo Imogiri yang juga menjadi beberapa dalem pangeran berkedudukan tinggi serta atasan bagi pengelola makam Kotagede; 2) Tempat bangsal di dalam Kraton. persinggahan resmi para kerabat dan pejabat Kraton Di belakang pendopo terdapat bangunan dalem Yogyakarta yang akan berziarah ke Makam Imogiri; atau omah mburi dengan bentuk dan ukuran serupa dan 3) Menjadi bagian dari tempat pelaksanaan pendopo. Yang membedakan kedua bangunan upacara Ngarak Siwur, tradisi kerakyatan yang ini adalah dalem memiliki pembatas dan pola dilakukan sebagai pendahuluan upacara Nguras pembagian ruang yang sangat berbeda dibandingkan Enceh pada tiap bulan Sura, yang diselenggarakan dengan pendopo. Bagian rumah ini dilingkupi dalam beberapa belas tahun terakhir ini. dengan dinding di keempat sisinya, dengan ruang Dengan demikian, Rumah Bupati Puroloyo ini dalam yang disekat menjadi beberapa ruangan atau memiliki karakter yang unik karena menyandang kamar. Tiga kamar berderet di sisi belakang dalem peran sebagai kelengkapan bangunan upacara yang dikenal sebagai senthong dengan senthong Kraton Yogyakarta, tapi juga berperan sebagai tengah sebagai bagian terpenting. bangunan di lingkungan perdesaan di sisi selatan Senthong tengah berperan sebagai “jantung” ^ Bagian Depan Rumah Bupati Puroloyo wilayah Yogyakarta. spiritual dan simbolis rumah Jawa. Tradisi Jawa Foto tersebut merupakan bagian depan Rumah Bupati Puralaya Imogiri yang berupa topengan dan pendopo yang berlatar budaya petani memandang penting Bagian Bangunan Dan Makna Rumah Bupati nilai-nilai kesuburan, kesejahteraan dan kelestarian. Puroloyo Nilai-nilai tersebut sering kali dipersonifikasikan Di sisi depan pendopo terdapat bangunan serupa Rumah Jawa, sebagaimana rumah kediaman sebagai Dewi Sri yang dikisahkan sebagai asal pringgitan yang disebut topengan yang menjadi Bupati Puroloyo terdiri atas beberapa bagian yang muasal dan pelindung pertanian padi. Kehadiran Revianto Biudi Santosa bagian terdepan dan sekaligus menunjang peran masing-masing dari secara struktural dapat berdiri Sri secara keruangan diwujudkan dalam bentuk Terlahir 53 tahun pendopo. Sebagai bangunan penunjang, topengan sendiri dan mewadahi peran atau fungsi kegiatan senthong tengah, sehingga kamar ini sering disebut yang lalu, DR. Ir. dapat difungsikan untuk menyambut tamu yang yang khas. Pembagian ini sering disebut sebagai sebagai pasren (dari kata pa-sri-an yang berarti Revianto Budi Santosa, akan diterima di pendopo atau untuk menempatkan guna griya. Masing-masing unit memiliki tipologi tempat Sri) atau petanen (dari kata pa-tani-an yang M.Arch., IAI. adalah gamelan yang mengiringi pentas di pendopo. bangunan tertentu yang disebut sebagai dhapur berarti lambang kesuburan pertanian). Di depan seorang dosen di Jurusan Secara keseluruhan rumah jawa sebagaimana griya. senthong tengah inilah mempelai laki-laki dan Arsitek Universitas Dalem Bupati Puroloyo ini merupakan ungkapan Merujuk pada aspek guna griya tersebut, unit perempuan dipertemukan saat upacara panggih, Islam Indonesia. Karya- dari filosofi keselarasan antara diri, lingkungan dan struktur atau bangunan rumah Jawa terdiri atas sehingga tempat ini sekaligus berperan sebagai karyanya di bidang semesta. Rumah sebagai tempat kedudukan diri pendopo, omah mburi atau dalem, pringgitan, pelaminan. Secara simbolis, pendopo diasosiasikan arsitektur sudah tidak yang berada pada tempat tertentu di alam semesta gandhok dan . Pendopo adalah bagian rumah dengan laki-laki sedangkan dalem diasosiasikan diragukan lagi, seperti menjadi penjabaran dari keselarasan atau harmoni yang terletak depan. Secara fungsional, bangunan dengan perempuan. membuat desain untuk universal tersebut. yang luas dan tidak berdinding ini difungsikan untuk Di antara pendopo dan dalem terdapat bangunan Rumah Sakit Umum daerah (RSUD) Purworejo, berbagai kegiatan dalam menjalin hubungan antara melebar yang setengah terbuka berbentuk limasan prosiding penelitian dengan judul Tata Ruang Arsitektur Sumber Bacaan yang empunya rumah dengan berbagai kalangan yang disebut pringgitan. Berasal dari kata ringgit Cirebon, Arsitektur Lansekap Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Daerah Istimewa masyarakat. Secara khusus di Rumah Bupati yang berarti wayang, bangunan pringgitan ditujukan Keraton kasepuhan Cirebon, Dinamika dan Leragaman Yogyakarta (2016) “Studi Penyusunan Rencana Puroloyo, pendopo ini dipergunakan untuk menerima untuk mementaskan wayang kulit. Layar dan Identitas Arsitektural Pada Bangunan bersejarah Di Tata Ruang Kawasan Makam Imogiri”. tetamu peziarah resmi yang akan menuju ke Makam gedebog pisang yang menjadi panggung pementasan dan Cirebon. Robertson, Scott (2012) “Significant Pavilions: Imogiri. diletakkan di tengah ruangan ini. Dalang memainkan Selain sebagai dosen, bapak yang terlahir di The Traditional Javanese House as a Symbolic Pendopo ini berbentuk joglo dengan empat saka wayang dengan menghadap ke arah omah mburi Yogyakarta pada 25 Mei 1966 ini juga sebagai Tim Ahli Terrain”. Disertasi tak dipublikasikan, University guru di pusatnya yang melambangkan pusat semesta. dengan gamelan pengiring di belakangnya. Pringgitan Cagar Budaya Kabupaten Sleman atau yang dikenal of New South Wales. Di atas keempat tersebut disusun balok juga berperan sebagai bangunan transisi antara dengan TACB. Tugas dari TACBsalah satunya adalah Santosa, Revianto Budi (2000) Omah: Membaca penyangga atap utama sekaligus menjadi pemberat bangunan pendopo dan pringgitan yang berfungsi mengkaji dan merekomendasikan penetapan cagar Makna Rumah Jawa. Yogyakarta: Bentang. yang menstabilkan sisitem struktur. Susunan balok sebagai tempat untuk menyambut kedatangan tamu budaya. Ia juga menjadi bagian dari Ikatan Arsitektur ini disebut tumpang sari yang berarti susunan khusus yang menuju ke dalem. Indonesia (IAI).

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 22 PLATARAN PLATARAN 23 Catatan Silam Pajimatan Imogiri Oleh : Danar Arief Sumartono

Mendengar kata Imogiri maka yang terlintas dalam pikiran adalah Makam Raja Mataram Islam. Kawasan Imogiri ditetapkan menjadi Kawasan Cagar Budaya berdasarkan Surat Keputusan Gubernur no. 186/ Kep/2011, dengan daerah inti berada di Kompleks Makam Raja-raja Imogiri, Kompleks Makam Girilaya, dan Kompleks Makam Banyusumurup. Selain daerah inti, dalam SK tersebut juga ditentukan daerah penyangga yang berada di lingkungan sekitar. Namun, daerah penyangga yang berada di sekitar Kompleks Makam Imogiri juga memiliki daya tarik tersendiri. Kompleks makam yang dibangun oleh Sultan Agung ini memiliki sejarah dan lokasi yang unik. Ide awal pembangunan kompleks makam ini ada dalam benak Sultan Agung Hanyakrawati. Ia memerintahkan untuk membuat makam yang letaknya sekitar 4 km di selatan Keraton Mataram Kerta. Awalnya, Sultan Agung berencana membangun makam untuk dirinya beserta keturunannya di atas Bukit Girilaya pada tahun Jawa 1553 (1629-1630 M). Pembangunan makam dikerjakan oleh paman Sultan Agung yaitu Panembahan Juminah. Namun ketika selesai dibangun, Panembahan Juminah wafat, sehingga untuk menghormati jasanya, Sultan Agung memerintahkan jasad pamannya dimakamkan di Girilaya. Oleh karena bukit tersebut sudah digunakan, maka Sultan Agung merencanakan membangun makam untuk keturunannya di Bukit Merak yang berada di selatan Bukit Girilaya. Pembangunan makam ini menggunakan bahan berkualitas terbaik dan dilakukan dengan sangat teliti. Dinding rumah kayu makam menggunakan kayu wungle yang berasal dari Palembang. Kayu ini dikirim melalui pelabuhan di Surabaya kemudian diambil oleh

< Gambaran Kawasan Imogiri pada tahun 1932 (Topografische dients 1932, Blad 47/ XLIII B )

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 24 PLATARAN PLATARAN 25

dokumentasi: Danar A.S. tentara Sultan Agung. Berita tersebut berasal dari Makam Raja Mataram yang diperlukan untuk Adanya pasar dan rumah-rumah pejabat yang Residen Belanda yang berada di Surabaya pada 13 menjaga keterawatan makam tersebut. Keberadaan berada di utara pasar, beberapa hal yang menarik September 1641. Juru kunci beserta abdi dalem untuk menjaga makam adalah adanya permukiman cina yang berada di Babad Sengkala menceritakan bahwa, pada Imogiri yang sudah ada sejak ratusan tahun yang pinggir jalan. Adanya permukiman cina tersebut tahun Jawa 1567 (1645 M) raja pergi ke Girilaya yang lalu lambat laun membentuk sebuah pemukiman. disebutkan dalam peta “Topografische dients letaknya di utara Imogiri, kemudian beberapa bulan Permukiman ini lambat laun menjalin hubungan 1932, Blad 47/ XLIII B” dengan nama Chin. Kamp setelahnya, Sultan wafat. De Graaf memperkirakan dengan masyarakat setempat, sehingga terdapat (Kampung Cina?). Selain itu menurut masyarakat, Sultan Agung wafat pada Februari 1646 M. interaksi yang terwujud menjadi sebuah pasar. lokasi yang sekarang digunakan sebagai tempat Secara kewilayahan, Imogiri dibatasi oleh bentang Di sebelah timur pasar lawas dapat ditemukan parkir bus sekarang, dahulunya adalah bangunan alam berupa Sungai Opak di sebelah barat, utara, struktur tembok bata yang membentang ke arah dengan arsitektur cina yang digunakan sebagai dan selatan, dan pegunungan di sisi timur. Bentang timur ke barat sekitar 20 m dengan lebar 50 cm. kantor BRI. Sayangnya hampir semua bangunan alam tersebut membuat daerah Imogiri terisolir. Namun apakah sisa tembok bata tersebut merupakan tersebut sudah hancur ketika gempa tahun 2006 Namun jika dilihat perkembangannya justru daerah Rumah Juru Kunci Makam Raja Mataram Islam terjadi, yang tersisa hanyalah los-los kecil yang Imogiri berkembang pesat dibandingkan wilayah lain perlu dilakukan penelitian lebih mendalam. De Graaf berada di utara pasar lawas. dokumentasi: Danar A.S. disekitarnya. Berkembangnya wilayah Imogiri tidak menyatakan, sekitar tahun 1733, tidak jauh dari Bukit Merak awalnya didesain oleh Sultan Agung lepas dari adanya interaksi antara masyarakat satu makam Imogiri dekat Desa imogiri terdapat sebuah sebagai tempat peristirahatan terakhir Raja-raja dengan yang lainnya. Salah satu pendukung interaksi nDalem dari batu (batu bata?). Bangunan tersebut Mataram Islam, dalam perkembangannya memberi adalah mengenai aksesibilitas ke Imogiri. dipergunakan Sultan Agung untuk istirahat apabila dampak di lingkungan sekitarnya. Walaupun Terdapat tiga akses jembatan yang hingga saat beliau mengunjungi Gunung Keramat, seperti yang daerah Imogiri merupakan daerah yang terisolir ini yaitu Jembatan Karangsemut menghubungkan dikutip dari tulisan perjalanan C.A. Lons. Sumber secara bentang alam, geliat aktifitas ekonomi, antara wilayah Imogiri dengan daerah utara, sejarah lain berasal dari Babad Alit yang menyatakan wisata, dan beragam budaya berkembang seiring Jembatan Barongan menghubungkan antara wilayah bahwa pembangunan pesanggrahan ini dilakukan berkembangnya jaman. Gempa di tahun 2006, Imogiri dengan daerah barat dan Jembatan Siluk dalam waktu yang sama dengan pembangunan telah banyak meluluhlantahkan peninggalan warisan menghubungkan antara wilayah Imogiri dengan makam di atas bukit. budaya. Namun beberapa warisan budaya masih wilayah selatan, sedangkan dengan di wilayah Diceritakan juga awal mula pasar lawas Imogiri tersisa untuk dikunjungi. Jika berkunjung ke Imogiri, timur tertutup oleh Pegunungan Selatan. Ketiga oleh De Graaft, bahwa dekat dengan bangunan alangkah baiknya tidak hanya mengunjungi Makam jembatan tersebut dibangun sekitar tahun 1900- tersebut, tepatnya di sebelah barat terdapat Raja Imogiri namun juga mengunjungi beberapa an. Keberadaan akses jembatan tersebut secara tak dataran dengan dua pohon beringin yang nampak Warisan Budaya yang tersebar di Imogiri, sudah ^ nDalem Bupati Puroloyo Surakarta langsung menghidupkan perekonomian masyarakat seperti alun-alun besar. Di sekitarnya juga terdapat siapkah menjelajahi kawasan Imogiri? Ndalem tersebut merupakan tempat tinggal Juru Kunci Puroloyo di sekitar Imogiri. Imogiri terkenal dengan beberapa tempat tinggal para pembesar yang ikut serta Surakarta pengerajin dan ahli pengobatan/jamu tradisional. dalam pertandingan tombak. Oleh karena terdapat SUMBER BACAAN ^ nDalem Puroloyo Ngayogyakarta Pengrajin wayang kulit dapat ditemukan di Desa pertandingan tombak tersebut membuat pada hari Adrisijanti, Inajati. 1997. Kota Gede, Plered, dan Ndalem tersebut merupakan tempat tinggal Juru Kunci Puroloyo Pucung, sedangkan pengrajin batik akan ditemukan Senin dan Jumat banyak penjual makanan dan Kartasura sebagai Pusat Pemerintahan Kerajaan Ngayogyakarta di Desa Girilaya. Kedua desa tersebut berada di minuman. Hal tersebut menurut De Graaf menjadi Mataram Islam (±1578 TU – 1746 TU): Suatu utara Makam Raja Imogiri. Sebaliknya, apabila ke awal mula berlangsungnya Pasar Lawas Imogiri Kajian Arkeologi. Jurusan Arkeologi, Fakultas Ilmu arah selatan, tepatnya di Desa Banyusumurup akan sampai kunjungan De Graaft pada tahun 1986. Budaya, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Danar Arief Sumartono ditemukan banyak pengrajin keris. Di sekitar ndalem abdi dalem Juru Kunci Puroloyo Adrisijanti, Inajati, dan Sektiadi. 2009. Lindu Ageng Danar Arief Sumartono, Selain kerajinan, siapa yang tidak kenal dengan Surakarta, menurut masyarakat yang tinggal di utara Ngayogyakarta: Warisan Budaya Pasca Gempa S.S. terlahir di Surakarta wedang uwuh, minuman khas Imogiri ini sudah ndalem bupati puroloyo Surakarta (kampung lor- Bumi 27 Mei 2006. Balai Pelestarian Cagar pada tanggal 1 Juni 1992. terkenal di penjuru Yogyakarta. Selain itu, pengobatan ndalem), terdapat beberapa rumah-rumah pejabat Budaya Yogyakarta. Yogyakarta. Kecintaannya terhadap yang tidak kalah populer adalah pengobatan penting yang masih ada hubungan dengan kerabat Chawari, Muhammad. 2008. “Studi Kelayakan hal-hal yang berbau tradisional Gurah yang dapat ditemui di Girilaya. Keraton Surakarta. Salah satu yang masih dapat Arkeologi di Kompleks Makam Imogiri, Yogyakarta, arkeologis, membuatnya Dengan adanya kerajinan dan jamu tradisional dikunjungi adalah Rumah Tumenggungan yang Studi Awal dalam Rangka Perencanaan Penelitian mengambil Jurusan tersebut secara tidak langsung memperkaya berada di sebelah barat daya Rumah abdi Dalem Arkeologi”, dalam Berkala Arkeologi XXVIII Mei Arkeologi di Fakultas Ilmu khazanah warisan budaya di Imogiri. Surakarta, tepatnya di barat tempat parkir bus. 2008. Balai Arkeologi Yogyakarta. Yogyakarta. Budaya UGM selepas Memasuki daerah Imogiri, terletak sekitar 1 km di Masyarakat sekitar menyebutnya dengan ndalem Graaft, H.J.De. 1986. Puncak Kekuasaan Mataram: menematkan Sekolah sebelah barat kompleks Makam Raja, permukiman Tumenggungan, rumah ini merupakan salah satu Politik Ekspansi Sultan Agung. GrafitiPers dan Menengah Atasnya pada yang padat akan terlihat. Daerah ini sekarang dari beberapa rumah yang selamat dari gempa tahun KITLV. Jakarta. tahun 2010. Ia memiliki berkembang pesat jika dibandingkan dengan 2006. Sebelum gempa tahun 2006, di sebelah barat Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa perhatian besar terhadap bidang arkeologi, hal ini pedesaan di sekitarnya. Permukiman ini diduga Ndalem Bupati Puroloyo Imogiri terdapat beberapa Yogyakarta nomor. 186/Kep/2011 tentang menjadi dasar ditunjuknya ia sebagai Asisten Arkeolog sudah ada ketika Makam Raja sedang dibangun. rumah Joglo milik bekas pejabat Keraton Surakarta Penetapan Kawasan Cagar Budaya. Pemugaran Cagar Budaya saat ini. Selain kecintaannya Hal tersebut tidak lepas karena keberadaan pekerja, yang masih berdiri namun sekarang hanya tersisa dalam bidang arkeologi, laki-laki yang sekarang tinggal pengawas pembangunan makam serta juru kunci tembok kelilingnya saja. di wilayah Imogiri ini mempunyai hobi travelling.

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 26 EMPU EMPU 27

K.R.T. Hastonegoro Mengenal Lebih Dekat Bupati Puroloyo

Dalam menjaga atau mengelola makam, tentunya dibutuhkan sosok pemimpin. Jika di makam-makam pada umumnya kita kenal dengan istilah Juru Kunci, maka untuk kompleks Makam Imogiri dikenal dengan Bupati Puralaya. Siapa itu Bupati Puralaya? Apa saja yang dilakukan? Bagaimana perannya dalam pelestarian warisan budaya dan cagar budaya? Tim Mayangkara berkesempatan mengulik lebih dalam mengenai pertanyaan- pertanyaan tersebut terhadap sosok yang mengemban tugas tersebut.

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 28 EMPU EMPU 29

dokumentasi: Dinas Kebudayaan DIY untuk menangani masalah yang terjadi. Contohnya seperti longsor kemarin.

Mengingat pentingnya nilai dari warisan budaya dan cagar budaya, apakah menurut Kanjeng masyarakat yang tinggal di sekitar makam imogiri sudah turut serta untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya dan cagar budaya? Masyarakat sekitar pajimatan sangat aktif dalam melakukan pelestarian warisan budaya dan cagar budaya yang ada. Mereka berinisiatif melestarikan dengan cara mengadakan upacara ngarak siwur yang notabene bukan acara resmi Kraton. Ngarak siwur sendiri berarti mengarak gayung (siwur), acara ini dilakukan sehari sebelum upacara nguras enceh yang sudah menjadi tradisi baku Kraton.

Lingkungan sekitar Makam Imogiri menjadi suatu area yang berkembang pesat. Perubahan apakah yang Kanjeng rasakan selama Kanjeng menjadi bupati puralaya? Dan bagaimana pandangan Kanjeng sebagai pengelola makam imogiri terhadap perubahan yang terjadi? Tidak ada masalah, meskipun perkembangan jaman yang sangat pesat, namun tidak ada dampak

dokumentasi: Dinas Kebudayaan DIY Dinas Kebudayaan dokumentasi: buruk bagi pajimatan Imogiri sendiri. Menurut saya ^ Tim Mayangkara ketika menyambangi Rumah K.R.T. Hastonegoro untuk melakukan wawancara. masyarakat malah sangat antusias menjaga tradisi. KRT. Hastononingrat atau yang lebih dikenal dengan Kanjeng Bupati Puroloyo merupakan salah satu cucu dari Hamengku Buwono VIII. Selain mengadakan ngarak siwur tadi, masyarakat Ketulusannya dalam menjaga KCB Imogiri patut dicontoh oleh generasi-generasi selanjutnya. Imogiri juga bangga akan wedang uwuh yang menjadi simbol tradisi kuliner di Imogiri.

Bagaimana perjalanan karir Kanjeng, sehingga Komplek makam Imogiri merupakan salah satu Apa harapan Kanjeng terhadap pelestarian diangkat dan mendapat surat kekancingan sebagai saksi perjalanan sejarah Kraton Yogyakarta, menurut warisan budaya dan cagar budaya di kawasan Kanjeng Bupati Puralaya Kraton Yogyakarta? Kanjeng, upaya apa saja yang telah dilakukan oleh Imogiri? Saya diangkat menjadi Bupati Puroloyo tahun pihak Kraton Yogyakarta guna menjaga kelestarian Semoga sinergi antara Kraton, pemerintah dan 2013, menggantikan KRT. Hastonegoro (Romo Pono). kawasan cagar budaya Imogiri? masyarakat untuk pelestarian warisan budaya dan Bupati Puralaya sendiri membawahi 5 kompleks Memang semua ini tidak bisa lepas dari Kraton, cagar budaya di pajimatan Imogiri tetap harmonis makam, yaitu pajimatan Imogiri, Kotagede, Girilaya, yang menurunkan raja-raja Kraton Yogyakarta dan terjaga hingga anak cucu kita. Karena dengan Banyusumurup, dan Singosaren. Masa bakti saya adalah yang sebagian dimakamkan di Imogiri ini. begitu pelestarian warisan dan cagar budaya yang sebagai Bupati Puroloyo yaitu selama seumur hidup. Yang di makamkan disini adalah Hamengku Buwono kita harapkan selama ini dapat terjaga. Berdasarkan tradisi (Bupati Puroloyo adalah salah I, III hingga IX, Hamengku Buwono II dimakamkan satu cucu Sultan), nanti yang menggantikan saya di Kotagede. Oleh karena itu Kraton Yogyakarta *** adalah salah satu cucu dari Hamengku Buwono IX memiliki peran penting dalam pelestarian KCB KRT. Hastononingrat atau yang lebih dikenal atau X, bukan keturunan saya, karena saya adalah Imogiri. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan Kanjeng Bupati Puroloyo lahir di lingkungan cucu Hamengku Buwono VIII. beberapa renovasi serta tetap melestarikan tradisi Kraton Yogya 14 Agustus 1948. Ia merupakan salah yang memiliki hubungan dengan makam Imogiri. satu cucu dari Hamengku Buwono VIII. Pria lulusan Menurut Kanjeng apakah arti penting dari pelestarian SMA Bopkri 3 ini aktif dalam kegiatan jemparingan warisan budaya dan cagar budaya? Adakah kendala yang mewarnai usaha pelestarian di Imogiri. Kebetulan, jemparingan merupakan hobi Sangat penting, leluhur yang ada di Makam Imogiri warisan budaya dan cagar budaya Makam Imogiri yang sangat Ia gemari. Ketulusannya dalam menjaga ini yang menurunkan raja-raja Yogyakarta. Sultan ini? Dan bagaimana cara mengatasinya? pelestarian warisan budaya dan cagar budaya Agung membuat sendiri Makam Imogiri, sampai Imogiri adalah makam, jadi tidak banyak KCB Imogiri patut dicontoh oleh generasi-generasi dengan keturunannya sampai dengan sekarang. masalah, apabila ada permasalahan atau kerusakan selanjutnya. Untuk itu sudah menjadi kewajiban kita sebagai segera lapor ke Kraton Yogyakarta. Kemudian Kraton warga Yogyakarta untuk ikut melestarikannya. turun tangan langsung maupun lewat Pemda DIY

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 30 PRINGGITAN PRINGGITAN 31 JEJAK SEJARAH MAKAM GIRILAYA DAN MAKAM BANYUSUMURUP Oleh: Himawan Prasetyo

Perkembangan Islam di Indonesia tidak dapat Pengertian makam menurut Kamus Besar dilepaskan dari kondisi masyarakat pada masa Bahasa Indonesia (KBBI), adalah tempat mengubur pra Islam, begitulah sekiranya yang diungkapkan mayat. Makam merupakan tempat di mana jasad Widiyastuti dalam skripsinya berjudul Fungsi, Latar manusia yang sudah meninggal disemayamkan. Belakang Pendirian, dan Peranan Masjid-Masjid Bagi masyarakat Indonesia, Jawa khususnya, Pathok Negara di Kasultanan Yogyakarta di tahun makam merupakan tempat yang dianggap suci 1995. Keberadaan Islam tidak dapat dipisahkan dan dikeramatkan karena dirasa perlu dihormati. dengan proses masuknya Islam itu sendiri ke Sejarah Kerajaan Mataram Islam yang kental dalam wilayah nusantara. Perwujudan seni bangun yang latar belakang terbentuknya pemakaman dan juga bercorak Islam di Indonesia dapat dilihat dalam sifat pemakaman yang dikeramatkan dan dianggap bentuk masjid, bangunan makam, dan istana atau suci, mengingatkan kepada tradisi Jawa kental keraton. J.P. Moquette pernah mengatakan, hasil yang mengarah ke tradisi kerajaan Hindu di periode seni bangunan bercorak Islam yang muncul pertama sebelumnya. kali di Indonesia adalah bangunan makam seperti Daerah Imogiri dikenal sebagai tempat di Samudra Pasai dan Leran. Di Jawa, bangunan pemakaman Raja-Raja Mataram Islam dengan makam merupakan salah satu hasil seni bangunan kerabatnya sejak Sultan Agung. Di Imogiri terdapat bercorak Islam. Makam-makam yang berasal dari tiga kompleks Makam Raja Mataram dan kerabatnya, masa awal penyebaran Islam di Jawa sebagian yaitu Imogiri, Girilaya, dan Banyusumurup. Tulisan besar terdapat di pesisir utara Jawa, yaitu terutama kali ini akan membahas mengenai Kompleks Makam makam para penyebar agama Islam di Jawa, seperti Girilaya dan Banyusumurup yang tidak banyak contoh Makam di Gresik dan Makam diketahui oleh khalayak umum. Makam Banyusumurup yang Sunan Bonang di Tuban. didokumentasikan oleh BPCB DIY dari udara

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 32 PRINGGITAN PRINGGITAN 33

Sejarah Makam Girilaya Sejarah Makam Banyusumurup Kompleks Makam Girilaya terletak di wilayah Kompleks Makam Banyusumurup terletak di Dusun Cengkehan, Kelurahan Wukirsari, Kecamatan wilayah Kelurahan Girirejo, Kecamatan Imogiri, Imogiri, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. Kompleks Pembangunannya dimulai pada tahun 1629 M makam tersebut terletak sekitar 2 km di sebelah dipimpin oleh salah seorang paman Sultan Agung, Kompleks Makam Imogiri, yaitu pada sebuah lembah yaitu Panembahan Juminah. Namun Panembahan yang dikelilingi oleh tiga gunung. Di sebelah utara Juminah wafat ketika Girilaya selesai dibangun, terdapat Gunung Mengger, di sebelah timur Gunung kemudian untuk menghormati pamannya, Sultan Tubalung, dan sebelah selatan terdapat Gunung Agung memerintahkan agar Panembahan Juminah Sendanglegi. Tokoh utama yang dimakamkan di disemayamkan di Girilaya. Hal tersebut seperti yang Banyusumurup adalah Pangeran Pekik. Menurut ditulis dalam Babad ing Sangkala H.J. de Graaf, Pangeran Pekik adalah Putra Pangeran “… jalmi sami atata tunggal (1551 Çaka / 1629 Surabaya (penguasa Surabaya awal abad 17 M). M) warsanipun ambangun ing Girilaya rinarengga Setelah Surabaya ditaklukkan Sultan Agung tahun pakuburan prameswari astana rinarengga …”, 1625 M, Pangeran Pekik diperintahkan pindah (“… 1551 Çaka tahun membangun di Girilaya. ke Mataram oleh Sultan Agung. Pangeran Pekik Menghias makam permaisuri”). Sedangkan sumber kemudian menikah dengan adik Sultan Agung lain yaitu Babad Momana menyebutkan “… angka yaitu Ratu Pandan Sari, seperti yang dikutip dari tahun 1553 Jw tahun Wawu, awit yasa antakapura Poenika Serat Babad Tanah Jawi Wiwit Saking ing Girilaya ingkang Ngundhageni Panembahan Nabi Adam Doemoegi Ing taoen 1647 tulisan W.L. Juminah, lajeng seda sumare ing ngriku…”, (“… Olthoff. Salah seorang Putri Pangeran Pekik menikah Tahun 1553 Jw tahun wawu membangun makam di dengan Putra Sultan Agung, yang nantinya bergelar Girilaya, yang memimpin pembuatan Panembahan Amangkurat I. Babad Tanah Jawi menyebutkan Juminah, kemudian meninggal dimakamkan di bahwa Pangeran Pekik dibunuh bersama putra-putra tempat tersebut. dan 40 orang pengikutnya. Pada surat Residen Oleh karena itu, Sultan Agung kemudian mencari Evert Michielsen tanggal 13 April 1659 diperoleh BPCB DIY dokumentasi: alternatif tempat lain di Gunung Merak yang terletak keterangan pembunuhan terjadi tanggal 21 Februari ^Situasi di Makam Girilaya, Imogiri di sebelah selatan Makam Girilaya untuk dijadikan 1659. Selain pangeran itu, juga dua orang kakaknya, Situasi sebagian makam di sayap barat teras paling atas, yang dimakamkan antara lain makam Kanjeng Ratu Mas Hadi (ibu Sultan Agung) dan Kanjeng Panembahan Juminah (paman Sultan Agung) makam. Pembangunan makam di Imogiri merupakan seorang putranya, dua kemenakannya dan 60 orang salah satu perwujudan tanda-tanda kebesaran raja. di antara panglimanya yang terpenting terbunuh. Kompleks Makam Girilaya sudah ditetapkan sebagai Adapun cerita tentang pembunuhan pangeran Pekik Situs Cagar Budaya berdasarkan UU No. 11 Tahun oleh Amangkurat I dilatarbelakangi oleh dua buah Menurut Babad Momana, Pangeran Pekik sayap di kiri (barat), makam di sayap kanan (timur), 2010 tentang Cagar Budaya dengan Peraturan pendapat sebagai berikut : dengan istri-istrinya dimakamkan di Banyusumurup makam di luar pagar keliling, dan masjid. Untuk Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik 1. Peristiwa penculikan Rara Oyi oleh Pangeran atau Toyasumurup tahun 1578 J (mulai 31 Oktober menuju makam sayap kiri (barat) harus melewati Indonesia No. PM.89/PW.007/MKP/2011 Pekik yang akan dinikahkan dengan cucunya, 1655 M). Kompleks Makam Banyusumurup 25 anak tangga. Makam ini merupakan yang paling Raden Mas Rahmat (kelak bergelar Amangkurat sudah ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya tinggi di antara makam-makam lainnya. Tokoh yang II). Atas perbuatan ini Pangeran Pekik dan berdasarkan UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar dimakamkan di sayap kanan (timur) antara lain: keluarganya dibunuh. Sedangkan Rara Oyi Budaya dengan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Kiai Ageng Giring, Kiai Ageng Sentong, dan Sultan dibunuh oleh Amangkurat II atas perintah Pariwisata Republik Indonesia No. PM.89/PW.007/ Cirebon V. Tokoh yang dimakamkan di sayap kiri ayahnya (Amangkurat I) MKP/2011 (barat) antara lain: Kanjeng Ratu Pambayun (istri 2. Pangeran Pekik mempunyai niat untuk Amangkurat), makam Kanjeng Ratu Mas Hadi (ibu memberontak Mataram dengan bekerja sama Menelusuri Makam Girilaya dan Banyusumurup Sultan Agung), dan Kanjeng Panembahan Juminah dengan Belanda. Setelah mengetahui hal ini, Kompleks Makam Jawa pada umumnya terdiri (paman Sultan Agung). Amangkurat I marah dan memerintahkan dari beberapa bagian. beberapa bagian atau Masjid berada di Kaki Bukit Girilaya dan letaknya Pangeran Pekik dan pengikutnya dibunuh. komponen penting yang ada di kompleks makam tidak jauh dari pemukiman penduduk. Denah adalah makam itu sendiri, serta adanya sebuah ruang utama masjid berbentuk bujur sangkar. Pada masjid. Begitu pula yang ada di Kompleks Makam ruangan utama terdapat tiga buah pintu masuk yang Girilaya dan Kompleks Makam Banyusumurup, terbuat dari kayu jati dengan ukuran 108 x 75 cm. < Prasasti di Makam Giriloyo, Imogiri terdapat makam dan juga sebuah masjid di dalam Lantai masjid terbuat dari tegel ukuran 20 x 20 cm. Isi prasasti tersebut tentang pendirian masjid dengan sengkalan kompleks tersebut. Selain itu, tokoh yang dimakam Atap bangunan masjid berbentuk , disangga berbunyi kar(e)ti rupaning giri tunggal atau 1714 Jawa. kan di kompleks makam tersebut juga menarik untuk oleh 4 buah tiang. Serambi depan berukuran 10 x Berdasarkan prasasti Masjid Giriloyo dibangun pada tanggal ditelusuri riwayatnya. 7 meter. Atap bangunan serambi berbentuk limasan. 22 bulan Rabiulawal tahun Jimakir 1714 Jawa atau tanggal 1 Di dalam masjid terdapat beduk, kentongan, Februari 1788 M Makam Girilaya mimbar, ruang penyimpanan keranda dan prasasti. dokumentasi: BPCB DIY Di sana terdapat empat bagian yaitu makam Prasasti terbuat dari batu putih berukuran 40 x 41

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 34 PRINGGITAN PRINGGITAN 35

cm. Prasasti beraksara dan berbahasa Jawa terdiri atas 7 baris. Isi prasasti tentang pendirian masjid dengan sengkalan berbunyi kar(e)ti rupaning giri tunggal atau 1714 Jawa. Berdasarkan prasasti Masjid Girilaya dibangun pada tanggal 22 bulan Rabiulawal tahun Jimakir 1714 Jawa atau tanggal 1 Februari 1788 M. Tokoh yang dimakamkan di kompleks Makam Girilaya sayap kanan (timur) antara lain: Kyai Ageng Giring, Kyai Ageng Sentong, dan Panembahan Giriloyo/ Sultan Cirebon V. Tokoh yang dimakamkan di sayap kiri (barat) antara lain: Kanjeng Ratu Pembayun (istri Amangkurat), makam Kanjeng Ratu Mas Hadi (ibu Sultan Agung), dan Kanjeng Panembahan Juminah (paman Sultan Agung). Secara keseluruhan yang dimakamkan di tempat tersebut ada 77 buah.

Makam Banyusumurup Terdiri atas dua halaman yang masing-masing dikelilingi tembok bata dan berdenah empat persegi panjang, dengan arah utara selatan. Halaman I berukuran panjang 37 m, lebar 24 m, tinggi 2, 75 m dan terdapat regol yang tinggi sampai ujung atap. Regol ini selalu ditutup dan dibuka hanya bila ada peziarah datang. Pada halaman I ini terdapat 52 makam, diantaranya makam Pangeran Pekik, Pangeran Lamongan, Rara Oyi, Pangeran Timur, kerabat dan pengikut Pangeran Pekik. Nisan makam-makam tersebut diantaranya terbuat dari batu bata, sedangkan Makam Pangeran Pekik dan Pangeran Lamongan terbuat dari batu kapur, sisanya terbuat dari susunan batu andesit. Halaman II berukuran panjang 20,30 m, lebar 19,5 m dan ukuran regol sama dengan halaman I. Halaman II ini berada di luar halaman I yaitu di sisi selatan bagian barat. Di halaman II terdapat dua bangunan yang terletak di sisi utara dan selatan, bangunan di halaman ini disebut bale panyerenan yaitu tempat untuk meletakkan jenazah sebelum dimakamkan. Saat ini tempat ini digunakan sebagai tempat menunggu para peziarah. Masjid Banyusumurup terletak di Dusun Girirejo, Imogiri, Bantul. Masjid ini terletak lebih kurang satu kilometer sebelah barat Makam Banyusumurup. Masjid Banyusumurup berdiri diatas tanah seluas 538 meter persegi, luas

< Situasi di dalam pagar Makam Banyusumurup, Imogiri Foto disamping adalah foto situasi di dalam pagar Makam Banyusumurup yang sangat kental dengan suasana sakralnya.

dokumentasi: BPCB DIY

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 36 PRINGGITAN PRINGGITAN 37

bangunan 228 meter persegi. Atap bangunan Co. masjid berbentuk tajug, disangga oleh 4 buah tiang. Olthoff, W.L., 1941. Poenika Serat Babad Tanah Serambi depan berukuran 11,70 x 6,40 meter, Jawi Wiwit Saking Nabi Adam Doemoegi Ing serambi kanan berukuran 9,40 x 2,50 meter. Atap taoen 1647. ‘s-Gravenhage : Martinus Nijhoff bangunan serambi berbentuk limasan. Di dalam Suaka Peninggalan Sejarah Purbakala DIY. 1995. masjid terdapat Al-Quran, beduk, kentongan, dan “Laporan Pendokumentasian Situs Giriloyo, mimbar. Menurut informasi takmir masjid, benda- Imogiri, Bantul, Yogyakarta”. benda berupa beduk, kentongan, dan mimbar dibuat Suaka Peninggalan Sejarah Purbakala DIY. 1995. sejaman dengan masjid dan Makam Banyusumurup “Laporan Pendokumentasian Makam dan Masjid dan kondisinya masih cukup baik. Bangunan masjid Banyusumurup, Girirejo, Imogiri, Bantul”. dan serambi direnovasi oleh masyarakat sekitarnya Widiyastuti, 1995. Fungsi, Latar Belakang karena mengalami kerusakan akibat gempa bumi Pendirian, dan Peranan Masjid-Masjid Pathok tahun 2006. Renovasi dilakukan dengan beberapa Negara di Kasultanan Yogyakarta. Yogyakarta: perubahan, antara lain tambahan jendela di sisi Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada. (Skripsi timur, perubahan posisi pintu di bagian pawestren, tidak diterbitkan) penambahan lantai keramik, dan tambahan atap galvalum di luar serambi. Tokoh yang dimakamkan di kompleks Makam Banyusumurup antara lain Kanjeng Gusti Pangeran Pekik, Kanjeng Gusti Pangeran Lamongan, Kanjeng Ratu Mangkurat (Rara Oyi), Raden Ayu Cutang, Raden Ayu Kleting Wulung, Raden Ayu Jambul, Putra Timur (putra Pangeran Pekik) dan para pengikut Pangeran Pekik. Dikutip dari Cengkorongan Gambar Sarta Pratelan Ingkang Sami Sumare Ing Kagungan Dalem Pasareyan yang ditulis KRT. Mandayakusuma, Secara keseluruhan yang dimakamkan ada 58 buah. Bahkan termasuk Patih Danurejo II (kemudian dipindah ke Mlangi) dan R. Rangga Prawiradirjo III (dipindah ke Giripurna) yang mengalami hukuman pada saat pemerintahan Sultan Hamengku Buwana II.

Sumber Bacaan Adrisijanti, Inajati, 2000. Arkeologi Perkotaan Mataram Islam, Yogyakarta: Jendela. Graaf, H.J. de, 1986. Puncak Kekuasaan Mataram, Jakarta: Grafiti Press. Graaf, H.J. de, 1941. “Soerabaja in de XVII eeuw van Koninkrijk tot Regentschap” Djawa, 3 Mei Himawan Prasetyo 1941. Diterjemahkan Suwandi. Yogyakarta : Himawan Prasetyo, lahir di Surakarta, 5 Mei 1976 Balai Penelitian Sejarah dan Budaya. adalah Sarjana Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Graaf, H.J. de, 1962. Runtuhnya Istana Mataram, UGM. Memiliki perhatian pada kesenian Wayang Beber Jakarta : Grafiti Press. selain menjadi penulis lepas. Beberapa karyanya telah Mandayakusuma, KRT., Cengkorongan Gambar dibukukan seperti Wajah Kauman Surakarta 1910-1930 Sarta Pratelan Ingkang Sami Sumare Ing dan Urgensi Pelestarian Cagar Budaya di Surakarta. Kagungan Dalem Pasareyan, KH. Sriwandawa Selain itu menjadi artikel-artikelnya mengenai sejarah Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, 1950. Makam Girilaya yang banyak dimuat di media cetak seperti Kompas, Solopos, didokumentasikan oleh BPCB Moquette, J.P, 1912. “ De Grafsteenen te Pase en Suara Merdeka, Surya, dan Radar Jogja. Saat ini bertugas DIY dari udara Griessee Vergeleken met Dergelijke Monumenten sebagai staf Unit Dokumentasi Balai Pelestarian Cagar uit Hindoestan”, TBG LIV, Batavia : Albracht & Budaya (BPCB) Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 38 TEBENG TEBENG 39

juga mempunyai aspek bentang alam yang spesifik. dan lorong pelarutan pada batu gamping formasi POTENSI BENTANG ALAM IMOGIRI Dilihat dari kondisi geografis, KCB Imogiri, terletak Wonosari akan terbentur pada formasi Nglanggran pada 7º53’36” – 7º58’52” LS dan 110º21’43” – yang berbatuan breksi vulkanik dan relatif kedap Oleh : Ernawati Purwaningsih, S.Si., M.Sc. 110º25’53” BT. Dengan luas wilayah 54,49 km2, air, sehingga menyebabkan munculnya mata air, topografinya didominasi dataran berelief curam, seperti Mata Air Surocolo, Nawungan I, Nawungan dengan bentuk lahan didominasi oleh Southern II, Mata Air Bengkung, Tambalan dan Jolosutro, Mountainous yang terdiri dari dataran kaki lereng terjadi akibat adanya sesar. Keberadaan mata koluvial Baturagung, perbukitan struktural Formasi air sangat penting karena hampir semua mataair Nglanggran-Semilir dan Wonosari. Bentuk lahan yang yang ada di Kabupaten Bantul, termasuk KCB seperti ini mempunyai potensi untuk dikembangkan Imogiri, dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sebagai kawasan agropolitan (kawasan sentra penduduk, terutama pada daerah yang sulit air. Mata produksi pangan). Apalagi wilayah Imogiri merupakan air yang ada di Kabupaten Bantul (termasuk Imogiri), kawasan resapan air primer karena lokasinya berada pada umumnya merupakan mata air menahun di dekat Sungai Opak yang merupakan salah satu (perennial springs), sehingga dapat dimanfaatkan pendukung kehidupan masyarakat Imogiri, seperti terus menerus sepanjang tahun. untuk pertanian. KCB Imogiri mempunyai objek wisata alam yang Mata air Bengkung identik dengan kawasan bebatuan, sungai, dan Mata Air Bengkung secara administrasi masuk beberapa desa wisata. Komposisi batuan gunungapi di wilayah Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, di wilayah KCB Imogiri terdapat tiga tahapan Kabupaten Bantul. Namun, karena letaknya yang pertumbuhan gunungapi purba yaitu pembentukan berbatasan dengan KCB Imogiri, sehingga Mata Air gunungapi monogenesis, gunungapi komposit, dan Bengkung juga mengairi beberapa wilayah Imogiri. gunungapi kaldera letusan. Wisata bebatuan seperti Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, asal Watu yang berada di Cengkehan, Giriloyo, mula kemunculan Mata Air Bengkung pada masa Wukirsari mempunyai keindahan alam. Watu Sewu Kerajaan Marataram. Pada waktu itu diceritakan merupakan gunungapi purba, dan dinamakan Watu bahwa Sultan Agung Hanyokrokusumo sedang dalam Sewu karena banyak terdapat batuan di tempat perjalanan mencari lokasi pemakaman untuk dirinya tersebut, diantaranya adalah Batu Gumuling, Batu dan keturunannya yang di Mataram (Nitik Siti Arum). Malu, Batu Senthong, Batu Undhak, Batu , Artinya, Nitik=mencari, Siti=tanah, Arum=wangi. Kedung Paga, Kedung Jahanam, Kedung Grojogan, Jadi beliau sedang mencari tanah yang berbau Kedung Gayam, dan Gua Ngesong Girwanu. Tempat harum menurut mata hatinya. Konon Siti Arum ini banyak dikunjungi wisatawan terutama generasi yang dimaksud berasal dari tanah suci (Arab) yang milenial yang ingin berfoto atau berswafoto. diambil sewaktu Sultan Agung sedang menunaikan Sebaran mata air potensial di Kabupaten ibadah haji. Pada saat itu beliau melakukan lelono Bantul terdapat di satuan Perbukitan Baturagung jajah deso milang kori Nitik Siti Arum, dan akhirnya dan kemungkinan di Perbukitan Formasi Sentolo. Sultan sampai di tempat ini. Karena perjalanan yang Terbentuknya mata air dapat disebabkan oleh adanya cukup panjang, Sultan dan abdinya merasa haus, patahan, perbedaan pelapisan batuan, dan dip strike. akan tetapi tidak menemukan air di sekelilingnya. Seperti yang tertulis di Karakteristik Akuifer dan Kemudian Sultan Agung menancapkan tongkatnya ke

dokumentasi: Ernawati Purwaningsih Ernawati dokumentasi: Potensi Air tanah Graben Bantul tulisan Langgeng dinding tebing batu ini. Setelah dicabut tongkatnya, Wahyu Santosa dan Tjahyo Nugroho Adji, wilayah keluar mataair dari tebing batu tersebut. Selanjutnya, ^ Watu Sewu merupakan gunung api purba yang terdapat banyak batuan yang ditemukan Imogiri dan Piyungan merupakan pegunungan yang Sultan memanjatkan doa, mohon petunjuk kepada tersusun dari berbagai formasi batuan, sehingga di Tuhan untuk menemukan Siti Arum. Oleh karena daerah ini terdapat beberapa mata air. Mata air yang itu, tempat Sultan berdoa inilah dijadikan tempat KCB Imogiri merupakan wilayah yang cukup Selain makam raja-raja Mataram, Imogiri ada di Imogiri adalah Mata Air Cerme dengan debit keramat atau pertapaan. Diceritakan, pada suatu menarik dilihat dari berbagai aspek, baik sejarah, memiliki daya tarik budaya yang cukup menarik yaitu aliran 66 liter/detik, Mata Air Nawungan I (1,00 liter/ hari ada pertapa sakti yang sedang bertapa sampai budaya, maupun bentanga alamnya. Apabila disebut terdapatnya kerajinan keris dan warangka, kerajinan detik), Nawungan II (4,00 liter/detik), Sumberagung mati di tempat ini, tubuhnya hangus dan mbekurung. kata Imogiri, maka dalam benak muncul tentang tatah sungging, dan batik tulis. Kerajinan tatah (0,08 liter/detik), Mata Air Bengkung KCB Dlingo Orang tersebut diberi nama Sunan Gesang, dan makam raja-raja Mataram yang masih terawat dan sungging yang berada di Pucung, Desa Wukirsari, (1,00 liter/detik). tempat ini dinamakan Bekung. terjaga. Para abdi dalem yang tetap setia untuk kerajinan keris dan waranagka di Banyusumurup, Mata Air Cerme di KCB Imogiri mempunyai debit Mata Air Bengkung ini penting karena salah satu menjaga makam raja-raja Mataram tersebut. Makam Girirejo, dan kerajinan batik tulis di Giriloyo. aliran yang paling besar, yaitu 66 liter/detik. Mata fungsinya untuk mengaliri kompleks makam Raja- raja-raja Mataram menyimpan sejarah panjang dan Keberadaan ketiga kerajinan tradisional tersebut air ini merupakan muara sungai bawah tanah yang Raja Mataram di Pajimatan, Imogiri. Mata air ini menjadi saksi bisu sejarah Kerajaan Mataram. Hal tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan makam muncul kepermukaan karena adanya sesar. Aliran dialirkan menggunakan pipa dari besi berukuran ini menjadi daya tarik dan potensi wisata religi yang raja-raja Mataram dan keraton Yogyakarta. air tanah yang mengalir melalui rekahan, celah, 2 dim, dengan panjang pipa kurang lebih 7 km, dimiliki KCB Imogiri. Selain dari aspek sejarah dan budaya, Imogiri

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 40 TEBENG 41 dokumentasi: Ernawati Purwaningsih orang percaya bahwa air dari Mata Air Bengkung yang diambil di petilasan dapat memberikan khasiat tertentu. Namun beberapa tahun terakhir ini, air dari Mata Air Bengkung tidak sampai ke kompleks makam raja-raja Mataram, karena pipa pralon yang mengalir dari mata air Bengkung diputus di tengah jalan oleh warga masyarakat. Untuk mengatasi kebutuhan air kompleks makam raja-raja Mataram dan warga sekitarnya, maka dibuatlah sumur. SUMBER BACAAN : Langgeng Wahyu Santosa dan Tjahyo Nugroho Adji. 2018. Karakteristik Akuifer dan Potensi Airtanah Graben Bantul. UGM Press Yogyakarta. Data Lapangan Penulisan Ensiklopedi Imogiri tahun 2018 Kajian Tapak Kawasan Imogiri Bantul dalam ejournal. uajy.ac.id/9101/4JTA13876.pdf

Ernawati Purwaningsih, S.Si., M.Sc.

^ Jalan Menjuju Mata Air Bengkung dan Tampungan Air di Petilasan

melewati perbukitan Mangunan. Di areal Makam Raja-raja Mataram terdapat sepasang kolam dan satu-satunya Gapura berbentuk candi bentar lahir di Yogyakarta pada tahun 1971. Gelar pendidikan disebut Gapura Supit Urang yang dilengkapi kelir Sarjana diperoleh di Fakultas Geografi UGM pada tahun di belakangnya. Di halaman Supit Urang terdapat 1996, dan pendidikan Pasca Sarjana di Fakultas Geografi empat tempayan besar yang berisi air dari Mata Air pada tahun 2011. Bekerja di Balai Kajian Sejarah dan Bengkung. Air dari keempat tempayan ini dipercayai Nilai Tradisional Tanjungpinang dari tahun 1997-2000, mempunyai khasiat, sehingga pada Upacara Nguras dan di Balai Pelestarian Nilai Budaya DIY sejak 2001 Enceh yang diadakan setiap Bulan Sura banyak hingga sekarang. Jabatan yang diemban saat ini adalah Purwaningsih Ernawati dokumentasi: yang minta airnya. Mata air ini juga digunakan untuk sebagai Peneliti Madya. Berbagai karya tulis ilmiah telah ^ Mata Air Bengkung memenuhi kebutuhan air di petilasan Bengkung dihasilkan, baik yang telah terbit dalam bentuk buku, yang tidak jauh dari Mataair Bengkung. Beberapa jurnal, maupun proseding.

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 42 Kawruh Kawruh 43

KERAJINAN TATAH SUNGGING Oleh: Siti Munawaroh

Kerajinan tatah sungging merupakan kerajinan yang terbuat dari bahan kulit mentah atau kulit perkamen, yang diproses dengan cara ditatah atau dipahat kemudian disungging atau diwarnai dengan teknik gradasi, dikutip dari artikel “Seni Kerajinan Tatah Sungging Kulit Pucung Imogiri Bantul Yogyakarta” yang dimuat dalam CORAK Jurnal Seni Kriya Vol. 6 No.1. Perkamen dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah alat tulis penganti kertas yang dibuat dari kulit binatang (seperti biri-biri, kambing, keledai, sapi, ataupun kerbau). Produk dari kerajinan tatah sungging yang paling terkenal adalah wayang kulit. Di Yogyakarta ada beberapa daerah sentra industri kerajinan tatah sungging kulit, satu diantaranya adalah di Dusun Pucung Karangasem, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Daerah ini terletak di selatan kota Yogyakarta yaitu berjarak kurang lebih 23 km. tepatnya berada di daerah pegunungan Imogiri, dimana makam raja Mataram Yogyakarta berada. Kerajinan tatah sungging kulit sudah lama berkembang di daerah Pucung ini. Mengutip dari Nita Yuniati, Sejarah Pucung menjadi kampung pengrajin wayang berawal dari kehadiran Mbah Atmo Karyo atau biasa disebut Mbah Glemboh, Lurah (kepala desa) Dusun Pucung pada tahun 1917, sebelum Pucung berubah nama menjadi Dusun Karangasem. Pada zaman dulu, untuk menjadi seorang lurah harus mendapatkan pelatihan dari panewon (kecamatan).

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 44 Kawruh Kawruh 45

dokumentasi: Siti Munawaroh diperoleh garis tepi kulit, maka proses selanjutnya Alat adalah membuat detail bentuk wayang yang disebut Dalam proses pembuatan kerajinan tatah dengan anggempur, setelah itu mulai dengan sungging, seluruh prosesnya menggunakan cara membentuk atau menatah bagian muka tokoh manual, sehingga dibutuhkan bermacam-macam wayang yang disebut dengan mbedah. alat, misalnya : Proses menatah menghasilkan bentuk wayang 1. Tatah, terdapat bermacam-macam jenis tatah, dan karakternya, selanjutnya adalah proses sesuai dengan kemanfaatannya yaitu, tatah menyungging yaitu memberi pewarnaan pada penguku berbentuk menyerupai jari-jari manusia bentuk wayang tersebut. Dalam proses pewarnaan dan berfungsi untuk membuat motif setengah terlebih dahulu diberi warna dasar untuk menutup lingkaran, tatah pemilah berbentuk seperti tatah kulit agar permukaannya rata. Setelah permukaan biasa namun ujungnya rata dan halus berfungsi rata, maka tahap selanjutnya adalah merna yaitu untuk membuat motif garis. memberi warna pada masing-masing bagian kulit 2. Pandhuk dan Gandeng, alat ini berguna untuk dengan warna yang sesuai dengan karakter dari memukul tatah, berbentuk seperti martil, dan wayang tersebut. Berikut adalah macam-macam terbuat dari kayu Sonokeling atau Sonokembang warna yang digunakan nyemeng (hitam), amrada 3. Tindhih terbuat dari besi, kuningan, perunggu, (emas), ampesi (putih), anjambon (merah muda), atau logam berat lainnya yang berfungsi memberi anjene (kuning), ngijem nem (hijau muda), ambiru beban agar kulit menempel pada pandhuk saat (biru muda), jingga (oranye), anyepuhi (mencat proses menatah. warna-warna muda menjadi warna tua). Proses 4. Kuas dan pen kodok digunakan dalam proses pewarnaan telah selesai, buka berarti selesai pula sungging tatah sungging wayang, namun masih ada dua langkah kerja, yaitu isen-isen yang berarti memberi Bahan bentuk isian pada bagian yang telah diwarna dan Bahan kulit yang digunakan pada kerajinan tatah angedus yaitu melapisi warna agar tahan lama. sungging adalah kulit herbivora yang memiliki

^ Proses Mbabon/Ngeblak dalam Tatah Sungging Wayang Proses Mbabon/Ngeblak adalah proses meletakkan sketsa di atas sehelai kain.

Panewon memiliki hubungan langsung dengan beserta anak-anak mereka. Kemudian pada tahun Keraton. Pelatihannya pun dibina langsung oleh 1970, PT Sarinah (perusahaan BUMN di Jakarta)

Sultan. Pada masa itu, Sultan yang bertahta adalah datang ke Yogyakarta dan tertarik dengan wayang Siti Munawaroh dokumentasi: Hamengkubuwono VII. Secara tidak langsung, Mbah kulit hasil karya warga Pucung. Lama kelamaan, Glemboh pun menjadi abdi dalem Keraton. wayang kulit Mbah Glemboh makin dikenal Di karena kedekatannya dengan Sultan, Mbah dan laris dibeli pelanggan. Banyaknya peminat Glemboh kemudian diberi tugas untuk merawat dan wayang menginisiatifkan warga Pucung untuk ikut menjaga wayang keraton. Kemudian pada tahun memproduksi tatah sungging wayang. Hingga 1918, Mbah Glemboh tertarik membuat wayang sekarang, warga Pucung masih memproduksi sendiri. Dirumahnya, Ia belajar menatah wayang, wayang. Keahlian menatah wayang mereka dapatkan dibantu oleh empat orang tetangganya yaitu Mbah secara turun temurun. Bahkan sekarang kerajinan Reso Mbulu, Mbah Cermo, Mbah Karyo, dan Mbah menatah wayang dijadikan sebagai muatan lokal di Sumo. Awalnya, wayang kulit buatan Mbah Glemboh SDN Pucung. hendak dibawa ke keraton, untuk diperlihatkan kepada Sultan. Namun ditengah perjalanan, Belanda Proses produksi melihat hasil karya tersebut lalu membeli semuanya. Terdapat dua langkah dalam proses produksi Ternyata tidak hanya Belanda yang tertarik, pemilik kerajinan tatah sungging wayang, yaitu menatah dan salah satu toko batik terkenal (Cokro Suharto) yang menyungging kulit. Dalam proses menatah kulit, ada kebetulan melihat, membawa wayang itu, kemudian beberapa langkah kegiatan yang harus dilakukan membeli dan memajang wayang Mbah Glemboh yaitu membuat sketsa atau nyorek, meletakkan ditoko batiknya. sketsa di atas sehelai kain yang disebut mbabon/ ^ Alat-Alat Tatah Hingga tahun 1930, Mbah Glemboh masih ngeblak kemudian proses penatahan bagian garis Bermacam-macam alat tatah sesuai dengan kemanfaatannya yaitu, tatah penguku berbentuk menyerupai jari-jari manusia dan membuat wayang bersama keempat temannya tepi kulit yang dikenal dengan anggebing, setelah berfungsi untuk membuat motif setengah lingkaran, tatah pemilah berbentuk seperti tatah biasa namun ujungnya rata dan halus berfungsi untuk membuat motif garis

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 46 Kawruh Kawruh 47

ketebalan tertentu. Sebagian besar kulit badan keris. Sumber Bacaan diperoleh dari daerah Magetan (Jawa Timur), Alat yang digunakan dalam pembuatan warangka Aruman & Toyyibah Kusumawati, 2017. “Seni Sukoharjo, Solo, Segoroyoso (Bantul) dan sangat sederhana sekali antara lain berupa palu, Kerajinan Tatah Sungging Kulit Pucung Imogiri Magelang. Ada tiga jenis kulit yang biasa dipakai paku tatah, dan alas yang juga terbuat dari bahan Bantul Yogyakarta”. CORAK Jurnal Seni Kriya yaitu kulit kambing atau domba, sapi dan kerbau. aspal. Prosesnya bisa dikatakan lebih sederhana dari Vol. 6 No.1, Mei-Okteber 2017. Yogyakarta: membuat hiasan keris sebab tidak perlu melebur Institut Seni Indonesia. Tatah Warangka Keris bahan terlebih dahulu. https://blackulin.wordpress.com/2013/07/16/ Selain tatah sungging, di wilayah Imogiri juga Proses pembuatan, lempengan kuningan sebagai empu-djiwo-diharjo-sang-maestro-keris-dari- terkenal dengan kerajinan pembuatan warangka keris. bahan baku terlebih dahulu dibuat bentukan banyusumurup-imogiri-bantul-yogyakarta/ Tepatnya di Dusun Banyusumurup, sebuah dusun yang sarung keris kemudian dipatri. Selanjutnya, untuk Laporan Kegiatan Jejak Tradisi Budaya Regional telah lama dikenal sebagai sentra kerajinan keris dan tatah membantu proses penatahan, sarung keris yang Tahun 2013. Yogyakarta: Kementerian warangka keris/aksesoris keris. Dusun pewaris kerajinan keris pusaka dari masih polos dilekatkan pada permukaan alas yang Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pelestarian Kerajaan ini, secara geografis terletak di sebelah tenggara makam terbuat dari aspal. Proses penatahan pun dimulai Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta. Raja-raja Mataram di Imogiri. sesuai motif yang ingin dibuat, biasanya warangka Nita Yuniati, 2017. Peran Paguyuban Dalam Kerajinan keris di Banyusumurup telah ada dan mulai digeluti oleh didominasi dengan gambaran bunga-bunga. Pengembangan Desa Wisata Wayang Di Dusun masyarakat sudah lama sejak tiga abad silam. Keahlian membuat keris Selesai ditatah, warangka kemudian memasuki Karangasem, Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul. dipelopori oleh tangan dingin Mbah Sosro Menggolo sebagai pembuat keris tahap finishing. Pada tahap ini, warangka yang telah Skripsi: Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam pertama di Banyusumurup. Ayah Mbah Sosro Menggolo bernama Mbah ditatah dipertegas bentuknya dengan menggunakan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Yogyakarta: Mangu adalah orang yang ahli membuat warangka (sarung keris). Saat ini batang besi. Agar warna lebih cerah, warangka Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga sudah ada empat keturunan Mbah Sosro Menggolo yang menjadi perajin keris dipoles dengan larutan yang bersifat asam. Dahulu, Ragil Pamungkas, 2007. Mengenal Keris: Senjata pusaka. Satu dari empat anak dari Mbah Sosro Menggolo yang membuat banyak pengrajin menggunakan air jeruk untuk ”Magis” Masyarakat Jawa. Yogyakarta: Penerbit keris cukup terkenal dan disebut-sebut juga sebagai empu ialah Mbah Djiwo mencerahkan warna, namun kini lebih banyak Narasi Dihardjo. Mbah Djiwo Dihadjo generasi ke-5 merupakan keturunan ke-19 pengrajin yang menggunakan larutan HCl sebab Sunarto, 1985/1986. Mengenal tatah Sungging Empu Supondriyo dari Kerajaan Majapahit. Pada tahun 1982, Sri Sultan HB lebih praktis. Kulit. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. IX menganugerahkan gelar Empu pada beliau, namanya pun berganti menjadi Dalam perkembangannya kurang-lebih 1950, Yogyakarta: Proyek Peningkatan Pengembangan Empu Sarjono Supo. Kemampuan ini diteruskan ke anak cucu Mbah Sosro ketrampilan dalam pembuatan keris dan warangka Institut Seni Indonesia Menggolo. tidak hanya diperoleh secara murni garis keturunan, Mengutip dari Mengenal Keris: Senjata ”Magis” Masyarakat Jawa tulisan tetapi juga dari tetangga. Keris yang dibuatpun tidak Ragil Pamungkas, warangka adalah sarung yang digunakan untuk menyimpan hanya untuk pusaka akan tetapi keris pajangan atau Dra. Siti Munawaroh keris agar aman untuk dibawa dan memiliki bentuk yang lebih menarik. Pada aksesori (pendhok), dimana keris/pendok tersebut Dra. Siti Munawaroh, lahir umumnya keris akan dibuatkan warangka untuk menyimpan keris dan untuk biasanya digunakan sebagai pelengkap pakaian adat di Bantul 58 tahun silam, menambahkan keindahan pada penampilan keris. Namun ada beberapa buah Jawa atau untuk pertunjukan seperti Sendra Tari. tepatnya pada 26 April 1961. keris yang memang memiliki sifat tidak mau diberikan warangka. Hingga saat ini perajin keris/pendhok dan warangka Beliau telah menempuh Warangka dibagi dalam dua bentuk umum, yaitu bentuk yogjakarta dan sudah menjadi matapencaharian utama hampir pendidikan Sarjana Geografi bentuk Surakarta (Solo). Perbedaan dari keduanya ini dapat dilihat dari bentuk sebagian besar keluarga di Banyusumurup. Dari Manusia di Universitas kayu yang terletak pada bagian pintu bilah keris atau pada bagian atas warangka data dusun, kurang-lebih 300 KK, 60% berprofesi Gadjah Mada. Tinggal di keris. Bagian ini sering disebut dengan gayaman atau branggah. Secara umum, sebagai pembuat keris/pendhok dan warangka. Dusun Karangtengah Imogiri warangka bentuk Surakarta (Solo) memiliki ciri kedua ujung branggah-nya Bahkan antusiasme generasi muda untuk terlibat Bantul, menjadikannya cukup tumpul, sedang branggah bentuk Yogjakarta runcing. dalam pembuatan keris di Banyusumurup cukup intens dengan penelitian Motif warangka keris yang dibuat pada awalnya hanya gaya Yogyakarta bagus. mengenai Imogiri. Beberapa dan Surakarta (Solo). Dalam perkembangannya, motif warangka keris mulai Dalam memproduksi keris/pendhok, produsen- karyanya antara lain Wedang Uwuh Sebagai Ikon merambah pada gaya Melayu, Madura, dan berbagai daerah lain sesuai dengan produsen di dusun ini tidak berdiri sendiri. Sebaliknya Kuliner Khas Imogiri Bantul, tahun 2014. Kiai Pada pesanan yang diterima. Secara mendasar warangka keris gaya Yogyakarta berbeda mereka bekerja sama dengan cara dibagi tugas Masyarakat Desa Kotah Sampang Madura, tahun 2015. dengan Surakarta. Keris gaya Yogyakarta biasanya berbahan dasar kayu timo setiap rumah produksi mengerjakan satu bagian Memggali Kedifan Lokal Batik Giriloyo Wukirsari (timoho), sedangkan warangka keris gaya Surakarta menggunakan kayu cendana. keris tertentu (bagian keris ada 6: deder, mendak, Imogiri Bantul, tahun 2016. Song-Osong Lombhung Kayu-kayu tersebut biasa diperoleh dari luar daerah hingga ke . Selain warangka, pendhok, gandar, dan bilah keris). Pekerja Masyarakat Desa Kotah Sampang Madura, tahun kedua kayu tersebut, kayu asem juga sering digunakan sebagai bahan pembuatan yang turun tangan dalam pembuatan keris ini pun 2016. Profil Etos Kerja Pengrajin Bambu Di Desa tak hanya kaum laki-laki saja, tak sedikit perempuan Gintangan Banyuwangi, tahun 2016. Hingga sekarang < Warangka Keris Yogyakarta ikut andil dalam beberapa proses, seperti mengecat Warangka adalah sarung yang digunakan untuk menyimpan keris agar aman untuk dibawa dan ia merupakan Aparatur Sipil Negara di Balai Pelestarian maupun mengukir. Baik pekerja laki-laki maupun Nilai Budaya D.I Yogyakarta. memiliki bentuk yang lebih menarik. perempuan umumnya merupakan kerabat dekat yang masih dalam lingkup di Dusun Banyusumurup.

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 48 Kawruh Kawruh 49

Batik Imogiri Untuk Kesejahteraan Masyarakat Oleh : Titi Handayani

Tanggal 2 Oktober 2009, salah satu Warisan Budaya Bangsa yaitu Batik, telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpiece of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO. Dalam sehelai kain batik mengandung Makna filosofis yang tertuang dalam berbagai motifnya. Makna filosfis inilah yang menandai penggunaan batik dalam setiap penggal kehidupan manusia, mulai dari kelahiran sampai dengan kematian. Pada awalnya batik hanya dibuat dan digunakan di lingkungan keraton dan mencapai puncak keemasannya pada masa kerajaan Mataram I sampai dengan masa Mataram II yang terbagi menjadi keraton Surakarta dan Yogyakarta. Ketika makam raja-raja di Pajimatan, Imogiri dibangun, pihak keraton menugaskan abdi dalem untuk memelihara dan menjaga kawasan makam tersebut. Ketika keluarga kerajaan melakukan ziarah ke makam, bertemulah mereka dengan penduduk di sekitar makam. Melalui pertemuan- pertemuan tersebut para penduduk, terutama para wanita, belajar membatik dari keluarga kerajaan. Batik yang dihasilkan adalah batik halus dengan motif khusus untuk berbagai keperluan keraton. Ketrampilan membatik ini kemudian diwariskan kepada anak cucu perempuan mereka. Oleh karena itu tidak heran bila di dusun Girilaya dan sekitarnya hampir semua wanitanya memiliki ketrampilan membatik.

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 50 Kawruh Kawruh 51

membutuhkan kesabaran, Biasanya dilakukan setelah proses pewarnaan. berumahtangga dengan berlandaskan prinsip-prinsip ketekunan, serta ketelitian. Nyoga dilakukan setelah proses mbironi selesai. hidup yang kuat. Pertama-tama kain mori dicuci, Nyoga berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu Motif Kawung adalah batik dengan motif yang kemudian dimasukkan ke yang digunakan untuk mendapatkan warna cokelat, mengambil bentuk buah kawung (sejenis kelapa, minyak jarak atau minyak kacang dengan caranya mencelupkan kain ke dalam atau kadang dianggap sebagai buah kolang-kaling) yang sudah ada di dalam abu campuran warna cokelat tersebut. yang ditata dalam pola yang sangat teratur. Motif merang agar daya serap kain Nglorot adalah tahapan akhir dalam proses ini juga sering diinterpretasikan sebagai bunga lotus terhadap zat warna lebih tinggi. pembuatan batik, yaitu melepaskan seluruh lilin/ (teratai) dengan empat lembar daun yang merekah dokumentasi: Dinas Kebudayaan DIY Dinas Kebudayaan dokumentasi: Setelah itu kain diberi kanji dan malam dengan cara memasukkan kain yang sudah yang melambangkan umur panjang dan kesucian. dijemur. Selanjutnya, dilakukan cukup tua warnanya ke dalam air mendidih. Setelah Biasanya motif Kawung diberi nama berdasar besar proses pengemplongan, yaitu itu, kain dibilas dengan air bersih dan diangin- kecilnya bentuk kawung. Kawung Picis adalah motif penghalusan permukaan kain anginkan hingga kering. kawung dengan bentuk kawung kecil-kecil. Picis dengan cara dipukul-pukul adalah mata uang (10 sen) yang bentuknya kecil. menggunakan pemukul dari kayu Ragam Motif Batik Kawung Bribil adalah motif dengan ukuran kawung agar kain tidak kaku dan mudah Dalam seni batik dikenal dengan bermacam- yang lebih besar daripada kawung picis. Bribil menyerap warna. macam ragam motif batik. Terdapat makna filosofi adalah mata uang bernilai 0.5 sen yang bentuk dan Nyorek atau mola adalah dalam sebuah motif batik tersebut. Beberapa ragam ukurannya lebih besar daripada picis. Kain kawung proses menjiplak/ngeblat atau motif batik beserta makna filosofi yang sering yang motif kawungnya lebih besar dari Kawung membuat pola di atas kain dijumpai diantaranya adalah: Bribil disebut Kawung Sen. ^ Sabar, Tekun, dan Teliti mori dengan cara meniru pola Batik bermotif Wahyu Tumurun melukiskan Motif batik Truntum diciptakan oleh Kanjeng Proses pembuatan satu Kain Batik membutuhkan proses yang motif yang sudah ada. Pola dibuat di atas kertas turunnya anugerah/wahyu Tuhan kepada Ratu Kencana (permaisuri Sunan Paku Buwana panjang. Maka dari itu, dalam membatik dibutuhkan kesabaran, ketekunan, dan ketelitian agar Batik yang dihasilkan rapi dan baik. roti, kemudian dijiplak di atas kain mori. Nyorek manusia. Kain ini biasanya dipakai untuk upacara III). Truntum memiliki makna cinta yang tumbuh juga dapat dilakukan secara langsung di atas kain seperti mitoni (tujuh bulan kehamilan), siraman kembali. Motif ini diciptakan sebagai simbol cinta atau menjiplaknya dengan menggunakan pensil (pembersihan badan calon pengantin sebelum yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama Batik Sebuah Proses Kesabaran, Ketekunan, serta atau canthing. Agar proses pewarnaan berhasil pernikahan), dan akad nikah. Motif batik semen semakin subur berkembang (tumaruntum). Batik Ketelitian dengan baik, tidak pecah, dan sempurna, maka dimaknai sebagai gambaran dari kehidupan yang Truntum biasa dipakai oleh orang tua pengantin Batik dihasilkan dari teknik menggambar proses membatiknya perlu diulang pada sisi kain di bersemi, berkembang, atau makmur. Pada batik pada hari pernikahan anaknya dengan harapan dengan alat yang disebut canthing di atas kain sebaliknya. Proses ini disebut ganggang. motif semen terdapat beberapa jenis ornamen agar cinta kasih yang tumaruntum ini menghinggapi menggunakan media malam atau lilin. Malam Proses berikutnya adalah mbatik/nyanthing/ pokok. Pertama, ornamen yang berhubungan dengan kedua mempelai. Namun ada pula yang memaknai berfungsi menahan zat pewarna masuk ke dalam nglowong yang dilakukan dengan cara menorehkan daratan, seperti tumbuh-tumbuhan atau binatang bahwa orang tua berkewajiban untuk menuntun kain (katun/mori, sutera, dll.). Simbolisme dalam malam batik ke kain mori, dimulai dari nglowong berkaki empat. Kedua, ornamen yang berhubungan kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru. batik dapat dilihat pada warna dan motifnya. Batik (menggambar garis-garis luar pola) dan membuat dengan udara seperti burung-burung, garuda, dan Batik dengan motif Babon Angrem (induk ayam tradisional biasanya berwarna biru gelap atau hitam isen-isen (mengisi pola dengan berbagai macam mega mendung. Ketiga, ornamen yang berhubungan yang mengerami telur) melambangkan induk ayam yang merupakan simbol kekekalan, warna coklat bentuk). Di dalam proses isen-isen terdapat istilah dengan laut atau air, seperti ular, ikan, dan katak. yang sedang mengerami telurnya. Maknanya adalah merah menggambarkan kebahagiaan, dan warna nyecek, yaitu membuat isian dengan memberi Jenis-jenis ornamen tersebut kemungkinan besar agar manusia bersabar, seperti sabarnya ayam putih yang menggambarkan cahaya kehidupan. titik-titik (nitik) atau nruntum, yaitu memberi isen- ada hubungannya dengan paham Tri Loka atau Tri yang mengerami telur-telurnya hingga menetas. Warna biru atau hitam yang alami didapat dari isen dengan pola yang lebih rumit. Setelah proses Bawana, yaitu paham tentang adanya tiga dunia, Motif batik Tambal dimaknai sebagai upaya untuk tanaman indigofera yang difermentasi. Warna coklat mbatik selesai, kemudian bagian-bagian yang tidak yaitu dunia tengah yang merupakan tempat manusia menambal atau memperbaiki hal-hal yang rusak. dihasilkan dari campuran kulit kayu tingi (merah) boleh terkena warna dasar (biru) ditutup dengan hidup, dunia atas yang merupakan tempat para dewa Dalam perjalanan hidupnya manusia seharusnya dengan kulit kayu jambal (merah kecoklatan), atau menggunakan malam. Proses ini disebut nembok. dan para suci, serta dunia bawah yang merupakan selalu memperbaiki diri menuju kehidupan yang lebih kayu tegeran (hijau). Warna sintetis untuk batik Kemudian kain yang sudah dibatik dicelupkan tempat bagi orang yang jalan hidupnya tidak benar baik, lahir maupun batin. Pada jaman dulu, batik baru digunakan sejak abad-16 bersamaan dengan ke cairan warna secara berulang-ulang sehingga dan dipenuhi angkara murka. dengan motif tambal ini dipercaya bisa membantu munculnya teknik cap yang dapat memproduksi mendapatkan warna yang diinginkan. Proses ini Motif semen rama sering dihubungkan dengan kesembuhan orang yang sakit. batik dalam waktu yang jauh lebih singkat. disebut medel. cerita Ramayana yang sarat dengan ajaran Di Imogiri, motif Batik klasik yang dihasilkan oleh Pola batik dapat dibagi menjadi dua, yaitu Setelah proses medel dilanjutkan dengan Hasta Brata atau delapan jalan untuk mencapai para pembatik memiliki motif yang khas dengan pola geometri dan non-geometri. Pola geometri mengerok malam secara hati-hati dengan keutamaan. Ajaran ini adalah wejangan keutamaan makna yang dalam. Motif batik yang berawalan “sida” merupakan kombinasi garis-garis horizontal, vertikal, menggunakan lempengan logam, kemudian kain dari Ramawijaya kepada Wibisana ketika dinobatkan mengandung harapan agar apa yang diinginkan dan diagonal dengan bentuk-bentuk bujur sangkar, dibilas dengan air bersih, lalu diangin-anginkan. menjadi Raja Alengka, yaitu ajaran tentang sifat bisa tercapai. Arti kata “sida” berarti “jadi/menjadi/ lingkaran, dll. Contoh batik berpola geometri dapat Setelah kain kering, dilakukan proses mbironi, yaitu utama yang seharusnya dimiliki seorang raja terlaksana”. Motif batik Sida Mukti adalah motif yang dilihat pada motif ceplok, parang, dan lereng. menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa atau pemimpin rakyat. Motif Gegot termasuk mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan Sedangkan pola batik non-geometri adalah pola yang cecek atau titik dengan menggunakan malam. dalam kelompok semen. Kata gegot berasal dari lahir batin. Sida Luhur bermakna harapan untuk dihasilkan dari garis-garis lengkung seperti terlihat Selain itu, ada juga proses ngrining, yaitu mengisi kata gegatra yang berarti awal mula. Motif ini mencapai kedudukan yang tinggi dan dapat menjadi dalam motif batik lung-lungan. bagian yang belum diwarnai dengan motif tertentu. mengandung harapan agar pemakainya dapat hidup panutan masyarakat. Sida Asih bermakna harapan Proses pembuatan batik cukup panjang dan

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 52 Kawruh Kawruh 53

agar manusia dapat mengembangkan rasa saling menyayangi dan mengasihi antar sesama.

Batik Girilaya dan Kesejahteraan Masyarakat Membatik merupakan kegiatan mayoritas wanita Girilaya di Imogiri. Keahlian membatik inilah yang mereka warisi dari leluhur. Dulu, mereka bekerja sesuai pesanan para pedagang/ pengepul batik dengan upah yang sangat kecil. Namun sejak tahun 2007, melalui Yogyakarta Central Java Assistance Program (YCAP) yang dikelola oleh Jogja Heritage Society, batik Girilaya dan dusun-dusun di sekitarnya di desa Wukirsari, Imogiri berkembang pesat. Bahkan saat ini batik telah menjadi ikon Imogiri. Sebagai warisan leluhur, batik telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Saat ini Girilaya, Imogiri menjadi salah satu contoh bagaimana pelestarian batik sebagai intangible heritage telah mampu mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Pelestarian batik juga diikuti dengan pelestarian lingkungan melalui pengelolaan limbah proses batik yang benar. Meningkatnya kunjungan tamu, baik untuk membeli batik, belajar membatik, maupun menikmati suasana desa melalui jejah desa kemudian mendorong masyarakat untuk melestarikan arsitektur lokal. Pelestarian memang haruslah holistik. Batik Imogiri telah dihidupkan untuk menghidupi dan mensejahterakan masyarakatnya serta melestarikan lingkungan alam dan lingkungan binaan yang ada.

> Mbatik/Nyanthing Mbatik/nyanthing merupakan proses menorehkan malam batik ke kain mori, dimulai dari nglowong (menggambar garis- garis luar pola) dan membuat isen-isen (mengisi pola dengan berbagai macam bentuk).

Titi Handayani Ir Titi Handayani, M.Arch adalah seorang Dosen Arsitektur di Akademi Teknik YKPN. Beliau adalah penggiat Jogja Heritage Society, sebuah organisasi nirlaba di bidang pelestarian yang banyak terlibat dalam kegiatan pelestarian arsitektur dan lingkungan termasuk pendampingan masyarakat dalam pelestarian intangible heritage. Selain sebagai dosen, beliau juga masih aktif sebagai anggota Dewan Pertimbangan Pelestarian Warisan Budaya (DP2WB) DIY.

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 54 PAGELARAN PAGELARAN 55 Kegiatan Pemugaran Bangunan Cagar Budaya Pasal 77 Undang-Undang di Kawasan Cagar Budaya Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2010 tentang Imogiri Cagar Budaya, menyebutkan bahwa kegiatan pemugaran bangunan cagar budaya yang rusak dilakukan untuk mengembalikan kondisi fisik dengan cara memperbaiki, memperkuat, dan/atau mengawetkannya melalui empat jenis pekerjaan yaitu rekonstruksi, konsolidasi, rehabilitasi, dan restorasi. Dari keempat jenis pekerjaan ini, yang selama ini sering dilakukan adalah pekerjaan rehabilitasi. Rehabilitasi adalah upaya perbaikan dan pemulihan bangunan cagar budaya yang kegiatannya dititikberatkan pada penanganan yang sifatnya ^ Proses rehabilitasi bangunan ndalem pada rumah Bupati parsial. Puralaya Yogyakarta pada tahun 2009 Kegiatan rehabilitasi yang pernah dilakukan oleh instansi yang berwenang di bidang kebudayaan pada pembangunan beberapa bangunan di lokasi tersebut. KCB Imogiri antara lain seperti dalam uraian berikut Pada 17 Maret 2019 ada bagian dari pengembangan ini. Instansi yang berwenang di bidang kebudayaan kompleks makam ini yang mengalami longsor setelah dalam hal ini meliputi Dinas Kebudayaan DIY, Dinas hujan deras turun selama beberapa hari di kawasan Kebudayaan Bantul dan Balai Pelestarian Cagar ini. Perbaikan dari kerusakan akan segera dilakukan Budaya Yogyakarta sebagai unit pelaksana teknis tidak hanya untuk memperbaiki kerusakan yang dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Rumah Joglo Sri ada tetapi juga untuk memperkuat kondisi tanah di Hartinah pada saat Beberapa bangunan cagar budaya di KCB Imogiri sekitarnya demi antisipasi kemungkinan bencana direhabilitasi pada yang telah direhabilitasi oleh instansi-instansi terkait sejenis di masa mendatang. tersebut antara lain: tahun 2018 2. Kompleks makam Giriloyo dan kompleks makam 1. Kompleks makam raja-raja Imogiri Banyusumurup Gempa bumi pada Mei 2006 merusak banyak Kegiatan pemugaran pada kedua kompleks bagian dari kompleks makam ini, terutama untuk ini baru mulai dilakukan pada tahun 2018 pagar dan gapura. Tidak lama setelah gempa bumi berupa perencanaan yang biasa disebut detail Oleh : Bhaskara Ksatria, S.T ini maka rehabilitasi dilakukan secara sinergis antara engineering design (DED). Kegiatan rehabilitasi pihak Kraton, Dinas Kebudayaan DIY dan Balai yang direncanakan antara lain meliputi perbaikan Kawasan Cagar Budaya (KCB) Imogiri ditetapkan yang ada di dalam KCB ini. Dinas Kebudayaan Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta. Rehabilitasi pagar, gapura, beberapa bangunan di dalamnya berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur DIY DIY sebagai instansi yang berwenang di bidang dilakukan dengan tetap memperhatikan keaslian dan penataan lingkungan. Pada tahun 2019 akan No. 186 / Kep / 2011. Tidak seperti KCB lain yang pelestarian cagar budaya di DIY memiliki kewajiban bahan, bentuk, tata letak, gaya dan / atau teknologi dilakukan kegiatan rehabilitasi kompleks makam terdiri dari satu kawasan inti, kawasan inti dari merehabilitasi bangunan cagar budaya pasca pengerjaan. Banyusumurup. KCB ini ada 3 dan letaknya terpisah satu sama terjadinya gempa bumi tersebut. Selain perbaikan Setealah pemugaran pasca gempa bumi, pada lain. Ketiga kawasan inti tersebut adalah kompleks kerusakan akibat gempa bumi, pemerintah, baik itu tahun 2015 diadakan kegiatan Konstruksi 3. Dalem Bupati Puralaya makam raja-raja Imogiri, kompleks makam Giriloyo melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Pembangunan Makam Imogiri Tahap I. Kegiatan Dalem Bupati Puralaya adalah dalem / rumah dan kompleks makam Banyusumurup. maupun Dinas Kebudayaan DIY juga melakukan ini adalah pengembangan kompleks makam pada jabatan bagi pejabat dari kraton yang membawahi Ketika terjadi gempa bumi di Yogyakarta dan kegiatan pemeliharaan rutin dan pemugaran bagian Kraton Yogyakarta yang nantinya disiapkan / mengurusi wilayah makam Imogiri dan sekitarnya. sekitarnya dengan kekuatan 5,9 pada skala Richter lainnya. Kegiatan pemeliharaan rutin antara lain sebagai lokasi pemakaman bagi raja-raja di Kraton Karena yang dimakamkan di kompleks makam raja- pada Mei 2006, kawasan Imogiri mengalami diwujudkan dengan adanya petugas yang biasa Yogyakarta setelah Hamengku Buwana IX. Pada raja di Imogiri berasal dari dua Kraton, maka rumah kerusakan cukup parah. Demikian juga dengan disebut juru pelihara yang ditempatkan di 3 tahap pertama ini dilakukan penyiapan lahan dan Bupati Puralaya pun ada dua, yaitu Dalem Bupati sejumlah bangunan yang termasuk cagar budaya kawasan inti tersebut. pemagaran lahan. Pada tahun selanjutnya dilakukan Puralaya Surakarta dan Dalem Bupati Puralaya

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 56 PAGELARAN PAWA RT O S 57

dalem, dalem kilen dan beberapa bagian pagar. Pada tahun 2015 Dinas Kebudayaan Bantul melakukan rehabilitasi lanjutan pada beberapa bangunan yang pada kegiatan rehabilitasi sebelumnya belum dilakukan.

4. Rumah tradisional Beberapa rumah tradisonal Jawa juga terdapat di kawasan ini. Salah satu rumah yang masih cukup terawat, utuh dan tidak banyak perubahan pada susunan ruang dan material bangunan adalah Rumah Joglo Lurah Dongkol Girirejo. Rumah ini terletak sekitar 300 m arah tenggara dari Kantor Polsek Imogiri. Pada tahun 2010 Dinas Kebudayaan DIY melakukan rehabilitasi di rumah ini. Pekerjaan yang dilakukan antara lain meliputi perbaikan bangunan pendapa, dalem dan gandok. Pada tahun 2015 dilakukan rehab lanjutan pada Dalem Bupati Puroloyo Tahun 2018 Rumah Joglo Lurah Dongkol Girirejo yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Bantul. Pengawasan, Pengendalian, dan Pelindungan Warisan ^ Proses rehabilitasi bangunan ndalem pada rumah Bupati Selain rumah tersebut, pada tahun 2018 Dinas Budaya dan Cagar Budaya di Kawasan Cagar Budaya Puralaya Yogyakarta pada tahun 2009 Kebudayaan Bantul juga melakukan rehabilitasi Rumah Joglo Sri Hartinah yang terletak di Payaman, Imogiri Yogyakarta. Kedua rumah ini terletak di kawasan Girirejo. Pekerjaan yang dilakukan antara lain pendukung dari KCB Imogiri. Dalem Bupati perbaikan atap dan dinding kayu pada bangunan Tahun 2018 Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa modern. Padahal bila mengacu pada Peraturan Puralaya Yogyakarta terletak di utara kantor Polsek joglo. Yogyakarta mengadakan kegiatan Pengawasan, Gubernur No 40 tahun 2014, kawasan ini seharusnya Imogiri, sekitar 1 km arah barat dari Kompleks Pengendalian, dan Pelindungan Warisan Budaya memakai gaya arsitektur Jawa atau Klasik. makam raja-raja Imogiri. Dalem Bupati Puralaya dan Cagar Budaya. tujuan dari kegiatan ini adalah 2. Kawasan ini dinilai belum memiliki fasilitas Surakarta terletak sekitar 500 m di barat Dalem observasi, pengawasan, dan perekaman hasil penunjang yang memadai. Bupati Puralaya Yogyakarta. Pada rumah ini selain Bhaskara Ksatria, S.T pengamatan terhadap pelestarian Warisan Budaya 3. Masyarakat kurang diberi pemahaman informasi pendapa dan ndalem juga terdapat beberapa Bhaskara Ksatria tercatat dan Cagar Budaya di wilayah Daerah Istimewa terkait lingkungan tempat tinggalnya yang menjadi bangunan lain yang terpisah. Gempa bumi Mei sebagai PNS di Disbud DIY Yogyakarta. Kawasan Cagar Budaya. 2006 telah merusak beberapa bangunan di rumah sejak 2009. Latar belakang Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Daerah Hasil kunjungan untuk kegiatan ini dapat dijadikan ini. pendidikan S1 di Arsitektur Istimewa Yogyakarta Nomor 186 Tahun 2011 bahan rekomendasi kepada instansi-instansi terkait Dalem Bupati Puralaya Yogyakarta direhabilitasi UGM serta Management ada enam (6) Kawasan Cagar Budaya (KCB) sebagai bahan rujukan untuk pelestarian Warisan oleh Dinas Kebudayaan DIY pada tahun 2009. Konstruksi menjadi bekalnya yaitu Kotagede, Keraton, Malioboro, Pakualaman, Budaya dan Cagar Rehabilitasi dilakukan pada bagian pendapa, dalam menulis beberapa Kotabaru, dan Imogiri. Keenam Kawasan Cagar Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. artikel. Ditambah kegemaran Budaya tersebut dipilih menjadi ruang lingkup untuk 2018. Laporan Kegiatan Pengawasan, Pengendalian, akan perkembangan pelaksanaan kegiatan Pengawasan, Pengendalian, dan Pelindungan Warisan Budaya dan Cagar Budaya. desain dan material bangunan mendorong dan Pelindungan Warisa Budaya dan Cagar Budaya. Yogyakarta. • Sabena Dadang, begitu ia akrab dipanggil, untuk Salah satu Kawasan Cagar Budaya yang dikunjungi menulis mengenai bangunan-bangunan yaitu KCB Imogiri. Tim yang tergabung dalam Sumber Bacaan : warisan budaya dan cagar budaya. kunjungan ke KCB Imogiri yaitu Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY, Dinas Kebudayaan Bantul, Dinas Hadiyanta, Ign. Eka. 2015. Kawasan Cagar Budaya Kebudayaan DIY, Dinas Penanaman Modal dan di Yogyakarta: Citra, Identitas, dan Branding Pelayanan Terpadu Kabupaten Bantul serta Satuan Ruang. Yogyakarta: Jurnal Widya Prabha. Vol. Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul. 04/ IV/ 2015. Berdasarkan pengamatan lapangan yang Sektiadi. 2015 Pendekatan Kawasan dalam < Rumah Joglo Lurah Dongkol dilakukan oleh tim Pengawasan dan Pengendalian Pengelolaan Cagar Budaya, Kasus Njeron Girirejo, setelah direhabilitasi Beteng, Yogyakarta. Yogyakarta: Jurnal Widya pada tahun 2010 KCB Imogiri, ada beberapa aspek yang menjadi perhatian khusus, yaitu: Prabha. Vol. 04/ IV/ 2015. 1. Bangunan baru yang berdiri disekitar Kawasan https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ Cagar Budaya Imogiri sudah mengadopsi arsitektur bpcbyogyakarta/kawasan-cagar-budaya-di- yogyakarta/

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 58 PAWA RT O S PAWA RT O S 59

MELAHIRKAN DHALANG CILIK GAGRAK NGAYOGYAKARTA Bencana MELALUI 3 WORKSHOP Longsor PEDHALANGAN Oleh : Dwi Prasetyo Di Imogiri

> Proses Peragaan Pedhalangan bersama dengan Siswa. Peserta Workshop Pedhalangan tersebut adalah para siswa sekolah yang berasal dari SMA se-DIY.

Ndalang, sebagai sebuah aktivitas untuk Kota se-DIY. Workshop ini akan diikuti sejumlah memainkan wayang menyimpan pengetahuan 25 peserta pada setiap sesi workshopnya. Peserta nilai-nilai sosial budaya yang tersirat dari materi diambil dari perwakilan dari masing-masing dhalang lakon yang dibawakan, ketrampilan penguasaan cilik Kabupaten dan Kota sebanyak masing-masing teknik vokal untuk memerankan karakter yang lima orang. Pepadi DIY mengemban tugas untuk berbeda dan menghidupkan suasana yang ada di melakukan seleksi dhalang cilik pada tingkat dalam cerita. Selain itu, ketrampilan menggerakkan Kabupaten, sehingga dua puluh lima anak yang wayang menjadi kunci penciptaan bayangan terpilih merupakan dhalang cilik yang telah memiliki wayang sebagai ruh dari pertunjukkan. bekal kemampuan dasar serta prinsip-prinsip Tahun 2019, Seksi Pemeliharaan dan ndhalang yang sudah dikuasai. Anak-anak akan Pengembangan Warisan Budaya Takbenda Bidang diajarkan untuk meningkatkan pengetahuan dan Pemeliharaan dan Pengembangan Warisan Budaya ketrampilan mereka bersama mentor dan instruktur Dinas Kebudayaan DIY akan melaksanakan yang fasih wayang Gagrag Ngayogyakarta. Workshop Pembinaan Pedhalangan bersama Ke depannya, hasil dari workshop ini diharapkan dengan Pepadi (Persatuan Pedhalangan Indonesia) akan lahir generasi-generasi dhalang cilik baru yang DIY. Semangat yang ingin digali pada kegiatan ini menguasai pewayangan Gagrag Ngayogyakarta. yakni menghidupkan kembali Pakeliran Gagrag Selain itu, dhalang-dhalang kecil akan dibina paska Hujan deras Ngayogyakarta di era globalisasi dan modernisasi workshop untuk mengikuti perlombaan Festival yang mengguyur wayang. Workshop Pedhalangan hadir untuk Dhalang Muda Tingkat Nasional perwakilan dari Kawasan Cagar memberikan penguatan bekal dasar-dasar Daerah Istimewa Yogyakarta. • Dwi Budaya Imogiri pada pewayangan Gagrag Ngayogyakarta kepada para tanggal 17 Maret 2019. generasi muda. Workshop juga ditujukan sebagai Sumber Bacaan : Dampak yang ditimbulkan akibat ruang praktik pembelajaran bagi para dhalang cilik Suryaningsum, Sri dan Anis Siti Hartati. 2018. untuk berlatih melakukan pertunjukan wayang. Wedang Uwuh. Klaten : Nugra Media hujan deras tersebut adalah banjir Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 10 kali Jatmika, Septian Emma Dwi, dkk. 2017. “Inovasi yang disertai tanah longsor. Tak terkecuali dimulai pada 8 April 2019 dan berakhir pada Wedang Uwuh Yang Memiliki Khasiat Untuk di sebagian Makam Pajimatan Imogiri. • Ruud tanggal 2 Mei 2019 di sepuluh titik Kabupaten/ Penderita Hipertensi dan Diabetes Melitus”. Jurnal Riset Daerah, hal 55-71

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 60 SRAWUNG SRAWUNG 61

Anis Izdiha, S.Ant. < Foto : Bahan keberkahan tertentu. Wedang Uwuh yang Cara Pembuatan Wedang Uwuh cukup mudah. telah dikemas dan Racikan satu porsi dari tujuh komposisi bahan yang ditata sedemikian disebutkan diatas diletakkan secara bersamaan rupa di dalam gelas. Susunan peletakkan diawali dengan memasukkan gula batu pada dasar gelas. Selanjutnya, jahe dapat dibakar dahulu atau bisa juga Anis Izdiha, S.Ant. Anis tidak dibakar dan digeprek supaya aroma jahe keluar sempurna. Jahe yang sudah digeprek diletakkan pada susunan kedua. Setelah itu, komposisi dedaunan dimasukkan ke gelas dan disiram dengan air panas yang dalam keadaan mendidih. Kemudian gelas ditutup sekitar 1-2 menit hingga warna dari wedang uwuh berubah menjadi merah. Warna ^ merah didapat dari kayu secang. Wedang Uwuh Foto : Bahan Wedang Uwuh yang dimasukkan biasa disajikan dalam gelas berukuran 500 ml dan dalam gelas siap diseduh dan disajikan pada alas bawah gelas diletakkan satu piring kecil supaya tidak panas pada waktu menyeduh Wedang WEDANG UWUH, Uwuh. DAYA PIKAT sukai oleh Raja Mataram kala itu sebagai minuman Produsen-produsen Wedang Uwuh Imogiri masih penghangat badan. Lambat laun Jaceng ini mulai mempertahankan produk dedaunan uwuh yang CITA RASA LOKAL hadir sebagai ragam ekspresi budaya wedangan dikemas dalam plastik. Umumnya mereka akan para kalangan abdi dalem di sekitar makam Imogiri. memisahkan ramuan dalam dua-tiga plastik untuk Oleh : Anis Izdiha, S.Ant. Wedangan dalam tradisi Jawa diartikan sebagai memisahkan jahe dan gula batu dengan dedaunan. perilaku duduk santai bersama yang dilakukan Tujuan pemisahan ini agar dalam pengiriman dan dua orang atau lebih sambil menyeduh minuman- Wedang Uwuh, minuman tradisional yang sudah penyimpanan produk Wedang Uwuh terjaga dari minuman hangat. Perkembangan selanjutnya, kelembapan udara dan jamur. Pada area Makam ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda minuman Jaceng ini dikenal oleh masyarakat Indonesia pada tahun 2016 ini lihai disebut sebagai Imogiri dan sekitarnya, terdapat beberapa warung Pajimatan dengan sebutan Wedang Uwuh (Wedang yang menyediakan seduhan Wedang Uwuh lengkap minuman khas Yogyakarta. Bukan saja karena berarti minuman dan Uwuh berarti sampah). Disebut cita rasanya yang khas namun juga memberikan dengan jajanan-jajanan masyarakat setempat. Para Uwuh atau sampah karena penampilan dari Wedang pembeli datang untuk duduk wedangan menikmati dampak sosial yang besar bagi masyarakat Imogiri Uwuh ini persis menyerupai “sampah”. dan Yogyakarta. Wedang Uwuh mampu mengangkat alam Imogiri atau membeli produk dalam jumlah Setidaknya ada tujuh komposisi bahan dalam besar untuk dijual kembali di luar Imogiri bahkan di kesejahteraan masyarakat Imogiri melalui penyerapan secangkir Wedang Uwuh. Tujuh komposisi bahan tenaga kerja serta meningkatkan pendapatan melalui luar Daerah Istimewa Yogyakarta. diantaranya adalah daun cengkeh, tangkai cengkeh, Daya pikat Wedang Uwuh tidak saja menarik bagi laba produksi minuman satu ini. Seperti yang daun kayu manis, daun pala, jahe, kayu secang tertuang dalam hasil penelitian Jatmika, dkk, ada penikmatnya namun juga para akademisi dan praktisi dan gula batu yang berkhasiat untuk kesehatan bisnis kuliner di Indonesia. Wedang Uwuh mulai bisa sekitar 15 produsen Wedang Uwuh dengan masing- dan kebugaran badan. Cara meracik Wedang Uwuh masing 3-4 tenaga kerja mampu memproduksi dinikmati dimana saja karena distribusi pasar mulai sudah diajarkan secara turun temurun oleh leluhur merambah kota-kota besar di luar Yogyakarta dan ±100-200 dalam skala kecil dan ±500 dalam mereka. Tujuh komposisi bahan tersebut banyak skala besar pada tiap harinya. Dikutip dari buku dengan cara penyajian yang berbeda-beda karena didapatkan di daerah Imogiri atau dibeli di daerah produk wedang uwuh mulai dikemas dalam bentuk Wedang Uwuh, banyak manfaat yang didapat dari Anis S.Ant. Izdiha, luar Imogiri jika pemesanan membludak. Namun minuman yang biasa dihidangkan panas ini antara sachet dan celup. Wedang Uwuh mulai merambah ada satu komposisi yang tidak boleh hilang dan menjadi komoditas skala nasional dengan ikon lain seperti menyembuhkan batuk ringan, pegal- tidak bisa dibeli dalam sajian Wedang Uwuh yakni pegal, perut kembung, masuk angin, menurunkan minuman tradisional Yogyakarta. Wedang Uwuh kayu manis atau manis jangan karena harus diambil tidak saja disajikan pada gubuk-gubuk warung yang kolesterol, sebagai anti oksidan, menyegarkan badan, langsung dari lokasi makam Imogiri. Ada sebuah menghilangkan rasa lelah, melancarkan aliran berjejer di Imogiri namun pada restoran-restoran kepercayaan dari masyarakat Imogiri bahwa daun- kelas atas dengan metode penyajian yang estetis. darah, menyembuhkan dan mencegah masuk angin, daun yang racikan yang diambil dari Makam Imogiri serta dapat menghangatkan badan, meningkatkan Perkembangan pesat Wedang Uwuh menjadi bukti harus diambil dalam keadaan daun sudah terjatuh daya pikat cita rasa lokal Yogyakarta yang mampu kekebalan tubuh dan memperlancar aliran. ke lantai, tidak diperkenankan untuk memetik daun diterima oleh banyak masyarakat. • Anis Menurut salah seorang produsen Wedang Uwuh yang yang masih berada di pohonnya. Masyarakat percaya ada di Imogiri, Wedang Uwuh pada awalnya adalah dengan cara ini, daun atau uwuh yang ada di Makam minuman khas tradisi dalam Keraton Ngayogyakarta Imogiri dapat dikontrol jumlah pengambilannya dan yang dahulunya bernama “Jaceng”, singkatan dari ^ Foto : Wedah Uwuh yang telah diseduh dan disajikan berserta bahannya daun yang sudah rontok juga dianggap memiliki kata Jahe dan Cengkeh. Minuman ini sangat di

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 62 MANCANAGARI MANCANAGARI 63

BEAUTIFUL STORY From Ende

Dinginnya udara pagi Gunung Kelimutu menemani perjalanan kami. Menyusuri jalan setapak menembus rimbanya hutan, kami perlahan mendaki menuju danau di puncak gunung. Sebuah danau di puncak gunung?! Ya tidak salah, kami sedang berada di Taman Nasional Kelimutu, Ende, NTT, salah satu destinasi favorit di Indonesia. Perjalanan menuju puncak ditempuh dalam waktu 2 jam. Sesampai di puncak tempat melihat Danau Kelimutu, kami disambut hangatnya sinar matahari yang perlahan muncul dari balik salah satu bukit di Gunung Kelimutu ini. Golden Sunrise ! Mungkin inilah kalimat yang menggambarkan keindahan sunrise disini. Terbitnya matahari perlahan juga membuka danau yang awalnya diselimuti gelap dan kabut. “Allahuakbar”, begitu kata pak Haryo, salah satu rombongan kami yang terpesona akan indahnya Danau Kelimutu. Dengan cekatan ia kemudian mengabadikan keindahan Danau Kelimutu dari berbagai sudut dengan hapenya. Pemandangan alam di Taman Nasional Kelimutu ini sangat menakjubkan. Kami merasa betah dan ingin berlama-lama disini, sembari menghabiskan waktu. Namun agenda yang padat mengharuskan kami untuk kembali turun dan melanjutkan petualangan kami di Ende berikutnya. Danau Kelimutu “Jangan khawatir, anda semua tidak akan rugi, kami masih memiliki tempat indah lain di Ende”, Danau yang terletak di puncak Gunung Kelimutu ini juga dikenal celetuk pak Noel, guide lokal kami. dengan nama Danau Tiga Warna. Danau ini merupakan salah satu objek wisata yang wajib dikunjungi wisatawan yang datang ke Ende, Nusa Tenggara Timur

Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 64 MANCANAGARI 65 Edisi Sebelumnya:

^ Desa Adat Wologai Desa adat yang terletak sekitar 37 Kilometer arah timur kota Ende ini berada di ketinggian 1.045 mdpl. Desa Adat Wologai diperkirakan berusia sekitar 800 tahun. Pemukiman adat Desa Wologai terdiri dari rumah-rumah panggung beratapkan jerami

Ternyata bukan isapan jempol saja, di perjalanan kami dikejutkan dengan keindahan air terjun yang ada di pinggir jalan perjalanan kami menuju kota Ende. Air terjun tanpa nama, namun sangat indah. Airnya cukup deras dan sangat jernih, mengundang kami untuk menceburkan diri. Setelah puas menikmati sejuknya air terjun, kami bergegas menuju ke tempat tujuan utama kami disini, Desa Adat Wologai, sebuah desa kuno masyarakat Ende. Desa dengan rumah-rumah tradisional khas Ende yang masih terlestarikan hingga saat ini. Disini kami disambut dengat hangat oleh Kepala Adat Desa Wologai. Keramahannya memandu kami berkeliling menyusuri rumah- yang sudah berdiri sejak berabad-abad yang lalu. Masyarakat disini sangat menyambut para tamu yang ingin melihat rumah mereka. Rumah adat di Wologai sangat unik. Bangunannya berbentuk rumah panggung, berbahan kayu dan beratap ijuk. Yang membedakan dengan beberapa rumah panggung lain yaitu penopang bangunannya, yaitu sebuah batu dan tidak begitu tinggi ^ Air Terjun Muru Nda’o Air terjun dengan ketinggian 15 meter ini karena menggunakan batu alam yang ditemukan di sekitar desa. terletak dekat dengan Danau Kelimutu. Rumah adat Wologai berukuran tidak terlalu besar, namun berisi beberapa keluarga. Proses pembangunan rumah-rumah adat disini indah satu lagi di Ende. Namun kita sangat menarik, karena dana dan pembangunannya tidak hanya pulang dengan membawa kebahagiaan, dilakukan oleh sang pemiliki rumah, namun juga oleh warga lain, sebuah rasa syukur atas keindahan hal yang cukup langka ditemukan di era modern seperti ini. alam dan kehangatan masyarakat Ende Sampul Belakang : Tak terasa matahari sudah mulai terbenam. Dengan perasaan yang dapat menjadi cerita ke penjuru Makam Sultan Agung di Imogiri. yang sedikit sedih, kami harus meninggalkan salah satu tempat dunia. • Indrayanti Photo tahun 1915. Sumber: digitalcollection. universiteitleiden.nl. Mayangkara | EDISI 8 | 2019 Mayangkara | EDISI 8 | 2019 66

Mayangkara | EDISI 8 | 2019