Pengelolaan Aset Daerah Hasil Pemisahan Aset Dari Kabupaten Induk (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Nagekeo-Ntt)

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Pengelolaan Aset Daerah Hasil Pemisahan Aset Dari Kabupaten Induk (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Nagekeo-Ntt) PENGELOLAAN ASET DAERAH HASIL PEMISAHAN ASET DARI KABUPATEN INDUK (STUDI KASUS PADA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN NAGEKEO-NTT) Kristianus Marten Dhedhu1), Tedi Erviantono2), I Putu Dharmanu Yudharta3) Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Udayana Email :[email protected]), [email protected]) [email protected]) ABSTRACT Asset is one of the most important elements in the financial management of a regency. The orderly of asset management can produce reliable information in financial reporting for the regency. The research aims to describe and knowing the constraints in the area of asset management as the results of asset separation from the main district office revenue, finance and asset management of Nagekeo Regency in 2016. The method used in this research is qualitative method with a data source using the primary data and secondary data in which it produces the descriptive data. The unit of analysis is the field assets on DPPKAD Nagekeo by searching information about the procedure of grants and asset acceptance and also asset management in Nagekeo regency. The technique of determining the informant used in this study is purposive sampling technique whereas data collection technique used in this study are interview and observation. An overview of the regional asset management as the results of separation from main district on DPPKAD can be assessed on the basis of two main elements: the separation of asset and asset management (planning, utilization and supervision). The result showed that asset management in Nagekeo regency has not run optimally, this is evident with some problems concerning the results of the asset separation, weak coordination in managing asset inventory, the process of inventory that have not been fullest and there are some assets that are still in dispute. Keywords: Management, Separation of Assets, DPPKAD. 1 1. PENDAHULUAN semua aset yang akan menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten Pengelolaaan barang milik daerah atau Nagekeo. Aset yang dimiliki Pemerintah aset daerah merupakan bagian penting dari Kabupaten Nagekeo berupa aset yang pengelolaan keuangan Negara. Pemerintah diserahkan oleh Pemerintah Pusat dan Pusat terus melakukan pembenahan guna Provinsi serta pembagian aset dengan menuntut Pemerintah Daerah agar mengatur kabupaten induk (Kabupaten Ngada). dan mengurusi urusan Pemerintah Daerahnya termasuk mengelola keuangan dan aset Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo daerah secara efektif dan efisien, sehingga mengalami kesulitan dalam hal megelola aset semua sumber daya yang dimiliki daerah daerah. Beberapa masalah aset di Kabupaten dapat dimanfaatkan secara baik guna Nagekeo yang masih hangat dibicarakan meningkatkan kesehjateraan masyarakatnya. adalah masalah tanah Perumahan Musalera yang masih bersengketa dan saluran irigasi Pentingnya pengelolaan aset secara Mbay kiri (www.zonalinenews.com/2015). Hal tepat dan berdayaguna sesuai dengan prinsip ini tentu menjadi tugas Pemerintah daerah pengelolaan Barang Milik Negara yang efektif untuk segera memperbaikinya apalagi dan efisien, diharapkan akan memberikan kabupaten ini terbilang masih baru dan semua dampak positif dimana pemerintah mampu barang milik daerah baru saja membiayai pembangunan di daerahnya dipindahtangankan dari kabupaten induk dengan mengurangi pembiayaan di sektor sehingga membutuhkan kejelihan dari pihak Aset tersebut. Pemerintah daerah diharapkan pengelola barang dalam usaha mengelola mampu menciptakan sumber pendapatan administrasi barang daerah. Proses dengan mengoptimalkan aset milik pemindahan dan pendataan ulang aset pemerintah daerah yang saat ini bisa daerah akan menjadi tugas berat bagi dikatakan atau dikategorikan belum optimal pemerintah daerah. serta membuatkan laporan agar pemerintah bisa mengetahui letak ketidakefisienan Berdasarkan beberapa permasalahan pengelolaan barang milik pemerintah yang terjadi di Nagekeo ini, penulis tertarik tersebut. untuk meneliti dan menggambarkan lebih jauh Kabupaten Nagekeo berdiri pada tahun bagaimana pengelolaan barang milik daerah 2006 sebagai hasil mekaran dari kabupaten yang di lakukan oleh Dinas Pendapatan Ngada. Masyarakat Nagekeo memisahkan diri Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten dari kabupaten Ngada dengan alasan bahwa Nagekeo dengan mengambil judul penelitian ” Kabupaten Ngada memiliki wilayah yang Pengelolaan Aset Daerah hasil pemisahan sangat luas sehingga pemerataan aset dari kabupaten Induk pada Dinas pembangunan sulit tercapai apalagi daerah Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Nagekeo berada cukup jauh dari Ibukota Aset Daerah Kabupaten Nagekeo”. Kabupaten Ngada. Setelah memisahkan diri, pemerintah kabupaten Ngada menyerahkan 2 2. KAJIAN PUSTAKA pedoman dalam melakukan pengelolaan aset daerah. Tahapan-tahapan penting dalam Teori Manajemen publik pengelolaan aset daerah yang dimaksudkan Keban (2004:85) mengemukakan pendapat adalah Perencanaan, Pelaksanaan dan dari Samuel E. Overman bahwa manajemen Pengawasan. pubik adalah suatu studi interdisipliner dari Konsep pemekaran aspek-aspek umum organisasi dan fungsi Sejak dilberlakukannya daerah otonomi, manajemen seperti planning, organizing dan pembagian daerah merupakan bagian dari controlling di satu sisi dengan sumber daya strategi pemerintah untuk meninggkakaan manusia (SDM), keuangan, fisik, informasi pembangnan. Upaya pembentukan suatu dan politik disisi lain. Manajemen publik daerah baru atau pemekaran diharuskan adalah rangkaian proses manajemen dalam adanya suatu ukuran sebagai dasar usaha memberikan pelayanan publik efektif pembentukan atau penetapan. dan efisien dengan tidak mengutamakan Pemebentukan dan pemisahan suatu daerah keuntungan pribadi. baru harus diikuti dengan pembagian yang bersifat objektif dengan mempertimbangkan Teori Manajemen Perubahan segi keuangan, sumber daya alam, sumber Teori-teori yang mendasari Change daya manusia, dll. Pemisahan wilayah Management adalah teori-teori yang merupakan suatu proses pemekaran wilayah berspesialisasi pada isu-isu kualitas menjadi lebih banyak wilayah, dengan organisasi dan mengangkat perubahan maksud memperbaiki pelayanan dan sebagai sebagai bagian dari teori mereka. meningkatkan pembangunan. Menurut Wibowo, dalam bukunya manajemen perubahan adalah proses yang secara 3. METODOLOGI PENELITIAN terstruktur mengerahkan seluruh sumber daya dan pengetahuan untuk menciptakan suatu Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif perubahan dalam memberikan pelayanan deskriptif dengan sumber data didapat melalui publik agar lebih transparan, efektif dan data primer dan data sekunder. Unit efisien. analisisnya adalah bidang aset pada DPPKAD Nagekeo, penentuan informan Konsep Manajemen Aset dilakukan dengan purposive sampling dan Lemer (Malayu S.P Hasibuan, 2005:3), juga snowball sampling. Selanjutnya, manajemen aset merupakan proses pengumpulan data dilakukan dengan menjaga/memelihara dan memanfaatkan wawancara semiterstruktur, observasi dan modal publik, dalam rangka melaksanakan dokumentasi. pengelolaan barang milik daerah efisien, efektif dan ekonomis. Dalam penelitian ini, 4. HASIL DAN PEMBAHASAN penulis menggunakan konsep manajemen manajemen aset merupakan proses aset karena konsep ini menjadi acuan atau menjaga/memelihara dan memanfaatkan 3 modal publik. Melalui manajemen aset yang Nagekeo. Jenis Barang daerah yang banyak baik pemerintah daerah diharapkan lebih belum memiliki dokumen lengkap yakni kreatif dalam mengelola dan membuka tanah, akibatnya adalah ada beberapa tanah peluang meningkatkan daerah dengan yang diklaim kepemilikannya atau memanfaatkan secara optimal sumber daya penyerobotan kembali oleh masyarakat. yang dimiliki. Sebagai kabupaten baru Panitia penerimaan aset yang ditugaskan pemerintah Nagekeo mendapatkan seluruh pada saat itu bekerja tidak secara optimal aset yang di serahkan oleh kabupaten Ngada dan maksimal sehingga permasalahan aset pada tahun 2007. Proses pemisahan dan hibah inilah yang menyebabkan berbagai pengelolaan aset adalah sebagai berikut: persoalan tentang Aset di kabupaten 1. Pemisahan Aset Nagekeo pada saat ini. Data yang Kabupaten Nagekeo merupakan dikumpulkan mengenai aset hibah ini penulis kabupaten baru hasil mekaran dari kabupaten dapatkan dari beberapa informan yang Ngada. Kabupaten ini resmi memisahkan diri ditemukan di bidang aset, sehingga informasi dari kabupaten Ngada pada akhir 2006. mengenai prosedur penerimaan aset pada Sebagai kabupaten baru pemerintah daerah tahun 2007 ini hanya sebatas yang diketahui Nagekeo mendapatkan barang-barang milik oleh informan. Informan yag terlibat dalam daerah atau aset yang diserahkan oleh proses penerimaan ini tidak bisa ditemui kabupaten induk (kabupaten Ngada). peneliti selama penelitian. Penulis juga Pemisahan aset ini dilakukan berdasarkan mengumpulkan informasi mengenai aset Undang-undang no 2 tahun 2007 tentang hibah ini melalui beberapa media lokal NTT prosedur penyerahan aset pemerintah seperti Pos Kupang, Flores Pos dan kabupaten Ngada kepada Kabupaten beberapa media lainnya. Nagekeo. 2. Manajemen Aset Penyerahan aset oleh kabupaten a. Perencanaan, Pengadaan dan Ngada telah dilakukan secara baik dan sesuai dengan peraturan. Penyerahan aset Penyaluran hibah ini dilakukan oleh bupati Ngada atau Perencanaan merupakan tahapan yang mewakili dan di terima langsung oleh awal yang cukup vital dalam pengelolaan Bupati Nagekeo yang diwakilkan oleh penitia aset, dimana dalam perencanaan pemerintah penerimaan aset. Berdasarkan temuan merumuskan rincian kebutuhan barang milik peneliti, dalam proses inventarisasi
Recommended publications
  • East Nusa Tenggara
    7th Edition SANDIAGA UNO: NOW IT IS TIME FOR TOURISM SECTOR & CREATIVE ECONOMY TO RISE UP ANDAZ BRANCH DEBUTS WITH THE OPENING OF THE FIRST RESORT IN ASIA, ANDAZ BALI CHASING SUNRISE IN LOOKING FOR POSONG & OFFROAD IN BATURRADEN AMIDST BEAUTY & COMFORT THE PANDEMIC TRAVELLING IN EAST NUSA TENGGARA EDITORIAL: Edhie Rianto TEAM Publisher/Group Editor-in-Chief Juandito B. Irianto Special Contributor Tommy Hermanses CREDITS Special Contributor Rico Horoni Contributor & Photographer MARKETING: Elthon Lakonawa Business Development Manager DESIGN: Betha Almanfaluthi Creative Design Ilham Special Webmaster Edhie Rianto Director & Publisher Sandra Berel Chief Executive Officer BOARD OF ADVISORY: The Late Daisy Hadmoko Moetaryanto Poerwoaminoto Pieter Johannes Berel TRAVELTEXT Media Publishing Jl. Wijaya Kusuma B-32 Komp. MPR, Cilandak Barat, Jakarta 12432, Indonesia www.traveltext.id/www.traveltextmagz.com COPYRIGHT TRAVELTEXT Media Publishing 2009 The published, written, and visual contents of this magazine are protected by copyright laws, you may not reproduce our articles, contents, images, videos and audios, online or in print in any format without first obtaining written permission. Please contact the publisher to obtain his or her written consent. Reproduction in whole or part without obtaining publisher permission and notifying the magazine is strictly prohibited. FOREWORD WE ARE DELIGHTED to reintroduce the sustainable edition FINALLY, (‘Reborn’) of the e-magazine for the tourism business lifestyle TRAVELTEXTMAGZ.COM which is aimed at and for well-known WE CAME entrepreneurs, the hospitality industry, tourism and creative economy players, etc., after experiencing a long delay due to with BACK! internal problems and the COVID-19 pandemic. That is the expression of our joy in entering the seventh edition of 2021.
    [Show full text]
  • Pembangunan Di Indonesia Timur: Fakta Dan Beberapa Pelajaran
    Pembangunan di Indonesia Timur: Fakta dan Beberapa Pelajaran Budy P. Resosudarmo Indonesia Project Arndt-Corden Department of Economics Crawford School of Public Policy ANU College of Asia & the Pacific Pertumbuhan PDB • Performa Nusa Tenggara 900 dan Papua baik 800 • Konflik di Maluku ditahun 1999 menyebabkan 700 kemunduran pembangunan 600 Sulawesi NusaTenggara 500 Papua 400 Java-Bali Maluku 300 Kalimantan 200 Sumatera 100 0 GDP (2010 Rp konstan) diindeks 100 di 1984 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 Sumber: CEIC Kondisi di 1984 PDB/Kapita (juta Rp. Harga berlaku) Kemiskinan* (%) 1.2 1.6 0.6 18.7 20.5 31.7 1.5 1.6 47.7 37.6 0.8 29.9 0.4 40.9 Sumber: CEIC & Booth (1992) Kondisi di 2017 PDB/Kapita (juta Rp. harga berlaku) Kemiskinan (%) 53.4 72.9 43.9 11.1 6.5 11.0 65.4 24.3 28.0 13.4 54.5 9.8 21.3 19.3 Sumber: CEIC Inflasi* 1984-1994 1994-2004 2004-2017 PDB hr PDB hr PDB hr PDB hr PDB hr PDB hr 2010 berlaku Inflation* 2010 berlaku Inflation* 2010 berlaku Inflation* Sumatera 5.93% 12.10% 6.17% 2.62% 18.43% 15.80% 4.72% 12.80% 8.08% Java-Bali 7.25% 15.66% 8.41% 3.00% 17.93% 14.94% 5.92% 12.87% 6.94% Kalimantan 5.40% 14.68% 9.28% 3.90% 18.79% 14.90% 4.43% 11.88% 7.45% Sulawesi 7.57% 14.39% 6.82% 4.46% 19.25% 14.79% 7.61% 15.08% 7.46% Nusa Tenggara 6.35% 14.75% 8.39% 5.99% 19.13% 13.14% 4.81% 11.57% 6.76% Maluku 7.66% 15.66% 8.00% -0.09% 9.19% 9.28% 5.99% 12.39% 6.40% Papua 7.06% 16.00% 8.94% 4.27% 19.56% 15.29% 5.51% 15.28% 9.77% • (proxy) Inflasi di Papua umumnya tinggi • Tapi tidak di
    [Show full text]
  • Media Informatika
    LOCAL WISDOM, 12 (1): 19 - 30, 2020 Local Wisdom Scientific Online Journal ISSN: 2086-3764 Identification and Orientation on Spatial Arrangement of Wajo Traditional Village, Keo Tengah, Nagekeo Regency Reginaldo Christophori Lake1, Yohanes Djarot Purbadi2, Herman Florianus Harmans3 1Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandira 2Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknologi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta 3Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandira Corresponding Author: [email protected] Abstract Keywords: The purpose of this paper is to describe the uniqueness of spatial spatial arrangement of Wajo traditional villages in Nagekeo district, which is arrangement, designed based on local wisdom. Traditional settlements in Indonesia have traditional a spatial concept that has the potential to become the basis of settlement, contemporary architecture. The spatial arrangement of traditional adat village settlements of Wajo village is interesting to disclose the principle and its Wajo, constituent elements as one of Indonesia's architectural properties that orientation, identification maintaining local culture. The problem under study is the dominant (important) aspects underlying the spatial concept of traditional village settlements Wajo custom. The method used is to study literature in various writings on the spatial layout phenomenon of traditional settlements, as well as the elaboration of physical theories (structuring principles) and non-physical theories (identification
    [Show full text]
  • NAGEKEO DALAM ANGKA Nagekeo in Figures 2009
    KATALOG BPS : NAGEKEO DALAM ANGKA Nagekeo In Figures 2009 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA NAGEKEO DALAM ANGKA Nagekeo In Figures 2009 ISSN : No. Publikasi / Publication Number : 5318.0901 Katalog BPS / BPS Catalog : Ukuran Buku / Book Size : 21 cm x 15 cm Jumlah Halaman / Number of Pages : 380 + xxxv Naskah / Manuscript : Badan Pusat Statistik Kabupaten Ngada / “BPS” – Statistics of Ngada Regency Penyunting / Editor : Seksi IPDS Gambar / Figures : Badan Pusat Statistik Kabupaten Ngada / “BPS” – Statistics of Ngada Regency Foto / Photo : Sil T. Cam Diterbitkan Oleh / Published by : Badan Pusat Statistik Kabupaten Ngada / “BPS” – Statistics of Ngada Regency Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya/ Maybe cited with reference to the source BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA 2009 PENJELASAN LAMBANG KABUPATEN NAGEKEO Bentuk lambang Bentuk lambang Kabupaten Nagekeo “ Perisai “ yang melambangkan kelima Sila Pancasila sebagai Dasar Negara Warna dan isi lambang : Warna yang dicantumkan pada Logo Daerah mempunyai makna: 1. Kuning adalah warna yang khas bagi masyarakat Nagekeo, melambangkan keagungan dan kebesaran. 2. Hitam adalah warna yang khas bagi masyarakat Nagekeo, melambangkan kekuatan 3. Merah melambangkan keberanian dan keteguhan dalam perjuangan 4. Putih melambangkan kesucian, ketulusan dan kejujuran 5. Biru melambangkan indahnya cita-cita masyarakat 6. Hijau melambangkan harapan yang merupakan latar belakang terbentuknya Kabupetn Nagekeo Arti gambar lambang Lambang Kabupaten Nagekeo berisi : 1. Perisai melambangkan kelima Sila Pancasila sebagai Dasar negara 2. Bintang sebagai simbol kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang diyakini sebagai Penyelenggara Kehidupan bagi umat manusia 3. Peo sebagai simbol kultural sosial budaya Nagekeo yang khas karena dari Peo yang dilihat dan biasa ditanam di tengah kampung merupakan simbol persekutuan dan tata kehidupan masyarakat Nagekeo 4.
    [Show full text]
  • Regional Overview Based on 2011-2015 GDRP, Book 5 Nusa
    Katalog: 9199018 TINJAUAN REGIONAL Berdasarkan PDRB KABUPATEN/KOTA 2011-2015 http://www.bps.go.id BUKU 5 PULAU NUSA TENGGARA, MALUKU, DAN PAPUA BADAN PUSAT STATISTIK http://www.bps.go.id Tinjauan Regional Berdasarkan PDRB Kabupaten/Kota 2011-2015 Pulau Nusa Tenggara,Maluku, dan Papua Buku 5 I S S N : 2477-0175 Nomor Publikasi : 07140.1606 Katalog : 9199018 Ukuran Buku : 29,7 cm x 21 cm Jumlah Halaman : x + 131 halaman Naskah : Subdirektorat Konsolidasi Neraca Produksi Regional Gambar Kulit : Subdirektorat Konsolidasi Neraca Produksi Regional Diterbitkan oleh : © Badan Pusat Statistikhttp://www.bps.go.id Dicetak oleh : PT Citra Mawana Patamaro Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik Tim Penyusun Tinjauan Regional berdasarkan PDRB Kabupaten/Kota 2011-2015 Buku 5 Pulau Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua Pengarah : Dr. Suhariyanto Penanggung Jawab Umum : Buyung Airlangga, M.Bus. Penanggung Jawab Teknis : Nina Suri Sulistini, MT Editor : Budi Ayu Kusuma Dewi, MA., M.Ec.Dev Tri Isdinarmiati, SST., SE., M.Si. Ari Sugih Mulia, SE, MSE, MA Penulis & Pengolahan Data : Mirta Dwi Wulandari, SST Wiwik Andriyani Lestari Ningsih, SST http://www.bps.go.id http://www.bps.go.id http://www.bps.go.id http://www.bps.go.id vi ——————————————————————————————-———————————————————————————————-- DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL viii PENJELASAN TEKNIS ix CATATAN x I. Peta Tematik Peranan Provinsi dalam Pembentukan PDRB Sektoral 1 II. Ulasan Singkat PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat 10 III. Ulasan Singkat PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur 12 IV.
    [Show full text]
  • Lio and the Central Flores Languages
    Lio and the Central Flores languages Alexander Elias A thesis submitted in partial fulfilment of the requirements for the degree of Research Master of Arts in Linguistics by Alexander Elias Student ID: s1915444 Supervisor: Prof. dr. M.A.F. Klamer Second Reader: Dr. E.I. Crevels Date: 13th November, 2018 Faculty of Humanities, Leiden University Abstract This thesis consists of two interconnected parts: a synchronic section dealing with Lio phonology, and a diachronic section dealing with the internal relations of the Central Flores language group, of which Lio is a member. The first section is a description of the phonetics and phonology of Lio (Austronesian), a language spoken in Flores, an island in the Lesser Sunda island chain of eastern Indonesia. I describe the phonemic inventory, phonotactics, stress system and adaptation of loanwords into Lio. This is based on fieldwork carried out in Central Flores in July-August 2017 which focused mainly on Lio. This is a contribution to the state of linguistic documentation in Central Flores, which remains relatively poorly documented. This will also set the stage for the second part of the thesis, because Lio is an important language for reconstructing aspects of Proto-Central Flores. The second section is a historical analysis of the relations of the Central Flores lan- guages, and a reconstruction of Proto-Central Flores. I present evidence that the Central Flores languages form a valid innovation-defined subgroup, which underwent a period of splitting and isolation at the level of Proto-Central Flores. Then I address the internal relations of the Central Flores group and the process of differentiation from Proto-Central Flores to the modern Central Flores languages.
    [Show full text]
  • Representasi Maskulinitas Dalam Ritual Di Kampung
    Representasi Maskulinitas dalam Ritual Etu… (Adinda Sanita dkk.) 119 REPRESENTASI MASKULINITAS DALAM RITUAL ETU DI KAMPUNG ADAT TUTUBHADA KABUPATEN NAGEKEO, NUSA TENGGARA TIMUR THE REPRESENTATION OF THE MASCULINITY IN THE RITUALS OF ‘ETU’ IN KAMPUNG ADAT TUTUBHADA IN NAGEKEO REGENCY, EAST NUSA TENGGARA Adinda Sanita Putri Khinari1, Ni Made Yuni Sugiantari2, Dania Nabila Lubis3, Ni Kadek Ari Marlina4, Ni Putu Indah Juliyanti5, A. A. Ayu Isna Surya Dewi6, Rochtri Agung Bawono7 1,2,3,4,5,6 Mahasiswa Pecinta Alam “Wanaprastha Dharma” Universitas Udayana Jalan Doktor Goris Nomor 7A Denpasar 80234 7 Universitas Udayana Jalan Pulau Nias Nomor 13 Denpasar 80114 e-mail : [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected] Naskah Diterima: 29 September 2020 Naskah Direvisi: 15 Maret 2021 Naskah Disetujui :30 April 2021 DOI: 10.30959/patanjala.v13i1.677 Abstrak Etu atau tinju tradisional yang dilaksanakan di Kabupaten Nagekeo merupakan salah satu tahapan dari ritual pasca panen (Gua Meze). Etu dipercaya sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat lokal atas berkah dalam panen musim panas dan wujud bagi kaum laki-laki untuk mempresentasikan kembali maskulinitas dirinya melalui Etu. Penelitian di Kampung Adat Tutubhada Desa Rendu Tutubhada Kecamatan Aesesa Selatan Kabupaten Nagekeo dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana representasi maskulinitas seorang laki-laki pada ritual Etu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber data disusun berdasarkan studi pustaka penelitian terdahulu, pengamatan di lapangan, wawancara, dan dokumen. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah penjelasan mengenai rangkaian, pelaku, perlengkapan, dan aturan dari Etu di Kampung Adat Tutubhada, eksistensi Etu di masa kini, serta bagaimana Etu dapat merepresentasikan maskulinitas laki-laki selaku pelaku ritual.
    [Show full text]
  • 2018 Regional Head Elections Vulnerability Index
    2018 REGIONAL HEAD ELECTIONS VULNERABILITY INDEX ELECTION SUPERVISORY BODY REPUBLIC OF INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM i REPUBLIK INDONESIA 2018 REGIONAL HEAD ELECTIONS VULNERABILITY INDEX ADVISORS Abhan Mochammad Afifuddin Ratna Dewi Pettalolo Rahmat Bagja Fritz Edward Siregar SUPERVISOR Gunawan Suswantoro PERSON IN CHARGE Ferdinand Eskol Tiar Sirait TEAM DIRECTOR Ilham Yamin ASSISTANT DIRECTORS Djoni Irfandi R. Alief Sudewo Eko Agus Wibisono RESEARCHERS Masykurudin Hafidz (Coordinator) Ahsanul Minan Yohan Wahyu Toto Sugiarto Engelbert Johannes Rohi Yusfitriadi Sunanto Veri Junaidi Erik Kurniawan Sri Budi Eko Wardani Nugroho Noto Susanto Muhammad Zaid Mohamad Ihsan Deytri Aritonang ASSISTANT RESEARCHERS Adriansyah Pasga Dagama Ira Sasmita M. Qodri Imaduddin Andika Asykar Chandra Maulana Akbar Anjar Arifin Mouliza K. D. Sweinstani Rury Uswatun Hasanah Taufiequrrohman Rafael Maleakhi DESIGN Shofie Ahmadi ii Indeks Kerawanan Pemilu Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2018 FOREWORDS All praises be for the Lord Almighty, as it is only for His Grace, the Election Vulnerability Index for the 2018 Regional Head Election can be fully completed. This product is a result of our research over the conducts of legislative, presidential, and regional head elections in Indonesia. Election Vulnerability Index for the 2018 Regional Head Election is a result of our effort to map and detect aspects in an election most prone to various regulatory violations upon holding the 2018 Simultaneous Regional Head Election. This index defines vulnerability as potentials in obstructing or impeding the conduct of a democratic election. In 2018, 171 regions in Indonesia (17 provinces and 154 districts) will elect their regional heads. We form this index using three main aspects of a democratic, high-quality, and high- integrity election: conduct, competition, and participation.
    [Show full text]
  • Revitalization of East Nusa Tenggara Traditional Dance Through Identification and Inventory As Protection to Indonesia Culture
    Revitalization of East Nusa Tenggara Traditional Dance through Identification and Inventory as Protection to Indonesia Culture Olivia de Haviland Basoeki1, Eka Dyah Puspita Sari1, Rulli Saragi1 {[email protected], [email protected], [email protected]} Politeknik Negeri Kupang1 Abstract. East Nusa Tenggara has rich and various cultural heritages, but it is indeed neglected, displaced, and ignored. The treatment and retention way, as a main part to sustain the culture, is also poor. Dealing with the problem, higher education plays a role to keep nation’s culture. Regarding that, the problem of this paper is how the identification, inventory, and ease of access process of traditional dance in East Nusa Tenggara are conducted. The specific aim of this paper is to identify the traditional dance of East Nusa Tenggara, to invent and process nation’s culture in form of traditional dance of East Nusa Tenggara so it stays original as it is, and to make easy access for the people, both domestic and international people, to access nation’s culture collection, especially traditional dance in East Nusa Tenggara. Qualitative research method is applied in this paper to get data of traditional dance in East Nusa Tenggara. The data are collected through identification of the dance, starting from the form, starter, and function. Then, the data are gathered through some steps, i.e. observation, video recording, photo taking, and interview with the related parties about the dance. The plan of this research is by doing field observation, dance identification, dance inventory, and East Nusa Tenggara traditional dance documentation. The result of this research is mini encyclopedia of East Nusa Tenggara traditional dance that is original and easy to be accessed by the society.
    [Show full text]
  • Faktor Penentu Dan Dampak Keberadaan Perusahaan Ayam Ras Pedaging Di Provinsi Nusa Tenggara Timur
    Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science), September 2020, hal. 141 – 152 Vol. 10 No. 2 e-ISSN: 2620-9403 p-ISSN: 620-939X Faktor Penentu dan Dampak Keberadaan Perusahaan Ayam Ras Pedaging di Provinsi Nusa Tenggara Timur The Determinants and Impact of the Existence of Broiler Business in East Nusa Tenggara Province Jefirstson Richset Riwukore1), Yohanes Susanto1), Fellyanus Habaora2)* 1)Departement of Management Science, Post Graduate Program, Indo Global Mandiri University. Jl. Jenderal Sudirman No.629 Palembang, 30129, South Sumatra, Indonesia 2)Post Graduate Programe Animal Production and Technology, Faculty of Animal Sciences, Bogor Agricultural University. Jl. Raya Dramaga, Kampus IPB Dramaga Bogor, 16680, West Java, Indonesia Article history ABSTRACT Received: Mar 20, 2020; Accepted: Aug 30, 2020 The research objective is to determine the determinants and impact of broiler * Corresponding author: chicken companies in East Nusa Tenggara. This research was conducted for 6 (six) E-mail: months from September 2018-February 2019 with the research locations in [email protected] Kupang Regency and Kupang City which were determined by purposive DOI: sampling. The research method is descriptive employing surveys, observations, 10.46549/jipvet.v10i2.101 and interviews. The informants consisted of 8 (eight) people, namely Head of Animal Husbandry Office of Kupang Regency, Head of Animal Husbandry Field at the Agriculture Office of Kupang City, Researchers from the Undana Faculty of Animal Husbandry, and 5 (five) farmer who are members of the organization Himpuli (Himpunan Pengusaha Unggas Lokal Indonesia). The types of data used are primary data and secondary data. The data analysis used is descriptive which is described in a narrative.
    [Show full text]
  • Patterns and Determinant Factors of Arabica Coffee's
    AGRO EKONOMI, Vol 29, No 1, Juni 2018, Hal.102-117 DOI : http://doi.org/ 10.22146/ae.31379 102 Agro Ekonomi ISSN Vol. 29/No.0215-8787 1, Juni (print), 2018 ISSN 2541-1616 (online) Tersedia online di https://jurnal.ugm.ac.id/jae/ PATTERNS AND DETERMINANT FACTORS OF ARABICA COFFEE’S MARKETING MARGIN IN NGADA REGENCY Pola Saluran Dan Faktor yang Mempengaruhi Marjin Pemasaran Kopi Arabika di Kabupaten Ngada 1Maria Clara Mau, 2Dwidjono Hadi Darwanto, 2Masyhuri 1Master of Agribusiness Management, Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada 2Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada Jl. Flora, Bulaksumur, Kec.Depok, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 55281 [email protected] Diterima tanggal : 18 Desember 2017 ; Disetujui tanggal : 20 Maret 2018 ABSTRACT Coffee is one of the essential plantation commodities in the development process of plantation sub-sector. Ngada Regency is one of the coffee producers in East Nusa Tenggara Province. Coffee in Ngada Regency becomes one of the plantation commodities that conceive high potential to be developed. This research aims to discover the established marketing channel pattern, factors influencing marketing margin of Arabica coffee, and the quantity of price received by farmers the in Ngada Regency. The respondents in this research were 59 farmers who were derived randomly and 10 merchants who were derived from snowball sampling technique. This research used interview with a questionnaire as supporting tools in collecting the data. This research analyzed the data descriptively and multiple regression analysis was also conducted through Ordinary Least Square method. The analysis results show that (1) the established marketing channel pattern of Arabica coffee in Ngada Regency are channel I: Farmers - Product Processing Unit – PT.
    [Show full text]
  • Representation of Local Wisdom in Film (Semiotics Study of Aroma of Heaven Films)
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 570 Proceedings of the International Conference on Economics, Business, Social, and Humanities (ICEBSH 2021) Representation of Local Wisdom in Film (Semiotics Study of Aroma of Heaven Films) Theo Vrasandyka1 Suzy Azeharie1* 1Faculty of Communication, Universitas Tarumanagara, Jakarta 11440, Indonesia *Corresponding author. Email: [email protected] ABSTRACT Every form of art, such as music, dance, literature, fine arts, and acting requires appreciation from its respective audience. The artwork has developed from year to year until in the end, it creates a balanced and harmonious blend of literature, music, acting, and comedy which is packaged in the form of a film. This research examines the representation of local wisdom contained in the documentary film Aroma of Heaven. This study aims to examine the symbols or signs of Indonesian local cultural wisdom. The theory used in the film is mass communication theory, representation, local wisdom, and semiotics. The research method used in this research is descriptive qualitative with Charles Sanders Peirce's semiotic analysis study which divides signs into three elements, namely signs, objects, and interpretants. Data collection techniques are carried out by observation, documentation, and literature study. The conclusion of this research is that local wisdom in the film Aroma of Heaven provides a positive meaning and teaches the traditional values of an area that can be represented by the audience. This film depicts the reality of various signs on an existing object. Through the documentary Aroma of Heaven, it raises the audience's awareness that from a cup of coffee there is a closeness of traditions, historical records, and cultural diversity that become the national identity.
    [Show full text]