Manajemen Pelayanan Air Bersih Di Desa Maropokot Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa Tenggara Timur
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index MANAJEMEN PELAYANAN AIR BERSIH DI DESA MAROPOKOT KECAMATAN AESESA KABUPATEN NAGEKEO PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Haris Towa Pua Mbusa1 , Muh Isa Ansyari2, Fatmawati3 1. Ilmu Administrasi Negara, Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia 2. Ilmu Administrasi Negara, Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia 3. Ilmu Administrasi Negara, Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia Abstract This study pruposed to determine the management of PDAM water services to meet the needs of the community in Maropokot Village, Aesesa District, Nagekeo Regency, East Nusa Tenggara Province. This study used qualitative descriptive. Data collection techniques were observation, interview, and documentation techinques. Data analysis were data reduction, data presentation, and conclusions, while the validity of the using triangulasi of sources, methods, and time. The results of this study showed that the management of PDAM water services included four indicators, namely: 1) Planning at Nagekeo PDAM had been carried out well, but there were still some budget problems that bad not been able to meet the needs, especially efforts to enlarge the pipeline network. 2) Implementation carried out by the Nagekeo PDAM, trough outreach and routine meetings from thr PDAM that visited each village. 3) Coordination of the organizational structure chart could know the duties and authority of each employee. 4) Settlement had been carried out by the Nagekeo Regency PDAM trough two types of supervision, preventive supervision and repressive supervision. Keywords: service management, clean water, maropokot village Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen pelayanan air bersih PDAM terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat di Desa Maropokot Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo Propinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, Sedangkan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, metode dan waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pelayanan air bersih PDAM meliputi empat indikator yaitu:1) Perencanaan di PDAM Nagekeo sudah dilaksanakan dengan baik, namun masih terdapat bebrapa permasalahan anggaran yang tersedia belum dapat memenuhi kebutuhan khususnya upaya pembesaran jaringan perpipaan. 2) Pengimplentasian yang dilaksanakan oleh pihak PDAM Nagekeo, melalui sosialisasi dan pertemuan rutin dari pihak PDAM yang melakukan kunjungan kesetiap desa. 3) Koordinasi dari adanya bagan struktur organisasi maka dapat mengetetahui tugas dan wewenang dari setiap pegawai. 4) Penyelesaian telah dilakukan oleh pihak PDAM Kabupaten Nagekeo melalui dua jenis pengawasan, pengawasan prefentif dan pengawasan represif. Kata Kunci: manajemen pelayanan, air bersih, desa maropokot [email protected] Volume 2, Nomor 2, April 2021 https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index PENDAHULUAN sasaran dan memuaskan bagi pihak yang harus dilayani. Manajemen merupakan inti dari Manajemen menurut Siagian administrasi, karena manajemen (2015), manajemen dapat didefinisikan merupakan alat pelaksana utama dari dua sudut pandang, yaitu sebagai administrasi. Adapun penngertian proses penyelenggaraan berbagai Gibson, Donelly dan Ivancevich dalam kegiatan dalam rangka penerepan tujuan Atik dan Ratminto (2005), dan sebagai kemampuan atau mendefinisikan manajemen sebagai keterampilan orang yang menduduki berikut, Suatu proses yang dilakukan jabatan manajerial untuk memperoleh oleh satu atau lebih individu untuk suatu hasil dalam rangka pencapaian mengkoordinasikan berbagai aktivitas tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain untuk mencapai hasil-hasil yang lain. tidak bisa dicapai apabila satu individu Pengertian manajemen menurut bertindak sendiri. Marwansyah (2012), yaitu Menurut Atik dan Ratminto pendayagunaan sumber daya manusia di (2005), manajemen pelayanan dapat dalam organisasi yang dilakukan diartikan sebagai, Suatu proses melalui fungsi-fungsi perencanaan penerapan ilmu dan seni untuk sumber daya manusia, rekrutmen dan menyusun beberapa yang telah rencana, seleksi, pengembanagan sumber daya mengimplementasikan rencana, manusia, perencanaan dan mengkoordinasikan dan menyelesaikan pengembangan karir, pemberian aktivitas-aktivitas pelayanan demi kompensasi dan kesejahtraan, tercapainya tujuan-tujuan pelayanan keselamatan dan kesehatan kerja, serta yang tegas dan ramah terhadap hubungan industrial. Menurut Hasibuan konsumen, terciptanya interaksi khusus (2000), manajemen adalah ilmu dan dan kontrol kualitas dengan pelanggan. seni yang mengatur proses pemanfaatan Menurut Moenir, (2006) manajemen sumber daya alam dan sumber daya pelayanan adalah manajemen proses, lainnya secara efektif dan efisien unutuk yaitu sisi manajemen yang mengatur mencapai suatu tujuan. Sementara itu dan mengendalikan proses layanan, agar George R. Terry dalam Afifudin (2013), mekanisme kegiatan pelayanan dapat menjelaskan bahwa manajemen adalah berjalan tertib, lancar, tepat mengenai kemampuan mengarahkan dan mencapai hasil yang diinginkan dengan Volume 2, Nomor 2, April 2021 636 https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index tujuan dari usaha-usaha manusia dan yang baik adalah kemampuan seseorang sumber daya lainnya. dalam memberikan pelayanan yang Menurut Sinambela (2011), dapat memberikan kepuasan kepada pelayanan publik diartikan sebagai pelanggan dengan standar yang telah pemberian layanan (melayani) ditentukan. keperluan orang atau masyarakat yang Air merupakan kebutuhan mempunyai kepentingan pada makhluk hidup yang paling utama. organisasi itu sesuai dengan aturan Kebutuhan air bersih baik untuk pokok dan tatacara yang telah manusia, tumbuhan maupun hewan. ditetapkan. Sedangkan di dalam Manusia sebagai salah satu makhluk Undang-undang No 25 tahun 2009 hidup sangat memerlukan air, karena tentang pelayanan publik, itulah air merupakan salah satu mendefinisakan bahwa pelayanan penopang hidup bagi manusia. publik adalah kegiatan atau serangkaian Penyediaan air bersih untuk kegiatan dalam rangka pemenuhan kelangsungan kehidupan merupakan kebutuhan pelayanan sesuai dengan kebutuhan manusia yang tidak bisa peraturan perundang-undangan bagi digantikan. Air bersih merupakan setiap warga negara dan penduduk atas sumber kehidupan bagi setiap orang, barang, jasa, dan atau pelayanan sehingga wajib menjaga kelestariannya administratif yang disediakan oleh dan keberadaannya baik kuantitas penyelenggara pelayanan publik. maupun kualitasnya dengan sebaik- Pelayanan publik diartikan, baiknya. Berdasarkan Peraturan Menteri “melayani keperluan orang atau Kesehatan RI No masyarakat yang mempunyai 492/MENKES/IV/2010 menjelaskan kepentingan pada organisasi itu sesuai bahwa, “air bersih adalah air yang dengan aturan pokok dan tata cara yang digunkan untuk keperluan sehari-hari telah ditetapkan.” (Kurniawan, 2005). yang kualitasnya memenuhi syarat yang Menurut Sinambela (2011), kualitas dapat diminum”. pelayanan adalah segala sesuatu yang Menurut Sangkoso dalam Astuti mampu memenuhi keinginan atau (2014), menyebutkan penyediaan air kebutuhan pelanggan (meeting the bersih adalah air yang diditsribusikan needs of customers). Sedangkan untuk pemakaian rumah tangga, menurut Kasmir dalam Pasolong perdagangan, industri dan lain-lain, (2011), mengatakan bahwa pelayanan parameter yang umum yaitu kekeruhan, Volume 2, Nomor 2, April 2021 637 https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index bahan padat terlarut keseluruhan, bagian non teknis dilakukan jika ada senyawa-senyawa beracun, dan mutu keperluan yang harus disampaikan; (4) bakteri. Syarat kualitas air untuk kegiatan pengawasan masih mengalami keperluan untuk rumah tangga haruslah kendala pada tingkat kebocoran sekisar memenuhi syarat fisik, kimia dan 30%. Hambatan yang terjadi kurangnya bakteriologi yaitu tidak berwarna atau anggaran yang tersedia untuk memenuhi jernih, tidak berasa dan tidak berbau kebutuhan, minimnya alat untuk dan tidak mengandung zat-zat kimia mendeteksi kehilangan air, komunikasi yang membahayakan kesehatan serta antar pegawai masih kurang, pegawai tidak mengandung bibit penyakit jarang mengikuti pertemuan rutin dan terutama yang sering menular dengan sosialisasi, masih sulit mengontrol perantaraan air seperti kolera, disentri, faktor yang mempengaruhi tingginya hepatitis, typoid dan lain sebagainya tingkat kebocoran. Upaya yang (Notoatmodjo, 2007). dilakukan terkait minimnya alat Penelitian Zarinah Azi Irnani mendeteksi kehilangan yaitu (2016), tentang manajemen penyediaan menggunakan inspeksi jaringan, air bersih di Perusahaan Daerah Air melakukan evaluasi untuk Minum (PDAM) Kabupaten Wonosobo mengidentifikasi kerusakan perpipaan menunjukkan: (1) kegiatan perencanaan yang sifatnya darurat, melakukan yaitu masih minim SDM yang lulusan pertemuan rutin dan sosialisasi agar D3, anggaran yang tersedia belum dapat komunikasi pegawai semakin baik, memenuhi pembesaran jaringan mengantisipasi kebocoran dengan sehingga ada pelanggan yang belum menggunakan inspeksi jaringan. terlayani 24 jam dan minimnya alat Menurut Oki Setyandito dkk mendeteksi kehilangan air yang baru (2013), mengatakan pengelolaan air mencapai 20% dari 16 cabang; (2) hendaknya memperhatikan beberapa kegiatan pengorganisasian sudah aspek: (1) Aspek peran serta mayarakat dilaksanakan dengan baik, namun terdiri atas komponen kebutuhan untuk komunikasi antar pegawai masih peningkatan penyediaan air bersih, kurang;